Dasar Dasar Dan Proses Peembelajaran 1

9

Click here to load reader

description

top

Transcript of Dasar Dasar Dan Proses Peembelajaran 1

Page 1: Dasar Dasar Dan Proses Peembelajaran 1

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GAGNE, AUSUBLE & PIAGET

Sains merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan kita merupakan bagian dari pembelajaran sains. Kimia sebagai bagian yang terintegrasi dengan pembelajaran sains mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami konsepkonsep kimia secara sistematis melalui pengalaman belajar yang lebih mendalam. Hal ini sesuai dengan hakikat tujuan pendidikan sains yaitu untuk mengantarkan siswa menguasai konsep-konsep sains untuk dapat memecahkan masalah-masalah terkait dengan kehidupan siswa sehari-hari.

Kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi kebanyakan siswa, karena sebelumnya kimia terintegrasi pada pelajaran sains di SD. Sebagai mata pelajaran sulit, guru harus berusaha lebih keras untuk memotivasi siswa mempelajari konsep-konsep kimia. Tanpa minat dan motivasi belajar yang tinggi, maka konsep-konsep kimia sulit untuk dipahami oleh siswa dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sehingga guru harus berupaya untuk mendesain pembelajaran kimia yang menarik melalui teori-teori yang dikembangkan oleh para ahli, diantaranya: Teori Gagne, Ausubel, dan teori Piaget. Dalam pandangan Piaget (1971), pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi. Menurut Gagne(1979) bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Menurut Ausubel(dalam Dahar 1989), belajar bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru dengan konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.

A.TEORI BELAJAR PIAGETPiaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.  Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu:

1. Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut.Pengalaman - pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud

2. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam  kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran

Page 2: Dasar Dasar Dan Proses Peembelajaran 1

pengetahuan jadi (ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan,

3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget(1971) mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu-individu ke dalam bentuk kelompok - kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal

4. Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi.

Menurut Piaget, pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.

TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGETPerkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman  sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur, 1998).

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah.

Sensori motor (usia 0 - 2 tahun) Pra operasional (usia 2 – 7 tahun) Operasional konkrit (usia 7 – 11 tahun) Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa)

Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget ini, untuk siswa SLTP dengan rentang usia 11–15 tahun berada pada taraf perkembangan operasi formal. Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspekaspek perkembangan remaja. Di mana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi konkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar. Remaja mulai menyadar keterbatasan-keterbatasan pemikiran mereka, di mana mereka mulai bergelut dengan konsep-konsep yang ada di luar pengalaman mereka sendiri. Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah subjek tertentu. Apabla siswa akrab dengan suatu objek tertentu, lebih besar kemungkinannya menggunakan operasi formal (Nur, 2001). Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994:145), perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan

Page 3: Dasar Dasar Dan Proses Peembelajaran 1

lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting dalam pembelajaran fisika dari teori Piaget. 

1. Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. (Bandingkan dengan teori belajar perilaku yang hanya memusatkan perhatian kepada hasilnya, kebenaran jawaban, atau perilaku siswa yang dapat diamati). Pengamatan belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap kognitif siswa yang mutakhir, dan jika guru penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman sesuai dengan yang dimaksud.

2. Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas Piaget, penyajikan pengetahuan jadi (ready-made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungannya. Sebab itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. Menerapkan teori Piaget berarti dalam pembelajaran fisika banyak menggunakan penyelidikan.

3. Memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Sebab itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil dari pada bentuk kelas yang utuh. Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah saat guru memperkenalkan informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep- konsep, memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola-pola berpikir formal.

TEORI BELAJAR KOGNITIF MENURUT PIAGETPiaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu: (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. 

James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan

Page 4: Dasar Dasar Dan Proses Peembelajaran 1

untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. 

Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:

1. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.

2. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. 5. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan

diskusi dengan teman-temannya.

Langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget, adalah:1. Menentukan tujuan Pembelajaran.2. Memilih materi pembelajaran.3. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif.4. Menetukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topik-topik tersebut, misalnya

penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi dan sebagainya.5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara

berpikir siswa. 6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.

B.    TEORI PEMROSESAN INFORMASI DARI ROBERT GAGNEAsumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu:

1. Motivasi2. Pemahaman3. Pemerolehan4. Penyimpanan5. Ingatan kembali6. Generalisasi7. Perlakuan

Page 5: Dasar Dasar Dan Proses Peembelajaran 1

8. Umpan balik.

Penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar oleh teori Gagne disebut kemampuan-kemampuan. Hasilhasil belajar dapat berupa keterampilan-keterampilan intelektual yang memungkinkan kita berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan symbol-simbol atau gagasan-gagasan. Strategi-strategi kognitif merupakan proses-proses kontrol yang dikelompokkan sesuai dengan fungsinya, meliputi, strategi menghafal, strategi elaborasi, strategi pengaturan strategi metakognitif, dan strategi afektif. Hasil belajar lain ialah informasi verbal, sikap-sikap dan keterampilan motorik. Didasarkan pada model pemrosesan informasi Gagne mengemukakan bahwa satu tindakan belajar meliputi fase belajar yang merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru, dan setiap fase-fase ini dipasangkan dengan suatu prosesinternal yang terjadi dalam pikiran siswa. Didasarkan atas analisis kejadian-kejadian belajar Gagne menyarankan agar guru memperhatikan delapan kejadian instruksi waktu menyajikan materi pelajaran pada sekelompok siswa.

C.    TEORI BELAJAR MENURUT AUSUBELMenurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara atau materi pelajaran disampaikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi ke dua menyangkut bagaimana cara siswa dapat mengaitkan informasi itu dalam struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah ada pada siswa. Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupu dalam bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Ausubel menyatakan, bahwa banyak ahli pendidikan menyamakan belajar penerimaan dengan belajar hafalan, sebab mereka berpendapat bahwa belajar penemuan terjadi bila mereka menemukan sendiri pengetahuan.  Berhasil tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur kognitif yang ada serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar bermakna dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial. Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar guru perlu memperhatikan adanya pengaturan awal pada awal pelajaran, dalam mengaitkan konsep-konsep adanya proses diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif dan belajar superordinat. 

Atas dasar teori Ausubel Novak mengemukakan gagasan peta konsep yang menyatakan hubungan antara konsep dalam bentuk preposisi–preposisi untuk menolong guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung untuk mengetahui penguasaan konsep-konsep pada siswa, dan untuk menolong guru untuk mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung untuk penguasaan konsep-konsep pada siswa dan untuk menolong para siswa mempelajari cara belajar. Belajar seharusnya merupakan

Page 6: Dasar Dasar Dan Proses Peembelajaran 1

asimilasi yang bermkna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasi dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam struktur kognitif. Langkah-langkah pembelajaran menurut Ausubel, yaitu:

1. Menentukan tujuan pembelajaran.2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi, gaya

belajar, dan sebagainya).3. Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya

dalam bebtuk-bentuk konsep inti

Daftar pustaka :

http://ekasilalahi159.blogspot.com/2013/11/implementasi-model-pembelajaran-gagne.html