Dasar Teori

9
EKSTRAKSI-DESTILASI MINYAK ATSIRI 1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa dapat memahami pembuatan minyak atsiri dengan cara ekstraksi-destilasi. 2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan o Seperangkat alat ekstraksi-destilasi : 1 set o Gelas ukur 100 ml : 1 buah o Gelas kimia 250 ml : 1 buah o Botol aquadest : 1 buah o Labu leher satu 500 ml : 1 buah o Thermometer : 1 buah o Erlenmeyer 250 ml : 1 buah Bahan yang digunakan o Kunyit ,laos,jahe dll o Etanol o Aquades secukupnya 3. DASAR TEORI Minyak atsiri yang merupakan minyak wangi khas dihasilkan dari tanaman atau hewan, terdiri dari campuran berbagai senyawa kimia yang termasuk golongan hidrokarbon dan hidrokarbon-o. Sifat fisika kimia dan mutu bau dari masing-masing jenis minyak tersebut merupakan resultan dari campuran senyawa penyusunnya.

description

jjguk

Transcript of Dasar Teori

EKSTRAKSI-DESTILASI MINYAK ATSIRI

1. TUJUAN PERCOBAANMahasiswa dapat memahami pembuatan minyak atsiri dengan cara ekstraksi-destilasi.

2. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN Alat yang digunakan Seperangkat alat ekstraksi-destilasi: 1 set Gelas ukur 100 ml : 1 buah Gelas kimia 250 ml : 1 buah Botol aquadest : 1 buah Labu leher satu 500 ml : 1 buah Thermometer : 1 buah Erlenmeyer 250 ml : 1 buah

Bahan yang digunakan Kunyit ,laos,jahe dll Etanol Aquades secukupnya

3. DASAR TEORIMinyak atsiri yang merupakan minyak wangi khas dihasilkan dari tanaman atau hewan, terdiri dari campuran berbagai senyawa kimia yang termasuk golongan hidrokarbon dan hidrokarbon-o. Sifat fisika kimia dan mutu bau dari masing-masing jenis minyak tersebut merupakan resultan dari campuran senyawa penyusunnya.Ekstraksi minyak dari bahan yang mengandung minyak dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu cara penyulingan, pengempaan, ekstraksi dengna pelarut dan efluerasi. Cara ekstraksi yang cocok untuk digunakan sangat tergantung dari sifat bahan olah dan sifat dari minyak serta kadar minyak yang terkandung dalam bahan olahannya.Mutu minyak yang dicerminkan oleh karakteristik sifat fisik kimia minyak dipengaruhi oleh berbagai factor, yaitu factor mutu bahan baku, proses pengolahan (metode dan kondisi proses), penanganan bahan baku, penanganan minyak (hasil olah) yang mencakup perkemasan, penyimpanan dan perlakuan minyak tersebut sebelum disimpan, misalnya penjernihan dan pemurnian.Minyak atsiri yang dihasilkan dari proses ekstraksi merupakan minyak atsiri kasar sehingga sebelum siap digunakan oleh industri pemakai minyak atsiri, seperti industri parfum, kosmetik, dan farmasi. Oleh karena itu jika akan digunakan maka minyak tersebut harus diolah lebih lanjut misalnya dengan proses fraksionasi, deterpenasi, isolasi komponen dan rektifikasi atau meracik berbagai jenis atsiri dari hasil proses tersebut sehingga menghasilkan wewangian dalam bentuk komponen.Didalam produk kosmetik, minyak atsiri beserta dengan senyawa sintetik berbau wangi berperan sebagai bahan pewangi. Penggunaan jenis bahan pewangi lainnya adalah didalam kosmetik dan tidak menimbulkan efek sensitisasi atau alergi terhadap pemakai.Minyak atsiri, atau yang dikenal juga sebagai volatile oil, atau essential oil, adalah cairan pekat yang tidak larut air, mengandung senyawa-senyawa beraroma yang berasal dari berbagai tanaman. Minyak atsiri ini umumnya diperoleh dengan cara destilasi, juga dapat diperoleh melalui proses ekspresi, dan ekstraksi pelarut. Minyak atsiri digunakan secara luas pada parfum, kosmetik, perasa makanan dan minuman, dan juga pada produk pembersih rumah tangga. Beberapa minyak atsiri telah lama digunakan secara medis untuk berbagai klaim, dari perawatan kulit hingga pengobatan kanker. Namun penggunaan minyak atsiri yang paling utama saat ini adalah guna keperluan aromaterapi, yakni salah satu jenis pengobatan alternatif yang menyatakan bahwa aroma tertentu yang berasal dari tanaman memiliki efek penyembuhan.

EKSTRAKSI MINYAK ATSIRIEkstraksi minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:1. Penyulingan menggunakan uap airMetode ekstraksi yang tertua dalam pengolahan minyak atsiri. Metode ini cocok untuk minyak atsiri. Metode ini cocok untuk minyak atsiri yang tidak rusak karena pengaruh panas uap air, misalnya minyak (mawar, selasih, cempaka, cengkeh, nilam, dan jahe)2. Ekstraksi menggunakan pelarutMenggunakan pelarut cocok untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh minyak atsiri antara lain )klhoroform, alcohol, aseton, eter serta lemak).

3. PengempaanPemisahan komponen minyak atsiri dilakukan untuk mendapatkan senyawa tertentu. Pemisahan ini antara laon dengan cara fraksinasi dan isolasi.

Adapun sifat-sifat minyak atsiri, yaitu :1. Memiliki bau khas, umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya .2. Memiliki rasa getir, berasa tajam, menggigit, memberi rasa hangat sampai panas atau justru dingin ketika dikulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya.3. Bersifat tidak bisa disabunkan dengan alkali dan tidak berubah menjadi bau tengik,ini berbeda dengan minyak lemak.4. Tidak dapat bercampur dengan air, tetapi dapat memberikan baunya pada air walaupun kelarutannya sangat kecil.5. Sangat mudah larut dalam pelarut organik.6. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah.7. Susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi syaraf manusia sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu8. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda9. Secara kimiawi minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa,namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu.10. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organic terpenaterpenoid yang bersifat larut dalam minyak atsiri.Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.Para ahli menganggap, minyak atsiri merupakan yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan lain (lihat dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti dari beberapa atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa, zat-zat itu tidak digolongkan sebagai minyak atsiri.Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda.Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik dan yang bersifat larut dalam minyak. Minyak Atsiri merupakan suatu minyak yang mudah menguap (volatile oil) biasanya terdiri dari senyawa organik yang bergugus alkohol, aldehid, keton dan berantai pendek. Minyak atsiri dapat diperoleh dari penyulingan akar, batang, daun, bunga, maupun biji tumbuhan, selain itu diperoleh juga terpen yang merupakan senyawaan hidrokarbon yang bersifat tidak larut dalam air dan tidak dapat disabunkan.Minyak atsiri digunakan secara luas pada parfum, kosmetik, perasa makanan dan minuman, dan juga pada produk pembersih rumah tangga. Beberapa minyak atsiri telah lama digunakan secara medis untuk berbagai klaim, dari perawatan kulit hingga pengobatan kanker. Namun penggunaan minyak atsiri yang paling utama saat ini adalah guna keperluan aromaterapi, yakni salah satu jenis pengobatan alternatif yang menyatakan bahwa aroma tertentu yang berasal dari tanaman memiliki efek penyembuhan.Pada aromaterapi, minyak atsiri dilarutkan dengan minyak pembawa (minyak zaitun, hazelnut, atau almond) dan digunakan untuk pemijatan, disebar ke udara menggunakan nebulizer atau lilin aromaterapi. Destilasi minyak atsiri dilakukan dengan cara menampung bahan baku yang berasal dari tanaman, seperti daun, kulit kayu, biji, dan akar, ke alat destilasi di atas air. Ketika air dipanaskan, uap air akan melewati bahan baku tersebut dan ikut menguapkan minyak atsiri. Uap minyak atsiri akan mengalami kondensasi kembali menjadi cairan dan ditampung di alat penampung. Cairan ini dinamakan hidrosol atau hidrolat. Contoh hidrosol yang terkenal adalah rose water dan lavender water.Metode ekstraksi pelarut (solvent extraction) digunakan untuk memperoleh minyak atsiri yang terlalu sedikit untuk diperas atau terlalu rentan terhadap panas untuk didestilasi. Pada metode ini digunakan pelarut seperti heksan atau karbon dioksida superkritis untuk mengekstraksi minyak atsiri. Ekstrak yang diperoleh dari pelarut heksan atau pelarut hidrofobik lainnya dinamakan concretes, yang mengandung campuran minyak atsiri, lilin (wax), resin, dan senyawa larut minyak lainnya dari tanaman. Pelarut lain, yakni etil alkohol, digunakan untuk memisahkan komponen minyak atsiri dari concretes. Alkohol dihilangkan melalui proses destilasi tahap kedua, meninggalkan komponen minyak atsiri yang dinamakan absolute. Pelarut karbon dioksida superkritis digunakan sebagai pelarut pada proses ekstraksi cairan superkritis, dimana karbon dioksida superkritis akan mengekstraksi baik lilin (wax) dan juga minyak atsiri pada concrete. Lilin akan dipisahkan dari minyak atsiri dengan cara menurunkan termperatur ekstraksi, kemudian setelah ekstraksi selesai, tekanan diturunkan sehingga karbon dioksida berubah menjadi gas.Oleh karena sifatnya yang pekat dan menyebabkan iritasi serta alergi kulit, maka minyak atsiri jangan digunakan langsung pada kulit tanpa dilarutkan terlebih dahulu. Selain itu, penggunaannya juga harus dilakukan dengan hati-hati. Efek samping yang mungkin dapat terjadi meliputi ginekomastia (khususnya pada tea tree oil dan minyak lavender), risiko aborsi (bila digunakan secara internal dengan dosis 0,5-10 mL), selain itu asap yang ditimbulkan dari pembakaran minyak atsiri dapat bersifat karsinogen (menimbulkan kanker) oleh karena mengandung senyawa PAHs (polycyclic aromatic hydrocarbons).

4. PROSEDUR KERJAa. Ekstraksi minyak asiri dengan pelarut. Menimbang 19 gram kunyit, memasukkan ke dalam labu leher satu 500 ml. Memasukkan 330 ml etanol ke dalam labu leher satu. Menyiapkan peralatan destilasi dan melakukan proses destilasi pada suhu 78c. Melakukan destilasi sampai 5 kali sirkulasi. Menampung destilat dalam erlenmeyer. Mencampurkan destilat dan residu didalam gelas kimia. Memasukkan pelarut ke dalam corong pisah dan menutupnya dengan rapat.

b. Destilasi minyak atsiri Memasukkan pelarut yang ada si dalam corong pisah ke dalam labu leber dua. Menyiapkan peralatan distilasi dan melakukan proses distilasi pada suhu 75C - 80C. Menampung destilat dalam erlenmeyer. Mengukur volume minyak asiri yang didapatkan.