Dasar Teori

8
I. Dasar Teori : Pengertian Urine Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu bisa dijadikan pedoman namun Ada baiknya Anda mengetahui hal ini untuk berjaga- jaga. Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh kaena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin. Kandungan Urine Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi

description

dasar teori

Transcript of Dasar Teori

Page 1: Dasar Teori

I. Dasar Teori :

Pengertian Urine

Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang

diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh

melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-

molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga

homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang

menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di

dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya

dibuang keluar tubuh melalui uretra. Dari urin kita bisa memantau penyakit

melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak selalu  bisa dijadikan

pedoman namun Ada baiknya Anda mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga.

Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses

penyaringan darah. Oleh kaena itu kelainan darah dapat menunjukkan

kelainan di dalam urin.

Kandungan Urine

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme

(seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi

pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin

berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang  penting bagi

tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul

pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi

dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan

dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui

melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber

nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk

mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang

dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan

mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.

Pemeriksaan Urine

Yang dimaksud dengan pemeriksaan urin rutin adalah pemeriksaan

makroskopik, mikroskopik dan kimia urin yang meliputi pemeriksaan

Page 2: Dasar Teori

protein dan glukosa. Sedangkan yang dimaksud dengan pemeriksaan urin

lengkap adalah pemeriksaan urin rutin yang dilengkapi dengan pemeriksaan

benda keton, bilirubin, urobilinogen, darah samar dan nitrit.

a. Pemeriksaan Makroskopik 

Yang diperiksa adalah volume, warna, kejernihan, berat jenis, bau

dan pH urin. Pengukuran volume urin berguna untuk menafsirkan hasil

pemeriksaan kuantitatif atau semi kuantitatif suatu zat dalam urin, dan

untuk menentukan kelainan dalam keseimbangan cairan badan.

Pemeriksaan Makroskopik adalah pemeriksaan yang meliputi :

- Volume urin

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi volume urin seperti umur,

berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu badan,

iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata didaerah

tropik volume urin dalam 24 jam antara 800--1300 ml untuk orang

dewasa. Bila didapatkan volume urin selama 24 jam lebih dari 2000

ml maka keadaan itu disebut poliuri. Bila volume urin selama 24 jam

300--750 ml maka keadaan ini dikatakan oliguri, keadaan ini

mungkin didapat pada diarrhea, muntah -muntah, deman edema,

nefritis menahun. Anuri adalah suatu keadaan dimana jumlah urin

selama 24 jam kurang dari 300 ml. Hal ini mungkin dijumpai pada

shock dan kegagalan ginjal

- Warna urin

Pemeriksaan terhadap warna urin mempunyai makna karena kadang-

kadang dapat menunjukkan kelainan klinik. Warna urin dinyatakan

dengan tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning

bercampur merah, merah, coklat, hijau, putih susu dan sebagainya.

Warna urin dipengaruhi oleh kepekatan urin, obat yang dimakan

maupun makanan. Warna normal urin berkisar antara kuning muda

dan kuning tua yang disebabkan oleh beberapa macam zat warna

seperti urochrom, urobilin dan porphyrin.

- Berat jenis urin

Page 3: Dasar Teori

Pemeriksaan berat jenis urin bertalian dengan faal pemekatan ginjal,

dapat dilakukan dengan  berbagai cara yaitu dengan memakai falling

drop, gravimetri, menggunakan pikno meter, refraktometer dan

reagens 'pita'.

- Bau urin

Bau urin normal disebabkan oleh asam organik yang mudah

menguap. Bau yang berlainan dapat disebabkan oleh makanan

seperti jengkol, petai, obat-obatan seperti mentol, bau buah- buahan

seperti pada ketonuria.

- pH urin

Penetapan pH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam basa,

kerena dapat memberi kesan tentang keadaan dalam badan. pH urin

normal berkisar antar 4,5 - 8,0. Selain itu  penetapan pH pada infeksi

saluran kemih dapat memberi petunjuk ke arah etiologi. Pada infeksi

oleh Escherichia coli biasanya urin bereaksi asam, sedangkan pada

infeksi dengan kuman Proteus yang dapat merombak ureum menjadi

atnoniak akan menyebabkan urin  bersifat basa

b. Pemeriksaan Mikroskopik

Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikroskopik urin yaitu

pemeriksaan sedimen urin. Ini  penting untuk mengetahui adanya

kelainan pada ginjal dan saluran kemih serta berat ringannya penyakit

c. Pemeriksaan Kimia Urin

Di samping cara konvensional, pemeriksaan kimia urin dapat

dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dengan hasil cepat, tepat,

spesifik dan sensitif yaitu memakai reagens pita. Reagens pita (strip) dari

berbagai pabrik telah banyak beredar di Indonesia. Reagens pita ini

dapat dipakai untuk pemeriksaan pH, protein, glukosa, keton, bilirubin,

darah, urobilinogen dan nitrit.

- Pemeriksaan glukosa

Dalam urin dapat dilakukan dengan memakai reagens pita. Selain itu

penetapan glukosa dapat dilakukan dengan cara reduksi ion cupri

menjadi cupro. Dengan cara reduksi mungkin didapati hasil positip

Page 4: Dasar Teori

palsu pada urin yang mengandung bahan reduktor selain glukosa

seperti : galaktosa, fruktosa, laktosa, pentosa, formalin, glukuronat

dan obat-obatan seperti streptomycin, salisilat, vitamin C. Cara

enzimatik lebih sensitif dibandingkan dengan cara reduksi. Cara

enzimatik dapat mendeteksi kadar glukosa urin sampai 100 mg/dl,

sedangkan  pada cara reduksi hanya sampai 250 mg/dl.

- Benda- benda keton

Dalam urin terdiri atas aseton, asam asetoasetat dan asam 13-

hidroksi butirat. Karena aseton mudah menguap, maka urin yang

diperiksa harus segar. Pemeriksaan benda keton denganreagens pita

ini dapat mendeteksi asam asetoasetat lebllh dari 5--10 mg/dl, tetapi

cara ini kurang peka untuk aseton dan tidak bereaksi dengan asam

beta hidroksi butirat. Hasil Positif palsu mungkin didapat bila urin

mengandung bromsulphthalein, metabolit levodopa dan pengawet 8-

hidroksi-quinoline yang berlebih.

Dalam keadaan normal pemeriksaan benda keton dalam urin negatif.

Pada keadaan puasayang lama, kelainan metabolisme karbohidrat

seperti pada diabetes mellitus, kelainanmetabolisme lemak didalam

urin didapatkan benda keton dalam jumlah yang tinggi.

- Pemeriksaan bilirubin

Dalam urin berdasarkan reaksi antara garam diazonium dengan

bilirubin dalam suasana asam,yang menimbulkan warna biru atau

ungu tua. Garam diazonium terdiri dari p-nitrobenzenediazonium

dan p-toluene sulfonate, sedangkan asam yang dipakai adalah asam

sulfo salisilat.

Adanya bilirubin 0,05-1 mg/dl urin akan memberikan basil positif

dan keadaan inimenunjukkan kelainan hati atau saluran empedu.

Hasil positif palsu dapat terjadi bila dalamurin terdapat mefenamic

acid, chlorpromazine dengan kadar yang tinggi sedangkan

negatif palsu dapat terjadi bila urin mengandung metabolit pyridium

atau serenium.

- Pemeriksaan urobilinogen

Page 5: Dasar Teori

Dengan reagens pita perlu urin segar. Dalam keadaan normal kadar

urobilinogen berkisarantara 0,1 - 1,0 Ehrlich unit per dl urin.

Peningkatan ekskresi urobilinogen urin mungkindisebabkan oleh

kelainan hati, saluran empedu atau proses hemolisa yang berlebihan

didalam tubuh.

Dalam keadaan normal tidak terdapat darah dalam urin, adanya darah

dalam urin mungkin disebabkan oleh pendarahan salur kemih atau

pada wanita yang sedang haid. Dengan pemeriksaan ini dapat

dideteksi adanya 150-160 ug hemoglobin per liter urin. Tes ini lebih

peka terhadap hemoglobin dari pada eritrosit yang utuh sehingga

perlu dilakukan pula pemeriksaan mikroskopik urin. Hasil negatif

palsu bila urin mengandung vitamin C lebih dari10 mg/dl. Hasil

positif palsu didapatkan bila urin mengandung oksidator seperti

hipochlorid atau peroksidase dari bakteri yang berasal dari infeksi

saluran kemih atau akibat pertumbuhan kuman yang terkontaminasi.