Definisi PERILAKU ORGANISASI

10
Definisi PERILAKU ORGANISASI : Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi , dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi , sosiologi , ilmu politik , antropologi dan psikologi . Disiplin- disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi. Tinjauan umum Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi , serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor- faktor ini. Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untukmengontrol , memprediksikan , dan menjelaskan . Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitupsikologi industri ) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja. Sejarah Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan. Setelah Perang Dunia I , fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne .Gerakan hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim , motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam

Transcript of Definisi PERILAKU ORGANISASI

Page 1: Definisi PERILAKU ORGANISASI

Definisi PERILAKU ORGANISASI :

Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).

Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang

telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode

dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologidan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan

studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.

Tinjauan umum

Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta

sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut

bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor

ini.

Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha

untukmengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai

dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan

studi yang berdekatan dengannya, yaitupsikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat

ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat

memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.

Sejarah

Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar yang sebelumnya, studi

organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan

munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari

gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi

dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan

produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan.

Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana

faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong

oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne.Gerakan hubungan antar manusia ini lebih terpusat

pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi.

Para pakar terkemuka pada tahap awal ini mencakup:

Chester Barnard 

Henri Fayol 

Mary Parker Follett 

Frederick Herzberg 

Abraham Maslow 

David McClelland 

Victor Vroom 

Page 2: Definisi PERILAKU ORGANISASI

Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan logistik besar-

besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan

pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi.

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan

dalam studi akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif.

Sejak tahun 1980-an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi

bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima,

dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi.

Keadaan bidang studi ini sekarang

Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada

umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga

mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.

Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi sepertiPeter

Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku

organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar

belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini

juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-

kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis)

PERSEPSI DAN KOMUNIKASI

Dua istilah PERSEPSI dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna memahami

ilmu perilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain.

Dan komunikasi tersebut dapat berjalan baik dan tepat jika penyampai informasi tadi

menyampaikannya dengan patut, dan penerima informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.

Jika dalam proses penyampaian informasi tidak patut dan terjadi distorsi, maka komunikasi semacam

ini dapat dikatakan komunikasi yang tidak efektif atau mengalami kegagalan. Kegagalan

berkomunikasi bisa terjadi karena banyak hambatan-hambatan. Salah satu hambatan yang

ditimbulkan dari unsur manusia yang terlibat didalamnya ialah karena persepsi yang berbeda.

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami

informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan

penciuman. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan yang menghasilkan suatu

gambar unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dari kenyataannya.

Subproses persepsi dapat terdiri dari suatu situasi yang hadir pada se-seorang. Disini seseorang

tersebut menghadapi suatu kenyataan lingkungan yang harus dilihat dan diartikan. Subproses

berikutnya adalah registrasi, interpretasi, dan umpan balik. Dengan demikian setelah seseorang

mengetahui keadaan lingkungannya, semua keterangan tersebut didaftar dalam ingatan dan

fikirannya. Pada gilirannya nanti orang tersebut kemudian mengartikan atau meng-interpretasikan

Page 3: Definisi PERILAKU ORGANISASI

tentang semua informasi yang didaftar tentang lingkungan yang dihadapi tadi. Proses terakhir orang

tersebut akan memberikan umpan balik.

Dalam persepsi yang amat menarik dibicarakan adalah proses pemilihan persepsi, yakni suatu

proses bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu objek sehingga menimbulkan adanya suatu

persepsi mengenai objek tersebut. Adapun faktor penyebab bagaimana seseorang tertarik pada objek

tersebut dapat dikelompokkan atas dua hal yakni faktor dari luar diri seseorang dan faktor dari dalam

diri sendiri. Faktor dari luar misalnya karena intensitas, ukuran, kontras, pengulangan, gerakan, dan

objek tersebut baru atau sudah dikenal. Adapun faktor dari dalam terdiri dari proses pemahamam

atau learning, motivasi, dan kepribadian seseorang.

Persepsi dapat diorganisir dalam diri seseorang berdasarkan hal-hal seperti adanya kesamaan dan

ketidaksamaan objek, adanya kedekatan dalam ruang, dan adanya kedekatan dalam waktu. Selain

itu jika seseorang melakukan persepsi terhadap orang lain, akibat karena adanya hubungan dan

interaksi secara langsung, maka orang tersebut melakukan persepsi sosial. Dalam persepsi seperti ini

karakteristik masing-masing yang berhubungan amat menentukan. Selain itu beberapa hal yang ikut

menentukan prasaran persepsi sosial antara lain karena adanya proses atribusi, stereotype, dan halo

effect.

Istilah lain lagi yang amat berhubungan dengan persepsi adalah komunikasi. Banyak pengertian yang

dikemukakan tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek penting yang merupakan kontinum

dibahas dalam buku ini. Tiga aspek tersebut adalah informasi, proses komunikasi dalam suatu

organisasi, dan komunikasi antar orang.

Mengenai informasi ada tiga hal penting yang dikemukakan dalam bab ini sehingga dapat

memberikan pengertian tentang sifat hakekatnya. Tiga hal itu antara lain kelebihan, pengertian, dan

umpan balik. Dengan demikian jika suatu informasi yang dikomunikasikan itu berlebihan akan

menimbulkan beberapa reaksi, misalnya orang-orang berkomunikasi gagal memperhitungkan dengan

tepat informasi yang diterimanya, banyak membuat kesalahan, menumpuk pekerjaan, penyaringan

informasi, mengerti hanya garis besarnya saja, melempar tugas ke orang lain, dan menghindar

dengan sengaja informasi yang datang. Adapun sifat lain dari informasi adalah pengertian dan umpan

balik. Penerimaan dan pemahaman penerima informasi akan mempengaruhi pengertian ini, demikian

pula umpan balik dari informasi tersebut.

Adapun komunikasi organisasi adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi tertentu.

Ciri dari komunikasi organisasi ini ialah berstruktur atau berhirarki. Komunikasi ini mempunyai struktur

yang vertikal dan horizontal, dan sebagai akibatnya dapat pula berstruktur keluar organisasi. Struktur

yang terakhir ini jika organisasi tersebut melakukan interaksi dengan lingkungannya.

Kalau dalam organisasi dikenal adanya struktur formal dan informal maka dalam komunikasinyapun

dikenal adanya komunikasi formal dan informal. Komunikasi formal mengikuti jalur hubungan formal

yang tergambar dalam susunan atau struktur organisasi. Adapun komunikasi informal arus

informasinya sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing pribadi yang ada dalam

organisasi tersebut. Proses hubungan komunikasi informal tidak mengikuti jalur struktural, sehingga

bisa saja terjadi seseorang yang mempunyai struktur formal berada dibawah, berkomunikasi dengan

seseorang yang berada di tingkat pimpinan.

Page 4: Definisi PERILAKU ORGANISASI

Komunikasi yang kiranya juga amat penting dikemukakan sebagai unsur kontimum yang ketiga ialah

komunikasi antar pribadi. Efektifitas komunikasi antar pribadi ini, dapat dilihat dari lima hal berikut:

adanya keterbukaan, empathy, dukungan, kepositifan, dan kesamaan. Faktor kesamaan ini erat

sekali dengan konsep homophily dan heterophily. Homophily menunjukkan pada suatu derajat

kesamaan antara dua fihak yang terikat dalam komunikasi, yakni pribadi penyampai informasi dan

pribadi yang menerima informasi. Sedangkan lawannya ialah heterophily yang menunjukkan

ketidaksamaan.

PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi

dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan

perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan

pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.

Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan

kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari;

penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam

menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

 1. Penekanan. 

Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu

tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.

Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku

manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan

memperkuat respon perilaku.

Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu

perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya

untuk memuaskan keinginan.

2. Penyebab Timbulnya Perilaku

Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada

struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.

Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik

sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.

Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan

oleh tidak tercapainya keinginan.

3. Proses.

Page 5: Definisi PERILAKU ORGANISASI

Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses

mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian

(inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian

tersebut.

Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang

ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan

kecenderungan perilaku masa mendatang.

Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh

Ego dibawah pengamatan Superego.

4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku.

Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya

menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang

dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem.

Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah

menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.

Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif

penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi

dan pengembangannya dimasa lalu.

5. Tingkat dari Kesadaran.

Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan

mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting.

Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental

dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan

apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang

terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku

terbuka.

Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak

sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

6. Data.

Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya

dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.

Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat

diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.

Page 6: Definisi PERILAKU ORGANISASI

Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan

dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN

Kepemimpinan adalah suatu aktifitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka

mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Disini dapat ditangkap suatu pengertian bahwa jika

seseorang telah mulai berkeinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, maka kegiatan

kepemimpinan itu telah dimulai. Pengaruh dan kekuasaan dari seseorang PEMIMPIN mulai nampak

relevansinya. Itulah sebabnya membicarakan kepemimpinan dapat dimulai dari mana saja. Mulai dari

sudut pandangan ilmu perilaku organisasi, karena itu seringkali kepemimpinan dipertautkan dengan

manajemen.

Usaha untuk meneliti kepemimpinan sudah dimulai sejak lama. Terutama di Amerika Serikat, usaha

tersebut mulai dilakukan oleh studi-studi dari Universitas Iowa disekitar tahun 1930, di Universitas

Ohio tahun 1945, dan di Universitas Michigan tahun 1947. Mulai saat itu usaha untuk

mengembangkan teori kepemimpinan melaju dengan pesatnya. Banyak teori-teori yang

dikembangkan dari hasil penelitian itu, diantaranya teori sifat, teori kelompok atau teori pertukaran,

teori situasional dan model kontijensi, teori path-goal, dan pendekatan “Social Learning“. Dan dari

teori-teori itu banyak dikenalkan beberapa model dan gaya kepemimpinan.

Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam

mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat diambil manfaatnya untuk dipergunakan

sebagai pedoman bagi pemimpin dalam memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya-gaya

kepemimpinan yang banyak dikenalkan oleh para ahli teori kepemimpinan antara lain:

- gaya kepemimpinan kontinum (otokratis dan demokratis),

- gaya kepemimpinan managerial grid,

- gaya tiga dimensi dari Reddin,

- gaya empat sistem dari Likert,

- dan gaya yang nampaknya paling akhir dalam perkembangan teori kepemimpinan di Amerika

Serikat, yakni gaya kepemimpinan situasional dari Hersey dan Blanchard.

Kepemimpinan situasional ini dihubungkan dengan perilaku pemimpin dengan bawahan atau

pengikutnya. Adapun para pengikut ini dilihat sampai dimana tingkat kematangannya, dalam hal mau

dan mampu melakukan tugas-tugasnya.

Dalam hubungannya dengan perilaku pemimpin ini, ada dua hal yang biasanya dilakukan olehnya

terhadap pengikut, yakni: perilaku mengarahkan dan perilaku mendukung. Perilaku mengarahkan

hanya dalam komunikasi satu arah, sedangkan perilaku mendukung diartikan dalam komunikasi dua

arah.

Kalau kedua norma perilaku itu dituangkan ke dalam dua poros yang berbeda, maka akan melahirkan

empat gaya kepemimpinan, yaitu: Gaya 1 (G1) tinggi pengarahan rendah dukungan, Gaya 2 (G2)

tinggi pengarahan dan tinggi dukungan, Gaya 3 (G3) tinggi dukungan dan rendah pengarahan, dan

Page 7: Definisi PERILAKU ORGANISASI

Gaya 4 (G4) rendah dukungan dan rendah pengarahan.

Oleh karena fungsi kepemimpinan yang lazim ialah membuat keputusan, maka gaya kepemimpinan

tersebut akan nampak jika dipraktekkan dalam hal melakukan pembuatan keputusan. Dalam hal ini

empat gaya tersebut akan dapat rujukan tindakan-tindakan tertentu.

Untuk gaya 1 (G1) pemimpin suka terhadap tinggi pengarahan dan rendah dukungan. Tindakan

seperti ini dapat dirujuk dengan tindakan instruksi. Hal ini dilakukan olehnya, karena situasi

kematangan bawahan masih rendah. Dan kalau dihubungkan sumber dan bentuk kekuasaan yang

dipunyainya, maka pemimpin menyukai sumber kekuasaan paksaan. Sumber kekuasaan ini sangat

efektif dijalankan olehnya.

Untuk gaya 2 (G2) dirujuh dengan tindakan konsultasi. Karena masih banyak memberikan

pengarahan dan juga perilaku mendukung. Tindakan ini dilakukan karena kematangan bawahan

dalam keadaan sedang. Sumber kekuasaan yang ada pada-nya penghargaan dan legitimasi.

Untuk gaya 3 (G3) tindakan pemimpin dirujuk dengan partisipasi. Ini berarti dukungan pemimpin lebih

tinggi dibandingkan dengan pengarahannya. Karena kematangan bawahan sudah agak tinggi (M3).

Posisi kontrol atas pemecahan masalah atau pembuatan keputusan dipegang bergantian antara

pemimpin dan bawahan. Sumber kekuasaannya adalah kekuasaan referensi dan informasi.

Pemimpin menunjukkan kebolehannya sebagai orang yang lebih dari bawahannya, sehingga

penampilan, bobot, dan perilakunya disenangi dan diterima oleh bawahannya. Bawahan

menyukainya dan menganggap sebagai sumber informasi, dan tempat bertanya.

Sedangkan gaya 4 (G4) dirujuk dengan tindakan delegasi, karena rendah dukungan dan rendah

pengarahan. Hal ini diperbuat karena kematangan bawahan sudah pada taraf yang tinggi (M4).

Pemimpin sering mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan, sehingga tercapai

kesepakatan. Pembuatan keputusan didelegasikan kepada bawahan. Sumber kekuasaan yang ada

padanya kekuasaan keahlian dan informasi.

Demikianlan inti pokok pembahasan kepemimpinan dalam hubungannya dengan kekuasaan. Kedua

istilah ini pemimpin atau kepemimpinan dengan kekuasaan mempunyai relevansi yang cukup tinggi.

Kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Untuk mempengaruhi,

membutuhkan kekuasaan. Sedangkan kekuasaan itu sendiri merupakan potensi pengaruh dari

seorang pemimpin. Ini berarti bahwa kekuasaan adalah merupakan suatu sumber yang

memungkinkan seorang pemimpin mendapatkan hak untuk mengajak, meyakinkan, dan

mempengaruhi oran lain.

Perjalanan pemberdayaan adalah salah satu hal yang paling menantang yang bisa dilakukan setiap

karyawan. Ini meminta kita agar merubah berbagai asumsi dasar yang kita miliki sebelumnya. Dan

untuk mencapai ke arah pemberdayaan, banyak jalan yang tersedia. Masing-masing perusahaan dan

orang mungkin akan memilih jalan yang berbeda untuk tujuan yang sama. Perubahan memerlukan

komitmen dan usaha nyata, maka akan sangatlah membantu jika kita memiliki rencana aksi sebagai

panduan bagi semua orang yang terlibat di dalamnya. Sangatlah penting untuk memahami bahwa

setiap perubahan organisasi akan melewati berbagai tahap jika ingin menuai kesuksesan. Adapun

tiga tahap perubahan tersebut adalah:

Page 8: Definisi PERILAKU ORGANISASI

1. Memulai dan Mengorientasikan Pemberdayaan.

2. Perubahan dan Putus Asa.

3. Menerapkan dan Menghaluskan Pemberdayaan.

Pada masing-masing tahapan memiliki berbagai masalah dan aksi sendiri, yang berarti ketiga tahap

itu memiliki fungsi yang berbeda. Namun ketiga tahap itu harus dilewati dan diterapkan semuanya.

Kita tidak bisa menggunakan satu tahap dan mengabaikan tahap lainnya. Sedangkan kunci

pemberdayaan ada 3 macam, yaitu:

1. Saling berbagi informasi kepada setiap orang

2. Menciptakan otonomi memalui batas-batas

3. Tim menjadi hirarki.

Dalam menciptakan kultur pemberdayaan, salah satu perubahan utama mencakup sebuah

perpindahan dari ketergantungan pada kepemimpinan ke kondisi kemandirian pada kepemimpinan.

Untuk membantu panduan perjalanan ini kita menggunakan Kepemimpinan Situasional dan

penerapannya untuk 4 ranah - kepemimpinan diri, kepemimpinan satu-satu, kepemimpinan tim, dan

kepemimpinan organisasi - bersama tiga kunci pemberdayaan.

Berikut Tahapan Rencana Aksi Pemberdayaan:

Tahap 1 Memulai dan Mengorientasikan Pemberdayaan

1. Saling berbagi informasi untuk memulai proses perubahan

2. Menatapkan batas-batas untuk menciptakan otonomi

3. Mengembangkan tim untuk mengganti sistem hirarki

Tahap 2 Perubahan dan Putus Asa

1. Berbagi dan mendengarkan lebih banyak lagi informasi

2. Memperluas batas-batas untuk menetapkan otonomi dan tanggung jawab

3. Mendorong tim untuk lebih banyak menerapkan peran hirarki

 Tahap 3 Menerapkan dan Menghaluskan Pemberdayaan

1. Meningkatkan saling berbagi informasi untuk meningkatkan performa

2. Memasukkan batas-batas ke dalam sistem nilai setiap orang

3. Tim mengganti sistem hirarki