DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

10
Halaman | 434 DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU (Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat) Oleh : 1 Chania Alfatianda, 2 Endah Djuwendah 1,2 Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran (UNPAD) Abstrak Ekowisata merupakan salah satu jenis pariwisata yang ada di Indonesia. Ekowisata adalah suatu kegiatan wisata yang memanfaatkan alam dan masyarakat sebagai objek wisata. Kabupaten Kuningan merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki objek wisata salah satunya ekowisata dan agrowisata (Eko-agrowisata) Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan. Eko- agrowisata Desa Cibuntu menyajikan berbagai produk wisata seperti wisata alam Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) , wisata Curug (Air Terjun), wisata mata air alami, situs purbakala,dan wisata budaya. Adanya Eko-agrowisata di Desa Cibuntu merupakan hal baru bagi masyarakat setempat yang akan berdampak pada kehidupan sehari-hari.Dampak tersebut dapat berupa dampak positif atau dampak negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keragaan eko-agrowisata dan profil masyarakat, mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat dan lembaga lainnya dalam pengelolaan eko-agrowisata serta mengetahui dan menganalisis dampak eko- agrowisata terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan. Penelitian menggunakan metode desktiptif kualitatif dengan teknis studi kasus. Teknis pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam (deep interview), triangulasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Eko-agrowisata berdampak positif terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Dalam kondisi sosial dampak tersebut terlihat dari adanya perubahan kualitas masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial seperti gotong-royong menjaga kebersihan, menjaga keamanan, membangun fasilitas umum, kegiatan sosial kemasyarakatan, penyelenggaraan upacara kebudayaan dan kondisi fisik desa. Sedangkan dampak ekonomi terlihat adanya kenaikan pendapatan dan tersedianya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Kata kunci : Ekowisata, agrowisata, dampak, masyarakat, sosial, ekonomi PENDAHULUAN Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah telah mendorong Pemerintah Daerah untuk mengembangkan ekowisata yang belakangan ini telah menjadi trend dalam kegiatan kepariwisataan di Indonesia. Peraturan ini menjelaskan bahwa ekowisata merupakan potensi sumber daya alam, lingkungan, serta keunikan alam dan budaya yang dapat menjadi salah satu sektor unggulan daerah. Ekowisata tidak hanya bisa dijadikan sektor unggulan namun juga bisa menjadi salah satu solusi dalam menjaga kelestarian alam. Ekowisata merupakan suatu bentuk perjalan wisata ke area alam yang dilakukan dengan tujuan menjaga lingkungan dan kesejahteraan penduduk setempat. Dalam ekowisata terdapat adanya harmonisasi antara alam dengan massyarakat yang pada prinsipnya dalam ekowisata ini terdapat kolaborasi yang apabila alam dijaga dan dilestarikan maka masyarakat akan mendapatkan dampak yang positif dari alam baik itu dalam jangka pendek atau jangka panjang. Dampak jangka pendek dapat berupa keuntungan materi yang diperoleh dari pengelolaan ekowisata ini, sedangkan dampak jangka panjang adalah melestarikan lingkungan hidup. Menurut Drumm (dalam Sudiarta, 2006) terdapat enam keuntungan dalam implementasi kegiatan ekowisata yaitu; (1) memberikan nilai ekonomi dalam kegiatan ekosistem didalam lingkungan yang dijadikan sebagai objek wisata; (2) menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungann; 3) memberikan keuntungan secara langsung dan tidak langsung bagi para stekholders; (4) membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan internasional; (5) mempromosikan penggunaan

Transcript of DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

Page 1: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

Halaman | 434

DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAPSOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU

(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)

Oleh :1Chania Alfatianda, 2Endah Djuwendah

1,2 Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UniversitasPadjadjaran (UNPAD)

AbstrakEkowisata merupakan salah satu jenis pariwisata yang ada di Indonesia. Ekowisata adalah

suatu kegiatan wisata yang memanfaatkan alam dan masyarakat sebagai objek wisata. KabupatenKuningan merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang memiliki objek wisata salahsatunya ekowisata dan agrowisata (Eko-agrowisata) Desa Cibuntu Kecamatan Pasawahan. Eko-agrowisata Desa Cibuntu menyajikan berbagai produk wisata seperti wisata alam Taman NasionalGunung Ciremai (TNGC) , wisata Curug (Air Terjun), wisata mata air alami, situs purbakala,danwisata budaya. Adanya Eko-agrowisata di Desa Cibuntu merupakan hal baru bagi masyarakatsetempat yang akan berdampak pada kehidupan sehari-hari.Dampak tersebut dapat berupadampak positif atau dampak negatif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keragaan eko-agrowisatadan profil masyarakat, mengidentifikasi dan menganalisis partisipasi masyarakat dan lembagalainnya dalam pengelolaan eko-agrowisata serta mengetahui dan menganalisis dampak eko-agrowisata terhadap keadaan sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Cibuntu KecamatanPasawahan Kabupaten Kuningan. Penelitian menggunakan metode desktiptif kualitatif denganteknis studi kasus. Teknis pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam(deep interview), triangulasi dan studi kepustakaan.Hasil penelitian menunjukan bahwa Eko-agrowisata berdampak positif terhadap kondisi sosial danekonomi masyarakat. Dalam kondisi sosial dampak tersebut terlihat dari adanya perubahankualitas masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial seperti gotong-royong menjaga kebersihan,menjaga keamanan, membangun fasilitas umum, kegiatan sosial kemasyarakatan, penyelenggaraanupacara kebudayaan dan kondisi fisik desa. Sedangkan dampak ekonomi terlihat adanya kenaikanpendapatan dan tersedianya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

Kata kunci : Ekowisata, agrowisata, dampak, masyarakat, sosial, ekonomi

PENDAHULUANTerbitnya Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentangPedoman Pengembangan Ekowisata di Daerahtelah mendorong Pemerintah Daerah untukmengembangkan ekowisata yang belakanganini telah menjadi trend dalam kegiatankepariwisataan di Indonesia. Peraturan inimenjelaskan bahwa ekowisata merupakanpotensi sumber daya alam, lingkungan, sertakeunikan alam dan budaya yang dapat menjadisalah satu sektor unggulan daerah.

Ekowisata tidak hanya bisa dijadikansektor unggulan namun juga bisa menjadi salahsatu solusi dalam menjaga kelestarian alam.Ekowisata merupakan suatu bentuk perjalanwisata ke area alam yang dilakukan dengantujuan menjaga lingkungan dan kesejahteraanpenduduk setempat. Dalam ekowisata terdapatadanya harmonisasi antara alam denganmassyarakat yang pada prinsipnya dalam

ekowisata ini terdapat kolaborasi yang apabilaalam dijaga dan dilestarikan maka masyarakatakan mendapatkan dampak yang positif darialam baik itu dalam jangka pendek atau jangkapanjang. Dampak jangka pendek dapat berupakeuntungan materi yang diperoleh daripengelolaan ekowisata ini, sedangkan dampakjangka panjang adalah melestarikan lingkunganhidup.

Menurut Drumm (dalam Sudiarta,2006) terdapat enam keuntungan dalamimplementasi kegiatan ekowisata yaitu; (1)memberikan nilai ekonomi dalam kegiatanekosistem didalam lingkungan yang dijadikansebagai objek wisata; (2) menghasilkankeuntungan secara langsung untuk pelestarianlingkungann; 3) memberikan keuntungansecara langsung dan tidak langsung bagi parastekholders; (4) membangun konstituensi untukkonservasi secara lokal, nasional daninternasional; (5) mempromosikan penggunaan

Page 2: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |435

sumberdaya alam yang berkelanjutan, dan (6)mengurangi ancaman terhadapkeanekaragaman hayati yang ada di objekwisata tersebut.

Pengembangan Ekowisata diIndonesia telah mendapat dukungan dari pihakPemerintah. Seperti yang tercantum dalamPembangunan Kepariwisataan Nasional yangdikukuhkan dalam Peraturan Pemerintah No 50Tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010 -2025menyantumkan bahwa pengembanganpariwisata sebanyak 35 % adalah pariwisataberbasis alam (nature) dan lainnya sebanyak60% wisata budaya (culture) serta 5% wisatabuatan manusia (man made). DimanaPariwisata berbasis alam terbagi lagi menjaditiga kategori pengembangan produk wisatayaitu wisata bahari (35%), Ekowisata (45%),dan wisata Petualangan (20%).

Contoh-contoh ekowisata di Indonesiayang sudah berkembang saat ini diantaranyaBajo Komodo Ecolodge di labuan Bajo Flores,Ekowisata di hutan bakau di Sanur Bali,“Warung Opera” di Yogyakarta, TamanNasional Gunung Leuser (TNGL) di SumatraUtara, dan Taman Nasional Gunung Ciremai(TNGC) di Kuningan Jawa Barat.

Kabupaten Kuningan adalah salahsatu kabupaten yang berada di Provinsi JawaBarat. Letaknya yang berada di kaki GunungCiremai menjadikan Kabupaten ini berada dikawasan Taman Nasional Gunung Ciremai(TNGC). Kabupaten Kuningan memilikikarakter wilayah yang unik. Sebagian wilayahKabupaten Kuningan berada pada kawasanpegunungan dataran tinggi dan sebagianlainnya berada pada dataran rendah. Selain ituKabupaten Kuningan berada di wilayah TimurProvinsi Jawa Barat yang berbatasan langsungdengan Provinsi Jawa Tengah yaitu KabupatenCilacap dan Kabupaten Berebes. Keduakabupaten ini berada di dataran rendah danberada di kawasan Pantai Utara sehinggajarang sekali ada destinasi wisata yang berbasispegunungan. Hal ini bisa menjadi peluangtersendiri bagi Kabupaten Kuningan untukmengembangkan Priwisata alam berbasis alam(nature).

Kabupaten Kuningan memiliki cukupbanyak destinasi pariwisata. Terdapat sebanyak36 destinasi pariwisata yang kemudian dapat diklasifikasikan mejadi tiga produk pariwisatayaitu wisata alam, wisata budaya, dan buatanmanusia. Selengkapnya terdapat pata Tabel. 1berikut ini .

Tabel 1. Jumlah dan Presentase ProdukWisata Di Kabupaten Kuningan Tahun

2016

No Produk Wisata Jumlah Presentase(%)

1. Alam (Nature) 20 56

2.Budaya(Culture)

8 22

3.Buatan(Manmade)

8 22

Jumlah 36 100

Sumber : Dinas Pariwisata dan KebudayaanKabupaten Kuningan, 2016.

Dalam tabel 1. Dijelaskan bahwa 56% produk wisata di Kabupaten Kuninganmerupakan wisata alam (nature). Hal inimenandakan bahwa di kabupaten ini begitupotensial akan pariwisata alamnya. Oleh karenaitu Pemerintah Kabupaten Kuningan terusmenggali potensi alam lainnya yang belumtereksplor di kabupaten ini terutama potensiyang berhubungan dengan wisata alam.

Konsep ekowisata di KabupatenKuningan sudah dicanangkan dan tertuangdalam Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD) tahun 2014-2018.Dalam misi Kabupaten Kuningan No.2 yaitu“Memantapkan kawasan agropolitan,pariwisata daerah, sektor unggulan lainnya,peningkatan investasi ramah lingkungan, sertapeningkatan sarana dan prasarana daerah”.Selain itu dalam salah satu Urusan WajibRancangan Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD) tahun 2013-2018 terdapatprogram pengembangan Ekowisata dan JasaLingkungan di Kawasan Konservasi hutan. Haltersebut merupakan landasan kuat untukmenjadikan Kabupaten Kuningan merupakansalah satu kabupaten yang mengarah kepadapembangunan yang peduli akan lingkungan,pertanian dan kesejahteraan masyarakatpedesaan. (Bapeda Kabupaten Kuningan, 2016)

Desa Cibuntu merupakan Desa yangberada di kaki Gunung Ciremai. Keindahanalam, sumber daya dan hasil pertaniannyamembuat siapa saja yang berkunjung ke desatersebut pasti akan mendapatkan suatu kesandan kenyamanan. Keramahannya jugadirasakan dari tutur kata dan komunikasidengan masyarakat sekitar Desa Cibuntu.Masyarakat Desa Cibuntu yang terbukaterhadap pendatang (wisatawan) adalah suatupoin tambahan bagi desa tersebut bisa lebihmaju dan mandiri. Selain itu kekayaan alamdan objek lainnya menjadikan desa inimemiliki daya tarik yang sangat besar. Objek-

Page 3: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAPSOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU

(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)CHANIA ALFATIANDA DAN ENDAH DJUWENDAH

Halaman | 436

objek tersebut diantaranya objek wisatagunung, wisata situs purbakala dimana di desaini terdapat lima belas situs purbakala yangmeliputi berbagai macam peninggalan padazaman batu/purbakala, patilasan Wali Sanga,patilasan dinasti Ming China, agrowisata dankampung kambing, wisata mata air“Kahuripan” dan wisata air terjun Gongseng.Objek-objek ini tercover dengan lengkap diDesa Cibuntu, sehingga tidak diragukan lagipotensi ekowisata di desa tersebut.

METODE PENELITIANDesain penelitian yang digunakan

adalah desain kualitatif. Teknik penelitian yangdigunakan dalam penelitian ini adalah denganmenggunakan pendekatan studi kasus (CaseStudy). Tujuan teknik ini adalah mengadakantelaah mendalam tentang suatu kasus yangsifatnya terbatas. Bungin (2010) menjelaskanbahwa teknik studi kasus akan melibatkanpeneliti dalam penyelidikan yang lebihmendalam dan pemeriksaan yang menyeluruhterhadap perilaku seorang individu. Metodepenelitian yang digunakan adalah metodedeskriptif. Secara harfiah metode dekriptifadalah metode penelitian untuk membuatgambaran mengenai situasi atau kejadian (MohNazir, 2005.)

Data yang digunakan dalam penelitianini meliputi data primer dan data sekunder.Data primer merupakan data yang diperolehdari informan (pengelola eko-agrowisata(KOMPEPAR), budayawan, pemerintahandesa, petani, peternak, pedagang, penyedia jasahomestay dan catering, Dinas Pariwisata danKebudayaan Kabupaten Kuningan, berdasarkanpengamatan dari wawancara secara langsungdan mendalam kepada masyarakat DesaCibuntu dengan menggunakan panduanwawancara untuk melakukan wawancaramendalam (deep interview).Teknik pengumpulan data dilakukan dengancara observasi, wawancara mendalam (deepinterview), triangulasi dan studi kepustakaan.

HASIL DAN PEMBAHASANEkowisata dan Agrowisata (Eko-

Agrowisata) Desa Cibuntu dikelola langsungoleh masyarakat Desa Cibuntu dibawahnaungan Pemerintah Desa Cibuntu besertaDinas Pariwisata dan Kebudayaan KabupatenKuningan (DISPARBUD). Untuk mengelolaeko-agrowisata agar lebih terstruktur makamasyarakat, Pemerintah Desa danDISPARBUD membentuk suatu lembagabernama KOMPEPAR atau Komunitas

Penggerak Pariwisata. Lembaga ini didirikanuntuk mengatur dan mengorganisir agarekowisata lebih tertata. Kompeparberanggotakan seluruh lapisan masyarakatDesa Cibuntu, namun ada beberpa orang yangditunjuk sebagaai pengurus inti.

Ekowisata Desa Cibuntu diresmikanpada tahun 2012. Sebelumnya sudah banyaktemuan-temuan situs dan arca-arca zamanNeolitik dan Megalitik namun masyarakatbelum mengembangkan ke arah desa wisatakarena berbagai keterbatasan. Desa WisataCibuntu dibangun secara gotong-royong olehseluruh komponen masyarakat Desa Cibuntudengan binaan dari Dinas Pariwisata danKebudayaan Kabupaten Kuningan(DISPARBUD) dan institusi pendidikan STPPasca Sarjana Trisakti Jakarta dengan konsepDesa Wisata yang terintegrasi denganmasyarakat, lingkungan dan pertanian.

Ekowisata Desa Cibuntu memilikiberaneka produk ekowisata. Terdapat sebanyak17 produk ekowisata yang meliputi berbagaimacam produk seperti agrowisata, produkwisata alam, wisata sejarah dan sebagainya.Berikut penjelasan selengkapnya pada Tabel 2.Sistem pengelolaan Ekowisata dan AgrowisataDesa Cibuntu adalah swadaya masyarakat,yang dibantu oleh dukungan Dinas Pariwisatadan Kebudayaan Kabupaten Kuningan.Pengelola eko-agrowisata merupakan seluruhlapisan masyarakat yang berada dibawahorganisasi KOMPEPAR.

Ekowisata dan Agrowisata DesaCibuntu masih dalam tahap perencanaanmenuju BUMDes. Oleh karena itu sampai saatini sistem pengelolaannya masih milik swadayamasyarakat. Pemerintah desa berperan sebagaipendukung utama yang sangat pentingterutama dalam sarana dan prasarana dandukungan lainnya yang menunjang suksesnyaekowisata seperti pemasaran, penyambutanwisata, penerimaan tamu, dan fasilitator antarawisatawan dengan masyarakat dan antaramasyarakat dengan instansi pemerintahan atauDinas terkait. Selain itu pemerintah desa jugasbagai pendamping dan pelindung semuaaktifis yang berhubungan dengan Ekowisatadan Agrowisata di Desa Cibuntu.

Page 4: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |437

Tabel 2. Produk Eko-Agrowisata DesaCibuntu

NoProduk Eko-Agrowisata di Desa

Cibuntu1. Agrowisata Tanaman Pangan2. Agrowisata Menangkap Ikan3. Agrowisata “Kampung Kambing”4. Membuat Kerajinan Gerabah5. Membuat Cindramata dari Bambu6. Kuliner dan Pembuatan kuliner7. Fun Game Tradisional8. Ekowisata Sejarah ( 15 Situs)9. Ekowisata Alam Mata Air

“Kahuripan”10. Ekowisata Alam Curug “Gong-Seng”11. Berburu Sinyal12. Pawai Obor13. Pawai Budaya dan Kesenian14. Bermain Angklung15. Dialog Budaya16. Atraksi Penyambutan17. Home Stay

Profil Masyarakat Desa Cibuntu dalamKegiatan Eko-agrowisata

Desa Cibuntu Merupakan desa yangmemiliki Luas wilayah 1167 Ha yang dihuni258 Kepala Keluarga (KK). Jumlah Pendudukdi Desa Cibuntu adalah sebanyak 1012 Jiwayang terdiri dari 49% Laki-laki dan 51 %Perempuan. Menurut Profil Desa dan Hasilobservasi, masyarakat Desa Cibuntu mayoritaspenduduknya diatas usia 45 tahun dengan katalain merupakan masyarakat yang sudahmenginjak usia tua.

Masyarakat Desa Cibuntu memilikikarakteristik yang unik yaitu diantaranyamasyarakat yang tinggal dalam satu rumahhanya dua orang biasaanya suami istri, atau ibudan anak nya saja. Hal tersebut dikarenakananak-anaknya/suaminya memilih untuk bekerjadiluar kota dan bahkan menetap dinggal disana.Kondisi inilah menjadi alasan sekaligus potensiuntuk masyarakat membuat home stay.

Selain itu masyarakat desa cibuntumemiliki pola kehidupan yang unik yakniketika usia muda masyarakat kebanyakanmemilih bekerja di luar kota seperti Jakarta dankota-kota besar lain kemudian ketika suddahmenginjak usia tua mereka kembali lagi keDesa Cibuntu bekerja sebagai petani dantinggal di desa tersebut dengan warisan rumahdari orang tua. Begitu seterusnya pola initerjadi hingga saat ini, sehingga tidak heran didesa ini jarang menemukan penduduk berusia

produktif, karena banyak yang tinggal di luarkota.

Masyarakat Desa Cibuntu merupakanmasyarakat yang homogen dengan rasapersatuan dan persaudaraan yang kuat sertamemiliki sistem sosial yang teratur denganprilaku tradisional. Rasa persatuan danpersaudaraan tercipta karena memang hampirseluruh masyarakat Desa Cibuntu memilikiikatan saudara satu sama lain ada yang akibatpernikahan dan ada yang memang masih ikatandarah. Masyarakat Desa Cibuntu memilikisistem sosial yang teratur dengan prilakutradisional seperti dalam upacara-upacara adatpernikahan, kematian, peringatan Maulid Nabi,Hingga upacara syukuran masyarakat terhadaphasil pertanian melalui peringatan sedekahbumi atau Sabunian

Masyarakat Desa Cibuntu terdiri daridua Tipe yaitu masyarakat Pertanian danMasyarakat Non Pertanian. masyarakatpertanian merupakan masyarakat yang matapencaharian pokoknya dibidang pertanian baikitu sebagai petani penggrarap, petani pemilik,buruh tani dan peternak. Sedangkanmasyarakat non pertanian adalah masyarakatyang mata pencahariannya bukan di sektorpertanian seperti PNS, pedagang, Ibu RumahTangga (IRT), pegawai swasta dan sebagainya.

Partisipasi StakeholderDalam kegiatan Ekowisata dan

Agrowisata (Eko-agrowisata) Desa Cibuntumasyarakat memegang peranan utama. Namunada pihak lainnya yang tidak kalah pentingdalam mendukung segala proses dan kegiatanprogram ekowisata. Pihak Pihak tersebutdiantaranya Pemerintah Kabupaten Kuninganmelalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan,Dinas Pendidikan, dan Badan perencanaandaerah (Bapeda) , Sekolah Tinggi Pariwisata(STP) Tri Sakti Jakarta serta Taman NasionalGunung Ciremai (TNGC).

Dalam Penelitian ini penulis akanmenggunakan metode Boundary Partner untukmengetahui peran dan relasi atau hubungandari masing-masing lembaga dan masyarakatserta mengetahui bentuk dari partisipasinya.Boundary partner Eko-agrowisata DesaCibuntu dapat dikelompokan menjadi tiga yaitubenefeciaries, implementator dan inisiator.Beneficaries merupakan pelaku yangmemperoleh manfaat dari Eko-agrowisata ini,implementator merupakan aktor pelaksanaprogram, dan inisiator merupakan aktor yangmerancang program ini.

Page 5: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAPSOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU

(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)CHANIA ALFATIANDA DAN ENDAH DJUWENDAH

Halaman | 438

Gambar 1. Baundary Partner Eko-Agrowisata Desa Cibuntu

Ekowisata dan Agrowisata DesaCibuntu dirancang dan di dirikan olehPemerintah Kabupaten Kuningan melaluiDinas Pariwisata dan Kebudayaan yang bekerjasama dengan Sekolah Tinggi PariwisataTrisakti Jakarta oleh karena itu pihak inidisebut dengan aktor inisiator. Kemudian Eko-agrowisata ini dilaksanakan oleh Masyarakatyang tergabung dalam suatu lembaga bernamaKOMPEPAR dan didukung oleh DinasPariwisata dan Kebudayaan sebagai pelaksanamaka kedua aktor ini disebut implementator.Dan yang ketiga atau penerima manfaat dariEko-agrowisata Desa Cibuntu adalahMasyarakat dan Wisatawan. Terdapat keunikandalam Boundary Partner ini dimanamasyarakat berperan ganda yakni sebagaiimplementator sekaligus debagai benefeciariesserta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagaiinisiator dan implementator.

Dampak EkonomiDampak Terhadap Pendapatan

Sebelum adanya Eko-agrowisata diDesa Cibuntu, rata-rata informan memilikipenghasilan yang lebih kecil, tetapi setelahadanya Eko-agrowisata Desa Cibuntu,masyarakat mendapatkan penghasilantambahan serta pekerjaan tambahan sepertipemilik home stay, tour guide, pemainkesenian, pembuat oleh-oleh dan pembuatkerajinan. Sebelumnya masyarakat hanyamemiliki satu pekerjaan sebagai petani,peternak atau tidak memiliki pekerjaan sepertiibu rumah tangga.

Tabel 3. Rata-rata Pendapatan perbulanInforman Sebelum dan Setelah adanya Eko-

Agrowisata Desa Cibuntu

Berdasarkan Tabel 3. diketahui bahwapendapatan informan meningkat, informan inimerupakan perwakilan dari masyarakatsehingga jika pendapatan informan meningkatsecara otomatis pendapatan masyarakat punsecara umum dapat dikatan meningkatmeningkat. Dalam tabel 9 dicantumkan bahwarata-rata pendapatan informan adalah sebesarRp.780.000 sebelum adanya Eko-Agrowisatadi Desa Cibuntu. Kemudian pendanpataninforman berubafh meningkat menjadi Rp.1.260.000 setelah adanya Eko-agrowisata diDesa Cibuntu.

Perubahan pendapatan dari adanyaEko-agrowisata Desa Cibuntu baru dirasakanoleh masyarakat yang terlibat dalam kegiatanekowisata secara langsung dan masyarakatyang mau berusaha sendiri seperti bertani danberdagang, bertani dan memiliki home stay dansebagainya.

Tidak seluruh masyarakat mengalamikenaikan pendapatan karena adanya eko-agrowisata. Ada masyarakat yang tidakmengalami kenaikan pendapatan. Untukmasyarakat yang belum dapat terlibat,pendapatan mereka belum ada perubahankarena belum dapat pekerjaan atau usahasampingan. Namun masyarakat yang saat inibelum dapat telibat, sedang berusaha untukdapat berpartisipasi seperti membenahi rumahuntuk dijadikan home stay dan membukawarung untuk berdagang.

Menurut Drumm (dalam Sudiarta,2006) terdapat enam keuntungan dalamimplementasi kegiatan ekowisata yaitu salahsatu nmya adaalah memberikan nilai ekonomi.Eko-agrowisata Desa Cibuntu dapatmemberikan dampak ekonomni bagimasyarakat yang artinya sesuai dengan teoriDrumm.

Informan

Rata-rata Pendapatan Per BulanSebelum

Ekowisata Setelah Ekowisata

I Rp. 1.000.000 Rp. 2.500.000II Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000II Rp. 300.000 Rp. 600.000IV Rp. 500.000 Rp. 1.500.000V Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000VI Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000VII 0 Rp. 500.000VIII Rp. 500.000 Rp. 500.000IX Rp.1.500.000 Rp.1.500.000.X Rp.1.000.000 Rp. 1.000.000Rata-rata

Rp. 780.000 Rp. 1.260.000

INISIAT

IMPLEMENTATOR BENEFECIARIESPEMKABKUNINGAN DISPARBUD

STPTRISAKTIMASYARAKATKOMPEPAR MASYARAKAT

WISATAWANDISPARBUD

Page 6: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |439

Dampak Terhadap Lapangan PekerjaanLapangan pekerjaan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kesempatan bekerjayang diberikan Eko-Agrowisata Desa Cibuntukepada masyarakaat yang berada di DesaCibuntu. Tenaga kerja yang ikut terlibat dalampengelolaan eko-agrowisata berasal daripenduduk lokal asli Desa Cibuntu dari mulaianak-anak, remaja, dewasa dan bahkanmanulaikut berpartisipasi dalampenyelenggaraan eko-agrowisata ini.

Dampak Terhadap Lapangan PekerjaanLapangan pekerjaan yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah kesempatan bekerjayang diberikan Eko-Agrowisata Desa Cibuntukepada masyarakaat yang berada di DesaCibuntu. Tenaga kerja yang ikut terlibat dalampengelolaan eko-agrowisata berasal daripenduduk lokal asli Desa Cibuntu dari mulaianak-anak, remaja, dewasa dan bahkan manulaikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan eko-agrowisata ini.

Berdasarkan hasil wawancara dengankey informan dan ke tujuh informanpendukung, menyatakan bahwa dengan adanyaEko-agrowisata Desa Cibuntu dapatmemperluas lapangan pekerjaan bagimasyarakat. Lapangan pekerjaan yang tersediasetelah berkembangnya Eko-Agrowisata DesaCibuntu diantaranya terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Daftar Lapangan Pekerjaan yangMuncul Setelah adanya Eko-agrowisata

Desa Cibuntu

N0 Jenis Lapangan Pekerjaan1. Penyedia Home Stay2. Penyedia Kuliner Tradisional3. Cattering4. Homeindustri oleh-oleh Khas Desa

Cibuntu5. Pemandu Wisata (Tour Guide)6. Industri Kerajinan Tangan7. Penjaga Karcis,8. Penjaga parkir dan Petugas Keamanan9. Pedagang warung atau toko10 Petugas Kebersihan11. Pemain Gamelan12. Pemain Tarian Atraksi Penyambutan13 Penari Tradisional wanita dan anak-

anak14. Petani Pemandu Agrowisata

Sejauh ini dampak Eko-agrowisataterhadap perekonomian masyarakat positifyaitu meningkatkan pendapatan dan

memperluas lapangan pekerjaan tidak adadampak negatif yang muncul dalamperekonomian masyarakat. Seperti yangdiungkapkan Karyani (2007) mengenai dampaknegatif yang ditimbulkan agrowisata yaitumenimbulkan persaingan antara pelakuekonomi lokal dengan pengusaha luar yangmenanam investasi di lokasi agrowisata baikberupa pembangunan hotel, rumah makanmaupun pembuatan souvenir, sehingga dapatmematikan ekonomi masyarakat kecil. Hinggasaat ini persaingan tersebut belum dirasakanoleh masyarakat setempat bahkan masyarakatsaling gotong royong dan membantu antarmasyarakat. Tidak ada persaingan antarmasyarakat dikarenakan juga fator SemberDaya Manusia yang sudah mampu mengaturdan memposisikan dirinya masing-masingsehingga tercipta kerukunan dan ketentramandi Desa Cibuntu. Sampai saat ini tidak adainvestor luar yang membangun hotel danrestoran karena masyarakat memberdayakanapa yang dimilikinya seperti rumah masyarakatyang dijadikan rumah singgah atau penginapan(home stay).

Dampak Terhadap Kegiatan SosialKemasyarakatan

Mayarakat merupakan salah satuunsur penting dalam pengembangan ekowisatadan agrowisata. Pada penelitian ini masyarakatDesa Cibuntu merupakan subjek dari ekowisatayang berperan dalam pengelola. Hal inimemberikan mobilitas baru bagi masyarakatsehingga hadirnya ekowisata dan agrowisatadapat mempengaruhi proses sosial yang ada diDesa Cibuntu. Hubungan kerjasama tolongmenolong dan gotong royong dan kegiatankemasyarakatan lainnya yang biasanya menjadiciri khas dalam suatu pedesaan dapatmengalami perubahan semenjak adanyaekowisata. Perubahan tersebut dapat berupaperubahan positif dan perubahan negatif.Dampak positif terjadi apabila dengan adanyaekowisata masyarakat menjadi seringberinteraksi dengan masyarakat lainnya danmenciptakan kerjasama yang semakin erat.Sedangkan perubahan negatif apabilaekowisata mengakibatkan hubungan antarmasyarakat semakin renggang bahkan dapatmenimbulkan konflik karena persaingan yangterjadi dalam bidang ekowisata.

Menurut hasil wawancara denganinforman terdapat empat jenis gotong royong dimasyarakat Desa Cibuntu diantaranya gotong-royong kebersihan, gotong-royongpembangunan yang meliputi pembangunan

Page 7: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAPSOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU

(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)CHANIA ALFATIANDA DAN ENDAH DJUWENDAH

Halaman | 440

fasilitas umum, gotong-royong menjagakeamanan atau siskamling dan gotong-royongdalam kegiatan sosial seperti menjenguk orangsakit, melayat orang meninggaal danmenghadiri undangan pernikahan. Empat jenisgotong royong ini didasarkan pada kondisisosial yang ada di Desa Cibuntu itu sendiri dankegiatan paling dominan dan umum di setiapdesa.

Kondisi sosial masyarakat sebelumdan sesudah adanya Ekowisata adalah positif.Desa cibuntu dari sebelum ada ekowiisata danagrowisata sudah kompak masyarakatnya baikdalam kegiatan gotong royong menjagakebersihan, pembangunan fasilitas umum,siskamling, dan kegiatan sosial kemasyarakan,setelah adanya eko-agowisata masyarakat DesaCibuntu semakin kompak.

Adanya ekowisata dan agrowisataDesa Cibuntu membuat masyarakat semakinkompak di segala hal gotong royong. Sepertidalam kegiatan gotong-royong menjagakebersihan, setelah ada ekowisata masyarakatsemakin kompak karena adanya kesadaranyang lebih untuk menjaga kebersihan, terlebihsemenjak menjadi tempat wisata banyak tamuyang berwisata di desa. Hal ini menjadi salahsatu alasan mengapa masyarakat lebihkompak.Masyarakat lebih kompak dikarenakanadanya rasa memiliki dan bangga akan desanya yang di kunjungi oleh tamu atau wisatawandari berbagai daerah dan negara. Selain itugotong royong dalam pembangunan fasilitasumum seperti pembangunan jalan, wc umumdan aula terbuka pun semakin kompaksemenjak adanya eko-agrowisata di DesaCibuntu.

Dampak Terhadap Ilmu PengetahuanEko-agrowisata Desa Cibuntu

memberikan dampak yang begitu nyata bagimasyarakat diantaranya dalam bidang ilmupengetahuan. Menurut hasil wawancara dengankey informan, pengetahuan masyarakat banyakmengalami perkembangan setelah adanya eko-agrowisata terutama di bidang pengetahuanyang berhubungan dengan kepariwisataan.Selain itu informan pendukung jugamenyatakan bahwa ilmu pengetahuanmasyarakat bertambah baik dari bidang kuliner,keahlian berbahasa dan berbagai bidang ilmupengetahuan lainnya. Berikut selengkapnyamengenai bidang ilmu pengetahuan baru yangmuncul setelah adanya eko-agrowisata(Tabel.5).

Tabel 5. Bidang Ilmu Pengetahuan yangMuncul Setelah Adanya Eko-Agrowisata di

Desa Cibuntu

NoBidang Ilmu Pengetahuan yangMuncul Setelah Adanya Eko-Agrowisata di Desa Cibuntu

1. Penerimaan dan Pelayanan Wisatawan(Service Tourism)

2. Menu makanan Sehat dan Ideal untukWisatawan

3. Penataan Home stay4. Kesehatan5. Kebersihan6. Peternakan7. Kuliner8. Bahasa Inggris9. Tabble Maneer (tata cara makan)10. Kerajinan Tangan

Dampak Terhadap Budaya dan AdatMasyarakat

Desa Cibuntu merupakan desa yangmasih memegang teguh kebudayaan lokal.Kebudayaan tersebut diantaranya peringatanupacaraa adat tahunan yang konsistendilakukan setiap tahunnya dari zaman dahuluhingga sekaraang. Upacara adat tersebutmerupakan upacara yang bertajuk sedekahbumi atau masyarakat menyebutnya sabumian.Upacara adat ini berupa syukuran hasilpertanian atau hasil bumi (sayur, buah, umbi,dsb) yang dilakukan masyarakat khususnyapetani biasanya dilaksanakan setiap BulanOktober.

Adanya Eko-agrowisata di DesaCibuntu tidaklah berdampak negatif terhadapbudaya dan adat istiadat, justru sebaliknyamenjadi suatu dampak yang positif. Dampaktersebut terdapat pada kualitaspenyelenggaraan upacara adat dan partisipasimasyarakat dalam perayaan upacara sedekahbumi tersebut.

Sebelum adanya eko-agrowisatapenyelenggaraan adat sabumian dilaksanakansecara sederhana dan kecil-kecilan sertabiasanya dilaksanakan di sekitar balai desa sajadengan dihadiri oleh beberapa tokohmasyarakat dan petani. Kemudian setelahadanya eko-agrowisata penyelenggaraanupacara sabumian dilaksanakan dengan meriahdan dilaksanakan besar besaran sertamelibatkan hampir seluruh lapisan masyarakatmulai dari anak-anak hingga oraang tua.

Meskipun setelah adanya Eko-agrowisata penyelengaraan upacarakebudayaan sedekah bumi dilaksanakan secara

Page 8: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |441

meriah dan besar-besaran, bukan berarti esensidan ke ke khidmatan upacara ini berkurangatau hilang. Sebaliknya penyelenggaraan secarameriah ini menambah esensi dari syukuran atausedekah karena penyelenggaraannya bisamendatangkan tamu (wisatawan). Saat itulahmasyarakat benar-benar merasakan rasanyaberbagi hasil pertanian mereka denganmasyarakat lainnya (wisatawan). Selain itupenyelenggaraan sedekah bumi yang meriah inidijadikan sebagai sarana bersilaturahmi antarsesama masyarakat, dan antara masyarakatdengan tamu undangan penting seperti pejabatpemerintahan karena padaa saatpenyelenggaraan banyak tamu pemerintahanyang di undang seperti bupati dan jajarannya.

Dampak Kelembagaan dan Fisik DesaCibuntu

Adanya eko-agrowisata saat iniberpengaruh terhadap kelembagaan di DesaCibuntu. Sebelumnya sudah terdapatkelembagaan diantaranya, BadanPermusyawaratan Desa (BPD), LembagaKetahanan Masyarakat Desa (LKMD/LPMD),lembaga Pemberdayaan & KesejahteranKeluarga (PKK), Posyandu, Kelompok WanitaTani (KWT), Kelompok Simpan Pinjam(Koperasi), Kelompok Tani, Karang Tarunadan Kelompok Peternak. Terdapatkelembagaan baru setelah adanya eko-agrowisata yaitu Komunitas PenggerakPariwisata (KOMPEPAR).

KOMPEPAR merupakan lembagabaru yang didirikan pada tahun 2013 olehmasyarakat Desa Cibuntu dengan DinasPariwisata dan Kebudayaan KabupatenKuningan. Lembaga ini di dirikan dengantujuan untuk melakukan gerakan sadar wisatakepada masyarakat dan menjadi pengelolawisata di suatu kawasan. KOMPEPARmerupakan lembaga yang beranggotakanmasyarakat dari berbagai kalangan sepertiperangkat desa, petani, peternak, guru, bidandan remaja (pemuda/i).

Anggota kompepar dipilihberdasarkan hasil musyawarah dan masyarakatDesa Cibuntu sehingga beberapa orang sajayang tergabung dalam lembaga ini. Anggotakompepar memiliki tanggung jawab sebagaikoordinator bidang yang terdapat dalamsusunan kepengurusan. Seperti bidang seni,budaya, atraksi, keamanan dan sebagainya.Selebihnya yang menjadi anggota adalahmasyarakat.

Keberadaan eko-agrowisata tidakhanya memicu munculnya lembaga baru di

Desa Cibuntu, namun juga memimbulkanperubahaan terhadap keadaan fisik desa.Keadaan fisik yang dimaksud adalah keadaanlingkungan meliputi unsur-unsur saranaa danprasarana desa dan masyarakat sepertibangunan gedung kepala desa, perumahanpenduduk dan jalan lingkungan baik itu jalanraya atau gang.

Menurut Ibnu Sungkawa selaku keyinforman dan Sekretaris Desa Cibuntu,perubahan fisik terlihat setelah ada eko-agrowisata. Sebelum ada eko-agrowisata diDesa Cibuntu terdapat tempat penambanganbatu dan pasir sehingga setiap harinya banyakkendaraan besar yang keluar masuk desa. Halini menyebabkan kondisi jalan desa sat itucepat rusak dan berlubang. Namun setelahadanya eko-agrowisata, aktifitas penambangantersebut di tutup. Kemudian tidak ada lagikendaraan besar pengangkut batu dan pasirmasuk ke dalam desa, kondisi jalan pun tidaksemakin buruk. Bahkan saat Desa Cibuntumenjadi desa wisata pemerintah Desa semakinmemperhatikan kondisi jalan desa denganmenyediakan anggaran untuk perbaikan jalandan sarana prasarana lainnya. Saat ini kondisijalan semakin baik, terrmasuk saat ini jalanGang pun turut diperhatikan dengan cara dilebarkan dan di hotmix agar bisa masukkendaraan roda empat serta memudahkandalam mobilisasi wisatawan.

Adanya lahan bekas galian tambang diwilayah eko-agrowisata, saat ini tengah dimanfaatkan oleh masyarakat dan dijadikansebagaai lapangan untuk berkemah karenalokasinya yang strategis menghadap ke curugdan sungai. Walaupun pada saat ini masihdalam proses pembangunan. Pada intinyaperubahan fisik terjadi semakin baik di DesaCibuntu setelah adanya eko-agrowisata.

Selain perubahan fisik jalan,perubahan fisik juga terjadi pada kondisibangunan kantor kepala desa dan bangunanperumahan penduduk. Setelah adanya eko-agrowisata kantor kepala desa menjadi jauhlebih baik dari sebelumnya. Hal ini karenaadanya pengaruh tamu atau wisatawan yangsedang berwisata di Desa Cibuntu pastiberkunjung ke balai desa, sehinggapemerintahan desa lebih menyadari untukmenyediakan tempat yang lebih layak dannyaman.

Dampak eko-agrowisata di desacibuntu terhadaap fisik lainnya yang dapatteridentifikasi adalah pada bangunan rumahpenduduk. Sebelum adanya eko-agrowisatabangunan rumah penduduk biasa saja bahkan

Page 9: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO-AGROWISATA) TERHADAPSOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIBUNTU

(Studi Kasus di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)CHANIA ALFATIANDA DAN ENDAH DJUWENDAH

Halaman | 442

belum tertata, perumahan pun masih bersatudengan kandang ternak. Setelah ada eko-agrowisata, perumahan msyarakat mulai tertatadengan dipisahkannya rumah dengan kandangternak sehingga lingkungan rumah lebih tertatadan lebih asri. Kualitas pembangunan rumahpun semakin meningkat, karena eko-agrowisatasalah satu produknya ada home stay ataurumah singgah (penginapan rumah) makamasyarakat menjadi termotivasi untukmembenahi rumahnya masing-masing,meskipun tidak menjadi rumah yang mewah,tetapi cukup menjadi rumah yang nyaman,indah, dan resik sehingga masyarakat dapatberparisipasi sebagai pemilik home stay.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Ekowisata dan agrowisata (Eko-agrowisata) Desa Cibuntu merupakan salahsatu tempat wisata yang memiliki potensi yangbesar. Potensi tersebut diantaranya potensialam dan potensi sumer daya manusia(masyarakat). Terdapat tujuh belas produkwisata pada eko-agrowisata ini diantaranya;Agrowisata Tanaman Pangan, AgeowisataMenangkap Ikan, Agrowisata “KampungKambing”, Membuat Kerajainan Gerabah,Membuat Cindramata Bambu, Kuliner danPembuatan Kuliner, Fun Game Tradisional,Ekowisata Sejarah (Situs), Ekowisata AlamMata Air “Kahuripan”, Ekowisata Alam Curug“Gong Seng”, Berburu Sinyal, Pawai Obor,Pawai Budaya dan Kesenian, BermainAngklung, Dialog Budaya, AtraksiPenyambutan, dan Home Stay.

Eko-agrowisata Desa Cibuntu telahmemberikan dampak positif bagi masyarakat.Hal ini diketahui dari hasil wawancara denganinforman dan hasil observasi di lapangan.Dampak terhadap ekonomi terdapat padapeningkatan pendapataan masyarakat danbertambahnya lapangan pekerjaan dimasyarakat. Sedangkan dampak sosial terjadipada peningkatan kualitas kekompakanmasyarakat pada kegiatan sosial sepertigotong-royong menjaga kebersihan, keamanan,pembangunan fasilitas umum dan dan kegiatansosial kemasyarakatan (menjenguk warga yangsakit dan ibu melahirkan). Selain itu dampaksosial terdapat pada bertambahnya ilmupengetahuan masyarakat, meningkatnyakualitas penyelenggaraan upacara adat dankebudayaan yang semakin meriahpelaksanaannya, bertambahnya lembaga baruserta perubahaan kondisi fisik desa sepertikondisi jalan menjadi lebih bagus dan lebar,

kondisi kantor kepala desa dan bangunanrumah masyarakat lebih baik dan tertata.

SaranMelakukan pengembangan, penataan

lokasi, pembenahan dan penambahan fasilitas-fasilitas penunjang eko-agrowisata danmenyelenggarakan pelatihan kepariwisataandan Bahasa Inggris kepada masyarakat agarkualitas SDM semakin meningkat mengingatsemakin banyaknya wisatawan mancanegarayang berkunjung ke Desa Cibuntu.

Mengadakan jasa trasnportasi lokalseperti delman atau becak untuk tour wisatakeliling desa karena di desa ini tidak adakendaraan khusus untuk keliling. Meskipunjarak nya tidak begitu jauh namun perludiadakan untuk antisipasi bagi wisatawan yangberusia lanjut dan kondisi fisik yang idakmemungkinkan (sakit) agar tetap bisamenikmati keindahan dan pesona DesaCibuntu. Selain untuk memfasilitasi wisatawan,diharapkan dengan adanya model transportasiini bisa menarik lebih banyak wisatawan danmenjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat.Pemilihan model transportasi ini adalah agartidak menimbulkan polusi dan ramahlingkungan.

Kepada pihak pemerintah terutamaDinas Pertanian untuk melakukan pelatihan dnpenyuluhan pertanian yang lebih intensifkarena Desa Cibuntu merupakan desa yangmayoritas penduduknya bekerja di bidangpertanian. selain itu pelu diadakan pelatihankhusus untuk fokus agrowisata dikarenakandesa ini belum memiliki spesifikasi produkagrowisata yang berupa fresh product sepertiagrowisata pada umumnya. Diperlukan jenistanaman buah-buahan yang cocok ditanam diDesa Cibuntu. Selain itu diharapkan kepadaKementrian Pariwisata untuk lebihmemperhatikan ekowisata dengan memberikananggaran khusus untuk pengembangan eko-agrowisata agar penataan dan fasilitas-fasilitasnya lebih baik dn lengkap

Kepada pihak Akedemisi diharapkanuntuk melakukan penelitian lanjutan untukmenggali potensi yang ada Disa Cibuntu danmengembangkan Desa Cibuntu agar menjadieko-agrowisata yang lebih baik lagi.

UCAPAN TERIMAKASIHTerimakasih kepada semua pihak

yang telahmembantu dalam penelitian ini, terutamakepada Ibu Endah Djuwendah, SP., MSi.selaku dosen pembimbing, Masyarakat Desa

Page 10: DAMPAK EKOWISATA DAN AGROWISATAV (EKO …

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUHVolume 4 Nomor 3, Sepetember 2017

Halaman |443

Cibuntu dan Dinas Pariwisata dan KebudayaanKabupaten Kuningan.

DAFTAR PUSTAKABadan Perencanaan Daerah Kabupaten

Kuningan (BAPEDA). 2016. RencanaPembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD) 2014-2018.Kabupaten Kuningan.

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif :Komunikasi, Ekonomi, KebijakanPublik, dan Ilmu Sosial Lainnya.Jakarta. Kencana.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan KabupatenKuningan. 2016. Data PengunjungObjek Wisata di Kabupaten kuningan.Kuningan

Nurpilihan Bafdal, Barlia R L, dkk.Penyusunan Peta Potensi DesaAgrowisata Berbasis Masyarakat DiDesa Cibuntu Kesamatan PesawahanKabupaten Kuningan. Dharma Karya.Jurnal Aplikasi Ipteks untukMasyarakat. UNPAD. Jatinangor