Data Selayar

33
Pertumbuhan Ekonomi Lambat, Tetapkan 10 Target Pembangunan Rabu, 13 April 2011 | 00:35:00 WITA Empat Daerah Masih di Bawah Standar Jumain Sulaiman/Fajar MAKASSAR -- Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menetapkan 10 target program pencapaian pembangunan di arena Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2011 di Hotel Grand Clarion, Selasa 12 Maret. Sepuluh target tersebut antara lain; Sulsel pusat pertumbuhan pembangunan di luar Pulau Jawa, pusat pelayanan distribusi barang dan jasa, titik utama pendidikan dan titik utama kesehatan di Kawasan Timur Indonesia (KTI ). "Saya butuh dukungan teman-teman pers. Ini perlu di-great agar daerah kita kian maju. Dengan sejumlah pencapaian dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, kami optimistis dapat meraih sepuluh target tersebut di atas. Namun, kami butuh sinergitas dan dukungan seluruh kabupaten/kota disertai komitmen tinggi dari masyarakat," kata Syahrul yang memberi keterangan pers di ruang VIP Hotel Grand Clarion. Sebagai acuan dukungan dan komitmen, gubernur juga menetapkan lima syarat agar Sulsel masuk dalam jajaran sepuluh provinsi terbaik di Indonesia, yaitu sistem pemerintahan yang baik, tingkat perekenomian yang stabil, kondisi sosial yang baik dan penegakan hukum serta penciptaan ketenteraman dan keamanan. "Agar pra syarat tersebut dapat terpenuhi maka pola pikir pelaku pembangunan harus berubah. Kita harus memakai manajemen kebersamaan. Bersatu tidak bercerai. Ini mutlak diterapkan demi kepentingan masyarakat," kata Syahrul.

Transcript of Data Selayar

Page 1: Data Selayar

Pertumbuhan Ekonomi Lambat, Tetapkan 10 Target PembangunanRabu, 13 April 2011 | 00:35:00 WITAEmpat Daerah Masih di Bawah Standar

Jumain Sulaiman/Fajar

MAKASSAR -- Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menetapkan 10 target program pencapaian pembangunan di arena Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2011 di Hotel Grand Clarion, Selasa 12 Maret.

Sepuluh target tersebut antara lain; Sulsel pusat pertumbuhan pembangunan di luar Pulau Jawa, pusat pelayanan distribusi barang dan jasa, titik utama pendidikan dan titik utama kesehatan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

"Saya butuh dukungan teman-teman pers. Ini perlu di-great agar daerah kita kian maju. Dengan sejumlah pencapaian dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, kami optimistis dapat meraih sepuluh target tersebut di atas. Namun, kami butuh sinergitas dan dukungan seluruh kabupaten/kota disertai komitmen tinggi dari masyarakat," kata Syahrul yang memberi keterangan pers di ruang VIP Hotel Grand Clarion.

Sebagai acuan dukungan dan komitmen, gubernur juga menetapkan lima syarat agar Sulsel masuk dalam jajaran sepuluh provinsi terbaik di Indonesia, yaitu sistem pemerintahan yang baik, tingkat perekenomian yang stabil, kondisi sosial yang baik dan penegakan hukum serta penciptaan ketenteraman dan keamanan.

"Agar pra syarat tersebut dapat terpenuhi maka pola pikir pelaku pembangunan harus berubah. Kita harus memakai manajemen kebersamaan. Bersatu tidak bercerai. Ini mutlak diterapkan demi kepentingan masyarakat," kata Syahrul.

Pertumbuhan ekonomi Sulsel, hingga triwulan IV 2010 telah mencapai 8,18 persen. Selanjutnya, pada 2011 diharapkan rata-rata pertumbuhan ekonomi mencapai 7,78 persen sesuai target yang ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). "Tantanganya ke depan adalah bagaimana menjaga momentum pertumbuhan dan meningkatkannya," ujarnya.

Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi Sulsel adalah peningkatan pendapatan perkapita masyarakat dari Rp13,69 juta pada 2010 menjadi Rp15,84 juta pada 2011. Begitu juga dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meningkat 10,51 persen dibandingkan 2009 yang menyentuh angka Rp1,32 triliun. Ditargetkan pada akhir 2011 dapat mencapai Rp1,78 triliun.

Sulsel mengklaim, tingkat pengangguran 2010 turun menjadi 8,40 persen dari 8,90 persen pada 2009. Pada 2011 ditargetkan turun menjadi 6,18 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin

Page 2: Data Selayar

dari lebih delapan juta penduduk Sulsel dapat diturunkan menjadi 11,60 persen pada 2010 dan 2011 diharapkan dapat ditekan hingga 10 persen.

Selain itu, Indeks Pertumbuhan Manusia (IPM) Sulsel selama dua tahun terakhir juga terus meningkat dari 70,94 pada 2009, 72,25 pada 2010 dan 2011 diharapkan mencapai angka 75,63.

Masih ada empat kabupaten di Sulsel belum mencapai rata-rata target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Dari empat kabupaten yang pertumbuhan ekonominya masih di bawah rata-rata tersebut, gubernur hanya mengungkapkan satu yaitu, Kabupaten Jeneponto.

Tingkat pertumbuhan Jeneponto berada di bawah enam persen. Sedangkan Makassar berada di level tertinggi.

Secara permanen ditargetkan, pertumbuhan ekonomi seluruh kabupaten dan kota harus berada di bawah angka tujuh persen. "Tidak ada lagi kabupaten yang tidak memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya. Jangan pikirkan hal lain, sebelum hal tersebut dapat terpenuhi," tegasnya.

Empat Tertinggal

Sementara itu, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan empat kabupaten di Sulsel masih dalam kategori tertinggal atau 16,7 persen dari total kabupaten yang masuk kategori tertinggal.

Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Edi Efendi Sutedjakusuma dari Bappenas mengatakan, empat kabupaten tertinggal tersebut, masuk dalam catatan khusus dari BPN dalam isu pembangunan yang harus diperhatikan di Sulsel, selain penurunan angka kemiskinan dan pengangguran.

Meski tidak menyebutkan secara rinci nama-nama kabupaten yang masih dikategorikan tertinggal, namun jumlahnya persis sama dengan jumlah kabupaten yang pertumbuhan ekonominya di bawah enam persen.

BPN juga mencatat isu pembangunan Sulsel yang cukup menonjol yaitu masuknya Sulsel dalam peringkat 10 pengelolaan minyak dan gas atau sebesar Rp99,9 triliun terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan peringkat sembilan pengelolaan non minyak dan gas sebesar Rp99,7 triliun terhadap PDRB.

Juga penyerapan penyerapan tenaga kerja cukup besar di bidang pertanian, perdagangan, hotel dan jasa pariwisata dengan daya saing cukup tinggi.

BPN mengharapkan, fokus pembangunan Sulsel diarahkan pada pengembangan jalur Trans Sulawesi, peningkatan kapasitas pelabuhan, peningkatan irigasi teknis dan gudang penyimpanan khususnya beras, diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah dan pengembangan kawasan terpadu (kapet).

Minim Bupati

Page 3: Data Selayar

Musrembang tingkat Provinsi Sulsel yang seharusnya dihadiri para bupati 24 kabupaten/kota itu berlangsung ramai. Tapi tak semua bupati hadir. Begitupula dengan ketua DPRD kabupaten/kota dan anggota DPRD Sulsel.

Musrembang hanya diramaikan, para kepala dinas dan kepala Bappeda se Sulsel, tokoh masyarakat dan staf di lingkup pemprov Sulsel.

Berdasarkan pantauan FAJAR, bupati/wali kota yang hadir di antaranya; Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, Bupati Sinjai Rudiyanto Asapa, Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah, Bupati Lutim Hatta Marakarma, Bupati Selayar Syahril Wahab, Bupati Maros Hatta Rahman, dan Pelaksana Tugas Wali Kota Parepare, Sjamsul Alam.

Sedangkan Bupati Pangkep diwakili Abd Rahman Assagaf, begitupula Wali Kota Palopo hanya mengutus Wakil Wali Kota  Rahmat Bandaso, Bupati Bulukumba diwakili Syamsuddin. (aci)

sumber: http://www.fajar.co.id/read-20110413003500-empat-daerah-masih-di-bawah-standar

Thu, 12/24/2009 - 14:34 |  Nugroho ARS

Besar kecilnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah sangat bergantung pada potensi sumber ekonomi yang dimiliki.

Berdasarkan hasil penghitungan PDRB tahun 2008, nilai PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Kepulauan Selayar telah mencapai 77.304,98 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000, nilainya sebesar 397.330,69 juta rupiah.

Struktur ekonomi bisa memberikan gambaran masing-masing sektor dalam pembentukan total PDRB suatu daerah. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perekonomian daerah tersebut. Struktur di Kabupaten Kepulauan Selayar masih didominasi oleh sektor pertanian. Pada tahun 2008 sektor ini memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu sebesar 43,29 persen.

Pada tahun 2008, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar 7,27 persen.

PDRB perkapita di Kabupaten Kepulauan Selayar setiap tahunnya mengalami peningkatan. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 sebesar 5.802.284 rupiah

Hasil produksi tanaman perkebunan yang paling dominan di Kabupaten Kepulauan Selayar adalah tanaman kelapa, terutama kelapa dalam. Disamping tanaman tersebut masih ada tanaman yang produksinya cukup besar yaitu tanaman kemiri. Produksi tanaman kelapa dalam pada tahun 2008 adalah sebesar 27.056,38 ton dari Luas tanaman 19.979 hektar. Produksi kemiri 2.356,27 ton dari luas panen sebesar 2.035,25 hektar.

Page 4: Data Selayar

Display Ekonomi PDRB Kabupaten Selayar

Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah ( Harga Konstant )

Sektor

Tahun 2008 2007 2006 2005 2004

Rupiah

(juta) %

Rupiah

(juta) %

Rupiah

(juta) %

Rupiah

(juta) %

Rupiah

(juta) %

Pertanian 156.325

39,34

146.466

39,54

140.803

40,46

135.730

41,18

132.901

41,89

Pertambangan 2.391 0,60

2.151 0,58

1.870 0,54

1.692 0,51

1.650 0,52

Industri Pengolahan

22.843

5,75

22.268

6,01

21.126

6,07

20.475

6,21

19.783

6,24

Listrik dan Air Bersih

1.608 0,40

1.544 0,42

1.488 0,43

1.445 0,44

1.309 0,41

Bangunan 34.525

8,69

28.482

7,69

23.578

6,78

21.093

6,40

20.234

6,38

Perdagangan, Hotel, Restoran

58.102

14,62

55.468

14,98

52.609

15,12

50.574

15,34

48.907

15,42

Angkutan/Komunikasi

47.831

12,04

44.832

12,10

41.992

12,07

40.124

12,17

36.825

11,61

Bank/Keu/Perum

13.084

3,29

11.708

3,16

10.415

2,99

11.376

3,45

11.494

3,62

Jasa 60.622

15,26

57.477

15,52

54.085

15,54

47.099

14,29

44.138

13,91

Total 397.331

100 370.395

100 347.966

100 329.607

100 317.241

100

Laju Pertumbuhan

7 6 6 4 -

Sumber Data: Kabupaten Kepulauan Selayar Dalam Angka 2009BPS - Kabupaten Kepulauan Selayar

Page 5: Data Selayar

Selayar Diusulkan Jadi Kabupaten Koperasi Di SulselSelasa, 28 Juli 2009(Berita Daerah - Sulawesi) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan mengusulkan ke Dewan Koperasi Daerah (Dekopinwil) Sulsel untuk mencanangkan kabupaten Selayar sebagai kabupaten koperasi di Sulsel.

"Indikator itu dilihat dari perkembangan koperasi di Selayar yang terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun," kata Bupati Kepulauan Selayar, Syahrir Wahab, di Selayar.

Menurut dia, perkembangan koperasi di Selayar telah mampu menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan pengentasan kemiskinan.

Instrumen pemberdayaan ekonomi kerakyatan itu, lanjut dia, telah mampu mengubah sistem pengelolaan (manajemen) usaha koperasi yang jauh lebih aktif dari tahun-tahun sebelumnya.

Perwakilan Dewan Koperasi (Dekopin) Pusat, Paslang saat berkunjung di kabupaten Selayar, Senin, menyarankan agar pemerintah daerah dapat menggunakan teknologi pengelolaan kopra yang saat ini tengah di kembangkan Dekopin Pusat.

"Kami siap memfasilitasi pengembangan teknologi yang ada di daerah untuk pengolahan komoditi kopra," ucapnya.

Selain komoditas kopra, ungkap dia rumput laut yang berada di sepanjang pesisir pantai kabupaten Selayar dinilai memiliki potensi yang cukup besar, apabila dikelola dengan menggunakan sistem koperasi.

Dia mengingatkan, agar petani kopra maupun rumput laut tidak hanya menjual hasil produksi mereka ke tengkulak, tetapi mencoba membangun industri pengolahan agar nilai jual komoditas petani jauh lebih baik.

Data pemkab Kepulauan Selayar menyebutkan, jumlah anggota koperasi pada tahun 2008 lalu sebanyak 14.778 orang, dengan komposisi modal yang mencapai Rp8,3 miliar.

Permodalan itu terdiri dari modal sendiri sebesar Rp3,41 miliar dan modal dari luar Rp4,19 miliar.

Sebanyak 73 unit usaha koperasi desa yang ada di Selayar telah memperoleh dana pembinaan dari melalui APBD pemerintah daerah masing-masing sebesar Rp25 juta.

(fb/FB/ant)

Page 6: Data Selayar

Geografi dan IklimView Track

Tue, 12/22/2009 - 01:18 | Nugroho ARS

Kabupaten Selayar terletak antara 5°42' - 7°35' Lintang Selatan dan 120°15' - 122°30' Bujur Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba di sebelah Utara, Laut Flores sebelah Timur, Laut Flores dan Selat Makassar sebelah Barat dan Propinsi Nusa Tenggara Timur di sebelah Selatan.Luas wilayah Kabupaten Selayar tercatat 1.357,03 km persegi yang meliputi 11 kecamatan.Berdasarkan pencatatan stasiun meteorologi Benteng secara rata-rata jumlah hari hujan sekitar 10 hari dengan jumlah curah hujan 146,25.

Keuangan dan PerbankanView Track

Thu, 12/24/2009 - 14:33 | Nugroho ARS

Keuangan daerah meliputi pendapatan daerah dan belanja daerah.

Anggaran Pendapatan daerah Kabupaten Kepulauan Selayar pada tahun 2009 mengalami peningkatan besar dibandingkan dengan tahun 2008. Pada tahun 2009 anggaran pendapatan daerah sebesar 434.240,052 juta rupiah. Rencana Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2009 sebesar 21.489,086 juta rupiah.

Anggaran Belanja daerah secara keseluruhan pada tahun 2009 sebesar 486.979,020 juta rupiah.

Bila dilihat dari sektor perbankan, pada tahun 2008 terjadi peningkatan dibanding tahun lalu. Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) secara keseluruhan jumlah pemupukan dana sebesar 136.907,139 juta rupiah dengan rincian giro sebesar 7.139,828 juta rupiah, deposito sebesar 36.300,750 juta rupiah dan tabungan sebesar 93.466,561 juta rupiah. Pemupukan dana di Bank Pembangunan Daerah (BPD) secara keseluruhan sebesar 67.441,257 juta rupiah dengan rincian giro sebesar 27.685,483 juta rupiah, deposito sebesar 21.545,315 juta rupiah dan tabungan sebesar 18.210,459 juta rupiah.

Tanaman PanganView Track

Thu, 12/24/2009 - 13:30 | Nugroho ARS

Produksi tanaman pangan di Kabupaten Kepulauan Selayar pada tahun 2008 kecuali kacang-kacangan rata-rata mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2007. Produksi tanaman pangan yang ada di Kabupaten Kepulauan Selayar adalah padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan.

Page 7: Data Selayar

Produksi padi tahun 2008 sebesar 13.196,49 ton yang dipanen dari areal seluas 2.871,5 hektar atau rata-rata 4,6 ton per hektar. Produksi jagung pada tahun 2008 sebesar 10.362,43 ton dengan luas panen 2.591 hektar atau rata-rata 4 ton per hektar.

Pada tahun 2008, produksi ubi kayu 3.763,4 ton, kacang tanah 1.084,07 ton, kedelai 87,4 ton, dan kacang hijau 460,17 ton.

EkonomiView Track

Tue, 12/22/2009 - 03:00 | Nugroho ARS

Sektor Pertanian masih menjadi penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto, terutama sub sektor Tanaman Perkebunan dan Tanaman Bahan Makanan. Sektor Pertanian mempunyai peranan sekitar 43,29 persen dari total perekonomian (pada tahun 2008). Sektor kedua terbesar adalah Sektor Perdagangan terutama perdagangan retail.Pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2008 sebesar 7,27 persen relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 yang sebesar 6,45 persen. Secara rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun dalam kurun periode tahun 2004 hingga 2008 tercatat sebesar 5,54 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut diukur berdasarkan produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan 2000. Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 sebesar 771,3 milyar rupiah yang relatif jauh lebih besar bila dibandingkan pada tahun 2004 yang sebesar 442,1 milyar rupiah. Sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan, dalam tahun 2004 sebesar 317,24 milyar rupiah dan menjadi 397,33 milyar rupiah pada tahun 2008.Produk domestik regional bruto per kapita pada tahun 2004 tercatat sebesar 3,994 juta rupiah dan terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan pembangunan ekonomi, yang pada tahun 2008 menjadi 6,438 juta rupiah. Angka Produk domestik regional bruto per kapita tersebut relatif lebih rendah apabila dibandingkan beberapa kabupaten terdekat seperti Kabupaten Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, dan Gowa. Demikian pula bila dibandingkan dengan Provinsi Sulawesi Selatan yang mencapai sekitar 10,9 juta rupiah. Terlihat juga, meski lebih rendah, tetapi PDRB per Kapita Kabupaten Selayar tidak terlalu jauh berbeda dengan Kabupaten Bantaeng dan Bulukumba.

PerkebunanView Track

Thu, 12/24/2009 - 13:36 | Nugroho ARS

Hasil produksi tanaman perkebunan yang paling dominan di Kabupaten Kepulauan Selayar adalah tanaman kelapa, terutama kelapa dalam. Disamping tanaman tersebut masih ada tanaman yang produksinya cukup besar yaitu tanaman kemiri. Produksi tanaman kelapa dalam pada tahun 2008 adalah sebesar 27.056,38 ton dari Luas tanaman 19.979 hektar. Produksi kemiri 2.356,27 ton dari luas panen sebesar 2.035,25 hektar.

PariwisataView Track

Thu, 12/24/2009 - 14:31 | Nugroho ARS

Page 8: Data Selayar

Berbicara masalah pariwisata tentunya tidak akan lepas dari masalah perhotelan, karena keduanya saling terkait.

Jumlah tamu yang menginap pada tempat akomodasi di Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2008 secara keseluruhan mencapai 2.176 orang, 2 orang di antaranya adalah tamu asing, dengan rata-rata lama menginap 2,12 hari.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan Tingkat Penghunian Tempat Tidur pada tempat akomodasi di Kabupaten Kepulauan Selayar pada tahun 2008 rata-rata mencapai 26,63 persen dan 29,32 persen.

Potensi Wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup banyak. Salah satunya yang terkenal adalah Taman Laut Taka Bonerate yang merupakan objek wisata bahari. Jumlah wisatawan yang mengunjungi Taman Laut Taka Bonerate pada tahun 2008 mencapai 872 orang.

PendudukView Track

Tue, 12/22/2009 - 01:28 | Nugroho ARS

Penduduk Kabupaten Selayar pada tahun 2006 berjumlah 116.513 orang yang tersebar di 10 kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Benteng yaitu sebanyak 17.973 orang. Pada tahun 2008, jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Selayar meningkat menjadi 118.463 jiwa. Dalam dua tahun jumlah penduduknya meningkat sebesar 1,67 persen.Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada penduduk yang berjenis kelamin laki-laki, yang tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang lebih kecil dari 100. Jumlah penduduk laki-laki adalah 57.092 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 61.371 jiwa atau dengan rasio jenis kelamin sebesar 93%.Pertumbuhan penduduk yang positif bila terus berlanjut akan berakibat berkurangnya lahan hunian dan lahan usaha bagi setiap penduduk. Hal tersebut ditunjukkan oleh indikator kepadatan penduduk yang meningkat dari 129 jiwa/km2 pada 2006 menjadi 131 jiwa/km2 pada 2008. Agar akibat buruk dari pertumbuhan penduduk dapat ditekan, maka diperlukan peningkatan potensi ekonomi dari setiap penduduk. Kabar baiknya adalah pertumbuhan ekonomi Selayar juga positif.

Kantor BPS SelayarView Track

Tue, 03/09/2010 - 22:13 | Eko Hardi

Page 9: Data Selayar

Inilah Badan Pusat Statistik Selayar di Benteng... Jl R.E Martadinata 04

PeternakanView Track

Thu, 12/24/2009 - 13:33 | Nugroho ARS

Populasi ternak besar di Kabupaten Selayar adalah sapi, kerbau dan kuda. Pada tahun 2008, populasi ternak besar mengalami perubahan yaitu sapi bertambah menjadi 8.287 ekor, kerbau berkurang menjadi 772 ekor dan kuda berkurang menjadi 3.317 ekor. Sedangkan populasi ternak besar pada tahun 2007 adalah sapi sebanyak 7.243 ekor, kerbau sebanyak 1.152 ekor dan kuda sebanyak 3.770 ekor.

Populasi ternak kecil dan unggas pada tahun 2008 mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelum-nya. Populasi ternak kecil di Kabupaten Kepulauan Selayar seperti kambing dan domba. Populasi ternak kecil pada tahun 2008 adalah sebanyak 76.574 ekor kambing dan 406 ekor domba. Populasi unggas yang terdiri dari ayam buras, ayam ras dan itik masing-masing tercatat 214.934 ekor, 6.595 ekor dan 1.786 ekor.

Page 10: Data Selayar

Produksi daging pada tahun 2008 terdiri atas 55.018 kg daging sapi, 48.589 kg daging kerbau, 29.002 kg daging kuda, 37.289 kg daging kambing, 991 kg daging domba, 5.093 kg daging ayam ras, 125.456 kg daging ayam buras dan 690 kg daging itik.

Produksi telur yang dihasilkan oleh unggas seperti ayam ras, ayam buras dan itik masing-masing tercatat 555.293 butir, 2.579.289 butir dan 128.634 butir.

Baliho di Depan KantorView Track

Tue, 03/09/2010 - 22:40 | Eko Hardi

Selayar Urutan Empat di SulselDalam Hal Pendapatan, Dibawah Makassar, Gowa dan Parepare, Dari Rp400 M Menjadi Rp900 M, Puluhan Pro KEPULAUAN SELAYAR, UPEKS—Peringatan Hari Jadi (HJ) Kepulauan Selayar ke-405, di Lapangan Pemuda Benteng berlangsung sederhana. 15 proyek pembangunan di Kabupaten Kepulauan Selayar, diresmikan oleh Gubernur Sulsel, H Syahrul Yasin Limpo, diwakili Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Ir H Muh Iskandar MSi, Senin (29/11). Diantara proyek yang diresmikan Gubernur Syahrul, diantaranya Masjid Jami Nurul Qaryah Bonea

Page 11: Data Selayar

dengan sumber dana bantuan Gubernur Sulsel serta beberapa SMP satu atap, pembangunan jembatan Bua-Bua dan pembangunan pasar. Gubernur diwakili Kadis DKP Sulsel, Ir H Muh Iskandar, mengatakan bahwa peningkatan dan pencapaian pembangunan ekonomi yang dilakukan Pemkab Kepulauan Selayar, memang harus diakui. Walau membangun Kepulauan Selayar tidak semudah dengan membangun daerah lainnya di Sulsel, karena wilayahnya didominasi perairan, namun sata ini sudah nampak banyak perubahan. “Olehnya itu masyarakat harus bersatu dan bersinergi memba-ngun daerahnya,” ujarnya. Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, H Syahrir Wahab MM dalam sambutannya, mengatakan bahwa awal pemerintahannya pada periode kedua, yakni memprogramkan panca tertib dan panca sukses. Program itu merupakan lanjutan program dari periode pertama bersama mantan Wakil Bupati Hj Nur Syamsina Aroeppala, sekaligus didukung program kerja seratus hari pada awal dirinya bertugas. Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Selayar, dalam kurun waktu mulai 2005-2009, terus mengalami perbaikan yakni dari 5,90% pada tahun 2005 dan pada tahun 2009, menjadi 7, 82%. Didukung pula oleh peningkatan pendapatan dari Rp400 miliarlebih menjadi Rp900 miliar lebih pada 2009. Dengan demikian, Kabupaten Kepulauan Selayar untuk pembangunan ekonomi telah berhasil menempati urutan keempat dibawa Kota Makassar, Gowa dan Parepare. Dalam peringatan HJ Selayar ke-405, juga dilaksanakan berbagai kegiatan diantaranya lomba kegiatan tradisional, lomba perahu hias, lomba mancing dan fun bike serta puluhan kegiatan lainnya yang bersentuhan dengan masyarakat. Hadir dalam peringatan HJ Selayar ke-405 dengan tema “Membangun Kebersamaan Menuju Selayar yang Lebih Sejahtera dan Mandiri, Wadan Lantamal VI, Bupati H Syahrir Wahab MM, Wakil Bupati, H Saiful Arif SH, Ketua DPRD, Hasanuddin Haer, Sekda, H Zainuddin SH MH, Ketua TP PKK, Hj A Norma Syahrir, Wakil Ketua TP PKK, Hj St Nurhaedah serta Ketua Dharma Wanita Persatuan, Hj Eny Zainuddin. ()

Menengok Potensi Daerah-Daerah di Sulawesi Selatan these writings are published to show the innovative local programs in South Sulawesi

GNC Health Stores

Apple Google Microsoft All Things Digital (blog) - Revamped Yahoo Mail Peels Off Beta Stamppowered by

Page 12: Data Selayar

Selasa, 21 Juli 2009

MENGEMBANGKAN POTENSI KEPULAUAN SELAYAR DENGAN VCO

Kabupaten kepulauan Selayar sebagai daerah kepulauan merupakan produsen kelapa terbesar di Sulawesi Selatan. Pohon kelapa tumbuh hampir di seluruh kepulauan selayar, dari kawasan pantai sampai ke daerah pelosok sebagai tanaman perkebunan rakyat. Animo masyarakatpun untuk tetap memberdayakan kelapa masih cukup besar. Hal ini terlihat dari luas area tanam pohon kelapa tahun pada tahun 2007 yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya di mana pada tahun 2006 luas tanam sebesar 19.753 ha dan pada tahun 2007 sebesar 23,230 ha dengan lahan terbesar berada di kecamatan Bontomanai dan Bontomatene. Kelapa memang merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting di Selayar dan berperan bagi kehidupan masyarakat khususnya dari aspek ekonomi dengan hasil produksi 24.189,54 ton di tahun 2006 dan tahun 2007 meningkat 27,83%.

JUMLAH PRODUKSI KELAPA SEBAGAI KOMODITI UNGGULAN KAB. SELAYAR

NO

KECAMATAN LUAS AREA (Ha) PRODUKSI (Ton)2005 2006 2007 2005 2006 2007

1 BONTOMATENE 4,546.00 4,546.00 4,573.00 5,070.92 5,578.23 5,860.91 2 BONTOMANAI 5,561.00 5,561.00 5,586.00 4,846.95 5,328.17 6,898.41 3 BENTENG 117.00 117.00 84.00 84.70 93.15 71.15 4 BONTOHARU 1,748.00 1,748.00 1,838.00 1,469.00 1,616.07 2,000.35 5 BONTOSIKUYU 4,008.00 4,008.00 4,081.00 4,161.60 4,579.83 5,157.24 6 PASIMASUNGGU 1,122.00 1,122.00 2,004.38 1,750.70 1,926.00 2,553.00 7 PASIMASUNGGU

TIMUR793.00 793.00 911.20 800.55 880.50 1,501.00

8 PASIMARANNU 241.00 241.00 366.40 336.60 370.31 1,832.00 9 PASILAMBENA 1,010.00 1,010.00 2,642.50 2,423.20 2,665.78 2,857.00 10 TAKABONERATE 607.00 607.00 1,143.84 1,047.10 1,151.50 2,191.00

Page 13: Data Selayar

JUMLAH 19,753.00

19,753.00 23,230.32

21,991.32

24,189.54

30,922.06

Buah kelapa merupakan bagian yang paling banyak memberikan manfaat bagi petani kelapa karena beberapa olahan dapat diciptakan dari buahnya, diantaranya gula kelapa, minyak kelapa, nata de coco, sirup, dan VCO (virgin coconut oil).

Beberapa ahli menemukan bahwa buah kelapa dapat diolah menjadi VCO. Minyak kelapa Virgin mengandung lauric acid yang tinggi (sampai 53 persen), sebuah lemak jenuh dengan rantai karbon sedang (jumlah karbonnya 12) yang biasa disebut medium chain fatty acid alias MCFA. Hasil-hasil penelitian menunjukkan, penggunaan minyak kelapa Virgin untuk memasak makanan akan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang mematikan. Di dalam tubuh manusia lauric acid akan diubah menjadi monolaurin, sebuah senyawa monoglyceride yang bersifat antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa. Dengan sifatnya itu, monolaurin dapat menanggulangi serangan virus-virus seperti HIV, herpes simplex virus-1 (HSV-1), vesicular stomatitis virus (VSV), visna virus, cytomegalovirus (CMV), influenza, dan berbagai bakteri patogen termasuk listeria monocytogenes dan helicobacter pyloryd, serta protozoa seperti giadia lamblia. Mengingat manfaatmya tersebut, sangatlah wajar jika harga jual buah kelapa jika diolah menjadi VCO ini sangatlah mahal jika dibanding kelapa diolah menjadi minyak goreng atau kopra.

Selama beberapa tahun terakhir ini, pembuatan virgin coconut oil (VCO) mulai dikembangkan di Kepulauan Selayar. VCO yang dikembangkan masih merupakan industri rumah tangga. Pelatihan pembuatannya dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sejak 5 tahun yang lalu. Saat ini, pelatihan dan pembinaan telah didampingi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian, terutama dalam hal peningkatan kualitas dan mutu. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan keterampilan berproduksi minyak murni kepada kepada kelompok usaha masyarakat yang pada gilirannya nanti akan tercipta wirausaha baru yang bisa menyerap banyak tenag akerja dengan tujuan agar nilai tambah dari produk olahan kelapa jauh lebih meningkat sekaligus bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, Pertambangan, dan Energi merasa berkewajiban untuk mengembangkan VCO sebagai mata pencaharian masyarakat terutama di sentra-sentra pengembangan kelapa. Untuk itu berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Selayar Nomor 24 Tahun 2008 maka Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, Pertambangan, dan Energi memberikan bimbingan, pelatihan, dan bantuan peralatan kepada masyarakat yang mengembangkan kelapa menjadi VCO. Materi pelatihan menyangkut teknologi produksi VCO, teknologi pengemasan dan labelling, dan teknologi produksi minyak goreng dengan sistem fermentasi. Pelatihan pembuatan VCO pada awalnya dilakukan sebagai salah satu alternatif pengolahan buah kelapa yang banyak ditemukan di Selayar, mengingat harga kopra cenderung menurun setiap tahunnya. Di lain sisi, pelatihan itu dilakukan untuk meningkatkan keterampilan kaum perempuan yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan pendapatan ekonomi

Page 14: Data Selayar

keluarga. Kelompok pembuat VCO saat ini, tersebar di beberapa Desa daratan yang meliputi Desa Patikarya, Desa Harapan, Desa Bontobaru, Desa Lembang Baji, Desa Parak, dan beberapa desa lainnya.

Adapun bantuan peralatan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM, Pertambangan, dan Energi berupa : mesin parut kelapa, kompor, kaca fermentasi, wajan, pengaduk/sudek, baskom plastik, ember plastik, alat pres santan, saringan santan, kain blacu, corong plastik sedang, slang plastik, parang/pisau, dan linggis. Bantuan berupa pelatihan dan bantuan peralatan menghabiskan anggaran APBD 2008 sebesar Rp. 50 juta, tahun anggaran 2007 Rp.26.800.000 berupa 2 unit peralatan minyak VCO.

Hanya sayangnya perhatian pemerintah daerah Kepulauan Selayar terhadap perkembangan VCO ini masih lemah di bagian pemasaran. Selama ini pemasaran VCO ditangani oleh salah satu LSM (LSM Isset) di kepulauan tersebut yang pemasarannya telah merambah di beberapa tempat di Kota Makassar. Tanpa dukungan pemasaran yang kuat, maka hasil produksi hanya berdasarkan permintaan pasar dan lebih cenderung ke pasar lokal. Hal ini terlihat dari kapasitas produksi 6 unit usaha yang terpantau hanya sebesar 3.462 liter per tahun dengan nilai produksi Rp. 215.376.000,- (dua ratus lima belas juta tiga ratus tujuh puluh enam ribu rupiah). Nilai tersebut rasanya tidak sebanding bila dilihat dari perkembangan produksi kelapa per tahunnya. Potensi VCO yang besar di daerah ini masih belum dikenal public. Dukungan pemerintah daerah Kepulauan Selayar sangat diperlukan mengingat produk daerah ini sangat layak untuk dikembangkan dan potensi daerah untuk memproduksi VCO sangat besar. Selain itu berbagai penelitian mengenai manfaat Virgin Coconut Oil bagi manusia menunjukkan bahwa ada peluang besar menanti daerah. Pengoptimalan produksi dan ditunjang oleh pemasaran akan meningkatkan pundi-pundi kas daerah sekaligus memberdayakan masyarakat terutama kaum ibu yang memang sudah tidak asing lagi dengan kelapa.

Bagaimana membuat VCO?

VCO adalah minyak nabati yang dibuat dari buah kelapa (Cocos nucifera L). Proses pembuatannya dimulai dari pemilihan buah kelapa. Kelapa tua segar

Page 15: Data Selayar

adalah bahan baku terbaik. Setelah kulit arinya yang berwarna kecoklatan dikupas, buah kelapa diparut dan diperas menggunakan mesin pemeras santan (coco milk expeller) atau dengan tangan secara manual. Perasan santan kental kemudian dimasak dengan suhu di bawah 60oC. Sampai terbentuk lapisan belondo (endapan protein kelapa) pada bagian paling bawah, air dan lapisan minyak murni berwarna bening pada lapisan paling atas. Hasil minyak tidak mempunyai rasa dan beraroma khas kelapa. Minyak inilah yang dikenal dengan sebutan minyak perawan atau VCO.

Proses pembuatan VCO juga bisa dilakukan dengan proses dingin tanpa pemanasan. Langkah pertama memeras santan menggunakan air kelapa, proses berikutnya menambahkan enzim dari nanas (ananase), getah pepaya (papain) atau Kepiting sungai/yuyu yang dihaluskan. Selain dengan menambahkan enzim, fermentasi juga bisa dilakukan dengan menambahkan starter khamir Saccharomyces cereviseae atau ragi roti. Fermentasikan dalam suhu 30oC – 35oC selama 12 jam. Diamkan selama satu malam, keesokan paginya tinggal memisahkan blondo dengan minyak kelapa

Diposkan oleh mila di 18:51 1 komentar Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

SMS untuk Opu Banyak cara yang dapat ditempuh daerah dalam menunjukkan pelayanannya kepada publik. Salah satunya adalah memberikan kebebasan serta wadah bagi publik untuk menyuarakan keinginan mereka atau menyampaikan rasa ketidakpuasan mereka. Langkah ini telah ditempuh oleh Bupati Luwu Timur bagi daerahnya yang dikenal dengan Bumi Batara Guru ini. Caranya cukup mudah, hanya dengan sms ke nomor 0811429133 maka keluhan masyarakat akan langsung dibaca oleh Bupati. Bagi yang mengakses internet, silahkan membuka www.luwutimurkab.go.id dan menulis saran, kritik, dan keluhan yang juga langsung sampai pada Bupati.

Program yang digawangi oleh Bagian Pemerintahan dan Bagian Humas ini telah dilakukan sejak tahun 2006. Anggaran yang

Page 16: Data Selayar

tersedia cukup besar, di mana pada tahun 2008 telah dikucurkan dana sebesar Rp. 406.055.000,- (empat ratus enam juta lima puluh lima ribu rupiah. Respon masyarakatpun sangat positif. Antusiasme itu terlihat dari keluhan-keluhan masyarakat yang rajin singgah di kedua media penyampai keluhan yang ditawarkan. Hal ini dikarenakan penyampaian aspirasi masyarakat melalui SMS dan Website dapat dilakukan warga di manapun warga berada. Banyaknya keluhan tidak berarti pelayanan publik mengecewakan, melainkan wadah yang ditawarkan simple dan sosialisasi ke masyarakat terus diadakan setiap kali Bupati Lutim mengunjungi warganya. Undangan pengajian pun kerap sampai tangan di Bupati. Program Pengaduan Masyarakat ini didukung oleh Keputusan Bupati Luwu Timur tentang Pembentukan Pusat Layanan Pengaduan, Saran, dan Kritikan Masyarakat dalam Wilayah Kab. Luwu Timur.

Proses sampainya keluhan, kritik, dan saran ke tangan Bupati cukup sederhana. Pengaduan melalui SMS akan masuk ke server SMS (Sistem Informasi SMS) dan pengaduan via internet akan diterima secara online di website. SMS yang diterima secara otomatis akan mengirimkan jawaban kepada si pengirim dengan isi sebagai berikut : ”Pesan anda telah saya terima. Terima kasih atas nasehat, kritik, saran & informasinya. Bupati Luwu Timur H. ANDI HATTA M”. Laporan-laporan tersebut akan dikirim ke meja Bupati tanpa melalui proses editing. Sistem Informasi SMS pada server memang tidak memungkinkan siapapun untuk mengeditnya sehingga bagaimanapun bagus atau buruknya keluhan, kritik, dan saran semuanya akan sampai ke tangan Pak Hatta Marakarma. Selanjutnya laporan tertulis akan didisposisi ke unit kerja yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti. Kepala unit kerja kemudian akan mencari tahu sumber permasalahan sekaligus dengan pemecahannya di mana nantinya kepala unit kerja tersebut akan membuat laporan tertulis kepada bupati. Apabila penjelasan dari unit kerja belum jelas, Bupati akan menurunkan Tim Pengaduan Masyarakat yang terdiri dari berbagai unit kerja. Tim ini nantinya yang akan turun melakukan investigasi dan mengecek kembali kebenaran laporan baik dari si pelapor maupun dari kepala unit kerja. Hasil investigasi tim dilaporkan kembali ke Bupati, dan apabila diperlukan Bupati akan memerintahkan kepada Inspektorat untuk melaksanakan pemeriksaan khusus terhadap unit kerja/individu dalam unit kerja yang bersangkutan.

Adakalanya laporan yang masuk setelah dilakukan investigasi akan disampaikan kembali ke pengirim yang bersangkutan agar mereka mengetahui sampai sejauh mana kerja tim. Namun adakalanya laporan tersebut tidak disampaikan kembali jika dampak dari laporan tersebut bisa langsung diketahui oleh masyarakat umum. Selain itu tidak semua SMS yang masuk adalah benar. Dari hasil penyelidikan, beberapa diantaranya hanya menyangkut miskomunikasi antara penyampai informasi dengan instansi terkait, selain itu informasi yang masuk ada pula yang subjektif. Dari 10 SMS yang masuk, 2 diantaranya benar dan memerlukan tindak lanjut.

Prosedur ini ternyata cukup ampuh untuk membungkam unit kerja yang coba-coba berbuat ’nakal’. Pasalnya, dari aduan masyarakat ini sejumlah tenaga telah mendapatkan ’batu’ akibat

Page 17: Data Selayar

ketidakmaksimalan pelayanan ke masyarakat, termasuk kontraktor. Kontraktor yang tidak serius dalam pekerjaan sudah dipastikan tidak akan digunakan lagi dalam proyek berikutnya. Hal ini membuktikan keseriusan Bupati untuk mendekatkan dan memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat, sebagaimana penuturannya, ”Kami tidak membutuhkan sanjungan atas usaha yang telah dilakukan, melainkan kritik atas kelemahan pelayanan kami.”**** Diposkan oleh mila di 18:12 0 komentar Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Jamkesda Lebih Diminati Masyarakat Sinjai

JAMKESDA telah digulirkan selama lima tahun di kabupaten kecil ini. Respons masyarakat positif dan berdampak pada pengelola Jamkesda yang kerap mendapat undangan memaparkan kiat suksesnya. Apa dan bagaimana Jamkesda itu? Berikut wawancara singkat Milawaty dari FIPO dengan Kepala Bapel Jamkesda Sinjai, Dr H Muh Jufri, MKes.

*Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan Jamkesda?Sebenarnya Jamkesda dilatarbelakangi kondisi kesehatan Indonesia saat ini. Ada dua masalah kesehatan yang sangat krusial. Pertama, biaya kesehatan semakin tinggi dan kedua pelayanan kesehatan (health care) semakin hari semakin terkotak-kotak. Salah satu renstra kabupaten Sinjai adalah kesehatan. Di bidang kesehatan terdapat tiga program pokok yang diunggulkan yaitu, peningkatan sarana prasarana kesehatan, pengembangan desa sehat, dan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Khusus program ketiga yang dianggap krusial sehingga program ini diamanahkan kepada suatu badan pelaksana Kabupaten Sinjai. Tujuannya secara umum adalah dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau, murah, dan efektif. Pendapatan Asli Daerah yang tinggi atau rendah bukan faktor penentu bagi pelaksanaan program jamkesda, tetapi kembali kepada komitmen bersama. *Apakah Sinjai tidak menerapkan Jamkesmas?Inilah kelebihan Kabupaten Sinjai. Jamkesmas yang merupakan program nasional tetap diterapkan. Jadi, selain Jamkesda, kami juga memiliki Jamkesmas. Dengan demikian warga miskin yang memiliki kartu Jamkesmas juga memiliki Kartu Jamkesda apabila dia terdaftar sebagai anggota.

*Apa yang membedakan Jamkesmas dan Jamkesda?

Page 18: Data Selayar

Jamkesmas ditujukan hanya bagi masyarakat tidak mampu dan itupun di kuot pusat berdasarkan banyaknya penduduk miskin yang terdata, padahal kenyataannya jumlah penduduk miskin jauh lebih besar. Selain itu Jamkesmas hanya memberikan pelayanan kesehatan dasar, rawat inap kelas III, dan paket obat-obat dan operasi. Sedangkan jaminan pemeliharaan kesehatan yang dilaksanakan Bapel Jamkesda ditujukan untuk seluruh masyarakat Sinjai.Paket pelayanan Jamkesda juga lebih banyak dibandingkan Jamkesmas.

*Apa saja paket pelayanan kesehatan Jamkesda?Paket pelayanan kesehatan Jamkesda terdiri atas pelayanan rawat jalan yang terdiri dari poli umum, poli gigi, poli spesialis, dan keluarga berencana.Pelayanan rawat inap yang terdiri atas perawatan kelas II, persalinan normal, dan tindakan pembedahan sesuai kebutuhan medik. Pelayanan penunjang yang terdiri atas radiologi, USG, EKG, laboratorium, dan fisioterapi. Pelayanan gawat darurat 24 jam. Pelayanan unit ambulance berupa pelayanan lokasi kecelakaan lalu lintas, transportasi pasien pra/pasca perawatan, dan rujukan pasien keluar Sinjai. Peresepan obat oleh dokter sesuai daftar obat Jamkesda, dan Operasi khusus.

*Apakah Jamkesda lebih dipilih masyarakat?Sebenarnya pemda Sinjai memakai sistem sharing. Masyarakat disarankan memakai kartu Jamkesmas terlebih dahulu agar biaya pengobatan tidak terlalu membebankan pemerintah daerah. Hal-hal yang tidak ditanggung oleh Jamkesmas akan diambil alih oleh Jamkesda. Periode Januari sampai Oktober belum banyak warga miskin Sinjai yang datang berobat dengan Jamkesmas. Masyarakat lebih cenderung menggunakan kartu Jamkesdanya dibanding kartu Jamkesmas. Pasalnya melalui Jamkesda semuanya sudah ditanggung, sementara Jamkesmas terbatas.

*Respons masyarakat di awal pemberlakuan Jamkesda ini?Awalnya masyarakat tidak mengerti tapi dengan sosialisasi dan pendekatan yang dilakukan maka animo masyarakat semakin hari semakin meningkat. Masyarakat akhirnya menyadari bahwa Jamkesda ternyata memberikan manfaat yang besar kepada mereka. Selain itu masyarakat yang menjadi anggota Jamkesda juga menjadi ujung tombak yang nantinya akan menyebarkan pelayanan Jamkesda kepada masyarakat lain yang belum terdaftar. Kunci keberhasilan program ini merupakan tanggung jawab bersama yang pada akhirnya dapat dinikmati bersama semua masyarakat Sinjai.

*Hambatan yang menjadi kendala Bapel Jamkesda saat ini?Masalah kepuasan pasien. Itu kendala utama kami karena kepuasan itu sifatnya terus berubah. Bisa jadi hari ini dan kemarin mereka puas, namun besok tidak puas. Kendala kedua adalah distribusi penduduk tidak merata. Wilayah Sinjai terdiri dari pulau, dataran rendah, dan dataran tinggi. Ini menyebabkan belum semua masyarakat Sinjai terdaftar sebagai peserta Jamkesda. Kemampuan Jamkesda untuk menjangkaunya masih terbatas. Untuk menjangkau itu semua, bapel Sinjai mengambil kolektor 200 orang yang berasal dari masyarakat. Kendala selanjutnya adalah adanya keluhan masyarakat non-gakin mengenai premi tiga dan enam bulan yang harus dibayar ke depan.

*Bagaimana prospek Jamkesda ke depan?

Page 19: Data Selayar

Jamkesda direspons positif masyarakat Sinjai. Ini terbukti hingga akhir tahun 2008, angka kepesertaan Jamkesda telah mencapai 85 persen dari seluruh penduduk Sinjai. Ke depannya kami akan terus mengembangkan program ini agar menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kesehatan rakyat. Diposkan oleh mila di 18:02 0 komentar Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Kerja Keras Buahkan Hasil Gemilang

KABUPATEN PANGKEP sebagai salah satu peraih Otonomi Award dari sejumlah award yang dianugerahkan kepada kabupaten-kota di Sulawesi Selatan. Tentunya penghargaan itu merupakan kerja keras pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Bagaimana upaya tersebut dilaksanakan, berikut wawancara Bupati Pangkep, Ir Syafrudin Nur MSi dengan peneliti FIPO, Milawaty.

*Bagaimana tanggapan Anda atas keberhasilan meraih award untuk kategori pemerataan ekonomi dan grand award parameter kehidupan ekonomi?Apa yang kami kerjakan selama ini merupakan suatu kewajiban pemerintahan kepada masyarakatnya. Pelayanan yang diberikan merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan pemkab. Meskipun ada apresisasi berbentuk penghargaan dari prestasi yang diraih, itu hanyalah sebuah ikutan dari hasil kerja keras tersebut. Kami melakukan pembangunan di berbagai aspek pada seluruh wilayah di Kabupaten Pangkep. Apa yang dirasakan warga di kota, diharapkan dirasakan masyarakat di pelosok meskipun secara bertahap.

* Kebijakan yang ditempuh dibidang pertanian?Berbagai kebijakan dilakukan dalam empat tahun belakangan ini. Mulai dari pembangunan irigasi desa dan irigasi Tombolo yang dananya bersumber dari APBD setempat. Pencarian sumber air yang baru untuk irigasi, pemberian benih gratis bagi petani miskin, peningkatan distribusi pupuk, serta memberikan bantuan hand tractor, pompanisasi, bantuan ternak di beberapa wilayah untuk mengganti fungsi tractor sebagai dampak kenaikan BBM yang dinilai menyulitkan petani.

Page 20: Data Selayar

* Apa yang diharapkan dari program Otonomi Award di tahun mendatang?Program Otonomi Award yang pertamakalinya di regional Sulawesi ini, dinilai tepat, apalagi untuk merangsang pertumbuhan pembangunan di wilayah ini. Dalam era otonomi, setiap kabupaten mempunyai cara sendiri sesuai dengan kondisi masyarakatnya dan geografisnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

*Selain award dan grand award, Pangkep juga meraih nominasi di berbagai kategori. Kebijakan apa yang akan ditempuh agar nominasi menjadi lebih baik pada penilaian di tahun berikutnya?Meski bukan tujuan utama mengejar nominasi, tetapi beberapa sektor memang terus akan ditingkatkan terutama dalam bentuk pelayanan , bantuan hingga pemenuhan fasilitas publik.

* Otonomi award 2010 mendatang, adakah target yang diharapkan?Kami tidak memasang target. Tapi kerja lebih keras dan lebih baik lagi dalam melayani masyarakat untuk berbagai aspek kehidupannya. Dengan kerja keras yang ikhlas kami yakin, akan membuahkan hasil yang gemilang. Kalau masyarakat sudah mencapai kesejahteraan dan pemerataan pembangunan, itulah tujuan yang akan dicapai dalam menjalankan pemerintahan ini. (@) Diposkan oleh mila di 17:53 0 komentar Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Inovasi, Wujud Pelayanan Terbaik ke Masyarakat Sinjai

SINJAI meraih Award terbanyak plus Grand Award dan nominasi pada Otonomi Award 2009. Inovasi yang dilakukan bukan untuk meraih award, tetapi memajukan kesejahteraan rakyat, memberikan pelayanan terbaik kepada warga Sinjai, sesuai amanah yang dipercayakan rakyat. Berikut wawancara Bupati Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa dengan Peneliti FIPO, Milawaty.

*Bagaimana Anda melakukan begitu banyak inovasi?Saya percaya bahwa tidak ada kemajuan tanpa inovasi, tiada kemajuan tanpa keberanian melakukan perubahan-perubahan , walau harus diakui bahwa melahirkan sebuah inovasi baru, bukan hal mudah, sarat dengan tantangan dan butuh kerja keras dan kemauan yang tinggi untuk mewujudkannya. Tentunya inovasi yang berbuah award akan menjadi menjadi motivasi bagi Sinjai untuk melanjutkan inovasi-inovasi baru lagi bagi rakyat Sinjai di masa datang.

Page 21: Data Selayar

*Kebijakan apa yang ditempuh dalam pengembangbiakan sapi perah?

Fokus utama kami adalah pemberdayaan ekonomi kerakyatan untuk mengantar masyarakat Sinjai ke arah kemandirian. Potensi ekonomi lokal kami arahkan dikelola secara optimal dan bijaksana, dengan memasukkan inovasi, proses pengolahan yang bermutu, memberikan sentuhan teknologi sederhana, sehingga potensi dan produk lokal memiliki nilai tambah yang besar.

* Apa yang diharapkan dari program otonomi award di tahun mendatang?Secara metodologi penilaian saya kira sudah cukup baik. Kami berharap pelaksanaannya di tahun mendatang bisa lebih baik lagi. Mungkin ada tambahan indikator lagi yang bisa dinilai di daerah sehingga kami pun terpacu untuk menjadi lebih baik lagi dari apa yang telah kami peroleh sebelumnya.

* Kabupaten Sinjai juga meraih nominasi. Bagaimana meningkatkannya jadi lebih baik?Inovasi memang tak kenal kata akhir, butuh waktu untuk selalu menyempurnakannya. Sesungguhnya, meraih nominasi-nominasi itu memang patut disyukuri dan membanggakan, tetapi terus terang kami belum puas. Kami terus akan melakukan inovasi dan penyempurnaan, pembenahan lebih lanjut, terutama pada aspek sosialisasi, publikasi, dan dokumentasi. Diposkan oleh mila di 17:40 0 komentar Link ke posting ini Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Menengok Daerah-Daerah Nominee & Penerima Otonomi Awards 2009 di Sul-Sel *Inovasi Daerah-daerah Nominee Performa Politik Lokal Belanja Investasi Efisien, Percepat Kesejahteraan Masyarakat

PARTISIPASI publik dan kesinambungan politik. Meski berada dalam satu lingkup indikator penilaian dalam performa politik , namun keduanya jelas berbeda. Partisipasi publik lebih menyorot pada tiga hal. Pertama, partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan baik itu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi. Kedua, masyarakat didorong ikut dalam pemprograman pembangunan dan dalam penganggaran publik. Partisipasi dapat diwujudkan dalam proses penganggaran APBD dan atau hanya proyek tertentu saja. Ketiga, penilaian difokuskan pada inisiatif/program pemerintah kabupaten dan kota yang secara aktif

Page 22: Data Selayar

berusaha memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam proses pembuatan peraturan daerah (Perda) dan kebijakan publik strategis lainnya.

Kesinambungan politik lain lagi. Pada bagian ini, ada empat kriteria yang akan dilihat. Pertama, pelembagaan politik lokal yang diarahkan pada inisiatif program pemerintah yang berusaha membangun peningkatan kapasitas politik masyarakat lokal terutama menyangkut kesadaran hukum, politik, HAM, dan kewarganegaraan. Kedua, upaya pemerintah daerah meminimalisasi risiko lokal. Ketiga, upaya pemerintah daerah dalam mengatasi berbagai bentuk protes ketidakpuasan masyarakat setempat. Dan keempat, sejauh mana keberpihakan produk-produk hukum (peraturan) daerah pada kemaslahatan publik, dan sejauh mana pemerintah daerah menunjukkan konsistensinya dalam mendukung kepastian hukum.

Asumsi teoritis mengatakan bahwa kebijakan desentralisasi akan menciptakan kondisi politik daerah yang lebih baik. Desentralisasi dipercayai bisa menjadi bagian dari pendidikan politik, stabilitas politik, distribusi kekuatan politik, dan akuntabilitas politik (Smith, 1985). Asumsi ini sebagian ditemukan buktinya secara empirik di lapangan.Sampai tahun ke delapan otonomi, sejumlah praktik telah dikembangkan daerah. FIPO menemukan berbagai program partisipasi publik dan kesinambungan politik mulai dari yang rutin hingga inovatif.

Sesuai dengan kriteria penilaian, nilai tertinggi akan diberikan pada daerah yang mampu menampilkan program inovatif yang bukan hanya menang di teori tapi juga berjaya di lapangan, di mana dalam hal ini program daerah diakui masyarakat.

Dari penilaian yang telah dilakukan FIPO selama kurun waktu empat bulan terhitung Desember 2008 hingga Maret 2009 di Sulawesi Selatan, terdapat 14 kabupaten/kota yang ditemukan memiliki program daerah baik itu rutin maupun inovatif. Penemuan program inovatif relatif masih miskin karena dari tujuh indikator yang ditawarkan hanya ada empat yang terdata. Dari empat indikator tersebut, sebagian besar daerah masih berkutat di ranah yang sama, yaitu pelibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

Partisipasi masyarakat diwujudkan dalam berbagai nama program, entah itu musrenbang, musrenbang partisipatif, musrenbang perempuan, PPK Mandiri, PNPM Mandiri, maupun Regulatory Impact Assessment (RIA).

Page 23: Data Selayar

Sayangnya, masyarakat hanya dilibatkan pada proses perencanaan pembangunan dan tidak dilibatkan lagi pada proses implementasi, monitoring atau evaluasi pembangunan. Keterlibatan masyarakat pun hanya sampai pada tahap musyawarah perencanaan pembangunan tingkat desa-kelurahan. Masyarakat juga tidak bisa mengawal, apakah usulan yang mereka sampaikan dijadikan program pemda atau tidak.

Meski demikian, lima daerah yang masuk nominasi pada indikator partisipasi publik dan kesinambungan politik paling tidak memberi gambaran bahwa di tengah miskinnya temuan inovasi di indikator ini, masih terdapat perbaikan dalam upaya-upaya transparansi.

Sebut saja Kota Parepare. Di kota bandar madani ini, setiap rancangan Peraturan Daerah sebelum diajukan ke DPRD harus melibatkan partisipasi masyarakat melalui konsultasi publik. Pelaksanaan konsultasi publik yang terkait dengan Ranperda diadakan dalam bentuk pertemuan dengan melibatkan stakeholder yang akan memberikan saran dan pendapat baik lisan maupun tulisan. Ranperda yang telah dikonsultasikan dengan stakeholder dibahas tim yang dibentuk Walikota. Tim tersebut selanjutnya membahas dan merumuskan hasil konsultasi dengan stakeholder dalam bentuk dokumen hasil konsutasi rancangan Perda. Ranperda yang telah dibahas tim nantinya akan disampaikan ke Pimpinan Unit Kerja terkait melalui Bagian Hukum untuk selanjutnya diajukan kepada Walikota Parepare sebelum disampaikan walikota ke DPRD untuk dibahas. Keterlibatan masyarakat dalam perancangan peraturan daerah di Kota ini dibuktikan dengan tanggapan positif masyarakat atas pelaksanaan program ini. Bahkan bila dibandingkan dengan inovasi, survei publik daerah ini menempati urutan yang lebih tinggi.

Lain Kota Parepare, lain pula Kabupaten Luwu Utara. Di saat daerah lain masih menunggu dana APBN dalam Program Pengembangan Kecamatan (PPK), kabupaten ini justru bertindak sebaliknya. Sejak beberapa tahun yang lalu, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, dana APBD dikucurkan. Dengan dana APBD inilah partisipasi masyarakat terlihat. Menyadari bahwa dana daerah terbatas, masyarakat dengan serta merta memberikan bantuannya baik itu bantuan tenaga maupun bantuan material. Hasilnya, Luwu Utara dapat membangun daerahnya tanpa mengulurkan tangan ke pusat. Inilah sebenarnya makna otonomi daerah. Semakin rendah ketergantungan daerah dari pusat, semakin otonom daerah tersebut.

Partisipasi masyarakat yang patut dijadikan contoh juga dapat ditemui di satu-satunya kabupaten di Sulawesi Selatan yang berada di kepulauan. Penerimaan desa dari partisipasi masyarakat Kabupaten Selayar yang telah berganti nama menjadi Kabupaten Kepulauan Selayar ini sangat dominan. Swadaya masyarakat dalam pembangunan desa cukup tinggi. Pembangunan ini dikerjakan secara gotong royong dan ada sumbangan masyarakat. Bahkan di beberapa desa menunjukkan di atas 80 persen dari seluruh total pendapatan desa. Cara ini melahirkan rasa memiliki yang cukup mendalam sehingga mendorong pembangunan desa lebih berkualitas dibandingkan bila dilaksanakan pihak lain.

Hal yang serupa juga dilakukan Kabupaten Takalar. Kabupaten ini dengan bantuan NGO JICA berhasil membangkitkan partisipasi masyarakatnya sehingga sekarang pemerintah daerah hanya bertindak sebagai stimulus dan masyarakatlah yang menjadi pelaksana pembangunan desa setelah sebelumnya membentuk kelompok pengusul kebutuhan.

Page 24: Data Selayar

Selama ini pembangunan desa hampir selalu ditentukan dari atas, atau dikenal dengan istilah top down dan pelaksanaanya adalah dinas/instansi pemerintah melalui mekanisme proyek. Meskipun pengusulannya dimulai dari desa, bahkan dusun, namun pada kenyataannya keputusan pilihan ada di tangan pemerintah daerah. Maka bukan tidak mungkin proyek yang datang ke desa bukanlah kebutuhan yang didambakan masyarakat, melainkan kebutuhan yang dirumuskan pemerintah daerah. Biaya pembangunannya pun sudah bukan rahasia lagi, jauh lebih besar dari kebutuhan biaya dari kaca pandang masyarakat.

Bukti di atas menunjukkan betapa desa adalah potensi pembangunan yang besar bagi daerah. Pembangunan dengan melibatkan langsung masyarakat desa, menunjukkan hasil yang jauh lebih baik dan efisien daripada pembangunan desa yang selama ini dijalankan dengan mekanisme proyek. Budaya gotong royong, gugur gunung, sambatan, dan semacamnya adalah potensi sosial yang masih hidup di masyarakat desa dan harus dilestarikan. Memberikan kesempatan luas kepada desa mengatur rumah tangganya sendiri dengan memberikan kewenangan disertai dengan biaya perimbangan akan mempercepat pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Belanja investasi yang lebih efisien ini akan mempercepat kesejahteraan masyarakat lebih merata dalam jangka panjang.