DASAR INST.BAB 3.ppt

28
PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIK PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIK Bagi masyarakat modern, energi listrik merupakan kebutuhan primer. Hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari energi listrik bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga, antara lain penerangan lampu, pompa air, pendingin lemari es / freezer, pengkondisi udara dingin, kompor listrik, mesin kopi panas, dispenser, setrika listrik, TV, dan sebagainya. Hampir setiap bangunan membutuhkan energi listrik seperti sekolah / kampus, perkantoran, rumah sakit, hotel, restoran, mall, supermarket, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, stadion, Industri, dan sebagainya. Di Indonesia, penyedia energi listrik dikelola pengusaha ketenagalistrikan (PT. PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan oleh instalatir. Energi listrik dari pembangkit sampai ke pemakai /

Transcript of DASAR INST.BAB 3.ppt

Page 1: DASAR INST.BAB 3.ppt

PERLENGKAPAN INSTALASI PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIKLISTRIK

Bagi masyarakat modern, energi listrik merupakan kebutuhan primer. Hal ini bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari energi listrik bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga, antara lain penerangan lampu, pompa air, pendingin lemari es / freezer, pengkondisi udara dingin, kompor listrik, mesin kopi panas, dispenser, setrika listrik, TV, dan sebagainya.

Hampir setiap bangunan membutuhkan energi listrik seperti sekolah / kampus, perkantoran, rumah sakit, hotel, restoran, mall, supermarket, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, stadion, Industri, dan sebagainya.

Di Indonesia, penyedia energi listrik dikelola pengusaha ketenagalistrikan

(PT. PLN), dan pelaksana instalasinya dikerjakan oleh instalatir.

Energi listrik dari pembangkit sampai ke pemakai / konsumen listrik disalurkan melalui saluran transmisi dan distribusi yang disebut instalasi penyedia listrik. Sedangkan saluran dari alat pembatas dan pengukur (APP) sampai ke beban disebut instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

Page 2: DASAR INST.BAB 3.ppt

Berikut ini diagram penyaluran energi listrik dari pembangkit ke pemkaiBerikut ini diagram penyaluran energi listrik dari pembangkit ke pemkai

Keterangan :G : GeneratorGI : Gardu IndukGH : Gardu HubungGD : Gardu Distribusi

TT : Jaringan tegangan tinggiTM : Jaringan tegangan menengahTR : Jaringan tegangan rendahAPP : Alat pembatas dan pengukur

Page 3: DASAR INST.BAB 3.ppt

Konsumen listrik di Indonesia dengan sumber dari PLN atau perusahaan swasta lainnya dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Konsumen Rumah Tangga Kebutuhan daya listrik untuk rumah tangga antara 450VA s.d. 4400VA, secara umum mnggunakan sistem 1 fasa dengan tegangan rendah 220V / 380V dan jumlahnya sangat banyak. 2. Penerangan Jalan Umum (PJU) Pada kota-kota besar penerangan jalan umum sangat diperlukan oleh karena bebannya berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara 50VA s.d. 250VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka sistem yang digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220V / 380V. 3. Konsumen Pabrik Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing pabrik dayanya dalam orde kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V / 380V), namun untuk pabrik-pabrik yang besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20kV. 4. Konsumen Komersial Yang dimaksud konsumen komersial antara lain

stasiun, terminal, KRL (Kereta Rel Listrik), hotel-hotel berbintang, rumah sakit besar, kampus, stadion olahraga, mall, hypermarket, apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan menengah.

Page 4: DASAR INST.BAB 3.ppt

Alat Pengukur dan Pembatas (APP)Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai /

pelanggan listrik (untuk keperluan rumah tangga, sosial, usaha/bangunan komersial, gedung pemerintah dan instansi), maka perlu dilakukan pengukuran dan pembatasan daya listrik.

APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab pengusaha ketenagalistrikan (PT. PLN), sebagai dasar dalam pembuatan rekening listrik. Pada sambungan tenaga listrik tegangan rendah, letak penempa-tan APP dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 5: DASAR INST.BAB 3.ppt

Keterangan: GD : Gardu Distribusi TR : Jaringan tegangan Rendah SLP : Sambungan Luar Pelayanan SMP : Sambungan Masuk Pelayanan SLTR : Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Rendah APP : Alat Pengukur dan Pembatas PHB : Papan Hubung Bagi IP : Instalasi Pelanggan Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa pengukuran yang dimaksud adalah

untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Adapun alat ukur / instrumen yang digunakan adalah alat pengukur : Kwh, KVARh, KVA maksimum, arus listrik dan tegangan listrik.

Sistem pengukurannya ada dua macam, yaitu :Pengukuran primer atau juga disebut pengukuran langsung, terdiri dari pengukuran primer satu fasa untuk pelanggan dengan daya dibawah 6.600VA pada tegangan 220V / 380V, dan pengukuran primer tiga fasa untuk pelanggan dg daya diatas 6.600V sampai dengan 33.000VA pada tegangan 220V / 380V.

Pengukuran sekunder tiga fasa atau disebut juga pengukuran tak langsung(menggunakan trafo arus) digunakan pada pelanggan dengan daya 53KVAsampai dengan 197KVA.

Page 6: DASAR INST.BAB 3.ppt

Sedangkan yang dimaksud dengan pembatasan adalah pembatasan untuk menentukan batas pemakaian daya sesuai dengan daya tersambung. Alat pembatas yang digunakan adalah :

Pada sistem tegangan rendah sampai dengan 100A digunakan MCB dan diatas 100A digunakan MCCB; pelebur tegangan rendah; NFB yang bisa disetel.

Pada sistem tegangan menengah biasanya digunakan pelebur tegangan

menengah atau rele.

Berikut ini adalah contoh gambar alat ukur Kwh dan KVARh.

Gambar 3.3 Kwh meter satu fasa analog dan digital

Page 7: DASAR INST.BAB 3.ppt

Gambar 3.4 Kwh meter tiga fasa analog dan digital

kWh Meter Prabayar

Page 8: DASAR INST.BAB 3.ppt
Page 9: DASAR INST.BAB 3.ppt

Beberapa contoh kode dan cara penyambungan alat pengukur atau penghitung sebagai berikut :

Penyambungan dengan Code 1010 atau 1010-00 berarti :(1) : penghitung dengan daya nyata arus bolak-balik satu fasa(2) : tanpa bagian tambahan(3) : untuk sambungan dengan trafo arus(4) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan piringan putar

Gambar 3.6 Rangkaian Kwh satu fasa dengan trafo arus

Page 10: DASAR INST.BAB 3.ppt

Penyambungan dengan Code 2000 atau 2000-00berarti :(2) : penghitung daya nyata arus bolak-balik dua fasa(0) : tanpa bagian tambahan(0) : untuk sambungan tetap(0) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan piringan putar

Gambar 3.6 Rangkaian Kwh dua fasa dengan sambungan tetap

Page 11: DASAR INST.BAB 3.ppt

Gambar 3.7 Rangkaian Kwh tiga fasa dengan trafo arus dan trafo tegangan

Penyambungan dengan Code 3020 atau 3020-00 berarti :(3) : penghitung daya nyata arus bolak-balik tiga fasa(0) : tanpa bagian tambahan(2) : untuk sambungan dengan trafo arus dan trafo tegangan(0) : tanpa bagian tambahan pada penghitung daya maksimum dengan piringan putar

Page 12: DASAR INST.BAB 3.ppt

Perangkat Hubung Bagi (PHB)

adalah perangkat yang digunakan pada instalasi listrik agar sistem dapat bekerja dengan aman dan handal sebelum didistribusikan ke beban-beban

PHB merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada PHB diantaranya adalah : Sekring, pemutus tenaga, sakelar isolasi, alat dan instrument ukur ( ampere meter dll) , rel ( bus-bar) . Dalam PHB juga terdapat alat bantu berupa lampu indicator, tombol-tombol operasi, rangkaian dan komponen kontrol.

Komponen PHB Box Panel PHB Pengaman Beban Lebih (MCB, MCCB, ELCB dll) Pengaman Hubung Singkat (Fuse/Sekering) Saklar (Switch) Komponen Indikator (lampu, Ampere & Volt meter)

Page 13: DASAR INST.BAB 3.ppt

Box Panel PHB

Page 14: DASAR INST.BAB 3.ppt

BOX Panel pada instalasi besar

Page 15: DASAR INST.BAB 3.ppt
Page 16: DASAR INST.BAB 3.ppt

Gambar 3.10 PHB dan diagram garis tunggal (satu garias)

Page 17: DASAR INST.BAB 3.ppt

Pengaman Beban Lebih

MCB 1 phasa (type C45) MCB 3 phasa

Page 18: DASAR INST.BAB 3.ppt

MCB (Miniatur Circuit Breaker)MCB adalah suatu rangkaian pengaman yang dilengkapi dengan komponen

thermis(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relay elektromagnetik untuk pengaman hubung singkat.

MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga fasa. Keuntungan menggunakan MCB, yaitu :

1. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu fasanya.

2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih.

3. Mempunyai respon yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih.

Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis,pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat.

Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak.

Page 19: DASAR INST.BAB 3.ppt

Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :

Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian semikonduktor dan trafo-trafo

yang sensitif terhadap tegangan. Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah tangga. Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor. Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan. Tipe H untuk pengaman instalasi penerangan bangunan

MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)MCCB merupakan salah satu alat pengaman yang dalam proses operasinya

mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat untuk penghubung.

Jika dilihat dari segi pengaman, maka MCCB dapat berfungsi sebagai pengaman gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu pengaman ini, mempunyai kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai dengan yang diinginkan.

Page 20: DASAR INST.BAB 3.ppt

Keterangan :1. Bahan BMC untuk bodi dan tutup2. Peredam busur api3. Blok sambungan untuk pemasangan ST dan UVT4. Penggerak lepas-sambung5. Kontak bergerak6. Data kelistrikan dan pabrik pembuat7. Unit magnetik trip

Gambar 3.12 Moulded Case Circuit Breaker

Page 21: DASAR INST.BAB 3.ppt

PengamanHubungSingkat

Sekering atau Fuse

Mengamankan rangkaian dari terjadinya SC baik pada rangkaian maupun beban

Cara kerja :

Apabila terjadi kelebihan muatan listrik atau terjadi hubungan arus pendek, maka secara otomatis sekering tersebut akan memutuskan aliran listrik dan tidak akan menyebabkan kerusakan pada komponen yang lain.

Page 22: DASAR INST.BAB 3.ppt

Jenis-jenis Fuse

Page 23: DASAR INST.BAB 3.ppt

Penataan PHBPenataan PHB

PHB harusPHB harus ditata & dipasang sedemikian rupa shg terlihat rapi & teratur, & ditata & dipasang sedemikian rupa shg terlihat rapi & teratur, & harus ditempatkan dlm ruang yg cukup leluasa. (6.2.1.1 PUIL 2000)harus ditempatkan dlm ruang yg cukup leluasa. (6.2.1.1 PUIL 2000)

PHB harusPHB harus ditata & dipasang sedemikian rupa shg pemeliharaan & pelaya-ditata & dipasang sedemikian rupa shg pemeliharaan & pelaya-nan mudah & aman, & bg yg penting mudah dicapai. (6.2.1.2 PUIL nan mudah & aman, & bg yg penting mudah dicapai. (6.2.1.2 PUIL 2000)2000)

Pemasangan Saklar masukPemasangan Saklar masuk

Pada sisi penghantar masuk dari PHB yg berdiri sendiri harus dipasang Pada sisi penghantar masuk dari PHB yg berdiri sendiri harus dipasang setidak-tidaknya satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya satu saklar, sedangkan pada setiap penghantar keluar setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus. (lihat gb.3.13a atau 3.13b)setidak-tidaknya dipasang satu proteksi arus. (lihat gb.3.13a atau 3.13b)

(6.2.4.1 PUIL 2000).(6.2.4.1 PUIL 2000).

Sebagai alternatif unt. saklar dg proteksi arus lebih, atau pengaman lebur, Sebagai alternatif unt. saklar dg proteksi arus lebih, atau pengaman lebur, dapat juga dipakai saklar yg didalamnya terdapat proteksi arus yg dapat juga dipakai saklar yg didalamnya terdapat proteksi arus yg dikehendaki, seperti arus pemutus sirkit (MCB) sebagaimana tertera dikehendaki, seperti arus pemutus sirkit (MCB) sebagaimana tertera dalam gb 3.13b. Apabila hal ini diterapkan maka pemutus sirkit yg akan dalam gb 3.13b. Apabila hal ini diterapkan maka pemutus sirkit yg akan digunakan harus dipilih yg sesuai, yg memiliki ketahanan arus hubung digunakan harus dipilih yg sesuai, yg memiliki ketahanan arus hubung pendek yg mungkin terjadi dlm sirkit yg diamankan. pendek yg mungkin terjadi dlm sirkit yg diamankan.

Page 24: DASAR INST.BAB 3.ppt

63A

10A/25A

10A/25A

10A/25A

NYA 3x4 mm2

NYA 3x4 mm2

NYA 3x4 mm2

Gambar 3.13a

10A/25A NYA 3x4 mm2

NYA 3x4 mm2

NYA 3x4 mm2

10A/25A

10A/25A

Gambar 3.13b

Page 25: DASAR INST.BAB 3.ppt

Penempatan Pengaman Lebur & SaklarPenempatan Pengaman Lebur & SaklarJika pengaman lebur & saklar kedua-duanya terdapat pd sirkit masuk, Jika pengaman lebur & saklar kedua-duanya terdapat pd sirkit masuk,

sebaiknya pengaman lebur dipasang sesudah saklar (6.2.7.1 PUIL 2000) sebaiknya pengaman lebur dipasang sesudah saklar (6.2.7.1 PUIL 2000) (lihat gb 3.14a) (lihat gb 3.14a)

Jika pengaman lebur & saklar kedua-duanya terdapat pd sirkit keluar, Jika pengaman lebur & saklar kedua-duanya terdapat pd sirkit keluar, sebaiknya pengaman lebur dipasang sesudah saklar sebagaimana sebaiknya pengaman lebur dipasang sesudah saklar sebagaimana dimaksud 6.2.7.1diatas. Apabila sistem proteksi tidak menggunakan dimaksud 6.2.7.1diatas. Apabila sistem proteksi tidak menggunakan pengaman lebur tetapi menggunakan pemutus sirkit sejenis MCB, maka pengaman lebur tetapi menggunakan pemutus sirkit sejenis MCB, maka ketentuan 6.2.7.1 & ayat ini tidak berlaku, tetapi diterapkan ketentuan spt ketentuan 6.2.7.1 & ayat ini tidak berlaku, tetapi diterapkan ketentuan spt tersebut dalam 6.2.4.1 (lihat gb 3.14b). tersebut dalam 6.2.4.1 (lihat gb 3.14b).

63A

10A/25A

10A/25A

10A/25A

35A/60A

Gb. 3.14a

10A

10A

10A

35A

Gb. 3.14b

Page 26: DASAR INST.BAB 3.ppt

Ketentuan Umum Mengenai Perlengkapan InstalasiKetentuan Umum Mengenai Perlengkapan Instalasi

Perlengkapan listrik yang baik dlm kerja normal tidak akan membahayakan atau Perlengkapan listrik yang baik dlm kerja normal tidak akan membahayakan atau merusak, & harus tahan thd kerusakan mekanik, termis & kimiawi.merusak, & harus tahan thd kerusakan mekanik, termis & kimiawi.

Setiap bg perlengkapan listrik yg digunakan dlm inst. listrik harus memenuhi Setiap bg perlengkapan listrik yg digunakan dlm inst. listrik harus memenuhi PUIL 2000 dan/standar yg berlaku.PUIL 2000 dan/standar yg berlaku.

Selungkup & rangka logam perlengkapan yg mempunyai teg. pengenal ke bumi di Selungkup & rangka logam perlengkapan yg mempunyai teg. pengenal ke bumi di atas 50V, demikian pula yg dipasang dlm ruang lembab & panas harus atas 50V, demikian pula yg dipasang dlm ruang lembab & panas harus dibumikan secara baik & tepat.dibumikan secara baik & tepat.

Tentang pelayanan atau pengendalian ditetentukan bahwa setiap peranti harus dpt Tentang pelayanan atau pengendalian ditetentukan bahwa setiap peranti harus dpt dihubungkan & diputuskan dg saklar kecuali unt. lampu & peranti kecil atau dihubungkan & diputuskan dg saklar kecuali unt. lampu & peranti kecil atau kumpulan daripadanya, yg bersama-sama mempunyai daya tidak lebih dari kumpulan daripadanya, yg bersama-sama mempunyai daya tidak lebih dari 1,5 Kw.1,5 Kw.

Setiap perlengkapan listrik harus tercantum dg jelas ;Setiap perlengkapan listrik harus tercantum dg jelas ;

1)1) Nama pembuat & merk dagang Nama pembuat & merk dagang

2)2) Daya, tegangan, dan/arus pengenalDaya, tegangan, dan/arus pengenal

3)3) Data teknis yg diisyaratkan SNI Data teknis yg diisyaratkan SNI

Page 27: DASAR INST.BAB 3.ppt
Page 28: DASAR INST.BAB 3.ppt