Data SKDN Sulawesi Tengah di Jalan Anoa

download Data SKDN Sulawesi Tengah di Jalan Anoa

of 12

description

DATA SKDN TERPADU SULTENG

Transcript of Data SKDN Sulawesi Tengah di Jalan Anoa

A. Data SKDNSalah satu tujuan dibentuknya posyandu adalah untuk mengurangi angka kematian Ibu dan Anak. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak maka perilaku sehat dianggap perlu sehingga diupayakan program-program bermutu di posyandu untuk membantu mendukung hal tersebut. Salah satunya dengan melakukan penimbangan tiap bulan pada bayi dan balita, program bantuan berupa pemberian vitamin A, tablet Fe, biscuit MP-ASI, bubuk taburia, atau PMT Rumah Tangga, program KB pada pasangan usia subur, dan program untuk ibu hamil. Program-program posyandu ini tentu tidak akan berhasil apabila tidak ada campur tangan masyarakat sendiri untuk memperbaiki kadar gizi mereka.

Tabel 5

Pelaporan Cakupan SKDN di Posyandu Masomba

Tabel 5.1

Data Bayi

BlnSKDND/S (%)N/D (%)K/S (%)

I8989231325,84%56,52%100%

II8989191721,34%89,47%100%

III8989251528,08%60%100%

IV8989171219,10%70,58%100%

V898923425,84%17,39%100%

Sumber : Data Primer Terolah, tahun 2014Tabel 5.2

Data BalitaBlnSKDND/S (%)N/D (%)K/S (%)

I9797391840,2%46,15%100%

II9797502151,54%42%100%

III9797351536,08%42,85%100%

IV9797321332,98%40,62%100%

V9797571358,76%22,8%100%

Sumber : Data Primer Terolah, tahun 2014Deskripisikan interpretasi dan kesimpulan cakupan SKDN berdasarkan tabel.

Berdasarkan data pelaporan cakupan SKDN yang kami dapatkan di Posyandu, maka total bayi dan balita yang ada diwilayah kerja Posyandu Masomba 5 bulan terakhir sebanyak 186 bayi dan balita. Untuk bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu Masomba (S) berjumlah 89 bayi dan balita yang ada di wilayah kerja posyandu berjumlah 97 balita. 186 bayi dan balita merupakan sasaran Posyandu Masomba untuk diberikan 5 macam imunisasi lengkap.Bayi dan Balita yang memiliki KMS (K) untuk 5 bulan terakhir sebanyak 89 bayi dan 97 balita. Hal ini membuktikan bahwa pembagian KMS oleh petugas kesehatan sudah merata dan menyeluruh. Artinya, pada saat ibu atau orang tua pertama kali membawa anaknya untuk di imunisasi, ketika itu juga petugas kesehatan atau kader memberikan buku KMS untuk memantau pertumbuhan anak dan sebagai catatan pelayanan kesehatan anak berupa pemberian imunisasi lengkap. Bayi yang datang dan ditimbang di Posyandu Masomba (D) 5 bulan terakhir pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember berturut-turut sebanyak 23, 19, 25, 17 dan 23 bayi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua bayi yang ada di wilayah kerja posyandu datang dan ditimbang oleh petugas Posyandu Masomba. Hal ini bisa dibandingkan dengan data seluruh bayi yang ada di wilayah kerja Posyandu (S) sebanyak 89 bayi, sedangkan bayi yang datang dan ditimbang 5 bulan terakhir di Posyandu Masomba tidak mencapai 50% dari seluruh bayi yang ada di wilayah kerja Posyandu. Hal ini mungkin disebabkan karena kesibukan dari orang tua anak sehingga tidak bisa membawa anaknya ke posyandu dan tidak adanya informasi oleh kader ataupun petugas kesehatan bahwa diadakannya posyandu pada hari tersebut.Balita yang datang dan ditimbang di Posyandu Masomba (D) 5 bulan terakhir pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember berturut-turut sebanyak 39, 50, 35, 32 dan 57 bayi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua balita yang ada di wilayah kerja posyandu datang dan ditimbang oleh petugas Posyandu Masomba. Hal ini bisa dibandingkan dengan data seluruh bayi yang ada di wilayah kerja Posyandu (S) sebanyak 97 balita, sedangkan balita yang datang dan ditimbang 5 bulan terakhir di Posyandu Masomba pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember sebanyak 39, 50, 35, 32 dan 57 balita. Jadi, balita yang tidak datang pada saat posyandu pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember sebanyak 58, 47, 62, 65, 40 balita. Hal ini mungkin disebabkan karena kesibukan dari orang tua anak sehingga tidak bisa membawa anaknya ke posyandu dan tidak adanya informasi oleh kader ataupun petugas kesehatan bahwa diadakannya posyandu pada hari tersebut.Bayi yang berat badannya naik yang datang di Posyandu Masomba (N) 5 bulan terakhir pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember berturut-turut sebanyak 13, 17, 15, 12, dan 4 bayi. Hal ini menunjukkan bahwa dari bayi yang datang dan ditimbang 5 bulan terakhir pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember berturut-turut sebanyak 23, 19, 25, 17 dan 23 bayi hanya 13, 17, 15, 12 dan 4 bayi yang berat badannya naik. Hal ini mungkin disebabkan karena pengetahuan ibu tentang gizi bayi, pemberian ASI Eksklusif serta MP-ASI sangat kurang. Balita yang berat badannya naik yang datang di Posyandu Masomba (N) 5 bulan terakhir pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember berturut-turut sebanyak 18, 21, 15, 13 dan 13 balita. Hal ini menunjukkan bahwa dari balita yang datang dan ditimbang 5 bulan terakhir pada bulan Agustus, September, Oktober, November dan Desember berturut-turut sebanyak 39, 50, 35, 32, dan 57 balita hanya 18, 21, 15, 13 dan 13 balita yang berat badannya naik. Hal ini mungkin disebabkan karena pengetahuan ibu tentang gizi bayi, pemberian ASI Eksklusif serta MP-ASI sangat kurang.

Bayi yang datang dan ditimbang menurut seluruh bayi yang ada di wilayah kerja posyandu (D/S) yaitu dari 5 bulan terakhir yaitu 23, 19, 25, 17 dan 23 menurut 89 bayi yang ada di wilayah kerja posyandu. Pada bulan Agustus data D/S didapatkan 25, 84%, bulan September 21,34%, Oktober 28,08%, November 19,10% dan Desember 25,84%. Sedangkan untuk balita yang datang dan ditimbang menurut seluruh balita yang ada di wilayah kerja posyandu (D/S) yaitu dari 5 bulan terakhir yaitu 39, 50, 35, 32 dan 57 balita yang ada di wilayah kerja posyandu. Pada bulan Agustus data D/S didapatkan 40,2%, bulan September 51,54%, Oktober 36,08%, November 32,98% dan Desember 58,76%. Angka partisipasi orang tua dalam kegiatan posyandu ini tidak sebanding dengan banyaknya balita yang ada diwilayah kerja posyandu. Artinya, bayi kehilangan kesempatan (Opportunity Lost) untuk dipantau pertumbuhannya, tentunya semua ini tidak terlepas dari peran orang tua balita dan petugas kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, disamping juga peran stakeholder tingkat desa, untuk merespon anak yang kehilangan kesempatan dipantau tumbuh-kembangnya. Kehilangan Kesempatan karena tumbuh-kembang anak bila telah terjadi tidak akan terulang yang kembali, sekali terlewati, maka tidak akan terulang lagi.Bayi yang naik berat badannya menurut bayi yang datang dan ditimbang (N/D) selama 5 bulan terakhir yaitu 13, 17, 15, 12 dan 14 menurut bayi yang datang dan ditimbang 23, 19, 25, 17 dan 23. Pada bulan Agustus didapatkan N/D 56,52%, September 89,47%, Oktober 60%, November 70,58% dan Desember 17,39%. Sedangkan untuk balita yang naik berat badannya menurut balita yang datang dan ditimbang (N/D) selama 5 bulan terakhir yaitu 18, 21, 15, 13 dan 13 menurut bayi yang datang dan ditimbang yaitu 39, 50, 35, 32 dan 57. Pada bulan Agustus didapatkan N/D 46,15%, September 42%, Oktober 42,85%, November 40,62% dan Desember 22,8%. Analisis ini biasa juga disebut hasilkegiatan atau hasil dari kegiatan pemantauan pertumbuhan bayi di Posyandu. Ada kasus balita berat-badanya tetap, turun berat badannya perbulannya atau ditahu berat badannya tetapi tidak bisa dibandingan dengan bulan sebelumnya karena bulan sebelumnya tidak ditimbang.Bayi yang mempunyai KMS menurut seluruh bayi yang ada di wilayah kerja Posyandu (K/S) selama 5 bulan terakhir yaitu 89 bayi menurut seluruh bayi yaitu 89 bayi. Data di atas menunjukkan bahwa balita yang ada di wilayah kerja Posyandu semuanya telah mempunyai KMS. Begitu juga dengan data balita. Balita yang mempunyai KMS menurut seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu (K/S) selama 5 bulan terakhir yaitu 97 balita menurut seluruh balita yaitu 97 balita.. Angka 6 % ini biasa juga di isilahkan dengan drop out program posyandu artinya anak-anak balita ini benar-benar tidak mau terlibat dalam kegiatan posyandu, penyebabnya antara lain, tinggal didaerah yang jauh dari posyandu, orang tuanya selalu sibuk, atau tinggal secara berpindah antar keluarga. Melihat data kepemilikan KMS Balita yang telah mencapai 94%, sebenarnya setiap keluarga balita telah mempunyai media sederhana untuk memantau pertumbuhan anaknya, namun kenyataannya hal ini belum dilakukan secara maksimal. Masih ditemukan diantara mereka, anak balitanya menderita gizi kurang bahkan gizi buruk, seperti yang diperlihatkan pada pemantauan status gizi (PSG) diatas.Grafik 1

Peran Masyarakat Posyandu Masomba (Berdasarkan Tabel SKDN)

Deskripsi interpretasi dan kesimpulan grafikB. Data Status Gizi]Untuk data status gizi, pada bulan pengamatan (Desember) dari hasil penimbangan di Posyandu Masomba. Berikut tabel distribusinya :Tabel 6

Data Status Gizi Anak Kelurahan Tatura UtaraBulan PengamatanGBGKBGMJumlah

Agustus19

September112

Oktober

November411

Desember--

Sumber : Data Primer terolah, tahun ..

Deskripsi status gizi anak berdasarkan tabel, interpretasi dan kesimpulan tabel serta tambahan kelayakan alat yang digunakan.

C. Gambaran Umum LokasiPosyandu Masomba adalah posyandu yang terletak di Jalan Darussalam yang berada di dekat pasar masomba. Gambaran umum Posyandu Masomba dilihat dari kelayakannya masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari keadaan posyandu yang masih menumpang di TK (Taman Kanak-Kanak) yang berada di Jalan Darussalam. Dilihat dari tempat pelaksanaan posyandu sudah baik, karena letak posyandu strategis yaitu terletak di tengah-tengah rumah warga sehingga lebih mudah untuk warga untuk menjangkau tempat posyandu.

Dilihat dari partisipasi masyarakat untuk membawa anaknya, ibu hamil, ibu menyusui, PUS dan WUS masih kurang, meskipun Posyandu Masomba terletak di tengah-tengah rumah warga. Dilihat dari kelayakan dari sistem lima meja, Posyandu Masomba dinilai masih kurang baik. Hal ini juga dapat dilihat dari meja pendaftaran dan meja penyuluhan masih digabung. Gambar 1

Posyandu Masomba

D. Identifikasi MasalahDalam pelaksanaan praktek lapangan, ada beberapa hal yang perlu kami perhatikan. Di mulai dari analisis situasi, mekanisme pelaksanaan posyandu, peran kader, keakuratan data, format SIP, data imunisasi, tabel SKDN sampai kepada status gizi bayi/balita sasaran di wilayah kerja tersebut. Adapun kasus yang kami temui dilapangan yaitu :

1. Dari segi analisis situasi yang ada, meja yang terdapat di posyandu masih kurang. Hal ini disebabkan karena keterbatasan sarana dan prasarana serta keadaan Posyandu Masomba yang masih menumpang di TK yang berada di jalan Darussalam.

2. Dari segi mekanisme pelayanan posyandu, posyandu belum menerapkan sistem 5 meja yang seharusnya di pakai pada saat posyandu. Semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di tiap meja sudah benar, tetapi masih ada meja yang di gabung yaitu meja pendaftaran dan meja penyuluhan kesehatan.3. Kader yang terdaftar di Posyandu Masomba sudah cukup yaitu berjumlah 5 kader, tetapi masalahnya adalah kader yang datang pada saat praktek turun lapangan di Posyandu Masomba hanya 2 orang.

Tenaga pelaksana di meja pertama seharusnya adalah kader. Kader bertugas mencatat semua balita yang datang di meja pendaftaran, mengecek KMS dan memberi KMS tetapi pada saat posyandu diadakan, kader yang datang hanya dua orang. Hal inilah yang menyebabkan petugas kesehatan harus turun tangan langsung dalam pelaksanaan posyandu dikarenakan karena kader yang hadir pada saat itu hanya dua kader saja.

Selain itu, masalah yang ditimbulkan oleh tidak hadirnya semua kader yaitu tugas yang seharusnya dilakukan oleh kader malah di ambil alih oleh tenaga kesehatan yang datang. Seperti di meja pendaftaran, meja pengisian KMS dan meja penyuluhan kesehatan yang seharusnya ditangani oleh kader malah di ambil alih oleh tenaga kesehatan yang datang.

4. Dari segi ketertiban masyarakat yang mendaftar dan ingin mendapatkan pelayanan di Posyandu Masomba, masyarakatnya belum tertib untuk mengantri, jadi petugas kesehatan serta kader kewalahan. Hal ini juga disebabkan karena jumlah kader yang datang sangat kurang.5. Dari segi peran kader pada saat pelaksanaan, kader belum bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini terlihat dari pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh kader malah pekerjaan itu dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang datang seperti menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi, KMS, alat pengukur, obat-obat yang dibutuhkan (pil besi), bahan atau materi penyuluhan. Untuk tugas kader mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu untuk datang ke Posyandu masih dilakukan oleh petugas kesehatan.6. Dari segi keakuratan data, menurut kami data yang kami peroleh tidak akurat. Hal ini disebabkan karena data yang kami peroleh dari petugas kesehatan yang memberikan data tidak sesuai dengan data yang kami peroleh dari posyandu.

7. Dari segi format SIP :

a. Format SIP pertama belum sesuai dengan format SIP yang seharusnya dikarenakan kami tidak memperoleh data yang seharusnya dicantumkan pada format 1 (catatan ibu hamil, kematian bayi dan kematian ibu hamil melahirkan/nifas), sementara yang kami dapatkan pada saat praktek lapangan hanya nama ibu dan nama bayi yang di imunisasi beserta tanggal kelahiran bayi (data Posyandu).b. Format SIP kedua belum sesuai dengan format SIP yang ada, karena kami tidak memperoleh data mengenai nama ayah anak yang dibawa ke posyandu, data pemberian imunisasi, pelayanan yang diberikan seperti oralit dan vitamin A dan tanggal bayi dan balita meninggal (data Posyandu).c. Format SIP ketiga belum sesuai dengan format SIP yang ada, karena data yang seharusnya ada di format SIP ketiga tidak kami dapatkan yaitu data Nama WUS dan PUS, Nama Suami, Umur WUS dan PUS, jumlah anak yang hidup dan meninggal dan jenis kontrasepsi. Jadi, data yang kami peroleh hanya data kelurahan yaitu sasaran WUS dan PUS serta pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil per kelurahan (data Kelurahan).d. Format SIP keempat belum sesuai dengan format SIP yang ada karena data yang kami peroleh yaitu ibu hamil dan nifas tidak ada. Hal ini dibuktikan dengan pada saat kami turun lapangan, ibu hamil yang datang tidak melakukan registrasi tetapi langsung diberi perlakuan oleh petugas kesehatan seperti pemberian imunisasi TT dan penyuluhan (data Kelurahan).e. Format SIP kelima belum sesuai dengan format SIP yang ada karena data yang kami dapatkan bukan data dari posyandu melainkan data dari kelurahan. Selain itu juga data yang kami peroleh belum lengkap (data Kelurahan)

f. Format SIP keenam belum sesuai dengan format SIP yang ada karena data yang ada hanya data SKDN dan data imunisasi. Semua data telah kami cari, tetapi pihak posyandu dan pustu tidak mempunyai data tersebut.

8. Dari segi tabel SKDN masalahnya yaitu bayi yang datang (D/S) tidak mencapai 50% dari bayi dan balita yang ada di wilayah kerja Posyandu dan dari data N/D (bayi yang datang dan naik menurut bayi yang datang dan ditimbang) rata-rata bayi dan balita tersebut naik berat badannya, hampir 50%.E. Prioritas MasalahDari beberapa masalah-masalah yang kami identifikasi, maka prioritas masalah yang dapat kami tetapkan yaitu :

1. Masalah kader posyandu. Masalah ini kami angkap sebagai prioritas masalah karena kader posyandu sangat berperan penting dalam pelaksanaan posyandu. Pada saat kami melakukan kunjungan lapangan, dari 5 kader yang ada di posyandu masomba yang hadir hanya 2 0rang. Hal ini menyebabkan ketidak efektifan kinerja mereka yang mengakibatkan lambannya kerja mereka karena merangkap tugas. Di tambah lagi tugas yang seharusnya dilakukan oleh kader masih harus dilakukan oleh petugas kesehatan sehingga untuk pelayanan kesehatan yang seharusnya cepat diberikan terhambat lagi oleh hal tersebut.2. Masalah sistem 5 meja. Masalah ini kami angkat sebagai prioritas masalah berikutnya karena masalah ini merupakan salah satu mekanisme kerja posyandu. Pada saat kami melakukan kunjungan lapangan, kami tidak menemukan sistem 5 meja ini, padahal ini merupakan komponen penting dalam pelaksanaan posyandu. Akibat dari tidak adanya sistem 5 meja ini yaitu pelayanan terhadap pengunjung tidak maksimal sehingga banyak pengunjung yang tidak tertib.3. Masalah ketidak lengkapan data yang dimiliki. Masalah ini kami angkat sebagai prioritas masalah karena pada kami melakukan kunjungan ke posyandu, data yang di berikan tidak akurat terutama untuk data WUS, PUS, ibu menyusui, ibu nifas, ibu hamil, ibu melahirkan dan nama ayah dari bayi tidak ada. Akibatnya pada saat pengisian format sistem informasi posyandu banyak kesulitan yang didapatkan karena data yang ingin di input tidak sesuai dengan ormat yang tersedia.F. Strategi Pemecahan Masalah1. Untuk strategi pemecahan masalah kader posyandu, kami memberikan solusi yaitu dengan memberikan insentif kepada kader agar lebih meningkatkan kinerja mereka dan selalu hadir pada saat pelaksanaan posyandu. Apabila hal ini sudah dilakukan namun masih ada kader yang tidak hadir pada saat pelaksanaan sebaiknya kader tersebut dicarikan penggantinya.2. Untuk masalah sistem 5 meja, strategi pemecahan masalah yang dapat kami berikan yaitu dengan mengadakan ke 5 meja tersebut. Apabila hal ini sudah terealisasi maka tidak ada lagi masalah dalam pelayanan posyandu.3. Untuk masalah ketidak lengkapan data posyandu, strategi pemecahan masalah yang kami nerikan yaitu setiap kader mempunyai kewajiban untuk mensosialisasikan waktu pelaksanaan posyandu, dan memberitahukan juga bahwa bukan cuma bayi dan balita yang harus datang ke posyandu, tetapi ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas juga harus datang saat pelaksanaan posyandu. Kemudian untuk masalah data WUS dan PUS, para kader juga harus melakukan pendataan setiap bulan. G. Perencanaan Intervensi