Dampak Pembangunan Villa Di Puncak

4
Mata Kuliah SIL 621. Bangunan dan Lingkungan Tugas No. #1 Topik: Pembangunan villa di Puncak Nama: Wulan Muharani NRP: F451140031 Tanggal selesai: 28 Februari 2015 Perubahan Komponen Lingkungan Akibat Pembangunan Villa di Puncak, Bogor. 1. Komponen Fisik dan Kimia a) Iklim Daerah Puncak, Bogor memiliki ketinggian dari permukaan laut (dpl) antara 650 M-1400 M dpl, dengan curah hujan rata-rata 3178 mm/thn dan suhu udara antara 17,580C- 23,91°C. Pembangunan villa di Puncak, Bogor dapat meningkatkan suhu rata-rata di kawasan tersebut dikarenakan adanya pertambahan penduduk sebagai wisatawan atau penduduk yang menempati villa tersebut serta laju kendaraan bermotor yang melewati kawasan puncak, Bogor yang semakin meningkat. b) Kualitas Udara Konversi lahan hutan menjadi pembangunan mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka hijau serta fungsi hutan sebagai penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen, hal ini menyebabkan kualitas udara menurun. Frekuensi lalu lintas kendaraan yang lewat untuk kepentingan pariwisata serta dampak akibat adanya pembangunan villa di Puncak, Bogor akan semakin meningkat, mengakibatkan polusi udara meningkat. c) Kebisingan Tingkat kebisingan dapat meningkat dengan adanya alat berat yang masuk untuk pembangunan villa di Puncak, Bogor.

Transcript of Dampak Pembangunan Villa Di Puncak

Mata KuliahSIL 621. Bangunan dan Lingkungan

Tugas No.#1

Topik:Pembangunan villa di Puncak

Nama:Wulan Muharani

NRP:F451140031

Tanggal selesai:28 Februari 2015

Perubahan Komponen Lingkungan Akibat Pembangunan Villa di Puncak, Bogor.1. Komponen Fisik dan Kimia

a) Iklim

Daerah Puncak, Bogor memiliki ketinggian dari permukaan laut (dpl) antara 650 M-1400 M dpl, dengan curah hujan rata-rata 3178 mm/thn dan suhu udara antara 17,580C-23,91C. Pembangunan villa di Puncak, Bogor dapat meningkatkan suhu rata-rata di kawasan tersebut dikarenakan adanya pertambahan penduduk sebagai wisatawan atau penduduk yang menempati villa tersebut serta laju kendaraan bermotor yang melewati kawasan puncak, Bogor yang semakin meningkat.b) Kualitas Udara

Konversi lahan hutan menjadi pembangunan mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka hijau serta fungsi hutan sebagai penyerap karbondioksida dan penghasil oksigen, hal ini menyebabkan kualitas udara menurun.

Frekuensi lalu lintas kendaraan yang lewat untuk kepentingan pariwisata serta dampak akibat adanya pembangunan villa di Puncak, Bogor akan semakin meningkat, mengakibatkan polusi udara meningkat.c) Kebisingan

Tingkat kebisingan dapat meningkat dengan adanya alat berat yang masuk untuk

pembangunan villa di Puncak, Bogor.

Frekuensi kendaraan yang lewat akibat adanya Villa di Puncak, Bogor dapat meningkatkan tingkat kebisingan.d) Tanah dan Geologi

Konversi lahan hutan menjadi pembangunan membutuhkan pembukaan hutan dengan

alat berat yang bertujuan meratakan tanah dapat membuat lapisan tanah yang subur hilang

sehingga mempengaruhi sifat fisik tanah. Selain itu juga dapat merusak struktur dan tekstur tanah, memperbesar jumlah dan kecepatan aliran permukaan akibat daya serap (infiltrasi) berkurang atau terhambat

Kurangnya daerah penyangga menyebabkan aliran air limpasan meningkat dan berpotensi untuk terjadi longsor karena tidak adanya daerah penyangga. e) Hidrologi

Seluruh daerah Puncak di Kabupaten Bogor merupakan hulu dari empat Daerah Aliran Sungai (DAS) besar, yaitu Ciliwung, Cisadane, Kali Bekasi dan Citarum. Lebih khusus lagi, Kawasan Hutan Lindung Puncak menjadi penyedia air utama untuk 3 DAS, yaitu Ciliwung, Kali Bekasi, dan Citarum. Kawasan ini berperan mengairi daerah-daerah lumbung pangan Jawa Barat di Jonggol, Kelapa Nunggal (Kabupaten Bogor), dan terutama persawahan di Pantura (Kabupaten Bekasi dan Karawang). Pembanguna villa yang terus meningkat mengakibatkan fungsi dari kawasan ini berkurang. Kawasan ini awalnya berfungsi sebagai daerah pengendali banjir karena kawasan ini merupakan hulu dari sungai Ciliwung yang mengalirkan air ke daerah kota Jakarta dan sekitarnya. Fungsi ekologis dari kawasan ini yang berkurang mengakibatkan daerah Jakarta dan sekitarnya sering mengalami kebanjiran pada musim hujan.

f) Kualitas air

Tanah yang diolah secara intensif untuk kepentingan pembangunan dapat mengakibatkan meningkatnya aliran air limpasan. Air limpasan yang mengalir kesungai dapat membawa material tanah yang dapat membentuk sedimentasi dan mengakibatkan erosi. Sedimentasi mengakibatkan kualitas air menjadi menurun terutama untuk parameter kekeruhan. Ceceran minyak dari mesin kendaraan yang terbawa oleh aliran air ke badan air dapat menurunkan kualitas air.

2. Komponen Biologi

a) Vegetasi hutanPembangunan villa di puncak, Bogor akan mengurangi ruang terbuka hijau. Kemudian berkurangnya RTH akan membuat udara semakin panas di daerah pembangunan.

b) Vegetasi Semak Belukar

Konversi lahan hutan menjadi villa membutuhkan pemerataan tanah yang mengganggu vegetasi di lahan tersebut. Akibat konversi tersebut vegetasi di kawasan puncak, Bogor akan semakin berkurang.

c) Satwa liar

Pembangunan villa di Puncak, Bogor dapat mengakibatkan fauna di kawasan hutan yang dikonversi menjadi bangunan villa melakukan migrasi karena gangguan dari pembangunan tersebut.

3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya Kesehatan Masyarakat

1) Kesehatan MasyarakatKendaraan yang melintasi kawasan Puncak, Bogor yang semakin meningkat akibat adanya pembangunan villa di Puncak, Bogor akan mengeluarkan emisi dan ceceran dari mesin. Emisi tersebut akan menurunkan kualitas udara dan ceceran mesin akan terbawa aliran air sehingga dapat mencemari badan air. Jika kualitas dan kuantitas pencemaran udara dan air tersebut melebihi baku mutu maka kesehatan masyarakat akan terganggu.2) Kesempatan Kerja

Pembangunan villa di Puncak, Bogor dapat melibatkan masyarakat selama masa kontruksi maupun operasinya, hal ini dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

3) Kesempatan BerusahaWisatawan yang berkunjung ke daerah puncak dapat memberi peluang usaha berupa penyediaan kebutuhan bahan pokok,makanan ringan atau keperluan sehari-hari, hal ini dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat setempat.

4) Sosial Budaya

Pendatang baru di daerah puncak yang menempati bangunan villa baik yang menetap maupun tidak dapat membawa budaya baru bagi masyarakat setempat. Adanya perkawinan antara masyarakat setempat dengan pendatang menyebakan adanya akulturasi budaya.