Dasar Teori

5
Dasar Teori Darah adalah medium untuk transportasi massal jarak jauh berbagai bahan antar sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks yaitu plasma tempat unsur-unsur sel eritrosit, leukosit dan trombosit (Guyton, 2006). Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamai sebagai pembuluh darah. Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta fungsi homeostasis (Sadikin, 2001). Di dalam darah terdapat sel-sel darah merah yang berjuta- juta jumlahnya. Sel darah merah bentuknya bulat, pinggirnya cembung sedangkan bagian tengahnya cekung. Besarnya rata-rata bergaris tengah 0,007 milimeter, tebalnya 0,002 milimeter. Sel darah merah dibuat oleh sum-sum tulang, limpa dan hati juga membuat sel darah merah (Wirawan, 1976). Tugas pokok dari darah adalah membantu pernapasan. Darah mengambil zat asam yang dihisap oleh paru-paru waktu menarik napas. Kemudian membawa dan membagikannya ke seluruh jaringan tubuh. Warna merah pada sel darah merah ditimbulkan oleh zat yang berwarna merah. Zat inilah yang disebut hemoglobin. Selain itu darah juga berperan sebagai pembawa zat yang

description

BfhMwhdjkf

Transcript of Dasar Teori

Dasar Teori

Darah adalah medium untuk transportasi massal jarak jauh berbagai bahan antar sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. Darah terdiri dari cairan kompleks yaitu plasma tempat unsur-unsur sel eritrosit, leukosit dan trombosit (Guyton, 2006).

Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamai sebagai pembuluh darah. Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai bahan serta fungsi homeostasis (Sadikin, 2001).

Di dalam darah terdapat sel-sel darah merah yang berjuta-juta jumlahnya. Sel darah merah bentuknya bulat, pinggirnya cembung sedangkan bagian tengahnya cekung. Besarnya rata-rata bergaris tengah 0,007 milimeter, tebalnya 0,002 milimeter. Sel darah merah dibuat oleh sum-sum tulang, limpa dan hati juga membuat sel darah merah (Wirawan, 1976).

Tugas pokok dari darah adalah membantu pernapasan. Darah mengambil zat asam yang dihisap oleh paru-paru waktu menarik napas. Kemudian membawa dan membagikannya ke seluruh jaringan tubuh. Warna merah pada sel darah merah ditimbulkan oleh zat yang berwarna merah. Zat inilah yang disebut hemoglobin. Selain itu darah juga berperan sebagai pembawa zat yang bernama hormon. Zat tersebut dibuat oleh kelenjar-kelenjar tubuh. Hormon masuk ke pembuluh darah kemudian oleh darah dibagikan ke seluruh tubuh (Wirawan, 1976).

Secara umum fungsi darah ialah sebagai berikut :

Alat transpor makanan, yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh tubuh.

Alat transpor O2, yang diambil dari paru-paru atau insang untuk dibawa ke seluruh tubuh.

Alat transpor bahan buangan dari jaringan ke alat-alat ekskresi seperti paru-paru, ginjal, dan kulit.

Alat transpor antar jaringan dari bahan-bahan yang diperlukan oleh suatu jaringan dibuat oleh jaringan lain.

Mempertahankan keseimbangan dinamis dalam tubuh, termasuk mempertahankan suhu tubuh, mempertahankan keseimbangan asam basa sehingga pH darah dan cairan tubuh tetap dalam keadaan seharusnya.

Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya selalu dianggap punya potensi menimbulkan ancaman.

Dengan demikian, secara garis besar dapat dikatakan, bahwa fungsi darah ialah sebagai sarana transpor, alat homeostasis dan alat pertahanan.(Sadikin, 2001)

Sel darah merah merupakan sel terbanyak dalam darah. Karena mengandung senyawa yang berwarna merah yaitu hemoglobin. Fungsi utamanya adalah mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh sel di berbagai jaringan. Kelarutan oksigen secara fisik di dalam darah sangat dipengaruhi oleh tekanan parsial dari gas ini (PO2) serta oleh suhu. Kedua faktor ini merupakan faktor lingkungan yang mudah berubah-ubah (Sadikin, 2001).

Eritrosit atau sel darah merah pada dasarnya adalah suatu kantong hemoglobin yang terbungkus membran plasma yang mengangkut O2 dan CO2 di dalam darah. Leukosit atau sel darah putih adalah unit-unit pertahanan sistem imun diangkut dalam darah ke tempat-tempat cedera atau mikroorganisme penyebab penyakit. Trombosit adalah penghentian perdarahan dari suatu pembuluh yang cedera (Guyton, 2006).

Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rata-rata 5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari 3 jenis unsur sel yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit yang berada di dalam cairan kompleks plasma (Sadikin, 2001).

Hemoglobin merupakan hal yang paling penting pada eritrosit untuk mengangkut O2. Molekul hemoglobin terdiri dari dua bagian, yaitu:

Bagian globin, suatu protein yang terbentuk dari empat rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat.

Gugus nitrogenosa nonprotein mengandung besi yang dikenal sebagai gugus hem (heme) yang masing-masing terikat ke polipeptida.

(Sherwood, 1996)

Setiap atom besi dapat berikatan secara reversible dengan satu molekul oksigen. Karena, O2 kurang larut dalam plasma 98,5% O2 yang diangkut dalam darah terikat pada hemoglobin membentuk oksihemoglobin. Kandungan besi hemoglobin tampak kemerahan apabila berikatan dengan O2 dan kebiruan jika mengalami deoksigenasi (Sherwood, 1996).

Selain mengangkut O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan zat-zat berikut :

Karbon dioksida, hemoglobin ikut berperan mengangkut gas ini dari jaringan kembali ke paru.Bagian ion hidrogen asam (H+) dari asam karbonat yang terionisasi, yang dibentuk dari CO2 pada tingkat jaringan. Hemoglobin dengan demikian menyangga asam ini sehingga pH tidak terlalu berpengaruh.

Karbon monoksida (CO), dalam keadaan normal tidak terdapat dalam darah. Tetapi, jika terhirup menempati tempat pengikatan O2 di hemoglobin sehingga terjadi keracunan CO.

(Sherwood, 1996)

Dengan demikian, hemoglobin berperan penting dalam pengangkutan O2 sekaligus pengangkutan CO2 dan menentukan kapasitas penyangga darah. Untuk memaksimalkan kandungan hemoglobinnya sebuah eritrosit dipenuhi oleh ratusan juta molekul hemoglobin (Sherwood, 1996).

Kemampuan hemoglobin untuk dapat berikatan secara longgar dan reversibel dengan oksigen. Karena fungsi utama hemoglobin dalam tubuh adalah bergabung dengan oksigen dalam paru dan kemudian melepaskan oksigen ini dalam kapiler jaringan perifer yang tekanan gas oksigennya jauh lebih rendah daripada paru-paru (Murray, 2006).

Oksigen tidak bergabung dengan dua ikatan positif besi dalam molekul hemoglobin. Namun, berikatan secara longgar dengan salah satu ikatan yang disebut ikatan koordinasi atom besi. Ikatan ini begitu longgar. Sehingga gabungan tersebut bersifat sangat reversibel. Selanjutnya oksigen diangkut ke jaringan bukan dalam bentuk ion melainkan dalam bentuk molekul (yang terdiri dari dua atom oksigen). Yang karena longgarnya dan sangat reversibel. Oksigen dilepaskan kedalam cairan jaringan dalam bentuk molekul bukan dalam bentuk ion (Guyton, 2006).