Undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang PERUBAHAN UNDANG-UNDANG BPHTB
“DASAR HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA LUAR NEGERI … · Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang...
Transcript of “DASAR HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA LUAR NEGERI … · Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang...
“DASAR HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA LUAR NEGERI OLEH PEMDA”
DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
FISIP – HI UNJANI CIMAHI
2012
2
• UU No. 37 Tahun 1999 Tentang Hubungan Luar Negeri
• UU No. 24 Tahun 2000 Tentang Perjanjian Internasional
• UU Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua
• UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
• UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
• UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
• UU Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh
• PP No. 54 Tahun 2005 Tentang Pinjaman Daerah
• PP Nomor 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Dan/atau
Penerimaan Hibah Serta Penerusan Pinjaman Dan/atau Hibah Luar Negeri
3
Undang-Undang No.37 Tahun 1999
tentang Hubungan Luar Negeri
Hubungan luar negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara Indonesia.
Bab I tentang Ketentuan Umum Pasal 1
4
Undang-Undang No. 24 Tahun 2000
tentang Perjanjian Internasional
Lembaga negara dan lembaga pemerintah, baik departemen maupun non departemen, di tingkat pusat dan daerah, yang mempunyai rencana untuk membuat Perjanjian Internasional terlebih dahulu melakukan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana tersebut dengan Menteri
Bab II tentang Pembuatan Perjanjian Internasional
Pasal 5
5
Undang-Undang No. 21 Tahun 2002
tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua
• Perjanjian Internasional yang dibuat oleh pemerintah yang hanya terkait dengan kepentingan Provinsi Papua dilaksanakan setelah mendapat pertimbangan Gubernur dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Provinsi Papua dapat mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dengan lembaga atau badan di luar negeri yang diatur dengan keputusan bersama sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pasal 4
6
Undang-Undang No. 21 Tahun 2002
tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua
Provinsi Papua dapat menerima bantuan luar negeri setelah memberitahukannya kepada Pemerintah.
Pasal 35
7
Undang-undang No. 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara
•Pemerintah Pusat dapat memberikan hibah/pinjaman kepada atau menerima hibah/pinjaman dari pemerintah/lembaga asing dengan persetujuan DPR. •Pinjaman dan/atau hibah yang diterima
Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diteruspinjamkan kepada Pemda/perusahaan Negara/Perusahaan Daerah
Pasal 23
8
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara
•Menteri Keuangan dapat menunjuk pejabat yang diberi kuasa atas nama Menteri Keuangan untuk mengadakan utang negara atau menerima hibah yang berasal dari dalam negeri ataupun dari luar negeri sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang APBN.
•Utang/hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diteruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD.
Pasal 38
9
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara
•Biaya berkenaan dengan proses pengadaan utang atau hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibebankan pada Anggaran Belanja Negara. •Tata cara pengadaan utang dan/atau penerimaan
hibah baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri serta penerusan utang atau hibah luar negeri kepada Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD, diatur dengan peraturan pemerintah.
Pasal 38
10
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
DPRD mempunyai tugas dan wewenang : • melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan
peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerjasama internasional di daerah;
• memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;
• memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh pemerintah daerah;
Pasal 42
11
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
•Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari penerusan pinjaman hutang luar negeri dari Menteri Keuangan atas nama Pemerintah setelah memperoleh pertimbangan Menteri Dalam Negeri. •Perjanjian penerusan pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan antara Menteri Keuangan dan Kepala Daerah
Pasal 170
12
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006
Tentang Pemerintahan Aceh
Rencana persetujuan internasional yang berkaitan langsung dengan Pemerintah Aceh yang dibuat oleh Pemerintah dilakukan dengan konsultasi dan pertimbangan DPR Aceh
Pasal 8
13
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006
Tentang Pemerintahan Aceh
• Pemerintah Aceh dapat mengadakan kerja sama dengan lembaga atau badan di luar negeri kecuali yang menjadi kewenangan Pemerintah.
• Pemerintah Aceh dapat berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan seni, budaya, dan olah raga internasional.
• Dalam hal diadakan kerja sama sebagimana dimaksud pada ayat (1), dalam naskah kerja sama tersebut dicantumkan frasa "Pemerintah Aceh sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia".
Pasal 9
14
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006
Tentang Pemerintahan Aceh
DPRA mempunyai tugas dan wewenang sbb: •Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh PA. •Memberikan pertimbangan terhadap rencana kerjasama internasional yang dibuat oleh Pemerintah yang berkaitan langsung dengan Pemerintah Aceh
Pasal 23
15
Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006
Tentang Pemerintahan Aceh
• Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dapat memperoleh pinjaman dari Pemerintah yang dananya bersumber dari luar negeri atau bersumber selain dari pinjaman luar negeri dengan persetujuan Menteri Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri.
• Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dapat menerima hibah dari luar negeri dengan kewajiban memberitahukan kepada Pemerintah dan DPRA/DPRK.
Pasal 186
16
Peraturan Pemerintah No. 54 tahun 2005
tentang Pinjaman Daerah
•Pemerintah Daerah dilarang melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri. •Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal pinjaman langsung kepada pihak luar negeri yang terjadi karena kegiatan transaksi Obligasi Daerah sesuai peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Pasal 3
17
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah Serta
Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
Kementerian Negara / Lembaga / Pemerintah daerah dilarang melakukan perikatan dalam bentuk apapun yang dapat menimbulkan kewajiban untuk melakukan pinjaman luar negeri
Pasal 3
18
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah Serta
Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
Pemerintah Daerah mengajukan usulan kegiatan investasi untuk mendapatkan penerusan pinjaman luar negeri dari Pemerintah kepada Menteri Perencanaan
Pasal 7
19
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah Serta
Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
• Menteri menetapkan pinjaman dan/atau hibah luar negeri Pemerintah yang akan diteruspinjamkan atau diterushibahkan kepada Pemerintah Daerah dan diteruspinjamkan atau dijadikan penyertaan modal kepada BUMN.
• Penetapan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sebelum dilakukan negosiasi dengan PPLN/PHLN.
• Dalam menentukan penerusan pinjaman kepada Daerah dalam bentuk pinjaman atau hibah, Menteri memperhatikan kemampuan membayar kemball daerah dan kapasitas fiskal daerah serta pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri.
Pasal 20
20
Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah Serta
Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri
Pemerintah Daerah atau BUMN wajib melakukan pembayaran kembali atas penerusan pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 22
22
DR. Agus Subagyo, S.IP., M.Si Komplek Tirta Kencana Blok C No 7 Jln Pasantren Cibabat Cimahi Phone / fax : (022) 6612003 HP : 081 21 4047 45 Email : [email protected] [email protected] Facebook : agus subagyo Twitter : subagyoagus