Dampak Masuknya Pengaruh Budaya Luar Terhadap Tari Tradisional

download Dampak Masuknya Pengaruh Budaya Luar Terhadap Tari Tradisional

of 3

description

NN

Transcript of Dampak Masuknya Pengaruh Budaya Luar Terhadap Tari Tradisional

DAMPAK MASUKNYA PENGARUH BUDAYA LUAR TERHADAP TARI TRADISIONAL

DAMPAK MASUKNYA PENGARUH BUDAYA LUAR TERHADAP TARI TRADISIONALPERKEMBANGAN zaman modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang tak selalu membawa dampak positif. Masyarakat modern yang semakin hari semakin dimanjakan teknologi, terutama di bidang informasi, lama-kelamaan melupakan nilai-nilai tradisi yang sekian lama dianut kebiasaan masyarakat. Seiring itu pula, produk budaya yang dihasilkan turun temurun,perlahan ditinggalkan.Manusia modern berubah menjadi manusia yang mengadaptasi apapun yang ditawarkan oleh media yang diaksesnya. Salah satu bukti nyata dari fenomena ini yakni makin terpinggirkannya eksistensi tarian tradisional. Dalam beberapa dekade terakhir, orang yang bersedia memberi perhatian pada tarian tradisional ini makin minim. Hanya segelintir orang yang ingin bergelut pada tarian ini. Bahkan,tarian tradisional, baik yang lahir dari kebudayaan Makassar,Bugis maupun Mandar telah menjadi barang langka dan miskin peminat. Tarian tradisional kini tinggal pemanis saja.Dia dipentaskan ketika orang sedang kangen dengan nilai tradisi.Maka tak heran,tari tradisional hanya muncul sebagai pelengkap acara seremonial,baik di acara pelantikan,seminar,dan upacara.Tayangan tarian di televisi pun hanya pada jam-jam tertentu saja dengan durasi terbatas. Padahal,siapa pun mengakui bahwa Sulsel memiliki aneka tarian tradisional. Salah satu yang terkenal yakni Pakkarena. Menyebut Pakkarena, kita tidak bisa melepaskan nama seorang maestro tarian ini,yakni Coppong Daeng Rannu atau lebih dikenal dengan sebutan Mak Coppong. Di tangan Mak Coppong, Pakkarena melanglang buana hingga benua Eropa dan Amerika, melalui pentas teater tari I La Galigokarya Robert Wilson. Kondisi tari tradisional ini bertolak belakang dengan keberadaan tarian modern yang makin digandrungi oleh semua kalangan,tidak mengenal usia dan strata sosial. Fenomena terbaru,yakni boomingnya tarian asal Korea Selatan Gangnam Style. Tarian yang dipopulerkan Rapper Park Jae Sang atau yang lebih dikenal dengan PSY, menghipnotis warga dunia, tak terkecuali di Kota Makassar dan daerah lain di Sulawesi Selatan. Segala lapisan berlomba-lomba mengadakan eventyang membius warga dunia ini. Peserta yang berpartisipasi tidak mengenal usia dan jabatan, mulai dari Gubernur dan Walikota, Pejabat,hingga Rakyat Jelata. Semua larut dalam euforia tarian modern ini. Budayawan Sulawesi Selatan Ishak Ngeljaratan punya pandangan tersendiri dalam mengamati fenomena ini.Faktor utama yang membuat tarian tradisional ditinggalkan adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan peninggalan budayanya. Faktor lain yang membuat tarian tradisional kurang diminati yakni keberadaannya yang identik dengan identitas budaya suatu daerah.Tarian ini tidak bisa asal begitu saja dipelajari karena membutuhkan pemahaman di setiap gerakannya. Jika pun nantinya ditarikan di depan khalayak,tarian tradisional tertentu harus diselaraskan dengan bunyi musik yang mengiringinya,seperti pui-pui, gendang maupun sinrilik. Jika terjadi ketidakselarasan,tarian yang ditampilkan akan kehilangan roh dan menjadi tidak menarik. Intinya,tarian tradisional tidak hanya mengandung keindahan,melainkan juga nilai-nilai filosofis. Tiap gerakan tarian Makassar itu memiliki arti.Tidak asal menggerakkan kaki,badan, atau tangan,begitu saja. Semuanya memiliki makna khusus yang berkaitan dengan nilai budaya, ujar Ishak. Pemerhati seni dan budaya Sulawesi Selatan ini mengambil contoh tarian khas Makasar Pakkarena. Pada tarian ini,penari menari dengan ritme lambat, lembut,dengan gerakan yang lemah gemulai. Orang yang paham maknanya akan sangat menghayati tarian ini.Sebaliknya,bagi mereka yang tak paham,bisa jadi tarian ini dinilai membosankan. Menurut dia, gerakan tarian tersebut mengusung makna besar yang ingin menggambarkan bagaimana masyarakat Makassar zaman dulu menjalani aktivitas kehidupan. Misalnya,bagaimana tata cara hidup,bercocok tanam, beternak,hingga cara berburu lewat gerakan-gerakan tangan,badan dan kaki. Gerakan-gerakan inilah yang kemudian menjadi tarian ritual sebagai ungkapan rasa syukur kepada penciptanya. Ishak menambahkan, keberadan tarian tradisional tidak berorientasi keuntungan materi. Filosofi gerakannya tidak asal-aalan, tapi sebaliknya, membawa amanah untuk memperkenalkan budaya daerah di setiap penyajiannya. Sedangkan,tarian modern diciptakan justru jauh lebih banyak berorientasi pada keuntungan materi. Ishak mengajak seluruh masyarakat,termasuk pemerintah untuk melestarikan produk budaya,termasuk tarian tradisional sehingga tidak tergerus zaman. Sangat disayangkan jika hanya sebagian saja orang yang mau bergelut di tarian tradisional. Diharapkan dorongan pemerintah untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat melestarikannya, terutama di kalangan anak muda sebagai generasi penerus bangsa paparnya. Faktor lain yang membuat generasi muda kurang meminati tarian tradisional adalah sempitnya pemahaman mereka akan kebudayaan. Hidup di era modern yang menghadirkan produk budaya serba-instan, gemerlap,dan mewah, membuat anak muda merasa ketinggalan zaman jika harus mempelajari tarian tradisional atau jenis kesenian model lama lainnya. Ketua UKM Tari Universitas Hasanuddin (Unhas) Nurjannah Zaenal Abidin mengakui hal ini. Menurut mahasiswi semester VIII ini, minat anak muda seusianya untuk mempelajari tari tradisional sangat minim. Dia mencontohkan fakta yang terjadi di UKM yang dipimpinnya. Saat ini,hanya beberapa mahasiswa saja yang bersedia bergabung. Selebihnya,mereka memilih menggeluti kegiatan lainnya yang dianggap lebih simpel dan tidak membutuhkan latihan keras, kesungguhan,dan penghayatan nilai. Kalau saya terjun ke tari memang karena suka melihat orang menari. Dari situ muncul rasa penasaran. Karena mau tahu caranya, Saya bergabung hingga saat ini, ujar dia. Hal serupa juga diungkapkan, penari dari UKM Seni Universitas Negeri Makassar (UNM), Muliati. Menurutnya, terjun ke kegiatan menari menjadi pilihan,sebab semuanya bermula dari hobi. Saya ingin fokus mendalami seni tari khususnya tari tradisional. Di kampus, Saya tidak saja memperoleh ilmunya tapi langsung mengaplikasikannya lewat tarian, ungkapnya.

Jadi, dengan adanya budaya barat atau budaya asing di Indonesia, dapat membawa dampak bagi Indonesia. Dampak masuknya budaya asing antara lain :

1. Terjadi perubahan kebudayaan2. Pembauran kebudayaan3. Modernisasi4. Keguncangan budaya5. Penetrasi budaya6. Memperkaya keberagaman budaya7. Melemahnya nilai-nilai budaya bangsa

Dampak tersebut membawa pengaruh besar bagi Indonesia, bagi dari segi postif, maupun negatif. Indonesia, masih terlalu lemah dalam menyaring budaya yang baik di ambil dengan yang tidak, maka kita semua sebagai warga Indonesia wajib membanggakan apa saja yang sudah menjadi budaya kita sendiri, jangan sampai melupakan budaya lama, dengan sudah menemukan budaya baru.