Dasar Teori Emtum

download Dasar Teori Emtum

of 3

Transcript of Dasar Teori Emtum

  • 7/22/2019 Dasar Teori Emtum

    1/3

    A. DASAR TEORISebutir polen (pollen grain) adalah sebuah sel yang hidup dan mempunyai inti

    (nucleus) serta protoplasma, yang terbungkus oleh dinding sel. Dinding sel itu terdiri atas dua

    lapis, yaitu lapisan dalam (intine) yang tipis serta lunak seperti selaput dan lapisan luar

    (axine) yang tebal dan keras untuk melindungi seluruh isi butir polen (Darjanto dan Satifah,

    1982).

    Serbuk sari (polen) merupakan struktur yang digunakan untuk mengangkut gamet

    jantan ke gamet betina dari bunga. Mempertahankan kapasitas perkecambahan serbuk sari

    yang tersimpan dapat berguna dalam menghemat waktu dalam program hibridisasi dan juga

    dalam perbaikan tanaman. Suhu dan kelembaban merupakan faktor utama dalam

    mempengaruhi perilaku serbuk sari. Kedua faktor lingkungan tersebut apabila terdapat pada

    kondisi yang optimum akan mengakibatkan kenaikan viabilitas polen (Perveen, 2007).

    Serbuk sari dinyatakan viable apabila mampu menunjukkan kemampun atau

    fungsinya menghantarkan sperma ke kandung lembaga, setelah terjadinya penyerbukan.

    Serbuk sari dapat kehilangan viabilitasnya pada suatu periode waktu tertentu. Hilangnya

    viabilitas sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, terutama suhu dan kelembaban relatif.

    Serbuk sari segar menunjukkan kemampuan berkecambah 85-90% (Issirep et al, 1995).

    Jika polen sesuai (compatible), polen akan berkecambah pada kepala putik dan

    membentuk sebuah tabung polen yang akan membawa gamet jantan pada gametofit betina.

    Senyawa protein yang terdapat pada awal pembentukan polen disebutLectin, berada di dalam

    lapisan luar (exine)dan lapisan dalam (intine).Lectinberperan penting dalam mekanisme

    mengenali antara putik-polen. Namun bila polen tidak sesuai (incompatible), perkecambahan

    polen akan terhambat atau pertumbuhan tabung polen akan tertahan dalam jaringan pemindah

    (Anjelina, 2009).

    Gambar 1.1 Tahapan Pembentukan Tabung Polen

    (Sumber: Ridha, 2011)

  • 7/22/2019 Dasar Teori Emtum

    2/3

    Untuk membentuk buah harus melalui penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan

    hanya dapat terjadi apabila polen yang viabel jatuh ke kepala putik yang dapat mengeluarkan

    senyawa biokimia (reseptif). Viabilitas polen menyatakan keadaan polen yang sudah masak

    dan siap untuk menyerbuk kepala putik. Polen akan berkecambah membentuk tabung polen

    dan menghantarkan sperma untuk membuahi sel telur sehingga pembuahan dapat berhasil.

    Dengan terhambatnya pembentukan tabung polen maka berakibat pembuahan tidak terjadi

    karena sperma tidak bisa sampai ke bakal buah. Dengan demikian buah tidak bisa terbentuk

    (Wahyuningsih et al, 2009).

    Pembuahan merupakan kelanjutan dari penyerbukan. Pada proses pembuahan ini,

    polen yang menempel pada kepala putik dengan bantuan cairan yang ada pada kepala putik

    akan berkecambah atau memanjang (Hanum, 2008).

    Liliacea

    Tumbuhan ini biasanya herba atau perdu, jarang pohon, kerapkali dengan akar

    rimpang di bawah tanah, umbi atau umbi lapis. Daun duduk pada akar atau pada batang yang

    di atas tanah. Bunga beraturan, kerapkali berkelamin 2. Daun tenda bunga kebanyakan 6,

    kadang-kadang 8, dalam 2 lingkaran, lepas atau melekat, biasanya berwarna. Benang sari 6,

    kadang-kadang 8, tertancap pada dasar bunga atau pada tenda bunga; benang sari biasanya

    bebas. Bakal buah kerapkali seluruhnya menumpang, beruang 3; biji 1 atau lebih tiap ruang.

    Tangkai putik kerapkali 1, kepala putik rata atau bertaju 3. Buah pecah atau tidak, serupa

    buah buni atau buah kering, berbiji 1 atau lebih.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anjelina, R. (2009). Silangan Secara Invitro (Invitro Pollination). [Online]. Tersedia:

    http://enzel-ria.blogspot.com/2009/10/silangan-secara-invitro-invitro.html. [4 Januari

    2014]

    Darjanto & Satifah, S. (1982). Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan.

    Jakarta: PT Gramedia.

    Hanum, C. (2008). Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan

    Nasional.

    Issirep, S., Sumardi & Siti, S. (1995). Pengawetan Serbuk Sari Salak Secara In Vivo. Jurusan

    Botani Fakultas Biologi Vol 1.

  • 7/22/2019 Dasar Teori Emtum

    3/3

    Perveen, A. (2007). Pollen Germination Capacity, Viability and Maintanence of Pisium

    Sativum L papilionaceae. Middle-East Journal of Scientific Research 2: 79-81.

    Wahyuningsih, S., Tripeni, H., Supriyanti, L. (2009). Pengaruh Perendaman Biji Dalam

    Insektisida Berbahan Aktif Profenofos Terhadap Perubahan Viabilitas Serbuk Sari,

    Kaitannya Dengan Produksi Buah Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum mill).

    Bandar Lampung: Unila.

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Ridha. (2011). Tahapan Pembentukan Tabung Polen. [Online] Tersedia:

    http://riskyridhaagriculture.blogspot.com/2011/12/viabilitas-serbuk-sari-polen-dan-

    proses.html [4 Januari 2014]