Seismic Performance Evaluation of Building With Pushover Analysis
Data seismic CDP gather yang telah dilakukan supergather kelas 1 yang berada di kuadran IV. Gambar...
Transcript of Data seismic CDP gather yang telah dilakukan supergather kelas 1 yang berada di kuadran IV. Gambar...
55
Gambar 4.15 Data seismic CDP gather yang telah dilakukan supergather pada crossline 504-508.
4.2.4.3 Angle Gather
Angle Gather dilakukan untuk melihat variasi amplitudo terhadap sudut dan
menentukan sudut optimum dibawah sudut kritis yang masih relevan digunakan
untuk analisis AVO.
Gambar 4.16 Penampang seismik angle gather pada crossline 502-506
56
4.2.4.4 AVO Picking Analysis
Seperti terlihat pada penampang angle gather pada Gambar 4.17 dari hasil
analisis picking, dapat diketahui sudut optimum untuk analisis AVO ini adalah 27
derajat.
Gambar 4.17 Penampang angle gather pada krossline 504 dengan log sonic P berwarna ungu pada sumur ES-188. Analisis picking dibawahnya memperlihatkan sudut maksimum 270 ditandai dengan perubahan peak menjadi through
4.2.4.5 Atribut AVO
Melakukan AVO Attribute yaitu Intercept (A) dan Gradient (B) yang
selanjutnya dilakukan crossplot untuk melihat kelas AVO pada zona target yang
memberikan input terhadap analisis selanjutnya. Selain itu dilakukan juga estimasi
Reflectivity P (Rp) dan Reflektivity S (Rs) dengan asumsi Vp/Vs = 2 atau = 1/3
untuk wet case.
4.2.4.6 Pembuatan Rp dan Rs Stack (Fatti)
Dengan memasukkan input persamaan regresi least squares dari 5 sumur (ES-
124, ES-185, ES-188, ES-191 dan ES-203) hasil crosplot Vp dengan Vs, yaitu : y =
0.809799x – 885.779, error 0.0196652.
57
KUADRAN I
KUADRAN IV
KUADRAN II
KUADRAN III
Gambar 4. 18 Crossplot atribut AVO Intercept vs Gradient menunjukkan anomali AVO kelas 1 yang berada di kuadran IV.
Gambar 4. 19 Crossplot Vp dengan Vs pada 5 sumur (ES-124, ES-185, ES-188, ES-203, dan ES-191) dengan nilai regresi y = 0.809799x – 885.779 selanjutnya dijadikan input untuk membuat Rp-Rs stack (Fatti).
58
N
Rp STACK
Rs STACK
Gambar 4.20 Penampang seismik Rp-stack (atas) dan Rs-stack (bawah) pada crossline 540. Warna merah ialah maximum amplitudo bernilai 1 ditandai oleh wiggle peak (puncak), sedangkan warna biru amplitudo negatif dengan nilai -1 diwakili oleh wiggle through(palung). Data seismik yang digunakan memiliki fasa nol.
59
4.2.4.7 Analisis Spektrum Amplitudo
Analisis spektrum amplitudo dilakukan pada Rp dan Rs stack untuk
mengetahui kisaran frekuensi optimal pada data seismik Rp dan Rs stack. Frekuensi
optimal ini nantinya akan dijadikan input untuk pembuatan wavelet teoritis bandpass
dan Ricker, karena berdasarkan pada teori bahwa wavelet yang digunakan sebaiknya
sama dengan yang digunakan pada trace seismik. Kisaran frekuensi optimal pada Rp-
Rs stack adalah antara 17-24 Hz.
Gambar 4.21 Amplitude spectrum Rp stack (atas) dan Rs stack (bawah)
4.2.4.8 Well Seismik Tie
Well-seismik tie pertama kali dilakukan dengan cara mengkoreksi log sonik
dengan menggunakan data check shot. Selanjutnya dilakukan korelasi antara trace
seimik dengan sintetiknya sampai memberikan harga korelasi yang cukup besar.
Rp spectrum
Rs spectrum
60
Sintetik seismogram diperoleh dengan cara mengkonvolusikan koefisien refleksi
dari sumur dengan wavelet tertentu. Oleh karenanya tahapan ekstraksi wavelet harus
dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar mendapatkan wavelet yang sesuai guna
mendapatkan hasil yang bagus pada proses inversi nantinya.
Ada dua cara untuk mendapatkan wavelet, yaitu :
1. Mengekstrak secara statistik, yaitu dari tras seismik atau dari data sumur.
2. Mengekstrak dari wavelet teoritis yang ada dengan frekuensi atau bandwith
tertentu, berupa wavelet Ricker atau Bandpass.
Selain mendapatkan korelasi yang besar antara tras seismik dengan sintetik,
perlu dicermati juga yang terpenting adalah mencocokkan event seismik dengan
sumur, oleh karena itu juga dilakukan proses Strech and squeeze tanpa merubah nilai
log soniknya. Window untuk ekstraksi wavelet dilakukan dari Top-Bekasap A,
hingga Base-Bekasap C kurang lebih antara waktu 1320 ms – 1400 ms yang
merupakan zona target penelitian.
Ekstraksi Wavelet
a. Wavelet Statistik : dilakukan dengan merubah panjang gelombang dari
128 ms – 256 ms, taper length dari 10-25 ms, dengan fasa constant dan
sample rate 2 ms.
b. Wavelet Sumur : mengekstrak wavelet dari ke-tujuh sumur. Proses trial
and error dilakukan dengan merubah parameter-parameter seperti pada
ekstraksi wavelet statistik, dengan menggunakan fasa konstan dan
algoritma Roy White. Wavelet sumur ES-188 memberikan korelasi
tertinggi dengan tras seismik asli dibanding wavelet sumur lainnya
61
c. Wavelet Bandpass : Ekstraksi (trial-error) parameter masukan, antara lain
nilai low pass (5-10Hz), low cut (5-15Hz), high pass (50-80Hz), dan high
cut frekuensi (60-100Hz) dengan fasa nol atau minimum.
d. Wavelet Ricker : membuat beberapa wavelet dengan merubah nilai
dominan frekuensi dari 17 – 24 Hz, sesuai dengan frekuensi dominan
seismik Rp stack dan Rs stack hasil amplitude spectrum.
Mengkorelasikan seismogram sintetik dan tras seismik adalah suatu proses
trial and error dengan memasukkan wavelet hasil ekstraksi yang paling tepat. Dari
semua wavelet yang diuji penulis, wavelet Ricker memberikan korelasi terbaik
dengan tras seismik Rp stack dan Rs stack dengan frekuensi masing-masing 20 Hz
untuk Rp stack dan 19 Hz untuk Rs stack serta panjang gelombang 150 ms untuk
keduanya. Selain itu wavelet Ricker juga memiliki bentuk yang mirip dengan sintetik
dan seismik Rp-Rs stack, sehingga penulis memilih wavelet Ricker tersebut untuk
digunakan pada proses inversi selanjutnya.
Gambar 4.22 Respon waktu (kiri) dan respon frekuensi (kanan) dari wavelet Ricker 20 Hz-150 ms untuk Rp stack (atas) dan Ricker 19 Hz-150 ms untuk Rs stack (bawah) yang selanjutnya akan digunakan untuk input inversi seismik.
Rp Wavelet
Rs Wavelet
62
KORELASI DARI TIAP SUMUR
WAVELET Rp SUMUR RATA-RATA
ES-124 ES-185 ES-188 ES-191 ES-203 ES-73 ES-76RICKER 0.717 0.715 0.822 0.875 0.710 0.889 0.701 0.776
BANDPASS 0.573 0.739 0.710 0.783 0.601 0.632 0.563 0.657 STATISTIK 0.651 0.835 0.721 0.799 0.682 0.787 0.600 0.725
SUMUR-188 0.594 0.798 0.760 0.785 0.669 0.827 0.786 0.746 PERHITUNGAN DENGAN MULTIWELL ANALISIS
RICKER 0.721 BANDPASS 0.626 STATISTIK 0.630
SUMUR-188 0.619 Tabel 4.3 Korelasi sintetik seismogram dengan Rp stack menggunakan wavelet Ricker, Bandpass, Statistik, dan sumur ES-188 menunjukkan wavelet Ricker memiliki korelasi tertinggi baik dengan perhitungan korelasi tiap sumur maupun dengan multiwell analisis dengan korelasi rata- rata 0.776 dan 0.721.
KORELASI DARI TIAP SUMUR
WAVELET Rs SUMUR RATA-RATA
ES-124 ES-185 ES-188 ES-191 ES-203RICKER 0.629 0.610 0.697 0.700 0.747 0.677
BANDPASS 0.536 0.577 0.791 0.760 0.584 0.650 STATISTIK 0.572 0.651 0.671 0.726 0.594 0.643
SUMUR-188 0.602 0.596 0.677 0.741 0.602 0.644 PERHITUNGAN DENGAN MULTIWELL ANALISIS
RICKER 0.695 BANDPASS 0.543 STATISTIK 0.608
SUMUR-188 0.587 Tabel 4.4 Korelasi sintetik seismogram dengan Rs stack menunjukkan korelasi tertinggi pada wavelet Ricker
63
WAVELET SUMUR RATA-RATA RICKER ES-124 ES-185 ES-188 ES-191 ES-203 ES-73 ES-76
17 0.848 0.483 0.731 0.836 0.667 0.895 0.461 0.7030 18 0.833 0.565 0.782 0.860 0.698 0.892 0.577 0.7439 19 0.811 0.648 0.811 0.872 0.712 0.881 0.653 0.7697 20 0.785 0.715 0.822 0.875 0.710 0.889 0.701 0.7853 21 0.756 0.758 0.821 0.870 0.697 0.855 0.730 0.7839 22 0.726 0.781 0.813 0.861 0.679 0.838 0.746 0.7777 23 0.696 0.789 0.801 0.849 0.660 0.818 0.752 0.7664 24 0.667 0.787 0.788 0.835 0.643 0.795 0.751 0.7523
Tabel 4.5 Penentuan frekuensi wavelet ricker pada Rp stack dengan wavelet Ricker frekuensi 20 Hz adalah korelasi yang terbaik.
WAVELET SUMUR RATA-RATA RICKER ES-124 ES-185 ES-188 ES-191 ES-203
17 0.857 0.604 0.553 0.611 0.726 0.6702 18 0.831 0.633 0.635 0.661 0.746 0.7012 19 0.801 0.615 0.697 0.700 0.747 0.7120 20 0.768 0.576 0.739 0.729 0.734 0.7092 21 0.735 0.532 0.764 0.748 0.711 0.6980 22 0.701 0.493 0.778 0.760 0.685 0.6834 23 0.668 0.461 0.784 0.767 0.660 0.6680 24 0.637 0.433 0.785 0.770 0.638 0.6526
Tabel 4.6 Penentuan frekuensi wavelet ricker pada Rs stack, sama halnya dengan Rp stack juga wavelet Ricker yang memiliki korelasi terbaik, hanya saja dengan frekuensi 19 Hz untuk Rs stack.
Gambar 4.23 Multiwell analysis dengan wavelet Ricker pada Rp stack (atas) dan Rs stack (bawah) menunjukkan korelasi yang baik untuk tiap sumur.
64
Gambar 4.24 Contoh well seismic tie Rp stack pada sumur ES-191
Gambar 4.25 Contoh well seismic tie pada Rs stack sumur ES-191
65
4.2.4.9 Interpretasi Horison
Penulis melakukan interpretasi horison pada inline 870-1050 dengan
increment 2 untuk inline serta pada crossline 400-650 dengan increment 5. Picking
horison dilakukan terhadap horison Top Bekasap-A, Top Bekasap-B, Top Bekasap-
C, dan Base Bekasap-C, dengan acuan marker pada ketujuh sumur (ES-124, ES-185,
ES-188, ES-203, ES-73, ES-191, dan ES-76). Picking dilakukan pada fasa nol dan
polaritas normal (peak menandakan naiknya nilai RC). Atribut Instantaneous Cosine
Phase dan Amplitude Envelope juga digunakan untuk membantu melihat
kemenerusan top dan base lapisan.
4.3. Inversi Seismik
4.3.1 Model Inisial
Tahapan selanjutnya setelah pengolahan data seismik dan data sumur adalah
inversi seismik. Sebelum proses inversi dilakukan, diperlukan model inisial yang
akan menjadi input untuk proses inversi nantinya. Pembuatan model inisial dikontrol
oleh nilai impedansi yang diperoleh dari data log sumur, yaitu : log sonic P, sonic S,
dan densitas.
a. Model AI : input 7 sumur yaitu sumur ES-124, ES-185, ES-188, ES-191, ES-203,
ES-73 dan ES-76 beserta log sonic P yang telah di tie dan log densitas
dari ketujuh sumur. Highcut frekuensi 75-85 Hz.
b. Model SI : input 5 sumur yaitu sumur ES-124, ES-185, ES-188, ES-191, dan ES-
203 beserta log sonic P yang telah di tie, log sonic S, dan log densitas
dari kelima sumur. Highcut frekuensi 70-85 Hz
66
Amplitude Envelope
Instantaneous Cosine Phase
N
Gambar 4.26 Interpretasi horison (picking) dengan menggunakan atribut seismik pada inline 968 yaitu amplitude envelope (atas) dan instantaneous cosine phase (bawah) untuk melihat kemenerusan top pada peak dan base pada through. Warna orange pada amplitude envelope menunjukkan maximum nilai amplitudo envelope yang ditandai wiggle peak dan through, sedangkan warna abu-abu sampai biruadalah nilai amplitude envelope yang kecil menandakan zero crossing (wiggle diantara peak dan through). Atribut Instantaneous CosinePhase berwarna ungu menandakan nilai maximum dan minimum instantaneous cosine phase (1 dan -1) yang ditandai dengan wiggle peakdan through, dan warna lainnya adalah mendekati nilai nol. Picking dilakukan pada fasa nol.
67
TOP - A TOP - B
Gambar 4.27 Peta struktur waktu hasil interpretasi horizon top reservoar Bekasap A (kiri) dan top Bekasap B (kanan) dengan delapan sumur penelitian. Warna terang menandakan daerah semakin dangkal (tinggian/closure).
68
TOP-CBASE-C
Gambar 4.28 Peta struktur waktu hasil interpretasi horison top reservoar Bekasap C (kiri) dan base Bekasap C (kanan) dengan delapan sumur penelitian. Warna semakin gelap menandakan daerah semakin dalam.
69
Gambar 4.29 Model inisial untuk AI (atas) dengan input 7 sumur dan model inisial untuk SI (bawah) dengan input 5 sumur, warna semakin coklat-kuning menandakan nilai impedansi yang semakin tinggi. Tampak kesesuaian warna impedansi di sumur dengan seismik di sekitarnya menandakan kualitas model inisial sudah cukup baik untuk selanjutnya dilakukan inversi seismik.
Model SI
Model AI