DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB...

25
24 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan Musyarakah 1. Pengertian Musyarakah Secara etimologi, al-syirkah berarti ikhtilath (pencampuran) yaitu pencampuran antara sesuatu yang lainnya, sehingga sulit dibedakan. Sedangkan menurut terminologi atau istilah, syirkah adalah keikutsertaan dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu dengan sejumlah modal yang dititipkan berdasarkan perjanjian untuk bersamasama menjalankan suatu usaha dan pembagian keuntungan atau kerugian dalam bagian yang ditentukan. Atau bisa dikatakan suatu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masingmasing pihak memberikan kontribusi dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. 1 Pengertian Musyarakah menurut para ulama: a. Menurut Malikiyah Musyarakah adalah izin untuk mendayagunakan (tasharruf ) harta yang dimiliki dua orang secara bersamasama oleh keduannya, yakni keduanya saling mengizinkan kepada salah satunya untuk 1 Sofiniyh Gufron, et.al., Cara Mudah Memahami Akad- akad Syari`ah, (Jakarta: Renaissan ITC Cempaka Mas, 2005), Cet. 1. hlm. 43.

Transcript of DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB...

Page 1: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

24

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM)

A. Pembiayaan Musyarakah

1. Pengertian Musyarakah

Secara etimologi, al-syirkah berarti ikhtilath (pencampuran) yaitu

pencampuran antara sesuatu yang lainnya, sehingga sulit dibedakan.

Sedangkan menurut terminologi atau istilah, syirkah adalah

keikutsertaan dua orang atau lebih dalam suatu usaha tertentu dengan

sejumlah modal yang dititipkan berdasarkan perjanjian untuk bersama–

sama menjalankan suatu usaha dan pembagian keuntungan atau

kerugian dalam bagian yang ditentukan. Atau bisa dikatakan suatu akad

kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu,

dimana masing–masing pihak memberikan kontribusi dan resiko akan

ditanggung bersama sesuai kesepakatan.1

Pengertian Musyarakah menurut para ulama:

a. Menurut Malikiyah

Musyarakah adalah izin untuk mendayagunakan (tasharruf) harta

yang dimiliki dua orang secara bersama–sama oleh keduannya, yakni

keduanya saling mengizinkan kepada salah satunya untuk

1 Sofiniyh Gufron, et.al., Cara Mudah Memahami Akad- akad Syari`ah, (Jakarta:

Renaissan ITC Cempaka Mas, 2005), Cet. 1. hlm. 43.

Page 2: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

25

mendayagunakan harta milik keduanya, namun masing–masing

memiliki hak untuk bertasharruf.

b. Menurut Syafi`iyah

Musyarakah adalah hak pada suatu yang dimiliki dua orang atau

lebih dengan cara yang masyhur (diketahui).

c. Menurut Hanabilah

Musyarakah adalah hak (kewenangan) atau pengolahan harta

(tasharruf).

d. Menurut Hanafiyah

Musyarakah adalah ungkapan tentang adanya transaksi (akad) antara

dua orang yang bersekutu pada pokok harta dan keuntungan. Apabila

diperhatikan secara seksama.

Definisi dari keempat ulama diatas yang paling dapat dipandang

paling jelas adalah definisi terakhir, karena mengungkapkan hakikat

perkongsian, yaitu transaksi (akad).2

Muhammad Syafi`i Antono mengatakan bahwa al–musyarakah

adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha

tertentu dimana masing–masing pihak memberikan kontribusi dana

(atau amal atau expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.3

2 Rachmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm. 183-185.

3 Muhammad Syafi`i Antonio, Bank Syari`ah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press), hlm. 160.

Page 3: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

26

Dalam wacana fikih musyarakah (kerjasama) adalah bentuk dari

penerapan prinsip bagi hasil (PLS) yang dipraktekkan dalam sistem

perbankan Islam. Konsep musyarakah digunakan dalam perbankan

Islam.4

Musyarakah dalam sistem perbankan Islam, menurut

International Islamic Bank For Investment and Development (IIBID)

menjelaskan bahwa musyarakah merupakan salah satu cara pembiayaan

yang terbaik yang dimiliki bank–bank Islam. Prinsip ini dijalankan

berdasarkan partisipasi antara pihak bank dengan pencari biaya

(partner) untuk diberikan dalam bentuk proyek usaha dan partisipasi

ini dijalankan berdasarkan sistem bagi hasil, baik dalam keuntungan

(profit) maupun kerugian (loss).

Syarat-syarat yang berkenaan dengan kontrak musyarakah

didasarkan kesepakatan yang di bicarakan antara dua pihak (bank dan

partner). Umumnya, pihak bank menyerahkan modal usaha dan

menyerahkan manajemen usaha tersebut kepada partner.

2. Landasan Syari`ah Musyarakah

Musyarakah merupakan suatu kesepakatan antara lembaga

keuangan dengan anggota untuk membiayai suatu usaha dimana

masing–masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggung

jawab atas kerugian.

4 Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 107.

Page 4: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

27

Hal ini sesuai dengan ketentuan dasar hukum syari`at, yaitu

sebagai berikut:

a. Firman Allah QS. Surat Al – Shad [38] : 24

“... Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang–orang yang

berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian

yang lain, kecuali orang–orang yang beriman dan mengerjakan amal

shaleh ; dan amat sedikitlah mereka ini...”. (QS Shaad : 24)5

b. Firman Allah QS. An – Nisa` [4] : 29

“ Hai orang–orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu...”.

(QS : An – Nisa` : 29)

Ke dua ayat diatas menunjukkan diperkenankan atau

diperbolehkannya pembiayaan musyarakah dan pengakuan Allah

5 Departemen Agama, Al – Qur`an dan Terjemah, (Semarang: cv. Diponegoro, 2000),

hlm.117.

Page 5: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

28

akan adanya perserikatan dalam kepemilikan harta. Hanya saja

dalam Q.S An-Nisa`: 12 pengkongsian terjadi secara otomatis (Jabr)

karena waris. Sementara dalam Q.S Shad: 24 terjadi atas dasar akad

(Ikhtiyari).6

c. Al – Hadits

Hadits Rasulullah SAW yang dapat di jadikan rujukan dasar akad

transaksi musyarakah, adalah:

Hadits Qudsi Riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah

أن ثلث : ان هللا عزوجل ي قول : قال . م.عن اب هري رة رف عه ال النب ص

ر يكي مال ين احدها صاحبه فاذا خانه خر جت منن ب يذها رواه )الش

(ابود اودو صححه إسناده

“Dari Abu Hurairah yang di rafa’kan kepada Nabi SAW. Bahwa

Nabi SAW Bersabda, “ sesungguhnya Allah SWT. Berfirman, “aku

adalah yang ketiga pada dua orang yang bersekutu, selama seorang

dari keduanya tidak menghianati temanya, aku akan keluar dari

persekutuan tersebut apabila salah seorang menghianatinya.7

6 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Geman

Insani Press, 2001), hlm. 91.

7 Rachmat Syafe’i, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), hlm. 186.

Page 6: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

29

Hadits riwayat Abu Dawud, Baihaqi dan Al Hakim

“Rahmat Allah tercurahkan antara dua belah pihak yang sedang

berkongsi selama mereka tidak melakukan penghianatan. Manakala

berkhianat maka bisnisnya akan tercela dan keberkatanpun akan

sirna dari padanya”. (HR Abu Dawud, Baihaqi dan Al Hakim). 8

Hadits diatas menerangkan bahwa Allah SWT akan menjaga dan

menolong dua orang yang bersekutu dan menurunkan berkah pada

pandangan mereka. Jika salah seorang yang bersekutu itu

mengkhianati temannya, maka Allah SWT akan menghilangkan

pertolongan dan keberkahannya tesebut.

d. Ijma` Ulama

Ibnu Qudamah dalam bukunya Al-mughni 5/109 telah berkata: “

Kaum muslimin telah berkonsensus akan keabsahan musyarakah

secara umum walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa

elemen dari padanya.9

e. Fatwa Dewan Syari`ah Nasional MUI No. 08/DSN – MUI/IV/2000

Tanggal 13 April 2000, Landasan musyarakah yang keempat adalah

fatwa DSN No.08/DSN -MUI/IV/2000, mengatur tentang ketentuan

pembiayaan musyarakah sebagai berikut:

8 Sofiniyah Ghufron, Konsep dan Implementasi Bank Syariah, (Jakarta: Renaisan,

2005), hlm. 44.

9 Karnaen A. Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana

Bank Islam, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1992), hlm. 24.

Page 7: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

30

1). Ijab dan Qabul

Ijab qobul yang dinyatakan oleh para pihak harus memperhatikan

hal–hal sebagai berikut :

a). Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit

menunjukkan tujuan kontrak (akad).

b). Penerimaan dan penawaran dilakukan pada saat kontrak.

c). Akad dituangkan secara tertulis melalui korespondensi atau

dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

2). Subjek Hukum

Para pihak yang berkontrak harus cakap hukum dan

memperhatikan hal–hal berikut ini :

a). Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan

perwalian.

b). Setiap mitra harus menyediakan dana pekerjaan dan setiap

mitra melaksanakan kerja sebagai wakil.

c). Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah

dalam proses bisnis normal.

d). Setiap mitra memberi wewenang kepada mitra yang lain untuk

mengelola aset dan masing–masing dianggap telah diberi

wewenang untuk melakukan aktivitas musyarakah dengan

memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa melakukan

kelalaian dan kesalahan yang disengaja.

Page 8: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

31

3). Objek Akad

Objek akad pada musyarakah, terdiri dari modal kerja,

keuntungan dan kerugian. Masing–masing ditentukan hal–hal

sebagai berikut :

a). Modal

1). Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau

yang nilainya sama. Modal dapat terdiri dari aset

perdagangan seperti barang–barang properti dan

sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih

dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.

2). Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan,

menyumbangkan modal musyarakah kepada pihak lain,

kecuali atas dasar kesepakatan.

3). Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada

jaminan. Namun untuk menghindari terjadinya

penyimpangan, bank (LKS) dapat meminta jaminan.

b). Kerja

1). Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar

pelaksanaan musyarakah. Tetapi, kesamaan porsi kerja

bukanlah merupakan syarat. Seseorang mitra boleh

melaksanakan kerja lebih banyak dari yang lainnya, dan

dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan

Page 9: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

32

tambahan bagi dirinya.

2). Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas

nama pribadi dan wakil dari mitranya, kedudukan masing–

masing dalam organisasi kerja harus dijelaskan dalam

kontrak.

c). Keuntungan

1). Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk

menghindari perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi

keuntungan atau ketika penghentian musyarakah.

2). Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara

proporsional atas seluruh keuntungan dan tidak jumlah

yang di tentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang

mitra.

3). Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan

melebihi jumlah tertentu, maka kelebihan atau presentasi

itu dibagikan kepadanya.

4). Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas

dalam akad.10

d). Kerugian

Kerugian harus dibagikan diantara para mitra secara

proporsional menurut saham masing–masing modal.11

10 Himpunan Fatwa Dewan Syari`ah Nasional MUI Edisi Revisi Tahun 2006, Edisi ke3,

(Jakarta: Dewan Syari`ah Nasional Majelis Ulama Indonesia–Bank Indonesia. 2006). hlm. 48–54. 11 Wirdyaningsih, ibid, hlm.149 -152.

Page 10: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

33

3. Rukun, Syarat dan macam-macam pembiayaan Musyarakah

a. Rukun Musyarakah

Dalam melakukan usaha maka rukun dan syarat harus

dipenuhi,. Rukun adalah suatu unsur yang merupakan bagian yang

tidak terpisah dari suatu perbuatan.

Adapun rukun musyarakah sebagai berikut:

1. Sighat (ucapan) : ijab dan Qabul ( أجيا ب وقبو ل) (penawaran dan

penerimaan)

Persetujuan kedua pihak merupakan konsekuensi dari prinsip

sama-sama rela, disini kedua belah pihak harus secara rela

bersepakat untuk mengikat dari dalam akad.

2. Pihak yang berkontrak (عا قد انال)

Bahwa rekan dalam musyarakah harus ada minimal dua pelaku,

pihak pertama sebagai pemilik modal (Shahibul Maal),

sedangkan pihak ke dua sebagai pelaksana usaha (Mudharib).

3. Objek kesepakatan berupa modak dan kerja ( املعقو د عليه) 12

Merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan

oleh para pelaku, pemilik modal menyerahkan modalnya

sebagai objek musyarakah, sedangkan pelaksana usaha

menyerahkan kerjanya sebagai objek musyarakah.

12 Sofiniyah Ghufron, Cara Mudah Memahami Akad-akad Syariah, (Jakarta: Renaisan,

2005), hlm.48.

Page 11: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

34

b. Syarat-syarat pembiayaan Musyarakah

Dalam kontrak pembiayaan musyarakah memiliki beberapa syarat

antara lain sebagai berikut:

a). Ucapan

Tidak ada bentuk khusus dari kontrak musyarakah, dapat

berbentuk ucapan yang menunjukkan tujuan. Akad dianggap sah

jika diucapkan secara verbal dan ditulis. Kontrak musyarakah

dikatakan dan disaksikan oleh kedua belah pihak.

b). Pihak yang Berkontrak

Disyaratkan bahwa mitra harus kompeten dalam memberikan

atau diberikan kekuasaan perwalian.

c). Objek Kontrak

Dana dan modal yang diberikan harus berupa uang tunai, emas,

atau bernilai sama. Para ulama menyepakati hal ini. Beberapa

ulama memberi kemungkinan pula bila modal berwujud aset

perdagangan seperti barang–barang properti, perlengkapan dan

sebagainya bahkan dalam bentuk yang tidak terlihat seperti

lisensi, hak paten dan sebagainya, bila itu dilakukan, menurut

kalangan ulama, seluruh modal tersebut harus dinilai dahulu

secara tunai dan disepakati oleh mitranya.13

13 Sofiniyh Gufron, et.al, ibid, hlm. 48.

Page 12: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

35

c. Macam-macam pembiayaan Musyarakah

Musyarakah ada dua macam yaitu musyarakah pemilikan dan

musyarakah akad (kontrak). Musyarakah pemilikan tercipta karena

warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan

pemilikan atau aset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah

ini, kepemilikan dua orang atau lebih berbagi dalam sebuah aset

nyata dan berbagi pula dari keuntungan yang dihasilkan aset

tersebut.

Sedangakan musyarakah akad, tercipta dengan cara

kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa setiap orang

dari mereka memberi modal musyarakah. Merekapun sepakat

berbagi keuntungan dan kerugian.

Musyarakah akad terbagi menjadi: al-`inan, al – mufawadhah, al –

a`maal, al – wujuh, sebagai berikut :

a. Syirkah al - `inan :

Adalah kontrak antara dua orang atau lebih dimana setiap pihak

memberikan penyertaan modalnya dengan porsi yang berbeda,

dengan bagi hasil keuntungan yang di sepakati bersama, dan

kerugian yang di tanggung sesuai dengan besarnya porsi modal

masing-masing. Tetapi disesuaikan dengan perjanjian dimuka.

b. Syirkah al – mufawadhah :

Page 13: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

36

Adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap

individu memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan

berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan

dan kerugian secara sama, syarat utama dari jenis musyarakah

ini adalah kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab

dan beban untuk dibagikan oleh masing–masing pihak.

c. Syirkah al – a`maal :

Adalah kontrak sama dua orang atau seprofesi untuk menerima

pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari

pekerjaan itu.

d. Syirkah al – wujuh :

Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki

reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka

membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual

barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan

dan kerugian berdasarkan jaminan kepada penyuplai yang

disediakan oleh tiap mitra. Jenis musyarakah ini tidak

memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasarkan

pada jaminan tersebut.14

B. Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

1. Pengertian dan Jenis-jenis Usaha Kecil dan Menengah

14 Drs.Hasbi Ramli, SE.MM.MBA, Teori Dasar Akuntansi Syari`ah, (Jakarta: Renaisan,

2005), cet. I, hlm. 35.

Page 14: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

37

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang

strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain

berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja

juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.

Pengertian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat dijelaskan,

sebagi berikut:

a. Menurut Istilah UKM mengacu kejenis usaha kecil yang memiliki

kekayaan bersih paling banyak 200 juta, tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha dan berdiri sendiri.

b. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) definisi UKM berdasarkan

kuantitas tenaga kerja usaha kecil merupakan entitas usaha yang

memiliki jumlah tenaga kerja berjumlah 5 sampai dengan 19 orang,

sedangkan usaha menengah merupakan entitas usaha yang

memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.

c. Menurut Keputusan Presiden RI No.99 tahun 1998

Usaha Kecil dan Menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil dengan badan usaha yang secara mayoritas

merupakan kegiatan usaha kecil dan menengah perlu dilindungi

untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

d. Menurut UU No. 9 tahun 1995

Usaha Kecil dan menengah diartikan sebagai kerja sama usaha

antara usaha kecil dan menengah atau usaha besar disertai

pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha

Page 15: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

38

besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling

memperkuat dan saling menguntungkan.

e. Menurut UU No.5 tahun 1999

Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau badan usaha,

baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang

didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dan wilayah

hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama

melalui perjanjian menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha

dalam bidang ekonomi.

Kriteria Usaha Kecil menurut UU No. 5 tahun 1995 memberi

batasan terhadap UKM sebagai suatu usaha yang :

1. Memiliki kekayaan (Aset) bersih 200 juta, tidak termasuk tanah

dan bangunan tempat tinggal.

2. Hasil penjualan tahunan (Omzet) paling banyak senilai 1 milyar.

3. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan.

f. Pada tanggal 4 juli 2008 telah ditetapkan Undang-undang No.20

tahun 2008 tentang usaha mikro kecil dan menengah menyebutkan

definisi UKM adalah entitas yang memiliki kriteria sebagi berikut:

1. Kekayaan bersih lebih dari 50 juta sampai dengan 500 juta,

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 300 juta sampai

dengan 2 milyar.

Page 16: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

39

g. Sementara yang disebut Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yaitu

suatu usaha yang memiliki kriteria :

1. Kekayaan bersih lebih dari 500 juta–10 milyar, tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Memilki hasil penjualan tahunan lebih dari 2 milyar–50

milyar.15

Dalam Perkembangannya jenis usaha kecil dan menengah

dibedakan menjadi empat macam, yaitu:

1). Livelihood Activities

Merupakan Usaha Kecil dan Menengah yang digunakan sebagai

kesempatan kerja untuk menafkahi, yang dikenal umum sebagai

sektor informal. (contoh: Pedagang kaki lima)

2). Micro Enterprise

Merupakan Usaha Kecil dan Menengah yang memiliki sifat

penjualan tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

3). Small Dynamit Enterprise

Merupakan Usaha Kecil dan Menengah yang memiliki jiwa

kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan sub kontrak dan

ekspor.

4). Fast Moving Enterprise

15 Online http:// www.smecda.com/Diakses , 16 Januari 2012./pada pukul 20.35 WIB.

Page 17: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

40

Merupakan Uasaha Kecil dan Menengah yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha

besar.16

2. Karateristik Usaha Kecil dan Menengah

Secara umum, sektor usaha kecil memiliki karakteristik sebagai

berikut :

a. Sistem pembukuan yang relative sederhana dan cenderung tidak

mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar kadang kala

pembukuan tidak di uptodate sehingga sulit untuk menilai kinerja

usahanya.

b. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang

sangat tinggi.

c. Modal terbatas.

d. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat

terbatas.

e. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehinnga sulit untuk

mengharapkan mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi

jangka panjang.

f. Kesimpulan pemasaran dan negosiasi serta diversifikasi pasar

sangat terbatas.

16 Online http://www.Infookm.word prees.com/Diakses 24 mei 2012 pada pukul 21.00

WIB.

Page 18: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

41

g. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dipasar modal

rendah, mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya.

Untuk mendapatkan dana dipasar modal, sebuah perusahaan harus

mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan.17

Karateristik yang dimiliki, oleh usaha kecil menyiratkan adanya

kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap timbulnya

permasalahan. Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal, sulit

untuk mendapatkan solusi yang jelas. Peran penting usaha kecil selain

wahana utana dalam penyerapan tenaga kerja, juga sebagai penggerak

roda ekonomi serta pelayanan masyarakat.

3. Keunggulan dan Kelemahan Usaha kecil dan Menengah

Sejak krisis moneter diawali tahun 1997, hampir 80% usaha

besar mengalami kebangkrutan dan melakukan PHK misal terhadap

karyawannya. Berbeda dengan UKM yang tetap bertahan di dalam

krisis dengan segala keterbatasannya. UKM dianggap sektor usaha

yang tidak cengeng dan tahan banting.

Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif,

yaitu :

a. Usaha kecil beroprasi menyebar diseluruh pelosok dengan berbagai

ragam bidang usaha, hal ini karena kebanyakan usaha kecil timbul

untuk memenuhi permintaan (agregat demand) yang terjadi

didaerah regionalnya. Bisa jadi orientasi produksi usaha tidak

17 Pandji Anuraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2000), hlm. 46.

Page 19: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

42

terbatas pada orientasi konsumen untuk itu diperlukan suatu

keputusan manajerial yang menuntut kejelian yang tinggi. Dengan

penyebaran usaha kecil, berarti masalah urbanisasi dan

kesenjangan desa, kota minimal dapat ditekan. Setidaknya

mengurangi konsentrasi intensitas lapangan kerja masalah sosial

lain.

b. Usaha kecil beroprasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap

pada tingkat yang rendah. Sebagaimana besar modal terserap pada

kebutuhan modal kerja, karena yang dipertaruhkan kecil,

implikasinya usaha kecil memiliki keterbatasan yang tinggi untuk

masuk atau keluar dari pasar. Dengan demikian, kegiatan produksi

dapat dihentikan sewaktu-waktu, jika kondisi yang dihadapi kurang

menguntungkan. Konsekuensi lain dari rendahnya nilai aktiva tetap

adalah meng upto date kan produknya. Akibatnya, usaha kecil akan

memiliki derajat imunitas yang tinggi terhadap gejolak

perekonomian internasional.

c. Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya (labur

intensive) yang disebabkan penggunaan tekhnologi sederhana

presentase distribusi nilai tambah pada tenaga kerja relatif besar.

Dengan demikian, distribusi pendapatan bisa lebih tercapai, selain

itu, keunggulan usaha kecil terdapat pada hubungan yang erat

antara pemilik dengan karyawan menyebabkan sulitnya terjadi

PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Keadaan ini menunjukkan

Page 20: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

43

betapa usaha kecil memiliki fungsi sosial sedangakan kelemahan

usaha kecil diawal dapat saja mengalami kerugian. Beberapa resiko

diluar kendali wirausahawan, seperti perubahan mode, peraturan

pemerintahan, persaingan dan masalah tenaga kerja dapat

menghambat bisnis beberapa jenis bisnis yang cenderung

menghasilkan pendapatan yang tidak teratur, sehingga tidak

memperoleh profit. Mengelola bisnis sendiri juga berarti menyita

waktu sendiri yang cukup banyak, tanpa menghasilkan waktu yang

cukup bagi keluarga dan untuk berekreasi. Bagian penting dalam

hidup kadang kala harus dikorbankan untuk mengoperasikan suatu

bisnis agar sukses.18

4. Kendala-kendala Usaha Kecil dan Menengah

Dalam menjalankan proyeknya usaha kecil mempunyai beberapa

kendala antara lain yaitu:19

a. Aspek Pemasaran

Pengusaha kecil tidak memliki perencanaan dan strategi pemasaran

yang baik, jangkauan pemasaran sangat terbatas, sehingga

informasi produknya tidak sampai kepada calon pembeli potensial.

Mereka hampir tidak memperlihatkan tentang calon pembeli dan

tidak mengerti bagaimana harus memasarkan hasil produksinya.

b. Aspek manajemen

18 Pandji Anuraga, Manajemen Bisnis, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2000), hlm.43. 19 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Watamwil(BMT), (Yogyakarta: UII Press,2004),

hlm.24.

Page 21: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

44

Pengusaha kecil biasanya tidak memiliki pengetahuan dalam

pengelolaan usahanya, sehingga sulit dibedakan antara asset

keluarga dan usaha. Bahkan banyak diantara mereka yang

memanfaatkan ruang keluarga untuk berproduksi. Perencanaaan

usaha tidak dilakukan sehingga tidak jelas arah dan target usaha

yang akan dijalankan dalam periode waktu tertentu.

c. Aspek teknis

Berbagai aspek teknis yang masih sering menjadi problem

meliputi: cara berproduksi, sistem penjualan, sampai pada ada

tidaknya badan hukum serta perizinan yang lain.

d. Aspek keuangan

Kendala yang sering dalam usaha kecil adalah lemahnya bidang

keuangan pengusaha kecil hampir tidak memiliki akses yang luas

terhadap sumber permodalan (bank). Kendala ini sesungguhnya

dipengaruhi oleh 3 kendala diatas, kebutuhan akan permodalan

tidak dapat dipengaruhi oleh lembaga keuangan modern, karena

pengusaha kecil tidak dapat memenuhi prosedur yang ditetapkan.

5. Sasaran Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Berdasarkan klasifikasinya usaha menurut Departemen koperasi

serta Departemen Perindustrian danm perdagangan, usaha kecil yang

dipasar pada umumnya berskala kecil dan mikro. Hal ini terlihat dari

Page 22: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

45

jumlah nilai aset, omset, bentuk usaha, serta jumlah tenaga kerja yang

dimiliki.20

Umumnya sasaran yang dibidik BMT adalah UKM yang

bergerak dibidang jasa, perdagangan, dan konveksi. Jika dilihat dari

nilai asetnya, semuanya memiliki aset dibawah 50 juta rupiah

sehingga para anggota tersebut dapat dikategorikan dalam usaha kecil

dan usaha menengah. Selain itu, juga terdapat data yang

menggambarkan besarnya pendapatan anggota yaitu berkisar antara

500 ribu sampai dengan 5 juta rupiah. Oleh karenanya, sasaran yang

menjadi terget BMT adalah Usaha kecil dan menengah (UKM) yang

dinilai mampu membayar pinjaman yang diberikan untuk usahanya,

sehingga tidak ada lagi pengusaha kecil yang kekurangan modal.

Adapun sasaran jenis Usaha kecil dan Menengah (UKM) untuk

pembiayaan musyarakah di BMT SM NU meliputi :

a. Home Industry

Merupakan suatu bentuk usaha yang melakukan suatu produksi

dalam jumlah yang tidak terlalu besar, baik dari segi modal, tenaga

kerja, maupun hasil produksinya.

b. Usaha kelontong

Merupakan usaha jual beli barang dagangan yang mana dari BMT

akan dipergunakan sebagai modal untuk membeli barang-barang,

dengan tujuan pengembangan usaha yang dijalankan.

20 Nurul Widyaningrum, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005),

.hlm. 40.

Page 23: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

46

Efektifitas pembiayaan musyarakah di BMT SM NU juga dapat

penulis contohkan pada salah satu keberhasilan BMT dalam

membantu kesulitan seorang anggota dalam memperoleh modal awal

untuk usahanya, akan tetapi karena keterbatasan penulis dari

memperoleh informasi, maka penulis hanya bisa memberikan 1

contoh gambaran realisasi pembiayaan musyarakah yang dipaparkan

oleh anggota, Bu sinta yang ingin memulai usaha di bidang konveksi

batik, karena beliau tidak mempunyai modal awal, maka beliau

mengajukan pembiayaan ke BMT SM NU Buaran.

Contoh: Kasus Ibu Sinta (konveksi batik), usaha di bidang

sektor industri sudah dijalani ibu sinta selama 4 tahun dengan jenis

produk barang seperti atasan batik pria atau wanita dari anak kecil

sampai dewasa, kaos batik. Ordernya datang dari berbagai daerah

disekitar wilayah Pekalongan yang mana kebanyakan pesanan datang

dari kantor-kantor dan sekolah-sekolah yang ingin menggunakan batik

tersebut sebagai seragam. Ibu sinta sudah mempunyai beberapa

pelanggan tetap.

Dalam usahanya, ibu sinta berfungsi sebagai pencari order atau

meminjam, pekerja ada 4 orang. Beliau mengontrak 1 rumah didekat

tempat tinggalnya sebagai tempat kerja sekaligus penginapan bagi

pekerjanya. Peminjaman pertama digunakan untuk menambah modal

kerja yaitu untuk membeli bahan. Ibu sinta termasuk anggota yang

sering mendapatkan pembiayaan dari BMT. Pembiayaan paling sering

Page 24: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

47

adalah untuk menutup biaya order yang diberikan oleh pemesan

dengan kisaran pembiayaan sebesar Rp. 2 juta-5 juta.

Usaha kecil konveksi tersebut sebelum memperoleh pembiayaan

dari BMT SM NU Buaran, pendapatan yang dihasilkan dari usahanya

terbilang sedikit, menurut hasil wawancara sesudah memperoleh

pembiayaan pendapatan yang dihasilkan mengalami peningkatan. Dari

contoh kasus tersebut menunjukkan peningkatan dari sisi nilai omset

yang diperoleh dan aset usaha yang dijalankan, dimana sebelum

memperoleh pembiayaan omset yang diperoleh sebesar 6 juta rupiah

perbulan dan setelah memperoleh pembiayaan, pendapatan yang

diperoleh mengalami peningkatan kurang lebih sebesar 9 juta rupiah

perbulan. Dampak pembiayaan musyarakah di BMT selain dapat

dilihat dari indikasi perubahan nilai pendapatan perbulan juga dapat

dilihat bahwa setelah ibu sinta memperoleh pembiayaan dengan

sistem musyarakah, beliau mendapatkan penghasilan rutin perbulan

karena ada kesinambungan order yakni peningkatan usaha melakukan

investasi dengan membuat kerajinan dari bahan batik yang dilakukan

oleh ibu sinta, seperti Tas dari kain batik, sandal, seprai, sehingga

menambah sumber pendapatan keluarga, dari BMT SM NU tersebut

dapat membantu usaha konveksi batik ibu sinta sehinnga menjadi

lebih berkembang.

Page 25: DAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) A. Pembiayaan …repository.iainpekalongan.ac.id/444/3/3. TA BAB 2.pdf · DAN USAHA KECIL MENENGAH ... kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu

48