Data Laprak Urin
-
Upload
muhamad-randi-g-p -
Category
Documents
-
view
18 -
download
0
Transcript of Data Laprak Urin
Laporan Praktikum
Nama : Annisa Rizqona Hanifah
NPM : 220110120103
Tanggal Praktikum : 5 Maret 2013
Partner : 1. Ganes Insina A 6. Maliha 11. Hanifah
2. Randi Febriana 7. Alya 12. Ridha
3. M. Randi G.P. 8. Tiara
4. Redi 9. Tantry
5. Irvan A. 10. Farisha
Tujuan Praktikum :
Mahasiswa akan dapat menjelaskan perubahan jumlah urine dalam waktu tertentu
sebagai dampak dari penambahan cairan hipotonis, isotonis, dan hipertonis.
Hasil Praktikum :
Orang Percobaan I minum Aqua 1 liter menghasilkan :
½ jam kemudian : 262 ml dengan BJ kurang dari1
1 jam kemudian : 353 ml dengan BJ kurang dari1
2 jam kemudian : 468 ml dengan BJ kurang dari1
Orang Percobaan II minum NaCl 0,9% 1 liter menghasilkan :
½ jam kemudian : 120 ml dengan BJ kurang dari1
1 jam kemudian : 221 ml dengan BJ kurang dari1
2 jam kemudian : 433 ml dengan BJ kurang dari1
Orang Percobaan III minum Dextrosa 10% 1 liter menghasilkan :
½ jam kemudian : 199 ml dengan BJ kurang dari1
1 jam kemudian : 345 ml dengan BJ kurang dari1
2 jam kemudian : 113 ml dengan BJ mendekati 1
1. Jelaskan pengaruh pemberian cairan isotonik, hipotonik & hipertonik terhadap cairan tubuh
Jawab
Pada dasarnya pemberian cairan isotonic, hipotonik dan hipertonik ke tubuh merupakan upaya
untuk menstabilkan keadaan hemostasis tubuh, dimana proses pertukaran cairan tubuh yang
melalui membrane sel yang tergantung oleh osmolaritas, yang bisa dengan pemberian :
a. Cairan isotonik è osmolaritas tidak berubah
Berupa cairan infuse yang osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian
cair dari komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada
pasien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh,).
Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline atau larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
Ukuran sel akan tetap
b. Cairan hipotonik è osmolaritas ekstrasel akan menurun
Adalah cairan infuse yang osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion
Na+ lebih rendah dibandingkan serum), terjadi difusi air dari ekstrasel ke intrasel sehingga air
larut dalam serum dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan akan “ditarik” dari
dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah dari
osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju (cairan
intrasel meningkat lebih banyak dari cairan ekstrasel).
Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan ketoasidosis diabetik.
Ukuran sel akan membengkak (hipotonis)
c. Cairan hipertonik è osmolaritas ekstrasel akan meningkat
Adalah cairan infus yang osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga
“menarik” cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah atau terjadi
difusi air dari intrasel ke ekstrasel sehingga cairan ekstrasel lebih banyak dibandingkan cairan
intrasel.
Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).
Ukuran sel akan mengkerut (hipertonis)