DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati...

10
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN KEPALA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR:75 .KI73/BGL/2012 TENTANG KODE ETIK PEJABAT FUNGSIONAL PENYELIDIK BUMI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, Menimbang Mengingat a. bahwa penetapan Kode Etik Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi adalah sebagai pelaksanaan dari Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor n.K Tahun 2012 tentang Kode Etik Pegawai Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral; b. bahwa dalam rangka mewujudkan Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi yang cepat tanggap, profesional, mandiri, disiplin, beratanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya, diperlukan peningkatan pengetahuan dan pengamalan etika pegawai; c. bahwa untuk peningkatan pengetahuan, pengamalan etika maka dipandang perlu menetapkan Kode Etik Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi dengan Keputusan Kepala Badan Geologi. 1. Undang-Undang Nomor 74 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Inddones iaTahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 (Iembaran negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 33547); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran negara Indonesia Tahun 2010 Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai; 5. Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 6. Peraturan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 67/KEP/MK.WASPAN/1O/1999 tentang Jabatan Fungsional Penyelidik Bumi dan Angka kreditnya; 7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 22 November 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral;

Transcript of DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati...

Page 1: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN GEOLOGIKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

NOMOR:75.KI73/BGL/2012

TENTANG

KODE ETIK PEJABAT FUNGSIONAL PENYELIDIK BUMIKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN GEOLOGIKEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

Menimbang

Mengingat

a. bahwa penetapan Kode Etik Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi adalahsebagai pelaksanaan dari Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor n.K Tahun2012 tentang Kode Etik Pegawai Badan Geologi Kementerian Energi dan SumberDaya Mineral;

b. bahwa dalam rangka mewujudkan Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi yang cepattanggap, profesional, mandiri, disiplin, beratanggung jawab dalam melaksanakantugasnya, diperlukan peningkatan pengetahuan dan pengamalan etika pegawai;

c. bahwa untuk peningkatan pengetahuan, pengamalan etika maka dipandang perlumenetapkan Kode Etik Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi dengan KeputusanKepala Badan Geologi.

1. Undang-Undang Nomor 74 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian(Lembaran Negara Republik InddonesiaTahun 1974 Nomor 55, TambahanLembaran negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 (Iembaran negara RepublikIndonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3890);

2. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PegawaiNegeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan LembaranNegara Nomor 33547);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil(Lembaran negara Indonesia Tahun 2010 Nomor 4450);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi KerjaPegawai;

5. Keputusan Presiden Nomor 87 tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan FungsionalPegawai Negeri Sipil;

6. Peraturan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan danPendayagunaan Aparatur Negara Nomor 67/KEP/MK.WASPAN/1O/1999 tentangJabatan Fungsional Penyelidik Bumi dan Angka kreditnya;

7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010tanggal 22 November 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energidan Sumber Daya Mineral;

Page 2: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

Menetapkan

8. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2011tanggal 20 Juli 2005 tentang Kode Etik Pegawai Kementerian Energi dan SumberDaya Mineral;

9. Keputusan Kepala Badan Geologi Nomor 72.K Tahun 2012 tanggal16 Januari 2012Tentang Kode Etik Pegawai Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber DayaMineral.

MEMUTUSKAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYAMINERAL TENTANG KODE ETIK PEJABAT FUNGSIONAL PENYELIDIK BUMI.

BAB 1

PENGERTIAN UMUM

Pasal1

Dalam Surat Keputusan ini yang dimaksud dengan:

1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil adalahsebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentangPokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undangNomor 43 Tahun 1999 serta pegawai lainnya yang bekerja pada DepartemenEnergi dan Sumber Daya Mineral (DESDM),

2. Penyelidik Bumi adalah Pegawai Negeri Sipil di Iingkungan Kementrian Energi danSumber Daya Mineral dan Instansi Pemerintah lainnya yang diberi tugas,tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenanguntuk melakukan kegiatan penyelidikan kebumian;

3. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atauprestasi yang telah dicapai oleh seorang Penyelidik Bumi dalam mengerjakan butirrincian kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatandan kenaikan jabatan/pangkat Penyelidik Bumi;

4. IImu Kebumian adalah pengetahuan tentang bidang kebumian yang disusunsecara sistematis menurut metoda-metoda tertentu, yang dapat digunakan untukmenerangkan gejala-gejala tertentu dibidang kebumian;

5. Penyelidikan Kebumian adalah suatu kegiatan/usaha yang dilakukan denganmetoda baku untuk mendapatkan data dan informasi yang berhubungan denganilmu kebumian, dimulai dari tahap perencanaan penyelidikan, persiapanpenyelidikan, pelaksanaan penyelidikan hingga evaluasi dan analisis hasilpenyelidikan;

6. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah Pejabat yang berwenang mengangkat danmemberhentikan Pegawai Negeri Sipil berdasarkan peraturan perundang­undangan yang berlaku;

7. Pimpinan Unit Kerja adalah Pejabat yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenangdan hak untuk memimpin suatu unit kerja sebagai bagian dari organisasi;

8. Pejabat yang berwenang mengangkat, membebaskan sementara danmemberhentikan dalam dan dari Jabatan Fungsional Penyelidik Bumi adalahpimpinan instansi masing-masing atau pejabat lain yang ditunjuk sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku;

9. Pembebasan Sementara adalah pembebasan Pegawai Negeri Sipil dan JabatanFungsional Penyelidik Bumi dalam jangka waktu tertentu karena ditugaskansecara penuh di luar jabatan Penyelidik Bumi, tugas belajar lebih dari 6 (enam)bulan, dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan tingkat hukumandisiplin sedang atau berat, diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil,dan cuti di luar tanggungan negara;

Page 3: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

10. Pemberhentian adalah pemberhentian dari jabatan Fungsional Penyelidik Bumi,bukan pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil;

11. Karya Tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun secara kelompok maupunperorangan yang membahas sesuatu pokok bahasan dengan menuangkangagasan tertentu melalui identifikasi dan diskr ipsi, analisis permasalahan, dansaran-saran pemecahannya;

12. Organisasi Profesi adalah organisasi dari ahli bidang kebumian yang dalampelaksanaan tugasnya didasarkan disiplin ilmu pengetahuan di bidangPenyelidikan kebum ian;

13 . Kode Etik Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi Badan Geologi Kemenetrian Energidan Sumber daya Mineral yang selanjutnya disebut Kode Etik Penyelidik Bumi,adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan Pejabat Fungsional PenyelidikBumi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungi serta pergaulan hidup sehari­hari ;

14. Pelanggaran adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai yangbertentangan dengan Kode Etik Penyelidik Bumi;

15. Pejabat yang berwenang adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral(MESDM) atau pejabat lain yang ditunjuk;

16. Majelis Kode Etik Badan Geologi yang selanjutnya disebut Majelis Kode Etikadalah Majelis yang bertugas melakukan penegakan pelaksanaan sertapenyelesaian pelanggaran Kode Etik yang dilakukan Pejabat Fungsional PenyelidikBumi;

17. Terperiksa adalah Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi yang diduga melakukanpelanggaran Kode Etik Penyelidik Bumi;

18. Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada Pejabat Fungsional PenyelidikBumi yang melangga r peraturan perundang-undangan;

19. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentinganpemeriksaan yang berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik Penyelidik Bumi;

20. Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang dan ataukelompok secara tertulis maupun tidak tertulis dengan ident it as pelapor yangjelas kepada pejabat atau atasan Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi untukmenerima dan menindaklanjuti tentang telah atau diduga sedang terjadi

pelanggaran Kode Etik Penyelidik Bumi;

21. Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yangberkepentingan kepada pejabat atau atasan Pejabat Fungsional Penyelidik Bumiuntuk melakukan pemeriksaan terhadap Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi yangdiduga telah melakukan pelanggaran Kode Etika Penyelidik Bumi;

BAB II

TUJUAN DAN RUANG L1NGKUP

Bagian Kesatu

Tujuan

Pasal2

Tujuan Kode Etik Penyelidik Bumi adalah:

a. Meningkatkan disiplin Pejabat Fungsional Penyelid ik Bumi;

b. Menjamin terpeliharanya tata tertib;

Page 4: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

c. Menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan iklim kerja yang kondusif;

d. Menciptakan dan memelihara kondisi kerja serta perilaku yang profesiona l;

e. Meningkakan citra dan kinerja Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup

Pasal3

1. Ruang Lingkup Kode Etik Penyelidik Bumi meliputi sikap, perilaku, tindakan, danucapan baik tertulis maupun tidak tertulis bagi seluruh Pejabat FungsionalPenyelidik Bumi;

2. Kode Etik Penyelidik Bumi merupakan kode etik bagi seluruh Pejabat FungsionalPenyelidik Bumi;

3. Kepala Badan Geologi atas nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineralmenetapkan keputusan kode etik dan melakukan pengawasan terhadappelaksanaannya. Dalam melaksanakan pengawasan pelaksanaan Kode EtikPenyelidik bumi dapat dapat menunjuk pejabat lain;

4. Dalam menyusun Kode Etik Penyelidik Bumi menggunakan prinsip dasar sebagaiberikut:

a. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang mengaturtentang Kode Etik Pegawai Badan Geologi dan Pegawai Kementerian Energidan Sumber Daya Mineral;

b. Disusun dalam bahasa yang mudah dipahami dan diingat;

c. Dijabarkan dengan kondisi dan karaktristik kerja penyelidikan kebumian .

BAB III

KODE ETIK

Pasal4

Dalam pelaksanaan tugas sebagai Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi setiap PejabatFungsional Penyelidik Bumi wajib bersikap dan berpedoman pada kode etik sebagaiberikut:

1. Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat yang berlaku;

2. Bersikap jujur dan tegas;

3. Melaksanakan tugas sebagaimana diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan dan "Petunjuk Teknis Penyelidik Bumi;

4. Melaksanakan tugas sesuai dengan prosedur (SOP) yang berlaku;

5. Bekerja inovatif secara berdaya guna, berhasil guna dan tepat guna;

6. Konsisten dan konsekuen dalam melaksanakan tugas;

7. Memberikan pelayanan informasi yang jelas, lengkap, dan benar kepadapemangku kepentingan;

8. Tidak memenfaatkan data dan atau informasi sesuai tugas dan fungsi untukmemperoleh keuntungan pribadi pegawai atau pihak lain;

9. Mengamankan informasi dan data yang dimiliki dalam pelaksanaan tugas dengancara :

Page 5: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

a. Mengamankan file atau berkas

b. Mengamankan password komputer dan tidak membocorkan kepada pegawaidan pihak lain yang tidak berhak.

c. Tidak mengizinkan orang yang tidak berhak berada dalam ruangan kerja

10. Loyal dalam melaksanakan tugas dan kewajiban;

11. Tidak memanfaatkan data dan atau informasi sesuai tugas dan fungsi untukmemperoleh keuntungan pribadi pegawai atau pihak lain;

12. Bertanggung jawab dalam memelihara dan mengamankan semua dokumen daninventaris kantor dalam pelaksanaan tugas;

13. Tidak menyampaikan informasi kepada pihak ketiga diluar kewenangannya;

14. Berpenampilan rapi dan sopan;

15. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan tidak diskriminatif;

16. Tidak menggungunakan fasilitas kantor untuk kepentingan diri sendiri maupunorang lain;

17. Tidak memanfaatkan kewenangan jabatan dan pengaruhnya untuk memperolehkeuntungan pribadi atau orang lain;

18. Tidak menerima atau memberi fasilitas baik langsung maupun tidak langsung yangberhubungan dengan jabatan dan pekerjaannya seperti hiburan, jamuan,perjalanan wisata, sponsorship, dan jasa lainnya;

19. Tidak melakukan pertemuan dengan pihak lain dalam urusan kantor untukkepentingan diri sendiri sendirijgolonganjkelompok;

20. Bersikap netral dari pengaruh semua golongan dan atau partai politik;

21. Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor;

22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi konflik kepentingan pribadi dalammelaksanakan tugas;

23. Menjaga tempat kerja dalam keadaan bersih, aman, dan nyaman serta pedulidengan situasi dan kondisi Iingkungan kerja;

24. Berperilaku hemat energi dan air;

25. Tidak merendahkanjmeremehkan martabat orang lain;

26. Tidak melakukan pelecehan seksual;

27. Tidak mengkonsumsi minuman keras;

28. Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkatpimpinan Instansi Pemerintah;

29. Tanggap terhadap laporan yang berkaitan dengan pelasanaan tugas kedinasan;

30. Menerima umpan balik secara obyektif;

31. Menghormati norma ilmiah keilmuan masing-masing;

32. Bersedia menerima dan memberi kritik yang konstruktif;

33. Mengendalikan diri dalam berinteraksi;

34. Bekerja secara profesional.

PasalS

Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi dilarang/tidak boleh:

1. Merusak citra dan atau nama baik Istansi Pemerintahjlnstansi Pembina dansesama Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi atau PNS lainnya;

2. Merangkap jabatan sebagai Pejabat Struktural;

Page 6: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

3. Menolak untuk diangkat dalam dan diserahi tugas sebagai Pejabat Struktural;

4. Memberikan informasi dan data Negara yang bersifat rahasia/penting diluarkepentingan dinas;

5. Membuat karya tulis yang bersifat plagiatisme (karya tulis ganda);

6. Melaksanakan tugas yang bersifat tidak efisien dan t idak kondusif;

7. Mengajukan DUPAK untuk dinilaikan idak sesuai dengan prosedur penilaianDUPAK.

BAB IV

SANKSI

Pasal6

1. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Pejabat Fungsional Penyelidik Bumiwajib mematuhi dan berpedoman pada Kode Etik Penyelidik Bumi sebagaimanadimaksud dalam pasal4;

2. Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi yang melanggar Kode Etik Penyelidik Bumidijatuhi sanksi.

Pasal7

Sanksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat 2 berupa sanksi moral danadministratif.

Pasal8

1. Pelaksanaan sansksi moral dapat disampaikan secara tertutup atau terbuka;

2. Sanksi moral dapat berupa permohonan maaf lisan dan/atau tertulis ataupernyataan penyesalan.

Pasal9

Sanksi admin istratif berupa rekomendasi dari majelis kepada Pejabat PembinaKepegawaian untuk menjatuhkan hukuman disiplin sesuai peraturan PeraturanPemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

PasallO

Putusan sidang majelis bersifat final dan tidak dapat diajukan keberatan.

Pasal 11

1. Sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) ditetapkan dengansurat keputusan oleh Pejabat aynag berwenang yang memuat jenis pelanggarankode etik yang dilakukan;

2. Penyampaian sanksi moral secara tertutup yang hanya diketahui oleh pegawaiyang bersangkutan dan pejabat lain yang terkait dengan syarat pangkat pejabattersebut tidak boleh rendah dari pegawai yang bersangkutan;

3. Penyampaian sanksi moral terbuka dapat diberikan/diumumkan seperti dalamsuatu upacara;

4. Dalam penjatuhan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harusdisebutkan pelanggaran Kode Etik Penyelidik Bumi yang dilakukan oleh PenyelidikBumi;

5. Dalam hal tempat kedudukan pejabat yang berwenang dan tempat pegawai yangdikenakan sanksi moral berjauhan, pejabat yang berwenang dapat menunjukanpejabat lain dalam lingkungannya untuk menyampaikan sanksi moral tersebutdengan syarat pangkat pejabat tersebut tidak boleh rendah dari pegawai yangbersangkutan;

6. Sanksi moral berlaku sejak tanggal disampaikan oleh pejabat yang berwenang danditerima pegawai yang bersangkutan;

Page 7: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

7. Dalam hal pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak hadir tanpa alasan yang sahpada waktu penyampaian keputusan sanksi moral maka dianggap telah menerimakeputusan sanksi moral tersebut;

8. Keputusan sanksi moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 disampaikan palinglambat 2 (dua) hari kerja;

9. Dalam hal pegawai yang dikenakan sanksi moral tidak bersedia mengajukanpermohonan maaf secara lisan dan/atau tertulis atau membuat persyaratanpenyesalan, dapat dijatuhi hukuman disiplin ringan berdasarkan PeraturanPemerintah Nomor 53 Tahun 2010.

BABV

TATACARA PENEGAKAN KODE ETIK

Pasal 12

1. Penanganan pelanggaran Kode Etik Penyelidik Bumi dimulai dengan adanyalaporan atau pengaduan yang diajukan secara tertulis oleh:

a. Masyarakat;

b. Pegawai;

c. Sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Penerimaan laporan atau pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh unit kerja yang menangani kepegawaian;

3. Apabila hasil pemeriksaan pendahuluan diperoleh dugaan kuat bahwa laporanatau pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk dalam katagoripelanggaran Kode Etik Penyelidik Bumi, maka unit kerja yang menanganikepegawaian mengirimkan berkas perkara serta mengusulkan kepadapejabat/atasan pegawaijpejabat pembina kepegawaian dimaksud untukmembentuk majelis;

4. Unit kerja yang menangani kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3)dapat meminta saran hukum kepada pengemban fungsi pembinaan hukum;

5. Dalam melaksanakan tugasnya, majelis dan unit kerja yang menanganikepegawaian bekerja dengan prinsip praduga tak bersalah;

6. Sidang majelis dilaksanakan secara cepatdan paling lama 21 (dua puluh satu)hari kerja sudah menjatuhkan keputusan;

7. Putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berupa pemberian sanksiadministratif oleh Ketua majelis, diajukan kepada atasanjpimpinan terperiksapaling lambat 8 (delapan) hari sejak putusan siding.

BAB VI

MAJELIS

Pasal 13

1. Majelis bersifat otonom, dibentuk berdasarkan keputusan Kepala Badan Geologi;

2. Pimpinan unit Eselon I sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapatmendelegasikan wewenangnya untuk membentuk Majelis di lingkungannyamasing-masing kepada serendah-rendahnya Pejabat Eselon II yang membidangikepegawaian .

Pasal14

1. Anggota Majelis berjumlah 5 (lima) atau 7 (tujuh) orang;

2. Susunan keanggotaan Majelis terdiri dari:

a. 1 (satu) orang Ketua;

b. 1 (satu) orang Wakil Ketua;

Page 8: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

c. 1 (satu) Sekretaris merangkap anggota;

d. 2 (dua) 4 (empat) orang anggota.

3. Keanggotaan Majelis dapat dijabat secara bergantian dengan jangka waktutertentu;

4. Pangkat dan Jabatan Anggota Majelis tidak boleh lebih rendah dari jabatan danpangkat Pegawaiyang diperiksa.

Pasal 15

Majelis mempunyai tugas:

a. Mengawasi penerapan Kode Etik Penyelidik Bumi;

b. Melakukan persidangan dan menetapkan jenis pelanggaran Kode Etik PenyelidikBumi;

c. Membuat rekomendasi pemberian sanksi administrasi kepada Pejabat PembinaKepegawaian.

Pasal 16

Majelis dalam melaksanakan tugas berwenang untuk:

a. memanggil Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi untuk didengar keterangannyasebagai terperiksa;

b. menghadirkan saksi dan saksiahli untuk didengar keterangannya;

c. mengajukan pertanyaan secara langsung kepada terperiksa, saksi dan saksi ahlimengenai sesuatu yang diperlukan dan berkaitan dengan pelanggaran yangdilakukan oleh terperiksa;

d. memutuskan/menetapkan terperiksa terbukti atau tidak terbukti melakukanpelanggaran;

e. memutuskan/menetapkan sanksi jika terperiksa terbukti melakukan pelanggaranKode Etik Penyelidik Bumi;

f. menjatuhkan sanksi secara alternatif atau kumulatif.

Pasal 17

1. Ketua Majelis berkewajiban:

a. melaksanakan koordinasi dengan anggota majelis untuk mempersiapkanpelaksanaan sidang dengan mempelajari dan meneliti berkas perkarapelanggaran Kode Etik Penyelidik Bumi;

b. menentukan jadual persidangan;

c. menentukan saksi-saksi yang perlu didengar keterangannya;

d. memimpin jalannya sidang;

e. menjelaskan alasan dan tujuan persaidangan;

f. mengatur anggota majelis untuk mengajuan pertanyaan kepada terperiksa,saksi, dan saksi ahli;

g. mempertimbangkan saran, pendapat dari anggota majelis untuk merumuskanputusan sidang;

h. menandatangani putusan sidang;

i. membacakan putusan hasil sidang;

j. menandatangani berita acara persidangan.

2. Wakil Ketua Majelis berkewajiban:

a. Membantu kelancaran pelaksanaan tugas Ketua Majelis;

Page 9: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

b. Memimpin sidang apabila Ketua Majelis berhalangan;

c. Mengkoordinasikan kegiatan dengan Sekretaris Majelis;

d. Menendatangani berita acara persidangan.

3. Sekretaris Majelis berkewajiban:

a. Menyiapkan administrasi kepearluan sidang;

b. Membuat dan mengirimkan surat panggilan kepada terperiksa, saksi dan saksiahli yang diperlukan;

c. Menyusun berita acara persidangan;

d. Menya ipkan konsep putusan sidang;

e. Menyampaikan surat putusan sidang kepada terperiksa;

f. Membuat dan mengirimkan laporan hasil sidang kepada atasan terperiksa;

g. Menandatangani berita acara persidangan.

4. Anggota Majelis berkewajiban:

a. Mengajukan pertanyaan kepada terperiksa, saksi dan saksi ahli untukkepentingan peneriksaan;

b. Mengajukan saran kepada Ketua Majelis baik diminta ataupun tidak;

c. Mengikuti seluruh kegiatan persidangan termasuk melakukan penijauan dilapangan.

Pasal 18

1. Anggota Majelis yang tidk setuju terhadap putusan sidang harus tetapmenandatangani putusan sidang;

2. Ketidaksetujuan sebagaimana simaksud pada ayat (1) dituangkan dalam beritaacara persidangan .

Pasal 19

1. Sidang Majelis tetap dapat dilaksanakan tanpa dihadiri oleh Terperiksa setelahdipanggil secara sah tiga kali berturut-turut yang bersangkutan tidak hadir;

2. Panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tenggang waaktu antarasurat panggilan pertama dan surat panggilan berikutnya 5 (lima) hari kerja;

3. Bahan pemeriksaan adalah berkas perkara terperiksa, surat-surat yang berkaitan,keterangan saksi yang dapat dihadirkan;

4. Sidang majelis tetap memberikan putusan sidang walaupun terperiksa tidak hadirdalam persidangan.

BABVII

KEPUTUSAN MAJELIS

Pasal 20

1. Keputusan Majelis berifat final dan keputusan yang diambil tidak dapat diajukankeberatan;

2. Keputusan sidang majelis dapat diumumkan kepada masyarakat;

3. Salinan putusan sidang majelis disampaikan kepada Kepala Badan Geologi.

Pasal 21

1. Atasan langsung dari Penyelidik Bumi yang melanggar Kode Etik Penyelidik Bumiberkewajiban untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan PutusanSidang Majelis atas sanksi yang telah dijatuhkan;

2. Biaya penyelenggaraan sidang majels dibebankan kepada anggaran masing­masing unit kerja.

Page 10: DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN … Etik JF Penyelidik Bumi KESDM... · Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor; 22. Melaporkan kepada atasannya jika ada situasi

BAB VIII

TERPERIKSA

Pasal22

1. Terperiksa berhak :

a. Mengetahui susunan keanggotaan majelis sebelum pelaksanaan sidang;

b. Menerima dan mempelajari isi berkas perkara paling lambat 3 (tiga) harisebelum dilaksanakan sidang;

c. Mengajukan pembelaan;

d. Mengajukan sanksi dalam proses pemeriksaan naupun persidangan;

e. Menerima salinan putusan sidang 2 (dua) hari kerja setelah putusandibacakan;

2. Terperiksa berkewajiban :

a. Memenuhi semua penggilan;

b. Menghadiri sidang sampai dengan selesai;

c. Menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Ketua dan Anggota Majelisyang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP);

d. Memberikan keterangan untuk memperlancar jalannya sidang majelis;

e. Berlaku sopan dan santun.

3. Terperiksa yang tidak memenuhi panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a harus memberikan keterangan yang benar secara tertulis danditandatangani.

Pasal 23

Dengan terbitnya Keputusan Kepala Badan Geologi ini, maka Keputusan Kepala Badan

Geologi Nomor 201.K Tahun 2011 tanggal 24 Juni 2011 Tentang Kode Etik Pejabat

Fungsional Penyelidik Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dinyatakan

tidak berlaku.

Pasal24

Keputusan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ini

mula i berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari

terdapat kekeliruan dalam penetapan Keputusan ini akan diadakan perubahan

sebagaimana mestinya .

SALINAN Keputusan Kepala Badan Geologi ini disampaikan kepada:

1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral2. Kepala Badan Kepegawaian Negara;3. Sekretaris Jenderal KESDM;4. Inspektur Jenderal KESDM;5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM;6. Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi KESDM;7. Sekretaris dan Kepala Pusat di lingkungan Badan Geologi;8. Seluruh Pejabat Fungsional Penyelidik Bumi melalui Kepala Pusat di lingkungan Badan

Geologi.