Dasar Teori

7
Elektrokardiagram (EKG) adalah suatu alat pencatat grafis aktivitas listrik jantung. Pada EKG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut sebagai gelombang P, QRS dan T, sesuai dengan penyebaran eksitasi listrik dan pemulihannya melalui sistem hantaran dan miokardium.(1) Elektrokardiogram (ECG atau EKG) adalah tes non- invasif yangdigunakan untuk mencerminkan kondisi jantung yang mendasarinya dengan mengukur aktivitas listrik jantung. Dengan posisi lead (listrik sensing perangkat)pada tubuh di lokasi standar, informasi tentang kondisi jantung yang dapat dipelajari dengan mencari pola karakteristik pada EKG.(2) Elektrokardiogram, EKG atau ECG: Sebuah EKG adalah bagian penting dari evaluasi awal pasien yang diduga memiliki masalah jantung yang terkait. Elektroda lengket kecil diterapkan ke dada pasien, lengan dan kaki. Namun, dengan beberapa sistem, elektroda dapat diterapkan untuk bahu dada, dan sisi dada bagian bawah, atau pinggul. Kabel digunakan untuk menghubungkan pasien dengan mesin EKG. Anda akan diminta untuk tetap diam sementara perawat atau teknisi catatan EKG. Aktivitas listrik yang diciptakan oleh pasien jantung diproses oleh mesin EKG dan kemudian dicetak pada kertas grafik khusus. Ini kemudian ditafsirkan oleh dokter Anda. Ini membutuhkan waktu beberapa menit untuk

description

dasar teori

Transcript of Dasar Teori

Page 1: Dasar Teori

Elektrokardiagram (EKG) adalah suatu alat pencatat grafis aktivitas listrik

jantung.  Pada EKG terlihat bentuk gelombang khas yang disebut sebagai

gelombang P, QRS dan T, sesuai dengan penyebaran eksitasi listrik dan

pemulihannya melalui sistem hantaran dan miokardium.(1)

Elektrokardiogram (ECG atau EKG) adalah tes non-invasif

yangdigunakan untuk mencerminkan kondisi jantung yang mendasarinya dengan

mengukur aktivitas listrik jantung. Dengan posisi lead (listrik sensing

perangkat)pada tubuh di lokasi standar, informasi tentang

kondisi jantung yang dapat dipelajari dengan mencari

pola karakteristik pada EKG.(2)

Elektrokardiogram, EKG atau ECG: Sebuah EKG adalah bagian penting

dari evaluasi awal pasien yang diduga memiliki masalah jantung yang terkait.

Elektroda lengket kecil diterapkan ke dada pasien, lengan dan kaki. Namun,

dengan beberapa sistem, elektroda dapat diterapkan untuk bahu dada, dan sisi

dada bagian bawah, atau pinggul. Kabel digunakan untuk menghubungkan pasien

dengan mesin EKG. Anda akan diminta untuk tetap diam sementara perawat atau

teknisi catatan EKG. Aktivitas listrik yang diciptakan oleh pasien jantung diproses

oleh mesin EKG dan kemudian dicetak pada kertas grafik khusus. Ini kemudian

ditafsirkan oleh dokter Anda. Ini membutuhkan waktu beberapa menit untuk

menerapkan elektroda EKG, dan satu menit untuk membuat rekaman yang

sebenarnya.(3)

EKG dapat memberikan data yang mendukung diagnosis dan pada

beberapa kasus penting untuk penetalaksanaan pasien. EKG penting untuk

diagnosis dan penatalaksanaan kelainan irama jantung. EKG membantu

mendiagnosis penyebab nyeri dada, dan ketepatan penggunaan trombolisis pada

infark miokard tergantung padanya. EKG dapat membantu mendiagnosis

penyebab sesak nafas. Karena aktivitas listrik memicu aktivitas mekanis, kelainan

pola listrik biasanya disertai oleh kelainan aktivitas kontraktil jantung. Evaluais

terhadap EKG dapat memberikan informasi yang berguna mengenai status

jantung, termasuk kecepatan denyut, irama dan kesehatan otot-ototnya. (4)

Page 2: Dasar Teori

1.    Kelainan Kecepatan

Jarak antara dua kompleks QRS yang berurutan di sebuah rekaman EKG

dikalibrasikan ke kecapatan jantung. Kecepatan denyut jantung yang melebihi 100

denyut per menit dikenal sebagai takikardia(cepat), sedangkan denyut yang

lambat yang kurang dari 60 kali per menit disebut bradikardi(lambat).

2.    Kelainan Irama

Irama mengacu pada keteraturan gelombang EKG. Setiap variasi irama

normal dan urutan eksitasi jangtung disebut aritmia. Flutter Atrium ditandai oleh

urutan deplolarisasi atrium yang reguler tetapi cepat dengan kecepatan antara 200

sampai 300 denyut per menit. Fibrilasi Atrium ditandai oleh depolarisasi atrium

yang cepat, ireguler, dan tidak terkordinasi tanpa gelombang P yang jelas.

Fibrilasi Ventrikel adalah kelainan irama yang sangat serius dengan otot-otot

ventrikel memperlihatkan kontraksi yang kacau dan tidak terkoordinasi.

3.    Miopati Jantung

Gelombang EKG abnormal juga penting dalam mengenali dan menilai

miopati jantung (kerusakan otot jantung).(5)

Kegunaan EKG adalah :

a. Mengetahui kelainan-kelainan irama jantung (aritmia)

b. Mengetahui kelainan-kelainan miokardium (infark, hipertrophy atrial dan

ventrikel)

c. Mengetahui adanya pengaruh atau efek obat-obat jantung

d. Mengetahui adanya gangguan elektrolit

e. Mengetahui adanya gangguan perikarditis (6)

Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk mengetahui : aritmia,

fungsi alat pacu jantung, gangguan konduksi interventrikuler, pembesaran

ruangan-ruangan jantung, IMA, iskemik miokard, penyakit perikard, gangguan

elektrolit, pengaruh obat-obatan seperti digitalis, kinidin, kinine, dan berbagai

kelainan lain seperti penyakit jantung bawaan, korpulmonale, emboli paru,

mixedema.(7)

Page 3: Dasar Teori

Untuk membaca EKG secara mudah dan tepat, sebaiknya setiap EKG dibaca

mengikuti urutan petunjuk di bawah ini

1. Irama

Pertama-tama tentukan irama sinus atau bukan. Apabila setiap

kompleks QRS didahului oleh sebuah gelombang P berarti irama sinus,

kalau tidak, maka berarti bukan irama sinus. Bukan irama sinus dapat

berupa suatu aritmia yang mungkin fibrilasi, blok AV derajat dua atau

tiga, irama jungsional, takikardia ventrikular, dan lain-lain.

2. Laju QRS (QRS Rate)

Pada irama sinus, laju QRS normal berkisar antara 60 - 100

kali/min, kurang dari 60 kali disebut bradikardia sinus, lebih dari 100 kali

disebut takikardia sinus. Laju QRS lebih dari 150 kali/min biasanya

disebabkan oleh takikardia supraventrikular (kompleks QRS sempit), atau

takikardia ventrikular (kompleks QRS lebar). Pada blok AV derajat tiga,

selain laju QRS selalu harus dicantumkan juga laju gelombang P (atrial

rate). EKG normal selalu regular. Irama yang tidak regular ditemukan

pada fibrilasi atrium, atau pada keadaan mana banyak ditemukan

ekstrasistol (atrium maupun ventrikel), juga pada sick sinus syndrome.

3. Aksis

Aksis normal selalu terdapat antara -30° sampai +110°. Lebih dari

-30° disebut deviasi aksis kiri, lebih dari +110° disebut deviasi aksis

kanan, dan bila lebih dari +180° disebut aksis superior. Kadang kadang

aksis tidak dapat ditentukan, maka ditulis undeterminable, misalnya pada

EKG dimana defleksi positif dan negatif pada kompleks QRS di semua

sandapan sama besarnya.

4. Interval -PR

Page 4: Dasar Teori

Interval PR normal adalah kurang dari 0,2 detik. Lebih dari 0.2

detik disebut blok AV derajat satu. Kurang dari 0,1 detik disertai adanya

gelombang delta menunjukkan Wolff-Parkinson- White syndrome.

5. Morfologi

a.    Gelombang P

Perhatikan apakah kontur gelombang P normal atau tidak. Apakah

ada P-pulmonal atau P-mitral.

b.    Kompleks QRS

Adanya gelombang Q patologis menandakan old myocardial

infarction (tentukan bagian jantung mana yang mengalami infark melalui

petunjuk sandapan yang terlibat). Bagaimana amplitudo gelombang R dan

S di sandapan prekordial. Gelombang R yang tinggi di sandapan V1 dan

V2 menunjukkan hipertrofi ventrikel kanan (atau infark dinding posterior).

Gelombang R yang tinggi di sandapan V5 dan V6 dengan gelombang S

yang dalam di sandapan V1 dan V2 menunjukkan hipertofi ventrikel kiri.

Interval QRS yang lebih dari 0,1 detik harus dicari apakah ada right

bundle branch block, left bundle branch block atau ekstrasistol ventrikel.

c.    Segmen ST

Elevasi segmen ST menandakan infark miokard akut (tentukan

bagian mana dari jantung yang mengalami infark). Depresi segmen ST

menandakan iskemia.

d.   Gelombang T

Gelombang T yang datar (flat 7) menandakan iskemia. Gelombang

T terbalik (T-inverted) menandakan iskemia atau mungkin suatu

aneurisma. Gelombang T yang runcing menandakan hiperkalemia.

e.    Gelombang U

Page 5: Dasar Teori

Gelombang U yang sangat tinggi (> gel. T) menunjukkan

hipokalemi. Gelombang U yang terbalik menunjukkan iskemia miokard

yang berat.(7)

1. Price, Sylvia Anderson.2005. Patofisologi Konsep Klinis Proses-ProsesPenyakit. Jakarta : EGC

2. Guyton, Arthur C, Jhon.2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta : ECG

3. Sudoyo. 2009. Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta : Interna Publishing.

4.    Hampton, Jhon R. 2006. Dasar-dasar EKG. Jakarta. EGC

5.    Sherwood. 2003. Fisiologi Manusia. Jakarta : ECG  

6. Benson, Harold J. 2005. Anatomy and Physiology. New York : Mc Graw Hill

7. Karim,Sjukri,dr.dkk.1996.EKG dan Penanggulan Beberapa Penyakit Jantung Untuk Dokter Umum.FKUI.Jakarta.