Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo...

44
BEKERJA MENINGKATKAN GAIRAH TERHADAP TERNAK LOKAL SI BETER SISTEM APLIKASI BANTUAN TERNAK PEMERINTAH “SINAU BARENG” DI BHUMI NARARYA FARM, GIRI KERTO YOGYAKARTA Pertanian Modern Mandiri dan Maju MEDIA INFORMASI PERBIBITAN DAN PRODUKSI TERNAK ISSN 1979-7990 Volume XIII, No.3. Tahun 2019

Transcript of Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo...

Page 1: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

BEKERJAMENINGKATKAN GAIRAH TERHADAP TERNAK LOKAL

SI BETERSISTEM APLIKASI BANTuAN TERNAK PEMERINTAH

“SINAu BARENG” DI BHuMI NARARYA FARM, GIRI KERTOYOGYAKARTA

PertanianModern Mandiri dan Maju

MEDIA INFORMASI PERBIBITAN DAN PRODUKSI TERNAK

ISSN 1979-7990

Volume XIII, No.3. Tahun 2019

Page 2: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

44 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Alamat RedaksiDirektorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Direktorat Jenderal Peternanakan dan Kesehatan HewanKanpus Kementerian Pertanian Gd. C Lt. 8 Jl. RM. Harsono No.3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta 12550Telp. +62.21.7815781-Fax: +62.21.7811385 Alamat email : [email protected]

Redaksi menerima berbagai artikel berkaitan dengan aspek perbibitan dan produksi ternak yang dikirimkan ke alamat redaksi. Redaksi berhak menyunting artikel yang akan dimuat untuk disesuaikan dengan warna Majalah Bibit. Syarat artikel yang dimuat adalah karya asli, bukan salinan, dan belum dimuat oleh media massa lain. Artikel diketik dalam format *.doc (words file) maksimal 6.000 karakter disertai file foto format *.jpeg (image) yang relevan dengan keterangan fotonya.

Puji Syukur, Majalah Bibit edisi ke tiga ditahun 2019 ini hadir tepat waktu sesuai yang diharapkan, menemani para pembaca. Kehadiran Majalah Bibit Volume Ketigabelas Nomor 3 di tahun 2019, kami optimis akan selalu mendapat tempat dihati bagi para pembaca. ‘’Anak Melayu Memancing Ikan, Perahu berlabuh ditengah lautan, Sambil menunggu terbitnya majalah, Ayo kita tingkatkan wawasan’’.

Pembaca yang Maju, Pada edisi ini kami ingin menampilkan tema “Pertanian Modern Mandiri dan Maju”, melalui artikel dalam Laporan Utama. Selain itu, tentu artikel-artikel yang mendukung tema edisi kali ini dalam rubrik laporan yang berisi Garut punya peternakan sapi perah modern, Bekerja meningkatkan gairah terhadap ternak lokal dan terutama Sinau bareng di Bhumi Nararya Farm, Girikerto Jogjakarta. Artikel-artikel ini memberikan informasi terkait kegiatan Perbibitan dan Produksi Ternak di periode sumpah pemuda dan hari pahlawan.

Kebijakan yang harus dilaksanakan terkait dengan mempertajam pengawasan benih dan bibit ternak dan kewajiban sertifikasi produk benih dan bibit, kemudian untuk

potensi dan pengembangan perbibitan terkait dengan potensi rumpun/galur Indoneisa, pengelolaan dan pemanfaatan SDGH sapi potong. Keunggulan rumput odot, dan tak kenal maka barabe. Hal ini tentunya untuk memajukan dunia perbibitan.

Artikel yang menarik lainnya dapat ditemui dalam rubrik Sains dan Teknologi, Isiknas digunakan oleh BBIB, ayam kawin, seni mengawinkan ayam, BCS dan resiko penyakit. Masih ada rubrik lain yang tak kalah menarik di Bitopinia, serba serbit, dan renungan. Sementara informasi yang bersifat ringan berupa flash news dapat anda jumpai di sekilas info.

Mudah-mudahan dengan adanya majalah bibit ini khususnya penulis modern dan pembaca mandiri, bersama sama bahu membahu, membangun perbibitan di Indonesia dengan menjadi seorang yang profesional dibidangnya. ‘’Bekerja keras mengejar waktu, Terlambat selesai rugilah kita, Profesional bekerja itu harus nomor satu, Bagi kemajuan peternakan nan jaya’’.

Jayalah Perbibitan Indonesia

Susunan Redaksi

PelindungDirektur Jenderal Peternakan

dan Kesehatan Hewan

Penanggung JawabDirektur Perbibitan dan

Produksi Ternak

Pemimpin RedaksiIr. Cisilia Esti Sariasih

Redaktur PelaksanaDani Kusworo, S.Pt, M.Si

EditorFF. Bayu Ruikana, S.Pt, M.Sc

Ir. Marta Wirawan Jamarizal, S.Pt,MP

Iqbal Alim, S.Ptdrh. Novi Suprihatin, M.Si

Yude Maulana Y, S.PtGunawan Sitanggang, S.Pt, M.Si

ReporterIan Sopian, S.Pt, M.AgrTitien Widi R, S.Pt, MP

Sumiarti, S.Pt

Desain GrafisHarry Chakra M, S.Pt, M.Si

Fotografer/Dokumentasi Sutaryono, S.ST

Agus Pramono, ST

Sekretariat RedaksiIrma, S.Pt

Rini Endah Wahyuni, A.MdRetno Nugraheni W, S.Pt

Yunarto

KontributorPara KasubditKasubbag TU

WasbitnakWastukan

Manajer Puncak LSProUPT Perbibitan dan

Produksi Ternak

Konsultan MediaTristar Kreasi

Sapaan RedaksiVolume XIII. NO.3 Tahun 2019

Sampul Depan:Upacara serah terima jabatan Menteri Pertanian RI

Sampul Belakang:Lepas Sambut Menteri

Pertanian RI

Page 3: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

TOPIK MAJALAH BIBIT

Produksi Benih dan Bibit Ternak Program Pemuliaan Ternak Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Ternak Pengendalian Mutu Bibit Kelembagaan Perbibitan Ternak Peningkatan SDM Perbibitan Sertifikasi Benih dan Bibit Ternak

Fungsional Pengawas Bibit Ternak Fungsional Pengawas Mutu Pakan

Laporan Utama

Oleh: Dani Kusworo dan Sinta Poetri Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak Silaturahim Nasional (SILATNAS) merupakan kegiatan tahunan peternak

kambing dan domba seluruh Indonesia. Silatnas ke 7 di Cilacap ini diikuti sekitar 600 para punggawa peternak kambing dan domba dari seluruh Indonesia serta dinas-dinas terkait dari berbagai kabupaten di Sumatera,

Jawa dan Kalimantan Dalam silatnas dibahas peran masing-masing pihak sesuai kapasitas dan wewenangnya untuk bisa saling mendukung demi suksesnya penyelamatan populasi kambing dan domba secara nasional. Hadir sebagai narasumber pada silatnas ke 7 ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan diwakili oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ir. Sugiono, MP, Ketua Umum HPDKI Ir. H. Yudi Guntara Noor, Wakil Rektor Unsoed Prof. Dr. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr

serta para pakar dan praktisi yang berpengalaman di peternakan kambing dan domba.

Dalam Silatnas ini juga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa jenis, expo alat-alat peternakan

serta obat-obatan dan produk-produk olahan hasil ternak kambing dan domba dan dihadiri juga

organisas perkumpulan para peternak seluruh Indonesia seperti HPDKI, Perkkanas, Aspekpin,

Komunitas Peternak Akar Rumput, PPKDY, IGB, DNI, ASPAQIN, serta Baznas yang juga banyak

membina para peternak di desa-desa.

Silatnas ini berawal 7 tahun yang lalu di Tawangmangu Jawa Tengah saat komunitas peternak di grup facebook

Peternak Kambing dan Domba Indonesia membuat inisiatif pertemuan copy darat

para peternak yang selama ini hanya bertemu di dunia maya untuk membahas

kondisi usaha peternakannya dan peternakan kambing dan domba secara umum di Indonesia.

Saat itu acara dilakukan sangat sederhana di villa Pak Abdillah Anis di Tawangmangu, dan ternyata

banyak terungkap permasalahan peternakan kambing dan domba secara nasional. Sejak saat itu

disepakati menjadi agenda rutin tahunan dengan skala yang lebih besar dan melibatkan pemerintah untuk ikut

mendengar secara langsung permasalahan peternakan dan merumuskan solusinya.

Pada tahun kedua Silatnas diadakan di Jonggol di peternakan dan perkebunan milik Pak Muhaimin Iqbal, dengan mengundang unsur pemerintah untuk hadir. Silatnas kedua dihadiri oleh Dirjen PKH Bapak Syukur Iwantoro. Perlaksanaan

Silatnas ketiga kembali di adakan di Tawangmangu, dan berikutnya yang keempat di Jogjakarta. Pada perhelatan Silatnas kelima berbarengan dengan kontes kambing dan domba Pala Presiden di bumi perkemahan Cibubur dan di hadiri langsung oleh Bapak Presiden Jokowi dan silatnas keenam di Batu

6 Vol XIII No. 2 Tahun 2019

SILATURAHIM NASIONAL (SILATNAS) PELAKU USAHA KAMBING DAN DOMBA

Profil

20 Vol XIII No. 2 Tahun 2019

Profil

“SINAU BARENG” DI BHUMI NARARYA FARM, GIRIKERTO YOGYAKARTAOleh :

Oleh: Ir. Cisilia Esti Sariasih dan Retno Nugraheni

Saat ini peternakan kambing merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek cukup besar. Dalam upaya mengisi pasokan untuk pasar ekspor ke negara-negara regional ASEAN, ternak domba dan kambing berpotensi untuk diekspor ke negara Singapura,  Malaysia  dan  Brunei Darussalam.

Meskipun potensi pasar sdh terbuka lebar namun Hampir 95% pola usaha ternak domba dan kambing merupakan peternak rumah tangga (peternak kecil) dengan skala kepemilikan 4-6 ekor, sebagai usaha sambilan dan belum berorientasi bisnis.  Padahal kita tahu bahwa peternakan perlu berorientasi bisnis agar dapat memberikan keuntungan finansial bagi peternaknya.

Aprila Respatiadi atau yang lebih akrab dipanggil Didik, satu contoh peternak diantara 5% peternak kambing yang sudah berpikiran maju dan peduli terhadap peternak kambing sekitarnya. Dengan semangat “Sinau Bareng atau Belajar Bersama” Pak Didik mendirikan pusat pelatihan kambing yang diberi nama “Bhumi Nararya Farm”. Farm ini resmi beridiri pada tanggal 13 Mei 2012 di Kabupaten

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan telah diresmikan oleh Dirjen PKH sebagai Pusat Pelatihan Kambing Domba Yogyakarta pada 6 April 2019.

Ketertarikannya terhadap dunia peternakan kambing telah membuat pria kelahiran Jogja 51 tahun yang silam ini resign dari salah satu BUMN dan mencoba memulai beternak kambing dengan skala kecil. Meskipun kematian ternak masih tinggi dan pernah beberapa kali kecewa karena ditolak ketika mau belajar/berguru memelihara kambing, ternyata tidak mampu menyurutkan semangatnya untuk terus beternak kambing. Kenyataan ini justru membuat Pak Didik semakin tertantang untuk meraih kesuksesan melalui beternak kambing dan kini keberadaan usaha peternakan kambing milik keluarga bernama “Bhumi Nararya Farm “ menjadi bukti nyata hasil kerja kerasnya selama ini.

Bhumi Nararya Farm dibangun di atas area seluas kurang lebih 12.000m2 di Dusun Kemirikebo, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan kapasitas kandang mampu menampung lebih dari 2.000 ekor ternak kambing. Pada saat melakukan kunjungan, farm telah memiliki 11 kandang utama berbentuk panggung dengan jumlah

populasi 700 ekor. Ada beberapa jenis kambing yang dipelihara di farm ini, antara lain kambing boer, peranakan etawa, saanen, bligon, british alpine, sapera, burja serta domba. Peternakan dikelola secara terpadu, mulai dari penyiapan lahan HMT, penyiapan pakan, breeding dan pengemukan, pengolahan kompos dan pupuk bio urine.

Dalam menjalankan usahanya, Bhumi Nararya Farm memiliki falsafah atau pandangan khusus terkait ternak yang diabadikan dalam suatu prasasti yang berbunyi:

20 Vol XIII No. 2 Tahun 2019

36 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Pengembangan Perbibitan

Oleh : Triyanto dan Iman TrismanWastukan dan Wasbitnak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Perkenalkan nama saya Sibeter, nama panjang saya Sistem Aplikasi Bantuan Ternak Pemerintah. Harap tenang jangan salah sangka dulu, ini adalah sebuah Sistem Aplikasi yang sedang di kembangkan oleh Subdit Ruminansia Potong dalam mengintegrasi Data Informasi Perkembangan Bantuan Ternak Pemerintah dengan Profil Peternakan Nasional.Si b.ter merupakan aplikasi yang berbasis internet yang menginformasikan data dan informasi banper yang berkualitas, update dan real time, waktu penginputan cepat, dapat ditelusuri secara cepat, data dan informasi terkelola dengan baik.

Aplikasi ini dilatarbelakangi oleh fasilitasi bantuan ternak Ditjen PKH yang diberikan berupa: sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi, itik dan ayam lokal yang setiap tahunnya rata-rata

dialokasikan kurang lebih 20%-50% dari total anggaran Ditjen PKH. Fasilitasi alokasi kegiatan dan anggaran pemberdayaan yang cukup besar ini ternyata belum diiringi dengan evaluasi yang komprehensif dari aspek ketepatan penentuan lokasi (perencanaan) dan aspek kinerja output, outcome dan benefit di level penerima manfaat bahkan secara luas bagi Pemerintah Daerah itu sendiri. Hal ini terjadi, diantaranya ditengarahi oleh tidak adanya ketertiban dalam pelaporan (kuantitas dan kualitas), ketidakpedualian Pemda dalam pelaporan, reward dan punishment tidak berjalan, dan pelaporan yang disampaikan beragam, yang menyebabkan potret fasilitasi bantuan pemerintah tidak dapat mengambarkan kondisi yang obyektif sebagai landasan perbaikan perencanaan dan evaluasi berikutnya.

Di sisi lain, salah satu kontribusi penting keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan kelompok ditentukan oleh pemilihan lokasi dan calon penerima manfaat. Lokasi yang mempunyai basis pengembangan komoditas tertentu dan calon kelompok yang mempunyai pengalaman dan kemauan untuk mengembangkan ternak sebagai usaha ekonomi akan memudahkan dalam mendorong peningkatan populasi dan produksi. Hal sebaliknya akan terjadi apabila pemilihan lokasi dan calon penerima manfaat tidak tepat sasaran. Kesalahan dalam pemilihan lokasi antara lain disebabkan terbatasnya data dan informasi tentang profil potensi basis peternakan

di suatu kabupaten/kota sebagai salah satu referensi dalam mengalokasikan kegiatan.

Harapan kedepan pengguna aplikasi adalah Pemerintah Pusat (Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan), OPD Provinsi Kabupaten/Kota (Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan) dan Kelompok ternak penerima bantuan ternak ruminansia potong maupun komoditas lain di 34 Provinsi. Selain itu, dalam aplikasi ini juga mencakup informasi profil penyelengaraan fungsi peternakan dan keswan di provinsi dan kabupaten/kota.Gabungan data dan informasi perkembangan Banper dan Profil Potensi diharapkan dapat memberikan informasi yang memadai bagi penyelengaraan fungsi peternakan dan keswan di provinsi dan kabupaten/kota, sebagai acuan dalam mengambil kebijakan dan perencanaan kedepannya.

Kedepan khusus untuk perkembangan ternak (kelahiran, kematian dan, pembelian, penjualan) akan dikembangkan dengan berbasis Android, sehingga lebih mudah dalam melaporkan perkembangan ternaknya.

Manfaat pelaporan bantuan ternak melalui sistem aplikasi ini diantaranya : 1) Rekapitulasi data nasional dapat terkelola secara otomatis; 2) Penyajian dan analisa data nasional lebih cepat; 3) Pemantauan dan rekapitulasi data informasi banper dan potensi peternakan nasional dapat dilakuka secara cepat, real time dan dapat ditelusuri; 4) Sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan; 5) Sebagai pertimbangan dalam penerapan reward punishment; 6) Memperkuat akuntabilitas kinerja program dan kegiatan, 7) Perencanaan dan evaluasi kegiatan kedepannya. nMW

“SI BETER”

Kilas Info

Bitopinia

Laporan Utama

Kebijakan Perbibitan

Laporan

2

Pemimpin Baru Kementan Pertanian Modern Mandiri dan Maju

Mempertajam Pengawasan Benih Dan Bibit Ternak

Agrivaganza 2019

Silaturahim Nasional (SILATNAS)Pelaku Usaha Kambing dan Domba

Kontes Ternak Lebak–Banten Momentum menonjolkan Ternak Terbaik

Performa Sapi Hingga Sistem Ketelusuran (Cattle Traceability System)

Kewajiban Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak

Semangat Peternak KamBing PE Di Cilacap

Festival Domba Batur 2019

Wilayah Sumber Bibit Berjaya di Kontes Ternak Jawa Tengah

Meraih Asa Dari Tanah Kediri

4

3

8

6

13

10

16

12

9

14

15

Liputan Utama

Potensi Perbibitan

SDM Perbibitan

17

18

38

19

22

24

30

32

26

28

39

Body Condition Score dan Resiko Terjadinya Penyakit Pada Sapi Perah

Ayam kawin

Keunggulan Rumput OdotSebagai Pakan Ternak Ruminansia

Tantangan Uji Zuriat Untuk Peningkatan Mutu Genetik Sapi Perah Indonesia

#Bekerja Meningkatkan Gairah Terhadap Ternak Lokal

Jawa Timur Mendata Sapidan Kerbaunya

Boerka Galaksi Bibit Unggul Kambing Indonesia

Mengenal Tingkah Laku Ayam Agar Produksi Optimal

Sertifikasi :Profesional Dalam Bertindak, Terjamin Dalam Produk

Wasbitnak Harus Melek JurnaListik

Pentingnya Pendampingan Kelompok Penerima Bantuan Pemerintah

34

37

40

Metode Pemeliharaan Sapi Bali Dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi Di UPTD Ternak Ruminansia

Bagaimanakah Data isikhnas Digunakan..?Pemanfaatan Data isikhnas Oleh BBiB Singosari

Sumpah Pemuda Spirit Kemajuan Bangsa

Pengembangan Perbibitan

Sains Dan Teknologi

Renungan

Profil

20

36

1 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Page 4: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

2 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Kilas InfoLaunching Penyerahan Paket Bantuan #Bekerja di kaBuPaten BangkaLan Provinsi jawa timur

PeLantikan PejaBat administrator dan Pengawas LingkuP direktorat PerBiBitan dan Produksi ternak

uji komPetensi dan inPassing PejaBat FungsionaL rumPun iLmu hayat Pertanian tahun 2019

Oleh: ZuljismanWastukan di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Oleh: Rini Endah WArsiparis di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Oleh: Retno Nugraheni W,. S.Pt.

Tepatnya di Desa Jambu Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan Provinsi Jawa Timur pada tanggal 10 Oktober 2019 telah dilaksanakan Launching Penyerahan Bantuan Program Bekerja. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari sebagai salah satu satker yang mendapatkan mandat untuk melaksanakan program Bekerja di Provinsi Jawa Timur khususnya di tiga lokasi program Bekerja yakni Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Probolinggo.

Kegiatan launching bantuan paket Bekerja dihadiri oleh Bupati Bangkalan, Unsur Muspida, Perwakilan Ditjen PKH dan Tim Pakar serta warga penerima bantuan. Dalam sambutannya Bupati Bangkalan mengucapkan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Pusat khususnya Kementerian Pertanian Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari yang telah memberikan paket bantuan terhadap warganya. Harapannya dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan RTMP di Kabupaten Bangkalan. Adapun paket bantuan Bekerja untuk kabupaten Bangkalan telah diserahkan sebagai berikut:- Ayam sebanyak 50 ekor/ RTMP, sevcara keseluruhan Kabupaten

Bangkalan menerima 446.550 ekor.- Pakan sejumlah 150 Kg/RTMP, secara keseluruhan Kabupaten

Bangkalan menerima 1.339.650 Kg- Obat 1 paket/RTMP, secara keseluruhan Kabupaten Bangkalan

mendapat 8.931 paket- Biaya bantuan kandang senilai Rp 500.000/RTMP dan telah

diserahkan melalui UPKK.Total penerima bantuan di Kabupaten Bangkalan total ada

8.931 RTMP yang tersebar di 5 Kecamatan dan 50 desa yaitu Kecamatan Burneh, Socah, Kamal, Tragah dan kecamatan Labang.

Dalam pelaksanaan program Bekerja, telah diawali dengan verifikasi data RTMP yang melibatkan dinas peternakan provinsi, dinas ketahanan dan peternakan kabupaten, dinas Sosial, Babinsa, TKSK dan aparat desa. Tentunya dengan pelibatan banyak pihak ini diharapkan kegiatan ini dapat berjalan lebih baik. Kegiatan Bekerja merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian meningkatkan produksi komoditas pertanian guna meningkatkan pendapatan dan kesejateraan petani melalui kegiatan pertanian dalam rangka pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat miskin, demikian disampaikan Kepala Subdit SDGH Gun Gun Gunara mewakili Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.nDK

Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 99 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, Kementerian Pertanian sebagai instansi pembina 16

(enam belas) jabatan fungsional melaksanakan uji kompetensi dalam rangka peningkatan profesionalisme dan pengembangan karir pejabat fungsional Tahun 2019. Uji kompetensi dilaksanakan sebagai syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional bidang pertanian, kenaikan jenjang setingkat lebih tinggi, perpindahan dari jabatan fungsional kategori keterampilan ke dalam jabatan fungsional kategori keahlian, maintain performance dan penyesuaian/inpassing.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian yang dimaksud dengan Uji Kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang dilakukan oleh Tim Penguji untuk mengukur tingkat Kompetensi calon Pejabat Fungsional. Sedangkan penyesuaian/Inpassing adalah proses pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional guna memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan peraturan perundangan dalam jangka waktu tertentu.

Uji kompetensi pejabat fungsional dilaksanakan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang diselenggarakan di 5 (lima) Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara. Passing grade atau nilai ambang batas yang memenuhi syarat untuk pengangkatan pertama dan naik ke jenjang Muda adalah 70 dan untuk kenaikan Madya serta inpassing adalah 75. Sesuai ketentuan Permentan No 35 Tahun 2019 Pasal 17 ayat (4), bahwa peserta uji kompetensi ahli madya dan ahli utama yang memenuhi nilai ambang batas wajib mengikuti wawancara.

Uji Kompetensi sangat penting dan wajib diikuti oleh seluruh ASN PNS Pejabat Fungsional Rumpun Ilmu Hayat Pertanian khususnya Pejabat Fungsional Pengawas Bibit Ternak baik terampil maupun ahli yang akan menduduki jenjang jabatan agar lebih profesional dan  kompeten.

Pelantikan pejabat administrator dan pejabat pengawas lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dilaksanakan. Pelantikan itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 678/KPTS/KP.230/A/9/2019 tentang Pemberhentian, Pemindahan, dan Pengangkatan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas di Lingkungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Sebanyak 5 (lima) pejabat struktural di mutasi dari dan ke dalam jabatan tersebut, diantaranya Dedik Joko Prihantono, S.Pt.M.AP.,dari Kepala Sub Direktorat Ruminansia Potong menjadi Kepala Bagian Perencanaan, Iqbal Alim, S.Pt dari Kepala Seksi Produksi Unggas menjadi Pj. Kepala Sub Direktorat Ruminansia Potong, Jamarizal, S.Pt. M.P. dari Kepala Seksi Pelestarian SDGH menjadi Kepala Seksi Pengolahan Pangan, Rofii, S.Pt menjadi Pj. Kepala Seksi Produksi Unggas, dan Nuraini, S.Pt.M.Si menjadi Kepala Seksi Pelestarian SDGH.

Selamat dan Sukses buat Bapak/Ibu yang dilantik, semoga tetap amanah dan menjalankan tugas dengan baik dimanapun ditempatkan.

Page 5: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Bitopinia

Sesuai Amanat Pasal 13 ayat (6), (7) dan (8) Undang-Undang Nomor 41 tahun 2014 junto Undang-undang nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Pasal 59 dan Peraturan Pemerintah Nomor

48 Tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak dalam pengawasan peredaran benih dan bibit ternak dibutuhkan petugas pengawas bibit ternak yang kompeten, profesional, dan berdaya saing.

Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak) adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan bibit ternak. Tugas pokok Wasbitnak adalah menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, mengembangkan dan melaporkan kegiatan pengawasan bibit ternak sampai dengan memberikan rekomendasi kepada pimpinan untuk diberikan apresiasi ataupun sangsi kepada produsen benih dan bibit ternak.

Dalam pelaksanaan menjalankan tugasnya, Wasbitnak mengacu pada peraturan Menteri PAN dan RB No 2 tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak dan angka Kreditnya, Permentan 08 tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pengawas Bibit Ternak, Peraturan Bersama Menteri Pertanian Dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 60/Permentan/Ot.140/9/2011 dan Nomor : 39 Tahun 2011 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 2 Tahun 2011 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Bibit Ternak dan Angka Kreditnya dan Permentan 42 Tahun 2014 tentang Pengawasan Produksi Dan Peredaran Benih dan Bibit Ternak, dengan mengacu pada peraturan tersebut diharapkan menjadikan Wasbitnak yang kompeten dan profesional.

Untuk menjadi wasbitnak yang professional, diperlukan pendidikan dan pelatihan dengan tujuan membekali pengetahuan dan keterampilan sebelum menjalankan tugas-tugasnya. Jenis pelatihan tersebut adalah Diklat dasar Wasbitnak, bimbingan teknis Wasbitnak (Inseminator, PKB, ATR, Selektor, Sexor, Pemulia dll) dan diklat lain yang mendukung dalam kegiatan pengawasan wasbitnak yaitu Pendidikan dan pelatihan PPNS, karena didalam diklat PPNS didapat ilmu dan pengalaman terkait metode-metode pengawasan sampai dengan menemukan kegiatan yang melanggar aturan.

Selain itu pengalaman seorang Wasbitnak dilapangan lebih di pertajam dan ditambah sehingga dapat mengasah ketajaman berpikir, kemampuan menganalisis masalah dan bertindak cepat dalam dalam melaksanakan tugas yang diembannya.

Wasbitnak harus menjadi agen perubahan dan pembaharuan sosial di lingkungan masyarakat, khususnya

bidang perbibitan ternak, sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran masyarakat peternak, bertanggungjawab secara profesional dan terus menerus meningkatkan kompetensi /kecakapan baik substansive metodologis maupun sosial melalui pendidikan teknis/ fungsional.

Peran peran tersebut diatas harus dimiliki oleh seorang Wasbitnak yang pada akhirnya seorang Wasbitnak memiliki keberanian, kemauan dan kemampuan. Berani menyampaikan ide, berkata benar, bertindak cepat, mau untuk maju dan untuk berubah kearah yang lebih baik lagi, belajar terus tanpa henti mau untuk belajar. Mampu dalam hal keilmuan yang mumpuni sehingga mendapatkan pengetahuan yang luas dan analisis yang hebat.

Dalam melaksanakan pengawasan titik kritis yang harus menjadi perhatian diantaranya adalah bekal aturan yang jelas, pemahaman dalam pelaksanaan tugas, termasuk standar operasional prosedur di lokasi mengacu pada peraturan, karena dalam melaksanakan tugasnya lebih mempunyai kewenangan untuk memasuki lokasi produsen dan juga di titik peredaran sehingga keluaran hasil dari pengawasan dapat memberikan hal yang jelas seperti rekomendasi baik berupa teguran, sangsi penghentian produksi sampai dengan pencabutan ijin usaha.

Keberhasilan pengawasan sangat terkait erat dengan kinerja para Wasbitnak. Sehingga diperlukan Wasbitnak yang kompeten dan profesional dalam bekerja. Namun permasalahan yang terpenting pada Wasbitnak adalah kurangnya keberanian dalam melakukan pengawasan dan pengalaman yang kurang, serta kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan yang melandasi seseorang Wasbitnak untuk bekerja, sehingga dengan penggunaan identitas yang lebih jelas diharapkan dapat memberikan keberanian yang lebih dalam bertindak. seragam dan peningkatan skill pengawasan, menjadikan Wasbitnak lebih berani dalam bertindak.

Usulan penulis dalam hal pengawasan, dalam melakukan tugasnya, wasbitnak harus memiliki keberanian yang dapat menunjukan jati dirinya sebagai seorang wasbitnak yang tercermin baik dari identitas berupa kartu pengenal, atribut ataupun seragam. Atribut ataupun seragam baik untuk wasbitnak pusat ataupun daerah sepertihalnya di unit kerja Karantina Pertanian sehingga kegiatan pengawasan lebih terlihat secara jelas.

Marilah kita sebagai seorang Wasbitnak lebih memiliki peran untuk mengatasi permasalahan benih dan bibit ternak, untuk menjadi bagian dari profesi peternakan yang profesional untuk terus maju, berkembang, memajukan perbibitan ternak Indonesia. Segeralah Pertajam insting pengawasanmu. nYMY

memPertajam Pengawasan Benih dan BiBit ternak

Oleh : Dani Kusworo dan Retno NugraheniPengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 3

Page 6: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Presiden Joko Widodo telah memilih Syahrul Yasin Limpo sebagai Menteri Pertanian (Mentan) Kabinet Indonesia Maju 2019-2024. Pengumuman disampaikan di Istana Negara pada Rabu 23 Oktober 2019. Syahrul Yasin Limpo (SYL) punya karier birokrasi cukup panjang mulai dari lurah, camat,

bupati, hingga gubernur Sulawesi Selatan dua periode.

SYL, mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini menegaskan perbaikan masalah data adalah kekuatan utama membangun ketahanan pangan kedepan. Inisiasi kebijakan ini pun disebut Mentan sebagai program 100 hari kerja di Kementerian Pertanian.

Mentan SYL menjabarkan program 100 hari yang ingin dicapai Kementerian Pertanian di bawah kepemimpinannya. Seratus hari ini masalah data harus selesai. Selain masalah data pangan yang harus seragam, Mentan juga mengantisipasi produksi padi saat kemarau, serta musim panen pada Januari tahun depan.

Mentan SYL telah mendatangi gedung Badan Pusat Statistik (BPS) di Jalan Sutomo, Jakarta Pusat pada Selasa 29 Oktober lalu untuk berkoordinasi. Pada kesempatan tersebut Mentan Syahrul hadir bersama Sekjen dan sejumlah Eselon I Kementan, dan staf yang membidangi data di Kementerian. Mentan dalam

kesempatan itu menegaskan bahwa persoalan data harus diselesaikan, dan data harus bersumber dari satu pintu melalui lembaga resmi

yang diamanatkan oleh undang-undang, yaitu BPS.

Selain pembenahan data, gebrakan Mentan SYL yang tak kalah penting adalah penyiapkan War Room Sistem

Komando Strategis Teknis Pertanian (Kostra Tani). Sistem ini dipersiapkan untuk memonitor dan mengoptimalkan

peran penyuluh di kecamatan sebagai ujung tombak dan garda terdepan ketahanan pangan nasional.

Dalam pelaksanaannya, Mentan SYL menyebutkan sistem ini sebagai semacam

Pentagon Pertanian Indonesia yang dikendalikan langsung dari Kantor Pusat Kementerian Pertanian di Jakarta.

Secara teknis, kinerja para penyuluh di Balai-balai tingkat kecamatan (BPP)

akan dilengkapi dengan data, informasi dan media digital yang bisa memprediksi kapan

waktu panen, serangan hama penyakit dan cara pengendaliannya. Di samping itu juga dilengkapi

teknologi budidaya, peluang dan informasi dinamika pasar dalam dan luar negeri, sampai dengan informasi

pergerakan Alat Mesin Pertanian (Alsintan).

Dalam bidang Peternakan, Menteri Pertanian menargetkan swasembada daging sapi harus secepatnya

tercapai. Mentan minta kepada jajaran Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) untuk bekerja keras mewujudkan

swasembada daging tersebut. Untuk mencapi hal tersebut perlu dilakukan terobosan-terobosan agar secepatnya mencapai target swasembada daging tersebut.

Laporan Utama

PEMIMPIN BARU KEMENTANPERTANIAN MODERN MANDIRI DAN MAJU

4 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Oleh: Zuljisman dan Elma Rohliharni Wastukan dan Wasbitnak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Page 7: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Laporan Utama

Mengingat saat ini populasi sapi dalam negeri masih kurang, ada beberapa langkah nyata untuk mempercepat swasembada daging sapi: Pertama, Kementan terus berupaya menggenjot dan meningkatkan populasi sapi lokal dengan program inseminasi buatan massal seperti yang sudah dilakukan selama ini. Selain itu, jika masih kurang perlu pengadaan sapi indukan segera, sehingga dapat mendongkrak populasi sapi untuk bisa mencapai swasembada daging 1).

Kedua, Kementan akan mendorong semua elemen terutama pemerintah daerah dan BUMN untuk serius mengembangkan peternakan sapi. Model pengembangan kawasan sapi tidak di semua provinsi, namun dengan fokus pada beberapa provinsi yang menjadi sentra produksi. Sehingga upaya peningkatan produksi daging dalam negeri benar-benar dilakukan dengan fokus. Jika pengembangan sapi dilakukan di 34 provinsi, bisa jadi tidak fokus. Agar fokus misalnya diambil 10 provinsi sebagai pusat pengembangan sapi. Kesepuluh provinsi ini diharapkan menjadi kekuatan real dan menjadi percontohan pengembangan sapi di Indonesia.

Ketiga, Mentan minta untuk mengembangkan sistem integrasi dengan sawit. Lahan sawit untuk integrasi dengan pengembangan sapi itu baru difungsikan sedikit, padahal potensi lahan sawit kita untuk pengembalaan sapi sangat luar biasa. Jika kita bisa isi 20 persen dari lahan sawit yang ada, maka akan selesai semua masalah daging sapi kita. Dalam waktu singkat kementan akan melakukan kontak dengan para pimpinan daerah, bupati, gubernur dan mantan-mantan gubernurnya untuk dijadikan advisor dalam mensukseskan program integrasi sawit-sapi ini 2).

Keempat, bahwa membangun pertanian khususnya mewujudkan swasembada daging sapi adalah tanggung jawab bersama. Tanggung jawab gubernur, bupati dan semua pemerintah daerah dan para pelaku usaha, sehingga semuanya harus bersinergi. Oleh karena itu, diplomasi pertanian sangat penting dengan eksternal Kementan. Koordinasi dengan swasta, pemerintah daerah dan stakeholder lain sangat penting. Untuk kepetingan rakyat harus bisa bekerja sama dan berkoordinasi di lapangan. Mentan Syahrul mengingatkan bahwa swasembada pangan khususnya daging dapat diwujudkan juga dengan berorientasi bisnis dan harus memikirkan pasar. Selama ini swasembada sulit dicapai atau tidak jalan karena tidak memikirkan pasar. Kita sering hanya memikirkan budidaya atau onfarm-nya saja tanpa memikirkan bisnisnya.

Mentan SYL secara khusus berpesan kepada Dirjen PKH untuk memastikan bidang peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia dalam kondisi aman. Ke depan Mentan ingin mendengar berapa populasi ternak yang sudah dihasilkan atau sudah lahir, dan berapa industri pakan yang diciptakan.

Untuk menyukseskan pembangunan pertanian, Mentan SYL menyebutkan peralatan modern saja tak cukup. Para pelaku pertanian pun disebutnya harus memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Startup jadi bagian penting di masa depan. Kalau kau tidak mampu dalam kehidupan digital, maka tunggu saja kematianmu. Mulai sekarang bangun network.

Pada kesempatan lain, saat kunjungan ke Sulawesi Selatan, SYL mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan untuk mengembangkan pembibitan ayam kampung dan menghasilkan bibit ayam/day old chicken (DOC). Ke depannya, bibit anak ayam kampung tidak perlu lagi tergantung pasokan dari Pulau Jawa, yang dapat mengakibatkan biaya menjadi mahal karena distribusi.

Ya Allah, ya Tuhan kami, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi dunia pertanian. Ya Allah, ya tuhan kami, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan. Wahai Rabb semesta alam, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka. Ya Allah, ya Tuhan kami, jadikanlah pemimpin kami sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada. Amiin nMD

Menteri Pertanian Kabinet Indonesia

Maju Syahrul Yasin Limpo (SYL)

menyiapkan War Room Sistem Komando Strategis Teknis

Pertanian (Kostra Tani). Sistem ini dipersiapkan

untuk memonitor dan mengoptimalkan

peran penyuluh di kecamatan sebagai ujung tombak dan

garda terdepan ketahanan pangan

nasional

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 5

Page 8: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Laporan Utama

Oleh: Dani Kusworo dan Sinta Poetri Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak Silaturahim Nasional (SILATNAS) merupakan kegiatan tahunan peternak

kambing dan domba seluruh Indonesia. Silatnas ke 7 di Cilacap ini diikuti sekitar 600 para punggawa peternak kambing dan domba dari seluruh Indonesia serta dinas-dinas terkait dari berbagai kabupaten di Sumatera,

Jawa dan Kalimantan Dalam silatnas dibahas peran masing-masing pihak sesuai kapasitas dan wewenangnya untuk bisa saling mendukung demi suksesnya penyelamatan populasi kambing dan domba secara nasional. Hadir sebagai narasumber pada silatnas ke 7 ini Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan diwakili oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ir. Sugiono, MP, Ketua Umum HPDKI Ir. H. Yudi Guntara Noor, Wakil Rektor Unsoed Prof. Dr. Akhmad Sodiq, M.Sc.Agr

serta para pakar dan praktisi yang berpengalaman di peternakan kambing dan domba.

Dalam Silatnas ini juga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa jenis, expo alat-alat peternakan

serta obat-obatan dan produk-produk olahan hasil ternak kambing dan domba dan dihadiri juga

organisas perkumpulan para peternak seluruh Indonesia seperti HPDKI, Perkkanas, Aspekpin,

Komunitas Peternak Akar Rumput, PPKDY, IGB, DNI, ASPAQIN, serta Baznas yang juga banyak

membina para peternak di desa-desa.

Silatnas ini berawal 7 tahun yang lalu di Tawangmangu Jawa Tengah saat komunitas peternak di grup facebook

Peternak Kambing dan Domba Indonesia membuat inisiatif pertemuan copy darat

para peternak yang selama ini hanya bertemu di dunia maya untuk membahas

kondisi usaha peternakannya dan peternakan kambing dan domba secara umum di Indonesia.

Saat itu acara dilakukan sangat sederhana di villa Pak Abdillah Anis di Tawangmangu, dan ternyata

banyak terungkap permasalahan peternakan kambing dan domba secara nasional. Sejak saat itu

disepakati menjadi agenda rutin tahunan dengan skala yang lebih besar dan melibatkan pemerintah untuk ikut

mendengar secara langsung permasalahan peternakan dan merumuskan solusinya.

Pada tahun kedua Silatnas diadakan di Jonggol di peternakan dan perkebunan milik Pak Muhaimin Iqbal, dengan mengundang unsur pemerintah untuk hadir. Silatnas kedua dihadiri oleh Dirjen PKH Bapak Syukur Iwantoro. Perlaksanaan

Silatnas ketiga kembali di adakan di Tawangmangu, dan berikutnya yang keempat di Jogjakarta. Pada perhelatan Silatnas kelima berbarengan dengan kontes kambing dan domba Pala Presiden di bumi perkemahan Cibubur dan di hadiri langsung oleh Bapak Presiden Jokowi dan silatnas keenam di Batu

6 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

SILATURAHIM NASIONAL (SILATNAS) PELAKU USAHA KAMBING DAN DOMBA

Page 9: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Malang Jatim juga berbarengan dengan kontes Piala Presiden.

Seiring dengan perkembangan, usaha peternakan kambing dan domba, bermunculanlah organisasi atau perkumpulan peternak dengan latar belakang yang berbeda, seperti Perkkanas, Aspekpin, Komunitas Peternak Akar Rumput, PPKDY, IGB, DNI, ASPAQIN, serta Baznas. Masing-masing organisasi ini kini bergabung dalam wadah besar HPDKI (Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia) sebagai organisasi induk para peternak kambing domba Indonesia yang sejak Silatnas ke 4 di Yogyakarta aktif berkiprah dalam usaha pengembangan kambing dan domba dan melaksanakan agenda rutin Silatnas.

Untuk silatnas ke 7 ini memang sengaja tidak dibarengi dengan kontes ternak agar fokus pada permasalahan yang akan dibahas, yaitu “krisis stok domba kambing nasional yang dirasa semakin hari semakin menipis”. Ada kesenjangan yang semakin melebar antara laju penambahan populasi dengan laju permintaan konsumsi, bila tidak segera diatasi maka bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan kita harus import untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Menjadi hal yang sangat memilukan bila sampai terjadi, untuk itu kita semua mesti waspada dan memastikan laju pembiakan ternak kambing dan domba dan mensukseskan program breeding supaya produksi dan produktivitas ternak meningkat dan Indonesia tetap bisa mandiri memenuhi kebutuhan kambing dombanya dari dalam negeri dan mampu merebut peluang ekspor.

Pembicara Bondan Danu Kusuma berpidato di depan peternak kambing domba bahwa usaha susu kambing perah dituntut berbagai disiplin ilmu. Baik ilmu peternakan maupun ilmu pemasarannya, dari sisi ilmu peternakan peternak wajib mengetahui ilmu yang berkaitan dengan jenis kambing yang akan diperah, manajemen pemeliharaan, pakan yang akan diberikan kepada ternak agar menghasilkan susu yang berlimpah dan berkualitas. Selain itu Peternak juga wajib mengetahui sumber pakan yang murah dan berkualitas tinggi, agar biaya pakan dapat lebih murah.

Dari sisi pemasaran peternak dituntut kreatif sehingga produksnya dapat dipasarkan misalnya cara menjuall/mempromosikan produk, bagaimana mengolah, mengemas dan hal lainnya. Karena tidak dipungkiri konsumen cenderung tertarik melihat kemasan terlebih dahulu daripada isinya. Kemasan yang menarik akan bisa memancing konsumen untuk mencoba suatu produk meski produk tersebut tergolong produk yang baru.

Dari Silaturahim Nasional Peternak kambing dan domba, dikeluarkan beberapa rekomendasi pengembangan kambing domba Indonesia:1. Sesuai dengan undang undang Peternakn dan Kesehatan Hewan no 41 tahun

2014 Junto UU 18 tahun 2009, menuntut peran serta aktif dari pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI untuk terlibat dan mendukung sepenuhnya program budidaya bibit unggul kambing domba Indonesia.

2. Pemerintah menjadi salah satu pusat penghasil bibit unggul kambing dan domba pedaging dan perah, melalui balai besar maupun balai penelitian yang dimiliki.

3. Adanya sentra sumber bibit unggul ternak kambing domba, baik pedaging maupun perah di setiap provinsi guna menjamin kemudahan peternak memperoleh bibit unggul kambing dan domba.

4. Kelangakaan bibit bakalan kambing dan domba pedaging yang terjadi saat ini, khususnya di pulau jawa, sangat mendesak untuk dicarikan solusinya

5. Mendorong percepatan program korporasi peternakan ruminansia kecil, melalui pola kluster

6. Menuntut pemerintah mengalokasikan anggaran khusus guna pengembangan sektor peternakan kambing domba indonesia

7. Membangun sinergi nyata antara stakehoder guna mendukung percepatan pengembangan peternakan kambing domba indonesia.Mudah-mudahan dengan adanya SILATNAS ini, masing-masing pihak dapat

berperan sesuai kapasitas dan wewenangnya untuk bisa saling mendukung breeding Kambing dan Domba menjadi Jantungnya Peternakan Indonesia. nCES

Laporan Utama

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 7

Untuk itulah Silatnas kali ini mengambil tema BREEDING JANTUNGNYA

PETERNAKAN, KITA BISA APA?. Yang kalo

dijabarkan maka tema ini menyangkut semua pihak

yang terlibat menjadi :

BREEDING JANTUNGNYA PETERNAKAN,

PEMERINTAH BISA APA?

BREEDING JANTUNGNYA

PETERNAKAN, AKADEMISI BISA APA?

BREEDING JANTUNGNYA

PETERNAKAN, ASOSIASI BISA APA?

BREEDING JANTUNGNYA

PETERNAKAN, PETERNAK BISA APA?

Page 10: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

8 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Laporan

agrivaganza 2019Oleh : M. Chairul Arifin

Apanya yang Baru dari Agrivaganza ?

Kementerian Pertanian dalam rangka memperingati Hari Krida Pertanian 2019, menyelenggarakan suatu perhelatan akbar dengan menyelenggarakan Agrivaganza. Dari arti vaganza saja kita sudah tahu bahwa perhelatan tersebut bernuanza pesta besar, dengan acara pameran dan bazar kuliner, senam bersama dan bakti sosial dan aneka perlombaan yang sepenuhnya disajikan bersifat outdoor dan berada disekeliling gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA). Gedung ini dirancang berbentuk seperti piramid dan kapal yang sedang berlayar tetapi tidak pernah berlayar juga.

Selain itu diselenggarakan juga acara Bimtek dan Pelatihan, Start-up Komunitas, Talk Show mengenai agripreneurship dan pertanian moderen. Lantas apa hal baru yang ditampilkan dalam Agrivanza 2019 ? Dalam berbagai pameran sejenis baru kali inilah Komunitas Start-up diberi kesempatan khusus untuk tampil manggung. Benar juga ternyata bisnis pertanian start-up ini sepenuhnya dilaksanakan oleh anak-anak muda, generasi milenial dan generasi alpha kita. Dengan gaya muda khas mereka tampil di booth yang ada tanpa menggelar secara fisik produk pertanian. Mereka hanya bermodal platform applikasi dan media sosial diruangan pameran dengan sesekali melayani customer yg bertanya. Biasanya mereka akan menjawab tolong dilihat di web kami www........dimana bila kami tanyakan brosurnya.

Berbeda dengan stand lainnya yang berebut menyajikan brosur atau leaflet yang sudah dianggap old fashioned oleh mereka. Memang kebiasaan kita setiap pulang pameran membawa segepok brosur dan leaflet yang dibaca atau tidak oleh kita tapi akhirnya dibuang ke tempat sampah.

Generasi millenial sudah tidak demikian, Jaman sudah berubah. Munculah generasi paperless, generasi yang kesana kemari hanya membawa laptop dan smart phone ditangan. Dengan hanya bermodalkan smart phone, misalnya seorang anak muda yang ditampilkan dalam acara talkshow, berhasil meng-eksport melon ke mancanegara. Seorang pemuda cerdas lainnya mengatakan telah berhasil membentuk jaringan petani yang omzetnya sampai Rp. 200 milyar dan tidak seperti yang kita bayangkan tentang anak-anak muda umumnya.

Pikiran saya terus ingat waktu mengadakan monitoring usaha sapi perah di Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu, yaitu melihat betapa gesitnya anak-anak muda ini bersama kelompok binaannya yang berusaha secara terpadu dari pembibitannya, on farm, pengolahan sampai usaha cafe-cafe susu di sekitar tempat wisata yang sejuk di Ungaran. Problema pasar sudah tidak masalah lagi, dimana dia bisa tentukan sendiri produk susu segarnya karena usahanya telah terintegrasi. Oleh karenanya model pembinaan kelompok tani yang secara kovensional sudah harus ditinggalkan. Tidak ada lagi kelompok-kelompok pemula, madya dan lanjut. Kini telah berkembang model bisnis jaringan dan komunitas dan mereka tidak lagi bisa diatur-atur.

Model pendekatan kita sudah dianggap aneh oleh generasi sesudah kita. Dia berikan dana bergulir kepada jaringannya dan mereka berkembang sesuai dengan bisnis mereka. Kita lihat sajalah fenomena yang terjadi sekarang. Banyak usaha-usaha retail yang kovensional seperti Carrefour, Matahari pada rontok digantikan oleh Tokopedia, Bukalapak, Lazada dsb. Mereka lebih mengandalkan jaringan dan berkantor dimana-mana, sehingga jadilah dia toko yang di awing-awang.

Biarlah petani subsistem kita yang selama ini kita bina, kita serahkan saja pada Kementerian Sosial dan BPS akan menghitungnya sebagai petani gurem. Petani gurem ini adalah generasi baby boomers yang jumlahnya lebih dari 60% tenaga kerja pertanian kita. Regenerasi petani tidak jalan?, siapa bilang, muncul generasi Milenial anak-anak muda yang bertani dengan versinya sendiri. Dia kembangkan pertanian yang bersih, hemat lahan, produknya dapat menerapkan GAP dan mereka membentuk komunitas sendiri tanpa intervensi dari pemerintah.

Model bertani dengan cara ini, mungkin perlu kita sikapi dengan baik dengan model pembinaan yang tidak biasa. Perhatian kita yang luput dari mereka memerlukan paradigma baru pertanian yaitu sesuai dengan Tema Hari Krida Pertanian : SDM dan Infrastruktur Menuju Pertanian yang Berdaya Saing.

Jangan sampai kalah dengan anak-anak muda yg cerdas atau kalau tidak kita akan tergilas oleh perubahan. Riding the wave meniti ombak. nJMR

Page 11: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Laporan

FestivaL domBa Batur 2019Oleh: Sinta Poetri A

Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Dieng Culture Festival yang ke X Tahun 2019 kembali digelar Kecamatan Batur  Kabupaten Banjarnegara,  Provinsi  Jawa Tengah. Kecamatan Batur memiliki ketinggian antara 1.663-2.093

meter di atas permukaan laut. Bentuk  topografi  seluruhnya merupakan dataran tinggi yang termasuk dalam kawasan Dataran Tinggi  Dieng  dengan puncak-puncaknya seperti Gunung Petarangan, Gunung Jimat, Gunung Pengamunamun, dan Gunung Sipandu. Kecamatan Batur yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu berkisar 14 - 20  °C di siang hari dan 9 - 12  °C di malam hari. Pada  musim kemarau  (Juli dan Agustus), suhu udara dapat mencapai 0  °C di pagi hari dan memunculkan  embun  beku yang oleh penduduk setempat disebut  bun upas  («embun racun») karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Dalam serangkian acara Dieng Culture Festival, juga digelar Destival domba Batur yang menjadi andalan wilayah Kecamatan Batur dengan suasana dingin memiliki ciri bulu yang lebih tebal bahkan sampai kepala hingga ke empat kaki domba. Tak heran juga menjadi daya tarik wisatawan saat berkunjung ke Dieng Culture Festival.

Festival Domba Batur dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus 2019 bertempat di Lapangan Arjuna Komplek Wisata Candi Dieng dengan kegiatan meliputi : 1) Kontes Ternak; 2) Lomba Cukur Wol; 3) Lomba Fotografi; 4) Lomba Mewarnai dan Gemar Minum Susu.

Acara tersebut dilaksanakan dengan tujuan antara lain : 1) Sebagai sarana promosi Sumber Daya Genetik (SDG) Hewan Domba Batur Kabupaten Banjarnegara; 2) Sebagai sarana seleksi dan penjaringan bibit unggul domba Batur; 3) Meningkatkan gairah budidaya domba Batur; 3) Mengembangkan atraksi wisata berbasis peternakan; 4) Edukasi Pelestarian Sumber Daya Genetik (SDG) Hewan Domba Batur; 5) Meningkatkan konsumsi protein hewani; 6) Mendukung visi dan misi Pemerintah Kabupaten Banjarnegara mewujudkan Banjarnegara sejahtera dan mandiri.

Domba Batur merupakan hasil persilangan antara domba merino dengan domba ekor tipis dengan sebaran asli geografis di Kecamatan Batur dan sekitarnya, yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat dan menjadi milik masyarakat Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah.

Domba Batur mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh domba dari bangsa lainnnya dan merupakan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara kelestariannya sehingga dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

Domba Batur merupakan salah satu sumberdaya genetik ternak lokal Indonesia yang berkembang di Kabupaten Banjarnegara sejak tahun 1974. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 2916/Kpts/OT.140/6/2011 tanggal 17 Juni 2011, Domba Batur telah ditetapkan sebagai rumpun ternak lokal Indonesia. Dan berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 352/Kpts./PK.040/6/2015 Kabupaten

Banjarnegara telah ditetapkan sebagai Wilayah Sumber Bibit Domba Batur, dan juga telah ditetapkan ternak Domba Batur sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) Hewan. Selama lima tahun terakhir tercatat populasi ternak domba di Kabupaten Banjanegara mengalami penurunan, salah satunya dengan cara mengadakan festival domba Batur.

Domba Batur ini memang istimewa montok/gemuk, pada umur dua tahun domba jantan umumnya sudah bisa mencapai bobot 100 kg dan betina 80 kg. Bahkan, domba jantan yang bagus dapat mencapai bobot 140 kg. Domba dengan bobot seperti ini biasanya dijadikan pejantan. Proporsi dagingnya (bukan karkas yang masih bertulang) juga tinggi. Dagingnya lebih empuk dan lemaknya lebih tinggi.

Domba Batur mulai dapat dikawinkan pada umur 8 bulan saat si betina mencapai bobot 50—60 kg. Satu ekor pejantan mampu mengawini 10 ekor betina. Betina bunting selama lima bulan dan rata-rata jumlah anaknya 1,5 ekor per kelahiran.

Domba batur jantan maupun betina adalah tipe domba potong yang merupakan penghasil daging yang baik. Ciri-ciri domba batur : a) Tubuhnya besar dan panjang; b) Kaki cenderung pendek dan kuat; c) Domba jantan maupun betinanya tidak memiliki tanduk; d) Kulitnya relatif lebih tipis dibandingkan domba garut, kibas, atau gembel, namun bulunya tebal; e) Warna bulu dominan putih dan menutupi seluruh tubuhnya hingga bagian muka domba; f ) Keunggulan utama domba Batur ini adalah berat badannya. Untuk domba jantan dewasa berkisar antara 90-140 kg dan domba betina 60-80 kg, serta tinggi badan domba jantan dapat mencapai 75 cm dan tinggi domba betina 60 cm.

Bupati Banjanegara dalam sambutan menyampaikan “ mari kita bersama sama mempertahankan kekayaan Kabupaten Banjarnegara dengan cara mengembangkan domba batur yang memiliki genetika yang baik. Grade yang bagus jangan diijinkan dijual dan dibawa ke luar Kabupaten Banjarnegara. Grade yang bagus dijadikan bibit untuk dikembangbiakan lebih lanjut di Kabupaten Banjarnegara. Lakukan seleksi perkawinan yang ketat agar keturunannya nanti memiliki kualitas yang lebih baik.”

“Untuk itu diperlukan sebuah langkah inovatif dan konkret yang dilakukan secara bersama-sama dengan melakukan sinergitas program atau kegiatan dengan seluruh stakeholder agar percepatan peningkatan populasi sekaligus pengamanan, pelestarian, pengembangan dan peningkatan nilai ekonomi Sumber Daya Genetik (SDG) Hewan Domba Batur dapat tercapai” ujar Kepala Dinas Perkebunan, Peternakan dan Perikanan. nMDMari Selamatkan SUMBER DAYA LOKAL INDONESIA……..

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 9

Page 12: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

10 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Laporan

catatan seminar Logistik Peternakan kaPaL camara nusantara

Oleh : Irma dan TriyantoWasbitnak dan Wastukan di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Cikal bakal logistik peternakan di Indonesia bermula dari dioperasikannya Kapal Camara Nusantara yang digagas oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian dan

Kementerian Perhubungan pada tahun 2015. Saat itu Indonesia dianggap memiliki masalah logistik yakni kurangnya fasilitas dan infrastruktur serta buruknya penanganan ternak yang berdampak pada: (1) biaya logistik dan transportasi yang tinggi, (2) penurunan berat badan ternak yang tinggi, (3) kinerja ternak, (4) kesejahteraan hewan. Faktor ini mengakibatkan harga produk lebih tinggi bagi konsumen, namun harga rendah di produsen. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi permasalahan tersebut antara lain melalui peningkatan rantai pasokan ternak domestik, terutama di Indonesia bagian timur kepada konsumen melalui kapal ternak.

Kapal ternak digunakan dari daerah asal ternak ke daerah konsumen sebagai penerima ternak. Hal tersebut diharapkan berpengaruh terhadap pengurangan tingkat stres ternak serta berpengaruh terhadap minimalnya susut bobot dan kualitas daging. Kapal ternak yang diberi nama Camara Nusantara sudah beroperasi sejak tahun 2015. Rute kapal dari daerah produsen (Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah) kepada daerah konsumen (DKI Jakarta, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan). Sejak operasional hingga sekarang sudah

mampu mengangkut sebanyak 72.373 ekor sapi potong. Selama operasional masih ditemui tingkat inefisiensi antara lain terkait dengan logistik selama pelayaran antara lain kesejahteraan hewan, sumber daya yang terlibat di kapal, aspek penanganan pakan, dan desain kapal.

Salah satu event menjawab permasalah logistik operasional Kapal Camara Nusantara dilaksanakan seminar bertajuk “Optimizing the Use of Camara Ships to Improve Efficiency of Livestock Transportation Systems” di SwissBell Hotel, Bogor pada tanggal 4 Juli 2019. Seminar diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Peternakan IPB dengan Animal Logistik Indonesia Netherlands (ALIN). Seminar memaparkan hasil-hasil penelitian diantaranya logistik peternakan, logistik produk peternakan, logistik pakan, dan Sumber Daya Manusia (SDM) logistik peternakan.

Salah satu topik menarik yang dipaparkan yaitu mengenai performa dan kesejahteraan sapi selama perjalanan menggunakan kapal Camara Nusantara. Sebanyak 60 ekor sapi bali dari Kupang ke Tanjung Priok menunjukkan rataan konsumsi pakan sebesar 1,1 Kg/hari. Rendahnya konsumsi pakan yang berupa hay dan limbah jagung menunjukkan kurang tepatnya tipe pakan yang diberikan selama perjalanan. Kehilangan bobot badan selama perjalanan berkisar 4,13-5,05%. Dalam riset serupa, pengamatan terhadap 12 ekor sapi menunjukkan

PerForma saPi hingga sistem keteLusuran(cattLe traceaBiLity system)

Page 13: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Laporan

kehilangan bobot badan sekitar 4,95% (rataan kehilangan bobot badan sekitar 10,5 Kg selama 5 hari perjalanan laut), masih diatas standar yaitu 2-3%. Sebelum ada kapal ternak, pengangkutan ternak dilakukan dengan kapal kargo dari Kupang ke Surabaya dengan kehilangan bobot badan 15-20%, dan dari perjalanan darat dari Surabaya sekitar 10-15% (Permana, 2018). Pemerintah menargetkan kehilangan bobot badan dengan adanya kapal ternak yaitu 9-12%, dan dengan hasil riset ini menunjukkan kehilangan bobot badan 4-5%. Semua sapi sampai Jakarta dalam keadaan hidup (mortilitas 0%). Standar Meat Livestock Australia (MLA) untuk kematian ternak selama perjalanan yaitu <1%. Secara umum tingkat kesejahteraan sapi selama perjalanan diberi skor 2.2 dari skor 1-4 (Skor 1 sangat stres hingga skor 4 tidak stres).

Kapal Camara Nusantara menyediakan ruang sekitar 0,6-0,8 m2/ekor, masih dibawah standar yang dianjurkan oleh Philips (2009) sekitar 0,93 m2/ekor. Suhu lingkungan kapal yang dianjurkan yaitu 25-37oC dengan kelembaban relatif sekitar 60-80%, standar EFSA/European Food Safety Authority (2004) menyarankan suhu maksimum untuk kapal yaitu 27oC dan kelembaban relatif maksimal 80%. Temperature Humidity Index (THI) kapal sekitar 81-83 berdampak kepada cekaman panas (heat stress). Berdasarkan Bulitta (2015), tingkat stres dapat dikategorikan menjadi 4 berdasarkan nilai THI yaitu nilai THI<74 (normal), THI 75-78 (stres ringan), THI 79-83 (stres sedang), dan THI>84 (stres berat). Cekaman panas tersebut mengakibatkan peningkatan frekuensi nafas. Namun demikian, sapi-sapi selama perjalanan menunjukkan penyesuaian yang ditunjukan dengan rasio Netrofil/Limfosit (N/L) <1.

Materi seminar lain yang menarik perhatian yaitu SDM logistik khususnya keberadaan kleder atau petugas yang menangani sapi selama perjalanan. Terdapat tiga petugas yang erat kaitannya dengan penanganan sapi yaitu kru, veteriner, dan kleder. Berdasarkan hasil pengamatan, petugas kleder (Stockman) kapal ternak berusia 20-30 tahun, gender laki-laki, dengan tingkat pendidikan tidak tamat SD (28%), SD (14%), SMP (29%), SMA (29%) dengan lama kerja 6-10 tahun (57%), 1-5 tahun (29%). Dari gambaran tersebut, petugas kleder menunjukkan tingkat pendidikan bawah (less educated) dengan kompetensi rendah. Padahal di berbagai negara maju, petugas kleder merupakan

petugas dengan kualifikasi pendidikan tinggi dan sudah tersertifikasi. Mereka mampu menangani ternak dengan rasio 1:111 sapi. Indonesia sebagai negara yang merintis logistik peternakan dapat mengacu pada standar internasional seperti ASEL (Australian Standard for Export of Livestock). Kompetensi kerja yang distandarkan ASEL untuk petugas-petugas yang berkaitan dengan penanganan ternak setidaknya harus memahami tingkah laku ternak, indikasi umum penyakit, indikator buruknya kesejahteraan hewan, regulasi, penanganan ternak, pengecekan dan rekording. Rekomendasi penelitian tentang SDM logistik yaitu pentingnya peningkatan kompetensi kleder dan perlunya standar kerja kleder berdasarkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) dan sertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Salah satu Tim Peneliti memaparkan topik menarik tentang Sistem Ketelusuran Sapi (Cattle Traceability System) yang menjadi prototipe berbasis web. Aplikasi yang diberi nama Cattle Geo-Traceability dikembangkan untuk memonitor sapi yang diangkut kapal Camara Nusantara dari Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat ke DKI Jakarta. Aplikasi tersebut memuat informasi terkait ternak sapi yang diangkut, peternak sapi, pedagang antar kedua daerah, hingga informasi tentang Kapal Camara Nusantara. Aplikasi juga dilengkapi dengan peta rute perjalanan kapal ternak. Sederhananya, mirip rute penerbangan pesawat yang ditampilkan monitor pesawat terbang.

Kapal ternak dirancang untuk memenuhi prinsip kesejahteraan hewan, sehingga penurunan berat badan ternak selama transportasi akan diminimalkan dan kinerja akan meningkat. Selanjutnya, kapal-kapal ternak diharapkan meningkatkan rantai pasokan ternak dan mempersingkat rantai distribusi dari produsen ke konsumen akhir. Keberadaan kapal ternak ke depan sangat mendukung kebijakan nasional swasembada daging. nSTG

Aplikasi yang diberi nama Cattle Geo-Traceability dikembangkan untuk memonitor sapi yang diangkut kapal Camara Nusantara dari Provinsi Nusa Tenggara Timur dan

Nusa Tenggara Barat ke DKI Jakarta. Aplikasi tersebut memuat informasi terkait ternak sapi yang diangkut, peternak sapi, pedagang antar kedua daerah, hingga

informasi tentang Kapal Camara Nusantara

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 11

Page 14: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

12 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Laporan

Kegiatan Kontes Dan Expo Ternak Bupati Cilacap CUP tahun 2019 tahun ini digelar dalam rangka bulan bhakti peternakan. Kegiatan Kontes dan Expo Ternak untuk meningkatkan kinerja peternak, serta memberikan

apresiasi kepada peternak dalam memproduksi bibit ternak yang berkualitas. Sehingga diharapkan akan sukses dengan gelaran yang sama tahun lalu. Dalam kontes tahun ini akan dibagi dalam 2 kontes, kontes kambing domba dan kontes burung. Untuk kontes kambing domba dibagi dalam 4 kelas berbeda, yakni kambing PE, kambing Jawa Randu, domba ekor tipis, dan domba ekor silangan.

Sementara kontes burung dibagi jadi 6 kelas, diantaranya kelas bupati, kelas kadin, kelas Gus Pethel, kelas APBN, kelas Nanjung 105, dan kelas Arghaniaga. Selain kontes ternak, juga digelar beberapa expo, seperti expo ternak, expo produk peternakan, vaksinasi rabies gratis, pengobatan hewan gratis, dan food court.

Kegiatan ini dimeriahkan oleh komunitas pencinta hewan ternak dan kesayangan (pet animal and exotic), meliputi komunitas kucing (Cat Lover Cilacap), komunitas musang Cilacap, komunitas reptil (Republik Reptil Cilacap), dan komunitas kelinci (Ngapak Rabbit Cilacap), komunitas kicau mania, dan komunitas kambing domba.

Kegiatan digelar dua hari, 19 dan 20 Oktober 2019 di Lapangan Krida Bangga Mbangun Desa, Jalan Bromo, Cilacap, Jateng. Kepala Dispertan Cilacap, Supriyanto mengatakan, kegiatan ini dalam rangka memperingati bulan bhakti peternakan yang jatuh pada bulan September setiap tahunnya. Selain sebagai ajang promosi peternakan, kegiatan ini memberikan apresiasi kepada para peternak pembibit yang berprestasi agar menghasilkan bibit ternak yang unggul dan produktif.

Kontes ini, imbuhnya, juga memotivasi peternak khususnya peternak kambing dan domba untuk memproduksi bibit yang berkualitas, menyediakan bibit pengganti bagi indukan yang sudah tidak produktif secara swadaya.

Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji menyampaikan, Kabupaten Cilacap memiliki bibit-bibit ternak unggulan. Di Kecamatan Karangpucung dan sekitarnya, terdapat sentra ternak kambing Jawa Randu. Selain itu, mulai dikembangkan ternak kambing jenis Sapera yaitu kambing hasil persilangan Sanen dan peranakan Etawa.

Potensi tersebut, menurut dia, belum dikenal luas oleh masyarakat. “Untuk itu, melalui kegiatan ini potensi tersebut

dapat diperkenalkan dan dikembangkan, serta dilestarikan agar tidak punah, atau tidak diklaim menjadi ikon daerah lain. Dia berharap melalui kontes ini dapat memotivasi para peternak terutama peternak kambing untuk beternak secara lebih profesional, menggunakan bibit-bibit unggul, dan produktif, sehingga akan didapat ternak yang berkualitas.

Melalui kontes ternak ini juga, diharapkan dapat mendongkrak harga ternak di pasaran, dalam rangka meningkatkan taraf hidup para peternak kita. Dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat melalui sektor peternakan, Pemkab Cilacap berharap kepada BUMN, BUMD, perbankan, dan perusahaan swasta dapat menyalurkan dana CSR-nya melalui budidaya ternak yang dilaksanakan melalui kelompok tani ternak.

Dengan kebersamaan dan sinergitas seperti ini dalam pengembangan sektor peternakan di Kabupaten Cilacap, potensi ternak Kabupaten Cilacap akan makin berkembang dengan pesat. Pada kegiatan ini juga digelar kontes kicau mania sebagai wadah bagi masyarakat yang mempunyai hobi memelihara burung. Ada pula penyuluhan peternakan dan kesehatan hewan, pelayanan konsultasi dan pengobatan ternak, serta pameran produk peternakan dan pameran peternakan.

Kegiatan kali ini diwarnai dengan minum susu  kambing secara gratis untuk 1.000 anak TK maupun SD. Selain minum susu anak-anak juga mengikuti berbagai lomba yang dipertandingkan seperti mewarnai domba, foto bersama domba dan kambing serta menggambar dan mewarnai dengan tema ‘Peternakan dan Pertanian’. Kontes dan expo ternak terselenggara dalam rangka memperingati Bulan Bakti Peternakan. Selain itu untuk memotivasi dan memberikan apresiasi kepada peternak. Dengan kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahmi dan tukar informasi antarpeternak, petugas, dan stakeholder di Kabupaten Cilacap.

Fokus bahwa expo ini untuk memotivasi peternak yang ada di Kabupaten Cilacap. Kita punya penduduk sekitar 1,8 juta, bagaimana kebutuhan ternak bisa terpenuhi secara baik. Terutama pada masa-masa hari kurban, saya ingin orang akan berduyun-duyun datang ke Cilacap.

Diharapkan kepada Dinas Pertanian agar peternak dan kelompok-kelompok yang ada betul-betul dibina secara baik. Yang namanya kambing dan domba, pemda sudah membantu beribu-ribu itu harusnya bisa dikembangkan. Mudah-mudahan peternakan kambing domba di CIlacap dapat berkembang sesuai yang diharapkan.nMD

semangat Peternak kamBing Pe di ciLacaP Oleh : Sinta Poetri dan Rani Istriani

Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Page 15: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Laporan

kontes ternak LeBak–Bantenmomentum menonjoLkan ternak terBaik

Oleh : Gunawan Sitanggang dan Retno Nugraheni

Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten merupakan sentra peternakan kerbau, dan merupakan salah satu Kabupaten dengan populasi tertinggi ternak kerbau di Indonesia. Populasi kerbau itu tentu dapat

mendongkrak perekonomian masyarakat juga mampu berswasembada pangan. Saat ini, jumlah populasi peternakan kerbau tercatat 33.250 ekor dan tersebar di 28 kecamatan.

Pemerintah Daerah Lebak melalui Dinas Peternakan Lebak melaksanakan Kontes Ternak Ke-III yang digelar selama dua hari 13-14 September 2019 bertempat Lapangan Sepak Bola Mutiara, Desa Cilangkap, Kecamatan Kalanganyar Lebak. Kontes tersebut masih dalam rangkaian kegiatan Festival Seni Multatuli 2019.

Bupati Lebak menjelaskan, kontes ternak ini hadir untuk mendukung dan mendorong serta memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada insan peternakan dalam menghasilkan kualitas bibit unggul yang baik. Serta bertujuan menumbuhkan dan menstimulasi peternak dalam menerapkan pemurnian dan prinsip-prinsip pembibitan. Juga mendorong membentuk sentra-sentra bibit ternak secara mandiri khususnya di Kabupaten Lebak. Bupati berharap para peternak mampu mandiri, cerdas, terampil dan berdaulat sebagai salah satu upaya mendukung Kabupaten Lebak menjadi destinasi unggulan nasional berbasis potensi lokal melalui pengembangan sektor peternakan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Peternakan Provinsi Banten, Agus M Tauchid yang juga turut hadir mengapresiasi dengan kegiatan kontes ternak yang digelar Pemkab Lebak, dimana menurut Agus, Lebak sudah melangkah Iebih jauh dalam pengembangan sentra ternak khususnya ternak kerbau. “Dari sepuluh kabupaten terbaik sentra kerbau se Indonesia, Kabupaten Lebak masuk sabagai salah satunya, Pemprov Banten akan terus mensupport untuk meningkatkan kualitas ternak sehingga menghasilkan bibit bibit ternak unggul.”

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya yang hadir bersama Wakil Bupati Ade Sumardi mengatakan kegiatan kontes ternak ini merupakan puncak dari penilaian kontes ternak yang telah dilaksanakan pada tanggal 13 September 2019 oleh Tim Juri yang berasal dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Balai Penelitian Ternak dan dari Dinas Pangan dan Peternakan Provinsi Banten.

Kontes ternak merupakan salah satu upaya untuk memberikan penghargaan kepada peternak kerbau, Kambing dan Domba atas usahanya dalam memelihara dan mempertahankan ternaknya yang berpotensi sebagai penghasil bibit ternak, selain itu juga untuk mengetahui potensi performa bibit yang produktivitasnya dapat diunggulkan,

sehingga kedepannya potensi ternak kerbau, kambing dan domba di Lebak semakin berkembang. Melalui kontes ternak ini, Lebak siap menjadi lumbung ternak untuk mendukung destinasi pariwisata. Masyarakat peternak di Kabupaten Lebak siap menghasilkan bibit ternak yang terbaik untuk keperluan budidaya ternak guna meningkatkan produktivitas untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat.

Penilaian ternak berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan kualitas bibit ternak yang baik. Kegiatan penilaian Tim Juri, untuk ternak Kerbau, kambing dan domba berdasarkan sifat kualitatif meliputi: tampilan umum, waarna tubuh, bentuk badan, bentuk kaki, bentuk tanduk dan bentuk ambing/scrotum. dan penilaian kuantatitf berdasarkan ukuran berat badan, tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada dan lingkar scrotum.

Setelah dilakukan penilaian oleh Tim Juri, maka terpilih beberapa pemenang kontes sebagai berikut:

A. Kategori Kerbau Banten Jantan

No Nomor Peserta Nama Pemilik Nama Ternak Alamat Rangking

1 19 Ahyar Jagur Desa Parungsari Kec. Sajira I

2 16 Udin Samudera Desa Jatimulya Kec. Rangkasbitung II

3 06 Sarkam Siliwa Desa Sarageni Kec. Cimarga III

B. Kategori Kerbau Banten Betina

No Nomor Peserta Nama Pemilik Nama Ternak Alamat Rangking

1 11 Herman Santi Desa Taman Jaya Kec. Cikulur I

2 17 Abu Gotik Desa Parungsari Kec. Sajira II

3 10 Arsyad Siti Mawar Desa Aweh Kec. Kalanganyar III

C. Kategori Kambing Peranakan Etawah (PE) Jantan

No Nomor Peserta Nama Pemilik Nama Ternak Alamat Rangking

1 11 H. Ade Sumardi Bufon Ds. Guradog Kec. Curugbitung I

2 03 Romex Ganes Ds. Aweh Kec. Kalanganyar II

3 09 Yusuf Bahtiar Dobleng Ds. Cimenteng Jaya Kec. Cibadak III

D. Kategori Kambing Peranakan Etawah (PE) Betina

No Nomor Peserta Nama Pemilik Nama Ternak Alamat Rangking

1 04 Saleh Neng Desa Sindang Mulya Kec. Maja I

2 02 Karyawanda Sidenok Desa Ciparasi Kec. Sobang II

3 07 Yana Ayla Desa Sukanegara Kec. Gunung Kencana III

G. Kategori Domba Garut Jantan

No Nomor Peserta Nama Pemilik Nama Ternak Alamat Nama Kelompok Nilai Rangking

1 12 Oman Sejahtera Desa Mekar Agung Kec. Cibadak Rahayu 3.646,3 I

2 03 Elan Anggada Desa Cilegong Ilir Kec. Banjarsari Berkah Rahayu 3.603,1 II

3 10 Diki - Desa MC Timur Kec. Rangkasbitung - 3.558,7 III

H. Kategori Domba Garut Betina

No Nomor Peserta Nama Pemilik Nama Ternak Alamat Nama Kelompok Nilai Rangking

1 14 Adam Irama Desa Mekar Agung Kec. Cibadak Rahayu 2.951,4 I

2 18 Koko SekarDesa Narimbang Mulya Kec. Rangkasbitung

- 2.764,9 II

3 21 Tono Ambu Desa Bojongleles Kec. Cibadak Barokah Farm 2.695,5 III

nMD

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 13

Page 16: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

14 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Laporan

wiLayah sumBer BiBit Berjaya di kontes ternak jawa tengah

Oleh : Rahayu Kusumaningrum dan Rini Endah Wahyuni

Provinsi Jawa Tengah merupakan sentra peternakan sapi potong terbesar kedua di Indonesia, dengan populasi 1,7 juta ekor tersebar di 35 Kabupaten/Kota, selain itu merupakan populasi kambing tertinggi di Indonesia

dengan jumlah 4,1 juta ekor dan domba 2,3 juta ekor. Peternakan sapi, kambing dan domba dapat mendongkrak perekonomian masyarakat serta berperan besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat luas.

Gelar Potensi Peternakan (GPP) dan Gebyar UPSUS SIWAB merupakan agenda rutin tahunan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Jawa Tengah sebagai media promosi dan apresiasi terhadap para peternak dan pelaku usaha yang sudah konsen menekuni bidang peternakan, baik aspek hulu, on farm, maupun hilir.  Tahun 2019 ini GPP dan Gebyar SIWAB dilaksanakan di kota Rembang tepatnya di Area GOR Rembang Jl. Raya Rembang-Blora Km. 5 Mbesi Kab. Rembang pada tanggal 24-25 September 2019.

Salah satu acara yang banyak menarik minat masyarakat pada gelaran GPP dan Gebyar SIWAB ini adalah kontes ternak tingkat Provinsi Jawa Tengah.  Adapun ternak yang dilombakan terdiri dari Sapi 5 kategori lomba yaitu Sapi Peranakan Ongole (PO) induk, calon induk, pejantan, dan calon pejantan serta sapi penggemukan; Kambing 4 kategori yaitu Kambing Kaligesing induk, calon induk, pejantan, dan calon pejantan; dan domba 4 kategori  yaitu Domba Wonosobo induk, calon induk, pejantan dan calon pejantan. 

Rangkaian kontes ternak ini sudah dimulai dengan Babak Penyisihan yaitu dengan visitasi peserta Kontes yang mendaftarkan diri dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah sejak minggu ke 4 bulan Agustus sampai dengan minggu ke 2 bulan September 2019 oleh tim fungsional Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak) Disnak Keswan Provinsi Jawa Tengah. Dari hasil visitasi ini tiap kategori diambil 8 ekor ternak sebagai nominator kontes ternak babak final yang akan dinilai oleh tim Juri independen pada Gelaran Acara GPP dan Gebyar SIWAB 2019. 

Masing-masing pemenang mendapatkan piagam penghargaan, trophy, dan uang pembinaan yang diserahkan oleh Dirjen PKH Kementerian Pertanian RI I Ketut Diarmita didampingi Bupati Rembang H. Abdul Hafidz, Assisten Ekonomi dan Pembangunan  Provinsi Jawa Tengah Peni Rahayu dan Kepala Disnak Keswan Provinsi Jawa Tengah  Lalu M. Syafriadi pada puncak acara GPP dan Gebyar SIWAB tangal 25 September 2019. Ternak juara kontes kemudian diarak di depan panggung utama dan mendapat sambutan meriah dari pejabat yang hadir serta tamu undangan.

Tim Juri kontes Sapi yaitu LOLIT Grati, Ditjen PKH Pusat dan UGM;  tim Juri Kambing yaitu BPTP, Perkannas, dan UNDIP; Tim Juri Domba terdiri dari BPTP, UNDIP dan Wasbitnak Disnak Keswan Provinsi Jawa Tengah.  Hasil penilaian tim Juri keluar sebagai Juara, beberapa pemenang kontes sebagai berikut:

Dari data diatas, terlihat, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Kebumen terbanyak menjuarai kontes ternak, hal ini tentunya tidak diragukan lagi karena kedua kabupaten tersebut merupakan Wilayah Sumber Bibit.

Kabupaten Rembang dan Kebumen telah ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit Sapi Peranakan Ongole oleh Kementrian Pertanian. Nilai positif dari suatu wilayah yang ditetapkan sebagai sumber bibit sapi Peranakan Ongole (PO) ini akan mempengaruhi tingkat harga jual dan kepercayaan para konsumen atau pembeli. Pasalnya kualitas bibit sapi PO di wilayah sumber bibit Kebumen sudah melalui proses seleksi bibit dan rekording secara tertib sehingga kualitas bibit terjamin dan dilengkapi sertifikat jaminan kualitas bibit sapi PO yang baik.

Menyusul Kebumen, Wilsumbit Kabupaten Rembang juga sudah melaksanakan pemurnian dan pemetaan perkawinan ternak bibit sehingga dari tahun ke tahun mutu bibit di lokasi semakin meningkat. Pangsa pasar ternak bibit sudah mulai menggeliat dengan adanya trend peningkatan harga. Untuk itu diharapkan, kesuksesan kedua Kabupaten ini dapat diikuti oleh kabupaten-kabupaten lainnya. nMD

No Kategori Tingkat Kejuaran Pemilik Alamat

1 Pejantan Juara I Sulthon Ds. Tengguli Kec Bangsri Kab JeparaJuara II Endaryono Desa Sanggrahan, Kecamatan Prambanan, Kab. KlatenJuara III Jimim Desa Sitiadi RT. 1/RW. 2 Kecamatan Puring, Kabupaten KebumenJuara Harapan I Ali Maksum Desa Karangasem RT. 001/RW. 001, Kecamatan Sedan, Kab. Rembang

2 Calon Pejantan Juara I Endaryono Desa Sanggrahan, Kecamatan Prambanan, Kab. KlatenJuara II Tekad Desa Palon Kecamatan Jepon Kab. BloraJuara III Suharji Desa Kadilajo, Kecamatan Karangnongko, Kab. KlatenJuara Harapan I Waryanto Desa Tukinggedong, Kecamatan Puring, Kab Kebumen

3 Induk Juara I M. Ali Wafa Desa Pamotan RT. 001/RW. 013 Kecamatan Pamotan, Kab. RembangJuara II Dalyanto Desa Karangrejo, Kecamatan Petanahan, Kab. KebumenJuara III Karlan Desa Sendang Agung, Kecamatan Kaliori, Kab. RembangJuara Harapan I Salijo Desa Gondanglegi, Kecamatan Ambal, Kab. Kebumen

4 Calon Induk Juara I Dawam Suprapto Desa Kalitengah RT.008/RW. 003 Kec. Pancur Kab RembangJuara II Ahmad Tolibin Desa Karanggadung, Kecamatam Petanahan, Kab. KebumenJuara III Rasmin Desa Jiken RT. 2/RW. 7 Kecamatan Jiken, Kab. BloraJuara Harapan I Lasmani Desa Woro, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang

Page 17: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Laporan

Kediri_(4/8/2019), Senyum ceria merekah di bibir peternak se Kabupaten Kediri saat Gebyar SIWAB dan Kontes Ternak dilaksanakan di halaman SMK Negeri 1 Plosklaten Kediri. Pada kontes tersebut akan

memperebutkan 10 kategori penilaian yaitu Sapi Calon Induk PO, Sapi Induk PO, Sapi Bakalan Kereman PO, Sapi Kereman PO, Sapi Calon Induk (persilangan IB), Sapi Induk (persilangan IB), Sapi Calon Bakalan Kereman (persilangan IB), Sapi Bakalan Kereman (persilangan IB), Sapi Kereman (persilangan IB), dan terakhir kategori Sapi Kereman Akhir (kategori ekstrim).

Setelah dilakukan penilaian yang lumayan ketat, maka para juri memutuskan pemilik ternak yang keluar sebagai juara untuk masing-masing kategori adalah (1) kategori Sapi Calon Induk PO dimenangkan oleh Sri Widodo dari Desa Pehwetan Kecamatan Papar, (2) Sapi Induk PO oleh Purwanto Desa Tirulor Kecamatan Gurah, (3) Sapi Bakalan Kereman PO oleh Bagas Desa Wonorejo Kecamatan Kunjang, (4) Sapi Kereman PO oleh Topik Desa Paki Kecamatan Kunjang, (5) Sapi Calon Induk (persilangan IB) dijuarai oleh Arinda H Desa Ngasem Kecamatan Gurah, (6) Sapi Induk (persilangan IB) sebagai juara Iwan Sanjaya Desa Wates Kecamatan Wate, (7) Sapi Calon Bakalan Kereman (persilangan IB) dijuarai Hadi Desa Menang Kecamatan Pagu, (8) Sapi Bakalan Kereman (persilangan IB) dijuarai Hendro Guritno Desa Deyeng Kecamatan Ringinrejo, (9) Sapi Kereman (persilangan IB) dijuarai Ali/Irawati Desa Manggis Kecamatan Mancar, dan (10) untuk kelas paling bergengsi yaitu kelas ekstrim dimenangkan oleh Priyo Santoso Desa Gadungan Kecamatan Wates dengan bobot sapi 1.394 Kg.

Dalam sambutannya, Bupati Kediri Haryanti Sutrisno menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas capaian kegiatan pelaksanaan Upsus Siwab di Kabupaten Kediri dan penghargaan untuk para petani peternak serta para petugas lapang yang telah mensuport kegiatan tersebut yang dibuktikan dengan pemberian door prize bagi 3 (tiga) orang petugas teknis lapangan. Pada kesempatan ini Haryanti juga berharap kegiatan tersebut dapat semakin meningkatkan kesejahteraan peternak dan menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh insan yang terlibat khususnya Kabupten Kediri. Sedangkan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang diwakili oleh Kasubdit SDG

Hewan, menyatakan pentingnya pelestarian plasma nutfah tanpa mengesampingkan arti penting kegiatan Upsus Siwab dan berharap dalam melakukan perkawinan silang, khususnya IB tidak mengesampingkan ternak lokal. Oleh karena itu beliau menghimbau agar penggunaan semen pejantan lokal dapat terus ditingkatkan dan tidak lupa pula disampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran yang terlibat, sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan optimal.

Ada yang menarik dalam kegiatan Upsus Siwab kali ini, yaitu adanya kelahiran kembar 3 dengan jenis kelamin jantan yang berasal dari pejantan dengan kode 61694 QQ0522 milik Bapak Khairul dengan pedet umur 2 Bulan yang beralamat di Tegalrejo – Badas dimana kawin suntik dilakukan oleh petugas yang bernama Dani. Senyum ceria terus tersungging di bibir Pak Khairul atas kehadiran pedet tersebut dan berharap pedet tersebut dapat tumbuh sehat dan memberikan nilai ekonomis yang tinggi. Selain adanya kelahiran kembar 3 tersebut, juga terdapat sapi kelahiran kembar 2, sapi ini milik Bapak Giran yang beralamat di Kedaksemen yang lahir dengan jenis kelamin jantan dan betina dan berasal dari pejantan dengan kode semen 80767QQ0206. Sapi kelahiran kembar 2 ini hasil kawin suntik yang dilakukan oleh petugas bernama Zainal Arifin dan yang terakhir sapi kembar milik Bapak Widiyatmoto yang beralamat Duwet Wates yang sapinya lahir kembar berjenis kelamin jantan dengan petugas kawin suntik Budi.

Harapan yang sama disampaikan oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Tutik Purwaningsih dengan antusias yang sangat besar dan luar biasa dari seluruh peserta kontes, beliau berjanji akan merespon antusiasme tersebut dengan akan menggelar acara yang serupa pada tahun depan dengan lebih bagus dan lebih menarik lagi.

Sebagai penutup, Tutik Purwaningsih berharap dengan adanya kegiatan ini dapat mengangkat perekonomian masyarakat melalui hasil peternakan sebagai upaya dalam pemenuhan swasembada protein untuk nasional, dimana kabupaten Kediri merupakan salah satu penyuplai untuk ketersediaan daging di Jawa Timur. nJMR

meraih asa dari tanah kediri Oleh: Yude Maulana Yusuf

Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 15

Page 18: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

16 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Kebijakan Perbibitan

kewajiBan sertiFikasi Produk Benih dan BiBit ternak Oleh : Dani Kusworo

Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Helm ber SNI, Produk mainan anak ber SNI, minuman dalam kemasan dan masih banyak hasil industri lainnya yang

mecantumkan logo SNI. Dulu masyarakat belum mengenal SNI dan mungkin belum memahami maksud penggunaan tanda SNI. Ber SNI atau pencantuman tanda/logo SNI dimaksudkan agar mempunyai kepastian tentang batas-batas ketentuan teknis yang sebaiknya dipenuhi agar produknya dapat diterima oleh pasar, pengguna produk dan konsumen akhir mendapatkan kepastian dan jaminan tentang kualitas atau keamanan dari produk yang akan dibelinya, dan untuk kepentingan publik seperti keselamatan publik, keamanan produk, kesehatan masyarakat dan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Tentunya semua itu tidak tiba-tiba saja menggunakan logo SNI, butuh suatu proses sertifikasi terlebih dahulu yang disebut sertifikasi produk. Hal tersebut juga sedang digalakkan untuk produk produk peternakan. Mengapa? Di dalam Undang-Undang nomor 41 tahun 2014 junto undang-undang 18 tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan pasal 13 ayat (6) Setiap Benih atau Bibit yang beredar wajib memiliki sertifikat Benih atau Bibit yang memuat keterangan mengenai silsilah dan ciri-ciri keunggulannya. Undang-Undang

tersebut jelas sekali menyampaikan bahwa kewajiban sertifikasi untuk benih dan bibit ternak. Setelah sertifikat bibit diperoleh, barulah logo SNI dapat di pasang pada benih atau bibit tersebut.

Masyarakat Indonesia rata-rata penduduknya bermata pencaharian sebagai petani/peternak. Hal ini lah yang harus selalu dijaga agar peternak dapat melakukan usahanya secara efisien karena ternak yang dimiliki adalah ternak ber SNI yang memberikan dampak pada produk yang akan dihasilkan juga unggul atau berkualitas. Keberadaan dan ketersediaan ternak unggul (baca benih dan bibit ternak) masih menjadi problem penting dalam dunia peternakan. Benih dan Bibit sebagai salah satu modal dasar pengembangbiakkan ternak mungkin sudah cukup tersedia namun belum ada penjaminan terhadap mutunya. Beberapa permasalahan yang dihadapi diantaranya belum banyak masyarakat yang peduli akan pentingnya jaminan mutu, masih ditemukan penjualan bibit di bawah standar, seperti DOC yang kurang baik sehingga pertumbuhannya lambat, tentu akan sangat merugikan peternak, karena tidak mendapatkan hasil sebanding dengan input yang telah diberikan. Pemberian sertifikat sangat diperlukan agar benih dan bibit sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sudah saatnya benih dan bibit

ternak ber SNI.

Pemerintah selalu mendorong pelaku usaha pembibitan untuk melakukan sertifikasi benih dan bibit yang dihasilkan. Saat ini lembaga yang melakukan sertifikasi sudah terbentuk di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian dan telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) pada bulan Juli 2015 dengan nomor Akreditasi LSP-045-IDN dan kemudian sudah memperpanjang status Akreditasi KAN sampai dengan 28 Juli 2024. Tugas LSPro Benih dan Bibit Ternak adalah melaksanakan sertifikasi dan menerbitkan Sertifikat Kesesuaian SNI. Perjalanan LSPro yang sudah cukup panjang sudah menampakkan hasil diantaranya peningkatan dari pelaku usaha yang mengajukan sertifikasi, saat ini sudah tercatat pelaku usaha pemibitan, namun demikian Pemerintah terus melakukan pembinaan dan sosialisasi.

SNI Benih dan Bibit ternak khususnya bibit DOC ayam ras masih bersifat sukarela, mungkin hal ini yang menjadi salah satu penyebab para pelaku usaha tidak mengajukan sertifikasi. Saat ini SNI DOC masih bersifat sukarela sehingga DOC-FS yang beredar mutunya masih ada yang belum sesuai SNI dan berdampak kepada kerugian yang diperoleh peternak. Untuk mengatasai hal tersebut, maka perlu disepakati pemberlakukan secara wajib terhadap SNI DOC-FS (broiler dan layer).

Untuk pemberlakuan secara wajib, diperlukan suatu regulasi teknis dengan melakukan analisa manfaat dan resiko antara lain: analisa sumber daya (kesiapan pelaku usaha dan sarana prasarana pendukung seperti LSPro dan lembaga penguji), analisis dampak pemberlakuan terhadap pelaku usaha termasuk UMKM, ada tidaknya peraturan lain yang mendukung, potensi hambatan perdagangan internasional yang mungkin timbul, tenggang waktu yang tepat untuk pemberlakuannya serta reaksi pasar yang mungkin akan terjadi.

Mudah mudahan dengan penerapan SNI Wajib, maka kualitas benih bibit yang dihasilkan dapat terjamin. nCES

Page 19: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Kebijakan Perbibitan

tantangan uji zuriat untuk Peningkatan mutu genetik saPi Perah indonesia

Oleh : Harry Chakra Mahendra Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

bw

Uji Zuriat memiliki tujuan yang mulia, yaitu untuk meningkatkan mutu genetik sapi perah Indonesia, menghasilkan pejantan unggul sapi perah holstein Indonesia, meningkatkan pelaksanaan sistem pencatatan

(rekording) sapi perah dan secara bertahap mengurangi impor pejantan unggul sapi perah.

Pelaksanaan kegiatan Uji Zuriat Sapi Perah Nasional yang dimulai dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2018 telah me-launching tiga belas (13) ekor pejantan unggul (Bullionary, Farrel, Filmore, Formery, Flaunt, Florean, Fokker dan Hostromsy, Goldsy, Perfentvil, Fortuner, SG. Gabe dan SG. Bolton). Sedangkan pada periode III, kegiatan uji zuriat menguji tujuh Calon Pejantan Unggul (CPU) yaitu : Folegan, Glens, Flanggo, Dominggo, Shoty, Flate dan Aris) untuk dapat di launching pada akhir tahun 2020. Produksi susu rata-rata dari ketiga belas proven bull tersebut sebesar 16,67 kg/hari atau setara dengan 15,86 liter/hari.

Pada tahun 2019 pelaksanaan kegiatan Uji Zuriat Sapi Perah Nasional periode III dilaksanakan pada empat Provinsi. Jumlah alokasi Participated Cow (PC) di ke-empat provinsi tersebut adalah 6.170 ekor, dengan rincian di Jawa Barat 2.240 ekor, Jawa Tengah 1.300 ekor, DIY (Sleman) 600 ekor, dan Jawa Timur sebanyak 2.030 ekor.

Program Uji Zuriat ini memberikan dampak adanya lompatan produksi susu sapi di lokasi pelaksanaan uji zuriat ditengah lambatnya pertumbuhan populasi sapi perah di Indonesia. Perbaikan produksi susu tersebut hasil penyebaran semen beku dari ketiga belas proven bull yang diproduksi oleh BBIB Sinosari dan BIB Lembang. “Sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang terlihat adanya peningkatan produksi susu dari 10,8 liter per ekor per hari dalam 305 hari laktasi pertama (2004) menjadi 13,8 liter per ekor per hari’, kata Chalid Talib di pertemuan Koordinasi Uji Zuriat Sapi Perah Nasional, 26 Juli 2019 di Purwokerto. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan Uji Zuriat memberikan kontribusi yang nyata bagi peningkatan kesejahteraan peternak sapi perah di Indonesia.

Tantangan Uji ZuriatMerujuk pada beberapa poin rumusan dalam Pertemuan

Koordinasi Uji Zuriat Nasional 2019 pada 25-26 Juli 2019, tantangan kegiatan uji zuriat antara lain terkait dengan tingginya angka mutasi DC; kasus diare akibat cacing, colibacilosis dan/atau coccidia, dan mengitegrasikan kegiatan Uji Zuriat dengan sistem ISIKHNAS.

Mutasi DC yang tinggi diduga akibat tingginya biaya pemeliharaan pedet dan didorong oleh kebutuhan peternak. Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan KUD/Koperasi susu mungkin berbeda namun dapat diintegrasikan. Pemerintah dapat mengupayakan alokasi pendanaan untuk meminimalisir terjadinya mutasi DC dengan mengalokasikan anggaran penjaringan DC dan bantuan pakan konsentrat APBN/APBD. KUD/Koperasi Susu dapat melakukan penjaringan DC dengan dana mandiri dan/atau Pemerintah dan ditempatkan pada rearing unit yang dimiliki untuk dipelihara lebih lanjut.

Contoh penanganan DC yang penulis anggap baik adalah di KAN Jabung, Jawa Timur. Koperasi Susu ini memberlakukan kartu registrasi pedet atau “KTP ternak” dengan jaminan sejumlah uang. Fungsi KTP ternak adalah untuk mendapatkan semua pelayanan dari koperasi, seperti IB, PKB, pengobatan, pemasaran susu dll. Apabila pedet DC akan dijual maka KTP ini akan diserahkan kembali ke koperasi untuk mendapatkan uang jaminannya kembali. Saat peternak menyerahkan KTP Ternaknya, maka pihak koperasi akan menggali keterangan dari peternak terkait dengan alasan penjualan dan kemana ternak dijual. Cara ini dianggap efektif oleh koperasi untuk memantau mutasi DC.

Tingginya kasus diare pada DC yang dilahirkan sampai dewasa selama kegiatan Uji Zuriat Nasional ditemukan hampir di semua lokasi uji zuriat. Penyebab tingginya kasus tersebut karena kandang pemeliharaan yang ada di peternak kurang bersih dan terlalu lembab. Tanpa adanya pengobatan, perbaikan pakan dan kondisi perkandangan maka kasus diare ini akan menyebabkan produksi susu sapi di peternak menurun, gangguan kesehatan reproduksi dan bahkan kematian ternak.

Penanggulangan kasus diare ini tidak bisa dilakukan sendiri oleh peternak, sehingga pemerintah baik pusat maupun daerah perlu mengambil kebijakan. Pengadaan obat-obatan yang berdampak langsung terhadap kesehatan ternak perlu dialokasikan dana dari pusat dan/atau daerah untuk membantu penanggulangan kasus diare ini.

Ternak sapi perah peserta uji zuriat belum sepenuhnya tercatat dalam sistem ISIKHNAS. Program ISIKHNAS adalah sistem informasi kesehatan hewan Indonesia yang mutakhir yang dikembangkan sejak tahun 2012. Pelaporan terkait uji zuriat dalam program ISIKHNAS belum optimal. Kode pejantan atau batch untuk pejantan yang dipakai uji zuriat terkadang belum di-input oleh produsen sehingga data/informasi uji zuriat tidak dapat ter-input dalam sistem. Hal tersebut menjadi salah satu permasalahan yang disampaikan oleh petugas lapang adalah pada Pertemuan Koordinasi Uji Zuriat Nasional 2019.

Upaya mengatasi tidak tersambungnya atau sinkronnya uji zuriat dengan sistem ISKHNAS adalah dengan membangun sistem informasi terintegrasi antara uji zuriat dengan ISIKHNAS. Outline sistem pelaporan Uji zuriat di dalam fitur ISIKNAS menjadi salah satu butir rumusan Pertemuan Koordinasi Uji Zuriat Nasional 2019. Data yang diperlukan dalam menyusun outline sistem pelaporan tersebut adalah data mengenai:

1) pelaksanaan kegiatan IB, PKB, dan kelahiran;2) kode bull, batch semen beku, nama pejantan dan produsen;3) nama dan alamat peternak (swasta, KUD, dan UPT);4) identitas ternak sapi perah yang menjadi peserta Uji Zuriat;5) pengobatan dan riwayat kesehatan ternak peserta Uji Zuriat;6) produksi susu ternak peserta Uji Zuriat;7) petugas yang terlibat dalam uji zuriat (dokter hewan, rekorder,

inseminator, tenaga pemeriksa kebuntingan, dan asisten teknis reproduksi);

Pemberdayaan Petugas LapangPetugas lapang yang terkait dengan kegiatan uji zuriat dokter

hewan, rekorder, inseminator, tenaga pemeriksa kebuntingan, dan asisten teknis reproduksi. Pemberdayaan petugas lapang tersebut dimaksudkan agar kegiatan uji zuriat dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Petugas sebagai ujung tombak pelaksanaan uji zuriat diharapkan mampu memberikan dampak positif di peternak baik secara manajemen pemeliharaan dan secara sosial ekonomi. Oleh karena itu, petugas perlu diberikan penguatan dan apresiasi yang dapat menumbuhkan semangat dalam memberikan palayanan kepada peternak.

Penyegaran petugas dalam penanganan DC sejak pedet selesai laktasi pertama dan pelatihan teknis lainnya sangat diperlukan untuk memberikan kesamaan pemahaman dan gerak langkah petugas dalam mencapai target uji zuriat. Hasil penyegaran bagi personal petugas adalah peningkatan kuantitas dan kualitas sehingga mempunyai kapasitas keilmuan, keterampilan dan sikap yang mendukung upaya untuk meningkatkan mutu genetik sapi perah Indonesia. nFBR

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 17

Page 20: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

18 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Body condition score dan resiko terjadinya Penyakit Pada saPi Perah

Sains dan Teknologi

Oleh: Harry Chakra MahendraPengawas Bibit Ternak Muda di Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak

Body condition score (BCS) merupakan suatu metode penilaian secara subyektif melalui tehnik penglihatan (inspeksi)

dan perabaan (palpasi) yang bertujuan untuk menduga cadangan lemak tubuh pada ternak sapi. Skor penilaian BCS terdiri atas dua skala yaitu 1-9 dan yang umum digunakan adalah skala 1-5. Kedua sistem penilaian tersebut berdasarkan pada pendugaan secara visual maupun dengan perabaan pada delapan bagian tubuh ternak. Bagian tubuh tersebut adalah antara bagian processus spinosus, processus spinosus ke processus transversus, processus transversus, legok lapar, tuber coxae (hooks), antara tuber coxae dan tuber ischiadicus (pins), antara tuber coxae kanan dan kiri, dan pangkal ekor tuber ischiadicus (Gambar 1).

BCS yang menggunakan skala 1-5 digambarkan sebagai berikut. Nilai 1 mempunyai arti tubuh sapi sangat kurus, nilai 2 mempunyai arti kurus, nilai 3 mempunyai nilai sedang, nilai 4 mempunyai gemuk, nilai 5 mempunyai arti sangat gemuk. Diantara nilai-nilai utama itu terdapat nilai 0.25; 0,5; 0,75 untuk menggambarkan nilai yang berada diantaranya.

BCS telah terbukti menjadi alat praktis yang penting dalam menilai kondisi tubuh ternak sehingga dapat dijadikan indikator cadangan lemak tubuh pada ternak, yang dapat digunakan dalam periode kapanpun. Nilai kondisi tubuh pada sapi perah erat kaitannya dengan bentuk proporsi dan status fisiologis ternak, apakah sapi dalam keadaan laktasi,

kering kandang atau bunting. Sapi laktasi mengalami penurunan cadangan lemak tubuh selama awal laktasi, kemudian disimpan kembali pada saat pertengahan dan akhir laktasi.

Selain proporsi tubuh dan status fisiologik, nilai BCS sapi perah juga berkaitan erat dengan peluang resiko terjadinya penyakit. Sapi perah pada saat beranak dianjurkan memiliki BCS dengan kisaran 3,25- 3,75. Nilai BCS kurang dari 3,25 beresiko menurunkan produksi susu. Produksi susu yang menurun terjadi karena cadangan lemak tubuh banyak dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan produksi air susu. Untuk mengatasinya diperlukan manajemen pakan yang baik sehingga mampu mengimbangi kebutuhan nutrisi ternak dan meminimalkan tergerusnya lemak tubuh.

Nilai BCS yang rendah (<3,25) berpotensi memperbesar peluang terjadinya penyakit metabolisme, sebagai akibat kurangnya nutrisi pada tubuh ternak. Sapi perah dengan nilai BCS 1,5 menandakan besarnya ketidakseimbangan energi antara pakan yang dikonsumsi dengan kebutuhan fisiologis tubuh. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan sapi memiliki tingkat fertilitas dan kebuntingan rendah.

Nilai BCS sapi >3,75 pada saat masa kering kandang memiliki resiko terjadinya penyakit reproduksi antara lain distokia, retensio placenta, infeksi uterus, sistik ovary dan abortus. Kondisi sapi terlalu gemuk menyebabkan penyempitan jalur kelahiran akibat banyak timbunan lemak yang ada dibawah jaringan kulit dan di peritoneum. Hal ini dapat memperbesar peluang terjadinya distokia akibat kegagalan induk dalam proses inisiasi kelahiran dan retensi plasenta. Sapi menjelang kelahiran, idealnya tidak boleh terlalu gemuk atau terlalu kurus, BCS Ideal pada sapi perah pra-partus adalah 3,25-3,75.

Sesaat setelah beranak, sapi akan mengalami penurunan nafsu makan. Apabila tidak diimbangi dengan perlakuan (treatment) pemberian pakan yang baik maka jumlah energi dari pakan yang dikonsumsi tidak mampu

mencukupi kebutuhan untuk produksi susu. Akibatnya akan terjadi metabolisme lemak secara besar-besaran yang akan menghasilkan badan keton, dan berakibat sapi menderita ketosis.

Awal laktasi sapi perah akan menghasilkan kolostrum untuk anak sapi. Pada fase ini tubuh sapi membutuhkan nutrisi dan mineral yang cukup banyak karena kolostrum ini mengandung protein, vitamin dan mineral yang lebih banyak dari susu biasa bahkan mencapai sepuluh kali lipat untuk kandungan kalsium (Ca) nya. Peningkatan kadar Ca yang disekresikan bersama kolostrum ini apabila tidak diimbangi dengan konsumsi pakan yang baik akan meningkatkan mobilisasi Ca+ dari dalam tulang khususnya tulang-tulang panjang sehingga dapat memperbesar peluang terjadinya sapi ambruk.

Dari uraian diatas menunjukkan pentingnya mengendalikan BCS agar ternak sapi perah dapat menghasilkan susu yang optimal dan terhindar dari resiko penyakit baik karena gangguan reproduksi atau matabolisme. Manajemen pakan yang baik sebagai salah satu solusi dalam pengendalian BCS, memiliki proporsi sebesar tujuh puluh persen dalam mendukung produktivitas susu sapi perah, disamping breeding dan manajemen kandang. Penyediaan bahan pakan sapi perah harus mempertimbangkan palatabilitas, nilai nutrisi, ketersediaan dan tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, serta harga terjangkau, sedangkan pemberian pakan harus mempertimbangkan kebutuhan nutrisi ternak sesuai dengan fase fisiologisnya. Semoga peternakan sapi perah kita akan maju dan berkembang. nNS

Page 21: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Oleh: Lusi HerawatiPengawas Mutu Pakan di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

KEUNGGULAN RUMPUT ODOT SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIASalah satu faktor penting dalam peningkatan

produksi ternak ruminansia adalah bagaimana penyediaan hijauan pakan ternak yang berkualitas secara berkelanjutan. Pakan hijauan menjadi faktor

ketergantungan terhadap ketersediaan pakan, hal ini dikarenakan pakan hijauan merupakan pakan utama untuk ternak ruminansia, sehingga harus tersedia dengan cukup baik dari segi kualitas maupun kuantitas menjadi sangat perlu untuk di perhatikan.

Terdapat berbagai jenis hijauan/rumput yang dapat digunakan sebagai pakan ternak ruminansia baik ruminansia besar maupun ruminansia kecil, salah satunya adalah rumput gajah mini yang nama latinnya Pennisetum purpureum cv. Mott. Rumput ini pada awalnya di kembangkan di Florida Amerika Serikat. Kebanyakan peternak mengenalnya dengan nama rumput gajah odot, nama ini diambil dari nama orang yang memasukan jenis rumput ini ke Indonesia.

Rumput odot diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk menjamin ketersediaan hijauan. Rumput odot merupakan jenis rumput unggul dengan produktivitas dan nilai nutrisi yang cukup tinggi serta memiliki palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia.

Rumput odot memiliki beberapa keunggulan yaitu batan-gnya relatif pendek dan empuk, pertumbuhannya relatif lebih cepat, lebih disukai oleh ruminansia, daunnya hampir sama dengan rumput gajah, mudah beradaptasi dengan lahan, da-lam satu rumpun dapat tumbuh sekitar 50-80 batang tanaman, dan yang penting tidak memerlukan perawatan yang khusus. Di samping itu pertumbuhannya sangat cepat karena pada umur 36 hari sudah dapat dipanen.

Kualitas nutrisi yang terkandung di rumput odot lebih tinggi dibanding rumput gajah biasa. Protein kasar (terutama daunnya) mencapai 12--14% bahkan ada yang mencapai 17% (Purwawangsa dan Putera, 2014).

Kandungan gizi pada rumput odot antara lain, kadar lemak daun 2,72%, kadar lemak daun 0,91 , protein daun 14,35% , protein batang 8.1 % , TDN (Total nutrisi yang dicerna) pada daun 72,68 %, TDN (Total nutrisi yang dicerna batang 62,56%, dan protein kasarnya 14%.(sumber)

Dari data diatas menunjukkan bahwa potensi rumput odot sebagai pakan ternak bisa memenuhi kebutuhan gizi ternak. Oleh karena   itu rumput odot sangat baik sebagai pakan ternak untuk pemeliharaan jangka panjang baik dengan hanya memakai pakan hijauan saja ataupun untuk penggemukan yang ditambah dengan pakan penguat atau konsentrat.

Cara penanaman rumput gajah odot ini pun tergolong mudah, yaitu di mulai dengan (1) membersihkan lahan yang akan ditanami rumput dari tanaman gulma dan semak belukar; (2) membuat jalur gundukan tanah dengan lebar 80 cm dan tinggi 20 cm; (3) tanam bibit rumput berupa stek minimal 3 ruas ditanam dalam tanah di tengah gundukan (4) jarak tanam dalam barisan antara 75 - 150 cm.

Berdasarkan pengalaman, pada kondisi tanah yang subur, dengan pemupukan yang cukup rumput ini bisa mempunyai anakan 60 batang dalam satu rumpun sehingga dengan jarak tersebut nanti akan saling berhimpitan.

Untuk hasil yang bagus, disarankan pertama kali rumput dipanen setelah berumur 60 hari atau lebih atau tunggu ukuran batangnya berukuran sekitar 30 cm hingga 40 cm.

Tabel. 1 Keunggulan Rumput Odot dibandingkan Rumput lainnya

No Jenis Rumput Produksi/thn/ha

(ton)

PK(%)

BK(%)

TDN(%)

1. Rumput Gajah Mini (odot)

150 - 250 14 20 55

2. Rumput Gajah 100 - 200 12 22 55

3. Rumput Raja 200 - 225 13 20 55

4. Rumput Brachiaria Decumbens

100 - 170 13 20 57

5. Rumput Brachiaria Humidicola

100 - 160 9 25 57

Sumber : tropical forages ; direktorat pakan, dll

Dari tabel di atas menunjukan adanya keunggulan dari rumput gajah mini dari jenis rumput lainnya walaupun tidak begitu jauh. Keunggulan lainnya yang penulis lihat langsung adalah masih bertahannya rumput gajah mini ini pada kondisi kemarau panjang seperti yang terjadi di BPTU – Pelaihari. nMD

Pengembangan Perbibitan

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 19

Page 22: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Profil

20 Vol XIII No. 2 Tahun 2019

Profil

“SINAU BARENG” DI BHUMI NARARyA FARM, GIRIKERTO yOGyAKARTAOleh: Ir. Cisilia Esti Sariasih dan

Retno Nugraheni Kepala Tata Usaha dan

Wasbitnak di Direktorat Perbibitan Dan Produksi Ternak Saat ini peternakan kambing merupakan salah satu usaha yang memiliki

prospek cukup besar. Dalam upaya mengisi pasokan untuk pasar ekspor ke negara-negara regional ASEAN, ternak domba dan kambing berpotensi untuk diekspor ke negara Singapura,  Malaysia  dan  Brunei Darussalam.

Meskipun potensi pasar sdh terbuka lebar namun Hampir 95% pola usaha ternak domba dan kambing merupakan peternak rumah tangga (peternak kecil) dengan skala kepemilikan 4-6 ekor, sebagai usaha sambilan dan belum berorientasi bisnis.  Padahal kita tahu bahwa peternakan perlu berorientasi bisnis agar dapat memberikan keuntungan finansial bagi peternaknya.

Aprila Respatiadi atau yang lebih akrab dipanggil Didik, satu contoh peternak diantara 5% peternak kambing yang sudah berpikiran maju dan peduli terhadap peternak kambing sekitarnya. Dengan semangat “Sinau Bareng atau Belajar Bersama” Pak Didik mendirikan pusat pelatihan kambing yang diberi nama “Bhumi Nararya Farm”. Farm ini resmi beridiri pada tanggal 13 Mei 2012 di Kabupaten

Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan telah diresmikan oleh Dirjen PKH sebagai Pusat Pelatihan Kambing Domba Yogyakarta pada 6 April 2019.

Ketertarikannya terhadap dunia peternakan kambing telah membuat pria kelahiran Jogja 51 tahun yang silam ini resign dari salah satu BUMN dan mencoba memulai beternak kambing dengan skala kecil. Meskipun kematian ternak masih tinggi dan pernah beberapa kali kecewa karena ditolak ketika mau belajar/berguru memelihara kambing, ternyata tidak mampu menyurutkan semangatnya untuk terus beternak kambing. Kenyataan ini justru membuat Pak Didik semakin tertantang untuk meraih kesuksesan melalui beternak kambing dan kini keberadaan usaha peternakan kambing milik keluarga bernama “Bhumi Nararya Farm “ menjadi bukti nyata hasil kerja kerasnya selama ini.

Bhumi Nararya Farm dibangun di atas area seluas kurang lebih 12.000m2 di Dusun Kemirikebo, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan kapasitas kandang mampu menampung lebih dari 2.000 ekor ternak kambing. Pada saat melakukan kunjungan, farm telah memiliki 11 kandang utama berbentuk panggung dengan jumlah

populasi 700 ekor. Ada beberapa jenis kambing yang dipelihara di farm ini, antara lain kambing boer, peranakan etawa, saanen, bligon, british alpine, sapera, burja serta domba. Peternakan dikelola secara terpadu, mulai dari penyiapan lahan HMT, penyiapan pakan, breeding dan pengemukan, pengolahan kompos dan pupuk bio urine.

Dalam menjalankan usahanya, Bhumi Nararya Farm memiliki falsafah atau pandangan khusus terkait ternak yang diabadikan dalam suatu prasasti yang berbunyi:

20 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Page 23: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

ProfilProfil

Vol XIII No. 2 Tahun 2019 21

1. Kami percaya bahwa beternak adalah sebuah Sunnatulooh dan panggilan hati, bagi kami hewan ternak bukan sekedar hewan yang kami beri makan, bagi kami ternak adalah sebuah amanah dari Yang Maha Memiliki;

2. Kami merawat ternak kami dengan cinta dan kepedulian. Kami memadukan ilmu, tehnologi dan kearifan agar ternak kami sejahtera; dan

3. Kami melakukan usaha ternak bukan sebatas mencari kejayaan tapi lebih upaya mencari keberkahanNya. Kami melakukan perdagangan dengan adil, sehingga kami memperoleh keuntungan seperti halnya manfaat ternak kami untuk pembeli.

Adapun visi/misi yang diembannya adalah menyediakan bibit ternak kambing perah yang unggul dengan memadukan ilmu, teknologi, dan kearifan. Program unggulan yang sedang dilaksanakan adalah program lemu bareng (menggemuk bersama) dan program kawin bareng (kawin bersama).

Sebagai ketua Perkumpulan Peternak Kambing Domba Yogjakarta (PPKDY) dengan anggota sekitar 200 peternak, membuat Pak Didik terus berfikir, bagaimana agar peternakan kambing dapat maju dan berkembang. Keinginan ini beliau wujudkan dengan mendirikan Pusat Pelatihan Kambing Domba Yogyakarta. Beliau ingin anggota peternaknya pintar dan sukses khususnya dalam bidang beternak kambing tanpa harus jatuh bangun seperti dirinya dulu. Adanya Pusat Pelatihan, diharapkan dapat membantu masyarakat/peternak yang ingin belajar tentang cara beternak kambing dan mereka tidak perlu bingung lagi mencari tempat untuk berguru ilmu atau menimba pengalaman khususnya kambing dan domba. Fasiltas yang tersedia, diantaranya ruang untuk pembelajaran berupa pendopo terbuka, tempat untuk menginap dan kompleks perkandangan sekaligus tempat praktek.

Dalam pelaksanaan pelatihan, materi pelatihan disampaikan langsung oleh ahli dari Perguruan Tinggi dan praktisi. Materi pelatihan mencakup teori yang meliputi pengantar peternakan kambing dan domba, manajemen pemeliharaan, manajemen pakan, kesehatan ternak dan praktik lapangan yang meliputi pemeliharaan ternak, pengolahan pakan, handling ternak, pemilihan bibit, kesehatan ternak, cukur bulu, obat cacing dan pemerahan. Selain itu, dalam setiap pengantar pelatihan selalu disampaikan “Komersialisasi usaha kambing domba” untuk memotivasi peternak dan membuka wawasan bahwa beternak bukan hanya sekedar memelihara ternak, tetapi harus mempunyai nilai ekonomi dengan produk yang berdaya saing. Pelatihan dilakukan selama 2-3 hari atau disesuaikan dengan kebutuhan atau permintaan peserta termasuk kesepakatan biaya pelatihannya. Untuk meningkatkan kualitas pelatihan yang ada Bhumi Nararya Farm bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada dan Politeknik Pembangungan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya upaya Pak Didik untuk membuat peternak kambing menjadi lebih maju dan modern.

Pembangunan peternakan tidak dapat dilakukan secara sektoral, namun perlu adanya sinergi antara Pemerintah, Pergurun Tinggi dan masyarakat peternak. Koordinasi yang kuat dan peran serta aktif semua pihak sangat menentukan pencapaian target. Pak Didik dengan Bhumi Nararya Farm- nya adalah satu contoh keikutsertaan masyarakat dalam membangun peternakan kambing nasional, semoga ke depan akan muncul lebih banyak lagi Pak Didik lain sehingga dunia peternakan kita akan semakin sukses. “Tiada kata terlambat untuk kebaikan dan kesuksesan peternak Indonesia.” nNS

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 21

Page 24: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

22 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Liputan Utama

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus menggarap program pertanian dan bekerja

nyata untuk mengentaskan kemiskinan, khususnya masyarakat yang berada di kategori pra sejahtera melalui Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (BEKERJA). Program BEKERJA merupakan upaya Kementan untuk mengentaskan kemiskinan di tanah air berbasis pertanian dengan tiga tahapan, jangka pendek, menengah, dan panjang.

Program Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja) yang selanjutnya disebut Program Bekerja adalah upaya untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat miskin guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan melalui kegiatan pertanian yang terintegrasi. Jenis bantuan yang diberikan dalam Kegiatan Bekerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan berupa ternak ayam/itik lokal atau

persilangan (umur minimal 4 minggu) dengan target sebanyak 6 juta ekor yang disertai pakan, obat dan vitamin dan sarana pendukung berupa bantuan pembuatan kandang.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 jumlah penduduk miskin per September 2016 sebanyak 27,76 juta orang dan pada bulan Septeber 2017 menjadi sebanyak 26,56 juta orang atau terjadi penurunan sebanyak 1,2 juta orang miskin atau sebesar 0,96%. Meski penurunan angka kemiskinan dinilai sebagai yang tertinggi selama 10 tahun terakhir, tetapi permasalahan kemiskinan masih menjadi persoalan karena penduduk miskin di Indonesia masih berada diangka 10,12 % dari jumlah penduduk. Sesuai perintah Jokowi yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat, pengentasan kemiskinan saat ini menjadi prioritas penting untuk pemerintah indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Presiden menginstruksikan agar semua kebijakan terkait dengan semua program penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan dijalankan secara terpadu dan terintegrasi dalam bentuk padat karya tunai (cash for work).

Realisasi fisik ayam/itik Kegiatan Bekerja pada Tahun 2018 adalah 5.347.300 ekor (100%) dari target 5.347.300 ekor dengan rincian total realisasi fisik paket bantuan ayam adalah 5.268.750 ekor (100%) dari target 5.268.750 ekor, itik 78.550 ekor (100 %) dari target 78.550 ekor, realisasi pakan sebesar 29.717.700 kg (100%) dari target 29.717.700 kg, dan realisasi obat dan vitamin sebesar 106.946 paket (100%) dari target 106.946 paket.

Tren produksi unggal lokal, baik ayam maupun itik pada 2018 naik sekitar 10% dari sekitar 315 juta ekor (ayam) dan 57 juta ekor (itik). Kenaikan

#Bekerja meningkatkan gairah terhadaP ternak LokaL

Oleh: Novia Dimar Dwitarizki dan RosikinPengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Page 25: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

tersebut karena tumbuhnya peternak baru, permintaan pasar, serta adanya program Kementan.

Populasi ternak ayam lokal sebesar 299.701 ekor di tahun 2017, sementara estimasi tahun 2018 310.960 ekor. Ternak itik tahun 2017 mencapai 49.055 ekor, sementara tahun 2018 51.239 ribu ekor. Sedangkan, produksi daging ayam lokal tahun 2017 mencapai 300,1 ton dan 313,8 ton. Produksi daging itik tahun 2017 36.400 ton dan tahun 2018 mencapai 38.000 ton.

Sedangkan untuk tahun 2019, diproyeksikan kenaikan produksi di angka 22% karena adanya lanjutan program Kementan #Bekerja. Tahun ini 2019 Kementan menargetkan program Bekerja dilaksanakan di 22 Provinsi yang mencakup 360.088 RTM dengan total target distribusi ayam/itik 18.004.400 ekor dalam rangka peningkatan produksi di masyarakat.

Salah satu sinyal keberhasilan program Bekerja Kementerian Pertanian terlihat di Kabupaten Garut. Gabungan Kelompok Ternak (Gapoknak) dari Rumah Tangga Miskin (RTM) semakin semangat beternak ayam.

Salah satu Rumah Tangga Miskin (RTM) penerima bantuan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) adalah Usen yang menjadi penanggung jawab RTM

Usen mengaku sejak awal sudah berniat ingin mengembangkan usaha Ayam KUB ini dengan membangun kandang dan tempat penyimpanan pakan. Benih (DOC) yang diberikan Pemerintah sebanyak 50 ekor ayam sejak bulan Januari 2019 hingga saat ini, tinggal 2 pejantan dan 13 betina, bisa menghasilkan telur sebanyak 13 Butir perhari.

Menurut Usen, program Bekerja yang digagas pemerintah sangat bagus. Hanya saja kembali pada RTM nya masing-masing apakah ingin sukses mengembangkan usahanya atau tidak.

Ketika usaha ayam KUB ini berjalan sukses, dirinya punya rencana agar bisa berdiri dikaki sendiri. Usen menuturkan akan mengembangkan usaha selain ayam KUB, yaitu puyuh. Menurutnya, Integrasi ayam dan puyuh sangat cocok karena pakannya bisa berasal dari lingkungan sekitar.

Sementara itu, hasil budidaya yang dilakukan baik daging maupun telur akan dipasarkan melalui pasar tradisional dan ke warga sekitar. Budidaya burung puyuh ini juga bisa dikembangkan di kawasan Garut. Karena selain tidak membutuhkan lahan yang luas, dan tidak menimbulkan polusi berlebihan. Ditinjau dari segi bisnis, juga tidak membutuhkan biaya yang besar. Usen menuturkan per seribu ekor membutuhkan biaya Rp 16 juta, sudah termasuk kandang, bibit dan pakan. RTM tersebut mengaku semangatnya bertambah dalam mengurus ternak ayamnya setelah menerima bantuan 50 ekor ayam lokal melalui program Bekerja dari Kementan.

Unggas lokal yang dimiliki Indonesia dalam berbagai macam jenisnya mampu meramaikan bisnis perunggasan Tanah Air. Potensi unggas lokal sebagai bahan pangan tetap terjaga hingga kini. Bahkan, banyak pengusaha yang telah menjalankan bisnis kuliner berbahan unggas lokal dengan skala besar. Hadirnya unggas lokal juga mampu menciptakan diversifikasi protein hewani bagi masyarakat sebagai upaya peningkatan kualitas gizi. nIA

Liputan Utama

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 23

Page 26: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

24 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Potensi Perbibitan

PDB sektor pertanian berdasarkan data BPS tahun 2017 atas dasar harga yang berlaku memberikan kontribusi 13% dari pembangunan nasional, sedangkan subsector peternakan memberikan

kontribusi sebesar 1.57%. Subsektor peternakan memiliki peluang untuk terus ditingkatkan kontribusinya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat terutama peternak. PDB sektor peternakan selama periode 2010-2017 rata-rata tumbuh 4.60 persen per tahun, atau pada tahun 2010 mencapai 108.40 ribu miliar rupiah maka pada tahun 2016 PDB sektor peternakan naik menjadi 142.99 ribu miliar rupiah, dan tahun 2017 naik kembali menjadi 148.47 ribu miliar rupiah. Subsektor peternnakan mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar sehingga dapat diandalkan dalam upaya perbaikan ekonomi nasional khususnya peningkatan pertumbuhan ekonomi di desa.

Salah satu dari komponen tersebut adalah subsektor peternakan yang memiliki manfaat dan potensi yang besar untuk dikembangkan di Indonesia adalah budidaya sapi dan kerbau (sapi potong, sapi perah dan kerbau). Kondisi geofrafis dan unsur-unsur pendukung lainnya untuk dapat dikembangkan ternak sapi dan kerbau sangat tersedia di Indonesia. Berdasarkan SOUT 2017 sapi potong yang dikuasai oleh rumah tangga peternak 63.74% dengan skala kepemilikan kecil (1-2 ekor), 29.12% skala pemilikan sedang (3-9 ekor) dan 7.14% untuk skala kepemilikan ternak sapi potong >10 ekor adalah skala kepemilikian besar.

Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan terus melakukan kegiatan dalam rangka mencapai kedaulatan

pangan asal ternak melalui penyediaan protein hewani yang diterjemahkan dalam bentuk kegiatan optimalisasi reproduksi dan populasi yaitu Program UPSUS SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting) yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 sekarang ini. Data populasi yang akurat merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan program UPSUS SIWAB sehingga target kebuntingan yang diharapkan dari pelayanan Inseminasi Buatan (IB) dapat terwujud. Dengan meningkatnya jumlah kebuntingan ternak terjadi pertambahan jumlah kelahiran dan berdampak pada peningkatan populasi dan produksi ternak.

Pada tahun 2019 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) berdasarkan Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian yang salah satu tugasnya adalah melakukan pengumpulan, penggolahan dan analisis serta penyiapan data dan informasi komoditas peternakan berinisiatif melakukan pendataan Sapi dan Kerbau di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten dan Kota yang menjadi sampling pendataan saat ini adalah Kabupaten Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Pasuruan, Bondowoso, Jember, Lumajang, Jombang, Blitar, Sumenep, Pamekasan, Kediri, Sampang dan bangkalan, dan untuk Kota adalah Kota Kediri dan Kota Batu. Pemilihan sampling dengan menggunakan metodelogi PPS (Probability Proportional to Size) with replacement.

Pusdatin bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan ISIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Terpadu) sebagai

jawa timur mendata saPi dan kerBaunya

Oleh: Abdul Fatah Pengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Skema Pendataan Secara Online

Page 27: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Potensi Perbibitan

media pelaporan secara online, melakukan kegiatan pendataan. Kegiatan pendataan menggunakan ISIKHNAS memudahkan petugas pendataan dapat mengirimkan hasil pendataan langsung setelah melakukan pendataan dilapangan.

Pendataan sapi dan kerbau mencakup seluruh wilayah pendataan untuk populasi sapi potong, sapi perah dan kerbau yang dikuasai/diusahakan oleh peternak rakyat, koperasi, yayasan, instansi dan perusahaan peternakan sapi potong/sapi perah dan kerbau dan unit usaha lainnya.

Pendataan dilakukan dengan cara mendatangi langsung seluruh rumah tangga dan non rumah tangga peternak sapi dan kerbau yang telah ditentukan dan mencacah seluruh ternak yang dimiliki. Ternak sapi serta kerbau baik jantan dan betina di data dibagi berdasarkan fungsinya yaitu sapi potong, sapi perah dan kerbau dan dibagi menurut jenis umur yaitu dewasa, muda dan anak.

Pada tahun 2013 BPS melaksanakan sensus pertanian diperoleh data populasi, sedangkan 2014-2018 data populasi merupakan perhitungan berdasarkan parameter angka SOUT 2014 (pada tahun 2014-2016) dibandingkan SOUT 2017 (data tahun 2017-2020). Pada tahun 2018 BPS melakukan pendataan survey Pertanian Antar Sensus tahun 2018 yang baru pertama kali dilaksanakan oleh BPS untuk mengkoreksi data antar sensus. Angka populasi sapi dan kerbau berdasarkan parameter dapat saja berbeda dengan populasi sebenarnya yang ada dilapangan sehingga dengan adanya pendataan ini dapat terlihat kondisi populasi saat ini yang sebenarnya.

Angka tetap tahun 2017, data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

Hasil sementara data yang masuk ISIKHNAS

Dari table diatas data yang diharapkan masuk dengan pendekatan data populasi 2017 jumlah ternak masih sama dengan mengindahkan angka kematian, kelahiran, kematian dan mutasi ternak didapat baru 72,3% ternak yang terlaporkan setelah pendataan dilakukan. Untuk Kabupaten Magetan dan Kota Batu jumlah ternak sapi dan kerbau melebihi dari yang

diharapkan, artinya terjadi koreksi dan peningkatan jumlah ternak di dua daerah tersebut. Untuk Kabupaten Jember Blitar dan Pamekasan harus segera dilakukan percepatan pelaporan kedalam ISIKHNAS karena jumlah ternak yang terlaporkan sangat sedikit sedangkan potensi yang bisa dilaporkan sangat besar.

Hasil pendataan yang lengkap jumlah sapi potong, sapi perah dan kerbau ditingkat Kabupaten dan estimasi total populasi di tingkat Provinsi, diharapkan akan menjadi pembanding atau koreksi data SUTAS 2018 (BPS) selain itu Kabupaten/Kota serta Provinsi dapat menggunakan data tersebut sebagai dasar pelaksanaan kegiatan perencanaan dan kegiatan lainnya. nMW

Kabupaten/Kota

Hasil sampai 1 Oktober 2019

Angka Tetap %

Bangkalan 191.384 201.589 94,9 Batu 15.704 14.352 109,4 Blitar 27.448 158.300 17,3 Bojonegoro 221.443 202.947 109,1 Bondowoso 111.015 215.215 51,6 Jember 109.435 251.851 43,5 Jombang 61.968 75.518 82,1 Kediri 156.505 222.513 70,3 Kota Kediri 3.649 4.042 90,3 Lamongan 101.924 105.198 96,9 Lumajang 135.119 203.835 66,3 Magetan 118.440 110.620 107,1 Pamekasan 32.429 190.643 17,0 Pasuruan 130.441 193.347 67,5 Sampang 211.812 212.776 99,5 Sumenep 242.791 362.473 67,0 Tuban 338.404 331.024 102,2

2.209.911 3.056.243 72,3

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 25

Page 28: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

26 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 adalah integrasi ekonomi untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN 2020 dan daya saing ASEAN dapat menyaingi Tiongkok dan

India untuk menarik investasi asing. Modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan warga negara anggota ASEAN, dalam menghadapi tantangan dan persaingan seperti ini maka negara-negara ASEAN harus mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil, cerdas, dan kompeten. Persaingan tenaga kerja menuntut kualitas dan profesionalisme serta spesialisasi pada bidang-bidang profesi dengan kompetensi kerja tertentu menjadi keharusan dalam pasar global. Tanpa persiapan SDM yang baik, bukan tidak mungkin lapangan pekerjaan yang selama ini dikerjakan oleh tenaga kerja Indonesia bisa saja digantikan oleh tenaga kerja asing yang lebih kompeten dan professional termasuk sektor pertanian.

Salah satu upaya dalam mewujudkan SDM yang profesional dan berdaya saing adalah dibangunnya sistem sertifikasi kompetensi, melalui sertifikasi kompetensi diharapkan setiap orang yang mengajukan sertifikasi akan mendapat pengakuan sebagai profesionalisme dibidangnya. Sertifikasi kompetensi merupakan proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), standar internasional dan/atau standar khusus.

SKKNI merupakan salah satu tindak lanjut dari Permenakertrans Nomor 05 Tahun 2012 Tentang Sistem Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Kementerian Pertanian telah menerbitkan payung hukum sertifikasi SDM Pertanian melalui Permentan Nomor 36 Tahun 2015 Tentang Sertifikasi SDM Pertanian. Sertifikasi ini bertujuan untuk menentukan kelayakan kompetensi sumber daya manusia pertanian, selain itu sebagai bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja akan diterbitkan sertifikat kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Salah satu Lembaga sertifikasi yang telah dibentuk Kementerian Pertanian adalah LSP Pertanian, lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi sektor pertanian telah mendapat lisensi dari BNSP untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. Dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi, LSP Sektor Pertanian telah didukung oleh 38 Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan 180 orang SDM asesor kompetensi yang berasal dari berbagai latar belakang akademik, yaitu akademisi, birokrasi, praktisi, organisasi/asosiasi profesi dan masyarakat yang berkompeten di bidangnya. Asesor kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk melakukan dan menilai uji kompetensi/asesmen pada jenis dan kualifikasi tertentu.

Selain mendukung program nasional, kesiapan SDM yang handal dan kompeten diperlukan juga dalam menghadap ekonomi global. Globalisasi pasar kerja akan diwarnai oleh

SDM Perbibitan

sertiFikasi :ProFesionaL daLam Bertindak, terjamin daLam Produk

Oleh : Irma dan Ian SopianPengawas Bibit Ternak di Dit Perbibitan dan Produksi Ternak

Page 29: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

SDM Perbibitan

persaingan kualitas dan profesionalisme tenaga kerja. Di masa mendatang pasar kerja akan lebih menuntut pada bidang-bidang profesi dan kompetensi tertentu. Sektor pertanian di masa mendatang diharapkan masih mempunyai peranan strategis sebagai pendorong pembangunan ekonomi nasional. Kontribusinya sektor pertanian begitu nyata bagi 230 juta penduduk Indonesia, sebagai penyedia bahan baku industri, berperan dalam peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara melalui ekspor, penyedia lapangan pekerjaan, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Liberalisasi ekonomi global (GATT, WTO, European Union, APEC, NAFTA, AFTA dan SAARC) juga menimbulkan berbagai tantangan di sektor pertanian. Perkembangan pasar global Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menuntut persaingan kualitas dan profesionalisme tenaga kerja yang kompeten pada bidang-bidang tertentu. Semenjak MEA diberlakukan, sertifikasi kompetensi sektor pertanian sangat diperlukan agar SDM pertanian Indonesia terspesialisasi pada bidang bidang profesi dengan kompetensi tertentu. Hal ini dipertegas melalui arahan Bapak Presiden RI bahwa pada tahun 2019 pembangunan akan berorientasi pada SDM berbasis kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan vokasi. Konsekuensi logis dari kondisi tersebut memelurkan SDM pertanian yang kompeten, profesional, dan berdaya saing.

Sertifikasi Bidang Peternakan

SDM Peternakan sebagai salah satu motor penggerak pembangunan peternakan telah memiliki beberapa bidang kompetensi dengan skema sertifikasi yang telah terdaftar di Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Berdasarkan informasi LSP Pertanian Kementerian Pertanian, sertifikasi kompetensi yang berkaitan dengan sub sektor peternakan yaitu inspektor pertanian organik ternak, fasilitator pakan dan bahan baku pakan, fasilitator pengawas mutu pakan, fasilitator supervisor pengawas mutu pakan, pengawas bibit ternak, ahli pengawas bibit ternak, inseminator, petugas pemeriksa kebuntingan (PKB), petugas Asisten Teknis Reproduksi (ATR), operator grading telur tetas, operator penetasan, operator sexing, operator anak kandang farm unggas pedaging, dan operator kandang farm pullet, inspektor organik ternak, fasilitator organik ternak, operator budidaya organik ternak, operator pakan organik ternak, operator bibit ternak organik, dan operator limbah ternak organik.

Selain memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi, Kementerian Pertanian juga memiliki Lembaga Sertifikasi Produk (LS-PRO). Untuk menjamin mutu bagi pengguna, benih dan bibit ternak yang beredar harus disertifikasi. LS-Pro telah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN). Perbandingan kedua lembaga tersebut apabila disandingkan kemiripannya dalam sub sektor peternakan sebagai berikut:

NO KOMPONEN LS-PRO LSP

A NomenklaturLembaga Sertifikasi Produk Benih dan Bibit Ternak

Lembaga Sertifikasi Profesi Pertanian

B Objek Benih dan Bibit Ternak SDM Pertanian

C Acuan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

E Ruang Lingkup Sertifikasi

31 SNI Benih dan Bibit Ternak 119 SKKNI

F Masa berlaku sertifikasi

4 Tahun, setelah 4 tahun diwajibkan mengikuti surveilans

Dengan dukungan SDM Peternakan dan benih/bibit yang sudah tersertifikasi, diharapkan sub sektor peternakan semakin maju mengikuti perkembangan Standar Era. Upaya memperkuat profesi peternakan, saat ini juga telah didukung dengan Undang Undang 11 Tahun 2014 Tentang Keinsinyuran. SDM Peternakan dapat mengambil Program Profesi Insinyur sehingga keahlian di bidangnya menjadi sebuah profesi sebagaimana layaknya profesi-profesi lain (Dokter Hewan, Akuntan, Advokat, perawat dst). Sebagaimana diketahui, Indonesia bukan saja ketinggalan dalam jumlah, namun juga pada pengakuan kualitas insinyur yang menjadi tantangan amat penting pembangunan daya saing menghadapi kesejajaran dengan negara-negara di ASEAN. Untuk itu, kehadiran UU Nomor 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran merupakan solusi pembangunan keinsinyuran Indonesia sehubungan dengan keberadaannya dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Menurut Undang-undang No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran, Program Profesi Insinyur adalah program pendidikan tinggi setelah Program Sarjana untuk membentuk Kompetensi Keinsinyuran. Penguasaan Kompetensi Keinsinyuran ditandai dengan Sertifikat Kompetensi Insinyur. Insinyur yang memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur akan memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur yang merupakan bukti tertulis yang dikeluarkan oleh Persatuan Insinyur Indonesia (PII) kepada Insinyur yang telah memiliki Sertifikat Kompetensi Insinyur dan diakui secara hukum untuk melakukan praktik keinsinyuran. Dalam UU 11 Tahun 2014 tersebut, sektor pertanian dan hasil pertanian menjadi salah satu disiplin teknik keinsinyuran. Keterkaitan antar fungsi di bidang SDM peternakan menjadi semakin terbuka luas dimasa mendatang nMD

Salah satu Lembaga sertifikasi yang telah dibentuk Kementerian Pertanian adalah LSP Pertanian,

lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi sektor pertanian telah

mendapat lisensi dari BNSP untuk melaksanakan sertifikasi

kompetensi kerja

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 27

Page 30: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

SDM Perbibitan

wasBitnak harus meLek jurnaListik

Oleh : Harry Chakra Mahendra dan Titien Widi RPengawas Bibit Ternak di Dit Perbibitan dan Produksi Ternak

Sebagai pelaksanaan dari Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi telah menindaklanjuti dengan menetapkan jabatan fungsional pengawas bibit ternak dan angka kreditnya sesuai dengan Keputusan Nomor 2 Tahun 2011. Jabatan fungsional ini ditetapkan dalam rangka efisiensi pelaksanaan tugas/pekerjaan, peningkatan produktivitas kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), peningkatan produktifitas unit kerja dengan mengurangi kecenderungan bertambahnya jabatan struktural, memperjelas pembinaan karir PNS serta terbinanya sistem administrasi kepegawaian yang lebih berdaya dan berhasil guna.

Pengawas Bibit Ternak (Wasbitnak) adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung j a w a b , wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan bibit ternak. Tugas pokok Wasbitnak adalah menyiapkan, melaksanakan, mengevaluasi, mengembangkan dan melaporkan kegiatan pengawasan bibit ternak yang terdiri dari pengawasan mutu bibit, pengawasan mutu benih, serta pengawasan peredaran bibit dan benih. Selanjutnya tugas pokok tersebut dijabarkan dalam butir-butir kegiatan.

Informasi Berlimpah RuahInformasi peternakan sangat

berlimpah ruah di daerah namun belum tergali secara optimal. Keberadaan Wasbitnak yang tersebar di provinsi dan kabupaten mempunyai nilai lebih dalam upaya mengelola informasi yang ada. Hal ini merupakan kelebihan yang perlu dioptimalkan sehinga dapat menjadi corong berita peternakan khususnya di bidang perbibitan.

Tersebarnya sumberdaya genetik ternak di masing-masing wilayah menjadi salah satu bahan informasi atau berita yang perlu disampaikan dan diketahui khalayak. Informasi mengenai perkembangan populasi, keunggulan dan peran sosial budaya di masyarakat akan sangat menarik jika diungkap. Selain itu, profil pembibit-pembibit lokal yang memiliki kontribusi besar terhadap kelestarian sumberdaya genetik ternak juga menjadi obyek tulisan yang menarik.

Hal yang diuraikan di atas, akan dapat muncul dan diketahui khalayak umum apabila ada yang memberitakannya. Siapa memberitakan? Para Wasbitnak mempunyai peluang besar terkait dengan tugas pengawasan yang dilakukan. Karena kegiatan pengawasan akan memberikan Wasbitnak akses

informasi yang besar diluar kegiatan pengawasan yang dilakukan. Akses informasi ini dapat muncul

dari pengamatan selama perjalanan, hasil diskusi

atau obrolan santai dengan peternak, selain masalah kelembagaan dan substansi teknis

28 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Page 31: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

SDM Perbibitan

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 29

JURNALISTIK adalah ilmu, teknik, dan proses yang berkenaan dengan penulisan berita, feature, dan artikel opini di media massa, baik media

cetak, media elektronik, maupun media online (media siber)

pengawasan. Mengembangkan laporan pengawasan menjadi berita

atau informasi yang menarik menjadi tantangan tersendiri bagi Wasbitnak. Karena diperlukan kemampuan atau keahlian tersendiri yang mungkin saat ini menjadi kelemahan bagi sebagian besar Wasbitnak, penyebabnya karena Wasbitnak belum “Melek Jurnalistik”.

Melek JurnalistikKesimpulan tersebut penulis dapat sampaikan setelah

mengikuti Workshop Optimalisasi Kehumasan yang dilaksanakan pada 2-4 Oktober 2019 di Bogor. Melek Jurnalistik disini diartikan sebagai kesadaran seorang Wasbitnak terhadap kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya termasuk masyarakat peternakan

Sebagaimana fungsi jurnalisme dalam memenuhi hak-hak warga negara untuk mendapatkan informasi yang benar dan akurat terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Maka fungsi ini juga masuk fungsi Wasbitnak yaitu dalam unsur pelaporan. Wasbisnak yang melek jurnalistik akan memberikan warna lain dalam penyajian laporannya agar informasi bidang perbibitan ternak menjadi lebih menarik. Dengan demikian maka informasi akan lebih mudah tersampaikan bahkan dapat mempengaruhi

pembacanya.Kelebihan Wasbitnak dibandingkan dengan jurnalis

peternakan lain adalah Informasi yang diperoleh merupakan informasi utama yang diperoleh dari hasil pengawasan di lapang. Tidak semua jurnalis yang menulis bidang peternakan khususnya perbibitan memiliki akses ke pada petani atau program terkait. Mereka biasanya hadir pada saat momen-momen tertentu atau berdasarkan pemberitahuan dari resmi penyelenggara. Kelebihan ini yang masih belum dioptimalkan oleh wasbitnak.

Kelebihan tersebut apabila dibingkai dengan kemampuan jurnalistik maka akan menjadi warna baru bagi jurnalisme itu sendiri. Wasbitnak perlu meningkatkan kemampuan dalam mengolah laporan pengawasan menjadi berita, infografis, bahkan videografis perlu terus diasah dan ditingkatkan secara bertahap.

Peternakan jaman sekarang perlu juga tersentuh teknologi 4.0 yang sedang menjadi trending topic. Salah satu cirinya adalah informasi yang mudah diakses melalui jaringan internet di telepon seluler. Berita-berita ringan tetapi akurat yang dapat dibaca dan dipahami kurang dari 5 menit per artikel. Hal ini yang ingin disampaikan penulis sehingga Wasbitnak memiliki nilai tambah di masyarakat. nCES

Page 32: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

30 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Potensi Perbibitan

Boerka gaLaksiBiBit ungguL kamBing indonesia

Oleh: Syawal HUNPeneliti di Lolit Kambing Sei Putih Sumatera Utara

Tingkat konsumsi daging kambing secara nasional sebesar 0,052 kg perkapita/tahun (BPS 2018). Besarnya potensi pasar ekspor yang selama ini baru dimanfaatkan secara minimalis tetap menjadi faktor pendorong potensial bagi

pengembangan kambing pedaging di Indonesia sehingga perlu dioptimalkan. Dalam konteks ini, ketersediaan bibit kambing dalam jumlah memadai, berkesinambungan dan memiliki kualitas teknis yang sesuai dengan persyaratan pasar menjadi prasyarat yang sangat vital. Untuk mendorong produksi kambing nasional, Loka Penelitian Kambing Potong telah mengembangkan program pembentukan kambing unggul melalui pendekatan perkawinan silang (cross breeding) antara pejantan kambing Boer dengan induk kambing Kacang. Hasil silangan kedua ras kambing tersebut adalah kambing ’Boerka Galaksi’ yang memiliki potensi sebagai jenis kambing tipe pedaging yang relatif baik dan memiliki potensi sebagai bibit kambing unggulan di waktu mendatang.

Performa Kambing Boerka Galaksi

Kambing Boerka memiliki Performa diantara ke dua tetua induknya yakni lebih besar dari kacang dan lebih kecil daripada Boer namun demikian kualitas perdagingan jauh lebih bagus dari kacang. Selanjutnya dari segi warna umunya memiliki warna kepala sampai leher coklat badan putih merupakan perpaduan dari kacang dan Boer.

Dari tabel dilihat secara umum sifat morfologis kambing Boerka Galaksi lebih bagus daripada kambing kacang.

Bobot Lahir dan bobot Sapih

Kambing Boerka memiliki bobot lahir yang lebih berat dibanding kambing Kacang. Bobot Sapih sangat erat kaitannya dengan bobot lahir. Bobot sapih berhubungan dengan adanya persaingan dalam mendapatkan makanan, dimana anak jantan lebih agresif dibandingkan dengan betina.

Bobot sapih juga dipengaruhi oleh tipe lahir, dimana anak tipe lahir tunggal lebih berat (8,33 ± 2,47 kg) dibanding tipe lahir kembar (7,02 ± 2,23 kg). Selanjutnya tipe lahir memperlihatkan adanya persaingan pada tipe kelahiran Sehingga tingkat pertumbuhan anak kelahiran kembar menjadi lebih rendah dari kelahiran tunggal. Paritas juga akan mempengaruhi bobot sapih. Bobot sapih tertinggi dijumpai pada paritas >3 (8,29 ± 1,97 kg) kemudian paritas 2 (8,12 ± 2,22 kg) dan yang terendah adalah paritas 1 (6,87 ± 2,07 kg).

Pertambahan Bobot Hidup Harian Prasapih (PBHH)

Laju pertumbuhan kambing Boerka lebih cepat daripada kambing Kacang. Laju pertambahan bobot hidup harian prasapih anak jantan (69,46 ± 31,76 g ekor-1 hari-1) lebih cepat daripada anak betina (56,52 ± 27,59 g ekor-1 hari-1 ). Perbedaan sekresi hormon pertumbuhan yang diketahui pada umumnya anak jantan lebih aktif dari pada anak betina (NALBANDOV, 1990), menyebabkan

Tabel.1. Karakteristik Morfologis Betina Dewasa Boerka Galaksi dan Kacang

Parameter Boerka Galaksi Kacang

Panjang badan 68± 3,94 56,64 ±4,67

Tinggi pundak 64,6±1,43 52,45 ±2,91

Tinggi pinggul 68,4±1,90 57,45 ± 3,83

Lebar dada 18,9 ± 3,54 14± 2,49

Lingkar dada 74,85 ± 5,51 54,09 ± 3,27

Panjang tanduk 18,7±5,54 9,59 ±1,8

Panjang Telinga 20 ±1,22 15,77 ± 1,51

Panjang ekor 14,3 ±1,95 11,14 ± 1,48

Lebar ekor 6,9±1,07 5,32 ± 0,51(SIMON P. GINTING dan FERA MAHMILIA, 2008)

Sumber: Romjali, et all. 2002

Tabel. 2. Rataan Bobot Lahir Kambing Boer dan Boerka

KRITERIA N BOERKA N Boer

Bobot lahir 157 2,22 ± 0,42 39 2,62± 0,63

Tunggal 76 2,60 ±0,26 18 3,04 ±0,81

Jantan 40 2,66±0,12 8 3,35 ± 0,12

Betina 36 2,52±0,20 10 2,72 ±0,06

Kembar -2 81 2,15±0,29 21 2,47 ±0,17

Jantan 43 2,22 ±0,25 10 2,53 ± 0,08

Betina 38 1,98 ±0,54 11 2,41 ± 0,15

Page 33: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Potensi Perbibitan

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 31

Sumber: Romjali, et all. 2002

Tabel.3. Rataan Bobot Sapih dan Pbhh Kambing boer dan boerka

KRITERIA N BOERKA N BOER

Bobot sapih (kg) 141 7,69±2,3 10,50 ±2,01

PBHH prasapih (g/h) 141 60,10±0,37 87,60 ±0,48

Mortalitas prasapih (%) 16 9,81 7,6

Tabel.4. Komparatif Karakteristik Karkas Kambing Boerka Galaksi dan kambing kacang .

Parameter Boerka Galaksi Kacang

Bobot hidup (kg) 21,57 ± 0,81 20,28 ± 0,95

Bobot karkas segar (%) 40,9 ± 1,2 44,4 ±1,3

Bobot karkas layu (%) 39,7 ± 1,15 43,6 ±1,29

Penyusutan (%) 1,2 0,5

Bobot karkas layu bagian kanan (gr) 4.290 4.515

Bobot tulang (%) 19,4 ± 0,81 17,1±0,40

Bobot daging (%) 74,43 ± 0,96 79,3±0,78

Bobot lemak (%) 5,2 ± 0,75 2,7± 0,25

Bobot jaringan Ikat (%) 1,01± 0,17 0,9±0,25(SI MON P. GINTING dan FERA MAHMILIA, 2008)

bobot hidup anak kambing jantan lebih berat daripada anak betina.

Laju pertumbuhan anak kelahiran tunggal lebih cepat dibanding kelahiran kembar. Keragaman paritas juga mempengaruhi laju pertumbuhan, tingkat kedewasaan induk. Sejalan dengan semakin dewasa induk, mekanisme hormonal organ reproduksi semakin sempurna yang diikuti dengan peningkatan kondisi bobot hiduk induk, sehingga mempunyai potensi menghasilkan air susu yang lebih banyak. Inilah Keunggulan Boerka Galaksi.

Keragaan Karkas

Karakteristik dan mutu karkas kambing Boerka Galaksi telah dianalisis secara ekstensif oleh TRIYANTINI et al. (2002). Mutu karkas kambing Boerka galaksi tergolong ke dalam kategori Mutu I serupa dengan kambing Kacang yaitu penampakan agak lembab, tekstur lembut dan kompak, warna merah khas daging,

lemak panggul tebal dan bau spesifik. Karakteristik mutu tersebut mengindikasikan bahwa daging kambing Boerka Galaksi akan dapat diterima oleh konsumen seperti halnya dengan kambing Kacang (SIMON P. GINTING daN FERa MaHMILIa. 2008). (YMY)

KESIMPULAN

Kambing Boerka Galaksi memiliki bobot lahir dan bobot sapih memiliki kualitas lebih Unggul daripada kambing Kacang.

Daftar pustaka1. SIMON P. GINTING dan FERA MAHMILIA. 2008. Kambing ’Boerka’: Kambing Tipe

Pedaging Hasil Persilangan Boer x KacangWARTAZOA Vol. 18 No. 3 Th. 2008.2. MAHMILIA dan DOLOKSARIBU. 2010. Keunggulan relatif anak hasil persilangan

antara kambing Boer dengan Kacang pada periode. JITV Vol. 15 No. 2 Th. 2010: 124-130.

3. ROMJALI. E, LEO P.BATUBARA, KISTON SIMANIHURUK DAN SIMON ELIESER. Keragaan anak hasil persilangan kambing kacang dengan Boer dan peranakan Etawah. 2002. Seminar nasional teknologi Peternakan dan veteriner. Hal: 113 -115.

4. Badan Pusat Statistik 2018

Page 34: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

32 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Potensi Perbibitan

Mengenal Tingkah laku ayaM agar Produksi oPTiMal

Oleh: Firmansyah BudiyantoPengawas Bibit Ternak di BPTU-HPT Sembawa Tidak melulu soal bibit, pakan, ataupun

SDM. Kerapkali kunci keberhasilan budidaya atau pembibitan ayam justru dari hal sepele. Salah satunya adalah

mengenal tingkah laku ayam. Berikut beberapa tingkah laku ayam yang penting banget untuk diketahui. Siapkan ruang pada sel kelabu otak kita untuk mengingatnya.

Page 35: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Potensi Perbibitan

1. Ayam lebih tahan lapar dibanding haus Kebutuhan air minum ayam umumnya dua sampai tiga kali

dari jumlah pakan yang diberikan. Ketika ayam kekurangan air minum, sangat rentan dengan kondisi stres. Pada ayam tipe petelur, kondisi stress ini cukup lama, meskipun kejadian kekurangan air minum sudah lampau terjadi.

Pada pola pemeliharaan litter, kekurangan air minum akan memicu sifat agresif ayam. Jika dibiarkan berulang, akan timbul kanibalisme.

2. Ayam memiliki sifat peniru. Pernah dengar jika satu ayam makan dengan lahap, maka

ayam lain akan ikut-ikutan makan dengan lahap pula? Ya, ayam memiliki sifat peniru. Selain itu, aplikasi dari sifat ini adalah saat kegiatan pengambilan telur.

Sangat disarankan untuk mengambil telur lebih dari satu kali, terutama untuk kandang berpola litter atau closed house. Kenapa? Karena terlalu banyak telur yang berserakan, maka akan tinggi potensi untuk telur retak, kemudian pecah akibat terinjak.

Ayam yang penasaran, akan mematuk isi telur. Tentunya diikuti oleh ayam-ayam lain. Jika sudah begini, akan sangat susah menghentikan kanibalisme telur. Anomali ini dapat dijabarkan sebagai kondisi kesengajaan ayam-ayam di kandang untuk memecahkan telur untuk dimakan.

3. Ayam mengenal level Bukan hanya pedas-pedasan makanan yang punya level.

Dalam kelompok, ayam yang kuat akan makan lebih dulu, minum lebih dulu, dan tentunya kawin lebih dulu. Lantas, apa hubungannya dengan produksi?

Ternyata berhubungan pada hal yang cukup penting. Berdasarkan sifat ini, maka tempat pakan dan tempat minum tidak boleh kurang. Jika kurang, maka jangan harap ayam level bawah (dapat diartikan sebagai ayam dengan bobot sedikit di bawah rata-rata) mampu untuk tumbuh optimal.

Berdasarkan tingkah laku ini, maka disarankan pula untuk grading atau pengelompokkan ayam. Lakukan penimbangan secara sampling. Jika koefisien keragaman tinggi, ada baiknya dilakukan grading. Kelompokkan ayam berdasarkan keseragamannya. Kita mengenal istilah pertumbuhan kompensasi pada masa starter-grower. Ayam yang perfomanya sedikit di bawah rata-rata akan mampu mengejar ketertinggalannya, dengan adanya program grading ini.

4. Ayam merasakan cinta dari petugas kandang. Aduh, lebay apapula ini? Tapi begitulah tingkah laku ayam.

Mari kita ambil contoh saat perkawinan ayam dengan inseminasi buatan (IB) ayam. Kunci fertilitas yang tinggi dari IB adalah volume dan kualitas sperma. Jika fertilitas tinggi, maka efek bola saljunya adalah jumlah DOC juga banyak.

Tahukah kita? Ayam mengetahui sentuhan dari pemerahnya. Jika kita memerah dengan kesal, maka semen (cairan pelumas yang mengandung sperma) yang dihasilkan akan bercampur kotoran, atau mungkin sama sekali tidak keluar. Jika kita memerahnya dengan takut, maka ayam akan mematuk/beringas sebelum diperah. Lantas harus bagaimana? Lakukan IB dengan cinta. That’s it.

Pengalaman empiris kerapkali menemukan fakta, petugas kandang yang memperlakukan ternak ayamnya dengan sayang, akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi dari petugas yang sekedar merawat saja.

5. Kondisi gelap, ayam minim aktivitas. Sebagai pengawas bibit ternak, mau tidak mau akan

berhadapan dengan data-data. Salah satunya adalah penimbangan. Meskipun sampling, kegiatan ini rawan menimbulkan stress pada ayam. Kegiatan ini perlu dilakukan secepat mungkin dan sesenyap mungkin.

Mari manfaatkan tingkah laku ayam ini. Timbanglah ayam dengan posisi sayap menutupi kepala, niscaya ayam akan tertidur. Penimbangan bisa cepat dengan hasil akurat, tanpa bingung dengan nilai timbangan yang berubah-rubah karena ayam berontak.

Demikian lima tingkah laku utama ayam, yang penting u n t u k diketahui. nFBR

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 33

Page 36: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

34 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Pengembangan Perbibitan

Sapi Bali merupakan sumberdaya genetik potensial di Indonesia. Beberapa daerah di Indonesia dijadikan sebagai wilayah perkembangan dan perbibitan sapi Bali. Sapi Bali memiliki keunggulan diantaranya

daya reproduksi yang tinggi, daya adaptasi yang bagus dan persentase karkas yang tinggi. Sehingga Sapi Bali banyak digemari oleh peternak Indonesia. Berdasarkan data populasi tahun 2018 yang dirilis BPS, Populasi Sapi Bali mencapai 32% dari total populasi di Indonesia sebanyak 16,4 juta ekor.

UPTD Ternak Ruminansia merupakan UPTD di bawah naungan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Barat yang berlokasi di Air Runding, Kabupaten Pasaman Barat dengan fokus pemeliharaan Sapi, Kambing dan Rusa dengan tujuan menghasilkan ternak bibit dan bakalan

untuk memenuhi kebutuhan ternak di Sumatera Barat. Untuk memenuhi tujuan tersebut, reproduksi sapi harus

didukung dengan pemberian pakan yang cukup. Sementara untuk memenuhi kebutuhan pakan, selama ini berasal pakan konsentrat pabrikan ditambah pakan olahan dari bahan-bahan lokal seperti tongkol jagung, bungkil sawit ,bungkil kedelai, mineral, garam, dedak dan jagung serta hijauan yang ditanam di lokasi kebun rumput UPTD Ternak Ruminansia. Pemenuhan kebutuhan pakan dari hijauan adalah minimal 10-15% dan konsentrat 1-2% dari berat badan.

Wilayah Pasaman Barat memiliki 163.000 ha lahan sawit. Ini menjadi potensi untuk dapat dimanfaatkan untuk perkembangan peternakan, salah satunya dengan cara integrasi. Pelaksanaan pemeliharaan dengan pola sistem

Oleh : AzizahWasbitnak pada Dinas Peternakan dan Keswan Sumatera Barat

METODE PEMELIHARAAN SAPI BALI DENGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI UPTD TERNAK RUMINANSIA

Page 37: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Pengembangan Perbibitan

integrasi sawit sapi dilakukan dengan alasan UPTD Ternak Ruminansia memiliki lahan seluas 500 ha yang potensial untuk dijadikan kawasan integrasi sawit sapi. Dari 500 ha tersebut baru dapat dikelola sebanyak 60 Ha, karena masih sedikitnya lahan UPTD yang baru dapat dikelola oleh Pemerintah secara penuh sehingga mengakibatkan kurangnya ketersediaan padang rumput untuk pengembalaan dan stok rumput gajah, hal ini disebabkan sebagian besar lahan tersebut masih dikelola oleh masyarakat dengan sawit sebagai mayoritas. Maka dari itu pemanfaatan tanaman antara tanaman sawit (TATS) yang dalam perkebunan sawit dianggap sebagai gulma, namun berpotensi sebagai pakan sapi. Ini merupakan vegetasi alam yang tumbuh di kawasan kebun sawit dan yang berasal dari tanaman inti / kelapa sawit, hal ini bisa mengurangi biaya penanganan gulma bagi petani sawit. Selain itu kotoran ternak bisa bermanfaat sebagai pupuk organik untuk tanaman sawit sehingga terjadi simbiosis mutualisme antara sapi dan sawit, antara peternak dan petani.

Integrasi ini dilakukan dengan metode pemeliharaan semi intensif, sapi digembalakan secara terkendali dari pagi sampai sore di dalam paddock/ plot dengan pagar kawat berduri yang dibuat didalam kebun sawit tersebut dengan seizin pemilik

perkebunan dan pada sore hari sapi digiring kembali masuk ke kandang untuk mendapatkan konsentrat dan kebutuhan air minum. Selain itu untuk penanganan kesehatan akan dilakukan dibawah pengawasan dokter hewan, serta dilakukan vaksin jembrana setahun sekali.

Pembuatan Paddock dilakukan dengan menggunakan pagar hidup yang dipasangi kawat berduri, masing masing paddock/ plot memiliki luas ± 5 ha, yang dimanfaatkan untuk penggembalaan ± 200 ekor sapi selama 1 minggu dan untuk minggu selanjutnya dilakukan rotasi ke paddock selanjutnya sampai pada minggu ke 7 (tujuh) kembali ke paddock awal.

Penggunaan paddock bertujuan untuk: 1. Pembatasan areal pemeliharaan sapi di lahan sawit, 2. Pembatasan lahan tersebut juga bertujuan untuk

menentukan rotasi lokasi penggembalaan, sehingga rumput diharapkan dapat tumbuh lagi untuk jadwal selanjutnya.

3. Efisiensi jumlah tenaga kerja penggembalaan karena hanya perlu untuk mengawasi di pintu masuk/keluar dan pengecekan sekeliling pagar jika ada yang rusak.. Adapun sapi yang digembalakan telah dilakukan beberapa

seleksi:1. Betina induk, dara dan anak sapi umur lebih dari 2 bulan2. Pejantan yang telah diseleksi3. Sapi Bunting kurang dari 6 bulan4. Anak jantan kurang dari 1,5 tahun

Seleksi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan sapi yang akan dilepas di penggembalaan dan sapi yang harus mendapat perlakuan khusus dengan catatan :- Sapi betina diseleksi setiap 3 bulan dengan cara melakukan

pemeriksaan kebuntingan, untuk umur kebuntingan 8 bulan keatas akan dikandangkan untuk manajemen penanganan kelahiran.

- Pelaksanaan seleksi ini dibarengi dengan pemberian obat

cacing, pemasangan eartag anak ,pemberian vitamin dan pemberian obat lain terkait dengan kondisi sapi pada saat pemeriksaan

- Seleksi pejantan dilakukan untuk manajemen bibit dengan tujuan :a. Menghindari inbreeeding atau kawin sedarahb. Mempermudah pelaksanaan recordingc. Menghemat pakan dilahan, hal ini disebabkan sapi

jantan yang lebih dominan dalam hal pakand. Untuk perawatan pejantan, baik dari kondisi tubuh,

libido serta kualitas sperma Dalam pelaksanaan integrasi ini, kedepannya bisa lebih

ditingkatkan dengan teknologi pakan seperti penggunaan lumpur sawit (solid) dan penggunaan pelepah sawit. nMW

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 35

Page 38: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

36 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Pengembangan Perbibitan

Oleh : Triyanto dan Iman TrismanWastukan dan Wasbitnak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Perkenalkan nama saya Sibeter, nama panjang saya Sistem Aplikasi Bantuan Ternak Pemerintah. Harap tenang jangan salah sangka dulu, ini adalah sebuah Sistem Aplikasi yang sedang di kembangkan oleh Subdit Ruminansia Potong dalam mengintegrasi Data Informasi Perkembangan Bantuan Ternak Pemerintah dengan Profil Peternakan Nasional.Si b.ter merupakan aplikasi yang berbasis internet yang menginformasikan data dan informasi banper yang berkualitas, update dan real time, waktu penginputan cepat, dapat ditelusuri secara cepat, data dan informasi terkelola dengan baik.

Aplikasi ini dilatarbelakangi oleh fasilitasi bantuan ternak Ditjen PKH yang diberikan berupa: sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi, itik dan ayam lokal yang setiap tahunnya rata-rata

dialokasikan kurang lebih 20%-50% dari total anggaran Ditjen PKH. Fasilitasi alokasi kegiatan dan anggaran pemberdayaan yang cukup besar ini ternyata belum diiringi dengan evaluasi yang komprehensif dari aspek ketepatan penentuan lokasi (perencanaan) dan aspek kinerja output, outcome dan benefit di level penerima manfaat bahkan secara luas bagi Pemerintah Daerah itu sendiri. Hal ini terjadi, diantaranya ditengarahi oleh tidak adanya ketertiban dalam pelaporan (kuantitas dan kualitas), ketidakpedualian Pemda dalam pelaporan, reward dan punishment tidak berjalan, dan pelaporan yang disampaikan beragam, yang menyebabkan potret fasilitasi bantuan pemerintah tidak dapat mengambarkan kondisi yang obyektif sebagai landasan perbaikan perencanaan dan evaluasi berikutnya.

Di sisi lain, salah satu kontribusi penting keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan kelompok ditentukan oleh pemilihan lokasi dan calon penerima manfaat. Lokasi yang mempunyai basis pengembangan komoditas tertentu dan calon kelompok yang mempunyai pengalaman dan kemauan untuk mengembangkan ternak sebagai usaha ekonomi akan memudahkan dalam mendorong peningkatan populasi dan produksi. Hal sebaliknya akan terjadi apabila pemilihan lokasi dan calon penerima manfaat tidak tepat sasaran. Kesalahan dalam pemilihan lokasi antara lain disebabkan terbatasnya data dan informasi tentang profil potensi basis peternakan

di suatu kabupaten/kota sebagai salah satu referensi dalam mengalokasikan kegiatan.

Harapan kedepan pengguna aplikasi adalah Pemerintah Pusat (Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan), OPD Provinsi Kabupaten/Kota (Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan) dan Kelompok ternak penerima bantuan ternak ruminansia potong maupun komoditas lain di 34 Provinsi. Selain itu, dalam aplikasi ini juga mencakup informasi profil penyelengaraan fungsi peternakan dan keswan di provinsi dan kabupaten/kota.Gabungan data dan informasi perkembangan Banper dan Profil Potensi diharapkan dapat memberikan informasi yang memadai bagi penyelengaraan fungsi peternakan dan keswan di provinsi dan kabupaten/kota, sebagai acuan dalam mengambil kebijakan dan perencanaan kedepannya.

Kedepan khusus untuk perkembangan ternak (kelahiran, kematian dan, pembelian, penjualan) akan dikembangkan dengan berbasis Android, sehingga lebih mudah dalam melaporkan perkembangan ternaknya.

Manfaat pelaporan bantuan ternak melalui sistem aplikasi ini diantaranya : 1) Rekapitulasi data nasional dapat terkelola secara otomatis; 2) Penyajian dan analisa data nasional lebih cepat; 3) Pemantauan dan rekapitulasi data informasi banper dan potensi peternakan nasional dapat dilakuka secara cepat, real time dan dapat ditelusuri; 4) Sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan; 5) Sebagai pertimbangan dalam penerapan reward punishment; 6) Memperkuat akuntabilitas kinerja program dan kegiatan, 7) Perencanaan dan evaluasi kegiatan kedepannya. nMW

“SI BETER”

Page 39: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Pengembangan Perbibitan

Jika kita berbicara tentang data, banyak sekali data yang beredar baik itu data yang sangat sederhana sampai dengan data yang komplek yang kesemuanya ituh memerlukan tempat untuk penyimpanan. Dahulu kala sebelum adanya

internet, kita menyimpan data berupa file yang sangat menyita tempat, saat ini beberapa data dapat disimpan dalam internet melalui google drive, flash disk dan mungkin tempat lainnya seiring dengan kemajuan teknologi dan kita tidak serta merta meninggalkan penyimpanan data berupa hard copy karena mungkin masih diperlukan tergantung dari kebutuhannya.

Salah satu data dibidang peternakan adalah data Isikhnas yang berisi tentang segala aktivitas terkait upaya khusus sapi indukan wajib bunting atau dikenal dengan istilah (UPSUS SIWAB) yang jika kita cermati tidak hanya data upsus siwab yang ada dalam data isiknas tersebut ada data lain diataranya memuat data populasi ternak, kebutuhan semen beku, status kesehatan hewan, pelayanan kesehatan hewan dan lainnya. Data tersebut sepertinya hanya data saja padahal seharusnya dapat tersebut harus dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kebijakan ataupun si pelapor data itu sendiri. Sampai saat ini data isiknas sepertinya hanya berfungsi sebagai bank data saja tanpa tahu apa yang harus dilakukan dengan data tersebut.

Salah satu upaya dalam pemanfaat data tersebut diinisiasi oleh BBIB Singosari yang telah melaksnakan workshop penggunaan data isiknas tanggal 30 Juli 2019 yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh terkait data IB yang ada di ISIKHNAS dan melatih petugas di BBIB Singosari untuk dapat mengaksesnya serta melakukan analisa data produksi dan inseminasi buatan yang sudah digunakan oleh BBIB Singosari dalam penginputan data produksi semen dan distribusi semen beku namun masih sangat terbatas pemanfaatan data tersebut untuk pengambilan kebijakan.

Sesuai arahan yang disampaikan Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak agar ISIKHNAS digunakan secara luas diseluruh unit yang ada, untuk dimanfaatkan data dan informasinya sebagai bahan analisa untuk pengambil keputusan dan kebijakan. BBIB Singosari sebagai salah satu produsen semen beku melalui ISIKHNAS dapat melihat data sebaran produksi semen beku keseluruh wilayah Indonesia dan memanfaatkan data penggunaan semen beku untuk menghitung Service per Conception (S/C) dan Conception Rate (CR) dari pejantan/straw yang dihasilkan. Data detail perpejantan per batch setiap pelaksanaan pelayanan pada akseptor yang sama terekam dengan pelayanan lainnya yaitu pemeriksaan kebuntingan dan IB baik pelayanan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

Dengan data tersebut diatas penilaian terhadap performa reproduksi pejantan dapat dilakukan, dengan menganalisa kondisi lain yang mempengaruhi performan reproduksi ternak. Hal-hal lain yang mempengaruhi seperti ternak atau akseptornya, pengetahuan peternak terhadap berahi, penanganan semen beku pada saat inseminasi dan kemampuan petugas itu sendiri.

Pengembangan dan saran masukan dalam penggunaan ISIAKHNAS pada BBIB Singosari selama pertemuan pelaksanaan dilakukan menjadi hal yang harus segera dilakukan sehingga semua data yang tercatat dan terlaporkan dapat teranalisa dengan

baik dan seragam sehingga semua balai inseminasi buatan baik pusat dan daerah dapat memanfaatkan.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor No.  40/Permentan/O T . 1 4 0 / 6 / 2 0 1 2 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari, BBIB Singosari merupakan unit pelaksana teknis di bidang perbibitan, beraada dibawah dan tanggung jawab Ditjen PKH. BBIB Singosari mempunyai tugas melaksanakan produksi, distribusi, pemasaran, dan pemantauan mutu semen ternak unggul serta pengembangan inseminasi buatan.

Guna terwujudnya kedaulatan pangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui misi mewujudkan kedaulatan pangan asal ternak, meningkatkan nilai tambah dan daya saing ternak dan produk ternak, mengembangkan peternakan dan kesehatan hewan berbasis bioindustri berkelanjutan, meningkatkan kualitas pelayanan publik bidang peternakan dan kesehatan hewan. Melalui Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak mempunyai tugas penyediaan benih, bibit dan produksi ternak meningkatkan perbibitan dan produksi ternak untuk mencapai kedaulatan pangan asal ternak. Sejalan dengan tanggung jawab yang diemban oleh BBIB Singosari dapat berjalan dengan lebih baik dengan menggunakan ISIKHNAS sebagai alat bantu mencapai itu.

Melalui ISIKHNAS proses monitoring dan evaluasi pada semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pelaksanaan tersebut dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan tindakan selanjutnya yang diperlukan. nYMY

Bagaimanakah data isikhnas digunakan..?PemanFaatan data isikhnas oLeh BBiB singosari

Oleh: Abdul FatahPengawas Bibit Ternak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Pelaksanaan koordinasi untuk peningkatan pemanfaatan data yang ada di ISIKHNAS

Data laporan yang sudah ada di dalam ISIKHNAS

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 37

Page 40: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

38 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Fertilitas diartikan sebagai kemampuan sperma untuk membuahi sel telur. Fertilitas menjadi salah satu acuan keberhasilan penetasan. Banyak faktor yang berpengaruh pada tinggi rendahnya fertilitas. Ada

kualitas bibit, pakan, dan ternyata perkawinan.

Meskipun sekedar kawin alam, ternyata ada banyak hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan. Berikut hal-hal tersebut :

1. Lakukan Seleksi

Pejantan yang baik memiliki perfoma sesuai standar dan sehat. Satu lagi, memiliki libido yang bagus. Ada baiknya pejantan yang akan dikawinkan dilihat terlebih dahulu kualitas spermanya. Lakukan pemerahan sperma, lalu amati. Pejantan yang baik akan memiliki volume semen (pelumas yang bercampur sperma) yang banyak (rata-rata rumpun ayam: minimal 0,25 ml), kental, dan berwarna putih susu.

Adapun betina, juga ikut diseleksi. Perfoma harus sesuai standar, serta hindari memilih ayam kerdil sebagai indukan. Hal ini akan berpengaruh pada keturunannya.

2. Rasio Sex

Banyak literasi yang menyatakan untuk kawin alam digunakan satu jantan untuk lima betina (1 : 5). Namun, tidak semua demikian. Pada ayam Sembawa, perbandingan bahkan hanya 1 : 10 saja, dengan fertilitas pada kisaran 93 – 96%. Ini akan lebih mengoptimalkan produksi telur, karena ayam betina tidak melulu dikawini.

Rasio yang serupa juga diterapkan di BPTU-HPT Sembawa pada ayam KUB (1 : 8 – 10), mengingat setelah dikaji akan timbul risiko kanibalisme jika jantan terlalu banyak. Oleh karena itu perlu diperhatikan rasio sex. Hindari memelihara pejantan terlalu banyak, karena tidak efisien dalam pakan, sekaligus mempengaruhi produksi telur.

3. Pejantan dan Induk Bukan Keturunan yang Sama

Pada peternakan yang memiliki banyak pejantan dan induk, sebenarnya sangat kecil peluang inbreeding pada ayam yang memunculkan sifat-sifat buruk. Namun, sebaiknya dibuat beberapa kelompok pemeliharaan. Keturunan suatu kelompok dikawinkan dengan kelompok berbeda

4. Kepadatan Kandang.

Untuk ayam lokal, disarankan kepadatan kandang ayam fase layer hanya 4 – 6 ekor/meter persegi. Hal ini dikarenakan sifat kebanyakan ayam lokal yang lincah, sehingga membutuhkan luasan yang membuatnya leluasa bergerak. Kandang yang terlalu padat akan membuat ayam tidak nyaman untuk melakukan perkawinan, karena akan banyak gangguan dari ayam-ayam lain. Hal ini akan berpengaruh pada fertilitas sekaligus produksi telur.

5. Jangan Berisik.

Hindari gangguan seperti hilir mudik, suara bising, atau hal-

hal yang akan mengejutkan ayam. Jaga pula kandang dari kedatangan predator, yang membuat terganggunya proses kawin alam.

6. Berikan Sangkar Bertelur

Sangkar bertelur akan memudahkan ayam-ayam untuk menelurkan telur tetas, sekaligus menghindari gangguan dari pejantan dan betina lain.

7. Evaluasi secara berkala

Lakukan pemantauan kandang secara rutin. Segera ganti pejantan yang sakit. Sebaiknya menggantinya pada saat senja hari. Ini untuk meminimalkan gangguan dari pejantan-pejantan yang sudah ada lebih dulu.

Jangan lupa hitung fertilitas dan daya tetas dari telur yang dihasilkan. Perbaiki hal-hal, seperti rasio sex, kepadatan kandang, atau kualitas pejantan yang diduga kurang baik/tepat.

Jika berhasil, produksi telur dapat digenjot, namun tetap dengan capaian fertilitas yang tinggi. Demikian uraian perkawinan ayam secara kawin alam. Semoga bermanfaat. Selamat praktek. nSTG

Sains dan Teknologi

ayam kawinOleh: Firmansyah BudiyantoPengawas Bibit Ternak di BPTU HPT Sembawa

Page 41: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

SDM PERBIBITAN

Pemerintah dalam membangun sektor pertanian khususnya sub sektor peternakan selalu melibatkan peternak secara langsung, hal ini dilakukan guna mendorong minat masyarakat dalam hal mengembangkan peternakan

Indonesia. Pola pemberian bantuan dapat melalui bottom up planning dan Top Down Policy. Pemberian bantuan ternak kepada masyarakat yang tergabung di dalam sebuah kelompok ternak untuk meningkatkan populasi ternak pada suatu wilayah. Selain itu diharapkan dapat memperbaiki perekonomian masyarakat, khususnya para petani peternak yang tesebar di daerah tersebut.

Kelompok penerima manfaat harus memenuhi persyaratan yang

ada dalam Permentan Banper/Pedoman Umum//Petunjuk Teknis. Penerima bantuan, ada tahapan verifikasi kelompok yang harus dilalui. Hal ini diharapkan agar penerima manfaat haruslah kelompok yang mampu dalam hal pemeliharaan dan pengembangan ternak kedepannya. Selain mampu dalam bidang teknis pemeliharaan ternak, kelompok juga harus memiliki kelengkapan administrasi yang memadai, dimana kelompok harus tercatat dalam Simluhtan dan mengajukan permohonan bantuan melalui e-Proposal.

Tetapi, tidak cukup hanya memberikan bantuan ternak saja, hal yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan pembinaan dan pendampingan kepada kelompok tani peternak yang telah mendapatkan bantuan ternak. Karena fenomena yang terjadi dengan adanya pemberian bantuan ternak ke masyarakat, adanya dinamika yang berbeda dalam setiap daerah dalam hal manajemen pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh masing-masing kelompok. Ini dapat terlihat dari perkembangan ternak yang diberikan kepada kelompok ternak itu sendiri. Hal ini terjadi dikarenakan kebiasaan serta pengetahuan yang berbeda-beda dalam hal beternak dari setiap wilayah. Peran dari Pemda Kabupaten/Kota dan petugas lapangan sangat menentukan keberhasilan kelompok dalam mengembangkan usahanya dengan GFP.

Tahun 2016 Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melakukan impor sapi indukan Brahman Cross dari Australia sebanyak 4.397 ekor, dan saat ini berkembang menjadi 5.795 ekor. Dalam hal pemeliharaan ternak di masing-masing kelompok penerima bantuan sangat beragam. Sebagai contoh di Provinsi Sumatera Utara tepatnya Kabupaten Karo, ada kelompok yang berhasil dan ada kelompok yang kurang berhasil dalam hal pemeliharaan sapi indukan Brahman Cross. Contoh kelompok yang berhasil adalah kelompok Arih Ersada yang terletak di desa Tiga Panah Kecamatan Tiga Panah dimana kelompok ini dapat mengembangkan ternak yang diberikan semula 25 ekor dan saat ini telah berkembang menjadi 47 ekor, bahkan kelompok juga sudah memiliki usaha pengolahan limbah peternakan, dimana dalam

4 bulan capaian produksi mencapai 8 ton. Point penting yang membuat kelompok itu berkembang adalah, ketekunan, dinamika kelompok yang positif, sistem pencatatan ternak (recording), manajemen pemeliharaan, ketersedian pakan ternak.

Bandingkan dengan kelompok Pantai Pasir yang terletak di Desa Kutambaru, Kecamatan Munte dengan jumlah ternak yang diberikan sama sebanyak 25 ekor, saat ini ternak tidak berkembang bahkan ternak berkurang menjadi 23 ekor. Penyebab yang membuat ternaknya tidak berkembang adalah sistem pencatatan ternak yang tidak dilakukan, terutama dalam pencatatan masa kawin hanya mengandalkan ingatan anggota kelompok, pakan ternak tidak di

berikan secukupnya, hanya mengandalkan rumput liar di padang penggembalaan.

Jika dilihat dari perbedaan perkembangan ternak di kedua kelompok tersebut, maka pembinaan kelompok yang perlu disampaikan terkait manajemen pemeliharaan ternak yang baik, sistem recording ternak, serta informasi pakan yang baik. Tidak hanya itu, pembinaan juga harus berupa pendampingan kepada kelompok dalam hal dinamika kelompok, sehingga kelompok penerima manfaat selalu kompak selalu bersama-sama mengembangkan ternak yang telah diberikan dan harapan untuk ternak dapat berkembang serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Perhatian dari Pemerintah Daerah Kab/Kota sebagai institusi pemerintahan yang terdepan untuk lebih perhatian dan fokus dalam mengalokasikan dana pembinaan dan monitoring bagi petugas lapangan . Maindset/pola pikir perlu dirubah bahwa bantuan yang mengalir dari pusat untuk meningkatkan perekonomian di daerahn harus dikelola dengan baik dan menjadi kewenangan penuh bagi Kab/Kota dan kelompok dalam mengelolanya. nMW

“Pentingnya PendamPingan keLomPok Penerima Bantuan Pemerintah”

Oleh: Rani Istriani dan Iman TrismanPengawas Bibit Ternak di Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 39

Page 42: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

Renungan

Oleh: IrmaWasbitnak di Dit. Perbibitan dan Produksi Ternak

Jauh sebelum bangsa ini merdeka, 91 tahun lalu tepatnya, para pemuda-pemudi bangsa ini menyadari terdapat bahaya lebih besar dari sekedar penjajahan kompeni: Ancaman Disintegrasi. Satu Tanah Air, Satu Bangsa, Satu Bahasa, ikrar mereka disepakati. Menyadari, negara kepulauan ini tak hanya perlu perekat berupa perairan, namun persatuan dan kesatuan pemuda dan pemudi.

Diriwayatkan dari Tirmidzi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

:سمخ نع لأسي ىتح هبر دنع نم ةمايقلا موي مدآ نبا مدق لوزت ال هبستكا نيأ نم هلامو ،هالبأ اميف هبابش نعو ،هانفأ اميف هرمع نع

ملع اميف لمع اذامو ،هقفنأ اميفو

“Tidak akan bergeser kaki manusia di hari kiamat dari sisi Rabbnya sehingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya dalam apa ia gunakan, tentang masa mudanya dalam apa ia habiskan, tentang hartanya darimana ia peroleh dan dalam apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari yang ia ketahui (ilmu)”.

Sungguh bagi kita yang masih dikarunia usia muda, akan tiba masa ditanya dihabiskan untuk apa. Masa muda adalah fase dimana semua kebugaran dan stamina manusia bermuara. Kaum muda di era millenial menghadapi tantangan luar biasa: pergaulan bebas dan narkotika. Jangan disia-siakan usia muda. Mari kita isi lembaran-lembaran usia dengan goresan-goresan pena prestasi luar biasa.

Sungguh telah nampak karakter-karakter pemuda cendekia pada diri Ibrahim muda yang mengajak bangsanya berlogika, karakter pemuda bijaksana pada diri Yahya, pemuda pejuang kebenaran pada diri Yusuf, sikap dan pandangan Ismail muda yang begitu hebat meyakini perintah Allah dan taat pada ketentuan-Nya, para remaja Ashabul Kahfi yang melegenda mempertahankan Aqidah, hingga sosok Muhammad muda yang jauh dari hura-hura. Kini giliranmu membuktikannya.

sumPah Pemuda sPirit kemajuan Bangsa

40 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

Page 43: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

1

Bitpro in Action

1 & 2 Kegiatan Monitoring Uji Zuriat Sapi Perah Nasional3 & 4 Kegiatan audit Kesesuaian LSPro sekaligus witness audit oleh KAN5 Pertemuan dengan Sekretaris Daerah kabupaten Trenggalek dalam rangka observasi penetapan sapi Galekan6 & 7 Kegiatan audit internal ISO integrasi 9001:2015 dan 37001:2016 Ditjen PKH tahun 20198 Kegiatan workshop penetapan kerbau perah Sumatera Utara

1 2

3

4

5

6

7

8

Vol XIII No. 3 Tahun 2019 41

Page 44: Pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files... · Dalam Silatnas ini uga ada expo ternak kambing dan domba dari beberapa enis, expo alat-alat peternakan serta obat-obatan

42 Vol XIII No. 3 Tahun 2019

ISSN 1979-7990

direktorat perbibitan dan produksi ternakdirektorat jenderal peternakan dan kesehatan hewan

kementerian pertanian