Didigilib.isi.ac.id/1235/3/Penutup dan daftar pustaka.pdfPrayanto W. H.: Metamoifosis Kebudayaan...

2
Prayanto W. H.: Metamoifosis Kebudayaan l7 :l-lr-rran. Rinciannya adalah 41,05 persen me- :-, -llgkut kekerasan psikologis bempa aksi *:nsalfcam, memaki, mengejek, melecehkan, *;n:ralahi, membentak, dan melotot. Lalu, 2b,74 :Ers€n lagi menyangkut kekerasan fisik berupa *=rcubit, memukul, mengeroyok, meninju, dan *=rikam. Juga kekerasan rasional, fungsional, :-i1,_zsa kekerasan relasional yang mengakibatkan :*-.atlya hubungan atau relasi. (http://republika. -r. :di. Kesirnpulan Itljadrnya globalisasi tentunya membawa penga- r-;h bagr kehidupan suatu negara termasuk lndonesia. Pengaruh tersebut meJiputi dua sisi .'aitu pengai-uh positif dan pengaruh negatif. Dampak sosial dari bidang komunikasi dalam hal ri adalah televisi, di satu pihak secara positif remberikan sumbangan besar dan sangat berarti l,agr perkembangan peradaban rnanusia. Kita -dang berada di dalam dunia di mana manusia :enderung hidup semakin terbuka dan bertindak :ecara global. Kemajuan teknologi telah memung- rinkan akses terhadap informasi tentang berbagai na1 menjadi lebih terbuka dan mudah. Dampak negatifnya, apabila tidak waspada dapat memberi- kan ancaman hilangnya identitas diri sebagai 'cangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cen- demng meniru budaya Barat yang oleh masya- rakat dunia dianggap sebagai kiblat. Masyarakat akan mudah melakukan peniruan atau imitasi lcopycat), merujuk pada teori imitasi oleh Gabriel Tarde, society is imitctti,on di mana masyarakat selalu dalam proses meniru. Terutama ketika lrang setiap hari dicekoki nilainilai keras dan kasar dengan melihat tayangan di televisi. Jadi nedia bisa menjadi alat pembelajaran bagi pelaku lalam mengemas perbuatan kriminal, bahkan brsa mengubah tingkah laku seseorang. Pelkembangan budaya media massa di bictang reknologi inforrnasi yang merevolusi teknik-teknik k munikasi membawa peirrbahan dan pemaham- .rn tentang komunikasi, hakikat, fungsi, dan :u-tuannya. Sejarah berbicara tentang revolusi :€sar yang secara khusus telah mengubah wajah i".rnia, yaitu revolusi industri dan revolusi ::,rmunikasi. Revolusi industri berlangsung dengan :runculnya produksi barang secara massal, ber- ::a''sil menggantikan metode agraris dan melahir- .:-an abad manufaktur. Saat tnilah dimulainya -iarah masyarakat industri yang menggantikan 111-.1'arakat agraris. Sedangkan revolusi komuni- i.-.r berlangsung lewat produksi informasi serta : rduksi gambar dan suara secara masal. Revolusi :Jrrmasi memungkinkan pengiriman informasi !:Dada audiens secara luas tanpa memerlukan kehadiran pengirim secara fisik. Ini melahirkan revolusi dalam hal bagaimana manusia ber- hubungan satu sama lain. Hasil dari revolusi informasi ini adalah perrrbahan sosial budaya di dalam masyarakat yang merupakan dampak dari perkembangan teknologi komunikasi, terutama televisi dan komputer. Di sinilah perlunya dibuat aturan-aturan yang tegas buat para penyelenggara dan pengelola stasiun televisi. Tidak cukup mereka hanya mencantumkan batasan umur untuk program- program yang ditayangkan. Pemerintah, DPR, dan Iembaga-lembaga terkait harus segera membuat undang-undang untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk televisi. Para pengelola dan penyelenggara stasiun televisi tidak boleh hanya berorientasi pada keuntungan. Masyarakat juga diharapkan ikut membantu pengawasannya. Bila hal-hal tersebut tidak segera dilakukan, kita perlu khawatir bahwa anak-anak kita akan menjadi generasi televisi. Yaknj, generasi yang iebih mengedepankan kekerasan, kaya dengan jalan pintas, dan generasi yang tidak peduli dengan nilainjlai agama (Sumber: Republika Online http://republika.co.id). Dampak komunikasi massa dalam.hal ini telelesi bagt masyarakat adalah suatu pemahaman menyeluruh dari budaya media. Di mana dalam masyarakat individu maupun sosial ada_lah satu persoalan yang multi dimensional. Kita tidak dapat menjelaskan hanya dari salah satu aspek saja, karena terdapat kompleksitas di da_lam masyarakat yang serba global iru. Ada tiga kelompok dampak media, antara lail: dampak terbatas, komunikasi massa dianggap memi_liki dampak terbatas karena bukan penvebab utama, melainkan lebih merupakan fungsi antara. Dampak moderat, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa publik/masvarakat aktif men- cari informasi, tidak pasif. Dampak kuat, komuni- kasi massa memilki dampak yang sangat kuat sekali bila terpenuhinya dua unsur, yakni redundancy atau pengulangan dan bei{okus pada target @atmomolin, 2005:56-58). Jadi, komunikasi massa dalam hal ini media televisi dapat berdampak bagi perubahan sikap dan tingkah Iaku seseorang/masyarakat. Televisi melalui kemampuannya dapat menciptakan norma-norma barl. Teler.rsi sebagai hasil produk teknologi komunikasi modern adalah perpaduan antara teknologi canggih, kemampuan teknis yang kreatif, dan pesan ideologis yang melatarbelakangi produksinya. Media ini sungguh mempesona, sehingga memiliki potensi besar dalam mem- perdaya masyarakat. OIeh sebab itu, kita perlu mengenal bentuk dan mekanisme produksinya UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Transcript of Didigilib.isi.ac.id/1235/3/Penutup dan daftar pustaka.pdfPrayanto W. H.: Metamoifosis Kebudayaan...

Prayanto W. H.: Metamoifosis Kebudayaan l7

:l-lr-rran. Rinciannya adalah 41,05 persen me-:-, -llgkut kekerasan psikologis bempa aksi*:nsalfcam, memaki, mengejek, melecehkan,*;n:ralahi, membentak, dan melotot. Lalu, 2b,74:Ers€n lagi menyangkut kekerasan fisik berupa*=rcubit, memukul, mengeroyok, meninju, dan*=rikam. Juga kekerasan rasional, fungsional,:-i1,_zsa kekerasan relasional yang mengakibatkan:*-.atlya hubungan atau relasi. (http://republika.-r. :di.

Kesirnpulan

Itljadrnya globalisasi tentunya membawa penga-r-;h bagr kehidupan suatu negara termasuklndonesia. Pengaruh tersebut meJiputi dua sisi.'aitu pengai-uh positif dan pengaruh negatif.Dampak sosial dari bidang komunikasi dalam halri adalah televisi, di satu pihak secara positifremberikan sumbangan besar dan sangat berartil,agr perkembangan peradaban rnanusia. Kita-dang berada di dalam dunia di mana manusia:enderung hidup semakin terbuka dan bertindak:ecara global. Kemajuan teknologi telah memung-rinkan akses terhadap informasi tentang berbagaina1 menjadi lebih terbuka dan mudah. Dampaknegatifnya, apabila tidak waspada dapat memberi-kan ancaman hilangnya identitas diri sebagai'cangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cen-demng meniru budaya Barat yang oleh masya-rakat dunia dianggap sebagai kiblat. Masyarakatakan mudah melakukan peniruan atau imitasilcopycat), merujuk pada teori imitasi oleh GabrielTarde, society is imitctti,on di mana masyarakatselalu dalam proses meniru. Terutama ketikalrang setiap hari dicekoki nilainilai keras dankasar dengan melihat tayangan di televisi. Jadinedia bisa menjadi alat pembelajaran bagi pelakulalam mengemas perbuatan kriminal, bahkanbrsa mengubah tingkah laku seseorang.

Pelkembangan budaya media massa di bictangreknologi inforrnasi yang merevolusi teknik-teknikk munikasi membawa peirrbahan dan pemaham-.rn tentang komunikasi, hakikat, fungsi, dan:u-tuannya. Sejarah berbicara tentang revolusi:€sar yang secara khusus telah mengubah wajahi".rnia, yaitu revolusi industri dan revolusi::,rmunikasi. Revolusi industri berlangsung dengan:runculnya produksi barang secara massal, ber-::a''sil menggantikan metode agraris dan melahir-.:-an abad manufaktur. Saat tnilah dimulainya-iarah masyarakat industri yang menggantikan111-.1'arakat agraris. Sedangkan revolusi komuni-i.-.r berlangsung lewat produksi informasi serta: rduksi gambar dan suara secara masal. Revolusi:Jrrmasi memungkinkan pengiriman informasi!:Dada audiens secara luas tanpa memerlukan

kehadiran pengirim secara fisik. Ini melahirkanrevolusi dalam hal bagaimana manusia ber-hubungan satu sama lain. Hasil dari revolusiinformasi ini adalah perrrbahan sosial budaya didalam masyarakat yang merupakan dampak dariperkembangan teknologi komunikasi, terutamatelevisi dan komputer.

Di sinilah perlunya dibuat aturan-aturan yangtegas buat para penyelenggara dan pengelolastasiun televisi. Tidak cukup mereka hanyamencantumkan batasan umur untuk program-program yang ditayangkan. Pemerintah, DPR, danIembaga-lembaga terkait harus segera membuatundang-undang untuk melindungi masyarakatdari dampak buruk televisi. Para pengelola danpenyelenggara stasiun televisi tidak boleh hanyaberorientasi pada keuntungan. Masyarakat jugadiharapkan ikut membantu pengawasannya. Bilahal-hal tersebut tidak segera dilakukan, kita perlukhawatir bahwa anak-anak kita akan menjadigenerasi televisi. Yaknj, generasi yang iebihmengedepankan kekerasan, kaya dengan jalanpintas, dan generasi yang tidak peduli dengannilainjlai agama (Sumber: Republika Onlinehttp://republika.co.id).

Dampak komunikasi massa dalam.hal ini telelesibagt masyarakat adalah suatu pemahamanmenyeluruh dari budaya media. Di mana dalammasyarakat individu maupun sosial ada_lah satupersoalan yang multi dimensional. Kita tidakdapat menjelaskan hanya dari salah satu aspeksaja, karena terdapat kompleksitas di da_lam

masyarakat yang serba global iru. Ada tigakelompok dampak media, antara lail: dampakterbatas, komunikasi massa dianggap memi_likidampak terbatas karena bukan penvebab utama,melainkan lebih merupakan fungsi antara.Dampak moderat, hal ini didasarkan padakenyataan bahwa publik/masvarakat aktif men-cari informasi, tidak pasif. Dampak kuat, komuni-kasi massa memilki dampak yang sangat kuatsekali bila terpenuhinya dua unsur, yakniredundancy atau pengulangan dan bei{okus padatarget @atmomolin, 2005:56-58). Jadi, komunikasimassa dalam hal ini media televisi dapatberdampak bagi perubahan sikap dan tingkahIaku seseorang/masyarakat. Televisi melaluikemampuannya dapat menciptakan norma-normabarl. Teler.rsi sebagai hasil produk teknologikomunikasi modern adalah perpaduan antarateknologi canggih, kemampuan teknis yangkreatif, dan pesan ideologis yang melatarbelakangiproduksinya. Media ini sungguh mempesona,sehingga memiliki potensi besar dalam mem-perdaya masyarakat. OIeh sebab itu, kita perlumengenal bentuk dan mekanisme produksinya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

18 Jurnai Desain KomunikasiVisual Nirmana, VoI. 11, No. 1, Januari 2009: 11-18

serba mengembangkan sikap kritis terhadapnyasehingga kita bisa menerima dengan bijak atas

kehadirannya.

Daftar Pustaka

Astrid S., Phil. (199?. Komunilmsi dnn Praktek-Bandung: Bina Cipta.

Brunsvick, Yves & Danzin, Andre. (2005). I'rthir-nya Sebunh Pero'dnban Gonjangan Globali'sosl. Yoryakarta: Kanisius.

Bakker, J.W.M. (2005). Filsafat Kebudnyoan Se'

bunh Pengantnr. Jakart'a: BPK GunungMulia.

Batmomolin, Lukas. (2003). Budnya Medin (Bq.gai'

mann Pesonn Medin Elek'tron'ik, Memper-dayaAndn). Flores: Penerbit Nusa Indah'

Drijarkara. (1978). Filsafat Manusin. Yogyakarta:Kanisius.

Graham, Helen. (2005). Psihnlogi Human'istikdnlnm Koruteks Sosinl, Budnya dnn Sejarah.Yogyakarla: Pustaka Pelajar.

Horrison, Charles & Wood, Paul. (2002). Art inThnory 1900-2000 An Anthnlng of ChnnelneI&os. USA: Blaclavell Publishing.

Liliweri, Alo. (2003). Makna Budnya dnlam Komu-niknsi Antnrbudnya. Yogyakarta: LkiS.

Rakhmat, Jalaluddin. (1988). Psikolngi Komuni-hosl. Bandung: Remaja Karya.

Riyanto, Bejo. (2000). Iklan Surat Kabar dnnPerubahan Masyaraknt di Jawa MosaI{olaninl ( 1 870- 1 9 1 5).Y oryakarta: Tarawang.

Soekiman, Djoko. (2000). Kebudayoan Indis dnnGaya Hi.dup Masyaroknt Pendultungnya diJaw a. Y ogy akarta: Bentang.

Storey, John. (2008). Cultural Stadies dnn' KaiinnBudnya Pop. Yoryakarta: Jalasutra.

Sutrisno, Muji & Putranto, Hendar. (2005). Teori'Teori Kebudnyann. Yogyakarta: Kanisius.

Wirrcdoni, Sunardian. (2005). Matiknn TV-Mu.Yogyakar[a: Resist Book.

Williams, Raymond. (1983). Culture. Britain: Foun-tana Paperbacks.

--- ----------.'1Vledia Bisa Menginspirasi kej ahatan",Harinn Kompos, 10 November 2008.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta