Data Paskibraka

4
PENGURUS PUSAT PURNA PASKIBRAKA INDONESIA DEWAN PENASIHAT PUSAT 1. Menteri Pertahanan Republik Indonesia 2. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia 3. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia 4. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia 5. Menteri Agama Republik Indonesia 6. Menteri Sosial Republik Indonesia 7. Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia 8. Panglima TNI 9. K A P O L R I 10. Menteri Kesekretariatan Negara Republik Indonesia 11. Menteri Negara Pemuda Dan Olah Raga Republik Indonesia 12. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia 13. Gubernur LEMHANAS 14. Marsda TNI (Purn) Sutrisno Sulaiman Putra 15. Idik Sulaiman MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI 1. Adi Nugroho 2. H. Kemas Sjafrudin Saleh 3. Kausar A.S. 4. Edwin Syarif 5. Said Amir Hamzah 6. Muh. Wardianto 7. Henry Eryanto 8. F. Otniel Tegko 9. Hans Silalahi KETUA UMUM : H. Dwi Putranto Sulaksono KETUA HARIAN : Borkat P. Harahap SEKRETARIS UMUM : Gousta Feriza WAKIL SEKRETARETARIS : S a r j o n o BENDAHARA UMUM : Hj. Merry Laban WAKIL BENDAHARA : Rosalia Kusuma Sari KEPALA DEPARTEMEN 1. Bela Negara : A s m u n g i 2. Sumber Daya Manusia : Badaruzaman 3. Keragaman Etnik & Budaya : Ketut Ery Suseno 4. Pengabdian Masyarakat : Budi Satria Andika 5. Hubungan Antar Lembaga : Nunu Rahmat

Transcript of Data Paskibraka

Page 1: Data Paskibraka

PENGURUS PUSAT PURNA PASKIBRAKA INDONESIA

DEWAN PENASIHAT PUSAT1. Menteri Pertahanan Republik Indonesia2. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia3. Menteri Luar Negeri Republik Indonesia4. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia5. Menteri Agama Republik Indonesia6. Menteri Sosial Republik Indonesia7. Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia8. Panglima TNI9. K A P O L R I10. Menteri Kesekretariatan Negara Republik Indonesia11. Menteri Negara Pemuda Dan Olah Raga Republik Indonesia12. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia13. Gubernur LEMHANAS14. Marsda TNI (Purn) Sutrisno Sulaiman Putra15. Idik Sulaiman

MAJELIS PERTIMBANGAN ORGANISASI1. Adi Nugroho2. H. Kemas Sjafrudin Saleh3. Kausar A.S.4. Edwin Syarif5. Said Amir Hamzah6. Muh. Wardianto7. Henry Eryanto8. F. Otniel Tegko9. Hans Silalahi

KETUA UMUM : H. Dwi Putranto SulaksonoKETUA HARIAN : Borkat P. HarahapSEKRETARIS UMUM : Gousta FerizaWAKIL SEKRETARETARIS : S a r j o n oBENDAHARA UMUM : Hj. Merry LabanWAKIL BENDAHARA : Rosalia Kusuma Sari

KEPALA DEPARTEMEN1. Bela Negara : A s m u n g i2. Sumber Daya Manusia : Badaruzaman3. Keragaman Etnik & Budaya : Ketut Ery Suseno4. Pengabdian Masyarakat : Budi Satria Andika5. Hubungan Antar Lembaga : Nunu Rahmat6. Bina Usaha & Koperasi : M. Yasmin Yusuf7. Pemberdayaan Perempuan : Elvera Mofida8. Informasi Komunikasi : Su Wibowo

Page 2: Data Paskibraka

Purna Paskibraka Indonesia didirikan tanggal 21 Desember 1989 di Cipayung Bogor melalui Musyawarah Nasional I Purna Paskibraka Indonesia.

Tahun 1967 – 1972 petugas pengibar dinamakan Pasukan Pengerek Bendera Pusaka atau PASKERAKA, baru Tahun 1973 Bpk Idik Sulaeman melontarkan istilah Pasukan Pengibar Bendrera Pusaka atau PASKIBRAKA.

Lambang Purna Paskibraka Indonesia adalah bunga teratai yang dilingkari rantai berbentuk bulatan dan segi empat berjumlah 16 pasang. Makna dari lambang tersebut adalah :

Lambang berupa bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di atas air, hal ini bermakna bahwa anggota Paskibraka adalah pemuda dan pemudi yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah air yang sedang berkembang dan membangun.

Bunga teratai berdaun bunga 3 (tiga) helai tumbuh ke atas (mahkota bunga), bermakna belajar, bekerja, dan berbakti.

Bunga teratai berkelopak 3 (tiga) helai mendatar bermakna aktif, disiplin, dan gembira.Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi muda Indonesia yang ada di berbagai pelosok penjuru (16 penjuru arah mata angin) tanah air.

Sejarah Kabupaten Kulon ProgoSEBELUM terbentuknya Kabupaten Kulon Progo pada yanggal 15 Oktober 1951, wilayah Kulon Progo terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarta yang merupakan wilayah Kadipaten Pakualaman.

Wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat (Kabupaten Kulon Progo)Sebelum Perang Diponegoro di daerah Negaragung, termasuk di dalamnya wilayah Kulon Progo, belum ada pejabat pemerintahan yang menjabat di daerah sebagai penguasa. Pada waktu itu roda pemerintahan dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Ngayogyakarta Hadiningrat. Setelah Perang Diponegoro 1825-1830 di wilayah Kulon Progo sekarang yang masuk wilayah Kasultanan terbentuk empat kabupaten yaitu:- Kabupaten Pengasih, tahun 1831- Kabupaten Sentolo, tahun 1831- Kabupaten Nanggulan, tahun 1851- Kabupaten Kalibawang, tahun 1855

Masing-masing kabupaten tersebut dipimpin oleh para Tumenggung. Menurut buku 'Prodjo Kejawen' pada tahun 1912 Kabupaten Pengasih, Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang digabung menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo, dengan ibukota di Pengasih. Bupati pertama dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto. Dalam perjalanannya, sejak 16 Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi atas dua Kawedanan dengan delapan Kapanewon, sedangkan ibukotanya dipindahkan ke Sentolo. Dua Kawedanan tersebut adalah Kawedanan Pengasih yang meliputi kepanewon Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/sermo. Kawedanan Nanggulan meliputi kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh.Yang menjabat bupati di Kabupaten Kulon Progo sampai dengan tahun 1951 adalah sebagai berikut:1. RT. Poerbowinoto2. KRT. Notoprajarto3. KRT. Harjodiningrat4. KRT. Djojodiningrat5. KRT. Pringgodiningrat6. KRT. Setjodiningrat7. KRT. Poerwoningrat

Wilayah Kadipaten Pakualaman ( Kabupaten Adikarta)Di daerah selatan Kulon Progo ada suatu wilayah yang masuk Keprajan Kejawen yang bernama Karang Kemuning yang selanjutnya dikenal dengan nama Kabupaten Adikarta. Menurut buku 'Vorstenlanden' disebutkan bahwa pada tahun 1813 Pangeran Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I dan mendapat palungguh di sebelah barat Sungai Progo sepanjang pantai selatan

Page 3: Data Paskibraka

yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu. Oleh karena tanah pelungguh itu letaknya berpencaran, maka sentono ndalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I menasehatkan agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya. Dengan satukannya pelungguh tersebut, maka menjadi satu daerah kesatuan yang setingkat kabupaten. Daerah ini kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning dengan ibukota Brosot.Sebagai Bupati yang pertama adalah Tumenggung Sosrodigdoyo. Bupati kedua, R. Rio Wasadirdjo, mendapat perintah dari KGPAA Paku Alam V agar mengusahakan pengeringan Rawa di Karang Kemuning. Rawa-rawa yang dikeringkan itu kemudian dijadikan tanah persawahan yang Adi (Linuwih) dan Karta (Subur) atau daerah yang sangat subur. Oleh karena itu, maka Sri Paduka Paku Alam V lalu berkenan menggantikan nama Karang Kemuning menjadi Adikarta pada tahun 1877 yang beribukota di Bendungan. Kemudian pada tahun 1903 bukotanya dipindahkan ke Wates. Kabupaten Adikarta terdiri dua kawedanan (distrik) yaitu kawedanan Sogan dan kawedanan Galur. Kawedanan Sogan meliputi kapanewon (onder distrik) Wates dan Temon, sedangkan Kawedanan Galur meliputi kapanewon Brosot dan Panjatan.

Bupati di Kabupaten Adikarta sampai dengan tahun 1951 berturut-turut sebagai berikut:1. Tumenggung Sosrodigdoyo2. R. Rio Wasadirdjo3. R.T. Surotani4. R.M.T. Djayengirawan5. R.M.T. Notosubroto6. K.R.M.T. Suryaningrat7. Mr. K.R.T. Brotodiningrat8. K.R.T. Suryaningrat (Sungkono)

Penggabungan Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten AdikartaPada 5 September 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa daerah beliau yaitu Kasultanan dan Pakualaman adalah daerah yang bersifat kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia. Pada tahun 1951, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII memikirkan perlunya penggabungan antara wilayah Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah Pakualaman yaitu Kabupaten Adikarto. Atas dasar kesepakatan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII, maka oleh pemerintah pusat dikeluarkan UU No. 18 tahun 1951 yang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951. Undang-undang ini mengatur tentang perubahan UU No. 15 tahun 1950 untuk penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarto dalam lingkungan DIY menjadi satu kabupaten dengan nama Kulon Progo yang selanjutnya berhak mengatur dan mengurus rumah-tanganya sendiri. Undang-undang tersebut mulai berlaku mulai tanggal 15 Oktober 1951. Secara yuridis formal Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951, yaitu saat diundangkannya UU No. 18 tahun 1951 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.