ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan...

87
ABSTRAKSI Siti Latifah, Persepsi Orang tua Terhadap Kualitas Pendidikan SD Islam Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor, Jurusan Kependidikan Islam program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta 2011. Mendapatkan pendidikan yang berkualitas merupakan hak setiap anak, akan tetapi dalam mencapai harapan itu orang tualah yang menentukan pilihan. Karena untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas sekarang ini bukanlah barang murah, orang tua harus mengeluarkan biaya pendidikan yang cukup besar untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Karena tidak sedikit sekolah yang memiliki kualitas pendidikannya baik menetapkan biaya pendidikan yang mahal. Oleh karena itu hal ini sangat mempengaruhi pola pikir orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi orang tua tentang kualitas pendidikan yang ada di SD Islam Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor. Metode yang dipergunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu berusaha untuk menyajikan fakta-fakta atau kenyataan yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dengan cara menanyakan langsung ke beberapa orang tua siswa SD Islam Terpadu Nida El-Adabi dilengkapi pula dengan penjelasan dari pihak sekolah. Kemudian hasil penelitian disajikan dengan cara analisis kualitatif, untuk mengolah data yang diperoleh dari wawancara orang tua siswa dengan hasil wawancara pihak sekolah yang disertai dengan bukti dokumentasi. Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil bahwa berdasarkan persepsi orang tua tentang kualitas pendidikan SD Islam Terpadu Nida El-Adabi yaitu cukup baik. Hal itu dinyatakan oleh beberapa orang tua siswa bahwa kualitas input, proses dan output SD Islam Terpadu Nida El-Adabi sudah cukup baik dan memuaskan. Meskipun diakui masih adanya kekurangan yang dirasakan siswa atau orang tua siswa khususnya sarana penunjang kegiatan belajar di kelas. Kesimpulannya persepsi orang tua tentang kualitas pendidikan SD Islam Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor sudah cukup baik. Saran yang disampaikan orang tua dan digunakan dalam skripsi ini yaitu pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Keyword: Persepsi , Kualitas dan Pendidikan

Transcript of ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan...

Page 1: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

ABSTRAKSI

Siti Latifah, Persepsi Orang tua Terhadap Kualitas Pendidikan SD Islam

Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor, Jurusan Kependidikan Islam

program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta 2011.

Mendapatkan pendidikan yang berkualitas merupakan hak setiap anak, akan tetapi

dalam mencapai harapan itu orang tualah yang menentukan pilihan. Karena untuk

mendapatkan pendidikan yang berkualitas sekarang ini bukanlah barang murah,

orang tua harus mengeluarkan biaya pendidikan yang cukup besar untuk

mendapatkan pendidikan yang layak. Karena tidak sedikit sekolah yang memiliki

kualitas pendidikannya baik menetapkan biaya pendidikan yang mahal. Oleh

karena itu hal ini sangat mempengaruhi pola pikir orang tua dalam memberikan

pendidikan kepada anaknya.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi orang tua tentang kualitas

pendidikan yang ada di SD Islam Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor.

Metode yang dipergunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu berusaha

untuk menyajikan fakta-fakta atau kenyataan yang sesungguhnya. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, dengan cara menanyakan langsung

ke beberapa orang tua siswa SD Islam Terpadu Nida El-Adabi dilengkapi pula

dengan penjelasan dari pihak sekolah.

Kemudian hasil penelitian disajikan dengan cara analisis kualitatif, untuk

mengolah data yang diperoleh dari wawancara orang tua siswa dengan hasil

wawancara pihak sekolah yang disertai dengan bukti dokumentasi.

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil bahwa berdasarkan

persepsi orang tua tentang kualitas pendidikan SD Islam Terpadu Nida El-Adabi

yaitu cukup baik. Hal itu dinyatakan oleh beberapa orang tua siswa bahwa kualitas

input, proses dan output SD Islam Terpadu Nida El-Adabi sudah cukup baik dan

memuaskan. Meskipun diakui masih adanya kekurangan yang dirasakan siswa

atau orang tua siswa khususnya sarana penunjang kegiatan belajar di kelas.

Kesimpulannya persepsi orang tua tentang kualitas pendidikan SD Islam Terpadu

Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor sudah cukup baik.

Saran yang disampaikan orang tua dan digunakan dalam skripsi ini yaitu

pengadaan sarana dan prasarana sekolah.

Keyword: Persepsi, Kualitas dan Pendidikan

Page 2: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KUALITAS

PENDIDIKAN SD ISLAM TERPADU NIDA EL-ADABI

PARUNGPANJANG BOGOR

SKRIPSI

Disusun Oleh:

Siti Latifah

106018200786

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 3: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KUALITAS

PENDIDIKAN SD ISLAM TERPADU NIDA EL-ADABI

PARUNGPANJANG BOGOR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Siti Latifah

106018200786

dibawah bimbingan

Drs.H. Mudjahid Ak, M.Sc

NIP 19470714 196510 1 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432H/ 2011 M

Page 4: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Persepsi Orang tua Terhadap Kualitas Pendidikan

SDIT Nida El-Adabi Parungpanjang-Bogor,” telah diujikan pada sidang

munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam

Negeri (UIN) Jakarta pada hari kamis, tanggal 05 Mei 2011. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd) program strata satu (S1) pada jurusan KI-Manajemen Pendidikan.

Jakarta, 05 Mei 2011

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan KI-MP) Tanggal Tanda Tangan

Ketua

Rusdy Zakaria.M.Ed, M.Phil NIP.19560530 198503 1 002

Sekretaris

Drs.H. Mua’rif SAM, M.Pd

NIP. 19650717 199403 1 005

Penguji I

Prof.Dr.Abudin Nata, MA NIP. 19540802 198503 1 002

Penguji II

Fauzan, MA NIP. 19761107 200701 1 013

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof.Dede Rosyada, MA

NIP. 19571005 198703 1 003

Page 5: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan
Page 6: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan
Page 7: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

i

ABSTRAKSI

Siti Latifah, Persepsi Orang tua Terhadap Kualitas Pendidikan SD Islam

Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor, Jurusan Kependidikan Islam

program studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta 2011.

Mendapatkan pendidikan yang berkualitas merupakan hak setiap anak, akan tetapi

dalam mencapai harapan itu orang tualah yang menentukan pilihan. Karena untuk

mendapatkan pendidikan yang berkualitas sekarang ini bukanlah barang murah,

orang tua harus mengeluarkan biaya pendidikan yang cukup besar untuk

mendapatkan pendidikan yang layak. Karena tidak sedikit sekolah yang memiliki

kualitas pendidikannya baik menetapkan biaya pendidikan yang mahal. Oleh

karena itu hal ini sangat mempengaruhi pola pikir orang tua dalam memberikan

pendidikan kepada anaknya.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan persepsi orang tua tentang kualitas

pendidikan yang ada di SD Islam Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor.

Metode yang dipergunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu berusaha

untuk menyajikan fakta-fakta atau kenyataan yang sesungguhnya. Teknik

pengumpulan data menggunakan wawancara, dengan cara menanyakan langsung

ke beberapa orang tua siswa SD Islam Terpadu Nida El-Adabi dilengkapi pula

dengan penjelasan dari pihak sekolah.

Kemudian hasil penelitian disajikan dengan cara analisis kualitatif, untuk

mengolah data yang diperoleh dari wawancara orang tua siswa dengan hasil

wawancara pihak sekolah yang disertai dengan bukti dokumentasi.

Berdasarkan pengolahan dan analisis data diperoleh hasil bahwa berdasarkan

persepsi orang tua tentang kualitas pendidikan SD Islam Terpadu Nida El-Adabi

yaitu cukup baik. Hal itu dinyatakan oleh beberapa orang tua siswa bahwa

kualitas input, proses dan output SD Islam Terpadu Nida El-Adabi sudah cukup

baik dan memuaskan. Meskipun diakui masih adanya kekurangan yang dirasakan

siswa atau orang tua siswa khususnya sarana penunjang kegiatan belajar di kelas.

Kesimpulannya persepsi orang tua tentang kualitas pendidikan SD Islam Terpadu

Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor sudah cukup baik.

Saran yang disampaikan orang tua dan digunakan dalam skripsi ini yaitu

pengadaan sarana dan prasarana sekolah.

Keyword: Persepsi, Kualitas dan Pendidikan

Page 8: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

ii

Kata Pengantar

Alhamdulillahirobbil „Alamiin, atas rahmat yang tidak terhingga, atas segala

nikmat yang telah diberikan dengan tiada hentinya, dan atas izin-Nya untuk

meneguk segala kenikmatan, dan atas izin-Nya pula akhirnya dapat

menyelesaikan tugas akhir ini.

Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

yang telah memberikan kecerahan bagi kehidupan manusia.

Rasa terima kasih yang tidak terhingga dan yang mendalam penulis haturkan

atas bantuan, bimbingan, serta dorongan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Bapak Prof.Dr. Dede

Rosyada, MA.

2. Ketua jurusan Kependidikan Islam sekaligus dosen pembimbing akademik

kami Bapak Drs. Rusydi Zakaria, M.Ed, M.Phil, serta ketua prodi

Manajemen Pendidikan Bapak Drs. Mua‟rif SAM, M.Pd.

3. Bapak Drs. Mudjahid AK, M.Sc yang telah memberikan bimbingan dan

arahan kepada penulis selama penulis menyelesaikan tugas akhir skripsi

ini.

4. Untuk kedua orang tua ku mama dan abah,yang tidak putus-putusnya

mendo‟akan ananda, memberikan dukungan baik moril maupun materiil

untuk lebih maju dan berkarya lagi.

5. Terkhusus untuk my old sister “teh Eroh” terima kasih atas segala

dukungannya terutama dukungan baik sarana bagi penulis maupun

materiil yang tidak bisa di jumlah berapa banyaknya. Dan umumnya untuk

seluruh keluarga dan saudara-saudaraku terimakasih atas do‟anya.

6. Untuk kepala sekolah, TU, Dewan guru dan para orang tua SDIT NIDA

EL-ADABI terima kasih atas sambutan positifnya kepada penulis, bantuan

dan partisipasinya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

7. Teruntuk my soulheart thanks for u’r spirit yang penuh keikhlasan

sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.

Page 9: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

iii

8. Untuk seluruh rekan-rekan KIMP angkatan 2006 semoga kesolidan kita

dalam berteman dapat terus terjalin dan semangat terus dalam menggapai

mimpi, get our dreams!

9. Untuk sahabat-sahabat ku “VV, Reta, Uly, I‟ah” terima kasih atas

semangat yang kalian berikan untuk penulis dalam penyusunan skripsi ini

semoga kita menjadi orang-orang yang sukses.Amiiiin

10. Untuk photo copy “Diaz” pesanggrahan terima kasih banyak atas

pelayanannya semoga usaha kalian dapat terus maju. Amiiiin

11. Untuk teman-teman ku di ikatan remaja mesjid Al-Makmur terima kasih

atas dukungan dan do‟anya.

Hanya Allah AWT yang mampu membalas budi baik saudara semua.

Jakarta 04 April 2011

Penulis

Page 10: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 4

1. Identifikasi Masalah ........................................................ 4

2. Pembatasan Masalah ....................................................... 4

3. Perumusan Masalah ........................................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5

D. Sistematika Penelitian ........................................................... 5

BAB II PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN YANG BERMUTU

A. Persepsi ................................................................................. 7

1. Pengertian Persepsi ......................................................... 7

2. Faktor-faktor Persepsi ..................................................... 10

B. Kualitas Pendidikan .............................................................. 12

1. Pengertian Kualitas Pendidikan ...................................... 12

2. Dasar-dasar Program Mutu/Kualitas Pendidikan ............ 16

3. Prinsip-prinsip Kualitas/Mutu Pendidikan ...................... 17

4. Faktor-faktor Kualitas/Mutu Pendidikan ........................ 20

5. Ciri-ciri Sekolah Dasar yang Berkualitas ........................ 23

6. Upaya peningkatan Pendidikan ....................................... 27

Page 11: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat ................................................................ 38

B. Metode Penelitian, Jenis Data, dan Penentuan Sumber Data 39

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 39

D. Teknik Analisis Data ............................................................. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SDIT Nida El-Adabi ................................ 43

B. Persepsi Orang Tua tentang Kualitas Pendidikan ................. 48

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 64

B. Saran-saran ............................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67

LAMPIRAN

Page 12: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang

kualitas

Tabel 2: Jadwal penelitian

Tabel 3: Kisi-kisi wawancara

Tabel 4: Keadaan sarana dan prasarana

Tabel 5: Keadaan guru

Tabel 6: Keadaan siswa

Tabel 7: Peralatan sekolah

Tabel 8: Keadaan staf dan karyawan

Page 13: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Peta komponen pendidikan sebagai system ...................................... 21

Gambar 2: Struktur Organisasi

Page 14: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Wawancara orang tua siswa

Lampiran 2: Hasil wawancara kepala sekolah

Lampiran 3: Hasil wawancara guru

Lamipran 4: Hasil wawancara kepala Tata usaha

Lampiran 5: Keadaan sarana dan Prasarana

Lampiran 6: Keadaan guru

Lampiran 7: Keadaan staf dan karyawan

Lampiran 8: Keadaan siswa

Lampiran 9: Keadaan peralatan sekolah

Lampiran 10: Tata tertib sekolah

Lamipran 11: Drap RAPBS

Lampiran 12: Struktur Organisasi

Lampiran 13: Struktur Kurikulum

Lampiran 14: Prestasi Sekolah

Lampiran 16: Laporan Dana BOS

Page 15: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dan penting dalam

pelaksanaan pembangunan suatu negara. Hal itu terlihat dari usaha pemerintah

untuk mewujudkan pendidikan yang ke depannya diharapkan muncul generasi-

generasi yang berkualitas. Sebagaimana dituangkan dalam tujuan dan fungsi

pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia

Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 No.20 tahun 2003 yang berbunyi:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab”.1

1 Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama,

2004), h. 7

Page 16: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

2

Tujuan dari undang-undang pendidikan diatas sejalan dengan hadist Nabi

Muhammad saw yang menggambarkan variasi muatan materi bidang pendidikan

dibawah ini dapat diberi makna sebagai pengakuan Islam terhadap adanya variasi

keragaman potensi yang dimiliki peserta didik :

“Kewajiban orang tua kepada anaknya adalah memberi nama baik mendidik

sopan santun serta mengeajari menulis, berenang, memanah, member makan

dengan baik dan mengkawinkannya jika anak telah mencapai dewasa.”2

Hakikat pendidikan menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya “Ilmu Teoritis

dan Praktis” berpendapat bahwa pendidikan adalah segala usaha orang dewasa

dalam pergaulan dengan anak untuk memimpin perkembangan rohaniyah ke arah

kedewasaan.3

Selanjutnya dalam buku Pengantar Dasar-dasar Pendidikan pengertian

pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani

(pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan jasmani (pancaindera serta

keterampilan-keterampilan).4

Dari dua definisi yang dikatakan oleh para ahli pendidikan tersebut, maka

jalan yang terbaik dalam mencapai kedewasaan anak adalah dengan melakukan

proses pendidikan baik di lembaga formal, non formal maupun informal.

Meskipun pada dasarnya masyarakat lebih mempercayakan proses pendidikan

tersebut ke lembaga pendidikan formal yaitu sekolah.

2 H. Ahmad Syar’i, M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam, 2001, pustaka Firdaus, Jakarta. Cet-2. H. 47

3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosydakarya, 1985),

Edisi ke-1, h. 11 4 Tim Dosen FIP- IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

1988), cet. Ke-3, h. 7

Page 17: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

3

Kebutuhan masyarakat akan suatu pendidikan baik formal, informal maupun

non formal akan semakin meningkat, karena untuk sekarang ini tidak hanya

sekedar kemampuan saja yang dapat diandalkan akan tetapi dari segi akademik

pun menjadi pertimbangan.

Pendidikan sekarang ini menjadi tema pembicaraan yang sedang hangat

dibicarakan di tengah masyarakat. Isu-isu pendidikan yang berkembang antara

lain adalah mulai dari biaya pendidikan, kualitas pendidikan, evaluasi pendidikan,

dan perubahan kurikulum, dll.

Berangkat dari beberapa isu-isu di atas, ada beberapa hal menjadi dasar yang

mempengaruhi pola pemikiran para orang tua dalam memasukkan anak-anak

mereka ke dalam sebuah lembaga pendidikan yaitu sekolah. Banyak para orangtua

di masyarakat mengupayakan anaknya untuk dapat mengenyam pendidikan yang

layak dan berkualitas, meskipun dengan berbagai konsekwensi yang harus

dihadapi. Tidak sedikit para orang tua menyekolahkkan anaknya ke sebuah

lembaga pendidikan bermutu tinggi, akan tetapi mereka harus mengeluarkan biaya

pendidikan yang mahal. Tidak sedikit pula para orang tua menyekolahkan anak

mereka ke lembaga yang pendidikan biasa-biasa saja dengan tidak perlu

mengeluarkan banyak biaya untuk pendidikan anak mereka, asalkan anak mereka

dapat memperoleh pendidikan formal yang layak.

Kedua kenyataan di atas merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri,

karena semua itu merupakan pilihan para orang tua dalam memberikan

pendidikan bagi anak-anak mereka, agar anak-anak mereka dapat tumbuh dan

berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan.

Tujuan orang tua untuk memberikan pendidikan yang berkualitas sangat

belandaskan pula dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menggambarkan

bahwa masa anak-anak mereka akan berbeda dengan orang tuanya.

Page 18: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

4

“ajarilah anak-anakmu sekalian karena sesungguhnya mereka diciptakan

untuk masanya bukan di masamu (orang tua)”.5

Begitupun fenomena yang terjadi di tengah masyarakat khususnya yang ada

di desa Kabasiran Parungpanjang Bogor. Banyak Sekolah Dasar bermunculan

yang melakukan berbagai penawaran dalam rangka untuk menarik perhatian para

orang tua. Ada sekolah yang menawarkan biaya pendidikan yang terjangkau

bahkan sampai dengan menggratiskan uang pangkal sekolah. Adapula sekolah

yang lebih mengutamakan kualitas pendidikan baik intrakurikuler maupun

kegiatan ekstrakurikuler, meskipun dengan pembelajaran yang relativ mahal

dibandingkan dengan sekolah dasar lainnya. Semua itu dilakukan untuk menarik

perhatian para orang tua yang ingin anak mereka mendapatkan pendidikan layak

untuk bekalnya kemudian.

Jika melihat kondisi ekonomi sekarang di desa Kabasiran, secara tidak

langsung layaknya para orang tua akan memilih sekolah yang biaya

pendidikannya terjangkau. Kualitas pendidikan menjadi prioritas yang kedua

dalam pertimbangan orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Bagi

sekolah yang menawarkan pendidikan berkualitas tetapi mahal mungkin akan

kalah dalam persaingan ini.

Akan tetapi lain halnya dengan kondisi yang dialami oleh SDIT Nida El-

Adabi, meskipun sekolah ini baru beberapa tahun berdiri dan baru meluluskan 2

angkatan. Akan tetapi sekolah ini sudah memiliki nama di mata masyarakat desa

Kabasiran khususnya dan masyarakat Parungpanjang umumnya. Salah satu

contohnya saja dari segi prestasi yang pernah diraih yaitu menjuarai lomba OSN

(Olimpiade Sains Nasional) tingkat kecamatan hingga tingkat kabupaten dan

bahkan menjadi perwakilan Kabupaten ke tingkat Provinsi.6

5 5 H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam … h. 48

6 Dokumentasi prestasi SDIT Nida El-Adabi

Page 19: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

5

SD Islam Terpadu Nida El-Adabi merupakan salah satu sekolah yang

menetapkan biaya pendidikan yang relativ tinggi jika dibadingkan dengan SD-SD

umum lainnya. Akan tetapi sekolah ini tidak kalah bersaing dengan sekolah-

sekolah umum lainnya yang biayanya lebih rendah dari SD Islam Terpadu Nida-

El-Adabi.

Hal ini akan menjadi sesuatu yang berbeda mengingat latar belakang

pendapatan masyarakat khususnya Kecamatan Parungpanjang, yakni menengah

kebawah. Akan tetapi mereka tidak ragu untuk menyekolahkan anak mereka ke

sekolah ini. Tidak lain semua ini adalah merupakan usaha dari SD Islam Terpadu

Nida El-Adabi dalam memasarkan produknya kepada masyarakat Parungpanjag,

sehingga masyarakat merasa yakin untuk menyekolahkan anaknya di SD Islam

Terpadu Nida El-Adabi. Hal ini karena masyarakat sudah menganggap pendidikan

sebagai nilai investasi masa depan, sehingga membuat masyarakat desa Kabasiran

lebih menjadi lebih cerdas.

Sejauh ini masih saja ada orang tua siswa yang merasa kurang dengan hasil

yang diperoleh anaka mereka dibandingkan dengan apa yang sudah dikeluarkan.

Akan tetapi banyak masyarakat luar (bukan orang tua siswa) yang menganggap

kualitas pendidikan yang ada di SDIT Nida El-Adabi sudah baik. Berarti ada

ketidak seimbangan persepsi antara orang tua siswa dengan masyarakat luar. Dari

latar belakang dan kenyataan yang terjadi dimasyarakat maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Persepsi Orang tua Terhadap

Kualitas Pendidikan SDIT Nida El-Adabi Parungpanjang-Bogor”.

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana Strategi pemasaran yang dilakukan oleh SDIT Nida El-Adabi.

2. Bagaimana persepsi orangtua terhadap kualitas pendidikan yang ada di

SDIT Nida El-Adabi .

3. Apakah biaya pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas

pendidikan di SDIT Nida El-Adabi .

Page 20: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

6

4. Apakah latar belakang ekonomi orang tua siswa dapat mempengaruhi

kualitas pendidikan yang dimiliki oleh SDIT Nida El-Adabi.

C. Pembatasan Masalah

Agar tidak meluasnya pembahasan maka berdasarkan identifikasi masalah di

atas penulis akan membatasi masalah pada persepsi orang tua terhadap kualitas

pendidikan dengan latar belakang ekonomi orang tua siswa SDIT Nida El-

Adabi Parungpanjang- Bogor.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai

berikut: Bagaimana persepsi orang tua terhadap kualitas pendidikan di SDIT Nida

El-Adabi Parungpanjang - Bogor.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan berbagai persepsi orang tua tentang

kualitas pendidikan Sekolah Dasar Islam Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang-

Bogor.

Adapun hasil penelitian tentang persepsi orang tua tentang kualitas

pendidikan SDIT Nida El-Adabi ini diharapkan dapat memberikan sejumlah

manfaat kegunaan antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan dapatkan memperkaya khasanah kepustakaan

pendidikan, dan menjadi masukkan orang tua khususnya mengenai kualitas

pendidikan Sekolah Dasar yang ada di Desa Kabasiran serta menjadi bahan

masukkan bagi mereka yang berminat untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini

dengan hasil penelitian lain.

2. Untuk masyarakat, sebagai bahan masukkan dan acuan dalam menentukan

sekolah yang tepat untuk anaknya, sehingga dapat memenuhi harapan yang ingin

dicapai.

Page 21: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

7

D. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini penulis susun dalam bentuk lima bab dan tiap-tiap

bab terdiri dari sub-sub bab pembahasan dengan sistematika penulisan:

Bab I Pendahuluan, yang didalamnya meliputi latar belakang masalah,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,

manafaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Persepsi Tentang Pendidikan Yang Berkualitas, yang didalamnya

membahas tentang pengertian Persepsi, faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi, pengertian kualitas pendidikan, dasar-dasar

program kualitas/mutu pendidikan, factor-faktor yang mempengaruhi

kualitas/mutu pendidikan. ciri-ciri sekolah yang berkualitas/bermutu,

upaya dalam meningkatkan kualitas/mutu pendidikan.

Bab III Metodologi Penelitian yang didalamnya meliputi, waktu dan tempat

penelitian, metode penelitian jenis data dan penentuan sumber data,

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian, pada bab ini akan membahas tentang gambaran

tentang profil SDIT Nida El-Adabi, dan persepsi orang tua tentang

kualitas pendidikan yang ada di SDIT Nida El-Adabi.

Bab V Penutup, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari penelitian dan

saran-saran yang mungkin berguna bagi pihak-pihak yang terkait.

Page 22: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

8

BAB II

PERSEPSI TENTANG PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Dalam kamus lengkap Psikologi “persepsi diartikan sebagai proses mengetahui

atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera”.1

Menurut Irwanto, dkk, dalam bukunya Psikologi Umum, bahwa “persepsi

adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak”.2

Sementara itu Kata “persepsi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.”3

1 James P. Chaplin, kamus lengkap Psikologi (Jakarta, PT. Raja Grafindo, 2006), Ed. I

hal. 358

2 Irwanto, dkk, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 37

3 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 675

Page 23: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

9

Sedangkan Menurut Bimo Walgito bahwa persepsi merupakan suatu proses

yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut

proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan

stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses

persepsi.4

Selanjutnya Sarlito W. Sarwono, “persepsi adalah kemampuan untuk

membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu disebut

sebagai kemampuan untuk mengorganisasikan pengamatan.”5

Lebih jauh Jalaluddin Rakhmat menyatakan bahwa “persepsi adalah

pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh

dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.”6

Alisuf Sabri, dalam bukunya Psikologi umum dan Perkembangan, bahwa

“persepsi adalah proses dimana individu dapat mengenali objektif dengan

menggunakan alat-alat indera.”7

Sedangkan menurut Abdul Rahman shaleh dan Muhbib Abdul Wahab dalam

bukunya Psikologi suatu pengantar dalam perspektif Islam ”persepsi merupakan

proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera kita

(penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat

menyadari disekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.8

Selanjutnya Rita L. Atkinson, dkk mengartikan persepsi dalam bukunya

Pengantar Psikologi (yang tela diterjemahkan) adalah “bagaimana kita

4 Bimo Walgito, Pengantar Psikolgi Umum, (Yogyakarta:ANDI, 2004), Ed. Ke-4, h. 87-

88

5 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1996),

cet. ke-7, h. 39

6 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004),

ed. Revisi, cet. ke-2, h. 51

7 M. Alisuf Sabri, Psikologi umum dan Perkembangan, (Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya,

1993), h.45

8Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar:Dalam

Perspektif Islam, (Jakarta:Prenada Media,2004), cet.I, h,88-89

Page 24: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

10

mengintegrasikan sensasi ke dalam percept itu untuk mengenali dunia (percept

adalah hasil dari proses perceptual.”9

Kemudian menurut Abrahah H. maslow dalam bukunya Motivation and

Personality menerjemahkan persepsi sebagai berikut:

“stereotyping is a concept that can apply not only to the social psychology of

prejudice, but also to the basic process of perceiving, perceiving may be

something other than the absorption or registration of the intrinsic nature of

the real event. It is more often classifying, ticketing, or labeling of the

experience rather than an examination of it, and ought therefore to be called

by a name other than true perceiving.”10

Persepsi juga sesungguhnya telah dijelaskan dalam Al-qur’an , dalam bahasa

Al-Qur’an beberapa proses dan fungsi persepsi dimulai dari proses penciptaan.

Dalam QS. Al-mukminun ayat 12-14 disebutkan proses penciptaan manusia

dilengkapi dengan penciptaan fungsi-fungsi pendengaran dan penglihatan.

12

13

14

Dalam ayat ini tidak disebutkan telinga dan mata, tetapi sebuah fungsi.

Kedua fungsi vital bagi manusia dan disebutkan selalu dalam keadaan

berpasangan. Beberapa ayat lain juga mengungkapkan hal yang sama, antara

lain:11

9 Rita L. Atkinson, dkk, Pengantar Psikologi, (Interaksara) ed.I, jil. I, h. 276-277

10 Abrahahm H. Maslow, Motivation and Personality, (New york:Longman, 1970), third

edition, h. 198

11 Saleh dan Wahab, Psikologi suatu pengantar:Dalam perspektif Islam…, h.126

Page 25: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

11

1. Persepsi penginderaan fisik/non fisik (Fushilat:53)

53

2. Isytiflaf, pengetahuan peristiwa yang berada jauh dari jangkauan (QS.

Yusuf:94)

94

3. Kasyf

Dari beberapa definisi tentang persepsi di atas, penulis mengambil

kesimpulan bahwa persepsi adalah suatu proses penerimaan tanggapan yang

dilakukan oleh beberapa fungsi penginderaan manusia (mata dan telinga) sehingga

dari proses tersebut dapat berfungsi sebagai jalan untuk mengenali suatu objek.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Sementara itu menurut Bimo Walgito, Faktor-faktor yang berperan dalam

persepsi sebagai berikut:12

1. Objek yang dipersepsi. Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat

indera atau reseptor.

2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf, alat indera atau reseptor

merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada

syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima

12

Bimo Walgito, Pengantar Umum Psikologi, … h. 89-90

Page 26: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

12

reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran .

sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3. Perhatian, untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.

Selain itu menurut Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab,

faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi, antara lain:13

a. Perhatian yang selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

rangsang dari lingkungannya. Meskipun demikian ia tidak harus

menanggapi semua rangsangan yang diterima, untuk itu individunya

memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja.

b. Ciri-ciri rangsang

Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik

perhatian.

c. Nilai dan kebutuhan individu

Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah

melihat koin lebih besar dari pada anak-anak orang kaya.

d. Pengalaman dahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang mempersepsi dunianya.

Dalam ruang lingkup pembahasan ini tentang persepsi terhadap kualitas

pendidikan, berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan

berdasarkan waktu sebelum, pada saat, dan sesudah membeli suatu produk, seperti

yang ditunjukkan dalam tabel 1

13

Shaleh dan Wahab, Psikologi suatu pengantar:Dalam perspektif Islam …, h.118-119

Page 27: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

13

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pelanggan tentang kualitas14

Tabel 1

Sebelum membeli produk Saat membeli produk Sesudah membeli produk

Image (citra) dan nama merek

perusahaan

Pengalaman sebelumnya

Opini dari teman

Reputasi took atau tempat

penjualan

Publikasi hasil-hasil pengujian

produk

Harga (untuk performansi)

yang diiklankan

Spesifikasi

performansi/kinerja

Komentar dari penjualan

produk

Kondisi atau persyaratan

jaminan

Kebijaksanaan perbaikan dan

pelayanan

Program-program pendukung

Harga (untuk performansi)

yang ditetapkan

Kemudahan instalasi dan

penggunaan

Penanganan, perbaikan,

pengaduan, jaminan.

Ketersediaan suku cadang

(spare part)

Efektifitas pelayanan purna-

jual

Keandalan produk

Performansi komparatif

Jika dianalogikan tabel diatas dalam dunia pendidikan, bahwasanya faktor

yang mempengaruhi persepsi pelanggan (orang tua) tentang memandang kualitas

suatu adalah dikategorikan ke dalam tiga aspek ini yaitu faktor sebelum membeli,

biasanya orang tua akan mencari sekolah yang memang pencitraan namanya baik,

sebelumnya sudah merasakan hasil dari pembelajaran, masukan dari orang lain,

tempat atau fasilitas sekolah tersebut, transparan dalam hal prestasi siswanya

kepada masyarakat dan tentunya biaya yang akan ditawarkan.

Kemudian faktor yang mempengaruhi kedua yaitu pada saat

menggunakan jasa pendidikan biasanya para orang tua akan mempersepsikan

kualitas suatu pendidikan yaitu dengan melihat kinerja para tenaga pendidik

maupun tenaga kependidikan, keluhan selama dalam kegiatan belajar mengajar,

keadaan sesungguhnya di lapangan, tanggap terhadap kesalahan dan langsung

14

Nasution, Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Manajemen, (Bogor:Ghalia

Indonesia, 2005), ed. Ke-2, h.51

Page 28: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

14

memperbaikinya, program kegiatan yang mendukung siswa, dan konsisten dalam

pembiayaan.

Dalam faktor yang terakhir yaitu ketika sudah menggunakan jasa

pendidkan sekolah, orang tua akan menilai suatu sekolah berkualitas ketika

harapan yang diinginkan sesuai dengan tujuan, menerima masukan dari

masyarakat, menunjukkan performan melalui prestasi siswa dan tentunya diterima

di masyarakat.

B. KUALITAS PENDIDIKAN

1. Pengertian Kualitas Pendidikan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata kualitas/mutu berarti ukuran baik

buruknya suatu benda, kadar, taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan dan

sebagainya).15

Selanjutnya kata mutu dalam buku Sudarwan Danim, mengandung makna

derajat keunggulan suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang maupun

jasa.16

Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang

dihasilkan. Mutu bukanlah benda magis atau sesuatu yang rumit. Mutu didasarkan

pada akal sehat.17

Dalam bukunya Dorothe Wahyu Ariani, mutu adalah keseluruhan ciri atau

karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan

dan harapan pelanggan. Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu

mempunyai nilai subyektifitas yang tinggi antara satu konsumen dengan

konsumen lain atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa mutu produk

atau jasa itu akan dapat diwujudkan bila orientasi seluruh kegiatan

perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada kepuasan pelanggan

(custumer satisfaction).18

15

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa

Indonesia, … h. 467

16 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi Menuju

Organisasi Sekolah Efektif, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), cet.3, h. 53

17 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip perumusan dan tata

langkah penerapan, 2007, (Yogyakarta:Pustaka Belajar), cet.4, hal. 75

18 Dorothe Wahyu Ariani, Manajemen Kualitas, (Yogyakarta: Andi Offset), cet. 1, h. 6

Page 29: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

15

Ditambahkan kembali dalam bukunya M. Nur Nasution: 2005 tentang

Manajemen Mutu terpadu mengartikan mutu ke dalam beberapa elemen sebagai

berikut:19

a. Kualitas mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

b. Kualitas mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan

c. Kualitas merupakan saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada

masa mendatang.

Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan

maupun keluaran (hasilnya). Artinya mutu pendidikan mengacu pada input (siswa,

tenaga pendidik, pembiayaan, kebijakan progarm) yang kemudian diproses dalam

kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan output yang baik.

Kualitas atau mutu pada umumnya adalah gambaran dan karakteristik

menyuluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam

memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat.

Pengertian kualitas atau mutu dapat dilihat juga dari konsep secara absolute

dan relativ (Edward dan Sallis, 1993). Dalam konsep absolut sesuatu (barang)

disebut berkualitas bila memenuhi standar tinggi atau sempurna. Artinya, barang

tersebut sudah tidak ada yang melebihi. Bila diterapkan dalam dunia pendidikan

konsep kualitas absolut ini bersifat elitis karena hanya sedikit lembaga pendidikan

yang mampu menawarkan kualitas tertinggi kepada peserta didik dan hanya

sedikit siswa yang akan mampu membayarnya. Sedangkan, dalam konsep relativ,

kualitas berarti memenuhi spesifikasi yang ditetapkan sesuai dengan tujuan (fit for

their purpose). Edwad dan Sallis (1993) dalam Nurkolis, mengemukakan kualitas

dalam konsep relativ berhubungan dengan produsen, maka kualitas berarti sesuai

dengan spesifikasi yang ditetapkan pelanggan.

Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksudkan adalah dalam

konsep relativ, terutama berhubungan dengan kepuasan pelanggan. pelanggan

19

M. Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Managemen), (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2005), Ed. II, h. 3

Page 30: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

16

pendidikan aa dua aspek, yaitu palanggan internal dan eksternal (Nurkholis,

1997). Pendidikan berkualitas apabila:

a) Pelanggan internal (kepala sekolah, guru dan karyawan sekolah)

berkembang baik fisik maupun psikis. Secara fisik antara lain

mendapatkan imbalan finansial. Sedangkan secara psikis adalah bila

mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan

kemampuan, bakat dan kreatifitasnya.

b) Pelanggan eksternal:

1. Eksternal primer (para siswa): menjadi pembelajaran sepanjang

hayat, komunikator yang baik dalam bahasa nasional maupun

internasional, punya keterampilan teknologi untuk lapangan kerja

dan kehidupan sehari-hari, integritas pribadi, pemecahan masalah

dan penciptaan pengetahuan, menjadi warga Negara yang

bertanggungjawab (Phillip Hallinger, 1998, dalam Nurkholis). Para

siswa menjadi manusia dewasa yang bertanggungjawab akan

hidupnya.

2. Eksternal sekunder (orang tua, para pemimpin pemerintah dan

perusahaan); para lulusan dapat memenuhi harapan orang tua,

pemerintah dan pemimpin perusahaan dalam hal menjalankan

tugas-tugas dan pekerjaan yang diberikan.

3. Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas); para lulusan

memiliki kompetensi dalam dunia kerja dan dalam pengembangan

masyarakat sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi,

kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial.

Berbicara mengenai pelanggan ada beberapa unsur penting dalam kualitas

yang ditetapkan pelanggan, yaitu sebagai berikut.

Pelanggan harus merupakan prioritas utama organisasi

Pelanggan yang dapat diandalkan merupakan pelanggan yang paling

penting, yaitu pelanggan yang membeli berkali-kali.

Kepuasan pelanggan dijamin dengan menghasilkan produk berkualitas

tinggi dengan perbaikan terus-menerus.

Page 31: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

17

Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa suatu lembaga dapat dikatakan

bermutu apabila lembaga tersebut mampu memenuhi harapan-harapan

pelanggannya. Dalam hal ini yang termasuk ke dalam kategori pelanggan

khususnya lembaga pendidikan, seperti yang dikemukakan oleh greenwood

sebagai berikut:20

1. Siswa-siswa yang memperoleh pelajaran.

2. Orang tua siswa yang membayar baik langsung maupun tidak langsung

untuk biaya pendidikan anak-anaknya.

3. Pendidikan lanjut atau institusi pendidikan tempat siswa melanjutkan

studi.

4. Para pemakai tenaga kerja yang perlu untuk merekrut staf terampil,

memiliki keahlian dan berpendidikan sesuai dengan kebutuhan.

5. Negara yang memerlukan pegawai terdidik dengan baik.

Seperti dikutif dalam bukunya Abdul Rahman Shaleh (2006:250) bahwa

salah satu faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak merata adalah

peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan

pendidikan selama ini pada umunya lebih banyak bersifat dukungan input

(dana), bukan pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring,

evaluasi, dan akuntabilitas).21

2. Dasar-Dasar Program Mutu Pendidikan

Dasar-dasar program Mutu Pendidikan antara lain:

1. Komitmen pada perubahan, pemeimpin atau kelompok yang ingin

menerapkan program mutu harus memiliki komitmen atau tekad untuk

berubah.

2. Pemahaman yang jelas tentang kondis yang ada, banyak kegagalan dalam

melaksanakan perubahan karena melakukan sesuatu sebelum sesuatu itu

jelas.

20

Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat

dalam Penyelenggaraan Pendidikan…, h. 270

21 Abdul Rachaman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan anak Bangsa, …h. 249

Page 32: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

18

3. Mempunyai visi yang jelas terhadap masa depan, hendaknya perubahan

yang akan dilakukan berdasarkan visi tentang perkembangan, tantangan,

kebutuhan, masalah, dan peluang yang akan dihadapi pada masa yang

akan datang .

4. Mempunyai rencana yang jelas, mengacu pada visi, sebuah tim menyusun

rencana dengan jelas. Rencana menjadi pegangan dalam proses

pelaksanaan program mutu.22

3. Prinsip-Prinsip Mutu/Kualitas

Di bawah ini 14 perkara yang menggambarkan apa yang dibutuhkan sebuah

kegiatan bisnis untuk mengembangkan budaya mutu yang dikembangkan oleh Dr.

W. Edward Deming, antara lain: 23

1. Menciptakan konsistensi tujuan. Menciptakan konsistensi tujuan untuk

memperbaiki layanan dan siswa, dimaksudkan untuk menjadikan sekolah

sebagai sekolah yang kompetitif dan berkelas dunia.

2. Mengadopsi mutu total. Pendidikan berada dalam lingkungan yang benar-

benar kompetitif dan hal tersebut dipandang sebagai salah satu alasan

mengapa Amerika kalah dalam kompetitifnya.

3. Mengurangi kebutuhan pengujian. Mengurangi kebutuhan pengujian dan

inpeksi yang berbasis produksi massal dilakukan dengan membangun

mutu dalam layanan pendidikan.

4. Menilai bisnis sekolah dengan cara baru. Nilailah bisnis sekolah dengan

meminimalkan biaya total pendidikan. Pandanglah sekolah sebagai

pemasok siswa dan kelas satu sampai kelas-kelas selanjutnya.

Bekerjasama dengan para orang tua siswa dan berbagai lembaga untuk

memperbaiki mutu siswa menjadi bagian sistem.

22

Nana Syaodih Sukamadinata dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah

Menengah:konsep,prinsip, dan instrumen, (Bandung: Refika Aditama, 2006), cet.

Ke-6, h. 8-9

23 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip perumusan dan tata

langkah penerapan…hal. 85-89

Page 33: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

19

5. Memperbaiki mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya.

Memperbaiki mutu dan produktivitas, sehingga mengurangi biaya, dengan

melembagakan proses “rencanakan/periksa/ubah”.

6. Belajar sepanjang hayat. Mutu diawali dan diakhiri dengan latihan. Bila

anda mengharapkan orang mengubah cara bekerja mereka, anda mesti

memberi mereka perangkat yang diperlukan untuk mengubah proses kerja

mereka. Pelatihan memberikan perangkat yang dibutuhkan untuk

memperbaiki proses kerja.

7. Kepemimpinan dalam pendidikan. Merupakan tanggung jawab manajemen

untuk memberikan arahan. Para manajer dalam pendidikan mesti

mengembangkan visi dan misi untuk wilayah, sekolah atau jurusannya.

Visi dan misi harus diketahui dan didukung oleh para guru, staf, siswa,

orang tua dan komunitas.

8. Mengeliminasi rasa takut. Lenyapkanlah bekerja karena dorongan rasa

takut dari wilayah, sekolah atau jurusan, maka setiap orang akan bekerja

secara efektif untuk perbaikan sekolah.

9. Mengeliminasi hambatan keberhasilan. Manajemen bertanggung jawab

untuk menghilangkan hambatan yang menghalangi orang mencapai

keberhasilan dalam menjalankan pekerjaannya.

10. Menciptakan budaya mutu. Ciptakanlah budaya mutu jangan biarkan

gerakan menjadi bergantung pada seseorang atau sekelompok orang.

11. Perbaikan proses. Tidak ada proses yang pernah sempurna;karena itu,

carilah cara terbaik, proses terbaik, terapkan tanpa pandang bulu.

12. Membantu siswa berhasil. Hilangkanlah rintangan yang merampok hak

siswa, guru atau administrator untuk memiliki rasa bangga pada hasil

karyanya.

13. Komitmen. Manajemen. Manajemen mesti memiliki komitmen terhadap

budaya mutu. Manajemen mesti berkemauan untuk mendukung

memperkenalkan cara baru dalam mengerjakan sesuatu ke dalam sistem

pendidikan.

Page 34: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

20

14. Tanggung jawab. Biarkanlah setiap orang di sekolah untuk bekerja

menyelesaikan transformasi mutu. Transformasi merupakan tugas setiap

orang.

Selanjutnya dalam buku Nana Syaodih tentang pengendalian Mutu, ada

beberapa prinsip yag perlu dipegang dalam menerapkan program mutu pendidikan

diantaranya sebagai berikut:24

a. Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional

dalam bidang pendidikan.

b. Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalah ketidak

mampuan mereka dalam menghadapi “kegagalan sistem” yang

mencegah mereka dari pengembangan atau penerapan cara atau proses

baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada.

c. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan.

d. Uang bukan kunci utama dalam usaha peningkatan mutu. Mutu

pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas,

dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada

kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi.

e. Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada

perubahan.

f. Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki

pengetahuan keahlian dalam menyiapkan para siswa memiliki

pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki

pasar kerja yang bersifat global.

g. Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dipakai

secara langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaian-

penyesuaian dan penyempurnaan.

h. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem

pengukuran.

24

Nana Syaodih Sukmadinata dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah

Menengah:konsep,prinsip, dan instrumen, … h. 9-11

Page 35: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

21

i. Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari

kebiasaan menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat

dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-

program singkat.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan

Dalam bukunya prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, dkk tentang

pengendalian mutu pendidikan bahwa:

Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan. Merupakan

sesuatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan

yang bermutu, jika tidak melalui proses pendidikan yang bermutu pula.

Merupakan sesuatu yang mustahil pula,terjadi pendidikan yang bermutu

jika tidak didukung oleh faktor-faktor penunjang proses pendidikan yang

bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh

personalia, seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang

bermutu dan professional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan

prasarana pendidikan, fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai,

baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen

yang tepat, serta lingkungan yang mendukung. Mutu pendidikan bersifat

menyeluruh, menyangkut semua komponen, pelaksana, dan kegiatan

pendidikan, atau disebut sebagai mutu total atau “total quality”.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mencapai suatu

kualitas pendidikan tidak cukup dengan hanya satu atau dua komponen saja yang

ditingkatakan kualitasnya akan tetapi peningkatan tersebut harus dilakukan secara

keseluruhan, karena satu komponen pendidikan dengan komponen pendidikan

yang lain saling berkaitan, sehingga jika ada dari salah satu komponen tersebut

diabaikan maka akan berpengaruh terhadap hasil dari kualitas pendidikan itu

sendiri.

Oleh karena itu faktor-faktor yang terlibat dalam pengembangan mutu

pendidikan secara sistemik dapat dilihat pada gambar berikut.25

25

Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah (Konsep,

Prinsip, dan instrumen)… hal.7

Page 36: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

22

Gambar 1

Peta komponen pendidikan sebagai sistem

Dalam tataran input salah satu yang termasuk ke dalam bagian instrumental

input adalah biaya atau pembiayaan pendidikan. Biaya pendidikan merupakan

salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat

penting dalam penyelenggaraan pendidikan (disekolah). Biaya (cost) dalam

pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang

RAW input (siswa):

- Intelek

- Fisik-kesehatan

- Sosial-afektif

- Peer grooup

Proses Pendidikan:

- Pengajaran

- Pelatihan

- Pembimbingan

- Evaluasi

- Ekstra kurikuler

- pengelolaan

Environmental Input:

- Lingkungan sekolah

- Lingkungan keluarga

- Masyarakat

- Lembaga sosial, unit kerja

Instrumental Input:

Kebijakan pendidikan

Program pendidikan kurikulum

Personil;KS, Guru, Staf TU

Sarana, fasilitas, media, biaya

Output (lulusan):

- Pengetahuan

- Kepribadian

- performasi

Page 37: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

23

berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun

barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).

Biaya pendidikan di tingkat sekolah berasal dari tiga sumber yaitu pemerintah

(termasuk dari hibah dan pinjaman luar negeri), keluarga siswa (baik disalurkan

melalui sekolah maupun dibelanjakan sendiri), dan masyarakat (selain keluarga

siswa).26

Lebih lanjut mengenai sumber pendanaan pendidikan ini dijelaskan dalam UU

SISDIKNAS pasal 47 ayat 2 yaitu pemerintah, pemerintah daerah, dan

masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.27

Dalam implikasi diterapkannya manajemen pendidikan berbasis sekolah,

adalah pemberian wewenang kepada sekolah untuk mengelola dana sendiri.

Sekolah diberi kewenangan untuk mencari dana dan menggunakannya dengan

prinsip akuntabilitas dan transparansi. Strategi yang digunakan untuk mengatasi

pembiayaan pendidikan dalam menyukseskan manajemen pendidikan berbasis

sekolah, dapat dilakukan dengan meminta bantuan komite sekolah.

Disamping komite sekolah, kepala sekolah melakukan pendekatan yang

bersifat khusus kepada warga masyarakat yang memiliki kemampuan dalam

memberikan dana. Walaupun pekerjaan mencari dana tidaklah mudah, namun

beberapa sekolah dalam usahanya telah menerima bantuan dari masyarakat yang

memiliki kepedulian terhadap pendidikan.

Oleh karenanya, setiap sekolah sebaiknya melakukan pendekatan kepada

warga masyarakat tertentu yang dianggap dapat memberikan bantuan terhadap

sekolah. Bagaimanapun, dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

26

Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004), cet. Ke-2, h. 3 dan 26

27 Depdiknas, Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaanya 2000-

2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 25

Page 38: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

24

sekolah tidak bisa tidak harus mencari warga masyarakat yang mau memberikan

bantuan.28

5. Ciri-ciri Sekolah Dasar yang berkualitas

Merujuk pada pendapat Edward Sallis (1993), sekolah yang bermutu becirikan

sebagai berikut.29

1. Sekolah berfokus pada pelanggan baik pelanggan internal maupun

eksternal. Pada sekolah yang bermutu, totalitas perilaku staf, tenaga

akademik, dan pemimpin melakukan tugas pokok untuk memenuhi

kebutuhan pelanggan.

Menurut Edward Sallis (1993) pelanggan jasa umumnya dan sekolah

khususnya adalah semua pihak yang memerlukan, terlibat di dalam, dan

berkepentingan terhadap jasa pendidikan itu. Pelanggan sekolah terdiri

dari tiga komponen utama. Pertama, pelanggan primer, adalah siswa atau

pihak-pihak yang menerima jasa pendidikan secara langsung. Kedua,

pelanggan sekunder, adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

mutu jasa pendidikan. Seperti, orang tua siswa, instansi atau penyandang

dana beasiswa, pemeritah yang menanggung biaya pendidikan yang

bersangkutan, tenaga akademik dan tenaga administrasi sekolah.

Selanjutnya ketiga, pelanggan tersier, adalah pelanggan yang terkait

langsung dengan pelayanan jasa pendidikan, tetapi berkepentingan

terhadap mutu jasa layanan kependidikan itu karena mereka

memanfaatkan hasil jasa layanan. Seperti, masyarakat, dunia usaha dan

pemerintah.

28

Amiruddin Siahaan dkk, Manajemen Berbasis Sekolah, (Ciputat, Quantum Teaching,

2006), cet. Ke-1, h. 115-119

29 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi Menuju

Organisasi Sekolah Efektif…, h. 54-55

Page 39: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

25

2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul,

dalam makna ada komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.

3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya

4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik ditingkat

pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administrasi.

5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik

untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai

instrument untuk berbuat benar pada peristiwa atau kejadian berikutnya.

6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai

kualitas, baik perencanaan jangka pendek, jangka menengah, maupun

jangka panjang.

7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua

orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawabnya.

8. Sekolah mendorong orang yang dipandang memiliki kreativitas, mampu

menciptakan kualitas, dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja

secara berkualitas.

9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk

kearah kerja secara vertikal dan horizontal.

10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.

11. Sekolah memandang dan menempatkan kualitas yang telah dicapai

sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.

12. Sekolah memandang kualitas sebagai jalan integral dari budaya kerja.

13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus

sebagai suatu keharusan.

Selanjutnya dalam bukunya Abdul Rahman tentang Madrasah dan

Pendidikan Anak Bangsa, bahwa dalam manajemen peningkatan mutu

pendidikan memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh sekolah yang

akan menerapkannya, maka sejumlah karakteristik berikut ini perlu dimiliki,

yaitu karakteristik dari sekolah efektif (effektif school). Manajemen

peningkatan mutu merupakan wadah/kerangkanya, maka sekolah efektif

merupakan isinya. Oleh karena itu, karakteristik berikut memuat secara

Page 40: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

26

inklusif elemen-elemen sekolah efektif, yang dikategorikan menjadi input,

proses, dan output. 30

Perangkat/karakteristik peningkatan mutu pendidikan tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Input: kebijakan mutu dan harapan. Sumber daya (kesediaan masyarakat),

berorientasi siswa, manajemen (pembagian tugas, tugas perencanaan,

kendali mutu,dll).

2. Proses: pembelajaran yang berorientasi (learning to know, learning to do,

learning, to be, learning to live together), kepemimpinan yang

kuat/demokratis (kemampuan manajerial, kemampuan memobilisasi,

memiliki otonomi luas), lingkungan (aman, nyaman, manusiawi),

pengelolaan tenaga yang efektif (perencanaan, pengembangan, penilaian,

imbalan jasa), memiliki budaya mutu (kerjasama, merasa memiliki, mau

berubah, mau meningkatkan diri, terbuka), tim kerja (kompak, cerdas,

dinamis), partisipasi masyarakat tinggi, memiliki akuntanilitas (laporan

prestasi, respon/tanggapan masyarakat).

3. Output: prestasi akademik (NEM, STTB, taraf serap, lomba karya ilmiah,

lomba keagamaan), prestasi non akademik (olah raga, kerapian/ketertiban,

kepramukaan, kebersihan, toleransi, ketulusan, kesenian, disiplin,

kerajinan, solidaritas, silaturahmi, dll).

Selanjutnya ditambahkan dalam buku MBS yang dibuat oleh Departemen

Pendidikan bahwa karakteristik dari sekolah efektif dalam meningkatkan mutu

pendidikan adalah sebagai berikut:31

1. Output yang diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan. Output sekolah adalah prestasi

sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah.

Pada umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output berupa

prestasi akademik (academic achivement) dan output prestasi non akademik (non-

academic achivement).

30

Abdul Rahman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa…hal. 252-254

31 Depdiknas, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta:Depdiknas, 2007), h. 16-25

Page 41: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

27

2. Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik

proses sebagai berikut:

a. Proses Belajar Mengajar yang Efektifivitasnya Tinggi

b. Kepemimpinan Sekolah yang Kuat

c. Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

d. Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang Efektif

e. Sekolah Meiliki Budaya Mutu

f. Sekolah Meiliki “Teamwork” yang Kompak, Cerdas, dn Dinamis

g. Sekolah Memiliki Kewenangan (Kemandirian)

h. Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan Masyarakat

i. Sekolah memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen.

j. Sekolah Memiliki Kemauan Untuk Berubah (psikologis dan pisik)

k. Sekolah melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan

l. Sekolah responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan

m. Memiliki komunikasi yang baik

n. Sekolah memiliki akuntabilitas

o. Manajemen lingkungan hidup sekolah yang bagus

p. Sekolah memiliki kemampuan menjaga sustainabilitas

3. Input Pendidikan

a. Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas

b. sumberdaya tersedia dan siap

c. Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi

d. Memiliki harapan prestasi yang tinggi

e. Fokus pada pelanggan (khususnya)

f. Input manajemen

6. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan

Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya Pendidikan Sekolah

Dasar alangkah baiknya kita mengetahui indikator-indikator yang dapat

memecahkan mutu pendidikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Page 42: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

28

Secara kuantitatif, kinerja pendidikan nasional dapat diukur dari angka

partisipasi terhadap pendidikan dengan fokus pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah. Pada tingkat SD sebagai penggal pertama pendidikan dasar, angka

partisipasi kasar (APK), yaitu ratio antara jumlah seluruh siswa dengan kelompok

umur 7-12 tahun dilaporkan telah mencapai 110%; sedangkan angka partsipasi

murni yaitu ratio antara jumlah siswa usia 7-12 tahun dengan kelompok umur 7-

12 sebesar 95%. Angka ini menunjukkan bahwa secara nasioal wajib belajar pada

tingkat SD hampir tuntas. Namun jumlah 5% anak –anak usia 7-12 tahun yang

belum bersekolah terdiri atas anak-anak keluarga kurang beruntung (miskin,

terpencil, cacat) yang jauh lebih sulit dibandingkan kelompok anak-anak yang saat

ini telah berada di sekolah, meskipun jumlah 5% anak-anak yang belum

terjangkau pendidikan kelihatannya kecil saja, akan tetapi sesungguhnya populasi

mereka sekitar 1,2 juta orang. Meskipun lazimnya APK itulah yang menjadi

ukuran (kuantitatif) keberasilan wajib belajar, khusus untuk tingkat SD, APM

(Angka Partisipasi Murni) seharusnya digunakan sebagai indikator keberhasilan

apabila program ini benar-benar ingin tuntas.

Selain APM (Angka Partisipasi Murni) yang menjadi indikator yang bersifat

kuantitatif, upaya penekanan angka putus sekolah dan tinggal kelas harus menjadi

prioritas juga. Karena jika masalah yang satu itu tetap dibiarkan, maka hal itu

secara langsung akan menghambat laju pendidikan untuk selanjutnya dan yang

akan merugi adalah Negara sendiri.

Jika dilihat dari segi mutu/kualitas, pendidikan SD di Indonesia umumnya

masih bermutu rendah. Bila dilihat dari segi NEM (Nilai Ebtanas Murni) atau

sekarang yang lebih dikenal dengan UASBN (Ulangan Akhir Sekolah Berstandar

Nasional) sebagai salah satu indikator mutu yang sejauh ini paling tangible dan

datanya tersedia, hanya sekitar 10% SD yang tergolong bermutu baik. Mutu juga

menunjuk pada efisiensi eksternal, yaitu sejauh manakah hasil belajar siswa di

sekolah relevan dengan tuntutan belajar pada jenjang pendidikan selanjutnya dan

dengan kebutuhan hidupnya sebagai anggota masyarakat.

Indikator-indikator kuantitatif yang dicatat menunjukkan bahwa APK

meningkat sejalan dengan semakin bertambahnya ruang belajar, jumlah guru, dan

Page 43: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

29

fasilitas belajar lainnya. Usaha-usaha intensif yang dilakukan sejauh ini telah

berhasil meningkatkan APK SLTP + SMP hingga mencapai 70%.32

Selanjutnya untuk mencapai mutu dalam pendidikan, berikut langkah-

langkah yang perlu dilakukan sekolah dalam menjaga maupun meningkatkan

kualitasnya (Sallis, 1993:48-49), antara lain:33

a. Rumuskan tujuan yang konstan untuk perbaikan dalam produk dan

layanan.

b. Gunakan filosofi baru! Sebuah sekolah tidak akan mampu berkompetisi

jika terus menerima dan memaafkan keterlambatan, kesalahan, atau

melahirkan hasil yang tidak tepat.

c. Berhentilah menggunakan pengawasan publik untuk mencapai kualitas!

Pengawas publik yang dilakukan unit inspeksi tidak menjamin kualitas.

d. Tingkatkan kualitas palayanan dan produk layanan

e. Lakukan on the job training! Pelatihan merupakan salah satu yang paling

penting untuk peningkatan kualitas.

f. Tugas manajemen adalah memimpin bukan mengawasi, pemimpin harus

mampu berperan untuk mendorong kemajuan dalam proses pelaksanaan

pekerjaan agar menghasilkan layanan produk terbaik.

g. Hindari rasa takut, yakni bahwa produktivitas pegawai juga dipengaruhi

oleh perasaan rasa aman bekerja di tempat dia bekerja.

h. Atasi berbagai kendala hubungan antara unit atau departemen, karena

mereka yang ada dalam unit tersebut memerlukan kerja sama sebagai

sebuah tim.

i. Kurangi slogan, nasihat, target dan permintaan untuk peningkatan

produktivitas baru tanpa ada pengarahan pada para pegawai tentang

metode-metode baru untuk menghasilkan pekerjaan yang baik.

32

Dedi Supriadi, Membangun Bangsa Melalui Pendidikan, (Bandung:Remaja

Rosdakarya, 2005), cet. II, h. 95-97

33 Rosyada, Paradigma Pendidikan Demikratis: sebuah model pelibatan masyarakat

dalam penyelenggaraan pendidikan (Bogor: Kencana, 2007), Cet.1 h.262-264

Page 44: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

30

j. Kurangi standarisasi pekerjaan dengan indikator angka numeric, karena

standarisasi numeris atau kuantitas sering kali akan mengurangi kualitas.

k. Hilangkan berbagai kendala yang akan mengurangi kebanggaan pegawai

terhadap pekerjaan,

l. Lembagakan pendidikan dan pelatihan pegawai yang dapat

meningkatkan semangat kerja pegawai dan peningkatan kualitas dengan

dirinya sendiri.

m. Posisikan setiap orang dalam institusi untuk bekerja dan melaksanakan

transformasi.

Oleh karena itu pentingnya peranan pemimpin dalam memberikan

pengarahan kepada bawahannya, tidak lain untuk mencapai tujuan dan harapan

yang telah dirancang oleh organisasi dan menjadi impian para warga sekolah

lainnya. Karena tidak ada lagi pigur yang patut di contoh dalam sebuah organisasi

kecuali pemimpinnya sendiri.

Keberhasilan suatu sekolah dari tingkat kualitasnya, tidak terlepas dari

kepiawaian seorang kepala sekolah yang menerapkan tipe kepemimpinan

dilembaganya. Karena penelitian tentang efektifitas sekolah menegaskan

pentingnya apa yang terjadi diruang kelas, dan kepemimpinan pendidikan

dipandang sebagai upaya memberikan sebuah kultur pengajaran dan pembelajaran

yang kondusif. Kepemimpinan pendidikan juga akan menjadi sentral bagi

negosiasi tentang apa yang bisa dinilai dalam kurikulum dan apa yang dipandang

baik dalam metode pengajaran.

Kepala sekolah yang efektif tidak hanya menghabiskan waktunya untuk

melakukan control internal secara eksplisit, seperti memonitor pengajaran, tapi

harus lebih menekankan pada penetapan tujuan dan mekanisme consensus tujuan

untuk mengarahkan perhatian para guru terhadap output organisasi (Goldring dan

Pasternak, 1994,hal. 251) dalam terjemahan buku Tony Bush dan Marianne

Coleman.34

34

Tony Bush dan Marianne Coleman, Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan

(Yogyakarta: IRGISoD, 2008), cet. II, h. 80-81

Page 45: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

31

Pemberian otonomi kepada kepala sekolah, sebagai konsekuensi otonomi

sekolah, mengharuskan kepala sekolah meningkatkan kemampua intelegensi

manajerialnya. Intelegensi manajerial adalah kecerdasan memimpin dan terampil

mengelola organisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada atau

yang tersedia, sehingga dengan seluruh perangkat yang dimiliki organisasi

menciptakan sinerji, diarahkan untuk menuju kepada pencapaian tujuan organisasi

secara maksimal.

Intelegensia manajerial oleh Kydd, Crawford, dan Riches (2004:11-13)

diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Mencipta

Memiliki gagasan bagus

Menemukan pemecahan orisinal bagi masalah yang bersifat umum.

Mengantisipasi konsekuensi pengambilan keputusan dan tindakan

Menerapkan pemikiran

Menggunakan imajinasi dan intuisi

2. Merencanakan

Mengaitkan kebutuhan masa kini dengan masa yang akan dating

Mengenali apa yang penting dan apa yang semata mendesak

Mengatasi tren masa depan

Menganalisis

3. Mengorganisasikan

Membuat tuntutan yang adil

Mengambil keputusan dengan cepat

Page 46: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

32

Berada di depan bilamana perlu

Tetap tenang dalam situasi yang sulit

Mengetahui kapan pekerjaan selesai

4. Berkomunikasi

Memahami orang

Mendengarkan

Menjelaskan

Komunikasi tertulis

Menggugah sesama untuk berbicara

Taktis

Bersikap toleran terhadap kekeliruan sesama

Berterima kasih dan memberikan dorongan

Memastikan setiap orang menerima informasi

Memanfaatkan teknologi informasi

5. Memotivasi

Mengilhami sesama

Menyuguhkan tantangan yang realistis

Membantu sesama untuk menetapkan tujuan dan target

Membantu sesama untuk menghargai sumbangsih dan prestasi mereka

sendiri

6. Mengevalusi

Page 47: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

33

Membandingkan hasil dengan niat

Menilai diri sendiri

Mengevaluasi pekerjaan sesama

Meralat kekeliruan di mana perlu

Berbagai kemampuan di atas adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar

bagi kepala sekolah dalam konteks kepemimpinan masa depan yang menerapkan

manajemen pendidikan berbasis sekolah. Beberapa penelitian yang dilakukan di

berbagai Negara dalam konteks manajemen pendidikan, menunjukkan bahwa

keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan dan tujuan sekolah

ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kekuasaan dan wewenang ini

terkait dengan tanggung jawab kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja dan

akuntabilitas sekolah yang dipimpinnya.

Beberapa studi yang dilakukan di Indonesia sebagaimana yang disurvei oleh

Achmady dan Supriadi (1996) dalam Jalal dan Supriadi (2001:287-288)

menunjukkan bahwa:

1. Ciri-ciri kehidupan sekolah yang mutunya baik dan mutunya kurang baik

di sekolah dasar banyak berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah.

2. Survey puluhan SMU menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang mutunya

baik dan memiliki preferensi yang tinggi dimasyarakat memiliki cirri-ciri

yang berbeda dengan sekolah-sekolah yang mutunya biasa dalam hal

gairah belajar siswa, motivasi guru, hasil belajar, dan iklim sekolah secara

keseluruhan. Ciri-ciri tersebut diatribusikan oleh kepemimpinan kepala

sekolah,

3. Penempatan kepala SMK yang dipilih secara ketat melalui prosedur yang

standar menghasilkan perubahan yang semakin meningkat.

Kepemimpinan kepala sekolah secara signifikan mempengaruhi

keberhasilan sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan dan tujuan setiap

Page 48: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

34

sekolah. Kepemimpinan mempunyai fungsi sebagai pengarah, pengendali

sekaligus melakukan control terhadap pelaksanaan seluruh rencana yang telah,

sedang dan akan dilaksanakan. Kepala sekolah dalam hal ini, menjadi penanggung

jawab utama untuk mencapai tujuan pendidikan persekolahan.35

Oleh karena itu pentingnya suatu lembaga atau organisasi ditangani oleh

orang yang memang memiliki kemampuan dalam bidangnya. Sebagaimana hadits

Nabi Muhammad SAW:

Dengan demikian, pemimpin pendidikan:

Memberikan kesempatan kepada anggota untuk berpartisipasi dalam

proses perubahan guna merefleksikan praktek dan mengembangkan

pemahaman personal tentang sifat dan implikasi perubahan terhadap diri

mereka;

Mendorong mereka yang terlibat dalam implementasi perbaikan untuk

membentuk kelompok-kelompok sosial dan membangun tradisi saling

mendukung selama proses perubahan;

Membuka peluang feedback bagi semua pihak yang terlibat dalam

perubahan; dan

Harus sensitif terhadap outcomes proses pengembangan dan

menciptakan kondisi yang kondusif bagi feedback yang dibutuhkan,

kemudian menindak lanjutinya dengan melibatkan beberapa pihak dalam

mendiskusikan ide-ide dan prakteknya (Duignan dan Macpherson, 1992,

hal. 84) dalam buku Tony Bush dan Marianne Coleman.

35

Amiruddin Siahaan dkk, Manajemen Berbasis Sekolah, … h. 109-113

Page 49: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

35

Seorang pemimpin pendidikan yang menerapkan program mutu pada

lembaga pendidikannya, dibutuhkan prinsip-prinsip yang dijadikan tuntunan

baginya agar tidak melenceng dengan komitmen yang telah dibuat.

Berikut merupakan prinsip-prinsip yang diberlakukan bagi kepemimpinan

bermutu antara lain:36

1. Dalam kepemimpinan mutu, seseorang mengukur keberhasilannya dari

keberhasilan orang-orang (semua anggota) dalam organisasi.

2. Tanggung jawab berbagi. Semua unsur dalam organisasi sekolah memiliki

tugas dan tanggung jawab yang jelas. Tugas majelis sekolah, pengawas,

dan administrator memberikan fokus serta pengarahan terhadap sekolah

semua anggota organisasi sekolah memiliki visi tentang masa depan yang

sama, memahami program mutu dan tugas-tugasnya. Setiap anggota

disorong untuk terbuka, kreatif, dan inovatif sehingga memungkinkan

mencapai visi dalam sistem yang luas.

3. Perbaikan mutu berkelanjutan. Unsur-unsur pimpinan mendorong guru

dan staf untuk mencapai tujuan akhir oraganisasi yaitu penyempurnaan

yang berkelanjuran.

4. Dalam piramid kepemimpinan mutu, majelis sekolah, pengawas, dan

adaministrator harus menyediakan bahan serta alat-alat (resources) yang

dibutuhkan guru dan staf. Dengan demikian, tidak ada lagi kekuasaan

mutlak dalam kepemimpinan itu.

5. Peran guru dan staf. Semua orang dalam piramid kepemimpinan mutu

adalah pemimpin. Untuk mencapai mutu visi mutu dalam pendidikan, guru

harus menanamkan visi ini kepada siswa. Siswa harus mempunyai visi dan

kemampuan untuk berbuat secara kreatif dan inovatif untuk mencapai visi

tersebut.

6. Sebagai pemimpin mutu, tiap orang bertanggung jawab menghilangkan

hambatan yang mencegah performansi yang tinggi.

36

Prof.Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah

(Konsep, Prinsip, dan instrumen)…hal. 14

Page 50: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

36

7. Tiap orang ingin menjadi orang yang unggul. Tantangan utama untuk

pendidikan bermutu adalah menghilangkan hambatan-hambatan

organisasional yang menghambat orang untuk berhasil.

Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas pula dari peran guru, karena

guru merupakan tokoh sentral di dalam proses pembelajaran. Guru yang

profesional akan menghasilkan murid yang bermutu, dan murid yang bemutu akan

mampu mengangkat pendidikan bermutu pula.

Oleh karena itu dibutuhkan figur guru masa depan yang akan diidamkan

oleh banyak pihak, diantaranya:37

1. Planner, artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas.

2. Innovator, artinya memiliki kemampuan untuk melakukan pembaharuan

yang berkenaan dengan pola pembelajaran, termasuk di dalamnya

metode mengajar, media pembelajaran, sistem dan alat evaluasi, serta

nurturant effect lainnya.

3. Motivator, artinya guru masa depan mampu memiliki motivasi untuk

terus belajar dan tentunya juga akan memberikan motivasi kepada anak

didik untuk belajar dan terus belajar sebagaimana dicontohkan oleh

gurunya.

4. Capable, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan,

kecapakapan, dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan

memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran secara

efektif.

5. Developer, artinya guru mau untuk terus mengembangkan diri dan

menularkan kemampuan dan keterampilan anak didiknya dan untuk

semua orang.

Jadi guru masa depan adalah guru yang menjadi fasilitator; pelindung;

pembimbing dan punya figur yang baik (disiplin, loyal, bertanggung jawab,

kreatif, melayani sesuai dengan visi, misi yang diinginkan sekolah);

37

Isjoni, Saatnya Pendidikan Kita Bangkit (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. 1,

h.82-85

Page 51: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

37

Selain itu juga guru masa depan secara efektif menunjukkan motivasi,

percaya diri serta mampu mandiri dan dapat bekerjasama, serta memupuk

kemampuan otodidak anak didik, memberi reward ataupun apresiasi terhadap

siswa agar mereka bangga akan sekolahnya dan terdidik juga untuk menghargai

orang lain, baik pendapat maupun prestasinya.

Menurut zuhairi, dkk (1994) dalam melaksanakan pendidikan islam, peranan

pendidik sangat penting, karena dia yang bertanggung jawab dan menentukan arah

pendidikan tersebut. Itulah sebabnya islam sangat menghargai dan menghormati

orang-orang berilmu pengetahuan yang bertugas sebagai pendidik.

Hal inidisebutkan pada surat Al-Mujadallah (58) ayat 11 :

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-

orang berilmu pengetahuan beberapa derajat …”38

38 H. Ahmad Syar’I M.Pd, Filsafat Pendidikan Islam, 2001, pustaka Firdaus, Jakarta.Cet -

2, h. 36

Page 52: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan Februari sampai

dengan bulan Maret 2011. Adapun sekolah yang akan dijadikan penelitian ini

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Nida El-Adabi desa Kabasiran-

Parungpanjang-Bogor.

Berikut jadwal penelitian, yaitu:

No Jenis Kegiatan Oktober November Desember Januari Februari Maret

1 Penyusunan proposal

2 Penyusunan instrumen penelitian

dan revisi instrumen

penelitian

3 Pengumpulan data

4 Pengolahan dan

analisis data penelitian

5 Penyusunan laporan

penelitian

Page 53: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

39

B. Metode Penelitian, Jenis Data, dan Penentuan Narasumber

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam bentuk metode

penelaahan deskriptif analitis dengan menggambarkan suatu keadaan atau sifat

seperti adanya untuk kemudian dianalisa. Jadi penelitian ini dimaksudkan untuk

memastikan atau menjelaskan karakteristik dari objek yang diteliti.

Adapun jenis data yang dikumpulkan berupa data–data yang bersifat kualitatif

yang terdiri dari data primer dan data sekunder tentang data sekolah. Seperti hasil

wawancara dengan para orang tua, kepala sekolah, guru, tata usaha.

Narasumber pada penelitian ini adalah kepala sekolah, kepala Tata Usaha,

guru dan 10 orang tua siswa SDIT Nida El-Adabi (anggota komite).

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis akan menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data sesuai dengan permasalahan yang sedang

diteliti.

Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah:

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses

biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan.1

Adapun teknik ini digunakan untuk dan mencari informasi dengan cara

mengamati pola pendidikan yang dilakukan SDIT Nida El-ADABI dalam

memberikan materi pengajaran kepada siswa baik intrakurikuler maupun

ekstrakurikuler.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:pendekatankuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:

CV. Alfabeta, cet. ke 6, hal.203

Page 54: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

40

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan

oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.2

Teknik ini digunakan untuk menggali data persepsi orang tua tentang kualitas

pendidikan SDIT Nida El-Adabi Parungpanjang-Bogor.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen ialah setiap bahan ataupun film, lain dari record, yang tidak

dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.3 Dengan kata lain studi

dokumentasi adalah mempelajari suatu kejadian yang sedang diteliti melalui

dokumentasi.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh/ mendapatkan data statistik siswa

yang masuk, guru, dan dokumentasi tentang pembiayaan sekolah SDIT Nida El-

Adabi.

D. Teknik Analisis Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan pengecekkan keabsahan data

dengan menggunakan triangulasi. Dalam hal ini peneliti membandingkan data dari

hasil wawancara, studi dokumentasi dengan referensi dari buku sebagai

pendukung keabsahan data, berikut macam triangulasi yang digunakan:

1. Triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil

pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Triangulasi metode terdapat dua strategi, yaitu:

a. Pengecekkan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan

beberapa teknik pengumpulan data yaitu berupa wawancara langsung.

2 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, 2007, (Bandung:PT Remaja

Rosdakarya), cet. 20, hal.186

3 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif …hal. 216

Page 55: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

41

b. Pengecekkan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama. Dalam hal ini melalui sumber data yaitu orang tua siswa,

kepala sekolah, TU, wakil kepala sekolah bagian kurikulum, wakil

kepala sekolah bagian kesiswaan, ketua komite sekolah dan guru dengan

metode wawancara.

3. Triangulasi teori, yaitu menguji data dengan membandingkan data dengan

mengadakan pengecekkan referensi pendukung untuk lebih mengangkat derajat

kepercayaan. Dalam hal ini peneliti membandingkan data dari hasil wawancara

dengan referensi dari buku sebagai pendukung keabsahan data.4

Teknik analisa data ini menggunakan deskriptif analisis, setelah diperoleh dari

lapangan, langkah berikutnya adalah mengklasifikasikan, mengolah, menganalisis

kemudian hasilnya diambil dan dijadikan kesimpulan.

4 Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif …hal. 330-331

Page 56: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

42

Kisi-kisi wawancara

Tabel 3

Fokus Penelitian Dimensi Indikator

Persepsi Orang tua

Tentang kualitas

pendidikan SDIT Nida

El-Adabi

Input Visi, misi, tujuan dan

sasaran

Kurikulum

Ketenagaan

Peserta didik

Sarana dan prasarana

Pembiayaan

Regulasi sekolah

Organisasi

Administrasi

Peran serta masyarakat

Budaya sekolah

Proses Proses Belajar Mangajar

Output Prestasi akademik

Prestasi non-akademik

Angka mengulang

Angka putus sekolah

Page 57: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SD Islam Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang

Bogor

1. Sejarah singkat SD Islam Terpadu Nida El-Adabi Parungpanjang Bogor

SDIT Nida El-Adabi lahir berangkat dari keprihatinan para pendiri SD Nida,

yang melihat ada beberapa alasan yang mendasari sekolah ini ada. Pertama,

keprihatinan yang terjadi pada pola pendidikan yang ada saat ini khususnya untuk

daerah Parungpanjang, yaitu kurangnya waktu belajar anak di sekolah, pada hal

anak pada usia dini itu adalah masa-masa emas (golden age), jadi pada umur itu

anak-anak pakai diisi dengan hal-hal yang positif dan manfaat.

Kedua, karena Yayasan Nida El-Adabi memiliki perguruan tinggi dengan salah

satu jurusannya yaitu Tarbiyah, maka para pendiri menginginkan suatu wadah

yang dapat dijadikan laboratorium, sehingga para mahasiswanya dapat tersalurkan

keahliannya dengan melakukan praktek mengajar di sekolah ini.

Ketiga, karena khususnya di daerah Parungpanjang ini masih kurang sekolah

umum yang memadukan ilmu agama dengan menerapkan sistem fullday school,

maka para pendiri berinisiatif untuk mendirikan sekolah yang berbeda dengan

yang ada.1

SD Islam Terpadu Nida El-Adabi adalah sekolah dasar Islam yang berlokasi di

Parungpanjang Bogor. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Nida El-

1 Hasil wawancara dengan kepala sekolah bapak M. Rochanda, M.si

Page 58: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

44

adabi, berdasarkan akta notaris no. 4 tanggal 19 oktober 2000. SDIT Nida El-

Adabi mulai melakukan kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran 2003/2004,

disahkan berdasarkan surat keputusan menteri Pendidikan Nasional nomor

keputusan 421.2/456- Disdik/2006 tentang persetujuan penyelenggaraan sekolah

swasta.

SDIT Nida El-Adabi memiliki 6 lokal, berdiri di atas tanah seluas 520 m2

resmi dibangun pada tanggal 14 oktober 2000 dan terakreditasi terakhir “B”

dengan nomer akreditasi no. 17/BASKAB. 20/DS/IV/2007. SDIT Nida El-Adabi

ini memiliki luas tanah 2.420 m2. Sekolah dengan ini telah meluluskan dua

angkatan yaitu pada tahun pertama berjumalah 6 orang dan tahun kedua berjumlah

26 orang. Yayasan ini melaksanakan kegiatan pendidikan pada jenjang sekolah

dasar dan Sekolah Tinggi Agama Islam.2

SDIT Nida El-Adabi di bawah Departemen pendidikan Nasional. Memiliki

keunggulan dalam segi kurikulum yaitu dengan menambahkan materi muatan

lokal pendidikan agama yang cukup banyak jika dibandingkan dengan Sekolah

Dasar lainnya.

Kurikulum yang dipakai oleh Nida El-Adabi adalah KTSP sama dengan

sekolah dasar pada umumnya. Tetapi sekolah ini memberikan tambahan pelajaran

seperti yang dijelaskan di atas seperti tahsin hadits, tahfidz Al-Qur’an dan Bahasa

Arab. Inilah yang menjadi kelebihan dari sekolah dasar Nida El-Adabi jika

dibandingkan dengan sekolah dasar lain di wilayah Parungpanjang dan sekitarnya.

Sejak awal dibuka siswa yang mendaftar jumlahnya selalu mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat dari jumlah tiap kelas pertahunnya. Seperti data yang

telah terlampir.

2. Visi, Misi dan Tujuan

Adapun visi, misi dan tujuan SDIT Nida El-Adabi adalah sebagai berikut:

a. Visi

“Terwujudnya sekolah berkualitas dengan siswa yang cerdas, terampil, mandiri

dan berakhlakul karimah”.

2 Hasil wawancara dengan bagian Tata Usaha

Page 59: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

45

Indikator pencapain visi

Peningkatan nilai KKM dan UASBN;

Unggul dalam lomba mata pelajaran;

Unggul dalam kegiatan lomba Ekstrakurikuler;

Teladan dalam etika kehidupan, perilaku dan ucapan serta pengamalan

agama;

Unggul dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

b. Misi

Menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang kondusif, nyaman dan

menyenangkan

Memfasilitasi terbentuknya siswa yang memiliki pola pikir yang Islami,

pola hati yang imani dan pola tindak yang ihsani

Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan yang berorientasi pada nilai-

nilai keagamaan.

Memberikan keterampilan untuk hidup sederhana, disiplin, teliti dan

mandiri melalui kegiatan pramuka, drum band, outing class, malam bina

taqwa, komputer, sempoa dan tahfidzul Qur’an- Hadits.

3. Tujuan

Pada tahun 2013/2014 dalam jangka waktu 4 (empat) tahun diharapkan Sekolah

Dasar Swasta NIDA EL-ADABI memiliki tingkat ketercapaian:

Memiliki sarana dan prasarana yang menunjang terselenggaranya proses

belajar Mengajar yang efektif.

Berprestasi dibidang akademik.

4. Keadaan guru

Jumlah guru yang ada di SDIT Nida El-Adabi sebanyak 15 orang. Dengan

rincian guru laki-laki berjumlah 7 orang dan jumlah guru perempuan sebanyak 8

orang. Adapun latar belakang pendidikan guru SD Islam Terpadu Nida El-Adabi

Page 60: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

46

hampir keseluruhan sudah menyelesaikan program S1 bahkan sudah ada yang S2,

akan tetapi ada 2 orang guru yang masih melanjutkan program S1 nya.

Adapun jumlah guru tidak tetap yang ada di SDIT Nida El-Adabi sebanyak 3

orang yaitu guru mata pelajaran mulok dan pembina ekstarakurikuler atau disebut

guru visit.

Adapun sistem pengajar di SDIT Nida El-Adabi menggunakan asisten guru

kelas, yaitu ada kelas-kelas yang menggunakan 2 guru dalam belajar yaitu kelas 1

s/d kelas 4. (lihat lampiran 6)

5. Keadaan siswa

Secara keseluruhan jumlah siswa SDIT Nida El-Adabi yaitu 180 siswa dengan

rincian jumlah laki-laki dari kelas 1 s/d kelas 6 sebanyak 104, sedangkan jumlah

siswa perempuan berjumlah 76 dari kelas 1 s/d kelas 6.3

Dilihat dari jumlah siswa perkelas, banyaknya jumlah siswa cukup fluktuatif

karena hal itu terlihat dari jumlah siswa kelas 4 yang mengalami penurunan yaitu

23 siswa, mungkin hal ini disebabkan dari siswa yang melakukan mutasi

mengikuti orang tuanya atau ke sekolah lain.

Jumlah siswa yang dimiliki oleh Nida El-Adabi memang tidak terlalu banyak

karena hal ini beralasan persaingan dengan sekolah gratis dan faktor biaya

ekonomi, meskipun demikian peningkatan jumlah siswa setiap tahun selalu

mengalami peningkatan hal itu terlihat dari jumlah siswa 3 tahun terakhir. (lihat

lampiran 8).

6. Keadaan staf dan karyawan

Untuk membantu kelancaran administrasi sekolah, kebersihan dan keamanan

sekolah. staf dan karyawan yang berada di SDIT Nida El-Adabi berjumlah satu

orang pegawai tata usaha dan satu orang petugas kebersihan.

Adapun latar belakang dari masing-masing staf dan karyawan di atas adalah

SMA untuk tenaga administrasi atau TU dan SMP untuk petugas kebersihan dan

keamanan.(lihat lampiran 7)

3 hasil wawancara dengan bagian tata usaha

Page 61: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

47

7. Kurikulum yang digunakan

Untuk membantu menyesuaikan pendidikan yang ada sekarang ini SDIT Nida

El-Adabi mengunakan kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).

Hal ini dimaksudkan agar setara dengan sekolah-sekolah lain yang setingkat

dalam menyesuaikan program pendidikan.

SDIT Nida El-Adabi menggunakan kurikulum KTSP sejak tahun 2008/2009.

SDIT Nida El-Adabi ini menerapkan kurikulum yang tidak berbeda dengan

SD/MI yaitu kurikulum yang diperkaya dengan 8 pelajaran untuk kelas 1 sd 4 dari

hari senin sampai hari jum’at dan 9 jam pelajaran untuk kelas 5 dan kelas 6 dari

hari senin dan hari jum’at. Sisa waktu di hari sabtu digunakan untuk berbagai

kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri.4

Kegiatan ekstrakurikuler adalah aktivitas yang dilakukan diluar jam tatap

muka, dilaksanakan di sekolah dan di luar sekolah agar lebih memperkaya dan

memperluas wawasan, pengetahuan, mengarahkan bakat yang telah dipelajari dari

berbagai mata pelajaran dalam kulikuler.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan di SDIT Nida EL-Adabi

antara lain: Drumband, broad casting, T2Q, saint club, English club, dokter cilik,

sepak bola, futsal, pramuka, malam bimbingan iman dan taqwa.5

8. Sarana dan prasarana SDIT Nida El-Adabi

Dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah, tidak

terlepas dari ketersediaannya sarana dan prasarana yang memadai. Kemampuan

dalam melaksanakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dalam suatu

lembaga pendidikan sangat penting, karena dapat menunjang keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang ada di sekolah tersebut.

Secara umum keadaan sarana dan prasarana yang ada di SDIT Nida El-Adabi

cukup memadai, meskipun belum maksimal sebagai mana seharusnya.

Diantaranya sarana dan prasarana yang tersedia di SDIT Nida El-Adabi sebagai

4 hasil wawancara dengan wakil kepala bidang kurikulum

5 hasil wawancara dengan wakil kepala bidang kesiswaaan

Page 62: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

48

berikut: ruang belajar siswa sebanyak 6 ruang, laboratorium komputer, mushola,

perpustakaan, lapangan olah raga, kamar mandi dsb. (lihat lampiran 5)

9. Struktur Organisasi SDIT Nida El-Adabi

Struktur organisasi yang dimiliki SDIT Nida El-Adabi sangat sederhana,

seperti pada umumnya untuk wewenang tertinggi berada di bawah pimpinan

yayasan. Kemudian didelegasikan langsung ke kepala sekolah dalam pengambilan

kebijakan dan keputusan. Kepala sekolah memiliki dua orang wakil yaitu wakil

kepala bidang kurikulum dan wakil kepala bidang kesiswaaan.

Wakil kepala bidang kurikulum posisinya sebagai pengatur jalannya regulasi

kegiatan proses belajar mengajar dan sebagai pimpinan dari pada para guru kelas

dan asisten kelas. Sedangkan wakil kepala bidang kesiswaan mengatur jalannya

kegiatan ekstrakurikuler, selain itu juga wakil kepala bidang kesiswaan ini

merangkap juga sebagai petugas laboran perpustakaan. (lihat lampiran 12 )

B. Persepsi Orang tua Tentang Kualitas Pendidikan SDIT Nida El-Adabi

Parungpanjang

Dalam pembahasan ini akan disajikan data hasil penelitian berupa

deskripsi dari data yang diperoleh selama penelitian.

Sebagian besar orang tua siswa yang ada berpandangan tentang SDIT Nida

El-Adabi bahwa “ sekolah ini tidak hanya mengedepankan pendidikan umumnya

saja tapi juga menanamkan nilai-nilai akidah kepada siswa dilihat dari hasil yang

kami rasakan selama ini”. Selain itu pula orang tua tua berpendapat bahwa” SDIT

Nida El-Adabi ini merupakan sekolah yang sesuai dengan masyarakat

Parungpanjang yang mempuanyai kecenderungan orang tuanya sibuk bekerja

dengan latar belakang agama yang kuat. Jadi umumnya para orang tua siswa

SDIT Nida El-Adabi bermotivasi untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah ini

adalah dengan adanya nilai tambah dari ilmu agama yang diajarkan kepada anak-

anak mereka selain itu pula membantu para orang tua yang sibuk bekerja sehingga

tidak dapat mengontrol anaknya dengan baik.

Page 63: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

49

1. Input

a. Visi dan Misi SDIT Nida El-Adabi Parungpanjang

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua siswa hampir semuanya

memiliki kesamaan pendapat bahwa visi dan misi yang dimiliki oleh SDIT Nida

El-Adabi sudah sesuai dengan tuntutan zaman.

“…untuk saat ini visi dan misi yang dimiliki oleh SDIT Nida El-Adabi

sangat cocok untuk membentuk karakter siswa yag berakhlakul karimah dan

sesuai dengan kebutuhan zaman.”

“…menurut saya visi misinya bagus dengan memadukan teknologi dan

akhlak jadi seimbang”.

“…sudah cukup sesuai tinggal realisasinya saja dalam proses

pembelajaran.”

“…cukup bagus jika dibadingkan dengan sekolah yang biasa.”

“… sudah bagus”.

Berdasarkan hasil data dokumentasi yang diperoleh, pada dasarnya sekolah

ingin mewujudkan pola pendidikan yang memadukan antara pendidikan umum

dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai keagamaan. Ini artinya sekolah tidak

menginginkan lulusannya hanya memiliki bekal dari segi pengetahuan saja, akan

tetapi juga memiliki bekal keagamaan yang cukup kuat.

Hal ini dapat diikuti dari berbagai uraian visi dan misi yang tidak

meninggalkan unsur-unsur agama di dalamnya. Untuk mewujudkan visi dan

misinya tersebut sekolah menerapkan dalam kurikulum dengan menambahkan

mata pelajaran Agama lebih banyak.

Senada dengan hal itu, ungkapan para orang tua tentang keunggulan dari

sekolah ini adalah karena sekolah ini memiliki nilai-nilai lebih dalam segi materi

agama tidak seperti sekolah dasar umum lainnya.6

“menurut saya selam anak saya 5 tahun sekolah di SDIT Nida El-Adabi

biasanya dibandingkan dengan teman-temannya yang di sekolah umum atau

SD biasa, memang ada nilai plusnya terutama dari segi ibadah dan sekarang

untuk shalat 5 waktu itu suatu hal kewajiban dan tidak perlu di suruh-suruh

lagi.”

6 wawancara dengan orang tua siswa

Page 64: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

50

b. Kurikulum SDIT Nida El-Adabi

Seperti yang telah disinggung di awal bab ini, kurikulum yang digunakan

oleh SDIT Nida El-Adabi ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

dengan perpaduan kurikulum lokal. Dalam hal ini sekolah menyusun dan

mengatur sendiri struktur kurikulum dan muatan kurikulum yang akan digunakan,

disesuaikan dengan standar isi yang telah ditetapkan dalam pedoman kurikulum.

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua siswa bahwa kurikulum

yang digunakan oleh sekolah ini sudah cukup sesuai.

“…untuk sementara sesuai tapi perlu ada penambahan misalkan dalam

pemahaman tentang lingkungan.”

“…kurikulum yang diterapkan sudah sesuai tepatnya pemberian materi

tambahan seperti tahfidz memang harus diajarkan sejak dini.”

“…sudah sesuai.”

“…menurut saya sesuai dengan system kurikulum yang sekarang.”7

Alasan utama sekolah menggunakan kurikulum KTSP ini barangkali ingin

menyesuaikan dengan pelaksanaan MBS di sekolah, selain itu juga agar sekolah

setara dengan sekolah-sekolah dasar lain.

Adapun muatan kurikulum yang ada disusun ke dalam 5 kelompok mata

pelajaran yaitu mata pelajaran agama dan akhlak mulia; kewarganegaraan dan

kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika; jasmani, Olah raga dan

kesehatan.

Masing-masing mata pelajaran tersebut mendapat alokasi waktu 35 menit.

Akan tetapi, ada beberapa mata pelajaran yang mendapat penambahan jam yaitu

pada mata pelajaran calistung (baca, tulis dan hitung) sebanyak 4 jam khusus di

kelas 1 dan mata pelajaran sains 2 jam. Jadi keseluruhan penambahan jam yang

ada sebanyak 6 jam.8 Hal ini dilakukan mungkin karena jumlah muatan pelajaran

agama yang banyak dan adanya penambahan waktu praktek dalam pelajaran sains.

Oleh karena itu, maka penerapan jam sekolah di Nida El-Adabi berbeda

dengan sekolah dasar umum yang ada. Sebagaimana diutarakan oleh wakabid.

7 hasil wawancara dengan orang tua siswa

8 dokumentasi struktur kurikulum sekolah

Page 65: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

51

Kurikulum bahwa jam masuk di sekolah ini pukul 07.30- 14.00 WIB khusus

untuk kelas 1 sampai dengan kelas 4. Sedangkan untuk kelas 5 dan 6 dari 07.30 –

15.30 WIB. Pembedaan waktu ini karena adanya pemberian pelajaran tambahan

atau pemantapan materi untuk persiapan ujian Nasional bagi kelas 5 dan 6

nanti.9Menurut Wakabid Kurikulum juga, “sebelum masuk jam pelajaran biasanya

dilakukan pengajian rutin. Hal ini dilakukan agar siswa terbiasa untuk mengaji

sebelum belajar dan bagian dari budaya sekolah itu sendiri”.

Meskipun waktu belajar yang yang digunakan cukup lama akan tetapi para siswa

tidak jenuh. Hal ini sesuai dengan pendapat orang tua siswa.

“..menurut anak saya, belajar di sekolah ini menyenangkan, kalau system

pembelajarannyadikejar waktu, karena di sini pembelajarannya tidak

monoton belajar karena ada mainnya, jam istirahatnya 2x, jadi tidak terlalu

di fokuskan untuk belajar.”

Adapun mutan lokal yang ada di SDIT Nida El-Adabi terbagi ke dalam 2

kategori yaitu muatan lokal wajib dan muatan lokal pilihan. Adapun pelajaran

yang termasuk ke dalam muatan lokal wajib adalah bahasa Sunda dan bahasa

Inggris, sedangkan untuk muatan lokal pilihan adalah Bahasa Arab, Sempoa,

Tahfidz, Tahsin Al-quran dan hadits.

Selanjutnya untuk kegiatan evaluasi pembelajaran biasanya sekolah

melakukan 3 bulan sekali tes atau disebut mid test. Kegiatan evaluasi khusus

muatan lokal agama dibuat oleh sekolah sendiri. Oleh karena itu sekolah

memberikan 3 raport yaitu raport khusus untuk tahfidz, raport lembaga dan raport

umum yang disediakan bagi siswa.

Selanjutnya menurut wakabid. “Kesiswaaan kegiatan pengembangan diri di

SDIT Nida El-Adabi ini cukup variatif. Ada sebagian kegiatan pengembangan diri

yang masuk ke dalam kegiatan intrakurikuler seperti pramuka, drum band, UKS

dan kegiatan organisasi.”10

Adapun alasan dari keempat kegiatan tersebut masuk

ke dalam program intrakurikuler, karena menurut kepala sekolah “kegiatan

tersebut dapat mempengaruhi perkembangan psikologi anak. Misalnya sekolah

9 wawancara dengan wakabid.kurikulum

10 hasil wawancara dengan wakabid.kesiswaan

Page 66: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

52

memaksakan dalam pengadaan alat-alat drumband, karena dalam kegiatan

drumband ini terdapat manfaat yang berpengaruh baik dalam perkembangan anak

yaitu melatih konsentrasi, belajar bekerjasama, menumbuhkan rasa percaya diri,

melatih kesabaran, dan melatih mental anak.”11

Selain kegiatan di atas ada juga kegiatan ekstrakurikuler lain seperti broad

casting, Saint club, English club, dokter cilik, sepak bola dan futsal. Semua

kegiatan-kegiatan ini diadakan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Untuk sekarang kegiatan eksatrakurikuler hanya diikuti oleh siswa kelas 2

sampai dengan kelas 6 saja. akan tetapi menurut kepala sekolah untuk rencana ke

depan kegiatan ekstrakurikuler akan diikuti oleh seluruh siswa tanpa terkecuali.

c. Tenaga Pendidik

Berdasarkan hasil wawancara orang tua siswa bahwa tenaga pendidik yang

ada di SDIT Nida El-Adabi cukup baik.

“…Alhamdulillah dapat mengakomodir siswa, mengayomi, penyampaiana

materi kepada siswanya baik, komunikasi berjalan dengan wali murid”.

“…Saya lihat orang-orang yang ada di sini cukup kekeluargaan, mereka

disamping sebagai pengajar yang punya mutu bagus, tidak seperti di SD-

SD lain cara mengajarnya yang berbeda karena mementingkan azas

kebersamaan, disamping itu pula anak-anakpun jadi dekat.”

“…Tenaga pengajarnya cukup baik.”

“…Cukup bagus jika di lihat dari hasil belajar anak.”

“…guru-gurunya kreatif dan bagus.”

Sama halnya dengan gambaran tentang keadaan tenaga pendidik di awal,

jumlah tenaga pendidik yang ada di SDIT Nida El-Adabi ini berjumlah 15 orang,

dengan klasifikasi masing-masing 8 orang guru laki-laki dan 7 orang guru

perempuan.

Sebagian besar tenaga pendidik yang ada di sekolah ini sudah

menyelesaikan S1 nya dengan latar belakang jurusan pendidikan walaupun ada

juga yang bukan dari pendidikan tapi guru tersebut memiliki sertifikat akta IV

mengajar, dan ada pula beberapa guru yang belum menyelesaikan kuliahnya.

11

hasil wawancara dengan kepala sekolah

Page 67: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

53

Adapun masa jabatan para guru yang mengajar di SDIT Nida El-Adabi ini

50% sudah lama bergabung cukup lama atau diatas 5 tahun dan 50% relativ

tergolong baru atau dibawah 5 tahun.

Masing-masing status dari para guru tersebut adalah 13 guru tetap dan 2

orang bukan guru tetap yaitu guru bidang studi mulok dan pembina drum band,

kedua guru itu biasanya disebut dengan guru visit

Namun masih ada orang tua yang masih meragukan para tenaga pendidik

yang ada di SDIT Nida El-Adabi ini, karena hampir 80% tenaga pengajar yang

ada merupakan lulusan dari perguruan tinggi yang dimiliki oleh Nida El-Adabi

sendiri.

“ … secara umum belum merata untuk kemampuannya seperti banyak juga

guru yang belum mencapai standar karena memang masih banyak lulusannya

yang belum menyelaesaikan perguruan tinggi, seperti masih ada yang baru

lulusan SMA, masih kuliah, kemampuan untuk mengajarnya belum bagus tapi

ada sebagian yang sudah bagus seperti ibu eli, leli.”12

Lebih lanjutnya adapula orang tua yang menambahkan

“…masih perlu diperbaiki terutama masih ada guru yang belum sesuai

dengan latar belakang pendidikan.”

Oleh sebab itu mereka masih meragukan kompetensi yang dimiliki oleh para

tenaga guru tersebut, sehingga menjadi pertimbangan para orang tua pula untuk

memasukkan anaknya ke sekolah tersebut.13

Tapi kenyataannya setiap tahun

jumlah siswa yang masuk ke SD ini semakin naik.

Akan tetapi menurut pandangan penulis sendiri, bahwa kinerja tenaga pendidik

yang ada di sekolah ini cukup mempunyai dedikasi yang tinggi, meskipun

sebagian besar merupakan lulusan dari perguruan tinggi yayasan Nida El-Adabi

sendiri. Hal itu dapat terlihat dari para output SDIT Nida El-Adabi yang dapat

melanjutkan ke sekolah yang cukup bonafit serta menjadi juara juga di

sekolahnya, selain itu juga memiliki siswa-siswi yang berbakat dan mampu

berkompetitif dengan sekolah lain, hal ini dapat dilihat pada daftar prestasi siswa

dalam setiap perlombaan baik akademik maupun non akademik (lampiran14).

12

wawancara dengan orang tua siswa 13

wawancara dengan wali murid dengan beberapa masyarakat

Page 68: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

54

Semua ini tidak dapat diraih jika bukan dari para tenaga pendidiknya yang cukup

profesional. Jadi bukan berarti tenaga pendidik yang merupakan output perguruan

tinggi terkemuka dapat lebih baik karena itu kembali lagi kepada masing-masing

individu.

d. Peserta Didik

Seperti yang telah digambarkan pada awal bab ini, sekolah ini memiliki

murid dengan keseluruhan berjumlah 180 siswa, dengan klasifikasi laki-laki

berjumlah 104 siswa sedangkan jumlah siswa perempuan keseluruhan yaitu 76

siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua siswa bahwa peserta didik

yang bersekolah di SDIT Nida El-Adabi lebih baik dibandingkan dengan siswa-

siswa yang lainnya (Parungpanjang).

“…selama ini siswa yang ada di sini cukup berprestasi jika dibandingkan

dengan dengan SDN yang ada di kecamatan Parungpanjang.”

“…kondisi lulusan SD islam Nida El-Adabi sangat diterima dengan baik di

sekolah –sekolah yang lebih atas, lebih berjiwa pemimpin dan percaya

diri.” 14

Memang jumlah siswa di SDIT Nida El-Adabi ini tidak begitu banyak,

menurut kepala sekolah, sekolah sengaja membatasi jumlah siswa maksimal 35

orang perkelas hal ini disebabkan sekolah belum memiliki lokal lebih selain itu

juga yang paling utama untuk menjaga kualitas pendidikan yang diperoleh siswa

nantinya, karena sekolah tidak mau mengambil resiko besar yang nantinya akan

berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat.15

Secara keseluruhan siswa yang bersekolah di SDIT Nida El-Adabi ini

berlatar belakang dari keluarga ekonomi cukup, hal ini dapat dilihat dari data

penghasilan atau rata-rata > 1,5 – 5 juta. Jika diklasifiksikan rata-rata siswa

dengan latar belakang profesi orang tua sebagai pegawai sebanyak 45%, PNS

14

hasil wawancara dengan orang tua siswa 15

wawancara dengan kepala sekolah

Page 69: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

55

20%, dan pedagang 35%, ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar di sekolah

ini merupakan golongan orang tua yang kemampuannya menengah keatas.

Menurut salah satu orang tua siswa “sekolah juga memberikan keringanan

kepada siswa yang tidak mampu bahkan yatim tidak dipungut biaya

sedikitpun.”16

artinya sekolah memiliki program bantuan khusus bagi siswa-siswa

yang tidak mampu secara finansial.

e. Sarana dan Prasarana

Demi kelancaran proses belajar mengajar, adanya sarana dan prasarana yang

memadai sangat dibutuhkan setiap lembaga pendidikan. Menurut sebagian besar

para orang tua siswa berpendapat bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

SDIT Nida El-Adabi sudah cukup memadai, hal ini dapat dilihat mulai dari

gedung sekolah, fasilitas olah raga, kamar mandi siswa, mushola, laboratorium

komputer dan perpustakaan, meskipun masih disayangkan ada beberapa fasilitas

yang belum disediakan oleh sekolah seperti laboratorim MIPA, aula khusus

pertemuan, dan gedung mushola terpisah sendiri dan kurangnya alat belajar

komputer bagi siswa.

“… alhamdulillah sudah mencukupi meskipun masih ada yang kurang seperti

mushola, laboratorium.”

“…sudah memadai.”

“…mencukupi artinya toiletnya rapi, bersih, tempat bermain anak tersedian,

dan kantin juga ada.”

“…sarana dan prasarananya cukup memadai karena kita perbandingannya

dengan sekolah umum cukup baguslah, apalagi sekarang alhamdulillah.

Mungkin untuk sarana olah raga karena keterbatasan lahan, lab. lapangan

olah raga ada tapi tidak mencukupi, aualanya cukup memadai. Jadi

ukurannya cukup baik tapi belum mencapai maksimal. 17

Meskipun adapula orang tua yang beranggapan bahwa sarana dan prasarana

yang ada di SD Islam Nida El-Adabi kurang memadai, berikut pernyataanya.

“… Kurang memadai, kalau bias dikategorikan bias disebut “C” (cukup)

untuk ukuran SDIT. Tapi kalau perbandingannya SD biasa mungkin lebih

baik,misalnya fasilitas olah raga, tidak adanya aula pertemuan,

laboratorium.”

16

wawancara dengan wali murid sekaligus anggota komite 17

wawancara dengan para wali murid

Page 70: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

56

“masih perlu diperbaiki terutama dalam bidang sarana olah raga seperti

voly, sepak bola.18

Penulis pun menambahkan masih kurangnya referensi buku-buku bacaan

yang ada di perpustakaan, penghijauan sekolah dan ruang makan khusus bagi

siswa sehingga ketika siswa makan siang tidak perlu di pelataran sekolah.

Di samping itu pula SDIT Nida El-Adabi menyediakan jasa pelayanan

cattering dan jemputan bagi siswa yang tidak membawa makan siang oleh orang

tuanya dan jauh dari jarak rumah. Jasa layanan cattering ini sifatnya bukan

paksaan, sehingga para orang tua boleh membawa makanan sendiri dari rumah.

f. Pembiayaan Pendidikan

Biaya merupakan unsur vital dalam setiap kegiatan, karena sifatnya yang

pokok maka sering kali masalah muncul dari segi pembiayaan. Begitu pun dengan

pendapat sebagian para orang tua yang mengatakan bahwa biaya pendidikan di

sini cukup relativ dan sesuai dengan yang diperoleh siswa, jika dibandingkan

dengan sekolah dasar, khususnya untuk di wilayah Parungpanjang dan sekitarnya.

“… pembiayaan yang ditetapkan oleh sekolah sudah seimbang dengan yang

telah diperoleh akan tetapi perlu ditingkatkan lagi mutu pendidikan

terhadap anak.”

“…uang bayarannya relatif dan seimbang dengan apa yang di peroleh oleh

siswa.”

“…pembiayaannya sesuai dengan apa yang diterima oleh siswa.”

Dalam penyusunan RAPBS SDIT Nida El-Adabi biasanya membentuk

sebuah tim khusus dalam penyusunan anggaran biaya belanja pendidikan,

biasanya kepanitiaan ini sifatnya tidak permanen atau secara bergantian. Adapun

kegiatan perencanaannya sendiri biasanya diadakan pada awal tahun ajaran

sekolah.

Adapun kegiatan tahap-tahap yang biasa di lakukan dalam penyusunan

RAPBS ini antara lain:

a. Perencanaan

18

wawancara dengan para wali murid

Page 71: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

57

Adapun kegiatan perencanaan anggaran biasanya ditujukan untuk

kegiatan belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana, bahan-

bahan dan alat pengajaran, honorarium dan kesejahteraan. Dalam pengalokasian

dana terbesar dalam RAPBS yang dimiliki oleh Nida El-Adabi yaitu di

prioritaskan untuk belanja pegawai. Hal ini dimungkinkan untuk akomodasi

kegiatan peningkatan kualitas tenaga pendidik dan biaya alokasi terbesar kedua

adalahuntuk belanja barang dan jasa.

Adapun anggaran dalam perencanaan ini dimasukkan ke dalam 5

penggunaan antara lain:

1. Dana Komite

Biasanya dana ini digunakan oleh para anggota komite untuk membantu

dalam kegiatan program-program sekolah seperti kegiatan bakti sosial, berkurban,

dan menjenguk wali atau siswa yang sakit, dll.

2. Belanja pegawai

Dalam biaya belanja pegawai dana yang dianggarkan untuk penggunaan

honararium/ upah para tenaga pendidik dan karyawan serta uang lelah kegiatan,

biasanya uang lelah ini biasanya dipakai untuk uang pengawas ujian, kepanitiaan

kegiatan latihan, pendidikan, dll.

3. Belanja Barang dan Jasa

Untuk anggaran belanja barang dan jasa ditujukan untuk biaya bahan habis

pakai, bahan material, biaya jasa kantor, biaya cetak dan penggandaan seperti

naskah soal ujian sekolah, dokumentasi laporan-laporan kegiatan, dll. Selanjutnya

untuk biaya sewa, belanja pakaian kegiatan, belanja modal perlengkapan kantor,

biaya jasa pihak ketiga, biaya modal media pembelajaran/komputer, belanja

modal mebeler, belanja modal alat lab/peraga/praktek, belanja modal bangunan

dan modal buku pelajaran.

4. Belanja pemeliharaan

Pada anggaran belanja pemeliharaan ini dana yang ada digunakan untuk

pemeliharaan bangunan dan pemeliharaan mebeler/perlengkapan. Alokasi biaya

Page 72: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

58

terbesar pada pos anggaran ini adalah pemeliharaan mebeler/perlengkapan

sekolah.

5. Belanja lainnya

Pada anggaran belanja lainnya ini dana yang digunakan untuk biaya

makanan minuman dan transport kegiatan. Alokasi biaya terbesar pada pos ini

adalah pada transport kegiatan, hal ini dimungkinkan untuk menutupi kekurangan-

kekurangan jika ada kegiatan yang di luar dari program sekolah.

b. Mempersiapkan Anggaran

Anggaran yang telah ada dipersiapkan dan disesuaikan dengan kegiatan

yang sudah direncanakan dalam program sekolah dengan mekanisme anggaran

yang telah dibakukan oleh standar pembiayaan yang ada.

Adapun bentuk dari penggunaannya dapat berupa barang-barang

perlengkapan sekolah, jasa ataupun kegiatan-kegiatan sekolah yang dilaporkan

secara terperinci dalam laporan RAPBS.

Demikian pula dengan pendistribusian dana disesuaikan dengan keperluan

yang dibutuhkan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam perencanaan

anggaran sebelumnya.

Dalam setiap persiapan anggara SDIT Nida El-Adabi selalu melakukan

inventarisasi terhadap kelengkapan peralatan dan bahan-bahan yang telah tersedia

seperti penginventarisan kursi untuk siswa dan guru, meja untuk siswa dan guru,

tanah, komputer, LCD Proyektor, Alat peraga sains, alat-alat kesenian, dll.

c. Mengelola Pelaksanaan Anggaran

Dalam pelaksanaan pengelolaan anggaran biasanya sekolah mendahulukan

keperluan yang sifatnya penting seperti belanja pegawai, pengolahan foto siswa

dan pemotoan siswa diawal tahun ajaran. Selanjutnya belanja barang dan jasa

seperti, belanja alat tulis kantor, belanja alat listrik dan elektronik, belanja

perangko, materai, dan benda pos lainnya, pembelian peralatan kebersihan dan

bahan pembersih, belanja air, belanja listrik, belanja surat kabar/majalah,belanja

penggandaan dan biaya dokumentasi/pemindaian.

Page 73: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

59

Setiap transaksi yang dilakukan biasanya pihak tata usaha selalu

menuliskannya pada buku pengeluaran dengan melampirkan nota pembelian dan

stempel, sehingga dalam pelaporan ada bukti tertulis dan sah.

Setiap triwulan/3 bulan sekali pihak SDIT Nida El-Adabi selalu

melakukan perhitungan dan laporan pertanggung jawaban dari dana BOS yang

diterima untuk nanti dilaporkan kepada pihak komite, Yayasan, UPTK kecamatan

untuk kemudian disahkan.

d. Menilai Pelaksanaan Anggaran

Dalam kegiatan evaluasi pelaksanaan APBS yang dilakukan oleh SDIT

Nida El-Adabi pihak-pihak yang terlibat antara lain para orang tua dalam hal ini

diwakili oleh pihak komite sekolah, pihak Yayasan dan pengawas dari UPTK

kecamatan.

Adapun yang dinilai dalam pelaksanaan anggaran ini adalah menilai

pelaksanaan proses belajar-mengajar selama satu tahun yang dilakukan oleh SDIT

Nida El-Adabi, kemudian menilai sejauhmana program yang telah dirumuskan

sesuai dengan sasaran yang dicapai, dan membuat rekomendasi perbaikan

anggaran yang akan datang.

2. Pengembangan Rencana Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS)

Proses pengembangan RAPBS pada umumnya menumbuhkan langkah-

langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut.

a. Pada tingkat kelompok kerja

Dalam penyusunan rencana anggaran belanja sekolah yang diterapkan oleh

SDIT Nida El-Adabi, biasanya sekolah membentuk tim atau kelompok kerja

khusus yang bertugas untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang akan

diperlukan serta penghitungan biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan

kebutuhan sekolah.

Kemudian dari kegiatan pengidentifikasian tersebut selanjutnya

memisahkan kebutuhan yang sifatnya sangat mendesak atau penting dengan

kebutuhan yang dapat dikesampingkan, seperti belanja pegawai dan belanja

Page 74: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

60

barang dan jasa, kedua kebutuhan ini tidak dapat diganggu karena menyangkut

kelancaran proses kegiatan belajar mengajar.

b. Pada tingkat kerjasama dengan Komite Sekolah

Jika kegiatan pengidentifikasian telah selesai dirumuskan kemudian tim

atau kelompok kerja RAPBS melakukan koordinasi dengan pihak komite sekolah

yang mewakili pihak orang tua siswa untuk mengembangkan kegiatan yang harus

dilakukan sehubungan dengan pengembangan RAPBS. Biasanya dalam kegiatan

koordinasi ini pihak komite turut membantu dalam kegiatan yang sifatnya baik di

dalam atau di luar dari kegiatan rutin di kelas, seperti mengadakan outing class,

mengikuti perlombaan tingkat Kecamatan atau Kabupaten dan kegiatan sosial

lainnya.

c. Pelaksanaan Keuangan Sekolah

Pelaksanaan keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat dikelompokkan

ke dalam dua kegiatan,yakni penerimaan dan pengeluaran.

1. Sumber penerimaan

Sejauh ini prosedur pembukuan yang diterapkan dalam manajemen SDIT

Nida El-Adabi menganut pola panduan antara pengaturan dan sekolah, karena

SDIT Nida El-Adabi sendiri sudah menerapkan manajemen berbasis sekolah,

sehingga memiliki wewenang dalam mengatur keuangannya untuk mencapai

efektifitas pencapaian tujuan sekolah.

Menurt kepala Tata usaha “Adapun sumber dana pendidikan yang

diperoleh SDIT Nida El-Adabi merupakan Dana komite, bantuan biaya

operasional sekolah (BOS) KITA dan BOS dari provinsi Jawa Barat. Adapun

Biaya iuran bulanan yang dikenakan pada setiap siswa sebesar Rp 90.000/bulan;

dengan rincian Rp 85.000 untuk operasional sekolah dan Rp 5000 untuk uang

komite. Selain iuran bulanan dana komite lainnya adalah bantuan orang tua siswa

kelas 1 dan dana sumbangan komite.”

Dari data yang ada jumlah pembiayaan yang dikumpulkan mencapai

274.412.500 rupiah pertahun.

Page 75: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

61

2. Pengeluaran

Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan secara efektif

dan efisien. Artinya setiap kebutuhan harus disesuaikan dengan perencanaan

pembiayaan pendidikan di sekolah.

Sejauh ini pengeluaran yang dilakukan oleh SDIT Nida El-Adabi sudah

sesuai dengan peraturan Mendiknas dan Menkeu dalam penggunaan dana SPP dan

DPP yaitu meliputi: pelaksanaan pelajaran, pengadaan prasarana/sarana,

pemeliharaan sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar,

penyelenggaraan ujian, pengiriman/penulisan STTB/NEM, perjalanan dinas

supervisi, pengelolaan pelaksanaan pendidikan, dan pendataan. Dari beberapa

penggunaan tadi secara keseluruhan sudah terlaksana dalam pengeluaran anggaran

di SDIT Nida El-Adabi.

Adapun pengeluaran terperinci dari anggaran yang tersedia dalam RAPBS

antara lain meliputi: pembayaran gaji dan kesejahteraan pegawai, administrasi

umum sekolah, penerimaan siswa baru, penanggulangan rawan DO, pemeliharaan

sarana dan prasarana sekolah, pengadaan buku pelajaran pokok dan penunjang,

pelatihan teknis guru dalam pengembangan kurikulum, peningkatan mutu guru

melalui gugus/MGMP/K3S, ulangan harian, ulangan sub semester, remedial dan

pengayaan, pengendalian mutu pembelajaran, peringatan hari nasional dan

keagamaan, pembinaan keagamaan dan sanlat, lomba prestasi dan kreativitas

siswa, lomba olah raga, pembinaan dan lomba guru dan siswa berprestasi, ulangan

umum akhir semester/ujian kenaikan kelas, tes dasar kemampuan kelas 3 SD, uji

mutu pembelajaran, ujian sekolah, pembinaan prestasi olah raga, pembinaan

prestasi kesenian, pembinaan dan lomba UKS, peningkatan kemampuan

penyelenggaraan pendidikan pramuka, peningkatan kemampuan kepala sekolah

dalam pengelolaan administrasi keuangan/BOS, pengadaan alat peraga dan media

pembelajaran, pengadaan mebeler sekolah, pembangunan.

Page 76: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

62

3. Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah

a. Evaluasi

Dalam evaluasi keuangan sekolah, pengawasan merupakan salah satu

proses yang harus dilakukan dalam manajemen pembiayaan pendidikan berbasis

sekolah. Pelaksanaan pengawasan keuangan SDIT Nida El-Adabi biasa dilakukan

setiap 3 bulan sekali dan yang bertindak sebagai pengawas antara lain dari pihak

komite sekolah dan petugas Diknas setempat.

Secara administrasi pembukuan setiap pengeluaran dan pemasukan setiap

bulan ditangani sebagai berita acara, dan setiap ada biaya yang tak terduga

biasanya kepala sekolah mengadakan rapat koordinasi dengan pihak komite

sekolah, untuk dimintai persetujuannya. Selain itu juga kepala sekolah

bertanggung jawab langsung atas pengendalian pengeluaran keuangan.

b. Pertanggung jawaban

Dalam mempertanggung jawabkan penerimaan dan penggunaan keuangan

SDIT Nida El-Adabi dilaksanakan dalam bentuk laporan triwulan kepada ketua

Yayasan, Kepala Dinas Pendidikan kecamatan dalam hal ini diwakilkan oleh

UPTK Parungpanjang, kemudian kepala Administrasi Keuangan Daerah (BAKD)

dan kantor Dinas Pendidikan.

Dalam hal transparansi SDIT Nida El-Adabi cukup transparan, hal ini di

perkuat dengan adanya laporan penggunaan dana BOS yang ditempel di papan

pengumuman sekolah dan pernyataan dari beberapa elemen seperti guru, pihak

tata usaha, kepala sekolah dan para orang tua, sayangnya hanya segelintir orang

tua siswa yang tahu akan keberadaan dari laporan keuangan tersebut.19

Hal ini

mungkin dikarenakan kurangnya kepekaan dari orang tua juga serta kurang

jelasnya informasi yang diberikan sekolah kepada orang tua siswa.

Transparansi dalam pembiayaan itu penting karena transparansi

merupakan bagian dari akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh suatu

lembaga termasuk sekolah.

19

dokumentasi sekolah dan hasil wawancara

Page 77: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

63

f. Organisasi

Struktur organisasi yang dimiliki oleh SDIT Nida El-Adabi cukup

sederhana, struktur organisasi yang dibuat sudah disesuaikan dengan aturan baku

yang ditetapkan oleh pemerintah.

Adapun organisasi yang terdapat di SDIT Nida El-Adabi ini hanya dua

organisasi saja yaitu struktur organisasi sekolah dengan komite sekolah. Selain

dari kedua organisasi tersebut tidak ada karena untuk masalah kehumasan

dikerjakan langsung oleh anggota sekolah sendiri dalam hal ini para dewan guru

dan tenaga kependidikan.

Dalam struktur organisasi ada 3 orang wakil yang membantu kepala

sekolah dalam mengatur manajemen sekolah, yaitu ada yang bertindak sebagai

pembina kurikulum, kesiswaan, dan keagamaan.

Idealnya suatu lembaga, kehumasan harus mempunyai struktur organisasi

tersendiri karena organisasi ini akan berhubungan langsung dengan masyarakat

luar. Begitupun dengan SDIT Nida El-Adabi perlunya organisasi khusus

kehumasan agar jabatannya tidak saling tumpang tindih, hal itu dimungkinkan

dengan alasan masih kurangnya SDM yang dimiliki oleh Nida sendiri.

Menurut para orang tua siswa para anggota dalam organisasi sekolah ini cukup

memiliki kekompakkan, hal ini terlihat dari kerjasama yang dilakukan baik oleh

pihak sekolah dan pihak komite sekolah dalam mengadakan setiap kegiatan.

“…ya para anggota personil sekolahnya memiliki kekompakkan.”

“…ya, sejauh ini kompak dilihat dari kegiatan breaping setiap hari”

“…memiliki kekompakkan seperti dalam acara PESTAMU semua guru dan

anggota komite dilibatkan”

“…kompak walaupun tidak 100% dalam KBM”

“…Ya, cukup kompak.” 20

g. Peran Serta Masyarakat

Keberadaan organisasi komite yang ada di SDIT Nida El-Adabi dirasa

cukup membantu, hal ini disampaikan oleh kepala sekolah bahwa:

20

hasil wawancara dengan pihak orang tua

Page 78: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

64

“…komite yang ada di sekolah ini cukup respect dengan keadaan sekolah,

mulai dari hubungan komunikasi antar orang tua dan sekolah terjalin erat,

sehingga hubungan yang terjalin seperti kekeluargaan. Jadi ketika para

orang tua memiliki keluhan biasanya langsung menyampaikannya kepada

pihak sekolah.”21

Dalam kegiatan pemantauan pihak orang tua pun di ikut sertakan, hal ini

terwakili oleh para anggota komite yang sering memantau langsung ke sekolah

setiap minggunya. Akan tetapi tidak semua para orang tua melakukan pemantauan

secara langsung ada juga para orang tua yang hanya sebatas memantau

perkembangan anaknya saja.

Begitu pun dengan kegiatan evaluasi, para orang tua pun dilibatkan

langsung. Hal ini dibenarkan oleh para orang tua bahwa sekolah selalu melakukan

evaluasi program sekolah minimal 3 bulan sekali dan biasanya para orang tua pun

turut di undang.

“… Ya, kami terlibat dalam setiap evaluasi yang diadakan sekolah,

terutama yang berkaitan dengan dengan perkembangan anak.”

“…ya. Terlibat.””dalam evaluasi pembelajaran siswa kami terlibat ya

walaupun kadang-kadang para orang tua dilibatkan pula dalam

pengembangan sekolah22

Meskipun ada pula orang tua yang tidak menggunakan kegiatan evaluasi

yang diadakan oleh sekolah.

“…saya jarang terlibat dalam kegiatan evaluasi yang diadakan oleh

sekolah”

“…forum sih disediakan , tapi jarang terlibat.”

Salah satu kegiatan peran serta masyarakat laiannya adalah pembuatan

konblok untuk lapangan olah raga. Kegiatan ini melibatkan para orang tua siswa

dalam penggalangan dana. Kegiatan ini merupakan salah satu keterlibatan peran

serta masyarakat yang berfungsi keterlibatannya dalam pengelolaan sekolah atau

lembaga.

Selain itu peran serta masyarakat lainnya adalah melakukan koordinasi

dengan tim atau kelompok kerja RAPBS dalam mengembangkan kegiatan yang

21

hasil wawancara dengan kepala sekolah 22

hasil wawancara dengan orang tua siswa

Page 79: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

65

akan di laksanakan. Dengan kata lain peran serta masyarakat dalam hal ini komite

sekolah di SD Islam Nida El-Adabi ini sangat dibutuhkan dan dianggap

keberadaannya dalam kegiatan sekolah.

2. Proses kegiatan belajar mengajar SDIT Nida El-Adabi

Proses belajar mengajar yang terjadi di SDIT Nida El-Adabi ini, sebelum

kegiatan proses belajar mengajar biasanya terlebih dahulu mengadakan pengajian

rutin. Dalam kegiatan belajar setiap kelas dipandu oleh 2 orang guru yaitu guru

kelas dan asisten guru, fungsi dari asisten guru sendiri menurut salah seorang guru

adalah sebagai pemantau anak ketika belajar dalam kelas dan membantu

menggantikan guru kelas. Asisten guru kelas hanya di berlakukan bagi kelas 1

sampai dengan kelas 4, hal ini beralasan karena kelas 5 dan 6 dirasa cukup dewasa

untuk usia SD.23

Kegiatan belajar di sekolah ini tergolong fullday school, karena anak

melakukan kegiatan belajar mulai dari jam 07.30 sampai dengan 14.00 kecuali

untuk siswa kelas 5 dan 6 ada penambahan waktu sampai dengan 15.00 atau

15.30. hal ini disebabkan ada pelajaran tambahan untuk persiapan ujian akhir

Nasional.

Waktu belajar siswa diselingi dengan 2 kali istirahat yaitu istirahat

pertama dan istirahat kedua. Pada istirahat pertama biasanya siswa mengerjakan

shalat sunnah dhuha, akan tetapi selama peneliti melakukan pengamatan kegiatan

shalat dhuha sepertinya sudah jarang dilakukan. Kemudian pada istirahat kedua

siswa melakukan makan siang dan shalat dzuhur berjama’ah.

Menurut salah satu orang tua siswa waktu belajar selama itu tidak

membuat anak jenuh atau bosan karena pola pembelajaran yang diterapkan adalah

belajar sambil bermain. Bahkan banyak orang tua yang setuju jika anaknya

berlama-lama disekolah, hal itu dikarenakan untuk mencegah agar anak tidak

bermain ke hal-hal yang tidak bermanfaat.

“…Menurut anak saya, belajar di sekolah ini menyenangkan, kalau system

pembelajarannya cukup santai tidak seperti di SD-SD biasa, yang

23

hasil wawancara dengan guru

Page 80: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

66

belajarnya dikejar waktu, karena di sini pembelajarannya tidak monoton

belajar karena ada mainnya, jam istirahatnya 2 kali, jadi tidak terlalu

difokuskan untuk belajar.”24

Disamping itu sekolah juga memiliki program sekolah yaitu outing class

merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa diluar ruang sekolah,

dengan kata lain sekolah mengadakan outing class ini bagian dari cara agar anak-

anak tidak jenuh dalam belajar.

Kegiatan outing class ini sifatnya tidak wajib diikuti oleh semua siswa,

karena biasanya kegiatan ini merupakan kegiatan bergilir yang dilakukan setiap

kelas. Biasanya kegiatan outing class ini dapat berupa mengunjungi suatu tempat

yang memiliki unsur nilai pendidikan didalamnya.

3. Output SDIT Nida El-Adabi Parungpanjang

a. Prestasi Akademik

Semenjak berdirinya sekolah ini, SDIT Nida El-Adabi tidak sepi dari

prestasi. Pada prestasi akademik SDIT Nida El-Adabi pernah menjadi juara

calistung (baca, tulis dan hitung) sekecamatan Parungpanjang bahkan ketingkat

kabupaten, selain itu pula setelah meluluskan 2 angkatan nilai hasil ujian

nasionalnya terus meningkat, meskipun menurut kepala sekolah nilainya tidak

mencapai angka maksimum akan tetapi nilai yang digunakan adalah nilai asli.

Inilah yang menjadi keunggulan dari sekolah-sekolah yang ada.

“…Alhamdulillah untuk prestasi akademik khususnya untuk tahun

kemarin untuk lingkup kabupaten sudah agak meningkat dan

alhamdulillah kita sudah mendapat banyak piala dalam prestasi

khususnya untuk kelas 5 juara sekabupaten Bogor dan untuk tahun ini

mungkin akan di adakan kembali pada akhir maret nanti. Untuk prestasi

non akademik alahamdulillaha menurut saya sudah meningkat, seperti

dapat dilihat banyaknya piala yang kami punya, walaupun memang

jangan terlalu capat puas dengan apa yang kita peroleh dan itu

merupakan suatu hala yang membanggakan kita, mereka seperti itu dan

saya juga berusaha untuk menjadi yang lebih baik lagi.” 25

24

hasil wawancara dengan orang tua siswa 25

dokumentasi sekolah dan hasil wawancara dengan wakabid kesiswaan dan guru

Page 81: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

67

b. Prestasi non Akademik

Untuk mengasah kemampuan dan keberanian yang siswa miliki, SDIT

Nida El-Adabi tidak pernah absen untuk mengikut sertakan dalam berbagai ajang

perlombaan yang diadakan oleh siapapun. Hal itu dapat terlihat dari banyaknya

tropi penghargaan dalam berbagai perlombaan baik tingkat kecamatan maupun

tingkat kabupaten yang diraih oleh sekolah ini, untuk perlombaan yang baru

akhir-akhir ini diikuti adalah lomba yang diadakan oleh pesatren Darunnajah 2

Cipining, SDIT masuk kedalam runner up juara umum perlombaan yang diikuti

oleh peserta sejabodetabek. Selain itu masuk ke babak semi final olympiade sains

yang diadakan oleh seorang pakar sains Indonesia di Senayan baru-baru ini

setelah mengikuti seleksi di tingkat kecamatan.26

Ini menjadi kebanggaan tersendiri khususnya para orang tua siswa dan

sekolah memiliki siswa-siswi yang berbakat, dan umumnya bagi masyarakat

kecamatan Parungpanjang yang memiliki sekolah yang produktif dalam prestasi.

c. Angka mengulang dan Putus sekolah

Menurut pernyataan bagian tata usaha “selama ini belum ada siswa yang

mengulang atau tinggal kelas, karena biasanya masing-masing guru kelas

memberikan tambahan belajar kepada anak yang belum mampu mengikuti

pelajaran seperti siswa lainnya, karena walau bagaimanapun guru dituntut

bertanggung untuk pencapaian hasil belajar siswa.” Kegiatan penambahan belajar

ini biasanya merupakan inisiatif dari para guru sendiri, kemudian para orang tua

pun merespon baik kegiatan tersebut.

Hal ini juga benarkan oleh para orang tua siswa bahwa”sejauh ini siswa-

siswi yang bersekolah di sekolah ini belum pernah mengalami putus sekolah

klecuali melakukan pemindahan bahkan sampai tidak naik kelas”.27

Selanjutnya bagian tata usaha menambahkan “selama ini para siswa yang

bersekolah di sini tidak sampai mengalami putus sekolah, akan tetapi ada sebagian

siswa yang keluar dari sekolah disebabkan mutasi ke sekolah lain atau untuk

26

hasil wawancara dengan pihak tata usah dan kepala sekolah 27

hasil wawancara dengan orang tua siswa

Page 82: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

68

mengikuti orang tuanya. Seandainya ada siswa yang kurang mampu dalam

pembiayaan biasanya sekolah memberikan keringanan.”28

28

hasil wawancara dengan bagian tata usaha

Page 83: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari berbagai data yang diperoleh dilapangan, dan setelah melalui berbagai

proses analisis, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan.

1. Menurut sebagian besar persepsi orang tua tentang kualitas input SDIT

Nida El-Adabi sudah cukup baik atau termasuk ke dalam kategori sekolah

yang cukup berkualitas. Hal ini dilihat visi, misi, tujuan dan sasaran yang

dimiliki sudah sesuai dengan kebutuhan siswa, kurikulum yang digunakan

sudah sesuai, peserta didiknya cukup berkompeten, tenaga pengajarnya

cukup handal, keterlibatan orang tua siswa dalam komite sekolah yang

harmonis, sarana prasarana yang cukup memadai, organisasi sekolah yang

memiliki kekompakkan, pembiayaan sekolah yang cukup transparansi dan

bisa dipertanggung jawabkan. Meskipun pada sarana prasarana masih ada

kekurangan seperti perangkat komputer belajar siswa yang masih belum

memadai, labarotorium IPA dan Matematika untuk menunjang kegiatan

proses belajar siswa.

2. Menurut sebagian besar persepsi orang tua tentang kualitas pada proses

belajar mengajar SDIT Nida El-Adabi ini dirasakan cukup baik jika. Hal

ini didasarkan pada perbandingan dengan pola pembelajaran yang

diterapkan di sekolah lain pada umumnya. Tetapi mereka mengeluhkan

kegiatan-kegiatan seperti shalat dhuha dan pengajian siang yang kurang

berjalan lancar atau mengalami penurunan dari sebelumnya.

Page 84: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

70

3. Menurut persepsi orang tua kualitas output dari SDIT Nida El-Adabi ini

baik dari segi akademik maupun non akademik yang diraih oleh sudah

bagus dapat diperhitungkan dalam bersaing dengan Sekolah Dasar yang

sudah ada sebelumnya. Hal ini terlihat dari realita keberhasilan dari siswa-

siswinya dalam setiap mengikuti perlombaan baik tingkat kecamatan,

kabupaten maupun tingkat Jabotabek. Selain itu alumni-alumninya dapat

diterima di sekolah-sekolah lanjutan yang cukup baik dan masuk ke dalam

siswa-siswa berprestasi di sekolahnya.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan saran-saran dalam

pengembangan meningkatkan kualitas sekolah sebagai berikut:.

1. Hendaklah pihak sekolah dapat melakukan penambahan sumber dana

untuk melengkapi kekurangan-kekurangan sarana dan prasarana.

2. Hendaklah pihak sekolah dapat membuatkan ruang makan khusus bagi

siswa, kantin sehat, dan ruang tunggu bagi orang tua siswa. Agar siswa

ketika makan siang tidak di pelataran sekolah, juga siswa terjaga dari

makanan-makanan yang tidak sehat, selain itu juga melatih siswa agar

disiplin ketika makan.

3. Hendaklah pihak sekolah menyediakan guru-guru khusus seperti bidang

sains dan bahasa Inggris agar siswa lebih faham terhadap kedua mata

pelajaran tersebut.

4. Hendaklah pihak sekolah tetap konsisten dengan program yang telah

dibuat baik jangka pendek maupun jangka panjang agar citra sekolah tidak

menurun di mata masyarakat khususnya orang tua siswa yang selama ini

sudah melekat.

5. Hendaklah pihak sekolah jangan terlalu terlena dengan prestasi-prestasi

siswa selama ini, akan tetapi pihak sekolah harus tanggap dan sigap

terhadap informasi-informasi yang memang sangat bermanfaat bagi

kemajuan siswa khususnya.

Page 85: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

71

6. Hendaklah pihak sekolah berupaya untuk terus meningkatkan jalinan

komunikasi terhadap msyarakat, khususnya orang tua siswa dalam

memberikan masukan bagi sekolah agar mengetahui kekurangan yang

dimiliki sekolah untuk diperbaiki. Antara lain dengan memberikan angket

terutama kepada orang tua siswa kelas 6.

7. hendaklah pihak sekolah membuat program penghijauan di halaman

sekolah selain pot-pot bunga yang sudah ada, dengan cara menanamkan

pohon-pohon yang cepat tumbuh dan rindang, agar terkesan sekolah sejuk

dan nyaman.

Page 86: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

67

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jerome S. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip Perumusan

dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakara: Pustaka Belajar. Cet 4

Ariani, Dorothe Wahyu. 200. Manajemen Kualitas. Yogyakarta: Andi Offset.

Cet1

Atkinson, Rita L, dkk. Pengantar Psikologi. Jakarta: PT. Bulan Bintang. Cet 2

Bush, Tony dan Marianne Coleman. 2008. Manajemen Strategis Kepemimpinan

Pendidikan. Yogyakarta: IRGISoO. Cet 2

Chaplin, James P, Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Ed. 1

Danim, Sudarwan. 2008. Visi Baru Manajemen Sekolah: Dari Unit Birokrasi

Menuju Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Cet 3

Depdiknas. 2004. Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan

Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: Tamita Utama

Irwanto, dkk. 2001. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Gramedia Utama

Isjoni. 2007. Saatnya Pendidikan Kita Bangkit. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Cet 1

Maslow, Abraham H. 1970. Motivation and Personality. New York: Longman.

Ed.3

Nasution, Nur. 2005. Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Manajemen.

Bogor: Ghalia Indonesia. Ed. 2

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.

Cet. 2

Rahman, Abdul dan Muhbib Abdul Wahab. 2004. Psikologi Suatu Pengantar:

Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Prenada Media. Cet. 1

Rosyada. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Bogor: Kencana. Cet 1

Sabri, M. Alisuf. 1993. Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya

Sarwono, Sarlito W. 1996. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta:: PT. Bulan

Bintang. Cet 2

Page 87: ABSTRAKSI - repository.uinjkt.ac.id€¦ · Undang-undang SISDIKNAS dan Peraturan Pelaksanaan 2000-2004, (Jakarta: Tamita Utama, 2004), h. 7 . 2. Tujuan dari undang-undang pendidikan

68

Shaleh, Abdul Rachman. 2006. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

Siahaan, Amiruddin, dkk. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah. Ciputat: Quantum

Teaching. Cet 1

Sukmadinata, Nana Syaodih, dkk. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah

Menengah: Konsep, Prinsip dan Instrumen. Bandung: PT. Refika Aditama

Cet 1

Supriadi, Dedi. 2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung:

Remaja Rosda Karya. Cet 2

________. 2005. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosda Karya. Cet 2

Tim Dosen FIP-IKIP Malang. 1988. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan.

Surabaya: Usaha Nasional. Cet 3

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Purwanto, Ngalim. 1985. Ilmu Pendidikan Teoritis. Bandung: Remaja Rosda

Karya. Cet 1

Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Umum Psikologi. Yogyakarta: ANDI. Ed. 4