Definisi cephalgia.docx
-
Upload
bachtiar-rosyada -
Category
Documents
-
view
486 -
download
0
Transcript of Definisi cephalgia.docx
Definisi cephalgia
Sakit kepala mungkin merupakan gejala yang paling sering menyebabkan seseorang mencari pengobatan. Terdapat banyak jenis sakit kepala yang telah ditemukan pada banyak pusat kesehatan. Diagnosis dan penanganannya didasarkan pada pemahaman klinis yang meliputi anatomi, fisiologi, dan farmakologi dari jaras sistem saraf yang memediasi berbagai jenis sakit kepala. Untuk menentukan jenisnya, perlu dilakukan pemeriksaan sebagai berikut.
Riwayat:
• Umur pasien ketika pertama kali mengalami sakit kepala
• Onsetnya akut, subakut, atau kronik.
• Keparahan dan frekuensi sakit kepala.
• Karakteristik nyeri sesuai yang digambarkan pasien
• Lokasi dan durasi sakit kepala.
• Terdapat tanda atau keluhan lain atau tidak.
• Faktor yang mempengaruhi nyeri (memperberat / memperringan)
• Ada atau tidak perubahan pola nyeri sakit kepala
• Timbul bersamaan atau tidak dengan siklus haid
• Sudah/belum dilakukan pengobatan dan responsnya
Riwayat sosial : pekerjaan, pernikahan, konsumsi alkohol atau penyalahgunaan obat
Riwayat keluarga, apakah ada anggota yang mengalami gejala yang sama.
Riwayat penyakit lain: seperti hipertensi, depresi, atau glaukoma.
Riwayat pengobatan : pil kontrasepsi, pil diet, atau obat penyembuh sakit kepala.
Pemeriksaan fisik
Cek kepala, leher, tekanan darah, pulsasi arteri. Lakukan pemeriksaan neurologis secara lengkap. Perlu diperhatikan secara khusus apabila terdapat kaku leher, bruit, kelainan fundus, reaksi dan ukuran pupil abnormal, defek lapang pandang, dan kelainan neurologis.
Pemeriksaan Laboratorium
Tanda “Red Flags” pada pasien dengan nyeri kepala akut
Red Flag Differential Diagnosis Pemeriksaan lanjutan
Mulai sakit kepala diatas 50 tahun
arteritis Temporal, massa intrakranial
LED, neuroimaging
Nyeri kepala tiba-tiba Perdarahan Subaraknoid, perdarahan, massa intrakranial (khususnya massa fossa posterior)
Neuroimaging, pungsi lumbal jika CT scan negatif
Frekuensi dan keparahan sakit kepala meningkat
Massa intrakranial, subdural hematoma
Neuroimaging
Sakit kepala onset baru pada pasien dengan faktor resiko
Meningitis, abses otak, metastasis Neuroimaging, pungsi lumbaljika neuroimaging
HIV atau kanker is negatif
Sakit kepala dengan tanda penyakit sistemik (demam, kaku kuduk, kemerahan)
Meningitis, ensefalitis, Penyakit Lyme, infeksi sistemik, penyakit kolagen vaskular
Neuroimaging, pungsi lumbal, serologi
Tanda neurologis fokal (selain aura)
Massa intrakranial, malformasi vaskular, stroke, penyakit kolagen vaskular
Neuroimaging, serologi
Papilledema Massa intrakranial, pseudotumor cerebri, meningitis
Neuroimaging, pungsi lumbal
Sakit kepala setelah trauma kepala
Perdarahan Intrakranial, subdural hematoma, epidural hematoma, sakit kepala post-trauma
Neuroimaging
Sakit kepala primer.
Migraine dengan atau tanpa aura
Tension-Type Headache (TTH)
Cluster Headache
Sakit kepala jenis lain
Sakit kepala karena batuk
Sakit kepala karena aktivitas
Sakit kepala terkait aktivitas seksual
Kriteria Diagnostik untuk migrain
Migraine tanpa Aura
A. Minimal 5 kali serangan memenuhi kriteria B-D
B. Serangan antara 4-72 jam (tak terobati)
C. Ciri khusus:
1. Unilateral
2. Menekan
3. Intensitas nyeri sedang atau berat
4. Diperparah oleh aktivitas fisik (seperti berjalan, naik tangga)
D. ketika sakit kepala minimal harus ada satu gejala
1. Mual atau muntah
2. Fotofobia atau Fonofobia
E. tidak disertai kelainan lainnya
Migraine dengan Aura
A. Sedikitnya 2 serangan memenuhi kriteria B–D
B. Aura terdiri dari sedikitnya satu ciri dibawah ini tanpa kelemahan motorik:
1. Gejala visual reversibel, berupa kilatan cahaya, bintik, atau defek lapang pandang.
2. Gejala sensori reversibe, berupa nyeri atau kebas.
3. Gangguan bicara reversibel
C. Sedikitnya terdiri dari:
1. Gejala visual homonim dan/atau gejala sensori unilateral
2. Setiap gejala timbul antara 5 - 60 min
D. Sakit kepala yang memenuhi kriteria B–D untuk Migraine tanpa aura diikuti aura dalam 60 menit
E. tidak disertai kelainan lainnya
Perbedaan Computerized Tomographic (CT) Scans dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) pada pasien Sakit kepala
CT Scan MRI
Diperlukan untuk mengevaluasi perdarahan akut
Diperlukan untuk mengevaluasi fossa posterior
Lebih sensitif dalam mengidentifikasi proses patologik intrakranial
Sakit kepala karena penyebab sekunder
Sakit kepala terkait trauma kepala dan atau leher (akut atau kronik)
Sakit kepala terkait kelainan vaskular kepala atau leher (perdarahan subaraknoid atau giant cell arteritis)
Sakit kepala terkait kelainan intrakranial nonvaskular (contoh: hipertensi intraserebral, post pungsi, TIK meningkat karena tumor atau hidrosefalus, atau pasca kejang)
Sakit kepala terkait penyalahgunaan obat
Sakit kepala terkait infeksi (intrakranial, meningitis, post meningitis)
Sakit kepala terkait kelainan kranium, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur kranial lain.
Sakit kepala terkait gangguan psikiatrik
Neuralgia kranial dan penyebab utama nyeri wajah
Sakit kepala jenis lain
Tipe Nyeri Kepala
Tipe Lokasi Usia dan Jenis kelamin
Gejala klinis
Pola Diurnal
onset Faktor pencetus / penyembuh
Gejala terkait
Beberapa pengobatan
Migraine tanpa aura (migrain biasa)
Frontotemporal
Remaja, dewasa, biasa pada wanita
Menekan, nyeri dibelakang satu mata atau telinga
Timbul ketika bangun
Irregular, mingguan-bulanan
Cahaya terang, bising, alkohol, tekanan
Mual dan muntah
Triptan, ergotamin, NSAID
Uni- atau bilateral
Menjadi nyeri tumpul dan menyeluruh
Durasi 4–24 jam, dapat lebih lama
Cenderung menurun di usia pertengahan dan ketika hamil
Sembuh dengan gelap dan tidur
Propranolol atau amitriptilin untuk pencegahan
Kulit kepala Sensitif
Migrain dengan aura (migrain neurologik)
Sda Sda Sda Sda Sda Sda Kilatan cahaya, skotoma, & kehilangan penglihatan
Sda
Riwayat keluarga sering
Unilateral parestesia, kelemahan, disfasia, vertigo
Cluster (nyeri kepala histamin, neuralgia migraino
Orbitotemporal
Laki-laki remaja dan dewasa (90%)
Tidak menekan
Biasanya malam, 1–2 jam setelah
Tiap malam/hari selama beberapa minggu/b
Alkohol Lakrimasi
O2, sumatriptan, ergotamin sebagai pencegah
sa) tidur ulan
Unilateral Kadang-kadang siang
Rekurensi setelah beberapa bulan / tahun
Hidung meler
kortikosteroid, verapamil, valproat
Konjungtiva merah
Ptosis
Tension headache
umum Terutama dewasa, biasa di
Menekan / tak menekan, ketat
Berlanjut, intensitas bervariasi, hari - tahun
Kram karena kelelahan dan gugup
Depresi, anxietas
Antianxietas dan antidepresan
Iritasi Meningeal (meningitis, perdarahan subaraknoid)
Menyeluruh, bioccipital, atau bifrontal
Semua Umur, laki-laki dan perempuan
Nyeri dalam, mungkin parah pada leher
Perubahan cepat—menit ke jam
Episode tunggal
Tidak ada
Kaku kuduk
Untuk meningitis atau perdarahan
Tanda Kernig dan Brudzinski
Tumor Otak
Unilateral atau menyeluruh
Semua Umur, laki-laki dan perempuan
intensitas bervariasi
berlangsung menit-jam, memberat pada dini hari, diperparah aktivitas
Nyeri tunggal dari hari ke bulan
Tidak ada
Papilledema
kortikosteroid
Dapat membangunkan pasien
Kadang-kadang posisi
Muntah Mannitol
Nyeri menetap
Gangguan mental
Tatalaksana tumor
Kejang
Gejala Focal
Temporal arteritis
Unilateral atau bilateral, biasanya temporal
Diatas 50 tahun
Persisten, arteri kaku
Intermitten, kemudian kontinu
Menetap beberapa bulan - tahun
Tidak ada
Kehilangan penglihatan
kortikosteroid
Polymyalgia rheumati
ca
Demam, penurunan berat badan, claudicatio
Penyebab sakit kepala
Primary Headache Secondary Headache
Tipe % Tipe %
Tension 69 Infeksi sistemik 63
Migrain 16 Trauma kepala 4
Idiopatik 2 Kelainan vaskular 1
Eksertional 1 Perdarahan Subaraknoid <1
Cluster 0.1 Tumor otak 0.1
EPIDEMIOLOGI
Kelainan sakit kepala primer diderita 10 juta orang di Amerika serikat dan ratusan juta orang di dunia. Prevalensi sakit kepala biasa mencapai lebih dari 78%, dengan prevalensi migrain lbih besar 20% pada wanita dewasa.
Primary headache merupakan sakit kepala yang disebabkan kelainan intrinsik disfungsi sistem saraf, biasanya diturunkan secara genetik, menyebabkannya lebih rawan terkena serangan sakit kepala. Contohnya ialah cluster headache dan migrain.
Secondary headache merupakan sakit kepala yang disebabkan kelainansekunder yang merupakan proses organik atau fisiologis, intrakranial atau ekstrakranial.bahkan nyeri kepala ini dapat disebabkan lebih dari 300 macam kondisi.
Dibawah ini adalah 3 jenis sakit kepala yang terbanyak menurut International Headache Society:
MIGRAIN
Migrain adalah kelainan neurofisiologik kompleks yang dicirikan nyeri kepala episodik dan progresif, berhubungan dengan gejala neurologik dan nonneurologik. Gejala ini dapat mendahului, bersamaan, atau mengikuti setelah sakit kepala.
Migrain digolongkan menjadi tiga jenis :
Migrain dengan aura: kelainan neurologis yang berlangsung selama 30 menit sampai 1 jam sebelum serangan sakit kepala.
Migrain tanpa aura: serangan migrain dan gejala lain yang terjadi tanpa gejala neurologik.
Migrain kronik: pada bentuk progresif, serangan intermiten terjadi dengan frekuensi yang meningkat, mencapai 15 kali lebih per bulan. Kondisi komorbid yang terkait migrain kronik termasuk depresi, gejala panik dan cemas, kelainan bipolar, kelainan tingkah laku, obsessive–compulsive disorder, atau fibromyalgia.1
PATOFISIOLOGI MIGRAIN
Patofisiologi migrain terkini termasuk:
- Inflamasi perivaskular termediasi trigeminal menghasilkan rasa nyeri pada jaringan meningeal dan vaskular.
- Pelepasan perivaskular dari neuropeptida vasoaktif, khususnya calcitonin gene-related peptide (CGRP).
- Perkembangan allodinia dan sensitisasi sentral sebagai progres serangan.- Kehadiran zona modulator dalam nukleus raphe dorsalis pada mesensefalon ketika
serangan migrain. - Aktivasi dan reduksi ambang neuron pada rangsangan saraf trigeminus dan servikal
C2-C3- Deposit besi nonheme pada batang otak, yang berhubungan dengan frekuensi
serangan yang meningkat.
TENSION-TYPE HEADACHE
Bentuk sakit kepala ini biasanya memiliki gejala yang tumpang tindih denagn migrain tanpa aura, walaupun tidak ada nyeri menekan dan gejala penyerta.
CLUSTER HEADACHE DAN VARIANNYA
Cluster headache adalah penyakit yang jarang terjadi, dan lebih sering pada pria dibanding wanita dengan rasio 3:1. Konsep patofisiologi terkini menyebutkan gangguan pada hipotalamus termasuk sistem otonom dan gangguan fungsi melatonin.
PENANGANAN SAKIT KEPALA
1. Mendiagnosis komponen penyebab sakit kepala primer2. Menentukan frekuensi dan keparahan serangan3. Menentukan ada atau tidak adanya penyakit komorbid (psikiatrik, neurologis, medis,
dll)4. Mengidentifikasi fenomena seperti - Rebound- Psikologik, penyakit komorbid dan medikasi - Faktor lain (cth: pemberian estrogen, nitrogliserin)- Gangguan hormon- Penggunaan atau paparan bahan toksik5. Identifikasi keberhasilan dan kegagalan tatalaksana sebelumnya
MODALITAS PENGOBATAN
1. Nonfarmakologik (modifikasi perilaku, biofeedback, dll)2. farmakologik3. Intervensional, termasuk:- Neuroblokade- Radiofrekuensi dan prosedur kriolisis
- Implantasi dan stimulasi4. Perawatan Rumah sakit
PENANGANAN NONFARMAKOLOGIK SAKIT KEPALA PRIMER
Variasi faktor yang berhubungan dengan kesehatan, kebiasaan, dan pendidikan dapat membantu pasien dengan sakit kepala:
- Edukasi tentang pencetus dan penyembuhan- Pengurangan medikasi berlebih, pengobatan sakit kepala berulang / rebound headache- Berhenti merokok- Makan dan istirahat teratur- Olahraga- Biofeedback dan terapi perilaku- Intervensi psikoterapi lain
Gejala Sakit Kepala yang mengarahkan adanya Kelainan Serius lain
Sakit kepala “terburuk” selama ini
Pertama kali sakit kepala parah
Subakut yang memburuk dari minggu ke bulan
Pemeriksaan neurologis yang abnormal
Demam atau gejala yang tak dapat dijelaskan
Muntah yang menyertai sakit kepala
Nyeri diinduksi menekuk, mengangkat sesuatu, atau batuk
Nyeri yang mengganggu tidur atau tiba-tiba terjadi setelah bangun
Diketahui penyakit sistemik
Onset setelah umur 55 tahun
Nyeri terkait dengan kekakuan lokal seperti kaku temporal
Table 14-6 Clinical Stratification of Acute Specific Migraine Treatments
Clinical Situation Treatment Options
Failed NSAIDS/analgesics First tier
Sumatriptan 50 mg or 100 mg PO
Almotriptan 12.5 mg PO
Rizatriptan 10 mg PO
Eletriptan 40 mg PO
Zolmitriptan 2.5 mg PO
Slower effect/better tolerability
Naratriptan 2.5 mg PO
Frovatriptan 2.5 mg PO
Infrequent headache
Ergotamine 1–2 mg PO
Dihydroergotamine nasal spray 2 mg
Early nausea or difficulties taking tablets Zolmitriptan 5 mg nasal spray
Sumatriptan 20 mg nasal spray
Rizatriptan 10 mg MLT wafer
Headache recurrence Ergotamine 2 mg (most effective PR/usually with caffeine)
Naratriptan 2.5 mg PO
Almotriptan 12.5 mg PO
Eletriptan 40 mg
Tolerating acute treatments poorly Naratriptan 2.5 mg
Almotriptan 12.5 mg
Early vomiting Zolmitriptan 5 mg nasal spray
Sumatriptan 25 mg PR
Sumatriptan 6 mg SC
Menses-related headache Prevention
Ergotamine PO at night
Estrogen patches
Treatment
Triptans
Dihydroergotamine nasal spray
Very rapidly developing symptoms Zolmitriptan 5 mg nasal spray
Sumatriptan 6 mg SC
Dihydroergotamine 1 mg IM
Table 14-9 Preventive Management of Cluster Headache
Short-Term Prevention Long-Term Prevention
Episodic Cluster Headache Episodic Cluster Headache & Prolonged Chronic Cluster Headache
Prednisone 1 mg/kg up to 60 mg qd, tapering over 21 days
Verapamil 160–960 mg/d
Lithium 400–800 mg/d
Methysergide 3–12 mg/d Methysergide 3–12 mg/d
Verapamil 160–960 mg/d Topiramatea 100–400 mg/d
Greater occipital nerve injection Gabapentina 1200–3600 mg/d
Melatonina 9–12 mg/d
a Unproven but of potential benefit.
Table 14-5 Treatment of Acute Migraine
Drug Trade Name Dosage
Simple Analgesics
Acetaminophen, aspirin, caffeine Excedrin
Migraine
Two tablets or caplets q6h (max 8 per day)
NSAIDs
Naproxen Aleve, Anaprox, generic
220–550 mg PO bid
Ibuprofen Advil, Motrin, Nuprin, generic
400 mg PO q3–4h
Tolfenamic acid Clotam Rapid 200 mg PO. May repeat x1 after 1–2 h
5-HT1 Agonists
Oral
Ergotamine Ergomar One 2 mg sublingual tablet at onset and q1/2h (max 3 per day, 5 per week)
Ergotamine 1 mg, caffeine 100 mg Ercaf, Wigraine One or two tablets at onset, then one tablet q1/2h (max 6 per day, 10 per week)
Naratriptan Amerge 2.5 mg tablet at onset; may repeat once after 4 h
Rizatriptan Maxalt 5–10 mg tablet at onset; may repeat after 2 h (max 30 mg/d)
Maxalt-MLT
Sumatriptan Imitrex 50–100 mg tablet at onset; may repeat after 2 h (max 200 mg/d)
Frovatriptan Frova 2.5 mg tablet at onset, may repeat after 2 h (max 5 mg/d)
Almotriptan Axert 12.5 mg tablet at onset, may repeat after 2 h (max 25 mg/d)
Eletriptan Relpax 40 or 80 mg
Zolmitriptan Zomig
Zomig Rapimelt
2.5 mg tablet at onset; may repeat after 2 h (max 10 mg/d)
Nasal
Dihydroergotamine Migranal Nasal Spray
Prior to nasal spray, the pump must be primed 4 times; 1 spray (0.5 mg) is administered, followed in 15 min by a second spray
Sumatriptan Imitrex Nasal Spray
5–20 mg intranasal spray as 4 sprays of 5 mg or a single 20 mg spray (may repeat once after 2 h, not to exceed a dose of 40 mg/d)
Zolmitriptan Zomig 5 mg intranasal spray as one spray (may repeat once after 2 h, not to exceed a dose of 10 mg/d)
Parenteral
Dihydroergotamine DHE-45 1 mg IV, IM, or SC at onset and q1h (max 3 mg/d, 6 mg per week)
Sumatriptan Imitrex Injection 6 mg SC at onset (may repeat once after 1 h for max of 2 doses in 24 h)
Dopamine Antagonists
Oral
Metoclopramide Reglan,a generica 5–10 mg/d
Prochlorperazine Compazine,a generica
1–25 mg/d
Parenteral
Chlorpromazine Generica 0.1 mg/kg IV at 2 mg/min; max 35 mg/d
Metoclopramide Reglan,a generic 10 mg IV
Prochlorperazine Compazine,a generica
10 mg IV
Other
Oral
Acetaminophen, 325 mg, plus dichloralphenazone, 100 mg, plus isometheptene, 65 mg
Midrin, Duradrin, generic
Two capsules at onset followed by 1 capsule q1h (max 5 capsules)
Nasal
Butorphanol Stadola 1 mg (1 spray in 1 nostril), may repeat if necessary in 1–2 h
Parenteral
Narcotics Generica Multiple preparations and dosages; see Table 11-1
1. Saper JR, Silberstein SD, et al. Handbook of Headache Management. 2nd ed. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 1999.