Data P Bray

14
Fosfor adalah salah satu hara makro yang penting untuk pertumbuhan tanaman, dan peranannya sebagai faktor pembatas pertumbuhan lebih penting daipada potasium. Sumber utama fosfor dalam tanah, yaitu: 1) pupuk buatan, 2) pupuk kandang, 3) sisa tanaman dan pupuk hijau, dan 4) senyawa alami organik dan anorganik. Senyawa-senyawa alami P-organik yang sering dijumpai dalam tanah seperti fluorapalit, karbonatoapatit, hidroksiapatit, oksiapatit, trikalsium fosfat, dikalsium fosfat, dan monokalsium fosfat. Pengendali ketersediaan P-anorganik menacakup a) pH tanah, b) besi, alumunium, dan magan terlarut, c) adanya pelican mengandung besi, d) adanya kalsium, e) jumlah dan aras peruraian bahan organik, f) kegiatan jasad renik tanah. Masalah yang banyak dihadapi adalah jumlah P tersedia dalam tanah sangat sedikit. Telaah bentuk-bentuk fosfat yang dapat segera dimanfaatkan akan membantu pemberian saran perlu tidaknya dilakukan pemupukan fosfat, atau saran pengelolaannya (Notohadiprawiro, 1985). Menganalisis unsur fosfor atau P dapat digunakan menggunakan beberapa metode, antara lain: Menutut Poerwowidodo (1992), terdapat beberapa metode dalam menganalisi fosfor atau P tersedia dalam tanah antara lain: 1) Analisis P tersedia menurut Olsen Metode Olsen umumnya digunakan pada tanah yang banyak mengandung kalsium karbonat (CaCO 3 ). Kecepatan dalam pemekatan ion fosfat dan fosfat tersedia yang dapat diekstraksi dari hasil pengambilan contoh tanah dengan bantuan larutan Na-bikarbonat dengan jalan menekan kecepatan Ca 2+ dengan mengendapkannya dalam bentuk CaCO 3 juga mengendapkan AL 3+ dan Fe 3+ dalam bentuk hidroksida. Pengaruh warna dari bahan organic terlarut dihilangkan dengan menambahkan bahan penyerap, yaitu karbon bebas fosfat yang diaktifkan. Kandungan fosfat dalam aliquot ditetapkan menggunakan metode chlorostannous-reduced molybden blue dalam system asam hidrolik. Sebelum kolorisasi, harus dilakukan pengasaman untuk melenyapkan gelembung gas CO 2 yang dapat menggangu penetapan kolorimetik. Metode ini sangat peka dan dapat digunakan untuk penetapan P sampai aras 0,05 ppm P. Perangkat analisis yang digunakan yakni: timbangan (10mg), mesin kocok, labu Erlenmeyer dengan tutup

Transcript of Data P Bray

Page 1: Data P Bray

Fosfor adalah salah satu hara makro yang penting untuk pertumbuhan tanaman, dan peranannya sebagai faktor pembatas pertumbuhan lebih penting daipada potasium. Sumber utama fosfor dalam tanah, yaitu: 1) pupuk buatan, 2) pupuk kandang, 3) sisa tanaman dan pupuk hijau, dan 4) senyawa alami organik dan anorganik. Senyawa-senyawa alami P-organik yang sering dijumpai dalam tanah seperti fluorapalit, karbonatoapatit, hidroksiapatit, oksiapatit, trikalsium fosfat, dikalsium fosfat, dan monokalsium fosfat. Pengendali ketersediaan P-anorganik menacakup a) pH tanah, b) besi, alumunium, dan magan terlarut, c) adanya pelican mengandung besi, d) adanya kalsium, e) jumlah dan aras peruraian bahan organik, f) kegiatan jasad renik tanah. Masalah yang banyak dihadapi adalah jumlah P tersedia dalam tanah sangat sedikit. Telaah bentuk-bentuk fosfat yang dapat segera dimanfaatkan akan membantu pemberian saran perlu tidaknya dilakukan pemupukan fosfat, atau saran pengelolaannya (Notohadiprawiro, 1985).

Menganalisis unsur fosfor atau P dapat digunakan menggunakan beberapa metode, antara lain:

Menutut Poerwowidodo (1992), terdapat beberapa metode dalam menganalisi fosfor atau P tersedia dalam tanah antara lain:

1) Analisis P tersedia menurut Olsen

Metode Olsen umumnya digunakan pada tanah yang banyak mengandung kalsium karbonat (CaCO3). Kecepatan dalam pemekatan ion fosfat dan fosfat tersedia yang dapat diekstraksi dari hasil pengambilan contoh tanah dengan bantuan larutan Na-bikarbonat dengan jalan menekan kecepatan Ca2+ dengan mengendapkannya dalam bentuk CaCO3 juga mengendapkan AL3+ dan Fe3+ dalam bentuk hidroksida. Pengaruh warna dari bahan organic terlarut dihilangkan dengan menambahkan bahan penyerap, yaitu karbon bebas fosfat yang diaktifkan. Kandungan fosfat dalam aliquot ditetapkan menggunakan metode chlorostannous-reduced molybden blue dalam system asam hidrolik. Sebelum kolorisasi, harus dilakukan pengasaman untuk melenyapkan gelembung gas CO2 yang dapat menggangu penetapan kolorimetik. Metode ini sangat peka dan dapat digunakan untuk penetapan P sampai aras 0,05 ppm P. Perangkat analisis yang digunakan yakni: timbangan (10mg), mesin kocok, labu Erlenmeyer dengan tutup karet, pipa volumetric, corong, kertas saring, tabung baker (50 cc), spektrofotometer, sedancan bahan analsis yang dibutuhkan antara lain: larutan pengekstrak 0,5 M NaHCO3 (pH 8,5), arang aktif bebas fosfor, asam kloromolibdik, pereduksi asam klorostanias, dan larutan baku 2500 ppm P.

2) Analisis P tersedia menurut Bray 1

Metode Bray 1 digunakan untuk menetapkan kandungan P-terjerap dengan menggunakan larutan pengekstrak NH4F. Larutan ini akan membebaskan ion-ion F untuk menyekap Al, Fe dan Ca dari senyawa P dalam larutan asam, sehingga ion-ion P nya dapat dibebaskan. Metoe Bray 1 menggunakan pengekstrak 0,03N NH4F dalam 0,025N HCl dan metode Bray 2 menggunakan larutan pengekstrak 0,03N NH4F dalam 0,010N HCl. Ion-ion P yang berhasil dibebaskan ditetapkan dengan menggunakan metode chlorostanous-reduced molybdophosporic blue colour dalam suatu sistem hidrolik. Adapun perangkat analisis yang digunakan antara lain: mesin kocok, mesin pengendap tabung uji 920 cc), tapisan (diameter lubang 2 mm), elektrofotometer

Page 2: Data P Bray

Bausch & Lomb Sppectronic-20. Dengan bahan analisis: larutan 1N NH4F, larutan 0,5 N HCl, larutan pengekstraksi 0,03 N NH4F, larutan klorostanias baku, larutan ammonium molibdat, dan larutan klorostanias encer. Metode Bray 2 dapat digunakan untuk menetapkan kandungan P-terjerap dan P-larut dalam asam dengan menggunakan larutan pengekstraksi yang dibuat dari larutan 1N NH4F sebanyak 30 cc ditamabah 5 cc larutan 0,5 N HCl dan diencerkan dengan air suling sampai volume 1000 cc.

3) Analisis P tersedia menurut MCU

Metode Carolina Utara (MCU) digunakan untuk menetapkan kandungan P dapat larut yang terdapat dalam tanah-tanah asam dan netral, dengan menggunakan larutan pengekstraksi asam hidrolik dan asam sulfuric. Ion-ion P yang dapat dilarutkan kemudian ditetapkan dengan metode VMK (Vanado Molibdo Kuning). Perangkat analisis yang digunakan: labu kjeldahl (100 cc), perangkat digestasi, pipet karet, pipet volumetris, corong, kertas saring, tabung takar (20 dan 200 cc), dan spektrofotometer, sedangkan untuk bahan yang digunakan sebagai penganalisis, yakni: larutan camppuran 0,05 N HCl dan 0,025N H2SO4, larutan molibdat-vanadat, dan arang aktif bebas P.

4) Analsis P-total

Analisis total membutuhkan alat antara lain: labu kjeldahl (100 cc), perangkat digestasi, pipet karet, pipet volumetris, corong, kertas saring, tabung takar (20 cc), labu didih (200 cc) dan spektrofotometer, dan bahan yang dibutuhkan yakni: larutan HClO4, larutan HNO3 pekat, larutan HCl pekat, larutan molibdat-vanadat, larutan 2N HNO3, dan larutan baku 20 ppm P. Metode analisis P-total memiliki kepekatan 1-20 ppm P, warnanya tegas, bebas gangguan ion lain sampai kepekatan 1000 ppm.

Keasamaan / kealkalian / pH tanah adalah logaritma kepekatan ion-ion H+ dalam larutan sistem tanah. Kepekatan ion-ion H+ dalam larutan sistem tanah ini berkesetimbangan dengan H-tidak terdisosiasi senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada dalam sistem. pH tanah menunnjukkan intensitas keasaman suatu sistem tanah , sedangkan kapasitas keasaman menunjukkan takaran ion H+ terdisosiasi, ditambah H+ tidak terdisosiasi di dalam sistem tanah. Sistem tanah yang mayoritas terdapat ion-ion H+ akan bersuasana asam dengan nilai pH < 7, sedangkan jika pH = 7 akan bersuasana netral, dan pH > 7 akan bersuasana alkalis atau basa. Faktor pengendali keasaman tanah adalah ion-ion H+ dan Al3+ yang berada di dalam larutan sistem tanah dan kompleks jerapan. Kedua bidang ini mengendalikan keasaman dengan cara berbeda, yang disebabkan oleh perbedaan sumber dan watak muatan yang menyerap ion-ion itu. Di dalam sistem tanah terdapat dua bentuk muatan negatif, yaitu: muatan tergantung pH dan muatan tetap.

Muatan tergantung pH berwatak tidak tetap. Muatan tergantung pH ini berasal dari gugus SiOH dan AlOH di tepi patahan dan permukaan luar lempung, gugus karboksil (-COOH) dan fenol (-OH) koloid humus. Muatan tetap berasal dari adanya kelebihan ion lempung pada silikat akibat terjadinya penyulihan isomorfis (pergantian anasir penyusun tanpa mengubah bahan lempung). Kation yang dijerap muatan yang berasal dari mekanisme ini dapat dipertukarkan pada setiap nilai pH (tidak tergantung pH).

Page 3: Data P Bray

Dalam sistem tanah sangat asam, anasir Al akan melarut menjadi Al3+ dan Al(OH)3. Ion-ion Al3+

dalam larutan sistem tanah akan memecah H2O menjadi OH- dan H+. Ion OH- bereaksi dengan ion Al3+ untuk membentuk Al(OH)n, dengan meninggalkan ion ion H+ bebas dalam larutan sistem tanah. Uraian di atas menunjukkan bahwa pengendali keasaman tanah adalah: a) ion H+

dapat tukar yang terjerap secara elektris pada pelikan lempung tipe 2 : 1; b) Al-dapat tukar; c) ion Al3+ tertambat oleh loka-loka pertukaran; d) H dapat tukar tidak terdisosiasi; dan e) garam-garam Al larut atau asam-asam organik.

Berdasarkan dari pengambilan sampel tanah yang telah dilakukan di lahan Agro Techno Park diketahui unsur P tinggi dengan status P non andisol, sehingga jika akan menanam tanaman pangan rekomendasi pemupukan dengan penambahan unsur P yakni sebanyak 100 kg/Ha. Kandungan unsur K yang terdapat dalam sampel tanah yakni tinggi sehingga rekomendasi yang diberikan adalah sebesar penambahan unsur K dengan jumlah 50 kg KCl untuk tiap hektarnya. Tingkat keasaman yang dimiliki sampel tanah berkisar antara 5 – 6 (agak masam) sehingga pemberian pupuk N dalam bentuk urea dengan sistem drainase konvensional. Pengamatan atas rekomendasi kebutuhan kapur menghasilkan kebutuhan kapur untuk tanaman hortikultura khususnya polong-polongan (semisal kedelai) sebesar 1000 kg untuk tiap hektarnya dan untuk tanaman jagung sebesar 500 kg per hektar. Hasil sampel tanah untuk uji C organik menghasilkan busa dengan tinggi busa kurang dari 3 cm, hal ini menunjukkan bahwa unsur C organik tanah pada lahan Agro Techno Park tergolong rendah, rekomendasi untuk penambahan C organik yakni sebesar 2000 kg per hektarnya.

Tanaman yang dapat ditanam atau dapat menghasilkan produk secara maksimal yakni tanaman bahan pangan seperti padi gogo, jagung, dan kedelai. Tingginya kandugan fosfor dalam tanah Agro Techno Park merupakan salah satu keuntungan, hal ini dikarenakan dengan cukup tingginya unsur fosfor dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tanpa harus memberikan fosfor dalam proses pemupukan, walaupun ada hanya sebagai bentuk penyeimbang saja, sehingga kerusakan tanah dapat dihindari dan mampu untuk digunakan dalam jangka waktu yang lama. Status K pada tanah Agro Techno Park menjadikan tanaman tidak membutuhkan suplai unsur K dari luar secara berlebihan, menjadikan tanaman lebih tahan penyakit dengan sifat alami yang menyerap unsur K asli dari dalam tanah, selain itu kalium dapat mengimbangi pengaruh akibat berlebinya jumlah nitrogen seperti halnya untuk tanaman hortikultura semisal kentang dan tebu. Selain tingginya kandungan unsur-unsur yang dibutuhkan secara langsung oleh tanaman, pengapuran yang diperlukan hanya dengan jumlah yang cukup rendah.

Pengaruh unsur hara NPK terhadap pada tanaman adalah pada Nitrogen (N) berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis, dapat meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan, meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah. Pada Fosfor dapat merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda, dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji serta membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah. Pada Kalium (K) dapat berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur, dapat meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit dan meningkatkan mutu dari biji/buah. Kelebihan unsur NPK

Page 4: Data P Bray

Tipe 2

P-BrayUnsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral di dalam tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7. Di dalam tanah terdapat dua jenis fosfor yaitu fosfor organik dan fosfor anorganik. Bentuk fosfor organik biasanya terdapat banyak di lapisan atas yang lebih kaya akan bahan organik. Kadar P organik dalam bahan organik kurang lebih sama kadarnya dalam tanaman yaitu 0,2 – 0,5 %. Tanah-tanah tua di Indonesia (podsolik dan litosol) umumnya berkadar alami P rendah dan berdaya fiksasi tinggi, sehingga penanaman tanpa memperhatikan suplai P kemungkinan besar akan gagal akibat defisiensi P. Kekurangan fosfor, mengakibatkan pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil.

P2O5 metode Bray INilai P2O5 dalam tanah yang terukur dengan metode Bray I, dikelompokkan dalam lima kategori berikut:(1) sangat rendah untuk ppm P2O5 < 10,(2) rendah untuk ppm P2O5 berkisar antara 10 s/d 15,(3) sedang untuk ppm P2O5 berkisar antara 16 s/d 25,(4) tinggi untuk ppm P2O5 berkisar antara 26 s/d 35 dan(5) sangat tinggi untuk ppm P2O5 lebih dari 35.

P2O5 metode HClNilai P2O5 dalam tanah yang terukur dengan metode HCl, dikelompokkan dalam lima kategori berikut:(1) sangat rendah untuk mg P2O5/100 g tanah < 10,(2) rendah untuk mg P2O5/100 g tanah berkisar antara 10 s/d 20,(3) sedang untuk mg P2O5/100 g tanah berkisar antara 21 s/d 40,(4) tinggi untuk mg P2O5/100 g tanah berkisar antara 41 s/d 60 dan(5) sangat tinggi untuk mg P2O5/100 g tanah lebih dari 60.

P2O5 OlsenNilai P2O5 dalam tanah yang terukur dengan metode Olsen, dikelompokkan dalam lima kategori berikut:(1) sangat rendah untuk ppm P2O5 < 10,(2) rendah untuk ppm P2O5 berkisar antara 10 s/d 25,(3) sedang untuk ppm P2O5 berkisar antara 26 s/d 45,(4) tinggi untuk ppm P2O5 berkisar antara 46 s/d 60 dan(5) sangat tinggi untuk ppm P2O5 lebih dari 60.

Page 5: Data P Bray

Tipe 3

Analisis P-tanah metode Bray dan Kurtz P-1 diperkenalkan oleh Roger Bray dan Touby Kurtz dari Stasiun Percobaan Pertanian Illionis pada tahun 1945 dan sampai sekarang banyak digunakan di Midwestern dan Utara Sentral Amerika Serikat (Bray and Kurtz, 1945; Frank et al., 1998).

Teori Singkat

Fosfor hasil ekstraksi dengan metode Bray dan Kurtz P-1 telah terbukti berkorelsi erat dengan respon hasil tanaman pada tanah sangat asam sampai netral di wilayah tersebut. Pada tanah asam, florida larutan ekstraksi Bray dan Kurtz P-1 dapat meningkatkan pelarutan P dari Aluminium Fosfat dengan cara menurunkan aktivitas Al dalam larutan melalui pembentukan berbagai kompleks Al-F. Florida juga efektif menekan terjadinya adsorpsi P lagi oleh koloid tanah. Sifat asam dari larutan ekstraktan (pH=2,6) juga memberikan kontribusi dalam pelarutan P-tersedia dari berbagai bentuk ikatan dengan Al, Ca dan Fe.

Analisis P-tanah metode Bray dan Kurtz P-1 tidak cocok digunakan untuk:

1. Tanah bertekstur Liat dengan tingkat kejenuhan basa tinggi.2. Tanah bertekstur Lempung Liat Berdebu atau tanah bertekstur lebih halus yang berkapur

atau memiliki nilai pH tinggi (pH > 6,8) atau memiliki nilai tingkat kejenuhan basa tinggi.

3. Tanah dengan kandungan setara kalsium karbonat > 7% dari kejenuhan basa, atau4. Tanah dengan kandungan kapur tinggi ( > 2% CaCO3).

Pada tanah seperti diatas, terjadi dua reaksi yaitu: reaksi pertama adalah keasaman larutan ekstraksi bisa dinetralkan, kecuali rasio antara larutan ekstraksi dengan tanah ditingkatkan. Reaksi kedua, CaF2 yang terbentuk dari reaksi antara Ca+2 dalam tanah dengan F- yang ditambahkan dari larutan ekstraksi, dapat bereaksi dengan P-tanah dan terbentuk P-tanah immobile.

Kedua jenis reaksi tersebut mengurangi efisiensi ekstraksi P, sehingga menghasilkan nilai uji P tanah yang rendah. Selain itu, larutan ekstraksi Bray dan Kurtz P-1 dapat melarutkan P dari batuan fosfat, sehingga tidak dianjurkan penggunaan metode ini pada tanah yang tinggi kadungan batuan fosfatnya, karena akan diperoleh hasil pengukuran P tanah yang terlalu tinggi.

Nilai hasil pengukuran P tanah dengan metode Bray dan Kurtz P-1 sebesar 25 mg P/kg tanah sampai dengan 30 mg P/kg tanah sering dianggap ”Optimal” untuk pertumbuhan tanaman. Meskipun Holford (1980) melaporkan bahwa nilai kritis yang lebih rendah untuk tanah yang bersifat sangat buffer.

Page 6: Data P Bray

Frank, K.D. Beegle, and J. Denning. 1998. Phosphorus. p. 21-30. In J. R. Brown (ed.) Recommended Chemical Soil Test Procedures for the North Central Region. North Central Reg. Res. Publ. No. 221 (revised).

Fitur Prosedur Uji Kimia Tanah untuk Wilayah Tengah Utara

Holford, I.C.R. 1980. Greenhouse evaluation of four phosphorus soil tests in relation to phosphate buffering and labile phosphate in soils. Soil Sci. Soc. Am. J. 44:555-559.

Evaluasi rumah kaca dari empat tes fosfor tanah dalam kaitannya dengan fosfat fosfat sangga dan labil di tanah

Bray R.H., and L.T. Kurtz. 1945. Determination of total, organic and available forms of phosphorus in soils. Soil Sci. 59:39-45.

Penentuan total bentuk, organik dan tersedia dari fosfor dalam tanah

Tipe 4

Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katoda mulai dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti dengan sebuah angka (Anonim 1; 2009)

Fosfor memainkan peranan yang sangat diperlukan seperti satu bahanb baker yang sangat universal untuk semua aktifitas biokimia dalam sel hidup. Ikatan Adenosin Trifosfat (ATP) yang berenergi tinggi melepaskan energi untuk kerja bila diubah menjadi Adenosin Difosfat ( ADP). Fosfor merupakan unsur yang sangat penting untuk tulang dan gigi. Hubungan fosfor dalam tanah dan tanaman untuk kesehatan hewan yang digembalakan diketahui dengan baik. Disini, perhatian akan dipusatkan pada perkembangan pengertian keadaan alami fosfor dari tanah dan kondisi yang mengendalikan pengambilan fosfor dari tanah oleh tanaman.

Biasanya fosfor membatasi pertumbuhan tanaman. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari dalam tanah oleh tanaman adalah daya larut yang rendah dari sebagian besar senyawa fosfor yang mengakibatkan konsentrasi yang rendah untuk dapat digunakan dalam larutantanah pada suatu waktu. Dan fosfor yang tersedia kebanyakan terdapat sebagai H2PO4- dalam larutan tanah. H2PO4- diimobolosasi oleh tanamandan jasad renik dan sejumlah fosfor yang nyata dalam tanah diubah menjadi bentuk organic dimineralisasi.

C. Ketersediaaan P di Dalam TanahFosfor di dalam tanah dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu P-organik dan P-anorganik.Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya rendah , Gambar 20 menunjukkan bagian dunia yang kekuranagn P (Handayanto dan Hairiyah,2007)

Page 7: Data P Bray

Posfor organik di dalam tanah terdapat sekitar 50% dari P total tanah dan bervariasi sekitar 15-80% pada kebanyakan tanah. Bentuk-bentuk fospat ini berasal dari sisa tanaman, hewan dan mikrobia. Di sini terdapat sebagai senyawa ester dari asam orthofospat yaitu inositol , fosfolipid, asam nukleat, nukleotida, dan gula posfat. Tiga senyawa yaitu inositol fospolopid dan asam nukleat amat dominan dalam tanah.Inositol fospat dapat mempunyai satu sampai enam atom P setiap unitnya, dan senyawa ini dapat ditemukan dalam tanah atau organisme hidup (bakteri) yang dibentuk secara enzimatik. Asam nukleat sebagai DNA dan RNA menyusun 1-10% P-organik total. Sel-sel mikrobia (bakteri) sangat kaya dengan asam nukleat. Jika organisme tersebut mati maka asam nukleatnya siap untuk dimineralisasi.Ketersediaan P-organik bagi tanaman sangat tergantung pada aktivitas mikrobia untuk memineralisasikannya. Namun seringkali hasil mineralisasi ini segera bersenyawa dengan bagian-bagian anorganik untuk membentuk senyawa yang relatif sukar larut. Enzim fostafase berperan utama dalam melepaskan P dari ikatan P-organik. Enzim ini banyak dihasilkan dari mikrobia tanah,terutama yang bersifat heterotrof. Aktivitas fosfatase dalam tanah meningkat dengan meningkatnya C-organik,tetapi juga dipengaruhi oleh pH , kelembaban temperatur dan faktor lain.Dalam kebanyakan tanah total P-organik sangat berkorelasi dengan C-organik tanah, sehingga mineralisasi P meningkat dengan meningkatnya C-organik. Semakin tinggi C-organik dan semakin rendah P-organik semakin meningkat immobilisasi P. Fosfat anorganik dapat diimmobilisasi menjadi P-organik oleh mikrobia dengan jumlah yang bervariasi antara 25-100%.Bentuk P-anorganik dapat dibedakan menjadi P aktif yang meliputi Ca-P, Al-P, Fe-P dan P tidak aktif, yang meliputi occhided-P , reductant-P , dan mineral P primer.Fospor anorganik di dalam tanah pada umumnya berasal dari mineral fluor apatit. Dalam proses hancuran iklim dihasilkan berbagai mineral P sekunder seperti hidroksi apatit, karbonat apatit, klor apatit dan lainnya sesuai dengan lingkungannya. Selain itu ion-ion fospat dengan mudah dapat bereaksi ion Fe3+,Al3+,Mn2+ dan Ca2+, ataupun terjerap pada permukaan oksida-oksida hidrat besi, aluminium dan hidrat.P-anorganik berupa senyawa 3Ca(PO4)CaF Fluor apatit, 3Ca3(PO4)2CaCO3 Carbonat apatit, 3Ca2(PO4)2Ca(HO)2 Hidroksi apatit, 3Ca3(PO4)2CaO Oksi apatit, Ca(PO4)2CaCO3 Tri kalsium Phosfat, Ca3(PO4)2 Dikalsium phosfat, AlPO42H2O Variscit, FePO42H2O Strengit (Elfiati,2005).D. Peranan P Untuk TanamanFospor merupakan unsur hara esensial makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah (Handayanto dan Hairiyah,2007).Fospor yang diserap tanaman tidak direduksi, melainkan berada di dalam senyawa organik dan organik dalam bentuk teroksidasi. Fospor organik banyak terdapat di dalam cairan sel sebagai komponen sistim penyangga tanaman. Dalam bentuk anorganik, P terdapat sebagai fosfolipid yang merupakan komponen membran sitoplasma dan kloroplas. Fitin merupakan simpanan fospat dalam biji, gula fospat merupakan senyawa antara dalam berbagai proses metabolisme tanaman. Nukleoprotein merupakan komponen utama DNA dan RNA inti sel. ATP, ADP dan AMP merupakan senyawa berenergi tinggi untuk metabolisme.Peranan P pada tanaman penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak mudah rebah,pembentukan bunga , buah dan biji serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit. Tanaman jagung menghisap unsur P dalam bentuk ion sebanyak 17 kg/ha untuk menghasilkan berat basah tanaman 4200 kg/ha (Premono,2002).Kekurangan P pada tanaman akan mengakibatkan berbagai hambatan metabolisme, diantaranya dalam proses sintesis protein, yang menyebabkan terjadinya akumulasi karbohidrat dan ikatan-ikatan nitrogen. Kekurangan P tanaman dapat diamati secaa visual, yaitu daun-daun yang lebih tua akan berwarna kekuningan atau kemerahan karena terbentuknya pigmen antisianin. Pigmen ini terbentuk karena akumulasi gula di dalam daun sebagai akibat terhambatnya sintesa protein. Gejala lain adalah nekrotis

Page 8: Data P Bray

atau kematian jaringan pada pinggir atau helai daun diikuti melemahnya batang dan akar terhambat pertumbuhannya.

Kekurangan p dalam tanah menyebabkan :· Tanaman kerdil· Daun-daun kecil· Daun berwarna hijau tua· Daun tua menunjukkan gejala klorosis dan gugur sebelum waktunya· Pembentukan bunga dan buah terhambat dan biji kecil· Pembentukan akar kurang baik dan bintik akar sering tidak terbentuk (Anonim 3; 2009)

Buntan (1992) menjelaskan fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk energi dan pertumbuhan. Secara geokimia, fosfor merupakan 11 unsur yang sangat melimpah di kerak bumi. Seperti halnya nitrogen, fosfor merupakan unsur utama di dalam proses fotosintesis. Fosfor biasanya berasal dari pupuk buatan yang kandungannya berdasarkan rasio N-P-K. Sebagai contoh 15-30-15, mengindikasikan bahwa berat persen fostor dalam pupuk buatan adalah 30% fosfor oksida (P2O5). Fosfor yang dapat dikonsumsi oleh tanaman adalah dalam bentuk fosfat, seperti diamonium fosfat ((NH4)2HPO4) atau kalsium fosfat dihidrogen(Ca(H2PO4)2).Fosfat merupakan salah satu bahan galian yang sangat berguna untuk pembuatan pupuk. Sekitar 90% konsumsi fosfat dunia dipergunakan untuk pembuatan pupuk, sedangkan sisanya dipakai oleh industri ditergen dan makanan ternak. Mineral-mineral fosfat adalah batuan dengan kandungan fosfor yang ekonomis. Kandungan fosfor pada batuan dinyatakan dengan BPL (bone phosphate of lime) atau TPL (triphosphate of lime) yang didasarkan atas kandungan P2O5. Sebagian besar fosfat komersial yang berasal dari mineral apatit {Ca5 (PO4)3 (F,Cl,OH)} adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavelit (fosfat aluminium hidros). Sumber lainnya berasal dari jenis slag, guano, krandalit (CaAl3(PO4)2(OH)5 .H2O), dan milisit {(Na,K) CaAl6 (PO4)4 (OH)9 3H2O}.Apatit memiliki struktur kristal heksagonal dan biasanya dalam bentuk kristal panjang prismatik. Sifat fisik yang dimilikinya: warna putih atau putih kehijauan, hijau, kilap kaca sampai lemak, berat jenis 3,15 3,20, dan kekerasan 5. Apatit merupakan mineral asesori dari semua jenis batuan.beku, sedimen, dan metamorf. Ini juga ditemukan pada pegmatit dan urat-urat hidrotermal. Selain sebagai bahan pupuk, mineral apatit yang transparan dan berwarna bagus biasanya digunakan untuk batu permata.Reservoir fosfor berupa lapisan batuan yang mengandung fosfor dan endapan fosfor anorganik dan organik. Fosfat biasanya tidak atau sulit terlarut dalam air, sehingga pada kasus ini tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kehadiran mikroorganisme dapat memicu percepatan degradasi fosfat. Sumber fosfor organik dalah perbukitan guano. Di dunia, cadangan fosfat berjumlah 12 milyar ton dengan cadangan dasar sebesar 34 milyar ton. Cadangan fosfat yang ada di Indonesia adalah sekitar 2,5 juta ton endapan guano (0,17 - 43% P2O5) dan diperkirakan sekitar 9,6 juta ton fosfat marin dengan kadar 20 - 40% P2O5. Masuknya fosfor ke laut sebesar 3,3 x 1011 mol P th. Jika aktivitas manusia (anthropogenic), seperti perusakan hutan dan penggunaan pupuk dimasukkan, maka jumlah fosfor yang masuk ke laut akan meningkat sebesar 3 kali lipat, yaitu 7,4 - 15,6 x 1011 mol P th . Siklus P pada Gambar 21 (Buntan, 1992).

V. PROSEDUR KERJA1. Timbang 1,5 gr contoh dalam Erlenmeyer 100 ml2. Tambahkan 15 ml (P-A)3. Kocok 5 menit dalam skala 9 dan saring dalam tabung reaksi4. Pipet 5 ml ekstrak dalam tabung reaksi5. Tambahkan 5 ml P-B dan 5 tetes P-C, kocok hingga homogeny

Page 9: Data P Bray

6. Buatlah standar masing-masing 0, 0.5, 1.0, 1, 1.5, 2.0, dan 2.5 ppm P7. Tambahkan 5 ml P-B, volume dijadikan 10 ml denagan P-A dan 5 tetes P-C8. Kocok hingga homogeny dan biarkan 15 menit untuk intensitas warna optimal.9. Ukur absorban/ konsentrasi dengan spektro photometer denagn panjang gelombang 660 mm10. Buatlah grafik dari konsentrasi larutan standar dengan absorban hasil pengukuran, untuk mencari konsentrasi larutan contoh.

VII. PEMBAHASANPraktikum penetapan fosfor dengan cara metode Bray I ini ditujukan untu mengetahui jumlah P yang tersedia di dalam tanah. Variabel tanah yang kita gunakan ada empat macam, yakni tanah aluvial, tanah PMK, tanah gambut yang merupakan tanah organik, serta tanah yang berasal dari Sambas dengan dua tipe pereaksi yaitu pereaksi A dan pereaksi B.

Yang kita amati dari praktikum ini adalah untuk menentukan konsentrasi serta absorbant daripada masing-masing tanah untuk kemudian mengetahui kandungan P yang ada di masing-masing tanah dengan menggunakan rumus:

P tanah (ppm) = 15/w . 10/5 . konsentrasi larutan . [100 + KA/100]

Dimana KA adalah kadar air untuk masing-masing jenis tanah dan w adalah berat contoh. Namun sebelumnya kita harus mengukur konsentrasi serta absorbant masing-masing tanah dengan menggunakan alat spektrofotometer dengan panajng gelombang 660 mm. Dari pengukuran tersebut kita dapat melihat bahwa tanah gambut memiliki konsentrasi yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiga tanah lainnya yakni, 3,7144. Begitu pula dengan nilai daripada absorbant yang tertinggi yang dimiliki pula oleh tanah gambut. Hal ini disebabkan karena tanah gambut memiliki sifat yang sangat berbeda dengan ketiga jenis tanah lainnya. Jika tanah aluvial, tanah PMK dan tanah dari Sambas tersebut merupakan tanah mineral yang tentu saja mengandung mineral yang tinggi, tanah gambut adalah tanah organik yang kaya akan bahan organik yang dapat menyebabkan tingginya konsentrasi dan absorbant yang dimilikinya. Setelah mengetahui nilai daripada konsentrasi dan absorbant nya kita dapat menghitung kandungan P tersedia yang berada di masing-masing tanah dengan rumus diatas serta data-data hasil pengamatan yang telah dicantumkan pada bagian hasil pengamatan dan perhitungan. Dari perhitungan tersebut, kita juga dapat melihat bahwa tanah gambut memiliki unsur hara esensial yakni P-tersedia yang tinggi. Sebaliknya, tanah mineral asal Sambas hanya memiliki kandungan P-tersedia sekitar 5 % saja.

Seperti yang diperintahkan, grafik dari konsentrasi larutan standar dengan absorbant hasil pengukuran menunjukkan garis yang lurus. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi larutan standar dengan absorbant hasil pengukuran cocok dan sesuai dengan yang semestinya.

Foth, Hendry D.1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Edisi keenam.Jakarta:Erlangga.

Handayanto,E dan Hairiyah,K.2007. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat. Edisi 3.Jakarta: Pustaka Adipura.