DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI...

14
DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI, TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Solo) Tahun 2005-2010 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh: SRI WAHYUNINGSIH A 210 080 102 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Transcript of DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI...

DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM

DAN PERTUMBUHAN EKONOMI,

TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL

(Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Solo)

Tahun 2005-2010

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

SRI WAHYUNINGSIH

A 210 080 102

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

iii

SurakartaJuli 2012

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN

PERTUMBUHAN EKONOMI, TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN

BELANJA MODAL (Studi Kasus Pada Pemerintah Kota Solo)

Tahun 2005-2010

Sri wahyuningsih, A210080102, Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk memberikan bukti empiris mengenai

pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (2)

Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (3) Untuk memberikan bukti empiris mengenai

pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal (4)

Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi secara bersama-sama terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pemerintah kota Solo. Jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengambil lokasi di Pemerintah

kota Solo. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah Departemen Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKA) kota Solo. Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data ini bersumber dari Hasil Laporan

Pertanggungjawaban Pemerintah Kota Solo di dukung data yang bersumber dari

website (www.djpk.depkeu.co.id) serta data dari Badan Pusat Statistik tahun 2005-

2010. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara.

Alat analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji t,

uji F dan uji koofesien Determinasi (R2), SE dan SR. Berdasarkan penelitian ini,

diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Ho ditolak artinya Pendapatan Asli Daerah

berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal, tetapi pengaruhnya

negatif dengan -thitung < -ttabel; -3,921 < -2,920 dan nilai probalitas sebesar = 0,059 <

0,10; (2) Ho ditolak yaitu Dana Alokasi Umum berpengaruh positif terhadap

Pengalokasian Belanja Modal, dengan thitung > ttabel; 4,050 > 2,920 dengan nilai

probalitas sebesar = 0,056 < 0,10; (3) Ho diterima artinya Pertumbuhan Ekonomi tidak

berpengaruh positif terhadap Pengalokasian Belanja Modal, dengan -thitung > -ttabel;

-0,048 > -2,920 dengan nilai probalitas sebesar = 0,966 > 0,10; (4)Pada analisis dengan

uji F Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan pertumbuhan Ekonomi secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal,

dengan Fhitung > Ftabel; 12,287 > 9,552. 5)Variabel Pendapatan Asli Daerah memberikan

sumbangan efektif sebesar 28,86%. Variabel Dana Alokasi Umum memberikan

sumbangan efektif sebesar 1,93%. Variabel Pertumbuhan Ekonomi memberikan

sumbangan efektif sebesar 0,01%. Berdasarkan sumbangan efektif nampak bahwa

Pendapatan Asli Daerah memiliki kontribusi yang tinggi terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal dibanding Dana Alokai Umum dan Pertumbuhan Ekonomi.

Kata Kunci: Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Pertumbuhan Ekonomi dan

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

1

A. PENDAHULUAN

Era reformasi pada saat ini memberi peluang bagi perubahan paradigma

pemerintah nasional. Perubahan paradigma tersebut dari paradigma pertumbuhan

menuju paradigma pemerataan pembangunan secara lebih adil dan berimbang.

Perubahan paradigma ini diwujudkan melalui otonomi daerah dan perimbangan

keuangan pusat dan daerah yang diatur dalam suatu paket Undang-Undang yaitu

Kebijakan terkait yang tertuang dalam Undang-Undang No. 32 dan 33 Tahun

2004 tentang Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah.

Dalam era desentralisasi fiskal diharapkan terjadinya peningkatan

pelayanan di berbagai sektor publik. Peningkatan pelayanan publik ini diharapkan

dapat meningkatkan daya tarik bagi investor untuk membuka usaha didaerah.

Harapan ini tentunya dapat terwujud apabila ada upaya serius dari Pemerintah,

yakni dengan memberikan berbagai fasilitas pendukung investasi.

Konsekuensinya, pemerintah perlu untuk memberikan alokasi belanja yang lebih

besar untuk pembangunan pada sektor-sektor produktif di daerah

http://Nanga.www.go.id/2012/02/Perpustakaan-Depkeu.html.

Anggaran belanja modal di suatu pemerintah daerah perlu diteliti. Hal

itu, dikarenakan untuk mengetahui bagaimana realitas penyusunan anggaran

belanja modal yang diterapkan di pemerintah daerah atau kota. Pada umumnya

penyusunan anggaran belanja modal pada Pemerintah daerah sangatlah berbeda

dengan penyusunan anggaran belanja modal pada perusahaan.

Idealnya dalam penyusunan anggaran belanja modal pemerintah daerah

mengunakan sistem kebijakan investasi publik. Anggaran belanja modal berguna

untuk pengadaan atau pembelian aset tetap yang mempunyai masa manfaat lebih

dari satu tahun. Kemudian aset tersebut dapat digunakan dalam kegiatan

pemerintahan yang bermanfaat baik secara ekonomis, sosial dan atau manfaat lain

yang dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam melayani masyarakat

(Halim, 2001:5).

Adapun kondisi anggaran belanja modal Pemerintah Kota Solo dari Deputi

Pimpinan Bank Indonesia Solo Suryono mengemukakan bahwa realisasi belanja

daerah atau penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2011

di Pemerintah kota Solo Surakarta mencapai 91,01 persen. "Penyerapan APBD

2011 itu menurun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 94,50 persen,"

ungkap Suryono saat memaparkan Kajian Ekonomi Indonesia (BI) Solo, Jawa

Tengah, Senin (26/3/2012) http:/ninohistilarudin.blogspot.com/2011 10 01

archive.html.

Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah untuk

mengurangi kebergantungan terhadap pembiayaan dari pusat, sehingga hal

tersebut dapat meningkatkan otonomi dan keleluasaan daerah. Langkah penting

yang harus dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan penerimaan daerah

ialah dengan menghitung potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang riil

dimiliki daerah. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode perhitungan potensi

PAD yang sistematis dan rasional.

2

Dalam pelaksanaan otonomi dan desentralisasi tidak berarti setiap daerah

harus dapat membiayai seluruh pengeluaran rutin dan modalnya dari Pendapatan

Asli Daerah. Dalam hubungannya dengan manajemen pemerintah daerah,

Manajemen Dana Perimbangan juga merupakan aspek yang harus diperhatikan

oleh pemerintah daerah.

Tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan penting

pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Upaya untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah tidak akan memberikan arti apabila tidak diikuti dengan

peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi sering diukur

dengan menggunakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto atau Produk

Domestik Regional Bruto ( PDB/PDRB). (Arsyad, 1999:5).

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

“DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI,

PERTUMBUHAN EKONOMI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN

ANGGARAN BELANJA MODAL (Studi Kasus Pemda Bagian Departemen

Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Pemerintah Kota Solo)”

Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai

berikut:

1. Apakah Pendapatan Asli Daerah Berpengaruh Terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal?

2. Apakah Dana Alokasi Umum Berpengaruh Terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal ?

3. Apakah Pertumbuhan Ekonomi Berpengaruh Terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal?

4. Apakah Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum, Pertumbuhan

Ekonomi, secara bersama-sama Berpengaruh Terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal ?

A. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kota Solo pada bagian Departemen

Pendapatan ,Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKA)

pemerintah kota Solo. Adapun Penelitian ini dilaksanakan dari bulan

Maret sampai bulan Juli.

2. Populasi dan Sampel, Sampling

Populasi merupakan batas suatu obyek penelitian dan sekaligus merupakan

batas bagi proses induksi (generalisasi) hasil penelitian yang bersangkutan

(Effenin, Darmadji dan Tan, 2004:57). Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel.

3. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi lapangan

a. Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab

secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan

responden menjawab secara lisan pula (Rubiyanto 2009:73).

3

b. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal- hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:

126).

4. Teknis Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh memiliki sebaran normal atau tidak. (Hadi, 2007:1)

menyatakan uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal apa

tidaknya suatu distribusi data. Langkah-langkah untuk mengetahui

ujinormalitas adalah sebagai berikut:

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi adalah suatu keadaan di mana terdapat trend

variabel yang diteliti sehingga e (error) juga mengandung tren. Gejala

autokorelasi sering terjadi pada data runtut waktu (time series).

Autokorelasi terjadi apabila antara e dengan et-1 terdapat korelasi yang

tinggi. Untuk menguji autokorelasi dapat digunakan Uji Durbin-

Watson. Dengan kriteria pengambilan jika nilai D-W sama dengan

2, maka tidak terjadi autokorelasi sempurna sebagai rule of tumb

jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 maka data tidak mengalami

autokorelasi. Tetapi, jika nilai D-W 0 sampai 1,5 disebut memiliki

autokorelasi positif, dan jika D-W > 2,5 sampai 4 disebut memiliki

autokorelasi negatif (Setiaji, 2004: 33-34).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari setiap kesalahan

pengganggu untuk variabel-variabel bebas yang diketahui tidak

mempunyai varian yang sama untuk semua observasi. Akibatnya

penaksiran ordinary least square (OLS) tetap tidak bias dan tidak

efisien, (Setiaji, 2004:29-31). Untuk mendeteksi masalah

heteroskedas-tisitas dalam penelitian ini digunakan menggunakan uji

LM (Lagrange Multiplier).

d. Uji Multikolinierisitas

Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan

linier diantara dua variabel bebas atau lebih dalam model regresi.

Penggunaan multikolinearitas di sini dimaksudkan untuk

menunjukkan adanya derajat kolinearitas yang tinggi di antara

variabel bebas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat

digunakan uji VIF (Varian Inflation Factor) yang melebih nilai kritis

10 jika kondisi ini ditemukan maka model terjadi multikolinieritas

yang tinggi, jika tidak diketemukan atau nilai VIF model di bawah

4

nilai kritis 10 maka model tidak terjadi multikolinieritas antar variabel

independen, (Ghozali, 2001: 63-64). Uji.

2. Analisi Data

Analis Regresi Berganda

Istilah regresi itu pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton.

Penaksiran model menyatakan bahwa analisis tertentu berkenaan dengan

analisis penaksiran nilai-nilai. Model regresi secara sederhana dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Model :Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 (Gujarati, 2005: 11).

3. Uji Hipotesis

a. Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh masing- masing

variabel independen terhadap variabel dependen secara individual.

Pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS. Pengujian yang

dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t table atau melihat

nilai p value dengan tingkat signifikansi yang digunakan adalah jika P

value > 0,10, maka Ho ditolak (Nisfiannoor,2009:109-113)

b. Uji F

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variable independen secara

bersama berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian yang

dilakukan dengan membandingkan antara nilai f table dengan f hitung

dan tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 10 %. kriteria

yang digunakan dalam uji ini adalah jika P value > 0,10 maka Ho

diterimadan jika P value < 0.05, maka Ho ditolak. Langkah- langkah

pengujiannya adalah sebagai berikut (Djarwanto, 2005:236-237)

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koofesien determinasi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk

mengetahui sejauh mana variable independen dapat menjelaskan variasi

variable dependen. Besarnya koofesien determinasi adalah kuadrat dari

koofesien korelasi.(Algifari, 2010:200)

Koefisien Determinasi (R2) ini untuk menguji seberapa besar) R

square menunjukan signifikansi hubungan antara variable independen

dengan variable dependen nilai R square dikatakan baik jka diatas 0,05

karena besarnya koofesien adalah antara nol dan satu, maka dikatakan

signifikan.

Kelemahan mendasar penggunaan koofesien determinasi adalah

bisa terhadap jumlah independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variable tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variable dependen. Oleh Karen itu banyak peneliti menganjurkan untuk

menggunakan nilai adjusted R2

pada saat mengevaluasi mana model

regresi terbaik. Tidak seperti R2 , nilai ditambahkan kedalam model

(Ghozali, 2005:83).

d. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel Pendapatan

Asli Daerah sumbangan relatif sebesar 30,42% dan sumbangan efektif

5

28,86%. Variabel Dana Alokasi Umum memberikan sumbangan relatif

sebesar -2,03% dan sumbangan efektif -1,93%. Variabel Pertumbuhan

Ekonomi memberikan sumbangan relatif sebesar 0,01% dan sumbangan

efektif -0,01% Berdasarkan besarnya sumbangan relatif dan efektif

nampak bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki kontribusi

yang lebih tinggi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal

dibandingkan variabel Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan

Ekonomi.

B. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Uji Hipotesis pertama

Hasil Analisis regresi dengan uji t memperoleh nilai thitung Pendapatan Asli

Daerah sebesar-3,921 dengan nilai probabilitas = 0,059, sedangkan besarnya

nilai ttabel pada tingkat signifikan 10% adalah 2,920. Dikarenakan -thitung <

-ttabel, yaitu -3,921 < -2,015; sehingga Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut,

maka hipotesis pertama terdukung secara statistik, artinya Pendapatan Asli

Daerah berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

2. Hasil Uji Hipotesis Kedua

Hasil Analisis regresi dengan uji t memperoleh nilai thitung Dana Alokasi

Umum sebesar 4,050 dengan nilai probabilitas = 0,056, sedangkan besarnya

nilai ttabel pada tingkat signifikan 10% adalah 2,920. Dikarenakan thitung >

ttabel, yaitu 4,050 > 2,015, sehingga Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut,

maka hipotesis kedua terpengaruh secara statistik, artinya Dana Alokasi

Umum berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

3. Hipotesis ketiga

Hasil Analisis regresi dengan uji t memperoleh nilai thitung Pertumbuhan

Ekonomi sebesar -0,048 dengan nilai probabilitas = 0,966, sedangkan

besarnya nilai ttabel pada tingkat signifikan 10% adalah 2,920. Dikarenakan

-thitung > -ttabel, yaitu -0,048 > -2,015, sehingga Ho diterima. Berdasarkan

hasil tersebut, maka hipotesis ketiga tidak terdukung secara statistik, artinya

Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh terhadap Pengalokasian Anggaran

Belanja Modal.

4. Hipotesis Keempat

Hasil Analisis regresi dengan uji F memperoleh nilai Fhitung sebesar 12,287

dengan nilai probabilitas = 0,076, sedangkan besarnya nilai Ftabel pada tingkat

signifikan 10% adalah 9,552. Dikarenakan Fhitung > Ftabel, yaitu 12,287 >

9,552, sehingga Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis ketiga

terdukung secara statistik, artinya Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi

Umum dan Pertumbuhan Ekonomi secara bersama-sama berpengaruh

terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal.

Pendapatan Asli Daerah yang tinggi tentu akan memiliki pengaruh yang

tinggi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Pemerintah Daerah

Solo. Teori ini didukung hasil perhitungan bahwa Pendapatan Asli Daerah

memberikan sumbangan efektif 28,86% dan Dana Alokasi Umum

memberikan sumbangan efektif 1,93%, Pertumbuhan Ekonomi memberikan

6

sumbangan efektif 0,01% sehingga jika digabung total sumbangan efektif

menjadi 30,80%, sedangkan 60,20% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak diteliti.

Jika dibandingkan besarnya sumbangan efektif, nampak bahwa

variabel Pendapatan Asli Daerah memiliki pengaruh yang lebih dominan

terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal dibandingkan variabel Dana

Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini mungkin disebabkan

sebagian besar Dana Alokasi Umum dan tingkat pertumbuhan ekonomi

digunakan untuk pengalokasian anggaran belanja rutin dan belanja lain.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pendapatan Asli Daerah dapat

meningkatkan Pengalokasian Anggaran Belanja Modal secara positif,

sedangkan Dana Alokasi Umum, Pertumbuhan Ekonomi tidak mampu

meningkatkan secara maksimal Pengalokasian Anggaran Belanja pada

Pemerintah Kota Solo.

Kesimpulan dan Saran.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan bab

sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Pendapatan Asli Daerah berpengaruh signifikan terhadap terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Berdasarkan analisis diperoleh -thitung

< -t tabel, yaitu -3,921 < -2,920. Dengan nilai probabilitas signifikan < 0,10,

yaitu 0,59

2. Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal. Berdasarkan analisis diperoleh thitung > t tabel, yaitu

4,050 > 2,920. Dengan nilai probabilitas signifikan < 0,10, yaitu 0,56

3. Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal. Berdasarkan analisis diperoleh -thitung > - t tabel, yaitu -

0,048 > -2,920. Dengan nilai probabilitas signifikan > 0,10, yaitu 0,966

4. Berdasarkan uji F diperoleh kesimpulan bahwa variabel Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh

signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Berdasarkan

analisis diperoleh Fhitung > Ftabel, yaitu 12,287 > 9,552. Dengan nilai probabilitas

signifikan < 0,10, yaitu 0,076.

5. Hasil koofesian determinasi sebesar 0,949%. Hal ini berarti 94,9 % variasi

kenaikan variabel Pengalokasisan Anggaran Belanja Modal dipengaruhi oleh

Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Pertumbuhan Ekonomi

semenrata sisanya sebesar 5,1 % diterangkan oleh faktor lain yang tidak ikut

terobservasi.

6. Variabel Pendapatam Asli Daerah memberikan sumbangan efektif 28,86%.

Variabel Dana Alokasi Umum memberikan sumbangan efektif 1,93%.

Berdasarkan besarnya sumbangan efektif nampak bahwa variabel Pendapatan

Asli Daerah memiliki kontribusi yang lebih tinggi terhadap Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal.

Saran

7

1. Bagi Pemerintah Kota Solo

a. Meskipun Pendapatan Asli Daerah sudah terus meningkat disetiap tahunnya,

namun untuk Pengalokasian Anggaran Belanja Modal masih minimum,.

Kedepan diharapkan pemerintah lebih memperhatikan tentang kebijakan

investasi publik dimana Pendapatan Asli Daerah naik maka Pengalokasian

Anggaran belanja Modal semakin ditingkatkan pula, karena dengan

pengalokasian anggaran belanja modal yang tepat dan sesuai target

diharapkan dapat menarik para investor untuk menanamkan modal di daerah

tersebut, sehingga Pendapatan Asli Daerah juga akan meningkat.

b. Pengalokasian Anggaran Belanja Modal dari Dana Alokasi umum sudah

menunjukan hasil yang positif. Namun hal tersebut bukan berarti baik bagi

Pemerintah Kota Solo, karena semakin tinggi Dana Alokasi umum yang

dimiliki daerah/kota menunjukan bahwa pemerintah kota masih belum bisa

mandiri, dimana pemerintah masih menggantungkan anggatan daerahnya

dari pemerintah pusat. Saran dari peneliti untuk pemerintahan selanjutnya

agar lebih meningkatkan PAD dan menggunakannya untuk Pengalokasian

Anggaran Belanja Modal secara tepat guna, sehingga pemerintah daerah

dapat lebih mandiri dalam mengelola daerah untuk kesejahteraan rakyat.

2. Saran bagi penelitian mendatang

Diharapkan penelitian mendatang dapat lebih mengembangkan penelitiannya

untuk variabel lain yang berpengaruh dan memberi dampak yang positif

untuk Pengalokasian Anggaran Belanja Modal serta memperluas polulasi

agar hail penelitian dapat digeneralisasikan pada lingkup yang lebih luas.

8

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu. 2005. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anonim.2009. Laporan Produk Dodaestik Regional Bruto Kabupaten Sukoharjo

2009. Sukoharjo

Anonim. Undang- undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

Anonim. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah. 2005. Jakarta: CV. Eko Jaya.

Anonim. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 2008.

Bandung. Citra Umbara.

Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Linkolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Yogyakarta: BPFE.

Darwanto dan Yulia Yustikasari. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,

Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum terhadap

Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi

X. Makasar.

Djarwanto. 2005. Statistik Induktif, Hal: 236-237. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Effenin Sujoko, Stevanus Hadi Djarmadji dan Yulia Wati Tan. 2004. Metode

Penelitian untuk Akuntasi” Sebuah Pendekatan Praktis”. Jawa Timur:

Bayumedia Publishing.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.

Semarang: ISBN.

Gujarati. 1995. Basic Econometrics. Singapur. Mc Grow Hill.

Hadi, Sutrisno. 2007. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Halim, Abdul. 2001. Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: AMP YKPN.

Halim, Abdul. 2004. Analisis Investasi Belanja Modal Sektor Publik- Pemerintah

Daerah. Yogyakarta: STIM YKPN.

9

http://Adi.www.google.com/2012/02/Pengaruh-Pertumbuhan-Ekonomi

Pendapatan-Asli-Daerah-terhadap-Belanja-Modal.html.

(diakses pukul 15.50)

http://LindanLiu.www.google.com/2012/02/Pengaruh-Pertumbuhan-Ekonomi-

Belanja-Modal-Pendapatan-Asli-Daerah-terhadap-terhadap-

Pertumbuhan-Ekonomi.html.(diakses pukul 15.50)

http://Nanga.2005.www.google.com/2012/02/Perpustakaan.Depkeu.html.(diakses

pukul 15.15.

http://ninohistiraludin.blogspot.com/2011/03/archive.html (diakses pukul 08.00).

Khairani, Siti. 2008. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli Daerah

terhadap Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan Publik pada

Pemerintah Daerah. Kajian Ekonomi, Vol 3 No. 1, hal 54-57.

Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Moleong, Lexy.2002. Metodelogi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Muthoharoh, Rizky. 2010. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi

Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal ( Study

KasusProvinsi Se- Jawa Tengah. Surakarta: Universitas Muhamadiyah

Surakarta.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern untuk Ilmu Sosial.

Jakarata: Salemba Humanika.

Purwanti, Wahyu. 2010. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli

Daerah, Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja

Modal ( Study Kasus Pemerintah Daerah Se- Eks Karisidenan Surakarta.

Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: Universitas

Muhamadiyah Surakarta.

Setiaji, Bambang. 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif.

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Soebagiyo, Daryono. 2005. Perekonomian Indonesia. Surakarta: Universitas

Muhamadiyah Surakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. CV. Bandung: Alfabeta.

10

Sukriy, Abdulllah dan Halim, Abdul. 2006. Studi atas Belanja Modal pada

Anggaran Pemerintah DAERAH dalam hubungannya dengan Belanja

Pemeliharaan dan Sumber Pendapatan. Jurnal Akuntansi Pemerintah

vol.2, no.2.