DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR...

91
DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR MASALAH PEMBERONTAKAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakulfas Adah Dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (Sl) Olch: AHMADFAHRI NIM. 100022018471 JURUSjA.N SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA 1426 HI 2005 M

Transcript of DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR...

Page 1: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR MASALAH PEMBERONTAKAN

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakulfas Adah Dan Humaniora

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Strata 1 (Sl)

Olch: AHMADFAHRI

NIM. 100022018471

JURUSjA.N SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA

1426 HI 2005 M

Page 2: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR MASALAH PE1\1JIJERONTAKAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Humaniora Jurusan Sejarah Dan Peradaban Islam

Untulc Memenuhi Persyaratan Dalam Mencapai Gelar Sarjana

;

Oleh: Ahmad Fahri 100022018471

Di Bawah Bimbingan

Dr.Dien Madjid NIP 150 122 620

Jurusan Sejarah Dan Peradaban Islam Fakultas Adah Dan Humaniora

Universitas Islam Negri SyarifHidayat1J1llah Jakarta

142612005

Page 3: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Sripsi yang be1.:judul "Darul Islam Aceh : 1953-1962 T1elaah Terhadap Akar

Masalah Pemberontakan" ini telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Juli 2005. skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana progran1 strata I ·

(S 1) pada Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

Ke tu a

Drs. H. Budi Sulistiono, M.Hum NIP. 150 236 276

Pembimbing,

DR. Dien Madjid NIP. 150 122 620

Jakarta, 09 Juli 2005

Sekretaris

Drs. H. M. Ma'rufMisbah, MA NIP. 150 247 010

Penguji,

Drs, Parlind11mga11 Siregar, M.A NIP. 150 268 .588

Page 4: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah

membekali manusia dengan aka! dan wahyu sehingga memudahkan penulis sebagai

bagian dari umat manusia untuk menggali khazanah intelektual Islam yang bertebaran di

muka bumi, mudah-mudahan penulis dimasukan ke dalam golongan "Ulil Albab''.

Sholawat dan Salam semoga selalu terpancar ke jiwa yang suci nabi besar Muhamad

SAW yang menghantarkan umatnya ke wilayah yang syarat dengan nilai Iman, takwa dan

peradaban

Penulisan skripsi ini merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh penulis untuk

dapat menyelesaikan program pendidikan smjana strata I, jurusan Sejarah dan Peradaban

Islam di Fakultas! Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Ketika penulis menyusun skripsi ini banyak sekali faktor-faktor yang saling

terkait yang menyebabkan ketidakmaksimalan penulis dalam pembuatan skripsi ini

ditambah kemampuan intelektualitas penulis yang sangat minim. Menyadari akan

ketidaksempurnaan skripsi ini tidak ada sikap maupun reaksi penulis yang bisa ditunjukan

kecuali berharap kritikan dan masukan untuk menyempurnakan hipotesa (skripsi) ini yang

dibangun di atas analisa yang dangkal

Dalam penusunan skripsi ini, penulis banyak sekali terbantu dari perorangan,

kelompok maupun institusi atas dorongan baik moril maupun materil, baik fisik msaupun ·

nono fisik. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini pula penulis hendak mengucapkan

rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada :

Page 5: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

I. Prof. Dr. Badri Yatim, MA.Selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Drs. H. Budi

Sulistyo M.Hmn, Selaku ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, dan Drs. H.

Ma'rufMisbah, MA, selaku sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam.

2. Dr. Dien Madjid, selaku pembimbing yang telah banyak merelakan waktunya (walau

dalam keadaan sakit) untuk memberi kritik, masukan clan saran kepacla penulis clalam

menyempurnakan skripsi ini '

3. Drs. Parlindungan Siregar, MA, selaku dosen penasehat akademikyang telah

memberikan nasehal dan motivasinya dalam mengikuti clan menyelesaikan perkuliahan.

Juga untuk seluruh dosen Fakultas Adab clan Humaniora yang telah "mentransfer"

ilmunya kepada penulis

4. Pimpinan clan seluruh staff pegawai perpustakaan Uil\J Syarif Hidayatullah,

Perpustakaan Aclab dan Humaniora, Perpustakaan LIP! (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia), Perpustakaan Soemantri Brodjonegoro, Perpustakaan Arsip Nasional,

Perpustakaan Freedom Institut, Perpustakaan BPS (Baclan Pusat Statistik Nasional), dan

komunitas Aceh di jalan lndramayu, Menteng. Yang telah memberikan pelayanan dan

kemudahan bagi penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan

5. Kedua orangtua penulis Ayahancla Zahrin Abdullah clan lbunda waryanti, yang telah

memotivasi untuk terus maju clan bangkit dari kegagalan. Juga untuk kedua adik

Penulis Rahmawati dan Ahmad Rizal

6. Temen-temen SP! angkatan 2000 : Pingie, Otot, Botax, Dayat, Sobat, Fahmi Dishub,

Garux, Yana, Sari, Rima, Fitri, lndah H & K, clan semua teman-teman yang telah

membantu clan memberi masukan sehingga memudahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Page 6: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

7. Buat temen-temen "Risma" yang telah merelakan penulis untuk menonaktifkan dari

kepengurusan, juga untuk Bahruddin yang ban yak sekali membantu penulis

8. !yang lndriani, yang telah mengajari penulis tentang arti kedewasaan, penulis baru

menyadari bahwa kedewasaan tidak harus diungkapkan dengan kata-kata bijak tapi

melalui sikap yang .arif. Pada Akhirnya membuat nyaman penulis dalam penyusunan i

skripsi ini.

Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis dapat bennanfaat dan

tidak ada kata-kata yang bisa penulis kembalikan atas kebaikan kecuali Jazakumullah

Khoirul Jaza'

Jakarta, 30 juni 2005

Ahmad Fahri

Page 7: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

DAFTARISI

KA TA PENG ANT AR ......................................................................... i

DAFTAR IS! ..................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................... ._ ......................... I A. Latar Belakang Masalah ...... : ....................................... I

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................... I)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 6

D. Metode Penulisan ...................................................... "JI

E. Sistematika Penulisan ................................................. 7

Bab II GAMBARAN UMUM MASY ARAKAT ACEH PRA PEMBERONTAKAN .......................................................... 9 A. Keadaan Sosial ......................................................... 9

B. Keadaan Politik .................................................................. 17

C. Keadaan Ekonomi ......................................................... 27

D. Bidang Agama ........................................................................ 30

Bab III MUNCULNYA PEMBERONTAKAN DARUL !SLAM ACEH ....................................................... 36 A. Penge1tian Darul Islam ...................................................... 36 B. Faktor-faktor Pcnycbab Tc~jadinya Pcmberontakan

Darul Islam Aceh ................................................................ 40

C. Struktur Darul Islam Aceh .................................................. 45

D. Aktifitas Darul Islam Aceh ...................................................... 50

Bab IV AKAR MASALAH PEMBERONTAKAN

DAR UL ISLAM ACEH ........................................................... 55

A. Pembubaran Propinsi Aceh ............................................. 55

B. Penghapusan Sistim Perdagangan Barter ................................. 62

C .. Pertanmgan Kekuatan Lokal. ......................................... 66

D. Munculnya Less Hitam ........................................................... 72

E. Penolakan Syariat Islam ............................................. 75

BAB V PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .......... 78 A. Kesimpulan ............................................................. 78

DAFTAR PUST AKA .......................................................................... 80

Page 8: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aceh sekarang bernama Nanggroe Aceh Darusslam adalah propinsi paling

Utara dari Sumatra dan paling Barat dari Republik Indonesia dengan Banda Aceh

sebagai ibukotanya, dibandingkan dengan propinsi Iain di Indonesia Aceh sangat

mcmiliki keunikan baik clitinjau dari scgi sosial, buclaya, politik dan agama. Seperti

kecintaan mereka terhaclap elit masyarakatnya yang terwakili oleh kaum Ulama clan

Ulebalang. ulama sebagai pemegang otoritas agama clan Ulebalang sebagai pemegang

kendali adat. Di samping dua elit masyarakat di atas, ada kekuasaan altematif yaitu

sultan. Hanya saja kekuasaan terakhir ini walaupun pemegang kendali tampuk

kepemimpinan masyarakat paling "acliclaya" kekuasaanya tidak bertahan lama, karena

kcsultanan dihapuskan pada tahun 1903 1 sejak saat itu tidak memainkan penman

apapun. terlepas dari penghapusan kesult4nan, yang terjadi adalah perseteruan ulama

clan ulebalang yang memakan waktu cukup panjang.

Dari prespektif politik, sebagai wilayah yang jauh dari pusat, Aceh juga

menyimpan persoalan yang tidak clapat disamakan dengan daerah Iain yang acla di

Indonesia, sejak awal ia senantiasa lekat dengan rona "revolusi", melawan penjajah di

masa lalu dan menantang pemerintah pusat di masa sesudahnya.2

1 B J Boland, pergumu/an is/am di Indonesia (Jakmta,Grafiti pers I 985) cet I ha! 73 untuk lebih jelasnya lihat Muhanad Said, A(ieh Sepanct'ang Abad, (diterbitkan pengarang sendiri 1961) h. 640.

'Syarifudin Tippe, Aceh di persimpanganjalan, (Jakarta, Pustaka Cesindo 2000) Cet I h. xiii

Page 9: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

2

Teri epas dari fenomena di ata!;, Aceh memiliki peranan besar dalam

mempertahankan kemerdekaan Indonesia, dengan kegigihan dan semangat yang

berkobar mereka berhasil tumbuh menjadi daerah yang menakutkan bagi agresi

Belanda ke II pasca proklamasi, sehigga Aceh menjadi satu-satunya daerab yang

"steril" dari penjajahan ketika semua wilayah Indonesia berada di bawah

penguasaanya. Tak beran ketika Soekarno bersama rombongannya berkunjung ke

Aceh pada tanggal I 6 juni I 948 dalam berbagai rapat yang dihadirinya selama em pat

hari (presiden mukim di Aceh) beliau selalu menegaskan bahwa Aceh adalah daerah

modal bagi republik Indonesia3• Dengan "modal" ini pula Muhamad Hatta

memenangkan perundingan dengan pihak Belanda dalam sebuah konfrensi yang

terkenal dengan Konfrensi Meja Bundar (KMB), yang diadakan pada tanggal 23

Agustus 1949 di Den Haag, Belanda. Tidak hanya sampai di sini peranan yang

dimainkan Aceh dalam mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia, yaitu

dolar untuk membeli dua buah pesawat terbang, yang berguna untuk kepentingan

pe1:juangan republik Indonesia yang bemama Seuwalah I, pada waktu wilayah negara

Indonesia sedang diduduki oleh Belanda, pesawat tersebut dioperasi\rnn di luar negeri

tepatnya di Burma atas nama Indonesia Airways di bawah pimpinan komodor udara

Wiwcko Supono, RI 001 Seuwalah beroperasi di luar Negeri untuk meneari dana bagi

perjuangan republik Indonesia, seiring dengan be1jalannya waktu ia kemuclian

3 A.Hasjn1i, semangat 1nerdeka 70 tahun rnenetnpuh jalan pergolakan dan pet.Juangan . kemenlekaan (Jakai1a,Bulan Bintang 1985) h. 374-.J79

Page 10: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

3

berubah menjadi Indonesia Airways4, selain sumbangan di atas, Radio Rimba Raya

yang be1iempat di Aceh Tengah secara aktif menyuarakan semangat para pejuang

Indonesia untuk meraih kemerdekaan, siaran tersebut bisa dipantau di India, Mesir,

dan beberapa negara Arab. Negara-negara ini kemudian menjadi para pendukung

pertama negara yang barn lahir, republik Indonesia.

Dengan status istimewanya Aceh rnenjadi bagian tak terpisahkan dari negara

kesatuan republik Indonesia (NKRI). Namun tatkala pemerintah pusat dirasakan

mulai menyimpang dari semangat awal, secara berangsur para pemimpin Aceh mulai

memperhitungkan kembali dukungannya terhadap Jakmia, gerakan politik anti

pemerintah dan bahkan pergolakan yang menJurus kearah pemisahan diri dari

pemerintah pusat muncul dan mempengaruhi masyarakat Aceh. Fenomena Daud

Beureueh dengan Dam! Islamnya, pada dekade 1950-an menandai aspirasi tersebut,

tidak terlalu mudah bagi pemerintah Jakarta untuk secara cepat clan tuntas

mcnghadapi pemberontakan daerah yang qimotorinya.

Pergolakan Darul Islam yang memakan rentan waktu yang cukup par\jang

sejak 1953-1962, merupakan suatu bentuk akumulasi kekecewaan rakyat Aceh

terhadap pemerintah pusat, kebijakan ym1g setidalmya baik menurut pemerintah pusat

tapi tidak baik untuk masyarakat Aceh. Bahkan ym1g te1jadi adalah sebuah

kesenjangan antara pujian dan harapan. Berbeda dengan Darn! Islam di Jawa Baral

yang Jebih menekankan pada perbedaan paradigma jika bukan perbedaan ideologi,

4 Nur el Ibrahimy, Teungku Muhatnad Daud Beureueh, perananya dala1n pergo/akan di Aceh, (Jakarla,Gunung Agung 1986), Cet II h. 47

Page 11: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

4

sedangkan Darul Islam Aceh lebih bermotifkan pada kebija.kan politik yang tidak

proporsional.

Ada beberapa penulisan mengenai Darul Islam yang terkesan subyektif,

karena lebih menekankan pada apa yang dilakukan para pengikut Darul Islam, bukan

pada apa faktor penyebab meletusnya pergolakan Darul Islam? clan kenapa mereka

melakukan konfrontasi vertikal clengan pemerintah pusat? Inilah yang sering

dilupakan penulis terutama buku-buku versi pemerintah, ironisnya buku-buku yang

subyektiflah yang menjadi bahan rujukan para siswa dan siswi Indonesia.

Mengidentifikasi akar masalah pembcrontakan Dami Islam .Aceh, tcntunya

mcmiliki beberapa faktor, yang menqrut istilah Nurcholis Madjid hubungan

Sibernetika yaitu hubungan atau faktor yang saling terkait. Pembubaran propinsi

Aceh oleh pemerintah pusat pacla tanggal 14 Agustus 1950 dengan mengganti

peraturan pemerintah nomor 8/DES/WKPM tahun I 949. Hal ini tentu saja

menimbulkan kekecewaan masyarakat Aceh terhaclap pemerintah pusat. Pembubaran

ini dipanclang masyarakat Aceh sebagai bentuk kebijakan yang sangat diskriminatiJ~

karena mengakibatkan masyarakat Aceh mengalami kerugian dari segi ekonomi,

politik, sosial dan budaya, seperti tercermin dari sikap yang cliekspresikan oleh DPRD

Aceh, dengan lantang mereka mengemukakan alasan penolakan mereka dengan

pembubaran pro'Jinsi Aceh. Masuknya Aceh sebagai residen Sumatara Utara

menguatkan ketidakpercayaan mereka terhadap propinsi barn itu akan

kemampuannya mengatur daerah Aceh secara intensif, karena beberapa intensitas

pernbangunan clan pengalaman pada masa lalu. Di sisi lain perbedaan sosio-kultural

Page 12: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

5'

termasuk di dalamnya agama juga memperkuat· dugaan mereka (DPRD Acch) akan

ketidakmampuan pemerintah propinsi Sumatra Utara mampu untuk mengatur acch,

Pembubaran propinsi ini juga terkait dengan pelaksanaan Syari'ah Islam di

Aceh clan juga penghapusan sistem perdagangan Barter. Syari'ah Islam yang sclama

ini menjadi itu menjadi impian masyarakat Aceh menjadi terhambat. Kalau saja

pemerintah pusat tidak membubarkan propinsi tentu tidak akan sulit bagi Aceh

menerapkan Syari'ah Islam, lebih dari itu Aceh tidak bisa mengatur rumah

tangganya sendiri karena harus mengikuti prosedural propinsi Sumatra Utara. Sistem

perdagangan barter juga ikut terpengaruh akibat pembubaran Aceh. Biasanya para

pedagang langsung menyebrang ke Penang (Malaysia) tanpa prosedur Ekspor-lmpor

yang berbelit-belit. Setelah penghapusan perdagangan barter tersebut para pedagang

harus mengalihkan ke Medan clan mengilrnti proses yang berliku-liku.5

Semua fenomena di atas, tentu tertuju kepada pemcrintah pusat sebagai

pcmbuat kebijakan. Kekecewaan ini membentuk sebuah bola salju yang semakin

lama semakin besar clan pada akhirnya pecah, yang nantinya juga akan menuntun '

rnasyarakat Aceh dalam "kubang" pernberontakan Dami Islam. Di luar faktor di atas

pertarungan keldmtan lokal clan munculnya Less hitam menambah besarnya bola salju

di atas. 6

5Nazaruddin Sya1nsuddin, Pe1nberontakan J(azun Republik: Ka.'i:us Darul /slan1 Aceh, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990), Cet l,h.79

6 Nur el lbrahimy, op cit, h.75

Page 13: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, penulis membatasi

pembahasan pada akar masalah pemberontakan seperti : Pernbubaran Propinsi Aceh,

Penghapusan sistem perdagangan barter, pertarnngan kekuatan lokal, Munculnya less

hitam clan penolakan Syari'ah islam

Aclapun permasalahanya yang diangkat :

I. Mengapa terjaclinya pemberontakan Darul Islam Aceh ?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang melatarbelakangi pemberontakan

Darul Islam Aceh ?

3. Bagaimana aktilitas Darul Islam Aceh?

C. Tujuan dan lf'Ianfaat Penelitian

Aclapun tujuan yang henclak clicapai clari penulisan skripsi ini adalah untuk

mcngkaji akar permasalahan munculnya p1)rgolakan Darul Islam Aceh ( 1953-1962)

Penelitian ini secara garis besar memberi dua manfaat:

I. Manfaat secara akademis yaitu: memberi tambahan pengetahuan yang

berguna clalam rangka pengembangan ilmu sejarah, khususnya yang

berkaitan dengan topik Pemberontakan Darul Islam Aceh.

2. Manfaat praktis, akan dipergunakannya pengalaman masa lalu yang

digambarkan clalam tulisan ini, untuk menentukan langkah clan tindakan

yang lebih baik di masa yang akan datang, guna untuk rnenjaga keutuhan

dan kesatuan Negara Republik Indonesia.

Page 14: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

7

D. Metodc Pcnulisan

Adapun tehnik penulisan skripsi ini menujukan kepada buku "pedoman

penulisan Skripsi, Tesis clan disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2000". Proses

ke1:janya sebagaimana lazinmya penulisan karya sejarah, ada empat tahapan: I.)

Heuristik, penulis melakukan pencarian data dengan penelaahan terhadap buku-buku.

majalah, surat kabar maupun artikel jika diperlukan. Deng.an menelusuri naskah-

' naskah yang 'berkenaan dengan masalah pemberontakan Darul Islam Aceh, baik

sumber primer 111aupun sekunder. 2.) Kritik, yakni meneliti atau mcnganalisa

kefalidan inforniasi dari sekian banyak sumber tertulis yang ada, baik kritik intern

maupun ekstern. 3.) lntrepretasi Sumber .. untuk memunculkan bcrbagai fakta yang

dibutuhkan dalam rangka pembuatan skripsi. 4.) hasil dari keseluruhan proses disusun

menjadi sebuah cerita sejarah mengenai pc:mberontakan yang dimaksud.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penuli:> membagi kepad limn bab, dengan masing-

masing bab terdiri dari sub-sub yarig merupakan penjelasan bab tersebut, yaitu :

Bab I Pendahuluan,

Yang berisi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuar1 dan mar1faaat penelitian. metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

Page 15: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

Bab II

Bab III

Bab IV

Bab V

. ' . '

Gambaran umum Aceb,

Membahas Aceh tahun 1953-1962 dalam bidang sosial, politik,

dan ekonomi.

Munculnya pcmberontakan Darn! Islam Aceh,

Yang membahas mengenai pengertian Darul Islam A ceh,

faktor penyebab terjadinya pemberontakan Darul Islam Acch.

struktur Darul Islarn Aceh, dan aktifitas Darul Islam Aceh.

Akar masalah peniberontakan Darul Islam Aceb,

Bab ini membahas faktor penyebab pergolakan yaitu,

Pembubaran propinsi Aceh, penghapusan sistem pcrdagangan

barter, pertarungan kekuatan lokal, munculnya less hitam dan

Penolakan Syari' ah Islam.

Pcnutup,

Yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

Page 16: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

Bahn

Gambaran Umum Masyarakat Aceh Pra Pemll>erontakan

A. Keadaan Sosial

Sejak masuknya Islam ke Aceh, banyak sekali mempengaruhi adat istiadat Aceh.

Malahan pengaruh Islam itu sangat besar, sehingga ada pepatah yang berbunyi : hukum

ngo adat lagee zat ngo sipheuet (hukum dengan adat seperti benda dengan sifatnya, tidak

terpisah) yang dimaksud lrnkum di sini adalah hukum Islam yang diajarkan oleh para

ulama. Islam sangat melihat pada masalah budaya Aceh misalnya, · sapaan waktu

be1jumpa clan ucapan waktu berpisah tidak lagi diucapkan dengan yang lain melainkan

sudah menjadi Assalamu 'alaikum dan jawabannya Wa 'alaikumsalam wa rahmatullah,

bila seseorang menerima pemberian dari orang lain, tidak lagi mengucapkan terima kasih

atau yang lain melainkan sudah diganti dengan Al-hamdulillah. Apabila mendengar ada

orang meninggal, segera mengucapkan Jnnaa li li!lahi wa inna ilaihi raajiuun'

Sebelum Aceh diperintah Belanda, penggolongan masym-akat adalah sebagai

berikut :

h.6

!. Golongan Hulubalang (ulebalang) yaitu golongan yang memerintah negeri.

Golongan ini mula-mula hanyalah rakyat biasa, tetapi karena mempunyai

wibawa dist'babkan kekayaan, kecakapan dalam mengatur dan memimpin,

maka ia diangkat menjadi kepala rakyat, kemudian mengingat jasa-jasanya,

ditambah pula bahwa biasanya anak mereka banyak yang mengikuti jcjak orang

tuanya, maka sesudah ia rneninggal diangkat pula anaknya sebagai pengganti.

1 Taufiq Abdullah (ed), Agama dan Perubahar.• Sosial, (Jakmta: PT. Raja Grafindo, 1996). cet II,

Page 17: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

10

Sesudah keadaan be1jalan lama, maka kecakapan dan kemampuan anak tidak

lagi menjadi pe1iimbangan.

2. Ulama atau golongan ahli dan pengajar agama, golongan ini berasal dari rakyat

biasa, tetapi karena ketekunannya dalam belajar, mereka memperoleh ilmu

pengetahuan, dahulu sebelum zaman Belanda, para ulama selain menguasai

ilmu pengetahuan bidang agama, juga banyak dari mereka yang menguasai

pula bidang-bidang lain.

3. Golongan saudagar, yaitu golongan orang kaya, golongan ini berasal dari

rakyal biasa yang mempunyai nasib lebih baik dalam usaha mereka

mendapatkan kekayaan.

4. Golongan tani, golongan inila11 yang terbanyak dan golongan 1111 pula yru1g

merupakan golongan asli.

5. Golongan terpelajar atau pegawai, yang dimaksud dengan terpelajar adalah

mereka yang tela11 mengenyam pendidikan Barnt, lalu diangkat menjadi

pegawai pemerintah. Tetapi golongan ini tidak banyak pada masa Belanda, '

disebabakan pengaruh permusuhan belum lagi padam clalam jiwa rakyat.

6. Ciolongan btlruh, golongan ini ticlak begitu banyak2

Di samping itu acla juga di antara mereka melaksanaka propesi baru di Pusat-

Pusat kota sebagai pedagang, guru, pokrol bambu atau pengacara dan wartawan pendek

2 Antony Reid, l)e1:jua11gan Rakyat, revo/usi c.!an hancurnya kerajaan di S1u11alra, (Jakarta : cv Mutiasari, 1987) h.32

Page 18: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

I I

kala, slruklur sosial masyarakat Aceh telah berlambah kompleks3 (fenomena ini muncul

pada masa pasca perang Aceh 1873-1903).

Di Juar dari penggolangan masyarakat di alas, perlu diingat bahwa selama empat

abad Aceh adalah negeri sultan, hulubalang dan ulama, karena ketiga unsur itulah

merupakan elit sosial masyarakat Aceh. Walaupun kesultanan dibapuskan pada tahun

1903 dan pada tahun 1907 sultan terakhir Muhamad Daud diasingkan, baik sultan yang

masih hidup di Batavia maupun kerabatnya masih dihormati oleh masyarakat dan malah

mcnduduki jabatan formal. Di lain pihak proses kolonisasi dan modernisasi yang

diperkenalkan oleh Belanda selama hampir tujuh puluh tahun itu telah rnenimbulkan

perubahan sosial dalam masyarakat Aceh, salah satunya ketegangan yang te1jacli antara

ulebalang dan ularna yang memakan rcntang waktu yang cukup panjang.

Pacla awalnya ulama dan ulebalang memiliki hubungan yang harmonis, mcrcka

bairn mcmbahu melawan peqjajah untuk tujuan yang sama yaitu kemerdekaan, tetapi

setelah kekalahan Aceh terhadap Belancla pada tahun 1903, clan kekuasaan kolonial

clitegakkan clengan menggunakan siasat divide et impera /adu dornba antara Ulama clan

Ulebalang. Dan rnemberi ternpat kepacla Ulebalang dalarn pemerintahan sipil kolonial

clan juga memperkenalkan sistem kekuasaan"pemerintah sendiri" bagi para ulebalang

clalam bentuk korte verklaring (pe1janjian pendek). Konsep ini jelas rnenguntungkan di

satu pihak dan merugikan di pihak Jain, ulebalang sebagai pihak yang mengarnbil

keuntungan sehingga memuclahkan dalarn rnerapatkan hubungannya dengan para

penjajah belancla. Hal ini tentu saja rnembuat "gerah" masyarakilt Aceh umumnya

mengingat watak masyarakat Aceh yang sangat benci clengan apapun yang berbau asing

3 Henri chambert-loir dan Hasan Muarif Ambari, Panggung Sejarah, persembahan kepada prof Dr Denys Lornbarl YO!, h.525

Page 19: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

1.2

tcrutama para kolonial, scpcrti yang digambarkan gubernur Belanda di Aceh olch

Goedhart " ..... Kecintaan yang fi.matik terhadap kemerdekaan, diperkua/ oleh ram

kesukuan yang sangal besar, mengakibatkan pandangan yangjijik terhadap orang asing

dan kebencian yang dalam /erhadap kekuasaan yang kafir. lv.fereka melawan kaum

penyerang tanpa pamrih ..... 4• Walaupun ulama berada di pihak yang dirngikanjika bukan

sebagai pihak yang kalah karena tidak menduduki jabatan yang cukup signifikan pada

masa penjajahan Belanda, mereka tetap sebagai motor penggerak masyarakat pada

umumnya untuk melakukan tindakan yang refresip terhadap penjajah.

Kekalahan yang dialami masyarakat Aceh terhadap pe11jajah Belanda tidak

mengharuskan perasaan keagamaan yang dianut oleh masyarakat Aceh menjadi luntur,

malah sebaliknya karena unsur agama sudah mengakar kuat dan membudaya bahkan

unsur keagamaan mencampuri seluruh kehidupan sosial ekonorni.5 politik, pendidikan

dan j uga pembangunan, demikian kuatnya pengaruh keagarnaan terhadap corak

kehidupan masyarakat sehingga unsur agama bukan saja menjadi dasar ikatan

perkelompok, akan tetapi juga merupakan salah satu unsur yang menetapkan

penghargaan terhadap orang seorang dalam masyarakat.

Bila kita merujuk kepada uraian di atas bahwa asas kepemimpinan dalam

kebudayaan masyarakat Aceh adalah, pertama Al-quran dan hadist dan kedua adat

istiadat setempat. Sebab itu, seluruh perilaku kepemirnpinan dalam budaya masyarakat

Acch scnantiasa akan bermuara kepada sumber yang paling dasar yakni al-quran dan as-

sunah, adal istiaclat merupakan nilai-nilai sosial yang dalam penjabaran tidak boleh

·1 Taufiq Abdullah (ed). ibid, h 32 5 Alfian (ed), Segi-segi Sosial Budaya Masyarakat Aceh, Gakarta, LP3ES, 1977) cet I. h.84

Page 20: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

13

bertentangan dengan nilai-nilai pokok di atas.'' Ada tiga aspek dasar yang melekat pada

konsep kcpemimpinan kebudayaan masyarakat Aceh :

l . Pe1tama, aspek yang bergaris vertikal (Allah) aspek ini bersumber dari

dasar-dasar ajaran Islam yakni bahwa manusia ini adalah khalifah Allah di

muka bumi, artinya manusia diberi tugas oleh Allah untuk mengurus dan

memakmurkan bumi ini sesuai dengan perintahnya, dengan konscp ini,

berarti setiap manusia adalah pemimpin b1ianggung jawab atas yang

dipimpinnya.

Kedua, aspek yang bergaris horizontal (kenabian) maksudnya nabi

Muhammad saw adalah seorang manusia yang memiliki sifat uswatun

hasana (teladan yang baik) karena itu, kita sebagai rnanusia yang

membutuhkan bimbingan dan contoh pribadi yang dapat clijadikan tipe

manusia ideal, bagi masyarakat Aceh pribadi Muhammad adalah pribadi

yang dapat dijadikan contoh dalarn segala aspek kehidupannya, sebab pada

dirinya terdapat keteladanan yang baik sebagai pemimpin negara, panglima

perang dan pemimpin keluarga.

3. Ketiga, aspek yang bergaris rnenyarnping maksudnya hubungan antara

sesarna rnanusia, manusia secara fitrahnya rnakhluk sosial artinya makhluk

yang bermasyarakat, karena itu, rnanusia untuk dapat rnengatur hidupnya

agar harmonis antara satu clengan yang lainnya memerlukan aturan-aturan

atau kaidah-kaidah sesuai yang disebut kontrak sosial, namun secara teoritis

kontrak sosial ini tidak boleh bertentangan dengan ked ua rujukan pokok tadi

6 Nanat fatah natsir, "Integrasi nilai adat dan agatna dala1n n1asyarakat Aceh, sebuah scbuah pengan1atan pern1ulaan" 1ni;nbar studi, Depag RI, IAIN Sunan Gunung Jati, VIII, (agustus, 1985) h.35

Page 21: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

'

14

(Allah dan rasul-Nya). Kontrak sosial ini umumnya diciptakan melalui

konsensus permufakatan, baik dengan kesepakatan bulat atau cara

mayoritas, namun yang jelas kesepakatan itu tidak berbenturan dcngan

sumber nilai pokok di atas.

Sistem nilai masyarakat Aceh didasarkan pada a1aran Islam, bila te1:jadi

kontradiksi terhadap nilai-nilai keagamaan pasti ditentang oleh rakyat. Setiap unsur asing

yang memasuki dunia Aceh akan ditolak, kecuali jika unsur itu bersedia untuk

menrntuskan hubungan dengan lingkungan aslinya dan secara penuh menyesuaikan diri

dengan cara hidup masyarakat Aceh. Beberapa kebijakan pemerintah pusat, seperti

membanjirnya pejabat-pejabat non Aceh serta pola tingkah laku yang mereka bawa,

mempunyai clampak yang sangat mengganggu nilai-nilai setempat. Dalam hubungan inL

clapat melihat bahwa selama tahun 1950-1953 terclapat clua gaya hidup yang sangat

ekstrim di Kutaraja, (tempat kebanyakan pejabat bukan Aceh terpusat), di satu pihak,

masyarakat Aceh ticlak mau mangambil dan tidak toleran terhadap nilai orang-orang

bukan Aceh. Di lain pihak, masyarakat non Aceh mengabaikan nilai dan kepercayaan

setempat dan secara mencolok mempertahankan kebudayaan metropolitan mereka

dengan minum-minuman keras, beijudi dan terlibat dalam praktek-praktek lain yang oleh

luan rumah dipandang sebagai kelemahan moral. Padahal masyarakat setempat sejak

awal berusaha semaksimal mungkin untuk pemberdayaan kehidupan agama di Aceh

seperti yang dilakukan Muhamad Daud Beureueh, A Hasjmy clan T.M Amin sangat aktif

mem'\jukan usul percla tentang larangan mempe1:jual belikan minuman keras, pemisahan

peqjara lelaki clan pe:empuan, hukuman berat terhaclap pelaku judi dan zina. Bahkan

Page 22: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

15

ketika M Daud Beureueh menjadi gubernur militer, ia juga mengeluarkan pengumuman

ten tang hukuman berat bagi penjudi dan zina. 7

Penduduk setempat sangat mengecam tingkah laku para pejabat pendatang itu,

terutama dalam hubungan pria dan wanita. Hal baru lain yang dipandang sebagai

ancaman terhaclap nilai-nilai lokal aclalah usaha penyelenggaraan kontes kecantikan, yang

tentu saja dipandang sangat provokatif. Selain itu juga, penampilan para putri-putri para

pejabat dalam pakaian olalu·aga yang bersifat membuka aurat clan penyelengaraan

sernngkaian pasar malam di seluruh daerah yang di dalamnya pe1judian merupalrnn

atraksi utama. Dan tingkah laku ini clianggap scbagai tindakan provokasi terhadap standar

kehiclupan yang lazim di Aceh, keticlakpeclulian terhaclap nilai-nilai setempat rncrnberi

dampak terhadap citra pemerintah di daerah itu, tidak saja karena masyarakat Aceh

menolak rnenghorrnati para pejabat ini, melainkan juga karena sikap asing itu dipandang

rnewakili citra clan stanclar -standar yang diperjuangkan oleh pernerintah pusat.8 Latar

belakang dari ketidakhormatan ini akan clapat lebih clipahami bila kita perhatikan konsep

kepernimpinan yang dianut oleh masyarakat Aceh yang sarat dengan nilai-nilai Islam.

Logika ini memmtut keticlakpatuhan rnereka terhadap pernerintah pusat, sebab

dianggap citranya sama dengan pejabatnya. Berdasarkan alasan ini, mereka tidak dapat

menghargai kehacliran wakil-wakil pemerintah pusat, yang mereka panclang sebagai

pemerintah sesungguhnya adalah pamong praja yang tercliri alas orang-orang Aceh yang

meniiliki nilai yang mereka hormati. Suclah pasti bukan hanya gaya hidup para p"jabat

saja yang mcnyebabkan pemcrintah pusat tidak populcr di mata masyarakat Aceh.

Kebijakan pcmerintah di bidang lain juga rnemperkuat kekhawatiran ini, misalnya. clalam

-------------7 Henri chambert-Loir dan Hasan Muarif Ambari (ed), Ibid, h.536 8 Nazarudin Syan1sudin, Pe111berontakan Ka11111 Repub/ik Kasus Darul Is/a1n Aceh, (jakatia, grafiti,

1990). cet I h. 70

Page 23: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

16

biclang pencliclikan, clari clua puluh SMP (sekolah menengah pe1iama) Negeri yang

terclapat di Sumatra Utara, tiga belas di antaranya ada di Tapanuli, sembilan di sumatra

timur, clan hanya enam di Aceh.9 Situasi yang sama juga terdapat dalam bidang

kesehatan. Pada tahun 1950 sebelum Aceh dimasukan kedalam propinsi.Surnatra Utara

dengan peraturan yang dibuat oleh Sjafruclclin Prawiranegara unclang-unclang no

8/WKPM/tahun 1949, Aceh clan Tapanuli masing-masing memiliki enam orang dokter,

tetapi clua talllm kemudian, propinsi Sumatra Utara mengirimkan sembilan clokter asing

ke Tapanuli clan hanya lima (empat cliantaranya orang asing) ke Acch. 10

Tidak hanya sampai di sini. pengabaian pemerintah pusat tentang pcnghormatan

hukum adat. terutama tingkaHingkal badan pemerintahan pada budaya lokal. Indonesia

kaya akan bcrbagai sislcm yang lclah dipraklikan bcrabad-abad dan pcmcrinlah terscbut

berfungsi dcngan baik. Di Aceh 111isalnya sctiap dcsa 111emiliki keuchi (pcmi111pin desa).

Pemerintah desa dlkontrol oleh dewan desa yang disebut "Tuha peut", terdiri dari empat

orang bijak. terhormat Jan dihormati, parlemen ini kemudian mengangkat seseorang yang

bertanggung ja\vab n1enjalankan dan 1T1cn1elihara aktivitas sosial dan pen1bangunan desu

tcrscbut. Tctapi pada masa ordc lama dan diperkuat pada awal pernerintahan orde baru.

sistem barn di berlakukan di propinsi Aceh, rakyat lokal merasa bahwa pemerintah pusat

mengabaikan clan tidak menghormati budaya mereka yang telah mereka pelihara sclama

bcrabacl-ahad, sebagian mengungkapkan kekecewaan mereka secara terus tcrang.

semcntara yang lain mengungkapkan secara lunak 11

') pcrlu di garis ba\vahi balnva pada waktu itu 1\ceh sudah dilebur 111enjadi propinsi surnalra utara yang terdiri dari: Aceh, Tapanuli dan sun1atra ti111ur

Ill Nazarudin Sya1nsudin, Pernberontakan Kaun1 Re11ublik, ibid, h. 72 11 lkra Nusa Bakti dan Riza Sihbudi (ed), Kordroversi Negara Federal, Mencari Bentuk 1Vegara

!deal /11do11esi11 Masa Dep(111, (bandung, Mizan, 2002), eel I, h.196

Page 24: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

17

B. Keadaan Politik

Pada permulaan revolusi kernerdekaan, daerah istimewa Aceh mengalami drama

politik penting seperti peristiwa Cumbok, peristiwa Said Ali cs, munculnya BKR (Badan

Keamanan Rakyat) dan razia Agustus. Feno1111~na di atas diawali dari peristiwa Cumbok

kemudian berimbas kepada peristiwa yang lain. Peristiwa (Cumbok) 12 yang berlangsung

clalam waktu singkat itu mengakibatkan ulebalang yang telah berkuasa berabacl-abacl

tetjungkir clari tahtanya lewat aksi kekerasan yang dilakukan oleh lawan politiknya yaitu

PUSA.

Peristiwa pere;butan kekuasaan itu telah menarik perhatian para ahli sebagaimana

terbukti oleh Reid (1979) clan Morris (1985). Mereka berusaha mengungkap faktor

penyebab timbulnya peristiwa tersebut. Menurut Piekaar, politik kescirnbangan yang

clijalankan pernerintah Jepang rnempertajam konflik ulama dan ulebalang (lerulmna

PUSA). Menurut Reid, petani yang berideologi Islam bangkit rnelawan ulebalang yang

kasar untuk memperoleh tanah-tanah mereka. Sedangkan menurut Morris. elit rnucla

Islam yang tergabung clalam PUSA ingin merealisasikan syariah dalam kehiclupan sehari-

hari. 13

Perang Cumbok (I 946) yaitu perang saudara yang te~jadi pada masa

kemerdckaaan antara golongan ularna dan ulebalang. Dari pihak ulama, pcrlawanan

dilakukan oleh rakyat, yang digerakan oleh para ulama dan dari ulebalang,

pemberontakan dilakukan oleh sebagian ulebalang yang telah berkhianat pacla bangsanya

sendiri. yang dipimpin oleh ulebalang Cumlwk, yaitu teuku Muharnad Daud Curnbok.

I'. ( 'u111hok adalah nan1a suatu kecan1atan, yang tennasuk dala111 kabupaten Aceh pidie 1

-' Anthony Reid, Pe1:iuangan Rak.vat, Revolust' dan Hancurn.va Kerajaan lsla1n (te1je1nahan), cv Muliasari. jnkarta, 1987. Lihat juga, Eric E Morris, "Aceh : Revolusi Sosial dan Panclangan lslan1", dalan1 Audrey R l(ahin (eel), "f>ergolakan Daerah Pada Au'al J(en1erdekaan ", grafiti press,jakarta 1990

Page 25: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

18

Dia pernah menjadi guncho di Lam meulo pada zaman Jepang dan awal republik dan M

Daud Cumbok adalah seorang yang sangat berani jika bukan nekad atau sembrono. Dia

tidak merahasiakan sikap pendapatnya yang tidak menyenangkan, juga terhadap

pendukung republik yang keras dia lebih suka aksi tindakan daripada diplomasi, dia ingin

menjacli tuan yang paling berkuasa di daerahnya sencliri, clan ini termasuk sikapnya yang

angkuh dan pandang cnteng sesuatu, .1 uga terhadap ulama-ulama yang mencoba

membawanya ke jalan yang benar. T.M Daud Cumbok merupakan ulebalang pertama

yang mengirim utusan kepada pejabat-pejabal Belanda yang ditawan di Rantau Prapat

pada 15 September, untuk menyatakan harapan supaya mereka selamat dan cepat kembal i

ke Aceh. Apabila semangat gerakan kemerdekaan itu be1:jalan pada bulan oktober, clia

merupakan salah satu clari seclikit orang yang bukan saja tidak bcrsikap hati-hati, malah

sccarn lcrang-terangan menunjukan kcbcnciannya. Ketika para pemuda mcnaikan

bendcrn merah putih di depan kantornya, dia langsung menurunkannya kembali dan tidak

meminta kcpada Jepang melakukan seperti yang diperbuat rekan-rekan yang lain.

Demikian juga dia rnemerintahkan orang-orangnya mencabut poster-poster pro republik

yang dipasang dan dia tidak menyembunyikan bahwa Indonesia belum matang untuk

n1erdeka. 1·1

Tindakan Daud Curnbok tenlu s::cia 111enimbulka11 suatu ketegangan dengan para

aktivis rnuda seperti PRl (yang kemudian berubah rnenjadi pesindo)15, maka tc1:jadilah

H Ainran Zarnzan1i, Jihad Akbar di A4edan Area, Uakarta, bu Ian bintang. 1990), cet I, 11.35 15 PRI Aceh bertukar nan1anya 111cnjadi pesindo (_sebuah organisasi pemuda pc(juangan) mulai

tang.gal I 0 l!llVC1nbcr 1945. Pcsindo Acch yang dipi1npin A.I lasjtny, na1nanya 111cn1cng idcntik dcngan pesindo Jari berbagai daerah lain di Indonesia dan pada mulanya bernaung di ba\vah pesindo Pusat, tetapi baik dalarn prograrn pc(juangan 1naupun kcgiatan-kcgiatannya, orga1~isasi ini bcrpcgang pada prinsipnya scn<liri. Jika pcsin<lo Pusal bcrorientasi paJa i<lcologi kiri, 1naka pesindo J\cch bahkan scbalikny<1, ia n1crupakn11 sebuah organisasi perjuangan yang di dala1nnya berhin1pun tokoh-tokoh 1nasyarakat, para ulan1a, pe1nuda-pe111uda inilitan clan cendckiawan. Lihat, 1'.A 'falsya, sckali republikein tetap rcpublikcin, pe1juangan kemerclekaan di Aceh, (lembaga sejarah Aceh, 1990), buku ketiga, h.118

Page 26: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

19

pertempuran fisik ant~ra ulebalang Cumbok dengan rakyat yang dimotori para simpatisan

PUSA dari kalangan pemuda yang sedang mengorganisasikan dalam diri PRI. 16

Pertempuran di sana sini berlangsung terns di pidie selama sisa bulan desember, pasukan

ulebalang membangun empat kubu di berbagai daerah di Pidie dan memiliki lebih banyak

senjata api sehingga memungkinkan mereka untuk mengadakan serangan, lawannya

mengorganisasikan diri menjadi markas besar rakyat umum. Pada waktu yang sama,

Tengku M Daud Beureuh menginstruksikan para pemimpin PUSA di Aceh utara untuk

memobilisasi para anggota pesindo clan Mujahid guna menyerang bagian timur Piclie.

Scbagai komanclan pasukan ini, yang dikenal clengan korps rakyat, ditm1juk Tengku

i\bdul Wahab Seulimeum, scorang ulama reJormis dari Aceh besar, korps rakyat menarik

pcmuda dcsa, ketika ribuan pencluduk desa clan pemuda dari segala jurusan menuju

markas ulebalang di Lammeulo, rnaka dalarn bilangan hari saja, lammeulo jatuh dan

semua kepala adat ditangkap, pasukan pesindo clan mujahid menghukum mati semua

yang mcnjadi kepala adat wilayah pacla zaman Jepang clan Belancla, juga para pemuka

yang telah cliangkat menduduki jabatan penting militcr dan sipil rcpublik pie.lie mcrcka

bunuhn Keluarga yang masih hiclup hartanya dirampas habis-habisan begitupula

penduduk desa mcngarnbil alih harta kekayaan ulebalang, clan mereka yang percaya

bahwa ulebalang telah merampas harta mereka atau milik leluhur mereka clengan secara

,tidak sah. dengan cepat menyatakan hak mereka atas laclang padi, kebun kclapa dan

kcbun pinang.

Peristiwa Cumbok menyebabkan pengaruh PUSA clalarn politik rneningkat,

meskipun pemimpin-pemimpinnya sama sekali ticlak menguasai pemerintahan daerah,

16 Audrey R Kahin, Pergolakan Daerah Pada Awai Kemerdekaan, (jakarta : grafiti press, 1990) cet I, h. I 00

17 ibid, h. I 02

Page 27: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

20

kemenangan para ulama PUSA dalam kampanye menentang kekuatan Cumbok pastilah

merupakan suatu faktor yang mendorong para pemimpin··pemimpin PlJSA untuk

memperluas pengaruh mereka di Kutaraja. Walaupun para pemimpin PUSA berhasil

menumbangkan rezim ulebalang hal ini ticlak memuaskan semua pihak clalam organisasi

PUSA. ha! ini tentu saja mengancam keberlangsungan organisasi terse but, 18 kenclati

lembaga pemerintahan ulebalang telah dihapus dan cliganti dengan sistem negeri (yang

kcmuclian rnenjacli kecamatan) clan anggota-anggota PUSA cliangka! menjadi pemimpin

unit-unit pcmerinlahau itu. Ketidakpuasan sebagiau anggola PUS/\ tcrnyata mcmiliki

alasan ku;1t. mclihal kcnyataan bahwa di luar kabupalen pidic Tclap masih banyak

bangsawan yang menjacli bupati atau weclana. Untuk mcnanggulangi kekecewaan

tersebul. Husain Al Mujahicl untuk kernudian mengambil alih kekuasaan sehingga dapal

menghancurkan para pemimpin bukan PUS/\ yang clianggap "sisa-sisa ulebalang".

karena ilu. pada awal bulan Fcbruari 1946 ia rnembcnluk Tentara Pc1:juangan Rakyat

(TPR) di ldi, clengan ia bermaksud untuk mernbersihkan semua sisa ulebalang di seluruh

Aceh. Dengan segera Aceh Timur mengalami aksi pembersihannya, kemuclian

pasukannya bergerak ke arah utara, clan akhirnya menekan Kutarzija. Di sepanjang jalan

'ke Kutaraja ratusan keluarga ulebalang dibunuh atau clikirim ke tempat tahanan di Aceh

Tengah. dan anggota-anggota PUSA cliternpatkan pacla jabatan-jabatan yang ditinggalkan

mereka. Dengan demikian, gerakan TPR menyebabkan berclirinya rezim PUSA di Aceh

setelah semua pejabat non PUS/\ diberhentikan dari pernerintahan lokal 19

Peristiwa yang te1:jacli di atas tidak rnembua! situasi di Aceh menjadi arnan. nrnlah

sebaliknya menimbulkan suatu ketegangan politik, para lawan politik PUSA bangkit

18 Nazaruddin Syamsudin, op cit, h.27 '" Ibid, h.28

Page 28: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

21

menyerang pemerintah daerah untuk menindak beberapa oknum PUSA dan Pesindo atas

kejahatan yang mereka lakukan pada saat revolusi Cumbok dan penyisiran ulebalang di

seluruh Acch. Seperti yang dilakukan gerakan Said Ali cs.20 Pacla mulanya rnaksud

mereka ini terbatas pada usaha rnereka menyingkirkan lirna tokoh pe1:iuangan

kemerdekaan yang tidak mereka senangi yaitu : A.Hasjmy, Nya'Neh, Saleh Rahmani,

Umar lfosny2 1 clan T.M Amin dari pengurus besar PUSA.

Scbenarnya, sebagian dari orang-orang pesindo tadinya adalah orang-orang PUSA

juga. Akan tetapi setelah pesindo clit011jolkan di Kutaraja dan daerah-daerah sckitarnya

mereka 111cnjacli oknum-oknum pesindo yang oleh rakyat sangal ditakuli. warna

PUSJ\nya mcnjadi pudar dan warna pesindonya menjadi menyala. Olch karcna yang

mcmcg;mg kcndal i dalain pcrgcrakan kcn1crdckaan dan pc1j uangan 111cnu111bang ,

kckuasaan lcodal pada mulanya adalah PUS/\. inaka scgala pcrbuatan yang tidak Wt\iar

yang dilakukan tcrhadap kcluarga ulcbalang dan pcngikutnya. baik dalam masa rcvolusi

Cum/wk inaupun TPR rneskipun di lakukan olch oknum pesindo dan TPRnya, sccara

generalisasi pengikutnya ditimpakan kepada PlJSA.22

Tinclakan clrastis alau anarkis yang dikehcndaki oleh Said Ali Cs, dircncanakan

akan dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus malam tahun 1949. Pada malam itu mereka

mengerahkan pcnduduk kampung sekitar Kutaraja untuk berkumpul di Lam Baro kira-

kira 3 Y, km dari Kutaraja. Tujuan mereka aclalah long march ke Kutaraja dengan rnaksud

"mengambil" lima orang tokoh yang telah disebut di awal. Maksud mereka ini dapat

~0 (Jerakan Said Ali ini tin1bul di daerah Aceh besar, tcrdiri dari Said Ali Al Saggaf~ Waki 1-Iarun, Tengku M Asyik, Muhamacl Meuraksa (semuanya dari Aceh besar), Tengku H Muhsin (piclie). Nya Sabie (Piclic) dan Tcngku Syamaun Latif(Piclie)

21 M .Nur El Ibrahin1y, Tengku Muha1nad Daud Beureuh, Peranannya da!arn Pergolakan di Aceh. (Jakarta: Gunung Agung, 1986), cet II, h, 130

22 Ibid, h. 131

Page 29: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

22

dicium oleh yang berwenang di Kutaraja. Segera dikirim utusan yang tercliri clari tengku

H Ahmad l-lasbalah Indrapuri (seorang ulama yang terkenal) dan Tjik Mat Rahmani

(bekas kepala staff divisi Tengku Tjik Di Tiro),. untuk membujuk golongan Said Ali cs itu

supaya tidak meneruskan maksuclnya, tetapi ticlak membawa hasil. Gubernur Sumatra

Utara, Mr S.M Amin menelpon tengku M Daucl Beureuh selaku gubernur rniliter Aceh,

Langkat clan Tanah Karo, dan rnerninta agar Said Ali cs menghentikan niatnya, tetapi

ticlak berhasil. Bahkan ia terns bergerak rnenghasut rakyat terhaclap tokoh-tokoh

pc1:juangan dan pemerintah Aceh, meskipun telah beberapa kali dinasehati, akan tclapi

mcn:ka ll'tap tidak menghiraukannya.

Pada langgal 4 November 1948 Said Ali cs clan beberapa pengikutnya ditangkap

clan diasingkan ke Takengon ha! ini clilakukan dengan alasan menjaga keamanan dun

kctenlern111a11 umum. 23tindakan gubcrnur ini diambil sesuclah 45 hari dikduarkan

maklumat Gubernur Sumalera Utara Mr. S. M. Amin pada langgal 20 agustus 1948 yang

111e111pe1·ingatka11 bahwa pemcrintah tidak 111entolerir keinginan yang hcndak

melaksanakan perubahan dengan serta merla atas tuduhan yang bclum nyata bcrclasar

alasan-alasan yang tcpat dan terbukti kebenarannya.

Akibat tindakan gubernur militer yang tegas ini "sisa feodal" terpukul dan

mereka sangat kecewa. Akan tetapi mereka tidak tinggal, diam maka mereka mencoba

mcmbuat strategi altcrnati f dan pad a tanggal 1951 kegiatan rnercka dikonsoliclasikan

dalam suatu organisasi yang dinamakan BKR (badan keinsyafon rakyal).2'1 Mungkin

menjacli suatu pcrtanyaaan kenapa "sisa feoclal" merasa clirugikan dengan kebijakan

2:; rv1aklun1at gubernur n1iliter Aceh, langkat clan tanah karo No.GM-14-M, tanggal 4 novcn1ber

1948, !ihat M Nur El Ibrahi1ny, Teungku N/uhcnnad L)aud Beureuh, Peranannya dala111 Per..,r.;olakan di Aceh, (Jakarta : PT. Gunung Agung, 1986), cet II, h.272

~ 4 Badan ini dibentuk. pada tanggal 8 a pr ii 1951 di Lani ten1en (Aceh besz-.r)

Page 30: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

gubernur rniliter Acehi Langkat, dan Tanah Karo itu? Jawabannya adalah karena gerakan

Said Ali cs pada awalnya suatu gerakan yang netral dari pengaruh golongan manapun,

tetapi setelah orientasi gerakan mereka jelas, yaitu untuk menyerang unsur-unsur PUSA.

dengan segera gerakan itu rnendapat dukungan unsur-unsur uleebalang. Maka dengan

keputusan M. Daud Beureh itu secara tidak langsung memukul un,.ur uleebalang. Sebagai

tidakan balasan rnereka mendirikan BKR, pengurusnya terdiri dari T. Ali Lam Lagang

(ketua). Nyak Mubin (wakil ketua), Ibrahim (penulis), Tjut !tam dan K. 1-Ianafiah

Lambaro Angan (Bendahara), K. Soleh, K. Ajad, T. Samidan., K. Raja (karnisaris-

komisaris), sedangkan badan penirnbang terdiri dari Tengku Hasan Krucng Kale, Tengku

J-1. Makam. Tengku Abdusalam rncuraxa, tengku Syeh Muh. T. Ali Keurekon, M. Jusuf

dan Ibrahim.

Tujuan umum BKR adalah "mernbantu pemerintah di mana perlu", "mcmbantu

masyarnkat untuk memahami peraturan-peraturan pemerintah" dan "mendorong

persahabatan antara golongan-golongan, rakyat dan pemerintah (Pusat). Tindakan

pertamanya dilancarkan serninggu sesudah pembentukannya, yaim berupa penyebaran

parnflet di Kutan\ja dan pengeluaran sebuah resolusi yang mendesak pemerintah untuk

memecat semua pejabat PUSA yang tidak disiplin dan tidak mampu, serta membawa

mereka yang terlibat korupsi ke pengadilan, sebagai !ambahan atas saran agar pemerintah

sipil daerah diganti dengan pemerintahan militer, BKR juga mendesak Jakarta supaya

menangani rnajlis penimbang, yang dibentuk pada pertengahan tahun 1946 oleh residen

teuku Daud Syah dan berwenang penuh untuk menaruh semua kekayaan ulebalang di

bawah kontrol pemerintah. Selain itu BKR menuntut agar pemerintah mengambil

Page 31: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

24

tindakan hukum terhadap penyimpangan-penyimpangan yang te1jadi selama revolusi.25

Tuntutan BKR yang terakhir tentang penyimpangan yang te1jadi selama revolusi Cumbok

dan penyisiran TPR, sebenarnya merupakan suatu tindakan yang sia-sia dan tak mungkin

tcrealisasi. karena pemerinlah melalui maklumat gubernur Sumatcra Utara No.

2/1948/GSO tanggal 6 September 1948, sudah mewakili jawaban pemerintah terhaclap

tuntutan BKR. Isinya berbunyi:

··rerhadap mereka, baik langsung maupun tidak langsung, telah campur langan

dala111 pembunuhan-pembunuhan dan penganiayaan-penganiayaan yang

hasungkutan dengan peristiwa Cumbok, tidak akan dilakukan tun/ultm, oleh

karena kepentingan negara menghendaki mereka diletakan di luar tun/utan"

clan ternyala maklumat gubernur Sumatera Utara ini cliperkuat oleh keputuasan wakil

Perdana lvknleri Republik Indonesia No. 14/Kch. WKPM tanggal 21 Desembcr 1949,

yang antara lain berbunyi:

"Abolisi (pempebasan dari /untutan) yang baik langsung maupun tidak

langsung, lersangkut ke dalam perbuatan mengenai perisliwa-perisliwa dalam

daerah Aceh. baik yang terkenal dengan perisliwa Cumbok dan perisliwa di

sekitarnya baik peristiwa lain yang timbul kemudian selaku akibat-akibat dari

paistiwa tersebut arau pergola/can revo!usi nasional, maupun yang terkenal

dengan peristiwa Said Ali Al-Sagaf hilamana mereka oleh karena itu le/ah

men/a/in hukuman ataupun mengalami suatu tindakan yang bersifat

penghukuman (Pasal 2 "26

15 Nazaruudin Syamsudin, op cit, h.62, lihatjuga M Nurel ibrahimy,op cit, h.l34 '" M Nur el Ibrahimy, ibid, h.136

Page 32: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

25

Tcrlepas dari keputusan di atas, munculnya resolusi BKR keadaan politik di Aceh

menjadi genting kembali, puncak kegentingan ini terlihat pada waktu kepala negara,

presiden Soekarno, datang ke Aceh pada tanggal 30 Juni 195 I. Dalam penyambutan

kepala negara itu, masing-masing pihak membawa poster. Poster pihak PUSA bernada

kritik tcrhaclap pemerintah pusat, seclang poster BKR berisi kritik terhadap pemerintah

daerah dan sindiran-sindiran terhaclap mereka yang cluduk clalam pemerintahan daerah."7

Disaat suasana politik internal rnasyarakat Aceh seclang memanas yang discbabkan

pcrtikaian politik secara horizontal dan pada bulan Agustus 1951 tc~jacli scbuah

pergcseran politik. Pertikaian tidak lagi dalam tahap horizontal rnelainkan secara fertikal

yaitu pemerintah pusat.

Bulan Agustus 1951, merupakan bulan razia clan penangkapan di banyak propinsi

di Indonesia. pada bulan ini kabinet Sukiman melancarkan penangkapan masal terhadap

lebih kurang 2000 orang konrnnis dan unsur-unsur kiri lainnya di scluruh Indonesia.

karena disinyalir menjacli komplotan yang berusaha menggulingkan pemerintah pusal.

'Sebagai langkah pencegahan, kabinet Sukiman kemudian melakukan tindakan terhadap

orang-onmg yang diduga terlibat komplotan tersebut. Adapun untuk daerah-daerah.

persoalan ini diserahkan kepada kebijaksanaan pejabat setempat untuk menangkap

mereka yang dianggap berbahaya.28 Di dalamnya termasuk anggota dan tokoh-tokoh lain.

sebagai akibat dari sejurnlah kerusuhan yang diilhami PK! di Jakai1a dan Jawa Tirnur.29

27 1' Alibasyah Talsya, J._'ieka!i Republikein Tetap Repuh/ikein, Pe1juangan Kernerdekaan di Ace/1, (lcmbaga scjarah i\cch, 1990) buku ke!JJ, h.319

28 Muhan1ad Gade lsn1ail dkk, Tantangan dan Rongrongan Terhadap Keutuhan dan Kesatuan Bangsil: Kust1s Darul Islam Aceh, Uakarta, departemen P dan K direktoratjenderal kebudayaan, direktorat scjarah dan ni!ai tradisional proyek inventarisasi dan dokun1entasi sejarah nasional, 1994) h.62

'" Nazaruddin Syamsuddin, op cit, h.64

Page 33: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

26

Namun demikian, penggeledahan di Aceh adalah berbeda walaupun dilakukan

pada waktu yang hampir bersamaan dengan tempat-tempat lain, sebab penggeledahan itu

nyaris menjadi tindakan balas dendam kekuatan kiri terhadap musuh-musuh mereka,

yakni para pemimpin PUSA. Sebagai orang kiri, Nazier,30 komando militer setempat

rncrnandang rangkaian razia ini sebagai kesernpatan baik untuk melaksanakan balas

dendarn terhadap pemimpin PUSA alas sikap anti komunis.31 Dan, ia pun pernah ditahan

rumah olch Teungku M. Daud Beureh, selaku gubernur rniliter karena mclanggar

pcrintah knmandan divisi.12 Yang sangat mcnyakilkan PUSA bahwa dalam gcrukan nrl'.ia

ini lcl<1h dipcrgunakan "sisa-sisa fcodal alau ulebalang" untuk mcnjalin kcrjasarna dcngan

pemerintah pusat guna melemahkan kekuatan PUSA. Imbas dari strategi "sisa-sisa

ulebalang" ini rumah Teungku M. Daucl Bcureh, bekas gubernur militer clan bckas

gubernur Aceh ikut digeledah denga cara yang sangat tidak wajar. Nyata bcnar bahwa

tindakau scwenang-wenang yang dilakukan pihak tentara ini merupakan tindakan balas

dendam, baik dari pihak "sisa-sisa ulebalang" maupun dari pihak tentara sendiri yang

dipimpin oleh Nazier.33

Razia Agustus di Aceh yang dilaksanakan oleh Brigadir AA34 yang pada awalnya

untuk 111cnangkap komunis dan juga pelucutan senjata dan amunisi yang ada pada

masyarakat, berubah menjadi ajang penangkapan terhadap PUSA Walhasil, sampai akhir

-'0 perlu digaris bawahi bah\va pada \vaktu itu telah lei:jadi reorganisasi tentara di Aceh. dengan

dibubarkannya !)ivisi X clan yang ada hanya resin1cn yang dipin1pin oleh Nazir -'

1 kccondongannya kekiri sebagai akibat dari hubungannya dengan beberapa pe1nin1pin kiri selan1a revolusi, dia ken1udian n1enjadi salah seorang perwira 1niliter kiri yang utan1a yang dibina PKI st1111atra

·12 M Nur el lbrahimy, op cit, h73 " Ibid, h.73 3'1 f)i Aceh kekuatan n1iliter seten1pat terkenal dengan Divisi X, tetapi setelah terkena progran1

rasionalisasi di tubuh TNI, maka te1jadi perubahan struktur di TN! termasuk di dalamnya Divisi X. akibatnya 1naka Divisi tersebut dibubarkan dan Aceh hanya 1nen1iliki satu brigade yang kecil bernan1a brigade AA,dan diposisikan di bawah Divisi dan Teritoriu1n Sun1atra Utara di bai.vah pimpinan kolonel A.E I<avvilarang

Page 34: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

27

Nove111bcr 195 J, clilaporkan acla 16 anggota PlJSA yang clitangkap di seluruh Aceh. Dan,

kcmuclian di penjarakan di Medan di antara mereka Syeh Marhaban, Wedana Kutaraja,

Husin Sap clan Peutua Husin, keduanya terlibat clalam kampanye anti ulebalang di

kabupaten Pidie pacla tahun 1946 clan Teungku !tam Peurlak, seorang ulama dan

bendahara 111ajlis penimbang di kabupaten Aceh Pidie.35 Untuk sementara waktu

peristiwa ini memberi angin segar bagi para ulebalang, pernimpin-pemimpin PUSA

sebaliknya. mereka merasa dihina hingga menghimpun dendam yang lebih besar lagi

terhadap saingan mereka.

C. Kcadaan Ekonomi

Aceh yang berada di UJtmg pulau Sumatera serta di sepanJang timurnya

mempunyai peranan penting dalarn pelayaran clan perniagaan dunia yang melalui sclat

Malaka, bandar-bandar Aceh menjadi sangat penting sebagai bandar penghubung yang

melayani kebutuhan perbekalan seperti bahan makanan, air, clan keperluan .sehari-hari.

Tidak hanya beras sebagai penghasil utama Aceh, maka dijual pula bahan lain

yang kemudian meghantarkan Aceh menjadi "Mahkota Alam" di mana Aceh menjadi

pasrn· niaga intcrnasional yang mcrupakan bandar pcnghubung antara Timur Tcngah.

Eropa, Kerajaan Demak, Kerajaan Brunei Darussalam, Turki Usmani. Dua sumber

ekonomi yang sangat menunjang bagi propinsi Aceh yaitu penclapatan dari perikanan clan

pertanian36 Luas propinsi Nanggroe Aceh Darussalam 57.365.57 Km persegi dengan

hutan mempunyai lahan terluas yaitu mencapai 39.615.76 Km persegi, diikuti lahan

perkebunan kecil seluas 3.135.22 Km persegi. Sedangkan lahan pertambangan

35 Nazaruddin Sya1nsuddin, op cit, h.65 '" Denys \ombard.i kerajaan Aceh, (iakarta : Balai pustaka, 1986), h.96-99

Page 35: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

28

mempunyai luas lerkecil yailu 4,42 Km persegi:17 Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam

,mempunyai luas perairan 56.563 Km persegi Yang terdiri dari laut teritorial 23.563 Km

persegidan perairan taut dalam 33.000 Km persegi. Di samping zona ekslusif ekonomi

(ZEE) 200 mil dari pantai. Perikanan di propinsi ini dapat dibagi menjadi dua : perikanan

taut clan perikanan clarat. Potensi perikanan di Aceh cukup besar yang diperhitungkan

dari dua sumber yaitu:

I. Pclagis (scjcnis ikan yang hidup di pcrmukaan laul) polensinya dipcrkirakan

scbesar 2,7 ton/Km persegi. Berarti potensi total sama clengan 152.720 ton per

tahun.

2. Demersal (ikan yang hidup di dasar laut) potensinya kira-kira 5 ton/Km persegi.

Potensi total sama clengan 67.320 ton per tahun (karena hanya j3:464"R!i1'pi;t'~eJ;j:j' ··· :: -, - '_, "-

yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan demersal).

Potensi total dari keclua jenis ikan ini adalah sekitar 220.040 ton per tahu;1?w

Kegiataan dalam bidang perkebunan di daerah ini dapat dibagi 111e11jadi 2 yaitu :

perkebunan rakyat clan perkebunan besar. Adapun rincian dari hasil perkebunan sebagai

berikut : Karet, minyak sawit, inti sawit, kelapa, kopi,cengkeh, pala, nilarn, pinang.

kapuk, kemiri, janibu mete, lada clan coklat.39

Perlanian merupakan kegiatan ekonomi yang paling banyak dilakukan oleh

masyarakat Aceh dan penanaman padi merupakan tanaman pangan utama propinsi ini.

Hal ini bisa di!elusuri dari slogan yang cukup umum di masyarakat. Pang ule hareukat

meugo (nafkah paling utama adalah pertanian) slogan lain "Seumayang pangulee ihadat,

'' Aceh Oala1n Angka, Kerjasan1a Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan [)aerah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2000.

38 Zulkifli husin et al, Keadaan Sosial Eko110111i dan Pengen1ban!~an A4aSJ'arakat Nelayan di Daerah lsrilneH'a Aceh (banda Aceh: universitas syiah kuala dan jakarta: bank Indonesia) h.8

.w Ensiklopedi Indonesia, seri geografi, Qakarta: PT lchtiar baru Van Hoeve, 1990) eel I, h.38

Page 36: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

29

meugoe pangulee hareukat" artinya sembahyang adalah bagian terpenting dari sholat,

usaha tani adalah sumber utama mata pencaharian, satu lagi "kaya meuh hana meusampe,

kaya pade meusampurna" artinya kaya emas tiadalah cukup, kaya padi yang sempurna,

Jika ada tanah yang dapat ditanami di sekitar kampung-kampung nelayan dan bila

keadaan iklim tidak memungkinkan turun ke laut, waktu luang itu dipergunakan para·

nelayan untuk usaha tanL40 Di Aceh, berbeda dcngan daerah sumatra la_in, sawah lebih

banyak ditemukan daripada ladang , dan biasanya terdapat di lahan-lahan yang beririgasi

dan berpaya, lahan sawah dan ladang berkembang dengan pesat pada zaman kolonial,

begitu pula produksi paclinya.

Kegagalan pemerintah pusat untuk memperbaiki sistem irigasi di Aceh telah

lebih rnernukul para petani di kabupaten-kabupaten Aceh besar, piclie41, utarn clan timur

bila dibanclingkan dengan kabupaten lain, clan keaclaan ini mernperkuat kekecewaan

mereka terhac!ap pemerintah pusat. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kebanyakan

sawah di Aceh terpusat di kabupaten-kabupaten tersebut, penanaman padi begitu

pentingnya dan, di samping kelapa, ticlak acla makanan pengganti lainya.cli kabupaten-

kabupaten Aceh barat: dan selatan, berbeda clari kabupaten lainnya, bilamana sawah tidak

Jagi menguntungkan atau konclisi yang lebih menguntungkan ada di luar sawah, para

petani dapat meninggalkan sawah mereka clan melibatkan cliri clalam procluksi minyak

"'Ibrahim Alfian, Perang di .la/an Allah, (Jakarta: pustaka sinar harapan, 1987), cet I, h.47 •11 Pcnduduk kabupaten Pidie mata peneahariannya bergantung pada biclang pertanian yaitu sektor

pcrtanian pangan (padi dan palawija), peternakan dan p1~rikanan juga merupakan sektor -sektor yang an1at don1inan dalan1 kehidupan 1nasyarakat Pidie. Sejak 1,vaktu yang lama kabupaten ini telah 1naju dan 111enonjot dalan1 bidang pertanian. Sisten1 irigasinya lebih baik jika dibandingkan dengan kabupaten yang lain. Di san1ping itu, petani Pidie men1punyai ketera111pi!an dalan1 n1engolah sa\vah/tanah. Sikap adaptasi n1asyarakat da\an1 n1enerin1a tekhnologi baru dala1n pertanian (1nekanisrne pengolahan tanah~ pen1akaian bibit unggu!, pe1nakaian pestisida dan proses pasca panen yang 1nodern), 111engakibatkan clacrah ini 1nenjadi lun1bung padi dacrah aceh

Page 37: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

nilam. Begitu halnya dengan para petani yang ada di Aceh timur yang dengan mudah

dapat dipcroleh pckc1:jaa11 sdiagai penyadap di kcbun-kcbun karet.'12

Kurangnya irigasi bukan salu-satunya faklor yang mcmbual rakyal Acch kcccwa

karena penurun produksi pertanian, infrastruktur perhubungan tidak kalah pentingnya

daripada sarana pertanian, sebab infrastruktur ini juga mempengaruhi kegiatan ekonomi

rakyat Aceh. Apa yang paling memukul rakyat Aceh di bidang ekonomi adalah

dikeluarkan kebijakan barn mengenai prosedur umum perclagangan ekspor dan

penghapusan sistem perdagangan barter pada tahun 1952.

D. Bidang Kcagamaan

Berkembangny'a Islam di kepulauan Indonesia berlangsung selama beberapa abad.

Memang proses tersebut sampai hari ini pun belum selesai sama sekali, rupanya sudah

scjak awal abad ke-13 berdiri suatu kerajaan Islam di ujung Sumalra Utara. Lanlas segera

clisusul oleh pcrpindahan dinasti-dinasti yang memerintah puiau tersebut memeluk Islam,

diantaranya Aceh memainkan peranan utama dalam sejarah Indonesia. Mernang tcrdapat

perbedaan penclapat kapan pertama kali Islam rnasuk ke lndonesia:13 tetapi di balik

perdcbatan ilmiah tersebut terdapat persamaan pendapat bahwa tcrnpat pcrlama kali Islam

menginjakan kakinya di nusantara adaiah Aceh.44

Ulama-ulama Aceh scmenjak berdirinya kerajaan Aceh hingga abad ke 19,

pada urnumnya mereka mengikuti mazhab syafi'I sangat besar sekali baik dalt!rn

"Ibid, h.76 n Al\Vi shihab. /shun Sl!fislik, "/slan1 pertaJJJCt" dan Pengaruhnya flingga Kini di Indonesia.

(band ung ' 111 izan. 200 I), cet I, h.4-18 1'11-larry J Benda, Bulan Sabi! dan 11.-fatahari Terbit, lslcun Indonesia pada 1nasa pendudukan

Jepa11g, (jakana : Pustaka jaya, 1985) Cel II, h.27, lihat Mohamad Said, A(jeh Sepa11dja11g Abad, (Aceh, diterbilkan pengarang, sendiri, 1961 ), jilid I, 11.38, lihat juga Ali Hasjmy, Sejarah Masuk da11 Berkemha11g11ya Islam di Indonesia, (PT Al ma'arif, 1993) cet ke-3, h.143

Page 38: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

31

lapangan ibadat, maupun dalam aspek yang lainnya.45 Dan, pengaruh syafi'I sangat besar

sekali. Ticlak hanya ahli sunnah Wal jamaah saja yang muncul di Aceh syiah juga pernah

muncul bahkan lebih jauh lagi mempunyai kekuatan politik yang mapan di tanah Aceh

umurnnya clan peurlak khususnya, orang-orang syiah ini pada awalnya bertebaran di

Pusat perniagaan asia tenggara, clan acla di antara mereka itu be1:jaya membangun tahta

kerajaan perlak Islam di tahun 225 H/840M.

Walaupun:Syi'ah memiliki kekuatan secara politis di Peurlak, perlempuran anlara

golongan Ahlissunna\1 wal Jama'ah clan Syi'ah tak terelakkan, rnunculnya pertempuran

yang panjang ini mengharuskan terbaginya kerajaan Peurlak pada dua bagian:

a. Peurlak pesisir bagi golongan Syiah clan mereka boleh rnengangkat Sultan dari

golongan mereka.

b. Peurlak peclalaman bagi golongan Ahlisunnah wal Jama'ah.46

Maka tidak mengherankan sekali, kehadiran budaya-budaya ritual Syiah di Acch yang

mungkin sudah sangat umum dalam masyarakat Aceh, seperti yang terkenal dengan

istilah "Buleun Asan-Usen" (Bulan Hasan Husen) yang acara ini pacla awalnya dibawa

oleh orang-orang Parsi, kemudian pemakaian nama "Shah" di sebagian nama Sultan di

Aceh diduga mungkin adanya pengaruh dari Syiah47 di samping itu juga acla di A~eh

upacara scpuluh Muharram yaitu upacara mcmperingati wafatnya Hasan Husen yaitu

cucu Nabi Muhammad SAW.

15 Prof Hasbi ash Shidieqy, beliau ulama yang pertama kali menyodorkan kepada masyarakal huku111-hukun1 lslan1 yang dia1nbil dari n1azhab lain dari syafi'I, apabila beliau 1nelihat bainva itu yang Jebih kuat clan lebih sesuai dengan n1asyarakat Indonesia .

.,,, A Hasjmy, op cit, h.199 ·17 Ahmad Zakaria, Sekitar Kerajaan Aceh dalam Ta/nm 1520-1675, (kudus, menara kudus, 1983),

h.104

Page 39: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

32

Terlepas dari faham keagamaan yang berbeda yang dianut oleh masyarakat Aceh

perlu digarisbawal1i bahwa Islam menjadi ideologi •kerajaan (negara) di seluruh Aceh.

Sebut so1ja kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan Sultan Ali Mughayat Syah itu '

adalah sebuah kerajaan Islam, melambangkan bahwa ia telah ditegakkan atas asas-asas

Islam. dalam adat Meukuta Alam yaitu undang-undang clasar kerajaan Aceh Darussalam,

yang cliciptakan atas arahan Sultan Iskandar Muda misalnya, disebutkan bahwa sumber-

sumber hukum yang clipakai clalam negara ialah Al Quran, Al Hadits, ~jma Ulama

Ahlussunnah clan Qiyas dan dari segi praktik, syariat Islam mernang dilaksanakan dalam

hal-hal tertentu.48

Karena memiliki sejarah yang cemerlang di mana Islam menjadi ala! pcnggcrak

aktivitas rnasyarakat Aceh baik dalam aspek sosial ekonomi clan politik, clan suatu

keniscayaan !slam di kemuclian hari juga memiliki peranan yang sangat penting juga

menjadi agama rnayoritas. Masyarakal J\cch tcrkcnal dcngan rnasyarakat yang s:mgat.

kual dan rncrncgang tcguh ajaran agama Islam. karcna itulah /\cch dikcnal dcngan

sebutan "Scrambi Mekkah".~9 Mungkin ha! ini disebabkan oleh sikap isolasi clari dunia

luar yang cliterapkan oleh Belanda menyebabkan !slam begitu te1:jaga clari keorisinibnnya

.is 1\.Hasjn1y. op cit, h.249 ·"

1 rvtulanya ha! ini 1nerupakan gagasan illnu bun1i, karena perahuMperahu yang n1ernba\va calon haji dari bagian-bagian lain dari Indonesia singgah di Aceh sebagai pelabuhan persinggahan terakhir di nusan!ara kcn1udian gclar ini n1e1nperolah n1akna perla1nbangan scbagai daerah ls_lan1 sejati, lihat 8J Bolland. /lel)!,lt1J111/an lslcnn di !ndonesia ..... ,h.72. Menurut prof I-lan1ka, sebutan atas Aceh sebagai "seran1bi n1ekah" bukanlah hal yang dibuat-buat tetapi suatu kenyataan sejarah yang tidak dapat dipungkiri. Munculnya para uhuna yang bcrkualilas intcrnasionnl dahun pc1naha1nan ilnlll agan1a n1cnjadi !\cch sebagai Pusat ilnu1 dan pada akhirnya 111enghantar Acch terkenal dengan seran1bi n1ekah, salah seorang u!an1a yang discbul oleh han1ka yang 1nenycbabkan l~ceh 1nencapai scbutan seriln1bi n1ckah orang ini jldalah Abdurraur bin Ali Al fanshu1y As-Sinkly. Beliau ini adalah seorang ulama besar yang hidup di zan1an kerajaan Jskandar Muda 1nahkota ala111, dalan1 abad ke .. 17, beliau banyak n1cngarang buku yang terkait dengan tasawut~ fiqh, akhlaq dan tafsir, bahkan karangan beliau dalam ilmu tafsir yaitu larjuman Al 1nus/{{/ihl, san1pai sekarang 111asih dibaca oleh penctuduk n1uslii11 di negri Siam, demikian juga n1uslitn di katnboja, n1alaysia dan banjar, ha! ini agaknya berkaitan dengan kesederhanaan pengungkapan 111asalah yang diken1ukakan sehingga 1nudah dipaha1ni dan praktis dilaksanakan.lihat Azun1ardy azra, renaisans I slain asia tenggara, sejarah \Vacana dan kekuasaan, (Bandung: PT Ren1aja Rosda karya, l 999) h.134.

Page 40: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

33

sama seperti Belanda memperlakukan ha! yang sama terhadap masyarakat Bali. Maka

dari itu, setelah berhentinya pemberontakan Darul Islam di Aceh, Aceh rnenjadi daerah

isti111ewa yang meliputi pendidikan, adat dan agama. Berdasarkan surat keputusan

Perdana Menteri Republik Indonesia No. l/Missi/1953 tertanggal 26 Mei 1959.5° Seperti

yang telah disebutkan lalu integrasi nilai ajaran Islam dan adat istiadat Aceh sangat besar

sekali sehingga sulit sekali memilah mana ajaran agama dan mana ajaran adat. Sehingga

ada pepatah yang berbunyi: Hukom ngo Adat Lagee Zat Ngo Sipheue/ (hukum dan adat

seperti benda dengan sifatnya tak terpisahkan) clan pepatah lain menyebutkan: Adat bak

meurcuhom, hukum bak Syiah Kuala) ha! ini bisa kita telusuri dari pcrilaku kescharian

masyarakat Aceh seperti sapaan waktu bc1:jumpa clan ucapan waktu berpisah, tidak lagi

diucapkan yang lain mclainlrnn sudah mcnjadi Assalaamu 'alaikwn clan jawabmmya

Wa 'a/11ik111m1.1·s11/mn wa llahma111/lah. Bila scscorang 111cncri111a pcmbcrian orang lain,

ticlak lagi mengucapkan: terima kasih atau yang lain, melainkan sudah diganti dengan

A/ha111d11/i/lah apabila mendengar acla orang meninggal, segera mengucapkan: !1111alillahi

wa !1111a llaihi Roji 'un (kita semua aclalah milik Allah clan kita semua akan kembali

kepadanya).

Di Aceh, tangan kanan clan tangan kiri ticlak sama nilainya, meskipun lahirnya

sekaligus. Oleh karena itu pantang sekali orang memberi salam dengan tangan kiri. Juga

pantang menerima sesuatu dari orang lain dengan tangan kiri, .demikian pula

mcnyerahkannya. Juga terlarang menunjukkan scsuatu clengan tangan kiri.

Walaupun Islam begitu kental dalam kehiclupan 111asyarakat, tidak menjmli

keharusan rnasyarakat Aceh menjacli seorang Muslim yang taat Rakyat Aceh sangat

fanatik kepada Islam. Fanatik adalah lain daripada taat. Seorang yang fanatik belum tentu

50 Taufiq Abdullah (ed), Agama clan perubahan sosia/, op cit, h.96

Page 41: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

34

taat. Kalau dikatakan mereka tidak Islam mereka marah betul dan mati pun mereka mau,

tetapi belum tentu mereka sholat dan puasa.51 Mengenai tidak sholat lebih banyak

dilakukan wanita, seclang mengenai puasa hampir ticlak ada wanita yang tidak puasa

kecuali dalarn keadaan kotor yang memang tidak dibolehkan berpuasa. Sebaliknya yang

ticlak berpuasa lebih banyak dari kalangan pria karena mereka dapat keluyuran ke kota-

kola sehingga dapat makan clan minum clengan sembunyi-sembunyi di warung Cina.

Salah satu bentuk lembaga keagamaan di Aceh adalah dengan adanya masjicl clan

meunasah yang didirikan di seluruh tempat yang fungsinya sebagai tempat belajar agama

bagi para pelajar pemula. Di rneunasah cliajarkan berbagai mata pelajaran clasar Islam

seperti mengaji al quran, sholat dll. Untuk melanjutkan pelajaran agama yang lebih

tinggi, maka para pelajar pergi ke ponclok pesantren atau dalam bahasa Acebnya

dinamakan "rangkang" kernudian meningkat ke clayah (mungkin bisa disamakan dengan

aliyah sekarang). Berbeda dengan surau yang berada di sumalra barat di mana terdapat

benturan yang cukup intens antara kaum luo (tradisionalis) dan kaum mudo (modernis)

sehingga rnempengaruhi pasang surutnya surau dalam proses belajar mengajar, dayah

relatif lcbih cksis sampai sekarang walaupun banyak bermunculan sekolah yang

berorientasikan sekuler atau umum. Kecamatan Montasik adalah contoh yang paling

unik, tercatat 56% murid sekolah agama dan 44% murid sekolah umum.52 Bahkan yang

lebih unik lagi te~jadi pertumbuhan yang pesat terkait dengan salah satu partai politik,

unsur-unsur sosial pengikut partai politik. Unsur-unsur sosial pengikut partai Islam perti

terdiri dari golongan minoritas pedagang kecil, mayoritas petani clan pengikut tarekat

dalam clayah-dtlyah. Peranan sosial partai Islam perti tampak dari aclanya

51 ibid, h.8 "· Alfian (ed), op cit, h.89

Page 42: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

35

penyelenggaraan pendidikan dalam dayab, walaupun dalam bentuk tradisional pernbinaan

para anggotanya melalui pengembangan dayah-dayah dalam Gampong. Guru-guru dalam

clayah rnerupakan koorclinator lokal tingkat Gampong dan kemukiman clari parta! ini

dalam liubungan di atas kita melihat adanya korelasi antara pertumbuhan dayah clan

, perkembangan partai Islam perti.53

33 Ibid. h. 73

Page 43: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

BAB Ill

Muncnlnya Pernberontakan Darul Islam Acelt

A. Pcngertian Darul Islam

Islam sebagai sebuah agama, memiliki 1\jaran yang bersifat universal. ha! ini

sctidaknya yang diyakini oleh sebagian besar pemeluknya. Karena Islam ticlak hanya

mcmbahas niasalah Teologi (Tauhid), yurispudensi (fiqh-syariah), dan hadist tapi juga

mcrambah dalam bidang politik. Untuk ha! yang terakhir ini memang tidak banyak

orang muslim yang begitu concern dibanding dengan disiplin ilmu yang sebelumnya,

hingga terkesan politik Islam termarginalkan, padahal menurut Cak Nur

permasalahan yang pertama kali muncul dalam dunia Islam adalah masalah politik.

Sepeninggalan Rasullulah saw umat Islam umumnya dan para saijana mulai mengkaji

tcntang isu-isu politik, seperti bagaimana bentuk suatu negara, bagaimana pemimpin

yang baik dan juga pembagian teritorial suatu negara dan yang lebih kontemporer

apakah ada clalam sejarah tentang negara Islam.

Sejak awal perkembangan Islam sampai setidak-tidaknya zaman pra-modern

rnasymakat muslim mengenal hanya konsep teritorial politik religius dar al-Islam,

(wilayah damai, yaitu wilayah kaum muslimin) dan dar al-harb (wilayah perang,

wilayah non muslim) 1, mengkaji tentang pembagian teritorial suatu negara, umat

Islam klasik juga lebih cenderung membagi menjadi 2 bagian : Darul Islam dan Darul

Harb. Darul Islam adalah perkataan yang tumbuh dalam masyarakat Islam, tidak

disebutkan clalam al-quran dan hadist. Darul Islam terletak pada persoalan sosial dan

ekonomi masyarakat clan berasal dari pemikiran ahli-ahli hukum Islam, menuru! Z.A

Ahmad bahwa asal perkataan Darul Islam lebih merupakan yuridis dan sebagai ilmu

1 Azyun1ardi Azra, pergolakan politik Isla111 dari fu11dan1entalisn1e, n1odernis111e hingga post-~ "

Page 44: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

37

pcngctahuan saja daripada pokok politik dan ideologis. Darul Islam menjadi

pcmbahasan bagi ahli-ahli hukum Islam yang memberi batas-batas hukum dalam soal

peperangan.2 Dalam fiqh siyasah, Darul Islam disebut juga Darussalam yang berlaku

hukum Islam sebagai perundang-undangan dan mayoritas penduduknya beragama

Islam ataupun negara dalam pemerintahannya bukan pemerintahan I slam, tetapi

orang-orang Islam negri leluasa menegakan hukum Islam sebagai perundang-

undangan.3

Dari segi bahasa, Darn! Islam diambil dari bahasa Arab, ~·2cara harfiah berarti

rumah atau keluarga Islam, yaitu dunia atau wilayah Islam. Yang dimaksud adalah

bagian islam dari dunia yang di dalamnya keyakinan Islam dan pelaksanaan syariat

Islam dan peraturan-peraturannya dianjurkan atau diwajibkan,4 untuk lebih jelasnya

kita akan lihat pengertian Darul Islam maupun Darul Harb, karena keduanya tidak

dapal bcrdiri sendiri :

I. a). Darn! Islam : faktor penentu suatu wilayah tergolong Darn! Islam adalah

kedaulatan dan penerapan syariat. .lika tidak ada kedaulatan muslim dan

penerapan syariat di sebuah wilayah yang dikuasai oleh orang kafir wilayah ini

dianggap sebagai darul harb, namun, menurut mazhab Hanafi, ada syarat lain.

Darul Islam menjadi Darul Harb setelah ditaklukan oleh orang kafir dan yang

diberlakukan adalah hukum orang kafir serta jiwa dan harta orang muslim

maupun dzimmi terancam. Dan menurnt mazhab Hanafi, sebuah wilayah Islam

yang ditaklukan oleh orang kafir bisa tetap menjadi Darul Islam sepanjang

penaklukannya mengangkat Qadhi (hakim) Islam untuk melaksanakan hukum

~ Z.A 1\hn1ad, nic1nbcntuk ncgara lslan1. (jakarta: \Vidjaya, 1956) h.25 1 An1in WiJodo, 1:iqh Siyasah Ualan1 hubungan internasional, (Yogyakarta : 'l'ian1 \Vacana.

1994)11.13 •1 Cornelis Van Dijk, J)anil lsl<.1111 Scbuah pcn1beront;;ikan, (jakarta : Graliti pcrs~ 1983). eel I~

Page 45: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

38

Islam dan selama kaum muslim dan Dzimmi terlindungi seperti halnya ketika

mereka berada dibawah pemerintahan muslim. 5

b). Darul Harb : Istilah ini menunjukan wilayah-wilayah di sekitar Darul

Islam yang para pemimpinnya diseru untuk memeluk agama Islam. Para faqih

menyebutkan bahwa konsep Darul Harb berasal dari nabi, yang mengirimkan

scruan kepada kaisar Persia, Etiopia dan Bizantium serta para pcmimpin

lainnya, untuk memilih Islam atau perang. Dengan demikian , Darul Harb

mcrupakan wilayah musuh di luar wilayah hukum Islam yang harus diubah '

menjadi wilayah muslim, pcnduduk Darul Harb didcfinisikan sebagai mereka

yang mendlak masuk Islam setelah diseru untuk masuk Islam, sebuah wilayah

Islam yang direbut oleh orang kafir menjadi Darul Harb, jika hukum bukan

Islam mengganti hukum Islam, menurut beberapa fakih, wilayah-wilayah yang

memisahkan Darul Islam dan Darul Harb harus dipandang olch kaum muslim

sebagai wilayah perang, 111engingat potensi ancamana kea1nanan dari \vilayah-

wilayah ini terhadap komunitas kaum mukmin.6

Dari keterangan di atas, bisa diarnbil kesimpulan atau "benang merah''

munculnya konsep tentang Darul Islam dan Darul Harb sangat terkait dengan konsep

jihad dan hijrah.7 Dalam sampai batas waktu tertentu merupakan sebuah konsep yang

rancu.'' Dan perlu digaris bawahi Darul Islam pada dasarnya merupakan suatu

'John L Esposito, Ensiklopedi Ox!Ord, Dunia fslan1 Modern, (Bandung: Mizun. 200 I) eel I.

{· !bid. h.351 -, !)ale F Eickcln1an dan Ja111cs Piscatori. /~'kspresi politik 1nuslin1, (Bnndung : l'Vtizan. 1998).

cct J. h. !()7 x Kuun1 Kh:.nvarij (kclo111pok Islan1 rndika!) n1cngklain1 bahwa orang yang, tiduk scpcnduput

Ucnga11 incrckn ada!ah 111usrik dan kalangan Kha\varij sendiri yang tidak 111.:iu berhijrah kc dala111 lingkungan 111crcka juga tern1asuk nnisrik dan karcna itu wajib dibunuh. 1-Janyn dacrah 111crcku scndiri fllllg tcnnasuk f)anil lslan1 scdangkun ka\vasan n1usllm lain adalah Darul Harb yang harus dipcrangi dan dihancurkan. Sedangkan fronisnya, n1inoritas n1usliln di burat 1ncrupakan 1nasulah khusus. scbuah rcnafsiran klasik tentang tradisi !slain n1eyakini bah\V:.l kaum 1nusli1n ha111s n1cninggalkan (hijrah) atau 111cn1crangi (jihad) n1asyarakat Darul Harb (1nasyarakat tidak Jslaini) dan tinggal di [)arul lslan1. Nmnun dcn1ikian, karcna kclercabutan sccara ckonomi dan politik atau karcna ingin 111cndapatkan pcndidikun. ' ,. ~- ..

Page 46: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

39

Religiously based super state yaitu negara yang terbentuk bukan atas dasar etnisitas,

kultur dan bahasa atau kedudukan geografis melainkan keimanan.9 Pada pihak Jain,

lahirnya konsep Nation-State yang berdasarkan pada kriteri etnisitas, kultur dan

bahasa dan wilaya··1 akan mengalami dikotomi yang berkepanjangan.

Menurut Akbar S Ahmed seorang antropolog Amerika, awal pertama kali

muncul konsep Darul Islam ketika musim panas tahun 622, Rasullulah meninggalkan

Mekah menuju Madinah, perjalanan yang menentukan perubahan sejarah dunia.

Perpindahan ini disebut h!jrah atau imigrasi. Dan merupakan awal pertanda

penanggalan muslim, kelompok imigran muslim disebut Mululjir (pengungsi),

sementara penduduk Madinah disebut Anshar (penolong). Peristiwa ini sangat

mcmpengaruhi sejarah umat Islam suatu tahap transisi dari Darul Harb (wilayah

perang), kc Darul Islam, wilayah Islam (perdamaian). 10

Dalam konteks Indonesia, kata-kata Darul Islam digunakan untuk menyatakan

gcrakan-gerakan sesudah 1945 yang berusaha dengan kekerasan untuk merealisasikan

cita-cita Negara Islam Indonesia, lebih spesifik, Darul Islam adalah nama yang

cliberikan kepada sebuah gerakan pemberontakan Islam di .lawa Bara!, yang

menentang Jegitimasi dan otoritas republik Indonesia yang baru merdeka, antara tahun

1948-1962, dipimpin oleh Sukannadji Maridjan Kartosuwiryo ( 1905-1962) untuk

memaksakan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) dengan dibantu kekuatan

militer Darul Islam yang dikenal dengan Tentara Islam Indonesia (Tll) dan

hcrhasisnya di dataran tinggi Jawa Barnt. Sebenarnya bcnih-benih idc tcntang

pcndirian Darul Islam sudah tampak s"jak Kartosuwiryo duduk di kursi partai PSI!.

Dalam melaksanakan niatnya Kartosuwiryo tidak bergerak sendiri, dia berhubugan

hcrtctnpat tinggal secara pern1anen di sana. lihat, Dale F Eickelman dan James Piscatori.ibid, h. 167.juga Azyumardi Azra, ibid. h.185.

9 Azyun1ardi Azra, op cit, h.12 io Akbar S Ahn1cd, Cilra Afus/iln Tirrjauan Sejarah !Jan Sosiologi, (Jakarta : PT Gclora Aksaru

Page 47: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

40

clcngan kaum pemberontak Islam di Acch pimpinan Daud Beurcuch dan di Sulawesi

Sclatan pimpinan Kahar muzakar 11

B. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Pemberontakan Darullsl11,m Aceh

Seperti yang telah disebutkan di awal. pemberontakan Darul Islam tidak hanya

tei:jadi di Jawa Barat dan Aceh saja. Melainkan juga di daerah lain di Indonesia scperti

di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Munculnya pemberontakan ini hampir

dipastikan memiliki alasan-alasan yang berbeda-beda. Sepe1ti di Sulawesi Selatan

dikarcnakan demobilisasi bekas gerilya sesudah 1950, di Kalimantan Selatan

diremehkannnya prestasi-prestasi daerah dalam pci:juangan kemcrdckaan, di Jawa

Tcngah adalah akibat pertentangan mengenai otonomi wilayah, dengan nada-nada

tambahan Islam yang kuat, kadang-kadang dicampuri dengan kepercayaan adanya

kebahagiaan abadi di suatu masa. 12 Sedangkan di Aceh, kebijakan pemerintah pusal

dalam scgala aspek yang bertentangan dengan kehendak rakyat Acch.

Aceh sesudah proklamasi RI, merupakan daerah yang sering memberi

sumbangan bagi kokohnya negara Indonesia. Hal ini tercermin dari usaha-usaha yang

rakyal Aceh lakukan, seperti ketika pertama kali Bung Karno datang ke Aceh

mcngaclakan pertemuan empat mata dengan Tengku Daud Beureueh untuk

mengumpulkan dana buat pembelian pesawat terbang, masyarakat Aceh dengan

tangan tcrbuka dan penuh kerelaan menerimanya, maka dibelilah pesawat Seuwa/ah

R/-001 dan Dakota 111-002. 13 Pada lahun 1948, Bung karno clatang kc Acch untuk

kedua kalinya dan meminta Tengku Daud Beureuh menginstruksikan rakyat aceh

mengambil bagian yang aktif dalam pe1juangan melawan Belanda. Persetujuan ini

11 Kuntcl\vijoyo, Paradig1na /s/a111, interpreta>i untuk aksi, {Bandung : tvlizan, 1998),cct VlfL h. Ill I

12 Corne!is Van Dijk,ibid, h.xix !J A,..,..,,.,,,.., 7,., ... ..,7,.,n-.: f;J,,..,,} Af.J,~rn Tl: LI.,-'-·· .f •• -- 11-1.--'- ,.... __ , ___ n• -'-

Page 48: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

41

dilakukan dengan syarat agar selesai perjuangan kemerdekaan selesai. Aceh

dibolehkan menjalankan syariat Islam. Ketilrn jaminan tertulis diminta, Bung Karno

sangat terharu sehingga meneteskan air matanya, akhirnya Tengku Daud Beureuh

bersedia menerima pe1janjian lisan saja14

Selain sumbangan di atas, ketika semua bagian Indonesia diduduki oleh tentara

sekutu pada 1945, radio Rimba Raya yang bertempat di Ac•oh tengah secara aktif

mcnyuarakan semangat para pejuang Indonesia untuk meraih kemerdekaan, siaran

terschut hisa dipanlau di India, Mesir, dan bcberapa ncgara Arab. Negara tcrscbut

kcmudian menjadi para pendukung pertama negara yang baru Jahir 15•

Soekarno dan Hatta (presiden dan wakil presiden pertama republik Indonesia)

menjanjikan bahwa dia akan memberikan perlakuan khusus atas kcscliaan,

sumbangan dan komitmennya terhadap negara yang baru Jahir, Indonesia. Namun

hubungan yang harmonis ini hanya berlangsung beberapa tahun saja, karena bebcrapa

tahun kemudian, masyarakat Aceh bangkit memberontak terhadap pemerintah pusat.

Di kalangan ilrnuwan politik terdapal berbagai interpretasi rnengenai faktor

rnunculnya pemberontakan tersebut:

Pertama, tepatnya tahun 1950 propinsi Aceh dilebur menjadi bagian dari

propinsi Sumatra Utara. Dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah pengganti

undang-undang nomor 5 tahun 1950, tanggal 14 agustus 1950 yang memutuskan,

mencabut peraturan pemerintah No/8/DES/WKPM tahun 1949. Akibat pencabutan

Aceh sebagai daerah otonom yang luas dan hanya diberi status karesidenan inilah,

akhirnya hubungan antara rakyat Aceh dan pemerintah pusat merenggang 16-

1•1 Riza Sihbudi, Bara !Jala111Seka111, (Bandung, Mizan, 2001) cct I, h.34

15 Rusdi sufi, Perkembangan Aiedia Kon1unikasi f)i Daerah: Radio Ri111ha Raya Di Aceh. {Jakarta. l)cparlcn1cn Pcndidikan dan Kcbudayaan RI, 1999) h.56-73

16 lkra Nusa Bhakti dan Riza Sihbudi,(ed)i Kontroversi 1'.'egara f'edera/ Alencari /Jc11111k •• - I J __ ./ r __ _ J_ -· .•.. .' ·- J J~.

Page 49: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

42

Te1:jadilah keinginan untuk membentuk negara Islam Aceh pada tahun I 953,

yang kemudian dikenal dengan pemberontakan Dlffll. Unsur kekecewaan daerah

terhadap pusat inilah yang melatarbelakangi mengapa Daud Beureuh mendirikan

negara !slain.

kedua, faktor te~jadinya pemberontakan tersebut merupakan ungkapan

kclanjutan konflik internal dari berbagai kekuatan dalam masyarakat Aceh yang

didominasi perselisihan antara Ulama PUSA dengan ulebalang yang telah berlangsung

lama. Perkembangan siluasi yang telah berkembang setelah kemerdekaan, ternyata

telah mcmberi peluang bagi kelompok ulebalang unluk rnelaksanakan pembalasan

tcrhadap kelornpok ularna PUSA, yaitu pihak yang tclah rncnyingkirkan mcrcka pada

masa awal rcvolusi nasional. Mcnurut Nazaruddin Syamsuddin, pandangan pcnycbah

pcmhcrnnlakan mcrupakan kelanjulan kon nik internal dalam masyarakat Acch.

Pcnclapal ini juga dianut olch pemcrintahan Ali Saslroarnijoyo dan S.M Amin bekas

gubernur Sumatra Utara. Pemerintah Ali Sastroamijoyo berpendapat bahwa

pemberontakan tersebut tidak ada kaitannya dengan penolakan pemberian otonomi

kepada Aceh oleh pemerintah pusat. 17

Ketiga, Penyebab pemberontakan adalah Faktor eksternal. Penafsiran ini

dikemukakan oleh Herbeth Feith yang berpendapat bahwa pemberontakan itu era!

kaitannya clengan perubahan kepolitikan di tingkat nasional, khususnya konllik antara

Masyumi dan PNI (Partai Nasional lndonesia). 18 Tersingkirnya Masyumi dari kabinet

dan digantikan dengan PNI, ditafsirkan oleh elit agama (ulama) di Aceh sebagai

indikasi bahwa pemerintah pusat akan mengambil tindakan keras terhadap mereka.

Kehawatiran akan mengambil tindakan keras itu ulama Aceh mendahului clengan

melancarkan pemberontakan.

11 Nazaruddin Syan1suddin, Pe111bero11takan Ka1un Repub/ik, (Jakarta: Gral1ti, 1990), H.3 jl( ... ' • -

Page 50: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

43

Pendapat, Feith yang mengaitkan alasan pemberontakan dengan perubahan

politik pada tingkat nasional mengandung kelemahan. Pembubaran propinsi Aceh

pada tahun 1951, justru te1:jadi pada waktu kabinet dipimpin oleh Masyumi di mana

perdana mentrinya adalah Muhamad Natsir. Oleh karena itu, kurang beralasan kalau

dikatakan perubahan politik di tingkat nasional yaitu munculnya Ali Sastroamijoyo

dari PNI sebagai perdana mentri menjadi penyebab te1:jadinya pemberontakan itu.

Salah seorang pemimpin Aceh yang turut mengge1:akan pemberontakan yaitu Hasan

Saleh'" mengemukakan bahwa yang paling be11anggung jawab terhadap te1:jadinya

pemberontakan adalah Muhamad Natsir selaku perdana mentri republik Indonesia.

Natsir sendiri yang mengumumkan pembubaran propinsi Aceh. Janji yang

dikemukakan di hadapan pemimpin-pemimpin Aceh untuk terns 111empe1juangkan

kembali propinsi Aceh di masa yang akan datang ternyata tidak pernah dilakukannya.

Keempat, Pada tahun 1950 Tentara Nasional Indonesia yang merupakan satu

divisi untuk daerah Aceh yaitu divisi X, diciutkan menjadi satu resimen yang

diletakkan di bawah pimpinan mayor Nazir yang berhaluan kiri, sedangkan kolonel

Husin .lusuf; panglima divisi X diberhentikan. Selain itu berlanjut pada pemindahan

kesatuaan-kesatuan tentara dan mobrig yang terdiri dari putra-putra Aeeh keluar

daerah Aceh seperti ke Tapanuli, Jawa, Ambon dan Sulawesi yang kemudian diikuti

pemindahan kepala polisi daerah Aceh, Moch !nsya dan komisaris muda polisi Yusuf

efendi ke Medan. Hal ini tentu saja menimbulkan ketegangan dan kegelisahan di

Aceh.'0

Kelima, yang juga sama persoalannya adalah keputusan pemerintah republik

Indonesia menghentikan perdagangan Barter yang ramai antara Aceh dan pantai

l'l Nurdin Abdul Rahman, Perubahan Perilaku Politik £/it Aga111a Dalan1 Pe111i/u 1982-1992: Studi /Ji kabupaten Pidie Daerah lstimewa Aceh, Thesis FI SIP Ul, (Jakarta: Pcrpustakaan LJPI) h.78

1(1 - • •• • • • - •

Page 51: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

44

semenanjung Malaya? Dengan diberhentikannya perdagangan Barter maka berhenti

pula seluruh ekspor lokal masyarakat Aceh, kemudian diikuti dengan penutupan

kantor-kantor ekspor resmi di Lhokseumawe, yang berakibat berkurangnya jumlah

kapal yang mengunjungi Lhokseumawe kemudian kegiatan pasar daerah ini menurun,

dan harga yang diterima petani kecil untuk produk ekspor mereka jatuh.22 Dan yang

lebih fatal adalah meningkatnya jumlah pengangguran akibal: kebijakan pemcrintah

pusat.

Keenam. rakyat Aceh sangat kecewa melihat sikap Bung Karno dan beberapa

pemimpin nasional lain yang seakan-akan dengan sengaja rnenghalangi jalan bagi

jihad umat Islam untuk memperjuangkan terlaksananya ajaran-ajaran Islam dalam

kehidupan masyarakat dan negara, bahkan lebih dari itu mereka berusaha

mcmbclokkan dasar clan falsafah negara Republik Indonesia ke arah sekulerismc.23

Seclangkan Hardi menjabarkan faktor-faktor yang mendorong munculnya

pemberontakan Darul Islam Aceh di luar pembubaran propinsi tersebut:

I. Pembubaran Divisi dan Teritorium Aceh.

2. Penggantian kesatuan-kesatuan Militer Aceh oleh kesatuan Militer dari

daerah lain.

3. Latihan Mobrig Kepolisian.

4. Penangkapan terhadap para pemimpin Aceh.

5.Ajakan Kartosuwiryo agar supaya Daud Beureuh mendirikan negara lslam.24

21 B . .J Bolland~ Pergunut!an !sla111 Indonesia, op cit, h.76, lihatjuga, 1\. Hasjn1y. op cit. h.428 "Cornclis Van Dijk. op cit, h 339. ~J lbrahin1y, op cit, h.3

Page 52: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

45

C. Struktur Dami Islam Aceh

Sebelum kita membahas tentang struktur D.I Aceh alangkah baiknya kalau

seandainya penulis mencoba menjelaskan jalannya hubungan Darul Islam Aceh

dengan D.I .lawa Barat pimpinan S.M Kartosuwiryo. Adanya lmbungan antara Daud

Beurcuh dengan gerakan Darul Islam (Kartosuwiryo) terjadi sebelum september 1953,

tetapi kurang clapat dipastikan siapa yang mengambil prakarsa : pemberontak­

pcmbcrontak di Aceh atau Kartosuwiryo. Menu rut sebuah laporan rahasia, 25 Daud

Beureuh dan Amir Husin al-Mujahid, dikatakan telah pergi ke .lawa untuk berunding

dengan Kartosuwiryo di Bandung scsudah suatu pcrtemuan rahasia yang diadakan

Daud 13eureuh pada 13 Maret yang dihadiri Ilusin Yusul; Sulaiman Daud, Hasan Aly

(kcpala kejaksaan di Aceh, ketika itu sedang cuti rcsmi), Said Abu Bakar clan A.R

Hanaliah (pegawai kantor agama Aceh Timur).

Dalam pcrtemuan ini komplotan di atas lclah mcngulus dua orang untuk pcrgi

kc .lawa guna melakukan hubungan dcngan pimpinan-pimpinan Darul Islam Aceh.

Mcnurut laporan yang sama, sekembali dari Jawa, Amir Husin al-Mujahid tinggal

bcbcrapa hari di ~:Jedan untuk menemui wakil-wakil organisasi-organisasi lainnya di

sana, scperti Masyumi dan cabang pcmudanya GPll.

Hubungan antara Daud Beurcuh dan Karlosuwiryo dibina sejak lahun 1952

melalui kunjungan ulusan Kartosuwiryo. Mustafa Rasyid alias Abdul Falah ke Acch

untuk mcmbicarakan penggabungan wilayah ini ke dalam Negara Islam Indonesia

(NII) dan pcngangkatan Dami Bcurcuh scbagai pimpinan Tentara Islam di Acch.

Abdul Fatah berkunjung lagi ke Aceh pada tahun 1953 (beberapa wak!u sebelum

mclctusnya pcmberontakan). Sebaliknya antara tahun 1952-1953, Daud Beureuh telah

mengirim ulusan ke Jawa Baral bcrsamaan dengan kembalinya Abdul Fatah. la

(Abdul Fatah) kemudian te1iangkap ketika kembali ke Jawa pada Mei 1953, dalam

Page 53: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

46

pcmeriksaan di Kejaksaan Jakarta, Mustofa Rasyid memberikan keterangan bahwa

tcngku Daud Beureuh telah diangkat oleh Kartosuwiryo sebagai Gubernur Darul Islam

di Aceh.26Di satu sisi seorang utusan Daud Beureuh juga tertangkap,27 dan untuk

sementara waktu terputuslah komunikasi antara Darul Islam Daud Beureuh dcngan

Kartosuwiryo.

Menjelang akhir tahun I 955 para pimpinan pemberontakan di Aceh mulai

meny1mpang dari Kartosuwiryo dan menganggap Negara Islam Indonesia sebagai

suatu negara federal. Mereka meresmikan daerah mereka sebagai Negara Bagian Acch

(N BJ\). Sampai waktu itu dacrah Aceh hanya diperkenalkan sebagai propinsi yang

otonom dari Nll.28 Sikap kukuh pemberontakan Aceh untuk menerapkan ini sebagai

negara federal bukan merupakan masalah yang sangat urgen dalam mempcrkeruh

hubungan NBA clan NII, ada yang lcbih krusial lagi yang mcnycbabkan tc1:jadinya

kcrctakan dalam Darul Islam. Yaitu masalah penggunaan sislem militcr dala111

111elaksanakan pemberontakan, yang diinginkan pemberontak Aceh adalah siste111

111iliter dan juga sipil yang dalam arti tidak mengabaikan penggunaan prinsip-prinsip

clan fungsi-fungsi yang sehat dari sebuah negara29

Walaupun tidak menyukai sistem ini, para pemimpin Aceh 111enerapkan juga di

daerah mereka. Pemerintah sipil di Aceh tclah diganti dengan suatu pe111erintahan

militcr pada pertengahan tahun 1954. ketidak senangan mereka terhadap sislem ini

tercermin pada kenyataan, bahwa para komandan militcr do111inan pada pemerintahan

dacrah, lembaga-lembaga sipil seperti mahkamah agung. Dan sesudah konferensi Bate

kurceng pada bulan September 1955, majelis syuro memainkan peranan penting

26 iv1uhan11nad Gade ls1nail, et.al, Tantangan dan Rongrongan, ibid, h. 49 07 Cornelis Van Diik. ibicl h. 284 ~8 suatu karaktcr. penting dari pe1nberontakan di Aceh ialah, bah"va scjak sc1nula para

rc1nin1pinnya tiduk 1nempunyai niat untuk n1cn1isahkan daerah itu dari negara Indonesia. Daud Bcurcuh smna sekali tidak mcn1isahkan Acch dari bagian-bagian lain Indonesia dan n1enjadikannya scbuah ncgara n1crdcka, tne[ainkan n1en1proklan1asikan daerah itu dan gerakannya scbagai bagian duri NII yang dipin1pin f(arlosu\viryo.

~') 'l..L-., .,LI! .. C>.,~.-· ... J.t! .• ~--

Page 54: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

47

dalam sistem pemerintahan di Aceh. Dengan demikian sistem pemcrintahan yang

diterapkan di Aceh pada hakekatnya berbecla dengan sistem yang berlaku di .lawa

Barnt, apabila di Jawa Baral Tl! sangat berkuasa, di Aceh TII merupakan suatu unsur

yang dominan tetapi sampai batas tertentu, tetap dibatasi oleh Mahkamah Agama."'

Dalam ha! ini dikatakan bahwa pemimpin-pcmimpin di Aceh secara organisatoris

telah rnenyimpang dari NIL

Untuk lebih jelas pcnulis akan memaparkan struktur pemerintahan Darul

Islam Acch. Pa,'Ja waktu Darul Islam diproklamasikan di Acch, susunan

pemcrintahannya sebagai berikut;

I. i\cch clan dacrah sekitarnya merupakan daerah otonom yang luas, yang berbcntuk

wilayah sebagai bagian NIL

2. Wilayah ini dipimpin oleh seorang Gubernur sipil dan militer, yang berkedudukan

di ibukola wilayah.

3. Ciubernu1' sipil dan 1niliter 111erupakan kepala pe1nerintahan tertinggi dan

pemimpin tertinggi angkatan perang NII yang berada di Aceh dan daerah

sekitarnya, oleh sebab itu ia merupakan pula komandan Tll leritorium V. 31

4. Di dalam sebuah wilayah terdapat sebuah wilayah Dewan Suro (Dewan

Pemerintahan Dacrah) dan scbuah Majelis Suro (Dewan Perwakilan Rakyat

Dacrah).

5. Gubernur sipil dan militer, karenajabatannya menjadi ketua Majlis Syuro.

6. Dewan Syuro (DPD) merupakan badan eksekutif dan Majlis Syuro merupakan

badan legislatif

7. Gubernur sipil dan rniliter, karena jabatannya, selain ketua eksekutif wilayah

111erupakan pula wakil pcmcrintahan pusat dari imam negara.

-'0 M. Nur cl-lbrohin1i, ibid, h. 4 "NII terdiri alas 5 (lima) komandemen wilayah: (I). Markas Karlosuwiryo, (2)&(3) hernda di

Page 55: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

48

8. Wilayah Aceh dan sekitarnya merupakan suatu daerah teritorium tentara dengan

kekuatan satu divisi besar yang disebut Tll teritorium V, divisi Tengku Tjhik di

Tiro.

9. TIJ teritdrium V, Tjhik di Tiro dalam pelaksanaannya, pimpinannya

diselenggarakan oleh sebuah stafumum.32

Kemudian dengan surat penetapan komandemen wilayah angkatan perang

Negara Islam Indonesia Aceh dan daerah sekitarnya be1tanggal I 0 Juni J 954 No. 2/54,

susunan pemerintahan DI di Aceh dan daerah sekitarnya diubah dengan susunan

pemerintahan yang berbentuk komandemen. Dan setelah kongres Bate Kureeng33

perubahan te~jadi sistem pemerintahan komandemen yang dualis mcnjadi sistem

pemerintahan biasa, dan negara bagian Aceh terdapat sebuah kabinet dan Majelis

Sebagai kepala negara yang pertama terpilih tengku Muhammad Daud

Beureuh dan sebagai ketua Majelis Syuro terpilih tengku Husin al-Mujahid dan juga

dibentuk kabinet yang susunannya sebagai berikut;

Perdana Menteri Hasan Ali

Menteri Dalam Negeri Hasan Ali

Menteri Kei1angan dan Kesehatan T.A Hasan

Menteri Pe1tahanan dan Keamanan Kol. Husin Yusuf

Menteri Ekonomi dan Kemakmuran T.M Amin

Menteri Kehakiman Tcngku Zainal

1·' Nur cl~lbrolliiny, ibid, h. 4

.u konlCrensi di Bate Kurccng, tcrdapat di 1\cch Bcsar. KonlCrcnsi ini dihadiri 90 orang.. 2 ofa11g dari n1crcka n1c\vakili Sun1atcra Tinuff. di kon/Crcnsi ini dibicarakan kcduJuk:.1n t\cch Ja!arn NII dan slruktur pcn1crintahan daerah. Dan untuk meuindak lanjuti isi-isi konferansi Bute Kurccng diadakan!ah pertenuian kedua yang skalanya lebih bcsar. Dalan1 perten1uan ini lahirlah piagan1 Bate Kurccng. yang bcrisi tentang pengubahan status Aceh dari status propinsi rr1enjadi ncgara dalan1 NII dan pen1crintahan sipil rncn1iliki otoritas yang lcbih tinggi dari pen1erintahan n1ilitcr .

. i.i Nur cl-Jbrohimi, ibid, h. 5. Lihat juga Nazarudin Sya111sudin. ibicl. h. 230. Lihat i111>:1

Page 56: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

49

Menteri Pendidikan Tengku M. Ali Kasim

Menteri Perhubungan Tengku YusufHasyim

Menteri Sosial l-lanm B.E

Menteri Penerangan A.G Mutiara35

Pada tahun 1959 te1jadi perpecahan di tubuh NBA, antara Hasan Saleh dcngan

Hasan Ali (yang lebih pro kepada Daud Beureuh) perbedaan pendapat ini muncul

ketika pemerintah pusat ingin mengabulkan bentukan propinsi Aceh, pihak Hasan Ali

ingin mcnerima permintaan pemerintah pusat dengan syarat harus disertai otonomi

propinsi Aceh dan keistimewaan dalam bidang keagamaan. Di pihak lain Hasan Saleh

mcnerima tawaran pemerintah pusat (Jakarta) yaitu pcngembalian status propinsi

kepada Aceh dan 111e111pe1:juangkan hal-hal lainnya pada tahap berikutnya. Perdebatan

in i semakin meruncing dan mencapai momentumnya pada bu lam Mei 1959 dengan

terbentuk Dewan Revolusi yang dipimpin Hasan Saleh, sebagai tandingan dari Hasan

Ali. Sedangkan Hasan Ali yang setia kepada Daud Beureuh, terpaksa membcntuk

l\abinet yang baru yang terdiri dari:

Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan dan Kemakmuran : Hasan Ali

Menteri Dalam Negeri Tengku Sulaiman Daud

Menteri Peperangan Tengku Haji Affan

Menteri Pendidikan dan Penerangan Saleh Adri

Menteri Kehakiman Tengku Zailial AbidinJ6

Sedangkan di kubu Hasan Saleh ia mcnjadi Ketua Dewan Revolusi, sedangkan

wakilnya Ayah Gani, Abdul Gani Mutiara sebagai sekretaris umum dan kepala bagian

penerangan, sebagai anggota Amir Husin al-Mujahid, T.A Hasan, Ibrahim Saleh, T.M

3 ~ Nur el-lbrohin1y, ibid ·16 Hardi, /)aerah fstilne1ra Aceh: I.afar be/akang Polilik dan Afasa /Jepa111u 1

(;, (Jakarta: PT.

Page 57: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

50

Amin dan Husin Yusuf.37 Dan lrnbu yang tcrakhir ini setelah mencapai kesepakatan

dengan pemerintah pusat yang diketuai Hardi untuk menghentikan pemberontakan,

pada akhirnya mereka membubarkan diri.

C. Aktivitas Darul Islam Aceh

Pada tanggal 21 September 1951, sehari setelah presiden Soekarno membuka

pekan olahraga nasional di Medan, Daud Beureueh mengumumkan dimulainya

pemberontakan dengan memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII)

di Acch.38 Proklamasi itu berbunyi :

PROKLAMASI BERDASARKAN PERNY ATAAN NEGARA REPUBUK ISLAM INDONl'SIA PADA TANGGAL 7 /\GUSTUS 1949 OLEH IMAM KARTOSUWIRYO ATAS

NAMA UMAT ISLAM INDONESIA, MAKA DENGAN IN! KAMI NY A TA KAN DAERAH ACEH DAN SEKITARNY A MENJADI BAGIAN DARI PADA

NEGARA ISLAM INDONESIA

ATAS NAMA UMAT ISLAM DAERAH ACEH DAN SEKITARNY A

'!TD TEUNGKU MUHAMAD DAUD BEUREUH

TERTANGGAL : ACEH DARUSSf\.LAM 13 MUI-IARAM 1'373 21 SEPTEMBER 195339

Tetapi untuk mcnandai lahirnya pemberontakan tersebut tidak diadakan suatu

rapat umum atau upacara yang meriah. Sebagai gantinya, hanya naskah proklamasi

clan scbuah keterangan politik yang dibacakan dan disebarkan di Indrapuri. sebuah

kampung di scbclah selatan Kutaraja .

.n ('ornclis Van l)ijk, ibid. h. 315 ·18 (}inanjar Kartas;s1nita, ct al, 30 Tahun Indonesia kferdeka (Jakarta: Sckretaris Negara

Repuhlik Indonesia, 1997), cct I, h.365 :i<i A.Hasj1ny, se1na11gat A4erdeka, 70 Tahun A-fene111puh Pergo/akan dan Pe~juangan

Page 58: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

51

Naskah di atas sebcnarnya bukanlah merupakan suatu tanda pembukaan

pemberontakan Aceh, sebab pemberontakan sendiri telah dimulai sehari sebclum

proklamasi. Sementara kebanyakan pejabat tinggi derah itu, baik yang Aceh maupun

bukan Aceh, sedang berada di Medan untuk menghadiri pekan olahraga nasional,

sejak senja hari 19 september komunikasi antara Aceh dan Medan terputus, dan

tindakan-tindakan fisik berlangsung di berbagai tempat. Kerumunan rakyat dengan

bendera tentara islam Indonesia (Tll),40 yang dilengkapi senjata tajam serta satu atau

dua pueuk scnjata api. Mereka bersiap-siap menyerang kota-kota di sckilar mereka.41

Barisan yang terdiri dari para pemuda, peli\jar, guru dan penduduk kampung

itu memulai serangan tcrhadap pasukan pemerintah di Aceh Timur dan Utara pada

tanggal 19 September, dan serangan menjalar kc kribupaten-kabupaten Jain pada hari-

hari berikutnya. Sebuah pos polisi di Peurlak, sebuah kota kewedanan kira-kira I 00

km di scbelah lJtara Langsa, termasuk yang pertama diserang. Baik pos polisi maupun

kola peurlak diduduki pasukan pembcrontakan yang dipimpin Ghazali Idris tanpa

suatu perlawanan apapun dalam waktu dua jam. Pada tempat-tempat strategis

diadakan penjagaan dan bendera Darul Islam dikibarkan di gedung-gedung penting

kota itu. Sesudah itu dan hari-hari berikutnya kota-kota yang berdekatan, ldi pun

direbut lagi-lagi tanpa perlawanan sedikitpun. Pendudukan semua kota itu banyak

dipcrmudah berkat dukungan yang diperoleh kaum pembcrontak dari sejumlah

pegawai negri setempat, sedangkan di Peurlak asisten wedana A.R Hasan dan di ldi

inspektur polisi Aminuddin Ali yang membantu kaum pemberontak.42

Sesudah menguasai ldi dan Peurlak dan menghentikan semua lalu lintas kercta

api, pasukan pemberontak bergabung menuju Langsa, ibukota Aceh Timur. Untuk

·HI Cicrukan l)arul !slain 1ncn1punyai cn1pat bcndcra: scbuah bcndcra n1el'ah dcngan binlang dun bulan sabit putih, sebuah bendcra hijau dengan bintang dan bulan sabiti putih, sebuah bendcra 111crah dcngan bulan sabit putih dan en1pat buah bintang dan scbuah bendera putih dan mcrah dcngan bu!an sabit padaja!ur 1nerah dan bintang di jalur putih

·'.'. Nazaruddin Syamsuddin,ibid, h.84

Page 59: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

52

llljuan ini semua bus dan mobil pribadi banyak yang disita untuk mengangkut

pasukan. Sampai pada saat itu kaum pemberontak hanya sedikit mendapat

perlawanan. dan polisi mereka lucuti tanpa mengalami kesulitan sama sekali.

Terkesan seolah-olah mungkin pula Langsa mereka rebut tanpa mereka melepaskan

tembakan sedikitpun. Karena pada waktu itu te1jadi kekosongan kekuasaan di mana

bupati Aceh Timur (memihak kepada pemberontak) dan kepala polisi, kedua-duanya

masih di Medan. Teranyata apa yang diangan··angankan para pemberontak berbeda

dengan kenyataan yang tei:jadi, pasukan Darul Islam mendekati Langsa dari arah barat

dan Utara serta melancarkan serangan bersama terhadap asrama polisi militer dan

brigade mobil pada 21 september. Tentara republik yang telah mendapat bantuan baru

dari Medan dapat memukul serangan ini. Kekalahan kaum pemberontak di Langsa.

merupakan titik balik clalam pertempuran di Aceh Timur. Pada tanggal 23 september

pasukan republik merebut kembali !di dan Peurlak.

Di Lhokseumawe, ibukota Aeeh Utara, ribuan rakyat terlibat dalam suatu

pcrtempuran sengit dengan pasukan polisi dan tentara selama empat jam pada hari

pertama pemberontakan. Upaya untuk menguasai kota itu diulangi beberapa jam

setiap hari selama hampir satu minggu, sehingga memaksa anggota keluarga pasukan

pemerintah dievakuasi dari sana. Di Aceh Besar, sesudah kegagalan di kutaraja,

karena pasukan pemcrintah berhasil mendahului dengan langkah preventiJ: para

pemberontak mengarahkan serangan mereka ke beberapa kota kecil dengan hasil

clilucutinya satu regu polisi dan satu regu tentara, akibatnya banyak sarana-sarana fisik

rusak. scpcrti jembatan dan kawat telcpon dan scmua komunikasi praktis lumpuh.

Tidak banyak yang dicapai kaum pemberontak dengan menduduki kota-kota

itu. Mungkin pemimpin-pemimpin mengharapkan, mereka cukup kuat menghalau

tentara republik paling tidak dari sebagian besar wilayah Aceh dan memukul sctiap

Page 60: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

53

pasukan Darul Islam, mereka tidak mampu menguasai terlalu lama kota-kota kecil dan

kota-kota besar. Ternyata mudah saja pasukan pemerintah republik dalam serangan

balasan menghalau pasukan Darul Islam keluar kota-kota itu. Beberapa kota dikuasai

kembali dalam beberapa hari. Tetapi cjengan jatuhnya Takengon dan Tangse pada

akhir November, kaum pemberontak telah terusir dari daerah perkotaan. Mereka

mengundurkan diri ke pedalaman.

Terganggunya kehidupan sehari-hari merupakan dampak utama

pemberontakan tersebut terhadap rakyat, sebab kebanyakan penduduk setempat

terlibat di dalamnya. Sistem pemerintahan daerah menjadi lumpuh karena banyak

pegawai yang asli Aceh bergabung dengan pemberontak, atau mendukungnya secara

tidak langsung. Di Kutaraja, hanya satu orang bupati yang berada di kantornya,

sedangkan sisanya bergabung dengan pemberontak secara "terbuka" atau menghilang

tanpa berita.43 C Van Dijk menambahkan depaitemen yang paling banyak pengikut

PUSA-nyalah yang paling banyak terkena karena pegawai-pegawainya membelot.

Pegawai pemerintah daerah di Jawatan Agama, urusan sosial, dan penerangan telah

meninggalkan peke1:jaannya dan mengikut kaum pemberontak, Jawatan Pendiclikan

menghaclapi masalah yang sama pentingnya yaitu guru mengungsi ke Medan atau

mengungsi. Pada bulan pertama pemberontakan mereka menolak kembali kc Aceh

dengan mengatakan, mereka lebih suka dipecat.

Untuk melanggengkan kekuasaaannya, para pemberontak Darul Islam ticlak

hanya bergerak secara fisik dalam artian dengan pengerahan kekuatan militer. Dia

juga mencoba membuka "space" diplomasi di luar negri. Kehadiran Hasan Muhamad

Tiro,"·' seorang putra Aceh, di dunia internasional. Memang sulit membuktikan sifot

~-· .. ·····----------43 Nazaruddin Syan1suddin,ibid, h.291 ..i..i lahir di desa 'riro, dekat Lmntneulo di pidic. Pada za1nan Bclanda dia sa!ah scorang 1Y\urid

Daud Beureuh di Madrasah BlnnP- PasP.h di ~ioli sf'_rlnnoknnnnrki 7ninnn if>nnno- rlin h1•l!ii!11' rli nPrm1r11.-.n

Page 61: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

54

gerakan Hasan Tiro, apakah dia bagian dari Darul Islam Aceh atau dia bergerak

secara Independen tanpa memiliki afiliasi dengan Darul Islam45• Sejauh ini penulis

belum menemukan data yang akurat bahwa dia bergerak atas rekomendasi atau

perintah dari pimpinan Darul Islam, jadi untuk kesimpulan awal dia bergerak secara

personal tanpa memiliki ikatan dengan Darul Islam.

la muncul sebagai "Duta Besar Republik Islam Indonesia" di Amerika Serikat

dan perserikatan bangsa-bangsa (PBB), dengan sebuah surat terbuka ke1>ada perdana

mcntri Ali Sostroam[ioyo. Surat ini disiarkan oleh surat-surat kabar Amerika dan

Surat-surat kabar Indonesia yang terbit di Jaka1ta. Dalam surat itu Hasan Tiro

menuduh pemerintah Ali Sastroamijoyo telah menyeret bangsa indonesia ke dalam

keruntuhan ekonomi dan politik, perpecahan dan perang saudarn serta agresi terhadap

rakyat Aceh46• Usaha yang dilakukan Hasan Tiro ini tidak lain bertujuan untuk

mendapatkan simpati dari dunia internasional. Dan ada beberapa target yang ingin

dicapainya, pe1tama, agar perserikatan bangsa-bangsa mengirim penyidik ke Aceh

atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di sana, kedua, agar Dunia Islam

mengetahui bahwa telah te1:jadi pembunuhan masal terhadap ularna di Indonesia dan

sebagai konsekwensi logis Dunia Islam harus mempe1juangkan pengakuan

internasional akan mendukung moril dan materil untuk Republik Islam lndonesia47

Hukun1 Univcrsitas lsla1n Indonesia (Ull). Pada tahun 1960 menerima beasis\va untuk mclanjutkan studinya di Univcrsitas Columbia, Amerika Serikat.

'15 Hasan Tiro yang dibahas di atas bukanlah I-Iasan tiro yang 1nendeklara::;ikan Gerakan Acch

t'vlcrdcka ( GArvl) yang dia cetuskan pada 1nasa Ordc Baru tepatnya tahun 1976 '16 Al-Chaidar, Aceh bersilnbah Darah, 111eng1111gkap penerapan status daerah operasi n1i/i1er

(00,\l) diAceh 1989-1998, (Jakaita: Pustaka Al-Kautsar, 1998), cet I, h.33

Page 62: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

BAB JV

Akar Masalah Pemberontakan Darnl Islam Aceh

A. Pcmbubaran Propinsi Aceh

Seperti yang telah disebut di awal, Aceh pada zaman dahulu merupakan scbuah

kerajaan Islam yang pernah mengalami kejayaan di tingkat nasional rnaupun

internasional. Jika bukan bisa dikatakan kerajaan islam terbesar di Asia Tenggara. Faktor

inilah yang pada akhirnya membentuk psikologi superior di rnata 1iiasyarakat Aceh.

Karena mcmiliki sejarah gemilang mungkin menyebabkan terbentuk suatu perasaan yang

kuat dan ··nasionalisme sempit", .1uga menghantarkan Aceh sulit dikalahkan oleh

kolonialismc Belanda. lronisnya ketika Acch memasuki zaman kcmerdckaan sif'at

"nasionalismc sempit" itu yang pada gilirannya menghantarkan mcrcka pada

pemberontakan tcrhadap pemerintah pusat yang notabcncnya tcrpusat di pulau .Jawa.

Pada zaman .Jepang Acch benar-benar sebagai daerah otonorn, pada tahun 1945 ia

menjadi salah satu rcsidcn propinsi Sumatra. Walaupun clewan pcrwakilan propinsi

sumatra memutuskan dalam sidang yang pertrnna bahwa sumatra akan tcrbagi dalam tiga

sub propinsi, di antaranya Sumatra Utara, yang tcrdiri dari : Aceh, Tapanuli clan Sumatra

Timur. Aceh terns berfungsi hampir sebagai daerah yang otonom. Pada tahun-talmn

kekacauan sesudah masa penduclukan Jepang, Aceh melaksanakan urusan pemerintahan

dan militernya sencliri tanpa banyak campur tangan dari luar. 1 Untuk masa yang singkat

antara Agustus 1947-1948, sesudah aksi militcr Belanda yang pertama, situasi ini

malahan dengan resmi dinyatakan Aceh bersarna Langkat dan Tana.h Karo sebagai suatu

daerah mi liter yang dikepalai seorang Gubernur Militer. Sejak tahun 194 7 Daud Beureuh

1 (~orneliC\ Van Oiik. Darul bdrnn St>hunh PPn1hPrnnt11k11n finl-<lrt:!'.1 · r.r,,f~t; Dr,,cc- l OQ1\ h ')'71

Page 63: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

56

menjadi gubernur militer dari propinsi Sumatra Utara atas nama republik Indonesia

(walaupun dalam kenyataannya hanya sebagai gubernur Aceh, karena daerah Sumatra

Utara lainnya diduduki Belanda). Keotonomian Aceh juga dipertegas B.J Boland, yang

mengatakan dalam tahun 1948 Aceh memperoleh organisasi pemerintahan daerahnya

sendiri, sehingga daerah itu dapat berkembang secara mandiri. Untuk sementara waktu

masalah keuangan dan ekonomi dapat diatasi melalui perdagangan barter.2

Akibat agresi Belanda yang kedua tanggal 19 Desember 1948, menyebabkan

lumpuhnya pemerintahan pusat untuk sementara waktu, karena pihak Belanda berhasil

menculik presiden Soekarno dan beberapa pejabat pemerintahan.3 Maka Mentri

Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara yang ketika itu berada di Bukit Tinggi diberikan

mandat untuk mendirikan pemerintahan darurat di Surnatra.4 Kcmudian Syafruclclin

Prawiranegara mengangkat Daud Beureueh sebagai gubernur militer Aceh, Lm1gkat clan

Tanah Karo. Agustus 1949 Syafruddin mengunjungi Aceh dan segera mcnghadapi

tuntutan-tuniutan yang keras dari pemimpin-pemimpin Aceh untuk memberikan Acch

status propinsi. Tekanan clemikian besarnya hingga ia terpaksa melakukan pembentukan

propinsi Aceh.

Dengan menggunakan kekuasaan istimewanya, Syafruddin Prawiranegara pada 17

Desember 1949 mengeluarkan peraturan wakil Perdana Mentri/Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-undang 110:8/WKPM tahun 19495 yang menyatakan Sumatra Utara·

terbagi dalam dua propinsi : propinsi Aceh (termasuk sebagian Langlrnt), dan propinsi

2 B.J Boland, Pergwnu/an l,/am di Indonesia, op cit, h.76 ' Untuk lcbih jelasnya ten tang perebutan kola Y ogyakmta dan penangkapan presi<len Ii hat, Sejarah

TN/ (/N5-/949), (Jakarta: Markas BesarTentara Nasional Indonesia Pusat Sejarah dan Tradisi TN!, 2000) jilid I, h. 177

4 Li hat, l\1estika Zed, Pen1erintahan Darural Republik Indonesia, Sebuah A1ata Rantai Sejarah yang Terlupakan. (Jakmta : Grafiti Press, 1997)

5 Hardi_ A ni N11xinnnli-.n1P runlilrnn Ponaolnnu111 { fo'.ll:--:trto'.l • D'T' r.11nnnn A,.,.,.,,,..\ ,, I '1'1

Page 64: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

57

Tapanuli atau Sumatra Timur. Pembentukan propinsi Aceh merupakan masalah yang

menclesak , yang ticlak mengikuti proseclur hukum biasa. Menurut cara yang lazim

pembentukan propinsi Aceh harus melalui Unclang-unclang DPR, dalam konteks sekarang

hal ini telah cligantikan oleh suatu peraturan wakil perdana mentri tanpa berkonsultasi

clengan clewan pertimbangan. Aclapun alasan yang kuat yang menyebabkan ticlak melalui

cara-cara di atas, pe11ama, karena ticlak acla dewan clemikian yang suclah terbentuk, kedua,

mengingat mendesaknya guna memperbaharui struktur pemerintah.

Oposisi terhaclap langkah-langkah Aceh ini tumbuh dengan cepat di clalam

maupun di luar Acch. Di salu pihak, pcmcrintah repuhlik Indonesia yang baru di

Yogyakarta, di bawah Perdana Mentri Abdul Halim, merasa sukar menerima propinsi

Aceh. Para pemimpin di Y ogyakarta percaya bahwa propinsi-propinsi baru di Su111atra

' Utara itu didirikan secara tidak konstitusional. Meskipun Syafrudclin 111cngernukaka11

bahwa pernberian status propinsi kepada Aceh telah mendapat persetujuan Hatta (wakil

presidcn), para pernimpin di yogyakarta tetap rnenolak untuk mengakui, rnereka pcrcaya

bahwa Syafrudclin ticlak memiliki kekuasaan konstitusional untuk mengubah struktur

negara. Menurut Hardi, pemberian pernerintah terhadap pembentukan propinsi Aceh

merupaka sebuah sikap yang bertentangan dengan persetujuan RlS clan RI dalam ·

konfrensi rneja bundar (KMB) di Den Haag pada tahunl 949 yang telah memutuskan

Indonesia clibagi dalam sepuluh propinsi. Adapun Sumatra dibagi dalam tiga propinsi,

jika Aceh dibagi dalam propinsi sendiri, berarti Sumatra akan tercliri dari empat propinsi,

ha! ini dianggap sebagai pelanggaran terhaclap pedanjian antara RIS dengan republik

lnclonesia. 6 Bentuk penolakan terhadap propinsi yang baru ini terlihat dari ketidak hadiran

6 l·lardi, Daerah Istiinewa Aceh, Latar Belakang Politik dan Masa Depannya, (Jakarta: Prr Ci ta Panr.a o;;pr::inok~i 1 QC)1\ h 1 ')()

Page 65: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

58

seorangpun dari pemerintah untuk menghadiri pelantikan gubernur Aceh Daud Beureueh

pada tanggal 30 Januari 1950.

Para pemimpin Sumatra Utara juga memberi reaksi yang t>ama dengan pemimpin-

pemimpin di Y ogyakai1a. Mereka bahkan menyalahkan Syafruddin karena ticlak

berkonsultasi dengan gubernur Sumatra Utara Mr S.M Amin dan dewan perwakilan

, rakyat daerah (DPRD) Sumatra Utara sebelum keputusan ini dibuat, dan ia juga

disalahkan karena mengaclakan persetujuan dengan beberapa tokoh Aceh clan Tapanuli

saja. Mereka menuduh bahwa pemisahan Aceh dari Sumatra Utara bertujuan untuk

melayani kepentingan beberapa pemimpin Aceh saja, dan merupakan wujud kedaerahan

saja. 7 Munculnya suara-suai·a sumbai1g terhadap propinsi Aceh tentu saja membuka

kembali ketegangan yang terjadi di Aceh. Kaum ulebalang yang selama ini

tennarginalkan sejak peristiwa cumbok 1946 ikut berperan dalam mernpengaruhi

kebijakan pemerintah Sumatra Utara maupun pusat.

Langkah awal yang dilakukan unsur-unsur ulebalang pada bulan Agustus mcreka

nrnlai mengadakan kampanye menentang propinsi Aceh , baik melalui surat-surat kabar,

maupun dengan penyebman pamflet-pamflet. Alasai1 utama yang mereka kemukakan

dalam kampanye menentang pembentukan propinsi Aceh, ialah bahwa maksud kaum

PlJSA yang sebenamya dalam pembentukan propinsi Aceh ialah mengkonsolidasikan

kekuatan clalam satu bentuk pemerintahai1, supaya mereka dapat mempertahankan diri

andaikata pada suatu waktu pemerintah ingin mengambil tindakan terhadap mereka alas

kejahatan-kejahatai1 yai1g telah mereka perbuat yaitu, pembunuha.n i1lebalang-ulebalang

7 Insider, Atjeh Sepintas lalu, (Jakarta : Archapada, 1950), h.51-56, lihatjuga, Hardi, Api Nasionalisrne. lo cit. h.123

Page 66: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

59

serta keluarga mereka dau perampasan harta kekayaan mereka. Hal di atas merupakan

alasan politik, adapun alasan teknis :

I. Aceh tidak mempunyai tenaga-tenaga ahli seperti sarjan hukum, insinyur

ataupun dbkter, baik tenaga pemimpin, rnaupun tenaga pelaksana

2. Aceh tidak mempunyai sumber keuangan yang cukup untuk membiayai suatu

propinsi

3. kalau Aceh diberikan status propinsi bagaimana dengan daerah lain di Sumatra

clan seluruh Indonesia8

Keputusan pernerintah pusat membubarkan propinsi Aceh clan rneleburkannya ke

dalam propinsi Sumatra Utara, memiliki alasan tersendiri yang memang merupakan

sebuah keniscayaan. Nazaruddin Syamsuddin mengomentari ala:mn pemerintah, bahwa

pemerintah pada waktu itu dipimpin oleh Kabinet Hatta menganggap bahwa reorganisasi

propinsi-propinsi itu memaug diperlukan bukan hanya karena ha! itu merupakan

konsekuensi logis dari langkah kesatuan, tetapi juga didorong oleh pertimbangan efisiensi

yang telah menjadi ciri khas dari kabinetnya.9 Dalam ha! ini perlu diingat bahwa

konfrensi meja bundar mengakibatkan kabinet hatta mewarisi utang yang hams dibayar

clan sekal igus mengurangi beban keuangan pemerintah, maka pemerintahan haruslab

efisien. Hal ini solusi yang paling tepat adalah pengurangan jumlah propinsi, yang juga

berarti memo tong pengeluaran pemerintah dalam jumlah yang besar10

Di satu sisi, Masyarakat Acch mcmandang kcbijakan pcmcrintah pusat mcrupakan

sebuah ·•Blunder Politik" yang mcmang scharusnya tidak dilakukan, Karena akan

:-: Abdul Haris Nasution, Men1enuhi panggilan Tugas, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1983), jilid 3, h.239

9 Nazaruddin Syan1suddin, op cit, h.43 w Sa1nsuddin I-Iaris, et al, Indonesia Di A1nbang Perpecahan? Kasus Aceh, l?iau, Irion .Jaya, dan

Tilnnr Tii11ur (J;cik::i1i::i · Prl;:inpo-;:i JQQ()\ h .10

Page 67: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

60

menghantarkan ketegangan secara horizontal antara pemerintah pusat dengan masyarakat

Aceh. 0 !eh karena itu reaksi mereka mun cul segera S<~telah pemerintah pusat

mengumumkan pembubaran propinsi Aceh, bahkan reaksi ini pun sudah muncul ketika

pememerintah pusat berencana untuk mereorganisasi propinsi-propinsi. Setidaknya

sebagai con!oh kecil, bisa dilihat respon T. Alibasya Talsya (salah satu anggota DPRD)

ketika mendengar pemberitaan tersebut, seperti yang diungkapkan :

" ka/a11 Aceh tidak mendapat propinsi sendiri di bawah pimpinan pemerintah pusat,

maka kami pulra-putra Aceh yang duduk dalam pemerintahan sekarang clan yang

sepahmn dengan cita-cita ini akan mengundurkan diri. Di .mat pemerintah p11.i·at

menolak tun/utan tersebut (memheri status propinsi Acehlpen) maka di.mat itulah

kwni ke/uar dari badan pemerintahan dan di saal iluiah manda! kami kemba/ikan

I pe111erintah daerah Aceh) kepada pemerintah pusal ··11

reaksi yang sama juga disuarakan oleh para DPRD Aceh, dengan mengeluarkan sebuah

mosi yang menuntut dipertahankannya propinsi Aceh. Mungkin menjadi sebuah

pertanyaan kenapa Aceh sangat bersih kukuh dalam mempertahankan status propinsinya '?

rnasyarakat Aceh rnenganggap bahwa dalam bidang sosial-ekonomi rakyat Aceh merasa

!ertinggal jauh dari rekan-rekan mereka dalam propinsi sumatra Utara yang baru dan

dalam bidang inilah kepentingan Aceh berbeda dari kepentingan-kepentingan daerah

lain 11

Dalam hal ini DPRD Aceh sebagai representasi masyarakat mengemukakan

bahwa propinsi barn itu tidak akan mampu mengatur daerah-claerah tersebut secara

efisien. Karena beberapa perbedaaan intensitas pembangunan dan pengalaman pada masa

11 Muhamad Gade Ismail, Tantangan dan Rongrongan ... , op cit, h.46 12 rrwnr>li<:" \/nn rliilt /H'l roil h ')~"

Page 68: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

61

lampau. Rakyat Aceh percaya bahwa propinsi barn itu tidak akan mampu mengatasi

berbagai rnasalah yang rnuncul di claerah tersebut sehingga propinsi baru itu ticlak clapat

cliterima rakyat Aceh. Mengingat Aceh pada masa lalu sangat anti terhadap kolonialismc

sehingga Aceh sangat ketinggalan dalam ha! tekhnologi dasar (pencliclikan), infrastruktur

pertanian, clan komunikasi. Mereka yakin bahwa pemerintah propinsi yang barn ticlak

akan clapat memberikan perhatian yang penuh kepada Aceh, sebab masalah pembangunan

di sana haruslah dibedakan clari Sumatra Timur dan Tapanuli. Hal-ha! yang sangat

clibutuhkan oleh rakyat Aceh ticlak akan menjacli kebutuhan bagi bagian-bagian lain clari

propinsi itu.

Di samping itu, perbeclaan-perbedaan sosio-kultural, seperti aclat mengenai tanah,

perkawinan, clll, akan menyulitkan pemerintah propinsi berhubungan clengan masyarakat

Aceh, Sumatra Timur clan Manclailing. Di sisi lain bahwa Islam telah terintegrasi dalam

setiap bagian kehidupan sosio-kultural rakyat Aceh. 13 Sehingga rnencipatakan clampak-

dampak psikologis terhaclap rakyat Aceh, clan ini tentu membedakan mereka clari rakyat

Sumatra Timur clan Manclailing. Dari suclut politik, Aceh telah menjacli kesatuan scjak

, dahulu, karena itu mereka meminta agar kesatuan ini jangan dipecah dan memindahkan

kiblatnya clari Kutaraja ke Medan. Apabila ini te1jacli rakyat Aceh ticlak akan menclapat

apapun kecuali clominasi Sumatra Timur clan Tapanuli. 14

Terlepas clari reaksi yang diekspresikan DPRD Aceh, pemerintah mulai

mencmpuh jalan negosiasi clengan mengutus pma clelegasinya yang clipimpin oleh kabinet

Natsir yaitu Mr Assat untuk melakukan perunclingan dengan masyarakat Aceh. Tapi

pertemuan ini ticlak memuaskan masyarakat Aceh, clisebabkan keputusan sepihak yang

"untuk lebihjelasnya lihat, Nana! Fatah Natsir, "lntegrasi Nilai Adat dan Agama Dalam 1\40.\:Farakal Aceh: sebuah penga111ata11 Per111ulaan" Miinbar Studi, Depag RI IP.JN Sunan Gunung Jati, VIII, (agustus, 1958)

1,1 ),.J,._,..,,~.,,..1,..1: ... c.,..,,.....,,..,.,.1,..1:..,. ,..,,~ ,.;, h A?:

Page 69: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

62

dilakukan pemerintah, dan juga disinyalir delegasi telah diintervensi pihak unsur-unsur

ulebalang. Tanpa mengindahkan apa yang diharapkan masyarakat Aceh umumnya. Maka

pacla tanggal 14 Agustus 1950 pemerintah pusat yang dimotori M Natsir membubarkan

propinsi Aceh clengan keluarnya peraturan pemerintah nomor 8/DES/WKPM tahun 1949.

tentang pembentukan propinsi Aceh clan menetapkan pembentukan propinsi Sumatra

utara yang meliputi Keresiclenan Aceh, Tapanuli dan Sumatra Timur15

Pada tanggal 25 Januari 1951 Abdul Hakim diangkat sebagai gubernur propinsi

Sumatra Utara. dengan Medan sebagai ibukota propinsi, Ke kota inilah pegawai bekas

prop1ns1 i\cch kcrnudian harus pindah. Unluk dacruh Acch diangkal ~corang rcsiden

koordinator yang bernama Danurbroto untuk mengawasi terselenggaranya pcmcrinlahan

setempat. 16 Hal ini tentu saja membuat rakyat Aceh marah alas keputusan pemcrinlah

pusat rnembubarkan pemerintah Aceh.

B. Penghapusan Sistem Perdagangan Barter

Orang-orang Aceh terkenal sebagai "pedagang sejak lahir". Dengan keahlian ini.

mereka clapat mengembangkan hubungan cliplomatik clengan negara lainnya pada awal

1920 an. Mereka memiliki kebebasan untuk melakukan perclagangan dail bisnis dengan

perusahaan clan wilayah manapun di daerah Asia Selatan clan Tenggara. Mereka dapat

mengekspor clan mengimpor barang clengan bebas, pelabuhan-pelabuhan kecil di

scpan1ang bagian timur, utara clan baral juga selatan Aceh berkembang scbagai pusat

"Sejarah Daerah Propinsi Daerah lstimewa Aceh, (Jakm1a: Departemen P dan K, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya Proyek penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, l 997), h. l 85

](J r>-·-·--1'.- \T ___ r..'.!L _•, L "'""'"'

Page 70: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

63

bisnis kecil selama berpuluh-puluh tahun. Label-label toko sebagai perusahaan "ekspor

dan impor" dikirim kemana-mana antara tahun 1930-an sampai 1945 dan awal 1950-an. 17

Pada awalnya para Pedagang Aceh dapat terus melakuk:m perdagangan Barter

yang menguntungkan melalui selat Malaka dengan Penang dan Singapura, Tanpa

mengalami rintangan sedikitpun. Tetapi menjelang tahunl 947, Belanda mengadakan

blokadc laut yang membahayakan pelayaran, namun ha! itu tidak begitu menggetarkan

hati para pedagang Aceh. Ekspor komoditi yang paling penting adalah karet dan minyak

'kelapa sawit, kopra dan buah pinang yang memiliki harga yang cukup tinggi di Malaya 18

Peleburan propinsi Aceh ke dalam propinsi Sumatra Utara seperti yang telah

dijelaskan di awal, ikut mempengaruhi kegiataan ekonomi masyarakat aceh. Karena

setelah pe111bubaran propinsi Aceh diikuti oleh kebijakan pemerintah tentang pcrubahan

prosedur u111u111 perdagangan ekspor, yang mempunyai arti bahwa kcndali alas kcgiatan

ekonomi Aceh beracla di tangan orang bukan Aceh di Medan. Hal ini berarti bahwa

prosedur untuk 111e111peroleh lisensi ekspor ticlak semudah kctika mereka hanya pcrlu

berhubungan clengan badan-baclan pe111erintahan Kutaraja. Adalah fakta bahwa

pengurusan lisensi dengan aparatur pe111erintahan di Medan bukan hanya 111eminta waktu

yang lebih panjang karena hambatan birokratis clan ko111unikasi yang buruk, akan tetapi

juga clipersulit oleh praktek-praktek diskriminatif pajabat setempat terhaclap para

peclagang Aceh.

Selain dikeluarkannya kebijakan baru 111engenai prosedur u111u111 perdagangan

ekspor, pc111erintah juga mengeluarkan keputusan barn tentang penghapusan perdagangan

17 Qis111ullaJ-} Yusuf, Ke111erdekaan, Otono1ni, atau 1Vegara Federal: Suara Rakyat Aceh. dalan1 lkra Nusa Bhakti daii Riza Sihbudi, (ed), "Kontroversial Negara Federal: Mencari Bentuk Negara Ideal Indonesia Masa Depan", (Bandung, Mizan, 2002), h.199

18 Audrey R Kahiµ, Pergo/akan Daerah Pada A11•a/ Ken1erdekaan, (Jakaita: Pustaka Utan1a Grafiti,

Page 71: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

'

64

barter pada bulan februari 1952. Fenomena di alas sangat memukul para pedagang,

sekaligus mempengaruhi petani dan ekonomi daerah pada umumnya. Setelah itu te1jadi

penurunan volume impor dan ekspor secara terus menerus ke dan dari Penang, yang

merupakan sebuah pelabuhan dagang tradisional bagi rakyat Aceh, kemudian kegiatan

pasar di claerah itu menurun clan harga yang cliterima petani kecil untuk produk ekspor

jatuh. 19

Bagi pemerintah pusat, penghapusan sistem perdagangan barter yang te1jacli di

Aceh hanya berarti hilangnya beberapa persen clari clevisa dalam perdagangan antara

Aceh dan Penang. Di lain pihak, akibat perdagangan baiter ini jauh lebih berarti bagi

ekonomi Sumatra Timur dan Tapanuli. Pertarna, karena sebagian impor itu clilempar ke

Medan, ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Aceh dengan penduduknya yang sedikit

merupakan pasar yang terlalu kecil w1tuk menainpung semua bmang-barang yang

diimpor. Kedua, kegiataan ekspor di Sumatra Timur dan Tapanuli ikut juga terpengaruh

karena perdagangan barter telah menghisap sebagian barang ekspor yang dihasilkan

Sumatra Timur dan Tapanuli ke pelabuhan-pelabuhan di Aceh. Dengan akibat

berkurangnya kegiatan ekspor melalui pelabuhan Medan, Belawan, misalnya dari 5000

ton karet yang di~kspor melalui pelabuhan Kuala Langsa di Aceh Timur pada tahun 195 L

menurul laporan enam puluh persen berasal clari Sumatra Timur. Transportasi karcl sccara

tidak sah atau ilegal Clari Sumtra Timur ini menimbulkan kerugian pemerintah lebih dari

satu juta dolar singapura setiap bulannya. Oleh karena itulah pada pertengahan tahun

1951 pihak bea cukai menyerukan kepacla pemerintah pusat supaya menghentikan

perdagangan barter tersebut.

j<) ~·

Page 72: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

65

Narnun rakyat Aceh memandang penghentian perdagangan barter dengan cara

yang berbeda, sebab bukm1 hanya pedagang yang dirugikan melainkan juga para petani,

baik sebagai penghasil komoditi ekspor maupLm sebagai konsumen. Tidak sarna halnya

dengan para petani di jawa atau di sebagian Sumatra Timur, petani-petani di Aceh tidak

semata-mata tergantung pada produksi beras. Kiranya tidak berlebihan bila dikatakan.

bahwa setiap petani di daerah pesisir Aceh memiliki sepetak kebun kelapa sehingga

produksi kclapa rnclcbihi kebutuhan mcrcka. Makna daripada sislcm pcrdagangan barl<:r

bagi rakyat Aceh terletak pada kenyataan bahwa kopra merupakan salah satu barnng

ekspor utama Aceh dan, berbeda dari Sumatra Timur bahwa kebun kelapa dimiliki oleh

perusahaan-perusahaan swasta, para petani di Aceh menguasai produk kopra itu. Prosedur

ekspor clan impor yang praktis dari sistem perdagangan bmter juga menguntungkan para

pedagang Aceh sebab di sana tidak terclapat banyak importir dan eksportir yang terampil

dan mernpunyai lisensi. Oleh sebab itu, sistem perdagangan baiter mempunyai arti yang

sangat besar. baik bagi para saudagar maupun petani Aceh.20

Karena itu:lah keputusan pemerintah pusat untuk mengakhiri sistem perclagangan

barter, sangat memukul pedagang clan petani. Dan juga memberi clampak yang serius

kepacla para petani, sebab diikuti oleh merosotnya harga kelapa di pasar setempat.

Dengan clemikian, berakhirnya sistem perdagangan barter membawa akibat yang sangat

fatal bagi para pedagang Aceh urnumnya sebab menghancurkan modal mereka. Hal ini

pada gilirannya menggangu keseimbangan antara eksportir cina dan Aceh karena

scmbilan puluh pcrscn cksportir yang beroperasi di Aceh belakangan adalah kcturunan

Cina, paclahal pada masa perclagangan barter jumlahnya aclalah sama. Jacli kebijakan

Page 73: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

66

pemerintah pusat dalam bidang ini sangat menguntungkan pedagang cina dan merugikan

pedagang Aceh.21

Sebenarnya, bukan para petani dan pedagang saja yang terpengaruh oleh

penghapusan sistem perdagangan barter, akibatnya juga terasa dalam aspek-aspck lain

dari kehidupan rakyat Aceh. Merosotnya volume ekspor dan impor menyebabkan

kehidupan buruh-buruh pelabuhan juga terancam. Hal ini bukan saja mernpengaruhi

tingkat kesempatan kerja, tetapi juga mengurangi pendapatan masyarakat secara luas.

Umpamanya, sebanyak empat ratus buruh menganggur di pelabuhan Kuala langsa sebab

pelabuhan itu hanya sanggup mempeke1:jakan lima puluh orang, dengan pendapatan rata-

rata perbulan lel:\ih kurang sama dengan dua hari ke1:ja pada masa berlakunya

" perdagangan bmiec·

Dengm1 demikian proses pemiskinan tidak terhindarkim. Para buruh tc1vaksa

meninggalkan kehidupan rnereka yang relatif lebih baik, kini hanya mampu bcrtahan

hiclup dengan rnenjual hmia bencla mereka atau pergi ke penggadaian milik pemerintah.

atau paling pergi melaut. Banyak para wanita yang semula dipeke1:jakan dalam usaha

kopra clan pinang, secara terpaksa meninggalkan peke1jaan mereka. Juga bisa dilihat

bagaimana dalam penghapusan perclagangan barter terhadap kegiatan di pelabuhan. Di

pelabuban Kutaraja hampir tidak ada kegiatan pada bulan Februari clan Maret 1952.23

C. Pertarungan Kekuatan Lokal

Suatu ha! yang tak dapat dibantah, bahwa dalam mematangkan suasana

munculnya pemberontakan Darul Islam Aceh terhaclap pemerintah pusat yaitu,

11 Ibid. h.80 22 Sclaina n1asa barter, pendapatan hariaan rata-rata dari seorang buruh antara Rp 75 dan Rp I 00 '3 Nazarucldin Syamsuddin, op cit, h.81

Page 74: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

67

pertentangan antara ulama (PUSA) dan ulebalang yang kedua-duanya merupakan elit

sosial masyarakat Aceh. Sebenarnya pertentangan ini sudah berakar lama dalam lubuk

hati kedua golongan yang senantiasa bersaing itu. Beberapa mingguan yang terbit di

Medan, seperti penjedar di bawah pimpinan Xarim m.s dan seruan kita di bawah

pimpinan, Mohamad Said, penuh dengan kecaman tajam dan serangan sengit terhadap

ulebalang. Segala sesuatu kejahatan yang telah dilakukannya terhadap rakyat dibongkar

dan dikupas habis~lmbisan. Keadaan seperti inilah yang menyebabkan hubungan antara

ulama clan ulebalang ll'enjadi genting.24

' Seperti yang telah diulas di awal, perseteruan ini terjadi sejak zarnan Belanda25

clan diteruskan pada zaman Jepang juga pada paska proklamasi indonesia tepatnya pada

peristiwa Cumbok (1946). Peristiwa inilah yang menyebabkan ulebalang harus kehilangan

segala-galanya, baik dari segi ekonomi maupun politik. Maka scpcrli disinyalir Isa

Sulaiman, Aceh merupakan suatu daerah yang rawan dari pertenlangan kekuatan clit

sosial masyarakatnya. 26 Yang bisa clikelompokan di antaranya : Ularna reformis yang

tergabung dalam PUSA clan sisa-sisa Ulebalang juga ulama traclisional yang lebih pro

terhaclap kaum ulebalang.

Sejak pemerintah pusat berencana menghapuskan propinsi Aceh, memunculkan

gejala krisis dalam kepolitikan di Aceh. Beberapa individu yang cenclerung kepacla

ulebalang (yang telah kehilangan kekuatan pilitik clan ekonomi) melihat rencana itu

sebagai ''durian jatuh", sebab dimanfaatkan sebagai titik balik untuk mengurangi posisi

para ulama PUSA dalam politik. Unsur-unsur kekuatan ulebalang muncul kembali

2·1 Nur el ibrahirny, op cit, h.75

25 Abdul Rani Us111an, Sejarah Perdaban Aceh, Suatu Ana/isis lnteraksionis, lntegrasi clan kn1?flik, (Jakarta: Yaynsan Obar Indonesia, 2003), h.119

1'' M Isa Sulairnan, Adat, Islam dan revolusi, Suatu Relleksi Terhadap Perang cumbok Dan

Ekspedisi Tentara Pe1:juangan Rakyat, dalam Hanri Charnbert-Loir Dan Hasan Muarif Ambari, "Panggung (!,,;, 11 .,-,/~ [),,,.,.",,,/,,./,,-.,~!',,.,,,A,, f),.,,/'f),. (),,.~,,., 1 ,,.~.h--~,/" VIII I, ~"l'7 ..:"!O

Page 75: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

68

sebagai kelompok yang menantang para pemimpin PUSA berkenaan dengan peranan

mereka pada masa lalu.

Kegiatan sejun;ilah individu (yang cenderung ke ulebalang) diperlihatkan secara

terbuka melalui penerbitan beberapa surat pembaca dalam surat kabar Indonesia Raya,

selain itu, mereka juga menerbitkan buletin, umumnya dalam bahasa Aceh clan

menyebarkan pamflet-pamflet. Setelah rencana pemerintah untuk membubarkan propinsi

Aceh diumumkan kepada masyarakat, T.T (Teuku Teungoh) Hanaliah. putra scorang

ulebalang di Aceh Timur clan kemenakan almarhum Residen Teuku Nya Arif. melalui

sebuah tulisan dalam Indonesia Raya, Menuduh PUSA dan para pernirnpinnya telah

beke1:jasama dengan Belancla pada masa sebelum perang dalam rangka menghancurkan

unsur-unsur nasionalis seperti Nya Arif. Dalam surat terbuka yang sama, ia .1uga

mcngkritik beberapa orang pemimpin PUSA sebagai orang yang terlibat dalam

pembantaian lerhadap kaum ulebalang pada masa revolusi Cumbok clan merampas harta

benda mereka. Ia menggugat bahwa tuntutan propinsi dibuat oleh para pemimpin PUSA

hanya untuk menutupi kesalahan-kesalahan mereka pada masa Jampau27

Usaha yang dilakukan Hanaliah terns berlanjut. Bahkan kali ini ia mengkritik para

ulama PUSA clengan kritikan yang pedas, para ulama PUSA dituduh telah rnembentuk

Comite f:{111 Ontvangst (panitia penyambutan Belanda) sebelum penyerahan jepang demi

mcndap:1tkan sin1pati Belanda. Dia juga mcnggugat para pc111i111pin Pl!SA atas kc111atian

Arif pada bulan april 1946 dan 111endcsak pemcrintah pusat agar membawa mcrcka kc

1·1 '8 pengac 1 an.-

27 Nazaruddin Syamsudin, op cit, h.52 28 0--·-·-·- ! .. : !.!-- T"\!l'.t .. ;. T"\! T ---!~-- T r.~1-- ~.f 1'.J.,,. Cl Jl ... ,.,.,h;...,,., ,..,..,. ...,jt h '),10

Page 76: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

69

Tentu saja tuduhan-tuduhan terbuka ini sudal1 cukup memicu perseteruan antara

ulama PUSA dan unsur-unsur ulebalang. Melihat kritikan Hanafiah sebagai unsur

ulebalang, maka datanglah jawaban dari PUSA dalam bentuk sehelai pamflet, sehingga

terciptalah "perang pamflet" di antara kedua golongan itu. Pada mulanya kalangan

anggota PUSA tidak bermaksud menolak tuduhan tersebut. Akan tetapi pemimpin-

pemimpin muda mendesak agar organisasi itu melawan dan mengutuk Hanafiah. Oleh

sebab itu, pada awal september 1950, PUSA dan penmda PUSA menyebarkan pamflet

bersama yang bukan hanya mengutuk Hanafia11, melainkan juga unsur-unsur ulebalang

urnumnya. Kalangan PUSA juga membantah terlibat dalam pembentukan Comite Van

Ontvangst clan sebaliknya mereka menuduh Hanafiah, bahwa dia sendirilah yang ikut

pembentukan Comite Van Ontvangst dengan ditunjuknya ia sebagai sckrctaris jendral

panitia di Kutaraja.

Tuduhan PUSA terhadap Hanafiah tidak mcmbuat ia rnembalas tuduhan di alas.

Sebagai gantinya, suatu organisasi ulebalang yang bernama sub Komite Menuntul

Keadila11 dan Pembangunan Aceh, yang barn saja dibentuk di Medan, menanggapi

clengan menyebarkan pamflet. Menyaclari bahwa PUSA mempunyai hubungan yang erat

clengan rakyat. maka Tarmuli (Teuku Abclurrahman Muli), tokoh di belakang organisasi

itu, putra seorang ulebalang yang terbunuh di Aceh Utara, berusaha memisahkan

' pemimpin PUSA clari rakyat. Karena itu Sub Komite menuduh para pemimpin sebagai

manipulator agama, dan bahwa merekalah clan bukan rakyat yang menjadi pembunuh clan

perarnpok harta ulebalang.29

2'J Adapun isi dari pamtlet: ''Mengapa Aceh Di Salahkan" dan"Rakyat Aceh dituduh Pen1bunuh

rl<>n Da1·<>•~,.,,...,.,,t,- ,-.1,,.J~ on DI IC' A /p,,......,.,,.i.., Dl lC' A"

Page 77: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

70

Untuk "menggempur"PUSA, maka unsur-unsur ulebalang dan juga ulama

tradisional membentuk BKR (Badan Keinsyafan Rakyat) pada tanggal 8 April 1951.30

Memasuki bulan juli, kedua kelompok (BKR dan PUSA) sudah terorganisir dengan baik,

sehingga keteganganpun tak terhindar Iagi. Para pemimpin BKR melancarkan serangan

besar rnereka yang pertama kali ketika kunjungan presiden Soekarno kc Aceh tanggal 30

juli 1952. Ketika berparade di depan presiclen, keclua golongan itu memberi respon yang

saling bertolak belakang : Jika para pemimpin PUSA menerima Soekarno secara dingin,

juga pelajar-pelajar penclukung PUSA memperlihatkan dendam dalam parade itu clengan

rnernbawa poster-poster yang berbunyi "Kami Cinta Presiden, tetapi lcbih mencintai

agarna", clan "jangan perlakukan Aceh sebagai anak tiri". Seclangkan BKR yang

beke1jasarna clengan orang-orang setempat yang berorientasi kiri mcrnpcrlihatkan

dukungan penuh terhadap presiden, mereka juga rnembawa plakat-plakat scpcrti

<'Hukuman yang setimpal bagi koruptor", "Daud Beureueh menghisap darah rakyat" dan

Rakyat belum berpemerintah", "Jangan rakyat saja yang cliadili, tetapi juga

penyelewengan-penyelewengan milik rakyat". 31

Usaha BKR merapatkan barisan dengan pemerintah pusat untuk menrnkul PUSA

ternyata ticlak mendapat hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika BKR menuntut

agar pemerintah menangani harta milik ulebalang (yang telah dirampas pasca revolusi.

cumbok) yang selama ini clitangani oleh Majlis Penimbang. Tetapi faktanya pemerintah

pusat ticlak bisa memenuhi keinginan BKR clan yang lebih tragis pemerintah tidak mampu

Jo Scperti yang telah disinggung di awal, tujuan pernbentukan BKR untuk rnernbantu pemerintah di tnana perlu, dalan1 me1nberikan pcnerangan tentang kebijaksanaannya dan n1e1nperkukuh hubungannya dcngan rakyat. Langkah a\val yang mereka ternpuh 1nendcsak pe1nerintah pusat 1ne1necat pejabal daerah yang 111crintangi pelaksanaankeputusan pe1nerintah atau 1nereka yang korup dan tidak n1a1npu n-ienjalani pernerintahan. Yang notabenenya pejabal-pejabat daerah didon1inasi oleh PlJSA. Hal ini tcntu saja n1enjadi pukulan telak buat PUSA

11 ~

Page 78: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

71

memaksa mf\jlis penirnbang agar menghentikan pelelangan harta-harta itu lebih lai~jut,

meskipun Jakarta sudah rnenetapkan bahwa pelelangai1 itu tidak sah.

Kegagalan ini menyebabkan unsut-unsur ulebalang yang tergabung dalam BKR

lebih condong kepada pernerintahan rniliter claerah32 yang juga membutuhkan rnereka

untuk mengawasi berbagai kegiatan PUSA. Dalam ha! ini, penggeleclahan yang dilakukan

oleh penguasa militer Aceh pacla akhir Agustus atau yang lebih dikenal dengan "Razia

Agustus.. 1951 merupakan moment yang penting bagi para unsur-unsur ulebalang.

Karena penggeledahan yang seharusnya ditt\jukan untuk kalangan kiri atau komunis

berubah haluan menjadi kesempatan untuk balas clendam terhaclap PUSA 33 yang te1:jacli,

banyak dari para pemimpin PUSA terkcna imbas clari kebijakan razia tcrsebut, tak

terkecuali mantan gubernur militer Aceh, Langkat dan Tanah karo yaitu Tengku

Muhamad Daucl Beureueh. Keberhasilan mereka (BKR) dalarn rnemukul PUSA berkat

ke1:jasa111a BKR clengan mi liter daerah yang dikepalai Natsir.

Penggeledahai1 di awal jelas menciptakan perselisihan lebih lanjut di antara clua

kelompok yang bertikai (ulama PUSA clan unsur-unsur ulebalang). Semcntara unsur-

unsur ulebalang menyambut baik razia tersebut, sedangkan pemimpin PUSA mengalaml

hal yang sebaliknya. Mereka merasa dihina hingga menambah dendam yang lebih besar

lagi terhaclap unsur-unsur ulebalang dan juga pemerintah pusat. Perasaan ini kernuclian

disalurkan kepada masyarakat melalui dakwah-dakwah kaum PUSA, keadaaan ini tentu

mcmberi clampak kearnanan clan ketentraman di Aceh

Sebenarya pertikaian di tingkat lokal di Aceh ticlak hanya te1:jacli antara ulama

PUSA vis a vis unsur-unsur ulebalang. Kehadiran kaum kiri atau komunis juga ikut

32 A.Hasjn1y, Sen1angal !vferdeka :70 7'ahun A1enen1puhJala11 Pergola/can Dan Pe1.'iuangan Kemerdelwan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1985), h.406

Page 79: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

72

memperkeruh suasana di Aceh. Yang pada akhirnya menggiring rakyat Aceh melakukan

pemberontakan Darul Islam, hal ini setidaknya disinyalir oleh Ali Hasjmy.34

D. Munculnya Less Hitam

Pada tanggal 15 sampai 29 April diadakan kongres PUSA di Langsa. Agenda

yang dibahas pada kongres tersebut salah satunya memberi clorongan guna

memperbaharui clan meluaskan pengaruh PUSA dalam masyarakat. Struktur organisasi

PUSA cliperkukuh clengan clibentuknya organisasi-organisasi masa untuk mengerahkan

para penclukung. Demikian juga cabang pcmucla PUSA yang selama bertahun-tahun ticlak

aktif clihiclupkan kembali, maka cliclirikan persatuan bekas pe1:juangan Islam clan PUSA ·

juga memperkuat penguasaannya atas gerakan pandu Aceh (terkenal dengan Pandu

Islam). 35

Panclu Islam ini ticlak hanya sebatas gerakan pandu, di sampmg latihan-latihan

militcr biasa. kepada para anggotanya diberikan latihan dasar militer,36 clan yang lcbih

mengagctkan, tcrnyata para anggotanya mcncrima latihan militcr clari prajurit-prajurit

berpengalaman khusus clan diajarkan dengan metode menyerang clan menycrbu.

Fenomena ini jelas sekali clilihat sebagai ajang pamer kekuatan, yang oleh pemimpin-

pemimpin di Aceh clianggap sebagai suatu tantangan clan terhadap tuntutan rakyat Aceh.

Meskipun keterangan yang cliberikan oleh pembesar-pembesar dae:rah Aceh (Bupati clan

Pamong Praja) n1enerangkan bahwa keadaan aman clan tentram, tetapi tidak bisa

dipungkiri suasana :clirasakan semakin panas karena adanya latihan militer yang !

clilakukan Pandu Islam yang be~jumlah hampir 4000 orang.

'·' A.Hasjmy, op cit, h.408 35 Cornelis Van Dijk, op cit, h.285 -:r... ,, ~

Page 80: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

73

Aktifitas yang dilakukan oleh PUSA dan pemuda PUSA menanclakan akan

te1:jadinya sebuah pemberontakan di Aceh, setidaknya ha! ini yang dilihat oleh pemerintah

'pusat. Kecurigaan pemerintah pusat tentu memiliki sebuah alasan yang kuat, apalagi pada

bulan mei 1953 tertangkapnya Mustafi137 seorang utusan Kartosuwiryo, dia membeberkan

secara gamblang hubungan Daud Beureueh dengan Krutosuwiryo dan rencana mereka

untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NH) dan menjadikan pemberontakan sebagai

instrumennya.38

Memanasnya keadaan di Aceh sudah hampir mencapai titik klimaks. Pada bulan

Agustus rakyat mulai mempersiapkan diri mcninggalkan Aceh atau bcrscmbunyi.

sementara pemerintah terus juga tidak peduli pcringatan-peringatan tentang ketegangan.

Pcnduduk mulai meninggalkan daerahnya menuju Medan dan Sumatra Timur dalam

jumlah yang sangat besar. Kebanyakan mereka ini adalah keluarga ulebalang dan anggota

atau simpatisan partai PKI.39

Di tengah-tengah keadaan yru1g makin memanas, muncul desas-clesus bahwa

pemerintah pusat telah menyusun daftar nama orang Aceh terkemuka yang clinyatakan

akan clitangkap clengan alasan ingin melakukan tindakan makar, menurut sementara claftar

ini memuat 300 orang, termasuk di clalamnya tengku Muhamacl Daucl Beureueh.

' Sedangkaii menurut BJ Bolland, kaum politisi sayap kiri (PK!) di Jakarta pacla

awal tahun 1953 :mulai menyebar desas-desus bahwa Aceh memang seclang

mempersiapkan suan1 pemberontakai1, sebagai tinclak lru1jut dari isu tersebut. Pemerintah

:n Seperti yang telah diulas di bab sebelu1nnya tvlustafa adalah penghubung antara Daud Beureuh dcngan Kartosuwi1yo.

38 Nur el lbrahimy, op cit, h.2 l 39 Cornelis Van Diik. op cit. h.287

Page 81: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

74

menyusun "Less Hitam" daftar orang-orang Aceh yang akan ditangkap.40 Less hitam ini

dibawa oleh Sunaryo jaksa tinggi dari Jakmia.

Diketahui belakangan, temyata daftar nama itu sengaja dibocorkan dengan alasan

tertentu yaitu membuat kekacauan di Aceh, yang menurnt Ali Hasjrny dibocorkan oleh

komplotan PKI.41 Karena orang-orang Aceh terkemuka ini merasa mungkin akan

ditangkap, mereka mernutuskan Iari ke gunung.42 Inilah awal pemutusan resmi dengan

pemerintah pusat dan seandainya menggunakan istilah Hermawan Sulistio,43 faktor inilah

yang dikategorikan sebagai faktor pemicu (Triggering factors) munculnya pemberontakan

Darul Islam.

Dan sangat ironisnya, bahwa "less hitam"yang dibawa jaksa tinggi Sunaryo ke

Medan yang kemudian dihocorkan, sebenarnya tidak acla. Dalam artian tidak pcrnah "less

hitam" itu clibuat oleh jaksa agung. Hal ini cliakui oleh perclana mentri Ali Sastroamijoyo,

sepe1ti yang clikemukakan clalam jawaban pcrncrintah tanggal 2 November] 953 clalarn '

rapat paripurna terbuka DPR-RI atas pertanyaan anggota DPR, yang berbunyi 'lvfengenai

pertanyaan /enlang penyusunan dqfiar penangkapan kurang lebih 300 orang, di sini

pemerintah hendak menerangkan bahwa jaksa agung tidak pernah menyusun dl(fiar

tersebut'u

<!CJ B.J Bolland, Pergu1nulan /sla1n Di Indonesia, op cit, h.77 '11 A. Hasjmy, op cit, h.408 ·12 Cornelis Van Dijk, op cit, h.288

•13 Hermawan Sulistiyo, Lawan, Jejak-Jejak Jalan Di Balik Kejatuhan Soeharto, (Jakarta: Pensil

324, 2002), Cet I, h.244 ·l•l "}..j.,,. al lh,.,,,J~:,~..,., ,......,. ,..:~- h '10

Page 82: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

75 .

E. Pcnolakan Syari'ah Islam

"Udep sare mati syahid" itulah slogan yang pernah hidup dalam sanubari rakyat

yang hidup di Aceh. Sejarah perlawanan terhadap berbagai bentuk penjajahan di daerah

yang menclapat julukan "serambi Mekah" itLI aclalah sekelumit dari pe1jalanan anak

bangsa rnuslim yang bernama Indonesia. Islam yang menggelora di dada tercermin clari

sikap patriotik yang mereka tampilkan. Perlawanan demi perlawanan senantiasa

ditampakan guna mengusung sebuah misi suci yaitu hidup mulia atau mati syahid.

Sejak Islam singgah di bumi ujung barat Sumatera, saat itu dikenal adanya

kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Peurlak (840 M/225 H), kernjaan Islam '

Samuclra Pasai (560 H/1166 M), kerajaan Tamiang, Pedir clan Meureuhom Daya.

Kemuclian, oleh sultarl Allauddin Johansyah berclaulat (601 I-I/1205 M) Aceh clisatukan

menjacli kerajaan Aceh Darussalan1 clengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam yang

bergelar Kutaraja.45

Sejak itu Islam terus tersebar ke seluruh Aceh. Proses penyesuaian Islam clengan

adat setempat ikut membuktikan bagaimana mengakarnya Islam di clalam dacla

masyarakat Aceh. Sebut saja kerajaan Aceh Darussalam yang cliclirikan Sultan Ali

Mughayat Syah itu adalah sebuah kerajaan Islam yang mencirikan bahwa ia clitegakan

atas asas-asas Islam. Dalam aclat Meukuta Alam yaitu Unclang-unclang clasar kerajaan

Aceh Darussalam, yang cliciptakan atas arahan Sultan Iskanclar Mucla, misalnya

disebutkan bahwa sumber-sumber hukum yang clipakai clalam negara ialah Al-Qur'an,

1-laclits, ijma ulama Ahlussunnah clan Qiyas clan dari segi praktik, syai'iah Islam memang

clilaksanakan clalam hal-hal tertentu.46

~ 5 Natsir Ja1nil, "Seran1bi Mekahjantung Indonesia", Sabili no.9 TH XI, (Noven1bcr, 2003), h.49 ,j(l A I!..-: ..... -·· _:,_ I. "'\AC\

Page 83: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

76

Sepe1ii yang disebut di awal ada sebuah pepatah Aceh yang cukup mashur di

kalangan Aceh yaitu hukum ngo adat lagee zat ngo sipheuet (hukum dengan adat seperti

benda dengan sifatnya, tidak terpisahkan) yang dimaksud dengan hukum di sini adalah

hukum Islam yang diajarkan para ulama. ltulah sebanya secara teoritis dalam kebudayaan

masyarakat Aceh tid~k mungkin ada dasar adat yang bertentangan dengan nilai-nilai

ajaran [slam. Walhasil, bila kita menelaah kepada contob kecil misalnya sistem

kepernimpinan dalam kebudayaan masyarakat Aceh senantiasa akan bennuara kepada

sumber yang paling dasar yakni Al-qur'an dan As-sunnah; adapun adat istiadat

merupakan nilai-nilai sosial yang dalam penjabarannya tidak boleh bertentangan dengan

nilai-nilai pokok di atas47.

Memasuki babak barn Indonesia, yaitu setelah Indonesia mengalami kemerdekaan

pada tanggal 17 Agustus 1945. Masyarakat Aceh memandang perlu untuk (menggunakan

bahasa Bachtiar Efendi) memformalismekan nilai ajaran agama, berupa pelaksanaan

syariat Islam di Aceh. Apalagi setelah Belanda datang ke Indonesia pasca kemerdekaan

RI. Soekarno juga datang ke tanah rencong untuk meminta dukungan dari masyarakat

Acch. agar mereka membantu negara yang barn merdeka ini mengusir penjajah Belanda

dari nusantara. Respon masyarakat Aceh begitu antusias mendengar instruksi presiden

mereka untuk rnelawan Belanda, dengan sebuah imbalan yaitu pemberlakuan syariah

Islam di Aceh 48

Tepatnya pada tahun 1950-an, pemerintahan pusat menghapuskan propinsi Aceh.

Dengan pembubaran tersebut, maka hilanglah harapan rnasyarakat Aceh untuk

menerapkan syariat Islam di bumi "Serambi Mekah", karena merckan harus bcrhadapan

1 47 Nanat fatah Natsir, op cit, h.35 4R>A''''"'''" •.,,..,..,,.,

Page 84: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

77

dengan para bii;okrat Surnatera Utara, kalau saja pernerintah tidak rnelakukan

penghapusan propinsi Aceh, dan kernudian Aceh rnenjadi propinsi sendiri kemungkinan

penerapan syariat Islam akan mudah dilaksanakan oleh para elit masyarakat Aceh.

Selanjutnya rakyat Aceh sangat kecewa melihat sikap Bung Karno dan beberapa

pemimpin lain yang seakan-akan dengan sengaja menyempitkan jalan bagi jihad umat

Islam untuk rnelaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat dan negara, bahkan

lebih dari itu mereka berusaha membelokkan dasar dan falsafah negara Republik

l ndonesia ke arah sesat.49 Apalagi jika mengingat jm1ji presiclen Soekarno hati mereka

pun menjadi pilu. Akibatnya aclalah kekecewaan masyarakat A.ceh ym1g berkepanjangan

terhaclap pemerintah pusat dan sebagai timbal balik, mereka berontak mengangkat senjata

terhadap pemerintah inilah konsekuensi-logis yang harus clihadapi dan diterima

pcrnerintah pusat.

Page 85: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

KESIMPULAN

Aceh merupakan propinsi di Indonesia yang begitu gigih mempertahankan

kculuhan kedaulatan negara Indonesia, hal ini bisa dilihat dari usaha yang mereka

lakukan dengan mengerahkan masyarakatnya menuju Medan Are untuk memblokade

pasukan Belanda. Hal lain yang sama pentingnya adalah kegigihan mereka

mengumpulkan emas guna membeli pesawat Seuwalah 001 dan Dakota, yang konon

keduanya adalah maskapai penerbangan Indonesia yang pertama kali. Aktitiiya Radio

lokal yang bernama Radio Rimba Raya juga menjadi sebuah saksi keteguhan mereka

dalam mempertahankan Republik Indonesia dari tangan penjajah, radio ini aktif

mcnycbarkan berita tentang keadaan politik yang terjadi di tanah air keseluruh penjuru

Asia, mulai dari India, Turki, di!.

Tetapi hanya dalam bilangan tahun saja, masyarakat Aceh bcrbalik menyerang

dan bangkit mengangkat senjata melawan pemcrintah Republik Indonesia. Mungkin

scmua bangsa Indonesia kala itu tcrccngan dcngan apa yang dilakukan Olch

masyarakat Aceh, daerah yang dulunya bcgitu sctia dengan Negara bcrnbah mcnjadi

pcmbangkang terhadap negara. Orang mungkin akan bertanya-tanya kenapa mereka

sampai melakukan hal seperti itu ?, jawaban · yang pasti adalah kekecewaan

masyarakat Aceh terhadapa pemerintah yang dianggap tidak bisa menangkap aspirasi

rakyatnya. Dengan mengeluarkan kebijakan yang sangat tidak menguntungkan bagi

rakyat Aceh secara keseluruhan, sepe11i :

I. Pembubaran Propinsi Aceh, masyarakat Aceh menganggap dcngan masuknya

Aceh menjadi karesidenan Sumatra Utara akan ada sebuah kesulitan yang akan

didapati oleh propinsi yang baru. Dan, mereka tidak akan mampu mengatur

daerah Aceh seeara efisien, karena beberapa intensitas pembangunan dan

pengalaman masa lalu. Dimana Aceh sangat anti dengan kolonial sehingga

Page 86: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

79

mengakibatkan sikap lsolasi dari masyarakat Indonesia secara keseluruhan, di

satu sisi perbedaan sosio-kultural seperti Adat mengenai tanah, perkawinan dll.

2. Penghapusan Sistem Perdagangan Barter, akibat dari tindakan ini

mengakibatkan kerugian bagi para petani dan para pedagang, karena mereka

tidak bisa lagi melakukan perdagangan dengan negara tetangga yaitu Malaysia.

Dan terjadi penurunan volume impor dan ekspor secara terus menerus ke dan

dari Penang, kemudian kegiatan pasar di daerah tersebut menurun dan harga

yang diterima petani kecil untuk produksi ekspor jatuh. Dan yang lebih ironis

tcrlihat gejala meningkatnya pengangguran, karena buruh pelabuhan yang

biasanya beke1ja tidak bisa melanjutkan peke1jaannya.

3. Pertarungan kekuatan Lokal, hubungan antara Ulama (PUSA) dengan

Ulebalang memang selalu digambarkan sebagai hubungan yang tidak

hannonis, ini te1:jadi sejak zaman Bclanda kemudian mencapai titik klimaks

pada tahun 1946 yang peristiwa itu diabadikan olch sejarah dengan nama

C11111/){)k, dan pasca kemerdekaan mcreka kcmbali mencruskan pcrtnrungan

hanya saja pada waktu itu tidak sampai te1jadi pertanmgan secara fisik,

mungkin hanya sebatas psy-war (perang urat saraf) yaitu melalui sarana media

cetak. Semua itu tentu saja membuat keadaan di Aceh semakin genting.

4. Munculnya Less Hitam yaitu daftara nama-nama pemimpin Aceh yang akan

ditangkap oleh Pemerintah Pusat, karena pemimpin tersebut akan melakukan

Makar terhadap pemerintah, maka clari itu dibuat daftar tersebut. Ternyata

kcberadaan Less hitam itu tidak diakui oleh pemerintah, ada sebagian

kelompok yang bcrpendapat bahwa isu itu digulirkan oleh politisi sayap kiri

yaitu PKI untuk memperkeruh suasana di Aceh.

Page 87: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

Daftar Pustaka

A.H. Gelanggang, Rahasia Penberontakan Aceh Dan Kegagalan Politik Mr S.M Amin,

Pustaka Mumi Hati, 1956

Abdullah, Taufik, Manusia Dalam Kemelut Sejarah, Jakarta, LP3ES, 1978

---·---' Agama Dan Perubahan Sosial, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,

1996

'---·--------'Islam Dan Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia, Jakarta: LP3ES,

1987

Ahmad, Z. A, Membentuk Negara Islam, Jakarta, Widjaya, 1956

Ahmed. Akbar. S, Citra muslim Tinjauan S~jarah Dan Sosiologi, Jakarta : PT Gelora

Aksara Pratama, Jilid II, 1980

A.K., .Jacobi, Aceh Dalam Memperlahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Jakarta : Gramedia, 1998

Alfian, eel, Segi-Segi Sosial Budaya Masyarakat Aceh, Jakarta: LP3ES, 1997

Alfian Ibrahim, Revolusi Kemerdekaan Indonesia Di Aceh (1945-1949), Departeman

PIK Proyek Pengembangan Museum

Al-Chaidar, Aceh Bersimbah Darah : Mengungkap Penerapan Status duerah Operasi

Militer (DOM) Di Aceh (1989-1998), Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, Cet I,1998

Ali, Fahry, Islam, Pancasila Dan Pergulatan Po/itik, Jakaiia: pustaka Antara, 1984

Arnold, Thomas W., The Preaching Of Islam (terj), Jakarta: PT Widjaya, 1981

Azra, azyumarcli, Pergolakan Politik Islam Dari Fundamentalisme, Modernisme Hinggu

l'ost-Modernisme, Jakaiia : Pai·amadina. 1996

Page 88: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

______ , Renaisance Islam Asia Tenggara: Sejarah Wacana Dan kekuasaaan

Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1999

81

Bolland, B . .1., Pergumulan Islam Di Indonesia, Jakarta: Grafiti Press, Cet 1, 1985

Bhakti, Ikra Nusa Dan Sihbudi, Riza, ed, Kontroversi Negara.federal: Mencari Bentuk

Negara Ideal Indonesia Masa depan, Bandung : Mizan, 2002

'Chambert-Loir, Herny Dan Ambari, Hasan muarif, Panggung Sejarah Persembahan

Kepada ProfDenys Lombard, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Eickelrnan, Dale F Dan Piscatori, James, Ekspresi Politik muslim, Bandung Mizan,

1998

El-lbrahimy, Nur, Teungku Muhamad Daud beureuh, Perannya Dalam l'ergolakan

Di Aceh, Jakarta: Gunung Agung, Cet II, 1986

Haris, Syamsuddin, et al, Indonesia Di Ambang Perpecahan ? kasus Aceh, Rimi, lrian

Jayo Dan Timor-timur, Jakaiia : Erlangga, 1999

Hardi, Daerah lstimewa Aceh latar Belakang politik Dan Masa depannya, Jakarta

PT Cita Panca Serangkai, 1993

.------' Api Nasionalisme Cuplikan Pengalaman, Jakarta PT Gunung Agung,

1983

I-Iasjmy, A, Semangat Merdeka, 70 Tahun Menempuh Jalan Pergolakan Dan ·

Pu:iuangan, Jakarta : Bulan Bintang, 1985

___ . ___ , eel, Sejarah Masuk Dan Berkembangnya Islam Di Indonesia, PT Al­

Mnarif, 19'93

Husin, Zilkifli, et : al, Keadaan Sosial ekonomi Dan Pemikiran Tarqf Hidup

Ma.1yarakat Nelayan Di Daerah lstimewa Aceh, Banda Aceh : Universitas Syiah

f( w11'1 Dan .Jnlrnrln · Rank I ndrn1<"ia 19R9

Page 89: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

82

Hurgronje, Snouck, Aceh: Rakyat dan L~tiadatnya, Jakarta: INIS, 1996

Insider, Atcheh Sepintas Lalu, Jakarta :Archapada, 1950

Ismail, Muhamad Gade, et al, Tantangan Dan Rongrongan Terhadap Keu!uhan Dan

Kesutuan Bangsa : Kasus Darul Islam Aceh, jakarta : Depdikbud-Di1jen

Kebudayaan

lsmuha, U/ama Dalam Prqfektif Aceh, Leknas-LIPI, 1976

Kahin, Audrey. R, Pergolakan Daerah Pada Awai kemerdekaan, Ja!(arta Pustaka

Utama Garfiti, 1990

Karim, Rusli, Drs., Pe(jalanan Partai Politik Di Indonesia Sebuah Poteret Pasang

Surut, Jakarta : Rajawali Press, 1993

Kmiasasmita, Ginandjar, et al, 30 Tahun Indonesia Merdeka, Jakarta: Sekretaris Negara

Republik Indonesia, 1997

Kuntowijoyo, Paradigma Lvlam, lnlerprelasi Untuk Aksi, Bandung m1zan, Cet VIII.

1998

Morgen, Kenneth. W, Islam .!a/an Mutlak, Djakarta : PT Pembangunan Djakarta, 1963 '

Nasution, Abdul Haris, Memenuhi Panggilan Tugas, .Jakarta : PT Gunung Agung,

.Jilicl 3, 1983

Noor, Deliar, Parted Islam Di Pentas Nasional, Jakarta ; Grafiti Press, I 987

Natsfr, nanat Fatah, "Integrasi Nilai Adat Dan Agama Dalam Masyarakat Aceh: Sebuah

Pengamatan Permulaan", Mimbar Studi, Depag RI IAIN Sunan Gunung Jati,

Nomor 07-08NIII/l 985

Profil Kependudukan Propinsi Daerah Istimewa Aceh, Jakarat Biro Pusat Statistik,

1997

Page 90: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

83

Rahman, Nurdin Abdul, Perubahan Prilaku Politik Elit Agama Dalam Pemilu 1982-

1992: Studi Di Kabupaten Pidie Daerah Istimewa Aceh, Tesis FISIP UI, 1996

Reid, Anthony, Perjuangan Rakyat : Revolusi Dan Hancurnya Ke1jaan Di Sumatra, ·

Jakarta: CV Mulasari, 1987

Said, Muhamad, Atjeh Sepandjang Abad, Diterbitkan Oleh Pengarang Sendiri, 196 I

Sejarah TN! (1945-1949), Jakarat : Markas Besar Tentara Nasional IndonesiaPusal

Sejarah Dan Tradisi TN!, 2000

Sihbudi, Riza, et al, Bara Da/c11n Sekam : Jdent!fikasi Akar masa/ah Dan So/usi Alas

Ko1?flik-K011flik Lokal Di Aceh, Maluku, Papua Dan Riau, Bandung : Mizan, 2001

Suny, Ismail, Bunga Rampai Tentang Aceh, Jakarta: Bharata Karya Aksara, 1980

Sufi, Rusdi, Drs., Perkembangan Media Komunikasi Di Daerah : Radio Rimha Raya

Di Aceh, Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1999

Sulistyo, Lawan !: Jejak-Jejak Jalan Di Batik Kejatuhan Soeharto, Jakarta Pensil

324,2002

Syamsuddin, Nazaruddin, Pemherontakan Kaurn Republik Kasus Daru/ Islam Di

Aceh, Jakarta : Grafiti Press, 1990

_________ , Revo/usi Di serambi Mekah : Pe1juangan Kemerdekaan

Dan Pertarungan Politik Di Aceh 1945-1949, Jakarta : Universitas Indonesia

Press, 1998

Talsya, T Alibasyah, Sekali Republikein Tetap Repub/iken, Pe1juangan Kemerdekaan

Di Aceh, Lembaga Sejarah Aceh, Buku Ketiga, 1990

Tippe, Syarifuddin, Aceh Di persimpangan Jalcm, Jakarta: Pustaka Cidesindo, 2000

Usman, Abdul Rani, Sejarah Peradaban Aceh : Suatu Analisis Interaksionis,

fn/e('rasi Dan Konflik. Jakarta : vavasan Obor Indonesia, 2003

Page 91: DARUL ISLAM ACEH: 1953-1962 TELAAH TERHADAP AKAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7394/1/AHMAD... · Mudah-mudahan apa yang telah mereka berikan kepada penulis

Veer, Paul Van't, Perang Aceh, Jakarta: Jakarta: Grafiti Press, 1985

Zamzami, Amran, Jihad Akbar Di Medan Are, Jakarta : Bulan Bintang, 1990

Zeid, Mustika, Pemerintahan Darurat Republik Indonesia: Sebuah Mata Rantai Yang

Ter/upakan, Jakarta : Grafiti, 1997

84