Dasar Teori Pulse Amplitudo Modulation
-
Upload
haries-rochmatullah -
Category
Documents
-
view
19 -
download
5
description
Transcript of Dasar Teori Pulse Amplitudo Modulation
![Page 1: Dasar Teori Pulse Amplitudo Modulation](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/55cf9a54550346d033a13f1a/html5/thumbnails/1.jpg)
Dasar Teori Pulse Amplitudo Modulation ( PAM )
Konversi sinyal analog menjadi sinyal digital dibagi menjadi 3 bagian penting
yaitu:
1. Sampling
Merupakan proses pencuplikan dari sinyal informasi yang akan diproses. Frekuensi sinyal
sampling menurut aturan Nyquist adalah sebesar 2 fm, dengan fm adalah sinyal informasi
yang akan disampling
2. Quantizing
Merupakan proses penghargaan suatu sinyal yang sudah disampling dengan membawa sinyal
tersebut pada penghargaan bit-bit biner yang dibutuhkan.
3. Encoding
Merupakan proses pengubahan kode-kode biner menjadi kode-kode tertentu sesuai
dengan aplikasi dari sinyal digital yang dimaksud
Pada sebuah proses sampling bisa dilakukan dengan menggunakan dua jenis sinyal
yaitu pulsa maupun impulse. Modulasi dengan sinyal PAM ini merupakan proses
pendigitalisasian sinyal dengan input sinyal berupa pulsa.
Pembentukan sinyal PAM pada proses digitalisasi menggunakan pulsa merupakan
langkah pertama dengan cara membangkitkan sinyal pulse dari pulse generator dengan
mengatur lebar pulse (To) secara diskret. Namun selanjutnya perlu dipahami bahwa ternyata
bentuk sinyal PAM yang dihasilkan adalah:
Sinyal PAM adalah berbentuk diskrete pada kawasan waktu dan kontinue Levelnya
Sinyal PAM bentuknya tidak murni sinyal analog dan juga tidak murni berbentuk sinyal
digital
![Page 2: Dasar Teori Pulse Amplitudo Modulation](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/55cf9a54550346d033a13f1a/html5/thumbnails/2.jpg)
Dalam praktiknya pada komunikasi digital, sinyal PAM kurang disukai karena bentuk
karakteristik sinyalnya menyebabkan sinyal ini tidak tahan terhadap error karena faktor
kekontinuitasanya. Pada dasarnya, bentuk umum dari sebuah sinyal PAM adalah
merupakan perkalian dari sebuah sinyal sinus kontinue S(t) dengan sebuah sinyal pulsa
disekret Sp(t) dengan:
S(t) = A cos (2?fs t)
SPAM (t) = k s(t) sp (t) di mana:
K = konstanta pengali
S(t) = sinyal informasi kontinue
Sp(t) = sinyal pulse diskret
Pada sebuah blok diagram PAM Modulator, akan terdiri dari bagian Low Pass Filter
yang akan melewatkan frekuensi di bawah 3,4 Khz dan bagian Sampler yang akan
menjumlahkan sinyal informasi hasil pemfilteran dengan sinyal pulsa yang dibangkitkan dari
generator pembangkit pulsa (G) yang ada di bagian bawah. Bagian lain yang ada pada sebuah
PAM Modulator adalah bagian Hold yang akan memproses sinyal hasil sampling menjadi
sinyal tercuplik yang dimemory serta bagian sinkronisasi clock yang terhubung ke masing-
masing bagian trainer. Antara bagian modulator PAM dengan bagian Demodulator PAM
haruslah sinkron frekuensi clock satu sama lain.
Pada sebuah blok diagram PAM Demodulator, akan terdiri dari bagian yang lebih
sederahana karena hanya terdiri dari saklar komutator ( pemutar) dan bagian low pass filter.
Keluaran dari bagian Modulator PAM berupa sinyal PAM akan dipilih oleh saklar komutator
jika input masukanya banyak. Hasil sinyal keluaran dari saklar komutator masih sama dengan
hasil Modulator PAM. Sedangkan pada bagian output LPF, sinyal termodulasi PAM akan
difilter sehingga keluaranya akan sama dengan sinyal masukan dari AFG.
Salah satu metode pendigitalisasian sinyal adalah dengan menggunakan sistem PCM
(Pulse Code Modulation) selain dengan metode Delta Modulator yang jarang digunakan.
Pada sebuah sistem PCM input sinyal berupa sinyal analog yang diproses terlebih dahulu
![Page 3: Dasar Teori Pulse Amplitudo Modulation](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082417/55cf9a54550346d033a13f1a/html5/thumbnails/3.jpg)
dengan Pulse Amplitude Modulation untuk mengubah sinyal analog kontinue dari AFG
menjadi sebuah sinyal digital diskret melalui proses Sampling and Hold. Hasil ini kemudian
dilanjutkan dengan proses Quantizing dan encoding pada sisiPCM Modulator. Quantizing
yang digunakan di sini menggunakan 8 level quantizing yang dihasilkan oleh Analog to
Digital Converter pada PCM Modulator.
Semakin tinggi level Quantizing pada sebuah PCM maka semakin bagus proses
penghargaan sebuah sinyal analog yang akan didigitalisasi. Namun bila level penghargaan
terlalu tinggi akan menyebabkan bit-bit yang dihasilkan akan terlalu lebar sehingga boros
Bandwitdth.
Pada sisi PCM Modulator, input sinyal PAM berupa sinyal pulsa diskret akan diubah
menjadi sinyal impulse diskret dengan menggunakan ADC ( Analog to Digital Converter).
Hal ini bisa dilakukan karena pada sisi PCM Modulator ada proses synkronisasi dari pulsa
digital menjadi impulse pada bagian bawah trainer. Output PCM Modulator akan menjadi
input bagi PCM Demodulator yang akan mengubah bentuk impulse diskret menjadi bentuk
pulse tersampling. Output Pulse tersampling ini selanjutnya akan menjadi input bagi PAM
Demodulator dan melalui proses LPF maka sinyal pulse tersampling tersebut akan diubah
dalam bentuk sinyal aslinya seperti pada bagian output AFG.
Pada bagian Sampling PAM Modulator, generator sinyal pulsa akan dibangkitkan
dengan mengatur frekuensi sampling dan nilai . Nilai merupakan perbandingan antara periode
sinyal bagian atas dengan periode sinyal keseluruhan bagian bawah. Jika nilai frekuensi
sampling fp diambil terlalu kecil maka akibatnya sinyal informasi yang akan disampling tidak
terwakili semuanya, akibatnya hasil keluaran sinyal PAM menjadi cacat. Pada bagian PAM
demodulator, akan mengakibatkan peristiwa Aliasing, di mana spektrum masing-masing
sinyal akan saling bertabrakan. Bila frekuensi sampling diambil terlalu besar akan
mengakibatkan level bandwidth yang terlalu besar untuk ditransmisikan.