Dasar Teori
-
Upload
muhamad-fahmi-dermawan-endonesy -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of Dasar Teori
Dasar Teori
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan
pH menunjukkan bahwa banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) didalam tanah maka semakin
masam tanah tersebut sedangkan jika didalam tanah ditemukan ion OH- yang jumlahnya
berbanding terbalik dengan banyaknya H+ maka tanah tersebut tergolong alkalis (OH- lebih
banyak daripada H+).
Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara di serap
tanaman. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah yang mempengaruhi
konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain.
Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial. kemasaman
aktif disebabkan oleh H+ dalam larutan , sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion H+
dan Al yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan.
Penilaian mengenai produktivitas atau kesuburan tanah dapat dilihat pada tiga aspek, yaitu
sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologis tanah. Ketiga aspek ini dapat diketahui sama penting
peranannya dalam menentukan kesuburan tanah. Apabila dari salah satu dari ketiga aspek ini
rendah, sementara yang lainnya tinggi maka produktivitas tanah yang maksimum belum dapat
tercapai.
Reaksi tanah dapat dikategorikan menjadi tiga kelas yaitu: masam, netral, dan basa. Tanah
pertanian yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat
alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat tingkat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang
tinggi serta akibat bahan induk yang masam pada tanah podsolik yang banyak terdapat di
Indonesia, mempunyai aspek kesuburan karacunan ion-ion terutama keracunan H+.
Berdasarkan uraian di atas, maka praktikum mengenai reaksi tanah sangat penting
untuk dilaksanakan, mengingat tingkat kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh Reaksi Tanah
(pH).
Air merupakan sumber daya alam yang cukup banyak di dunia ini, ditandai dengan
adanya lautan, sungai, danau dan lain-lain sebagainya. Tanah memegang peranan penting dalam
melakukan prespitasi air yang masuk ke dalam tanah, selanjutnya sekitar 70% dari air yang
diterima di evaporasi dan dikembalikan ke atmosfer berupa air, dan tanah memegang peranan
penting dalam refersi dan penyimpanan. Sisanya itulah yang digunakan untuk kebutuhan
tranpirasi, evaporasi dan pertumbuhan tanaman.
Kandungan air dalam tanah dapat ditemukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilah
nisbi, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang kandungan
air dan karena itu dapat ditafsirkan bermacam-macam. Walaupun penentuan kandungan air tanah
didasarkan pada pengukuran gravimetrik, tetapi jumlah air lebih mudah dinyatakan dalam
hitungan volumetrik seperti nisbah air.
Air diperlukan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, antara lain untuk
memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi. Reaksi kimia dalam tanah hanya berlangsung bila
terdapat air. Pelepasan unsur-unsur hara dari mineral primer terutama juga karena pengaruh air,
yang kemudian mengangkutnya ke tempat lain (pencucian unsur hara). Sebaliknya kemampuan
air menghanyutkan unsur hara dapat pula dimanfaatkan untuk mencuci garam-garam yang berda
dalam tanah.
Fungsi lain dalam tanah adalah melapukkan mineral yaitu menyiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman dan sebagai media gerak unsur-unsur hara ke akar. Jadi air merupakan
pelarut dan bersama-sama hara yang lain terlarut membentuk larutan tanah, tetapi bila air teralalu
banyak maka hara tanah akan tercuci dan membatasi pergerakan udara dalam tanah.
Konsistensi tanah dan kesesuaian tanah untuk diolah sangat dipengaruhi oleh kandungan
air tanah. Demikian pula daya dukung tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanah.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu melaksanakan pengamatan penetapan Kadar Air tanah
untuk mengetahui proses dan berapa jumlah air yang dikandung oleh tanah.