Datadata Bab 5 6

14

Click here to load reader

description

akbi

Transcript of Datadata Bab 5 6

Page 1: Datadata Bab 5 6

Elemen Biaya yang Membentuk Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli

Rangkuman Elemen Biaya yang Membentuk Harga Pokok Bahan Baku yang Dibeli Menurut prinsip akuntansi yang lazim, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan elemen harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli yang tercantum dalam faktur dari penjual ditambah biaya angkutan, biaya-biaya pembelian lain serta biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah. Biaya angkutan dapat diperlakukan dengan dua cara; diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli atau diperlakukan sebagai elemen biaya overhead pabrik. Biaya angkutan diperhitungkan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli dengan dasar perbandingan kuantitas, perbandingan harga faktur, atau dengan tarif yang ditentukan di muka. Dalam memperhitungkan biaya-biaya unit organisasi yang terkait dalam perolehan bahan baku, perusahaan membuat tarif pembebanan biaya pembelian untuk dibebankan kepada bahan baku yang dibeli. Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi Rangkuman

Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang Dipakai dalam Produksi Bahan baku yang disimpan di gudang berasal dari berbagai pembelian, yang kemungkinan besar mempunyai harga per satuan yang berbeda dari pembelian yang satu ke pembelian yang lain. Hal ini menimbulkan masalah pemilihan harga pokok per satuan bahan baku yang dipakai dalam produksi, metode penentuan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi adalah: metode identifikasi khusus, metode rata-rata bergerak, MTKP, metode biaya standar, metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan. Pencatatan persediaan bahan baku dapat dilakukan dengan metode mutasi persediaan atau metode persediaan fisik. Masalah-masalah Khusus yang Berhubungan dengan Bahan Baku Rangkuman Masalah-masalah Khusus yang Berhubungan dengan Bahan Baku Sisa bahan merupakan bahan baku yang rusak dalam proses produksi, sehingga tidak dapat menjadi bagian produk jadi. Jika sisa bahan tidak mempunyai nilai jual, akibat yang ditimbulkan adalah harga pokok per satuan produk jadi menjadi lebih tinggi. Jika sisa bahan masih mempunyai nilai jual, masalah yang timbul adalah bagaimana memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku pesanan yang menghasilkan sisa bahan tersebut, sebagai pengurang biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, atau sebagai pendapatan di luar usaha. Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Masalah akuntansi yang timbul dari adanya produk rusak adalah bagaimana memperlakukan kerugian yang timbul dari adanya produk rusak tersebut. Kerugian adanya produk rusak dapat dibebankan kepada pesanan yang menghasilkannya atau

Page 2: Datadata Bab 5 6

diperhitungkan sebagai elemen biaya overhead pabrik. Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, namun dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik. Masalah akuntansi yang timbul dari adanya produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya pengerjaan kembali produk cacat tersebut. Biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat dibebankan kepada pesanan yang menghasilkan produk cacat tersebut atau diperlukan sebagai elemen biaya overhead pabrik. Pengertian Biaya Tenaga Kerja dan Cara Penggolongannya Rangkuman Dalam perusahaan biaya tenaga kerja digolongkan dengan berbagai macam cara: menurut fungsinya pokok dalam perusahaan, menurut kegiatan bagian-bagian dalam perusahaan, menurut jenis pekerjaan, dan menurut hubungannya dengan produk atau jasa yang dihasilkan. Akuntansi biaya tenaga kerja melalui empat tahap: pencatatan distribusi biaya tenaga kerja, pencatatan utang upah, pencatatan pembayaran upah kepada karyawan yang berhak, dan penyetoran pajak penghasilan karyawan ke Kas Negara.

Page 3: Datadata Bab 5 6

AKUNTANSI BIAYA BAHAN BAKU & TENAGA KERJA LANGSUNG1. Biaya Bahan Baku            Biaya bahan dapat dibedakan menjadi biaya bahan baku dan biaya bahan penolong. Biaya bahan baku adalah bahan yang identitasnya dapat dilacak pada produk jadi dan yang diproses menjadi produk jadi dengan menggunakan tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya bahan baku merupakan salah satu elemen biaya utama. Bahan penolong adalah bahan yang indentitasnya tidak dapat dilacak pada produk jadi dan nilai relatif tidak material. Biaya bahan penolong merupakan elemen biaya overhead pabrik.

2. Akuntansi Bahan Baku            Akuntansi terhadap bahan baku dibedakan menjadi akuntansi pembelian bahan baku dan akuntansi pemakaian bahan baku. Prosedur pembelian bahan terdiri atas (1) permintaan pembelian, (2) pesanan pembelian, dan (3) penerimaan bahan. Oleh karena itu, terdapat 3 dokumen pembelian bahan, yaitu (1) Surat Permintaan Pembelian (lihat Figure 3-1 pada Polimeni-Ch.3-hal 92), (2) Surat Pesanan Pembelian (lihat Figure 3-2 pada Polimeni-Ch.3-hal 92), dan (3) Laporan Penerimaan Barang (lihat Figure 3-3 pada Polimeni-Ch.3-hal 93). Atas dasar 3 dokumen inilah pembelian bahan dicatat. Pencatatan persediaan bahan dapat menggunakan metode phisik maupun metode perpetual. Metode perpetual lebih baik untuk tujuan pengendalian dan lebih informatif dari pada metode phisik. Oleh karena itu, perusahaan menengah dan besar umumnya menggunakan metode perpetual.

3. Prosedur Pengendalian Bahan Baku            Pengendalian bahan baku dimaksudkan agar proses produksi dapat berjalan lancar, dalam arti bahan baku tersedia saat dibutuhkan, dan pengadaan bahan baku dilakukan secara efisien. Prosedur pengendalian bahan baku dapat menggunakan lima metode, yaitu (1) order cycling, (2) the min-max method, (3) the two-bin method, (4) the automatic order system, (5) the ABC plan.            Metode order cycling adalah metode pengendalian bahan baku yang me-review bahan baku secara periodik, misal setiap 30 hari. Jangka waktu me-review dipengaruhi oleh jenis bahan bakunya. Bahan baku yang esensial membutuhkan jangka waktu review yang lebih pendek dibanding bahan baku yang kurang penting. Pada saat dilakukan review, pemesanan bahan baku dibuat sehingga pada saat dibutuhkan bahan baku akan tersedia.            Metode the min-max adalah metode pengendalian bahan baku yang didasarkan atas asumsi bahwa persediaan bahan baku berada pada dua tingkat, yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat minimum sudah ditetapkan, maka pada saat persediaan menuju ke tingkat minimum pemesanan bahan baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan pada tingkat maksimum.Metode the two-bin method adalah metode pengendalian bahan baku yang dipakai jika bahan bakunya relatif tidak mahal. Dalam metode ini, bahan baku dipisahkan menjadi dua bagian yang disimpan dalam ruangan yang terpisah. Bagian pertama adalah bahan baku yang akan digunakan selama periode saat bahan baku diterima dan saat pemesanan dilakukan. Bagian kedua adalah bahan baku yang akan digunakan dalam periode saat pemesanan dan saat pengiriman. Pemesanan bahan dilakukan pada saat bahan bagian pertama sudah digunakan.            Metode pemesanan otomatis (the automatic order system) adalah metode pengendalian bahan baku yang secara otomatis akan melakukan pemesanan bahan baku jika persediaan mencapai jumlah tingkat pemesanan kembali. Metode ini akan optimal jika digunakan komputer untuk mengadministrasikan persediaan bahan baku.Metode ABC (the ABC plan) digunakan jika perusahaan mempunyai persediaan bahan baku dalam jumlah besar dengan nilai yang berbeda-beda. Pengendalian bahan baku yang nilainya tinggi berbeda dengan persediaan yang nilainya rendah. Dalam metode ABC, persediaan bahan baku digolongkan menjadi tiga kelompok atas dasar nilainya, yaitu (1) kelompok A yang nilainya tertinggi,

Page 4: Datadata Bab 5 6

(2) kelompok B yang nilainya sedang, dan (3) kelompok C yang nilainya terendah. Kelompok A mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal kecil, (2) tingkat review tinggi, (3) tingkat pemesanan tinggi, (4) membutuhkan pencatatan rinci, dan (5) tingkat pengawasan tinggi. Kelompok C mempunyai karakteristik pengendalian sebagai berikut: (1) jumlah persediaan minimal besar, (2) tingkat review rendah, (3) tingkat pemesanan rendah, (4) tidak membutuhkan pencatatan perpetual, dan (5) tingkat pengawasan rendah.

4. Biaya Tenaga Kerja            Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi tenaga kerja langsung (direct labor) dan tenaga kerja tidak langsung (indirect labor). Tenaga kerja langsung adalah semua tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi yang dapat ditelusur ke produk jadi dan merupakan bagian terbesar dari biaya tenaga kerja. Tenaga kerja tidak langsung adalah semua tenaga kerja yang tidak dapat dipertimbangkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.

sistem biaya standarI.   Pengertian

Biaya Standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.

II.  Prosedur Penentuan Biaya StandarBiaya Bahan Baku Standar, terdiri atas  :

1.      Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.

2.       Harga satuan masukan fisik tersebut, atau disebut pula harga standar.      Kuantitas Standar Bahan Baku dapat ditentukan dengan menggunakan :1.  Penyelidikan teknis.2.  Analisis catatan masa lalu dalam bentuk  :

a)      Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau pekerjaan yang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.

b)      Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.

c)      Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan pekerjaan yang paling baik.Harga yang dipakai sebagai harga standar dapat berupa  :

1.      Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya untuk jangka waktu 1 tahun.

2.      Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.3.      Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

III. Biaya Tenaga Kerja Standar            Jam Tenaga Kerja Standar dapat ditentukan dengan cara :

1.  Mnghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari Kartu Harga Pokok (Cost Sheet) periode yang lalu.

2.  Membuat test-run operasi produksi dibawah keadaan normal yang diharapkan.3.  Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan dibawah keadaan nyata

yang diharapkan.

Page 5: Datadata Bab 5 6

4. Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk

IV. Biaya Overhead Pabrik Standar            Tarif Overhead Standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal.  Untuk pengendalian BOP dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas.  Tarif BOP standar menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu.  Sebagai akibatnya dalam tarif ini semua BOP diperlakukan sebagai biaya variabel.  Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan BOP tetap sebagai biaya yang jumlahnya tetap dalam volume tertentu.

V.  Analisis  Penyimpangan Biaya Sesungguhnya Dari Biaya Standar            Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut dengan selisih (variance).  Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya standar dianalisis, dan dari analisi ini diselidiki penyebab terjadinya selisih yang merugikan.

VI. Analisis Selisih Biaya Produksi LangsungAda 3 model analisis selisih biaya produksi langsung  :1. Model Satu Selisih (The One-Way Model)

Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar tidak dipecah kedalam selisih harga dan selisih kuantitas, tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih harga dengan selisih kuantitas 

2. Model Dua Selisih (The Two-Way Model)Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dipecah menjadi 2 macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.

3. Model Tiga Selisih (The Two-Way Model)Selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dipecah menjadi 3 macam selisih berikut ini : Selisih Harga, Selisih Kuantitas, Selisih Harga / Kuantitas. Hubungan harga dan kuantitas sesungguhnya dapat terjadi dengan kemungkinan  berikut ini :

a)      Harga dan Kuantitas Standar masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari harga dan kuantitas sesungguhnya.b)  Harga Standar “ Lebih Rendah “ dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas Standar ” Lebih Tinggi “ dari Kuantitas Sesungguhnyac)   Harga Standar “ Lebih Tinggi “ dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas Standar ” Lebih Rendah “ dari Kuantitas Sesungguhnya

Page 6: Datadata Bab 5 6

BIAYA OVERHEAD PABRIK1:30 AM  PURI MUTIARA NOPITA  3 COMMENTS

1.1. Biaya Overhead PabrikBiaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Biaya overhead pabrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) biaya overhead pabrik variabel, (2) biaya overhead

pabrik tetap, dan (3) biaya overhead pabrik campuran. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik

yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik

variabel adalah biaya bahan penolong. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang jumlah

totalnya (dalam kisaran tertentu) tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead

pabrik tetap adalah pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan aktiva tetap, dan biaya sewa gedung pabrik. Biaya

overhead pabrik campuran dapat dibedakan menjadi biaya overhead pabrik semivariabel, misalnya biaya listrik

pabrik dan biaya telepon pabrik, dan biaya overhead pabrik bertahap, misalnya gaji supervisor dan gaji inspektur.

1.2. Perbedaan Biaya Overhead Pabrik Normal dengan SesungguhnyaBiaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dapat berupa biaya overhead pabrik sesungguhnya atau

biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Jika biaya overhead pabrik dibebankan sebesar biaya

sesungguhnya maka harga pokok produk baru dapat ditentukan setelah semua biaya overhead pabrik

sesungguhnya telah terkumpul. Padahal penentuan harga pokok produk diperlukan pada saat barang selesai

diproses. Untuk itu, perlu ditetapkan biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka atas dasar kapasitas normal.

1.3. Penaksiran Tingkat ProduksiBiaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dihitung dengan penyebut/pembagi kapasitas produksi. Tingkat

kapasitas produksi yang dapat digunakan sebagai penyebut adalah (1) kapasitas produksi teoritis atau ideal, (2)

kapasitas produksi praktis atau realistis, (3) kapasitas produksi normal atau jangka panjang, dan (4) kapasitas

produksi yang diharapkan atau jangka pendek. 

Kapasitas produksi teoritis atau ideal adalah kapasitas produksi maksimum yang dapat diproduksi oleh perusahaan

tanpa hambatan intern maupun hambatan ekstern. Hambatan intern misalnya setup time, reparasi dan pemeliharaan

mesin, libur nasional, dan libur mingguan. Hambatan ekstern misalnya kekosongan pesanan penjualan. Pada tingkat

kapasitas ini, pabrik dianggap bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 52 minggu setahun tanpa henti sehingga

tercapai kapasitas produksi 100%.

Kapasitas produksi praktis atau realistis adalah kapasitas kapasitas produksi maksimum yang dapat dicapai oleh

perusahaan dengan mempertimbangkan hambatan intern. Pada kapasitas ini dianggap hambatan-hambatan esktern

tidak ada.

Kapasitas produksi normal atau jangka panjang adalah kapasitas produksi yang didasarkan pada kapasitas produksi

praktis dengan mempertimbangkan permintaan terhadap produk. Pada kapasitas ini sudah dipertimbangkan baik

hambatan intern maupun hambatan ekstern jangka panjang, umumnya dalam jangka waktu 5 tahun,

Kapasitas produksi yang diharapkan atau jangka pendek adalah kapasitas produksi yang didasarkan atas taksiran

produksi periode yang akan datang. Dalam satu periode, kapasitas produksi yang diharapkan dapat lebih besar,

sama, atau lebih kecil dari pada kapasitas produksi normal. Dalam jangka panjang, total kapasitas produksi yang

Page 7: Datadata Bab 5 6

diharapkan harus sama dengan total kapasitas produksi normal.

1.4. Penaksiran Biaya Overhead PabrikDalam menaksir biaya overhead pabrik, harus ditaksir total biaya overhead pabrik selama periode tertentu. Taksiran

total biaya overhead pabrik ini biasanya ditetapkan pada tingkat kapasitas produksi normal. Taksiran total biaya

overhead pabrik dirinci ke dalam biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap

Page 8: Datadata Bab 5 6

Biaya Overhead Pabrik                Biaya overhead adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut: 

1. Biaya depresiasi, semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan untuk beroperasi, akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berjalannya waktu. Sebab-sebab terjadinya penyusutan itu bisa bermacam-macam seperti : susut karena dipakai, pengaruh iklim, menjadi tua dan sebagainya. 

2. Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin - mesin dan kendaraan. 

3. Biaya listrik, biaya overhead ini merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak luar dalam proses pembayaran. 

4. Biaya kesejahteraan karyawan, bagian dari kewajiban perusahaan memberikan tunjangan kehidupan karyawan atas pengabdian terhadap perusahaan. 

5. Biaya bank, adalah biaya atau bagian dari kewajiban perusahaan kepada pihak luar dan biaya itu sendiri bukan merupakan bagian integral dari produksi. 

6. Biaya pengelolaan limbah, biaya ini pada umumnya hanya memberikan jasa pelayanan kepada suatu proses produksi. 

7. Biaya training dan transportasi, merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produksi. 

8. Biaya asuransi, biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjamin perusahaan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti : kebakaran. 

      Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: 

> Biaya overhead pabrik tetap yaitu biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam volume kegiatan tertentu. 

> Biaya overhead pabrik variabel dalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 

> Biaya overhead pabrik semi variabel yaitu biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 

*) PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK                 Biaya Overhead Pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan :a. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya

Page 9: Datadata Bab 5 6

b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatanc. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen

A. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya                 Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam Biaya Overhead Pabrik dikelompokan menjadi beberapa golongan berikut ini :a. Biaya Bahan Penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relative kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan adalah biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan.c. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu.d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap adalah biaya-biaya depersiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan pabrik.e. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trial-run.f. Biaya Overhead Pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.

B. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Prilakunya Dalam Hubungan Dengan Perubahan Volume Produksi.            Penggolongan Biaya Overhead Pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :a. Biaya Overhead Pabrik variable adalah Biaya Overhead Pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.b. Biaya Overhead Pabrik tetap adalah Biaya Overhead Pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu.c. Biaya Overhead Pabrik semivasiabel adalah Biaya Overhead Pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya Overhead Pabrik yang bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

C. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya Dengan Departemen            Ditinjau dari hubungan dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, Biaya Overhead Pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :a. Biaya Overhead Pabrik langsung departemen adalah Biaya Overhead Pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati departemen tersebut.b. Biaya Overhead Pabrik tidak langsung departemen adalah Biaya Overhead Pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

*) PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK                 Alasan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk atas dasar Tarif yang Ditentukan Di Muka :1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik atas dasar biaya sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan yang lain. Apabila Biaya

Page 10: Datadata Bab 5 6

Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk, maka harga produksi per satuan mungkin akan berfluktasi karna sebab berikut ini : Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan ke bulan, perubahan tingkat efisiensiproduksi, adanya Biaya Overhead Pabrik yang terjadi secara sporadik, menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun dan Biaya Overhead Pabrik tertentu seirng terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, menejemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai dikerjakan.Langkah Langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead PabrikPenentuan tarif Biaya Overhead Pabrik dilaksanakan melalui tiga tahap berikut : 

A. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik.                 Dalam hal ini harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran Biaya Overhead Pabrik. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai yaitu :a. Kapasitas praktis adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihadiri karna hambatan-hambatan intern perusahaan.b. Kapasitas normal adalah kemampuna perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang.c. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang. Untuk kelemahanya yaitu akan berakibat terjadinya perbedaan yang besar pada tarif Biaya Overhead Pabrik dari tahun ke tahun dan sebagai akibat perubahan yang besar pada tarif Biaya Overhead Pabrik dari period eke periode. 

B. Memilih Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Kepada Produk                Ada berbagai macam dasar yang dapat di pakai yatiu :a. Satuan Produk adalah metode yang langsung membebankan Biaya Overhead Pabrik kepada produk. b. Biaya Bahan Baku adalah Biaya Overhead Pabrik yang dominan bervariasi dengan nilai bahan baku, maka pembeban Biaya Overhead Pabrik adalah kepada biaya bahan baku yang dipakai. Bila Biaya Overhead Pabrik bervariasi dengan jumlah (berat) bahan baku, maka pembeban Biaya Overhead Pabrik adalah kepada kuantitas bahan baku yang dipakai.c. Biaya Tenaga Kerja adalah Biaya Overhead Pabrik yang mempunyai hubungan erat dengan jumlah tenaga kerja langsung, maka pembebanan Biaya Overhead Pabrik adalah kepada biaya tenaga kerja langsung. Metode ini mengandung kelemahan sebagai berikut : Biaya Overhead Pabrik harus dipandang sebagai tambahan nilai produk dan Jumlah biaya tenaga kerja langsung merupakan jumlah total upah dengan tarif tinggi dan rendah.d. Jam Tenaga Kerja Langsung adalah jumlah upah (hasil kali jumlah jam kerja dengan tarif upah) dengan jumlah jam kerja, maka pembebanan Biaya Overhead Pabrik atas dasar upah tenaga kerja langsung. Apabila Biaya Overhead Pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu untuk membuat produk, maka pembebanan Biaya Overhead Pabrik adalah jam tenaga kerja langsung.e. Jam Mesin adalah Biaya Overhead Pabrik bervariasi dengan waktu penggunaan mesin maka pembebanan Biaya Overhead Pabrik adalah jam mesin.Factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah:a. Harus diperhatikan jenis Biaya Overhead Pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi.b. Harus diperhatikan sifat-sifat Biaya Overhead Pabrik yang dominan.

C. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik                 Tarif Biaya Overhead Pabrik dipecah menjadi dua macam yaitu :a. Tarif Biaya Overhead Pabrik tetapb. Tarif Biaya Overhead Pabrik variabel

Page 11: Datadata Bab 5 6

Dalam Akuntansi Biaya terdapat dua pendapat mengenai elemen biaya yang dimasukan dalam harga pokok produksi.Pendapat pertama mengatakan bahwa semua biaya produksi merupakan harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead Pabrik, baik yang berprilaku tetap maupun yang variabel. Pendapat kedua mengatakan bahwa harga pokok produksi hanya terdiri dari biaya-biaya produksi yang berprilaku variabel saja jadi harga pokok produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead Pabrik variabel.