DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA...

18
KONTRIBUSI FASILITAS, KOMPETENSI PENGELOLA DAN MANAJEMEN LABORATORIUM TERHADAP EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi Pascasarjana pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan Fakultas Pascasarjana Oleh : DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA...

Page 1: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

KONTRIBUSI FASILITAS, KOMPETENSI PENGELOLA DAN

MANAJEMEN LABORATORIUM TERHADAP EFEKTIFITAS

PEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi

Pascasarjana pada Jurusan Magister Administrasi Pendidikan

Fakultas Pascasarjana

Oleh :

DANANG SULISTYANTO

N I M : Q 100 140 113

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

i

HALAMAN PERSETUJUAN

KONTRIBUSI FASILITAS, KOMPETENSI PENGELOLA DAN

MANAJEMEN LABORATORIUM TERHADAP EFEKTIFITAS

PEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

DANANG SULISTYANTO

N I M : Q 100 140 113

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I

Dr. Sumardi, M.Si.

Dosen Pembimbing II

Dr. Suyatmini, M.Si.

Page 3: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

ii

HALAMAN PENGESAHAN

KONTRIBUSI FASILITAS, KOMPETENSI PENGELOLA DAN

MANAJEMEN LABORATORIUM TERHADAP EFEKTIFITAS

PEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh :

DANANG SULISTYANTO

N I M : Q 100 140 113

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Program Studi Magister Administrasi Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari: Senin, 6 Februari 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :

1. Dr. Sumardi, M.Si. ( ........................................... )

2. Dr. Suyatmini, M.Si. ( ........................................... )

3. Prof. Dr. Sutama, M.Pd ( ........................................... )

Direktur,

Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, S.H.,M.Hum.

Page 4: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Januari 2017

Penulis

DANANG SULISTYANTO

N I M : Q 100 140 113

Page 5: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

1

KONTRIBUSI FASILITAS, KOMPETENSI PENGELOLA DAN

MANAJEMEN LABORATORIUM TERHADAP EFEKTIFITAS

PEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji dan menganalisis kontribusi

fasilitas,kompetensi pengelola dan manajemen laboratorium terhadap efektifitas

pembelajaran IPA, kedua, menguji dan menganalisis kontribusi fasilitas terhadap

efektifitas pembelajaran IPA , ketiga, menguji dan menganalisis kontribusi kompetensi

pengelola terhadap efektifitas pembelajaran IPA, keempat menguji dan menganalisis

kontribusi manajemen laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA. Jenis

penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian ex-post facto dengan teknik korelasional .

Penelitian dilaksanakan di SMP Batik Surakarta tahun pelajaran 2015/2016 dengan

sampel 125 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan proposional random

sampling dengan menggunakan cara undian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan metode angket dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini analisis regresi ganda setelah sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik

seperti uji normalitas, uji linieritas, uji autokorelasi dan uji multikolinierita. Hasil

penelitian ada empat, (1) ada kontribusi fasilitas, kompetensi pengelola dan manajemen

laboratorium pada signifikan 0,05 terhadap efektifitas pembelajaran IPA sebesar 29,246

%, (2) ada kontribusi fasilitas terhadap efektifitas pembelajaran IPA dan memberikan

sumbangan efektif sebesar 9,725 %, (3) ada kontribusi kompetensi pengelola pada

signifikansi 0,05 terhadap efektifitas pembelajaran IPA dan memberikan sumbangan

efektif sebesar 9,898 %, (4) ada kontribusi manajemen laboratorium pada signifikan 0,05

terhadap efektifitas pembelajaran IPA dan memberikan sumbangan efektif sebesar 9,623

%.

Kata kunci: fasilitas, kompetensi, manajemen, laboratorium, efektifitas.

ABSTRACT

The purpose of this study there are four, the first test and analyze the contribution

of facility, management competence, and the laboratory management for the effectiveness

of learning science , second, test and analyze the contribution of facility to the

effectiveness of learning science, third, test and analyze the contribution of management

competence to the effectiveness of learning science , the fourth test and analyze the

contribution of the laboratory management to the effectiveness of learning science

Quantitative research, research design ex-post facto by the correlation technique. Research

conducted at Batik Junior School of Surakarta in the second semester of the school year

2015/2016 with a sample of 125 students. The sampling technique using proportional

random sampling using . Data collection techniques in this study using questionnaires and

observation. Data analysis techniques used in this research is multiple regression analysis

after classical assumption test such as the test for normality, linearity test, autocorrelation

test, and test multicollinearity. The results of the study there were four, (1) there are

contribution of facility, management competence, and the laboratory management in a

significant 0.05 on the effectiveness of learning science was 29,246%, (2) there is a

contributions facility at 0.05 significant to the effectiveness of learning science and

Page 6: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

2

contribute effectively amounted to 9,725 %, (3) there is a significant contribution of

management competence 0,05 to the effectiveness of learning science and contribute

effectively amounted to 9.898 %, (4) there is a significant contribution to the laboratory

management 0.05 to the effectiveness of learning science and contribute effectively 9,623

%.

Keys: Facility, competence, management, laboratory, effectiveness.

1. PENDAHULUAN

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan dasar. Pendidikan

di tingkat SMP memberikan pondasi untuk menanamkan semangat anak-anak bangsa

untuk belajar mengenyam pendidikan agar menjadi insan yang mulia dalam mengarungi

kehidupan yang semakin maju dan berkembang. Menurut Undang-Undang Sistem

Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 pasal 17 tentang pendidikan dasar ayat (1) dan (2)

berbunyi: (1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. (2) Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP)

dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.

Salah satu indikator kemajuan bangsa ditentukan sejauh mana kualitas pendidikannya.

Dengan pendidikan yang berkualitas, akan dihasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas, dan mempunyai ketrampilan yang dibutuhkan pada zamannya.. Sebenarnya

untuk menuju pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas tidak bergantung kepada satu

komponen saja misalnya guru, melainkan sebagai sebuah sistem kepada beberapa

komponen, antara lain berupa program kegiatan pembelajaran, murid, sarana dan prasarana

pembelajaran, dana, lingkungan masyarakat, dan kepemimpinan kepala sekolah. Semua

komponen dalam sistem pembelajaran tersebut sangat penting dan menentukan

keberhasilan pencapaian tujuan institusional (Bafadal, 2013: 3-4).

Peningkatan kualitas pendidikan di sebuah sekolah ditandai dengan efektifitas

pembelajaran di sekolah tersebut. Efektifitas berasal dari kata efektif. Efektif artinya dapat

membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas berarti keberhasilan usaha, tindakan (Jamarah,

2006: 130). Efektifitas pembelajaran merupakan suatu standar keberhasilan, maksudnya

semakin berhasil pembelajaran tersebut mencapai tujuan yang telah ditentukan, berarti

semakin tinggi tingkat efektifitasnya. Menurut Taba dalam Fathurrohman (2015:210),

keefektifan pembelajaran dipengaruhi oleh karakteristik guru dan peserta didik, bahan

pelajaran, serta aspek-aspek lain yang berkenaan dengan situasi pembelajaran. Jadi dalam

pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan berpikir dan kemampuan

Page 7: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

3

menguasai materi pelajaran, di mana pengetahuan itu sumbernya dari luar diri, tetapi

dikonstruksi dalam diri individu siswa.

Keefektifan pembelajaran berkaitan dengan terciptanya lingkungan belajar di kelas

yang kondusif bagi peningkatan keilmuan, peningkatan kritisisme dan mempertajam

analisis (Asmani, 2012:227). Kondisi ini akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

serta memunculkan ketrampilan proses pada diri siswa. Hasil akhir yang diharapkan adalah

hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan standar ketuntasan minimal dapat tercapai.

Selanjutnya konsep keefektifan pembelajaran dikaitkan dengan peranan guru sebagai

pengelola proses belajar-mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan

kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar-mengajar,

mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk

menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.

Menumbuhkan sikap aktif dalam belajar pada diri siswa tidaklah mudah, guru harus

selalu kreatif dalam menciptakan berbagai jenis metode pembelajaran. Guru diharapkan

dapat selalu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswanya dalam proses pembelajaran.

Selain itu, guru harus menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan serta membuat

siswa lebih berminat dan termotivasi untuk belajar sehingga aktivitas siswa dalam belajar

meningkat. Hal ini sesuai dengan prinsip pengajaran yang dikutip dari Ibrahim, guru dalam

proses pembelajaran juga harus bersifat sebagai fasilitator yang dapat memberikan

dukungan terhadap terciptanya proses pembelajaran kondusif, agar siswa mampu belajar

secara aktif menuju belajar yang mandiri (Ibrahim, 2010: 24). Guru dalam proses

pembelajaran juga harus bersifat sebagai fasilitator yang dapat memberikan dukungan

terhadap terciptanya proses pembelajaran kondusif, agar siswa mampu belajar secara aktif

menuju belajar yang mandiri.

Kelengkapan fasilitas laboratorium merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah

proses pembelajaran IPA. Laboratorium yang lengkap sangat membantu proses

pembelajaran IPA di sekolah dalam melatih kerja ilmiah. Korobova (2015)

mengemukakan bahwa mahasiswa yang didukung dengan fasilitas yang komplit akan

memiliki kepuasan yang lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa yang terdaftar di

lembaga pendidikan tanpa dukungan fasilitas belajar. Penelitian Khorasani (2014),

menghasilkan temuan bahwa sebagian besar siswa merasa puas dengan fasilitas yang telah

disediakan oleh sekolahnya Peserta didik dapat memanfaatkan segala fasilitas yang ada di

laboratorium untuk kelancaran proses pembelajaran.

Page 8: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

4

Laboratorium merupakan tempat dilakukan kegiatan percobaan dan penelitian.

Laboratorium bukan sekedar sebuah ruangan tertutup yang digunakan untuk praktikum,

akan tetapi juga meliputi ruangan terbuka di mana peserta didik dapat melakukan

penelitian. Pada pembelajaran IPA siswa tidak hanya mendengarkan pembelajaran yang

diberikan guru mata pelajaran, tetapi ia harus melakukan kegiatan sendiri untuk

mendapatkan dan memperoleh imformasi lebih lanjut tentang ilmu pengetahuan di

laboratorium. Dengan laboratorium diharapkan proses pembelajaran dapat dilaksanakan

sebagaimana mestinya. Trudel (2014) mengatakan pada sekolah menengah atas,

laboratorium sains merupakan unsur penting dari pembelajaran dimana siswa dapat belajar

melalui proses penemuan (inquiry). Melihat hal ini pemerintah telah membangun

laboratorium-laboratorium IPA di sekolah-sekolah dilengkapi dengan peralatan dan

fasilitasnya.

Laboratorium IPA sekolah merupakan salah satu tempat belajar siswa dalam bidang

IPA. Agar proses belajar mengajar di laboratorium memberi hasil belajar yang berkualitas,

maka fasilitas yang ada di laboratorium harus sesuai dengan standar minimal sarana

laboratorium. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007

standar sarana dan prasarana sekolah/madrasah (2007:25), laboratorium IPA di sekolah

mempunyai fungsi sebagai tempat pembelajaran IPA secara praktik serta memerlukan

peralatan khusus.

Guru harus memiliki kompetensi pengelolaan laboratorium IPA. Media pembelajaran

ini yang dapat memudahkan guru dalam proses pembelajaran dan dapat membantu siswa

dalam meningkatkan hasil belajar karena media merupakan salah satu faktor yang dapat

menimbulkan motivasi dan kegairahan belajar dalam diri siswa (Sadiman, dkk., 2009: 17).

Laboratorium IPA tidak hanya sebagai alat bantu dalam pembelajaran, tetapi sebagai

sumber dalam belajar untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran IPA. Laboratorium

IPA dipandang sebagai faktor yang meningkatkan efektifitas dalam pembelajaran karena

memiliki peran dan fungsi strategis yang dapat mempengaruhi fungsi psikologis serta

memvisualisasikan materi abstrak yang diajarkan sehingga mempermudah pemahaman

peserta didik. Pengelolaan laboratorium yang baik juga mampu mengaktifkan siswa dalam

memberikan tanggapan, umpan balik, dan mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam

pembelajaran, laboratorium IPA ini juga digunakan dengan maksud agar siswa dapat

mengoptimalkan panca inderanya dalam proses pembelajaran. Mereka dapat melihat,

meraba, mendengar, dan merasakan objek yang sedang dipelajari. Selain itu, laboratorium

Page 9: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

5

mampu membuat pembelajaran lebih menarik, pesan dan informasi menjadi lebih jelas,

serta mampu memanipulasi objek yang sulit dijangkau peserta didik.

Pengelola laboratorium IPA yang terdiri dari kepala laboratorium, laboran dan teknisi,

harus memiliki kompetensi sebagai pengelola laboratorium IPA. Mereka harus memiliki

kemampuan, sikap, dan keterampilan sebagai tenaga kependidikan dalam pelaksanaan

tugas dan fungsinya pengelolaan laboratorium. Peniati (2013) dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa seorang mahasiswa sebagai calon guru dituntut untuk memiliki

kompetensi dalam mengelola laboratorium IPA sehingga kelak ketika menjadi guru dapat

melatih siswa dalam menerapkan kerja ilmiah sesuai prosedur

Manajemen laboratorium IPA dikatakan efektif apabila mampu melaksanakan fungsi-

fungsi manajemen yang meliputi proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan semua kegiatan yang berkenaan dengan laboratorium IPA. Pengelolaan

laboratorium dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan untuk mengelola

sumberdaya dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Proses pembelajaran di laboratorium IPA harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

Proses pembelajaran dilaksanakan secara menyenangkan, menantang, interaktif, inspiratif,

sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Pembelajaran di

laboratorium juga harus dapat memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik peserta didik.

Sehubungan hal tersebut di atas peneliti sangat tertarik untuk mengetahui/meneliti

bagaimana kontribusi fasilitas, kompetensi pengelola, dan manajemen laboratorium

terhadap efektifitas pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

Adapun alasan yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian di SMP Batik

Surakarta adalah mengingat sekolah tersebut berfungsi untuk membantu keberhasilan

siswa, khususnya dalam pembelajaran IPA siswa SMP Batik Surakarta. Dalam observasi

awal, peneliti melihat fasilitas SMP Batik Surakarta cukup memadai, khususnya fasilitas

laboratorium IPA. Di samping itu pengelola laboratorium IPA dipegang oleh guru IPA

yang sudah mempunyai sertifikat sebagai kepala laboratorium IPA, yang dibantu oleh

seorang laboran. Pengelolaan laboratorium IPA di SMP Batik Surakarta tergolong cukup

bagus dan tertib. Ini semua tentu akan berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran IPA

di laboratorium. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagimana kontribusi fasilitas,

kompetensi pengelola, dan manajemen laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA

di SMP Batik Surakarta.

Page 10: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

6

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisa: 1) Besarnya kontribusi

fasilitas, kompetensi pengelola, dan manajemen laboratorium terhadap efektifitas

pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. 2) Besarnya

kontribusi fasilitas terhadap efektifitas pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta tahun

pelajaran 2015/2016. 3) Besarnya kontribusi kompetensi pengelola terhadap efektifitas

pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. 4) Besarnya

kontribusi manajemen laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA di SMP Batik

Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan

mencari hubungan dan menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang

terukur (menguji teori). Hal ini diperoleh melalui instrument yang disusun berdasarkan

teori tertentu (Sutama, 2015:32). Metode ini digunakan karena penelitian ini berusaha

menemukan ada tidaknya kontribusi fasilitas, kompetensi pengelola dan manajemen

laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Batik Surakarta, dengan alasan sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah cukup komplit dan sumber daya manusia (SDM) yang ada

cukup berkompeten. Selain itu SMP Batik Surakarta belum pernah dijadikan tempat

penelitian mengenai permasalahan yang sama dengan penelitian ini. Penelitian

dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Juli sampai Desember 2016. Jenis penelitian ini

adalah kuantitatif yang digunakan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan fakta dan

untuk menunjukkan hubungan antar variabel(Subana, 2011: 25). Penelitian ini tergolong

penelitian ex-post facto dengan teknik korelasional, penelitian ini tidak melakukan

manipulasi terhadap gejala yang diteliti dan gejalanya secara wajar sudah ada

dilapangan.(Sutama, 2015: 53). Pada penelitian ini variabel bebasnya terdiri dari fasilitas,

kompetensi pengelola dan manajemen laboratoriumi. Sedangkan variabel terikatnya adalah

efektifitas pembelajaran IPA

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Batik Surakarta tahun

pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 181 siswa. Sedangkan besarnya sampel ada 125

siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proporsional random sampling dengan cara undian, dimana penentuan sampel memiliki

karakteristik sendiri- sendiri dari populasi yang ada. (Sutama,2015:101) Pengumpulan data

menggunakan angket untuk memperoleh data tentang fasilitas laboratorium, kompetensi

Page 11: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

7

pengelola, manajemen laboratorium serta efektifitas pembelajaran IPA. Responden

mengisi dengan cara memberikan check list (√), pada jawaban sesuai dengan pilihan yang

telah disediakan. Pertanyaan/pernyataan dalam angket ada yang positif, ada yang negatif.

Sedangkn teknik dokumentasi dan wawancara digunakan untuk memperoleh informasi

tentang fasilitas laboratorium dn manajemen pengelolaannya. Sebelum angket digunakan

dalam penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik

korelasi product moment digunakan dalam perhitungan uji validitas data tiap- tiap

variabel. Sedangkan uji reliabilitas data menggunakan rumus alpha.(Sugiyono, 2012 : 365)

Hasil uji validitas item angket Fasilitas Laboratorium IPA yang terdiri dari 15, item

angket Kompetensi Pengelola Laboratorium yang terdiri dari 15 item pertanyaan, item

angket Manajemen Laboratorium yang terdiri dari 18, dan item angket Efektivitas

Pembelajaran IPA terdiri dari 18 pertanyaan. Terdapat 6 item pertanyaan yang tidak valid.

Uji reliabilitas dari empat variabel dinyatakan memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu

lebih dari > 0,60, maka butir-butir kuesioner variabel dapat diandalkan atau reliabel.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier sederhana dan

analisis regresi linier ganda. Analisis regresi linier sederhana dalam penelitian ini

digunakan untuk menguji dan menganalisis kontribusi tiap- tiap variabel bebas terhadap

variabel terikatnya secara parsial. Sedangkan analisis regresi linier ganda digunakan untuk

menguji dan menganalisis secara simultan atau secara bersama- sama ketiga variabel bebas

terhadap variabel terikatnya. (Sugiyono, 2012 : 260). Analisis uji koefisien determinasi R2

dipergunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan pengaruh variabel independen

(Fasilitas laboratorium, Kompetensi pengelola laboratorium, dan Manajemen

Laboratorium) terhadap variabel dependen (Efektivitas Pembelajaran IPA) dalam bentuk

persen. Namun sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu melakukan uji

persyaratan analisis yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji autokorelasi dan uji

multikolinieritas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipotesis yang menyatakan bahwa “ada kontribusi fasilitas, kompetensi pengelola,

dan manajemen laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA” terbukti

kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengujian uji F. Hasil analisis

menunjukkan nilai Fhitung = 20,325. Nilai Fhitung > 2,68 dengan nilai signifikansi 0,000 <

0,05, maka hipotesis diterima.

Page 12: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

8

Hasil perhitungan menunjukkan Adjusted R Square atau koefisien determinan (R2) =

0,319, artinya besarnya kontribusi variabel fasilitas, kompetensi pengelola, dan manajemen

laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta dipengaruhi

sebesar 31,9 %, sedangkan sisanya sebesar 69,1 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

dimasukkan dalam penelitian, diantaranya: minat belajar, motivasi belajar, model

pembelajaran, kreativitas guru, disiplin kerja, dan lain-lain.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fasilitas, kompetensi pengelola dan

manajemen laboratorium secara simultan (bersama-sama) berkontribusi signifikan

terhadap efektifitas pembelajaran IPA. Dari hasil analisis regresi linier berganda, diketahui

bahwa hasil persamaan mempunyai nilai positif. Itu berarti bahwa apabila fasilitas,

kompetensi pengelola dan manajemen laboratorium ditingkatkan maka efektifitas

pembelajaran IPA juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian secara bersama-sama

menunjukkan kontribusi yang signifikan fasilitas, kompetensi pengelola dan manajemen

laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mahirudin (2008) yang menyatakan

bahwa fasilitas dan kompetensi pengelola memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

manajemen laboratorium IPA. Sejalan dengan Mahirudin, penelitian Korobova (2015),

mengungkapkan bahwa kepuasan mahasiswa dapat diprediksi dengan fasilitas belajarnya.

Fasilitas belajar lembaga yang komplit maka mahasiswanya akan memiliki kepuasan yang

lebih tinggi dibanding dengan lembaga yang fasilitasnya tidak komplit. Demikian juga

penelitian yang dilakukan Manzoor (2013) yang menunjukkan bahwa fasilitas belajar yang

diberikan kepada mahasiswa akan memiliki dampak signifikan terhadap kepuasan

mahasiswa di perguruan tinggi.

Hasil penelitian ini juga memiliki relevansi dengan hasil penelitian Khorasani

(2014), bahwa sebagian besar siswa merasa puas dengan fasilitas yang telah disediakan

oleh sekolahnya. Setidaknya dengan penemuan ini sekolah akan selalu berusaha

meningkatkan layanan fasilitas yang diberikan kepada siswa dalam upaya mencapai

efektifitas pembelajaran yang akhirnya akan menimbulkan kepuasan siswa dalam belajar.

Hasil penelitian Olubu (2015) juga menunjukkan dampak dari lingkungan belajar

laboratorium pada hasil pembelajaran kimia siswa sekolah menengah. Dimensi integrasi

dari lingkungan belajar laboratorium Kimia memiliki efek paling signifikan terhadap

prestasi belajar siswa, demikian juga dimensi siswa kekompakan lingkungan belajar

laboratorium memiliki paling signifikan efek pada sikap siswa. Penelitian ini member

Page 13: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

9

makna bahwa hal-hal yang mendukung proses pembelajaran di laboratorium, akan

berdampak positif efektifitas pembelajaran yang muaranya akan meningkatkan prestasi

belajar siswa.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu efektifitas pembelajaran

IPA dipengaruhi banyak faktor antara lain ketersediaan fasilitas, kompetensi pengelola,

manajemen laboratorium, semangat belajar siswa, intensitas penggunaan laboratorium dan

lain-lain. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti tentang fasilitas, kompetensi

pengelola dan manajemen laboratorium.

Dari hasil analisis data terlihat bahwa fasilitas memiliki kontribusi yang signifikan

terhadap efektifitas pembelajaran IPA. Hasil perhitungan diperoleh nilai t = 3,524. Nilai

thitung > 1,980 dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa fasilitas (X1) mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap efektifitas

pembelajaran IPA (Y). Secara umum dapat dinyatakan bahwa makin tinggi tingkat fasilitas

maka makin tinggi pula kontribusinya terhadap efektifitas pembelajaran IPA di SMP Batik

Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

Hal ini cukup beralasan karena fasilitas yang lengkap dan memadai dapat

berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran IPA. Fasilitas merupakan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan suatu kegiatan. Salah satu sarana pendidikan

yang berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah,

terutama yang berhubungan dengan kegiatan praktikum adalah Laboratorium IPA.

Hasil penelitian ini senada dengan hasil penelitian Bello (2012) yang menunjukkan

terdapat perbedaan signifikan prestasi belajar fisika antara siswa federal, public, dan prifat.

Hasil ini menunjukkan terdapat pengaruh ketersediaan dan penggunaan laboratorium fisika

terhadap prestasi belajar fisika. Penelitian Khorasani (2014) juga menyatakan bahwa siswa

merasa puas dengan fasilitas yang telah disediakan sekolah sehingga pembelajaran bisa

berlangsung efektif.

Hasil penelitian Suharyati (2013) menyimpulkan bahwa fasilitas pendidikan berbasis

teknologi informasi termasuk salah satu faktor yang mendukung efektifitas belajar

mahasiswa khususnya mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas

Mulawarman Samarinda. Dengan fasilitas yang komplit, maka mahasiswa dapat

memanfaatkannya untuk mendukung peningkatan produktifitas belajar, mahasiswa dapat

belajar mandiri dan tenaga pengajarpun dapat menyajikan materi belajar secara lebih luas.

Page 14: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

10

Hasil penelitian Katili (2013) di SMA Negeri di Kabupaten Jembrana menemukan

bahwa fasilitas alat laboratorium di SMA Negeri di Kabupaten Jembrana masih jauh dari

standar minimal yang ditetapkan pemerintah, hanya 48,9 %. Kekurangan fasilitas ini

sangat menghambat kegiatan belajar mengajar khususnya praktikum fisika. Hal ini

menunjukkan bahwa fasilitas laboratorium berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar

yang akhirnya mempengaruhi efektifitas pembelajarannya.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu fasilitas laboratorium

sangat mendukung kualitas pembelajaran di laboratorium. Fasilitas yang komplit sangat

mendukung proses belajar mengajar, sebaliknya kekurangan fasilitas akan menghambat

kegiatan belajar mengajar. Hal ini membuktikan adanya kontribusi fasilitas laboratorium

terhadap efektifitas pembelajaran IPA.

Dari hasil analisis data terlihat bahwa kompetensi pengelola memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap efektifitas pembelajaran IPA. Hasil perhitungan Uji t diketahui nilai

thitung = 3,644. Nilai thitung > 1,980 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kompetensi pengelola (X2) mempunyai kontribusi yang

signifikan terhadap efektifitas pembelajaran IPA (Y). Secara umum dapat dinyatakan

bahwa makin tinggi tingkat kompetensi pengelola, maka makin tinggi pula kontribusinya

terhadap efektifitas pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Peniati (2013) yang

mengemukakan bahwa seorang mahasiswa sebagai calon guru, dia dituntut untuk memiliki

kompetensi di dalam mengelola laboratorium IPA. Dengan kompetensi tersebut, ketika

kelak menjadi guru dapat melatih siswa dalam menerapkan kerja ilmiah sesuai prosedur.

Pembelajaran IPA erat kaitannya denga kerja ilmiah, sehingga kemampuan mahasiswa

sebagai calon guru dalam mengelola laboratorium sangat penting.

Hasil penelitian Rahmiyati (2008) menunjukkan bahwa laboratorium memiliki peran

yang sangat penting sebagai sarana pembelajaran. Pemanfaatan laboratorium kimia dapat

meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran kimia. Dalam pemanfaatan laboratorium,

harus melibatkan beberapa aspek diantaranya adalah kompetensi pengelola. Pemanfaatan

laboratorium akan optimal apabila pengelola laboratorium mempunyai kompetensi yang

baik.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Sundari (2008) yang

mengemukakan pentingnya praktikum di laboratorium, karena kegiatan praktikum

merupakan bagian tak terpisahkan dalam pembelajaran IPA. Kegiatan praktikum akan

Page 15: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

11

melatih kognitif, afektif dan psikomotorik siswa guna pembenukan sikap ilmiah. Dalam

penelitian ini terungkap beberapa kendala dalam pemanfaatan laboratorium antara lain

keterbatasan dana, kelengkapan alat/bahan, kompetensi pengelola yang kurang karena

jarang mengikuti diklat serta keterbatasan waktu untuk praktikum.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu salah satu faktor yang

berperan dalam efektifitas pembelajaran IPA ketika di laboratorium adalah sejauh mana

kompetensi pengelola laboratorium itu sendiri. Hal ini berarti kompetensi pengelola

memberikan kontribusi yang positif terhadap efektifitas pembelajaran IPA.

Adanya kontribusi yang signifikan antara kompetensi pengelola terhadap efektifitas

pembelajaran IPA dapat dimaknai bahwa pengelola laboratorium IPA yang berkompeten

dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran IPA. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Robbins (2001: 22) bahwa kompetensi (keterampilan) personal sangat

penting artinya bagi efektifitas manajerial. Oleh karena itu, semua unsur pengelola yang

terlibat dalam struktur organisasi laboratorium IPA harus memiliki pengetahuan, skill dan

sikap profesional, memahami tugas dan tanggungjawabnya, serta mampu mengaplikasikan

secara nyata dalam proses pengelolaan kegiatan laboratorium IPA.

Dari hasil analisis data terlihat bahwa manajemen laboratorium memiliki kontribusi

yang signifikan terhadap efektifitas pembelajaran IPA. Hasil perhitungan uji t diketahui

nilai thitung = 3,103. Nilai thitung > 1,980 dengan nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen laboratorium (X3) mempunyai kontribusi

yang signifikan terhadap efektifitas pembelajaran IPA (Y). Secara umum dapat dinyatakan

bahwa makin tinggi tingkat manajemen laboratorium makin tinggi pula kontribusinya

terhadap efektifitas pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta tahun pelajaran 2015/2016.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Awan (2015) yang mengemukakan

bahwa seharusnya pemerintah mengalokasikan dana untuk keperluan sains khususnya

dalam pembelian alat serta perawatannya. Perencanaan pembelian alat serta perawatannya

merupakan bagian dari fungsi manajemen laboratorium, sehingga dengan adanya alat yang

dirawat dengan baik maka alat-alat tersebut dalam kondisi siap apabila sewaktu-waktu

digunakan. Kesiapan alat-alat ini tentu akan membantu kegiatan belajar mengajar sehingga

efektifitas pembelajaran akan semakin baik.

Penelitian didukung oleh penelitian Luketic dan Dolan (2012) yang mengemukakan

bahwa pembelajaran menggunakan laboratorium sains dalam dekade ini dipuji sebagai

metode pembinaan siswa yang baik untuk memunculkan perilaku siswa tentang sains dan

Page 16: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

12

membangun siswa untuk lebih tertarik terhadap perkembangan sains dan menggeluti sains.

Pengunaan laboratorium sains harus didukung oleh pengelolaan (manajemen) yang baik,

karena tujuan dari pembelajaran sains adalah meningkatkan penguasaan dari suatu subyek

dengan berbagai tipe pengerjaan.

Penelitian Wang, C-Y, et al (2014) juga mendukung pengelolan laboratorium yang

baik. Pengelolaan laboratorium berbasis mikro (MBLs), dan laboratorium virtual yang

biasanya digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan laboratorium,

diikuti oleh laboratorium terpencil, database dan teknologi lain-lain. Hal ini menunjukkan

bahwa pengelolaan laboratorium yang baik dapat memfasilitasi pembelajaran sains

dilaboratorium.

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu manajemen labortorium

sangat penting dalam mendukung pembelajaran IPA di laboratorium. Manajemen yang

baik akan berdampak pada lancarnya kegiatan belajar mengajar di laboratorium yang

akhirnya akan meningkatkan efektifitas pembelajaran IPA. Dengan adanya manajemen

laboratorium yang baik maka pengelola dapat memanfaatkan laboratorium melalui

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan untuk meningkatkan

efektifitas pembelajaran IPA.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan , maka peneliti

dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:(1) Terdapat kontribusi yang signifikan fasilitas,

kompetensi pengelola dan manajemen laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA.

Hasil ini memberi makna bahwa , jika fasilitas laboratorium dilengkapi, kompetensi

pengelola ditingkatkan dan manajemen laboratorium dibenahi berkontribusi positif

terhadap efektifitas pembelajaran IPA sebesar 31,9%, (2) Terdapat kontribusi yang

signifikan antara fasilitas terhadap efektifitas pembelajaran IPA dengan koefisien regresi

sebesar 0,337, ini bermakna bahwa jika fasilitas laboratorium dilengkapi maka akan

meningkatkan efektifitas pembelajaran IPA dan memberikan sumbangan efektif sebesar

9,725 %, (3) Terdapat kontribusi yang signifikan antara kompetensi pengelola terhadap

efektifitas pembelajaran IPA dengan koefisien regresi sebesar 0,302, ini bermakna bahwa

jika kompetensi pengelola ditingktkan, maka akan meningkatkan efektifitas pembelajaran

IPA dan memberikan sumbangan efektif sebesar 9,898 %, (4) Terdapat kontribusi yang

signifikan antara manajemen laboratorium terhadap efektifitas pembelajaran IPA dengan

koefisien regresi sebesar 0,236, ini bermakna jika manajemen laboratorium dibenahi

Page 17: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

13

dengan baik, maka akan meningkatkan efektifitas pembelajaran IPA dan memberikan

sumbangan efektif sebesar 9,623 %. Oleh karena itu, untuk meningkatkan efektifitas

pembelajaran IPA di SMP Batik Surakarta, maka pihak sekolah harus melengkapi fasilitas

laboratorium, meningkatkan kompetensi pengelola laboratorium, serta membenahi

manajemen pengelolaan laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press

Awan, Muhammad Naeem.2015. Physical Conditions of Science Laboratories and

Problems aced by Science Teachers in Conducting Practicals in Punjab. Bulletin of

Education and Research. Vol.37 No 1.

Bafadal. Ibrahim. 2013. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi

Aksara.

Bello, Theodora Olufunke. 2012. “Effect of Availability and Utilization of Physics

Laboratory Equipment on Students’ Academic Achievement in Senior Secondary

School Physics”. World Journal of Education. Vol. 2, No. 5; 2012.p1-7.

Croxton, R. 2014. The Role of Interactivity In Student Satisfaction and Persistence In

Online Learning. Journal of Online Learning and Teaching. 10(2), 314-325

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 Tentang

Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

Ibrahim. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Jamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Katili, N Sundoro., Sadia, I Wayan., Suma, Ketut. 2013. Analisis Sarana dan Intensitas

Penggunaan Laboratorium Fisika serta Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar Siswa

SMA Negeri di Kabupaten Jembrana. E Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha. Vol 3,1-9.

Khorasani. 2014. A Study On Student’s Satisfaction Toward The Campus Transit System

In University Sains Malaysia. International Journal of Research in Bussiness

Management. 2(4), 7-16.

Kirmizi, O. 2015. The Influence of Learner Readiness on Student Satisfaction And

Academic Achievement in An Online Program At Higher Education. The Turkish

Online Journal of Educational Technology. 14(1), 1-11.

Korobova, N. 2015. A Student Engagement, Statisfaction, and Academic Succes among

International and American Students. Journal of International Students. 5 (1), 72-83.

Page 18: DANANG SULISTYANTO N I M : Q 100 140 113 - core.ac.uk filePEMBELAJARAN IPA DI SMP BATIK SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ABSTRAK Tujuan penelitian ini ada empat, pertama menguji

14

Luketic, Christine D & Dolan, Erin L. 2013. Factors Influencing Student Perceptions of

Hight School Science Laboratory Environments. Learning Environ Res. 16, 33-47

Mahirudin. 2008. Pengaruh Fasilitas Dan Kompetensi Pengelola Terhadap Efektifitas

Manajemen Laboratorium IPA SMA Di Kabupaten Konawe. Tesis. Tidak

Dipublikasikan.Universitas Haluoleo.Konawe.Indonesia

Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Manzoor, H. 2013. Measuring Student Satisfaction in Public and Private Universities in

Pakistan. Global Journal of Management ang Bussiness Research Interdisciplinary.

13 (3), 4-15

Olubu, Odutuyi Musili. 2015. “Effects Of Laboratory Learning Environment On Students’

Learning Outcomes In Secondary School Chemistry”. International Journal of Arts

& Sciences, CD-ROM. ISSN: 1944-6934 :: 08(02):507–525 (2015)

Peniati., E Parmin., Purwantoyo. 2013. Model Analisis Evaluasi Diri Untuk

Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Calon Guru IPA Dalam Merancang

Pengembangan Laboratorium Di Sekolah. Journal Pendidikan IPA Indonesia. 2(2),

107-119

Permendikbud No. 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta: Depdiknas.

Robbins. S.P. 2001. Organizational behavior (9th ed.). New Jersey: Prentice Hall

International, Inc.

Sadiman, Arif S., R. Rahardjo, Haryono, Anung, dan Rahardjito. 2009. Media Pendidikan.

Jakarta: Rajawali.

Sahin, O. 2014. An Investigation of Student Satisfaction Factors. Journal of Research in

Business and Managemet. 2(6), 8–1.

Seng, ELK. 2013. A Qualitative Study of International Student’s Statisfaction of

Institutional Quality. Journal Asian Social Science, 9(13), 126-129

Subana, S. 2011. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutama. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Fairuz Media.

Trudel, Louis., Metioui., Abdeljalil. 2014. “Impact Of Prior Discussion On The

Participation Of Students In A High School Physics Laboratory” . International

Journal of Arts & Science.p611-634

Uka, A. 2014. Student Satisfaction As an Indicator of Quality in Higher Education. Journal

of Educational And Instructional Studies in The World, 4(3), 6-10

Wang, C.-Y., Wu, H.-K., Lee, S W.-Y., Hwang, F.-K., Chang, H.-Y., Wu, Y.-T., Chiou,

G.-L., Chen, S., Liang, J.-C., Lin, J.-W., Lo, H.-C., & Tsai, C.-C. (2014). “A Review

of Research on Technology-assisted School Science Laboratories”. Educational

Technology & Society, 17 (2), 307–320.