DDP (PENGUKURAN BIDANG TANAH) 2.PPT

46
Pengukuran bidang tanah harus diikatkan pada titik dasar teknis (KDKN). Prosedur dan Kaidah-kaidah Teknis Pasal 24 ayat (2) PMNA/KBPN No.3 Tahun 1997 Memenuhi ketepatan dan ketelitian pengukuran- perhitungan yang tinggi secara teknis geodesi. Diukur oleh pejabat publik yang berwenang secara hukum dan mempunyai kemampuan Profesional di bidang kadastral, yaitu juru ukur kadastral & surveyor kadastral. Dipetakan pada suatu sistem proyeksi bidang datar yang telah ditetapkan (TM-3 0 ).

Transcript of DDP (PENGUKURAN BIDANG TANAH) 2.PPT

  • Pengukuran bidang tanah harus diikatkan pada titik dasar teknis (KDKN).Prosedur dan Kaidah-kaidah TeknisPasal 24 ayat (2) PMNA/KBPN No.3 Tahun 1997Memenuhi ketepatan dan ketelitian pengukuran-perhitungan yang tinggi secara teknis geodesi.Diukur oleh pejabat publik yang berwenang secara hukum dan mempunyai kemampuan Profesional di bidang kadastral, yaitu juru ukur kadastral & surveyor kadastral.Dipetakan pada suatu sistem proyeksi bidang datar yang telah ditetapkan (TM-30).

  • PELAKSANA PENGUKURAN KADASTRALPengukuran Bidang tanah pada dasarnya menjadi Tanggung jawab Kepala Kantor Pertanahan, yang kemudian didelegasikan kepada :1. Petugas Ukur/ Juru Ukur 2. Surveyor Kadastral (PerKBPN No.9/2013)TUGAS PETUGAS PENGUKURAN :1. Menetapkan batas bidang tanah 2. Membantu penyelesaian sengketa mengenai batas3. Mengisi D.I. 201 yang mengenai penetapan batas4. Melaksanakan pengukuran batas bidang tanah5. Membuat gambar ukur

  • I. Persiapan Adminitrasi (di kantor) : - Menerbitkan surat tugas - Memeriksa peta-peta tersedia - Memeriksa daftar koordinat untuk pengikatan - Menyiapkan peralatan ukur dan metoda pengukuran - Menyiapkan Gambar Ukur - Menyampaikan surat pemberitahuanPERSIAPAN PENGUKURANII. Persiapan di Lapangan : - Penunjukan batas bidang tanah - Penetapan batas bidang tanah - Penempatan/penanaman tanda batas - Pemeriksaan titik ikat di lapangan - Pengaturan Alat Ukur

  • Pelaksanaan Pengukuran Bidang TanahTujuan :untuk menentukan posisi / letak geografis, bentuk geografis, luas, situasi bidang tanah untuk pembuatan sertipikat, pembuatan peta bidang tanah dan pengembalian batas.

    Metoda pengukuran yang digunakan tergantung pada ketersediaan bahan, alat dan keadaan lapangan, diantaranya :Metode Terestris, yaitu metoda offset (jarak-jarak), metoda polar (jarak-sudut) atau gabunganMetode Fotogrametris, yaitu menggunakan peta foto/ blow up fotoMetode Pengamatan GPSSyarat pengukuran bidang tanah :Setiap bidang tanah dapat dipetakan sesuai bentuk dan ukurannya dilapangan, tidak diperkenankan memaksakan menggambar tanah dengan jarak atau arah perkiraan, harus diambil data ukuran lebih sebagai kontrol hitungan.

  • PENGUKURAN BIDANG TANAH

    1. Pengukuran bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan telah terdaftar.

    a. Prinsip dasar pengukuran bidang tanah dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah adalah harus memenuhi kaidah-kaidah teknis pengukuran dan pemetaan sehingga bidang tanah yang diukur dapat dipetakan dan dapat diketahui letak dan batasnya di atas peta serta dapat direkonstruksi batas-batasnya di lapangan.

    b. Pengukuran bidang tanah hanya boleh dilakukan pada bidang tanah yang telah dilakukan pemasangan tanda batas yang dipasang oleh pemilik tanah. Bidang tanah yang belum dipasang tanda batasnya belum boleh dilakukan pengukuran ( selanjutnya Lihat Spektek Pengukuran dan Pemetaan Kadastral ).

    2. Pembuatan Gambar Ukur ( DI. 107 ).

    a. Gambar ukur ( DI. 107 ) pada prinsipnya adalah dokumen yang memuat data hasil pengukuran bidang tanah yang berupa jarak, sudut, azimuth, nilai koordinat maupun gambar bidang tanah dan situasi sekitarnya. Selain data-data tersebut di atas juga dicantumkan keterangan-keterangan lain yang mendukung untuk memudahkan dalam penatausahaan gambar ukur. Catatan-catatan pada gambar ukur harus dapat digunakan sebagai data rekonstruksi batas bidang tanah apabila karena sesuatu hal titik-titik batas yang ada di lapangan hilang. Penggunaan gambar ukur tidak terbatas pada satu bidang tanah saja, tetapi dapat sekaligus beberapa bidang tanah dalam satu formulir gambar ukur.

    b. Gambar Ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar satu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah ( selanjutnya Lihat Spektek Pengukuran dan Pemetaan Kadastral ).

    c. Tata cara pembuatan gambar ukur lihat dalam Standar Pembuatan Gambar Ukur.

  • METODE PENGUKURAN

    1) Pengukuran Metoda Fotogrametrik ( Identifikasi & Deliniasi ) dengan menggunakan Peta Dasar Pendaftaran berupa Peta Foto digital ( foto udara / citra satelit resolusi tinggi ) :

    Jika Peta Dasar Pendaftaran yang tersedia di lokasi pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral berupa peta foto digital ( foto udara / citra satelit resolusi tinggi ) maka metode pengukuran bidang tanah dapat dilakukan dengan Metode Fotogrametrik.

    Identifikasi Bidang Tanah dilakukan dengan melihat detail dilapangan kemudian menandai detail yang posisinya sama pada peta foto. Oleh karena itu sangat efektif untuk daerah terbuka seperti; pesawahan, ladang terbuka dan lain sebagainya.

    Bidang tanah yang telah diidentifikasi dilakukan di lapangan kemudian di tarik garis ukurnya ( Deliniasi Bidang Tanah ) dengan metode digital di atas layar monitor menggunakan Peta Foto digital terektifikasi dengan menggunakan Software yang telah ditetapkan.

    Apabila terdapat titik-titik batas yang tidak dapat diidentifikasi misalnya terhalang atau tertutup pohon sehingga sulit untuk menentukan posisinya pada peta foto, maka dilakukan pengukuran tambahan ( Suplesi ) dengan cara mengikatkan pada detail-detail terdekat yang kelihatan sehingga titik batas tersebut dapat ditentukan di peta.

    Tata cara Pengukuran Metoda Fotogrametrik ( Identifikasi & Deliniasi ) dengan menggunakan Peta Dasar Pendaftaran berupa Peta Foto digital ( foto udara / citra satelit resolusi tinggi ) dapat dilihat pada Standar Pengukuran Bidang Tanah.

  • Metoda Fotogrametris (Identifikasi Bidang Tanah)Titik batas/ikat harus dapat teridentifikasi pada peta fotonya.Untuk titik batas yang tidak teridentifikasi dilakukan pengukuran tambahan secara terrestris.

  • CONTOH PENGUKURAN METODE FOTOGRAMETRIKMENGGUNAKAN PETA FOTO DIGITAL TEREKTIFIKASI01305013060130701308013090131001311

  • 2) Pengukuran Terrestris dengan menggunakan Peta Garis sebagai Peta Dasar Pendaftaran.

    Apabila sudah tersedia titik dasar teknik nasional sekitar bidang tanah yang diukur, maka pengukuran bidang tanah tersebut harus diikatkan terhadap titik dasar teknik nasional.

    Apabila di sekitar bidang tanah tidak tersedia titik dasar teknik maka pengukuran bidang tanah dapat diikatkan pada detail-detail yang mudah diidentifikasi secara pasti di lapangan dan di peta garis seperti: pojok tembok, tiang listrik, perempatan pematang , pagar dan lain sebagainya.

    Metode yang digunakan dalam pengukuran terrestris ini adalah :

    1. Metode Trilaterasi

    Mengikatkan titik detail / titik batas dari 2 ( dua ) titik tetap yang sudah ada sehingga bidang tanah dapat digambarkan dengan baik dan benar.

  • Metoda Trilaterasi

  • d1d2

    2. Metode Polar :

    Terutama digunakan pada pengukuran bidang tanah / detail yang cukup luas atau detail yang tidak beraturan.

    a. Azimuth dan jarak.

  • d1
  • Metoda Polar

  • Contoh pengukuran metode terestris menggunakan Peta Garis Digital

  • 3) Metoda Pengamatan Satelit.

    Pengukuran dengan Metoda Pengamatan Satelit akan efektif dilakukan jika dilakukan pada daerah terbuka dan bidang-bidang tanah yang sangat luas ukurannya.

    Alat yang digunakan adalah 2 set receiver GPS diutamakan yang dapat menangkap frekuensi L1 dan L2.

    Metode Pengamatan :

    1. Pengamatan Rapid Static.

    Adalah metode pengamatan GPS dengan survey statik singkat yang lama waktu pengamatannya antara 5 - 20 menit ( Abidin, 1995 ).

    Digunakan untuk penentuan koordinat dari titik-titik yang relatif dekat satu sama lainnya. Posisi / koordinat titik-titik batas ditentukan setelah pengamatan selesai dilakukan ( metode post processing ).

    2. Pengamatan Stop and Go.

    Adalah metode pengamatan GPS yang penentuan posisinya dilakukan dengan metode semikinematik / mirip metode kinematik.

    Posisi suatu titik batas ditentukan oleh receiver GPS yang bergerak dari satu titik batas ke titik batas lainnya, dimana pada setiap titiknya receiver GPS yang bersangkutan diam beberapa saat untuk melakukan pengamatan GPS.

    Metode pengamatan ini digunakan untuk koordinat dari titik-titik batas yang relatif dekat satu sama lainnya yang berada pada daerah terbuka.

    Posisi / koordinat titik-titik batas ditentukan setelah pengamatan selesai dilakukan ( metode post processing ).

  • 1. Pengamatan GPS Metode Rapid Static.

  • rover receiverstopgostopgostopgostopgo

    2. Pengamatan Stop and Go.

  • PRODUK PENGUMPULAN DATA FISIK

    1. Produk Kegiatan Pengukuran :

    a. Gambar Ukur ( DI. 107 ).

    Gambar Ukur adalah dokumen yang memuat data hasil pengukuran bidang tanah dalam satuan ukuran seperti jarak dan sudut jurusan, serta sketsa atau gambar bidang tanah dan situasi di sekitarnya.

    Gambar Ukur merupakan catatan asli hasil pengukuran lapangan dan tidak dibuat di kantor.

    Gambar Ukur dibuat sedemikian rupa sehingga gambar bidang tanah dan catatannya terbaca dengan jelas pada satu formulir.

    Setiap dokumen gambar ukur hanya menerangkan gambar bidang tanah yang dimuat di dalamnya, sehingga tidak diperkenankan menyambung-nyambungkan beberapa dokumen gambar ukur untuk menggambarkan satu atau beberapa bidang tanah.

    Data-data yang tercantum dapat digunakan untuk melakukan rekonstruksi batas bidang tanah apabila titik-titik batas bidang tanah hilang.

    Data-data yang tercantum dapat memudahkan di dalam penanganan atau penatausahaan dokumen gambar ukur.

    Data-data ukuran yang tercantum pada gambar ukur harus dapat dipakai sebagai data untuk mengkartir bentuk bidang tanah. Data-data tersebut juga harus memiliki ukuran lebih yang dapat digunakan sebagai pengontrol hasil ukuran.

    Penggambaran bidang tanah dan pencatatan hasil ukuran atupun berbagai keterangan harus menggunakan tinta dan tidak diperkenankan menggunakan pensil.

    Satu buah dokumen gambar ukur dapat berisikan satu atau lebih bidang tanah.

    Tata cara pembuatannya dapat dilihat pada Standar Pembuatan Gambar Ukur.

  • 2. Produk Kegiatan Pemetaan :

    a. Peta Bidang Tanah ( DI. 201 C ).

    Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 ( satu ) bidang tanah atau lebih pada lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan digunakan untuk pengumuman data fisik.

    Peta bidang tanah ini selain merupakan bagian ( lampiran ) DI 201C pada pendaftaran tanah sistematik, yang digunakan sebagai salah satu data fisik pada pengumuman, juga dapat digunakan untuk melengkapi peta pendaftaran yang telah tersedia.

    Pembuatan peta bidang tanah adalah berdasarkan data gambar ukur baik itu dilakukan dengan cara pengukuran terrestrial atau dengan cara identifikasi pada peta foto.

    Tata cara pembuatannya dapat dilihat pada Standar Pembuatan Peta Bidang Tanah.

    b. Peta Pendaftaran.

    Peta Pendaftaran adalah peta yang menggambarkan bidang atau bidang-bidang tanah untuk keperluan pembukuan tanah.

    Pembuatan Peta Pendaftaran dilakukan secara digital dengan menggunakan software pengukuran dan pemetaan yang telah ditetapkan.

    Format Peta, Ukuran Lembar Peta dan Legenda Peta Pendaftaran dapat dilihat pada Lampiran.

    Satu bidang tanah hanya dapat dipetakan pada satu peta pendaftaran.

    Unsur bangunan tidak merupakan keharusan untuk dipetakan, kecuali merupakan bagian penting yang dapat digunakan untuk rekonstruksi batas bidang tanah.

    Bidang-bidang Tanah yang melewati Batas Peta :

    Jika terdapat bidang tanah yang melewati batas lembar peta maka bidang tanah tersebut hanya tampak satu kali pada lembar peta dan diberi nomor bidang tanah yang unik. Jika mungkin bagian terbesar dari bidang tanah pada satu peta pendaftaran, maka seluruh bidang tanah tersebut digambar pada peta pendaftaran tersebut.

    Peta Pendaftaran dicetak dengan Skala 1 : 1.000 pada media Drafting Film ( ketebalan 0,003, dua muka ) dengan menggunakan Plotter A0 ( menggunakan tinta hitam yang tidak mudah luntur terkena air ).

  • c. Peta Indeks Pendaftaran.

    Peta indeks pendaftaran memuat pembagian lembar peta pendaftaran dan dibuat dalam skala 1 : 10.000

    Peta Indek Pendaftaran dicetak dengan Skala 1 : 10.000 pada media Drafting Film ( ketebalan 0,003, dua muka ) dengan menggunakan Plotter A0 ( menggunakan tinta hitam yang tidak mudah luntur terkena air ).

    d. Surat Ukur / DI. 207

    Surat Ukur ( DI. 207 ) adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian. Surat Ukur dapat merupakan kutipan / salinan gambar bidang tanah dari peta pendaftaran.

    Surat Ukur yang dimaksud menyajikan informasi tekstual tentang lokasi bidang tanah dan informasi grafis tentang bidang tanah tersebut. Surat Ukur dibuat 2 ( dua ) eksemplar. Tentang tata cara pengisiannya dapat dilihat pada Standar Pembuatan Surat Ukur.

  • e. Daftar Tanah

    Semua bidang tanah, baik yang dikuasai oleh perorangan, badan hukum maupun pemerintah dengan sesuatu hak maupun tanah negara, yang terletak di desa / kelurahan yang bersangkutan harus dibukukan dalam Daftar Tanah.

    Daftar Tanah dibuat per desa / kelurahan.

    Daftar Tanah dibuat dengan menggunakan Daftar Isian 203.

    Tata cara pengisian DI. 203 mengacu pada PMNA / KBPN No.3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

    f. Daftar Peta Pendaftaran

    Semua Peta Pendaftaran yang telah dibuat harus dibukukan dalam Daftar Peta Pendaftaran / DI. 311 A ( format terlampir ).

    Daftar Peta Pendaftaran memuat data-data mengenai nomor lembar dan skala peta dalam sistem proyeksi TM 3( serta cakupan desa / kelurahannya.

    Setiap ada penggantian dan penambahan peta pendaftaran dicatat pada daftar peta pendaftaran.

    g. Daftar Surat Ukur

    Setiap Surat Ukur yang telah diterbitkan harus dicatat dalam Daftar Surat Ukur / DI. 311 B ( format terlampir ) dan dijilid dalam bentuk buku.

    Daftar Surat Ukur memuat data mengenai nomor Surat Ukur, tanggal penerbitan, luas bidang, NIB, nomor Peta Pendaftaran dan nomor kotaknya, letak tanah dan nomor gambar ukur serta keterangan.

  • Pemetaan Bidang Tanah1.Ada Peta Dasar Pendaftaran (Fotogrametris) dan ada Peta Dasar TeknikJika terdapat titik dasar teknik di lokasi setempat, pengukuran bidang tanah harus diikatkan pada 2 titik tersebut. Jika hanya ada peta dasar pendaftaran, maka pengikatan dilakukan pada titik yang dapat diidentifikasi letaknya di lapangan.2. Ada Peta Dasar Pendaftaran (Terestris) dan ada Peta Dasar TeknikPengukuran bidang tanah harus diikatkan pada 2 titik dasar teknis di sekitar lokasi. 3. Tidak ada Peta Dasar Pendaftaran, tetapi ada Peta Dasar TeknikHarus dicari peta lain yang memenuhi spesifikasi dan dilakukan dahulu pengukuran kerangka dasar yang penyebarannya lebih rapat untuk diplotkan di peta tersebut.4. Tidak ada Peta Dasar Pendaftaran maupun Peta Dasar TeknikHarus dilakukan pembuatan kerangka dasar teknik dengan sistem koordinat lokal yang mencakup wilayah yang akan dilaksanakan pendaftaran tanahnya.

  • Perhitungan Luas Bidang TanahPenentuan luas secara numerisDari koordinatDari angka-angka ukur

    Penentuan luas secara grafis

  • Perhitungan Luas Bidang TanahHitunglah luas bidang tanah sesuai dengan metode hitungan luas yang dipilih, misalnya penentuan luas secara numeris (Metoda Simpson) atau penentuan luas secara grafis.Penyimpangan luas yang dihitung dan luas sebenarnya disebut selisih maksimum untuk tiap bidang tanah tidak melebihi i, dimana i = selisih dinyatakan dalam mm2 dalam peta.Angka penting hasil hitungan luas yang dicantumkan dalam Surat Ukur memenuhi ketentuan toleransi ketelitian L, dimana L = Luas.Luas hitungan merupakan luas bidang yang diproyeksikan ke bidang datar

  • Penulisan luas hitungan dalam surat ukur :< 1 Ha, luas hitungan ditulis hingga fraksi meter, contoh 995,6 m2 ditulis 996 m2.1 Ha s/d 5 Ha, luas hitungan ditulis hingga fraksi puluhan meter, contoh 45.565,45 m2 ditulis 45.560m2.5 Ha s/d 100 Ha, luas hitungan ditulis hingga fraksi ratusan meter, contoh 857.880,25 m2 ditulis 857.900 m2 (85,79 Ha).> 100 Ha, luas hitungan ditulis hingga fraksi ribuan meter, contoh 1.255.678,25 m2 (125,567825 Ha) ditulis 125,6 Ha.Perhitungan Luas Bidang Tanah (lanjutan) :

  • Penggambaran Hasil UkurPenggambaran hasil ukur dibedakan menurut metode pengukuran dan penggunaan alat ukurnya, yaitu :Jika pengukuran menggunakan metode offset (meetband atau EDM), maka data ukuran dituliskan langsung di Gambar Ukur (DI 107), beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang digunakan.Jika pengukuran menggunakan metode polar (theodolit dan meetband/EDM), maka data ukuran dituliskan pada DI 103 dan Gambar Ukur (DI 107), beserta sket bidang tanah tersebut dengan dilengkapi deskripsi lokasi dan titik ikat yang digunakan.Jika pengukuran menggunakan metode polar (total station), maka data ukuran disajikan dalam print out dan file data, dijadikan satu dengan Gambar Ukur yang berisi sket, deskripsi lokasi dan titik ikat.

  • Penggambaran Hasil Ukur (lanjutan ): Keseluruhan hasil ukur harus dipetakan ke dalam peta pendaftaran.Jika data ukuran dari peta foto/blow up foto, maka hasil kartiran bidang tanah dilampirkan pada Gambar Ukur dengan cara overlay atau copy.Jika pengukuran dengan pengamatan GPS, maka print out baseline dan file data dilampirkan dengan Gambar Ukur. Pemetaan bidang tanah dari peta foto dilaksanakan dengan mengutip batas-batas bidang tanah dan memetakannya pada peta pendaftaran.

  • 1. Pembuatan Gambar UkurGambar Ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah tersebut, baik berupa jarak, sudut, azimut ataupun sudut jurusan.Tata cara pengisian gambar ukur (DI 107) terdapat pada Lampiran 41 PMNA/KBPN No. 3/1997.Data ukuran yang dicantumkan harus dapat dipakai sebagai data untuk mengkartir bentuk bidang tanah, baik secara manual maupun digital.Setiap gambar ukur dibuatkan nomor gambar ukurnya dengan mangacu pada DI 302.

  • 2. Pemetaan pada Peta PendaftaranPeta pendaftaran yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari di Kantor Pertanahan haruslah peta dalam sistem koordinat tertentu (TM-30) dan format peta tertentu (skala, ukuran/format, simbol, informasi tepi, bahan dll).Beberapa syarat :Bidang tanah hasil ukuran telah mendapat koreksi dan adjustment posisi relatif antar bidang. Untuk memastikan hasil ukuran telah terpetakan, Petugas Ukur menyerahkan seluruh berkas kepada Kasubsi Pengukuran atau koordinator pemetaan. Kasubsi Pengukuran atau koordinator pemetaan wajib memeriksa dan membubuhi paraf serta keterangan pada Gambar Ukur dengan bunyi telah terpetakan.

  • Beberapa kondisi :2. Pemetaan pada Peta Pendaftaran (lanjutan)Jika tidak tersedia peta pendaftaran, maka pembuatan peta pendaftraran dapat dilakukan bersamaan dengan pengukuran bidang.Jika peta pendaftaran dari peta garis dan hasil ukuran lapangannya telah dikartir pada peta pendaftaran tersebut, maka pemetaannya dilaksanakan dengan memplotkan batas-batas bidang tanah dengan terlebih dahulu mengidentifikasikan dan mengukur di peta maupun di lapangan minimal 2 titik sekutu. Garis basis dari 2 titik sekutu ini digunakan sebagai dasar untuk mentransformasi bidang tanah dari peta dasar pendaftaran ke peta pendaftaran.Jika peta pendaftaran dari peta foto / blow up foto, maka pemetaannyadilaksanakan dengan memplotkan batas-batas bidang tanah hasil kartiran yang telah diidentifikasi serta telah diukur di lapangan.

  • 3. Pembuatan Peta Bidang TanahPeta bidang tanah adalah peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih pada lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan digunakan untuk pengumuman data fisik.Peta bidang tanah telah mendapat koreksi dan adjustment posisi relatif antar bidang.Untuk keperluan pengumuman data fisik, peta bidang tanah merupakan bagian dari DI 201 B pada Pendaftaran Tanah Sporadik dan DI 201 C pada Pendaftaran Tanah Sistematik.

  • 3. Pembuatan Peta Bidang Tanah (lanjutan)Pembuatan peta bidang tanah dapat dilakukan dengan metode manual (hasil kartiran data Gambar Ukur) atau metode digital (penggunaan file digital peta pendaftaran yang diekstrak), pada skala yang disesuaikan :

    Pendaftaran tanah sistematik : format A3 skala 1:1.000

    Pendaftaran tanah sporadik : skala 1:250, 1:500, 1:1.000 atau lebih kecil, dengan catatan seluruh bidang tanah dan situasi sekitarnya yang akan diumumkan harus tergambar simetris pada satu lembar kertas ukuran tertentu.

    Pemetaan HGU, HP, HPi dibuat dengan skala dan format yang disesuaikan.

  • Pengembalian Batas Bidang TanahPengembalian batas adalah pengukuran yang dilaksanakan kedua atau beberapa kali terhadap bidang tanah tersebut, oleh karena itu pengukurannya harus berdasarkan data pendaftaran tanah pertama atau sebelumnya.Prioritas data pengembalian batas yang akan digunakan :Data ukur (Gambar Ukur)Surat UkurPeta PendaftaranWarkah.Pengembalian batas mempergunakan titik-titik ikat yang digunakan saat pengukuran.

  • Penggambaran hasil ukurPembuatan Gambar UkurPemetaan Hasil UkuranMetode manualMetode digitalPembuatan Peta Bidang Tanah

  • GAMBAR UKUR Dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah tersebut, baik berupa jarak, sudut, azimut ataupun sudut jurusan

    Gambar ukur (GU) yang merupakan hasil identifikasi dan pengukuran langsung bidang tanah di lapangan, merupakan dokumen penting yang dapat digunakan untuk merekonstruksi batas bidang tanah apabila suatu saat terdapat batas bidang tanah yang hilang .

    Pengukuran dan penyimpanan data pengukuran dalam bentuk dokumen diatas merupakan bagian vital dari pendaftaran tanah.

  • CONTOH GAMBAR UKUR ( GU ) ATAU DI.107 Halaman 1 (Sistimatik)

  • CONTOH GAMBAR UKUR ( GU ) ATAU DI.107 A Halaman 1 (Sporadik)

  • CONTOH GAMBAR UKUR ( GU ) ATAU DI.107 Halaman 2

  • Contoh Lampiran Gambar UkurLampiran Gambar Ukur Nomor 00 00315 30 05 2002

  • Pemetaan pada Peta Pendaftaran Digital (Foto)

    Pemetaan merupakan kombinasi antara hasil identifikasi titik ikat/batas dengan ukuran pada GU.

    Identifikasi Titik IkatMasukkan data-data pengukuran.Diperoleh gambar bidang tanah pada peta.

    Jika terjadi perbedaan antara data hasil pemetaan (dari gambar ukur) dengan image pada peta pendaftaran, maka gambar bidang tanah disesuaikan dengan bentuk pada peta pendaftaran.

  • PE METAAN GU ( DI.107 ATAU DI. 107A )Adalah titik ikat bidang Perpotongan 3 (tiga) lingkaran untuk mendapatkan titik basis pertama (titik kuning)

  • Bidang kuning adalah bidang yang terbentuk hasil dari penggambaran G.U.Pemetaan GU ( DI.107 atau DI. 107a )

  • Pemetaan GU pada Peta Digital

  • Pemetaan GU pada Peta Digital

  • Peta Pendaftaran

  • Informasi pada Surat Ukur