Dasar Teori

4
Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu teknik pemisahan. Cuplikan yang akan dipisahkan akan terdistribusi diantara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak sehingga akan terurai menjadi komponen-komponen tunggal (Stoenoiu et al., 2006) Fase diam biasanya berupa lapis tipis, lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat alumunium, atau pelat plastik. Fase gerak dikenal sebagai pelarut pengembang yang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik (ascending), atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangansecara menurun (descending). Fase diam yang paling sering digunakan pada kromatografi lapis tipis adalah silika gel dan serbuk selulosa, sementara mekanisme sorpsi – desorpsi (suatu mekanisme perpindahan solut dari fase diam ke fase gerak atau sebaliknya) yang utama pada kromatografi lapis tipis adalah partisi dan adsorbsi (Gandjar, 2007). Fase gerak pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dipilih dari pustaka, sistem yang paling sederhana adalah dengan menggunakan campuran 2 pelarut organik sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Pada saat pemilihan fase gerak, maka fase gerak harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif. Daya elusi dari fase gerak yang dipilih harus dapat memberikan harga Rf analit diantara

description

a

Transcript of Dasar Teori

Page 1: Dasar Teori

Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-

komponennya. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu teknik pemisahan. Cuplikan

yang akan dipisahkan akan terdistribusi diantara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak

sehingga akan terurai menjadi komponen-komponen tunggal (Stoenoiu et al., 2006)

Fase diam biasanya berupa lapis tipis, lapisan yang seragam (uniform) pada

permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat alumunium, atau pelat

plastik. Fase gerak dikenal sebagai pelarut pengembang yang akan bergerak sepanjang fase

diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik (ascending), atau karena

pengaruh gravitasi pada pengembangansecara menurun (descending). Fase diam yang paling

sering digunakan pada kromatografi lapis tipis adalah silika gel dan serbuk selulosa,

sementara mekanisme sorpsi – desorpsi (suatu mekanisme perpindahan solut dari fase diam

ke fase gerak atau sebaliknya) yang utama pada kromatografi lapis tipis adalah partisi dan

adsorbsi (Gandjar, 2007).

Fase gerak pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dipilih dari pustaka, sistem yang

paling sederhana adalah dengan menggunakan campuran 2 pelarut organik sehingga

pemisahan dapat terjadi secara optimal. Pada saat pemilihan fase gerak, maka fase gerak

harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif. Daya elusi dari fase gerak yang dipilih

harus dapat memberikan harga Rf analit diantara 0,2 – 0,8 guna untuk memaksimalkan

pemisahan. Untuk pemisahan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), maka

polaritas fase gerak akan menentukan nilai Rf dari analit (Gandjar, 2007). Eluen atau fase

gerak yang digunakan dalam KLT dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu untuk

pemisahan senyawa hidrofil dan lipofil. Eluen untuk pemisahan senyawa hidrofil meliputi

air, metanol, asam asetat, etanol, isopropanol, aseton, n-propanol, tert-butanol, fenol, dan n-

butanol sedangkan untuk pemisahan senyawa lipofil meliputi etil asetat, eter, kloroform,

benzena, toluena, sikloheksana, dan petroleum eter (Stahl, 1985).

Kurkumin yang dikenal sebagai bahan alam berupa zat warna kuning ini memiliki

berat molekul 386.126 gram per mol. Senyawa kurkumin biasanya terdapat sekitar 1.5-2%

dari berat rimpang kunyit kering( Aggarawal et al., 2003).

Page 2: Dasar Teori

Senyawa kurkumin dapat ditentukan pada proses penyelidikan dengan KLT berdasarkan data

berikut:

Komponen hRf

Warna Dengan

( Stahl, 1985)

UV365 Sinar Matahari

Kurkumin 40-45 Merah-darah Jingga

Desmetoksikurkumin 35-40 Salmon Jingga

Bisdesmetoksikurkumin 25-35 Merah-jingga muda Kuning

Page 3: Dasar Teori

Aggarwal, B.B., A. Kumar, M.S. Aggarwal, and S. Shishodia. 2003.Curcumin

derived from Turmeric (Curcuma longa): A Apice All seasons. Phytochemicals in cancer

chemoprevention.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung: Penerbit ITB

Stoenoiu, C.E., Bolboaca A.D., Jantschi L.. 2006. Mobile phase optimization for steroid

separation. Med Informatic.