Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

16

Click here to load reader

description

Nice Information...........

Transcript of Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

Page 1: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

DAMPAK NEGATIF PASCA TSUNAMI TERHADAP LINGKUNGAN PANTAI PANGANDARAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester dalam upaya penambahan wawasan

Disusun Oleh :

Chahyadi Gumilang NIS 070810119

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENNENGAH ATAS NEGERI 2 CIMALAKA TAHUN 2009/ 2010

Page 2: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

DAMPAK NEGATIF PASCA TSUNAMI TERHADAP LINGKUNGAN PANTAI PANGANDARAN

Disetujui oleh : Pembimbing

Eef Hidayat Kusnadi, S.Pd NIP 19591227 198503 1 006

Diketahui oleh : Kepala SMA Negeri 2 Cimalaka

Drs. Yeye Karnahidayat, M.M NIP 19541210 198003 1 013

Page 3: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

DAMPAK NEGATIF PASCA TSUNAMI TERHADAP LINGKUNGAN PANTAI PANGANDARAN

Penyusun,

Chahyadi Gumilang NIS 070810119

Page 4: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dan petunjuk-Nya saya dapat menyelesaikan penulisan karya tulis yang berjudul Dampak

Negatif Pasca Tsunami Terhadap Lingkungan Pantai Pangandaran.

Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir semester.

Sehubungan dengan tersusunnya karya tulis ini penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Yth. Drs. Yeye Karnahidayat, M.M. selaku Kepala Sekolah

2. Yth. Eef Hidayat Kusnadi, S.Pd selaku Wali Kelas dan Guru Pembimbing

3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan penelitian ini

yang tidak mungkin disebutkan satu baersatu.

Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT, dan

dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin, dan semoga karya tulis ini bermanfaat,

khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan

kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan penulis terima dengan

senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan datang.

Cimalaka, November 2009

Penulis,

i

Page 5: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB. I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 1

1.3. Tujuan ......................................................................................... 2

1.4. Kegunaan .................................................................................... 2

BAB. II. LANDASAN TEORITIS................................................................ 2

2.1. Sejarah Pangandaran................................................................... 2

2.2. Pengertian Lingkungan .............................................................. 3

2.3.Pengertian Tsunami .................................................................... 4

BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 5

3.1. Tempat Penelitian ....................................................................... 5

3.2. Rancangan Penelitian.................................................................. 5

3.3. Cara Kerja ................................................................................... 5

BAB. IV. PEMBAHASAN............................................................................ 6

4.1. Dampak Tsunami ........................................................................ 6

4.2. Penyebab Terjadinya Tsunami.................................................... 7

4.3. Jawaban Pertanyaan.................................................................... 8

4.4. Hipotesis ..................................................................................... 8

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 9

5.1. Kesimpulan ................................................................................. 9

5.2. Saran ........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10

ii

Page 6: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan daerah kepulauan yang sangat luas. Daerahnya merupakan

tempat – tempat yang indah untuk dijadikan tempat wisata. Namun tempat yang indah di

Indonesia ini sering kali terjadi tragedy ataupun musibah.

Contonya daerah pangandaran yang saat ini telah dilanda tsunami dan menyebabkan

kerusakan lingkungan dimana – mana. Kerusakan tersebut menyebabkan kerugian bagi

berbagai pihak.

Kerusakan yang dilanda oleh Indonesia khususnya di daerah pangandaran

menjadikan Indonesia menjadi lemah. Dan untuk mengetahui bagaimana kerusakan

lingkungan di pangandaran, penulis membuat sebuah laporan yang berjudul Dampak

Negatif Pasca Tsunami Terhadap Lingkungan Pantai Pangandaran.

Alasan penulis memilih judul Dampak Negatif Pasca Tsunami Terhadap

Lingkungan Pantai Pangandaran karena Memang cerita atau jdul dari Karya tulis ini

sangat menarik perhatian penulis dan karya tulis ini sangat menambah wawasan bagi

Penulis Khususnya dan Umumnya bagi pembaca.

1.2. Rumusan Masalah

Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin penulis dapat membahasnya

secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang ada baik intelektual, biaya dan

waktu yang dimiliki penulis sangat terbatas. Maka penulis perlu memberikan batasan-

batasan masalah. Pembatasan masalah diperlukan untuk memperjelas permasalahan yang

ingin dipecahkan.

Oleh karena itu, penulis memberikan batasan sebagai berikut :

Kerusakan lingkungan yang menyebabkan sumber daya alam menjadi tercemar

1

Page 7: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

1.3. Tujuan

1. Mengetahui dampak negatif pasca tsunami di pangandaran.

2. Mengenal daerah lingkungan pangandaran.

3. Dapat Membuat suatu rancangan penelitian.

1.4. Kegunaan

Orang – orang bias tahu bagaimana akibat dan cara menangani dampak/ tragedy kalu

ada Tsunami, dan dapat mengenal lebih jauh apa yang dimaksud tsunami.

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Sejarah Pangandaran

Pada mulanya Pananjung merupakan salah satu pusat kerajaan, sejaman dengan

kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan sekitar abad XIV M. setelah

munculnya kerajaan Pajajaran di Pakuan Bogor. Nama rajanya adalah Prabu

Anggalarang yang salah satu versi mengatakan bahwa beliau masih keturunan Prabu

Haur Kuning, raja pertama kerajaan Galuh Pagauban, namun sayangnya kerajaan

Pananjung ini hancur diserang oleh para Bajo (Bajak Laut) karena pihak kerajaan tidak

bersedia menjual hail bumi kepada mereka, karena pada saat itu situasi rakyat sedang

dalam keadaan paceklik (gagal panen).

Pada tahun 1922 pada jaman penjajahan Belanda oleh Y. Everen (Presiden

Priangan) Pananjung dijadikan taman baru, pada saat melepaskan seekor banteng jantan,

tiga ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.

Karena memiliki keanekaragaman satwa dan jenis – jenis tanaman langka, agar

kelangsungan habitatnya dapat terjaga maka pada tahun 1934 Pananjung dijadikan suaka

alam dan marga satwa dengan luas 530 Ha. Pada tahun 1961 setelah ditemukannya

Bunga Raflesia padma status berubah menjadi cagar alam.

Dengan meningkatnya hubungan masyarakat akan tempat rekreasi maka pada

tahun 1978 sebagian kawasan tersebut seluas 37, 70 Ha dijadikan Taman Wisata. Pada

tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan di sekitarnya sebagai cagar alam laut

2

Page 8: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

(470,0 Ha) sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha.

Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104?KPTS-II?1993

pengusahaan wisata TWA Pananjung Pangandaran diserahkan dari Direktorat Jenderal

Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani dalam pengawasan

Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis, bagian

Kemangkuan Hutan Pangandaran.

2.2. Pengertian Lingkungan

Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang

memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di

sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta

karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada

di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik

berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati

yang ada di sekitar.

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai

lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang

besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Unsur Hayati (Biotik)

Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk

hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di

kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada

di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama

manusia.

2. Unsur Sosial Budaya

Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia

yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk

3

Page 9: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan

norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.

3. Unsur Fisik (Abiotik)

Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda

tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik

sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.

Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi

asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan

terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang

tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

2.3. Tsunami

Tsunami (bahasa Jepang: ��; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah

berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh

perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut

tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung

berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang

tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang

tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam,

gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara

dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1

meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di

tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga

sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan

meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir

pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena

hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang

mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan

mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk

memahami penyebab tsunami.

4

Page 10: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami

sebagai "gelombang laut seismik".

Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan

gelombang badai yang disebut sebagai meteotsunami yang ketinggiannya beberapa meter

diatas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa

menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi

daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.

Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre

(PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini.

Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami

Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat penelitiaan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan di pangandaran dan daerah

sekitar pantai.

3.2. Rancangan Penelitiaan

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah penelitian

metode kuantitatif, dengan menggunakan metode survey.

3.3. Cara Kerja

1. Mengidentifikasi masalah yang ada

2. Membuat Rancangan pertanyaan

3. Meneliti lingkungan sekitar/ survey pada lokasi

4. Menanyakan hal – hal yang sudah di rancang sebelumnya.

5. Membuat simpulan sementara/ hipotesis

Pertanyaan

1. Bagaimana mengurangi risiko dampak tsunami ?

2. Apa yang harus dilakukan setelah terjadi tsunami ?

3. Saat gempa bumi terjadi, sebagai awal terjadinya tsunami apa yang harus

dilakukan ?

5

Page 11: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

4. Akibat dari Tsunami ?

5. Dimana saja wilayah terjadinya Tsunami ?

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Dampak dari Tsunami

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya.

Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta

menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.

Kebanyakan kota di sekitar Samudra Pasifik, terutama di Jepang juga di Hawaii,

mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami diramalkan

akan terjadi. Tsunami akan diamati oleh pelbagai institusi seismologi sekeliling dunia dan

perkembangannya dipantau melalui satelit. Bukti menunjukkan tidak mustahil terjadinya

megatsunami dan seiche, yang menyebabkan beberapa pulau tenggelam.

Banyak yang menyebutkan bahwa tsunami adalah bagian dari gelombang pasang

surut. Sebenarnya tsunami tidak mempunyai hubungan dengan pasang surut air laut.

Pasang surut banyak dipengaruhi oleh gaya-gaya luar seperti gaya grafitasi yang

dipengaruhi bulan, matahari, dan planet-planetnya sementara tsunami tidak ada

hubungannya dengan faktor-faktor tersebut. Selain banyak yang menyebut tsunami

sebagai gelombang pasang surut, banyak pula yang menyebutnya sebagai gelombang laut

seismik. Pernyataan ini didasarkan bahwa tsunami digerakkan oleh adanya gempa bumi.

Pernyataan ini juga tidak sepenuhnya benar karena tsunami tidak hanya terjadi akibat

gempa bumi yang berkaitan dengan gelombang seismik tetapi bisa juga terjadi akibat

letusan gunung api, tanah longsor, atau bahkan akibat jatuhnya meteor dari luar angkasa

yang menghantam bumi dan kesemuanya itu bisa dikelompokkan ke dalam gelombang

yang tidak ada kaitannya dengan seismik. Akan tetapi secara umum dan didasarkan data

statistik, tsunami banyak terjadi akibat gempa, sebagaimana yang terjadi gempa bumi dan

tsunami tahun 2004 beberapa waktu lalu.

Kalau memang tsunami tidak berkaitan dengan pasang surut dan juga tidak

sepenuhnya bisa disebut gelombang seismik, jadi apa gelombang tsunami tersebut?

6

Page 12: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

Gelombang tsunami adalah suatu rangkaian gelombang atau ombak yang dihasilkan

akibat perpindahan yang cepat dari suatu volume air akibat gangguan yang terjadi pada

volume air tersebut. Pada saat tsunami terjadi, bukanlah gelombang pertama yang mampu

menghancurkan semua yang dilaluinya akan tetapi rentetan gelombang berikutnyalah

yang berpotensi menghancurkan. Nah apa yang bisa membuat gangguan pada suatu

volume air tersebut? Banyak yang bisa membuat gangguan pada volume air tersebut

seperti gempa bumi, letusan gunung api, tanah longsor, bahkan jatuhan meteor juga

mampu menciptakan sebab-sebab terjadinya tsunami.

4.2. Penyebab terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan

sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang

jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam

rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika

meletusnya Gunung Krakatau.

Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun

secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan kesetimbangan air yang berada di

atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di

pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang

terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami

mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya

sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami

hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi

gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat

mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan

jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga

banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah

lempeng benua.

7

Page 13: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat

mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang

menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara

tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian

pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor

atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan

meter.

Syarat terjadinya tsunami akibat gempa • Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)

• Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

• Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun

4.3. Jawaban Pertanyaan

1. · Hindari bertempat tinggal atau tinggal di daerah sekitar 100 meter dari tepi

pantai, sebab berdasarkan riset daerah ini merupakan daerah yang mengalami

kerusakan terparah akibat tsunami, badai dan angin ribut.

· Disarankan untuk menanam tanaman yang mampu menahan gelombang,

seperti palem, waru, camplung, beringin atau sejenis lainnya.

· Ikuti tata guna lahan yang telah ditetapkan oleh pemerintah setempat.

2. · Saat mendengar peringatan, segera sampaikan pada semua orang.

· Segera lakukan pengungsian, karena tsunami bisa terjadi dengan cepat hingga

waktu untuk mengungsi sangat terbatas.

· Ikuti petunjuk dari pemerintah (Satlak PB-P) atau organisasi yang berwenang.

· Mengungsilah ke daerah yang lebih tinggi dan sejauh mungkin dari pantai.

· Ikuti perkembangan terjadinya bencana melalui media atau sumber yang bisa

dipercaya.

3. · Pada saat gempa bumi terjadi lindungilah diri dan keluarga

anda terlebih dahulu.

8

Page 14: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

· Begitu gempa berhenti, segera kumpulkan keluarga anda dan mengungsi ke

tempat yang aman, karena tsunami bisa terjadi dalam sekejap waktu.

Mengungsilah ke tempat yang lebih tinggi dan jauh dari pantai.

· Hindari berada di bawah gedung, jembatan atau kabel listrik tegangan tinggi,

karena kemungkinan bangunan itu akan runtuh setelah gempa.

4. · Banjir dan gelombang pasang.

· Kerusakan pada berbagai bentuk infrastruktur.

· Pencemaran air besih.

· Korban jiwa dan ancaman kemanusiaan.

· Mewabahnya virus dan bakteri penyakit.

5. · Pada umumnya tsunami terjadi di wilayah pesisir atau dekat pantai.

Dampak tsunami sangat besar terasa pada wilayah yang kurang dari 25 m

dpl (diatas permukaan laut) dan jangkauan luas sekitar 1,8 km dari jarak

pantai terdekat.

4.4. Hipotesis

Dampak yang terjadi pasca tsunami yaitu banyaknya rumah, lingkungan, dan

keadaan tanah yang menjadi rusak akibat terbawa arus tsunami. Kejadian tersebut

menyebabkan kerugiaan dimana – mana, dan korban di mana – mana.

Hal tersebut membuat seluruh lapisan masyarakat di pangandaran mendapat

cobaan juga mendapat suatu peristiwa yang sangat trgais bagi mereka. Dan membuat

semua lingkungan yang ada disana kotor dan tak layak dihuni. Semua itu adalah dampak

yang terjadi pasca tsunami.

9

Page 15: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

BAB V

Kesimpulan dan saran Jika tsunami datang 1. Jangan panik

2. Jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan. Apabila gelombang

tsunami dapat dilihat, berarti kita berada di kawasan yang berbahaya

3. Jika air laut surut dari batas normal, tsunami mungkin terjadi

4. Bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi ajaklah keluarga dan orang di

sekitar turut serta. Tetaplah di tempat yang aman sampai air laut benar-benar surut.

Jika Anda sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari sekuat-

kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan, berlarilah menuju bukit

yang terdekat

5. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan

6. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan seperti di atas, carilah

bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga

darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).

7. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan anda bebas dan

tidak membawa apa-apa

Sesudah tsunami

• Ketika kembali ke rumah, jangan lupa memeriksa kerabat satu-persatu

• Jangan memasuki wilayah yang rusak, kecuali setelah dinyatakan aman

• Hindari instalasi listrik

• Datangi posko bencana, untuk mendapatkan informasi Jalinlah komunikasi dan

kerja sama degan warga sekitar

• Bersiaplah untuk kembali ke kehidupan yang normal

10

Page 16: Dampak Negatif Bagi Lingkungan Pasca Tsunami

Daftar pustaka • Iwan, W.D., editor, 2006, Summary report of the Great Sumatra Earthquakes and

Indian Ocean tsunamis of 26 December 2004 and 28 March 2005: Earthquake

Engineering Research Institute, EERI Publication #2006-06, 11 chapters, 100

page summary, plus CD-ROM with complete text and supplementary

photographs, EERI Report 2006-06. [www.eeri.org] ISBN 1-932884-19-X

• Dudley, Walter C. & Lee, Min (1988: 1st edition) Tsunami! ISBN 0-8248-1125-9

link

• KLH, 2005,RencanaKerjaKementerian Lingkungan Hidup 2005-2009.

• Memori Penjelasan kepada DPRRI tahun 2005 Peraturan Menteri Keuangan No

124/PMK.02/2005 tentang Penetapan

• Alokasi dan PedomanUmumDana Alokasi KhususTahun Anggaran 2006.

• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005-2009.

11