Dasar Dasar Rekayasa Genetika

5
1. Membran Inti Sudah bisa diduga bahwa perbedaan utama pada kedua sel tersebut adalah terletak pada ada tidaknya membran inti. Membran inti terdiri dari dua lapis lipid (membran inti dalam dan membran inti luar). Ruang antara lapisan tersebut disebut ruang perinuclear. Membran inti menyelubungi inti sel. 2. Pembawa Sifat Pada sel prokariotik, pembawa sifatnya terdapat pada molekul DNA. Sedangkan pada sel eukariotik pembawa sifatnya tersusun dalam kromosom. 3. Mesosom Sel prokariotik tidak memiliki mitokondria. Sebagai gantinya, mereka memiliki mesosom. Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel. Sedangkan proses respirasi pada sel eukariotik terjadi pada mitokondria. Mesosom tidak terdapat di sel eukariotik. 4. Nukleus Nukleus (inti sel) pada sel prokariotik tidak jelas karena tidak ada membran inti yang menjadi pembatasnya. Sedangkan nukleus pada sel eukariotik tampak jelas karena terdapat membran inti yang menyelubunginya. 5. Ribosom Ribosom pada sel prokariotik berukuran kecil dan tersebar di dalam sitoplasma. Sedangkan ribosom pada sel eukariotik berukuran lebih besar dan terdapat pada retikulum endoplasmakasar. 6. Organel Sel prokariotik tidak memiliki organel seperti retikulum endoplasma, sentriol, lisosom, badan golgi, dan mitokondria. Sedangkan sel eukariotik memilikinya.

description

kimia biokimia

Transcript of Dasar Dasar Rekayasa Genetika

Page 1: Dasar Dasar Rekayasa Genetika

1. Membran Inti

Sudah bisa diduga bahwa perbedaan utama pada kedua sel tersebut adalah terletak pada ada tidaknya membran inti. Membran inti terdiri dari dua lapis lipid (membran inti dalam dan membran inti luar). Ruang antara lapisan tersebut disebut ruang perinuclear. Membran inti menyelubungi inti sel.

2. Pembawa Sifat

Pada sel prokariotik, pembawa sifatnya terdapat pada molekul DNA. Sedangkan pada sel eukariotik pembawa sifatnya tersusun dalam kromosom.

3. Mesosom

Sel prokariotik tidak memiliki mitokondria. Sebagai gantinya, mereka memiliki mesosom. Mesosom berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi sel sehingga dihasilkan energi yang akan digunakan untuk aktifitas di dalam sel. Sedangkan proses respirasi pada sel eukariotik terjadi pada mitokondria. Mesosom tidak terdapat di sel eukariotik.

4. Nukleus

Nukleus (inti sel) pada sel prokariotik tidak jelas karena tidak ada membran inti yang menjadi pembatasnya. Sedangkan nukleus pada sel eukariotik tampak jelas karena terdapat membran inti yang menyelubunginya.

5. Ribosom

Ribosom pada sel prokariotik berukuran kecil dan tersebar di dalam sitoplasma. Sedangkan ribosom pada sel eukariotik berukuran lebih besar dan terdapat pada retikulum endoplasmakasar.

6. Organel

Sel prokariotik tidak memiliki organel seperti retikulum endoplasma, sentriol, lisosom, badan golgi, dan mitokondria. Sedangkan sel eukariotik memilikinya.

7. Dinding Sel

Tidak semua sel eukariotik memiliki dinding sel. Seperti sel hewan. Dinding sel pada sel prokariotik mengandung peptidoglikan. Sedangkan dinding sel pada sel eukariotik tidak mengandung peptidoglikan.

8. Alat Gerak

Page 2: Dasar Dasar Rekayasa Genetika

Alat gerak pada sel prokariota adalah flagela. Sedangkan alat gerak pada sel eukariota beruta flagela, silia, atau bergerak-gerak seperti amoeba.

9. Ukuran

Ukuran sel prokariotik lebih kecil dibandingkan ukuran sel eukariotik. Ini dilihat dari diameter selnya. Diameter sel prokariotik sekitar 1-10 nm sedangkan diameter sel eukariotik berkisar 10-100 nm.

10. Mitosis dan Meiosis

Sel prokariotik tidak melakukan mitosis maupun meiosis. Sedangkan sel eukariotik melakukan mitosis dan meiosis.

Streptokinase adalah protein ekstraseluler bakteri yang diproduksi oleh beberapa galur Streptococcus haemolyticus grup C. Kemampuanprotein ini untuk memecah gumpalan darah dilaporkan pertama kali pada tahun 1993.ref name="bb"></ref> Protein ini hanya terdiri dari satu rantai molekul dengan massa 48 kDa.Cara kerja streptokinase dalam mengatasi penggumpalan darah adalah dengan berfungsi sebagaiaktivator plasminogen dan protease serin. Plasminogen merupakan suatu zimogen (calon enzim) yang akan menjadi enzim aktif (disebutplasmin) apabila diaktifkan oleh suatu molekul aktivator tertentu. Cara mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin adalah dengan memotong ikatan peptida pada plasminogen.[1] Apabila plasmin telah aktif maka enzim plasmin tersebut dengan mendegradasi (menghancurkan proteinpembeku atau penggumpal darah.[1] Streptokinase telah digunakan sebagai obat untuk mengatasi penyakit akibat pembekuan atau penggumpalan darah dalam tubuh, seperti infark miokardium.[2]

Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans di pankreas)

adalah sebuah hormon polipeptida  yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan

"efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam

metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini bersifat anabolik yang artinya

meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya.

Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah

melalui transporter glukosaGLUT1 dan GLUT4[1] dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati

dan otot sebagai sumber energi.

Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai

menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Page 3: Dasar Dasar Rekayasa Genetika

Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes

mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk

keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus tipe

2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala membutuhkan

pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.

Interleukin adalah kelompok sitokin (disekresi protein ) yang pertama kali

terlihat untuk diekspresikan oleh sel darah putih

( leukosit ). Interleukin jangka berasal dari (antar-)“sebagai sarana

komunikasi”, dan (-leukin) “berasal dari fakta bahwa banyak dari protein

yang diproduksi oleh leukosit dan bertindak atas leukosit”. Interleukin

diproduksi oleh berbagai sel tubuh. Fungsi dari sistem kekebalan tubuh

tergantung di bagian besar padainterleukin, dan jarang kekurangan dari

sejumlah dari mereka telah dijelaskan, lengkap dengan penyakit autoimun

atau defisiensi imun. Mayoritas interleukin disintesis oleh helper CD4+ T

lymphocytes, serta melalui monosit, makrofag, dan sel endotel. Interleukin

mempromosikan pengembangan dan diferensiasi T, B, dan sel-sel

hematopoietik.

Proses terjadinya penyakit dan berbagau reaksi inflamasi tubuh  tergantung dari interaksi yang

terdapat diantara virus atau bakteri dan sel yang terdapat pada sistemimmune. Interaksi ini

diperantarai oleh sitokin dan kemokin yang diproduksi oleh sel asal atau juga sel pendatang yang

terdapat pada daerah keradangan. Sel yang menghasilkan sitokin adalah macrophage/monocyt,

dendritic sel, limposit,neutropil, sel endothelial dan fibroblast .Sitokin adalah suatu sentral

patogenesa yang akan meningkat jumlahnya bila terdapat suatu penyakit.sitokin adalah protein larut

, ia adalah mediator yang dihasilkan oleh sel dalam suatu reaksi radang atau imunologik yang

berfungsi sebagai isyarat antara sel sel untukmengatur respon setempat dan kadang kadang juga

secara sistemik.Sitokin mempengaruhi peradangan dan imunitas melalui pengaturan

pertumbuhan,mobilitas dan diferensiasi lekosit dan sel sel lainnya.

Interleukin-1 adalah sebutan bagi beberapa polipeptida sitokina IL-1α, IL-1ß dan IL-1Ra, yang

memainkan peran penting dalam regulasi sistem kekebalan dan responperadangan.

IL-1α dan IL-1ß masing-masing memiliki berkas genetik IL1A,[1] dan IL1B,[2] pada kromosom 2 deret

yang sama yaitu 2q14, dan merupakan

sitokina pleiotropik hasil sekresi monosit  dan makrofaga berupa prohormon, sebagai respon

Page 4: Dasar Dasar Rekayasa Genetika

saat sel mengalami cedera, oleh karena itu menginduksi apoptosis. Beberapa pakar menganggap

bahwa defisiensi genetik IL1A berperan dalam reumatoid artritis dan Alzheimer.

IL-1ß merupakan sitokina yang diiris oleh ICE, dan berperan di dalam aktivitas selular

seperti proliferasi, diferensiasi dan apoptosis. Induksi COX-2 pada sitokina ini di dalamsistem saraf

pusat ditemukan sebagai penyebab hipersensitivitas yang memberikan rasa sakit.

Kloning Kerangka Baca terbuka Gen Pengkode Integrase HIV-1 pada Esherichia coli JM109

Oleh : dr. Antonius Oktavian, M.Kes

ABSTRAK

HIV adalah partikel virus yang berkaitan erat dengan penyebab AIDS. Virus ini termasuk dalam golongan retrovirus dengan materi genetiknya adalah satu pasang RNA. Multiplikasi virus ini difasilitasi oleh protein yang disebut integrase. Integrase adalah enzim yang memiliki peranan dalam menyisipkan genom cDNA HIV-1 ke dalam kromosom manusia.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kerangka baca terbuka gen pengkode integrase HIV-1 yang selanjutnya dikloning ke dalamEscherichia coli JM109 untuk memperoleh plasmid rekombinan yang membawa fragmen DNA target tersebut. Sintesis cDNA dilakukan dengan teknik transkripsi balik dengan RNA genom sebagai templat. Selanjutnya amplifikasi dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Produk PCR disisipkan ke plasmid dengan sistem kloning TA. Karakterisasi terhadap produk PCR dengan elektroforesis DNA menunjukkan pita DNA yang sejajar d engan marker DNA 900 pb. Produk PCR tersebut dikarakterisasi lebih lanjut dengan teknik sekuensing. Elektroforegram menunjukkan, dari 8 sampel yang dikarakterisasi, 1 homolog dengan integrase HIV-1 asal Thailand, 2 homolog dengan segmen 4 hemaglutinin virus flu burung H5N1 asal Jawa, dan sisanya tidak terbaca oleh sekuenser.

Fragmen DNA yang terkonfirmasi sebagai integrase HIV-1 digunakan sebagai DNA sisipan. Terdapat 3 klon yang diperoleh dari kloning, 1 klon berwarna putih, 1 klon berwarna biru muda, dan 1 klon berwarna biru. Ketiga klon tersebut dikarakterisasi dengan teknik PCR koloni dan elektroforesis DNA menunjukkan ada pita DNA dengan ukuran yang sesuai. Plasmid tersebut diisolasi dengan teknik lisis alkali dan kit komersial untuk dikarakterisasi dengan teknik sekuensing. Urutan nukleotida tidak terbaca oleh sekuenser dan sedang dikarakterisasi ulang.

Kata Kunci: HIV, gen pengkode integrase, E.coli