data pendukung lain skripsi

download data pendukung lain skripsi

of 9

Transcript of data pendukung lain skripsi

Pengertian dan Paradigma Pemerintahan Secara umum filsafat dapat dirumuskan sebagai upaya manusia untuk mempelajari dan mengungkapkan pengembaraan manusia di dunianya menuju akhirat secara mendasar. Objek material dari filsafat adalah manusia, sama dengan objek ilmu lainnya; yang membedakan adalah dari sudut pandang mana suatu ilmu menyoroti manusia. Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini, menemukan hakikatnya dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang sistematis. Filsafat membawa kita pada pemahaman dan pemahaman membawa kita ke tindakan yang lebih layak. Pemerintahan merupakan kegiatan memerintah yang dilakukan oleh pemerintah yang melakukan kekuasaan memerintah atas nama negara terhadap orang yang diperintah (masyarakat). Filsafat pemerintahan tidak memberikan petunjuk teknis memerintah, tetapi memberikan pemahaman dan arah tindakan bagaimana sebaiknya melakukan kegiatan pemerintahan yang layak dan benar. Hakikat Ilmu Pemerintahan Ilmu Pemerintahan selain termasuk ilmu teoritis empiris, juga termasuk ilmu praktis atau ilmu terapan, karena akan langsung diterapkan kepada masyarakat. Ilmu Pemerintahan termasuk ilmu campuran karena disamping berkembang secara teoritis menurut ilmu murni juga berkembang secara praktis (diterapkan) dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan. Ketidakjelasan antara pemerintahan sebagai ilmu dan pemerintahan sebagai praktik (seni), tidak perlu dipertentangkan, namun yang penting adalah bagaimana bisa menjadikan ilmu pemerintahan sebagai ilmu yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu negara sehingga negara itu dapat maju dan berkembang, masyarakatnya hidup aman, sejahtera dan damai. Perkembangan Ilmu Pemerintahan Studi tentang pemerintahan sudah tua umurnya yaitu, sejak zaman Tiongkok kuno, Hindu kuno dan zaman Yunani kuno sudah diajarkan praktik-praktik dan pelajaran tentang pemerintahan. Akan tetapi Prof. Mac Iver mempertentangkan apakah ilmu pemerintahan sebagai ilmu yang berdiri sendiri, karena pemerintahan baginya merupakan mitos yang tampak berubah-ubah pada berbagai ruang dan waktu. Di Indonesia perkembangan ilmu pemerintahan sebagai lembaga sudah cukup menggembirakan namun yang menjadi masalah sekarang adalah esensi dan eksistensi ilmu pemerintahan sebagai ilmu yang dapat diandalkan belum tuntas memiliki syarat sebagai ilmu. Dilihat sari segi tahap-tahap perkembangannya, ilmu pemerintahan telah melewati tahap klasifikasi, bahkan sudah berada pada tahap komparasi. Selanjutnya untuk menjadi ilmu, maka ilmu pemerintahan harus membangun dirinya sehingga dapat mencapai tahap kuantifikasi. Paradigma Pemerintahan Paradigma adalah corak berpikir baru seseorang atau sekelompok orang. Paradigma adalah seperangkat asumsi mengenai realitas atau dengan kata lain paradigma adalah suatu model atau pola yang diterima menjalankan dunia lebih baik daripada perangkat lain manapun. Paradigma ilmu pemerintahan dari dimensi ruang (bukan dimensi waktu), sebagai berikut 1.Ilmu pemerintahan sebagai cabang ilmu filsafat. 2.Ilmu pemerintahan mengacu kepada Alquran. 3.Ilmu pemerintahan sebagai suatu seni. 4.Ilmu pemerintahan sebagai cabang ilmu politik. 5.Ilmu pemerintahan dianggap sebagai administrasi negara. 6.Ilmu pemerintahan sebagai ilmu pemerintahan yang mandiri. Paradigma baru ilmu pemerintahan yang diusulkan oleh Taliziduhu Ndraha adalah paradigma kerakyatan, yaitu suatu paradigma yang memandang ilmu pemerintahan itu sebagai pola hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah (rakyat); dalam hal ini ditekankan pentingnya posisi rakyat sebagai yang diperintah karena rakyatlah yang memberikan mandat kepada badan/lembaga yang memerintah dan kalau diibaratkan sebuah organisasi usaha maka rakyatlah sebagai pemegang saham, sehingga pemerintah harus betul-betul memperhatikan rakyat yang diperintah (dilayani). Sumber buku Filsafat Pemerintahan karya Drs. H. Achmad Batinggi, MPA. Drs. Muhammad Tamar, M.Psi.

Hakikat Pemerintah dan Pemerintahan

1.

Pendekatan Dari Segi Bahasa Memerintah diartikan sebagai menguasai atau mengurus negara atau daerah sebagai bagian dari negara. Dengan demikian maka kata pemerintah berarti kekuasaan untuk memerintah suatu negara, misalnya negara memerlukan pemerintah yang kuat dan bijaksana. pemerintah dapat pula diartikan sebagai badan tertinggi yang memerintah suatu negara, misalnya kalimat; masyarakat meminta perhatian pemerintah agar turun tangan dalam pemecahan kekurangan air untuk sawah-sawah di suatu wilayah. Di dalam kalimat gedung pemerintah, sekolah pemerintah, artinya gedung negara dan sekolah negeri. Pemerintah adalah perbuatan atau cara atau urusan memerintah, misalnya pemerintah yang adil, pemerintah demokratis, pemerintah diktator.

2.

Pendekatan dari Segi Organisasi

Dalam pembicaraan tentang pemerintah dan pemerintahan tidak boleh terlepaskan dari pembahasan tentang negara, karena negaralah yang merupakan wadah, lembaga, organisasi tempat berlangsungnya tugas pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah dan negara bagaikan sekeping mata uang, karena tidak mungkin bisa memahami secara nyata hakikatnya tanpa mengulas keduanya; di mana negara merupakan segi statisnya dan pemerintahan adalah segi dinamisnya.

Sistem Pemerintahan Negara Sistem pemerintahan merupakan sistem penyelenggaraan pemerintahan suatu negara, yang didasarkan pada ajaran filosofis yang dianut negara yang bersangkutan. Dari teori-teori sistem pemerintahan yang beraneka ragam, dapat disimpulkan enam macam sistem pemerintahan yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. ekapraja, dwipraja, tripraja, catur praja, pancapraja, dan sadpraja.

Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Republik Indonesia yang termuat dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu secara filosofis dikemukakan sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum Sistem konstitusional. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan MPR Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi di bawah majelis. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Menteri negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab kepada DPR Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Menurut kamus kata-kata tersebut mempunyai arti : perintah adalah perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu; pemerintah adalah kekuasaan memerintah sesuatu negara (daerahnegara) atau badan yang tertinggi yang memerintah sesuatu negara (seperti kabinet merupakan suatu pemerintah); pemerintahan adalah perbuatan (cara, hal urusan dan sebagainya) memerintah. (Pamudji, 1983 : 3) Taliziduhu (2000:7) mengatakan bahwa Ilmu Pemerintahan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana pemerintah (unit kerja publik) bekerja memenuhi dan melindungi tuntutan (harapan, kebutuhan) yang diperintah akan jasa publik dan layanan publik, dalam hubungan pemerintahan. Dari uraian di atas diperoleh pokok pemahaman tentang Ilmu Pemerintahan sebagai berikut : 1. Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari persoalan-persoalan organisasi, administrasi, manajemen dan kepemimpinan dalam penyelenggaraan organisasi publik atau badan-badan publik yang bertugas melaksanakan kekuasaan negara sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Obyek dan subyek organisasi ini meliputi lembaga eksekutif, lembaga legislatif, lembaga yudikatif, dan lembaga-lembaga lain diatur dalam peraturan perundangundangan. 2. Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari struktur, prosedur dan rangkaian kegiatan badan-badan publik dalam melaksanakan tugas dan fungsi kelembagaan dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara. 3. Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari proses pencapaian tujuan penyelenggaraan negara yang didasarkan atau merujuk pada kepentingan dan harapan warga negara yaitu masyarakat, dan oleh sebab itu Ilmu Pemerintahan juga mempelajari kegiatan pemerintahan sebagai kegiatan pengaturan masyarakat dan kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Dalam konteks ini, Ilmu Pemerintahan dapat dijadikan instrumen untuk mendeskripsikan fenomena pengaturan masyarakat yang dilakukan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang tertib, terarah dan teratur dalam mewujudkan kesejahteraan dan kepentingan bersama; fenomena pelayanan publik dalam mengaktualisasikan atau memenuhi hak masyarakat yang menjadi tugas dan tanggungjawab masing-masing badan publik; dan fenomena pelayanan publik dalam

mengaktualisasikan atau memenuhi kewajiban masyarakat yang menjadi hak negara yang dikelola oleh badan-badan publik.

Pengertian Pelatihan: Menurut Nitisemito (1996:35), mendefinisikan pelatihan atau training sebagai suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku ketrampilan, dan pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan. Dengan demikian, pelatihan yang dimaksudkan adalah pelatihan dalam pengertian yang luas, tidak terbatas hanya untuk mengembangkan ketrampilan semata-mata. Menurut Carrell dan Kuzmits (1982:282) mendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematis dimana karyawan mempelari pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), kemampuan (ability) atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi. Menurut Drummond (1990:63), "pelatihan berarti menuntun dan mengarahkan perkembangan dari peserta pelatihan melalui pengetahuan, keahlian dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi standar tertentu. Menurut Simamora (1999:345), pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan pengalaman atau perubahan sikap seseorang. Mangkuprawira (2003:135) berpendapat bahwa pelatihan bagi karyawan adalah sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin trampil dan mampu dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik sesuai dengan standar. Dalam definisi lebih lanjut. Mangkuprawira memberikan perbedaan pada pengertian pelatihan dan pendidikan. Pelatihan lebih merujuk pada pengembangan keterampilan bekerja (vocational) yang dapat digunakan dengan segera, sedangkan pendidikan memberikan pengetahuan tentang subyek tertentu, tetapi sifatnya lebih umum, terstruktur untuk jangka waktu yang jauh lebih panjang. Moekijat (1991:2) mendefinisikan pelatihan merupakan usaha yang bertujuan untuk menyesuaikan seseorang dengan lingkungannya, baik itu lingkungan di luar pekerjaan, maupun lingkungan di dalamnya. Tujuan dan Manfaat Pelatihan : Menurut Carrell dan Kuzmits (1982 : 278), tujuan utama pelatihan dapat dibagi menjadi 5 area: 1. Untuk meningkatkan ketrampilan karyawan sesuai dengan perubahan teknologi. 2. Untuk mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru agar menjadi kompeten. 3. Untuk membantu masalah operasional. 4. Untuk menyiapkan karyawan dalam promosi. 5. Untuk memberi orientasi karyawan untuk lebih mengenal organisasinya Menurut Procton dan Thornton (1983 : 4) menyatakan bahwa tujuan pelatihan adalah: 1. Untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan bisnis dan operasional-operasional industri sejak hari pertama masuk kerja. 2. Memperoleh kemajuan sebagai kekuatan yang produktif dalam perusahaan dengan jalan mengembangkan kebutuhan ketrampilan, pengetahuan dan sikap. Manfaat yang diperoleh dari adanya suatu pelatihan yang diadakan oleh perusahaan seperti yang dinyatakan oleh Flippo (1988:215) berikut ini yaitu :

Program-program pengembangan yang direncanakan akan memberikan manfaat kepada orang berupa peningkatan produktifitas, peningkatan moral, pengurangan biaya , dan stabilitas serta keluwesan

(fleksibilitas) orang yang makin besar untuk menyesuaikan diri dengan persyaratan-persyararatan eksternal yang berubah. Program-program yang semacam itu juga akan membantu memenuhi kebutuhan perorangan dalam mencari pekerjaan yang bermakna bagi karir seumur hidup. Pelatihan berdampak luas terhadap pengolahan SDM karena adanya pengelolaan SDM yang baik akan lebih menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Smith (1997) dalam Irianto (2001:6), menambahkan bahwa pelatihan memiliki peran yang sangat penting bagi organisasi dan memberi kontribusi pada tiga permasalahan utama, yaitu: 1. Training and development has the potential to improve labour productivity. 2. Training and development can improve the quality of that out put: a more highly trained employee is not only more competent at the job but also aware of the significance of his organisasi her actions 3. Training and development improves the ability of the organisation to cope with change ; the successful implementation of change whether technical (in the form of new technologies) organisasi strategic new products, new markets, etc.) relies on the skills of the organisations member. Hamalik (2001:13) mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja (performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga bermanfaat untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Menurut Siagian (1998:184) pelatihan dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa percaya diri. Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh dari pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi. Keberhasilan suatu program pelatihan ditentukan oleh lima komponen menurut As'ad(1987: 73); 1. Sasaran pelatihan atau pengembangan : setiap pelatihan harus mempunyai sasaran yang jelas yang bisa diuraikan kedalam perilaku-perilaku yang dapat diamati dan diukur supaya bisa diketahui efektivitas dari pelatihan itu sendiri. 2. Pelatih (TrainerJ: pelatih harus bisa mengajarkan bahan-bahan pelatihan dengan metode tertentu sehingga peserta akan memperoleh pengetahuanketrampilan dan sikap yang diperlukan sesuai dengan sasaian yang ditetapkan. 3. Bahan-bahan latihan: bahan-bahan latihan harus disusun berdasarkan sasaran pelatihan yang telah ditetapkan 4. Metode latihan (termasuk alat bantu): Setelah bahan dari latihan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah menyusun metode latihan yang tepat. 5. Peserta (Trainee): Peserta merupakan komponen vang cukup penting, sebab keberhasilan suatu program pelatihan tergantung juga pada pesertanya. Metode Pelatihan Kerja: Menurut Cherrington (1995:358), dikatakan bahwa metode dalam pelatihan dibagi menjadi dua yaitu on the job traming dan ojf the joh training. On the joh training lebih banyak digunakan dibandingkan dengan offthejob training. Hal ini disebabkan karena metode on the job training lebih berfokus pada peningkatan produktivitas secara cepat. Sedangkan metode off the joh training lebih cenderung berfokus pada perkembangan dan pendidikan jangka panjang. On The Job Training dibagi menjadi 6 macam yaitu: 1. Job instruclion training pelatihan ini memerlukan analisa kinerja pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan, dan menunjukan langkah-langkah pelaksanan pekerjaan. 2. Apprenticeship pelatihan ini mengarah pada proses penerimaan karyawan baru, yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli untuk beberapa waktu tertentu. Keefektifan pelatihan ini tergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi proses pelatihan. 3. Internship dan assistantships pelatihan ini hampir sama dengan pelatihan apprenliceship hanya saja pelatihan ini mengarah pada

kekosongan pekerjaan yang menuntut pendidikan formal yang lebih tinggi. Contoh internship training adalah cooperalive education project, maksudnya adalah pelatihan bagi pelajar yang menerima pendidikan formal di sekolah yang bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan sama seperti karyawan dalam perusahaan tetapi tetap dibawah pengawasan praktisi yang ahli. 4. Job rotation dan transfer adalah proses belajar yang biasanya untuk mengisi kekosongan dalam manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan ini terdapat 2 kerugian yahu: peserta pelatihan hanya merasa dipekerjakan sementara dan tidak mempunyai komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan dengan sungguh-sungguh, yang kedua, banyak waktu yang terbuang untuk memberi orientasi pada perserta terhadap kondisi pekerjaan yang baru. Tetapi pelatihan ini juga mempunyai keuntungan yaitu: jika pelatihan ini diberikan oleh manajer yang ahli maka peserta akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai peiaksanaan dan praktek dalam pekerjaan. 5. Junior boards dan committee assingments alternatif pelatihan dengan memindahkan perserta pelatihan kedalam komite untuk bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan administrasi. Dan juga menempatkan perserta dalam anggota eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam bennteraksi dengan eksekutif yang lain. 6. Couching dan counseling pelatihan ini merupakan aktifitas yang menharapkan timbal balik dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara berlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat. Off the job training dibagi menjadi 13 macam: 1. Vestibule training: pelatihan dimana dilakukan ditempat tersendiri yang dikondisikan seperti tempat aslinya. Pelatihan ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja yang khusus. 2. Lecture: merupakan pelatihan dimana menyampaikan berbagai macam informasi kepada sejumlah besar orang pada waktu bersamaan. 3. Independent self-study: pelatihan yang mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri misalnya dengan membaca buku, majalah profesional, mengambil kursus pada universitas lokal dan mengikuti pertemuan profesional. 4. Visual presentations: pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video, atau persentasi dengan menggunakan slide. 5. Conferences dan discusion: pelatihan ini biasa digunakan untuk pelatihan pengambilan keputusan dimana peserta dapat belajar satu dengan yang Iainnya. 6. Teleconferencing: pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan perseta dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda. 7. Case studies: pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk menemukan prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada. 8. Role playing: pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu, peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah terlibat langsung. 9. Simulation: pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang sangat sesuai atau mirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal dan motor skill. 10. Programmed instruction: merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya menggunakan computer. Computer-based training: merupakan program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar. 12. Laboratory training: pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tak beraturan dimana peserta diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap satu dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang lain maupun dalam kelompok. 13. Programmed group excercise: pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekena sama dalam memecahkan suatu permasalaha

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta pertolongan-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan Efektivitas Pelatihan Sistem Manajemen Kinerja Berbasis Kompetensi dengan Kinerja Karyawan (Divisi SDM PT. TASPEN (Persero) Jakarta) dapat penulis selesaikan. Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik berupa bimbingan, saran dan dukungan secara langsung sejak awal penulisan sampai akhirnya skripsi ini selesai. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Tb. Sjafri Mangkuprawira selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama proses penelitian hingga akhirnya skripsi ini diselesaikan. 2. Ibu Ratih Maria Dhewi, SP, MM. selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama proses penelitian hingga akhirnya skripsi ini diselesaikan. 3. Bapak Ir. Budi Purwanto, ME. selaku dosen penguji yang penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis. 4. Segenap staf tata usaha yang telah membantu menyelesaikan administrasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 5. Mas Iwan selaku petugas perpustakaan FEM IPB yang senantiasa membantu penulis dalam mencari buku-buku yang penulis butuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini. 6. Mbak Syiffa dan Mbak Hanny yang telah bersedia menjadi pembimbing dan memberikan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian di PT. Taspen (Persero). Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Bogor, September 2009 Penulis v

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang secara tidak langsung telah membantu penulis, memberikan semangat maupun doa kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Ayah dan Bunda yang selalu memberikan dukungan, semangat dan curahan kasih sayang serta doa yang tulus kepada penulis. 2. Bu Tamura, Uncu teti, Makdang , Maktiah, Maketek, Maknih, Mama Emi dan seluruh keluarga yang telah memberikan banyak bantuan dan doanya kepada penulis. 3. Abang-abangku (Bang memen, Da nono, dan Uniang Lepi) dan adikku Rosfa Eliza yang selalu memberikan dukungan, doa dan motivasi kepada penulis. 4. Semua sepupu-sepupuku (Bang Beben, Bang Idot, Anggi, Agel, Ryan, Kak Ema, Putri, Nita, Qori, Dona, Falikh, Aisyah) yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis. 5. Ni wil, Ni Weni dan Wengki yang telah menjadi keluarga kedua bagi penulis selama menjalani perkuliahan di IPB terima kasih atas semua dukungan, doa dan kebersamaannya. 6. Padangers manajemen 42 (Aorora, Resty, Indri, Rani, Yeyen Camex, Uty, Eko dan Reki) terima kasih atas pertemanan manis yang terjalin selama ini dan kenangan indah lainnya. 7. Ciwen, Dina, Santi, Esha, Jendria, dan Gita, terima kasih atas semangat, dukungan dan doanya serta pertemuan yang cukup indah untuk dikenang. 8. Teman-teman manajemen 42 Nina, Velma. Vivi, Mitha, Kaka, Retna wulan, Mamih, Aji, Ivan cipit, Wibi, Vitra dan seluruh anak-anak manajemen 42 terima kasih atas kebersamaan dan keceriannya selama ini. 9. Teman-teman satu bimbingan Dhea, siska, Yohana, Tidar, Phia, Nana, Hafiz, Tawang, Anggi, dan Tya terima kasih atas masukan, dukungan, doa dan kebersamaannya. vi

10. Temen-teman satu atap di Kostan Gizi Abadi Dodo, Exval, Yandi, Yadin, Mahesa, Asep, Hery, Dodi, Ryan, Budi, Elhaq, Vicky, Vei, Ari, Aab, Didin, Pengki, Mas Buz dan Mas Aziz terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Untuk Mas Aziz terima kasih atas bimbingan, bantuan dan masukannya selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap semoga kita semua selalu dalam kesuksesan dan selalu bersemangat dalam menjalani hidup. Untuk semua teman-temanku semoga hubungan kita tetap selalu terjaga walaupun telah berpisah. Terima kasih untuk semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Bogor, September 2009 Penulis

SURYADI : http://repository.upi.edu/operator/upload/t_mmb__0706257_chapter2.pdf http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0606113_chapter4.pdf