DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain...

64
DAYA ROSOT BE TERHAD (Studi Kasus di Ja KONSERVASI SUM FA INSTI EBERAPA JENIS POHON PERKOTAA DAP KARBONDIOKSIDA (CO 2 ) alur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor MOHAMAD IQBAL DEPARTEMEN MBERDAYA HUTAN DAN EKOWISAT AKULTAS KEHUTANAN TITUT PERTANIAN BOGOR 2010 AN r) TA

Transcript of DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain...

Page 1: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAANTERHADAP KARBONDIOKSIDA (CO2)

(Studi Kasus di Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor)

MOHAMAD IQBAL

DEPARTEMENKONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAANTERHADAP KARBONDIOKSIDA (CO2)

(Studi Kasus di Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor)

MOHAMAD IQBAL

DEPARTEMENKONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAANTERHADAP KARBONDIOKSIDA (CO2)

(Studi Kasus di Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor)

MOHAMAD IQBAL

DEPARTEMENKONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAANTERHADAP KARBONDIOKSIDA (CO2)

(Studi Kasus di Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor)

MOHAMAD IQBAL

SkripsiSebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMENKONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANANINSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 3: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Daya Rosot

Beberapa Jenis Pohon Perkotaan terhadap Karbondioksida (CO2) (Studi Kasus di

Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor)” adalah benar-benar hasil karya sendiri

dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya

ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang

berasal dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Bogor, Januari 2010

Mohamad IqbalNRP E34051474

Page 4: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

Judul Penelitian : Daya Rosot Beberapa Jenis Pohon Perkotaan terhadapKarbondioksida (CO2) (Studi Kasus di Jalur Hijau JalanRaya Pajajaran-Bogor)

Nama : Mohamad Iqbal

NIM : E34051474

Menyetujui:Komisi Pembimbing

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Rachmad Hermawan, MScF. Dr. Ir. Endes N. Dahlan, MS.NIP. 19670504 199203 1 004 NIP. 19501226 198003 1 002

Mengetahui:Ketua DepartemenKonservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS.NIP. 19580915 198403 1 003

Tanggal lulus:

Page 5: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

RINGKASAN

Mohamad Iqbal. E34051474. Daya Rosot Beberapa Jenis Pohon Perkotaanterhadap Karbondioksida (CO2) (Studi kasus di Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor). Dosen Pembimbing: (1) RACHMAD HERMAWAN dan (2) ENDES N.DAHLAN.

Pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yangdikenal dengan Gas Rumah Kaca (GRK) terus bertambah di udara yangdisebabkan oleh tindakan manusia dan kegiatan industri. Karbondioksida (CO2)adalah salah satu GRK yang terus bertambah di udara, yang disebabkan berbagaikegiatan di perkotaan baik yang bergerak maupun tidak bergerak seperti rumahtangga, hotel, industri, kendaraan bermotor dan kegiatan lainnya membutuhkanenergi penggerak dan pemanas yang sebagian diperoleh dari pembakaran bahanbakar fosil seperti solar, minyak tanah dan batu bara. Peningkatan kadar gas CO2

di udara perkotaan dapat ditanggulangi salah satunya dengan pohon perkotaan.Hal ini disebabkan karena pohon perkotaan melakukan proses fotosintesis denganmenyerap gas CO2 dan melepaskan gas O2. Konsentrasi gas CO2 secara efektifdapat dikendalikan atau dikurangi yaitu dengan pembangunan hutan kota melaluipemilihan jenis tanaman yang memiliki kemampuan daya rosot CO2 yang efektifdari jenis tanaman perkotaan yang diteliti.

Pengukuran daya rosot CO2 pohon perkotaan dilakukan denganmenggunakan metode karbohidrat. Massa karbondioksida diketahui dari konversimassa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi jumlah daundan luas daun. Semakin banyak jumlah daun per pohon, maka akanmeningkatkan daya rosot CO2 per pohonnya dan semakin tinggi luas daun, makaakan meningkatkan daya rosot CO2 per helai daunnya.

Dari sembilan jenis pohon perkotaan yang diteliti daya rosot CO2 per luasdaun per jam (g CO2/cm2/jam) adalah sebagai berikut: C. manghas 8,391 x 10-4;A. mangium 3,430 x 10-4; S. macrophylla 2,547 x 10-4; B. purpurea 2,056 x 10-4;M. calabura 1,843 x 10-4; F. elastica 1,466 x 10-4; F. benjamina 0,787 x 10-4; P.indicus 0,630 x 10-4; dan S. mahagoni 0,499 x 10-4.

Jenis pohon perkotaan yang memiliki daya rosot yang tinggi berdasarkannilai rata-rata daya rosot CO2 per pohon berturut-turut adalah C. manghas, F.elastica dan S. macrophylla.

Kata kunci: daya rosot CO2, pohon perkotaan.

Page 6: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

SUMMARY

Mohamad Iqbal. E34051474. Sink Ability of Several Urban Trees to Carbondioxide (CO2) (Case Study in Green Belt of Pajajaran Street-Bogor). Undersupervision: (1) RACHMAD HERMAWAN and (2) ENDES N. DAHLAN.

The global warming happens due to high concentration of certain gasses inthe air which are called Green Houses Gasses (GHGs). The global warming ismostly caused by human activities and industries. Carbon dioxide (CO2) is themost important anthropogenic GHGs which caused a variety of activities in bothcities moving or not moving as households, hotels, industries, motor vehicles andother activities require driving and heating energy partly derived from thecombustion of fossil fuels such as diesel, kerosene and coal. Increased levels ofCO2 in the urban air can be overcome with the forest one city. The increment ofCO2 concentration in the city can be decreased by implementing urban trees.Carbon dioxide will be absorbed and converted into oxygen throughphotosynthesis process. The selection of urban trees is needed in order todecrease CO2 effectively. Therefore the study on carbon dioxide sink ability ofurban plants should be conducted.

The CO2 sink ability of urban trees was measured using carbohydratemethod. The carbon dioxide mass was obtained by converting the carbohydratemass produced from photosynthesis. Other data that were collected consisted oftotal and width of leaves. More leaves per tree have higher ability of carbondioxide sink. Wider leaf has higher ability of carbon dioxide sink too.

The ability of CO2 sinks from nine species of urban trees is stated in cm2of leaf width per hour (g CO2/cm2/hour). The result shows that the ability of C.manghas is 8,391 x 10-4; A. mangium is 3,430 x 10-4; S. macrophylla is 2,547 x10-4; B. purpurea is 2,056 x 10-4; M. calabura is 1,843 x 10-4; F. elastica is 1,466x 10-4; F. benjamina is 0,787 x 10-4; P. indicus is 0,630 x 10-4; and S. mahagoni is0,499 x 10-4.

It can be concluded that C. manghas, F. elastica and S. macrophylla arethe most effective in sinking the CO2.

Keywords: Carbon dioxide sink, urban trees.

Page 7: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia dan

anugerah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Daya Rosot Beberapa Jenis Pohon

Perkotaan terhadap Karbondioksida (CO2) (Studi Kasus di Jalur Hijau Jalan Raya

Pajajaran-Bogor)” ini dapat diselesaikan.

Kegiatan manusia yang banyak menggunakan bahan bakar fosil

menghasilkan gas buangan berupa gas karbondioksida (CO2). Gas CO2 relatif

tidak beracun, namun gas ini menjadi penyebab meningkatnya suhu di permukaan

bumi. Salah satu bentuk sederhana yang dapat dilakukan dalam mengurangi gas

CO2 di udara adalah dengan melakukan pemilihan terhadap jenis-jenis pohon

perkotaan yang mempunyai kemampuan tinggi dalam menyerap gas CO2, maka

perlu dilakukan upaya pendekatan dalam usaha untuk mengetahui kemampuan

serapan CO2 oleh pohon perkotaan, sehingga selanjutnya dapat dilakukan

penanaman vegetasi yang cocok untuk ditanam di areal kota.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ir. Rachmad Hermawan, MScF

selaku dosen pembimbing pertama dan Dr. Ir. Endes N. Dahlan, MS selaku dosen

pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan dan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah yang disusun masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan masukan, kritik dan saran

dari pembaca untuk memperlancar dan memperoleh hasil penelitian selanjutnya

yang lebih baik. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan

sumbangsih yang nyata bagi dunia pendidikan dan penelitian.

Bogor, Januari 2010

Penulis

Page 8: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Samarinda pada tanggal 16 September 1987 sebagai

anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak H. Ir. Gunawan K. Johar,

MMT dan Ibu Hj. Latifah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari SD Negeri

Teladan 009 Samarinda yang diselesaikan pada tahun 1999. Pada tahun yang

sama penulis melanjutkan studi ke SLTP Negeri 1 Samarinda dan diselesaikan

pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan ke SMU Negeri 3 Bandar

Lampung dan lulus pada tahun 2005, kemudian penulis diterima di Institut

Pertanian Bogor di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata,

Fakultas Kehutanan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) yang

selanjutnya memilih bidang minat Laboratorium Analisis Lingkungan dan

Pemodelan Spasial.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa

Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA). Penulis telah

mengikuti Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) yang dilaksanakan di

Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dan KPH Indramayu, Jawa Barat pada

tahun 2007, kemudian mengikuti Praktek Umum Konservasi Eksitu (PUKES) di

Taman Sringanis, Bogor dan Museum Serangga, Taman Kupu-kupu dan Taman

Burung di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada tahun 2008 dan Praktek

Kerja Lapang di Taman Nasional Bali Barat pada tahun 2009.

Dalam memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul ’’Daya Rosot Beberapa Jenis Pohon Perkotaan terhadap

Karbondioksida (CO2) (Studi Kasus di Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-

Bogor)’’ dibawah bimbingan Ir. Rachmad Hermawan, MScF dan Dr. Ir. Endes

N. Dahlan, MS.

Page 9: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat

dan hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu, bapak, Kak Devi dan seluruh keluarga atas nasehat, doa, perhatian,

dorongan baik moril maupun spirituil serta segala-galanya.

2. Bapak Ir. Rachmad Hermawan, MScF dan Bapak Dr. Ir. Endes N. Dahlan,

MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan,

arahan, pengetahuan dan nasehat yang begitu berharga sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Hardjanto, MS dan Bapak Effendi Tri Bachtiar, S. Hut,

M. Si serta Ibu Dr. Ir. Lailan Syaufina, M. Sc selaku dosen penguji yang

telah menguji dan memberi masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Hafid dan Ibu Entin di Lab. Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian atas

bimbingan dan arahannya selama melakukan pengujian di laboratorium.

5. Bapak dan Ibu dosen di Fakultas Kehutanan yang telah memberikan

banyak ilmu kepada penulis.

6. Staf dan pegawai Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan urusan

administrasi selama perkuliahan.

7. Nayunda, Adit, Bang Bayu, Bang Andri, Bang Adi, Hudi, Ika, Agung,

Ayib, Mas Asep dan Dedek atas bantuan, perhatian, semangat dan doanya

selama ini.

8. Keluarga besar KSHE’42 (Tarsius) atas tawa, canda, suka dan duka yang

telah kita lalui bersama selama ini.

9. Teman-teman di Wisma Galih atas dukungan, bantuan dan masukannya.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

mencurahkan segala tenaga, waktu maupun pikirannya kepada penulis

dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Page 10: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

iv

Besar harapan penulis, semoga dengan karya ini dapat bermanfaat bagi

yang memerlukannya.

Page 11: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

RIWAYAT HIDUP …… .......................................................................... ii

UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ ix

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fotosintesis ............................................................................... 3

2.2. Karbondioksida (CO2) ............................................................... 5

2.2.1. Pengukuran Daya Rosot CO2 ........................................... 5

2.3. Clean Development Mechanism (CDM) ..................................... 8

2.4. Jalur Hijau Jalan ........................................................................ 9

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu ...................................................................... 10

3.2. Alat dan Bahan .......................................................................... 10

3.3. Variabel yang diamati................................................................. 12

3.4. Disain Sampel ........................................................................... 13

3.5. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 13

3.6. Pengolahan Data ........................................................................ 16

3.6.1. Pembuatan Kurva Massa Karbohidrat Bersih ................... 19

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Umum Lokasi .............................................................. 21

4.1.1. Lokasi .............................................................................. 21

4.1.2. Klimatologi ...................................................................... 21

Page 12: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

vi

4.1.3. Panjang Jalur Jalan ........................................................... 21

4.1.4. Tata Guna Lahan .............................................................. 22

4.1.5. Tata Hijau Jalan ................................................................ 22

4.1.6. Peta Lokasi Penelitian ....................................................... 23

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Massa Karbohidrat dan Massa Karbondioksida ........................... 25

5.2. Daya Rosot CO2 per Luas Daun .................................................. 33

5.3. Daya Rosot CO2 Per Helai Daun ................................................. 35

5.4. Daya Rosot CO2 Per Pohon ........................................................ 36

5.5. Daya Rosot CO2 Tanaman Perkotaan Berdasarkan KadarAir ............................................................................................... 38

5.6. Pemilihan Jenis Pohon untuk Hutan Kota .................................... 39

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ................................................................................. 41

6.2. Saran ........................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 42

LAMPIRAN ............................................................................................. 44

Page 13: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

vii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Tabel 1. Daya Rosot Karbondioksida pada 25 Jenis TanamanHutan Kota .......................................................................................... 7

2. Tabel 2. Daya Rosot Karbondioksida pada 21 Jenis TanamanHutan Kota .......................................................................................... 7

3. Tabel 3. Daftar Jenis Pohon di sekitar Jalan Raya Pajajaran-Bogor............................................................................................................. 11

4. Tabel 4. Massa karbohidrat tanaman perkotaan ................................... 25

5. Tabel 5. Daya rosot CO2 per luas daun ................................................ 34

6. Tabel 6. Daya rosot CO2 per helai daun per jam .................................. 35

7. Tabel 7. Daya rosot CO2 per pohon ..................................................... 36

8. Tabel 8. Kadar air tiap jenis daun dalam (%) ....................................... 38

Page 14: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Gambar 1. Peta lokasi penelitian ......................................................... 24

2. Gambar 2. Kurva persamaan kubik S. macrophylla ............................. 27

3. Gambar 3. Kurva persamaan kuadratik A. mangium ............................ 27

4. Gambar 4. Kurva persamaan kubik M. calabura .................................. 28

5. Gambar 5. Kurva persamaan kuadratik S. mahagoni ............................ 29

6. Gambar 6. Kurva persamaan kubik P. indicus ..................................... 29

7. Gambar 7. Kurva persamaan kubik B. purpurea .................................. 30

8. Gambar 8. Kurva persamaan kubik F. benjamina ................................ 31

9. Gambar 9. Kurva persamaan kubik F. elastica .................................... 31

10. Gambar 10. Kurva persamaan kuadratik C. manghas............................ 32

11. Gambar 11. Tegakan dan Daun C. Manghas ........................................ 39

Page 15: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Hasil data pengujian laboratorium (Analisis Karbohidrat) .................... 45

2. Perhitungan luas area di bawah kurva .................................................. 46

Page 16: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan iklim merupakan tantangan paling serius yang dihadapi dunia

di abad ke-21. Sejumlah bukti baru dan kuat yang muncul dalam studi mutakhir

memperlihatkan bahwa masalah pemanasan global yang terjadi 50 tahun terakhir

disebabkan oleh tindakan manusia. Menurut Trismidianto et al. (2008)

pemanasan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal

dengan Gas Rumah Kaca (GRK), khususnya gas karbondioksida (CO2) terus

bertambah di udara, yang disebabkan berbagai kegiatan di perkotaan seperti alat-

alat elektronik (AC, TV dan Komputer), penggunaan kendaraan bermotor,

kegiatan industri dan kegiatan lainnya yang membutuhkan energi penggerak dan

pemanas yang sebagian diperoleh dari pembakaran bahan bakar fosil seperti solar,

minyak tanah dan batu bara.

Permasalahan meningkatnya GRK telah dibahas dalam pertemuan antar

negara di Conference of the Parties (COP) 3 di Kyoto, yang mencetuskan Kyoto

Protocol to the United Nations Framework Convention on Climate Change

(Protokol Kyoto dalam Persidangan Rangka Kerja PBB tentang Perubahan

Iklim). Protokol ini berupa antisipasi untuk menurunkan emisi GRK yaitu dengan

Clean Development Mechanism (CDM) yang berperan dalam membantu negara

maju/industri memenuhi sebagian kewajibannya menurunkan emisi GRK dan

membantu negara berkembang dalam upaya menuju pembangunan berkelanjutan

serta kontribusi terhadap pencapaian tujuan Konvensi Perubahan Iklim

(UNFCCC). Salah satu bentuk sederhana yang dapat dilakukan dalam mengurangi

emisi GRK adalah dengan melakukan pemilihan terhadap jenis-jenis pohon

perkotaan yang mempunyai kemampuan tinggi dalam menyerap gas CO2, maka

perlu dilakukan upaya pendekatan dalam usaha untuk mengetahui kemampuan

serapan CO2 oleh pohon perkotaan, sehingga selanjutnya dapat dilakukan

penanaman vegetasi yang cocok untuk ditanam di areal kota.

Jalur hijau jalan merupakan salah satu bentuk hutan kota dengan elemen

utama pohon tepi jalan (Dahlan 1992). Dalam hal ini, Jalan Raya Pajajaran

menjadi jalan utama bagi sirkulasi kendaraan maupun sirkulasi pejalan kaki di

Page 17: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

2

Kota Bogor. Selain itu, Jalan Raya Pajajaran termasuk kategori jalan arteri

sekunder sebagai jalur yang menghubungkan zona di luar pusat kota dengan zona

pusat kegiatan di dalam kota yang terdiri dari berbagai jenis pohon, sehingga

menjadi salah satu potensi rosot karbondioksida (CO2) yang ada di Kota Bogor.

Perlu adanya penelitian mengenai kemampuan serapan pada jenis-jenis pohon

yang terdapat pada jalur hijau di Jalan Raya Pajajaran untuk memberikan

informasi dalam menentukan jenis-jenis pohon perkotaan yang mampu menyerap

CO2.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan yang didapat dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan data tentang besarnya daya rosot CO2 sembilan jenis pohon

perkotaan di Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor.

2. Menentukan jenis pohon perkotaan yang memiliki daya rosot CO2 tinggi di

Jalur Hijau Jalan Raya Pajajaran-Bogor.

1.3. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan data tentang daya rosot CO2 jenis pohon perkotaan.

2. Memberikan alternatif pertimbangan dalam penentuan jenis pohon

perkotaan pada suatu wilayah tertentu.

Page 18: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fotosintesis

Menurut Dwijoseputro (1980), fotosintesis adalah proses pengubahan zat-

zat anorganik berupa H2O dan CO2 oleh klorofil (zat hijau daun) menjadi zat-zat

organik karbohidrat dengan bantuan cahaya matahari. Peristiwa asimilasi zat

karbon ini hanya terjadi jika terdapat cukup cahaya, sehingga disebut dengan

fotosintesis. Proses fotosintesis dinyatakan dengan persamaan reaksi kimia

sebagai berikut:

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

Tumbuhan menangkap cahaya dengan menggunakan pigmen klorofil yang

memberi warna hijau pada daun. Di dalam klorofil terdapat kloroplas yang

menyerap cahaya untuk proses fotosintesis.

Laju fotosintesis pada tumbuhan berbeda-beda, karena dipengaruhi oleh

beberapa faktor utama, antara lain:

1. Intensitas cahaya

Laju fotosintesis akan mencapai titik maksimum pada saat banyak cahaya.

Menurut Meyer dan Anderson (1952), intensitas cahaya yang sedikit

dengan suplai karbondioksida yang cukup akan menyebabkan reaksi

fotokimia terbatas dan suhu akan sedikit berpengaruh terhadap laju proses

tersebut. Menurut Lakitan (1993) menyatakan bahwa umumnya, fiksasi

karbondioksida maksimum terjadi pada tengah hari, yakni pada saat

intensitas cahaya mencapai puncaknya. Adanya penutupan cahaya

matahari oleh awan dapat mengurangi laju fotosintesis.

2. Konsentrasi karbondioksida

Konsentrasi karbondioksida cenderung meningkat secara konsisten.

Peningkatan karbondioksida baik secara alami maupun dalam kondisi

buatan secara konsisten memacu laju fotosintesis kecuali jika stomata

menutup.

Page 19: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

4

3. Suhu

Pengaruh suhu terhadap fotosintesis tergantung pada jenis tumbuhan dan

kondisi lingkungan tempat tumbuhnya. Secara umum, suhu optimum

untuk fotosintesis setara dengan suhu siang hari pada habitat asal

tumbuhan tersebut.

4. Kadar air

Rendahnya kadar air akan menyebabkan stomata pada daun menutup,

sehingga menghambat dalam penyerapan karbondioksida. Hal ini akan

berpengaruh pada berkurangnya laju fotosintesis

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

Jika kadar fotosintat ini berkurang, maka akan menyebabkan laju

fotosintesis naik. Sebaliknya, jika kadar fotosintat bertambah akan

berakibat pada menurunnya laju fotosintesis.

6. Tahap pertumbuhan

Laju fotosintesis umumnya lebih tinggi pada tahap pertumbuhan

kecambah (semai/anakan) dibandingkan pada tumbuhan dewasa. Hal ini

dikarenakan pada tahap kecambah, tumbuhan lebih banyak membutuhkan

energi dan makanan untuk pertumbuhannya.

Selain itu, menurut Lakitan (1993) menyatakan bahwa terdapat faktor

genetik lain yang mempengaruhi laju fotosintesis. Faktor-faktor tersebut antara

lain:

1. Perbedaan antara spesies

Laju fotosintesis pada tumbuhan C4 (misal tebu. jagung, sorgum dan

beberapa jenis rerumputan asal tropis) paling tinggi dibandingkan pada

tumbuhan C3 dan CAM. Tumbuhan CAM mempunyai laju fotosintesis

terendah. Laju fotosintesis pada jenis pohon dan semak (C3) lebih rendah

dibandingkan pada tumbuhan C4. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh

daun pada pohon dan semak banyak yang saling menutupi, sehingga

intensitas cahaya yang diterima daun-daun yang ternaungi akan lebih

rendah.

Page 20: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

5

2. Laju translokasi fotosintat

Laju fotosintesis dapat terhambat karena adanya timbunan fotosintat (hasil

fosintesis) pada daun. Tumbuhan dengan laju fotosintesis yang tinggi

menunjukkan laju translokasi yang tinggi.

2.2. Karbondioksida (CO2)

Gas CO2 adalah bahan baku bagi fotosintesis dan laju fotosintesis

dipengaruhi oleh kadar CO2 di udara (Ardiansyah 2009). June (2006) menyatakan

peningkatan kadar CO2 di atmosfer akan merangsang proses fotosintesis,

meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman tanpa diikuti oleh

peningkatan kebutuhan air. Pengaruh fisiologis utama dari kenaikan CO2 adalah

meningkatnya laju fotosintesis di dalam daun, akibat peningkatan laju fotosintesis

tersebut akan menyebabkan terjadinya penimbunan karbohidrat di daun

(Darmawan & Baharsjah 1983).

Menurut Salisbury dan Cleon (1995) jumlah karbon yang ditambat melalui

proses fotosintesis tiap tahunnya diperkirakan berkisar antara 70-120 trilyun ton

dan diperkirakan sekitar duapertiga dari produktivitas ini terjadi di daratan, hanya

sepertiganya yang berlangsung di laut dan samudera. Dengan demikian,

keberadaan tumbuhan di wilayah perkotaan sangat diperlukan dalam menyerap

gas CO2 dan mengatasi efek rumah kaca.

2.2.1. Pengukuran Daya Rosot CO2

Pengukuran daya rosot tanaman terhadap karbondioksida (CO2) telah

dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian secara mendalam tentang kemampuan

pohon menyerap karbon telah dilakukan oleh International Centre for Research in

Agroforestry (ICRAF), Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology

(BIOTROP), Institut Pertanian Bogor (IPB), Departemen Kehutanan dan

Kementerian Negara Lingkungan Hidup (Dephut 2005).

Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam telah meneliti kemampuan

penyerapan CO2 berbeda-beda menurut lokasi, jenis pohon hutan dan umur

tegakan (Dephut 2005). Hutan dan taman kota dapat menyerap CO2 namun hutan

kota dianggap memiliki kelebihan dalam menyerap gas ini dibandingkan dengan

taman, karena hutan kota lebih luas daripada taman. Selain itu, biomassa hutan

Page 21: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

6

jauh lebih banyak daripada taman karena terdiri dari beberapa strata ketinggian

dari yang paling rendah sampai yang tinggi, juga pepohonan hutan memiliki

diameter tajuk dan kerapatan daun yang jauh lebih besar daripada taman.

Tanaman hutan kota baik di dalam maupun di luar kota akan menyerap CO2

melalui proses fotosintesis yang kemudian menghasilkan gas oksigen (O2) yang

sangat diperlukan oleh manusia dan hewan (Dahlan 2004).

Jo & McPherson (1995) dalam Dahlan (2004) menyatakan hasil penelitian

pada hutan kota di Chicago dapat menyerap CO2 sebesar 0,32-0,49 kg/m2. Hasil

Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam tentang kemampuan pohon dalam

menyerap CO2 menunjukan bahwa akasia (Acacia mangium) berumur enam tahun

yang terdapat di Pusat Penelitian Benakat, Sumatera Selatan mempunyai

kandungan CO2 sebesar 16,64 ton/ha/tahun, lebih besar dari kandungan CO2

tegakan akasia berumur 10 tahun yang terdapat di Jawa Barat yang hanya sebesar

9,06 ton/ha/tahun (Dephut 2005). Selain itu, menurut Widyastama (1991) dalam

Dahlan (1992) menyatakan tanaman baik sebagai penyerap gas CO2 dan penghasil

oksigen adalah damar (Agathis alba), bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea),

Lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis) dan

beringin (Ficus benjamina), sedangkan menurut Sugiharti (1998) kaliandra

(Calliandra sp.), flamboyan (Delonix regia) dan kembang merak (Caesalpinia

pulcherrima) merupakan tanaman yang efektif dalam menyerap gas CO2 dan

sekaligus tanaman tersebut relatif kurang terganggu oleh pencemaran udara.

Menurut Sedjo dalam Tampubolon et al. (2000), satu hektar hutan dapat

menjerap 6,24 ton karbon setiap tahun. Kapasitas rosot karbon suatu hutan sangat

dipengaruhi oleh daur (umur), tipe, fungsi hutan, jenis dan tingkat pertumbuhan

tanaman serta kualitas tapak. Hutan muda mempunyai tingkat penjerapan karbon

yang lebih tinggi dibanding dengan hutan tua yang hanya mampu mengikat

carbon stock saja. Jenis pohon yang cepat tumbuh (growing species) yang

ditanam pada tapak yang berkualitas akan menghasilkan riap tinggi sehingga

dapat mengikat karbon dalam jumlah tinggi dalam biomassanya.

Menurut Purwaningsih (2007), pengukuran daya rosot karbondioksida

dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran kandungan karbohidrat

pada tumbuhan. Hasil pengukuran tersebut dikonversikan sehingga diperoleh daya

Page 22: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

7

rosot karbondioksida pada tumbuhan. Adapun hasil penelitian terhadap 25 jenis

tanaman hutan kota terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1 Daya Rosot Karbondioksida pada 25 Jenis Tanaman Hutan Kota

No. Jenis Tanaman Daya rosot Daya rosot Daya rosot Daya rosotbersih CO2 bersih CO2 bersih CO2 bersih CO2

tiap cm2 (× tiap daun (× tiap pohon per ha (× 103

10-4 g cm-2 10-2 g cm-2 (g/jam) g/jam)jam-1 jam-1

1. Flamboyan 2,51 3,03 1,430 0,5722. Johar 2,92 1,97 2,750 1,1003. Merbau pantai 1,13 2,60 0,356 1,4204. Asam 0,60 0,01 0,118 0,0475. Kempas 0,98 0,65 4,970 1,9906. Sapu tangan 0,33 0,14 0,107 0,0437. Bunga merak 2,80 2,45 0,743 0,2978. Cassia 18,90 2,08 1280,000 511,0009. Krey payung 0,008 0,45 11,800 4,70410. Matoa 0,12 5,97 7,180 2,87011. Rambutan 0,12 0,06 0,064 0,02612. Tanjung 1,21 0,37 0,102 0,04113. Sawo kecik 1,64 0,48 1,840 0,73414. Angsana 1,19 2,07 0,217 0,08715. Dadap 2,71 3,21 0,136 0,05616. Trembesi 1,94 0,57 66,300 26,50017. Saga 2,05 0,72 7,400 2,96018. Asam kranji 1,44 0,43 0,218 0,08719. Mahoni 1,32 7,94 2,500 1,00020. Khaya 0,55 2,86 0,605 0,24221. Pingku 0,22 0,30 99,300 39,70022. Beringin 1,58 0,26 622,000 2490,00023. Nangka 0,57 0,39 3,410 5,98024. Kenanga 7,26 152 22,600 9,03025. Sirsak 3,80 0,37 25,500 10,200

Sumber : Purwaningsih (2007)

Mayalanda (2007) melakukan penelitian terhadap 21 jenis tanaman hutan

kota untuk mengenai daya rosot CO2 dengan menggunakan metode yang sama.

Hasil penelitian seperti pada Tabel 2, yaitu:

Tabel 2 Daya Rosot Karbondioksida pada 21 Jenis Tanaman Hutan Kota

No. Jenis Tanaman Daya rosot Daya rosot Daya rosotbersih CO2 bersih CO2 bersih CO2

tiap cm2 (× tiap daun (× tiap pohon10-4 g cm-2 10-2 g cm-2 (g-1 phn-1 jam-1)jam-1 jam-1

1. H. mengarawan 0,009 0,002 0,2142. H. odorata 0,437 0,128 2,1003. C. guineensis 0,055 0,992 16,9484. A. heterophyllus 0,118 0,085 2,6195. P. alata 0,133 0,864 17,963

Page 23: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

8

Tabel 2 (Lanjutan)

No. Jenis Tanaman Daya rosot Daya rosot Daya rosotbersih CO2 bersih CO2 bersih CO2

tiap cm2 (× tiap daun (× tiap pohon10-4 g cm-2 10-2 g cm-2 (g-1 phn-1 jam-1)jam-1 jam-1

6. D. retusa 0,145 0,331 12,0337. S. selanica 0,171 0,221 15,3608. P. affinis 0,186 0,959 6,5279. A. mangium 0,251 0,290 7,54310. S. indicum 0,351 0,167 8,18511. K. senegalensis 0,434 1,562 41,62412. S. macrophylla 0,439 6,983 181,54513. L. speciosa 0,531 2,977 79,47914. S. mahagoni 0,611 3,462 146,78215. T. verrucossum 0,688 5,089 278,97616. A. auriculiformis 0,917 0,293 24,15517. C. parthenoxylon 1,013 1,789 112,76618. S. wallichii 1,511 0,972 31,42119. T. grandis 1,965 15,986 67,14220. B. roxburghiana 3,308 4,366 219,69221. S. zeylanica 5,362 4,401 795,711

Sumber : Mayalanda (2007)

2.3. Clean Development Mechanism (CDM)

Pada bulan Desember 1997, diselenggarakan sesi ketiga dari Conference of

the Parties to Climate Convention United Nations Framework Convention in

Climate Change di Kyoto, Jepang menghasilkan suatu kesepakatan yang dikenal

dengan Protokol Kyoto. Isi kesepakatan tersebut antara lain negara-negara industri

harus mengurangi rata-rata emisi gas rumah kaca (green house gases) lebih dari

5,2 % selama 2008-2012 dan mengambil tindakan nyata dalam pengurangan 60

% emisi karbon sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan bumi (Huxham

and Sumner 2000) dalam Tampubolon et al. (2000). Oleh karena itu, adanya suatu

mekanisme perdagangan emisi (emissions trading) yang memperbolehkan negara-

negara industri untuk menjual emisinya jika targetnya mengurangi emisi karbon

tidak tercapai. Menurut Kuusipalo dalam Tampubolon et al. (2000), perdagangan

karbon tersebut sebesar US $ 10-30 setiap ton penjerapan karbon. Mekanisme ini

disebut Clean Development Mechanism (CDM), yaitu mekanisme pengurangan

emisi-emisi tersebut yang dibiayai oleh negara-negara industri.

Page 24: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

9

2.4. Jalur Hijau Jalan

Salah bentuk jalur hijau adalah jalur hijau jalan. Terdapat beberapa

struktur pada jalur hijau jalan yaitu daerah sisi jalan, median jalan, maupun pulau

lalu lintas (traffic islands). Daerah sisi jalan adalah daerah yang berfungsi untuk

keselamatan dan kenyamanan pemakai jalan, lahan untuk pengembangan jalan,

kawasan penyangga, jalur hijau, tempat pembangunan fasilitas pelayanan dan

melindungi bentukan alam.

Menurut Arifin (2002) jalur hijau jalan merupakan ruang terbuka hijau

yang memanjang baik yang berada di sisi jalan maupun sebagai pemisah atau

median jalan. Vegetasi merupakan faktor penting dalam lingkungan sehingga

pemilihan vegetasi harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dengan

karakteristik vegetasi yang ditanam, terutama untuk penanaman jalur hijau di

lingkungan perkotaan yang berada di lingkungan yang penuh dengan polusi dan

keadaan yang kurang mendukung.

Page 25: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

10

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di jalur hijau sekitar Warung Jambu Jalan Raya

Pajajaran, Wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kelurahan Bantar Jati, Bogor,

dengan melakukan pengambilan sampel daun dari sembilan jenis tanaman.

Analisis karbohidrat dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Penelitian

dilaksanakan selama dua bulan yaitu Juli - Agustus 2009.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tabung Reaksi

2. Kamera Digital

3. Plastik bening ukuran 3 kg dan Trash Bag hitam

4. Pipet kaca berskala

5. Global Position System (GPS) Garmin CS x 67

6. Spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 m (HITACHI 150-

20 Spectrophotometer 150-20 data processor

7. Kertas filter dengan kesarangan 0,05 mg/cm

8. Penangas + hidrolisis (Robertshaw km Electric water bath, KIYA

SEISAKUSHO TYPE 412)

9. Penggiling

10. Timbangan elektrik

11. Water bath (penangas air)

12. Oven (MRK 15 by JICA Circulation oven one touch type Hanyong

Dx2)

13. Kertas millimeter block dan alat menggambar

14. Alat tulis

15. Kotak preparat (slide box)

16. Hand Counter

Page 26: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

11

17. Seperangkat komputer dengan Software Microsoft Word, Microsoft

Excel dan Mathematica 6.

Bahan yang digunakan dalam penelitian :

1. Sampel daun dari sembilan jenis tanaman yang tumbuh di jalur hijau

Jalan Raya Pajajaran. Daun yang diteliti terdiri dari tiga kelompok

umur, yaitu daun muda, dewasa dan tua. Daun muda biasanya berwarna

lebih terang, ukurannya lebih kecil dibandingkan daun dewasa. Daun

dewasa biasanya mulai berwarna lebih tua dan memiliki ukuran yang

masih dapat bertambah. Daun tua biasanya berwarna hijau tua dan

ukurannya sudah mencapai maksimum. Jenis pohon yang dipilih

merupakan tanaman asli Indonesia. Jenis-jenis tanaman hutan kota yang

diteliti disajikan dalam (Tabel 3).

Tabel 3 Daftar Jenis Pohon di sekitar Jalan Raya Pajajaran-Bogor

No Nama Lokal Nama Latin Famili Tinggi Diameter Lokasi(m) (cm)

1 Bintaro Cerbera manghas Apocynaceae 13 52 di timurjalan

2 Angsana Pterocarpus Fabaceae 9 56 di medianIndicus jalan

3 Bunga Bauhinia Fabaceae 8 46 di mediankupu-kupu purpurea jalan

4 Akasia Acacia Fabaceae 9 35 di medianMangium jalan

5 Mahoni daun Swietenia Meliaceae 14 60 di medianbesar macrophylla jalan

6 Mahoni daun Swietenia Meliaceae 8 30 di timurkecil mahagoni jalan

7 Karet kebo Ficus elastica Moraceae 9 40 di baratjalan

8 Beringin Ficus benjamina Moraceae 12 50 di timurjalan

9 Kersen Muntingia Muntingiaceae 10 46 di timurcalabura jalan

Rata-rata 10 46

Page 27: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

12

2. Menurut Semogyi Nelson, pereaksi yang digunakan dalam analisis

karbohidrat antara lain:

a) Pereaksi Cu

Proses pembuatan pereaksi Cu :

Pertama-tama menimbang 12 g K Na Tartrat, 24 g Na2O3, 2 g CuSO4,

20 ml H2O (10% Cu), serta 16 g NaHCO3, kemudian larutkan 180 g

Na2SO4, dengan air panas dan didinginkan. Setelah itu, campur larutan

K Na Tartrat, Na2O3, CuSO4, H2O, NaHCO3, Na2SO4. Lalu simpan

campuran tersebut selama 2 hari di tempat gelap atau pada botol

gelap.

b) Pereaksi Nelson

Proses pembuatan Pereaksi Nelson :

Pertama-tama larutkan 25 g (NH4)6Mo7O24 (Amonium molibdat)

dalam 450 ml H2O dan ditambahkan dengan 21 ml H2SO4 pekat,

kemudian larutkan 3 g Na2HASO4.7H2O (Amonium hidrogen arsenat)

dalam 25 ml H2O. Setelah itu, campur larutan a dan b kemudian

dipanaskan pada suhu 37oC selama 1-2 hari dan simpan pada botol

gelap. Campuran ini disebut pereaksi Nelson.

c) Pereaksi Karbohidrat

Pereaksi Karbohidrat yang digunakan terdiri dari :

a. 0,7 N HCl

b. 1 N NaOH

c. 5% ZnSO4

d. 0,3 N Ba(OH)2

3. Phenol Merah

4. Aquades

3.3. Variabel yang Diamati

Beberapa variabel yang diamati dalam penelitian ini antara lain, yaitu:

1. Luas daun pada pohon sampel

2. Jumlah daun pada individu pohon yang diamati

3. Daya rosot karbondioksida (CO2)

Page 28: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

13

3.4. Disain Sampel

Rancangan pengambilan sampel dalam penelitian ini antara lain, yaitu:

1. Sampel yang diambil terdiri dari sembilan jenis tanaman dengan metode

proportional allocation. Sampel yang diambil hanya sembilan jenis,

karena faktor keterbatasan waktu pengambilan sampel (pukul 05.00 WIB,

12.00 WIB, 17.00 WIB dan 20.00 WIB), serta dilakukan pada jenis-jenis

yang jaraknya berdekatan. Jenis-jenis tersebut antara lain: Acacia

mangium, Pterocarpus indicus, Ficus benjamina, Bauhinia purpurea,

Muntingia calabura, Ficus elastica, Swietenia macrophylla, Swietenia

mahagoni dan Cerbera manghas.

2. Pengelompokkan juga dilakukan pada daun yang akan diambil sebagai

sampel dalam analisis karbohidrat. Daun tersebut dikelompokkan ke dalam

tiga golongan berdasarkan umur daun, yaitu daun muda, dewasa dan tua.

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data analisis karbohidrat yang lebih

akurat karena daun yang diambil mewakili semua kelas umur.

3. Sampel daun yang diambil yang digunakan untuk analisis karbohidrat

yaitu sebanyak 30 gram.

4. Penelitian ini tidak menggunakan ulangan untuk analisis karbohidrat

3.5. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini diawali dengan menentukan lokasi penelitian. Jenis pohon

yang dipilih terletak pada suatu lahan yang sama (kompak). Masing-masing jenis

ditanam pada jarak yang tidak terlalu jauh, sehingga unsur hara dan air yang

berpengaruh pada proses fotosintesis diasumsikan sama. Langkah-langkah dalam

pengumpulan data antara lain:

1. Penentuan Jenis Pohon

Penentuan jenis pohon berdasarkan pada pohon yang memiliki jarak yang

saling berdekatan. Dua diantara sembilan tanaman yang dipilih yaitu Acacia

mangium dan Swietenia macrophylla merupakan tanaman yang dominan di lokasi

penelitian.

Page 29: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

14

2. Penentuan Individu Pohon

Penentuan individu pohon berdasarkan pada pohon yang memiliki jarak

yang saling berdekatan, berpenampilan sehat, tidak tertekan dan tidak terserang

hama penyakit, serta memiliki kelas umur yang relatif sama.

3. Penentuan Jumlah Daun Per Pohon

Penentuan daya rosot karbondioksida (CO2) per pohon memerlukan data

tentang jumlah daun per pohon. Langkah-langkah penentuan jumlah daun per

pohon adalah sebagai berikut :

1. Menghitung jumlah cabang yang ada dalam satu pohon.

2. Mengelompokkan cabang-cabang tersebut berdasarkan ukurannya.

3. Memilih salah satu cabang sampel dan hitung jumlah daunnya.

4. Mengalikan jumlah daun pada sampel dengan jumlah sampel cabang.

5. Menjumlahkan hasil kali tersebut sehingga didapat jumlah total daun per

pohon.

4. Pengukuran Luas Daun

Daun sampel diukur luas totalnya dengan menggunakan kertas milimeter

dan alat menggambar. Pengukuran dengan cara ini cukup efektif pada daun

dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Daun digambar pada kertas

milimeter dengan meletakkan daun diatas kertas, kemudian pola daun diikuti.

Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun yang

dikalikan dengan ukuran luas kotak milimeter (cm2/mm2). Luas kotak yang berisi

lebih dari setengah bagian dianggap sebagai satu kotak.

5. Pengukuran Daya Rosot CO2

Pengukuran daya rosot karbondioksida (CO2) dilakukan dengan metode

karbohidrat, dimana massa CO2 diketahui dari konversi massa karbohidrat hasil

fotosintesis. Massa karbohidrat hasil fotosintesis dianalisis dengan metode

Somogyi Nelson. Penentuan massa karbohidrat daun terdapat dua tahapan, yaitu

pengambilan daun sampel dan pengukuran massa karbohidrat.

1. Pengambilan Daun Sampel :

a. Memetik daun dari pohon sampel dan timbang sebanyak 30 gram dengan

komposisi daun muda, dewasa dan tua secara proporsional tiap jenisnya.

Daun yang diambil adalah daun yang sehat dan tidak berlubang.

Page 30: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

15

Pengambilan sampel daun dilakukan dalam empat tahapan waktu, yaitu

pada pukul 05.00 WIB, 12.00 WIB, 17.00 WIB dan 20.00 WIB. Pada

pukul 05.00 WIB diasumsikan belum terjadi proses fotosintesis, sedangkan

pada pukul 12.00 WIB dan 17.00 WIB diasumsikan telah terjadi proses

fotosintesis selama sehari dan pada pukul 20.00 WIB diasumsikan tidak

terjadi lagi proses fotosintesis. Pengambilan daun yang dimulai pada pukul

05.00 WIB sebaiknya dihentikan pada saat matahari sudah terbit karena

pada waktu tersebut tanaman memulai proses fotosintesis.

b. Memasukkan sampel daun ke dalam plastik rendam dengan alkohol 70%

kemudian dikocok + 15 menit, lalu kering udarakan. Perendaman dalam

alkohol dilakukan untuk mencegah terjadinya fotosintesis dan respirasi

lanjutan setelah daun dipetik dari pohon.

2. Pengukuran massa karbohidrat:

a. Mengeringkan daun segar yang telah dipetik (30 gram) menggunakan oven

pada suhu 50oC selama 72 jam untuk mendapatkan berat kering mutlak.

b. Menghancurkan sampel daun yang telah dikeringkan dengan

menggunakan alat penggiling sampai halus.

c. Mengambil 0,2 gram sampel daun yang telah dihancurkan.

Luas daun total (200 mg) = massa sampel kering : luas daun total (30 g

sampel)

d. Menambahkan dengan 120 ml HCl 0,7 N.

e. Menghidrolisis selama 2,5 jam dalam penangas air.

f. Menyaring dalam labu ukur 100 ml.

g. Memasukkan phenol merah, kemudian netralkan dengan NaOH 1 N

(setelah titrasi terjadi perubahan warna larutan dari biru menjadi merah

muda).

h. Menambahkan 5 ml ZnSO4 5% dan 5 ml Ba(OH)2 0,3 N dengan tujuan

mengendapkan protein dari sampel.

i. Menambahkan larutan aquades sampai tanda tera 100 ml.

j. Menyaring kembali dan ambil larutan jernih.

k. Memipet 2 ml larutan yang sudah jernih dalam tabung kimia.

l. Membuat deret standar karbohidrat 5, 10, 15, 20, 25 ml.

Page 31: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

16

m. Menambahkan pereaksi Cu sebanyak 2 ml pada deret standar dan larutan

sampel, lalu panaskan dalam penangas air selama 10 menit kemudian

dinginkan.

n. Menambahkan pereaksi Nelson 2 ml dan 20 ml H2O sampai tanda tera

masing-masing deret standar dan larutan sampel. Kocok dan biarkan

sampai 2 menit.

o. Mengukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 m

sehingga didapat nilai absorbsi karbohidrat (A)

p. Nilai presentasi karbohidrat yang didapat adalah % KH dalam keadaan

kering.

q. Menghitung massa karbohidrat dalam daun segar (basah)

3.6. Pengolahan Data

Data dianalisis menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

Persamaan 1. Luas daun per pohon dihitung dengan rumus :

Luas rata-rata daun per 30 gram bobot basah daun x ∑ daun per pohon

∑ daun per 30 gram bobot basah daun

Persamaan 2. Persentase karbohidrat kering (% KH kering) dihitung

dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

A : nilai absorbsi karbohidrat

S : rata-rata standar karbohidrat

merupakan faktor pengenceran

Persamaan 3. Massa karbohidrat dalam daun segar atau daun basah

dihitung dengan rumus :

Massa C6H12O6 = % KH basah x bobot basah daun (30 gram)

16

m. Menambahkan pereaksi Cu sebanyak 2 ml pada deret standar dan larutan

sampel, lalu panaskan dalam penangas air selama 10 menit kemudian

dinginkan.

n. Menambahkan pereaksi Nelson 2 ml dan 20 ml H2O sampai tanda tera

masing-masing deret standar dan larutan sampel. Kocok dan biarkan

sampai 2 menit.

o. Mengukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 m

sehingga didapat nilai absorbsi karbohidrat (A)

p. Nilai presentasi karbohidrat yang didapat adalah % KH dalam keadaan

kering.

q. Menghitung massa karbohidrat dalam daun segar (basah)

3.6. Pengolahan Data

Data dianalisis menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

Persamaan 1. Luas daun per pohon dihitung dengan rumus :

Luas rata-rata daun per 30 gram bobot basah daun x ∑ daun per pohon

∑ daun per 30 gram bobot basah daun

Persamaan 2. Persentase karbohidrat kering (% KH kering) dihitung

dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

A : nilai absorbsi karbohidrat

S : rata-rata standar karbohidrat

merupakan faktor pengenceran

Persamaan 3. Massa karbohidrat dalam daun segar atau daun basah

dihitung dengan rumus :

Massa C6H12O6 = % KH basah x bobot basah daun (30 gram)

16

m. Menambahkan pereaksi Cu sebanyak 2 ml pada deret standar dan larutan

sampel, lalu panaskan dalam penangas air selama 10 menit kemudian

dinginkan.

n. Menambahkan pereaksi Nelson 2 ml dan 20 ml H2O sampai tanda tera

masing-masing deret standar dan larutan sampel. Kocok dan biarkan

sampai 2 menit.

o. Mengukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 m

sehingga didapat nilai absorbsi karbohidrat (A)

p. Nilai presentasi karbohidrat yang didapat adalah % KH dalam keadaan

kering.

q. Menghitung massa karbohidrat dalam daun segar (basah)

3.6. Pengolahan Data

Data dianalisis menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

Persamaan 1. Luas daun per pohon dihitung dengan rumus :

Luas rata-rata daun per 30 gram bobot basah daun x ∑ daun per pohon

∑ daun per 30 gram bobot basah daun

Persamaan 2. Persentase karbohidrat kering (% KH kering) dihitung

dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

A : nilai absorbsi karbohidrat

S : rata-rata standar karbohidrat

merupakan faktor pengenceran

Persamaan 3. Massa karbohidrat dalam daun segar atau daun basah

dihitung dengan rumus :

Massa C6H12O6 = % KH basah x bobot basah daun (30 gram)

Page 32: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

17

Persamaan 4. Dimana % KH basah :

Persamaan 5. KA (kadar air tiap jenis daun dalam %) :

Persamaan 6. Massa CO2 dihitung dengan rumus :

Massa CO2 = Massa C6H12O6 x 1,47

Rumus tersebut didapat dari persamaan reaksi fotosintesis :

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat 1 mol C6H12O6 setara

dengan 6 mol CO2, sehingga perhitungannya adalah :

a. Mol C6H12O6 = Massa C6H12O6 : Mr C6H12O6

b. Massa CO2 = 6 x Mol C6H12O6 x Mr CO2

= 6 x x Mr CO2

= 6 x x 44

= Massa C6H12O6 x 1,47

Keterangan :

Mr : massa molekul relatif

Ar : atom relatif

Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16

Persamaan 7. Penentuan daya rosot CO2 per luas sampel daun (D)

menggunakan rumus :

17

Persamaan 4. Dimana % KH basah :

Persamaan 5. KA (kadar air tiap jenis daun dalam %) :

Persamaan 6. Massa CO2 dihitung dengan rumus :

Massa CO2 = Massa C6H12O6 x 1,47

Rumus tersebut didapat dari persamaan reaksi fotosintesis :

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat 1 mol C6H12O6 setara

dengan 6 mol CO2, sehingga perhitungannya adalah :

a. Mol C6H12O6 = Massa C6H12O6 : Mr C6H12O6

b. Massa CO2 = 6 x Mol C6H12O6 x Mr CO2

= 6 x x Mr CO2

= 6 x x 44

= Massa C6H12O6 x 1,47

Keterangan :

Mr : massa molekul relatif

Ar : atom relatif

Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16

Persamaan 7. Penentuan daya rosot CO2 per luas sampel daun (D)

menggunakan rumus :

17

Persamaan 4. Dimana % KH basah :

Persamaan 5. KA (kadar air tiap jenis daun dalam %) :

Persamaan 6. Massa CO2 dihitung dengan rumus :

Massa CO2 = Massa C6H12O6 x 1,47

Rumus tersebut didapat dari persamaan reaksi fotosintesis :

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2

Dari persamaan reaksi tersebut dapat dilihat 1 mol C6H12O6 setara

dengan 6 mol CO2, sehingga perhitungannya adalah :

a. Mol C6H12O6 = Massa C6H12O6 : Mr C6H12O6

b. Massa CO2 = 6 x Mol C6H12O6 x Mr CO2

= 6 x x Mr CO2

= 6 x x 44

= Massa C6H12O6 x 1,47

Keterangan :

Mr : massa molekul relatif

Ar : atom relatif

Ar C = 12, Ar H = 1, Ar O = 16

Persamaan 7. Penentuan daya rosot CO2 per luas sampel daun (D)

menggunakan rumus :

Page 33: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

18

Persamaan 8. Penentuan daya rosot CO2 bersih per luas daun per jam (Dt)

Keterangan :

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

D = daya rosot CO2 per luas sampel daun

∆t = selisih waktu pengambilan sampel yang dimulai pukul 06.00

WIB sampai pukul 18.00 WIB

Persamaan 9. Penentuan daya rosot CO2 per helai daun per jam (Dl)

Dl = Dt x luas per helai

Keterangan :

Dl = daya rosot bersih CO2 per helai daun per jam

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

Persamaan 10. Penentuan daya rosot CO2 per pohon per jam (Dn)

Dn = Dt x ∑d x luas per helai daun

Keterangan :

Dn = daya rosot bersih CO2 per pohon per jam

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

∑d = jumlah daun per pohon

Persamaan 11. Penentuan daya rosot CO2 per pohon per tahun (Dy)

Dy = [{Dn x 5,36} + {Dn x (12,07-5,36) x 0,46}] x 365

Keterangan :

Dy = daya rosot bersih CO2 per pohon per tahun

Dn = daya rosot bersih CO2 per pohon per jam

12,07 = nilai rata-rata lama penyinaran maksimum per hari, satuan

dalam jam/hari (Sitompul & Guritno 1995)

5,36 = nilai rata-rata penyinaran aktual per hari di Bogor, satuan

dalam jam/hari (Abdullah 2000)

0,46 = perbandingan antara rata-rata laju fotosintesis pada hari

mendung dengan hari cerah (Sitompul & Guritno 1995)

18

Persamaan 8. Penentuan daya rosot CO2 bersih per luas daun per jam (Dt)

Keterangan :

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

D = daya rosot CO2 per luas sampel daun

∆t = selisih waktu pengambilan sampel yang dimulai pukul 06.00

WIB sampai pukul 18.00 WIB

Persamaan 9. Penentuan daya rosot CO2 per helai daun per jam (Dl)

Dl = Dt x luas per helai

Keterangan :

Dl = daya rosot bersih CO2 per helai daun per jam

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

Persamaan 10. Penentuan daya rosot CO2 per pohon per jam (Dn)

Dn = Dt x ∑d x luas per helai daun

Keterangan :

Dn = daya rosot bersih CO2 per pohon per jam

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

∑d = jumlah daun per pohon

Persamaan 11. Penentuan daya rosot CO2 per pohon per tahun (Dy)

Dy = [{Dn x 5,36} + {Dn x (12,07-5,36) x 0,46}] x 365

Keterangan :

Dy = daya rosot bersih CO2 per pohon per tahun

Dn = daya rosot bersih CO2 per pohon per jam

12,07 = nilai rata-rata lama penyinaran maksimum per hari, satuan

dalam jam/hari (Sitompul & Guritno 1995)

5,36 = nilai rata-rata penyinaran aktual per hari di Bogor, satuan

dalam jam/hari (Abdullah 2000)

0,46 = perbandingan antara rata-rata laju fotosintesis pada hari

mendung dengan hari cerah (Sitompul & Guritno 1995)

18

Persamaan 8. Penentuan daya rosot CO2 bersih per luas daun per jam (Dt)

Keterangan :

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

D = daya rosot CO2 per luas sampel daun

∆t = selisih waktu pengambilan sampel yang dimulai pukul 06.00

WIB sampai pukul 18.00 WIB

Persamaan 9. Penentuan daya rosot CO2 per helai daun per jam (Dl)

Dl = Dt x luas per helai

Keterangan :

Dl = daya rosot bersih CO2 per helai daun per jam

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

Persamaan 10. Penentuan daya rosot CO2 per pohon per jam (Dn)

Dn = Dt x ∑d x luas per helai daun

Keterangan :

Dn = daya rosot bersih CO2 per pohon per jam

Dt = daya rosot bersih CO2 per luas daun per jam

∑d = jumlah daun per pohon

Persamaan 11. Penentuan daya rosot CO2 per pohon per tahun (Dy)

Dy = [{Dn x 5,36} + {Dn x (12,07-5,36) x 0,46}] x 365

Keterangan :

Dy = daya rosot bersih CO2 per pohon per tahun

Dn = daya rosot bersih CO2 per pohon per jam

12,07 = nilai rata-rata lama penyinaran maksimum per hari, satuan

dalam jam/hari (Sitompul & Guritno 1995)

5,36 = nilai rata-rata penyinaran aktual per hari di Bogor, satuan

dalam jam/hari (Abdullah 2000)

0,46 = perbandingan antara rata-rata laju fotosintesis pada hari

mendung dengan hari cerah (Sitompul & Guritno 1995)

Page 34: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

19

3.6.1. Pembuatan Kurva Massa Karbohidrat Bersih

Massa karbohidrat bersih adalah massa yang menyatakan banyaknya

karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis yang ditentukan melalui

persamaan kuadratik dan kubik, sedangkan massa CO2 bersih merupakan

banyaknya massa CO2 yang digunakan tanaman untuk aktif melakukan

fotosintesis selama selang waktu yang ditentukan. Pukul 06.00 – 18.00 WIB

dijadikan titik acuan penghitungan karena pada waktu tersebut tanaman mulai

melakukan fotosintesis yang disebabkan cahaya matahari, sehingga dapat

diketahui massa CO2 pada tanaman saat terjadinya fotosintesis. Langkah-langkah

pembuatan kurva massa karbohidrat bersih adalah:

1. Masukkan nilai karbohidrat yang telah dianalisis kedalam program

Microsoft Excel 2007 berdasarkan waktu pengambilan sampel, contoh:

Nama jenis Waktu

05.00 12.00 17.00 20.00

Swietenia macrophylla 0,788 1,468 0,988 1,370 @

Keterangan :

@ = massa karbohidrat

2. Kemudian blok data massa karbohidrat diatas, hanya angkanya saja.

3. Setelah diblok lalu klik Insert. Pilih menu Charts dan kemudian klik

Scatter, maka muncul kurva berupa titik-titik.

4. Kemudian klik Chart layouts, lalu pilih layout yang memiliki fungsi (fx),

maka muncul kurva titik yang disertai garis.

5. Sorot garis pada kurva lalu klik. Setelah itu klik kanan pada mouse,

kemudian pilih format trendline, lalu klik Polynomial dengan Order : 2

atau 3, maka akan muncul persamaan fungsi (fx). Persamaan fungsi (fx)

dengan menggunakan order 2 (pangkat 2) dinamakan persamaan

kuadratik, sedangkan persamaan fungsi (fx) dengan menggunakan order 3

(pangkat 3) dinamakan persamaan kubik.

6. Massa karbohidrat bersih dapat dihitung dengan menggunakan software

Mathematica 6 yaitu dengan menghitung luas dibawah kurva melalui

pengintegralan (Lampiran 2).

Page 35: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

20

7. Setelah mendapatkan nilai massa karbohidrat bersih, maka dapat dihitung

nilai massa CO2 bersih melalui Persamaan 6.

Page 36: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

21

BAB IVKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Umum Lokasi

4.1.1. Lokasi

Jalan Raya Pajajaran memiliki panjang 6,4 km yang membentang dari

utara ke selatan melalui dua wilayah administrasi yaitu Kecamatan Bogor Utara

dan Kecamatan Bogor Timur serta meliputi 5 kelurahan. Wilayah Kecamatan

Bogor Utara terdiri dari Kelurahan Tegal Gundil dan Kelurahan Babakan.

Wilayah Bogor Timur terdiri dari Kelurahan Tegal Lega, Kelurahan

Baranangsiang dan Kelurahan Sukasari.

Secara umum Kota Bogor merupakan perbukitan gelombang dengan

ketinggian yang bervariasi antara 0 s/d > 350 m di atas permukaan laut dengan

kemiringan lereng berkisar 0 – 2 % (datar), 2 – 15 % (landai), 15 – 25 % (agak

curam), 25 – 40 % (curam) dan > 40% (sangat curam). Jalan Raya Pajajaran

terletak di atas dataran yang relatif datar dan berombak. Berada pada ketinggian

350 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan berkisar antara kelompok 0 –

8%, 8 – 15%, dan 15 – 25% (Pemda Bogor).

4.1.2. Klimatologi

Jumlah curah hujan rata-rata di wilayah Kota Bogor berkisar antara 3000

sampai 4000 mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar antara 250 – 335 mm

dengan curah hujan minimum terjadi pada bulan September sekitar 128 mm,

sedangkan curah hujan maksimum terjadi di bulan Oktober sekitar 345 mm.

Temperatur rata-rata wilayah Kota Bogor berada pada suhu 26° C. Temperatur

tertinggi sekitar 30,4° C dengan kelembaban udara rata-rata kurang lebih 70 %

(Pemda Bogor).

4.1.3. Panjang Jalur Jalan

Jalan Raya Pajajaran memiliki panjang keseluruhan 6,4 Km dan damija 40

m dengan jenis jalan beraspal. Jalan Raya Pajajaran memiliki trotoar pada sisi kiri

dan kanan jalan dengan lebar kurang lebih 3 m dengan jenis conblock/rumput

(C/R). Jalan Raya Pajajaran termasuk ke dalam kategori jalan nasional dengan

fungsi sebagai jalan arteri (Dinas Bina Marga dan Pengairan 2007).

Page 37: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

22

Berdasarkan UU No. 13 tahun 1980 dan PP no. 25 tahun 1985 tentang

jalan yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum,

jalan arteri memiliki karakteristik dimensi sebagai berikut: 1) jalan arteri

dirancang berdasarkan kecepatan rencana minimal 30 Km/jam dengan lebar jalan

tidak kurang dari 20 m, 2) mempunyai kapasitas yang sama atau lebih dari volume

lalu lintas rata-rata, 3) lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas

lambat dan 4) persimpangan pada jalan arteri dan pengaturan tertentu dapat

memenuhi ketentuan yang termasuk di atas.

Jalan Raya Pajajaran merupakan jalan dua arah dengan kondisi jalan

sedang (bergelombang atau berlubang) serta tingkat kepadatan ramai, yang dilalui

berupa angkutan berat maupun angkutan umum (Dinas Bina Marga dan Pengairan

2007).

4.1.4. Tata Guna Lahan

Tata guna lahan di sepanjang Jalan Raya Pajajaran adalah pemukiman,

perkantoran pemerintahan/swasta, perdagangan/jasa, pendidikan, rumah ibadah,

rumah sakit dan terminal. Jalur pedestrian tepi jalan Pajajaran pada sisi kiri dan

kanan digunakan sebagai jalur sirkulasi utama pejalan kaki.

Jalan Raya Pajajaran dilengkapi oleh fasilitas pelengkap jalan dan

perlengkapan jalan. Fasilitas pelengkap jalan berupa jembatan penyeberangan,

saluran drainase, pagar pembatas dan halte bus, sedangkan perlengkapan jalan

terdiri dari rambu-rambu lalu lintas yang ada di sepanjang Jalan Raya Pajajaran.

4.1.5. Tata Hijau Jalan

Tata hijau Jalan Raya Pajajaran berupa jalur hijau tepi jalan dan jalur hijau

median jalan. Jalur hijau median hanya terdapat beberapa bagian ruas jalan yaitu

dari arah Warung Jambu sampai depan MAB IPB serta dari Baranangsiang

sampai dengan Ekalokasari. Jenis pohon yang terdapat di sepanjang Jalan Raya

Pajajaran adalah akasia (Acacia auriculiformis), angsana (Pterocarpus indicus),

beringin (Ficus benjamina), bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), damar

(Agathis dammara), glodongan (Polyalthia longifolia), jambu biji (Syzygium

guajava), kamboja (Plumeria rubra), ketapang (Terminalia catappa), mangga

(Mangifera indica), mahoni (Swietenia mahagoni), nangka (Artocarpus integra),

Page 38: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

23

palm (Roystonea regia), pinus (Pinus merkusii), pete cina (Laucaena glauca),

saga (Adenanthera precatorius), sawit (Elaeis guinuensis), tanjung (Mimusops

elengi), bintaro (Cerbera manghas) dan kapuk (Ceiba pentandra).

4.1.6. Peta Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di sekitar Warung Jambu Jalan Raya

Pajajaran, Wilayah Kecamatan Bogor Utara, Kelurahan Bantar Jati, Bogor.

Koordinat dari masing-masing tanaman hutan kota adalah sebagai berikut: S.

mahagoni (S 06°57,767’ dan E 106°809’), S. macrophylla (S 06°57,747’ dan E

106°809’), P. indicus (S 06°57,727’ dan E 106°809’), F. benjamina (S 06°57,691’

dan E 106°809’), F. elastica (S 06°57,657’ dan E 106°809’), A. mangium (S

06°57,623’ dan E 106°809’), C. manghas (S 06°57,591’ dan E°106 809’), M.

calabura (S 06°57,562’ dan E 106°809’) dan B. purpurea (S 06°57,552’ dan

106°808’).

Page 39: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

24

Gambar 1 Peta lokasi penelitian.

Page 40: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

25

BAB VHASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Massa Karbohidrat dan Massa Karbondioksida

Pengukuran daya rosot karbondioksida terhadap sembilan jenis tanaman

dilakukan dengan uji karbohidrat. Karbohidrat merupakan produk utama dalam

proses fotosintesis oleh tumbuhan, hasil sintesis senyawa karbondioksida dan air

dengan bantuan cahaya matahari. Persentase karbohidrat yang dihasilkan selama

proses fotosintesis dapat digunakan untuk mengetahui massa CO2 yang diserap

oleh suatu jenis tanaman yang dapat diketahui melalui metode analisis karbohidrat

dengan menggunakan alat spektrofotometer. Nilai massa karbohidrat yang

dihasilkan oleh suatu tanaman menunjukkan adanya penyerapan karbondioksida

pada tanaman tersebut. Semakin besar karbohidrat yang dihasilkan maka semakin

besar juga penyerapan karbondioksidanya.

Persentase karbohidrat berbanding lurus dengan massanya. Apabila

persentase karbohidrat tinggi, maka massa karbohidrat pun akan tinggi. Demikian

juga sebaliknya persentase karbohidrat yang rendah menunjukkan massa

karbohidrat yang rendah. Pada saat analisis, kandungan karbohidrat pada masing-

masing tanaman dapat ditaksir melalui warna larutan hasil ekstraksi. Semakin

pekat larutan, yaitu biru tua, menunjukkan semakin tinggi kandungan

karbohidratnya.

Berikut merupakan tabel hasil perhitungan massa karbohidrat dari hasil

fotosintesis sembilan jenis tanaman berbeda untuk setiap jenis dan setiap waktu

pengambilan daun sampel (Tabel 4).

Tabel 4 Massa karbohidrat tanaman perkotaan

Massa karbohidrat Massa MassaNo Nama jenis karbohidrat CO2

05.00 12.00 17.00 20.00 bersih bersih(g) (g)

1 Swietenia macrophylla 0,788 1,468 0,988 1,370 4,644 6,827

2 Acacia mangium 0,882 1,451 1,461 1,291 4,421 6,499

3 Muntingia calabura 1,238 1,516 1,016 1,031 4,198 6,171

Page 41: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

26

Tabel 4 (Lanjutan)

Massa karbohidrat Massa MassaNo Nama jenis karbohidrat CO2

05.00 12.00 17.00 20.00 bersih (g) bersih(g)

4 Swietenia 0,822 0,876 0,830 0,789 0,454 0,667

mahagoni

5 Pterocarpus indicus 1,088 1,241 1,398 1,239 1,685 2,477

6 Bauhinia purpurea 0,636 1,008 0,976 0,648 3,247 4,773

7 Ficus benjamina 1,048 1,276 1,192 0,699 1,512 2,223

8 Ficus elastica 0,718 0,998 0,884 1,115 0,572 0,841

9 Cerbera manghas 0,502 1,391 1,413 1,288 6,977 10,256

Rata-rata 0,858 1,247 1,129 1,052 3,079 4,526

Pada Tabel 4 massa karbohidrat didapat melalui analisis karbohidrat

dengan mencari nilai persentase KH kering (Lampiran 1), yang kemudian

diperoleh nilai persentase KH basah. Persentase KH basah digunakan untuk

mendapatkan nilai massa karbohidrat berdasarkan waktu. Massa karbohidrat

bersih menyatakan banyaknya karbohidrat yang dihasilkan dari proses fotosintesis

yang ditentukan melalui persamaan kuadratik dan kubik, sedangkan massa CO2

bersih merupakan banyaknya massa CO2 yang digunakan tanaman untuk aktif

melakukan fotosintesis selama selang waktu yang ditentukan. Pukul 06.00 – 18.00

WIB dijadikan titik acuan penghitungan karena pada waktu tersebut tanaman

mulai melakukan fotosintesis yang disebabkan cahaya matahari, sehingga dapat

diketahui massa CO2 pada tanaman saat terjadinya fotosintesis.

Massa karbohidrat S. macrophylla mengalami peningkatan dan penurunan

pada pukul 05.00 WIB (0,788 g); 12.00 WIB (1,468 g); 17.00 WIB (0,988 g) dan

20.00 WIB (1,370 g). Untuk mendapatkan nilai massa karbohidrat bersih pada

pukul 06.00 WIB – 18.00 WIB dilakukan dengan pendekatan persamaan kubik y

= 0,0029x3 - 0,0806x2 + 0,6088x + 0,2569 (Gambar 2). Massa karbohidrat

meningkat dari pukul 05.00 – 12.00 WIB, lalu menurun pada pukul 17.00 WIB,

kemudian meningkat lagi pada pukul 20.00 WIB. Grafik ini menunjukkan

peningkatan dan penurunan karbohidrat tiap waktunya. Massa karbohidrat dan

Page 42: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

27

massa CO2 bersih tanaman yang berfotosintesis dari pukul 06.00 – 18.00 WIB

masing-masing adalah 4,644 g dan 6,827 g.

Gambar 2 Kurva persamaan kubik S. macrophylla.

Pada jenis A. mangium terjadi juga peningkatan dan penurunan massa

karbohidrat dari pukul 05.00 - 20.00 WIB. Peningkatan terjadi pada pukul 05.00 –

17.00 WIB dan mengalami penurunan pada pukul 20.00 WIB, sehingga kurva

berbentuk parabola terbalik. Hal ini dapat dilihat melalui pendekatan persamaan

kuadratik y = -0,0068x2 + 0,1430x + 0,7450 (Gambar 3). Massa karbohidrat dan

massa CO2 bersih jenis ini masing-masing adalah 4,421 g dan 6,499 g.

Gambar 3 Kurva persamaan kuadratik A. mangium.

y = 0,0029x3 - 0,0806x2 + 0,6088x + 0,2569

00.20.40.60.8

11.21.41.61.8

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 7,680 g

Swietenia macrophylla

y = -0.006x2 + 0.143x + 0.745R² = 0.999

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

1.6

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 17,196 g

Acacia mangium

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23242424

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

Massa karbohidrat bersih = 4,644 g

Massa karbohidrat bersih = 4,421 g

y = -0,0068 x2 + 0,1430x + 0,7450

Page 43: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

28

Massa karbohidrat M. calabura pada selang waktu antara pukul 05.00 –

20.00 WIB mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada pendekatan

persamaan kubik y = 0,0017x3 - 0,0480x2 + 0,3509x + 0,9334 (Gambar 4). Secara

umum massa karbohidrat mengalami penurunan dari pukul 05.00 – 20.00 WIB,

meskipun pada pukul 12.00 WIB terjadi sedikit peningkatan. Massa karbohidrat

dan massa CO2 bersih pada jenis tanaman ini masing-masing adalah 4,198 g dan

6,171 g.

Gambar 4 Kurva persamaan kubik M. calabura.

Pada jenis S. mahagoni terjadi peningkatan dan penurunan massa

karbohidrat antara pukul 05.00 – 20.00 WIB. Hal ini dapat dilihat melalui

pendekatan persamaan kuadratik y = -0,0012x2 + 0,0177x + 0,8063 (Gambar 5),

terlihat kurva berbentuk parabola terbalik. Massa karbohidrat meningkat pada

pukul 12.00 WIB dan mulai mengalami penurunan pada pukul 17.00 - 20.00 WIB.

Massa karbohidrat dan massa CO2 bersih jenis ini masing-masing adalah 0,454 g

dan 0,667 g.

y = 0,0017x3 - 0,0480x2 + 0,3509x + 0,9334

00.20.40.60.8

11.21.41.61.8

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 1,752 g

Muntingia calabura

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

Massa karbohidrat bersih = 4,198 g

Page 44: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

29

Gambar 5 Kurva persamaan kuadratik S. mahagoni.

Massa karbohidrat jenis P. indicus mengalami peningkatan antara pukul

05.00 – 17.00 WIB, namun terjadi penurunan pada pukul 20.00 WIB. Hal ini

disebabkan antara pukul 05.00 – 17.00 WIB tanaman mengalami fotosintesis

sehingga massa karbohidrat meningkat, sedangkan pada pukul 20.00 WIB

tanaman tidak lagi mengalami proses fotosintesis. Hal ini dapat dilihat melalui

persamaan kubik y = -0,0008x3 + 0,0174x2 - 0,0798x + 1,1512 (Gambar 6).

Massa karbohidrat dan massa CO2 bersih jenis tanaman ini masing-masing sebesar

1,685 g dan 2,477 g.

Gambar 6 Kurva persamaan kubik P. indicus.

0.6

0.7

0.8

0.9

1

0 1 2 3 4

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

Massa karbohidrat bersih = 0,528 g

y = -0,0008x3 + 0,0174x2 - 0,0798x + 1,1512

00.20.40.60.8

11.21.41.6

0 1 2 3 4

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

Massa karbohidrat bersih = 21,732 g

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

Massa karbohidrat bersih = 0,454 g

Massa karbohidrat bersih = 1,685 g

29

Gambar 5 Kurva persamaan kuadratik S. mahagoni.

Massa karbohidrat jenis P. indicus mengalami peningkatan antara pukul

05.00 – 17.00 WIB, namun terjadi penurunan pada pukul 20.00 WIB. Hal ini

disebabkan antara pukul 05.00 – 17.00 WIB tanaman mengalami fotosintesis

sehingga massa karbohidrat meningkat, sedangkan pada pukul 20.00 WIB

tanaman tidak lagi mengalami proses fotosintesis. Hal ini dapat dilihat melalui

persamaan kubik y = -0,0008x3 + 0,0174x2 - 0,0798x + 1,1512 (Gambar 6).

Massa karbohidrat dan massa CO2 bersih jenis tanaman ini masing-masing sebesar

1,685 g dan 2,477 g.

Gambar 6 Kurva persamaan kubik P. indicus.

y = -0,0012x2 + 0,0177x + 0,8063

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 0,528 g

Swietenia mahagoni

y = -0,0008x3 + 0,0174x2 - 0,0798x + 1,1512

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 21,732 g

Pterocarpus indicus

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

Massa karbohidrat bersih = 0,454 g

Massa karbohidrat bersih = 1,685 g

29

Gambar 5 Kurva persamaan kuadratik S. mahagoni.

Massa karbohidrat jenis P. indicus mengalami peningkatan antara pukul

05.00 – 17.00 WIB, namun terjadi penurunan pada pukul 20.00 WIB. Hal ini

disebabkan antara pukul 05.00 – 17.00 WIB tanaman mengalami fotosintesis

sehingga massa karbohidrat meningkat, sedangkan pada pukul 20.00 WIB

tanaman tidak lagi mengalami proses fotosintesis. Hal ini dapat dilihat melalui

persamaan kubik y = -0,0008x3 + 0,0174x2 - 0,0798x + 1,1512 (Gambar 6).

Massa karbohidrat dan massa CO2 bersih jenis tanaman ini masing-masing sebesar

1,685 g dan 2,477 g.

Gambar 6 Kurva persamaan kubik P. indicus.

17

17

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

Massa karbohidrat bersih = 0,454 g

Massa karbohidrat bersih = 1,685 g

Page 45: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

30

Pada jenis B. purpurea massa karbohidrat mengalami peningkatan antara

pukul 05.00 – 12.00 WIB, dan mulai mengalami penurunan pada pukul 17.00 –

20.00 WIB. Hal ini dapat dilihat melalui pendekatan y = -0,0005x3 + 0,0066x2 +

0,0319x + 0,5980 (Gambar 7). Massa karbohidrat dan massa CO2 bersih jenis

tanaman ini masing-masing sebesar 3,247 g dan 4,773 g.

Gambar 7 Kurva persamaan kubik B. purpurea.

Massa karbohidrat F. benjamina mengalami peningkatan antara pukul

05.00 – 12.00 WIB, namun mulai mengalami penurunan dari pukul 17.00 - 20.00

WIB. Hal ini dapat dilihat melalui pendekatan y = -0,0010x3 + 0,0169x2 - 0,0498x

+ 1,0819 (Gambar 8), terlihat kurva berbentuk parabola terbalik. Massa

karbohidrat dan massa CO2 bersih jenis tanaman ini masing-masing sebesar 1,512

g dan 2,223 g.

y = -0,0005x3 + 0,0066x2 + 0,0319x + 0,5980

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 7,992 g

Bauhinia purpurea

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

Massa karbohidrat bersih = 3,247 g

Page 46: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

31

Gambar 8 Kurva persamaan kubik F. benjamina.

Pada jenis F. elastica secara umum terjadi peningkatan massa karbohidrat

antara pukul 05.00 – 20.00 WIB. Hal ini dapat dilihat melalui pendekatan

persamaan kubik y = 0,0012x3 - 0,0312x2 + 0,2347x + 0,5134 (Gambar 9).

Peningkatan terjadi pada pukul 05.00 WIB (0,718 g) – 12.00 WIB (0,998 g)

sebesar 0,280 g, meskipun sempat mengalami penurunan pada pukul 17.00 WIB

(0,884 g) sebesar 0,114 g, namun kembali mengalami peningkatan pada pukul

20.00 WIB (1,115 g) sebesar 0,231 g. Massa karbohidrat dan massa CO2 bersih

jenis tanaman ini masing-masing sebesar 0,572 g dan 0,841 g.

Gambar 9 Kurva persamaan kubik F. elastica.

y = -0,0010x3 + 0,0169x2 - 0,0498x + 1,0819

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 0,684 g

Ficus benjamina

y = 0,0012x3 - 0,0312x2 + 0,2347x + 0,5134

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 1,332 g

Ficus elastica

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

Massa karbohidrat bersih = 1,512 g

Massa karbohidrat bersih = 0,572 g

Page 47: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

32

Pada jenis C. manghas terjadi peningkatan dan penurunan massa

karbohidrat antara pukul 05.00 – 20.00 WIB. Peningkatan ini terjadi antara pukul

05.00 – 17.00 WIB dan mulai mengalami penurunan pada pukul 20.00 WIB,

karena pada pukul 20.00 WIB tidak terjadi lagi proses fotosintesis. Hal ini dapat

dilihat dari persamaan kuadratik y = -0,0090x2+0,2049x+0,3107 (Gambar 10),

terlihat kurva berbentuk parabola terbalik. Massa karbohidrat dan massa CO2

bersih jenis tanaman ini masing-masing sebesar 6,977 g dan 10,256 g.

Gambar 10 Kurva persamaan kuadratik C. manghas.

Berdasarkan nilai rata-rata massa karbohidrat pada masing-masing waktu

yaitu pukul 05.00 WIB; 12.00 WIB; 17.00 WIB dan 20.00 WIB, dapat diketahui

massa karbohidrat tertinggi terjadi pada pukul 12.00 WIB yaitu sebesar 1,247 g.

Hal ini disebabkan pada waktu tersebut intensitas cahaya matahari sangat banyak

sehingga menyebabkan laju fotosintesis mencapai titik maksimum dan

karbondioksida yang diikat (fiksasi) semakin tinggi. Hal itu sesuai dengan

pernyataan Lakitan (1993) bahwa fiksasi karbondioksida maksimum terjadi pada

tengah hari, yakni pada saat intensitas cahaya mencapai puncaknya.

Massa karbohidrat tertinggi pengambilan sampel daun pada pukul 05.00

WIB adalah M. calabura sebesar 1,238 g dan terendah adalah C. manghas sebesar

0,502 g. Pada pukul 12.00 WIB massa karbohidrat tertinggi adalah M. calabura

sebesar 1,516 g dan terendah adalah S. mahagoni sebesar 0,876 g. Massa

karbohidrat tertinggi pada pukul 17.00 WIB adalah A. mangium sebesar 1,461 g

y = -0,0090x2+0,2049x+0,3107

00.20.40.60.8

11.21.41.6

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

mas

sa k

arbo

hidr

at (g

ram

)

waktu (jam)

Massa karbohidrat bersih = 7,104 g

Cerbera manghas

05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2021 22 23 242424

Massa karbohidrat bersih = 6,977 g

Page 48: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

33

dan terendah adalah S. mahagoni sebesar 0,830 g, sedangkan massa karbohidrat

tertinggi pada pukul 20.00 WIB adalah S. macrophylla sebesar 1,370 g dan

terendah adalah Bauhinia purpurea sebesar 0,648 g.

Hasil data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa C. manghas merupakan

tanaman yang paling banyak menyerap karbohidrat selama 12 jam (06.00 – 18.00

WIB) yaitu sebesar 6,977 g, sehingga jenis tersebut yang paling banyak

menggunakan CO2 untuk proses fotosintesis yaitu sebesar 10,256 g. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Lailati (2008) bahwa massa CO2 yang didapat memiliki nilai

berbanding lurus dengan massa karbohidrat, karena dalam proses fotosintesis

jumlah C dalam CO2 berbanding lurus dengan jumlah C terikat dalam gula selama

fotosintesis sehingga massa CO2 merupakan 1,47 kali dari massa karbohidrat,

sedangkan jenis pohon yang paling sedikit menyerap karbohidrat adalah S.

mahagoni yaitu sebesar 0,454 g, sehingga jenis ini yang paling sedikit menyerap

CO2 yaitu sebesar 0,667 g.

5.2. Daya Rosot CO2 per Luas Daun

Daya rosot CO2 tanaman merupakan kemampuan tanaman dalam

menyerap sejumlah massa CO2, sedangkan daya rosot CO2 per luas daun

merupakan kemampuan tanaman menyerap sejumlah massa CO2 per luas daun.

Nilai massa CO2 tidak selalu berbanding lurus dengan daya rosot CO2. Besar

kecilnya nilai yang didapat sangat tergantung dari luasan 30 g daun sampel yang

diuji, sehingga semakin besar luasan sampel daun, maka semakin kecil daya rosot

CO2 yang diterima per cm2 daun dan begitu juga sebaliknya, semakin kecil luasan

sampel daun, maka semakin besar daya rosot CO2 per cm2. Hal ini disebabkan

karena luasan merupakan faktor pembagi. Data mengenai daya rosot CO2 tanaman

per luas daun yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 49: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

34

Tabel 5 Daya rosot CO2 per luas daun

Massa Luas Daya rosot Daya rosotNo Nama jenis CO2 daun CO2/luas daun CO2/luas

bersih (cm2) (10-4 g/cm2) daun/jam(g) (10-4 g/cm2/jam)

1 Swietenia macrophylla 6,827 2233,5 30,566 2,547

2 Acacia mangium 6,499 1578,9 41,162 3,430

3 Muntingia calabura 6,171 2790,57 22,114 1,843

4 Swietenia mahagoni 0,667 1113,84 5,988 0,499

5 Pterocarpus indicus 2,477 3276,09 7,561 0,630

6 Bauhinia purpurea 4,773 1934,38 24,675 2,056

7 Ficus benjamina 2,223 2355,05 9,439 0,787

8 Ficus elastica 0,841 478 17,594 1,466

9 Cerbera manghas 10,256 1018,5 100,697 8,391

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa C. manghas memiliki

kemampuan tertinggi dalam menyerap CO2 sebesar 100,697 x 10-4 g/cm2 dan

dalam 1 jam dapat menyerap CO2 sebesar 8,391 x 10-4 g/cm2/jam. Hal ini

disebabkan C. manghas memiliki nilai perbandingan massa CO2 bersih dengan

luas daun yang paling besar diantara jenis-jenis lain, sedangkan S. mahagoni

memiliki daya rosot CO2 terendah sebesar 5,988 x 10-4 g/cm2 dan dalam 1 jam

dapat menyerap CO2 sebesar 0,499 x 10-4 g/cm2/jam. Nilai ini lebih rendah dari

penelitian Mayalanda (2007) terhadap S. mahagoni yang mempunyai nilai daya

rosot CO2 sebesar 0,611 x 10-4 g/cm2, hal ini diduga karena perbedaan lokasi dan

tempat tumbuh.

Purwaningsih (2007) meneliti 25 jenis tanaman hutan kota di Kebun Raya

Bogor, dengan nilai daya rosot CO2 tertinggi yaitu pada jenis C. grandis (18,900 x

10-4 g/cm2/jam), sedangkan yang terendah F. decipiens (0,008 x 10-4 g/cm2/jam).

Pada penelitian Sinambela (2006) di lokasi yang sama, daya rosot CO2 yang

tertinggi yaitu pada jenis manggis hutan (6,670 x 10-4 g/cm2/jam), sedangkan yang

terendah jenis trengguli (1,100 x 10-4 g/cm2/jam). Mayalanda (2007) di Hutan

Penelitian Dramaga, Bogor, daya rosot CO2 yang tertinggi yaitu pada jenis T.

grandis (1,965 x 10-4 g/cm2/jam), sedangkan yang terendah jenis H. mengarawan

(0,009 x 10-4 g/cm2/jam). Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian ketiga

peneliti sebelumnya, nilai daya rosot CO2 per cm2 daun pada sembilan jenis

Page 50: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

35

tanaman perkotaan di jalur hijau Jalan Raya Pajajaran, Bogor tergolong tinggi.

Hal ini diduga karena pengaruh konsentrasi gas CO2 emisi kendaraan bermotor di

sekitar Jalan Raya Pajajaran lebih tinggi dibandingkan dengan di sekitar Kebun

Raya Bogor dan Hutan Penelitian Dramaga.

Besarnya massa CO2 per daun sampel belum tentu memiliki daya rosot

CO2 daun yang besar juga, seperti pada B. purpurea yang memiliki massa CO2

4,773 g lebih rendah bila dibandingkan dengan M. calabura (6,171 g) tetapi

karena luas daunnya yang rendah (1934,38 cm2), maka daya rosotnya mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 24,675 x 10-4 g/cm2/jam dibandingkan M.

calabura (22,114 x 10-4 g/cm2/jam) dengan luas daun sebesar 2790,57 cm2.

5.3. Daya Rosot CO2 Per Helai Daun

Daya rosot CO2 per helai daun tidak selalu berbanding lurus dengan daya

rosot CO2 per cm2, karena yang lebih menentukan adalah luas tiap helai daun.

Ukuran tiap helai daun berbeda-beda pada masing-masing tanaman. Ukuran luas

helai daun dari yang tertinggi adalah F. elastica, C. manghas, P. indicus, S.

mahagoni, B. purpurea, S. macrophylla, A. mangium, F. benjamina dan M.

calabura (Tabel 6). Semakin besar ukuran luas daun maka semakin besar pula

kapasitas penyerapan karbondioksidanya.

Tabel 6 Daya rosot CO2 per helai daun per jam

No Nama jenis Luas/helai daun Daya rosot CO2/helai daun/jam(10-4 g/helai/jam)

1 Swietenia macrophylla 22,33 56,874

2 Acacia mangium 16,62 57,010

3 Muntingia calabura 5,57 10,265

4 Swietenia mahagoni 26,52 13,233

5 Pterocarpus indicus 36,81 23,190

6 Bauhinia purpurea 23,59 48,501

7 Ficus benjamina 12,73 10,018

8 Ficus elastica 239 350,374

9 Cerbera manghas 67,9 569,749

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jenis C. manghas memiliki daya

rosot CO2 per helai daun per jam yang tertinggi yaitu 569,749 x 10-4 g/helai/jam,

Page 51: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

36

sedangkan jenis yang memiliki nilai daya rosot CO2 per helai daun per jam

terendah adalah jenis F. benjamina yaitu sebesar 10,018 x 10-4 g/helai/jam.

Besarnya luas per helai daun belum tentu memiliki daya rosot CO2 per helai daun

per jam yang besar juga, seperti pada A. mangium yang memiliki luas per helai

daun sebesar 16,62 cm2 lebih rendah bila dibandingkan dengan S. macrophylla

(22,33 cm2), karena memiliki daya rosot CO2 per luas daun per jam lebih tinggi

yaitu sebesar 3,430 x 10-4 g/cm2/jam maka daya rosot per helai daun mengalami

peningkatan sebesar 57,010 x 10-4 g/helai/jam dibandingkan S. macrophylla

(56,874 x 10-4 g/helai/jam) dengan daya rosot CO2 per luas daun per jam sebesar

2,547 x 10-4 g/cm2/jam.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis secara tidak langsung

juga berpengaruh pada daya rosot CO2, salah satunya yaitu tahap pertumbuhan

yang merupakan saat berkembangnya daun. Kemampuan daun dalam

berfotosintesis meningkat pada awal perkembangan daun, kemudian mulai

menurun. Laju fotosintesis per satuan luas daun mencapai puncaknya pada saat

menjelang tercapainya luas daun maksimal. Hal ini berarti daya rosot CO2 pada

tanaman yang masih muda akan lebih tinggi dibandingkan tanaman yang sudah

dewasa, terutama yang sudah tidak berkembang lagi.

5.4. Daya Rosot CO2 Per Pohon

Luas per helai daun tanaman, jumlah helai daun per pohon dan daya rosot

CO2 per luas daun per jam diperlukan untuk mengetahui daya rosot CO2 per

pohon. Data mengenai daya rosot CO2 per jenis pohon yang diteliti dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7 Daya rosot CO2 per pohon

Luas/ Jumlah Daya rosot Daya rosotNo Nama jenis helai daun/ CO2/pohon/jam CO2/pohon/tahun

Daun pohon (g/pohon/jam) (ton/pohon/tahun)

1 Swietenia macrophylla 22,33 143091 813,823 2,509

2 Acacia mangium 16,62 51503 293,601 0,905

3 Muntingia calabura 5,57 40240 41,308 0,127

4 Swietenia mahagoni 26,52 201540 266,708 0,822

5 Pterocarpus indicus 36,81 117315 272,057 0,839

6 Bauhinia purpurea 23,59 98100 475,795 1,467

Page 52: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

37

Tabel 7 (Lanjutan)

Luas/ Jumlah Daya rosot Daya rosotNo Nama jenis helai daun/ CO2/pohon/jam CO2/pohon/tahun

daun pohon (g/pohon/jam) (ton/pohon/tahun)

7 Ficus benjamina 12,73 121416 121,641 0,375

8 Ficus elastica 239 35418 1240,955 3,826

9 Cerbera manghas 67,9 67520 3846,945 11,860

Rata-rata 819,204 2,506

Kemampuan daya rosot CO2 per pohon sangat tergantung dari jumlah total

daun pada setiap jenis tanaman, semakin banyak jumlah daun maka kemampuan

serapan karbondioksida juga semakin besar. Jumlah daun kesembilan jenis

tanaman berbeda-beda tingkat pertumbuhannya. Urutan jumlah daun terbanyak

dari sembilan jenis tanaman tersebut adalah S. mahagoni, S. macrophylla, F.

benjamina, P. indicus, B. purpurea, C. manghas, A. mangium, M. calabura dan

F. elastica.

Nilai daya rosot CO2 per pohon dapat ditentukan setelah nilai daya rosot

CO2 per helai daun dan jumlah daun per pohon diketahui. Hal ini berarti apabila

suatu jenis tanaman mempunyai daya rosot CO2 per helai daun yang tinggi

dengan jumlah daun per pohon yang relatif besar, maka daya rosot CO2 per

pohonnya juga akan tinggi. Demikian juga sebaliknya, jika daya rosot CO2 per

helai daunnya rendah dengan jumlah daun per pohon kecil, maka daya rosot CO2

per pohon juga akan rendah.

Berdasarkan data pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa C. manghas

memiliki daya rosot CO2 per pohon per jam paling tinggi yaitu 3846,945

g/pohon/jam dengan jumlah daun per pohon sebanyak 67520 helai dan memiliki

luas per helai daun sebesar 67,9 cm2, sedangkan jenis yang memiliki daya rosot

CO2 per pohon per jam paling rendah adalah M. calabura yaitu sebesar 41,308

g/pohon/jam. Hal ini disebabkan karena jenis ini memiliki daya rosot CO2 per

helai daun per jam terendah kedua (10,265 x 10-4 g/helai/jam).

Selain itu, dapat dilihat bahwa jenis C. manghas memiliki daya rosot CO2

per pohon per tahun tertinggi yaitu sebesar 11,860 ton/pohon/tahun, karena daya

rosot CO2 per tahun sebanding dengan daya rosot CO2 per pohon per jam,

sedangkan jenis yang memiliki daya rosot CO2 per pohon per tahun terendah

Page 53: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

38

adalah M. calabura yaitu sebesar 0,127 ton/pohon/tahun. Berdasarkan nilai rata-

rata daya rosot CO2 per pohon per tahun sebesar 2,506 ton/pohon/tahun, dapat

diketahui jenis-jenis tanaman yang memiliki nilai rosot CO2 diatas rata-rata yaitu

jenis C. manghas, F. elastica dan S. macrophylla. Daya rosot CO2 per pohon per

tahun didapatkan dari daya rosot CO2 per pohon pada hari cerah ditambah daya

rosot CO2 per pohon pada hari mendung selama setahun. Salah satu faktor yang

mempengaruhi besarnya daya rosot CO2 pada hari cerah dan pada hari mendung

adalah nilai perbandingan antara laju fotosintesis rata-rata per hari pada hari saat

mendung dengan hari cerah, yaitu sebesar 0,46 (Sitompul & Guritno 1995).

5.5. Daya Rosot CO2 Tanaman Perkotaan Berdasarkan Kadar Air

Kadar air merupakan banyaknya air yang terdapat di dalam daun setelah

dikering udarakan. Tujuan pengukuran persen kadar air adalah untuk melihat

pengaruh kadar air terhadap daya serap CO2. Kadar air dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan 5. Nilai kadar air pada sembilan jenis tanaman hutan

kota yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Kadar air tiap jenis daun dalam (%)

No Nama jenis 05.00 12.00 17.00 20.00 Rata-rata(%KA) (%KA) (%KA) (%KA) (%KA)

1 Swietenia macrophylla 56,00 47,00 53,67 53,33 52,50

2 Acacia mangium 64,00 50,33 56,67 57,33 57,08

3 Muntingia calabura 56,33 52,67 57,67 58,33 56,25

4 Swietenia mahagoni 68,33 62,33 67,33 68,00 66,50

5 Pterocarpus indicus 59,33 57,33 58,00 58,33 58,25

6 Bauhinia purpurea 69,00 62,67 63,33 67,33 65,58

7 Ficus benjamina 50,33 46,33 49,33 69,67 53,91

8 Ficus elastica 67,67 64,33 65,00 64,67 65,42

9 Cerbera manghas 79,00 71,67 72,33 73,67 74,17

Berdasarkan tabel di atas, menurut nilai rata-rata kadar air tiap waktunya

terlihat bahwa daun C. manghas memiliki kadar air tertinggi yaitu sebesar

74,17%, sedangkan jenis daun yang memiliki nilai rata-rata kadar air terendah

yaitu S. macrophylla sebesar 52,50 %. Kadar air berkaitan dengan stomata daun.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Salisbury (1995) yang menyatakan bahwa

kadar air yang tinggi menyebabkan stomata terbuka sehingga penyerapan CO2

Page 54: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

39

meningkat. Pada penelitian ini C. manghas memiliki daya rosot CO2 per luas

daun tertinggi yaitu sebesar 100,697 x 10-4 g/cm2 (Tabel 5), sehingga data ini

mendukung pernyataan bahwa kadar air yang tinggi akan menyebabkan stomata

terbuka sehingga penyerapan terhadap CO2 meningkat. Tanaman C. manghas

yang diteliti dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Tegakan dan Daun C. Manghas.

5.6. Pemilihan Jenis Pohon Untuk Hutan Kota

Keberadaan hutan kota sangat penting karena bermanfaat bagi

kehidupan manusia. Sesuai tujuannya pembangunan hutan kota lebih

ditekankan pada fungsinya, yaitu untuk pengawetan dan perlindungan, nilai

estetika, penyehatan lingkungan, produksi, identitas wilayah, pendidikan,

penunjang rekreasi dan pariwisata, hobi dan pengisi waktu luang serta

mengurangi stres (Dahlan 2004).

Adanya isu pemanasan global menyebabkan keberadaan hutan semakin

dibutuhkan, termasuk hutan kota. Hutan kota mempunyai peranan aktif sebagai

rosot karbon (carbon sink) yang paling efektif sehingga dapat mengurangi

peningkatan emisi karbon di atmosfer. Hutan dapat menstabilkan kadar karbon

di atmosfer selama beberapa dekade sesuai dengan daurnya dan bila dikonversi

menjadi produk kehutanan seperti furniture, karbon tersebut (carbon stock)

dapat terikat dalam jangka waktu relatif lama (Tampubolon et al. 2000).

Menurut Sedjo dalam Tampubolon et al. (2000), satu hektar hutan dapat

Page 55: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

40

menjerap 6,24 ton karbon setiap tahun. Kapasitas rosot karbon suatu hutan

sangat dipengaruhi oleh daur (umur), tipe, fungsi hutan, jenis dan tingkat

pertumbuhan tanaman serta kualitas tapak. Hutan muda mempunyai tingkat

penjerapan karbon yang lebih tinggi dibanding dengan hutan tua yang hanya

mampu mengikat carbon stock saja. Jenis pohon yang cepat tumbuh (growing

species) yang ditanam pada tapak yang berkualitas akan menghasilkan riap

tinggi sehingga dapat mengikat karbon dalam jumlah tinggi dalam

biomassanya. Indonesia sebagai negara berkembang dapat mencegah

pemanasan global melalui perdagangan karbon, salah satunya dengan

memanfaatkan jasa lingkungan hutan.

Pembangunan hutan kota dapat dimasukkan ke dalam perdagangan

karbon melalui mekanisme pembangunan bersih atau Clean Development

Mechanism (CDM). Perdagangan karbon adalah menjual kemampuan pohon

untuk menyerap sejumlah karbon yang dikandung di atmosfer agar disimpan di

dalam biomassa pohon untuk waktu yang ditentukan (20 tahun dengan 2 kali

perpanjangan atau satu periode selama 30 tahun saja). Menurut Kuusipalo

dalam Tampubolon et al. (2000), perdagangan karbon tersebut sebesar US $ 10-

30 setiap ton penjerapan karbon.

Hasil penelitian ini menunjukan jenis yang memiliki daya rosot CO2 per

lembar daun yang tinggi dan memiliki daun yang banyak akan memiliki daya

rosot CO2 per pohon yang tinggi. Jenis C. manghas merupakan jenis tanaman

yang memiliki daya rosot CO2 terbesar yaitu 11,860 ton CO2/pohon/tahun,

sehingga satu pohon C. manghas akan menghasilkan devisa sebesar US $ 118,6

– US $ 355,8 per tahunnya, sedangkan jenis F. elastica yang merupakan jenis

dengan daya rosot CO2 terbesar kedua yaitu sebesar 3,826 ton CO2/pohon/tahun

akan menghasilkan devisa sebesar US $ 38,26 – US $ 114,78 per tahunnya.

Dengan pemilihan jenis yang tepat yang mampu menyerap CO2 yang besar akan

membuka kesempatan lebih besar dalam kegiatan perdagangan karbon yang

dapat dilakukan dan menguntungkan Indonesia, di lain pihak membantu negara

maju dalam menurunkan emisi gas rumah kaca dan bagi dunia dapat mencegah

atau menghambat adanya pemanasan global.

Page 56: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

41

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dari sembilan jenis pohon perkotaan yang diteliti daya rosot CO2 per

cm2 luas daun per jam (dalam g CO2/cm2/jam) adalah sebagai berikut:

C. manghas 8,391 x 10-4; A. mangium 3,430 x 10-4; S. macrophylla

2,547 x 10-4; B. purpurea 2,056 x 10-4; M. calabura 1,843 x 10-4; F.

elastica 1,466 x 10-4; F. benjamina 0,787 x 10-4; P. indicus 0,630 x 10-4;

S. mahagoni 0,499 x 10-4.

2. Dari sembilan jenis pohon perkotaan yang diteliti daya rosot CO2 per

pohon per tahun (dalam ton CO2/pohon/tahun) adalah sebagai berikut:

C. manghas 11,860; F. elastica 3,826; S. macrophylla 2,509; B.

purpurea 1,467; A. mangium 0,905; P. indicus 0,838; S. mahagoni

0,822; F. benjamina 0,375; M. calabura 0,127.

3. Jenis pohon perkotaan yang memiliki daya rosot yang tinggi

berdasarkan nilai rata-rata daya rosot CO2 per pohon berturut-turut

adalah C. manghas, F. elastica dan S. macrophylla.

6.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan antara lain:

1. Perlu dilakukan penelitian pada jenis pohon lain yang dapat menambah

data tentang daya rosot CO2 suatu jenis pohon perkotaan di jalur hijau

perkotaan.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai jenis-jenis yang telah

diketahui memiliki daya rosot CO2 tinggi terhadap faktor-faktor lain

berdasarkan umur dan lokasi, sehingga dapat memberikan alternatif

jenis pohon yang baik untuk ditanam di jalur hijau perkotaan.

Page 57: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

42

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah SEA. 2000. Perubahan Iklim Bogor, Studi Kasus 5 Kecamatan diBogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam. Institut Pertanian Bogor.

Ardiansyah. 2009. Daya Rosot Karbondioksida Oleh Beberapa Jenis TanamanHutan Kota di Kampus IPB Darmaga [skripsi]. Bogor:FakultasKehutanan. Institut Pertanian Bogor

Arifin, H. S. 2002. Bahan Kuliah Pengelolaan Lanskap. Departemen ArsitekturLanskap. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. TidakDipublikasikan.

Dahlan, E. N. 1992. Hutan Kota: Untuk Pengelolaan dan Peningkatan KualitasLingkungan Hidup. Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia. Jakarta. 92hal.

Dahlan, E. N. 2004. Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa HutanKota. IPB Press. Bogor.

Darmawan J, Baharsjah J. 1983. Dasar-dasar Ilmu Fisiologi Tanaman.Semarang: Suryandaru Utama.

Direktorat Jendral Bina Marga. 2007. Tata Cara Perencanaan Teknik LanskapJalan. Direktorat Jendral Bina Marga. Departemen Pekerjaan Umum.Jakarta. 52 Hal.

Dephut. 2005. Kemampuan Pohon Menyerap Karbon Bervariasi MenurutTempat Tumbuh, Jenis Tanaman dan Umur Tegakan.http://www.dephut. go.id. [16 September 2009].

Dwijoseputro D. 1980. Pengantar fisiologi tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia.200hlm.

June T. 2006. Kenaikan CO2 dan Perubahan Iklim: Implikasinya TerhadapPertumbuhan Tanaman. http://www.members.tripod.com/~buletin/tania.[16 September 2009].

Lailati, M. 2008. Kemampuan Rosot Karbondioksida 15 Jenis Tanaman HutanKota di Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan.Institut Pertanian Bogor.

Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Mayalanda Y. 2007. Kajian Daya Rosot Karbondioksida pada BeberapaTanaman Hutan Kota di Hutan Penelitian Dramaga [Skripsi]. Bogor:Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Page 58: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

43

Meyer, BS, DB. Anderson. 1952. Plant Physiology. Columbus, Ohio, Raleigh,N. C.

Purwaningsih, S. 2007. Kemampuan Serapan Karbondioksida pada TanamanHutan Kota di Kebun Raya Bogor [Skripsi]. Bogor: DepartemenKonservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan,Institut Pertanian Bogor.

Salisbury FB, Ross CW.1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 1, Sel: Air, Larutan,dan Permukaan. Lukman DR, Sumaryono, penerjemah; Bandung:Penerbit ITB. Terjemahan dari: Plant physiology.

Sinambela TSP. 2006. Kemampuan Serapan Karbondioksida 5 (lima) JenisTanaman Hutan Kota [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. InstitutPertanian Bogor.

Sitompul SM, Guritno B. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Tampubolon, A. P., I. B. P. Parthama, T. Kwatrina, dan A. Sukmana. 2000.Peluang Peningkatan Penerimaan Daerah di Sumatera Bagian Utara dariJasa Hutan sebagai Penjerap Karbon. Dalam Seminar PerananKehutanan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Sumatera BagianUtara. BPK Pematang Siantar. Medan.

Trismidianto, Toni Samiaji, Eddy Hermawan, Martono, dan Mugni Hadi.Model Proyeksi Emisi CO2 Indonesia (Studi Kasus Pemakaian Energi).Sudah dipublikasikan di SMART (Seminar on Application and Researchin Industrial Technology) 2008. Jurusan Teknik Mesin dan Industri FTUGM Yogyakarta, 27 Agustus 2008. http://www.dirgantara-lapan.or.id.[9 Februari 2010].

Page 59: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

44

LAMPIRAN

Page 60: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

45

Lampiran 1 Hasil data pengujian laboratorium (Analisis Karbohidrat)

No Karbohidrat (%) No Karbohidrat (%) No Karbohidrat No Karbohidrat (%)

1 5,970 10 9,233 19 7,106 28 9,786

2 8,170 11 9,741 20 11,239 29 10,088

3 9,451 12 10,680 21 8,000 30 8,247

4 8,651 13 7,752 22 8,474 31 8,222

5 8,919 14 9,692 23 11,097 32 9,912

6 6,840 15 9,004 24 8,878 33 6,608

7 7,034 16 7,928 25 7,844 34 7,692

8 7,405 17 9,330 26 8,424 35 10,517

9 7,976 18 16,363 27 17,024 36 15,940

Page 61: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

46

Lampiran 2. Perhitungan luas area di bawah kurva

1. Acacia mangium

Integrate[-0.0068 x2+0.1430 x+0.7450,{x,2,14}]16.4664

f[x_]:=-0.0068 x2+0.1430 x+0.7450f[2]1.0038

12x1.003812.0456

16.4664-12.04564.4208

2. Bauhinia purpurea

Integrate[-0.0005 x3+0.0066 x2+0.0319 x+0.5980,{x,2,14}]11.4576

f[x_]:=-0.0005 x3+0.0066 x2+0.0319 x+0.5980f[2]0.6842

12x0.68428.2104

11.4576-8.2104

3.2472

3. Cerbera manghas

Integrate[-0,0090x2+0,2049x+0,3107,{x,2,14}]15.1908

f[x_]:=[-0,0090x2+0,2049x+0,3107f[2]0.6845

12x0.68458.214

15.1908-8.2146.9768

4. Ficus benjamina

Integrate[-0.0010 x3+0.0169 x2-0.0498 x+1.0819,{x,2,14}]14.0148

f[x_]:= -0.0010 x3+0.0169 x2-0.0498 x+1.0819f[2]1.0419

12x1.0419

Page 62: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

47

12.5028

14.0148-12.50281.512

5. Ficus elastica

f[x_]:=0.0012 x3-0.0312 x2+0.2347 x+0.5134f[14]0.9768

-(-0.0312)/(2x0.0012)13.

0.9768x10.9768

Integrate[0.0012 x3-0.0312 x2+0.2347 x+0.5134,{x,13,14}]0.94955

0.9768-0.949550.02725

Integrate[0.0012 x3-0.0312 x2+0.2347 x+0.5134,{x,2,13}]10.808

f[x_]:=0.0012 x3-0.0312 x2+0.2347 x+0.5134f[13]0.9281

11x0.928110.2091

10.808-10.20910.5989

0.5989- 0.027250.57165

6. Muntingia calabura

Integrate[0.0017 x3-0.0480 x2+0.3509 x+0.9334,{x,2,14}]17.4312

f[x_]:=0.0017 x3-0.0480 x2+0.3509 x+0.9334f[14]1.1028

12x1.102813.2336

17.4312-13.23364.1976

Page 63: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

48

7. Pterocarpus indicus

Integrate[-0.0008 x3+0.0174 x2-0.0798 x+1.1512,{x,2,14}]14.3424

f[x_]:=-0.0008 x3+0.0174 x2-0.0798 x+1.1512f[2]1.0548

12x1.054812.6576

14.3424-12.65761.6848

8. Swietenia mahagoni

Integrate[-0.0012 x2+0.0177 x+0.8063,{x,2,14}]10.2804

f[x_]:=-0.0012 x2+0.0177 x+0.8063f[14]0.8189

12x0.81899.8268

10.2804-9.82680.4536

9. Swietenia macrophylla

f[x_]:=0.0029 x3-0.0806 x2+0.6088 x+0.2569f[14]0.9401

-(-0.0806)/(2x0.0029)13.8966

14-13.89660.1034

0.9401x0.10340.0972063

Integrate[0.0029 x3-0.0806 x2+0.6088 x+0.2569,{x,13.8966,14}]0.0969157

0.0972063-0.09691570.0002906

f[x_]:=0.0029 x3-0.0806 x2+0.6088 x+0.2569f[13.8966]0.934623

13.8966-211.8966

Page 64: DAYA ROSOT BEBERAPA JENIS POHON PERKOTAAN … · massa karbohidrat hasil fotosintesis. Data lain yang diambil meliputi ... Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis dimulai dari

49

0.934623x11.896611.1188

Integrate[0.0029 x3-0.0806 x2+0.6088 x+0.2569,{x,2,13.8966}]15.7635

15.7635-11.11884.6447

4.6447-0.00029064.64441