Definisi Demam Berdarah

download Definisi Demam Berdarah

of 14

description

12

Transcript of Definisi Demam Berdarah

A. Definisi Demam BerdarahDemam berdarah Dengue adalah Infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropadborn Virus) dan di tularkan melalui gigitan nyamuk Aides (Aides albipices dan Aedes Aegypti).Demam berdarah dengue adalah penyakit yang diesebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina), terutama menyerengan anak, remaja, dan dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita.Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang teradapat pada anak-anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang disertai leucopenia, dengan atau tanpa tanda ruam dan limfadenopati.B. Anatomi dan FisiologiAnatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system sirkulasi. System sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dari paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang sisa-sisa metabolisme dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi pembuluh darah, dan darah. 1. Jantung.Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita.Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks cordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.2. Pembuluh DarahPembuluh darah ada 3 yaitu :a.arteriArteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluru bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan.Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm. arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler). Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika intima. Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.b.VenaVena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup pada vena kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali lagi. Vena-vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini juga mempunyai cabang tang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.c.KapilerKapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Diameternya kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel. Bagian tubuh yang tidak terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.3.DarahDarah adalah jaringan cair dan terdiri dari dua bagian: bagian cair disebut plasma dan bagian padat disebut sel darah. Warna merah pada darah keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya oksigen dan karbon dioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolisme didalam tubuh. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah seanyak kira-kira 1/3 dari berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah.Fungsi darah: 1.Sebagai alat pengangkut2.Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody/zat-zat antiracun.3.Mengatur panas keselurh tubuh.Adapun proses pembentukan sel dara terdapat tiga tempat yaitu: sumsung tulang, hepar, dan limpa.C.EtiologiPenyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada 4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain.

C.EtiologiPenyebab penyakit dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah adalah virus dengue. Virus ini tergolong dalam family/suku/grup flaviviridae yang dikenal ada 4 serotipe, dengue 1, dengue 2, dengue 3, dengue 4, yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan. Tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype lain.

D.PatofisiologiVirus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan pembesaran limpa.Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan menyebabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia yang berlanjut akan menyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit dan kelainan koagulasi dan sampai pada pendarahan kelenjar adrenalin .Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut. Adanya kebocoran plasma ke darah ekstra vaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan yang tertimbun dalam rongga serosa yaitu rongga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyata melebihi cairan yang diberikan melalui infuse.Jika renjatan atau syok, hipovelmik berlangsung lama akan timbul anoreksia jaringan metabolic dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.

E.KlasifikasiWHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :Derajat IDemam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.Derajat II Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.Derajat IIIDitandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 120/100 120/110 90/70 80/70 80/0 0/0 )Derajat IVNadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung 140x/mnt ) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.F.Manifestasi klinikKasus DHF ditandai oleh manifestasi klinik, yaitu: demam tinggi dan mendadak yang dapat mencapai 400C atau lebih dan terkadang disertai dengan kejang, demam, sakit kepala,anoreksia, mual muntah, epigastrik, discomfort, nyeri perut kanan atas atau seluruh bagian perut dan pendarahan, terutama pendarahan kulit, walaupun hanya berupa uji tourniquet positif. Selain itu, pendarahan kulit dapat terwujud memar atau juga berupa pendarahan spontan mulai dari petekie pada ektremitas, tubuh, dan muka, sampai epistaksis dan pendarahan gusi. Sementara pendarahan gastrointestinal masih lebih jarang terjadi dan biasanya hanya terjadi pada kasus dengan syok yang berkepanjangan atau setelah syok yang tidak dapat teratasi. Pendarahan lain seperti pendarahan sub konjungtiva terkadang juga ditemukan. Pada masa konvalisen seringkali ditemukan eritema pada telapak kaki dan hepatomegali. Hepatomegali biasanya dapat diraba pada permukaan penyakit dan pembesaran hati ini tidak sejajar dengan beratnya penyakit. Nyeri tekan seringkali ditemukan tanpa ikters maupun kegagalan pendarahan.

G.Pengobatan dan PencegahanPrinsip pencegahan yang tepat dalam pencegahan demam berdarah ialah sebagai berikut :a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh alamiah dengan melaksanakan pemberantasan vector pada saat sedikit terdapatnya kasus DHFb. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan vector pada tingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan penderita veremia sembuh secara spontanc. Mengusahakan pemberantasan vector dipusat daerah penyebaran.d. Mengusahakan pemberantasan vector disemua daerah berpotensi penularan tinggi. Ada 2 macam pemberantasan vector antara lain:1. Menggunakan insektisida yang lazim digunakan dalam program pemberantasan penyakit demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nymuk dewasa dan temophos (abate) untuk membunuh jentik.2. Tanpa insektisida : Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1X seminggu Menutup tempat-tempat penampungan air rapat Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah, dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.Pengobatan demam berdarah ini bila dalam tahap awal sebelum ketempat pelayanan kesehatan yaitu dengan banyak minum dan juga minum obat penurun panas. Bila dilakukan ditempat pelayanan kesehatan baik itu di RS atau di Puskesmas yang ada rawat inapnya biasanya diberikan pengobatan dengan:1. Pemberian cairan infuse yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dehidrasi dan juga hemokonsentrasi yang berlebihan2. Pemberian obat yang sesuai dengan gejala yang dirasakan pasien seperti antipiretik untuk menurunkan demam (paracetamol)3. Pemberian garam elektrolit (oralit) bila pasien mengeluh diare4. Pemberian antibiotic untuk mencegah terjadi infeksi sekunder yang bisa ditimbulkan oleh demam berdarah 5. Pemberian transfuse trombosit sesuai indikasi bila kadar trombositnya menurun6. Bedrest total selama perawatan dan fase demam berdarah.H.KomplikasiDalam penyakit DHF atau emam berdarah jika tidak segera ditangani akan menimbulkan komplikasi adalah sebagai berikut :1. Pendarahan2. Kegagalan sirkulasi3. Hepatomegali4. Efusi pleuraI.Pemeriksaan penunjang1.Daraha. Trombosit menurunb. HB meningkat lebih 20%c. HT meningkat lebih 20%d. Leukosit menurun pada hari ke-2 dan ke-3e. Protein dalam darah rendahf. Ureum PH bisa meningkatg. NA dan CL rendah2.Serologi : HI (Hemaglutination Inhibition Test)a. Rontgen thorax : efusi ureumb. Uji tes tuoniket (+)J.PenatalaksanaanIndikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :- Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan kurang ) atau kejang-kejang.- Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif / negatif, kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.- Panas disertai perdarahan- Panas disertai renjatan.Belum atau tanpa renjatan:1. Grade I dan II :a. Oral ad libitum ataub. Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya.Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya dan sesering mungkin.Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut : 100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg 75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg 60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg 50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain, antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.Dengan Renjatan ;2. Grade IIIa. Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jamApabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut : 100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg 75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg. 60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg. 50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.b. Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.c. Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau lainnya ) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.

K.Patoflow Demam Berdarah DengueNyamuk Aedes Aegypti dengan virus dengue

Etiologi Mengigit manusia

Virus Dengue masuk dalam aliran darah

Terjadi veremia

Suhu meningkat

Nyeri otot

Depresi sumsum tulang

Hepatomegali

Trombosit menurun

malaise

Hipertermi

Anoreksia

Keringat berlebihan

Trombositopenia

Gangguan rasa nyaman

Kekurangan volume cairan tubuh

Mual, muntah

Pendarahan

Dehidrasi

Hipovolemia

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Defisit volume cairan dan elektrolit tubuh

Resiko syok

Syok

1. Pengkajian1.1 IdentitasDHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )1.2 Keluhan UtamaPasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.1.3 Riwayat penyakit sekarangRiwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.1.4 Riwayat penyakit terdahuluTidak ada penyakit yang diderita secara specific.1.5 Riwayat penyakit keluargaRiwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty. 1.6 Riwayat Kesehatan LingkunganBiasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.1.7 Riwayat Tumbuh Kembang1.8 Pengkajian Per Sistem1.8.1 Sistem PernapasanSesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.1.8.2 Sistem PersyarafanPada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS1.8.3 Sistem CardiovaskulerPada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.1.8.4 Sistem PencernaanSelaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.1.8.5 Sistem perkemihanProduksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.1.8.6 Sistem Integumen.Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.2. Diagnosa Keperawatan2.1 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue2.2 Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya ciran intravaskuler ke ekstravaskuler2.3 Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler2.4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.2.5 Resiko terjadi perdarahn berhubungan dnegan penurunan factor-fakto pembekuan darah ( trombositopeni )2.6 Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan perdaahan2.7 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangya informasi.3. Rencana Asuhan Keperawatan.DP : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengueTujuan : Suhu tubuh normalKriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 37Nyeri otot hilangIntervensi :a. Beri komres air kranRasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksib. Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi ) Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.c. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringatRasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.d. Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.e. Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.DP 2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.Tujuan : Tidak terjadi devisit voume cairanKriteria : Input dan output seimbangVital sign dalam batas normalTidak ada tanda presyokAkral hangatCapilarry refill < 3 detikIntervensi :a. Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih seringRasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskulerb. Observasi capillary RefillRasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi periferc. Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJRasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.d. Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh perorale. Kolaborasi : Pemberian cairan intravenaRasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.DP. 3 Resiko Syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemikKriteria : Tanda Vital dalam batas normalIntervensi :a. Monitor keadaan umum pasienRaional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syokb. Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebihRasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syokc. Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahanRasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.d. Kolaborasi : Pemberian cairan intravenaRasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.e. Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, tromboRasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut. DP. 4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisiKriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisiMenunjukkan berat badan yang seimbang. Intervensi :a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukaiRasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensib. Observasi dan catat masukan makanan pasien Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makananc. Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.d. Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makanRasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.e. Berikan dan Bantu oral hygiene.Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroralf. Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.DP. 5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah ( trombositopeni )Tujuan : Tidak terjadi perdarahanKriteria : TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuatTidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkatIntervensi : a. Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.b. Monitor trombosit setiap hariRasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.c. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.d. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis.Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.e. Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.