Daya Tarik Wisata Singosari

download Daya Tarik Wisata Singosari

of 12

description

daya tarik wisata

Transcript of Daya Tarik Wisata Singosari

DAYA TARIK WISATA KECAMATAN SINGOSARI DAN MALANGDisusun untuk memenuhi Tugas Manajemen Perjalanan Dalam/ Luar Negeri

Disusun Oleh:Milla Iqlima Al-Farabi (123140507111020)Kesekretariatan/ 2012

JURUSAN KESEKRETARIATAN PROGRAM PENDIDIKAN VOKASIUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013Daftar Isi

1Dari Segi Alam11.1Sumber Nagan & Banyu Biru12Buatan22.1Candi Singosari22.2Candi Sumberawan33Budaya43.1Pondok pesantren43.2Bantengan53.3Tari Topeng Malangan63.4Aremania9

Dari Segi AlamSumber Nagan & Banyu Biru

Kedua situs ini letaknya bersebelahan lokasinya, terletak di dusun Mbiru, DesaGunungrejo. Nama dusun ini, konon menurut cerita, berasal dari munculnya sebuah mataair yang mengeluarkan gumpalan-gumpalan air yang berwarna biru seperti tinta. Namunhanya sebagian orang saja yang dikaruniai yang bisa melihatnya. Konon, di sumber airinilah Empu Gandring mensucikan Keris Pusaka hasil tempaannya. Sumber air banyu biru merupakan salah satu situs yang berperan cukup penting dalam masa kejayaan Singosari, karena di sumber air inilah semua gaman (senjata) kerajaan melalui proses penyucian terlebih dahulu untuk kemudian di kirap ke seluruh kawasan kerajaan. Penyucian senjata kerajaan sendiri harus melalui dua kali proses, yang pertama senjata direndam ke dalam mata air yang disakralkan, yaitu banyu biru, kemudian disucikan ke sumber nagan.Mata air yang dimaksud berada di sebuah lereng jurang kecil yang terletak di antarasawah dan ladang milik petani. Dari jalan beraspal, situs ini hanya bisa dicapai denganberjalan kaki, menyusuri jalan setapak di pematang sawah milik warga. Setelah itu,menuruni sekitar 20 anak tangga. Sumber Nagan dahulunya merupakan mata air yang mengucurkan airnya dari bongkahan batu-batu besar yang dipahat menyerupai kepala sepasang naga (namun pahatan kepala naga itu telah hilang sekitar tahun 1968, begitu halnya patung Syiwa yang ada di Banyu Biru). Menurut sang juru kunci, sampaisaat ini, kedua situs ini pernahdikunjungi oleh pejabat-pejabat Negara (termasuk para mantan presiden dan presiden RI).

BuatanCandi Singosari

SingosariadalahcandiHindu-Buddhapeninggalan bersejarahKerajaan Singhasariyang berlokasi diDesaCandirenggo,Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang,Jawa Timur,Indonesia. Candi ini terletak di lembah antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna di ketinggian 512 meter dpl. Cara pembuatan candi ini dengan sistem menumpuk batu-batu andhesit hingga ketinggian tertentu, selanjutnya diukir dari atas ke bawah.Kompleks candi ini menempati area 200 meter x 400 meter dan terdiri dari beberapa candi. Di sisi barat laut kompleks terdapat sepasang arca raksasa besar (tinggi hampir 4 meter, disebut Dwaraphala) dengan gada (senjata) terhunus. Mereka dilambangkan sebagai raksasa yang menjaga kerajaan itu. Bangunan candi utama dibuat dari batuan andhesit, menghadap ke barat, berdiri pada alas bujursangkar berukuran 14 meter x 14 meter, dengan tinggi 15 meter. Candi ini kaya akan ornamen ukiran, arca, relief (yang mengisahkan Kerajaan Singosari di masa lampau).Dari pengamatan, Ratu Ken Dedes cukup dominan dalam kisah kerajaan ini. Ratu Ken Dedes adalah permaisuri dari dua raja. Saat Tunggul Ametung memimpin kerajaan itu, Ken Dedes adalah permaisurinya. Tapi Ken Arok, seorang pengawal jatuh cinta pada sang permaisuri saat melihat sinar aura pada diri sang ratu, yang diyakini akan memberikan keturunan raja-raja. Ken Arok lalu membunuh Tunggul Ametung dan menikahi Ken Dedes. Tak lama kemudian, Ken Arok menjadi raja berikutnya di Singosari.Memang ada benarnya juga wejangan para orang tua dan juga kisah Adam dan Hawa di kitab suci. Kekuatan wanita akan menjadi kelemahan pria. Bukan sekadar pancaran kecantikan, "kekuatan" wanita juga dapat dijadikan senjata. Ken Dedes dengan aura kewanitaannya melakukan hal itu secara tidak langsung, karena konon Ken Dedes tidak mencintai Tunggul Ametung. Perkawinan mereka karean paksaan. Demikianlah kisah itu bergulir. Kecantikan wanita dapat membahayakan kaum pria.

Candi Sumberawan

Candi Sumberawanhanya berupa sebuahstupa, berlokasi di Desa Toyomarto,Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang,Jawa Timur. Dengan jarak sekitar 6 km dariCandi Singosari. Candi ini merupakan peninggalanKerajaan Singhasaridan digunakan oleh umatBuddhapada masa itu.Candi ini dibuat dari batuandesitdengan ukuran panjang 6,25 m, lebar 6,25 m, dan tinggi 5,23 m, dibangun pada ketinggian 650 m di atas permukaan laut, di kaki bukitGunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904. Pada tahun 1935 diadakan kunjungan oleh peneliti dari Dinas Purbakala. Pada zaman Hindia Belandapada tahun 1937 diadakan pemugaran pada bagian kaki candi, sedangkan sisanya direkonstruksi secara darurat. Candi Sumberawan merupakan satu-satunyastupayang ditemukan di Jawa Timur. Batur candi berdenah bujur sangkar, tidak memiliki tangga naik dan polos tidak berelief. Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya. Di atas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalanPadma, sedang bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang. Karena ada beberapa kesulitan dalam perencanaan kembali bagian teratas dari tubuh candi, maka terpaksa bagian tersebut tidak dipasang kembali. Diduga dulu pada puncaknya tidak dipasang atau dihias dengan payung atau chattra, karena sisa-sisanya tidak ditemukan sama sekali. Candi Sumberawan tidak memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan.

BudayaPondok pesantren

Salah satu hal yang membuat pesantren di Indonesia tetap bertahan adalah ia tetap mempertahankan budaya (budaya pesantren), kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah cultural-determinism. Untuk tetap mempertahankan pondok pesantren yang ada di nusantara khususnya pada kawasan pondok pesantren di Singosari, baik sebagai lembaga pendidikan maupun lembaga sosial agar masih tetap survive hingga saat ini. Sangat diperlukan suatu wadah yang dapat menampung segala kegiatan-kegiatan keagamaan santri agar lembaga pondok pesantren dapat mengikuti perkembangan jaman (beradaptasi terhadap pengaruh modernisasi) dengan tetapmempertahankan budaya pesantren-nya masing-masing, dalam hal ini diperlukan Pesantren Budaya. Dimana pesantren sebagai wadah kegiatannya dan budaya sebagai aktivitas kegiatan santri yang diwadahi di dalamnya. Dari perkembangan dan perubahan yang dialami oleh pesantren harus tetap menjaga dan mempertahankan jati dirinya. Hal itu tercermin di dalam ungkapan masyarakat pesantren almuhaafadhaalal qodiemi ash-shooli maal akhdzi bi al jadiediel ashlah, memelihara tradisi lama yang baik dengan mengambil tradisi baru yang lebih baik. Dalam perancangan Pesantren Budaya sebagai Pusat Kegiatan Pondok Pesantren di Singosari yaitu akulturasi yang memunculkan bentuk-bentuk ruang dan tampilan masa lalu. Dekonstruktif yang memunculkan bentuk-bentuk ruang dan tampilan kikinian/kontemporer. Bentuk yang diambil dari candi ini merupakan bentuk geometri seperti bentuk susunan batu candi (persegi panjang dan segi empat), bentuk dasar candi (segi enam), bentuk atap candi secara keseluruhan menyerupai bentuk segitiga, serta beberapa bentuk dasar yangmenjadi satu kesatuan membentuk candi tersebut. Singosari yang dahulu sebuah kerajaan yang mempunyai visi memperluas kawasannya dari visi inilah terbentuknya cikal bakal kawasan nusantara, kejayaannya terukir pada kompleks percandian singosari. Singosari pada zaman sekarang adalah kawasan religius dan budaya yang dapat dirasakan suasananya pada pondok pesantren dengan kegiatan-kegiatan peningkatan spiritual dan pagelaran seni dan budaya. Kesinambungan budaya dengan kereligiusan kurang terwadahi sehingga penurunan jati diri kedaerahan akan mudah terpengaruh hal ini disebabkan kurangnya tempat yang mewadahi kegiatan religi yangberkesinambungan dengan budaya singosari.Di Singosari memang banyak berdiri pondok pesantren seperti Nurul Huda, Al Islahyah, Pesantren Ilmu Alquran, Darun Najah, Salafiyah, dan lain sebagainya. Akhir-akhir ini sekitar bulan Agustus 2013 Singosari bahkan memiliki slogan Singosari Kota SANTRI(Santun, Aman, N, Tertib, Ramah, Indah) karena tempatnya yang identik dengan pondok pesantren dan para santri.BantenganSebelum 2008, seni Bantengan lazimnya menggelar pertunjukannya di suatu lapangan (kalangan) dimana grup seni bantengan tersebut bertempat tinggal. Atau pada setiap kali ada undangan hajatan, perayaan hari besar, selamatan desa maupun karnaval 17 Agutusan. Pertunjukkan itu pun hanya sebatas di antara masing-masing grup.

Bantengan dikenal sebagai seni pertunjukan yang tampil di pojokan kampung, simpang perempatan jalan desa atau di sudut tempat kepunden yang dikeramatkan masyarakat. Seni Bantengan, yang akarnya berasal dari kanuragan pencak silat, seolah-olah bukan pemain utama di pentasnya sendiri. Hal inilah yang menjadi kegelisahan dari para penggiat seni bantengan, yang kemudian menggalang beberapa tokoh masyarakat lintas komunitas. Salah satunya adalah Agus Riyanto atau akrab disapa Cak Tubrun, seniman Bantengan yang menggelar Gebyak Bantengan Nuswantara dengan format karnaval.Proses kolaborasi internasional, sejak 2010 Bantengan Nuswantara bersama komunitas Arts Island Festival menyelenggarakan gelar kolaborasiart performancedi Desa seni Ngroto Joyo, Pujon Malang. Kegiatan ini berjudul Kidung Bantengan, kolaborasi music, tari kontemporer dari manca negara, dan seni Bantengan.Arts Island Festval adalah kelompokperformance artkontemporer dari berbagai negara, seperti Jepang, Australia, Selandia Baru, Irlandia, Malaysia, Prancis, Indonesia, dan USA. Kolaborasi tahun selanjutnya adalah pertunjukan Seni Keliling In The Arts Island Festival (Juli 2011) dan sejak 2012 menjadiInternational Trance Carnival.Setiap tahunnya, Bantengan Nuswantara melibatkan lebih dari 100 grup Bantengan. 6000 orang di dalamnya terdiri dari puluhan seniman tari berkolaborasi (dalam-luar negeri), ratusan relawan panitia, yang diapresiasi oleh ribuan penonton di sepanjang 3 kilometer rute karnaval.Biaya operasional kegiatan rutin (gebyak) di masing-masing wilayah kelompok seni Bantengan diperoleh melalui iuran anggota, pengajuan donatur tokoh masyarakat, dan dari anggaran kesenian pemerintah daerah setempat. Seperti misalnya saat penyelenggaraan Bantengan Nuswantara, masing-masing kelompok membiayai kelompoknya sendiri tanpa menambah beban kepada panitia pelaksana. Notabene mereka juga termasuk dalam kepanitiaan event tersebut.Untuk lebih mengenalkan dan memperluas apresiasi masyarakat atas seni Bantengan, disusun pula beberapa program untuk mendukung event ini, seperti lomba fotografi (umum), lomba film dokumenter (umum), lomba mewarnai untuk anak-anak TK, workshop Batik Bantengan bagi ibu-ibu, pameran dokumentasi Bantengan Nuswantara (umum dan gratis), dan pemutaran film dokumenter Bantengan Nuswantara yang dilakukan keliling daerah.Tari Topeng Malangan

Menurut KBBI, tari adalah gerakan badan yang berirama, biasanya diiringi bunyi-bunyian. Kemudian, pengertian topeng adalah penutup muka yang menyerupai muka orang, binatang, dan sebagainya.Dalam Tari Topeng Malang dapat diartikan sebagai gerakan badan yang berirama dengan diiringi bunyi-bunyian dengan menggunakan penutup muka yang menyerupai muka orang yang berasal dari Kabupaten Malang.Topeng Malang merupakan pementasan wayang Gedog yang dalam pertunjukannya mempergunakan topeng. Dalam perkembangannya di Kedungmoro dan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Malang yang dikenal dengan sebutan Topeng Jabung. Dalam pementasannya mengetengahkan ceritera-ceritera Panji dengan tokoh-tokohnya seperti : Panji Inu Kertapati, Klana Swandana, Dewi Ragil Kuning, Raden Gunungsari, dll. Para penari mengenakan topeng dan menari sesuai dengan karakter tokoh yang dimainkan. Dalam pementasan dipergunakan tirai yang terbelah tengah sebagai pintu keluar/masuk para penarinya.Seni tari topeng merupakan kesenian khas Indonesia yang sudah ada semenjak zaman nenek moyang. Hampir semua daerah di Indonesia memiliki sejarah tentang pertunjukan menggunakan topeng. Di Jawa pertunjukan seni tari topeng telah dikenal semenjak tahun 762 Saka (840 M). Hal ini dijelaskan dalam prasasti Jaha dan di kala itu topeng dijadikan sebagai sarana utama ritual pemujaan dan pertunjukan yang dikenal dengan istilah Atapukan. Istilah lain yang juga sering digunakan yaitu istilah Raket, Manapel dan Popok. Dari beberapa istilah tersebut semuanya menjurus pada satu arti yaitu berarti penutup wajah yang pada saat ini juga bisa disamakan dengan arti kata Topeng.Tari atau drama topeng dianggap sebagai sarana untuk pemanggilan roh roh nenek moyang atau roh-roh baik untuk masuk merasuk ke dalam tubuh para penari. Sehingga para pelaku tidak lagi memainkan diri tetapi beralih sebagai wadah (tempat) hadirnya roh nenek moyang. Mereka datang untuk memberikan perbuatan baik atau menerima penghormatan (puja bakti).Sejalan dengan alur perkembangan zaman seni tari topeng dikenal tak hanya sebagai sarana pemujaan ruh tetapi dikenal juga sebagai sebuah bentuk kesenian hiburan masyarakat elit kerajaan yang bersifat eksklusif dan menjadi simbol ketinggian derajat sosial (keningratan) yang dimiliki seseorang. Kesenian ini kemudian terus berkembang pesat saat zaman kerajaan Majapahit.Adapun bukti mengenai keberadaan tari topeng di masa kerajaan Singosari adalah adanya relief di beberapa candi peninggalan kerajaan Singosari yang dalam relief tersebut digambarkan suasana di dalam lokasi kerajaan yang di dalamnya dimainkan tarian bertopeng. Dalam relief tersebut para penari topeng memakai atributendhong(sayap belakang),rapek(hiasan setengah lingkaran di depan celana, lazim juga disebut pedangan),bara-baradanirah-irahan(mahkota) yang bentuknya sama dengan kostum tari topeng di masa sekarang.Malang sebagai bagian dari kota sejarah kerajaan Jawa (Singosari) dahulu banyak memiliki komunitas tari topeng di tiap-tiap daerah. Semasa penjajahan Belanda beberapa komunitas tersebut muncul kembali setelah sekian lama jejak kesejarahan mereka tidak tercatat oleh pewarta hasil budaya. Tak kurang dari 11 komunitas dahulu pernah meramaikan budaya kesenian tradisional Malang. Namun seperti yang telah disebutkan di atas bahwa perguliran sejarah dari kebudayaan Hindu-Jawa menjadi kebudayaan Islam menjadi salah satu sebab kemunduran eksistensi kesenian ini di tanah Jawa, tak terkecuali di wilayah Malang.Sampai saat ini, di wilayah Malang Raya komunitas tari topeng hanya bisa ditemui sedikitnya 4 komunitas yang aktif berkesenian. Itupun berada di wilayah-wilayah pelosok. Namun dari data wawancara dengan beberapa akademisi yang dikumpulkan ada kesatuan paham yang menjurus pada kesimpulan bahwasanya daerah tempat komunitas tari ini berada dahulu merupakan daerah yang banyak dihuni oleh pemeluk agama Hindu-Jawa. Bahkan sebagian dari daerah tersebut masih didominasi oleh masyarakat Hindu-Jawa yaitu di wilayah Tengger Ngadas Malang.1. Gending GiroNggiroadalah musik pengiring pementasan yang dimainkan dengan perangkat musik khas Jawa. Biasanya permainan musik ini juga disebut dengan instrumen musik karawitan ataugendingan. Adapun para pemain musik ini lazim disebutpanjakataupengrawit. Waktu permainan musik ini dimulai dari awal pertunjukan akan dimulai sampai pertunjukan tersebut selesai.2. Salam pembuka dan sinopsis.Segmentasi selanjutnya adalah pembukaan. Sebelum pertunjukan dimulai, salah seorang dari kru pementasan (biasanyapanjak) menghaturkan ucapan salam dan selamat datang kepada para penonton. Pada penyambutan ini sang penyambut juga memberikan sedikit ringkasan lakon (sinopsis) pada para penonton sehingga mempermudah pemahaman isi cerita yang akan dimainkan. Setelah ringkasan tersebut disampaikan maka selanjutnya diteruskan dengan sesajen.3. Pembacaan MantraTak lama setelah pembacaan sinopsis, dari arah dalam sanggar para penari anak wayang yang dipimpin oleh sang dalang keluar dengan membawa sesajen persembahan. Para pemain tersebut duduk di depan penonton dan mengheningkan cipta sambil mengucapkan mantra yang diyakini untuk menjaga keselamatan penari dan penonton yang hadir.Setelah membaca mantr, Sang dalang yang mulutnya senantiasa komat-kamit memanjatkan mantra meminta topeng dari para penari untuk diasapi kemenyan. Topeng-topeng tersebut yang nantinya akan dipakai oleh para penari untuk mementaskan lakon yang diangkat dalam pertunjukan.Pembacaan mantra dalam susunan pertunjukan berfungsi pula untuk menunjukkan pada penonton bahwa kesenian yang akan ditampilkan bukan hanya sekedar tontonan hiburan semata, akan tetapi juga sebuah wujud penghormatan roh penunggu desa. Hal ini bisa dilihat dari sebutan Nini danyang, kaki danyang4. Prosesi pertunjukan tariPada segmentasi ini, tari dimainkan sesuai dengan lakonnya. Pada acara rutin senin legian tema yang dimainkan tidak ditentukan karena pertunjukan ini dilakukan hanya sebagai rutinan saja dan semata-mata untuk menjaga kelestarian kesenian. Namun pada beberapa acara tertentu, pertunjukan tari yang ditampilkan disesuaikan dengan permintaan penghelat acara.Pada tiap-tiap adegannya, pertunjukan ini dibagi secara runtut yang menjadi pakem pertunjukan. Pendapat ini merupakan hasil penelitian Murgiyanto mengenai segmentasi yang ada dalam proses pertunjukan. Susunan tersebut adalah sebagai berikut :i. Jejer sepisan : adegan kerajaan Jawa / Panji. Pada adegan ini sebelum para penari berdialog, dalang mengucapkan janturan yang menggambarkan sifat keadilan raja yang memimpin negaranya dengan makmur dan adil. (gending Angleng atau kalem)ii. Grebeg Jawa : pengembaraan Panji (gending Angleng atau kalem)iii. Jejer kapindo : adegan di kerajaan Sabrang (gending setro atau agak keras)iv. Grebeg Sabrang : adegan pengelanaan raja Klono bersama para patih untuk mencari putri yang akan dinikahi atau menaklukkan kerajaan lain. (gending gondo boyo atau keras)v. Perang grebeg : Pertemuan antar Panji dengan kerajaan Sabrang (gending gondo boyo atau keras)vi. Jejer katelu : adegan pertapaan / kerajaan lain. (gending Angleng atau kalem)vii. Potrojoyo-Gunung sari (gending pedhat atau biasa)viii. Adegan ulangan kerajaan pertamaix. Jejer kalima : perang besar antar kedua kerajaan (gending gondo boyo atau keras)5. PenutupanSetelah pertunjukan selesai, sang dalang menutup kegiatan Seninlegiantersebut kemudian anak wayang beserta panjak memakan sesajennya. Hal ini sangat berbeda dengan waktu dulu di mana setelah pertunjukan selesai sesajen dibawa ke punden Belik Kurung .Pada pertunjukan tari topeng Malang rata-rata penonton yang datang memberikan perhatian yang lebih pada sri panggung . Ketertarikan penonton terhadap sri panggung dikarenakan penari tersebut dapat memvisualisasikan karakter yang diperankan, ekspresi gerak cukup mumpuni dan murni (tidak bercampur dengan ciri khas tokoh lain). Selain itu fisik yang dimilikinya cocok dengan karakter yang dimainkan.Aremania

Aremania adalah sebutan untuk kumpulan pendukung, penggemar dan penonton kesebelasan sepak bola Malang, Arema. Meskipun saat ini akhirnya istilah Aremania juga dengan bangganya- dipakai oleh siapapun yang ingin dikenal sebagai orang Malang meskipun dia bukan penggemar bola.Arema bukanlah tim langganan juara. Prestasinya juga tidak bisa dibilang stabil, sestabil MU atau AC Milan. Jadi juara nasional divisi utama pun juga masih dua kali, galatama satu kali dan divisi 1 satu kali. Tapi siapa yangratusan ribu orang bisa dengan gampangnya setuju dan taat untuk jalan kaki sama-sama, berhujan-hujan sama-sama dan membeli tiket dengan bangganya, demi untuk mendukung kesebelasan mereka berlaga di kompetisi sepakbola. Puluhan kesebelasan di Indonesia lain juga punya supporter tapi tidak bisa sefanatik dan sekompak Aremania.Satu anugerah yang ada di Aremania adalah jiwa kebersamaan yang amat kuat untuk hal yang positif. Aremania malu bila masuk stadion tanpa tiket. Malu minta-minta nasi gratis, dan bahkan malu serobot antrian masuk. Padahal mereka notabene adalah anak-anak muda yang sering dikeluhkan orang tua susah untuk dinasehati. Tapi bila sudah turun ke jalan maka rasa kebersamaan antar mereka tiba-tiba saja menjadi kesadaran penuh seperti etika tak tertulis.Budaya Aremania ini bisa dianggap mewakili semangat baik ala Timur yang masih tersisa. Yaitu adat bersama saling peduli demi menjaga nama baik komunitas. Seorang Aremania tidak akan sungkan-sungkan mengingatkan dan menegur temannya baik yang sudah kenal ataupun belum bila mereka melakukan tindakan memalukan,krupuk bayar, misalnya. Mereka telah secara reflek melihat hal tersebut akan mengakibatkan reputasi komunitas akan tercemar, satu hal yang memang sering disebabkan oleh satu dua oknum yang tidak terkontrol.Yang pasti, membandingkan komunitas bule yang diwakili seorang oknum seperti Carla Bruni (dengan komunitas kita sendiri) membuat saya membayangkan orang-orang bule itu memang rata-rata tidak mempunyai standar pakaian sesopan kita orang Timur dan hal itu bahkan telah sedemikian parah hingga tidak juga menjadi standar seorang first lady. Saya merasa masih sangat beruntung menjadi orang Timur, berbudaya sopan dalam berpakaian plus berada dalam komunitas Aremania. Masih ada identitas lebih jelas dan cocok dengan budaya kita dalam bersikap dan berbusana, dan itu membanggakan. Bagus dilakukan ditengah semakin santernya trend budaya barat yang terus-terusan melapisi masyarakat ini.9