DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT...
Transcript of DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT...
DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DAN
DIVIDEN MENURUN TERHADAP PERUBAHAN HARGA
SAHAM (ABNORMAL RETURN) SEBELUM DAN SESUDAH
EX–DIVIDEND DATE
Oleh:
FAHMI FAUZI
105081002422
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
DDAAFFTTAARR RRIIWWAAYYAATT HHIIDDUUPP
IIDDEENNTTIITTAASS PPRRIIBBAADDII
Nama : Fahmi Fauzi
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 14 Mei 1987
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia
Status Perkawinan : Belum Menikah
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 50 kg
Alamat : Jl. KH Mustopa RT 01/RW 04 No.11 Poris Jaya
Kec. Batuceper Tangerang 15122
Telp : (021) 70602235
HP : 02191223458
PPEENNDDIIDDIIKKAANN FFOORRMMAALL
2005 – 2009 : Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2002 – 2005 : MAN Cipondoh.
1999 – 2002 : MTsN 1 Tangerang.
1993 – 1999 : SDN Poris Gaga 6
PENGALAMAN ORGANISASI
Sebagai sekertaris Komite Poris Tanggap Flu Buurung (PORTAF)
Sebagai anggota kepengurusan Program Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perkotaan (PNPM) di kelurahan Poris Jaya. Kec. Batuceper.
Tangerang
Sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Qori-Qori’ah Mahasiswa
(HIQMA).
ABSTRACT
In this research, that have title “the effect of dividend announcementincrease and decrease to the price alteration share( abnormal return) before andafter ex-dividend date with methods in these research is even study that observethe price of share movements ( abnormal return) in the modal market, with mainproblem is there are differences to the investor reaction with abnormal returnbefore and after ex-divined date, at the dividend announcement increase anddecrease that doing by company, that list on Indonesia effect stock exchange in2006-2007.
The sample in this research is the company who announce dividendpayment, approximately for three years. From all of company listed in theIndonesia effect stock exchange in 2006-2007, there are 22 companies in with 32ex dividend that selected as sample of announcement of dividend mount and 18companies with date of it’s his counted 22 Ex-Dividend date. Chosen as naturalsample of announcement of downhill dividend the model in this test hypothesis inthis research is using statistic test “One Sample t test” end “ Paired Sampel t test”
From he result of observe to the company that have dividendannouncement exchange level is increase, its statistic results is showing that thereis no information and differences of abnormal return that signify to theannouncement dividend, although they have dividend exchange level increasefrom year to year, and from the company that have dividend exchange leveldecrease show that there is not information and differences of significantabnormal return.
From the result of observation, that have conclusion that dividendannouncement increase and decrease is not really have height effect to the IHSG,its caused by all the investors or the people who have stock is not see to thedividend announcement, or may be they are more see to the capital gain thandividend
Key Word: Ex-Dividend Date, Abnormal Return
ABSTRAK
Dalam penelitian yang berjudul “Dampak Pengumuman DividenMeningkat dan Pengumuman Dividen Menurun Terhadap Perubahan HargaSaham (Abnormal Return) Sebelum dan Sudah Ex-Dividend Date” dan penelitianini adalah event study yang mengamati pergerakan harga saham (AbnormalReturn) dipasar modal dengan pokok permasalahannya adalah apakah terdapatkandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah Ex-dividend date, pada pengumuan dividen meningkat dan menurun yang dilakukanoleh perusahaan, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2007.
Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengumumkanpembayaran dividen paling tidak tiga tahun berturut-turut. Dari seluruhperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2007, terdapat 22perusahaan dengan jumlah Ex-Dividennya sebanyak 32 yang terpilih sebagaisampel pada pengumuman dividen meningkat dan 17 perusahaan dengan tanggalEx-Dividennya sebanyak 22. yang terpilih sebagai sampel pada pengumumandividen menurun, Model pengujian hipotesis dalam penelitian ini denganmenggunakan Statistik Uji One Sample t-test dan paired sampel t test..
Dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkatperubahan pengumuman dividen meningkat, ternyata hasil statistiknyamenunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Returnyang signifikan terhadap pengumuman dividen meskipun mereka memiliki tingkatperubahan pengumuman dividen dari tahun ketahun meningkat. Dan dari hasilpembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumumandividen menurun, juga menunjukan tidak terdapat kandungan informasi danperbedaan Abnormal Return yang signifikan.
Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyatapengumuman dividen meningkat dan menurun tidak terlalu berpengaruh kuatterhadap harga saham maupun indeks harga saham gabungan (IHSG) secarakeseluruhan. Hal ini desebabkan karena para investor atau yang ingin main saham,tidak terlalu melihat dari pengumuman dividen. Atau mungkin bahwa sebagaibesar pelaku pasar lebih melihat capital gain dibandingkan dividen.
Key Word: Ex-Dividen Date , Abnormal Return
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu terpanjat khadirat Allah SWT karena atas
limpahan nikmat dan kasih sayang dari-nyalah kita semua masih dapat
menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lancar sehingga pada kesempatan
kali ini saya dapat pula menuntaskan skripsi pada tepat pada waktunya, tak
lupa pula shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW.
Selanjutnya Skripsi ini disusun melalui proses yang panjang dan
melelahkan dengan menguras seluruh potensi yang dimiliki oleh penulis
baik yang bersifat materi maupun non materi, namun hal itu semua telah
memberikan sebuah pandangan bagi penulis tentang arti dari sebuah
perjuangan untuk menuju kearah kesuksesan dan penulis berharap
perjuangan yang telah dilakukan ini bermakna baik bagi penulis maupun
bagi setiap orang yang mampu menghargai pengorbanan dan perjuangan
orang lain.
Dan Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada :
1. Ayah dan ibu tercinta yang telah mendukung atau yang memberikan
motivasi serta pengorbanan baik materi maupun non materi yang tak
akan pernah terbalaskan.
2. Bpk. Prof, Dr, Abdul Hamid, MS sebagai DEKAN, Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bpk. Prof, Dr, Ahmad Rodoni, sebagai PUDEK, Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu. Dr. Pudji Astuty, sebagai dosen pembimbing Skripsi pertama.
5. Bpk. Indoyama Nasarudin, S.E, M.Si sebagai ketua jurusan Manajemen
dan dosen pembimbing Skripsi kedua.
6. Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dalam
Administrasi.
7. Teman-teman seperjuangan dikelas manajemen yang selalu memotivasi
saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Semua yang disusun penulis memang telah menguras seluruh
potensi yang dimiliki, namun walaupun demikian tetap saja skripsi ini jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat
konstruktif dari semua pihak akan penulis terima dan akan menjadi bahan
rujukan bagi kesempurnaan penelititan selanjutnya.
Penulis
Tangerang “09
DAFTAR ISI
LEMBER PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSRACT………………………………………………………………………....i
ABSTRAK………………………………………………………………………...ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………................v
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...………………………………………………...…….1
B. Perumusan Masalah…...……………..…………………….………......8
C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian……………………….………...........9
1. Tujuan Penelitian…………………………………………………..9
2. Manfa’at Penelitian………………………………………………..9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal .........................................................................................11
B. Pasar Modal Efisien………………………………………………..…12
C. Saham ..................................................................................................15
1. Saham Biasa (Common Stock) …………………………….…15
2. Saham Preferen (Preffered Stocks) ...........................................16
3. Nilai Saham……………………………………………………17
D. Dividen .................................................................................................19
1. prosedur pembagian dividen………………………………......19
2. macam-macam dividen …………………………………….…20
E. Kebijakan Dividen ................................................................................22
1. Teori Kebijakan Dividen………………………………………23
2. Muatan Informasi Kebijakan Dividen……………………..… 24
3. Dividen Dapat Meningkatkan dan Menurun Kesejahteraan
Pemegang Saham………………………...……………………26
4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ......................28
5. Kebijakan Pemberian Dividen ..................................................37
F. Studi Peristiwa (Event Study).................................................................39
G. Telaah Penelitian Terdahulu……………………………………......…41
H. Kerangka pemikiran………………………………………………..…43
I. Hipotesis………………………………………………………...….....44
.BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian……..…………………….…….....……....45
B. Metode Penentuan Sampel…..……………………….………............46
C. Metode Pengumumpulan Data……………………………………….46
D. Metode Analisis Data…………………………………………..…….47
E. Operasional Variabel Penelitian……………………………..….……50
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum dan Objek Penelitian………….………….52
1. Sejarah BEI ( Bursa Efek Indonesia )……………………………52
2. Pelaku Pasar Modal Indonesia ……………………………… ….55
3. Badan pengawas pasar modal (BAPEPAM)……………………..57
B. Penemuan dan Pembahasan………………………………………….58
1. Pembahasan Pengumuman Dividen Meningkat……………….......58
a. Daftar tanggal pengumuman dividen meningkat………… …58
b. Pengujian statistic Deskriptif Rata-rata Abnormal Return
untuk perusahaan yang mengalami pengumuman
dividen meningkat……………………………………...…….59
c. Pengujian Statistik (One Sampel t test) Abnormal Return
pada saat pengumuman dividen meningkat………………….63
d. Pengujian Statistik (Paired Sampel t test) Abnormal Return
pada saat pengumuman dividen meningkat…………….……69
2. Pembahasan Pengumuman Dividen Menurun…………………….83
a. Daftar tanggal pengumuman dividen menurun………………83
b. Pengujian Statistik Deskriptif Rata-rata Abnorma Return
untuk perusahaan yang mengalami pengumuman
dividen menurun……………………………...……...……….84
c. Pengujian Statistik (One Sampel t test) Abnormal Return
pada saat pengumuman dividen menurun…………….……...87
d. Pengujian Statistik (Paired Sampel t test) Abnormal Return
pada saat pengumuman dividen menurun…………….……...93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan….………………………………………………......107
2. Saran…...………………………………………………………..108
DAFTAR PUSTAKA………..……………………………………………….....109
DAFTAR LAMPIRAN……...……………….…………………………………112
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Hal
Tabel 4.1 Nama-nama perusahaan pada pengumuman
Dividen meningkat……………..…………………………………..58
Tabel 4.2 Hasil uji Pengujian Statistic Deskriptif
Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan
yang mengalami pengumuman dividen meningkat…………….…..60
Tabel 4.3 Hasil Uji Pengujian Statistik (One Sample t-test)
Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat……..64
Table 4.4 Uji beda Abnormal Return periode t-7……………………………..69
Table 4.5 Uji beda Abnormal Return periode t-6……………………………..70
Table 4.6 Uji beda Abnormal Return periode t-5……………………………..71
Table 4.7 Uji beda Abnormal Return periode t-4……………………………..72
Table 4.8 Uji beda Abnormal Return periode t-3……………………………..73
Table 4.9 Uji beda Abnormal Return periode t-2……………………………..74
Table 4.10 Uji beda Abnormal Return periode t-1……………………………..75
Table 4.11 Uji beda Abnormal Return periode t0……………………………...76
Table 4.12 Uji beda Abnormal Return periode t+1….........................................77
Table 4.13 Uji beda Abnormal Return periode t+2….........................................78
Table 4.14 Uji beda Abnormal Return periode t+3….........................................79
Table 4.15 Uji beda Abnormal Return periode t+4….........................................80
Table 4.16 Uji beda Abnormal Return periode t+5….........................................80
Table 4.17 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan periode t+7………81
Tabel 4.18 Nama-nama perusahaan yang mengalami pengumuman
Dividen menurun………………………..………………………….83
Tabel 4.19 Uji Pengujian Statistik Deskriptif Rata-rata Abnormal Return
untuk perusahaan yang mengalami pengumuman
Dividen menurun ……………………………….………………….84
Tabel 4.20 Hasil Uji Pengujian Statistik (One Sample t-test)
Abnormal Return pada saat pengumuman
Dividen menurun…………………………………………..……….88
Table 4.21 Uji beda Abnormal Return periode t-7…..…………………………93
Table 4.22 Uji beda Abnormal Return periode t-6……………………………..94
Table 4.23 Uji beda Abnormal Return periode t-5……………………………..95
Table 4.24 Uji beda Abnormal Return periode t-4……………………………..96
Table 4.25 Uji beda Abnormal Return periode t-3……………………………..97
Table 4.26 Uji beda Abnormal Return periode t-2……………………………..98
Table 4.27 Uji beda Abnormal Return periode t-1……………………………..99
Table 4.28 Uji beda Abnormal Return periode t0….........................................100
Table 4.29 Uji beda Abnormal Return periode t+1…………………………...101
Table 4.30 Uji beda Abnormal Return periode t+2…………………………...102
Table 4.31 Uji beda Abnormal Return periode t+3…………………………...103
Table 4.32 Uji beda Abnormal Return periode t+4…………………………...103
Table 4.33 Uji beda Abnormal Return periode t+5…………………………...104
Table 4.34 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan periode t+7……...105
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang Penelitian
Kemajuan perekonomian suatu negara dapat salah satunya dapat
direfleksikan oleh aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini
didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai prasarana transaksi modal yang dapat
mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara. Sebagai pasar yang sedang
berkembang (emerging market), pergerakan harga ekuitas di pasar modal
Indonesia berfluktuasi relatif tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain informasi luar perusahaan (eksternal), serta informasi internal
perusahaan, termasuk didalamnya adalah pengumuman pembagian dividen.
Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat
mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa return sahan dan harga saham bereaksi terhadap
pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan (Sularso 2003
dan Pujiono 2002). Reaksi tersebut terjadi khususnya pada hari-hari di sekitar
tanggal ex-dividend.
Beberapa teori yang berkaitan dengan perilaku harga saham di sekitar ex-
dividend date secara empiris dirasa masih kurang, serta kurangnya bukti yang
mampu menjelaskan secara secara meyakinkan tentang efek dividen terhadap
perubahan harga saham di sekitar ex-dividend date, menyebabkan timbulnya
motivasi untuk meneliti hal tersebut dikaitkan dengan situasi pasar modal
Indonesia.
Seorang investor yang menginvestasikan dana atau kekayaannya pada
saham akan memperoleh dua macam pendapatan atau imbal hasil, yaitu (1)
pendapatan dari peningkatan harga saham yang disebut capital gain, dan (2)
pendapatan berupa pembayaran deviden tunai dari perusahaan kepada para
pemegang saham. Kegiatan investasi selalu akan dihadapkan pada dua hal yaitu
pada keinginan untuk dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pada
satu sisi dan dapat meminimumkan tingkat risiko pada tingkat lainnya.
Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memaksimlakan
keutungan pada tingkat risiko tertentu atau bagaimana meminimalkan risiko pada
tingkat tertentu.
Risiko terjadi Karena perbedaan antara tingkat imbal hasil yang
diharapkan dengan tingkat imbal hasil actual. Risiko atas ketidak pastian yang
dihadapi oleh investor juga terjdi dalam kehidupan sehari-hari. Investor sebagai
manusia biasa hanya bisa berusaha untuk terjadinya kerugian dalam berinvestasi.
Pengetahuan akan terjadinya sesuatu dimasa datang hanyalah milik Allah semata,
sedangkan investor sebagai manusia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang
kepastian dimasa depan.
Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas
suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio
antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah
para pelaku pasar akan berpikiran negatif terhadap perusahaan. (Campbell and
Beranek’s 1995) menyatakan bahwa pembagian dividen tunai kepada pemegang
saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date. (Elton
and Gruber 1980) memberikan penjelasan awal mengenai fenomena exdividend
date yang cenderung didasarkan pada perbedaan tarif pajak terhadap dividen dan
capital gain income untuk marginal long-term investor. (Eades et al. 1994)
menyatakan bahwa hasil awal studinya tidak secara jelas dapat diinterpretasikan
sebagai dukungan terhadap pengenaan pajak sebagai suatu variabel penjelas
dalam mengobservasi ex-dividend date. Sedangkan (Michaely and Murgia 1995)
melakukan penelitian tentang perilaku dividen di Milan Stock Exchange (MSX),
dengan sampel yang diteliti adalah investor yang dibagi dalam dua kelompok
perdagangan saham dengan tarif pajak yang berbeda atas pendapatan dividen
mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, terdapat suatu porsi yang signifikan
terhadap perdagangan pada ex-dividend date yang termotivasi karena pajak.
Namun demikian, penelitian ini tidak sepenuhnya dapat menjelaskan penyebab
penurunan harga saham pada exdividend date.
Jagannathan and Frank (1998) secara rinci menjelaskan bahwa suatu efek
dari kekuatan ex-dividend date di Hongkong tidak disebabkan oleh pembebanan
pajak yang berbeda pada dividen dan capital gains. Simultinitas kebijakan dividen
dan struktur modal dapat dicermati dari karakteristik perusahaan. Karakteristik
perusahaan berpengaruh terhadap simultinitas kebijakan dividen dan struktur
modal yang berbeda pula. Hasil penelitian yang mendukung simultinitas
kebijakan dividen dan struktur modal (Noronha et al. 1996), mengatakan bahwa
kebijakan dividen dan struktur modal dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan,
dalam hal tingkat pertumbuhan (growth) dan diversitas kepemilikan
(blockholder).
Pengujian secara empiris terhadap pengumuman dividen telah banyak
dilakukan dengan hasil yang tidak konsisten. Pettit (1972) dalam Beni Suhendra
Winarsono 2006, menemukan bahwa pasar melakukan reaksi yang sangat cepat
terhadap pengumuman peningkatan atau penurunan dividen. Namun, watts (1973)
dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, Menemukan bahwa perubahan dividen
hanya sedikit membawa informasi tentang laba masadepan perusahaan. Dan tidak
ditemukan abnormal return disekitar pengumuman dividen (Healy dan palepu
1988) menguji sampel 131 perusahaan yang membayarkan dividen
pertamakalinya dan 172 perusahaan yang menghapus dividen pertamakalinya
antara tahun 1969 dan 1980. hasil penelitian mereka menunjukan bahwa kabijakan
perusahaan untuk membayar atau menghapus dividen pertamakalinya ditafsirkan
oleh pasar sebagai ramalan perusahaan mengenai peningkatan dan penurunan laba
masa depan.
Sedangkan Kao dan Wu (1994) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006,
mengembangkan model Marsh-Merton untuk menguji informasi dividen. Mereka
menguji perusahaan dari COMPUSTAT tape periode 1965-1986. hasil penelitian
mereka juga menunjukan bahwa perubahan dividen memberikan sinyal tentang
perubahan prospek laba perusahaan masa depan.
Hasil yang berbeda ditemukan oleh Gonedes (1978) dalam Beni Suhendra
Winarsono 2006, yang melakukan penelitian terhadap 285 perusahaan, selama
kurun waktu 1946-1972, menolak kandungan informasi dividen karena tidak
meberikan sinyal perubahan laba dimasa depan. Di lain pihak, penelitian yang
dilakukan oleh Aharony dan Swary (1980) menggunakan model ekspektasi naif
dan menggunakan 149 industri yang diseleksi dari new york stock exchange
menunjukan pengumuman dividen secara kuartalan mempunyai kandungan
informasi di pasar efisiensi setengah kuat.
Michaely dan vila (1995) melakukan pengujian terhadap heterogenitas
investor, harga dan volume perdagangan pada waktu ex dividen. Penemuan yang
diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada waktu
ex-dividen, heterogenitas dan volume perdagangan juga mengalami penurunan
yang cukup drastis pula. Penelitian ini memberikan petunjuk bahwa masih adanya
informasi content dati kebijakan dividen yang dibuat dari perusahaan.
Susanto (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen
dan pertumbuhan perusahaan terhadap perubahan harga saham pada waktu ex-
dividen day. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh
yang positif antara pertumbuhan perusahaan dengan harga saham. Sedangkan
menurut subekti (2001) hasil penelitiannya menunjukan bahawa pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Penelitiannya French dan Moon (1999:17), yang menghitung return saham
pada saat ex-dividend date, menemukan adanya kenaikan variansi yang signifikan
pada ex-dividend date. Menurut Campbell dan Beranek (1995:426) pembagian
dividen tunai akan mengakibatkan penurunan harga saham pada saat ex-dividend
date. Lebih lanjut, Michaely dan Villa (1995) juga menyimpulkan bahwa harga
saham jatuh pada waktu ex-dividend date, heterogenitas dan volume penjualan
saham juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Dalam penjelasannya
Sularso (2003) menyatakan, bahwa pada saat ex-dividend date investor pada
umumnya memprediksikan, bahwa pembagian dividen akan berdampak pada
harga saham. Prediksi ini didasarkan pada pemikiran logis, bahwa investor telah
kehilangan hak atas return dari dividen. Investor yang berkeinginan mendapat
keuntungan, cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli (long
position).
Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan
sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Adanya pemikiran tersebut
akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan sampai
mendekati nilai saat dividen diumumkan (Gitman 2000:542). Lebih lanjut,
menurut Miller dan Modigliani, harga saham (common stock) suatu perusahaan
akan turun sebesar dividen yang dibagikan di sekitar ex-divedend date.
Sedangkan, Boyd dan Jagannathan (1994) mengungkapkan tentang adanya
hubungan nonlinier antara persentase perbedaan harga saham dengan dividend
yield yang terjadi sebagai akibat adanya biaya-biaya transaksi (transaction costs)
yang mempengaruhi penetapan harga saham. Hal yang berbeda diungkapkan oleh
Bhardwaj dan Brooks (1999) yang menyatakan, bahwa dalam jangka pendek
terdapat perbedaan antara dividend income dan penurunan harga saham pada
waktu ex-dividend date. Melihat hasil tersebut paling tidak telah memberikan
suatu gambaran tentang adanya pengaruh berbeda-beda yang ditimbulkan oleh
kebijakan dividen pada waktu ex-dividend date. Didasarkan atas penelitian
Campbell dan Beranek (1995), Michaely dan Vila (1995), Sularso (2003), Pujiono
(2002), dan Gitman (2000), serta dengan mempertimbangkan argumentasi dari
Boyd dan Jagannathan (1994) dan Bhardwaj dan Brooks (1999), maka dapat
dihipotesiskan, bahwa pertama, akan terjadi perbedaan yang signifikan antara
harga saham sebelum ex-dividend date dengan harga saham setelah ex-dividend
date di Bursa Efek Jakarta. Kedua, dihipotesiskan, bahwa selisih perbedaan harga
saham tersebut akan sebanding dengan nilai deviden per lembar saham yang
dibagikan.
Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan
kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik
perlembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan
kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan
banyaknya jumlah lembar saham yang dimilikinya.
Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar
dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan
formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa
perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan
jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal. Dewan
direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun
terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen.
Kurangnya dana ataupun posisi kas yang sangat ketat dapat memaksa
direksi perusahaan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan pembayaran
dividen. Keputusan distribusi itu mestilah dipikirkan secara masak-masak karena
dividen sering menjadi elemen kunci dalam imbalan yang diharapkan oleh para
pemodal dari saham yang dimilikinya. Harga pasar saham kerap jatuh secara
dramatis pada saat deklarasi dividen ternyata lebih kecil daripada yang diprediksi
sebelumnya. Sebagian besar perusahaan mencoba mempertahankan catatan
pembayaran dividen yang stabil dalam upaya membuat saham mereka kelihatan
memikat bagi para pemodal. Dividen dapat dibayarkan sekali setahun atau setiap
semesteran.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang berbeda-
beda. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh
perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu, penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan menguji dampak
pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun terhadap perubahan harga
saham (return) sebelum dan sesudah Ex-Dividend Date.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat kandungan informasi sebelum dan sesudah ex-dividend
date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun ?
2. Apakah terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-
dividend date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun ?
C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian
1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui kandungan informasi sebelum dan sesudah ex-
dividend date pada dividen meningkat dan menurun.
2) Mengetahui perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-
dividend date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun.
2. Manfa’at penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka
penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfa’at sebagai berikut:
1) Bagi penulis
Merupakan informasi serta wawasan yang luas mengenai pasar
modal di Indonesia terutama masalah perbedaan harga saham
(Abnormal Return) yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen
meningkat dan dividen menurun sebelum dan sesudah ex-dividend
date.
2) Bagi investor
Sebagai bahan pertimbangan investasi yang dilakukan oleh
investor.
3) Bagi ilmu menejemen, khususnya menejemen keuangan :
Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi
ilmiah mengenai dividen, ex-dividend date.
4) Bagi Akademisi
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami Ex-
deviden date terhadap perubahan harga saham (Abnormal Return).
5) Bagi PT. Bursa Efek Indonesia
Dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki kinerja Bursa
Efek Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument
keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam
bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah,
public authorities, maupun perusahan swasta. (Husnan, 1998, 3).
Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari
pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan
semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka panjang maupun jangka
pendek, baik negotiable ataupun tidak. Pasar modal berpengaruh dalam
menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan dari suatu negara. Dalam
melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk
memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan
dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari
penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar
memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya
dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi
peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi
peningkatan kemakmuran. Fungsi ini juga dilakukan oleh intermediasi keuangan
lainnya, seperti lembaga perbankan. Hanya bedanya dalam pasar modal
diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung tanpa
perantara keuangan.
Van Horne dan Wachowicz, (1997:528). Fungsi keuangan dilakukan
dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak borrowers dan para lenders
menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil
yang diperlukan untuk investasi tersebut. Pasar modal sendiri terdiri dari pasar
primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar untuk surat-surat berharga
yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari pembeli sekuritas kepada
perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (sektor investasi). Sedangkan
dalam pasar sekunder terjadi jual beli sekuritas yang sudah ada (sekuritas lama).
Transaksi–transaksi pada pasar sekunder tidak memberikan tambahan dana bagi
investasi modal keuangan. Pasar sekunder juga dikenal sebagai bursa efek. Mulai
tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berganti
nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Sebelum bergabung menjadi satu, Bursa
efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ)
yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX).
Saham biasa mendominasi volume transakasi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah
BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).
Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.
B. Pasar Modal Efisien
Menurut suad husnan (1998:261) pasar modal yang efisien adalah pasar
yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang
relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin
efisien pasar modal tersebut. Dengan demikianakan sangat sulit bagi para pemodal
untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal secara konsisten dengan
melakukan transaksi perdagangan diatas bursa efek.
Menurut jogiyanto (2003:370-373) pasar efisien ditinjau dari sudut
informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Tiga bentuk
efisiensi pasar secara informasi itu adalah sebagai berikut:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah.
Dikatakan efisiensi bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
tercermin secarapenuh mengenai informasi masa lalu. Informasi masa lalu
ini merupakaninformasi yang sudah terjadi. Bentuk efisien pasar lemah ini
berkaitan degan teori langkah acak (random walk theory) yang
menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan degan nilai
sekarang. Jika pasar efisiensi bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu
tidak dapat digunakan untuk memperediksi harga sekarang. Ini berarti
untuk pasar yang efisiensi bentuk lemah, investor tidak dapat
menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntugan yang
tidak normal.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong from).
Pasar dikatakan jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi
yang berada dilaporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi
yang dipublikasikan dapat berupa sebagai berikut :
a. informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga
sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi
tersebut. Informasi yang diinformasikan ini merupakan informasi
dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini
umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di
perusahaan emiten. Contoh informasi pengumuman laba dan
pembagian dividen.
b. Informasi yang dipiblikasikan yang mempengaruhi harga-harga
sekuritas perusahaan sejumlah perusahaan. Informasi ini
dipublikasikandapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan
regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas yang
terkena regulasi tersebut.
c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga
sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham.
Informasi ini berupa peraturan pemerintah dan regulator yang
berdampak kesemua perusahaan emiten.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong from).
Pasar dikatakan jika harga sekuritas seara penuh mencerminkan
semua informasi yang tersedia termasuk ivormasi yang privat. Jika pasar
efisiensi dalam bentuk ini, maka tidak ada individual atau grup dari
investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal
return) karena mempunyai informasi privat.
C. Saham
Iskandar Z.Alwi (2003:33) Saham (stocks) adalah surat tanda bukti
kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di
bursa efek, saham atau sering disebut shares merupakan instrumen yang paling
dominan diperdagangkan. Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham
biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). Perbedaan kedua
jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut:
1. Saham Biasa (common stocks)
Iskandar Z.Alwi (2003:33) Pemegang saham ini adalah pemilik
perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi
perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai
beberapa hak yaitu:
1) Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan
direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk
mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang
saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam
pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-
tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
2) Hak menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak
mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba
dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam
perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber
dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan
kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.
3) Hak Preemtive
Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan
persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar
saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase
kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi
prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham
baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.
2. Saham Preferen (preffered stocks)
Iskandar Z.Alwi (2003:34) Saham preferen mempunyai gabungan antara
obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan
bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa
dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham
preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa,
saham preferen mempunyai hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak atas
pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham
preferen adalah sebagai berikut:
1) Preferen terhadap dividen
a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen
terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.
b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-
tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum
pemegang saham biasa menerima dividennya.
2) Preferen pada waktu likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva
perusahaandibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada
saat terjadilikuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal
saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika
bersifat kumulatif.
3. Nilai Saham
Dalam praktik perdagangan saham, nilai saham dibedakan menurut cara
pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Rusdin
(2006;68), nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu:
1. Nilai Nominal (Nilai pari)
Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang
bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai
nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan
harus memiliki satu jenis nilai nominal.
2. Nilai Dasar
Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat
saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan
dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham,
antara lain: Right issue, Stock split, waran, dll.
3. Nilai Pasar
Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang
berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut
adalah harga penutupannya.
Sedangkan menurut Mustopo Ali Sasongko (2008) dalam jurnalnya yang
berjudul ”Analisa penilaian saham”, mengemukakan bahwa ada beberapa jenis
nilai saham, yaitu:
1. Nilai Nominal
Merupakan nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum
2. Nilai Buku
Merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan
3. Nilai Pasar
Merupakan harga saham di bursa efek
4. Nilai Intrinsik
Merupakan nilai sebenarnya dari saham
Dari pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai saham
terdiri dari beberapa jenis yaitu nilai nominal, nilai dasar, nilai buku, nilai pasar
dan nilai intrinsik. Nilai nominal saham tertera pada saham itu sendiri. Nilai dasar
saham adalah harga pertama kali saham diperjualbelikan di pasar perdana. Nilai
buku yaitu harga saham menurut catatan perusahaan. Nilai pasar saham terjadi
ketika penutupan pasar bursa. Sedangkan nilai intrinsik yaitu nilai sebenarnya dari
saham.
D. Dividen
Deviden merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan yang
didistribusikan kepada pemegang saham (Tjipto dan Hendi, 2001:9). Deviden
diberikan setelah mendapat persetujuan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham). Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut masalah
pembagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Pemegang saham
mempunyai hak untuk menjual saham setiap saat untuk suatu kepentingan,
sehingga perputaran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah, karena komposisi
pemegang saham berubah-ubah maka pembayaran dividen menjadi sulit untuk
menentukan siapa yang berhak atas dividen tersebut, sehingga diperlukan
prosedur untuk mengatur pembayaran dividen.
1. Prosedur Dalam Pembagian Dividen
Menurut (Watson dan Bringham, 1993 : 212) terdapat empat Prosedur
dalam pembagian dividen yaitu:
1. Tanggal pengumuman (declaration date)
Adalah tanggal pada saat dimana direksi perusahaan mengumumkan
rencana pembayaran dividen.
2. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)
Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham
agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan.
3. Tanggal ex-dividen (ex-dividen date)
Adalah tanggal pada saat dimana hak atas dividen periode berjalan
dilepaskan dari sahamnya, biasanya jangka waktunya empat hari kerja
sebelum pencatatan pemegang saham.
4. Tanggal pembayaran dividen (payment date)
Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek
dividenatau membayarkan dividen.
2. Macam-macam deviden
Tjipto Darmadji dan Handy M.Fakhrudin (2001:129), deviden dilihat dari
alat pembayarannya dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
1. Deviden tunai (Cash Devidend)
Deviden tunai merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk
uang tunai. Tujuan dari pemberian deviden dalam bentuk tunai
adalahuntuk memacu kinerja saham dibursa efek, yang juga merupakan
return kepada para pemegang saham. Deviden tunai merupakan bentuk
pembayaran yang paling banyak diharapkan oleh investor. Untuk
membayarkan deviden dalam bentuk tunai di perlukan likuiditas.
2. Deviden saham (Stock Devidend)
Deviden saham merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk
saham, dengan dibagikannya deviden dalam bentuk saham maka akan
meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan
perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara
memperluas pemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak
memungkinkan membagikan deviden dalam bentuk tunai.
3. Sertifikat deviden (Script Devidend)
Sertifikat deviden merupakan deviden yang dibayarkan dengan
sertifikat atau surat promes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang
menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam
bentuk uang. Jadi kalau perusahaan ingin membagikan deviden dalam
bentuk tunai akan tetapi sementara itu perusahaan sedang mengalami
kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan
sertifikat.
Tjipto Darmadji dan Handy M.Fakhrudin (2001:131), berdasarkan atas
hubungan dengan tahun buku, deviden dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
a. Deviden Interim
Merupakan deviden yang dibayarkan oleh perseroan antara
satutahun buku dengan tahun buku berikutnya. Deviden interim ini dapat
dibayarkan beberapa kali dalam setahun dengan tujuan salah satunya yaitu
untuk memacu kinerja kerja saham perseroan di bursa.
b. Deviden Final
Deviden final merupakan deviden hasil pertimbangan setelah
penutupan buku perseroan sebelumnya dan dibayarkan pada tahun buku
berikutnya. Deviden final ini juga memperhitungkan dan
mempertimbangkan hubungannya dengan deviden interim yang telah
dibayarkan untuk tahun buku tersebut.
E. Kebijakan Dividen
Sutrisno (2003:303), Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh
manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama
satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian
lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan
untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi
jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern
yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedang apabila
perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar
sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan
untuk mengembangkan perusahaan.
Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang
saham. Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan
secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan
kepada pemegang saham apabila mendapatkan laba. Harga saham dipengaruhi
oleh tingkat pertumbuhan dividen. Besarnya dividen yang dibayarkan akan
meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham. Namun semakin besar dividen
yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat
dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba
ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk
membelanjai perusahaan. Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan
memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada
akhirnya juga memperkecil pertumbuhan dividen. Dari keterangan diatas ternyata
kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat yang bertentangan, oleh
karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham
menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil
kebijakan dividen yang optimal.
Rasio Pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba
yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba yang ditahan
semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama
dalam kebijakan dividen.
1. Teori Kebijakan Dividen
Teori kebijakan dividen menjelaskan bagaimana sifat dari dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham. Teori dari Kebijakan dividen ini akan
mempengaruhi harga saham.
Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2003;383-387), ada tiga teori
yang membahas tentang kebijakan dividen dan berpengaruh terhadap harga
saham. Ketiga teori tersebut adalah:
a. Teori Residu Dividen
Teori ini menjelaskan bahwa investor lebih senang apabila
perusahaan menahan keuntungannya untuk diinvestasikan kembali
daripada jika keuntungan itu dibayarkan berupa dividen di mana re-
investasi akan menghasilkan lebih banyak dibandingkan saham-saham lain
yang risikonya kira-kira seimbang.
b. Teori Irrelevansi Dividen
Teori ini menjelaskan bahwa kenaikan nilai perusahaan
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
dari asset perusahaan.
c. Teori Relevansi Dividen
Teori ini menjelaskan bahwa investor umumnya menghindari
risiko dan dividen yang diterima sekarang mempunyai risiko yang lebih
kecil dari pada dividen yang diterima di masa yang akan datang.
2. Muatan Informasi Kebijakan Dividen
Dalam kondisi pasar modal yang efisien, informasi-informasi yang
berkaitan dengan perusahaan penerbit saham (emiten) akan direspon oleh investor
apabila informasi tersebut memiliki muatan informasi (information contents).
Akan tetapi, investor tidak akan merespon seluruh informasi tersebut. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi muatan informasi dari sebuah pengumuman
(Foster, 1986) dalam Endang Raino Wirjono:2003. yaitu:
1. Ekspektasi pasar modal terhadap muatan informasi dan waktu
pengumuman; factor ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi akan
menimbulkan respon yang lebih besar di pasar saham.
2. Implikasi pengumuman terhadap distribusi return sekuritas akan
datang. Semakin besar arus kas ekspektasian akan datang maka harga
pasar akan lebih terpengaruh.
3. Kredibilitas sumber informasi; sumber informasi yang memberikan
pengumuman akan berdampak terhadap volatilitas harga saham.
Semakin kredibel (layak dipercaya) sumber informasi, respon dari
investor akan semakin tinggi.
4. Berdasarkan teori sinyal (signaling theory), pengumuman dividen
merupakan mekanisme yang dipilih manajer untuk menyampaikan
pandangannya mengenai laba atau arus kas akan datang kepada
investor. Penggunaan dividen sebagai sinyal memerlukan cost yang
tinggi sehingga hanya perusahaan yang berkulaitas yang mampu
menanggungnya. Dividen sering digunakan oleh manajer sebagai
isyarat untuk menunjukkan kemampuan perusahaan. Ada dua asumsi
pokok dalam dividend signaling theory:
1. Keengganan manajemen perusahaan untuk mengubah kebijakan
dividen karenainvestor menganggap kebijakan dividen sebagai
isyarat mengenai kemampuanperusahaan.
2. Ada perbedaan informasi antara manajer dengan investor,
perbedaan ini terjadi karena manajer lebih banyak informasi
mengenai perusahaan dibandingkan investor. Kondisi ini
menimbulkan kesenjangan informasi (asymetry information) antara
manajer dengan investor.
Pengumuman dividen mengandung informasi mengenai laba pada saat ini
dan masa akan datang. Apabila pengumuman dividen meningkat (menurun)
berarti manajer memiliki keyakinan bahwa laba akan mengalami peningkatan
(penurunan). Investor sebagai pihak yang memiliki informasi inferior
menggunakan informasi pengumuman dividen untuk mengeliminasi kesenjangan
informasi dan memprediksi laba yang akan datang.
Manajer akan bertindak hati-hati dalam memberikan sinyal. Manajer harus
benar-benar yakin mengenai prospek perusahaan yang akan datang sebelum
menaikkan pembayaran dividen. Manajer juga tidak akan gegabah memotong
dividen sebab pasar akan bereaksi lebih kuat terhadap kabar buruk. Ross (1977),
dalam Endang Raino Wirjono:2003. menyatakan ada empat syarat penting yang
perlu diperhatikan dalam optimalisasi kebijakan dividen sebagai isyarat, yaitu:
1. Manajemen harus selalu memiliki dorongan untuk mengirimkan
isyarat secara jujur, meskipun beritanya buruk.
2. Isyarat dari suatu perusahaan yang sukses (berprospek) tidak mudah
ditiru oleh pesaingnya yaitu perusahaan yang kurang sukses (tidak
berprospek).
3. Isyarat harus memiliki hubungan yang cukup berarti dengan kejadian
yang diamati.
4. Tidak ada cara menekan biaya yang relatif lebih efektif untuk
mengirimkan isyarat yang sama.
3. Dividen Dapat Meningkatkan dan Menurunkan Kesejahteraan Pemegang
Saham.
1. Dividen dapat meningkatkan kesejehteraan pemegang saham
Teori yang di kemukankan oleh Gordon (1959) dan litnert (1956)
dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, ini bisa disebut dengan teori bird-
in-the-hand. Gordo dan litnert berpendapat bahwa pembagian dividen
lebih baik dari pada capital gain, karena investor memandang satu burung
di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara sehingga
perusahaan menawarkan dividen yield yang lebih tinggi.
2. Dividen dapat menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham
Teori ini di kemukakan oleh litzenberger dan ramaswamy (1979)
dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, pandangan ini menyatakan bahwa
investor lebih menyukai retained earnings dibandingkan degan dividen, hal
ini disebabkan karena pertimbangan pajak yang dikenakan terhadap capital
gain lebih rendah. Teori ini menyarankan agar perusahaan membagikan
dividen yang rendah jika ingin memaksimalkan nilai sahamnya. Para
investor lebih menyukai pembagian dividen yang lebih rendah
dibandingkan yang tinggi karena pajak dari capital gain maksimum pada
rate 20% sedangkan pajak dari pendapatan dividen pada rate di atas
39,6%. Oleh karena itu, kesejahteraan investor ( yang memiliki sebagian
besar saham dan menerima sebagian besar dividen ) terletak pada
kesenagan mereka untuk menguasai perusahaan dan menanamkan kembali
earning mereka dalam bisnis. Pertmbuhan earnings akan mengarah pada
harga saham yang lebih tinggi, dan pajak capital gain akan digantikan oleh
pajak dividen yang lebih tinggi. Selain itu, pajak tidak dibayar sampai
gains saham terjual. Karena efek nilai waktu, pajak yang dibayar pada
masa yang akan datang mempunyai effective cost yang lebih rendah
daripada pajak yang dibayarkan saat ini, jika saham dimiliki seseorang
sehingga dia meniggal, maka tidak akan ada pajak capital gains yang
ditanggung. Karena keuntungan pajak ini, investor lebih suka menguasai
sebagian besar earnings mereka di perusahaan sehingga investor bersedia
membayar lebih banyak untuk perusahaan yang low-payout dibandingkan
untuk perusahaan yang high-payout.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Sutrisno (2003:304), Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan
sumber dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka
panjang akan menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen
akan semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang
akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain:
1. Posisi solvabilitas perusahaan
Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya
kurang menguntungkan, biasanya perusahan tidak membagikan laba. Hal
ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk
memperbaiki struktur modalnya.
2. Posisi likuiditas perusahaan
Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh
karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa
menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan
tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang likuiditasnya kurang
baik, biasanya dividend payout ratio nya kecil, sebab sebagian besar laba
digunakan untuk menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah
mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih
besar.
3. Kebutuhan untuk melunasi hutang
Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa
hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini
harus segera di bayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar hutang-
hutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus
dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan
mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham. Disamping itu, dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang
harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari
hutang baru atau me roll-over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana
intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan
memperkecil dividend payout ratio.
4. Rencana perluasan
Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya
pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang
dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga
semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar
kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan
dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah
modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa
diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba ditahan.
Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan
semakin kecil dividend payout rationya.
5. Kesempatan investasi
Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi
besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi
semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan
untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan
investasi kurang, dananya lebih banyak digunakan untuk membayar
dividen.
6. Stabilitas pendapatan.
Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan
perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang
pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk
berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus
menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.
7. Pengawasan terhadap Rencana perluasan
Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap
perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri,
kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi
kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Apabila
dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan
cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada
ditangannya. Sedangkan pendapat lain, faktor-faktor yang dianalisis
perusahaan dalam memutuskan kebijakan dividen: (Van Horne,
Wachowich, 1999:117), Adalah sebagai berikut:
1. Peraturan-peraturan hukum
Pembahasan peraturan hukum penting dilakukan untuk
menetapkan batasan- batasan hukum dimana kebijakan dividen
perusahaan dapat digunakan.
Peraturan penurunan modal. Negara melarang pembagian
dividen jika mengakibatkan penurunan modal. Tujuan hukum
penurunan modal adalah untuk melindungi kreditor perusahaan,
dan hukum ini dapat memiliki beberapa pengaruh jika
perusahaan relatif baru. Pada perusahaan yang sudah
berkembang yang telah menghasilkan keuntungan dan
memiliki laba ditahan, kerugian yang biasanya dialami sebelum
pembatasan memberikan pengaruh terhadap pembayaran
dividen yang dibatasi. Pada saat ini kreditur hanya dapat
menerima sedikit perlindungan.
Peraturan ketidaksolvabilitasan. Negara melarang pembayaran
dividen kas jika perusahaan tidak sanggup membayar hutang.
Ketidaksolvabilitasan dapat diartikan secara hukum maupun
teknik. Secara hukum berarti nilai kewajiban yang dicatat
melebihi nilai aktiva yang dicatat, sedangkan secara teknis
sebagai ketidakmampuan perusahaan membayar pinjamannya
pada saat jatuh tempo. Karena kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya bergantung pada likuiditas daripada
modal perusahaan, maka pembatasan ketidaksolvabilitasan
merupakan bentuk perlindungan yang baik bagi kreditur. Jika
kas terbatas, perusahaan dilarang untuk melakukan sesuatu
yang lebih menguntungkan bagi pemegang saham tapi
merugikan kreditur.
Peraturan laba ditahan yang tidak semestinya. Dinas perpajakan
melarang penahanan laba lebih dari semestinya. Diartikan
sebagai penahanan kelebihan kebutuhan investasi perusahaan
saat ini di masa depan dalam jumlah yang besar. Tujuan
peraturan ini adalah untuk mencegah perusahan menahan
labanya dengan tujuan mengurangi pajak.
2. Kebutuhan pendanaan perusahaan
Saat batasan-batasan hukum bagi kebijakan dividen telah
ditetapkan, langkah selanjutnya adalah penafsiran kebutuhan
pandanaan perusahaan. Perlu dipersiapkan anggaran kas, proyeksi
laporan sumber dan penggunaan dana, proyeksi laporan arus kas.
Tujuan utamanya adalah menentukan arus kas dan posisi kas
perusahaan yang mungkin terjadi tanpa adanya perubahan
kebijakan dividen. Disamping memperkirakan hasil yang mungkin
diterima, perusahaan juga harus mempertimbangkan risiko bisnis
sehingga dapat diperoleh berbagai macam hasil arus kas yang
mungkin Perusahaan perlu mengetahui apakah masih ada dana
yang tersisih setelah penggunaan dana untuk kebutuhan
perusahaan, termasuk pendanaan proyek investasi yang diterima.
Dalam hal ini perusahaan harus melihat situasi beberapa tahun di
masa depan untuk mengatasi fluktuasi. Kemampuan perusahaan
untuk meyediakan dividen harus dianalisis relatif terhadap
probabilita arus kas dan saldo kas yang mungkin di masa depan.
Berdasarkan analisis ini perusahaan dapat menentukan besarnya
dana yang mungkin tersisa.
3. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama
dalam keputusan dividen. Karena dividen merupakan arus kas
keluar, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan,
semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Perusahaan yang berkembang dan menguntungkan mungkin tidak
likuid karena dana yang dimilikinya digunakan untukkeperluan
aktiva tetap dan modal kerja permanen. Manajemen perusahaan
biasanya ingin mempertahankan tingkat likuiditas tertentu untuk
memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap
ketidakpastian. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen
perusahaan mungkin melakukan penolakan untuk membayar
dividen dalam jumlah besar.
4. Kemampuan untuk menjamin
Posisi likuid bukan merupakan satu-satunya cara untuk
memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap
ketidakpastian. Jika memiliki kemampuan untuk memperoleh
pinjaman dalam waktu singkat, perusahaan dapat dikatakan
memiliki fleksibilitas keuangan relatif baik. Kemampuan
meminjam ini dapat berupa batas kredit atau perjanjian kredit
beruntun dari bank, atau kemampuan tidak resmi kelembagaan
keuangan untuk memperluas kredit. Selain itu, fleksibilitas
keuangan dapat berasal dari kemampuan perusahaan untuk
menembus pasar modal dengan menerbitkan obligasi. Semakin
besar dan semakin kuat perusahan, semakin besar fleksibilitas
keuangan dan semakin besar kemampuannya untuk membayar
dividen kas. Jika perusahaan dapat melakukan pendanaan melalui
hutang, manajemen tidak perlu terlalu mengkhawatirkan pengaruh
dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
5. Batasan-batasan dalam perjanjian hutang
Perjanjian perlindungan dalam perjanjian obligasi atau
pinjaman seringkali berisikan batasan-batasan pembayaran dividen.
Batasan ini digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menjaga
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang. Biasanya batasan
ini dinyatakan sebagai persentase maksimum laba ditahan
kumulatif perusahaan. Jika batasan ini harus diterapkan, maka akan
mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Terkadang
manajemen perusahaan menerima batasan dividen yang diberikan
pemberi pinjaman karena perusahaan tidak harus melakukan
pembenaran laba ditahan kepada pemegang saham. Manajemen
perusahaan dapat menjadikan batasan tersebut sebagai alasan tidak
membayar dividen.
6. Pengendalian
Jika perusahaan membayar dividen dalam jumlah besar,
perusahaan kemudian perlu mencari modal melalui penjualan
saham untuk mendanai peluang investasi yang memungkinkan.
Dalam situasi tersebut kepentingan pengendalian perusahaan
mungkin menipis jika pemegang saham yang memiliki kendali
tidak mau atau tidak dapat memesan tambahan saham. Para
pemegang saham ini lebih memilih pembayaran dividen yang
rendah dan pendanaan kebutuhan investasi melalui laba ditahan.
Kebijakan dividen ini mungkin tidak memaksimalkan kekayaan
keseluruhan pemegang saham, namun kebijakan dividen tersebut
dilakukan demi kepentingan terbaik pihak yang memiliki kendali.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yang sangat
berbeda, jika perusahaan ingin diakuisisi oleh perusahaan lain,
pembayaran dividen yang rendah merupakan keuntungan bagi
pihak luar yang ingin memiliki kendali atas perusahaan. Pihak luar
ini dapat meyakinkan pemegang saham bahwa perusahaan tidak
memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan pihak luar ini
dapat melakukan hal yang lebih baik. Akibatnya, perusahaan dalam
ancaman akuisisi mungkin menetapkan pembayaran dividen yang
tinggi untuk menyenangkan pemegang saham.
Dalam menentukan pembayaran dividen, perusahaan akan
menganalisa sejumlah faktor yang dijelaskan diatas. Faktor-faktor
ini mempengaruhi batas hukum dan batasan lain dimana dividen
dapat dibayarkan. Jika perusahaan membayar dividen dari
kelebihan dana residualnya, ini berarti bahwa manajemen dan
dewan direksi yakin bahwa pembayaran dividen memiliki
pengaruh positif bagi kekayaan pemegang saham. Sangat
disayangkan sangat sedikit bukti empiris yang tersedia untuk
membuat generalisasi yang jelas. Kurangnya landasan perusahaan
untuk memperkirakan pengaruh jangka panjang kebijakan dividen
tertentu terhadap penilaian menyebabkan kebijakan dividen
merupakan keputusan kebijakan yang paling sulit.
Pertimbangan–pertimbangan pada bagian ini
memungkinkan perusahaan menentukan strategi dividen pasif yang
sesuai. Kebijakan dividen aktif melibatkan rasa percaya, karena
kebijakan ini menuntut sebagian dividen kumulatif yang pada
akhirnya dibayarkan diganti dengan pendanaan saham biasa.
Strategi ini bersifat tidak jelas namun satu hal yang paling sulit
dipercaya oleh kaum akademisi adalah adanya peningkatan
kekayaan pemegang saham. Meskipun demikian, banyak
perusahaan percaya bahwa pembayaran dividen mempengaruhi
harga saham.
5. Kebijakan Pemberian Dividen
Berbagai macam kebijakan pemberian deviden menurut Riyanto
(2001:289) adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan deviden yang stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan deviden yang
stabil, artinya jumlah deviden per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya
relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar
saham per tahunnya berfluktuasi. Deviden yang stabil ini dipertahankan
untuk beberapa tahun, dan apabila ternyata pendapatan perusahaan
meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif
permanen, barulah besarnya deviden per lembar dinaikkan. Dan deviden
yang dinaikan ini akan dipertahankan dalam waktu yang relatif panjang.
Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan deviden yang
stabil adalah kebijakan deviden yang stabil dijalankan oleh suatu
perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada investor bahwa
perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masamasa
mendatang. Apabila pendapatan perusahaan berkurang tetapi perusahaan
tersebut tidak mengurangi deviden yang dibayarkan, maka kepercayaan
pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan kalau
devidennya dikurangi pembayarannya. Dengandemikian manajemen dapat
mempengaruhi harapan para investor melalui politik deviden yang stabil.
Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari
deviden. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya
pembagian deviden yang tidak stabil. Mereka lebih senang membayar
harga ekstra bagi saham yang akan memberikan deviden yang sudah dapat
dipastikan jumlahnya. Pada banyak negara terdapat ketentuan dalam pasar
modalnya, bahwa organisasi atau yayasan-yayasan sosial, perusahaan-
perusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dana-dana pensiun, pemerintah
Kota Madya, dan lain-lain hanya diijinkan menanamkan dananya dalam
saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menjalankan
kebijakan deviden yang stabil. Biasanya dalam pasar modal ada daftar
resmi yang memuat nama-nama perusahaan yang menjalankan kebijakan
deviden yang stabil, artinya perusahaan yang bersangkutan akan
membayar devidennya secara tetap dan tidak terganggu pembayarannya.
b. Kebijakan pembayaran deviden dengan penetapan jumlah minimal plus
jumlah ekstra tertentu.
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal deviden per
lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik
maka perusahaan akan membayarkan deviden ekstra di atas jumlah
minimal tersebut. Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah
deviden yang minimal setiap tahunya meskipun keadaan keuangan
perusahaan agak memburuk. Tetapi dilain pihak kalau keadaan keuangan
baik maka pemodal akan menerima deviden minimal tersebut ditambah
dengan deviden ekstra. Kalau keadaan keuangan memburuk lagi maka
yang dibayarkan hanya deviden yang minimal saja.
c. Kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan
Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan deviden
payout ratio yang konstan misalnya 50 %. Ini berarti bahwa jumlah
deviden per lembar saham tiap tahunya yang di bayarkan akan
berfluktuatif sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh
tiap tahunnya.
d. Kebijakan deviden yang fleksibel
Perusahaan menetapkan deviden payout ratio besarnya tiap
tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan financial dari
perusahaan yang bersangkutan. Apabila keuntungan tinggi maka besarnya
deviden yang dibagikan relatif tinggi, dan sebaliknya jika tingkat
keuntungan rendah maka besarnya deviden yang dibayarkanjuga rendah,
atau dapat dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat
keuntungan.
F. Studi Peristiwa (Event Study)
Syahrir ika (2000:140) dalam Novy Zulvayanti 2005, studi peristiwa
(event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.
Event studi dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dan suatu
pengumuman.
Pengujian kandungan informasi dimaksudakan untuk melihat reaksi dari
suatu pengumuaman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi
pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan.
Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan atau
dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka
dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung kandungan
informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. (syahrir ika, 2000:
140). dalam Novy Zulvayanti (2005)
Sebaliknya yang tidak memberikan kandungan informasi tidak
memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak pada gambar dibawah
ini:
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak
menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi.
Pengumumanperistiwa
Ada abnormalreturn
Tidak adaabnormal return
Ada kandunganinformasi &
Tidak adakandungan informasi
G. Telaah Penelitian Terdahulu
Penelitian yang mengkaji masalah pengaruh pengumuman deviden
terhadap perubahan harga saham pernah diteliti oleh :
Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan
yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang
memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa
tidak terdapat kandunga informasi pada perubahan dividen naik dan turun yang
bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase
of stock, stock dividen, warrant offering, right offering).
Lani Siaputra dan surja dalam penelitiannya yang bertujuan untuk
menganalisis pengaruh ex-dividend date terhadap perubahan harga saham, dengan
periode penelitian selama 30 hari yaitu 15 hari sebelum dan 15 sesudah ex-dividen
date. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata harga saham sebelum dan
sesudah ex-dividend date berbeda signifikan.
Buddi Wibowo dan Adler Manurung (2004) menguji 25 perusahaan yang
melakukan pengumuman dividen pada tahun 2003. Mereka mengungkapkan
bahwa pengumuman dividen berpengaruh terhadap abnormal return.
Beberapa penelitian yang dilakukan baik di Indonesia maupun di luar
negeri masih memberikan hasil yang beragam, seperti hasil penelitian yang
dilakukan Indah Patmawati(1999), Sri Mulyati(2003) dan Sudjoko (1999) dalam
Kurnia Basyori 2007. menyimpulkan bahwa pengumuman dividen mengandung
informasi. Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng
(2000) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dividen.
Penelitian yang dilakukan di luar negeri pun sama. Dalam Jogianto (2000)
bahwa hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976),
Ang(1975) dan Gonedes(1978) tidak menemukan bukti jika dividen mengandung
informasi. Namun hasil lain mengungkapkan bahwa pengumuman dividen
mengandung informasi, seperti hasil Mande (1994), Eddy dan Seifert(1992)
Chang dan Chen(1991), Laub (1976) Woolridge (1982).
Woolridge (1928) dalam Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman
dividen selama tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa
pasar bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam waktu
sehari setelah pengumuman.
Kartini, (2001), meneliti tentang reaksi pemegang saham terhadap
pengumuman perubahan pembayaran dividen. Dalam penelitian ini mengambil
sampel sebanyak 50 perusahaan. Terbagi menjadi 25 perusahaan mengalami
kenaikan dividen dan 25 mengalami penurunan. Hasil penelitian ini bahwa
pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan dividen. Dan
pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman kenaikan pembayaran
dividen.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilaksanakan oleh Kartini. Perbedaan dengan penelitian sebelumya adalah jumlah
sampel sebanyak 150 sampel, periode pengamatannya dimulai pada tahun 2002 -
2005, dimana periode krisis di Indonesia, dan metode pengujiannya menggunakan
one sample t test.
H. Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia (BEI)
D
LQ45
Dampak Pengumuman Dividen Meningkat danividen Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham
(Abnormal Return) Sebelum dan Sesudah
Ex –Dividend Date di Bursa Efek Indonesia (BEI)Menghitung Abnormal Returndan rata-rata Abnormal Return
Uji Deskriptif Statistik , Uji Statistik OneSample t test dan Paired Sampel t test
Uji hipotesis
H0 = Tidak terdapat kandungan informasi danperbedaan Abnormal Return sebelum dansesudah ex-dividend date dengan adanyapengumuman dividen meningkat dan
menurun di Bursa Efek Indonesia.Ha = Terdapat kandungan informasi dan
perbedaan Abnormal Return sebelum dansesudah ex-dividend date dengan adanyapengumuman dividen meningkat danmenurun di Bursa Efek Indonesia
H0 diterima jika sig> 0,05
Ha diterima jika sig< 0.05I. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 = Tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal
Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya
pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek
Indonesia.
Ha = Terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return
sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya
pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek
Indonesia .
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Event Study, yang berjudul Dampak
Pengumuman Dividen Meningkat dan Menurun Terhadap Perubahan Harga
Saham (Abnormal Return) Sebelum dan Sudah Ex-Dividend Date. dengan tujuan
untuk mengetahui adanya pengaruh berdasarkan suatu peristiwa (Event). Mengacu
pada penelitian sebelumnya, penelitian ini juga dilakukan berdasarkan suatu
peristiwa (Event), dengan adanya informasi pengumuman dividen.
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada perusahaan – perusahaan
LQ45 yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) dengan menggunakan event
study yang akan mengamati pergerakan harga saham di pasar modal. Untuk
menguji adanya reaksi harga dilakukan tes abnormal return selama periode
peristiwa dan dengan melakukan pengujian abnormal return terhadap dividen naik
dan dividen turun pada saat Ex-Dividend Date.
Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa Ex-
Dividen Date 7 hari sebelum kejadian dan 7 setelah kejadian dengan pengumuman
dividen meningkat dan dividen menurun sejak tahun 2006-2007
B. Metode Penentuan Sampel
Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggnukan Teknik
pengambilan dengan menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa
Efek Jakarta (ICMD, JSX Monthly Statistic, Fact Book) dan sumber-sumber lain
yang mendukung penelitian ini. Data yang diperlukan meliputi:
1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di LQ45 dari tahun 2005-2007, dan
mengeluarkan dividen, sehingga Ex-Dividend date bisa diketahui;
2. Dari perusahaan tersebut dipilih perusahaan yang jumlah dividennya
berbeda dari periode sebelumnya (meningkat dan menurun)
3. Nama perusahaan dan jumlah dividen tunai yang dibayarkan perusahaan
selama tahun amatan (dividen tiap lembar saham).
4. Tanggal pengumuman Ex-Dividen Date perusahaan pada tahun amatan.
5. Harga saham harian untuk tiap-tiap saham perusahaan yang dijadikan
sampel pada tahun amatan (Closing Price).
6. Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) pada tahun amatan.
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggunakan data
sekunder dengan cara sebagai berikut:
1. Melakukan penelitian lapangan pada bursa Efek Indonesia melalui pusat
layanan informasi pada pusat referensi pasar modal.
2. Peneitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur
ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan
penelitian ini.
D. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui adanya pengaruh pengumuman dividen terhadap
kandungan informasi dan perubahan harga saham (Abnormal Return), dilakukan
pengujian dengan melihat reaksi pasar di periode pengamatan dengan menghitung
Abnormal Return.
Menghitung Abnormal Return setiap saham selama periode pengamatan
dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:
RTNit = Rit – E (Rit)
dimana:
RTNit = Abnormal Return sekuritas ke-i pada periode ke-t
Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada peristiwa
ke-t
E(Rit) = Return ekpektasi sekuritas ke-i untuk peristiwa periode ke-t. (IHSG)
a. Menghitung Return Saham
Adalah tingkat pengembalian masing-masing saham berdasarkan
rumus: (Manurung 1997)
Rit = Pi,t – Pi,t-1
Pi,t-1
dimana:
Rit = Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada
peristiwa ke-t
Pit = harga saham ke-i pada periode ke-t
Pit-1 = harga saham ke-i pada periode ke t-1
b. Menghitung Return pasar
Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang
terdaftar di Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG.dan perhitungan untuk
return diformulasikan sebagai berikut: (Manurung 1997)
E(Rit ) = Rmt = IHSGt - IHSGt-1
IHSGt-1
dimana:
E(Rit ) = Return ekpektasi sekuritas ke-i untuk peristiwa periode ke-t.
(IHSG)
IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan periode t-1
Dengan pengujian Statistik Santoso, (2001) Perhitungan untuk
pengujian t (t-tes) dengan menggunakan alat analisis (One Sampel t-test)
dan (Paired Sampel t test) SPSS Versi 15. atau dengan formula berikut:
t hitung = RRTNt
KSEt
dimana :
RRTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t
KSEt = kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di periode peristiwa
Untuk mencari rata-rata Abnormal Return (RRTNt) digunakan
formulasi berikut ini:
k
RRTNt = ∑ RTNi,ti=1
k
dimana :
RRTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t
RTNi,t = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t
K = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Sedangkan perhitungan kesalahan standar estimasi (KSEt)
digunakan formula sebagaiberikut :
k
KSEt = √ ∑ (RTNi,t – RRTNt)2 1
i=1
(k – 1) √k
dimana
RRTNt = Abnormal return sekuritas i pada periode peristiwa ke-t
RTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t
K = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Adapun rumus t hitung untuk pengujian uji beda (paired sample t
test) adalah
Sb = √ ∑d2
N (n-1)
Dimana : Sb = standar error dua mean yang berhubungan
thitung = (B – 0) = B
Sb Sb
Dimana : B = beda antara pengamatan tiap pasang
B = mean dari beda pengamatan
Sb = standard error dua mean yang berhubungan
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date
Harga saham adalah harga saham yang terjadi di bursa pada saat
penutupan (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan
saham. Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah
data closing price untuk masing-masing saham sebelum dan sesudah ex-
dividend date selama periode penelitian di Bursa Efek Jakarta.
2. Dividen
Nilai dividen ini didasarkan pada besarnya nilai dividen yang
diumumkan perusahaan
3. Cash dividen
Cash dividen merupakan dividen yang dibayar dengan uang tunai
dimana pembayaran dilakukan pada saat ex-dividen date.
4. Abnormal Return
Abnormal Return atau keuntungan diatas normal adalah selisih
antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Abnormal return ini bisa bernilai positif ataupun negatif.
5. Return Individual
Return individual adalah tingkat keuntungan harian untuk masing-
masing saham. Return individual ini merupakan prosentase dari ln harga
saham pada saat ini dibagi harga saham pada saat sebelumnya.
6. Return Pasar
Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang
terdaftar di Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG. IHSG menunjukkan
indeks harga saham dari seluruh saham yang listed di Bursa.
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
C. Sekilas gambaran umum dan objek penelitian.
1. Sejarah BEI ( Bursa Efek Indonesia )
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang
diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi
yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana
mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal
mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif. WWW. Bursa
Efek Indonesia. Com.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat
Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman
(Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro
Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi
Pemerintah RI (1950)
1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif.
1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia.
1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal.
16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No.
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading).
2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pelaku Pasar Modal Indonesia
Iskandar Z.Alwi (2003:19) Pelaku pasar modala adalah lembaga
dan perorangan yang melakukan kegiatan secara terus-menerus dipasar
modal. Kegiatan pelaku pasar modal tidak dapat dipisahkan dengan
keberhasilan dan kegagalan pasar modal itu sendiri. Oleh karena itu secara
sedarhana dapat dikatakan bahwa tanpa pelaku pasar modal, pasar modal
tidak dapat hidup dan berkembang sebagaimana mestinya. Demikian
sebaliknya, tanpa pasar modal pelaku pasar modal tidak dapat
mengembangkan usaha dengan baik dan wajar.
Pelaku pasar modal dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. lembaga pengawas pasar modal, yaitu Bapepam
2. lembaga pelaksana kegiatan pasar modal:
- Bursa Efek
- Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
- Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
3. Lembaga penunjang kegiatan pasar modal:
- Penjamin Emisi (Underwriter)
- Wakil Penjamin Emisi
- Perantara Pedangang Efek
- Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)
- Manager dan Wakil Manager Investasi
- Kustodian
- Penasehat Investasi
- Biro Admonistrasi Efek
- Waliamanat
4. Lembaga profesi penunjang :
- Notaris
- Akuntan Publik
- Penilai
- Konsultan Hukum
5. Perusahaan public (Emiten)
6. Investor
3. Badan pengawas pasar modal (BAPEPAM)
Iskandar Z.Alwi (2003:20) Bapepam menurut Undang-undang PM
No. 8/ 1995 Bab II adalah badan yang bertanggung jawab kepada menteri
keuangan dan bertugas pokok melakukan pembinaan, pengaturan dan
pengawasan sehari-hari atas kegiatan pasar modal.
Fungsi dan tugas. Sesuai dengan Undang –undang No 8 tahun 1995
Bab II dan keputusan menteri keuanga RI No. 503/KMK-01/97 pasal 2
tentang pasar modal, Bapepam mempunyai fungsi dan tugas sebag ai
berikut:
1. Penyusunan peraturan dibidang pasar modal
2. penegakan peraturan dibidang pasar modal
3. pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang dilaksanakan Bapepam
bertujuan untuk mewujudkan terciptanya pasar modal yang teratur,
wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan
masyarakat.
4. menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan
perusahaanpublik
5. penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan
sangsi oleh bursa efek, lembaga kliring (LPK) dan lembaga
penyimpanan dan penyelesaian (LPP)
6. penetapan ketentuan akuntansi dibidang pasar modal
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Pembahasan Pada Pengumuman Dividen Meningkat
a. Daftar perusahaan pada pengumuman dividen meningkat
Berikut ini adalah hasil akhir yang dapat dilihat dari sampel
adalah sebanyak 22 perusahaan dan 32 banyaknya tanggal Ex-Dividen
Date pada pengumumkan dividen meningkat sejak tahun 2006-2007
pada perusahaan LQ 45.
Tabel 4.1Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menigkat
di Bursa Efek Indonesia
Kode PerusahaanTaggal
pengumuman
AALI Astra Agro Lestari Tbk 15-May-06
ASII Astra International Tbk 16-Jun-06
11-Jun-07
BBCABank Central Asia Tbk
7-Jun-06
14-Jun-07
BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk 22-Jun-06
BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 16-Jun-06
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 20-Jun-07
BNGA Bank Niaga Tbk 14-Jun-07
BNII Bank International Indonesia Tbk 17-May-06
25-Jun-07
14-Jun-07BUMI Bumi Resources Tbk
13-Jun-06
21-Nov-07INCO International Nickel Ind .Tbk
26-Apr-06
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 30-Jul-07
INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 20-Jul-06
KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 7-Jun-06
KLBF Kalbe Farma Tbk 15-Jun-07
LSIP PP London Sumatera Tbk 21-Jul-06
Kode PerusahaanTaggal
pengumuman
MEDC Medco Energi International Tbk 30-May-06
PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) 25-Jun-07
30-May-07PTBA
Tambang Batubara Bukit AsamTbk 5-Jun-06
23-Jul-07TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
24-Jul-06
12-Jun-07UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk
30-Jun-06
21-Jun-07UNTR United Tractors Tbk
13-Jun-06
25-Jun-07UNVR Unilever Indonesia Tbk
23-Jun-06Sumber : Jakarta Stock Exchange Statistics tahun 2006-2007
b. Pengujian Statistic Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk
perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat.
Menurut Santoso (2001:25) analisis deskriptif bertujuan untuk
mengetahui karakteristik data seperti nilai minimum, maximum, nilai
rata-rata dan seberapa jauh data-data bervariasi. Hasil deskriptif data
untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat
pada tabel 4.2.
Tabel 4.2Pengujian Statistik Deskriptif pada pengumuman
dividen meningkat
Periode N Minimum MaximumMean/RRTNt
Std.Deviasi
t-7 32 -1014.91 0.07 -31.7122 179.41379t-6 32 -0.03 1 0.0342 0.17731t-5 32 -1014.92 0.07 -31.7039 179.41665t-4 32 -0.06 1.05 0.0346 0.18699t-3 32 -0.03 0.03 -0.0025 0.01522t-2 32 -0.04 0.05 0.0021 0.01841t-1 32 -0.04 0.29 0.0104 0.05534t0 32 -0.42 0.08 -0.0257 0.08743
t+1 32 -0.06 0.05 -0.0003 0.02328t+2 32 -0.05 0.09 0.0042 0.02818t+3 32 -0.09 0.13 0.0002 0.03414t+4 32 -0.28 0.16 -0.0009 0.06278t+5 32 -0.09 0.44 0.0276 0.10151t+6 32 -0.38 0.06 -0.0152 0.07915t+7 32 -0.06 0.12 0.0056 0.03056
Sumber: data diolah
Berdasarkan table 4.2, maka diketahui Nilai minimum
abnormal return pada hari ketujuh sebelum tanggal pengumuman
dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen
meningkat adalah -1014.91, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean
sebesar -31.7122 dan standar deviasi sebesar 179.41379.
Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.03, nilai maksimum sebesar
1, nilai mean sebesar 0.0342dan standar deviasi sebesar 0.17731.
Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -1014.92, nilai maksimum
sebesar 0.07, nilai mean sebesar -31.7039 dan standar deviasi sebesar
179.41665.
Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar
1.05, nilai mean sebesar 0.0346 dan standar deviasi sebesar 0.18699.
Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.03, nilai maksimum sebesar
0.03, nilai mean sebesar -0.0025 dan standar deviasi sebesar 0.01522.
Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar
0.05, nilai mean sebesar 0.0021 dan standar deviasi sebesar 0.01841.
Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.04, nilai maksimum sebesar
0.29, nilai mean sebesar 0.0104 dan standar deviasi sebesar 0.05534.
Nilai minimum abnormal return pada saat ex-dividend date dari
perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -
0.42, nilai maksimum sebesar 0.08, nilai mean sebesar -0.0257 dan
standar deviasi sebesar 0.08743.
Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu setelah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar
0.05, nilai mean sebesar -0.0003 dan standar deviasi sebesar 0.02328.
Nilai minimum abnormal return pada hari kedua setelah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.05, nilai maksimum sebesar
0.09, nilai mean sebesar -0.0042 dan standar deviasi sebesar 0.02818.
Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga setelah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar
0.13, nilai mean sebesar 0.0002 dan standar deviasi sebesar 0.03414.
Nilai minimum abnormal return pada hari keempat setelah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.28, nilai maksimum sebesar
0.16, nilai mean sebesar -0.0009 dan standar deviasi sebesar 0.06278.
Nilai minimum abnormal return pada hari kelima setelah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar
0.44, nilai mean sebesar 0.0276 dan standar deviasi sebesar 0.10151.
Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.38, nilai maksimum sebesar
0.06, nilai mean sebesar -0.0152 dan standar deviasi sebesar 0.07915.
Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar
0.12, nilai mean sebesar 0.056 dan standar deviasi sebesar 0.03056.
c. Pengujian Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman dividen
meningkat.
Pengujian statistik terhadap Abnormal return mempunyai
tujuan untuk melihat signifikansi Abnormal Return yang terdapat
diperiode peristiwa. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa
Abnormal Return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol.
Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam
penelitian ini.
Berikut ini adalah tabel pengujian statistik Abnormal Return
selama 7 periode sebelum dan 7 periode sesudah pengumuman dividen
meningkat dengan α= 5% dan jumlah saham yang dianalisis (k) adalah
22 saham dengan jumlah ex-dividen sebanya 32.
Table 4.3Uji Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman
dividen meningkat.
Periode NSig. (2-tailed)
Meanstandardeviasi
thitung
keterangan
t-7 32 0.325 -31.712 179.41379 -1tidak
signifikan
t-6 32 0.284 0.0342 0.17731 1.09tidak
signifikan
t-5 32 0.325 -31.704 179.41665 -1tidak
signifikan
t-4 32 0.303 0.0346 0.18699 1.048tidak
signifikan
t-3 32 0.363 -0.0025 0.01522 -0.923tidak
signifikan
t-2 32 0.530 0.0021 0.01841 0.636tidak
signifikan
t-1 32 0.294 0.0104 0.05534 1.067tidak
signifikan
t0 32 0.107 -0.0257 0.08743 -1.662tidak
signifikan
t+1 32 0.940 -0.0003 0.02328 -0.076tidak
signifikan
t+2 32 0.411 0.0042 0.02818 0.833tidak
signifikan
t+3 32 0.968 0.0002 0.03414 0.040tidak
signifikan
t+4 32 0.935 -0.0009 0.06278 -0.082tidak
signifikan
t+5 32 0.134 0.0276 0.10151 1.540tidak
signifikan
t+6 32 0.285 -0.0152 0.07915 -1.088tidak
signifikan
t+7 32 0.308 0.0056 0.03056 1.036tidak
signifikanSumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai return
tidak normal pada t-7 (-31.7122) Namun tidak terbukti secara
signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.325 ternyata lebih tinggi
dibanding pada t+7 (0.0056). Namun perbedaan ini tidak terbukti
secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.308. Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 7 hari sebelum ex-dividend date
dan 7 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
meningkat.
Nilai return tidak normal pada t-6 (0.0342) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.284 ternyata
lebih tinggi dibanding pada t+6 (-0.0152). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.285 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 6 hari sebelum ex-dividend date
dan 6 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
meningkat.
Nilai return tidak normal pada t-5 (-31.7039) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.325 ternyata
lebih tinggi dibanding pada t+5 (0.0276). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.134 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 5 hari sebelum ex-dividend date
dan 5 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
meningkat.
Nilai return tidak normal pada t-4 (0.0346) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.303 ternyata
lebih tinggi dibanding pada t+4 (-0.0009). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.935 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 4 hari sebelum ex-dividend date
dan 4 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
meningkat.
Nilai return tidak normal pada t-3 (-0.01522) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.363 ternyata
lebih rendah dibanding pada t+3 (0.0002). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.968 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 3 hari sebelum ex-dividend date
dan 3 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
meningkat.
Nilai return tidak normal pada t-2 (0.0021) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.53 ternyata
lebih tinggi dibanding pada t+2 (0.0042). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.411 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 2 hari sebelum ex-dividend date
dan 2 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
meningkat.
Nilai return tidak normal pada t-1 (0.0104) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.294 ternyata
lebih tinggi dibanding pada t+1 (-0.0003). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.940 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 1 hari sebelum ex-dividend date
dan 1 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
meningkat.
Nilai return tidak normal pada t=0 (-0.0257) dengan tingkat
signifikan (sig-t) sebesar 0.107.
Bahwa diketahui nilai t hitung periode tujuh hari sebelum
pengumuman pada saat pengumuman dan tujuh hari sesudah
pengumuman terletak diantara -2.042, dan +2.042(-2.042<t
hitng<+2.042), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti pengumuman
dividen meningkat. tidak mempunyai kandungan informasi dan
perbedaan Abnormal Return yang signifikan.
Pergerakan RRTNt dari positif kenegatif pada hari-hari
sebelum pengumuman dividen menunjukan bahwa investor meragukan
apakah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan sesuai dengan
dividen yang diharapkan oleh investor atau tidak.
Rata-rata return tidak normal (RRTNt) pada hari pertama
sesudah pengumuman mempunyai nilai negatif maka memberikan
bukti bahwa pengumuma dividen perusahaan, tidak mengandung
informasi bagi pasar dengan pengujian statistiknya menunjukan tidak
signifikan, dan pasar cepat menyerap informasi pengumuman dividen
yang terlihat pada hari kedua setelah pengumuman dividen, langsung
naik 0.0042, artinya pasar langsung menyesuaikan informasi yang ada
atau tidak memerlukan waktu yang lama terhadap pengumuman
dividen.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan
yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan
yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka
mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan
perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun
yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse
split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right
offering).
Serta didukung oleh Penelitian yang dilakukan Amsari(1993)
Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007)
tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dividen.
Penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976), Ang(1975) dan
Gonedes(1978) Dalam Jogianto (2000) tidak menemukan bukti jika
dividen mengandung informasi dan perbedaan Abnormal Return.
d. Pengujian statistik (paired sample t test) uji beda Abnormal Return pada
saat pengumuman dividen meningkat.
Pengujian statistik (paired sample t test) Abnormal return
mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi perbedaan Abnormal
Return pada setiap periode pengamatan dengan periode pengamatan
yang lain. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return
tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test)
dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini.
1. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-7 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.4Uji beda Abnormal Return periode t-7
Periode MeanStd.
Deviationt
Sig. (2-tailed)
t-7dgn t-6 -31.74630 179.58985 -1.000 0.325t-7 dgn t-5 -0.00822 257.78973 0.000 1.000t-7 dgn t-4 -31.74679 179.41537 -1.001 0.325t-7 dgn t-3 -31.70967 179.41786 -1.000 0.325t-7 dgn t-2 -31.71422 179.40824 -1.000 0.325t-7dgn t-1 -31.72259 179.41138 -1.000 0.325t-7 dgn t0 -31.68647 179.43373 -0.999 0.326t-7 dgn t+1 -31.71184 179.40423 -1.000 0.325t-7 dgn t+2 -31.71631 179.41946 -1.000 0.325t-7 dgn t+3 -31.71240 179.41109 -1.000 0.325t-7 dgn t+4 -31.71124 179.41129 -1.000 0.325t-7 dgn t+5 -31.73979 179.40917 -1.001 0.325t-7 dgn t+6 -31.69693 179.41434 -0.999 0.325t-7 dgn t+7 -31.71775 179.41053 -1.000 0.325
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t-7 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t-7 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
2. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-6 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.5Uji beda Abnormal Return periode t-6
Periode Mean Std. Deviasi tSig. (2-tailed
t-6 dgn t-5 31.7380 179.41342 1.001 0.325t-6 dgn t-4 -0.0006 0.25491 -0.014 0.989t-6 dgn t-3 0.0366 0.17453 1.185 0.245t-6 dgn t-2 0.0320 0.18320 0.988 0.331t-6 dgn t-1 0.0236 0.18501 0.722 0.475t-6 dgn t0 0.0598 0.18234 1.856 0.073t-6 dgn t+1 0.0345 0.18750 1.042 0.306t-6 dgn t+2 0.0299 0.17399 0.972 0.338t-6 dgn t+3 0.0339 0.18178 1.054 0.300t-6 dgn t+4 0.0349 0.19068 1.037 0.308t-6 dgn t+5 0.0065 0.20640 0.178 0.860t-6 dgn t+6 0.0493 0.19533 1.428 0.163t-6 dgn t+7 0.0285 0.18214 0.885 0.383
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t-6 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t-6 tidak terdapt perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
3. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-5 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.6Uji beda Abnormal Return periode t-5
Periode Mean Std. Deviasi tSig. (2-tailed
t-5 dgn t-4 -31.7387 179.60227 -1.000 0.325t-5 dgn t-3 -31.7015 179.41362 -1.000 0.325t-5 dgn t-2 -31.7060 179.42136 -1.000 0.325t-5 dgn t-1 -31.7144 179.41455 -1.000 0.325t-5 dgn t0 -31.6782 179.42098 -0.999 0.326t-5 dgn t+1 -31.7035 179.41617 -1.000 0.325t-5 dgn t+2 -31.7081 179.41131 -1.000 0.325t-5 dgn t+3 -31.7042 179.42335 -1.000 0.325t-5 dgn t+4 -31.7031 179.42538 -1.000 0.325t-5 dgn t+5 -31.7315 179.41107 -1.000 0.325t-5 dgn t+6 -31.6887 179.40940 -0.999 0.325t-5 dgn t+7 -31.7095 179.43733 -1.000 0.325
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t-5dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t-5 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
4. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-4 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.7Uji beda Abnormal Return periode t-4
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed
t-4 dgn t-3 0.0372 0.19055 1.104 0.278t-4 dgn t-2 0.0326 0.18391 1.003 0.323t-4 dgn t-1 0.0243 0.19703 0.696 0.491t-4 dgn t0 0.0604 0.20204 1.692 0.101t-4 dgn t+1 0.0352 0.18943 1.050 0.302t-4 dgn t+2 0.0305 0.19482 0.887 0.382t-4 dgn t+3 0.0345 0.18359 1.063 0.296t-4 dgn t+4 0.0356 0.18802 1.070 0.293t-4 dgn t+5 0.0071 0.21801 0.185 0.855t-4 dgn t+6 0.0499 0.20988 1.346 0.188t-4 dgn t+7 0.0291 0.16788 0.981 0.334
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t-4dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t-4 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
5. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-3 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.8Uji beda Abnormal Return periode t-3
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t-3dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t-3 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t-3 dgn t-2 -0.0046 0.02672 -0.966 0.341t-3 dgn t-1 -0.0129 0.05674 -1.290 0.207t-3 dgn t0 0.0233 0.08706 1.511 0.141t-3 dgn t+1 -0.0020 0.02867 -0.401 0.691t-3 dgn t+2 -0.0067 0.02536 -1.485 0.148t-3 dgn t+3 -0.0027 0.04116 -0.369 0.714t-3 dgn t+4 -0.0016 0.06059 -0.152 0.880t-3 dgn t+5 -0.0301 0.10668 -1.594 0.121t-3 dgn t+6 0.0127 0.07652 0.943 0.353t-3 dgn t+7 -0.0081 0.03677 -1.240 0.224
6. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-2 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.9Uji beda Abnormal Return periode t-2
Periode Mean Std. Deviasi tSig. (2-tailed)
t-2 dgn t-1 -0.0084 0.05642 -0.840 0.408t-2 dgn t0 0.0278 0.09066 1.735 0.093t-2 dgn t+1 0.0025 0.02408 0.595 0.556t-2 dgn t+2 -0.0021 0.03174 -0.373 0.712t-2 dgn t+3 0.0019 0.03691 0.287 0.776t-2 dgn t+4 0.0029 0.06047 0.275 0.785t-2 dgn t+5 -0.0255 0.10407 -1.386 0.176t-2 dgn t+6 0.0173 0.08510 1.151 0.259t-2 dgn t+7 -0.0035 0.02733 -0.724 0.474
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t-2 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t-2 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
7. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-1 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.10Uji beda Abnormal Return periode t-1
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t-1 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
Periode Mean Std. Deviasi tSig. (2-tailed)
t-1 dgn t0 0.0362 0.13407 1.527 0.137t-1 dgn t+1 0.0109 0.05464 1.129 0.267t-1 dgn t+2 0.0063 0.05421 0.655 0.517t-1 dgn t+3 0.0103 0.04043 1.434 0.161t-1 dgn t+4 0.0113 0.08092 0.791 0.435t-1 dgn t+5 -0.0171 0.12673 -0.764 0.450t-1 dgn t+6 0.0257 0.09581 1.517 0.139t-1 dgn t+7 0.0049 0.06055 0.455 0.652
8. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t0 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.11Uji beda Abnormal Return periode t0
Periode Mean Std. Deviasi tSig. (2-tailed)
t0 dgn t+1 -0.0253 0.09065 -1.578 0.125t0 dgn t+2 -0.0299 0.09289 -1.821 0.078t0 dgn t+3 -0.0259 0.11466 -1.280 0.210t0 dgn t+4 -0.0249 0.10575 -1.331 0.193t0 dgn t+5 -0.0533 0.12256 -2.461 0.020t0 dgn t+6 -0.0105 0.11944 -0.497 0.622t0 dgn t+7 -0.0313 0.09498 -1.865 0.072
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t0 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t0 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
9. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+1 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.12Uji beda Abnormal Return periode t+1
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t+1 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t+1 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t+1 dgn t+2 -0.0046 0.03144 -0.832 0.412t+1 dgn t+3 -0.0007 0.03856 -0.096 0.924t+1 dgn t+4 0.0004 0.06287 0.037 0.971t+1 dgn t+5 -0.0280 0.10688 -1.484 0.148t+1 dgn t+6 0.0148 0.08128 1.029 0.312t+1 dgn t+7 -0.0060 0.03553 -0.960 0.344
10. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+2 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.13Uji beda Abnormal Return periode t+2
Periode MeanStd.
Deviasit Sig. (2-tailed)
t+2 dgn t+3 0.0040 0.03852 0.583 0.564t+2 dgn t+4 0.0050 0.06412 0.444 0.660t+2 dgn t+5 -0.0234 0.11091 -1.194 0.242t+2 dgn t+6 0.0194 0.08158 1.346 0.188t+2 dgn t+7 -0.0014 0.04118 -0.193 0.848
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t+2 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t+2 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
11. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+3 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.14Uji beda Abnormal Return periode t+3
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t+3 dgn t+4 0.0011 0.07062 0.085 0.933t+3 dgn t+5 -0.0274 0.11493 -1.347 0.188t+3 dgn t+6 0.0154 0.08662 1.008 0.321t+3 dgn t+7 -0.0054 0.04025 -0.755 0.456
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t+3 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t+3 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
12. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+4 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.15Uji beda Abnormal Return periode t+4
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t+4 dgn t+5 -0.0284 0.14850 -1.083 0.287t+4 dgn t+6 0.0144 0.10143 0.802 0.429t+4 dgn t+7 -0.0064 0.06022 -0.605 0.550
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t+4 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t+4 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
13. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+5 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.16Uji beda Abnormal Return periode t+5
Sumber: data diolah.
Α=5%, df =31t table ±2.042
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t+5 dgn t+6 0.0428 0.15701 1.542 0.133t+5 dgn t+7 0.0220 0.10314 1.207 0.237
Nilai Abnormal Return pada periode t+5 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen meningkat yaitu pada periode t+5 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
14. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+6 dengan t+7 pada saat pengumuman dividen meningkat.
Tabel 4.17Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan t+7
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed
t+ 6 dgn t+7 -0.0208 0.08968 -1.313 0.199Sumber: data diolah.
α =5%, df =31t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t+6 dengan periode
pengamatan t+7 yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan
ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042,
maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen
meningkat yaitu pada periode t+6 tidak terdapat perbedaan Abnormal
Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan
t+7.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan yang
mengumumkan dividen meningkat tidak terdapat perbedaan Abnormal
Return yang signifikan <0.05, baik dari periode t-7 hingga periode t+7,
dan hanya bergerakdari positif kenegatif sebelum maupun sesudah
pengumuman hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji
24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan
11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun.
Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan
perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun
yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse
split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right
offering).
Dan didukung pula oleh Penelitian yang dilakukan
Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia
Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi
dan perbedaan Abnormal Return. Woolridge (1928) dalam
Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman dividen selama
tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar
bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam
waktu sehari setelah pengumuman.
2. Pembahasan Pada Pengumuman Dividen Menurun.
a. Daftar perusahaan pada pengumuman dividen menurun
Berikut ini adalah hasil akhir yang dapat dilihat dari sampel
adalah sebanyak 18 perusahaan dan 22 banyaknya tanggal Ex-Dividen
Date pada pengumumkan dividen menurun sejak tahun 2006-2007
pada perusahaan LQ 45.
Tabel 4.18Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menurun
di Bursa Efek Indonesia.
Sumber
:
Sumber : Jakarta Stock Exchange Statistics tahun 2006-2007
Kode PerusahaanTaggal
pengumuman
22-Oct-07
12-Jun-07AALI Astra Agro Lestari Tbk
18-Oct-06
ADHI Adhi Karya (Per sero) Tbk 21-Jul-06
30-Oct-07ASII Astra International Tbk30-Oct-06
BBCA Bank Central Asia Tbk 30-Nov-07
BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 15-May-07
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 15-Jun-06
BNII Bank International Indonesia Tbk 13-Jun-07
BUMI Bumi Resources Tbk 29 gust 07
GGRM Gudang Garam Tbk 24-Jul-07
23-Jul-07GJTL Gajah Tunggal Tbk24 juli 06
INCO International Nickel Ind .Tbk 20-Nov-06
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 21-Jul-06
INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 28-Jun-07
ISAT Indosat Tbk 21-Jul-06
PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 3-Jul-06
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 30-Nov-07
UNTR United Tractors Tbk 16 0ct 06
UNVR Unilever Indonesia Tbk 29-Nov-07
b. Pengujian Statistik Deskriptif untuk perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun.
Menurut Santoso (2001:25) Analisis Deskriptif bertujuan untuk
mengetahui karakteristik data seperti nilai minimum, maximum, nilai
rata-rata dan seberapa jauh data-data bervariasi. Hasil Deskriptif data
untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun
pada tabel 4.5.
Tabel 4.19Pengujian Statistik Deskriptif untuk perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun.
Sumber: data diolah.
Berdasarkan table 4.5, maka diketahui Nilai minimum
abnormal return pada hari ketujuh sebelum tanggal pengumuman
dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen
periode N Minimum Maximum MeanStd.
Deviasit-7 22 -0.02 0.05 0.0063 0.02119t-6 22 -0.04 0.07 0.0049 0.02363t-5 22 -0.04 0.04 0.0042 0.01839t-4 22 -0.03 0.04 -0.0044 0.01517t-3 22 -0.08 0.07 -0.0035 0.02932t-2 22 -0.03 0.3 0.0191 0.06776t-1 22 -0.42 0.04 -0.0191 0.09151t0 22 -0.09 0.07 -0.0103 0.02973
t+1 22 -0.03 0.04 0.0015 0.01635t+2 22 -0.11 0.05 -0.0015 0.0373t+3 22 -0.04 0.05 0.0027 0.01899t+4 22 -0.05 0.09 0.0012 0.02867t+5 22 -0.04 0.07 0.0056 0.02818t+6 22 -0.12 0.13 0.0046 0.04294t+7 22 -0.18 0.04 -0.0128 0.04076
menurun adalah -0.02, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean
sebesar 0.0063 dan standar deviasi sebesar 0.02119.
Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar
0.07, nilai mean sebesar 0.0049 dan standar deviasi sebesar 0.02363.
Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.004, nilai maksimum sebesar
0.04, nilai mean sebesar 0.0042 dan standar deviasi sebesar 0.01839.
Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar
0.04, nilai mean sebesar -0.0044 dan standar deviasi sebesar 0.01517.
Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.08, nilai maksimum sebesar
0.07, nilai mean sebesar -0.0035 dan standar deviasi sebesar 0.02932.
Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar
0.3, nilai mean sebesar 0.0191 dan standar deviasi sebesar 0.06776.
Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sebelum
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.42, nilai maksimum sebesar
0.04, nilai mean sebesar -0.0191 dan standar deviasi sebesar 0.09151.
Nilai minimum abnormal return pada saat ex-dividen date
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.09, nilai maksimum sebesar
0.07, nilai mean sebesar -0.0103 dan standar deviasi sebesar 0.02973.
Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar
0.04, nilai mean sebesar -0.0015 dan standar deviasi sebesar 0.01635.
Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.11, nilai maksimum sebesar
0.05, nilai mean sebesar -0.0015 dan standar deviasi sebesar 0.0373.
Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar
0.05, nilai mean sebesar 0.0027 dan standar deviasi sebesar 0.01899.
Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.05, nilai maksimum sebesar -
0.09, nilai mean sebesar 0.0012 dan standar deviasi sebesar 0.02867.
Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar
0.07, nilai mean sebesar 0.0056 dan standar deviasi sebesar 0.02818.
Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.12, nilai maksimum sebesar
0.13, nilai mean sebesar 0.0046 dan standar deviasi sebesar 0.04292.
Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sesudah
tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.18, nilai maksimum sebesar
0.04, nilai mean sebesar -0.0128 dan standar deviasi sebesar 0.04076.
c. Pengujian Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman dividen
meningkat.
Pengujian statistik terhadap Abnormal return mempunyai
tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada diperiode
peristiwa. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return
tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test)
dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini.
Berikut ini adalah table pengujian statistik Abnormal Return
selama 7 periode sebelum dan 7 periode sesudah pengumuman dividen
menurun dengan α= 5% dan jumlah saham yang dianalisis (k) adalah
18 saham dengan jumlah ex-dividen sebanya 22.
Tabel 4.20Uji Statistik Abnormal return tidak pada saat pengumuman
dividen menurun.
periode NSig. (2-tailed)
meanstandardeviasi
thitung
Keterangan
t-7 22 0.176 0.0063 0.02119 1.401tidak
signifikan
t-6 22 0.337 0.0049 0.02363 0.982tidak
signifikan
t-5 22 0.297 0.0042 0.01839 1.070Tidak
signifikan
t-4 22 0.187 -0.0044 0.01517 -1.365Tidak
signifikan
t-3 22 0.582 -0.0035 0.02932 -0.559Tidak
signifikan
t-2 22 0.201 0.0191 0.06776 1.321Tidak
signifikan
t-1 22 0.339 -0.0191 0.09151 -0.979Tidak
signifikan
t0 22 0.120 -0.0103 0.02973 -1.621Tidak
signifikan
t+1 22 0.664 0.0015 0.01635 0.441Tidak
signifikan
t+2 22 0.852 -0.0015 0.0373 -0.189Tidak
signifikan
t+3 22 0.514 0.0027 0.01899 0.663Tidak
signifikan
t+4 22 0.842 0.0012 0.02867 0.202Tidak
signifikan
t+5 22 0.365 0.0056 0.02818 0.925Tidak
signifikan
t+6 22 0.619 0.0046 0.04294 0.504Tidak
signifikan
t+7 22 0.157 -0.0128 0.04068 -1.467Tidak
signifikanSumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai return
tidak normal pada t-7 (0.0063) Namun tidak terbukti secara signifikan
dengan nilai (sig-t) sebesar 0.176 ternyata lebih tinggi dibanding pada
t+7 (-0.0128). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan
dengan nilai (sig-t) sebesar 0.157 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat
kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan
pada 7 hari sebelum ex-dividend date dan 7 hari sesudah ex-dividend
date pada pengumuman dividen menurun.
Nilai return tidak normal pada t-6 (0.0049) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.337 ternyata
lebih tinggi dibanding pada t+6 (0.0046). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.619 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 6 hari sebelum ex-dividend date
dan 6 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
menurun.
Nilai return tidak normal pada t-5 (0.0042) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.297 ternyata
lebih rendah dibanding pada t+5 (0.0056). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.365 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbadaan
Abnormal Return yang signifikan pada 5 hari sebelum ex-dividend date
dan 5 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
menurun.
Nilai return tidak normal pada t-4 (-0.0044) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.187 ternyata
lebih rendah dibanding pada t+4 (0.0012). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.842 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbadaan
Abnormal Return yang signifikan pada 4 hari sebelum ex-dividend date
dan 4 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
menurun.
Nilai return tidak normal pada t-3 (-0.0035) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.582 ternyata
lebih rendah dibanding pada t+3 (0.0027). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.514 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 3 hari sebelum ex-dividend date
dan 3 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
menurun.
Nilai return tidak normal pada t-2 (0.0191) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.201 ternyata
lebih tinggi dibanding pada t+2 (-0.0015). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.852 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 2 hari sebelum ex-dividend date
dan 2 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
menurun.
Nilai return tidak normal pada t-1 (-0.0191) Namun tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.339 ternyata
lebih rendah dibanding pada t+1 (0.0015). Namun perbedaan ini tidak
terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.664 . Hal ini
menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 1 hari sebelum ex-dividend date
dan 1 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen
menurun.
Nilai return tidak normal pada t=0 (-0.0103) dengan tingkat
signifikan (sig-t) sebesar 0.120 .
Bahwa diketahui nilai t hitung periode tujuh hari sebelum
pengumuman pada saat pengumuman dan tujuh hari sesudah
pengumuman terletak diantara -2.080, dan +2.080(-2.080<t
hitng<+2.080), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti pengumuman
dividen menurun. tidak mempunyai kandungan informasi dan
perbedaan Abnormal Return yang signifikan.
Pergerakan RRTNt dari positif kenegatif pada hari-hari
sebelum pengumuman dividen menunjukan bahwa investor meragukan
apakah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan sesuai dengan
dividen yang diharapkan oleh investor atau tidak.
Rata-rata return tidak normal (RRTNt) pada hari pertama
sesudah pengumuman mempunyai nilai positif maka memberikan
bukti bahwa pengumuma dividen perusahaan mengandung informasi
bagi pasar akan tetapi pengujian statistiknya menunjukan tidak
signifikan, dan pasar cepat menyerap informasi pengumuman dividen
yang terlihat pada hari kedua setelah pengumuman dividen, langsung
turun -0.0015, artinya pasar langsung menyesuaikan informasi yang
ada atau tidak memerlukan waktu yang lama terhadap pengumuman
dividen.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan
yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan
yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka
mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan
perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun
yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse
split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right
offering).
Serta didukung oleh Penelitian yang dilakukan Amsari(1993)
Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007)
tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return. Penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976),
Ang(1975) dan Gonedes(1978) Dalam Jogianto (2000) tidak
menemukan bukti jika dividen mengandung informasi dan perbedaan
Abnormal Return.
d. Pengujian statistik (paired sample t test) uji beda Abnormal Return pada
saat pengumuman dividen menurun.
Pengujian statistik (paired sample t test) Abnormal return
mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi perbedaan Abnormal
Return pada setiap periode pengamatan dengan periode pengamatan
yang lain. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return
tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test)
dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini.
1. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-7 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.21Uji beda Abnormal Return periode t-7
Periode MeanStd.
DeviasiT
Sig. (2-tailed)
t-7 dgn t-6 0.0015 0.03369 0.209 0.837t-7 dgn t-5 0.0022 0.02645 0.387 0.703t-7 dgn t-4 0.0108 0.02406 2.109 0.047t-7 dgn t-3 0.0099 0.04056 1.146 0.265t-7 dgn t-2 -0.0127 0.06332 -0.939 0.358t-7 dgn t-1 0.0255 0.09980 1.198 0.244t-7 dgn t0 0.0166 0.04140 1.885 0.073t-7 dgn t+1 0.0048 0.02769 0.816 0.424t-7 dgn t+2 0.0080 0.03181 1.173 0.254t-7 dgn t+3 0.0038 0.02459 0.720 0.480t-7 dgn t+4 0.0050 0.04001 0.592 0.560t-7 dgn t+5 0.0009 0.03031 0.134 0.895t-7 dgn t+6 0.0017 0.05124 0.158 0.876t-7 dgn t+7 0.0191 0.03904 2.293 0.032
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21, t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t-7 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t-7 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
2. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-6 pada saar pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.22Uji beda Abnormal Return periode t-6
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t-6 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
Periode MeanStd.
DeviasiT
Sig. (2-tailed)
t-6 dgn t-5 0.0007 0.03319 0.096 0.924t-6 dgn t-4 0.0093 0.02403 1.819 0.083t-6 dgn t-3 0.0084 0.03574 1.103 0.282t-6 dgn t-2 -0.0142 0.07801 -0.853 0.403t-6 dgn t-1 0.0240 0.09061 1.242 0.228t-6 dgn t0 0.0151 0.03968 1.789 0.088t-6 dgn t+1 0.0033 0.03072 0.507 0.618t-6 dgn t+2 0.0065 0.04701 0.644 0.527t-6 dgn t+3 0.0023 0.03641 0.293 0.773t-6 dgn t+4 0.0035 0.03769 0.441 0.664t-6 dgn t+5 -0.0006 0.04333 -0.069 0.946t-6 dgn t+6 0.0002 0.04885 0.022 0.983t-6 dgn t+7 0.0176 0.04876 1.692 0.105
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t-6 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
3. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-5 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.23Uji beda Abnormal Return periode t-5
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t-5 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t-5 tidak terdapat perbedaan
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t-5 dgn t-4 0.0086 0.02507 1.616 0.121t-5 dgn t-3 0.0077 0.03838 0.944 0.356t-5 dgn t-2 -0.0149 0.06540 -1.066 0.299t-5 dgn t-1 0.0233 0.09735 1.123 0.274t-5 dgn t0 0.0145 0.03427 1.979 0.061t-5 dgn t+1 0.0026 0.02756 0.449 0.658t-5 dgn t+2 0.0058 0.04153 0.652 0.521t-5 dgn t+3 0.0016 0.02475 0.301 0.766t-5 dgn t+4 0.0029 0.03400 0.395 0.697t-5 dgn t+5 -0.0013 0.03238 -0.191 0.850t-5 dgn t+6 -0.0005 0.04433 -0.048 0.962t-5 dgn t+7 0.0169 0.04620 1.717 0.101
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
4. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-4 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.24Uji beda Abnormal Return periode t-4
Periode MeanStd.
DeviasiT
Sig. (2-tailed)
t-4 dgn t-3 -0.0009 0.03564 -0.120 0.906t-4 dgn t-2 -0.0235 0.06836 -1.612 0.122t-4 dgn t-1 0.0147 0.09574 0.719 0.480t-4 dgn t0 0.0058 0.03029 0.901 0.378t-4 dgn t+1 -0.0060 0.02348 -1.198 0.244t-4 dgn t+2 -0.0029 0.03693 -0.364 0.720t-4 dgn t+3 -0.0070 0.02524 -1.309 0.205t-4 dgn t+4 -0.0058 0.03538 -0.765 0.453t-4 dgn t+5 -0.0100 0.03313 -1.409 0.173t-4 dgn t+6 -0.0091 0.04933 -0.864 0.397t-4 dgn t+7 0.0083 0.04131 0.939 0.358
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t-4 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t-4 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
5. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-3 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.25Uji beda Abnormal Return periode t-3
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t-3 dgn t-2 -0.0226 0.07687 -1.378 0.183t-3 dgn t-1 0.0156 0.09021 0.811 0.427t-3 dgn t0 0.0067 0.03644 0.866 0.396t-3 dgn t+1 -0.0051 0.03611 -0.661 0.516t-3 dgn t+2 -0.0020 0.05319 -0.172 0.865t-3 dgn t+3 -0.0061 0.03745 -0.769 0.451t-3 dgn t+4 -0.0049 0.03858 -0.591 0.561t-3 dgn t+5 -0.0090 0.04523 -0.938 0.359t-3 dgn t+6 -0.0082 0.05591 -0.686 0.500t-3 dgn t+7 0.0092 0.04821 0.893 0.382
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t-3 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t-3 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
6. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-2 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.26Uji beda Abnormal Return periode t-2
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t-2 dgn t-1 0.0382 0.15538 1.153 0.262t-2 dgn t0 0.0293 0.07873 1.747 0.095t-2 dgn t+1 0.0175 0.06902 1.189 0.248t-2 dgn t+2 0.0206 0.06929 1.397 0.177t-2 dgn t+3 0.0165 0.06962 1.109 0.280t-2 dgn t+4 0.0177 0.08412 0.988 0.334t-2 dgn t+5 0.0135 0.07043 0.902 0.377t-2 dgn t+6 0.0144 0.07816 0.865 0.397t-2 dgn t+7 0.0318 0.07969 1.870 0.075
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t-2 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t-2 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
7. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-1 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.27Uji beda Abnormal Return periode t-1
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t-1 dgn t0 -0.0089 0.09353 -0.444 0.661t-1 dgn t+1 -0.0207 0.09514 -1.020 0.319t-1 dgn t+2 -0.0175 0.10943 -0.752 0.460t-1 dgn t+3 -0.0217 0.09246 -1.102 0.283t-1 dgn t+4 -0.0205 0.08420 -1.139 0.267t-1 dgn t+5 -0.0246 0.10131 -1.141 0.267t-1 dgn t+6 -0.0238 0.10120 -1.102 0.283t-1 dgn t+7 -0.0064 0.09479 -0.317 0.754
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t-1 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
8. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t0 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.28Uji beda Abnormal Return periode t0
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t0 dgn t+1 -0.0118 0.03501 -1.583 0.128t0 dgn t+2 -0.0087 0.05795 -0.703 0.490t0 dgn t+3 -0.0129 0.03925 -1.537 0.139t0 dgn t+4 -0.0116 0.03240 -1.678 0.108t0 dgn t+5 -0.0158 0.03935 -1.880 0.074t0 dgn t+6 -0.0149 0.05626 -1.243 0.228t0 dgn t+7 0.0025 0.05408 0.213 0.833
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t0 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t0 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
9. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+1 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.29Uji beda Abnormal Return periode t+1
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t+1 dgn t+2 0.0031 0.04288 0.343 0.735t+1 dgn t+3 -0.0010 0.02360 -0.208 0.837t+1 dgn t+4 0.0002 0.02753 0.039 0.969t+1 dgn t+5 -0.0040 0.03136 -0.591 0.561t+1 dgn t+6 -0.0031 0.03968 -0.365 0.718t+1 dgn t+7 0.0143 0.05131 1.305 0.206
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t+1 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t+1 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
10. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+2 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.30Uji beda Abnormal Return periode t+2
Periode Mean Std. Deviasi tSig. (2-tailed)
t+2 dgn t+3 -0.0042 0.03608 -0.544 0.592t+2 dgn t+4 -0.0029 0.05449 -0.250 0.805t+2 dgn t+5 -0.0071 0.04220 -0.788 0.439t+2 dgn t+6 -0.0062 0.06022 -0.485 0.633T+2 dgn t+7 0.0111 0.04815 1.085 0.290
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t+2 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t+2 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
11. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+3 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.31Uji beda Abnormal Return periode t+3
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t+3 dgn t+4 0.0013 0.03279 0.182 0.857t+3 dgn t+5 -0.0029 0.02708 -0.504 0.620t+3 dgn t+6 -0.0020 0.04889 -0.196 0.846t+3 dgn t+7 0.0153 0.04109 1.749 0.095
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t+3 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t+3 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
12. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+4 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.32Uji beda Abnormal Return periode t+4
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t+4 dgn t+5 -0.0042 0.03867 -0.507 0.617t+4 dgn t+6 -0.0033 0.05181 -0.300 0.767
t+4 dgn t+7 0.0140 0.05247 1.256 0.223Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t+4 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t+4 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
13. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t+5 pada saat pengumuman dividen menurun.
Tabel 4.33Uji beda Abnormal Return periode t+5
Periode Mean Std. Deviasi tSig. (2-tailed)
t+5 dgn t+6 0.0009 0.05951 0.068 0.946t+5 dgn t+7 0.0182 0.04806 1.779 0.090
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t+5 dengan periode
pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara
signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t+5 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
14. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return
periode t-6 dengan periode t+7 pada saat pengumuman dividen
menurun.
Tabel 4.34Uji beda Abnormal Return periode t+6 dan t+7
Periode MeanStd.
Deviasit
Sig. (2-tailed)
t+6 dgn t+7 0.0174 0.07488 1.088 0.289Sumber: data diolah
α =5%, df = 21t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t+6 dengan periode
pengamatan t+7 yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan,
ternyata tidak tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman
dividen menurun yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode
pengamatan yang lain.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan yang
mengumumkan dividen meningkat tidak terdapat perbedaan Abnormal
Return yang signifikan <0.05 baik dari periode t-7 hingga periode t+7,
dan hanya bergerakdari positif kenegatif sebelum maupun sesudah
pengumuman hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji
24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan
11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun.
Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan
perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun
yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse
split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right
offering).
Dan didukung pula Penelitian yang dilakukan oleh
Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia
Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi
dan perbedaan Abnormal Return. Woolridge (1928) dalam
Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman dividen selama
tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar
bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam
waktu sehari setelah pengumuman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan di bab IV, Penelitian ini
menganalisis sample yang terdiri dari 22 perusahaan dengan tanggal Ex-
Dividennya sebanyak 32 pada perusahaan yang mengalami pengumuman dividen
meningkat dan 18 perusahaan dengan tanggal Ex-Dividennya sebanyak 22 pada
perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sebelum dan sesudah ex-dividend dari tahun 2006 sampai 2007.
Dengan tujuan untuk menganalisis kandungan informasi dan perbedaan harga
saham (Abnormal Return) sebelum dan sesudah Ex-Dividen date. Pada
pengumuman dividen meningkat dan menurun.
Dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat
perubahan pengumuman dividen meningkat, ternyata hasil statistiknya
menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return
yang signifikan terhadap pengumuman dividen meskipun perusahaan memiliki
tingkat perubahan pengumuman dividen dari tahun ketahun meningkat. Dan dari
hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan
pengumuman dividen menurun, juga menunjukan tidak terdapat kandungan
informasi dan perbedaan abnormal return yang signifikan.
Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata
pengumuman dividen tidak terlalu berpengaruh kuat terhadap harga saham
maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan. Hal ini
desebabkan karena para investor atau yang ingin main saham, tidak terlalu melihat
dari pengumuman dividen. Atau mungkin bahwa sebagai besar pelaku pasar lebih
melihat capital gain dibandingkan dividen.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka perlu dilakukan penyempurnaan
terhadap penelitian yang dilakukan. Dan penyempurnaan yang disarankan
pennulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk penelitian lanjut disarankan untuk menggunakan sample jenis
perusahaan lain atau sektor lain selain LQ45 yang belum diteliti.
2. Dalam penelitian ini menggunakan rentan waktu yang singkat yaitu 2
tahun pengamatan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan
rentan waktu yang lebih panjang agar hasil lebih optimal.
3. Penelitian selanjutnya hendaknya tidak hanya menggunakan return tidak
normal sebagai pengukur reaksi pemegang saham, tetapi juga
menggunakan volume perdagangan.
4. Dalam pengambilan data penelitian di event study tidak
mempertimbangkan adanya event lain seperti stock split, right issue,
obligasi dan event lain yang dapat mempengaruhi abnormal return selain
pengumuman penurunan pembayaran dividen.
DAFTAR PUSTAKA
Basyori, Kurnia. Analisis pengaruh pengumuman dividen terhadap return saham,yogjakarta sekripsi 2007.
Buddi, Wibowo dan Adler, Manurung, (2004), Efek Pembagian Dividen Tunaiterhadap Return Harga Saham, Usahawan, No.8 Th XXXIII, Jakarta.
Bhardwaj, R.K. dan Brooks, L.D. (1999) ” Further Evidance on Devidend Yieldand the Ex-Dividend Day Stock Price and Effect”, Journal of FinancialResearch.
Boyd, J.H. dan Jagannathan, R. (1994) ”Ex-Dividend Price of Common Stocks”,Review of Financial Studies, Volume 7 (3).
Campbell, J.A. dan Beranek, W. (1995), ”Stock Price Behaviour on Ex-DividendDate”, Journal of Finance, 425-429
Darmadji, Tjiptono dan Hendi M, Fakhrudin, Pasar Modal Di Indonesia, SalembaEmpat, Jakarta, 2001.
Dajan Anto (1996), Pengantar Metode Statistik, Jilid II, Jakarta: LP3ES. Dyl,E.A. and Weigand, R.T. (1998), “The Information Content of DividendInitiations Additional Evidence”, Financial Management, Vol. 27, Autumn.
Elton, E.J and M. M.J. Gruber (1980), “Marginal Stockholder Tax Rates and theClientele Effect”, review of Economical and Statistics, page 52, 68-74.
French, D.W., Varson, P.L. dan Moon, K.P. (1999), “Capital Structure and theEx-Dividend Day Return”, SSRN Journal (PDF)http://www.ssrn.com(visited Januari 18th,2005).
Gitman, L.J. (2000), “Principles of Managerial Finance 9th Edition”, USA:Addison Wesley Publishing Company. Gujarati, Damodar. (1995), BasicEconometrics 3rd Edition, Singapore: McGraw-Hill.
Hartono, Jogiyanto, 2003. teori portofolio dan analisis investasi. Edisi ketiga,BPEFUGM, Yogyakarta.
Husnan, Suad (1998), Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,UPPAMP YKPN, Yogyakarta.
Jagannathan, R. and Frank, M. (1998), “Why Do Stock Price Drop by Less thanthe Value of Value the Dividend? Evidence from a Country Without Taxes”,Journal of Financial Economic 47, page 161-188.
Kartini, (2001), Analisis reaksi Pemegang Saham terhadap PengumumanPerubahan Pembayaran Dividen di Bursa Efek Jakarta, Siasat Bisnis No. 6Vol. 2, UII, Yogyakarta.
Manurung, A.H. (1997), “Portofolio Bursa Efek Jakarta” (Kapitalisasi Besar,Kecil dan Campuran), Jakarta, Manajemen dan Usahawan No.12 th XXVI.
Michaely, R., dan Vila, J.L. (1995), “Investors’ Heterogeneity, Prices, andVolume Around the Ex-Dividend Day”, Journal of Financial andQuantitative Analysis, Volume 30.
Michaely, R. and Murgia, M. (1995), The Effect of Tax Heterogeneity on Pricesand Volume Around the Ex-Dividend Day : Evidence from the Milan StockExchange. Review of Financial Studies 8, 369-399.
Mehar, Ayub. Corporate governance and dividend policy, ( MPRA Paper No. 619,posted 07. November 2007.)
Mustopo Ali Sasongko., 2008, Analisa Penilaian Saham, dalam situswww.WealthIndonesia.com
Nasarudin, Indoyama, dan Aan Hazairin, Dampak peningkatan dan penurunancash dividen terhadap pengumuman dividen yang bersih dari efekpenganggu pada saham LQ45 ( Jakarta : jurnal etikonomi, Vol.4,No.3,Desember 2005 ).
Noronha, G.M., Shome, D.K., and Morgan, G.E. (1996), The MonitaringRationale for Dividend and Interactions of Capital Structure and DividendDecission. Journal of Banking and Finance, April, page 439-454.
Pujiono (2002), “Dampak Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada WaktuEx-Dividend Day”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 5.
Rina Br Bukit, Jogiyanto, Reaksi Pasar Terhadap Dividend Initiations danDividend Omissions : Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal SNA,Yogyakarta, 2000, Hal 931-957.
Raino, Endang Wirjono. Muatan Informasi (Information Contents) dari KebijakanDividen, Jurnal Kinerja, Volume.7 no.2. Tahun.2003: hal.156-165.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:BPFE
Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian., 2003, Manajemen Keuangan, EdisiKeempat, Jakarta, Literata Lintas Media.
Rusdin., 2006, Pasar Modal, Cetakan Kesatu, Bandung, Alfabeta
Sularso, R. Andi, Pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga(return) sebelum dan sesudah ex-dividen date di bursa efek Jakarta,( Jember : jurnal akuntasi dan keuangan vol.5, No.1,Mei 2003.)
Sutrisno, (2003), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Ekonisia, UII, Yogyakarta
Siaputra, Lani. Surja, Atmadja Adwin, pengaruh pengumuman dividen terhadapperubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividen date di bursa efekJakarta (BEJ), (Surabaya : Jurnal akuntasi dan keuangan, Vol.8,No.1, Mei2006.)
Singgih Santoso, (2001), SPSS Versi 15, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Suhendra, Winarsono Beni. Signifikansi perbedaan kinerja keuangan antaraperusahaan yang mengumumkan dividen meningkat dengan dividenmenurun pengujian signaling hypotesis di BEJ: laporan penilitian( Universitas Ahmad Dahlan. September 2006.)
Van Horne James C dan Wachowich John M Jr (terjemahan), (1995), Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Winarsona, Beni Suhendra, Signifikansi perbedaan kinerja keuangan antaraperusahaan yang mengumumkan dividen meningkat dan dividen menurun:pengujian signaling hypotesis di BEJ Jakarta : laporan penelitian, ( FakultasEkonomi Universitas Ahmad Dahlan September 2006. )
Weston, Fred J. and Brigham, Eugene F. (1993), Manajemen Keuangan Jilid 2,Jakarta, Erlangga.
Zulvayanti, Novi, pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara
keputusan dengan analisis ex-dividend (studi empiris di BEJ) Jakarta:
sekripsi 2004)
Z. Alwi, Iskanda. Pasar modal, teori dan aplikasi ,Jakarta, September 2003
DAFTAR
Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menigkatdi Bursa Efek Indonesia.
Kode PerusahaanTaggal
pengumuman
AALI Astra Agro Lestari Tbk 15-May-06
ASII Astra International Tbk 16-Jun-06
11-Jun-07BBCA Bank Central Asia Tbk
7-Jun-06
14-Jun-07BBRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk 22-Jun-06
BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 16-Jun-06
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 20-Jun-07
BNGA Bank Niaga Tbk 14-Jun-07
BNII Bank International Indonesia Tbk 17-May-06
25-Jun-07
14-Jun-07BUMI Bumi Resources Tbk
13-Jun-06
21-Nov-07INCO International Nickel Ind .Tbk
26-Apr-06
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 30-Jul-07
INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 20-Jul-06
KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 7-Jun-06
KLBF Kalbe Farma Tbk 15-Jun-07
LSIP PP London Sumatera Tbk 21-Jul-06
MEDC Medco Energi International Tbk 30-May-06
PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) 25-Jun-07
30-May-07PTBA
Tambang Batubara Bukit AsamTbk 5-Jun-06
23-Jul-07TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
24-Jul-06
12-Jun-07UNSP Bakrie Sumatra Plantations Tbk
30-Jun-06
21-Jun-07UNTR United Tractors Tbk
13-Jun-06
25-Jun-07UNVR Unilever Indonesia Tbk
23-Jun-06
Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menurundi Bursa Efek Indonesia.
Kode PerusahaanTaggal
pengumuman
22-Oct-07
12-Jun-07AALI Astra Agro Lestari Tbk
18-Oct-06
ADHI Adhi Karya (Per sero) Tbk 21-Jul-06
30-Oct-07ASII Astra International Tbk30-Oct-06
BBCA Bank Central Asia Tbk 30-Nov-07
BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 15-May-07
BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 15-Jun-06
BNII Bank International Indonesia Tbk 13-Jun-07
BUMI Bumi Resources Tbk 29 gust 07
GGRM Gudang Garam Tbk 24-Jul-07
23-Jul-07GJTL Gajah Tunggal Tbk24 juli 06
INCO International Nickel Ind .Tbk 20-Nov-06
INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 21-Jul-06
INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 28-Jun-07
ISAT Indosat Tbk 21-Jul-06
PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 3-Jul-06
TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 30-Nov-07
UNTR United Tractors Tbk 16 0ct 06
UNVR Unilever Indonesia Tbk 29-Nov-07
Daftar tabel Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat
kode
tgl ex-dividend
date t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7
AALI15-May-06 0.008 0.016
-1014.921 1.052 -0.019 0.028
-0.001
-0.002
-0.003
-0.025 0.037 0.047
-0.003
-0.055 0.119
ASII16-Jun-06 0.015 0.014 -0.003
-0.019 -0.012 0.002 0.022
-0.010 0.001 0.017 0.001
-0.014 0.023
-0.022 0.000
11-Jun-07 -0.025-
0.016 -0.003 0.027 -0.004 0.022 0.002-
0.035-
0.006 0.012-
0.009-
0.003 0.006-
0.015-
0.008
BBCA 7-Jun-06 -0.024 0.009 0.008-
0.007 -0.015 0.016 0.016 0.014-
0.002-
0.004-
0.017 0.013 0.015-
0.006 0.011
14-Jun-07 0.016-
0.020 -0.004-
0.029 0.001 0.010 0.003-
0.042-
0.012 0.023 0.003-
0.016-
0.002-
0.010-
0.018
BBRI 22-Jun-06 0.006 0.023 0.040 0.010 -0.018 0.026 0.001-
0.039-
0.006-
0.009 0.006-
0.008 0.270-
0.376 0.039
BDMN 16-Jun-06 0.021 0.002 0.016 0.024 -0.011-
0.043 0.000-
0.060-
0.006-
0.028 0.007-
0.003 0.007-
0.002-
0.007
BMRI 20-Jun-07 -0.008-
0.015 0.012 0.015 0.004 0.005-
0.006-
0.015-
0.010-
0.009-
0.001 0.000-
0.011 0.006 0.006
BNGA 14-Jun-07 -0.006-
0.005 0.054-
0.058 0.005-
0.004 0.017-
0.010-
0.008 0.009-
0.005-
0.005-
0.017 0.011-
0.023
BNII17-May-06
-1014.914 0.999 -0.004 0.043 0.020
-0.028
-0.003 0.083
-0.053 0.035
-0.015
-0.015 0.002
-0.012
-0.012
25-Jun-07 0.018 0.023 0.054 0.043 0.004-
0.029 0.058-
0.013-
0.011 0.013-
0.006 0.048 0.060-
0.032 0.007
14-Jun-07 -0.012 0.002 -0.012-
0.001 0.017-
0.026 0.001 0.018 0.023 0.054 0.043 0.004-
0.029 0.058-
0.013
BUMI 13-Jun-06 -0.009-
0.003 0.028 0.014 0.029-
0.005-
0.022 0.020 0.002-
0.006-
0.091-
0.002 0.040 0.001-
0.02221-Nov-07 -0.015 0.015 0.002
-0.013 0.006 0.010 0.001
-0.048
-0.006
-0.006
-0.004
-0.002
-0.001 0.032
-0.012
INCO 26-Apr-06 0.006 0.061 0.053-
0.011 -0.028 0.016 0.035-
0.041 0.025-
0.047 0.006-
0.056 0.022 0.021-
0.002
INDF 30-Jul-07 0.015-
0.029 -0.016-
0.007 -0.006-
0.007-
0.017-
0.231-
0.059-
0.016 0.040-
0.010-
0.061 0.055 0.005
INTP 20-Jul-06 -0.015 0.012 -0.008-
0.021 -0.018-
0.007-
0.015-
0.006-
0.005-
0.004 0.003 0.034 0.012-
0.011 0.000
KIJA 7-Jun-06 -0.012-
0.028 0.032-
0.036 0.023-
0.003-
0.014 0.026-
0.003 0.015-
0.042-
0.013 0.002-
0.006-
0.018
KLBF 15-Jun-07 0.029-
0.012 0.004 0.000 -0.023 0.012-
0.017 0.021 0.045 0.024-
0.022 0.006-
0.009 0.021 0.030
LSIP 21-Jul-06 -0.006-
0.003 -0.005-
0.007 0.012 0.017 0.018 0.025 0.021 0.089 0.017 0.003-
0.071-
0.040-
0.006
MEDC30-May-06 -0.004
-0.020 -0.008 0.028 -0.012
-0.012
-0.025 0.023 0.007
-0.013 0.011 0.016
-0.009
-0.018 0.008
PGAS 25-Jun-07 -0.009-
0.024 -0.008 0.005 -0.013 0.006-
0.001 0.052 0.015-
0.032-
0.004-
0.020-
0.006-
0.048-
0.05830-May-07 0.073 0.009 -0.042
-0.021 0.017 0.046 0.028 0.003 0.050 0.054 0.000 0.158
-0.019 0.044 0.077
PTBA 5-Jun-06 -0.012-
0.012 0.028 0.018 0.025-
0.010-
0.006-
0.018-
0.003-
0.013-
0.040 0.076 0.066-
0.021 0.018
23-Jul-07 0.018 0.022 0.041-
0.019 -0.022 0.007-
0.013-
0.031-
0.012 0.001-
0.002 0.003 0.214-
0.188 0.005
TLKM24-Jul-1006 0.017
-0.016 0.025 0.006 -0.003 0.010
-0.005 0.009
-0.010
-0.011
-0.013 0.009
-0.006 0.009 0.021
12-Jun-07 0.005 0.014 0.034 0.021 -0.008 0.002-
0.035-
0.047 0.032-
0.009 0.003 0.004 0.007 0.005-
0.013
UNSP 30-Jun-06 0.037 0.048 0.001 0.004 0.000 0.011 0.295-
0.418 0.029 0.044 0.131-
0.002-
0.090-
0.012 0.016
21-Jun-07 -0.001 0.012 0.032 0.030 -0.016 0.013-
0.008-
0.026-
0.008 0.005 0.007 0.006 0.026 0.048 0.002
UNTR 13-Jun-06 -0.011 0.025 -0.026 0.017 -0.007 0.010 0.012 0.003-
0.037-
0.006-
0.010 0.008 0.013 0.042 0.013
25-Jun-07 0.013-
0.018 0.004 0.016 0.006-
0.015 0.027-
0.015 0.000-
0.023-
0.016-
0.010-
0.009 0.018 0.004
UNVR 23-Jun-06 -0.002 0.006 0.066-
0.013 -0.013-
0.013-
0.013-
0.013-
0.004 0.000-
0.011-
0.283 0.441 0.016 0.010
Daftar tabel Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun
KODEtgl ex-
dividenddate
t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1
t0
t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7
AALI 22-Oct-07-
0.005 -0.002 0.021-
0.019 0.032 -0.005 -0.028 0.020 0.003 0.008 0.027 0.085 0.049-
0.027-
0.008
12-Jun-07-
0.009 0.030 0.002-
0.029 0.007 0.023 -0.020-
0.041 0.005-
0.056-
0.025-
0.017-
0.006 0.055-
0.008
18-Oct-06 0.021 -0.019 0.019-
0.015-
0.017 0.088 -0.008-
0.089-
0.003 0.042 0.048-
0.018 0.006 0.013 0.041
ADHI 21-Jul-06-
0.009 0.003-
0.006-
0.014-
0.001 0.004 0.001-
0.014-
0.007 0.013-
0.037 0.020-
0.037-
0.012-
0.001
ASII 30-Oct-07 0.003 0.007 0.011-
0.013 0.070 0.026 0.019 0.010-
0.030 0.006-
0.005-
0.029-
0.044 0.014-
0.015
30-Oct-06 0.005 -0.002 0.041-
0.002-
0.080 0.009 0.009-
0.005-
0.010 0.007 0.009 0.004-
0.003 0.040-
0.025
BBCA 30-Nov-07 0.004 0.030-
0.035-
0.008-
0.012 0.000 0.017-
0.002 0.003-
0.012-
0.002 0.016 0.015 0.008-
0.008
BDMN 15-May-07 0.002 0.049-
0.035 0.037 0.003 -0.004 -0.018-
0.011 0.014 0.038-
0.008-
0.004-
0.025 0.012-
0.015
BMRI 15-Jun-06 0.016 -0.004 0.010 0.008-
0.017 -0.006 0.015-
0.013-
0.021 0.036 0.019-
0.023 0.015 0.019-
0.002
BNII 13-Jun-07-
0.018 0.008 0.007-
0.012 0.004 -0.027 -0.015 0.001-
0.003 0.002-
0.003-
0.011-
0.013 0.000-
0.001
BUMI 29 gust 07 0.053 -0.044 0.002-
0.010-
0.029 0.006 -0.003 0.002 0.004 0.049 0.009 0.001 0.065-
0.003 0.035
GGRM 24-Jul-07 0.004 0.003-
0.006 0.000-
0.002 -0.013 -0.013-
0.016-
0.004 0.016 0.013-
0.016 0.064-
0.119-
0.004
GJTL 23-Jul-07-
0.022 -0.009 0.007-
0.023-
0.012 -0.003 -0.018-
0.004 0.043-
0.027 0.000 0.014 0.014 0.125-
0.177
24 juli 06-
0.015 -0.011-
0.001 0.018 0.004 -0.013 -0.017 0.009-
0.003-
0.005 0.006-
0.023 0.007-
0.018 0.019
INCO 20-Nov-06-
0.015 0.015 0.002-
0.013 0.006 0.010 0.001-
0.048-
0.006-
0.006-
0.004-
0.002-
0.001 0.032-
0.012
INDF 21-Jul-06 0.028 -0.007 0.004-
0.004 0.021 0.004 0.044-
0.019 0.030-
0.013 0.006 0.038-
0.024 0.017-
0.008
INTP 28-Jun-07 0.038 0.067 0.029 0.014-
0.016 -0.030 0.013-
0.010-
0.018-
0.009-
0.019-
0.004-
0.004-
0.010-
0.016
ISAT 21-Jul-06 0.018 0.014-
0.003-
0.011-
0.001 0.010 -0.009-
0.033 0.003 0.003-
0.005-
0.013 0.019-
0.024-
0.012
PGAS 3-Jul-06 0.043 -0.014 0.022 0.009-
0.025 0.302 -0.418-
0.020 0.008 0.047-
0.002-
0.053 0.025 0.005-
0.032
TLKM 30-Nov-07 0.026 0.003-
0.021-
0.016-
0.010 -0.012 0.028-
0.029 0.016-
0.012 0.036 0.006-
0.006-
0.001 0.001
UNTR 16 0ct 06-
0.015 -0.012 0.005-
0.004 0.035 0.041 0.036 0.066-
0.010-
0.114-
0.010 0.021 0.010-
0.025-
0.004
UNVR 29-Nov-07-
0.013 0.002 0.017 0.009-
0.038 0.009 -0.037 0.020 0.020-
0.048 0.004 0.037-
0.005 0.001-
0.028
Hasil Uji Deskriptif Abnormal Return Pada Pengumuman Dividen Meningkat
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-7 32 -1014.91 .07 -31.7122 179.41379
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-6 32 -.03 1.00 .0342 .17731
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-5 32 -1014.92 .07 -31.7039 179.41665
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-4 32 -.06 1.05 .0346 .18699
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-3 32 -.03 .03 -.0025 .01522
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-2 32 -.04 .05 .0021 .01841
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-1 32 -.04 .29 .0104 .05534
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t=0 32 -.42 .08 -.0257 .08743
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+1 32 -.06 .05 -.0003 .02328
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+2 32 -.05 .09 .0042 .02818
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+3 32 -.09 .13 .0002 .03414
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+4 32 -.28 .16 -.0009 .06278
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+5 32 -.09 .44 .0276 .10151
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+6 32 -.38 .06 -.0152 .07915
Valid N (listwise) 32
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+7 32 -.06 .12 .0056 .03056
Valid N (listwise) 32
Hasil Uji Deskriptif Abnormal Return Pada Pengumuman Dividen Menurun.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-7 22 -.02 .05 .0063 .02119
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-6 22 -.04 .07 .0049 .02363
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-5 22 -.04 .04 .0042 .01839
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-4 22 -.03 .04 -.0044 .01517
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-3 22 -.08 .07 -.0035 .02932
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-2 22 -.03 .30 .0191 .06776
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-1 22 -.42 .04 -.0191 .09151
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t=0 22 -.09 .07 -.0103 .02973
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+1 22 -.03 .04 .0015 .01635
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+2 22 -.11 .05 -.0015 .03730
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+3 22 -.04 .05 .0027 .01899
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+4 22 -.05 .09 .0012 .02867
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+5 22 -.04 .07 .0056 .02818
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+6 22 -.12 .13 .0046 .04294
Valid N (listwise) 22
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-7 22 -.18 .04 -.0128 .04076
Valid N (listwise) 22
Hasil Uji (One Sample t test) Pada Pengumuman Dividen Meningkat
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t-7 32 -31.7122 179.41379 31.71618
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t-7 -1.000 31 .325 -31.71215 -96.3977 32.9734
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t-6 32 .0342 .17731 .03134
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t-6 1.090 31 .284 .03415 -.0298 .0981
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t-5 32 -31.7039 179.41665 31.71668
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t-5 -1.000 31 .325 -31.70394 -96.3905 32.9827
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t-4 32 .0346 .18699 .03305
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t-4 1.048 31 .303 .03464 -.0328 .1021
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t-3 32 -.0025 .01522 .00269
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t-3 -.923 31 .363 -.00248 -.0080 .0030
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t-2 32 .0021 .01841 .00325
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t-2 .636 31 .530 .00207 -.0046 .0087
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t-1 32 .0104 .05534 .00978
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t-1 1.067 31 .294 .01044 -.0095 .0304
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t=0 32 -.0257 .08743 .01546
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t=0 -1.662 31 .107 -.02568 -.0572 .0058
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+1 32 -.0003 .02328 .00412
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+1 -.076 31 .940 -.00031 -.0087 .0081
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+2 32 .0042 .02818 .00498
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+2 .833 31 .411 .00415 -.0060 .0143
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+3 32 .0002 .03414 .00604
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+3 .040 31 .968 .00024 -.0121 .0126
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+4 32 -.0009 .06278 .01110
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+4 -.082 31 .935 -.00091 -.0235 .0217
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+5 32 .0276 .10151 .01794
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+5 1.540 31 .134 .02763 -.0090 .0642
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+6 32 -.0152 .07915 .01399
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+6 -1.088 31 .285 -.01523 -.0438 .0133
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+7 32 .0056 .03056 .00540
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+7 1.036 31 .308 .00559 -.0054 .0166
Hasil Uji (One Sample t test) Pada Pengumuman Dividen Menurun.
One-Sample Statistics
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t- 7 1.401 21 .176 .00633 -.0031 .0157
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t- 6 22 .0049 .02363 .00504
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t- 6 .982 21 .337 .00495 -.0055 .0154
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t- 5 22 .0042 .01839 .00392
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t- 5 1.070 21 .297 .00420 -.0040 .0123
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t- 7 22 .0063 .02119 .00452
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t- 4 22 -.0044 .01517 .00323
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t- 4 -1.365 21 .187 -.00441 -.0111 .0023
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t- 3 22 -.0035 .02932 .00625
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t- 3 -.559 21 .582 -.00349 -.0165 .0095
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t- 2 22 .0191 .06776 .01445
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t- 2 1.321 21 .201 .01908 -.0110 .0491
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t- 1 22 -.0191 .09151 .01951
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t- 1 -.979 21 .339 -.01911 -.0597 .0215
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t=0 22 -.0103 .02973 .00634
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t= 0 -1.621 21 .120 -.01027 -.0235 .0029
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+ 1 22 .0015 .01635 .00349
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+ 1 .441 21 .664 .00154 -.0057 .0088
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+ 2 22 -.0015 .03730 .00795
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+ 2 -.189 21 .852 -.00151 -.0180 .0150
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+ 3 22 .0027 .01899 .00405
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+ 3 .663 21 .514 .00269 -.0057 .0111
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+ 4 22 .0012 .02867 .00611
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+ 4 .202 21 .842 .00124 -.0115 .0139
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+ 5 22 .0056 .02818 .00601
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
T Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+ 5 .925 21 .365 .00556 -.0069 .0181
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
T+ 6 22 .0046 .04294 .00916
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+ 6 .504 21 .619 .00462 -.0144 .0237
One-Sample Statistics
N Mean Std. DeviationStd. Error
Mean
t+7 22 -.0127 .04068 .00867
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Intervalof the Difference
t Df Sig. (2-tailed)Mean
Difference Lower Upper
t+7 -1.467 21 .157 -.01273 -.0308 .0053
UJI BEDA PADA PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-7 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
Pair 1 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t-6 .0342 32 .17731 .03134
Pair 2 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t-5 -31.7039 32 179.41665 31.71668
Pair 3 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t-4 .0346 32 .18699 .03305
Pair 4 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t-3 -.0025 32 .01522 .00269
Pair 5 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t-2 .0021 32 .01841 .00325
Pair 6 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t-1 .0104 32 .05534 .00978
Pair 7 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t0 -.0257 32 .08743 .01546
Pair 8 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t+1 -.0003 32 .02328 .00412
Pair 9 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t+2 .0042 32 .02818 .00498
Pair 10 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t+3 .0002 32 .03414 .00604
Pair 11 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t+4 -.0009 32 .06278 .01110
Pair 12 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t+5 .0276 32 .10151 .01794
Pair 13 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t+6 -.0152 32 .07915 .01399
Pair 14 t-7 -31.7122 32 179.41379 31.71618
t+7 .0056 32 .03049 .00539
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-7 dgn t-6 32 -.993 .000
Pair 2 t-7 dgn t-5 32 -.032 .861
Pair 3 t-7 dgn t-4 32 -.008 .966
Pair 4 t-7 dgn t-3 32 -.268 .139
Pair 5 t-7 dgn t-2 32 .301 .094
Pair 6 t-7 dgn t-1 32 .044 .812
Pair 7 t-7 dgn t0 32 -.228 .210
Pair 8 t-7 dgn t+1 32 .411 .020
Pair 9 t-7 dgn t+2 32 -.201 .270
Pair 10 t-7 dgn t+3 32 .079 .666
Pair 11 t-7 dgn t+4 32 .040 .828
Pair 12 t-7 dgn t+5 32 .046 .803
Pair 13 t-7 dgn t+6 32 -.007 .971
Pair 14 t-7 dgn t+7 32 .107 .559
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 t-7dgn t-6 -31.74630 179.58985 31.74730 -96.49535 33.00274 -1.000 31 .325
Pair 2 t-7 dgn t-5-.00822 257.78973 45.57122 -92.95133 92.93489 .000 31
1.000
Pair 3 t-7 dgn t-4 -31.74679 179.41537 31.71646 -96.43293 32.93934 -1.001 31 .325
Pair 4 t-7 dgn t-3 -31.70967 179.41786 31.71690 -96.39671 32.97736 -1.000 31 .325
Pair 5 t-7 dgn t-2 -31.71422 179.40824 31.71520 -96.39779 32.96935 -1.000 31 .325
Pair 6 t-7dgn t-1 -31.72259 179.41138 31.71575 -96.40729 32.96211 -1.000 31 .325
Pair 7 t-7 dgn t0 -31.68647 179.43373 31.71970 -96.37923 33.00629 -.999 31 .326
Pair 8 t-7 dgn t+1 -31.71184 179.40423 31.71449 -96.39396 32.97028 -1.000 31 .325
Pair 9 t-7 dgn t+2 -31.71631 179.41946 31.71718 -96.40392 32.97131 -1.000 31 .325
Pair 10 t-7 dgn t+3 -31.71240 179.41109 31.71570 -96.39699 32.97220 -1.000 31 .325
Pair 11 t-7 dgn t+4 -31.71124 179.41129 31.71573 -96.39591 32.97343 -1.000 31 .325
Pair 12 t-7 dgn t+5 -31.73979 179.40917 31.71536 -96.42369 32.94412 -1.001 31 .325
Pair 13 t-7 dgn t+6 -31.69693 179.41434 31.71627 -96.38269 32.98884 -.999 31 .325
Pair 14 t-7 dgn t+7 -31.71775 179.41053 31.71560 -96.40214 32.96664 -1.000 31 .325
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-6 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 1
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 2
t-4 .0347 32 .18703 .03306
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 3
t-3 -.0025 32 .01530 .00271
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 4
t-2 .0021 32 .01850 .00327
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 5
t-1 .0105 32 .05535 .00978
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 6
t0 -.0257 32 .08745 .01546
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 7
t+1 -.0004 32 .02333 .00412
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 8
t+2 .0042 32 .02820 .00499
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 9
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 10
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 11
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 12
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t-6 .0341 32 .17732 .03135Pair 13
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-6 dgn t-5 32 .019 .919
Pair 2 t-6 dgn t-4 32 .022 .906
Pair 3 t-6 dgn t-3 32 .224 .217
Pair 4 t-6 dgn t-2 32 -.271 .134
Pair 5 t-6 dgn t-1 32 .014 .939
Pair 6 t-6 dgn t0 32 .188 .302
Pair 7 t-6 dgn t+1 32 -.383 .030
Pair 8 t-6 dgn t+2 32 .196 .281
Pair 9 t-6 dgn t+3 32 -.036 .844
Pair 10 t-6 dgn t+4 32 -.044 .810
Pair 11 t-6 dgn t+5 32 -.024 .898
Pair 12 t-6 dgn t+6 32 -.016 .933
Pair 13 t-6 dgn t+7 32 -.074 .689
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-6 dgn t-5 31.7380 179.41342 31.71611 -32.9474 96.4235 1.001 31 .325
Pair 2 t-6 dgn t-4 -.0006 .25491 .04506 -.0925 .0913 -.014 31 .989
Pair 3 t-6 dgn t-3 .0366 .17453 .03085 -.0264 .0995 1.185 31 .245
Pair 4 t-6 dgn t-2 .0320 .18320 .03239 -.0341 .0981 .988 31 .331
Pair 5 t-6 dgn t-1 .0236 .18501 .03271 -.0431 .0903 .722 31 .475
Pair 6 t-6 dgn t0 .0598 .18234 .03223 -.0059 .1256 1.856 31 .073
Pair 7 t-6 dgn t+1 .0345 .18750 .03315 -.0331 .1021 1.042 31 .306
Pair 8 t-6 dgn t+2 .0299 .17399 .03076 -.0328 .0926 .972 31 .338
Pair 9 t-6 dgn t+3 .0339 .18178 .03214 -.0317 .0994 1.054 31 .300
Pair 10 t-6 dgn t+4 .0349 .19068 .03371 -.0338 .1037 1.037 31 .308
Pair 11 t-6 dgn t+5 .0065 .20640 .03649 -.0679 .0809 .178 31 .860
Pair 12 t-6 dgn t+6 .0493 .19533 .03453 -.0211 .1197 1.428 31 .163
Pair 13 t-6 dgn t+7 .0285 .18214 .03220 -.0372 .0942 .885 31 .383
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-5 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 1
t-4 .0347 32 .18703 .03306
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 2
t-3 -.0025 32 .01530 .00271
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 3
t-2 .0021 32 .01850 .00327
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 4
t-1 .0105 32 .05535 .00978
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 5
t0 -.0257 32 .08745 .01546
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 6
t+1 -.0004 32 .02333 .00412
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 7
t+2 .0042 32 .02820 .00499
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 8
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 9
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 10
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 11
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t-5 -31.7039 32 179.41663 31.71668Pair 12
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-5 dgn t-4 32 -.993 .000
Pair 2 t-5 dgn t-3 32 .197 .280
Pair 3 t-5 dgn t-2 32 -.256 .158
Pair 4 t-5 dgn t-1 32 .038 .837
Pair 5 t-5 dgn t0 32 -.049 .788
Pair 6 t-5 dgn t+1 32 .020 .913
Pair 7 t-5 dgn t+2 32 .189 .301
Pair 8 t-5 dgn t+3 32 -.197 .280
Pair 9 t-5 dgn t+4 32 -.139 .447
Pair 10 t-5 dgn t+5 32 .055 .765
Pair 11 t-5 dgn t+6 32 .092 .618
Pair 12 t-5 dgn t+7 32 -.677 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-5 dgn t-4 -31.7387 179.60227 31.74950 -96.4922 33.0149 -1.000 31 .325
Pair 2 t-5 dgn t-3 -31.7015 179.41362 31.71615 -96.3870 32.9840 -1.000 31 .325
Pair 3 t-5 dgn t-2 -31.7060 179.42136 31.71752 -96.3943 32.9823 -1.000 31 .325
Pair 4 t-5 dgn t-1 -31.7144 179.41455 31.71631 -96.4002 32.9714 -1.000 31 .325
Pair 5 t-5 dgn t0 -31.6782 179.42098 31.71745 -96.3664 33.0099 -.999 31 .326
Pair 6 t-5 dgn t+1 -31.7035 179.41617 31.71660 -96.3899 32.9829 -1.000 31 .325
Pair 7 t-5 dgn t+2 -31.7081 179.41131 31.71574 -96.3928 32.9766 -1.000 31 .325
Pair 8 t-5 dgn t+3 -31.7042 179.42335 31.71787 -96.3932 32.9849 -1.000 31 .325
Pair 9 t-5 dgn t+4 -31.7031 179.42538 31.71823 -96.3928 32.9867 -1.000 31 .325
Pair 10 t-5 dgn t+5 -31.7315 179.41107 31.71570 -96.4161 32.9531 -1.000 31 .325
Pair 11 t-5 dgn t+6 -31.6887 179.40940 31.71540 -96.3727 32.9953 -.999 31 .325
Pair 12 t-5 dgn t+7 -31.7095 179.43733 31.72034 -96.4036 32.9845 -1.000 31 .325
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-4 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
Deviation
Std.ErrorMean
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 1
t-3 -.0025 32 .01530 .00271
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 2
t-2 .0021 32 .01850 .00327
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 3
t-1 .0105 32 .05535 .00978
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 4
t0 -.0257 32 .08745 .01546
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 5
t+1 -.0004 32 .02333 .00412
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 6
t+2 .0042 32 .02820 .00499
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 7
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 8
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 9
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 10
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t-4 .0347 32 .18703 .03306Pair 11
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-4 dgn t-3 32 -.191 .294
Pair 2 t-4 dgn t-2 32 .217 .233
Pair 3 t-4 dgn t-1 32 -.037 .839
Pair 4 t-4 dgn t0 32 .055 .764
Pair 5 t-4 dgn t+1 32 -.041 .824
Pair 6 t-4 dgn t+2 32 -.206 .257
Pair 7 t-4 dgn t+3 32 .191 .294
Pair 8 t-4 dgn t+4 32 .152 .407
Pair 9 t-4 dgn t+5 32 -.059 .749
Pair 10 t-4 dgn t+6 32 -.094 .607
Pair 11 t-4 dgn t+7 32 .676 .000
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-4 dgn t-3 .0372 .19055 .03369 -.0315 .1059 1.104 31 .278
Pair 2 t-4 dgn t-2 .0326 .18391 .03251 -.0337 .0989 1.003 31 .323
Pair 3 t-4 dgn t-1 .0243 .19703 .03483 -.0468 .0953 .696 31 .491
Pair 4 t-4 dgn t0 .0604 .20204 .03572 -.0124 .1333 1.692 31 .101
Pair 5 t-4 dgn t+1 .0352 .18943 .03349 -.0331 .1035 1.050 31 .302
Pair 6 t-4 dgn t+2 .0305 .19482 .03444 -.0397 .1008 .887 31 .382
Pair 7 t-4 dgn t+3 .0345 .18359 .03245 -.0317 .1007 1.063 31 .296
Pair 8 t-4 dgn t+4 .0356 .18802 .03324 -.0322 .1034 1.070 31 .293
Pair 9 t-4 dgn t+5 .0071 .21801 .03854 -.0715 .0857 .185 31 .855
Pair 10 t-4 dgn t+6 .0499 .20988 .03710 -.0257 .1256 1.346 31 .188
Pair 11 t-4 dgn t+7 .0291 .16788 .02968 -.0314 .0897 .981 31 .334
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-3 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 1
t-2 .0021 32 .01850 .00327
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 2
t-1 .0105 32 .05535 .00978
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 3
t0 -.0257 32 .08745 .01546
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 4
t+1 -.0004 32 .02333 .00412
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 5
t+2 .0042 32 .02820 .00499
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 6
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 7
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 8
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 9
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t-3 -.0025 32 .01530 .00271Pair 10
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-3 dgn t-2 32 -.243 .181
Pair 2 t-3 dgn t-1 32 .046 .802
Pair 3 t-3 dgn t0 32 .113 .538
Pair 4 t-3 dgn t+1 32 -.061 .738
Pair 5 t-3 dgn t+2 32 .448 .010
Pair 6 t-3 dgn t+3 32 -.285 .114
Pair 7 t-3 dgn t+4 32 .258 .155
Pair 8 t-3 dgn t+5 32 -.270 .135
Pair 9 t-3 dgn t+6 32 .269 .137
Pair 10 t-3 dgn t+7 32 -.197 .279
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-3 dgn t-2 -.0046 .02672 .00472 -.0142 .0051 -.966 31 .341
Pair 2 t-3 dgn t-1 -.0129 .05674 .01003 -.0334 .0075 -1.290 31 .207
Pair 3 t-3 dgn t0 .0233 .08706 .01539 -.0081 .0546 1.511 31 .141
Pair 4 t-3 dgn t+1 -.0020 .02867 .00507 -.0124 .0083 -.401 31 .691
Pair 5 t-3 dgn t+2 -.0067 .02536 .00448 -.0158 .0025 -1.485 31 .148
Pair 6 t-3 dgn t+3 -.0027 .04116 .00728 -.0175 .0122 -.369 31 .714
Pair 7 t-3 dgn t+4 -.0016 .06059 .01071 -.0235 .0202 -.152 31 .880
Pair 8 t-3 dgn t+5 -.0301 .10668 .01886 -.0685 .0084 -1.594 31 .121
Pair 9 t-3 dgn t+6 .0127 .07652 .01353 -.0148 .0403 .943 31 .353
Pair 10 t-3 dgn t+7 -.0081 .03677 .00650 -.0213 .0052 -1.240 31 .224
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-2 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 1
t-1 .0105 32 .05535 .00978
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 2
t0 -.0257 32 .08745 .01546
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 3
t+1 -.0004 32 .02333 .00412
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 4
t+2 .0042 32 .02820 .00499
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 5
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 6
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 7
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 8
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t-2 .0021 32 .01850 .00327Pair 9
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-2 dgn t-1 32 .109 .553
Pair 2 t-2 dgn t0 32 -.071 .699
Pair 3 t-2 dgn t+1 32 .355 .046
Pair 4 t-2 dgn t+2 32 .125 .497
Pair 5 t-2 dgn t+3 32 .113 .538
Pair 6 t-2 dgn t+4 32 .266 .141
Pair 7 t-2 dgn t+5 32 -.048 .793
Pair 8 t-2 dgn t+6 32 -.214 .239
Pair 9 t-2 dgn t+7 32 .468 .007
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-2 dgn t-1 -.0084 .05642 .00997 -.0287 .0120 -.840 31 .408
Pair 2 t-2 dgn t0 .0278 .09066 .01603 -.0049 .0605 1.735 31 .093
Pair 3 t-2 dgn t+1 .0025 .02408 .00426 -.0062 .0112 .595 31 .556
Pair 4 t-2 dgn t+2 -.0021 .03174 .00561 -.0135 .0094 -.373 31 .712
Pair 5 t-2 dgn t+3 .0019 .03691 .00653 -.0114 .0152 .287 31 .776
Pair 6 t-2 dgn t+4 .0029 .06047 .01069 -.0189 .0247 .275 31 .785
Pair 7 t-2 dgn t+5 -.0255 .10407 .01840 -.0630 .0120 -1.386 31 .176
Pair 8 t-2 dgn t+6 .0173 .08510 .01504 -.0134 .0480 1.151 31 .259
Pair 9 t-2 dgn t+7 -.0035 .02733 .00483 -.0134 .0064 -.724 31 .474
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-1 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-1 .0105 32 .05535 .00978Pair 1
t0 -.0257 32 .08745 .01546
t-1 .0105 32 .05535 .00978Pair 2
t+1 -.0004 32 .02333 .00412
t-1 .0105 32 .05535 .00978Pair 3
t+2 .0042 32 .02820 .00499
t-1 .0105 32 .05535 .00978Pair 4
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t-1 .0105 32 .05535 .00978Pair 5
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t-1 .0105 32 .05535 .00978Pair 6
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t-1 .0105 32 .05535 .00978Pair 7
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t-1 .0105 32 .05535 .00978Pair 8
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-1 dgn t0 32 -.750 .000
Pair 2 t-1 dgn t+1 32 .241 .184
Pair 3 t-1 dgn t+2 32 .295 .101
Pair 4 t-1 dgn t+3 32 .687 .000
Pair 5 t-1 dgn t+4 32 .064 .726
Pair 6 t-1 dgn t+5 32 -.239 .187
Pair 7 t-1 dgn t+6 32 .018 .922
Pair 8 t-1 dgn t+7 32 .098 .594
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-1 dgn t0 .0362 .13407 .02370 -.0122 .0845 1.527 31 .137
Pair 2 t-1 dgn t+1 .0109 .05464 .00966 -.0088 .0306 1.129 31 .267
Pair 3 t-1 dgn t+2 .0063 .05421 .00958 -.0133 .0258 .655 31 .517
Pair 4 t-1 dgn t+3 .0103 .04043 .00715 -.0043 .0248 1.434 31 .161
Pair 5 t-1 dgn t+4 .0113 .08092 .01430 -.0179 .0405 .791 31 .435
Pair 6 t-1 dgn t+5 -.0171 .12673 .02240 -.0628 .0286 -.764 31 .450
Pair 7 t-1 dgn t+6 .0257 .09581 .01694 -.0089 .0602 1.517 31 .139
Pair 8 t-1 dgn t+7 .0049 .06055 .01070 -.0170 .0267 .455 31 .652
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t0 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t0 -.0257 32 .08745 .01546Pair 1
t+1 -.0004 32 .02333 .00412
t0 -.0257 32 .08745 .01546Pair 2
t+2 .0042 32 .02820 .00499
t0 -.0257 32 .08745 .01546Pair 3
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t0 -.0257 32 .08745 .01546Pair 4
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t0 -.0257 32 .08745 .01546Pair 5
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t0 -.0257 32 .08745 .01546Pair 6
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t0 -.0257 32 .08745 .01546Pair 7
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t0 dgn t+1 32 -.006 .973
Pair 2 t0 dgn t+2 32 -.037 .839
Pair 3 t0 dgn t+3 32 -.727 .000
Pair 4 t0 dgn t+4 32 .036 .844
Pair 5 t0 dgn t+5 32 .165 .366
Pair 6 t0 dgn t+6 32 -.025 .893
Pair 7 t0 dgn t+7 32 -.082 .654
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t0 dgn t+1 -.0253 .09065 .01603 -.0580 .0074 -1.578 31 .125
Pair 2 t0 dgn t+2 -.0299 .09289 .01642 -.0634 .0036 -1.821 31 .078
Pair 3 t0 dgn t+3 -.0259 .11466 .02027 -.0673 .0154 -1.280 31 .210
Pair 4 t0 dgn t+4 -.0249 .10575 .01869 -.0630 .0133 -1.331 31 .193
Pair 5 t0 dgn t+5 -.0533 .12256 .02167 -.0975 -.0091 -2.461 31 .020
Pair 6 t0 dgn t+6 -.0105 .11944 .02111 -.0536 .0326 -.497 31 .622
Pair 7 t0 dgn t+7 -.0313 .09498 .01679 -.0656 .0029 -1.865 31 .072
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+1 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+1 -.0004 32 .02333 .00412Pair 1
t+2 .0042 32 .02820 .00499
t+1 -.0004 32 .02333 .00412Pair 2
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t+1 -.0004 32 .02333 .00412Pair 3
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t+1 -.0004 32 .02333 .00412Pair 4
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t+1 -.0004 32 .02333 .00412Pair 5
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t+1 -.0004 32 .02333 .00412Pair 6
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+1 dgn t+2 32 .267 .139
Pair 2 t+1 dgn t+3 32 .139 .449
Pair 3 t+1 dgn t+4 32 .179 .328
Pair 4 t+1 dgn t+5 32 -.121 .511
Pair 5 t+1 dgn t+6 32 .057 .757
Pair 6 t+1 dgn t+7 32 .151 .409
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+1 dgn t+2 -.0046 .03144 .00556 -.0160 .0067 -.832 31 .412
Pair 2 t+1 dgn t+3 -.0007 .03856 .00682 -.0146 .0132 -.096 31 .924
Pair 3 t+1 dgn t+4 .0004 .06287 .01111 -.0223 .0231 .037 31 .971
Pair 4 t+1 dgn t+5 -.0280 .10688 .01889 -.0666 .0105 -1.484 31 .148
Pair 5 t+1 dgn t+6 .0148 .08128 .01437 -.0145 .0441 1.029 31 .312
Pair 6 t+1 dgn t+7 -.0060 .03553 .00628 -.0188 .0068 -.960 31 .344
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+2 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+2 .0042 32 .02820 .00499Pair 1
t+3 .0002 32 .03410 .00603
t+2 .0042 32 .02820 .00499Pair 2
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t+2 .0042 32 .02820 .00499Pair 3
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t+2 .0042 32 .02820 .00499Pair 4
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t+2 .0042 32 .02820 .00499Pair 5
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+2 dgn t+3 32 .247 .173
Pair 2 t+2 dgn t+4 32 .174 .341
Pair 3 t+2 dgn t+5 32 -.209 .251
Pair 4 t+2 dgn t+6 32 .092 .615
Pair 5 t+2 dgn t+7 32 .019 .916
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+2 dgn t+3 .0040 .03852 .00681 -.0099 .0179 .583 31 .564
Pair 2 t+2 dgn t+4 .0050 .06412 .01134 -.0181 .0281 .444 31 .660
Pair 3 t+2 dgn t+5 -.0234 .11091 .01961 -.0634 .0166 -1.194 31 .242
Pair 4 t+2 dgn t+6 .0194 .08158 .01442 -.0100 .0488 1.346 31 .188
Pair 5 t+2 dgn t+7 -.0014 .04118 .00728 -.0163 .0134 -.193 31 .848
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+3 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+3 .0002 32 .03410 .00603Pair 1
t+4 -.0008 32 .06270 .01108
t+3 .0002 32 .03410 .00603Pair 2
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t+3 .0002 32 .03410 .00603Pair 3
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t+3 .0002 32 .03410 .00603Pair 4
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+3 dgn t+4 32 .025 .892
Pair 2 t+3 dgn t+5 32 -.251 .166
Pair 3 t+3 dgn t+6 32 -.012 .946
Pair 4 t+3 dgn t+7 32 .229 .208
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+3 dgn t+4 .0011 .07062 .01248 -.0244 .0265 .085 31 .933
Pair 2 t+3 dgn t+5 -.0274 .11493 .02032 -.0688 .0141 -1.347 31 .188
Pair 3 t+3 dgn t+6 .0154 .08662 .01531 -.0158 .0467 1.008 31 .321
Pair 4 t+3 dgn t+7 -.0054 .04025 .00712 -.0199 .0091 -.755 31 .456
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+4 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+4 -.0008 32 .06270 .01108Pair 1
t+5 .0276 32 .10153 .01795
t+4 -.0008 32 .06270 .01108Pair 2
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t+4 -.0008 32 .06270 .01108Pair 3
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+4 dgn t+5 32 -.614 .000
Pair 2 t+4 dgn t+6 32 -.008 .963
Pair 3 t+4 dgn t+7 32 .323 .071
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+4 dgn t+5 -.0284 .14850 .02625 -.0820 .0251 -1.083 31 .287
Pair 2 t+4 dgn t+6 .0144 .10143 .01793 -.0222 .0509 .802 31 .429
Pair 3 t+4 dgn t+7 -.0064 .06022 .01065 -.0281 .0153 -.605 31 .550
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+5 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+5 .0276 32 .10153 .01795Pair 1
t+6 -.0152 32 .07920 .01400
t+5 .0276 32 .10153 .01795Pair 2
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+5 dgn t+6 32 -.502 .003
Pair 2 t+5 dgn t+7 32 .097 .597
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+5 dgn t+6 .0428 .15701 .02776 -.0138 .0994 1.542 31 .133
Pair 2 t+5 dgn t+7 .0220 .10314 .01823 -.0152 .0592 1.207 31 .237
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+6 dengan t+7.
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+6 -.0152 32 .07920 .01400Pair 1
t+7 .0056 32 .03056 .00540
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+ dgn t+7 32 -.173 .344
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+ dgn t+7 -.0208 .08968 .01585 -.0531 .0115 -1.313 31 .199
UJI BEDA PADA PENGUMUMAN DIVIDEN MENURUN
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-7 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 1
t-6 .0049 22 .02355 .00502
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 2
t-5 .0042 22 .01833 .00391
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 3
t-4 -.0045 22 .01526 .00325
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 4
t-3 -.0035 22 .02926 .00624
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 5
t-2 .0190 22 .06778 .01445
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 6
t-1 -.0191 22 .09151 .01951
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 7
t0 -.0103 22 .02968 .00633
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 8
t+1 .0015 22 .01644 .00350
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 9
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 10
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 11
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 12
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 13
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t-7 .0064 22 .02138 .00456Pair 14
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-7 dgn t-6 22 -.123 .587
Pair 2 t-7 dgn t-5 22 .119 .596
Pair 3 t-7 dgn t-4 22 .170 .449
Pair 4 t-7 dgn t-3 22 -.265 .233
Pair 5 t-7 dgn t-2 22 .359 .100
Pair 6 t-7 dgn t-1 22 -.288 .193
Pair 7 t-7 dgn t0 22 -.296 .181
Pair 8 t-7 dgn t+1 22 -.056 .804
Pair 9 t-7 dgn t+2 22 .529 .011
Pair 10 t-7 dgn t+3 22 .262 .238
Pair 11 t-7 dgn t+4 22 -.263 .238
Pair 12 t-7 dgn t+5 22 .276 .214
Pair 13 t-7 dgn t+6 22 -.177 .432
Pair 14 t-7 dgn t+7 22 .338 .124
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-7 dgn t-6 .0015 .03369 .00718 -.0134 .0164 .209 21 .837
Pair 2 t-7 dgn t-5 .0022 .02645 .00564 -.0095 .0139 .387 21 .703
Pair 3 t-7 dgn t-4 .0108 .02406 .00513 .0001 .0215 2.109 21 .047
Pair 4 t-7 dgn t-3 .0099 .04056 .00865 -.0081 .0279 1.146 21 .265
Pair 5 t-7 dgn t-2 -.0127 .06332 .01350 -.0408 .0154 -.939 21 .358
Pair 6 t-7 dgn t-1 .0255 .09980 .02128 -.0187 .0697 1.198 21 .244
Pair 7 t-7 dgn t0 .0166 .04140 .00883 -.0017 .0350 1.885 21 .073
Pair 8 t-7 dgn t+1 .0048 .02769 .00590 -.0075 .0171 .816 21 .424
Pair 9 t-7 dgn t+2 .0080 .03181 .00678 -.0061 .0221 1.173 21 .254
Pair 10 t-7 dgn t+3 .0038 .02459 .00524 -.0071 .0147 .720 21 .480
Pair 11 t-7 dgn t+4 .0050 .04001 .00853 -.0127 .0228 .592 21 .560
Pair 12 t-7 dgn t+5 .0009 .03031 .00646 -.0126 .0143 .134 21 .895
Pair 13 t-7 dgn t+6 .0017 .05124 .01092 -.0210 .0244 .158 21 .876
Pair 14 t-7 dgn t+7 .0191 .03904 .00832 .0018 .0364 2.293 21 .032
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-6 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 1
t-5 .0042 22 .01833 .00391
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 2
t-4 -.0045 22 .01526 .00325
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 3
t-3 -.0035 22 .02926 .00624
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 4
t-2 .0190 22 .06778 .01445
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 5
t-1 -.0191 22 .09151 .01951
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 6
t0 -.0103 22 .02968 .00633
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 7
t+1 .0015 22 .01644 .00350
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 8
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 9
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 10
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 11
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 12
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t-6 .0049 22 .02355 .00502Pair 13
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-6 dgn t-5 22 -.244 .273
Pair 2 t-6 dgn t-4 22 .292 .187
Pair 3 t-6 dgn t-3 22 .097 .669
Pair 4 t-6 dgn t-2 22 -.294 .185
Pair 5 t-6 dgn t-1 22 .167 .458
Pair 6 t-6 dgn t0 22 -.099 .660
Pair 7 t-6 dgn t+1 22 -.154 .495
Pair 8 t-6 dgn t+2 22 -.145 .521
Pair 9 t-6 dgn t+3 22 -.460 .031
Pair 10 t-6 dgn t+4 22 -.033 .883
Pair 11 t-6 dgn t+5 22 -.398 .066
Pair 12 t-6 dgn t+6 22 .006 .979
Pair 13 t-6 dgn t+7 22 -.088 .698
Paired Samples Test
Paired Differences
95%Confidence
Interval of theDifference
Mean
Std.Deviatio
n
Std.ErrorMean Lower Upper t df
Sig. (2-tailed)
Pair 1 t-6 dgn t-5 .0007 .03319 .00708 -.0140 .0154 .096 21 .924
Pair 2 t-6 dgn t-4 .0093 .02403 .00512 -.0013 .0200 1.819 21 .083
Pair 3 t-6 dgn t-3 .0084 .03574 .00762 -.0074 .0243 1.103 21 .282
Pair 4 t-6 dgn t-2 -.0142 .07801 .01663 -.0488 .0204 -.853 21 .403
Pair 5 t-6 dgn t-1 .0240 .09061 .01932 -.0162 .0642 1.242 21 .228
Pair 6 t-6 dgn t0 .0151 .03968 .00846 -.0025 .0327 1.789 21 .088
Pair 7 t-6 dgn t+1 .0033 .03072 .00655 -.0103 .0169 .507 21 .618
Pair 8 t-6 dgn t+2 .0065 .04701 .01002 -.0144 .0273 .644 21 .527
Pair 9 t-6 dgn t+3 .0023 .03641 .00776 -.0139 .0184 .293 21 .773
Pair 10 t-6 dgn t+4 .0035 .03769 .00804 -.0132 .0203 .441 21 .664
Pair 11 t-6 dgn t+5 -.0006 .04333 .00924 -.0198 .0186 -.069 21 .946
Pair 12 t-6 dgn t+6 .0002 .04885 .01041 -.0214 .0219 .022 21 .983
Pair 13 t-6 dgn t+7 .0176 .04876 .01040 -.0040 .0392 1.692 21 .105
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-5 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 1
t-4 -.0045 22 .01526 .00325
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 2
t-3 -.0035 22 .02926 .00624
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 3
t-2 .0190 22 .06778 .01445
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 4
t-1 -.0191 22 .09151 .01951
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 5
t0 -.0103 22 .02968 .00633
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 6
t+1 .0015 22 .01644 .00350
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 7
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 8
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 9
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 10
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 11
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t-5 .0042 22 .01833 .00391Pair 12
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-5 dgn t-4 22 -.107 .636
Pair 2 t-5 dgn t-3 22 -.262 .239
Pair 3 t-5 dgn t-2 22 .263 .238
Pair 4 t-5 dgn t-1 22 -.229 .306
Pair 5 t-5 dgn t0 22 .040 .861
Pair 6 t-5 dgn t+1 22 -.254 .254
Pair 7 t-5 dgn t+2 22 .009 .970
Pair 8 t-5 dgn t+3 22 .120 .594
Pair 9 t-5 dgn t+4 22 .002 .994
Pair 10 t-5 dgn t+5 22 .079 .727
Pair 11 t-5 dgn t+6 22 .137 .545
Pair 12 t-5 dgn t+7 22 -.096 .670
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-5 dgn t-4 .0086 .02507 .00535 -.0025 .0198 1.616 21 .121
Pair 2 t-5 dgn t-3 .0077 .03838 .00818 -.0093 .0247 .944 21 .356
Pair 3 t-5 dgn t-2 -.0149 .06540 .01394 -.0439 .0141 -1.066 21 .299
Pair 4 t-5 dgn t-1 .0233 .09735 .02076 -.0198 .0665 1.123 21 .274
Pair 5 t-5 dgn t0 .0145 .03427 .00731 -.0007 .0296 1.979 21 .061
Pair 6 t-5 dgn t+1 .0026 .02756 .00587 -.0096 .0149 .449 21 .658
Pair 7 t-5 dgn t+2 .0058 .04153 .00885 -.0126 .0242 .652 21 .521
Pair 8 t-5 dgn t+3 .0016 .02475 .00528 -.0094 .0126 .301 21 .766
Pair 9 t-5 dgn t+4 .0029 .03400 .00725 -.0122 .0179 .395 21 .697
Pair 10 t-5 dgn t+5 -.0013 .03238 .00690 -.0157 .0130 -.191 21 .850
Pair 11 t-5 dgn t+6 -.0005 .04433 .00945 -.0201 .0192 -.048 21 .962
Pair 12 t-5 dgn t+7 .0169 .04620 .00985 -.0036 .0374 1.717 21 .101
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-4 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-4 dgn t-3 22 -.203 .366
Pair 2 t-4 dgn t-2 22 .074 .742
Pair 3 t-4 dgn t-1 22 -.201 .371
Pair 4 t-4 dgn t0 22 .217 .332
Pair 5 t-4 dgn t+1 22 -.097 .668
Pair 6 t-4 dgn t+2 22 .236 .291
Pair 7 t-4 dgn t+3 22 -.076 .736
Pair 8 t-4 dgn t+4 22 -.225 .313
Pair 9 t-4 dgn t+5 22 -.083 .714
Pair 10 t-4 dgn t+6 22 -.272 .221
Pair 11 t-4 dgn t+7 22 .146 .516
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 1
t-3 -.0035 22 .02926 .00624
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 2
t-2 .0190 22 .06778 .01445
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 3
t-1 -.0191 22 .09151 .01951
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 4
t0 -.0103 22 .02968 .00633
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 5
t+1 .0015 22 .01644 .00350
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 6
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 7
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 8
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 9
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 10
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t-4 -.0045 22 .01526 .00325Pair 11
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
DifferenceLower Upper
Pair 1 t-4 dgn t-3 -.0009 .03564 .00760 -.0167 .0149 -.120 21 .906
Pair 2 t-4 dgn t-2 -.0235 .06836 .01457 -.0538 .0068 -1.612 21 .122
Pair 3 t-4 dgn t-1 .0147 .09574 .02041 -.0278 .0571 .719 21 .480
Pair 4 t-4 dgn t0 .0058 .03029 .00646 -.0076 .0192 .901 21 .378
Pair 5 t-4 dgn t+1 -.0060 .02348 .00501 -.0164 .0044 -1.198 21 .244
Pair 6 t-4 dgn t+2 -.0029 .03693 .00787 -.0192 .0135 -.364 21 .720
Pair 7 t-4 dgn t+3 -.0070 .02524 .00538 -.0182 .0041 -1.309 21 .205
Pair 8 t-4 dgn t+4 -.0058 .03538 .00754 -.0215 .0099 -.765 21 .453
Pair 9 t-4 dgn t+5 -.0100 .03313 .00706 -.0246 .0047 -1.409 21 .173
Pair 10 t-4 dgn t+6 -.0091 .04933 .01052 -.0310 .0128 -.864 21 .397
Pair 11 t-4 dgn t+7 .0083 .04131 .00881 -.0100 .0266 .939 21 .358
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-3 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 1
t-2 .0190 22 .06778 .01445
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 2
t-1 -.0191 22 .09151 .01951
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 3
t0 -.0103 22 .02968 .00633
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 4
t+1 .0015 22 .01644 .00350
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 5
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 6
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 7
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 8
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 9
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t-3 -.0035 22 .02926 .00624Pair 10
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-3 dgn t-2 22 -.116 .608
Pair 2 t-3 dgn t-1 22 .204 .362
Pair 3 t-3 dgn t0 22 .236 .291
Pair 4 t-3 dgn t+1 22 -.185 .410
Pair 5 t-3 dgn t+2 22 -.261 .240
Pair 6 t-3 dgn t+3 22 -.168 .455
Pair 7 t-3 dgn t+4 22 .113 .618
Pair 8 t-3 dgn t+5 22 -.240 .282
Pair 9 t-3 dgn t+6 22 -.169 .451
Pair 10 t-3 dgn t+7 22 .079 .728
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-3 dgn t-2 -.0226 .07687 .01639 -.0567 .0115 -1.378 21 .183
Pair 2 t-3 dgn t-1 .0156 .09021 .01923 -.0244 .0556 .811 21 .427
Pair 3 t-3 dgn t0 .0067 .03644 .00777 -.0094 .0229 .866 21 .396
Pair 4 t-3 dgn t+1 -.0051 .03611 .00770 -.0211 .0109 -.661 21 .516
Pair 5 t-3 dgn t+2 -.0020 .05319 .01134 -.0255 .0216 -.172 21 .865
Pair 6 t-3 dgn t+3 -.0061 .03745 .00798 -.0227 .0105 -.769 21 .451
Pair 7 t-3 dgn t+4 -.0049 .03858 .00823 -.0220 .0122 -.591 21 .561
Pair 8 t-3 dgn t+5 -.0090 .04523 .00964 -.0291 .0110 -.938 21 .359
Pair 9 t-3 dgn t+6 -.0082 .05591 .01192 -.0330 .0166 -.686 21 .500
Pair 10 t-3 dgn t+7 .0092 .04821 .01028 -.0122 .0306 .893 21 .382
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-2 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 1
t-1 -.0191 22 .09151 .01951
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 2
t0 -.0103 22 .02968 .00633
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 3
t+1 .0015 22 .01644 .00350
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 4
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 5
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 6
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 7
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 8
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t-2 .0190 22 .06778 .01445Pair 9
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-2 dgn t-1 22 -.901 .000
Pair 2 t-2 dgn t0 22 -.180 .424
Pair 3 t-2 dgn t+1 22 .045 .843
Pair 4 t-2 dgn t+2 22 .235 .292
Pair 5 t-2 dgn t+3 22 .042 .853
Pair 6 t-2 dgn t+4 22 -.427 .047
Pair 7 t-2 dgn t+5 22 .112 .619
Pair 8 t-2 dgn t+6 22 .057 .803
Pair 9 t-2 dgn t+7 22 -.018 .935
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-2 dgn t-1 .0382 .15538 .03313 -.0307 .1071 1.153 21 .262
Pair 2 t-2 dgn t0 .0293 .07873 .01679 -.0056 .0642 1.747 21 .095
Pair 3 t-2 dgn t+1 .0175 .06902 .01472 -.0131 .0481 1.189 21 .248
Pair 4 t-2 dgn t+2 .0206 .06929 .01477 -.0101 .0514 1.397 21 .177
Pair 5 t-2 dgn t+3 .0165 .06962 .01484 -.0144 .0473 1.109 21 .280
Pair 6 t-2 dgn t+4 .0177 .08412 .01793 -.0196 .0550 .988 21 .334
Pair 7 t-2 dgn t+5 .0135 .07043 .01501 -.0177 .0448 .902 21 .377
Pair 8 t-2 dgn t+6 .0144 .07816 .01666 -.0202 .0491 .865 21 .397
Pair 9 t-2 dgn t+7 .0318 .07969 .01699 -.0036 .0671 1.870 21 .075
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-1 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t-1 -.0191 22 .09151 .01951Pair 1
t0 -.0103 22 .02968 .00633
t-1 -.0191 22 .09151 .01951Pair 2
t+1 .0015 22 .01644 .00350
t-1 -.0191 22 .09151 .01951Pair 3
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t-1 -.0191 22 .09151 .01951Pair 4
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t-1 -.0191 22 .09151 .01951Pair 5
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t-1 -.0191 22 .09151 .01951Pair 6
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t-1 -.0191 22 .09151 .01951Pair 7
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t-1 -.0191 22 .09151 .01951Pair 8
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t-1 dgn t0 22 .093 .680
Pair 2 t-1 dgn t+1 22 -.135 .548
Pair 3 t-1 dgn t+2 22 -.321 .145
Pair 4 t-1 dgn t+3 22 .053 .815
Pair 5 t-1 dgn t+4 22 .402 .064
Pair 6 t-1 dgn t+5 22 -.213 .342
Pair 7 t-1 dgn t+6 22 -.003 .989
Pair 8 t-1 dgn t+7 22 .140 .534
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t-1 dgn t0 -.0089 .09353 .01994 -.0503 .0326 -.444 21 .661
Pair 2 t-1 dgn t+1 -.0207 .09514 .02028 -.0629 .0215 -1.020 21 .319
Pair 3 t-1 dgn t+2 -.0175 .10943 .02333 -.0661 .0310 -.752 21 .460
Pair 4 t-1 dgn t+3 -.0217 .09246 .01971 -.0627 .0193 -1.102 21 .283
Pair 5 t-1 dgn t+4 -.0205 .08420 .01795 -.0578 .0169 -1.139 21 .267
Pair 6 t-1 dgn t+5 -.0246 .10131 .02160 -.0696 .0203 -1.141 21 .267
Pair 7 t-1 dgn t+6 -.0238 .10120 .02158 -.0686 .0211 -1.102 21 .283
Pair 8 t-1 dgn t+7 -.0064 .09479 .02021 -.0484 .0356 -.317 21 .754
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t0 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t0 -.0103 22 .02968 .00633Pair 1
t+1 .0015 22 .01644 .00350
t0 -.0103 22 .02968 .00633Pair 2
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t0 -.0103 22 .02968 .00633Pair 3
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t0 -.0103 22 .02968 .00633Pair 4
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t0 -.0103 22 .02968 .00633Pair 5
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t0 -.0103 22 .02968 .00633Pair 6
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t0 -.0103 22 .02968 .00633Pair 7
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t0 dgn t+1 22 -.076 .735
Pair 2 t0 dgn t+2 22 -.485 .022
Pair 3 t0 dgn t+3 22 -.266 .232
Pair 4 t0 dgn t+4 22 .384 .078
Pair 5 t0 dgn t+5 22 .076 .738
Pair 6 t0 dgn t+6 22 -.173 .442
Pair 7 t0 dgn t+7 22 -.161 .475
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t0 dgn t+1 -.0118 .03501 .00746 -.0273 .0037 -1.583 21 .128
Pair 2 t0 dgn t+2 -.0087 .05795 .01235 -.0344 .0170 -.703 21 .490
Pair 3 t0 dgn t+3 -.0129 .03925 .00837 -.0303 .0045 -1.537 21 .139
Pair 4 t0 dgn t+4 -.0116 .03240 .00691 -.0260 .0028 -1.678 21 .108
Pair 5 t0 dgn t+5 -.0158 .03935 .00839 -.0332 .0017 -1.880 21 .074
Pair 6 t0 dgn t+6 -.0149 .05626 .01199 -.0399 .0100 -1.243 21 .228
Pair 7 t0 dgn t+7 .0025 .05408 .01153 -.0215 .0264 .213 21 .833
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+1 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+1 .0015 22 .01644 .00350Pair 1
t+2 -.0016 22 .03742 .00798
t+1 .0015 22 .01644 .00350Pair 2
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t+1 .0015 22 .01644 .00350Pair 3
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t+1 .0015 22 .01644 .00350Pair 4
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t+1 .0015 22 .01644 .00350Pair 5
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t+1 .0015 22 .01644 .00350Pair 6
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+1 dgn t+2 22 -.137 .544
Pair 2 t+1 dgn t+3 22 .118 .601
Pair 3 t+1 dgn t+4 22 .354 .106
Pair 4 t+1 dgn t+5 22 .087 .701
Pair 5 t+1 dgn t+6 22 .382 .079
Pair 6 t+1 dgn t+7 22 -.529 .011
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+1 dgn t+2 .0031 .04288 .00914 -.0159 .0221 .343 21 .735
Pair 2 t+1 dgn t+3 -.0010 .02360 .00503 -.0115 .0094 -.208 21 .837
Pair 3 t+1 dgn t+4 .0002 .02753 .00587 -.0120 .0124 .039 21 .969
Pair 4 t+1 dgn t+5 -.0040 .03136 .00669 -.0179 .0100 -.591 21 .561
Pair 5 t+1 dgn t+6 -.0031 .03968 .00846 -.0207 .0145 -.365 21 .718
Pair 6 t+1 dgn t+7 .0143 .05131 .01094 -.0085 .0370 1.305 21 .206
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+2 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
t+2 -.0016 22 .03742 .00798Pair 1
t+3 .0026 22 .01898 .00405
t+2 -.0016 22 .03742 .00798Pair 2
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t+2 -.0016 22 .03742 .00798Pair 3
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t+2 -.0016 22 .03742 .00798Pair 4
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t+2 -.0016 22 .03742 .00798Pair 5
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+2 dgn t+3 22 .323 .143
Pair 2 t+2 dgn t+4 22 -.348 .112
Pair 3 t+2 dgn t+5 22 .196 .382
Pair 4 t+2 dgn t+6 22 -.119 .598
Pair 5 t+2 dgn t+7 22 .242 .278
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+2 dgn t+3 -.0042 .03608 .00769 -.0202 .0118 -.544 21 .592
Pair 2 t+2 dgn t+4 -.0029 .05449 .01162 -.0271 .0212 -.250 21 .805
Pair 3 t+2 dgn t+5 -.0071 .04220 .00900 -.0258 .0116 -.788 21 .439
Pair 4 t+2 dgn t+6 -.0062 .06022 .01284 -.0329 .0205 -.485 21 .633
Pair 5 t+2 dgn t+7 .0111 .04815 .01027 -.0102 .0325 1.085 21 .290
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+3 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+3 .0026 22 .01898 .00405Pair 1
t+4 .0013 22 .02866 .00611
t+3 .0026 22 .01898 .00405Pair 2
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t+3 .0026 22 .01898 .00405Pair 3
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t+3 .0026 22 .01898 .00405Pair 4
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+3 dgn t+4 22 .098 .665
Pair 2 t+3 dgn t+5 22 .393 .070
Pair 3 t+3 dgn t+6 22 -.114 .613
Pair 4 t+3 dgn t+7 22 .212 .344
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig.(2-
tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+3 dgn t+4 .0013 .03279 .00699 -.0133 .0158 .182 21 .857
Pair 2 t+3 dgn t+5 -.0029 .02708 .00577 -.0149 .0091 -.504 21 .620
Pair 3 t+3 dgn t+6 -.0020 .04889 .01042 -.0237 .0196 -.196 21 .846
Pair 4 t+3 dgn t+7 .0153 .04109 .00876 -.0029 .0335 1.749 21 .095
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+4 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean N Std. DeviationStd. Error
Mean
t+4 .0013 22 .02866 .00611Pair 1
t+5 .0055 22 .02818 .00601
t+4 .0013 22 .02866 .00611Pair 2
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t+4 .0013 22 .02866 .00611Pair 3
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+4 dgn t+5 22 .074 .742
Pair 2 t+4 dgn t+6 22 -.008 .973
Pair 3 t+4 dgn t+7 22 -.119 .599
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
DeviationStd. Error
Mean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+4 dgn t+5 -.0042 .03867 .00824 -.0213 .0130 -.507 21 .617
Pair 2 t+4 dgn t+6 -.0033 .05181 .01105 -.0263 .0197 -.300 21 .767
Pair 3 t+4 dgn t+7 .0140 .05247 .01119 -.0092 .0373 1.256 21 .223
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+5 dgn periode pengamatan lain
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+5 .0055 22 .02818 .00601Pair 1
t+6 .0046 22 .04294 .00915
t+5 .0055 22 .02818 .00601Pair 2
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+5 dgn t+6 22 -.374 .087
Pair 2 t+5 dgn t+7 22 .061 .789
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
DifferenceLower Upper
Pair 1 t+5 dgn t+6 .0009 .05951 .01269 -.0255 .0272 .068 21 .946
Pair 2 t+5 dgn t+7 .0182 .04806 .01025 -.0031 .0395 1.779 21 .090
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+6 dgn periode pengamatan t+7
Paired Samples Statistics
Mean NStd.
DeviationStd. Error
Mean
t+6 .0046 22 .04294 .00915Pair 1
t+7 -.0127 22 .04068 .00867
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 t+6dgn t+7 22 -.603 .003
Paired Samples Test
Paired Differences t dfSig. (2-tailed)
MeanStd.
Deviation
Std.ErrorMean
95% ConfidenceInterval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 t+6dgn t+7 .0174 .07488 .01596 -.0158 .0506 1.088 21 .289