Dasar Teori
description
Transcript of Dasar Teori
Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-
komponennya. Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu teknik pemisahan. Cuplikan
yang akan dipisahkan akan terdistribusi diantara 2 fase, yaitu fase diam dan fase gerak
sehingga akan terurai menjadi komponen-komponen tunggal (Stoenoiu et al., 2006)
Fase diam biasanya berupa lapis tipis, lapisan yang seragam (uniform) pada
permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat alumunium, atau pelat
plastik. Fase gerak dikenal sebagai pelarut pengembang yang akan bergerak sepanjang fase
diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik (ascending), atau karena
pengaruh gravitasi pada pengembangansecara menurun (descending). Fase diam yang paling
sering digunakan pada kromatografi lapis tipis adalah silika gel dan serbuk selulosa,
sementara mekanisme sorpsi – desorpsi (suatu mekanisme perpindahan solut dari fase diam
ke fase gerak atau sebaliknya) yang utama pada kromatografi lapis tipis adalah partisi dan
adsorbsi (Gandjar, 2007).
Fase gerak pada Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dipilih dari pustaka, sistem yang
paling sederhana adalah dengan menggunakan campuran 2 pelarut organik sehingga
pemisahan dapat terjadi secara optimal. Pada saat pemilihan fase gerak, maka fase gerak
harus mempunyai kemurnian yang sangat tinggi karena Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
merupakan teknik pemisahan yang sangat sensitif. Daya elusi dari fase gerak yang dipilih
harus dapat memberikan harga Rf analit diantara 0,2 – 0,8 guna untuk memaksimalkan
pemisahan. Untuk pemisahan dengan menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), maka
polaritas fase gerak akan menentukan nilai Rf dari analit (Gandjar, 2007). Eluen atau fase
gerak yang digunakan dalam KLT dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu untuk
pemisahan senyawa hidrofil dan lipofil. Eluen untuk pemisahan senyawa hidrofil meliputi
air, metanol, asam asetat, etanol, isopropanol, aseton, n-propanol, tert-butanol, fenol, dan n-
butanol sedangkan untuk pemisahan senyawa lipofil meliputi etil asetat, eter, kloroform,
benzena, toluena, sikloheksana, dan petroleum eter (Stahl, 1985).
Kurkumin yang dikenal sebagai bahan alam berupa zat warna kuning ini memiliki
berat molekul 386.126 gram per mol. Senyawa kurkumin biasanya terdapat sekitar 1.5-2%
dari berat rimpang kunyit kering( Aggarawal et al., 2003).
Senyawa kurkumin dapat ditentukan pada proses penyelidikan dengan KLT berdasarkan data
berikut:
Komponen hRf
Warna Dengan
( Stahl, 1985)
UV365 Sinar Matahari
Kurkumin 40-45 Merah-darah Jingga
Desmetoksikurkumin 35-40 Salmon Jingga
Bisdesmetoksikurkumin 25-35 Merah-jingga muda Kuning
Aggarwal, B.B., A. Kumar, M.S. Aggarwal, and S. Shishodia. 2003.Curcumin
derived from Turmeric (Curcuma longa): A Apice All seasons. Phytochemicals in cancer
chemoprevention.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Stahl, Egon. 1985. Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung: Penerbit ITB
Stoenoiu, C.E., Bolboaca A.D., Jantschi L.. 2006. Mobile phase optimization for steroid
separation. Med Informatic.