Data Fathur

34
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penggunaan Tower Crane Penentuan tipe dan jenis peralatan ( spesifikasi peralatan ) merupakan langkah yang harus dilakukan sebelum menghitung kapasitas kinerja peralatan dan serta biaya pelaksanaan.Spesifikasi dari tower crane yang digunakan dalam tempat penelitian pembangunan proyek gedung Condotel Karebosi ini adalah tipe Free Standing Crane karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus untuk tower crane itu sendiri :dengan Lifting capacity ; 2,8 ton di ujung jib dan maximum capacity ; 7,8 ton dan memiliki jib radius 66,0 m yang mampu menjangkau 100% area proyek. untuk lebih jelasnya jenis tower crane yang digunakan dapat dilihat pada brosur tower crane pada lampiran tugas akhir. 2. Rencana Penempatan Tower Crane

Transcript of Data Fathur

Page 1: Data Fathur

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Penggunaan Tower Crane

Penentuan tipe dan jenis peralatan ( spesifikasi peralatan ) merupakan langkah

yang harus dilakukan sebelum menghitung kapasitas kinerja peralatan dan serta

biaya pelaksanaan.Spesifikasi dari tower crane yang digunakan dalam tempat

penelitian pembangunan proyek gedung Condotel Karebosi ini adalah tipe Free

Standing Crane karena tipe tower crane ini mampu berdiri bebas dengan pondasi

khusus untuk tower crane itu sendiri :dengan Lifting capacity ; 2,8 ton di ujung jib

dan maximum capacity ; 7,8 ton dan memiliki jib radius 66,0 m yang mampu

menjangkau 100% area proyek. untuk lebih jelasnya jenis tower crane yang

digunakan dapat dilihat pada brosur tower crane pada lampiran tugas akhir.

2.Rencana Penempatan Tower Crane

Penempatan alat yang tepat pada lokasi proyek akan dapat memperlancar

kegiatan proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menganalisa kondisi lokasi

proyek, diantaranya jalur mobilisai alat tersebut terhadap perencanan tata letak

atau penempatan baik itu penimbunan material, gudang, kantor dan lainnya.

Dimana penempatan alat ini harus mampu dimanfaatkan semaksimal mungkin

dalam proses pelaksanaan proyek tersebut. Posisi operasional tower crane adalah

penempatan tower crane pada suatu lokasi proyek untuk melakukan pekerjaan

pengangkatan, pengecoran dan lain–lain. Dimana radius perputaran dari tower

24

Page 2: Data Fathur

25

crane tersebut dapat mampu menjangkau seluruh lokasi proyek sehingga tower

crane dapat menyelesaikan pekerjaan sefektif mungkin.

Menurut (Nugraha dkk,1985), dalam menentukan tata letak. Alat tower

crane harus memperhatikan beberapa hal sebagaiberikut ini :

1. Arah gerak atau lintasan tower crane sebaiknya sejajar dengan arah memanjang

dari bangunan

2. Harus tersedia ruang cukup untuk proses erection dan dismantling.

3. Dengan ukuran tower crane yang minimum, radius dan tinggi dan dapat

menjangkau 100 % area gedung.

Letak tower crane direncakan sebagai berikut: :

1. Letak crane tepat ditengah–tengah bangunan dari posisi memanjang, karena

pada posisi tersebut tower crane dapat menjangkau 100 % area bangunan

dengan jib radius yang minimum.

2. Tower crane berada di samping kanan bangunan dari tampak utara dengan free

standing setinggi 50 m supaya tidak membentur bangunan lain pada saat proses

kerja.

3. Jarak tower crane dari bangunan disesuaikan dengan data teknis dari tipe tower

crane yang digunakan.Pada tugas akhir ini letak penempatan tower crane

sendiri sesuai dengan kondisi di lapangan.

3. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur dengan Tower Crane

Sebelum pekerjaan struktur ini dilakukan, perancah atau scafolding sampai

dengan pembekistingan harus sudah selesai terlebih dahulu. Pada pekerjaan ini

Page 3: Data Fathur

26

tower crane agar tidak banyak mengalami kesulitan dari perencanaan posisi

penempatan truck mixer sampai pendistribusiannya.

Pekerjaan yang perlu dipersiapkan dan direncanakan pada penggunaan

tower crane adalah :

1. Perencanaan posisi untuk tower crane pada lokasi proyek.

2. Pekerjaan pondasi untuk tower crane.

3. Pengadaan alat bantu diantaranya concrete bucket dan generator genset.

4. Perencanaan letak dari penimbunan material, direksikeet, gudang dan lainnya,

serta jalur keluar – masuknya truck mixer dan posisinya.

5. Mengurutkan pekerjaan struktur sedemikian rupa dari

lantai 1 sampai dengan lantai 18.

4. Adapun Alur Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Lantai Satu

Dengan Menggunakan Tower Crane

1 Pekerjaan Pengangkatan Tulangan

Tulangan diambil pada tempat pembesian (tanah). Fabrikasi tulangan dilakukan di

atas ( dimasing –masing lantai) sehingga diangkat di atas dalam bentuk besi

potongan, kecuali untuk pekerjaan kolom, fabrikasi dilakukan di bawah ( didekat

tempat pembesian ). Jarak angkatnya berbeda –beda sesuai dengan ketinggian

lantai.

Page 4: Data Fathur

27

Gambar. Pengangkatan Tulangan

Waktu yang digunakan pengangkatan tulangan dengan menggunakan

tower crane :

Rata – rata waktu Proses Hoisting (angkat) : 28 detik

Rata – rata waktu Proses Slewing (putar): 32 detik

Rata – rata waktu Proses Trolley (jalan): 18 detik

Rata – rata waktu Proses Landing (Turun): 25 detik

2. Pekerjaan Pengangkatan Tulangan Kolom

Besi tulangan kolom di ambil dari tempat perakitan yang sudah dirakit untuk

kemudian diangkat dengan menggunakan tower crane dan dipasang pada tempat

atau posisi yang sudah ditentukan.

Page 5: Data Fathur

28

Gambar.pengangkatan tulangan kolom

Selanjutnya waktu yang digunakan untuk pengangkatan tulangan kolom

dengan menggunakan tower crane :

Rata – rata waktu Proses Hoisting (angkat) : 24 detik

Rata – rata waktu Proses Slewing (putar): 23 detik

Rata – rata waktu Proses Trolley (jalan): 35 detik

Rata – rata waktu Proses Landing (Turun): 18 detik

3. Pekerjaan Pengangkatan Bikisting Kolom

Bekisting yang tersedia ada dua set, yaitu set I dipakai untuk lantai 1, 3, 5, 7, 9,

11, 13, 15, dan 17 sedangkan untuk set II dipakai untuklantai 2, 4, 6, 8, 10, 12,

14, 16, dan 18. Untuk bikisting kolom diangkat dan diletakkan dilantai itu sendiri,

sedangkan untuk bikisting plat dan balok diangkat diletakkan dilantai

dibawahnya. Jarak angkatnya berbeda – beda sesuai dengan ketinggian lantai.

Page 6: Data Fathur

29

Gambar. Pengangkatan bikisting

Selanjutnya waktu yang digunakan untuk pengangkatan bikisting dengan

menggunakan tower crane :

Rata – rata waktu Proses Hoisting (angkat) : 30 detik

Rata – rata waktu Proses Slewing (putar): 1 menit 2 detik

Rata – rata waktu Proses Trolley (jalan): 29 detik

Rata – rata waktu Proses Landing (Turun): 49 detik

4. Pekerjaan Pengangkatan Tulangan Shear Wall

Adapun untuk pekerjaan pengangkatan tulangan shear wall tidak jauh berbedah

dengan pengangkatan tulangan kolom yang prosesnya tulangan di ambil pada

tempat pabrikasi kemudian diangkat dengan menggunakan tower crane dan

selanjutnya dipasang pada tempat atau posisi yang sudah ditentukan.

Page 7: Data Fathur

30

Gambar. Pengangkatan tulangan shear wall

Selanjutnya waktu yang digunakan untuk pengangkatan tulangan shear

wall dengan menggunakan tower crane :

Rata – rata waktu Proses Hoisting (angkat) : 34 detik

Rata – rata waktu Proses Slewing (putar): 53 detik

Rata – rata waktu Proses Trolley (jalan): 49 detik

Rata – rata waktu Proses Landing (Turun): 37 detik

5. Pekerjaan Pengangkatan Bikisting Shear Wall

Untuk pekerjaan pengangkatan bikisting shear wall dimulai dengan perakitan

ditempat perakitan bikisting yang selanjutnya di angkat dengan menggunakan

tower crane dan ditempatkan pada tempat yang sudah ditentukan

Page 8: Data Fathur

31

Gambar. Pengangkatn bikisting shear wall

Selanjutnya waktu yang digunakan untuk pengangkatan bikisting shear

wall dengan menggunakan tower crane :

Rata – rata waktu Proses Hoisting (angkat) : 58 detik

Rata – rata waktu Proses Slewing (putar): 1 menit 17 detik

Rata – rata waktu Proses Trolley (jalan): 1 menit 04 detik

Rata – rata waktu Proses Landing (Turun): 1 menit 20 detik

6. Pekerjaan Pengangkatan Tulangan Beam ( Balok )

Pada pekerjaan pengankatan tulangan balok,tulangan tersebut diambil dari

temapat pabrikasi untuk selanjutnya di angkat dengan menggunakan tower crane

dan di tempatkan pada posisi yang telah disiapkan

Page 9: Data Fathur

32

Gambar. Pengangkatan Tulangan Balok

Rata – rata waktu Proses Hoisting (angkat) : 58 detik

Rata – rata waktu Proses Slewing (putar): 1 menit 17 detik

Rata – rata waktu Proses Trolley (jalan): 1 menit 04 detik

Rata – rata waktu Proses Landing (Turun): 1 menit 20 detik

7. Pekerjaan Pengangkatan Tulangan Begel Balok

Pada pekerjaan pengangkatan tulangan begel balok, tulangan langsung di

ambil dari tempat pabrikasi untuk selanjutnya diangkat dengan menggunakan

tower crane dan ditempatkan pada posisi atau tempat yang ditentukan

Page 10: Data Fathur

33

g

Gambar tulangan begel balok

Rata – rata waktu Proses Hoisting (angkat) : 53 detik

Rata – rata waktu Proses Slewing (putar): 1 menit 9 detik

Rata – rata waktu Proses Trolley (jalan): 1 menit 2 detik

Rata – rata waktu Proses Landing (Turun): 24 detik

8. Pekerjaan Pengecoran

Pada proses pengecoran beton segar diambil dari tanah yaitu dari level ± 0,00

sehingga jarak pengangkatan beton pada pekerjaan kolom,balok , plat, dan

shearwall berbeda –beda sesuai dengan ketinggian lantai pengecoran dilakukan

dengan peralatan tower crane yang dilengkapi dengan concrete bucket dan

concrete pump. Disini peralatan tower crane digunakan hanya untuk pekerjaan

kolom sedangkan untuk plat dan balok menggunakan concrete pump.

Page 11: Data Fathur

34

Adapun langkah – langkah metode pelaksanaan pekerjaan disini yang diambil

sebagai contoh adalah pekerjaan pengecoran dengan menggunakan tower crane,

sebagai berikut :

1. Proses Muat

penuangan beton ready mix dari truck mixer ke dalam bucket yang disediakan.

2. Proses Pengangkatan

Dalam proses pengangkatan terdapat beberapa proses yaitu :

a. Proses Hoisting (angkat)

Yaitu proses pengangkatan bucket beton yang telah berisi beton basah ready mix

ditunjukkan pada

b. Proses Slewing (putar)

Yaitu proses perpindahan/perputaran lengan crane (jib), yang mengangkat bucket

beton telah yang sudah berisi beton basah ready mix ke area yang akan dicor

ditunjukkan pada

c. Proses Trolley (jalan)

Yaitu proses untuk memindahkan bucket beton yang telah berisi beton basah

ready mix sepanjang lengan Tower crane (jib) secara horizontal atau maju dan

mundur ditujukkan pada

d. Proses Landing (Turun)

Yaitu proses penurunan bucket beton yang telahberisi beton basah ready mix

untuk dituangkan kelokasi/tempat yang akan dicor ditunjukkan pada.

3. Proses Pembongkaran

Page 12: Data Fathur

35

Yaitu proses pembongkaran/Penuangan beton readymix ke dalam/area yang akan

di cor.

4. Proses Kembali

Yaitu proses setelah beton basah ready mix dituangkan ke area yang akan dicor,

kemudian bucket beton kembali untuk mengambil beton basah ready mix ditruck

mixer.

Gambar. Pengecoran menggunakan tower crane dan bucket

Selnjutnya waktu yang digunakan pengecoran dengan menggunakan tower crane :

Rata – rata waktu Proses Hoisting (angkat) : 1 menit 47 detik

Rata – rata waktu Proses Slewing (putar): 1 menit 58 detik

Rata – rata waktu Proses Trolley (jalan): 1 menit 34 detik

Rata – rata waktu Proses Landing (Turun): 3 menit 27 detik

9. Perhitungan Produksi Dalam Satu Siklus

Page 13: Data Fathur

36

Yang dimaksud dengan produksi dalam satu siklus disini adalah volume

material yang akan diangkut tower crane untuk satu kali pengangkatan. Untuk

mendapatkan produksi dalam satu siklus adalah dengan melakukan pengamatan

dilapangan.Sebagai contoh untuk pekerjaan pengecoran, produksi dalam satu

siklusnya adalah kapasitas bucketnya 0,8 m3. Untuk pengangkatan tulangan,

bekisting, diakumulasikan ke m2. Untuk mengetahui produksi per siklus

penggunaan tower crane

10. Perhitungan Waktu Siklus

Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan oleh tower crane untuk

menyelesaikan kegiatan produksi,meliputi waktu muat, waktu angkat, waktu

bongkar dan waktu kembali.Sulit untuk mendapatkan waktu standar sesuai dengan

waktu sebenarnya. Hal itu karena banyaknya kondisi yang menyebabkan

ketidakseragaman dari waktu siklus kondisi tersebut adalah :

1. Kondisi cuaca : seperti angin, hujan,

2. Kondisi alat : seperti merk, usia, perawatan

3. Kondisi tenaga kerja : seperti ketrampilan operator,kecepatan pekerja,

kedisplinan, fisik pekerja.

4. Komunikasi antara operator dengan pekerja ditempat

pemuatan dan pelepasan material.

B. Perhitungan Waktu Pengangkatan

Waktu pengangkatan oleh tower crane dihitung berdasarkan jarak tempuh

dan frekuensi alat melakukan pulang, pergi dan waktu untuk bongkar muat

dimana waktu

Page 14: Data Fathur

37

tersebut tergantung berdasarkan waktu hoisting, slewing, trolley dan landing.

Perhitungan jarak tempuh atau perletakkan material didasarkan pada titik pusat

pada

segmen – segmen yang telah ditentukan.Setelah diketahui titik pusat per segmen

dari

perletakkan material atau titik pusat masing – masing kolom pada proses

pengecoran kolom, maka dapat di hitung waktu pengangkatan dengan

menggunakan tower crane

berdasarkan waktu hoisting, slewing, trolley dan landing.

C. Perhitungan Waktu Kembali

Waktu kembali adalah waktu yang diperlukan tower crane untuk kembali

ke posisi semula sehingga dapat dilakukan pemuatan kembali. Besarnya waktu

kembali dipengaruhi oleh kecepatan dan jarak hoisting, slewing,trolley dan jarak

landing.

D. Perhitungan Waktu Muat dan Bongkar

a. Pekerjaaan Pengecoran

Waktu muat adalah waktu untuk mengisi concrete bucket dengan beton basah dari

truck mixer, yang besarnya tergantung pada volume dari concrete

bucket.Sedangkan waktu bongkar adalah waktu untuk menuangkan beton basah

dari concrete bucket yang besarnya tergantung pada jenis pekerjaannya

E.Perhitungan Waktu Pelaksanaan Tower Crane

Page 15: Data Fathur

38

Tower Crane digunakan pada pekerjaan struktur pengecoran,

pengangkatan bekisting dan Scafolding dari lantai 1 sampai dengan lantai

berikutnya. Pada pekerjaan ini tower crane dilengkapi dengan concrete bucket dan

genset. Pemilihan peralatan tower crane didasarkan pada beban maksimum dan

radius terjauh dari jarak tower crane tersebut. Dari gambar letak tower crane

diketahui dengan jarak atau radius terjauh sebesar 66 meter, sehingga dipilih

tower crane dengan lengan 5 meter dengan ujung beban maksimum 2400 kg,

sehingga pada pengecoran dipakai concrete bucket dengan kapasitas 1 m3 atau

1000 liter, dimana BJ beton yang dipakai 2400 kg/m3, maka beban yang diangkat

sebesar 0,8 m3 x 2400kg/m3 = 1920 kg.Dengan beban angkat pada pekerjaan

struktur tiap segmen adalah 2400 kg maka kecepatan tower crane pada waktu

pergi adalah sebagai berikut :

F.Perhitungan waktu pengangkatan

a. Hoisting ( mekanisme angkat )

Kecepatan (v) = 64 m/menit

Jarak ketinggian (h) = + 7 m

Waktu ( t=h/v) =

t = m menit meter

= 64 / 7 = 0,092 menit

b. Slewing ( mekanisme putar )

Kecepatan (v) = 90˚

Waktu yang dibutuhkan= 0,051 menit

c. Trolley ( mekanisme jalan trolley )

Page 16: Data Fathur

39

Kecepatan (v) = 40 m/menit

Jarak (d) = 0,10 m

Waktu (t=d/v) =

t = menit meter

= 40 /0 ,10 = 0,004 menit

d. Landing ( mekanisme turun )

Kecepatan (v) = 64 m/menit

Jarak ketinggian (h) = 2 m

Waktu (t=h/v) =

t = menit meter

= 64 /2 = 0,032 menit

Total waktu pengangkatan =

a. Hoisting = 0,092 menit

b. Slewing = 0,064 menit

c. Trolley = 0,004 menit

d. landing = 0,03 2 menit +

= 0,192 menit

2. Perhitungan waktu kembali

a. Hoisting ( mekanisme angkat )

Kecepatan (v) = 64 m/menit

Jarak ketinggian (h) = 2 m

Page 17: Data Fathur

40

Waktu ( t=h/v) =

t = meter menit meter

= 64 / 2 = 0,032 menit

b. Slewing ( mekanisme putar )

Kecepatan (v) = 90˚

Waktu yang dibutuhkan = 0,051 menit

c. Trolley ( mekanisme jalan trolley )

Kecepatan (v) = 54 m/menit

Jarak (d) = 0,40 m

Waktu (t=d/v) =

t = 5 4 m / menit 0,40

= 0,003 menit

d. Landing ( mekanisme turun )

Kecepatan (v) = 64 m/mnt

Jarak ketinggian (h) = 7 m

Waktu (t=h/v) =

t = m menit meter

= 64 /7 = 0,092 menit

Total waktu kembali =

a. Hoisting = 0,032 menit

b. Slewing = 0,051 menit

Page 18: Data Fathur

41

c. Trolley = 0,003 menit

d. landing = 0,0 92 menit +

= 0.208 menit

Perhitungan waktu pelaksanaan

Tower crane diasumsikan kondisi sedang dan

pemeliharaan mesin sedang, sehingga

efisiensi = 0,65

Volume = 1,2 m3

Produksi per siklus = 0,8 m3

Waktu siklus = 6,67 menit

Kapasitas produksi (Q)

Q= q x 3600 x E

T

= 0,8 x 3600 x 0,65

6,67

= 2,86 m3/jam

2. Alat Berat yang digunakan

Alat berat yang digunakan ditempat lokasi penelitian adalah LC 2060

Data Harga Sewa Peralatan

Biaya erection (pemasangan)

= Rp 35.000.000,00

Biaya sewa mobil crane

= Rp 25.000.000,00

Biaya dismantling (pembongkaran)

Page 19: Data Fathur

42

= Rp 35.000.000,00

Biaya sewa mobil crane

= Rp 25.000.000,00

Biaya mobilisasi peralatan

= Rp 15.000.000,00

Biaya demobilisasi peralatan

= Rp 15.000.000,00

Biaya sewa tower crane

= Rp 55.000.000,00

Biaya operasional alat

BBM (generator set )@ 30liter /hari

= Rp 10.000,00

Crew tower crane

Operator

= Rp 5.500.000,00

Tenaga bantu (riger)

= Rp 3.500.000,00

Mekanik tower crane

= Rp 3.500.000,00

A. Perhitungan Harga Sewa Alat dan Biaya Oerasional

Biaya eraction (pemasangan) Rp 35.000.000,00

Dengan asumsi jam kerja 24 jam dalam 1 hari

Untuk biaya sewa mobil crane dalam 1 jam

Page 20: Data Fathur

43

= Rp 35.000.000,00 24

= Rp 1.458.333,00

Biaya sewa mobil crane Rp 25.000.000,00

Dengan asumsi jam kerja 24 jam dalam 1 hari

Untuk biaya sewa mobil crane dalam 1 jam

= Rp 25.000.000,00 24

= Rp 1.041.666,00

Biaya dismantling (pembongkaran) Rp 35.000.000,00

Dengan asumsi jam kerja 24 jam dalam 1 hari

Untuk biaya sewa mobil crane dalam 1 jam

= Rp 35.000.000,00 24

= Rp 1.458.333,00

Biaya sewa mobil crane Rp 25.000.000,00

Dengan asumsi jam kerja 24 jam dalam 1 hari

Untuk biaya sewa mobil crane dalam 1 jam

= Rp 25.000.000,00 24

= Rp 1.041.666,00

Biaya mobilisasi peralatan Rp 15.000.000,00

Dengan asumsi jam kerja 24 jam dalam 1 hari

Untuk biaya sewa mobil crane dalam 1 jam

= Rp 15.000.000,00 24

Page 21: Data Fathur

44

= Rp 625.000,00

Biaya demobilisasi peralatan Rp 15.000.000,00

Dengan asumsi jam kerja 24 jam dalam 1 hari

Untuk biaya sewa mobil crane dalam 1 jam

= Rp 15.000.000,00 24

= Rp 625.000,00

B. Perhitungan Biaya Pemakaian Alat berat

1. Harga Sewa Tower Crane dalam 1 bulan Rp 55.000.000,00

Dengan asumsi jam operasional :

1 hari = 9 jam ( tanpa lembur )

1 bulan = ± 30 hari , maka 1 bulan

= 30 x 9 = 270 jam

Harga sewa alat berat tower crane dalam 1 hari

Rp. 55.000.000/ bulan 270

= Rp. 207.703/Jam

Harga sewa alat berat tower crane dalam 1 hari kerja 9 jam x Rp.

207.703,00

9 jam x Rp. 207.703,00

= Rp. 1.869.327,00

C. Biaya (Upah) operator

Untuk biaya (upah) operator tower crane dalam per bulan Rp.5.500.000,00

Untuk biaya operator dalam 1 jam

Page 22: Data Fathur

45

= Rp. 5.500.000,00 270 jam

= Rp. 20.370,00

Untuk biaya (upah) operator dalam 1 hari kerja 9 jam kerja

= 9 jam x Rp. 20.370,00

= Rp. 183.330,00

D. Biaya (Upah) Tenaga Bantu (Riger)

Untuk biaya (upah) tenaga bantu (riger) dalam 1 bulan Rp. 3.500.000,00

Untuk biaya dalam 1 jam kerja

= Rp 3.500.000, 270

= Rp 12.962,00

Untuk biaya dalam 1 hari 9 jam kerja

= Rp 9 jam x Rp 12.962

= Rp 116.666,67

E. Biaya (upah) Mekanik

Untuk biaya (upah) mekanik dalam 1 satu bulan Rp. 3.500.000,00

Untuk biaya (upah) dalam 1 jam kerja

= Rp 3.500.000,00 270

= Rp 12.962,00

Untuk biaya (upah) dalam 1 hari 9 jam kerja

= Rp 9 jam x Rp 12.962

= Rp 116.666,67

Page 23: Data Fathur

46

Page 24: Data Fathur

47

F. Biaya Operasinal bahan bakar minyak

Biaya operasinal tower crane adalah semua biaya yang mencakup

pengeluaran untuk pelaksanaan operasional alat. Biaya operasional dalam

pekerjaan tower crane adalah bahan bakar, pelumas, Berdasarkan biaya

operasional alat berat tower crane dapat diketahui dengan perhitungan sebagai

berikut :

1. Analisis biaya bahan bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk alat berat tower crane adalah jenis

bahan bakar solar dengan pemakaian rata – rata per hari sebanyak 30 liter

berdasarkan dari hasil data proyek

Rata – rata operasinal tower crane dalam per hari 9 jam

Harga solar Rp. 10.000,00/ liter

Jadi analisis pemakaian bahan bakar dalam 1 jam :

Rata- rata pemakaian bahan bakar dalam 1 jam :

= 30 liter = 3,3 liter/jam 9 jam operasional

3,3/jam x Rp. 10.000,00 = Rp 33.000,00/jam

Rata – rata pemakaian bahan bakar dalam 9 jam ( 1 hari )

9 jam x Rp. 10.000,00 = Rp.90.000,00

Rata- rata pemakaian bahan bakar dalam 270 jam ( 30 hari )

270 jam x Rp. 90.000,00 = Rp. 24.300.000

Rata –rata pemakaian bahan bakar dalam 1 tahun 3240 jam (360 hari)

3240 jam x Rp. 4.500,00 = Rp. 1.822.500,00

Page 25: Data Fathur

48

2. Analisis biaya minyak pelumas

Merek mesin PERJIN ( genset )

Kapasitas mesin 250 KVA

Isi dari carter mesin 200 liter

Penggantian pelumas setiap 250 jam

Harga Rp. 26.800,00 / liter

Harga setiap pergantian pelumas

200 liter x Rp. 26.800,00 = Rp. 536.000,00

Rata - rata pemakaian minyak pelumas dalam 1 jam

Rp. 536.000,00 / 250 jam = Rp. 2.144,00

Rata – rata pemakaian minyak pelumas dalam 1 hari

Rp. 2.144 x 9 jam = Rp. 19.296,00

Rata – rata pemakaian minyak pelumas dalam

Rp. 26.800,00 x 250 jam = Rp. 6.700.000,00

Jadi analisis biaya pengeluaran untuk minyak pelumas selama 1 tahun

adalah = Rp. 6.700.000,00

Page 26: Data Fathur

49

Tanggal Pemakaian BBM(l) Total jam kerja

18 30 919 30 9

20 30 9

21 30 922 30 923 30 924 30 925 30 926 30 927 30 928 30 929 30 930 30 931 30 91 30 92 30 93 30 94 30 9

5 30 9

6 30 97 30 98 30 9

9 30 910 30 911 30 912 30 913 30 9

14 30 9

15 30 9

16 30 917 30 918 30 9

jumlah 675 405

(sumber : hasil penelitian, april – juni 2012)