dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

88
BUKU PANDUAN PRAKTEK PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN TINGKAT III DI DESA MENDALANWANGI KEC. WAGIR KAB. MALANG TANGGAL 20 April 15 Mei 2015 Penyusun : TIM KOMUNITAS PRODI KEPERAWATAN POLTEKKES RS. DR. SOEPRAOEN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN MALANG 2014/ 2015

Transcript of dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page 1: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

BUKU PANDUAN

PRAKTEK PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA

MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN TINGKAT III

DI DESA MENDALANWANGI KEC. WAGIR KAB. MALANG

TANGGAL 20 April – 15 Mei 2015

Penyusun :

TIM KOMUNITAS PRODI KEPERAWATAN

POLTEKKES RS. DR. SOEPRAOEN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN RS. dr. SOEPRAOEN MALANG

2014/ 2015

Page 2: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 1

BAB 1

TARGET DAN KOMPETENSI

A. PENDAHULUAN

a. Kegiatan praktek lapangan mahasiswa Prodi Keperawatan Poltekkes

dr. Soepraoen semester VI dilaksanakan sebagai aplikasi dari kegiatan

belajar mengajar di bangku kuliah khususnya pada mata kuliah

perawatan kesehatan komunitas dalam konteks kesehatan utama dan

praktek klinik keperawatan III serta mencerminkan perpaduan Tri

Darma Perguruan Tinggi yang merupakan suatu bentuk kegiatan

kuliah dan sarana belajar bagi mahasiswa yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuannya secara komprehensif dan kemampuan penalaran

secara logis.

b. Kegiatan praktek lapangan ini menggunakan pendekatan PKMD

(Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) dimana dalam

perawatan kesehatan masyarakat melibatkan seluruh masyarakat,

bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral melalui upaya

yang dilaksanakan oleh Puskesmas setempat.

c. Dengan demikian kegiatan praktek lapangan mahasiswa Prodi

Keperawatan Poltekkes dr. Soepraoen yang berada di dalam wilayah

kerja Puskesmas dan mengikuti program terpadu yang akan dan

sedang dilaksanakan oleh Puskesmas setempat.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum :

Diharapkan mahasiswa dapat membantu dan memotivasi masyarakat

dalam meningkatkan derajat kesehatannya agar dapat menjalankan

fungsi kehidupannya secara optimal sehingga dapat mandiri dalam

upaya kesehatannya dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan.

Page 3: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 2

b. Tujuan Khusus :

Pengalaman yang diharapkan dalam praktek lapangan ini yaitu agar

mahasiswa dapat :

1. Mengenal keadaan masyarakat dengan melaksanakan pengkajian

kesehatan.

2. Mengikutsertakan masyarakat dalam :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat

b. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat

c. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan mayarakat

d. Mengevaluasi tindakan keperawatan kesehatan masyarakat

3. Mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada di

masyarakat guna mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

4. Bekerjasama dengan Puskesmas dan lintas sektor lainnya dalam

mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

5. Melaksanakan dokumentasi dan pelaporan hasil kegiatan

perawatan kesehatan masyarakat.

C. WAKTU PELAKSANAAN

Praktek lapangan mahasiswa Prodi Keperawatan Poltekkes dr.

Soepraoen dilaksanakan selama 4 minggu mulai tanggal 20 April sampai

dengan 15 Mei 2015

D. PESERTA

Peserta adalah mahasiswa Prodi Keperawatan Poltekkes dr.

Soepraoen Tingkat III semester VI sebanyak 118 orang. (daftar terlampir).

E. PEMBIMBING

Pembimbing praktek lapangan adalah :

a. Dosen tetap Prodi Keperawatan Poltekkes dr. Soepraoen

b. Pimpinan dan Pembimbing Lahan dari Puskesmas Wagir yang telah

ditunjuk

Page 4: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 3

F. BEBAN TUGAS

a. Setiap kelompok diwajibkan membuat 1 asuhan keperawatan

komunitas tingkat RW/dukuh.

b. Setiap kelompok desa membuat satu asuhan keperawatan komunitas

tingkat desa.

G. PENILAIAN

Bobot kredit pada praktek lapangan ini adalah setara dengan 2 sks

dengan penilaian sebagai berikut :

a. Laporan asuhan keperawatan komunitas tingkat dukuh dengan bobot

60%

b. Laporan asuhan keperawatan komunitas tingkat desa dengan bobot

20%

c. Jumlah kehadiran, sikap, kedisiplinan dengan bobot 20%.

H. JADWAL KEGIATAN

1. Tanggal 20 April 2015 :

a. Pembukaan praktek lapangan

b. Orientasi.

2. Tanggal 20 – 27 April 2015:

a. Pengumpulan data status kesehatan masyarakat

b. Pengumpulan data Puskesmas

3. Tanggal 28 April – 3 Mei 2015 :

a. Penyajian hasil pendataan di masyarakat melalui musyawarah

masyarakat desa/ lokakarya mini.

b. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat bersam-sama

dengan masyarakat.

c. Bersama-sama dengan masyarakat menyusun rencana tindakan

kesehatan masyarakat.

4. Tanggal 4 – 14 Mei 2015:

a. Bekerjasama dengan Puskesmas dan masyarakat dalam

melaksanakan rencana tindakan perawatan kesehatan

masyarakat.

b. Mengevaluasi hasil kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.

Page 5: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 4

c. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan

perawatan kesehatan masyarakat

5. Tanggal 15 Mei 2015

a. Penutupan/perpisahan praktek lapangan.

Malang, Maret 2015 Mengetahui, Ketua Prodi Keperawatan Koordinator PKMD

Mustriwi,S.Kep., Ners Bambang Soekotjo, SST Mayor Ckm (K) NRP 11960028590773

Page 6: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 5

JADWAL KEGIATAN PKMD

PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS MAHASISWA TK. III

POLTEKKES RS dr. SOEPRAOEN DESA MENDALANWANGI

KEC. WAGIR KABUPATEN MALANG TA. 2014/2015

NO

KEGIATAN

TANGGAL KETERANGAN

1.

Check In Ke Lokasi

PKMD

Minggu, 19 April

2015

Seluruh Peserta

PKMD Diharap

berkumpul di Depan

Kantor Prodi

Keperawatan Pukul

13.00 sesuai

dengan

kelompoknya

2.

3.

Minggu Pertama

Pembukaan Praktek

PKMD

Orientasi/Penjajakan

wilayah kerja masing-

masing dukuh.

20 – 26 April

2015

Tempat di Balai

Desa Sukodadi

Pukul 09.30 -

Selesai

Seluruh peserta

PKMD wajib pakai

almamater

Kelompok diharap

supaya menemui

ketua RW atau RT

masing-masing

dukuh untuk ijin dan

koordinasi untuk

Page 7: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 6

4.

5.

Melakukan persiapan

awal dengan survey

pendahuluan, pertemuan

dengan tokoh formal dan

informal di komunitas,

menyusun kontrak

kerjasama dengan

komunitas dan

menyiapkan instrumen

pengkajian .

Melaksanakan

pengumpulan data

berdasarkan instrumen

pengumpulan data serta

menyiapkan alat

pendukung

pemetaan daerah

binaan

Mahasiswa mulai

melakukan

pendataan keluarga

Kelompok dapat

mengirimkan

wakilnya ke

puskesmas atau

desa untuk

pengambilan data

yang berkaitan

dengan kesehatan

sesuai dengan

kebutuhan

6.

7.

Minggu Kedua

Melakukan tabulasi data,

diskripsi data serta

visualisasi data serta

analisis data

Merumuskan diagnosa

27 April – 3 Mei

2015

Target MMR

Tingkat RW harus

sudah terlaksana

minggu kedua

tanggal 11 Mei

2013

Page 8: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 7

8.

9.

10.

11

keperawatan dan faktor

penyebab timbulnya

masalah

Melaksanakan Pra

Musyawarah Masyarakat

Tingkat RW (Pra MMRW)

: merencanakan

kepanitiaan

MMD/Lokakarya mini

Melaksanakan

Musyawarah Masyarakat

Tingkat RW

(MMRW)/lokakarya mini

Sarasehan dan dengan

pendapat dengan Direktur

Poltekkes

Menyusun program

kerja Selama 2 minggu

( MMD )

Page 9: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 8

11.

12

Minggu Ketiga

Persiapan pelaksanaan

Melanjutkan pelaksanaan

kegiatan sesuai dengan

rencana yang telah

disusun bersama

masyarakat

4 – 10 Mei 2015

Pelaksanakan

program kerja atau

kegiatan

diintegrasikan

dengan program

Pengabdian

Masyarakat yang

meliputi seperti :

1. Pembinaan dan

pelatihan Kader

Kesehatan/

revitalisasi/

refreshing kader

posyandu

2. Bantuan

dukungan alat

kegiatan Posyandu

Lansia, balita dan

ibu.

3. Pelatihan

pengelolaan

sampah

8. Training

pemmbinaan

remaja, dll

Page 10: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 9

13.

14.

15.

16.

17.

Minggu Ke Empat

Mengevaluasi hasil

kegiatan sesuai dengan

rencana yang telah

disusun bersama

masyarakat

Menyusun LaporaTingkat

RW dan Desa

Penutupan/perpisahan

praktek PKMD

Presentasi hasil kegiatan

selama PKMD.

Check Out / Kembali ke

Kampus

11 – 14 Mei 2015

15 Mei 2015

Page 11: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 10

I. TATA TERTIB MAHASISWA

PERATURAN DAN TATA TERTIB PESERTA PRAKTEK

PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA

PRODI KEPERAWATAN POLTEKKES Rs. dr. SOEPRAOEN

MALANG TA. 2014/2015

Peserta diwajibkan :

1. Mengikuti Pembekalan

2. Tinggal di kelurahan binaan / Menginap

3. Apabila meninggalkan tempat praktek harus ijin kepada koordinator

praktek

4. Berpakaian bebas (sopan)

5. Pada saat Pembukaan Dan Penutupan Praktek mahasiswa mahasiswa

berpakaian putih hijau dengan jas almamater

6. Dalam melaksanakan tugas lapangan menggunakan jas almamater

7. Dalam melaksanakan setiap kegiatan koordinasi dengan pembimbing

8. Berpartisipasi dalam setiap kegiatan

9. Hadir dalam setiap proses bimbingan kelompok

10. Menjaga ketertiban dan keamanan

11. Mengormati nilai-nilai dan sosial budaya masyarakat

12. Tidak berpolitik

13. Tidak berbuat / tidak membantu kegiatan kriminal

14. Membuat laporan dan menyelesaikan sesuai dengan batas waktu yang

telah ditentukan

Page 12: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 11

J. KEGIATAN BIMBINGAN DOSEN DAN MAHASISWA

No. Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Pembimbing/Dosen

1 Penjajagan / pengenalan

(Wilayah, Lembaga

formal/informal, dan Tokoh

masyarakat)

Mendampingi

2 Pendataan Memantau

Mengoreksi hasil pendataan

Memberikan penilaian

3 Tabulasi data Mengarahkan

4 Merumuskan diagnosa

keperawatan dan faktor

penyebab timbulnya masalah

Mengarahkan

Memberikan penilaian

5 Pra Musyawarah Masyarakat

Tingkat RW (Pra MMRW)

Mengarahkan

Mendampingi

6 Musyawarah Masyarakat Tingkat

RW (MMRW)

Mendamping

Memberikan masukan-

masukan dari hasil

musyawarah

Memberi penilaian

7 Menyusun program kerja

Mengarahkan

8 Persiapan pelaksanaan

Mengarahkan

9 Melaksanakan kegiatan sesuai

dengan rencana yang telah

disusun bersama masyarakat

Mendampingi

Page 13: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 12

11 Mengevaluasi hasil kegiatan

sesuai dengan rencana yang

telah disusun bersama

masyarakat

Mengarahkan

Memberikan penilaian

12 Menyusun laporan

Mengarahkan

Menyetujui dan

menandatangani laporan

Page 14: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 13

BAB 2

REVIEW ASUHAN KEPEPERAWATAN KOMUNITAS

A. KONSEP KOMUNITAS SEBAGAI KLIEN

Konseptualisasi Komunitas sebagai klien dan pengevaluasian klien

untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan merupakan fungsi praktek

keperawatan kesehatan Komunitas. Untuk memahami praktik dalam ruang

lingkup yang spesifik ini, kita perlu memahami dua disiplin yang merupakan

asal dari pengetahuan, keahlian, dan pendekatan konseptual terhadap

praktek yang digunakan oleh perawat Komunitas. Dua disiplin ini adalah

keperawatan dan kesehatan public. Berdasarkan integrasi kedua disiplin

inilah perawat mendefinisikan ruang lingkup, sikap, dan aktifitas praktek

keperawatan kesehatan Komunitas.

1.1 PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Pada pendahulu Asosiasi Perawat Amerika (ANA), Standards Of

Nursing Practice (Standar Praktek Keperawatan), praktik keperawatan

didefinisikan sebagai 'layanan langsung, tujuan yang dapat diarahkan dan

dapat diadaptasikan pada kebutuhan individu, kefuarga dan Komunitas baik

saat mereka sakit atau saat mereka sehat." Keperawatan adatah layanan

yang diberikan oleh manusia. Manusia adalah focus dan subyek aktifitasnya.

Focus ini sering mengarah pada pemahaman bahwa keperawatan adalah

aktjfitas yang terfokus pada klen dan pasien. Keperawatan berhubungan

dengan indentifikasi kebutuhan manusia yang berhubungan dengan

kesehatan baik sebagai individu, keluargta, atau kelompok yang lebih besar.

Manusia tanpa mempertimbangkan umur dan tempat adalah subyek dari

keper:awatan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan, menjaga dan

memperbaiki kesehatan, untuk menghindarkan manusia dari penyakit serta

untuk menawat dan membantu orang untuk melewati penyakit.

Konsep 'unit layanan' atau ‘unit perawatan' mengarah ke point pusat

praktek perawat dan memunculkan definisi klien yang dirawat. Focus yang

ada mungkin bersifat individu seperti dalam perawatan klinik atau pengobatan

Page 15: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 14

klinik; atau kelompok atau Komunitas yang terdefinisi secara spesifik, seperti

dalam perawatan kesehatan masyarakat dan praktek kesehatan masyarakat.

Setiap unit layanan (pasien/klien) dipandang sebagai satu kesatuan individu

yang berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternalnya. Perawat juga

berurusan dengan hubungan diantara unit-unit layanan ini.

Keperawatan memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan

memberi kepastian bahwa kebutuhan klien tersebut telah terpenuhi. Peranrat

tidak hanya mengunakan sumber daya mereka sendiri tetapi juga

menggunakan sumber daya orang lain termasuk klien. Oleh karena itu, untuk

memberikan perawatan kesehatan, perawat memiliki tanggung jawab yang

besar untuk membentuk koordinasi dan konsultasi dengan klien, orang

penting lainnya dalam system yang mendukung Klien, dan anggola tim

disiplin ilmu lainya. Dalam proses ini perawat harus mengenali dan

menghormati hak-hak klien untuk memifiki perbedaan kebutuhan,

karakteristik, nilai, orientasi kultur dan sislam peresponan Kebutuhan

Kesehatan.

Perawatan oleh perawat terimplementasi kedalam penggunaan proses

keperawatan yang merupakan rangkaian yang sistematik, terorganisasi,

berkelanjutan, dan berputar dan tahap-tahap yang saling tergantung satu

sama lain yang mencakup pengevaluasian klien, formulasi diaonosa

keperawatan, perencanaan dan penerapan intervensi keperawalan dan

pengevaluasian perubahan pada status kesehatan klien. Perawat

menggunakan aktivitasnya seperti edukasi kesehatan, pemecahan dan

pengurangan masalah kesehatan agar dia dapat membantu klien dalam

pengembangan Kemampuanya untuk memenuhi kebutuhan kesehatanya

senoiri. Tujuan jangka panjang perawat dalam hubungannya dengan klien

adalah untuk menolong agar klien tersebut dapat mencapai level kesehatan

yang optimal dan tidak lagi dan bergantung pada perawat. Perawat

membantu klien dan system yang menopang Klien untuk teorin bertanggung

jawab kepada pemenuhan kebutuhan kesehatan.

Untuk memnuhi tujuan ini, perawat harus sering memposisikan dirinya

sebagai penghubung antara klien dengan system perawatan kesehatan yang

membantu klien untuk mengunakan sumber dayanya dan menawarKan

iayanan untuK meningxatxan penggunaan sumber daya tersebut. Proses ini

Page 16: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 15

akan mengarah ke identifikasi. pemahaman, dan dukungan terhadap

peningkatan kesehatan, perawatan oleh perawat oan system perawaran

kesehatan.

Dengan menggunakan pendekatan holistik yang terpusat pada klien

dengan fokus pengoptimalan kesehatan, perawat memiliki perspektif yang

lebih bagus. Perspektif ini penting dalam perencanaan pengoptimalan

Kesenatan pada selulun level dari lokal ke internasional. Oleh karena itu,

dalam proses pencapaian kebutuhan kesehatan dan perencanaan perawatan

kesehatan, perawat harus terlibat juga dengan profesi dan konsumen

kesehatan lainya.

Pada tahun 1958, standar akreditasi Persatuan Perawat Nasional

Amerika yang telah terevisi memutuskan bahwa persatuan tersebut tidak lagi

mengakreditasi program pendidikan yang memberikan spesialisasi pada level

sarjana muda. Pada waktu itu, bidang kesehatan komuitas dan pendidikan

keperawatan terdapat pada program post-basik pada level sarjana muda.

Setelah lima tahun, hanya program sarjana muda yang mencakup

keperawatan kesehatan masyarakat saja yang terakreditasi. Hal ini

memberikan tanggung jawab kepada pendidikan keperawatan sarjana muda

untuk mempersiapkan keperawatan kesehatan Komunitas. Oleh karena itu,

pendidikan keperawatan sarjana muda memiliki tanggung jawab untuk

mempersiapkan lulusan yang dapat: 1) Bertugas pada setting yang terstruktur

dan yang tidak, 2) Bertugas pada posisi level staf dalam agensi Komunitas, 3)

Mengidentifikasi masalah kelompok atau populasi klien

1.2 PRAKTEK KESEHATAN MASYARAKAT

Tujuan disiplin ilmu ini sama yaitu untuk memberikan layanan kepada

masyarakat. Akan tetapi tujuan tersebut akan memiliki berbagai macam

metode ruang lingkup praktek. Keperawatan kesehatan masyarakat berdasar

pada ilmu kesehatan masyarakat.

Hilleboe mendefinisikan kesehatan masyarakat sebagai ilmu dan seni

pengaplikasian pengetahuan dan keahlian kedokeran dan ilmu-ilmu yang

berhubungan dengan usaha Komunitas yang terorganisir untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatan kelompok. Hanlon

berpendapat bahwa definisi Winslow mengenai kesehatan masyarakat yang

Page 17: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 16

ditulis pada tahun 1920 tetapi menjadi definisi yang dapat diterima secara

luas, dimana sebagian berbunyi : "Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan

seni untuk 1) mencegah penyakit, 2) menjaga agar usia tetap lama, dan 3)

meningkatkan kesehatan dan efsiensi melalui organisasi yang terorganisir....

Sehingga pengorganisasian hal-hal tersebut diatas dapat memungkinkan

masyarakat dapat menikmati kesehatan dan umur yang panjang.

Hilleboe juga berpendapat bahwa praktik kesehatan masyarakat

dikakukan lebih dengan dasar dokter masyarakal unluk mesyarakat dan

bukanlah dokter pribadi untuk pasien secara individu. Meskipun mungkin

nantinya terdapat kesamaan fungsi antara dokter kesehatan masyarakat dan

dokter praktek pribadi, focus dan tanggung jawab utama dokter kesehatan

masyarakat tetap pada Komunitas atau masyarakat keseluruhan. Meskipun

kedua dokter akan menyarankan imunisasi campak, dokter kesehatan

masyarakat akan tertarik untuk melakukan pencegahan campak tersebut

dalam masyarakat. Dokter praktik pribagi akan cenderung untuk melindungi

kfien secara individu dari dari penyakit campak tersebut. Hilleboe dengan

jelas mendefinisikan pemahaman praktik seperti tersebut saat dia

menjelaskan tujuan kesehatan masyarakat : "untuk mengurangi penyebaran

penyakit, kematian, kelemahan dan ketidakmampuan yang disebabkan oleh

penyakit tersebut serla meningkatkan kesehatan masyankat secara umum. "

oleh karena itu, focus praktek ini adalah Komunitas sebagai suatu satu

kesatuan dengan pada penekanan dan peningkatan kesehatan. Melode dan

sumber daya yang digunakan dan prioritas yang dipilih akan berbeda dalam

setiap Komunitas dan diambil berdasarkan pada pengevaluasian kondisi

masyarakat.

1.3 PRAKTEK KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Pemyataan dari Asosiasi Perawat Amerika, bagian praktek

keperawatan kesehatan Komunitas dan bagian keperawatan kesehatan

masyarakat menjelaskan hubungan antara dua disiplin ini :

Keperawatan kesehatan Komunitas merupakan sintetis dari praktek

kepenwatan dan praktek kesehatan masyankat yang diaplikasikan untuk

meningkatkan dan menjaga kesehatan populasi. Sifat praktek ini umum dan

komprehensif. Praktek ini tidak terbatas pada umur atau kelompok diagnostic

Page 18: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 17

tertentu. Praktek ini tidak berkelanjutan dan tidak lerputus-pulus. Tanggung

jawab yang dominan adalah terhadap masyarakat secara keseluruhan. Oleh

karena itu, perawatan diarahkan ke individu, keluarga, atau kelompok yang

mengarah ke kesehatan keseluruhan populasi. Pendekatan holistic akan

menggunakan peningkatan kesehatan, penjagaan kesehatan, pendidikan

kesehatan, koordinasi dan kontiyuitas perawatan. Tindakan perawat

membutuhkan pemahaman akan perencanaan kesehatan, pengenalan

pengaruh sosial dan masalah ekologis, pemberian perhatian pada populasi,

dan penggunaan kekuatan dinamis yang dapat memunculkan perubahan

Definisi ini sama dengan pernyataan Asosiasi Kesehatan Masyarakat bagian

Keperawatan :

Kebutuhan perawatan kesehatan dan kesehatan itu sendiri akan

diperiksa oleh perawat atau bersama dengan disiplin ilmu lain Bidang

kepenwatan kesehatan masyarakat adalah keperawatan professional yang

diarahkan ke seluruh Komunitas alau populasi dimana prakteknya mencakup

identifikasi subgroup dan keluarga sefia individu di dalamnya. Penekanan

praktek ini adalah pada perencanaan penwatan Komunitas secara

menyeluruh dan bukanlah secara individu. Tujuan praktek ini adalah untuk

meningkatkan kesehatan Komunitas melalui interuensi perawat. Tujuan itu

dicapai bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin Komunitas, kelompok

yang memiliki hubungan dengan kesehatan, kelompok yang berada dalam

bahaya, keluarga dan individu, serta dengan terlibat dalam tindakan sosial

yang relevan. Satu komponen yang membedakan praktek kesehatan

masyar:akat dengan praktek lainya adalah pemeran analisis Komunitas

Dapat dilihat bahwa perawat kesehatan Komunitas berorientasi pada

kelaurga secara tradisional. Perawat akan bekerja dengan keluarga sebagai

klien sebagaimana juga individu dalam keluarga tersebut. lebih lanjut,

perawat memiliki tanggung jawab terhadap seluruh keluarga tanpa

mempertimbangkan identifikasi orang yang pertama kali terkena penyakit.

Untuk orang yang hidup sendiri, perawat mengangap orang tersebut dan

orang penting lainya yang membentuk system yang mendukung orang

tersebut sebagai unit keluarga. Keluarga merupakan bagian dari integral dari

Komunitas. Keluarga-keluarga tersebut berhubungan atau oleh struktur dan

fungsi Komunitas. Dalam bekerja dengan keluarga, perawat harus

Page 19: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 18

menganalisa pengaruh Komunitas pada pertumbuan dan perkembangan

keluarga tersebut

Sama seperti saat perawat bekerja dengan individu dalam keluarga

dan keluarga sebagai ktien, perawal juga bekerja dengan keluarga dalam

Komunitas dan Komunitas sebagai klien. Untuk beberapa orang, konsep

Komunitas sebagai klien masih asing. Meskipun demikian kesehatan

komunitaslah yang menjadi konsep dan perhatian perawat. Hal tersebut dapat

menjelaskan ruang lingkup praktek keperawatan kesehatan Komunitas.

Akhir-akhir ini, keperawatan dibedakan antara keperawatan yang

diberikan pada fasilitas keperawatan atau institusi yang diperuntukkan untuk

orang sakit (perawat eplsodic) dengan perawatan kesehatan yang dilakukan

diluar fasilitas seperti itu (perawatan distributive). Perawatan episodic

mengarah kepada "episode'dalam kehidupan manusia dengan batasan waktu

yang berhubungan dengan kondisi saat itu yang membutuhkan layanan

khusus. Perawatan distributive mencakup layanan dalam rangkaian yang luas

terhadap Komunitas pada periode tertentu.

Perawatan kesehatan yang ditransfer kedalam setting Komunitas

dengan penekanan perawatan primer, peran praktisi perawat, dan klinik

perawat tidak sama dengan keperawatan kesehatan Komunitas. Ahli-ahli

seperti itu mungkin akan mengabaikan Komunitas secara keseluruhan.

Penentuan praktik keperawatan kesehatan Komunitas terletak pada apakah

perawat tersebut terfokus hanya pada individu dan keluarga dan

apakah perawatan terfokus dan terdefinisi berdasar kebutuhan masyarakat.

Fokus kunci prakek kepenwatan kesehatan Komunitas adalah

pengidentifikasian populasi dan pengaturan layanan yang secara langsung

ataupun tidak langsung akan mempengaruhi keadaan Komunitas tersebut.

Oleh karena itu, tugas perawat dalam ruang tungkup ini adalah tetap menjaga

perspektif tersebut dalam pikiran mereka bahwa Komunitas sebagai satu

kesatuan adalah klien.

Meskipun hal ini merupakan perbedaan yang tidak berarti, perawat

kesehatan Komunitas akan lebih baik jika melihat hutan selain melihat pohon.

Program, layanan, dan prioritas tidak akan sesuai lagi jika kebutuhan

Komunitas secara keseluruhan telah berubah. Perubahan pada karakteristik

pada populasi dapat terjadi pada satu area geografis, seperti menurunnya

Page 20: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 19

jumlah penduduk dengan disertai peningkatan pensentase populasi orang tua

atau peningkatan perpindahan pada area tertentu. Jika focus hanya diberikan

pada kebutuhan klien secara individu, kesehatan Komunitas tidak akan

memiliki peranan penting sampai muncul masalah yang akan memaksa

layanan perawatan kesehatan menggunakan pendekatan krisis sehingga

dibutuhkan kembali sumber-sumber daya ( uang, tenaga kerja, dan layanan).

Perawat kesehatan Komunitas juga memiliki orientasi kesehatan dan

tugas utama mereka adalah pencegahan: untuk meningkatkan kesehatan,

untuk mencegah penyakit dan untuk menjaga level fungsi anggota Komunitas

dalam posisi yang tertinggi. Penyakit yang memiliki jangka waktu yang

panjang dan kronis akan memunculkan kondisi yang mengakibatkan

penderitaan manusia. Tefah dikembangkan pendekalan baru yang langsung

mengarah kekelompok dengan resiko yang tinggi. Meningkatkan daya hidup

yang sehat menjadi kunci utama dalam mencegah penyakit yang kronis sama

halnnya dengan meningkatkan lingkungan yang sehat. Meskipun perubahan

dalam gaya hidup akan sangat tergantung pada individu, usaha perubahan

gaya hidup dan peningkatan lingkungan terbukti akan efektif jika

menggunakan pendekatan Komunitas secara luas. Jika perawat dapat

mengembangkan dan meningkatkan perspektif bahwa Komunitas secara

keseluruhan adalah klien, perawat akan menyadari bahwa Komunitias

memiliki kepribadian, cara bertindak dan cara memfungsikan diri. Komunitas

memiliki perspektif histories yang akan mempemgaruhi cara menerima segala

sesuatunya, penanganan masalah, dan pembuatan keputusan. Perubahan

pada Komunitas atau usaha untuk mempertahankan keseimbangan yang

dimanis dipengaruhi oleh lingkungan sekitar Komunitas. Tipe pemahaman ini

dapat membantu perawat agar dapat mendekati klien secara holistic dan

menempatkan perawatan dalam posisi yang tepat sehingga perawatan dapat

mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan dengan efektif.

Berdasarkan ruang lingkup ini, perawat harus bisa menilai, merencanakan,

dan memberi perawatan pada klien unit mereka yaitu Komunitas

1.4 KOMUNITAS

Untuk memahami pengertian Komunitas sebagai kfien, kita terlebih

dahulu harus mendefinisikan arti "Komunitas'. Terdapat berbagai macam

Page 21: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 20

pengertian pada istilah Komunitas sebagaimana juga pada individu dan

keluarga. Definisi global yang tepat, akurat, dan komperhensif sutit untuk

dibentuk. Meskipun demikian terdapat beberapa kunci elemen yang dapat

membedakan dan mengidentifikasi Komunitas sebagai entitas (kesatuan)

yang terpisah dari lingkungan sekitar.

Diskusi elemen berikut ini berdasarkan pada daftar komponennya

Connor. Seluruh Komunitas termasuk berbagai macam individu dapat

dipahami sebagai kelompok (dengan ukuran apapun) atau kelompok social

(yang mengidentifikasikan beberapa tipe interaksi). Dalam hubungannya

dengan aspek kemanusiaan di Komunitas, dapat dengan mudah dimengerti

bahwa seluruh Komunitas terdii dari manusia. Manusia sebagai anggata

masyankat saling berinteraksi baik secara formal atau tidak dalam bebenpa

tipe struktur dalam organisasional. Orang yang tinggal di hotel residen

tertentu dan pekerja yang memanen tanaman merupakan contoh dari

komuitas dengan batasan strukturaf yang terdefinisi dengan jefas dan

terbuka.

Orang dalam Komunitas memiliki perspektif kelompok yang

membedakan dengan kelompok lain. Perspekiif ini dapat memiliki banyak

bentuk atau mungkin merupakan kombinasi dari beberapa karakteristik.

Perspektif ini mencakup pada identitas yang berdasar pada kultur,

kepercayaan,dll. Contoh Komunitas yang sesuai dengan deskripsi ini adalah

berdasar pada etnis, ras, atau agama . Saat imigran berpindah dari satu

negara ke negara lain., mereka cenderung bertempaat tinggal dengan

berkelompok dengan identitas cultural yang sama. Banyak contoh dari hal ini

dapat kita temui di kotakota besar.

Agregrat populasi seperti anak-anak remaja, atau kelomok manapun

yang memiliki karakteristik sama kadang dapat digunakan sebagai altematif

lain guna tujuan pengevaliasian. Agregrat populasi juga dapat digunakan

untuk menandai wilayah tertentu akan kebutuhan kesehatan. Jika agregrat

populasi tidak berfungsi sebagai kesatuan denan identitas kefompok dan

mode interaksi, maka implementasi rencana untuk memperbaiki kesehatan

akan lebih mencakup kerja secara terpisah pada setiap individu dalam

agregrat, dari pada keseluruhan kelompok.

Page 22: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 21

Karakteristik sama lainnya pada identitas kelompok adalah hukum, pekerjaan,

atau wilayah tempat tinggal. Sama dengan wilayah tempat tinggal, hukum

juga berfungsi untuk mengidentifikasi warganya sebagai bagian dari Negara

dan komunits. Pekerjaan juga memiliki identifikasi dan karakteristik yang

dapat menyatukan orang{rang kedalam Komunitas.

Saat wilayah tempat tinggal digunakan sebagai karakteristik

Komunitas, istilah "tetangga" sering dapat ditukar denan istilah Komunitas.

Tetangga biasanya mengarah kekomunitas kecil dalam Komunitas yang lebih

besar. Tetangga merupakan kelompok orang yang bertempat tinggal dalam

area tertentu dalam lingkungan tertentu. Tetangga dapat berupa tetangga

atau tidak. Tetangga dapat dianggap Komunitas iika mereka merupakan

kelompok sosral memiliki perpektif kelompok, dan berfungsi sebagai

Komunitas.

Terdapat banyak contoh untuk mengambarkan karakteristik yang

sama. Apapun dasar yang digunakan untuk kesamaan itu, anggota kelompok

memiliki pemahanan sebagai bagian dari sesuatu dan memiliki identilas

kelompok. Pada waktu yang sama, individu dapat memiliki lebih dari satu

kelompok. Mereka dapat memiliki beberapa Komunitas dan sub Komunitas.

Hal Ini dapat dimengerti sebagai faktor yang mempengaruhi hubungan

dalam Komunitas. "hal ini sama dengan tubuh manusia yang terdiri dari

bagian tubuh dan organ tubuh, masing-masing memberikan sesuatu pada

yang lain dan masing-masing tergantung pada kesehatan dan keefisienan

keseluruhan tubuh manusia.' Contohnya, perawat merupakan anggota dari

perawat. Sebagai warga Negara, peran perawat dan warga Negara dapat

saling mempengaruhi akan tetapi tidak menghilang keanggotaan pada dua

kelompok lersebut.

Ukuran Komunitas mungkin bervariasi dari Komunitas dengan ukuran

besar sampai kecil. Masalah ekologis sering dipandang dari perspektif

Komunitas global. Polusi udara mempengaruhi atmosfir sekitar bumi dan

penduduk di sekitamya, meskipun industri ini disetujui dan dibenarkan oleh

Negara. Pada akhir spectrum ukuran, individu yang menderita penyakit yang

jarangpun dipandang dan diklasifikasikan dalam Komunitas.

Page 23: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 22

Karakteristik ruang biasanya digunakan untuk menentukan batasan

Komunitas. Beberapa definisi Komunitas mencakup tempat tlnggal dalam

wilayah geografis spesifik tertentu. Kita mudah mengidentifikasi Komunitas ini

jika Komunitias ini telah tersensus, atau sebuah sekolah, rumah sakit atau

apartemen. Dasar identifikasi awal ini adalah wilayah tempat tinggal,

identifikasi struktur, atau wilayah geografis yang digunakan untuk tujuan

khusus. Aspek manusia kemudian menjadi individu-individu yang berinteraksi

dalam batasan karakteristik ruang ini'

Jika Komunitas terbentuk berdasarkan kesamaan karakteristik kuttur,

kepercayaan, atau adat istiadat, tugas untuk menentukan karakteristik ruang

akan semakin sulit. Anggota kelompok dengan definisi yang sama tidak selalu

berkumpul dalam satu wilayah. Beberapa orang mungkin akan terpisah. Maka

kita harus membuat batasan artifikasi yang digunakan untuk membatasi

ukuran Komunitas tersebut sehingga menjadi unit yang merupakan

representative Komunitas secara keseluruhan.sekelompok mahasiswa kelas

keperawalan kesehatan Komunilas ditugasi untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan yang mungkin timbul dalam populasi etnis tertentu di wilayah kota

tempat mereka belajar. Mereka tahu bahwa kelompok ini bertempat tinggal di

satu wilayah di sebelah utara kota ini. Pada saat yang sama mereka

menyadan bahwa ada segmen lain kelompok ini yang tinggal disebelah kota.

Setelah melakukan perbincangan dengan pihak benrvenang di dua sisi kota

tersebut, diketahui bahwa kedua kelompok tidak bersedja untuk diidentifikasi

dengan kelompok lain.

Mahasiswa berharap bahwa mereka dapat mengidentifikasi lokasi

geografis tertentu untuk study Komunitas mereka. Mereka telah memutuskan

bahwa ini adalah satu kelomok yang terpisah menjadi dua atau dua

Komunitas dengan latar belakang kultur yang sama. Satu solusi mudah

adalah memilih salah satu dari dua kelompok tersebut. jika pendekatan ini

digunakan, mereka tidak yakin bahwa data tersebut telah mewakili

keseluruhan kelompok. Akan tetapi, menggunakan dua lokasi akan

memunculkan deskripsi lokasi yang pasti.

Page 24: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 23

Waktu juga merupakan dimensi penting karakteristik ruang. Komunitas

berubah dan berevolusi sebagaimana juga den gan individu-individu sebagai

anggotanya.

Seseorang dapat disebut homeokinetis-istilah untuk usaha tubuh

menjaga keseimbangan antara sehat dengan sakit sehingga tubuh dapat

berfungsi secara optimal. Komunitas dapat juga disebut dengan

komuneokinetis, dimana Komunitas memiliki kemampuan untuk

menyesuaikan diri dan berubah dalam pemenuhan kebutuhannya sehingga

Komunitas dapat mencapai level optimal.

Kemampuan untuk menyesuaikan diri dapat digambarkan dalam

contoh berikut. Sepenggal tanah pertanian terjual ke pengembang real estatet

yang akan membangun perumahan untuk keluarga muda. Bayi akan lahir dan

tumbuh sehingga Komunitas harus memenuhi kebutuhannya yang baru

seperti tempat bermain, sekolah, trotoar, control lalu lintas. Hal ini adalah

bukti bahwa Komunitas dapat bersifat komuneokinetis.

Setiap komunitas juga memiliki variasi periode aktifitas dan inaktifitas

sama dengan bioritme manusia. Hal ini tergantung pada kultur dan adaptasi

tempat tinggal, iklim, pekerjaan, atau faktor lainnya. Untuk pengidentifikasi

Jadwal yang agak berbeda. penting kiranya untuk mengevaluasi terlebih dulu

data yang dikumpulkan dalam periode waKtu tertentu.

Komunitas merupakan unit sosial yang karakteristiknya dapat

disamakan dengan karakteristik keluarga dan individu. Mereka berada dalam

system atau lingkungan social yang lebih besar. Interaksi muncul antara

anggota Komunitas, antara anggota dengan lingkungan sekitar, dan antara

Komunitas denan lingkungannya. Hal tersebut memiliki hubungan dengan

menajemen Komunilas. Komunitas diatur oleh aturan baik formal atau tidak

dan hukum yang memiliki dasar yang berbeda tergantung dengan sifat

Komunitas. Komunitas diatur dan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

anggota mereka.

Page 25: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 24

Maslow telah mengidentifikasi 'kebutuhan hirarkis" individu dengan

dasar teoristis. Kebutuhan dasar ini dan organisasi mereka dalam level

hirarkis adalah cara penting untuk mengevaluasi individu. Arena Komunitas

dipandang sebagai kesatuan (klien), maka ide untuk bertahan hidup,

berkembang, dan pemenuhan kebutuhan hidup Komunitas terus dipandang

pula sebagai kesatuan. Komunitas harus diatur dalam aturan hirarkis yang

sama dengan milik Maslow dengan premis yang sama bahwa tevel yang lebih

rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum levelyang lebih tinggi.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, beberapa fungsi harus dibentuk oleh

anggota individu Komunitas, oleh Komunitas secara keseluruhan, atau oleh

masyarakat yang lebih besar disekitamya untuk keuntungan anggota

Komunitas. Fungsi ini akan ditopang oleh hukum, aturan, dll yang

dikembangkan baik dari dalam atau dari luar unit komunitas. Klien

mengidentifikasi fungsi Komunitas tertentu yang penting untuk eksistensinya.

Fungsi-fungsi ini telah direoeganisasikan kedalam tujuh area yang dapat

mengedentifikasi fungsi Komunitas sebagai klien. Tujuh area tersebut

mencakup system:

1. Penggunaan ruangan-perumahan, jalan masuk dan keluar, sosialisasi

dan rekreasi.

2. Sarana hidup-pekerjaan, kesehatan, makanan.

3. Produksi, disrtibusi, dan konsumsi barang dan servis.

4. Perlindungan anggotanya-menciptakan dan memberlakukanorma dan

kontrol pencegahan bencana fisik.

5. Pendidikan-sosialisasi orang dewasa, anak-anak, dan pendatang.

6. Partisipasi-komunikasi, intervensi sosial.

7. Hubungan dengan system lain yang menyelesaikan kebutuhan

anggotanya saal komunits tidak dapat atau tidak melakukan tungsi ini.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Komunitas adalah kelompok

orang dengan perspektif atau identitas yang sama, menempati wilayah

dengan periode waktu teftentu, dan kelompok orang yang bertugas untuk

menjalankan fungsinya melaluisysfem social untuk memenuhi kebutuhannya

dalam lingkungan sosial yang lebih besar.

Page 26: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 25

1.5 PERBANDINGAN PEMERIKSAAN YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT

PADA INDIVIDU DENGAN KOMUNITAS

Sekarang setelah mendefinisikan dan menjelaskan arti Komunitas,

proses keperawatan dapat digunakan sebagai sarana pemberian

keperawatan terhadap klien individu yaitu memeriksa kebutuhan pertamanya,

perawat kesehatan Komunitas memeriksa untuk mengidentifikasi kebutuhan,

memberikan prioritas, rencana, pengimplementasian, dan mengunakan dasar

data dan keahlian yang sama yang digunakan perawat saat memeriksa klien

individu; meskipun demikian, isi data pemeriksaannya berbeda. Hal berikut ini

adalah contoh beberapa keahlian pemeriksaan dan hasil data yang perawat

gunakan dalam pemeriksaan klien individu dan bagaimana pemeriksaan ini

memiliki hubungan dan kesamaan dengan pemeriksaan Komunitas.

15.1 OBSERVASI INSPEKSI

Dalam melakukan observasi pada klien individu, perawat

menggunakan pemahaman pandangan, suara,bau, dan sentuhan. Seperti

apa lukanya? Apakah ada area yang hangat jika disentuh? Apakah lukannya

banyak mengeluarkan darah atau berbau? Seperti apa tangisan bayinya?

Pengertian tersebut juga dapat digunakan dalam mengobservasi

Komunitas. Apa yang dilihat perawat? Seperti apa masyarakatnya,

geografisnya, dan lingkungannya? Suara apa yang dapat didengar? Apakah

bising atau sunyi? Bahasa apa yang digunakan?

Apakah suara industri mempengaruhi Komunitas? Makanan apa yang

dimasak? Apakah bunga di taman tumbuh? Apakah udaranya terpolusi?

Pilihan makanan apakah yang ada di restaurant dan di toko? Dalam

Komunitias, pengertian sentuhan akan lebih luas dari sekedar merasakan

secara fisik. Pengertian sentuhan adalah untuk merasakan apa yang

dirasakan oleh masyarakat. Apakah masyarakalnya terbuka, hangat, dan

ramah atau bermusuhan terhadap orang asing.

1.5.2 TANDA-TANDA VITAL (AUSKULTASI, PALPASI, PERKUSI)

Perawat menggunakan keahlian ini untuk menentukan dan

menjelaskan fungsi system yang vital, apakah tekanan darahnya baik?

Page 27: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 26

Apakah paru-parunya berfungsi baik? Apakah ada denyut peripheral?

Dapatkah seseorang membedakan antara batasan liver dengan cairan dalam

abdomen dengan Perkusi?

Dalam Komunitas, beberapa informasi vital tersebut berbentuk

biostatistik yang menjelaskan status kesehatan Komunitas. Bagaimana data

demografisnya, yang menlelaskan poputasi dan sfafisUc vitat sepefti ketahinn

dan kematian? Apakah ada data epidemiotogis yang mengidentifikasi

keadaan dan distribusi masalah kesehatan dalam populasi?

1.5.3 MANFAAT LABORATORIUM

Laboratorium akan membcntu perawat menjelaskan keadaan yang

didapat dan pemeriksaan atau memberi arah untuk pemeriksaan tambahan.

Organisme apa yang terkultur dari luka tersebut? bagaimana keadaan

hemoglobin, gas darah arterial, level glukosa darah klien?

Dalam Komunitas, perawat harus dapat memonitor dan menginterprestasikan

banyak aspek data fingkungan. Bagaimana level karbon onoksidanya? Level

kebisingannya? Apa yang menjadi masalah epidemic sakit kepata dan

muntah+nuntah? Apakah suplai air terkontaminasi sampah ?

1.5.4 RIWAYAT INTERVIEW KEPERAWATAN

Apa yang dirasakan dan dipikirkan orang? Apakah masalah

kesehatannya, bagaimana kemampuan mengatasinya? Dan apakah

kebutuhan layanannya? Kondisi penting apa yang terdapat pada klien?

Sumber dan system penopang apa yang telah digunakan atau yang telah

tersedia sehubungan dengan masalah kesehatan tersebut?

Sama halnya saat perawat mengumputkan data subyektif-contohnya

perspektif, kepercayaan, nilai, kebutuhan dan tujuan klien, perawat yang

memerjksa Komunitas juga harus menentuan kebutuhan dan tujaun

Komunitas . Bagaimana sikap mereka terhadap masalah kesehatan? Apakah

masalah riwayat masalah kesehatannya? Apa perspektif hidup, kuftur, nifai,

dan kepercayaan yang terdapat dalam Komunitas ? Data psikososial,

antropologi cultural sangat penting dalam menentukan prioritas dan sesuai

tindakan altematif. Sumber daya Komunitas apa (fasilitas, uang dan pekerja)

yang tersedia dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan? Untuk

Page 28: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 27

melakukan perubahan dalam komunitas, perawat harus mengevaluasi dan

mengembangkan pemahaman system kekuatan-politis-sosial dalam

Komunitas, Hal ini penting untuk memahaim bagaimana komuitas bekerja

alau "apa yang membuatnya kurus" seperti pada klien individu.

1.5.6 PENILAIAN KLINIS

Untuk klien individu, perawat harus memahami arti data dan

menginterpretasikan manfaat mereka. Apakah sikap klien adalah hasil dari

proses penyakit, respon obat atau kecemasan? Data harus dibandingkan

dengan spesifik umur klien? Data harus dibandingkan dengan norma spesifik

umur dan jenis kelamin atau standar dari urutan yang benar.

Perawat yang memeriksa Komunitas membandingkan data

pemeriksan dengan norma dan standar. Apakah kualitas udara dalam

batasan yang benaP Apakah jumlah kematian lebih besar darijumlah rata-rata

nasional? Apakah perubahan mengidikasikan status kesehatan semakin

"lebih baik" atau 'lebih buruk"? apakah ada layanan yang sesuai dengan

perpindahan dalam populasi, tua ke muda, rural ke urban? Bagaimana

kekuatan Komunitas dan batasannya? Bagaimana status perkembangan

komunitas? Turun atau naik? Seberapa baik komunitas dapat menyediakan

kebutuhan populasi

Pemeriksaan seperti itu sama dengan pemeriksaan yang dijelaskan

pada standar 1 slandar praktek keperawatan ANA. Secana ringkas, standar

itu berisi bahwa data status kesehatan mencakup pertumbuhan dan

perkembangan; sfafus biofisik; status emosional; cuftural, agama, Iatar

belakang sosio-ekonomi; pertorma aktifitas seharihari; bentuk

penanganannya; bentuk interaksi; persepsi dan kepuasan klien terhadap

status kesehatan tujuan kesehatan klien, sumber daya materiil lingkungan

(fisik,sosia!,emosional,ekologis). Data ini dikumpulkan dari klien/pasien,

keluarga, orang penting lainnya, personil perawatan kesehatan, individu

dalam lingkungan didekatnya. Data didapat dari dari interview, penelitian,

observasi, dan dari laporan atau catatan.

Satu aspek praktek keperawatan professional adalah keperawatan

keseharan Komunitas. Perhatian dalam hal ini adalah Komunitas sebagai

Page 29: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 28

klien. Klien ini dapat dikenakan pemeriksaan pada tahap pertama proses

keperawatan.

B. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

2.1 PENGKAJIAN KOMUNITAS

A. Pengumpulan Data

Dalam mengkaji mengumpulkan data - data masyarakat biasanya terdapat

beberapa Komponen yang diperlukan untuk dijadikan sasaran pengkajian

diantaranya

Penduduk ( data demografi ) , geografi , fasilitas fisik ( baik fasilitas kesehatan

maupun fasilitas lainya ), system pemerintahan , perekonomian dan system

social. Untuk melihat komponen iaspek - aspek yang akan dikaji dalam

masyarakat beberapa teori yang membahasnya , yaitu :

Sander’s lnteractional flamework

.Klien's interactional framework

.Community assessment wheel ( community as client model )

Kerangka pengkajian profile masyarakat ( modifikasi )

1. Sander's Interactional Frame work

Pengkajian data masyarakat menurut model ini ditekankan kepada

proses lntereaksi suatu komunitas. Model pengkajian inijuga dikenal sebagai

pengkajian Tiga Dimensi. Komponen - komponen yang dikaji adalah sebagai

berikut. :

a. Komunitas sebagai sistem sosial ( Dimensi Sistem ):

1) Sistem kesehatan

- Jenis pelayanan kesehatan

- Jumlah pelayanan kesehatan

- Jenis 10 penyakit terbesar

- Jumlah kader kesehatan

- Jenis pembiayaan kesehatan

- Kondisi kesehatan penduduk

- Pelayanan K.B

Page 30: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 29

- Riwayat KLB

- Kondisi pemukiman , pemukiman , saluran air, sampah

2 ) Sistem Pendidikan

- Jenis pendldikan formal, informal

- Program pemberantasan buta Huruf

3 ) Sistem keluarga

- Tipe keluarga

- Pola hidup sehat keluarga

4 ) Sistem kesejahteraan

- Program pengentasan kemiskinan

- Kegiatan gotong royong

5 ) Sistem Ekonomi

- Pekerjaan

- Sumber ciaya aialtt

- Industri Rakyat

6.) Sistem Politik

- Cara pemiiinan pemimpin masyaraKat

- Cara penetaPan Peratltran

- Struktur pemerintahan

7) Sistem xekreast

- Kebiasaan rekreasi Pendudttk

- Sarana rekreasi

8) Sistem komunikasi

- Hirarki komunikasi Penduduk

- Alat komunikasi

9) Sistem keaganraan

- Kegiatan keagamaan

- Organisasikeagamaan

10) Sistem legal

- Peraturan/ketentuan

- Sanksi

b. Masyarakat sebagai tempat (Dimensi Tempat)

1) Batasan komunitas

- Batas wilayah

Page 31: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 30

- Karakteristik wilayah

- Peta wilayah

2) Lokasi pelayanan kesehatan

- Tempal pelayanan kesehatan

- Jarak

- Cara mencapai

3) Gambaran geografis

- Kesuburan

- Peta oeoorafi

- Kemiringan tanah

- Ketinggian tanah

4) lklim

- Curah hujan

- Prakiraan musim

- Kelembaban udara

5) Flora dan fauna

- Jenis tanaman

- Jenis hewan

6) Lingkungan buatan

- Lapangan

- Sarana olah raoa

- Sarana rekreasi

- Lingkungan pemukiman

c. Masyarakat sebaqai kumpulan / kelomook manusia (Dimensi

Populasi)

1) Ukuran

- Jumlah penduduk

- Jumlah KK

- Jumlah Puskesmas

2) Kepadatan

- Perbandinqan iumlah penduduk denoan luas wilavah

- Perbandingan jumfah penduduk dengan fuas pemukiman

Page 32: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 31

3) Komposisi penduduk

- Berdasarkan kelompok umur

- Berdasarkan jenis kelamin

- Berdasarkan status perkawinan

4) Pertumbuhanoenduduk

- Angka kelahiran

- Angka kematian

5) Budaya social penduduk

- Latar belakang budaya/etnis

- Sejarah budaya penduduk

6) Kelas sosial penduduk

- Tingkat kesejahteraan

- Kemampuan baca - tulis

- Tinqkat pendidikan

- Pekerjaan

7) Mobilitas penduduk

- Jenis kependudukan

- Pemanfaatan waktu

2. Klien-s Interactional Frame work

Terdiri dari komponen - komponen :

a.Masyarakat sebagai system social

1) Pola komunikasi

2) Penqambilan keputusan

3) Hubungan dengan system lain

4) Batas wilayah

b. Penduduk dan linqkunqannva

1) Karakter penduduk ( demografi )

2) Faktor lingkungan ; biologic dan social .

3) Lingkungan psikis yang kenyangkut nilai- nilai agama

kepercayaan

3. Community Assesment Wheel (Communrty as a client model )

Terdapat delapan elemen / komponen rang harus dikaji dalam suatu

masyarakat di tambah dengan data inti dari masyatakat itu sendiri yang

Page 33: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 32

berupa Community core. Komponen - komponen tersebut adalah sebagaii

berikut:

1) Community Cor (Data lnti )

Ada aspek yang akan dikaji dafam komponen ini yaitu :

a.Historis dari Komunitas

Dikaji sejarah perkembanqan komunitas

b. Demografi , yang meliputi ; - Karakteristik umur & jenis Kelamin

- Distribusi ras / etnis

- Type keluarga

- Status perkawinan

c. Vital statistic yang meliputi ; - Angka kelahiran

- Morbiditas

- Mortafitas

d. Sistem nilai / norma / kepercayaan & agama

2) Physical Environment pada Komunitas sebagaimana mengkaji fisik pada

individu terdapat beberapa komponen dan sumber datanya:

Komponen Sumber data

Individu Masyarakat

1. lnpeksi 2. Auscultasi 3. Vital sign 4. Sistem Review 5. Laboratori study

-Otoscope -Ophtalmoscope -Stetoscope -Termometer -Tensi meter -Head-to-toe -Blood test CT scan

-Survey Datang kelingkungan masyarakat -Dengarkan keluhan masyarakat / tokoh / pemerintah setempat -Observasi keadaan iklim , sumberdaya batas wilayah -Kegiatan masyarakat pertemuan , adannya KLB observasi : social system , yang terdiri dari :perumahan , ekonomi , tempat ibadah dsb .

Page 34: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 33

Pengkajian lingkungan fisik pada komunitas dapat dilakukan dengan

metode Winshiel Survey atau survey dengan berjalan mengelilingi wilayah

komunitas dengan melihat bebrapa komponen

KOMPONEN WINDSHIELD SURVEY

ELEMEN DESKRIPSI

Perumahan Lingkungan/daerah Lingkungan terbuka Batas Kebiasaan Transportasi Pusat pelayanan Toko/warung Pusat perbelanjaan Orang dijalan Suku – Tempat ibadah Health Politik Media

Bangunan : Luas , bahan , ansitek , bersatu/ pisah Halaman : di daerah , samping , belakang Luas/sempit , kualjtas : adaltidak ada rumput bersihikotor , pribadil Umum Apa batas daenah :jalan , sungai , got Kondisi : bersih/kotor Tempat berkumpul : siapa , dimana , jam berapa . Cara datang dan pergi , situasijalan dan jenis , alat transportasi Klinik , tempat rekreasi , sekolah ke perawatan/ibadah, dipakaiitida k praktek pelayanan Jenis , siapa pemilik Bagaimana mencapainya , jenis Siapa yang dijumpai : ibu , bayi jualan ,. binatang Lokasi , cara komunikasi Masjid, gereja, wihara, pura Ada yang sakit akut,kronis , jarak ke pelayanan kesehatan Kampanye , poster TV , radio , Koran , majalah , papan pengumuman dan lain - lain

Page 35: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 34

3). Pelayanan kesehatan dan social

Untuk mengkaji pelayanan kesehatan dan social dibedakan menjadi dua

klasifikasi yakni fasilitas diluar komuniti dan fasilitas di dalam komuniti.

Fasilitas pelayanan kesehatan baik didalam maupun diluar komuniti adalah

sebagai berikut :

a. Hospital

b. Praktik swasta

c. Puskesmas

d. Rumah perawatan

e. Pelayanan kesehatan khusus .

f. Perawatan dirumah

Fasilitas pelayanan social baik didalam maupun diluar communiti , antara lain

adalah sebagai berikut :

a. Counsefing support services

b. Pelayanan khusus ( social worker )

Dari kedua tempat pelayanan tersebut , aspek - aspek / data – data yang

perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut:

a. Pelayananya ( waktu , ongkos , rencana ketja )

b. Sumber daya ( tenaga , tempat , dana , & perencanaan )

c. Karakteristik pemakai ( penyebaran geografi , gaya hidup, sarana

TransPortasi )

d. Statistik, jumlah pengunjung perhari / minggu / bulan

e. Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian

pelayanan

4) Ekonomi

Aspek / komponen Yang Perfu dikaji :

a. Karakteristik pendapatan keluarga / rumah tangga

1) Rata - rata pendapatan keluarga / rumah tangga

% pendapatan kefas bawah

% keluarga mendapat bantuan social

% keluarga dengan kepala keluarga wanita

Page 36: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 35

2) Rata - rata pendapatan perorangan

b. Karakteristikpekerjaan

1) Status ketergantungan

Jumlah populasi secara umum ( umur > 18 tahun )

% yang mengangur

% yang bekerja

% yang menganggur terselubung

Jumlah kelompok khusus

2) Kategori yang bekerja , jumlah , prosentasenya

- Manager

- Teknikal

- Pelayan

- Petani

- buruh

5) Keamanan transportasi

a. Keamanan

1) Protection Service : - Pemadam kebakaran

- Pollsi

- Sanitasi

2) Kualitas udara ( polusi udara ), kualitas air bersih (polusi air)

b. Transportasi

1) Milik pribadi

2) Milik umum : Bus umum - angkotan kota

6) Politik & Goverment

a. Jenjang pemerintahan

b. Kebijaksanaan Departemen Kesehatan

7) Komunikasi

a. Formal communication : Mass media , TV , telepon, dll

b. lnformal communication : papan pengumuman, selebaran, dll

8) Pendidikan

a. Status pendidikan

Lama total sekolah

Jenis sekofah

Bahasa

Page 37: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 36

b. Fasilitas pendidikan ( SD, SMP , SLTA , PT ) baik didalam maupun

diluar community.

9) Recreation

Yang meyangkut tempat - tempat rekreasi baik didalam maupun diluar

Community

4. Kerangka pengkajian profile komunitas ( modifikasi )

Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori

sebelumnya tentang pengkajian komunitas. Untuk melihat keadaan dan

masalah yang ada dalam suatu komunitas maka kita harus mengetahui profil

suatu komunitas baik dilihat dari status maupun fungsi dari suatu komunitas

secara keseluruhan . Yang menjadi komponen - komponen dalam melakukan

pengkajian menurut model ini sebagai berikut;

a. Gambaran umum tentang lalar belakang / sejarah dari komunitas

tersebut :

Hal ini perlu dipelajari untuk mengetahui urutan dan alasan

terciptanyakomunitas itu. Dengan demikian dapat diketahui

kecenderungan di masa mendatang dan reaksi komunitas terhadap

perubahan yang berkaitan dengan kebutuhan tersebut.

b. Komunitas sebagai tempat / wadah

Hal yang perlu diperhatikan / komponen yang perlu dikaji adalah :

1) Batas lokasi

2) Lingkungan : geografi , ikfim , pengawasan , lingkungan

(pencemaran udara , air , dan pembuangaan air limbah )

3) Perumahan

Dengan menentukan batas lokasi ( dapat mengunakan peta ) dapat

menjelaskan dan mementukan luas lokasi . lmplikasinformasi ( data ) ini

akan diperlukan pada saat membuat kesimpulan .Lingkungan

mempengaruhi masyarakat yang tinggaf jauh yang tinggal di daerah

industri adalah : Kebutuhan transportasi , bertambahnya kelompok yang

bervariasi , bentuk industri dan tipe yang mempengaruhi keadaan sehat

dan sakit dan masyarakal. Penentuan karakteristik lingkungan terdiri dari

letak wilayah ( industri , pertanian pantai dan sebagainya ) , Hukum (

aturan yang berlaku yang berkaitan dengan kesehatan , iklim dan

Page 38: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 37

pengawasan terhadap fingkungan tersebut ) . Pelaksanaan pengawasan

lingkungan termasuk pencemaran terhadap udara, air , dan

pembuangan air limbah serta tempat - tempat umum lainya .

c. Populasi Komunitas

- Langkah selanjutnya adalah melihat populasi komunitas secara statistik .

Hal yang harus di ketahui tentang populasi adalah

1) Umur dan jenis kefamin

2) Stabilitas

3) Status social dan ekonomi

4) Ras I suku bangsa

5) Agama

6) Angka kelahiran , kematian dan kesekitan

Dengan melihat umur dan jenis kelamin dapat ditarik kesimpulan minat

dan kebutuhan komunitas . Stablitas dari kelompok bergantung kepada

seberapa sering penduduk berpindah dari tipe rumah mereka. Data sensus

adalah sumber informasiyang baik tentang perubahan / perpindahan

penduduk .

Status social ekonomi anggota komunitas juga mempengaruhi tingkat

kesehatan dan kemampuan komunitas untuk membiayai pelayanan

kesehatannya Perbedaan tingkat pendapatan anggota komunitas akan

membedakan kebutuhan mereka terhadap pelayanan kesehatan ( ke praktek

swasta atau ke klinik umum )

Agama juga menentukan komunitas dimana mereka mempunyai kelompok

yang mengurus sekolah dan rumah sakit berdasarkan pelayanan keagamaan.

Elemen lain yang menunjukan profile dari komunitas adalah angka - angka

kelahiran , kesekitan, dan kematian membandingkan dengan angka statistic

nasional atau antar komunitias lainnya . Hal ini akan menggambarkan

keadaan kesehatan secara umum dan tipe pelayanan yang dibutuhkan dan

pengaruh bagi masalah - masalah kesehatan

Profil dari para pekerja anggota kelompok kelompok komunitas . harus

dideskripsikan menurut tipe dan posisi penduduk itu tinggal . Jumlah rata -

rata dan prosentasi dari kelompok komunitas tertentu akan memperlihatkan

kondisi ekonomi dan social kelompok komunitas tersebut

Page 39: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 38

d. Komunitas sebagai suatu sistem

Sebagai kelanjutan dari pembahasan mengenai profil maka berikut ini

akan dibahas rencana rencana masyarakal dalam fungsinya sebagai system

social .

Banyak bidang yang berbeda satu sama lainnya dalam kaitanya dengan

masyarakat sebagaisystem social , yaitu :

1). Sistem politis

2). Program dan fasilitas pendidikan

3). Program dan fasifitas rekreasi

4). Transportasi

5). lndustri dan perdagangan

6). Pelayanan kesehatan pemerintah

7). Pelayanan kesehatan masyarakat / swadaya / sukarela

8). Penyelengaraan perawatan kesehatan

9). Media komunikasi

10). Keamanan

11). Hubungan warga komunitas dengan instansi

Sisfem Wlitis yaitu pemerintah lokal memilih system komunitas yang

spesifik dimana petugas dipilih secara resmi dan diberi kekuasaan oleh

pemerintah untuk mengatasi .

Program dan fasilitas pendidikan , adanya sekolah - sekolah negeri ,

swasta dan agama , pendidikan orang dewasa dari sekolah dasar sampai

dengan uiversitas

Program dan fasilitas rekreasi , penunjang bagi kesehatan individu

merupakan priontas yang tinggi bagi rekreasi dalam masyarakat merupakan

,keluarga , kefompok kadang – kadang sarana rekreasi .

Transportasi diperlukan setiap orang , tipe transportasi berbeda antara

kota dan desa . Industri dan perdagangan dimana adanya pasar dan industri .

Yang menyediakan barang - bar:ang untuk perdagangan , adanya sarana

kesehatan yang di prioritaskan karena kaitanya ekonomi masyarakat .

Mungkin masyarakat telah menyefengarakan balai perawatan kesehatan

secara mandiri , Tetapi belum memadai sehingga memerlukan bantuan

pemerintah

Page 40: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 39

Fasititas kesehatan oleh masyarakat seharusnya diawasi secara

sukarela asebagaimana menyelengarakan rumah sakit , klinik dan lain

sebagainya , terutama menyangkut kwalitas pelayanan yang mereka berikan .

Media komunikasi termasuk surat kabar TV , radio dan lain sebagainya

dengan system komunikasi dapat diketahui sebagaimana masyarakat

menentukan prioritas

Keamanan , adanya polisi khusus petugas pencegahan , pengunaan alat

pemadam kebakaran adalah sangat penting . Masyarakat harus mengetahui

telepon dan alamat penting kantor polisi dan pemadam kebakaran .

Hubungan baik antara warga masyarakat dengan lembaga masyarakat perlu

diperhatikan diketahui . bahkan hal ini kadang kala suit ditingkatkan kecuali

bila kita adalah warga masyarakat yang bersangkutan .

Sumber data Dan Pengumpulan Data

Ada baberapa macam sumber data dari informasi tertang kelompok

masyarakat membantu bagaimana pendekatan yang di inginkan untuk

menentukan profil masyarakat .

Hal- hal yang perlu dipertimbangkan tentang sumber data yang tersedia

adalah:

1) Media ( surat kabar lokal , radio dan TV )

2). Pimpinan pemerintah setempat dan kegiatan kelompok

3). Agen resmi pelayanan kesehatan setempat dan kegiatan

kelompok secana suka rela

4). Perpustakaan ( kelompok, sekolah dan agen resmi )

5). Perantara / everansir .

6). Perencanaanorganisasi

7). Kantor pemerintah setempat

8). Sumber data statistic ( lokal nasional )

9). Anggota kefompok masyarakat

l0). Pengamatan langsung dilingkungan masyarakat

Selain sumber data tersebut anda boleh mempunyai sumber data lain

yang tersedia dalam keompok masyarakat cara yang anda pilih unluk

pengumpufan data tergantung pada tipe kelompok masyarakat yang anda

Page 41: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 40

pilih untuk dipelajan , jumlah waktu untuk melengkapi proyek , dan jumblah

orang yang terlibat dalam organisis data .

Ciptakan intisari suatu rencana kegiatan sehingga anda dapat

memimpin pengumpufan data dengan cara efektif mungkin , jika anda sedang

mengerjakan tugas lain , tugas harus dibagi , dan slsihkan waktu untuk

mempelalan / membicarakan masalah dan mengembangkan data

Pengumpulan data umumnya dimulai dengan mengadakanp pemilihan

kelompok masyarakat , dapatkan suatu perkiraan untuk eatat yang anda

sukai dan nyatakan secara resmi , jika akan memperkenalkan din kelompok

anda untuk analisa secara formil boleh anda memotret , ambil slide , atau

gambar - gambar. Anda boleh meminjam audio-visual ini dari agen

masyarakat Buatlah perjanjian untuk wawancara , jangan mengharapkan staf

agen akan memben banyak waktu untuk anda bicaralah dengan alasanya bila

mungkin . Bila anda membuat perjanjian katakanlah alasanya mengapa anda

ingin wawancaru dan informasi apa yang anda inginkan . Selagi anda bicara

soal ltu seseorang harus siap menyiapkan kunlungan , dan siapkan daftar

pertantaan yang sesuai dengan materi yang anda inginkan dengan cara ini

anda dapat menghemat waktu .

Jalan lain yang terbaik untuk mempelajari kelompok masyarakat

adalah: menyelengarakan pertemuan dengan kelompok masyarakat ,

observasi proses dengan pemimpin pertemuan , bila mungkin bicara dengan

observer yang lain dan pastikan persepsi mereka dari pertemuan itu .

Keuntungan yang dapat diambil dari pertemuan ini bifa pertemuan ini dibuat

rutjn mereka akan mencerilakan masa lalunya , mengidentifikasi orang orang

yang perlu diawasi dan dapat mendiskusikan hasil penghargaan . Bila ingin

melakukan penyelidikan tergantung dan sifat dasar dan tipe kelompok

masyaraka dari kelompok tersebut akan didapatkan faedah dan hambatan .

Sebagai contoh - contoh pelajaran yang menjadi profil masyarakat

bedasarkan pekerjaan , dimana yang dipilih dibeberapa kelompok masyarakat

yang tinggal diperkotaan , kota tefah mengorganisir sendiri kedalam urutan

yang sama atau berlreda kelompok masyarakat yang berlceda kelompok

masyarakat yang terpisah . Mahasiswa dapat memilih satu kelompok

masyarakat yang data statistiknya mudah dudapat , mereka dapat

menyiapkan yang baik , penyimpanan baik dan mudah untuk didapat . pelalar

Page 42: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 41

yang memilih salah satu kelomok yang dipingir kota akan mendapat kesulitan

, karena mereka seringkali mereka tidak memiJiki dan menyimpan angka

statistic , sekalipun ada kurang akurat sehingga kurang dapat

mengembangkan angka statistic . Pada kasus ini mahasiswa

telah terbiasa bila menyimpulkan dari data mereka yang berlaku

2.2 . ANALISA DATA DAN IDENTIFIKASI MASALAH

Analisa Komunitas bertujuan :

- Menetapkan kebutuhan komuniti

- Kekuatan komuniti

- Identifikasi pola respon kesehatan

- Identifikasi kecenderungan pelayanan kesehatan.

Cara mengkategorikan data :

- Karakteristik demografi

- Karakteristik geografi

- Kharakteristik sos-ek

- sumber dan pelayanan kesehatan

Macam analisa data di komunitas

1. Analisis korelatif

Mengembangkan tingkat hubungan , pengaruh dari dua atau lebih

subvariabel yang diteliti menggunakan perhitungan secara statistic .

Contoh : Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap penderita TBC

dengan status kesehatan fisik : Fungsi pemafasan

2 . Analisis masalah berdasarkan kelompok data /data focus yang dianggap

sebagai masalah

Contoh : - Insiden penyaki terbanyak

- Keluhan yang paling banyak dirasakan

- Polalperilaku yang tidak sehat

- Lingkungan yang tidak sehat

- Pemanfaalan layanan kesehalan yang kurang efektif

- Peran serta masyarakat yang kurang mendukung

- Target/cakupan program kesehatan yang kurang tercapai

Page 43: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 42

3. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya

disebut dengan etiologi. Untuk menetapkan etiologi dari masalah

keperawatan di Komunitas dapat menggunakan beberapa pilihan di bawah

ini:

a. Faktor budaya masyarakat

b. Pengetahuan yang kurang

c. Sikap masyarakat yang kurang mendukung

d. Dukungan yang kurang dari pemimpin formal atau informal

e. Kurangnya kader kesehatan di masyarakat

f, Kurangnya fasilitas pendukung di masyarakat

g. Kurang efektifnya pengorganisasian

h. Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang kondusif

i. Pelayanan kesehatan yang kurang memadai

j Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit

k. Kurangnya ketrampilan terhadap prosedur perawatan kesehatan

l. Faktor financial

m. Komunikasi/ koordinasi dengan sumber pelayanan kesehatan

kurang efektif

n. Dll.

Diagnosa keperawatan komunitas (Mueke, 1984)

a. masalah

b. karakteristik populasi

c. karakteristik lingkungan

Contoh-contoh diagnosa komunitas menurut rumusan Mueke :

1. Resiko terjadi diare di RW 02 berhubungan dengan

- sumber air tidak memenuhi syarat

- kebersihan perorangan kurang

Dimanifestasikan dengan :

- sampah berserakan, banyak lalat

- sumber air minum tidak memenuhi syarat

2. Tinggi karies gigi di SD V berhubungan dengan

- kurangnya perawatan gigi

- kurangnya fluor pada air minum

Page 44: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 43

Dimanifestasikan dengan :

- 62% karies dengan inspeksi pada murid-murid di SD V

3. Tidak adequatnya pelayanan ante natal care di RW 4 berhubungan dengan

- Kurangnya sumber/fasilitas kesehatan untuk melayani antepartal care

- kurangnya tenaga bidan/tenaga kesehatan

4. Resiko terjadinya peradangan payudara pada buteki di Rw 6 sehubungan

dengan :

- Kurangnya pengetahuan Buteki tentang perawatan payudara yang benar

5. Resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang pada Balita di RW 7

berhungan dengan

- Kurangnya pengetahuan Ibu balita cara perawatan anak sesuai dengan

tumbuh kembang

6. Resiko terjadinya penyakit yang dapat dicegah dengan immunisasi

berhubungan dengan

- Persepsi yang keliru ibu balita immunisasi penyebab timbulnya panas

- Kurangnya pengetahuan tentang manfaat immunisasi bagi balita

2.3 . PERENCANAAN

Proses :

1. Menyusun masalah sesuai dengan prioritas

2. Menetapkan sasaran dan tujuan

3. Strategi intervensi

4. Rencana evaluasi

MENYUSUN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Komponen :

a. Prioritas masalah, menggunakan skoring

b. Merumuskan Tujuan

- Berorientasi pada masyarakat

- Berorientasi pada masafah dan faktor-faktor penyebabnya

- Jangka waktu pencapaian (angka panjang-jangka pendek )

c. Merumuskan kriteria hasil

- Menufiskan ukuranlslandar pencapaian hasif yan diharapkan sesuai

tujuan

Page 45: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 44

d. Menyusun Aktifitas/ lntervensi

- Pendekatan 3 tingkat pencegahan

- Kerjasama lintas program dan sector

e. Menetapkan :

. Penanggung jawab

. Menetapkan waktu pelaksanaan

. Menetapkan tempat pelaksanaan

. Menetapkan metode dan media yang digunakan

Penyusunan Prioritas masalah menurut Mueke :

MSLH

KESH/DX

KEP.KOM

KRITERIA PENAPISAN JML.

SKOR 1 2 3 4 5 6 7 TERSEDIA

SUMBER

8 9 10 11 12

Keterangan :

1. Sesuai dengan peran CHN

2. Resiko terjadi

3. Resiko parah

4. Potensi untuk health education

5. Interest komunitas

6. Kemungkinan diatasi

7. Sesuai dengan program

8. Tempat

9. Waktu Dana

10. Fasilitas

11. Sumber daya

Skore :

0-5

0 : paling rendah

5 : paling tinggi

Page 46: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 45

2.4. TAHAP PELAKSANAAN

Adalah pelaksanaan kegiatan - kegiatan yang telah direncanakan dengan

melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok-kelompok yang ada di

masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat dan bekerjasama dengan pimpinan

formal di masyarakat, Puskesmas/Dinas Kesehatan atau sector terkait

lainnya.,yang meliputi kegiatan :

1. Promotif :

a.Pelatihan kader kesehatan

b.Penyuluhan kesehatan/pendidikan kesehatan

c.Standarisasi nutrisi yang baik

d.Penyediaan perumahan

e. Temoat - temoat rekreasi

f. Konseling perkawinan

g. Pendidikan seks dan masalah - masalah genetika

h. Pemeriksaan kesehatan secara periodic

2.Preventif :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja

b. Pencegahan penyakit dan masalah kesehatan

c. Pemberian nutrisi khusus

d. Pengamanan/penyimpanan barang, bahan yang berbahaya

e. Pemeriksanaan kesehatan secara berkala

f. lmunisasi khusus oada kelomook khusus

g. Personal Higiene dan kesehatan lingkungan

h. Perlindungan kecelakaan kerja dan keselamatan kerla .

i. Menghindari dari sumber alergi

3. Pelayanan kesehatan langsung

a. Pelayanan kesehatan di Posyandu Balita, lansia

b. Home care

c. Rujukan

d. Pembinaan pada kelompok-kelompok di masyarakat

Page 47: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 46

2.5 .TAHAP EVALUASI

1. Perkembangan masalah kesehatan yang telah ditemukan

2, Pencapaian tujuan keperawatan ( Terutama tujuan jangka pendek )

3. Efektifitas dan Efisien tindakan/kegiatan yang telah di lakukan .

4. Rencana tindak lanjut

Macam evaluasi :

A. Formatif dan sumatif

B. lnput, proses , output

Fokus EvaluasI:

a. Relevansi Apakah program diperlukan yang ada/ yang baru

b. Perkembangan dan kemajuan

- Apakah yang dilaksanaKan sesuai dengan rencana

- Baqaimana peran staf . fasilitas dan jumlah peserta

c. Efisiensi biaya

- Bagaimana biaya yang sudah dikeluarkan dapat mencapai tuluan ?

- Apa keuntunqan program

Dampak

- Apakah dampak jangka panjang

- Apakah ada perubahan perilaku dalam 6 minggu / 6 bulan / l tahun

- Apakah status kesehatan meningkat ?

Tingkat Evaluasi

1. Staff :

- Apakah lujuan tercapai

- Apakah instrument berguna

- Apakah strateqi / aktifitas berguna

2. Pekerja sociaf masyarakat ( kader )

- Apakah mereka belajar melalui proses ini

- Masukan / pelaiaran vanq berguna

- Dimana saja dapat dicapai

Page 48: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 47

3. Masyarakat

- Untungnya apa

- Apakah mereka belajar penyebab masalah

- Apakah mereka berpartisipasi pada masa yang akan datang

C. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PENDEKATAN

PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

3.1 Pendahuluan

Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan bagian integral dari

suatu pembangunan kesehatan nasional, selain itu juga merupakan bagian

iniegraf dai pembanguanan soslal dan eKonomt masyarakat.

Keterlibatan masayarakat dalam perencanaan, pengorganisasian, dan

penqelolaan upaya kesehatan termasuk upaya perawatan diri, pada

akhirnyakan menjadi lumpuan kemandirian masyaraKat dalam hal kesehatan.

Berbagai kegiatan masvarakat dalam upaya kesehatan telah banyak

dilaksanakan di desa-desa, dengan budaya kerja sama, gotong royong dan

musyawarah serta peluang-peluang kemandirian mereka seperti kemandirian

dalam pembiayaan kesehatan.

Peran serta masvarakat merupakan hal yanq mutlak perlu dalam

pembanqunan kesehatan, hal ini disebabkan oleh sistem yang dianut dalam

pembangunan nasional adalah sistem oleh seluruh bangsa, bukan

pemerintah saja. Dengan demikian peran serta masvarakat merupakan unsur

mutlak dalam pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan.

Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak setiap insane agar dapat

menialani hidup yang produktif dan bahagia. Agar setiap orang dimanapun

dan kapanpun dapat memperoleh hidup sehat, kesehatan harus menjadi

kemampuan yang melekat pada setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila

masyarakat, baik secara individu maupun kefompok, berperan serta untuk

Page 49: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 48

meningkatkan kemampuan hidup sahatnya. Kemandirian masyarakat untuk

mengatasi masalah kesehatan dan menjalankan upaya pemecahannya

sendiri adalah kunci kelanqsunqan pembanqunan

3.1.1 Tujuan dan sasaran

Tujuan

Tujuan umum :

Meningkatnya jumlah dan mutu kegiatan masyarakat dibidang

kesehatan'

Tujuan khusus:

1. Meningkatkan kemampuan pemimpin / pemuka / tokoh masyarakat

dalam merintisdanmenggerakkanupayakesehatandimasyarakat.

2. Meningkatkan kemampuan organisasi masyarakat dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan.

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat daram mangatasi

masalahkesehatannya secara mandiri'

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menggali,

menghimpun'dan menge|o|a dana/sarana masyarakat untuk upaya

kesehatan.

Sasaran :

Sasaran peningkatan peranserta masyarakat dalam pembanguanan

kesehatan adalah :

individu yang berpengaruh atau tokoh masyarakat, baik forma| maupun

informal.

Keluarga

Kelompokmayarakatdengankebutuhankhususkesehatan,seperti:genera

si

muda, wanita, angkatan kerja dan lainlain'

organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung

dapat

menyelenggarakanupayakesehatanseperti:organisasiprofesi'lembaga

swadaya masyarakat dan sebagainya'

Masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus'

Page 50: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 49

3.1.2 Pembangunan Kesehatan Masyarakat :

Pembangunan adalah suatu rangkaian perubahan dan pertumbuhan menuju

keadaan yang lebih baik dan sejahtera. Tujuan pembangunan di Indonesia

adalah manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat. untuk mencapai tujuan

tersebut diperlukan potensi-potensi yaitu :

-Sumber daya alam

- Sumber daya manusia

- llmu dan tehnoloqi

Dengan demikian dapal dipahami bahwa manusja Indonesia disamping

sebagai sasaran / tujuan (obyek) sekaligus sebagai pelaksana (subyek). lni

menunjukkan bahwa peranan sumberdaya manusia sangat pentinq sehinqqa

dituntut adanya manusia berkualitas dan produktif sociaf maupun ekonomi.

Untuk memperofeh manusia yang penting, salah satu diantaranya adalah

kesehatan.

Sehat adalah keadaan yang meliputi kesehatan jasmani, rohani dan

social dan tidak hanya keadaan yang bebas daripenyakit, cacat, dan

kelemahan saja. Sakit adalah ganggua terhadap kebugaran jasmani, rohani

dan social manusia.Kesehatan masvarakat adalah upava kesehatan vano

dituiukan aqar masvarakat dapat memperoleh:

Kemampuan mencegah penyakit yang mengancamnya.

Umur harapan hidup yang lebih paniang

Kemampuan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya

Motivasi untuk berperan aktif dalam pemeliharaan kesehatannya

melalui kerjasama dalam berorganisasi

Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. umumnya

akan dihambat oleh kondisi-kondisi didalam masyarakat yang sangat

menentukan, yaitu :

Kemiskinan, terutama didaerah pedesaan masih cukup banyak masyarakat

yang belum beruntunq akan dapat pemenuhan kebutuhan akan sandang,

Page 51: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 50

panqan, papan, sehingga masih sulit hidupnya untuk membiayai bila jatuh

sakit

Kebodohan / ketidaktahuan, didalam Negara yang berkembang masih cukup

banvak orang-orang yang masih termasuk 3 buta (Aksara. Anqka, Bahasa

lndonesia) diantaranya akibat adanya kemiskinan sehingga tidak sempat

mempunyai waktu untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Penyakit menular,dalam iklim tropis seperti di lndonesia dapat berlangsung

sepanjang tahun.Kehidupan vector-vektor pembawa penyakit dapat

berkembang biak secara terus menerus sehingga penyakit menular umumnya

dapat denqan mudah berpindah dari manusia satu ke manusia yanq lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit menular adalah

agent, host dan environment.

Hubungan penVakit aqent (orqanisme), Host (penerima penvakit) dan

linqkunqan (keadaan dimana organisme / agen hidup). Agent butuh keadaan

(lingkungan) nyaman untuk berkembang biak clan menyerang host. Host

(orang) dipengaruhi oleh linqkunqan. tetapi linqkunqan dapat iuqa dirubah

oleh host' Demikian juga lingkungan dapat mempengaruhi agent dan

sebaliknya'

3.1.3 Penqembangan dan Penqorganisasian Masyarakat

Pengembangan Masyarakat

Adalah suatu usaha-usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian

kepada masyarakat agar dapat mengqunakan denqan lebih baik semua

potensi yang dimiliki untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik

Lanqkah-lanqkah dalam pengembanqan masyarakat

Page 52: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 51

Ciptakan agar masyarakat dapat mengenal dan memanfaatkan potensi

yang ada

Tingkatan mutu potensi yang acla

Pertahankan dan tinqkatkan keqiatan-kegiatan yang sudah ada

Tingkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi

yang ada

Pengorganisasian Masyarakat

Adalah suatu proses yang terjadi dimasyarakat dalam mengidentifikasi

kebutuhan-kebutuhan dan menentukan priontas dan kebutuhan-kebutuhan

tersebut serta berusaha memenuhi kebutuhan tersebut denqan cara gotong

royong

Tahap-tahap pengorganisasian masvarakat

Langkah-langkah dalam pengorganisasia masyar:akat adalah sebagai berikut

1. Persiapan social

a. Pengenalan masyarakat

b. Pengenalan masalah

c. Penyadaranmasyarakat

2. Pelaksanaan

3. Evaluasi

4. Perluasan

Cara dan langkah dalam meningkatkan peran serta masyarakat:

Peningkatan peran serta masyarakat pada umumnya merupakan proses yang

beronentasi pada manusia dan hubungannya dengan manusia lainnya.

Penting ditekankan bahwa para pembina peran serta masyarakat harus

bersifat sebaqai fasilitator, pemberi bantuan teknis, bukan sebagai instruktor

terhadap masyarakat, agar mampu mengembangkan kemandirian

masyarakat dan bukan menimbulkan ketergantungan masyarakat.

Secara garis besar, lanqkah penqembanqan peran serta masvarakat

umum adalah sebagai berikut:

Penqgalanqan dukunqan penentu kebijakan. pemimpin wilayah, lintas sektor

dan berbagai organisasi kesehatan, yang dilaksanakan melalui dialog,

Page 53: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 52

seminar dan lokakarya dengan memanfaatkan media massa dan system

informasi kesehatan. Persiapan petugas penyelenggara melalui pelatihan,

orientasi atau sarasehan di bidang kesehatan. Persiapan masyarakat, melalui

rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan masvarakat dalam

mengenal dan memecahkan masalah kesehatan, dengan menggali dan

menggerakkan swadaya yang dimiliki.

Dalam suatu masvarakat. bagaimanapun sederhananva, selalu ada

suatu mekanisme untuk bereaksi terhadap stjmufus. Mekanisme ini disebut

mekanisme pemecahan masalah atau proses pemecahan masalah.

Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat sebenarnya lain dari

pada menqembangkan mekanisme atau proses pemecahan masalah tersebut

agar berlangsung lebih rasional. Sayangnya, ialah bahwa seringkali apa yang

rasional menurut petugas kesehatan, tidak selamanya dianggap rasional pula

oleh masyarakat. Perbedaan persepsi tersebut menyebabkan hambatan

dalam berkembangnya mekanisme atau proses pemecahan masalah,

sehingga berpengaruh pula terhadap perkembangan dan pembinaan

partisipasi itu sendiri.

Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan

pekerjaan gampang partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan,

kesempatan dan motivasi. Kenyataan di masyarakat menunjukkan bahwa

partisipasi masyarakat terjadi karena berbagai alasan :

a. Tingkat partisipasi masyarakat karena paksaan

b. Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan

c. Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau ingin meniru

d. Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran

e. Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak asasi dan

tanggung jawab

3.1.4 Kepemimpinan

Dalam pelaksanaan kepemimpinan yang diperankan oleh tokoh

msyarakat maupun formal diharapkan memliki :

Pemahaman dan penghayatan mengenai kesehatan bagi semua

Sikap adil

Page 54: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 53

Tanggap terhadap harapan, keresahan masyarakat dan dinamika

masyarakat, terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah

Kemampuan mengambil keputusan dalam pemecahan masalah

pembangunan desa, dan kesehatan merupakan persyaratan mutlak

sebagai pertimbangannya

Mampu berkomunikasi secara efektif

.Mampu membaca situasi dan kondisi organisasi dengan menetapkan

permasalahan, ganggua dan tuntutan masyarakat dalam bidang

pembangunan kesehatan.

Mampu menggerakkan sektor-sektor yang menujang pembangunan

kesehatan untuk bekerjasama secara terintegrasi'

Mampu mempengaruhi masyarakat untuk mandiri serta berperan,

berkewajiban dan bertanggungjawab memelihara dan meningkatkan

derajad kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan'

3.2 Tahap-tahap asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan

pengorganisasian masyarakat :

3.2.1 Tahap 1 : Persiapan Sosial

A, Pengenalan Masyarakat

Tahap pengenalan masyarakat dipat dilakukan melalui jalur formal, sebagai

pihak yang bertanqquno jawab secara teknis administrative dan birokratif

suatu wilavah yanq akan dijadikan sebagai daerah binaan. Pendekatan jalur

informaf umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab

terhadap wilayah tersebut dan Puskesmas atau instansi terkait vanq

bertanqqunq iawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Adapun langkah

langkah dalam pengenalan masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Desa / Kelurahan Binaan melalui konsultasi dengan

Dinas Kesehatan Kabupaten I Kota dan Puskesmas.

2. Melaksanakan kunlungan ke kepala desa / kelurahan untuk

menyampaikan secara lisan tentanq rencana proqram PKL Asuhan

keperawatan komunitas bagi mahasiswa.

3. Pembuatan Proposal program PKL Asuhan keperawatan komunitas

Page 55: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 54

4. Menyampaikan surat permohonan ijin vang dilampiri dengan

proposal kepada Kepala Badan Perlindungan Masyarakat yang akan

disampaikan kepada Kepala Kecamatan dan desa / kelurahan binaan.

5. Menvampaikan surat permohonan iiin vanq dilampiri denqan

proposal kepada Dinas Kesehatan Kota /Kabupaten yang dilanjutkan

kepada Puskesmas setempal.

6. Melakukan pendekatan kepada tokoh informal.

Hal ini pentinq untuk mendapat dukunqan terhadap pelaksanaan

proqram yanq akan dijalankan. Tanpa bantuan tokoh informal kegiatan yang

akan dilakukan sufit untuk tercapai secara maksimal. Kita ketahui bahwa

tokoh-tokoh masyarakat informal pada umumnya merupakan panutan dari

masyarakat secara keseluruhan dan mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap kegiatan masyarakat secara keseluruhan.

Mengenali tokoh masvarakat setempat

Didalam suatu masyarakat biasanya ada orang-orang tertentu yang menjadi

tempat bertanya dan tempat meminta nasehat anggota masyarakat lainnya

mengenai urusan-urusan tertentu. Mereka ini serinqkali memiliki kemampuan

untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak dengan cara-cara tertentu.

Mungkin mereka itu menduduki jabatan formal,tetapi pengaruh itu bertaku

secara informal, pengarung itu tumbuh bukan karena ditunjang oleh kekuatan

atau birokrasi formal. Jadi kepemimpinannya mereka itu bukan diperoleh

karena jabatan resminya, tetapi karena kemampuan dan hubungan antar

pribadi mereka dengan anggota masyarakat'

Orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang

lain seperti itu disebut tokoh masyarakat.

Para tokoh masyarakat ini memainkan peranan penting dalam proses

penyebaran jnovasi. Tetapi kita perfu ingat ada tokoh masyarakat yang aktif

dan ada yang pasif terhadi inovasi. Mereka dapat mempercepat proses difusi,

tetapi bisa pula mereka itu menghalangi dan menghancurkannya. Karena itu

agen pembaru harus menaruh perhatian khusus kepada tokoh masyarakat

pada system social yang menjadi kliennya. Mengenali tokoh masyarakat

setempat adalah penting dalam pembangunan kesehatan yang berorientasi

pada pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

Page 56: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 55

Ada beberapa tehnik untuk mengetahui atau mengenal atau menentukan

siapa yang menjadi pemuka pendapat disuatu masyarakat, yaitu :

Tehnik Sosiometri :

Tehnik ini dapat dilakukan dengan menanyakan anggota masyarakat

kepada siapa mereka meminta nasehat atau mencari informasi mengenai

masalah-masalah kemasyarakatan yang mereka hadapi. Pemimpin, dalam

hal ini adalah mereka yang banyak disebut oleh responden. Tehnik sosiometri

ini merupakan alat pengukur yang paling valid untuk menentukan siapa-siapa

pemimpin dalam suatu masyarakat sesuai dengan pandangan para

pengikutnya. Akan tetapi tehnik ini sulit dilakukan jika system social yang

dimaksudkan populasinya cukup besar

Tehnik Informat’s Rating :

Dalam menggunakan tehnik ini, pada prinsipnya sama dengan

sosiometri' Tetapi yang ditanya bukan anggota masyarakat, melainkan orang

yang dianggap nara sumber di sana yang dianggap mengenal dengan baik

situasi system social. Kepada nana sumber ini ditanya, siapakah menurut

pendapatnya yang dianggap pemimpin dan siapa yang oleh oendapat umum

dioandanq pemimpin masvarakat. Dalam menggunakan tehnik ini kita harus

dapat memilih para nara sumber yang betul-betul mengenaf masyarakat yang

Klta maksud.

Tehnik Self Desiqnatinq :

Dalam tehnik ini kepada siapa responden diajukan serangkaian

perlanyaan untuk menentukan seberapa Jaun ia menganggap dirinya sebagal

pemlmpln dalam masyarakatnya. Pertanyaan khas yang dapat diajukan

misalnya "menurut pendapat saudara, selain kepada pemuka pendapat, pada

siapakah masyarakat meminta Informasi atau nasehat / atau - siapakah

pemimpln anda, apakah anga Juga pemimpln ? Tehnik ini tergantung kepada

keakuratan responden dalam penqenalan dirinya sendiri dan pengutaraan

khayal pribadi mereka. Pengukuran kepemimpinan seperti ini tepat sekali jika

dilakukan dengan wawancara terhadap suatu random dalam suatu system

social

Page 57: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 56

Ciri Tokoh Masvarakat:

Tokoh masyarakat memiliki hubungan social lebih luas dari pada para

pengikutnya. Memiliki pengetahuan dan Keahlian namun tidak menyimpan

pengetanuan dan keahliannva itu untuk dirinya sendiri. melainkan berusaha

untuk menyebarkan kepada orang lain, mereka menjadi tumpuan bertanya

dan meminta nasehat.

B. Penqenalan masalah

Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh

yang benar-benar menjadi Kebutunan masyaraKat pada saat ini diperlukan

interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam. Hal

ini dalap dilakukan melalui survey dalam ruang lingkup yang terbatas. Adapun

langkah-langkah dalam pengenalan masalan adalan sebagal berlkut

1. Setelah adanya semua surat ijin, dilanjutkan survey awal untuk mengetahui

:a. Gambaran kelembagaan

- Hubungan / Koordlnasl dengan aparat dibawahnya

-Konflik kelembagaan

-Sikap terhadap program kesehatan

b. Gambaran geografi dan demografi

- Luas wilayah

- Potensi wilayah

- Kondisi jalan

- Sarana transportasi

- Keamanan

- Keterjangkauan

- Fasilitas umum

- Fasilitas kesehatan

- Jumlah RW/RT

- Jumlah penduduk dan komposisi penduduk

c. Gambaran umum tentang kesehatan

- Angka Kelahiran

- Angka Kematian

- Cakupan Posyandu

Page 58: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 57

- Kader kesehatan

- Perencanaan kesehatan

- Penvakit yang sering diderita

- Kejadian wabah I KLB

- Musibah masal

- Pembuangan samoah

- Pembuangan limbah

- Dana sehat

lndikator kesehatan merupakan titik awal untuk pengumpulan data. harus

ditetapkan lebih dahulu sebelum langkah langkah manaiemen yang lain

dilaksanakan, dengan membandingkan data yang diperoleh terhadap

indikator yang ada, dapat dltentukan titik lemah dari data yang ada dan apa

yang harus dilakukan selanjutnya

Berdasarkan gambaran dari hasil survey awal tersebut kita dapat

mengetahui seberapa jauh potensi Desa / Kelurahan binaan terhadap

pembangunan kesehatan masyarakat serta hambatan-hambatan yang dapat

mempengaruhi program pembangunan kesehatan maupun masalah

kesehatian yang umum terjadi dimasyarakat

2. Mengadakan pertemuan awal / dalam bentuk lokakarya mini dengan

mengundang Kelurahan / kepala desa, RWRT, tokoh masyarakat, kader dan

puskesmas, dengan tujuan :

a. Mengetahui permasalahan kesehatan

b. Dapat memprioritaskan masalah kesehatan dengan

mempertimbangkan potensi yang ada dimasyarakat

c. Bersama masyarakat dapat menyusun suatu program pembangunan

kesehatan sesuai dengan prioritas.

3. Membuat instrumen pengumpulan data sesuai dengan permasalahan

kesehatan hasif dari lokakarya mini

Bentuk instrumen pengumpulan data dapat berupa pedoman wawancara,

pedoman observasi, kuesioner atau dokumentasi. Apabila sudah tersedia

instrumen yang berstandar, maka boleh meminjam dan menggunakan untuk

mengumpulkan data. Bila belum tersedia instrumen yang berstandar maka

Page 59: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 58

harus membuat sendiri, mufai dari perencanaan, menyusun, mengadakan

ujicoba, dan merevisi.

Prosedur yang harus ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik

adalah:

a. Perencanaan, meliputi perumusan lujuan, menelapkan variabef, dan

kategori variabel.

b. Penulisan butir soal atau item kuesioner, penyusunan skala,

penyusunan pedoman wawancara.

c. Uji coba baik skala kecil maupun besar

d. Penganalisaan hasil, analisa item dan melihat pola jawaban

e. Mengadakan revisi terhadap item-item yang kurang baik.

Langkah pembuatan instrumen merupakan kegiatan yang sangat penting

karena benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen

pengumpul data.

Langkah - lanqkah pendataan

1. Penetapan populasi/ sampel

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai Kuantttas dan KaraKtensttK tenentu. Jaot populasi bukan hanya

orang, tetapi juga benda-benda alam lainnva. Dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan komunitas berbagai populasi dapat ditampilkan antara lain :

Anak, remaja, angkatan kerja, lansta, lbu hamil, perumanan, lahan Kosong

dan laln-laln.

Sampel adalah sebaqian dari jumlah dan karakteristik vano dimiliki

oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya

akan diberlakukan untuK populasl. untuk ltu sampel yang diambil dan

populasi harus betul-betul representative. Salah satu sasaran pada asuhan

keperawatan komunitas kadanq mempunvai jumlah yang sangat banyak,

sehingga metode sampling dapat dipertimbangkan untuk effisiensi dan

efektifitas dalam pelaksanaan program.

2. Melaksanakan pendataan dan tabulasi data

Dalam pefaksanaan pendataan sebaiknya melibatkan kader kesehatan

yang ada, sehingga perlu dipersiapkan pada setiap petugas penggali data

Page 60: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 59

agar dapat mempersepsikan instrumen pendataan secara benar sehingga

dapat memperoleh data yang lengkap dan benar. Untuk selanjutnya data

yang terkumpul ditabulasi. tabulast data dapat dilakukan secara periodic

sesuai oengan kebutuhan

Analisa data

Analisa data harus dilakukan secara cermat disemua tingkatan dan

harus lahu cara menginterpretasikan data. Prinsip dasar Interpretasi data

adalah Komunikatif dan lengkap. dalam arti data yang disajikan dapat

menarik perhatian pihak lain untuk membacanya dan mudah memahami

isinya. bebarapa cara penyajian data yang dapat dikemukakan disini adalal :

tabel, grafik maupun diagram.

Tabel :

Penyajian data dalam bentuk tabel merupakan penyajian yang banyak

digunakan, karena lebih efisien dan cukup komunikatif.

Tabel yang baik adalah :

- Judul harus terdapat keterangan subyek, tempat dan waktu

. Setiap kolom terdapat judul kolom

- Dibawah tabel terdapat sumber data

. Harus ada interpretasi atau keterangan tabel

Contoh : Interpretasi data dalam bentuk tabel.

No Tingkat Pendidikan

F %

1 2 3 4

SD SMP SMA PT

67 19 10 4

67% 19% 10% 4%

Jumlah 100 100%

Sumber data : Primer

lnterpretasi :

Tingkat pendidikan masyarakat berpendidikan SD dan sebagian RW II

Kelurahan X tahun 2005 sebagian besar (67 %) kecil (4 %) Perguruan tinggi.'

Page 61: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 60

3.2.2 Tahap 2 : Pelaksanaan

Setelah melaksanakan musyawarah masyarakat, maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah

disusun berdasarkan hasil musyawarah masyarakat. Berberapa hal yang

harus dipertimbangkan dalam melaksanakan suatu kegiatan adalah :

1. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat

2. Pelaksanaan kegiatan - kegiatan yang telah direncanakan dengan

melibatkan secara aktif masyarakat melalui kelompok-kelompok yang ada

di masyarakat, tokoh,tokoh masyarakat dan bekerjasama dengan

pimpinan formal di masyarakat, Puskesmas/Dinas Kesehatan atau sector

terkait lainnya sesuai dengan hasil musyawarah masyarakat.

3. Disesuaikan dengan kemampuan yang ada pada msyarakat

4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat, bahwa mereka mempunyai

kemampuan dalam penanggulangan masalah

3.2.3 Tahap 3 : Evaluasi

Tujuan :

a. Mengetahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan

sesuai dengan standar atau rencana

b. Mengetahui apakan waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi

kebutuhan dan telah digunakan secara benar

c. Mengetahui sebab-sebab terjadinya peyimpangan

Dalam melakukan penilaian dapat dilakukan dengan dua cara :

1. Selama kegiatan berlangsung (formatif), penilaian ini dilakukan untuk

melihat pelaksanaan tindakan yang dijalankan sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun. Penilain semacam ini dapat disebut

dengan monitoring.

2. Setelah program selesai dilaksanakan (sumatif), Penilaian yang

dilakukan setelah melaluijangka waktu tertentu dari kegiatan yang

dilakukan, atau disebut juga penilaian pada akhir program.

Page 62: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 61

Langkah :

a. Pelajari tujuan

b. Tentukan indicator dan cara pengkurannya

c. Susun intrumen evaluasi

d. Susun rencana evaluasi

e. Laksanakan evaluasi

f. Susun laporan evaluasi

Pembuatan laporan

Laporan ini sangan berguna untuk masukan dan bahan pertimbangan

tindakan kegiatan, juga untuk masukan sector lain yang terkait serta untuk

doKumentasi

3.2.4 Form pengkajian komunitas

3.2.4.1 Form analisa data

No Kelompok Data

Penyebab Masalah

3.2.4.2 Form daftar masalah

Tanggal

Muncul

Masalah

Tanggal Teratasi

Page 63: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 62

3.2.4.3 Form perencanaan

No

Dx. Kep.

Tujuan Kriteria Hasil

Intervensi

Penanggung jawab

Waktu Tempat

Metode

Media

3.2.4.4 Form Evaluasi

No Masalah Kesehatan

Rekomendasi dan tindak lanjut

KONSEP SURVEY MAWAS DIRI

Pengertian Survei Mawas Diri (SMD)

Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan

pengkajian masyarakat kesehatan

yang dilakukan oleh kader dan tokok masyarakat setempat dibawah

bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas

Puskesmas, Bidan di Desa). (Depkes RI, 2007)

Page 64: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 63

Survei Mawas Diri adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah

kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja

mengenai kesehatan kerja.

Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)

a) Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan

perilaku.

b) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku

yang paling menonjol di masyarakat.

c) Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya

mengatasi masalah kesehatan.

d) Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat

dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di Desa

Siaga.

Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)

a) Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka

sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data,

b) Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya sendiri,

c) Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa

d) Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun pemecahan

masalah yang dihadapi

Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)

Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau

menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 450 rumah) yang dapat

menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada

umumnya di desa/kelurahan.

Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)

a) Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data

(menyusun daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara

pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian

b) Tokoh masyarakat di desa

Page 65: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 64

Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)

a) Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang

ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :

· Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan dalam

pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.

· Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya

· Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan cara

wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.

b) Pelaksana SMD

Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk

melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di

desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana

yang telah ditetapkan.

c) Pengolahan Data

Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk mengolah

data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di desa,

sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk selanjutnya

merumuskan prioritas masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku di

desa/kelurahan yang bersangkutan.

Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD)

Pengamatan langsung dengan cara :

· Observasi partisipatif : Melakukan koordinasi dengan pengurus RW siaga

tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode dan strategi

pelaksanaannya.

· Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan ( Transection walk) :

· Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader dasar wisma

melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya jawab,

pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan anggotanya.

· Wawancara mendalam ( DKT/FGD) secara kelompok

Page 66: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 65

Langkah – langkah Survei Mawas Diri (SMD)

a) Persiapan

· Menyusun daftar pertanyaan :

1) Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas & Desa (data

sekunder)

2) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data

3) Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat mempengaruhi

responden

4) Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring

5) Menampung juga harapan masyarakat

· Menyusun lembar observasi (pengamatan)

Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.

· Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah & jumlah KK

b) Pelaksanaan:

· Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden

· Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan

c) Tindak lanjut

· Meninjau kembali pelaksanaan SMD,

· Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah dikumpulkan

· Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD

d) Pengolahan data

Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:

1) Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.

2) Prioritas masalah

3) Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam pemecahan

masalah

Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)

Ada 3 cara penyajian data yaitu :

1) Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)

Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.

2) Secara Tabular (menggunakan tabel)

Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun

menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel, disusun

Page 67: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 66

dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis, atau

menurut kelas-kelas yang lazim.

3) Secara Grafikal ( menggunakan grafik)

Adalah gambar – gambar yang menunjukkan secara visual data berupa

angka atau simbol – simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari data tabel

yng telah dibuat.

KONSEP LOKAKARYA MINI

A. PENGERTIAN

Loka karya mini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam perencanaan

perawatan komunitas yang melibatkan peran serta masyarakat dalam

mengenal masalah kesehatan / keperawatan serta merencanakan tindakan

pemecahan masalah sesuai dengan potensi yang dimiliki .

B. TUJUAN

1. Difahaminya masalah –masalah kesehatan/ keperawatan yang terjadi di

wilayahnya.

2. Dapat menetapkan masalah yang jadi prioritas.

3. Terciptanya peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan

upaya kesehatan dalam penyelesaian masalah kesehatan/keperawatan yang

ada.

4. Terjalin hubungan kerja lintas sektor dan lintas program dalam upaya-

upaya yang mendukung kesehatan.

C. INDIKASI

1. Ditemukannya masalah kesehatan/ keperawatan pada masyarakat wilayah

binaaan.

2. Adanya kesedian masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan.

D. KONTRA INDIKASI

· Dalam keadaan timbulnya bencana alam.

· Situasi konflik./ gangguan stabilitas keamanan .

Page 68: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 67

E. PROSEDUR

1. Tahap Persiapan.

1.1. Persiapan Masyarakat sebagai klien.

a. Tokoh Masyarakat ( Guru, Kepala adat, Orang yang dituakan, dll).

b. Tokoh Agama ( Kiayi, Ustadz, Ketua/pengurus DKM, Pimpinan pondok

pesantren)

c. Tokoh Pemuda ( Karang taruna, remaja mesjid, dll)

d. PKK

e. Kader Kesehatan.

f. Petugas kesehatan ( Puskesmas, Puskeskel, Bidan desa, dll)

g. Pengelola layanan kesehatan swasta.

h. Pengurus dan anggota organisasi kemasyarakatan dan politik

(LSM,Parpol)

i. Ketua dan anggota BPD/ Dewan Kelurahan.

j. Aparat pemerintahan desa/kelurahan.

k. Pengurus RW dan RT.

l. Unsur departemen terkait.

1.2. Persiapan sarana, media dan tenaga.

a. Tempat pertemuan.

b. Pengeras suara

c. Data yang akan disajikan ( dalam bentuk diagram, table, dll)

d. Kertas flif chard dan spidol.

e. Papan tulis / papan plif chart.

f. Buku Catatan.

g. Petugas ( Penyaji, Moderator Notulis, dll)

2. Tahap Pelaksanaan.

Pembukaan.

2.1. Moderator mengawali pertemuan dengan mengucapkan salam.

2.2. Moderator menjelaskan maksud loka karya mini.

2.3. Moderator menyampaikan tahapan-tahapan / susunan acara yang akan

dilakukan selama loka karya mini berlangsung.

Page 69: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 68

2.4. Moderator membuka loka karya mini dengan Bassmallah.

2.5 Moderator memberikan kesempatan kepada presenter/ penyaji untuk

pemaparan data dan permasalahan hasil temuan.

Penyajian Data

2.6. Penyaji penyampaikan temuan data-data yang terkait dengan masalah

kesehatan/keperawatan.

( Penyajian disampaikan secara singkat, padat, lugas dan menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti, dengan bantuan media yang berfariasi serta

melaksanakan klarifikasi )

2.7. Penyaji memberikan kesempatan kepada peserta lokmin untuk

mengklarifikasi data, masalah dan mengadaklan Tanya jawab.

2.8. Bersama-sama masyarakat / peserta lokmin mengidentifikasi masalah

kesehatan .

2.9. Penyaji menyampaikan/ menjelaskan kembali masalah-masalah yang

telah teridentifikasi untuk dapat disepakati oleh peserta lokmin.

2.10. Melakukan prioritas masalah bersama-sama masyarakat dengan

menggunakan beberapa criteria penapisan. ( 12 kriteria )

2.11. Memberikan penilaian / scor pada masing-masing criteria penapisan

berdasarkan kondisi yang dirasakan masyarakat.

2.12. Penilaian pada masing-masing criteria dilakukan terhadap seluruh

masalah kesehatan yang teridentifikasi.

2.13. Menetapkan masalah berdasarkan urutan prioritasnya.

Menyusun Rencana Intervensi.

2.14. Merumuskan tujuan ( jangka panjang dan jangka pendek.)

2.15. Menetapkan Indikator./ Kriteria dan standar.

2.16. Menetapkan rencana tindakan/kegiatan/ intervensi yang akan dilakukan.

2.17. Menentukan waktu, tempat, orang (SDM) yang dilibatkan.

2.18. Mengidentifikasi sarana dan pra sarana serta sumber dana yang

diperlukan.

2.19. Menyimpulkan hasil kesepakatan dari lokmin.

2.20. Penandatangan kontrak program kerja hasil lokakarya mini .

Page 70: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 69

2.21. Moderator menutup lokakarya mini dengan hamdallah ( atau diawali

dengan pembacaan do’a)

F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN.

1. Pastikan persiapannya telah matang .

2. Mengupayakan selama lokmin berlangsung suasana hangat/hidup.

3. Penyajian tidak monoton.

4. Memberikan perhatian pada audience/masyarakat yang hadir.

5. Ciptakan komunikasi dua arah aatau lebih.

Page 71: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 70

3.2.5 Sistematika Laporan

Lembar Cover

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Pengkajian

B. Analisa data

C. Daftar masalah

D. Perencanaan

E. Pelaksanaan

F. Evaluasi

BAB II : PENUTUP

A. Kesimpulan

B.Saran

Lampiran-lampiran :

A. Lampiran Laporan Hasil Kegiatan Pra MMRW

- Daftar hadir

- Keputusan hasil Pra MMRW ( kepanitiaan )

B. Laporan Pelaksanaan Kegiatan MMRW

- Daftar Hadir

- Keputusan dan program kerja hasil MMRW

C. Lampiran Pelaksanaan Pelatihan Dan Pembinaan Kader

D. Lampiran Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan

E. SAP, daftar hadir, bahan/materi penyuluhan, leaflet dan diskripsi

singgkat respon kegiatan

Page 72: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 71

BAB 3

EVALUASI DAN CONTOH PENGORGANISASIAN

A. Format Evaluasi dan Penilaian

FORMAT PENILAIAN

SIKAP MAHASISWA SELAMA PROSES PEMBIMBINGAN

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR NILAI

NILAI YG DICAPAI

KET

1 Kedisiplinan

15

2 Tanggungb jawab

15

3 Inisiatif dan kreatifitas

20

4 Stabilitas emosi

10

5 Kejujuran

15

6 Kerja sama dalam kelompok

15

7 Penampilan

10

J U M L A H 100

Keterangan : A = 81 – 100 B = 68 – 80 C = 56 – 67 D = 41 – 55 E = 0 – 40

Malang, Pembimbing (-----------------------------------)

Page 73: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 72

FORMAT PENILAIAN LAPORAN ASKEP KOMUNITAS

NO ASPEK YANG DINILAI SKOR NILAI

NILAI YG DICAPAI

KET

1 Asuhan Keperawatan Komunitas :

A. Pengkajian

B. Analisa data

C. Daftar masalah

D. Perencanaan

E. Pelaksanaan

F. Evaluasi

60

2 Penutup : A. Kesimpulan B. Saran

15

4 Lampiran-lampiran

25

J U M L A H 100

Keterangan : A = 81 – 100 B = 68 – 80 C = 56 – 67 D = 41 – 55 E = 0 – 40

Malang, Pembimbing (-----------------------------------)

Page 74: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 73

FORMAT PENILAIAN

PRESENTASI MMRW ( MUSYAWARAH MASYARAKAT TK. RW )

NO. ASPEK YANG DINILAI NILAI

MAK

NILAI YANG

DICAPAI

1. Persiapan tempat 5

2. Persiapan audio visual 5

3. Menyampaikan tujuan pokok kegiatan 5

4. Kejelasan dalam penyampaian materi 20

5. Ketepatan waktu 5

6. Kemampuan menyampaikan argumentasi 10

7. Kemampuan memahami pertanyaan 10

8. Ketepatan menjawab sesuai dengan teori 20

9. Kemampuan mendorong diskusi secara

aktif 10

10. Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi 10

Jumlah 100

Keterangan :

A = 81 – 100

B = 68 – 80

C = 56 – 67

D = 41 – 55

E = 0 – 40

Malang,

Pembimbing

(-----------------------------------)

Page 75: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 74

A. Contoh Tabulasi data dan analisa data secara diskriptif

Tabulasi data demografi

1.1 Komposisi umur

Tabel 1.

Usia warga pada masyarakat RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjungsekar, Juni

2005

Usia Frekuensi Prosentase

0 - < 1

1 - < 5

5 - < 13

13 - < 20

20 - < 55

≥ 55

-

17

20

10

67

13

0

13,39

15,75

7,87

52,76

10,24

Jumlah 127 100

Sumber : Data Primer

Interpretasi : berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa 67 orang ( 52,76

% ) berusia 20 - < 55 tahun dan sebagian kecil 10 orang ( 7,87 % ) berusia

13 - < 20

1.2 Pasangan Usia Subur

Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa hampir setengahnya ( 47,05

% ) dari warga RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung sekar adalah PUS dan

sebagian kecil ( 18 % ) adalah pasangan usia tidak subur

Page 76: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 75

1.3 Tingkat Pendidikan

Tabel 2

Tingkat pendidikan pada masyarakat RT 07 RW 0

2 Kelurahan Tunjungsekar, Juni

2005

Pendidikan Frekuensi Prosentase

Tidak tamat

SD

SLTP

SLTA

D 3

S 1

S 2

Belum sekolah

12

28

42

16

2

10

4

13

9,45

22,05

33,07

12,60

1,57

7,87

3,15

16,24

Jumlah 127 100

Sumber : Data Primer

Interpretasi : berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa hampir

setengahnya ( 33,07 % ) dari warga RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung

sekar mempunyai tingkat pendidikan SLTP

Page 77: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 76

TABULASI KESEHATAN LINGKUNGAN

RT 07

1. Jenis rumah

Tabel 1

kepemilikan lingkungan berdasarkan jenis rumah pada masyarakat di RW 07

Kelurahan Tunjung Sekar, Juni 2005.

No Jenis rumah Frekuensi %

1

2

3

Permanen

Semi Permanen

Non permanen

34

0

0

100

0

0

Jumlah 34 100

Interpretasi : berdasarkan data diatas di RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung

sekar didapatkan bahwa seluruhnya ( 100% ) masyarakat di RT 07

memiliki jenis rumah permanen

7. Jenis WC

Tabel 2

kepemilikan lingkungan jenis WC pada masyarakat di RW 07 Kelurahan

Tunjung Sekar, Juni 2005.

No Jenis WC Frekuensi %

1

2

3

Leher angsa

Cemplung

Plengsengan ke sungai

31

0

3

91,18

0

8,82

Jumlah 34 100

Interpretasi : berdasarkan data diatas di RT 07 RW 02 Kelurahan Tunjung

sekar didapatkan bahwa hampir seluruhnya ( 91,18 % ) memiliki WC jenis

leher angsa dan sebagian kecil ( 8,82 % ) memiliki WC jenis plengsengan

ke sungai

Page 78: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 77

TABULASI BALITA DAN ANAK

1. usia anak dan balita

Tabel 1

kesehatan Anak dan Balita berdasarkan usia pada masyarakat di RW 07

Kelurahan Tunjung Sekar, Juni 2005.

No Usia Frekuensi %

1

2

3

0 - <1

1 - <5

5 - <13

0

17

17

0

50

50

Jumlah 34 100

Interprestasi Data :

Berdasarkan hasil pendataan pada masyarakat RT 07 RW 02 Kelurahan

Tunjung sekar didapatkan balita dan anak berdasarkan jenis usia yaitu

usia >1 - <5 tahun sebanyak 17 orang, usia >5 - <13 sebanyak 17 orang

(50%)

B. Contoh SAP ( Satuan Acara Pembelajaran ) penyuluhan

( Sudah jelas )

C. Contoh kepanitiaan pre planning MMRW ( Musyawarah Masyarakat

Tingkat RW )

Page 79: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 78

CONTOH KEPANITIAN DAN SUSUNAN ACARA PRE PLANNING

MUSYAWARAH MASYARAKAT TINGKAT RW ( MMRW )

Penanggung Jawab :Lurah Desa Mendalanwangi dan Pembimbing

Akademik

Ketua : Ketua RW

Sekretaris : Warga

Sie Acara : Mahasiswa

Sie Konsumsi : Warga dan Mahasiswa

Sie Perlengkapan : Mahasiswa dan Warga

Sie ilmiah

- Pokjakes Kesling : Warga/kader dan mahasiswa

- Pokjakes KIA : Warga/kader dan mahasiswa

- Pokjakes Lansia : Warga/kader dan mahasiswa

- Pokjakes P2M : Warga/kader dan mahasiswa

D. Contoh susunan acara MMRW ( Musyawarah Masyarakat Tingkat RW )

Page 80: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 79

CONTOH SUSUNAN ACARA

MUSYAWARAH MASYARAKAT RUKUN WARGA ( MMRW ) DESA

MENDALANWANGI KEC WAGIR KAB. MALANG

Pembukaan 5 Menit Sambutan : - Lurah 5 Menit - Ketua RW 5 Menit - Pembimbing Akademik 5 Menit - Mahasiswa 5 Menit Penjelasan tujuan kegiatan MMRW 5 Menit Acara Inti : - Penyajian Data 15 Menit - Diskusi kelompok 15 Menit

- Penyajian hasil diskusi

a. Kesehatan lingkungan 5 Menit b. KIA 5 Menit c. Lansia 5 Menit d. P2M 5 Menit

- Tanggapan hasil diskusi

a. Pemerintah desa 5 Menit b. Tokoh masyarakat 5 Menit c. Puskesmas 5 Menit d. Institusi pendidikan 5 Menit e. Masyarakat 5 Menit

Pembacaan hasil kesepakan oleh pembawa acara 5 Menit Do’a 5 Menit Penutup 5 Menit 120 menit

Page 81: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 80

PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA

PRAKTEK KOMUNITAS PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

POLTEKKES dr SOEPRAOEN DI DS. MENDALANWANGI

KEC. WAGIR

TA. 2014/2015

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

I. DATA DEMOGRAFI

A. Struktur Keluarga

Nama KK :

Umur :

Jenis Kelamin :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Suku/ Bangsa :

B. Daftar Anggota Keluarga

N

o

Nama/ Umur Jenis

Kelami

n

Hub

Klg

Aga

ma

Pend Pekj Kead Fisik Ket

L P Seha

t

Sakit

C. Data Ekonomi

a. Penghasilan rata-rata perbulan : (dalam 1 KK)

1. <Rp 1.000.000 2. Rp 1.000.000-3.000.000 3. >Rp 3.000.000

b. Apakah keluarga menabung :

1. Ya 2. Tidak

II. LINGKUNGAN FISIK

A. Perumahan

Page 82: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 81

a. Status Kepemilikan :

1. Sewa 2. Numpang 3. Milik sendiri

b. Jenis Rumah

1. Permanen 2. Semi permanent 3. Tidak

permanen

c. Lantai

1. Tanah 2. Papan 3. Tegel 4. Semen

d. Ada jendela di setiap kamar

1. Ya 2. Tidak

e. Kebersihan rumah

1. Baik 2. Cukup 3. Kurang

f. Ada jendela di setiap rumah

1. Ya 2. Tidak

g. Jika Ya, apakah dibuka setiap hari

1. Ya 2. Tidak

h. Ventilasi rumah

1. > 10% dari luas lantai 2. < 10% dari luas lantai

i. Pencahayaan dalam rumah di siang hari

1. Terang 2. Remang-remang 3. Gelap

j. Jarak rumah dengan tetangga

1. Bersatu 2. Dekat 3. Terpisah

k. Halaman di sekitar rumah

1. Ada 2. Tidak

l. Jika ada , lokasinya

1. Di depan 2. Disamping 3. Di belakang

m. Pemanfaatan pekarangan

1. Kebun 2. Kolam 3. Kandang

n. Berapa luas rumah………m2

B. Sumber Air

a. Sumber air untuk masak dan minum

1. PAM 2. Sumur 3. Air mineral

b. Jika di PAM, sumur

1. Dimasak 2. Tidak

c. Sumber air mandi/ mencuci

1. PAM 2. Sumur 3. Sungai

4. Lain-lain, sebutkan………..

d. Jarak sumber air dengan septic tank

1. < 10 m 2. > 10 m

e. Tempat penampungan air sementara

1. Bak 2. Gentong 3. Ember

4. Lain- lain, sebutkan…………….

f. Kondisi tempat penampungan air

1. Terbuka 2. Tertutup

g. Kondisi air dalam penampungan

Page 83: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 82

1. Berwarna 2. Berbau 3. Berasa

4. Tidak berasa/ berwarna

h. Ada jentik dalam penampungan air

1. Ya 2. Tidak

C. Pembuangan Sampah

a. Dimana keluarga membuang sampah

1. Sungai 2. Ditimbun 3. Dibakar

4. Sembarang tempat 5. Lain-lain, sebutkan……….

b. Penampungan sampah sementara

1. Ada 2. Tidak ada/ berserakan

c. Bila ada, keadaannya

1. Terbuka 2. Tertutup

d. Jarak dengan rumah

1. Dekat (< 5 m) 2. Jauh (> 5 m)

D. Pembuangan Limbah

a. Kebiasaan keluarga BAB & BAK

1. Jamban/ WC 2. Sungai 3. Sembarang

b. Kondisi kamar mandi/ WC

1. Bersih/ tidak licin 2. Kurang bersih/ licin

c. Jenis jamban yang digunakan

1. Cemplung 2. Plengsengan 3. Leher

angsa

d. Pembuangan air limbah

1. Resapan 2. Got 3. Semabarangan

e. Kondisi saluran pembuangan

1. Lancar 2. Menggenang/ becek 3. Tersumbat/ tidak

mengalir

E. Kandang Ternak

a. Kepemilikan kandang tenak

1. Tidak 2. Ya, jenisnya………….

b. Bila Ya, letak kandang

1. Dalam rumah 2. Di luar rumah

c. Kondisi

1. Terawat 2. Tidak terawatt

d. Kebersihan

1. Kotor, berbau 2. Cukup bersih

III. KONDISI KESEHATAN UMUM

A. Pelayanan Kesehatan

a. Sarana kesehatan terdekat

1. Rumah sakit 2. Puskesmas 3. dr/ Perawat/ Bidan

4. Balai pengobatan 5. Lain-lain, sebutkan……….

b. Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit

1. RS 2. Puskesmas 3. Dokter praktik

Page 84: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 83

4. Perawat 5. Bidan 6. Dukun

7. Tidak pernah 8. Lain-lain, sebutkan…….

c. Kebiasaan Keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan

1. Beli obat bebas 2. Jamu

Jenisnya ………

d. Sumber pendanaan kesehatan keluarga

1. ASTEK/ASKES 2. Tabungan 3. Dana sehat

4. JPS/ASKES MASKIN 5. Tidak ada

e. Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga

1. Jalan kaki 2. Becak 3. Angkot

4. Kendaraan pribadi

f. Jarak rumah dengan sarana kesehatan

1. < 1 Km 2. 1- 2 Km 3. 2- 5 Km

4. > 5 Km

B. Masalah Kesehatan Khusus

a. Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir

1. Demam berdarah 2. Batuk pilek 3. Asma

4. TBC 5. Thypoid 6. Infeksi menular

seksual

7. Lain-lain, sebutkan………..

IV. IBU HAMIL DAN MENYUSUI

A. Pasangan Usia Subur (Usia 20- 44 tahun)

a. Apakah salah satu anggota keluarga ada PUS (Pasangan Usia Subur)

1. Tidak 2. Ya

b. Bila Ya, apakah menjadi akseptor KB

1. Tidak 2. Ya

c. Bila Ya, jenia kontrasepsi yang dipakai

1. IUD 2. Suntik 3. Pil 4. Susuk

5. Kondom 6. Tubektomi 7. Vasektomi

d. Bila tidak, alasannya

1. Dilarang suami 2. Agama 3. Tidak tahu

4. Lain-lain, sebutkan……….

B. Ibu Hamil

a. Apakah ada ibu hamil dalam keluarga

1. Tidak 2. Ya

b. Bila Ya, umur kehamilan trimester

1. I (0- 3 bulan) 2. II (4- 6 bulan) 3. III (7- 9 bulan)

c. Bila Ya, kehamilan yang ke

1. 1 2. 2 3. 3

4. > 3

d. Berapa usia bumil saat ini

1. < 20 tahun 2. 20 – 35 tahun 3. > 35 tahun

e. Apakah ibu memeriksakan kehamilannya

Page 85: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 84

1. Tidak 2. Ya, sebutkan…………..

f. Bila Ya

1. 2 kali 2. 3 kali 3. 4 kali

g. Bila Tidak, alasannya

1. Tidak ada biaya 2. Tidak sempat 3. Tidak

tahu

4. Lain-lain, sebutkan…………

h. Apakah mendapatkan TT

1. Tidak 2. Ya

i. Bila Ya

1. Lengkap (2 kali) 2. Tidak lengkap (1 kali)

j. Adakah penyakit/ keluhan yang dirasakan bumil saat ini

1. Lemah, letih, lesu 2. Pusing

3. Mual & muntah 4. Bengkak di kaki atau tempat

lain

5. Lain-lain, sebutkan……...

C. Ibu Menyusui

a. Apakah ada buteki

1. Tidak 2. Ya

b. Bila Ya, apakah ibu meneteki anaknya

1. Tidak 2. Ya

c. Bila Ya, lamanya menyusui

1. < 1 bulan 2. 1 – 4 bulan 3. 5 – 12 bulan

4. > 12 bulan

d. Bila Tidak, alasannya

1. Pekerjaan 2. Tidak tahu 3. Penyakit

4. Lain-lain, sebutkan………

D. Balita

a. Apakah ada anggota keluarga yang berusia balita

1. Tidak 2. Ya

b. Apakah setiap bulan balita dibawa ke posyandu

1. Tidak 2. Ya

c. Bila Tidak, alasannya

1. Jauh 2. Tidak ada waktu 3. Lain-lain, sebutkan….

d. Apakah anak ibu sudah diimunisasi

1. Tidak 2. Ya

e. Jenis imunisasi yang sudah didapatkan

1. Polio….kali 2. BCG 3. DPT…..kali

4. Hepatitis 5. Campak

f. Bila tidak diimunisasi, alasannya

1. Tidak tahu 2. Waktu 3. Lain-lain, sebutkan

g. Apakah anak memiliki KMS

1. Tidak 2. Ya

Page 86: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 85

h. Hasil penimbangan di KMS, pada saat ini berat badan anak berada

pada

1. Di daerah garis hijau 2. Diatas garis hijau sampai kuning

3. Di bawah garis titik-titik 4. Di bawah garis merah

E. Anak dan Remaja

a. Dalam keluarga mempunyai anak sekolah/ remaja

1. Tidak 2. Ya

b. Jika Ya, usia anak saat ini

1. 6 – 10 tahun 2. 11 – 15 tahun 3. 16 – 21 tahun

c. Pendidikan anak berada pada tingkat

1. SD 2. SMP 3. SMA

4. PT

d. Kegiatan anak di luar sekolah

1. Kegamaan, sebutkan….. 2. Karang Taruna

3. Olahraga, sebutkan……… 4. Lain-lain,

sebutkan…..

e. Apakah ada anak yang menderita penyakit

1. Tidak 2. Ya, sebutkan

f. Jika Ya, sudahkah berobat

1. Sudah 2. Belum, alasannya

g. Jika sudah, berobat kemana

1. Medis, sebutkan…. 2. Non medis, sebutkan….

h. Bagaimana penggunaan waktu luang anak

1. Musik/ TV 2. Olahraga 3. Rekreasi

4. Keagamaan

i. Kebiasaan anak

1. Merokok 2. Alkohol 3. Narkoba

4. Lain-lain, sebutkan……..

F. Usia Lanjut

a. Apakah anggota keluarga ada yang berusia lanjut (lebih dari 60

tahun)

1. Tidak ada 2. Ada, usianya……..

b. Usia lansia termasuk

1. Middle age 2. Eldery 3. Very Old

c. Apakah lansia memiliki keluhan penyakit

1. Tidak 2. Ya

d. Jika Ya, jenis penyakitnya

1. Asma 2. TBC 3.

Hipertensi

4. Kencing manis 5. Rheumatik/arthritis 6. Katarak

7. Osteoporosis 8. Penyakit kulit 9. Jantung

Page 87: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 86

10. Liver 11.Lain-lain, sebutkan…….

e. Upaya yang telah dilakukan

1. Berobat ke sarana kesehatan 2. Berobat ke non medis

3. Diobati sendiri 4. Lain-lain, sebutkan……..

f. Penggunaan waktu senggang pada lansia

1. Berkebun/pekerjaan rumah 2. Jalan-jalan

3. Senam 4. Lain-lain, sebutkan………

g. Apakah ada posyandu lansia di daerah tempat tinggal saudara

1. Tidak ada 2. ada

h. Jika ada, apakah lansia ikut posyandu lansia tersebut

1. Tidak 2. Ya…….kali/bulan

i. Jika tidak, alasannya

1. Tidak tahu 2. Tidak mau

j. Kebutuhan Nutrisi (frekuensi)

1. Baik 2. Cukup 3. Kurang

k. Kualitas makan

1. Baik 2. Cukup 3. Kurang

l. IMT

1. Lebih 2. Normal 3. Kurang

m. Kebiasaan makan

1. Tinggi garam 2. Tinggi Lemak 3.Tinggi Purin 4. Tinggi gula

n. Psikososial

o. Aktifitas (bartle indeks)

Page 88: dat13-4-2015BUKU PANDUAN PKMD 2015.pdf

Page | 87

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2005. Kemitraan. Pusat Promosi Kesehatan http://www.

promkes.go.id, diunduh pada tanggal 25 September 2005.

Anderson, E.T. & J. McFarlane, 2000. Community as Partner Theory and

Practice in Nursing 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Bracht, N. (Ed.). 1990. Health promotion at the community level. Newbury

Park, CA: Sage.

Departemen kesehatan RI, Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat,

Jakarta. 1989

Departemen kesehatan RI, Pedoman Perawatan Kesehatan Masyarakat,

Jakarta. 1988

Departemen kesehatan RI, Konsep Perawatan Kesehatan Masyarakat,

Jakarta. 1988

Muhyidin D, Konsep Ilmu Perawatan Kesehatan Masyarakat kaitannya

dengan Program Kesehatan Masyarkat, Majalah Kesehatan Masyarakat

Indonesia, Tahun XV, No 1 1 Agustus 1984