Dasar Teori Radio
description
Transcript of Dasar Teori Radio
-
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Telekomunikasi
Telekomunikasi adalah pertukaran informasi ( perubahan ) jarak jauh. (Schweber,
1999, p 3)
2.1.1 Telekomunikasi Dasar / Primitif
Telekomunikasi disini bersifat Point to Point (ptp) dimana terdapat
source (originating) dan sink (destination). Untuk dapat memulai dan mengakhiri
komunikasi antara kedua pihak harus terdapat signaling yang dikenal oleh kedua
pihak. Fungsi signaling adalah untuk memulai dan mengakhiri komunikasi. Model
telekomunikasi PTP dapat dilihat pada Gambar 2.1. (Schweber, 1999, p 3)
Gambar 2.1 Telekomunikasi PTP (Point to Point)
2.1.2 Telekomunikasi Point to Multipoint
Telekomunikasi lebih lanjut berbentuk Point to Multipoint ( PTM ).
Untuk PTM searah disebut Broadcast. Dalam hal ini tidak diperlukan signaling.
Untuk PTM dua arah maka diperlukan signaling. Model Telekomunikasi PTM
dapat dilihat pada Gambar 2.2. (Schweber, 1999, p 4)
Gambar 2.2 Telekomunikasi PTM (Point to Many)
6
-
7
2.1.3 Telekomunikasi Point to Multipoint dengan Operator
Telekomunikasi jenis berikutnya adalah Point to Multipoint dengan
bantuan operator melalui switch board (bintang). Pada telekomunikasi jenis ini
maka fungsi operator adalah membantu menyambungkan kedua pihak yang ingin
berkomunikasi. Model telekomunikasi PTM dengan operator dapat dilihat pada
Gambar 2.3. (Schweber, 1999, p 5)
A O B C D
Gambar 2.3 Telekomunikasi PTM dengan Operator
2.2 Gelombang Elektromagnetik
Semua sistem komunikasi elektronik mengirimkan informasi dari satu
tempat ke tempat lain dengan mentransmisikan energi elektromagnetik dari
pengirim ke penerima. Energi elektromagnetik dapat merambat melalui berbagai
medium, seperti kabel, udara bahkan ruang hampa. Tiga karakteristik utama dari
energi elektromagnetik yaitu panjang gelombang () yaitu jarak yang ditempuh
dalam satu siklus per-satuan waktu; cepat rambat (v) yaitu kecepatan energi untuk
merambat melalui mediumnya; dan frekuensi (f) yaitu jumlah gelombang
elektromagnetik dalam satuan waktu (hertz atau Hz). Hubungan ketiga
karakteristik tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut (Schweber, 1999, p 7-8)
-
8
Panjang FrekuensiKecepaGelombang tan= atau
fv=
2.2.1 Kecepatan Propagasi
Kecepatan dari perambatan gelombang tergantung pada medium yang
dilaluinya, hal ini disebut sebagai kecepatan propagasi. Kecepatan propagasi yang
tertinggi terjadi pada medium hampa udara yang sering disebutkan sebagai
kecepatan cahaya (c = 3x108 m/s). Di udara, kecepatan propagasi energi
elektromagnetik berkisar antara 95 98% dari kecepatannya di hampa udara. Pada
kabel kecepatannya berkisar 60 85%. (Schweber, 1999, p 8)
2.2.2 Spektrum Gelombang Elektromagnetik dan Alokasi
Total lebar frekuensi dan hubungannya dengan panjang gelombang yang
digunakan dalam sistem komunikasi disebut spektrum gelombang
elektromagnetik. Total spektrum gelombang elektromagnetik dapat dilihat pada
Gambar 2.4
Gambar 2.4 Spektrum Gelombang Elektromagnetik
-
9
2.2.3 Radio
Radio adalah teknologi yang memperbolehkan pengiriman sinyal oleh
modulasi gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas (merambat) lewat
udara dan juga kevakuman angkasa, gelombang ini tidak memerlukan medium
pengangkutan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Radio)
2.2.3.1 Telekomunikasi Radio
Merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang
memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu
pesan sampai ke tempat tujuannya.
Keuntungannya: o Bisa menjangkau daerah yang cukup luas
o Tidak diperlukan pemasangan kabel yang rumit
Kerugiannya: o Bisa terjadi gangguan komunikasi bila terdapat suatu
interferensi
2.2.3.2 Gelombang Radio
Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi
elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dipercepat
dengan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi radio (RF) dalam
spektrum elektromagnetik. Gelombang ini berada dalam jangkauan 10
-
10
hertz sampai beberapa gigahertz. Radiasi Elektromagnetik bergerak
dengan berosilasi secara elektrik dan magnetik.
Adapun gelombang elektromagnetik lainnya, yang memiliki
frekuensi di atas gelombang radio adalah sinar gamma, sinar-X,
inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat (tampak).
Ketika gelombang radio melalui kabel, osilasi dari medan listrik
dan magnetik dapat mempengaruhi audio arus bolak-balik dan voltase di
kabel. Ini dapat diubah menjadi sinyal audio atau lainnya yang dapat
membawa informasi.
Meskipun kata 'radio' digunakan untuk menjelaskan fenomena
ini, transmisinya yang kita kenal sebagai televisi, radio, radar, dan
telepon genggam adalah kelas dari emisi frekuensi radio.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Radio)
2.3 Prinsip Frekuensi Radio
2.3.1 Frekuensi Radio
Frekuensi radio merupakan sinyal AC bertegangan tinggi yang merambat
melalui konduktor tembaga dan kemudian diradiasikan ke udara melalui sebuah
antena (Akin, 2002, p18). Antena mengubah sinyal kabel menjadi sinyal nirkabel
dan sebaliknya. Spektrum Frekuensi radio ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Batasan Frekuensi Nama Band Frekuensi
30 Hz 300 Hz ELF (Extremely Low Frequency)
-
11
0.3kHz 3kHz VF (Voice Frequency)
3kHz 30kHz VLF (Very Low Frequency)
30 kHz 300 kHz LF (Low Frequency)
0.3MHz 3MHz MF (Medium Frequency)
3 MHz 30 MHz HF (High Frequency)
30 MHz 300 MHz VHF (Very High Frequency)
0.3 GHz 3 GHz UHF (Ultra High Frequency
3 GHz 30 GHz SHF (Super High Frequency
30 GHz 300 GHz EHF (Extremely High Frequency)
0.3 THz 3 THz Cahaya Infra Merah
3 THz 30 THz Cahaya Infra Merah
30 THz 300 THz Cahaya Infra Merah
0.3PHz 3 PHz Cahaya Tampak
3 PHz 30 PHz Cahaya Ultraviolet
30 PHz 300 PHz Sinar X
0.3 EHz 3 EHz Sinar Gamma
3 EHz 30 EHz Sinar Kosmos
Tabel 2.1 Spektrum Frekuensi Radio
2.3.2 Sifat Frekuensi Radio
-
12
2.3.2.1 Gain
Gain merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
peningkatan amplitudo sinyal radio (Akin,2002,p19). Gain sinyal radio
dapat dilihat pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Gain Sinyal Radio
2.3.2.2 Loss
Loss merupakan istilah menurunnya kekuatan sinyal. Loss dapat
terjadi baik ketika sinyal masih dalam kabel maupun ketika sinyal
berpropagasi di udara (Akin,2002,p19). Loss sinyal radio ditunjukkan
pada Gambar 2.6
Gambar 2.6 Loss pada Sinyal Radio
-
13
2.3.2.3 Refleksi
Refleksi merupakan pemantulan sinyal radio oleh objek seperti
permukaan bumi, tembok, bangunan, dan lain-lain (Akin,2002,p20).
Refleksi ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Refleksi Sinyal Radio
2.3.2.4 Refraksi
Refraksi merupakan pembelokan sinyal radio ketika sinyal radio
melewati sebuah objek (Akin,2002,p21). Refraksi ditunjukkan pada
Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Refraksi Sinyal Radio
-
14
2.3.2.5 Difraksi
Difraksi merupakan pembelokan arah propagasi sinyal radio
ketika melewati sebuah objek. (Akin, 2002, p22). Difraksi ditunjukkan
pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Difraksi Sinyal Radio
2.3.2.6 Penghamburan
Penghamburan merupakan pemantulan acak dari sinyal radio
akibat dari objek pemantulan yang kecil dan tidak beraturan (Akin, 2002,
p23). Penghamburan ditunjukkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Penghamburan Sinyal Radio
-
15
2.3.2.7 Penyerapan
Penyerapan sinyal radio terjadi terjadi ketika sinyal radio
melewati sebuah objek dan diserap tanpa dipantulkan maupun
direfraksikan (Akin, 2002, p23). Penyerapan sinyal radio ditunjukkan
pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Penyerapan Sinyal Radio
2.3.2.8 Analogi Gelombang Radio Dengan Cahaya
Bagi orang awam yang tidak memiliki banyak pengalaman dalam
bidang radio engineering, maka sukar untuk memvisualisasikan
bagaimana gelombang radio merambat atau berpropagasi di udara. Salah
satu analogi yang dapat menggambarkan propagasi gelombang radio ini
adalah cahaya (Akin, 2002, p354). Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik,seperti halnya gelombang radio.
-
16
2.3.2.9 Line of sight
Line of sight merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jangkauan antara perangkat wireless yang tidak
terhalang oleh suatu objek (akin, 2002, p325). Pemasangan alat-alat
wireless harus memperhitungkan Line of sight. Untuk kemudahan
biasanya digunakan Visual Line of sight, yaitu perhitungan Line of sight
berdasarkan penglihatan dengan mata. Hal ini bisa dilakukan, mengingat
sifat gelombang radio yang menyerupai cahaya. Line of sight ditunjukkan
oleh Gambar 2.12
Gambar 2.12 Line of sight
2.3.2.10 Fresnel Zone
Fresnel Zone merupakan suatu bentuk elips yang berada di antara
pemancar dan antena penerima (Akin, 2002, p325). Aturan industri
menyebutkan bahwa sekurangnya harus 60% dari bagian tengah Fresnel
Zone tidak terhalangi. Fresnel Zone sangat diperlukan dalam perhitungan
karena objek-objek yang terdapat dalam Fresnel Zone dapat
mempengaruhi RF yang dipancarkan. Pengaruh yang ditimbulkan bisa
-
17
berupa penyerapan, pembauran dan sebagainya pada objek. Hal ini yang
dapat menyebabkan degradasi sinyal. Fresnel Zone ditunjukkan pada
Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Fresnel Zone
2.3.3 Teknik Modulasi
2.3.3.1 Pengertian Modulasi
Modulasi merupakan suatu teknik yang dipakai untuk
memasukkan / menumpangkan sinyal data / informasi ke sinyal carrier /
pembawa. Alat yg digunakan untuk modulasi disebut Modulator, alat yg
melakukan demodulasi disebut Demodulator, sedangkan alat yang bisa
melakukan keduanya adalah Modem.
Modulasi bisa dilakukan secara digital maupun analog, bahkan
bisa dengan penggabungan keduanya.
Karakteristik dari gelombang yg dimodulasi biasanya :
Amplitudo Frekuensi Phase / Fase
-
18
Terdapat banyak jenis teknik modulasi, antara lain :
Modulasi Analog, diantaranya o AM (Amplitude Modulation)
o FM (Frequency Modulation)
o PM (Phase Modulation)
Modulasi Digital, diantaranya o ASK (Amplitude Shift Keying)
o FSK (Frequency Shift Keying)
o PSK (Phase Shift Keying)
Modulasi Gabungan, diantaranya o PCM (Pulse Code Modulation)
o PWM (Pulse Width Modulation)
o PAM (Pulse Amplitude Modulation)
o PPM (Pulse Position Modulation)
o PDM (Pulse Density Modulation)
o QAM (Quadrature Amplitude Modulation)
2.3.3.2 Propagasi Gelombang Radio
Gelombang dapat merambat melalui berbagai medium, antara lain:
Padat Cair Udara Propagasi gelombang radio (Syahrial, Elizar dan Chandra, 2007),
dibedakan menjadi:
-
19
Propagasi Gelombang tanah: o Gelombang langsung
o Gelombang pantulan tanah
Gambar 2.14 Propagasi Gelombang Langsung dan Gelombang Pantulan
Tanah
o Gelombang permukaan tanah
Gambar 2.15 Propagasi Gelombang Permukaan Tanah
-
20
Propagasi Ionosfer
Gambar 2.16 Propagasi Gelombang Ionosfer
Memanfaatkan lapisan ionosfer untuk memantulkan gelombang.
Lapisan ini terletak pada ketinggian 50-500 km diatas permukaan bumi
dan terbentuk karena adanya radiasi sinar matahari. Perbedaan derajat
ionisasi pada lapisan ini menghasilkan pembagian ionosfer ke dalam
beberapa lapisan yaitu
o Lapisan D (50-90 km)
o Lapisan E (90-145 km)
o Lapisan F (160-400 km)
-
21
Gambar 2.17 Ilustrasi Propagasi Gelombang Ionosfer
2.3.3.3 Gelombang Carrier
Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang
mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi.
Berbeda dengan sinyal suara yang mempunyai frekuensi
beragam/variabel dengan range 20 Hz hingga 20 kHz, sinyal carrier
ditentukan pada satu frekuensi saja. Frekuensi sinyal carrier ditetapkan
dalam suatu alokasi frekuensi yang ditentukan oleh badan yang
berwewenang.Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran
FM ditetapkan pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz. Penetapan
tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2003. Frekuensi carrier inilah yang
disebutkan oleh stasiun radio untuk menunjukkan keberadaannya.
-
22
Misalnya, Radio XYZ 100,2 FM atau Radio ABC 98,2 FM. 100,2 Mhz
dan 98,2 MHz adalah frekuensi carrier yang dialokasikan untuk stasiun
bersangkutan.
Karena berupa gelombang sinusoidal, sinyal carrier mempunyai
beberapa parameter yang dapat berubah. Perubahan itu dapat terjadi pada
amplitudo, frekuensi, atau parameter lain. Contoh perubahan amplitudo
dan perubahan frekuensi dari suatu sinyal asal ditunjukkan dalam
gambar. Kemampuan untuk diubah inilah yang menjadi ide dari teknik-
teknik modulasi. (Surya, 2005)
2.3.3.4 Modulasi ASK
Modulasi ASK (Amplitude Shift Keying) merupakan suatu bentuk
modulasi yang merepresentasikan data digital sebagai suatu variasi /
perubahan dalam amplitudo sebuah sinyal carrier / pembawa.
Pada modulasi ASK, amplitudo sinyal pembawa berubah sesuai
dengan informasinya, sedangkan fase dan frekuensinya tetap. Level
amplitudo yang berubah direpresentasikan sebagai logika biner 0 dan 1.
2.3.3.5 Kelebihan dan Kekurangan modulasi ASK
Kelebihan dari modulasi ASK yaitu :
o Biayanya yang relatif lebih murah
o Penggunaannya yang lebih sederhana.
-
23
Sedangkan kekurangan dari teknik modulasi ASK yaitu :
o Sensitif terhadap perubahan atmosfir / lingkungan
o Mudah terpengaruh oleh noise
o Mudah terpengaruh oleh kondisi propagasi yang berubah
2.3.4 Frekuensi yang digunakan
Frekuensi yang dipancarkan oleh alat berada pada spektrum frekuensi
434 MHz, dimana frekuensi tersebut masuk ke dalam pita frekuensi UHF.
Dikarenakan penggunaan frekuensi UHF, maka alat ini diharuskan untuk
membayar BHP (Biaya Hak Pakai) Spektrum Frekuensi per-tahunnya apabila
digunakan di areal publik.
Penggunaan frekuensi yang gratis sampai saat ini yaitu frekuensi 2,4
GHz, namun dikarenakan frekuensi yang terlalu tinggi, sehingga jangkauannya
menjadi lebih rendah, yang mengakibatkan diperlukannya repeater.
2.3.4.1 Komponen Perizinan
Pengenaan biaya hak penggunaan (BHP) frekuensi radio oleh
Pemerintah Pusat (c.q. Ditjen Postel) terhadap penggunaan spektrum
frekuensi radio oleh pengguna didasarkan kepada perundang-undangan
yang berlaku, yaitu sebagai berikut:
UU No.20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
UU No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
-
24
PP No.14 Tahun 2000 tentang PNBP yang berlaku di Departemen Perhubungan.
PP No.53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit.
Kepmen Perhubungan No.40 Tahun 2002 tentang petunjuk pelaksanaan tarif PNBP dari BHP spektrum frekuensi radio.
Setiap pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar BHP
spektrum frekuensi radio yang dibayar di muka untuk masa penggunaan
satu tahun. Seluruh penerimaan BHP frekuensi radio tersebut disetor ke
Kas Negara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
2.3.4.2 Komponen tarif BHP spektrum frekuensi radio
Perhitungan besaran BHP frekuensi radio digunakan berdasarkan
formula yang ditetapkan pada PP No.14 tahun 2000, yaitu:
BHP Frekuensi Radio (Rupiah) = ((Ib x HDLP x b) + (Ip x HDDP x p))/ 2
Di mana :
HDDP adalah Harga Dasar Daya Pancar (HDDP) HDLP adalah Harga Dasar Lebar Pita frekuensi radio (HDLP) p adalah daya pancar keluaran antenna EIRP (dalam dBmWatt) b adalah lebar pita frekuensi yang diduduki (bandwidth occupied)
dalam kHz
Ib adalah indeks biaya pendudukan lebar pita Ip adalah indeks biaya daya pancar
-
25
Besarnya HDDP dan HDLP ditentukan berdasarkan
pengelompokkan pita frekuensi dan Zone lokasi pemancar yang
ditetapkan pada PP No.14 tahun 2000 tersebut.
Pembagian pita frekuensi dilakukan berdasarkan Radio
Regulation-ITU sebagai berikut:
No Band
Frekuensi
Zone I Zone 2 Zone 3 Zone 4 Zone 5
1 VLF 191,629 153,303 114,977 76,652 38,326
2 LF 142,844 114,844 85,707 57,138 28,659
3 MF 140,403 112,322 84,242 56,161 28,081
4 HF 135,353 108,282 81,212 54,141 27,071
5 VHF 119,665 95,732 71,799 47,866 23,933
6 UHF 109,481 87,585 65,688 43,792 21,896
7 SHF 89,364 71,49 53,618 135,745 17,873
8 EHF 54,188 43,350 32,513 21,675 10,838
Tabel 2.2 Tabel Besaran HDDP (Harga Dasar Daya Pancar)
-
26
No Band
Frekuensi
Zone I Zone 2 Zone 3 Zone 4 Zone 5
1 VLF 20,961 16,769 12,576 8,384 4,192
2 LF 15,715 12,572 9,429 6,286 3,143
3 MF 15,249 12,199 9,149 6,099 3,050
4 HF 14,581 11,665 8,749 5,832 2,916
5 VHF 12,888 10,310 7,733 5,155 2,578
6 UHF 11,772 9,418 7,063 4,709 2,354
7 SHF 9,681 7,745 5,809 3,873 1,936
8 EHF 6,101 4,881 3,664 2,440 1,220
Tabel 2.3 Tabel Besaran HDLP (Harga Dasar Lebar Pita Frekuensi)
Penentuan besaran indeks biaya pendudukan lebar pita (Ib),
indeks biaya daya pancar (Ip) ditentukan berdasarkan jenis servis
komunikasi radio dan Zone lokasi berdasarkan wilayah
Kabupaten/Kotamadya.
Besarnya Ib, Ip dan pengelompokkan Zone ditentukan dalam
Lampiran I Kepmen Perhubungan No.40 Tahun 2000. Secara berkala
setiap 2 (dua tahun) sekali, nilai Ib dan Ip akan ditinjau dengan
memperhatikan komponen-komponen pelayanan komunikasi radio yang
baru, perkembangan wilayah Kabupaten/Kotamadya serta pertumbuhan
ekonomi.
-
27
Untuk servis komunikasi radio yang tidak tercantum dalam
Keputusan tersebut, untuk penetapan parameter Ib dan Ip mengambil
asumsi jenis pelayanan yang sejenis.
JENIS PENGGUNAAN FREKUENSI Ib Ip
Jaringan Terrestrial
(backbone) Base/Repeater stasiun 0,060 0,290
Satelit (Space Segment) 0,143 0,000
Stasiun Bumi Tetap 0,040 0,180 Jaringan Satelit
Stasiun Bumi Portable 0,040 0,180
Jasa Selular FDMA
(AMPS, NMT) Base + out stasiun 8,210 0,630
Jasa Selular TDMA
(GSM,DCS & PCS) Base + out stasiun 8,790 4,200
Jasa Selular DS-
CDMA (IS95) Base + out stasiun 3,400 11,710
Jasa Wireless Local
Loop FDMA
Base + remote/out
stasiun 1,360 0,110
Jasa Wireless Local
Loop TDMA
Base + remote/out
stasiun 0,230 0,490
Jasa Wireless Local
Loop DS-CDMA
Base + remote/out
stasiun 0,070 0,490
Jasa Wireless Data Base + remote/out 0,410 0,910
-
28
(primer) stasiun
Jasa Wireless Data
(sekunder)
Base + remote/out
stasiun 0,020 0,060
Jasa Telepoint (CT2
& CT2+) Base + out stasiun 0,001 0,018
Jasa Radio Trunking Base + out stasiun 14,870 0,580
Jasa Radio Paging Base/Repeater + out
stasiun 24,240 0,790
Jasa VSAT Hub + remote stasiun 0,080 2,520
Base stasiun 2,720 0,130
Repeater stasiun 11,890 0,650 Telsus Keperluan
Sendiri (< 1 GHz) Portable Unit / Mobile
Unit / Handy talky 0,390 0,020
Telsus Keperluan
Sendiri ( >= 1 GHz) Base/Repeater stasiun 0,060 0,290
Telsus Radio
Trunking Base + out stasiun 33,980 1,330
Telsus Radio Paging Base + out stasiun 3,640 0,150
Telsus Radio Taxi Base + out stasiun 32,280 1,930
Satelit (space segment) 0,110 0,000
Stasiun Bumi 0,020 0,050
Base/Repeater stasiun 0,030 0,110
Telsus Riset dan
Eksperimen
Portable / Mobile Unit / 0,230 0,020
-
29
Handy talky
Stasiun ground to air 0,000 0,000
Stasiun pesawat udara
(Portable Unit) 0,000 0,000 Telsus Penerbangan
(aeronautical band) Stasiun pesawat udara (
Handy talky) 0,000 0,000
Stasiun radio pantai 0,000 0,000
Stasiun kapal (Portable
Unit) 0,000 0,000 Telsus Maritim
(maritime band) Stasiun kapal (Handy
talky) 0,000 0,000
Radio siaran AM 10,930 0,240
Radio siaran FM 0,840 0,490 Telsus Penyiaran
Terresterial Televisi siaran tak
berbayar 0,640 8,430
Telsus Penyiaran
Satelit
Televisi siaran
berlangganan 0,143 0,000
Stasiun Amatir 0,000 0,000
Stasiun Citizen Band 0,000 0,000
Stasiun Radio Navigasi 0,000 0,000
Stasiun Radio
Astronomi 0,000 0,000
Telekomunikasi
khusus untuk
keperluan dinas
khusus
Stasiun Radio 0,000 0,000
-
30
Meteorologi
Telekomunikasi
khusus untuk
keperluan Hankamneg
dan perwakilan negara
asing (asas timbal
balik)
0,000 0,000
Tabel 2.4 Tabel Besaran Ib dan Ip
Dari tabel Ib dan Ip di atas, diketahui bahwa untuk beberapa
servis komunikasi radio tidak dikenakan BHP frekuensi radio, yaitu:
Keperluan pertahanan dan keamanan Keperluan perwakilan diplomatik negara asing dengan
memperhatikan asas resiprokal (timbal balik)
Telekomunikasi khusus untuk keperluan perseorangan seperti Radio Amatir, Citizen Band
Telekomunikasi khusus untuk dinas khusus, seperti untuk keperluan navigasi, astronomi dan meteorologi.
Penggunaan pita frekuensi maritim untuk keperluan komunikasi radio keselamatan pelayaran, seperti stasiun radio pantai dan stasiun
kapal laut, GMDSS maupun non-GMDSS.
-
31
Penggunaan pita frekuensi penerbangan untuk keperluan komunikasi radio navigasi dan keselamatan penerbangan, seperti stasiun ground
to air, radar, maupun stasiun radio di pesawat udara.
Pengelompokan Zone ditentukan berdasarkan lokasi wilayah
Kabupaten/Kota ditentukan berdasarkan Lampiran II Kepmenhub No.40
Tahun 2002. Pengelompokan ini didasarkan pada potensi ekonomi,
pendapatan asli daerah, serta jumlah penduduk.
Untuk Kabupaten/Kota yang dibentuk setelah Kepmenhub
tersebut ditentukan, penentuan zona diasumsikan mengikuti wilayah
administratif Kabupaten/Kota yang lama.
Untuk BHP frekuensi radio jaringan satelit ruas angkasa (space
segment), karena cakupannya dapat menjangkau seluruh Indonesia, maka
Zone yang digunakan adalah Zone-3 (Zone rata-rata).
Untuk BHP frekuensi radio bagi sistem komunikasi yang pada
tabel di atas disebutkan dengan outstationnya, seperti base station + out
station, base station/repeater + out station, hub + out station,
mengandung arti bahwa yang dihitung hanya base, repeater atau hub
station-nya saja tanpa mempertimbangkan jumlah remote station/ out
station yang terhubung pada base, repeater atau hub station tersebut.
Sumber :
http://www.postel.go.id/utama.aspx?MenuID=4&MenuItem=3&SubMenu=2
-
32
2.4 Serial
Komunikasi serial adalah komunikasi yang tiap tiap bit data dikirimkan secara
berurutan dalam 1 jalur/kabel. Dalam komunikasi serial dikenal ada 2 mode
komunikasi serial:
1. Mode Sinkron.
Mode sinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data
dilakukan dengan menggunakan sinkronisasi clock. Pada saat transmitter hendak
mengirimkan bit bit data, harus disertai clock untuk sinkronisasi menuju
receiver.
2. Mode Asinkron.
Mode asinkron merupakan mode komunikasi yang pengiriman tiap bit data
dilakukan tanpa menggunakan sinkronisasi clock. Transmitter yang ingin
mengirimkan bit bit data harus menyepakati suatu standar (UART) sehingga
data yang dikirimkan menyertakan bit bit tertentu yang telah disepakati oleh
transmitter dan receiver.
Standar UART terdapat pada IC yang dapat mengkonversi 8 bit data ke dalam
aliran serial untuk dikirimkan menuju receiver, demikian sebaliknya pada saat
menerima dari serial maka IC UART akan mengubah data serial menjadi 8 bit
data yang selanjutnya dapat diproses.
-
33
D-Type-9 Pin No. Abbreviation Full Name
Pin 3 TD Transmit Data
Pin 2 RD Receive Data
Pin 7 RTS Request To Send
Pin 8 CTS Clear To Send
Pin 6 DSR Data Set Ready
Pin 5 SG Signal Ground
Pin 1 CD Carrier Detect
Pin 4 DTR Data Transmit Ready
Pin 9 RI Ring Indicator
Tabel 2.5 Pin Diagram RS 232
Name Address IRQ
COM 1 3F8 4
COM 2 2F8 3
COM 3 3E8 4
COM 4 2E8 3
Tabel 2.6 Port address dan IRQ pada serial
-
34
Gambar 2.18 Gambar Streaming Bit.
2.5 Antena
Antena dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu :
Antena Omnidirectional Antena yang mempunyai pemancaran / penerimaan ke suatu arah
Sumber :
http://www.te.ugm.ac.id/~warsun/telkom/presentasi/kom_radio/kel3/Telekomunikasi
%20Radio.ppt.
2.5.1 Antena Omnidirectional
Digunakan pada stasiun mobile service atau siaran radio dan televisi
Antena Omnidirectional dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal
-
35
2.5.1.1 Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Vertical
Jenisnya:
Antena Koaksial dan antena Brown
Gambar 2.19 Antena Coaxial dan Antena Brown
Antena Vertikal dengan penguatan tinggi
Gambar 2.20 Antena Vertikal dengan penguatan tinggi
-
36
2.5.1.2 Antena Omnidirectional dengan Polarisasi Horizontal
Jenisnya :
Antena Super Turnstile
Gambar 2.21 Antena Super Turnstile
Antena Super Gain
Gambar 2.22 Antena Super Gain
-
37
2.5.2 Antena Berarah
Digunakan untuk perhubungan titik ke titik atau penerimaan TV.
Jenis jenis antena dengan diagram pancaran berarah antara lain adalah :
Antena corner reflector Antena Yagi Uda Antena Parabola
2.5.2.1 Antena Corner Reflector
Reflectornya berupa array dari parasitic element pada dua bidang
datar yang berpotongan membentuk sudut, dimana radiatornya berada
Gambar 2.23 Antena Corner Reflector
2.5.2.2 Antena Yagi Uda
Terdiri dari driven element , reflektor, direktor, dan boom
Banyak digunakan dalam komunikasi VHF
-
38
Gambar 2.24 Antena Yagi Uda
2.5.2.3 Antena Parabola
Digunakan untuk daerah frekuensi UHF band atas dan gelombang
mikro. Prinsipnya adalah memusatkan tenaga radiasi dari radiator.
Penguatan antena parabola tergantung dari diameter dan frekuensi.
Gambar 2.25 Antena Parabola
-
39
2.6 Visual Basic
Visual Basic adalah sebuah bahasa pemrograman generasi ke-4 (fourth
generation programming language) yang diciptakan oleh Microsoft.
Bill Gates, pendiri Microsoft, memulai bisnis software-nya dengan
mengembangkan Basic Interpreter untuk IBM. Perkembangan berikutnya ialah
diluncurkannya BASICA (basic-advanced) untuk DOS. Setelah BASICA, Microsoft
meluncurkan Microsoft QuickBasic dan Microsoft Basic (dikenal juga sebagai Basic
Compiler).
Sejarah BASIC di tangan Microsoft sebagai bahasa yang diinterpretasi
(BASICA) dan juga bahasa yang dikompilasi (BASCOM) membuat Visual Basic
diimplementasikan sebagai gabungan keduanya. Programmer yang menggunakan
Visual Basic bisa memilih kode terkompilasi atau kode yang harus diinterpretasi sebagai
hasil executable dari kode VB. Visual Basic sendiri adalah salah satu bahasa
pemrograman tingkat tinggi. Ini dilihat dari cara penulisan coding program dengan
menggunakan bahasa inggris sehari-hari. Serta digunakannya form sebagai
mempermudah dalam pembuatan interface. Tools yang disediakan juga cukup banyak
seperti Command Box, Combo Box, Check Box, Text Box, Option Button, Timer, serta
ada modul yang dapat ditambahkan sesuai keinginan. Sebagai contoh MS Comm
Control. (Kurniawan, 2000)
-
40
2.6.1 Keistimewaan Visual Basic 6
Sejak dikembangkan pada tahun 80-an, Visual Basic kini telah mencapai
versinya yang ke-6. Beberapa keistimewaan utama dari Visual Basic 6 ini di
antaranya seperti:
Menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama Developer Studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan Visual C++
dan Visual J++. Dengan begitu user dapat bermigrasi atau belajar bahasa
pemrograman lainnya dengan mudah dan cepat, tanpa harus belajar dari nol
lagi.
Memiliki compiler user yang dapat menghasilkan file executable yang lebih cepat dan lebih efisien dari sebelumnya.
Memiliki beberapa tambahan sarana Wizard yang baru. Wizard adalah sarana yang mempermudah di dalam pembuatan aplikasi dengan
mengotomatisasi tugas-tugas tertentu.
Tambahan kontrol-kontrol baru yang lebih canggih serta peningkatan kaidah struktur bahasa Visual Basic.
Kemampuan membuat ActiveX dan fasilitas Internet yang lebih banyak. Sarana akses data yang lebih cepat dan user untuk mernbuat aplikasi
database yang berkemampuan tinggi.
Visual Basic 6 memiliki beberapa versi atau edisi yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya.
-
41
Gambar 2.26 Salah satu bentuk Form Visual Basic
2.7 Bahasa Assembly
Bahasa assembler adalah bahasa komputer yang mempunyai kedudukan diantara
bahasa tingkat tinggi dan merupakan bahasa tingkat rendah. Yang dimaksud dengan
bahasa tingkat tinggi adalah bahasa yang menggunakan kata-kata dan pernyataan yang
mudah dimengerti oleh manusia,walaupun jauh dengan bahasa manusia yang biasa kita
gunakan sehari-hari. Sedangkan bahasa tingkat rendah adalah kumpulan kode biner
yang bisa di mengerti oleh komputer, kode-kode ini kemudian diterjemahkan sebagai
instruksi-instruksi yang harus dijalankan oleh komputer. Bahasa tingkat rendah ini
sering juga disebut sebagai bahasa mesin. (Prestiliano, 2005)
Beberapa perintah yang umum digunakan dalam mikrokontroler antara lain :
Mov target, sumber Fungsi : mengcopy nilai sumber ke target
Clr target
-
42
Fungsi : set target 0
Setb target Fungsi : set target 1
Sjmp target Fungsi : lompat ke alamat target
Inc target Fungsi : tambah nilai target sebanyak 1
Add target, sumber Fungsi : tambah nilai target dengan sumber dan tampung di target
Dec target Fungsi : kurangi nilai target sebanyak 1
Jnz Fungsi : pindah ke alamat yang dituju apabila target memiliki nilai (tidak
0)
Jz Fungsi : pindah ke alamat yang dituju apabila target bernilai 0