DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

115
STRATEGI GURU TAHFIDZ DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL-QUR’AN JUZ 30 KELAS VI DI MI PUI PASAR SALASA CIAMPEA BOGOR Skripsi ini Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh: Lia Minhatul Fauziah NIM. 13311285 PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

Page 1: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

STRATEGI GURU TAHFIDZ

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA

MENGHAFAL AL-QUR’AN JUZ 30 KELAS VI

DI MI PUI PASAR SALASA CIAMPEA BOGOR

Skripsi ini Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

Lia Minhatul Fauziah

NIM. 13311285

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …
Page 3: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …
Page 4: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …
Page 5: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …
Page 6: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

iv

MOTTO

Barang Siapa Bersungguh-sungguh Pasti

Mendapat

Page 7: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

v

حيم حمن الر الر بسم الله

KATA PENGANTAR

Segala puja serta puji hanya milik Allah SWT yang

telah menganugerahkan karunia yang begitu besar kepada

manusia, berupa iman, kesehatan, dan ilmu. Shalawat serta

salam semoga tercurahkan kepada pimpinan para rasul dan

umatnya yang setia melaksanakan perintah serta sunnahnya.

Diantara syarat gelar sarjana strata satu (S1) Program

Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah

Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta adalah membuat karya

tulis dalam bentuk skripsi. Berkat anugrah dan kasih sayang-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Strategi Guru Tahfidz dalam Meningkatkan Motivasi

Menghafal Al-Qur’an Juz 30 Kelas VI di MI PUI Pasar

Salasa Ciampea Bogor”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna

karena terbatasnya ilmu yang penulis miliki.Akan tetapi berkat

pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini

dapat juga penulis selesaikan. Pada kesempatan ini penulis

persembahkan bingkaian rasa terimakasih yang sedalam-

dalamnya kepada: :

Page 8: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

vi

1. Rektor Institut Ilmu Al-Quran Jakarta, Prof. Dr. Hj.

Huzaimah T. Yanggo, MA yang telah memimpin

Institut ini dengan baik serta memberikan banyak

kemajuan.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah IIQJakarta Dr. Hj. Umi

Khusnul Khotimah, M. Ag. sekaligus Dosen

Pembimbing dan Instruktur Tahfidz yang banyak

membantu, membimbing dalam memberikan motivasi

dan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi dan tahfidz .

3. Kepada Bapak dan Mama, Bapak H. Oji Madroji dan

Ibu Hj. Siti Khodijah yang selalu mencurahkan

perhatian, kasih sayang dan motivasi serta doa yang tak

pernah putus untuk penulis. Sudah sepantasnya penulis

persembahkan skripsi ini hanya untuk kalian.

4. Untuk adik penulis tercinta Mutiara Aulia terimakasih

atas doa, kasih sayangnya dan dukungannya untuk

kakak.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah yang sangat

berjasa memberikan ilmunya dengan penuh keikhlasan

semoga Allah membalas jasa-jasanya. Tidak lupa juga

kepada seluruh staf Fakultas Tarbiyah (Bu Wasmini

dan Bu Yuyun) dan seluruh staff Institut Ilmu Al-Quran

Page 9: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

vii

atas pelayanan dan dukungannya. sertaseluruh

Instruktur Tahfidz IIQ Jakarta.

6. Pemimpin dan staf perpustakaan Institut Ilmu Al-

Quran (IIQ) Jakarta yang telah melayani penulis dengan

baik.

7. Kepala Sekolah MI PUI Pasar Salasa Ibu Hj. Komariah,

A. MA dan seluruh guru-guru MI PUI Pasar Salasa

Ciampea Bogor.

8. Sahabat-sahabatku Siti Sarah, Nur Azizah Fatiati, kak

Fatmawati, Kak Nur Azizah, kak Miskah, Nur Hanifah,

Abiila Zayyinatul Millah yang telah memberikan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

9. Teman-teman Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syariah, dan

Fakultas Ushuluddin angkatan tahun 2013 semoga

Allah SWT. selalu memberikan kemudahan dalam

setiap langkah menuju masa depan yang lebih baik.

10. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu,

terimakasih atas do’a, motivasi, bantuan dan

perhatiannya yang tulus dan ikhlas.

Hanya ucapan terima kasih yang mampu penulis

sampaikan dan seraya berdo’a mudah-mudahan segala

Page 10: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

viii

kebaikan yang diberikan memperoleh ganjaran amal kebajikan

yang berlipat ganda dari Allah SWT. mudah-mudahan skripsi

ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi para

pembaca pada umumnya.

Jakarta,22 Agustus 2017

Penulis

Lia Minhatul Fauziah

NIM. 13311285

Page 11: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................. ii

PERNYATAAN PENULIS .............................................. iii

MOTTO ............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ....................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................... xii

ABSTRAKSI ..................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................... 8

C. Pembatasan Masalah ................................... 9

D. Rumusan Masalah ....................................... 9

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................. 9

F. Tinjauan Pustaka ......................................... 10

G. Sistematika Penulisan .................................. 15

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Umum Strategi Pembelajaran .......... 17

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ........... 17

Page 12: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

x

2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ........... 19

B. Guru Tahfidz ............................................... 20

1. Pengertian Guru Tahfidz ......................... 20

2. Karakteristik Guru Tahfidz ..................... 23

C. Motivasi ....................................................... 24

1. Pengertian Motivasi ................................ 24

2. Jenis-jenis Motivasi ................................ 25

3. Fungsi Motivasi ...................................... 27

4. Tujuan Motivasi ...................................... 28

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Motivasi .................................................. 29

6. Motivasi dalam Perspektif Islam ............ 31

7. Urgensi Motivasi dalam Pembelajaran ... 35

D. Menghafal Al-Qur‟an Juz 30 ....................... 36

1. Pengertian Menghafal Al-Qur‟an Juz 30 36

2. Keutamaan Mengahafal Al-Qur‟an

Juz 30 ...................................................... 41

3. Metode Mengahafal Al-Qur‟an .............. 45

a. Pengertian Metode ............................. 45

b. Macam-macam Metode dalam

Menghafal Al-Qur‟an ......................... 46

Page 13: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

xi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................... 53

B. Metode Penelitian ........................................ 53

C. Sumber Data ................................................ 54

D. Metode Pengumpulan Data ......................... 54

1. Hasil Observasi ....................................... 54

2. Hasil Wawancara .................................... 55

3. Dokumentasi ........................................... 56

4. Analisis Data ........................................... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah

Persatuan Umat Islam Pasar Salasa Ciampea

Bogor ........................................................... 59

B. Paparan Data dan Analisa Data ................... 66

C. Temuan Penelitian ....................................... 82

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................. 85

B. Saran ............................................................ 86

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 87

LAMPIRAN

BIOGRAFI PENULIS

Page 14: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi ini berpedoman pada buku penulisan

skripsi, tesis dan disertasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta

tahun 2011.

A. Konsonan

No. Arab Latin No. Arab Latin

Th ط .A 16 أ .1

Zh ظ .B 17 ب .2

„ ع .T 18 ت .3

Gh غ .Ts 19 ث .4

F ف .J 20 ج .5

Q ق .H 21 ح .6

K ك .Kh 22 خ .7

L ل .D 23 د .8

M م .Dz 24 ذ .9

N ن .R 25 ر .10

W و .Z 26 ز .11

H ه .S 27 س .12

„ ء .Sy 28 ش .13

Y ي .Sh 29 ص .14

Dh ض .15

Page 15: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

xiii

B. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a أ : a ي…: ai

Kasrah : I ي: I و...: au

Dhammah: u و: u

C. Kata Sandang

Kata sandang Qamariyyah ditransliterasikan sesuai ال

deengan bunyinya menjadi (al) sedangkan ال syamsiah

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan, tasydid

dalam aksara arab digunakan lambang dengan cara dialihkan

dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydid baik

di tengah kata, di kahir kata ataupun yang terletak setelah akat

sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:

: Âmannâ billâhi

: wa ar-rukka’i

Penulisan ta marbutah (ة) apabila berdiri sendiri waqaf

dialihaksarakan menjadi huruf “h”. Contoh: : al-Af’idah

sedangkan ta marbutah yang di washal dengan kata benda

Page 16: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

xiv

dialihaksarakan menjadi huruf “t”. Contoh: :

‘Âmilatun Nâshibah. Dan penulisan huruf awal kalimat, huruf

awal nama tempat , nama bulan, nama diri dll, dialihaksarakan

seperti ketentuan EYD (Ejaan yang Disempurnakan) bahasa

Indonesia seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold)

dan ketentuan lainya serta untuk penulisan huruf kapital, untuk

nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang

ditulis kapital adalah awal nama diri bukan kata sandangnya.

Contoh: Ali Hasan al-„Aridh. Khusus untuk penulisan kata

Alqur‟an menggunakan huruf kapital contoh: Al-Qur‟an.

Page 17: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

xv

ABSTRAKSI

Lia Minhatul Fauziah (13311285) Prodi Pendidikan

Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)

Jakarta Skripsi dengan judul “ Strategi Guru Tahfidz Dalam

Meningkatkan Motivasi Menghafal Siswa Kelas VI Di MI

PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor ”, diajukan sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.

Masa anak-anak adalah usia yang paling efektif untuk

menghafal Al-Qur‟an, karena pada masak anak-anak

ingatannya masih kuat, sehingga mudah untuk menghafal Al-

Qur‟an. Namun di zaman sekarang ini, anak-anak sudah

terpengaruh oleh gadget sehingga sulit mengarahkan anak

untuk menghafal Al-Qur‟an. Oleh karena itu, seorang guru

harus memiliki strategi yang cocok untuk anak-anak agar

tertarik untuk menghafal Al-Qur‟an.

Penelitian ini merupakan penelitin kualitatif,

pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi,

wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data dilakukan

dengan menelaah data, mereduksi, menyusun dan

mengategorisasi kemudian menguji keabsahan data serta

menarik kesimpulan.

Hasil penelitian: (1) Deskripsi pembelajaran tahfidz Al-

Qur‟an dimulai dari kelas IV sampai kelas VI. Setiap kelas

mendapatkan jadwal 2 hari dalam satu minggu. Untuk kelas VI

mendapatkan jadwal hari Senin dan Kamis. Setiap tatap muka

siswa harus menghafal minimal 5 ayat atau 2 ayat untuk ayat

yang panjang (2) Strategi yang dilakukan oleh guru tahfidz

untuk meningkatkan motivasi siswa menghafal Al-Qur‟an Juz

30 kelas VI di MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor, antara lain

metode yang digunakan oleh guru tahfidz dalam pembelajaran

tahfidz yaitu memberikan hadiah bagi siswa yang sudah hafal

Juz 30 dan memberikan hukuman kepada siswa yang tidak

Page 18: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

xvi

mengikuti kegiatan tahfidz di kelas. (3) Respon siswa terhadap

keberadaan kegiatan tahfidz yaitu bahwa sebagian besar siswa

termotivasi untuk menghafal Al-Qur‟an karena ingin

mendapatkan penghargaan berupa piagam dan hadiah ketika

sudah hafal juz 30 (Juz „Amma).

Page 19: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

Allah SWT. telah menurunkan wahyu kepada Nabi

Muhammad SAW. melalui malaikat Jibril berupa Al-

Qur’an, yaitu firman Allah SWT. bagi siapa saja yang

membacanya merupakan suatu ibadah. Al-Qur’an

merupakan risalah Allah SWT. sebagai pedoman hidup

untuk seluruh umat manusia.

Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam

dan sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim. Al-Qur’an

bukan sekedar memuat petunjuk tentang hubungan manusia

dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan manusia

dengan sesamanya (Hablun min Allah wa hablun min an-

nas) bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.1

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah di tengah-tengah

bangsa Arab yang pada waktu itu kebanyakan masih buta

huruf. Meskipun begitu, mereka mempunyai satu

keistimewaan yaitu ingatan yang sangat kuat. Melihat

kenyataan seperti itu, maka disarankan cara yang selaras

1Choirudin Hadhiri, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), Cet. 1, h. 25

Page 20: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

2

dengan keadaan itu dalam menyiarkan dan memelihara Al-

Qur’an. Nabi Muhammad SAW. menganjurkan dan

memerintahkan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur’an setiap

kali diturunkan serta memerintahkan para ahli untuk

menulisnya. Dengan cara hafalan dan tulisan para ahli itulah

Al-Qur’an dapat senantiasa terpelihara pada masa Nabi

Muhammad SAW.

Al-Qur’an yang ada sekarang ini masih asli dan

murni sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi

Muhammad SAW. kepada para sahabatnya, hal itu karena

Allah-lah yang menjaga. Penjagaan Allah kepada Al-Qur’an

bukan berarti Allah SWT. menjaga secara langsung fase-

fase penulisan Al-Qur’an, tetapi Allah melibatkan para

hambanya untuk ikut menjaga Al-Qur’an.2Firman Allah

SWT. Q.S Al-Hijr: 9

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr [15]: 9).

Rasulullah SAW. menerima Al-Qur’an melalui

pengajaran malaikat Jibril as. Lafadz-lafadz Al-Qur’an 2 Ahsin Sakho Muhammad, Kiat-Kiat Menghafal Al-Qur’an, (Jawa Barat: Badan Koordinasi TKQ-TPQ-TQA,) t.th, hlm, 3.

Page 21: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

3

didiktekan satu persatu agar bisa ditirukan dan dihafal.

Beliau mengajarkan ayat-ayat itu kepada para sahabat

dengan metode yang sama. Kemudian Beliau

memerintahkan untuk menuliskan ayat-ayat itu dihadapan

Beliau dengan menunjuk beberapa sahabat yang bisa

menulis bersama saksi-saksi. Metode pengajaran seperti itu

disebut talaqqi, yaitu guru membacakan, sementara murid

mendengarkan, lalu menirukan sampai hafal.3

Keberadaan guru (pengajar) sangat penting dalam

penerapan metode belajar Al-Qur’an secara talaqqi. Dengan

metode talaqqi, Al-Qur’an bukan sekedar terjaga huruf-

hurufnya secara lisan dan tulisan, tetapi juga cara

membacanya. Para sahabat, bahkan tabi’in mengajarkan Al-

Qur’an kepada murid-murid mereka dengan talaqqi. Mereka

menghafal Al-Qur’an dengan memahami dan

mengamalkannya. Bahkan, pada periode Madinah,

pemahaman dan pengamalan Al-Qur’an lebih didahulukan

daripada hafalan.

Sejak kelahirannya manusia telah Allah bekali

dengan potensi-potensi yang tidak dimiliki oleh mahluk

lainnya, demi berkembangnya potensi yang dimiliki

3Deden Makhyaruddin, Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur’an, (Bandung: Mizan Media Utama, 2013) Cet. 1 h. 79-80

Page 22: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

4

manusia, Allah SWT. memerintahkan kepada manusia untuk

menggali informasi dan pengetahuan yang berhubungan

dengan hidupnya agar dia dapat berkembang seoptimal

mungkin. Salah satu potensi yang dimiliki manusia adalah

akal untuk belajar dan memahami sesuatu oleh karenanya

manusia dapat memanfaatkan hal tersebut dengan

menghafal dan mempelajari Al-Qur’an.

Menghafal Al-Qur’an boleh dikatakan sebagai

langkah awal dalam suatu proses penelitian besar yang

dilakukan oleh para penghafal Al-Qur’an, mempelajari dan

memahami kandungan ilmu-ilmu Al-Qur’an, tentunya

setelah proses dasar membaca Al-Qur’an dengan baik dan

benar, akan tetapi ada juga yang sebaliknya, yaitu belajar isi

kandungan Al-Qur’an terlebih dahulu kemudian

menghafalnya.4 Firman Allah SWT:

“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar [54]: 17)

4Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 19

Page 23: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

5

Menghafal Al-Qur’an adalah pekerjaan yang sangat

mulia, orang yang menghafal Al-Qur’an telah dijanjikan

oleh Allah SWT. akan mendapatkan kemuliaan dan

kenikmatan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Menghafal Al-Qur’an berbeda dengan menghafal

buku atau kamus. Al-Qur’an adalah kalamullah, yang akan

mengangkat derajat mereka yang menghafalnya.5 Oleh

karena itu, para penghafal Al-Qur’an perlu menegetahui hal-

hal atau upaya agar mutu hafalannya tetap terjaga dengan

baik.

Mengajarkan Al-Qur’an hendaklah dimulai sejak

dini, sebab masa kanak-kanak adalah masa awal

perkembangan manusia sehingga nilai-nilai yang

terkandung di dalam Al-Qur’an akan tertanam kuat dalam

dirinya akan menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya di

dunia ini. Selain itu, pembelajaran Al-Qur’an yang dimulai

sejak dini akan lebih mudah karena pikiran anak masih

bersih dan ingatan anak yang masih kuat.

Dalam pandangan Islam, fitrah adalah potensi yang

dapat dikembangkan melalui peranan lingkungan, entah

5Abdul Aziz dan Abdul Rauf, Kiat Sukses Menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, (Bandung: Syaamil Cipta Media, 2004), Cet. 4, h. 55

Page 24: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

6

lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat. Oleh karena

itu, peranan pendidikan sangat signifikan dalam ikut

menumbuhkembangkan fitrah yang dibawa sejak anak

dilahirkan.6 Hal ini jelas menekankan bahwa lingkungan

dan pendidikan sangat berpengaruh dalam pembentukan

karakter anak, akan menjadi seperti apa.

Perkembangan agama pada anak sangat ditentukan

oleh pendidikan dan pengalaman yang telah atau sedang

dilaluinya., terutama pada masa-masa pertumbuhan yang

pertama yaitu masa anak-anak yang dimulai dari umur 0-12

tahun.7 Di usia inilah anak masih semangat mencari

pengetahuan baru dan selalu memiliki rasa ingin tahu.

Menghafal Al-Qur’an bukanlah perkara yang mudah,

banyak sekali godaan-godaan yang datang saat kita hendak

menghafal Al-Qur’an, seperti malas, tidak bisa mengatur

waktu untuk mengulang hafalan Al-Qur’an sehingga hafalan

Al-Qur’an yang sudah kita hafal menjadi lupa. Oleh karena

itu, dibutuhkan motivasi dari diri kita sendiri maupun dari

luar agar menghafal Al-Qur’an tidak menjadi beban yang

berat dan aktifitas yang membosankan.

6Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2014), h. 172 7Nafia Wafiqni dan Asep Ediana, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Jakarta: UIN Press, 2015), h. 242

Page 25: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

7

Motivasi untuk menghafal Al-Qur’an inilah yang

menjadi perhatian khusus karena hal tersebut bisa

mendorong proses dan kemajuan hafalan Al-Qur’an. Hasil

dari menghafal Al-Qur’an tidak akan maksimal jika tidak

ada strategi untuk meningkatkan motivasi menghafal Al-

Qur’an. Untuk merealisasikan hal tersebut perlu adanya

tempat dan sistem pembelajaran yang mudah dan

mendukung demi tercapainya hasil yang maksimal.

Madrasah Ibtidaiyah Persatuan Umat Islam (PUI)

merupakan salah satu sekolah yang mampu merealisasikan

hal tersebut. Sekolah ini memiliki program tahfidz juz 30.

Siswa dan siswi kelas IV sampai kelas VI MI PUI

diwajibkan menghafal juz 30. Jika sudah selesai menghafal

juz 30 dilanjutkan hafalannya ke juz 29 atau Surat-Surat

Pilihan. Tujuannya agar ketika peserta didik melanjutkan ke

jenjang sekolah yang lebih tinggi diharapkan sudah

memiliki hafalan Al-Qur’an Juz 30.

Dalam proses menghafal Al-Qur’an pasti ada

beberapa kendala atau problem yang dihadapi peserta didik.

Apalagi di zaman sekarang ini peserta didik sudah

terpengaruh oleh gedget sehingga peserta didik lebih senang

bermain gedget dibanding menghafal Al-Qur’an, di samping

itu kurangnya motivasi dari orang tua untuk memberikan

Page 26: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

8

dorongan kepada peserta didik dalam menghafal Al-Qur’an.

Oleh karena itu, kuat lemahnya semangat peserta didik

tergantung pada strategi yang dilakukan oleh guru tahfidz

dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi kepada

peserta didik untuk menghafal Al-Qur’an agar para peserta

didik tidak putus asa dalam menghafal Al-Qur’an.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Strategi

Guru Tahfidz dalam Meningkatkan Motivasi Siswa

Menghafal Al-Qur’an Juz 30 di MI PUI Pasar Salasa

Ciampea Bogor”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka

penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Strategi yang dilakukan guru tahfidz dalam

meningkatkan motivasi siswa hafal Al-Qur’an Juz 30

2. Sejauh mana peran guru tahfidz dalam meningkatkan

motivasi siswa menghafal Al-Qur’an Juz 30

3. Faktor penghambat dan pendukung yang dihadapi guru

tahfidz dalam meningkatkan motivasi siswa hafal Al-

Qur’an Juz 30

Page 27: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

9

4. Hasil dari startegi guru tahfidz dalam meningkatkan

motivasi siswa menghafal Al-Qur’an Juz 30

5. Efektifitas metode yang digunakan oleh guru tahfidz

dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an siswa

6. Hubungan dari motivasi yang diberikan guru tahfidz

terhadap hasil prestasi tahfidz siswa

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis

membatasi penelitian pada “Strategi yang dilakukan guru

tahfidz dalam meningkatkan motivasi siswa hafal Al-

Qur’an Juz 30”

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka dapat

dirumuskan menjadi: Bagaimana strategi guru tahfidz dalam

meningkatkan motivasi siswa menghafal Al-Qur’an Juz 30

di MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor?

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari beberapa masalah yang penulis rumuskan ,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi

Page 28: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

10

yang dilakukan guru tahfidz dalam meningkatkan

motivasi siswa hafal Al-Qur’an Juz 30.

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah

wawasan keilmuan terutama dalam hal upaya

meningkatkan motivasi menghafal siswa

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sehingga menjadi pertimbangan

semua pihak sekolah sebagai acuan dalam upaya

meningkatkan motivasi siswa menghafal Al-Qur’an

c. Bagi peneliti dan calon-calon pendidik mendapat

pengetahuan tentang upaya dalam meningkatkan

motivasi menghafal Al-Qur’an.

F. Tinjauan Pustaka

1. Ika Nikmah, Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta pada Tahun 2007, dalam skripsinya

yang berjudul “Perkembangan Aspek Afektif Anak

dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur’an (Studi Kasus di

SD Islamic Center Bin Baz Situmulyo Piyungan Bantul

Yogyakarta)” yang menyimpulkan bahwa perubahan

Page 29: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

11

yang terjadi pada sikap siswa dengan pengembangan

aspek afektif setelah pembelajaran Tahfidzul Qur’an.

Hasilnya adalah bahwa kemauan anak untuk menerima

materi hafalan semakin meningkat dan perasaan anak

senang ketika melaksanakan pembelajaran tahfidz, anak-

anak juga semakin termotivasi untuk meningkatkan dan

mempertahankan prestasi hafalan Al-Qur’an. Skripsi

yang akan sama-sama membahas tentang hafalan Al-

Qur’an. Bedanya skripsi ini penulis lebih membahas

tentang strategi guru tahfidz dalam meningkat motivasi

siswa menghafal Al-Qur’an sedangkan skripsi Ika

Nikmah lebih fokus pada perkembangan aspek afektif

siswa pada pembelajaran tahfidzul Qur’an.

2. Fifi Luthfiah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Syarif Hidayatllah Jakarta pada Tahun 2011,

dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Antara

Hafalan Al-Qur’an Dengan Prestasi Belajar Al-Qur’an

hadits Siswa MTs Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang”

yang menyimpulkan bahwa terdapat yang signifikan

antara hafalan Al-Qur’an dengan prestasi belajar Al-

Quran Hadits pada siswa MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh

Tangerang, dengan hubungan yang bersifat kuat atau

tinggi. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil formulasi

Page 30: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

12

statistic product moment dengan hasil 0,85 yang terletak

antara 0,70-0,90 pada table angka korelasi “r”. skripsi

yang akan penulis sama-sama membahas tentang hafalan

Al-Qur’an. Bedanya skripsi ini penulis lebih fokus

kepada strategi guru dalam meningkatkan hafalan Al-

Qur’an siswa dan menggunakan metode kualitatif.

Sedangkan skripsi Fifi Luthfiyah lebih fokus pada

hubungan antara hafalan Al-Qur’an dengan prestasi

belajar Al-Qur’an Hadits dan menggunakan metode

kuantitatif.

3. Mokhamad Zamroni, Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Negeri Walisongo pada Tahun 2011, dalam

skripsinya yang berjudul “ Penerapan Metode Wahdah

Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an Santri Pondok

Pesantren Nurul Furqon Brakas Desa Terkesi Kecamatan

Klambu Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2010/2011”

yang menyimpulkan bahwa Metode Wahdah sangat baik

jika diterapkan dalam mengahafal Al-Qur’an.

Metodologi dalam penulisan ini menggunakan penelitian

deskriptif kualitatif, dengan tahapan pengumpulan data,

reduksi data, display data dan kesimpulan. Skripsi yang

akan penulis susun sama-sama membahas tentang

hafalan Al-Qur’an. Bedanya dengan skripsi ini penulis

Page 31: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

13

menganalisis tentang strategi guru tahfidz dalam

meningkatkan motivasi menghafal Al-Qur’an, sedangkan

pada skripsi Mokhmad Zamroni membahas tentang

metode yang diterapkan dalam menghafal Al-Qur’an.

4. Muh. Zainul Arifin, Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Tahun 2012,

dalam skripsinya yang berjudul “ Metode Menghafal Al-

Qur’an Bagi Anak-anak di Pondok Pesantren Ash-

Sholihah Jonggrangan, Sumberdadi, Mlati, Sleman

Yogyakarta” yang menyimpulkan bahwa metode jama,

metode setor, metode takrir, metode tartil dan metode

Madrosah yang diterapkan di pondok Pesantern dapat

memudahkan santri dalam menghafal Al-Qur’an dengan

baik dan benar sesuai kaidah tajwid, sehingga metode

yang digunakan cukup efektif bagi santri tingkat

SLTP/MTs. Skripsi yang akan penulis susun sama-sama

membahas tentang hafalan Al-Qur’an. Bedanya dengan

skripsi ini penulis lebih fokus terhadap strategi guru

tahfidz dalam meningkatkan motivasi siswa sedangkan

pada skripsi Muh. Zainul Arifin lebih fokus pada metode-

metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qur’an bagi

Page 32: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

14

anak-anak di Pondok Pesantren Ash-Sholihah

Jonggrangan, Sumberdadi, mlati, Sleman, Yogyakarta.

5. Mukhamad Iskandar, Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Surakarta pada Tahun 2013, dalam

skripsinya yang berjudul “ Penerapan Metode Al-Qasimi

dalam menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Baitul

Qur’an Garut, Dawung, Sambirejo, Sragen. Tahun 2012-

2013” yang menyimpulkan bahwa menghafal Al-Qur’an

dengan menggunakan metode Al-Qasimi di Pondok

Pesantren Baitul Qur’an Sambirejo Sragen telah sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pesantren, selain

itu pengguanaan metode Al-Qasimi juga berjalan cukup

baik dan efektif. Metodologi penelitian dalam penulisan

ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan

tahapan reduksi data, penyajian dan penarikan

kesimpulan. Skripsi yang akan penulis susun sama-sama

membahas tentang hafalan Al-Qur’an dan menggunakan

penelitian deskriptif kualitatif. Bedanya dengan skripsi

ini penulis lebih fokus pada strategi guru tahfidz dalam

meningkatkan motivasi menghafal Al-Qur’an, sedangkan

pada skripsi Mukhamad Iskandar membahas tentang

metode yang diterapkan dalam menghafal Al-Qur’an.

Page 33: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

15 G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut

Ilmu Al-Qur’an Jakarta” terbitan tahun 2011.

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II Kerangka teori yang didalamnya berisi tentang

pembahasan yang meliputi upaya guru tahfidz

dalam meningkatkan motivasi siswa hafal Al-

Qur’an Juz 30

BAB III Metodologi penelitian yang berisikan tempat

dan waktu penelitian, jenis dan pendekatan

penelitian, metode pengumpulan data.

BAB IV Hasil penelitian, yang akan dijelaskan di

dalamnya meliputi gambaran umum MI PUI

Pasar Salasa Ciampea Bogor, diantaranya letak

dan keadaan geografisnya, sejarah berdirinya,

keadaan guru dan karyawannya, keadaan

peserta didik serta sarana dan prasarana.

Page 34: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

16

BAB V Penutup, yaitu penutup dari pembahasan

penelitian yang berisi kesimpulan dan saran

Page 35: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Umum Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi Pembelajaran terdiri atas dua kata yaitu

Strategi dan Pembelajaran.

Strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan

“kata kerja” dalam bahasa Yunani.Sebagai kata benda,

strategos merupakan gabungan kata stratos (militer)

dengan “ago” (memimpin).Sebagai kata kerja, stratego

berarti merencanakan (to plan).1

Secara umum strategi mempunyai pengertian

suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam

usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.2

Menurut Abdul Majid, Strategi adalah suatu

kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan

peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai

secara efektif dan efisien.3Sedangkan menurut Muhibbin

1Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), Cet 4, h. 3 2Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet.6, h. 126 3Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Agama Islam (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2012), cet. 1, h. 29

Page 36: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

18

Syah, Strategi adalah sejumlah langkah yang direkayasa

sedemikian rupa untuk mencapai tujuan mengajar

tertentu.4

Adapun istilah pembelajaran menurut Abdul

Majid adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau

kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan

berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah

pencapaian tujuan yang telah direncanakan.5 Sedangkan

menurut Eveline Siregar danHartini Nara makna

pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan

secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan

terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta

pelaksanaannya terkendali.6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Strategi pembelajaran merupakan suatu rangkaian

kegiatan yang termasuk penggunaan metode dan

pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam

pembelajaran untuk mencapai tujuan.

4Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2014), Cet. 19, h. 211 5Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 4 6Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), Cet. 4, h. 12

Page 37: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

19

2. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Ada empat jenis strategi pembelajaran dalam

proses belajar mengajar. Berikut keempat jenis strategi

tersebut:

a. Strategi Pembelajaran Langsung (direct instruction), yakni strategi yang berpusat pada guru. Pada strategi ini termasuk di dalamnya metode-metode ceramah , pertanyaan didaktik, pengajaran eksplisit, praktek dan latihan, serta demonstrasi.

b. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung (indirect instruction), yakni strategi yang berpusat pada siswa, peran guru beralih dari penceramah menjadi fasilitator, pendukung dan sumber personal (resource person)

c. Strategi Pembelajaran Interaktif (Interactive instruction), yakni strategi yang merujuk kepada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. Strategi pembelajaran interktif dikembangkan dalam rentang pengelompokan dan metode-metode interaktif. Di dalamya terdapat bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil atau pengerjaan tugas berkelompok dan kerja sama siswa secara berpasangan.

d. Strategi Pembelajaran melalui Pengalaman (experiental learning), yakni strategi belajar melalui pengalaman menggunakan bentuk sekuens induktif, berpusat pada siswa, dan berorientasi pada aktivitas. Penekanan dalam strategi belajar melalui pengalaman adalah pada proses belajar, bukan pada hasil belajar. Guru

Page 38: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

20

dapat menggunakan strategi ini di dalam kelas maupun di luar kelas.

e. Strategi Pembelajaran Mandiri, yakni strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau sebagai bagian dari kelompok kecil.7

Dari empat jenis Strategi Pembelajaran di atas,

pembelajaran tergantung pada kebutuhan di

lapangan.Bisa hanya menggunakan satu jenis saja atau

melakukan kombinasi.

B. Guru tahfidz

1. Pengertian Guru Tahfidz

Dalam paradigma jawa, guru berasal dari kata

“gu” dan “ru” yang berarti “digugu” (dipercaya) dan

“ditiru” (dicontoh). Dikatakan digugu (dipercaya) karena

guru memilikiseperangkat ilmu yang memadai, yang

karenanya ia memiliki wawasan dan pandangan yang

luas dalam melihat kehidupan ini. Dikatakan ditiru

(dicontoh) karena guru memiliki kepribadian yang utuh,

7Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,h. 11-12

Page 39: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

21

yang karenanya segala tindak tanduknya patut dijadikan

panutan dan suri teladan oleh peserta didiknya.8

Guru atau pendidik secara etimologi merupakan

orang yang melakukan bimbingan, pengertian ini

memberikan kesan bahwa pendidik atau guru adalah

orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan.9

Sedangkan secara terminologi, arti guru menurut

Syaiful Bahri Djamarah, Guru adalah figure seorang

pemimpin atau sosok artitektur yang dapat membentuk

jiwa dan watak anak didik yang bertujuan untuk

membangun kepribadian anak didik menjadi orang

berguna bagi agama, bangsa dan negara.10Sedangkan

menurut Muhammad Nurdin, Guru dalam Islam adalah

orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan

anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya,

baik potensi afektif, potensi kognitif maupun potensi

psikomotorik.11

8Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2006) h. 90 9Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam

Mulia, 2005), h. 49 10Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi

Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 36 11Muhammad Nurdin, Kiat menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2010), h. 128

Page 40: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

22

Dari pengertian guru di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa guru adalah orang yang bertanggung

jawab untuk mendidik dan membimbing peserta didik

terhadap perkembangan peserta didik dengan

mengupayakan seluruh potensinya melalui proses belajar

mengajar.

Adapun definisi tahfidz, berasal dari Bahasa Arab

yang artinya memelihara, menjaga dan ,”حفظ“

menghafal.P11F

12PTahfidz secara etimologi adalah lawan kata

dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa.

Tahfidz adalah bentuk masdar dari Haffadza yang

memiliki arti penghafalan dan bermakna proses

menghafal. Sebagaimana lazimnya suatu proses menulis

suatu tahapan, teknik atau metode tertentu. Tahfidz

adalah proses menghafal sesuatu ke dalam ingatan

sehingga dapat diucapkan dengan metode tertentu.

Sedangkan orang yang menghafal Al-Qur’an disebut

Hafidz/Huffadz atau Hamil/Hamalah Al-Qur’an.13

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

guru tahfidz adalah orang yang bertanggung jawab dalam

12Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya

Agung, 1989), h. 142 13Deden Makhyaruddin, Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur’an,

h. 37

Page 41: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

23

membimbing peserta didik dalam menghafal Al-Qur’an,

sehingga peserta didik mampu mengahafal Al-Qur’an

dengan baik dan benar.

2. Karakteristik Guru Tahfidz

Menurut Sayyid Mukhtar dalam bukunya Adab-

Adab Halaqah Al-Qur’an, ada beberapa karakteristik

guru tahfidz, diantaranya sebagai berikut:

a. Menyucikan hati dan membersihkannya dari akhlak tercela.Seorang penghafal Al-Qur’an dan guru yang mengajarnya harus memiliki akhlak terpuji yang bisa memperindah dan menjadikan martabatnya mulia. Hal itu tidak mungkin diraih kecuali dengan berakhlak mulia.

b. Ikhlas, yaitu selalu memperbagus niatnya dan memfokuskannya hanya demi meraih ridha Allah SWT dan mengamalkan Al-Qur’an.

c. Mengingat ilmu dan menjaga Al-Qur’an, karakter ini merupakan karakter utama yang harus dibiasakan oleh pengemban Al-Qur’an, yakni senantiasa mengingat ilmu dan menjaga Al-Qur’an dengan murajaah yang berkesinambungan, serta semakin meningkatkan hafalannya. Sebab, melupakan terhadap Al-Qur’an merupakan perkara besar. Sebagian ulama salaf dahulu menganggap hal tersebut termasuk dari dosa besar.14

14Sayyid Mukhtar bin Abu Syadi, Adab-adab Halaqah Al-Qur’an,

(Solo: Aqwa, 2016), h. 66

Page 42: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

24 C. Motivasi

1. Pengertian motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa latin “movere”,

yang berarti menggerakkan. Berdasarkan pengertian ini,

maka motivasi menjadi berkembang.15

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi

diartikan sebagai usaha-usaha yang dapat menyebabkan

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak untuk

melakukan sesuatu, karena ingin mencapai tujuan yang

ingin dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan

perbuatannya.16

Menurut Makmun Khairani, motivasi adalah

energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu

perubahan pada diri seseorang yang nampak pada gejala

kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong

individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu

dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan

yang harus terpuaskan.17Sedangkan Sardiman

berpendapat bahwa motivasi dapat juga dikatakan

15Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,

h. 49 16Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2007), Cet. 3, h. 756 17Makmun Khairani, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Aswaja

Pressindo, 2013), h. 131

Page 43: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

25

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan

sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk

meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.18

Menurut Hamzah B.Uno, motivasi adalah

dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk

berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih

baik dalam memenuhi kebutuhannya.19Sedangkan

menurut Abdul Majid, motivasi merupakan kekuatan

yang menjadi pendorong kegiatan individu untuk

melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.20

Dari beberapa pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu perubahan

yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan

sesuatu guna mencapai tujuan.

2. Jenis-Jenis Motivasi

Motivasi merupakan sebuah dorongan yang

timbul dari dalam dan luar diri seseorang yang

18Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2014), Cet. 22, h. 75 19Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengukurannya, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2012), h. 3 20Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 308

Page 44: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

26

mengakibatkan respon untuk melakukan suatu perbuatan.

Dalam hal ini para ilmuan psikologi mengklasifikasikan

jenis-jenis motivasi belajar, diantaranya yaitu:

Menurut Sardiman AM, motivasi dibagi menjadi

dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik:

a. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.

b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik atau agar mendapat hadiah.21

Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara, jenis-

jenis motivasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu “pertama,

motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari

dalam individu tanpa adanya rangsangan dari luar,

sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

21Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 89-90

Page 45: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

27

berasal dari luar misalnya pemberian pujian, pemberian

nilai sampai pada pemberian hadiah dan faktor-faktor

eksternl lainnya yang memiliki daya dorong

motivasional.”22

3. Fungsi Motivasi

Motivasi mempunyai fungsi yang sangat penting

dalam proses belajar siswa, karena motivasi akan

menentukan intensitas usaha belajar yang akan dilakukan

oleh siswa.

Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.23

Menurut Sardiman AM, fungsi motivasi adalah

sebagai berikut:

22Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,

h. 50 23Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet.

3, h. 83

Page 46: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

28

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.24

4. Tujuan Motivasi

Menurut Ngalim Purwanto, “tujuan motivasi

secara umum adalah untuk menggerakkan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan

kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat

memperoleh hasil atau pencapaian tujuan tertentu.”25

Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika

tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta

sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi. Oleh

24Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 85 25Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2003), h. 73

Page 47: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

29

karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi

harus mengenal dan memahami benar-benar latar

belakang kehidupan, dan kepribadian orang yang akan

dimotivasi.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi belajar tidak mungkin tumbuh dengan

sendirinya.Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi

terbentuknya motivasi belajar. Menurut Eveline Siregar

dan Hartini Nata, ada enam faktor yang mempengaruhi

terbentuknya motivasi belajar, yaitu:

a. Cita-cita, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Hal ini dapat diamati dari banyaknya kenyataan, bahwa motivasi seorang pembelajar menjadi begitu tinggi ketika ia sebelumnya sudah memiliki cita-cita.

b. Kemampuan pembelajar/siswa, merupakan faktor penting dalam mempengaruhi motivasi. Seperti dapat dipahami, bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Karena itu, seseorang yang memiliki kemampuan di bidang tertentu, belum tentu memiliki kemampuan di bidang lainnya.

c. Kondisi pembelajar/siswa, merupakan faktor penting dalam mempengaruhi motivasi. Hal ini dapat dilihat dari kondisi fisik mau kondisi psikis. Jika kondisi fisik sedang kelelahan,

Page 48: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

30

maka akan cenderung memiliki motivasi yang rendah untuk belajar. Sementara, jika kondisi fisik sehat, maka akan cenderung memiliki motivasi yang tinggi. Selain konidisi fisik, dapat juga diamati dari kondisi psikis. Hal ini dapat terlihat jika seseorang kondisi psikisnya sedang tidak bagus misalnya stress maka motivasi juga akan menurun tetapi sebaliknya jika kondisi psikologis seseorang dalam keadaan bagus maka kecenderungan motivasinya akan tinggi.

d. Faktor lingkungan, merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi, dapat diamati dari lingkungan fisik dan lingkungan social yang mengitari si pembelajar. Misalnya lingkungan fisik yang tidak nyaman untuk belajar akan berdampak pada menurunnya motivasi belajar. Selain itu, lingkungan sosial juga berpengaruh, hal ini dapat diamati dari lingkungan sosial yang ada di sekitar siswa seperti teman sepermainan, lingkungan keluarga, atau teman sekelasnya.

e. Faktor dinamisasi belajar, merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Hal ini dapat diamati pada sejauh mana upaya memotivasi tersebut dilakukan, bagaimana juga dengan bahan pelajaran, alat bantu belajar, suasana belajar dan sebagainya yang dapat mendinamisasi proses pembelajaran. Makin dinamis suasana belajar, maka cenderung akan semakin memberi motivasi yang kuat dalam proses pembelajaran.

f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa, merupakan faktor penting dalam

Page 49: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

31

menumbuhkan motivasi belajar siswa. Upaya guru membelajarkan siswa meliputi hal-hal berikut, menyelenggarakan tata tertib belajar di sekolah, membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan dan membina belajar tertib pergaulan.26

6. Motivasi dalam Perspektif Islam

Motivasi adalah landasan dasar terpenting dalam

belajar. Umumnya manusia tidak akan belajar kecuali ia

mendapatkan satu permasalahan yang memotivasinya

untuk mencari pemecahannya. Untuk memunculkan

motivasi agar manusia mau belajar dan tergerak untuk

belajar, maka bisa ditempuh hal-hal sebagai berikut:

a. Memuculkan motivasi dengan konsep pahala dan hukuman. Islam telah memunculkan konsep pahala dan hukuman untuk memunculkan motivasi dalam diri manusia agar selalu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.Juga konsisten dalam menjalankan semua ibadah yang diwajibkan dengan menjauhi segala bentuk kejahatan dan maksiat ataupun segala yang dilarang oleh-Nya. Dengan adanya motivasi dalam konsep ini, maka seorang pun akan selalu konsisten dalam Agama Allah, bertakwa dan mengerjakan semua perbuatan baik agar

26Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran,

h. 54-55

Page 50: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

32

derajatnya terangkat di sisi Allah dan mendapatkan surga-Nya.27

Firman Allah SWT:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl [16]: 97)

b. Memunculkan motivasi dengan kisah Kisah memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan, sehingga banyak pendidik sejak zaman dahulu kala menggunakan kisah sebagai salah satu cara dalam mendidik anak dan generasinya. Kisah yang termuat dalan Al-Qur’an sangat banyak dan bervariatif.Semua itu diceritakan kembali untuk menghibur Rasulullah SAW.agar selalu termotivasi menjalankan dakwah islamnya.Dari kisahlah motivasi untuk belajar, berdakwah dan mengambil pelajaran.Dari kisah pulalah

27Musfir bin Said A-Zahrani, Konseling Terapi, (Depok: Gema

Insani, 2005), h. 312

Page 51: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

33

manusia dapat mengakui kenabian Nabi Muhammad SAW.dan mempercayai semua yang dibawa dari Tuhannya. Dalam kisah pula banyak diberikan peringatan akan kisah hidup yang buruk sebagaimana yang terjadi pada kaum kafir dan umat-umat terdahulu.28 Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”(QS. Yusuf [12]: 111)

c. Memunculkan motivasi dengan suatu kejadian penting Metode ini mampu menggetarkan perasaan dan menarik perhatian untuk menyibukkan diri pada sesuatu yang lebih penting. Denan demikian, manusia akan mempersiapkan dirinya dalam mempelajari suatu pelajaran

28Musfir bin Said A-Zahrani, Konseling Terapi, h. 320

Page 52: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

34

yang terkandung dalam peristiwa tersebut, dan manusia pun akan bisa lebih menerima hikmah dan pelajaran yang yang ada didalamnya serta memahaminya secara menyeluruh. Hal ini tampak seperti halnya peristiwa Hunain, dimana kaum muslimin membangga-banggakan banyaknya kekuatan mereka dan juga yakin bahwa mereka pasti akan dapat mengalahkan kaum kafir. Mereka lupa bahwa kemenangan hanyalah ada atas kekuasaan Allah.29Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai Para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan

29Musfir bin Said A-Zahrani, Konseling Terapi, h. 320

Page 53: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

35

Hunain, Yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), Maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang Luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan Demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.” (QS. At-Taubah [9]: 25-26)

7. Urgensi Motivasi dalam Pembelajaran

Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nata,

terdapat dua peranan penting motivasi dalam belajar:

a. Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai suatu tujuan.

b. Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar, sehingga siswa yang mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Dengan demikian, motivasi sangatlah penting

dalam proses belajar mengajar, karena motivasi dapat

Page 54: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

36

mendorong siswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu yang berhubungan dengan kegiatan belajar

mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersebut

diperlukan suatu upaya yang dapat meningkatkan

motivasi siswa, sehingga siswa yang bersangkutan dapat

mencapai hasil belajar yang optimal.

D. Menghafal Al-Qur’an Juz 30

1. Pengertian menghafal Al-Qur’an Juz 30

Menghafal berasal dari kata hafal artinya

memelihara sesuatu, tidak lupa, menjaga. Dalam Bahasa

Arab disebut “الحفظ”. Secara etimologi kata “حفظ” berasal

dari kata “حفظ”yang berarti memelihara, menjaga dan

menghafal.P29F

30

Hafal berarti telah masuk dalam ingatan,

sedangkan menghafal merupakan kata kerja yang berarti

berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu ingat,

berusaha merespon dalam pikiran agar selalu ingat dan

dapat mengucapkan diluar kepala (tanpa melihat buku

atau catatan lain).31

30Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, h. 142 31Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, h. 333.

Page 55: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

37

Wiwi Alawiyah Wahid menyebutkan dalam

bukunya Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an yang

mengutip pendapat Atkinson salah seorang ahli

psikologi. Sebagai berikut:

a. Memasukkan informasi ke dalam ingatan.Ingatan atau yang disebut Encoding, Encoding ialah proses memasukkan data-data informasi ke dalam ingatan. Peoses ini melalui dua alat indera manusia, yaitu menggunakan pendengaran dan penglihatan.

b. Menyimpan informasi atau materi ke dalam ingatan Penyimpanan informasi yang masuk ke dalam gudang ingatan. Gudang memori tersebut menyimpan dan memasukkan semua informasi yang diterima dan tidak akan pernah hilang dan rusak.

c. Pengungkapan kembali Informasi yang telah disimpan di dalam gudang memori membutuhkan pengulangan kembali.Adakalanya hal ini dilakukan sekaligus atau terkadang butuh pancingan terlebih dahulu, yaitu mengingt informasi sebelumnya dan melanjutkannya.32

Barangsiapa yang ingin menghafal

sesuatu, maka ia harus banyak mengulang-mengulang, selalu melihat kembali apa yang dibaca, direnungi, dipahami dan direnungi, dan

32Wiwi Al-Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-

Quran, (Jogjakarta: diva press, 2013), h.17

Page 56: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

38

dipahami dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh pada setiap kalimat yang ada, agar benar-benar tertanam kuat di dalam hati dan otak. Karena mengulang-ulang suatu hafalan bagaikan pena yang jelas dan tajam, sedangkan pengulangan yang sedikit bagaikan pena yang buram,tidak jelas.33

“Dasar-dasar menghafal yang baik adalah

mengurangi jumlah yang ingin dihafal dan selalu diulang-ulang.Karena tidak ada orang alim kecuali dia juga orang yang memiliki banyak hafalan, dan tidak ada yang lebih mulia daripada menghafal. Dan orang alim dimuliakan tidak lain disebabkan banyaknya apa yang dihafal, dipahami, dan disimpan dalam otak”.34

Adapun pengertian Al-Qur’an menurut bahasa

merupakan kata jadian (mashdar) dari kata al-qira’ah,

yaitu: qara’a, yaqra’u, qira’atan wa qur’anan yang berarti

menghimpun atau mengumpulkan. Sebagaimana Firman

Allah SWT:

33Aidh Al-Qarn, TerjemahanCahaya Zaman, (Jakarta: Al-Qalam,

2006), h. 355 34Aidh Al-Qarn, Terjemahan Cahaya Zaman, h. 355

Page 57: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

39

“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.” (QS. Al-Qiyamah [75]: 17-18)

Sedangkan secara istilah, terdapat beberapa

pendapat mengenai pengertian Al-Qur’an.Para ulama

Ushul Fiqh mendefinisikan Al-Qur’an sebagai “kalam

Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW.secara bertahap melalui perantara Malaikat Jibril

dan merupakan sebuah pahala dengan membacanya, yang

diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat

an-Nas.”35

Sedangkan menurut Dr. H. Anshori dalam

bukunya Ulumul Qur’an yang mengutip dari Muhammad

Ali Shabuni, bahwa Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang

mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang

melemahkan lawan), diturunkan kepada penutup para

Nabi dan Rasul (yaitu Muhammad SAW.), melalui

malaikat jibril, tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada

kita secara mutawattir, membacanya bernilai ibadah,

35Amirullah Syarbini dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan

membaca Al-Qur’an, (Bandung: Ruang Kata, 2012), h. 3

Page 58: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

40

dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat

An-Nas.36

“Menghafal Al-Quran merupakan fenomena

sangat menakjubkan di dunia Islam. Betapa tidak, jauh

sebelum ditemukan alat tulis, umat islam sudah

menemukan satu cara memelihara kitab suci mereka,

yaitu menghafal. Dengan metode tahfidz inilah Al-Quran

dapat dilestarikan dari generasi ke generasi”.37

Juz 30 merupakan bagian juz terakhir di dalam

Al-Qur’an.Di dalam juz 30 lebih dominan ayat-ayat yang

pendek, sehingga memudahkan peserta didik dalam

memulai menghafal Al-Qur’an. Juz 30 terdiri atas 37

surat, dimulai dari surat An-Naba dan diakhiri surat An-

Nas.

Mulai menghafal dari juz 30 merupakan anjuran

untuk mengajarkan hafalan Al-Quran kepada anak-anak.

Sebab surat dan ayatnya pendek-pendek sehinggamudah

dan cepat untuk dihafal, sesuai dengan nafas anak yang

masih pendek. Mempersembahkan kepada anak satu

36Anshori, Ulumul Qur’an, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2016), Cet.

3, h. 18 37Muhaimin Zen, Al-Quran 100% Asli Suni-Syiah Satu Kitab Suci

(Jakarta: Nur Al-Huda, 2012), h. 84

Page 59: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

41

pokok pikiran dengan jumlah kata yang sedikit, mudah

dihafal, tapi pengaruhnya cukup besar.

Dari berbagai pengertian di atas, penulis

berkesimpulan bahwa menghafal Al-Qur’an juz 30

merupakan suatu kegiatan melafalkan ayat-ayat Al-

Qur’an Juz 30 yang telah diingat secara benar, baik dan

berurutan tanpa melihat mushaf Al-Qur’an.

2. Keutamaan Menghafal Al-Qur’an

Menghafal Al-Qur’an merupakan suatu perbuatan

yang sangat terpuji dan mulia.Orang-orang yang

mempelajari, membaca dan menghafal Al-Qur’an

merupakan orang-orang pilihan Allah yang memang

dipilih oleh Allah untuk menerima warisan kitab suci Al-

Qur’an.38Allah SWT berfirman:

38Ahsin Wijaya Al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-

Qur’an, ( Jakarta: Amzah, 2009), Cet. 5, h. 26

Page 60: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

42

“Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat besar.” (QS. Fathir [35]: 32)

Adapun beberapa keutamaan menghafal

Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Orang yang hafal Al-Qur’an akan mendapatkan

derajat yang tinggi.39 Sebagaimana Rasulullah SAW.

bersabda:

عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله هما, عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: عنـ

آن اقـرا وارتق ورتل كما كنت يـقال لصاحب القر يا فان منزلتك عند آخر آية نـ تـرتل فى الد

39Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Menuntut Ilmu Jalan Menuju

Surga, (Bogor: Pustaka At-Taqwa, 2012), Cet. 6, h. 110

Page 61: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

43

40داود)ابو ها(رواهتـقرؤ

“Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash r.a, bahwa Rasulullah SAW. bersabda: Akan dikatakan kepada pemilik Al-Qur’an, ‘bacalah dan naiklah’, serta bacalah dengan tartil sebagaimana dahulu kamu membacanya dengan tartil di dunia, karea sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Abu Dawud).

b. Orang yang hafal Al-Qur’an akan bersama para

malaikat. Rasulullah SAW. bersabda:

ها قالت: قال رسول عن عا ئشة رضي الله عنـالله صلى اللـه عليـه وسـلم: الـذي يـقـرأ القـرأن

الكـرام البــررةو مثـل وهو حافظ له مـع السـفرة الذي يـقرأ وهو يـتـعاهده وهو عليـه شـديد فـلـه

41أجران(رواه البخارى)“Dari ‘Aisyah r.a. Rasulullah SAW. bersabda: perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an

40Abu Dawud Sulaiman bin Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin

Syadad bin Umar Al-Azid, Sunan Abu dawud (Bairut: Al-Maktabah ‘Ashriyah Shida, 1996), Juz 4, h. 275

41 HR. Bukhori dalam Kitab At-Tafsir, Bab Tafsir Surat ‘Abasa, no. 4937

Page 62: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

44

sedangkan ia menghafalkannya, ia akan bersama para malaikat yang mulia. sedangkan perumpamaan seorang yang membaca Al-Qur’an dengan tekun, dan ia mengalami kesulitan atasnya, maka dia akan mendapatkan dua ganjaran pahala.” (HR. Bukhari)

c. Mendapatkan kenikmatan berupa mahkota

kehormatan dan perhiasan keagungan.42 Sebagaimana

Rasulullah SAW. bersabda:

عن ابى هريـرة رضي الله عنه, عن النبي صلى يـوم الله عليه وسلم قال: يجىء القرآن

القيامة, فـيـقول: يا رب حله. فـيـلبس تاج الكرامة ثم يـقول: يارب زده. فـيـلبس حلة الكرامة ثم يـقول: يارب ارض عنه فـيـرضى عنه. فـيـقال له: اقـرء وارق وتـزاد بكل

43الترمذي) (رواهحسنة ة آي “Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW. bersabda: Penghafal Al-Qur’an akan datang

42Sayyid Mukhtar bin Abu Syadi, Adab-adab Halaqah Al-Qur’an,

h. 34 43Muhammad bin ‘Isa bin Syaroh bin Musa bin Dhohak At-

Tirmidzi, Abu ‘Isa: Al-Jami’ul Kabir, Sunan At-Tirmidzi, (Bairut: Darul Ghorib Al-Islami, 1998), h. 279

Page 63: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

45

pada hari kiamat, kemudian Al-Qur’an berkata: ‘Wahai Rabb, bebaskanlah ia, kemudian orang itu dipakaiakan mahkota kehormatan.’ Al-Qur’an kembali meminta:‘Wahai Rabb, tambahkanlah.’ Maka orang itu dipakaikan jubah kehormatan. Kemudian Al-Qur’an memohon lagi: ‘Wahai Rabb, ridhailah ia, maka Allah meridhainya. Dan di perintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yangdibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi)

3. Metode Menghafal Al-Qur’an

a. Pengertian Metode

“Kata metode berasal dari bahasa yunani, yaitu

meta dan hodos.Meta berarti melalui dan hodos berarti

jalan atau cara”.44 “Metode bisa diartikan cara, desain,

jalan, kaidah, langkah, modus operandi, organisasi,

pendekatan, pola, program, prosedur, proses, saluran,

siasat, sistem, struktur, tata cara, teknik, trik”.45

“Dalam bahasa arab, metode dikenal dengan

istilah thariqoh yang berarti langkah-langkah strategis

yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu

44Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam,

(Jakarta: Ar-Ruz Media, 2012) cet-1, h. 185 45Departemen Pendidikan Nasional, Teasaurus Alfabetis,(Jakarta:

Mizan, 2009), h. 383

Page 64: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

46

pekerjaan.Sementara dalam filosofis pendidikan,

metode merupakan alat yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan pendidikan”.46

Metode adalah cara yang telah teratur dan

terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud, cara

menyelidiki (dalam mengajar).47tanpa metode, suatu

materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara

efesien dan efektif. metode pendidikan yang tidak

tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya

proses belajar mengajar sehingga banyak waktu dan

tenaga yang terbuang sia-sia.48

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan

bahwa metode adalah cara atau jalan yang dilakukan

oleh pendidik dalam proses belajar mengajar kepada

peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran

yang optimal.

b. Macam-Macam Metode Menghafal Al-Qur’an

46Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,

(Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 214 47WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai pustaka, 1996), h. 649 48M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi Aksara, 1991),

h. 197

Page 65: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

47

Setiap penghafal Al-Quran, tentunya

menginginkan waktu yang cepat dan singkat, serta

hafalannya menancap kuat di memori otak dalam

proses menghafalkan alquran. hal tersebut dapat

terlaksana apabila sang penghafal Al-Quran

menggunakan metode yang tepat, serta mempunyai

ketekunan, rajin, dan istiqomah dalam menjalani

prosesnya, walaupun cepatnya menghafal seseorang

tidak terlepas dari otak dan IQ yang dimiliki. metode

yang digunakan para penghafal alquran berbeda-beda

sesuai dengan kehendak dan kesanggupannya.

“Ada dua cara yang ditempuh dalam

melakukan tahfidzul quran, yaitu bin nazar (dengan

melihat) dan bil ghaib (dengan menghafal). Cara

pertama, bin nazar dilakukan bagi pemula dalam

rangka melancarkan bacaan sebelum memasuki bil

ghaib.Cara kedua bil ghaib, dilakukan bagi yang telah

menguasai cara bin sssnazar dengan baik”.49

Metode apapun yang digunakan tidak akan

terlepas dari pembacaan yang berulang-ulang sampai

dapat mengucapkannya tanpa melihat mushaf sedikit

49Amjad Qasim, Sebulan Hafal Al-Quran, (Solo: Zamzam, 2013),

h. 92

Page 66: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

48

pun. Proses menghafal Al-Quran dilakukan melalui

proses bimbingan seorang guru tahfidz. Dalam buku 9

cara praktis menghafal Al-Quran karangan Sa’dulloh

menjelaskan ada lima metode menghafal Al-Quran:

1) Bin-Nazhar, yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al-Quran yang akan dihafal dengan melihat mushaf Al-Quran secara berulang-ulang. prosesbi-nadzar ini hendaknya dilakukan sebanyak mungkin atau empat puluh satu kali seperti yang biasa dilakukan oleh para ulama terdahulu. hal ini dilakuakan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang lafaz maupun urutan ayat-ayatnya. agar lebih mudah dalam proses menghafal, maka selama proses bin-nazhar ini diharapkan calon hafidz juga mempelajari makna dari ayat-ayat tersebut.

2) Tahfidz, yaitu menghafalkan sedikit demi sedikit ayat-ayat Al-Quran yang telah dibaca berulang-ulang secara bin nazhar tersebut. misalnya menghafal satu baris, beberapa kalimatatau sepotong ayat pendek sampai tidak ada kesalahan. setelah satu baris atau beberapa kalimat tersebut sudah dapat dihafal dengan baik, lalu ditambah dengan merangkaikan baris atau kalimat berikutnya dengan sempurna. kemudian rangkaian ayat tersebut diulang kembali sampai benar-benar hafal. setelah materi satu ayat dapat dihafal dengan lancar

Page 67: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

49

kemudian pindah kepada materi ayat berikutnya.

3) Talaqqi, yaitu menyetorakan atau memperdengarkan hafalan yang baru dihafal kepada guru atau instruktur. guru tersebut haruslah seorang hafidz Al-Quran, telah mantap agama dan ma’rifahnya, serta dikenal mampu menjaga dirinya. proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang calon hafidz dan mendapatkan bimbingan seperlunya. seorang guru tahfidz juga hendaknya yang benar-benar mempunyai silsilah guru sampai kepada nabi Muhammad SAW.

4) Takrir, Yaitu mengulang hafalan atau men-sima’-kan hafalan yang pernah dihafalkan/sudah pernah di-sima’-kan kepada guru tahfidz. takrir dimaksudkan agar hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik. selain dengan guru, takrir juga dilakukan sendiri-sendiri dengan maksud melancarkan hafalan yang telah dihafal, sehingga tidak mudah lupa. misalnya pagi hari untuk menambah materi hafalan baru, dan sorenya untuk men-takrir hafalan yang telah dihafal.

5) Tasmi’, yaitu memperdengarkan hafalan kepada orang lain, baik kepada perorangan maupun pada kelompok jamaah. Dengan tasmi’ ini seorang penghafal Al-Quran akan diketahui kekurangan pada dirinya, karena bisa saja ia lengah dalam mengucapkan huruf atau harokat. Dengan tasmi’

Page 68: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

50

seseorang akan lebih berkonsentrasi dalam hafalannya.50

Adapun menurut Ahsin Wijaya Al-hafidz

dalam bukunya Bimbingan Praktis Menghafal Al-

Qur’an, ada beberapa metode untuk mengahafal Al-

Qur’an, antara lain sebagai berikut:

1) Metode Wahdah, yaitu mengahafal satu per satu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, atau dua puluh kali, atau lebihsehingga proses ini mampu membentuk pola dan bayangannya. Dengan demikian penghafal akan mampu mengkondisikan ayat-ayat yang dihafalkannya bukan saja dalam bayangannya, akan tetapi hingga benar-benar membentuk gerak refleks pada lisannya.

2) Metode Kitabah, yiatu seorang pengahafal terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah disediakan. Kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkannya. Mengahafalnya bisa dengan metode wahdah, atau dengan berkali-kali menuliskannya sehingga dengan berkali-kali menuliskannya ia dapat sambil

50H. Sa’dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, (Depok:

Gema Insani, 2011), h. 52-54

Page 69: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

51

memperhatikan dan sambil menghafalkannya dalam hati. Berapa banyak ayat tersebut ditulis tergantung kemampuan penghafal.

3) Metode Sima’i, yaitu mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalkannya. Metode ini sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai daya ingat ekstra, terutama bagi penghafal tunanetra, atau anak-anak yang masih di bawah umur yang belum mengenal tulis baca Al-Qur’an.

4) Metode Gabungan, yaitu gabungan antara metode pertama dan metode kedua, yakni metode wahdah dan metode kitabah. Hanya saja, metode kitabah di sini lebih memiliki fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat yang dihafalnya.

5) Metode Jama’, yaitu metode menghafal yang dilakukan secara kolektif, yakni ayat-ayat yang di hafal dibaca secara kolektif, atau bersama-sama, di pimpin oleh seorang insruktur tahfidz.51

Pada prinsipnya, semua metode baik sekali

untuk dijadikan pedoman dalam menghafal Al-Quran,

baik diambil salah satu diantaranya, atau dipakai

semua sebagai alternatif dan membuat variasi dalam

menghafal, sehingga tidak berkesan monoton.

51Ahsin Wijaya al-Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-

Qur’an, h. 30

Page 70: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

52

Menggunakan kombinasi metode diharapkanakan

menghilangkan rasa kejenuhan dalam proses

menghafal Al-Quran.

Page 71: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

53

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juni sampai

Agustus 2017, bertempat di madrasah Ibtidaiyah Persatuan

Umat Islam (MI PUI) Pasar Salasa Rt. 02 Rw. 01, Desa.

Ciampea Udik, Kec. Ciampea, Kab. Bogor

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dengan deskriptif analisis. “Metode penelitian kualitatif

merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan

paradigma, strategi, dan implementasi model secara

kualitatif.1 Pendekatan kualitatif adalah suatu proses

penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada

metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan

masalah manusia. Metode deskriftif analisis yaitu

menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa

informasi dan data yang berkaitan dengan tema penelitian.

1Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 20

Page 72: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

54 C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari

mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan

kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya,

maka sumber data disebut responden, yaitu merespon atau

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan

tertulis maupun lisan.2

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah cara yang dilakukan oleh penulis untuk

mendapatkan data yang akurat. Dalam hal ini penulis

menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Metode Observasi

Metode observasi adalah suatu metode

pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan

secara sistematis.3

Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk

menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,

2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 172 3Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara,2003), h. 173

Page 73: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

55

untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti

perilaku manusia dan untuk evaluasi yaitu pengukuran

terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap

pengukuran tersebut.

Peneliti melakukan observasi sebanyak 3 kali,

untuk melihat atau mengamati keadaan lingkungan

sekolah, strategi yang dilakukan oleh guru tahfidz dalam

membimbing siswa menghafal Al-Qur’an Juz 30 dan

kegiatan tahfidz yang dilakukan oleh siswa di kelas. Hal

ini dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data

untuk mendukung data tersebut.

2. Metode Interview (wawancara)

Interview adalah alat untuk mengumpulkan

informasi dengan cara mengajukan pertanyaan secara

lisan untuk dijawab dengan lisan pula. Penulis

menggunakan jenis interview bebas teroimoin, yang

dilaksanakan dengan kerangka pertanyaan, akan tetapi

tidak menutup kemungkinan muncul pertanyaan baru

yang terkait dengan permasalahan.

Wawancara itu mengungkapkan tentang strategi

guru tahfidz dalam meningkatkan motivasi siswa dalam

menghafal Al-Qur’an. Dalam penelitian ini digunakan

Page 74: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

56

alat pengumpulan data berupa pedoman wawancara atau

instrument yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang

ditujukan kepada Kepala Sekolah, Guru Tahfidz dan 6

orang siswa dari kelas VI sebagai subjek penelitian yang

berperan penting dalam proses kegiatan menghafal Al-

Qur’an Juz 30.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode

pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau

oleh orang lain tentang subjek.

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh

data seperti data guru, data jumlah siswa, letak geografi,

sejarah berdirinya sekolah, struktur organisasi dan

dokumen-dokumen lainnya yang ada kaitannya dengan

penelitian di MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor.

Penulis yang melakukan pemotretan dokumen

tenntang keadaan sekolah, kegiatan yang dilakukan

ketika pembelajaran tahfidz berlangsung dan ketika

melakukan wawancara.

Page 75: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

57 E. Analisis Data

“Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari

berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan

data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan

secara terus menerus sampai datanya jenuh.”4

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam

beberapa tahapan, diantaranya:

1. Pengumpulan informasi, melalui observasi dan

wawancara.

2. Mereduksi data yang berarti merangkum, memilih hal-hal

penting, serta dicari tema dan polanya.

3. Penyajian, disajikan dalam bentuk deskriptif dari sumber

informasi yang terpilih.

4. Tahapan akhir adalah dengan menarik kesimpulan yang

dapat disampaikan kepada orang lain.

4Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

h. 243

Page 76: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Persatuan

Umat Islam Pasar Salasa Ciampea Bogor

1. Sejarah Singkat Berdirinya MI PUI Pasar Salasa

Ciampea Bogor

Madrasah Ibtidaiyah Persatuan Umat Islam (MI

PUI) berlokasi di Kp. Pasar Salasa RT 02/01, Desa.

Ciampea Udik, Kec. Ciampea, Kab. Bogor.

Madrasah Ibtidaiyah Persatuan Umat Islam (MI

PUI) telah berdiri sejak tahun 1925, didirikan oleh Bapak

H. Muhammad Hasan. Ketika itu namanya masih

Madrasah Diniyah. Setelah itu diturunkan kepada

anaknya KH.Fahrurozi. Pada saat itu madrasah Diniyah

ini menjadi pusat pembelajaran yang ada di daerah

ciampea.Kemudian pada Tahun 1986, Madrasah Diniyah

diganti menjadi Madrasah Ibtidaiyah Persatuan Umat

Islam (MI PUI) yang di pimpin oleh KH. Tjetje Ma’mun,

cucu dari H. Muhammad Hasan. Pada saat itu, Madrasah

Ibtidaiyah Persatuan Umat Islam (MI PUI) memiliki

siswa dengan jumlah 52 siswa Kemudian pada tahun

1991 sampai sekarang, Madrasah Ibtidaiyah Persatuan

Page 77: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

60

Umat Islam (MI PUI) dipimpin oleh Ibu Hj. Komariyah

A. Ma. Adik dari KH. Tjetje Ma’mun. Madrasah

Ibtidaiyah Persatuan Umat Islam (MI PUI) ini berada di

bawah naungan yayasan Thoriqussalam As-Salamatul

Aulad yang sekarang di ketuai oleh Dr. H. E. Mujahidin,

M.Si.1

Dari waktu ke waktu, Madrasah Ibtidaiyah

Persatuan Umat Islam (MI PUI) mengalami

perkembangan yang signifikan, baik dari segi jumlah

siswa maupun dari segi proses pembelajarannya. Dari

awal berdirinya MI PUI, MI PUI ini hanyalah Madrsah

swasta biasa, yang menggunakan kurikulum Departemen

Agama, namun di MI PUI ini setiap hari diadakan baca

Iqra’ atau baca Al-Qur’an dengan metode Talaqqi. Pada

Tahun 2006 jumlah siswa meningkat karena adanya

program Tahfidz, ini dianggap sebagai hal baru yang

belum pernah ada di Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah

dasar di daerah Ciampea Bogor. Sehingga para Orang

Tua termotivasi untuk memasukkan anaknya ke

Madrasah Ibtidaiyah karena ingin anaknya hafal Al-

Qur’an Juz 30. Selain adanya program Tahfidz, di

1 Wawancara dengan Ibu Hj. Komriah selaku Kepala sekolah MI PUI Pasar Salaca Ciampea Bogor, 05 Juni 2017

Page 78: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

61

madrasah Ibtidaiyah Persatuan Umat islam (MI PUI)

setiap harinya diadakan kegiatan Sholat Dhuha dan

Tadarus sebelum masuk jam pelajaran dan setelah pulang

sekolah diadakan sholat dzuhur berjama’ah. Hal ini

dilakukan agar tertanam dalam diri siswa untuk

membiasakan diri melakukan kegiatan-kegiatan tersebut

setiap harinya.

Sebelum adanya program tahfidz, MI PUI hanya

memiliki 6 kelas dan jumlah guru hanya 8, terdiri dari 6

orang sebagai wali kelas dan 2 orang sebagai guru mata

pelajaran. Namun seiring berjalannya waktu dan semakin

meningkatnya jumlah siswa, MI PUI sekarang memiliki

12 kelas, setiap tingkat terdiri dari dua kelas. Karena

keterbatasan lokal, maka setiap satu lokal dipakai untuk 2

kelas, kecuali kelas VI.

Dari perkembangan yang terjadi tentunya tidak

berhenti sampai disitu saja, namun pengelola terus

berusaha untuk melakukan perubahan-perubahan yang

tentunya untuk mencapai tingkat yang sebaik-

baiknya.Perkembangan tersebut berjalan selaras dengan

semakin tingginya tingkat persaingan antara MI maupun

SD di sekitar wilayah Ciampea ini.

Page 79: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

62

2. Visi Misi dan Tujuan

a. Visi

Terbentuknya peserta didik yang Berakhlakul

Karimah, berfikir bebas dan berwawasan lokal,

nasional dan global.

b. Misi

Menyiapkan dan mengembangkan potensi

peserta didik untuk mencapai kecerdasan,

keterampilan serta berilmu dengan amalnya dan

beramal sholeh dengan ilmunya.

c. Tujuan

1) Membiasakan diri dengan amalan ibadah, baca tulis

Al-Qur’an dan sholat berjamaah

2) Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana

pendidikan

3) Memupuk kreatifitas dan bakat peserta didik

4) Meningkatkan pengetahuan IMTAK dan IPTEK

bagi warga Madrasah

5) Membiasakan diri dengan membaca dan menghafal

Al-Qur’an.

3. Identitas Sekolah

a. Nama Madrasah: Madrasah Ibtidaiyah Persatuan

Umat Islam (MI PUI)

Page 80: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

63

b. Status : Terakreditasi “B”

c. Penyelenggaraa : Pagi, Pukul 07.00 – 12.00

d. Penyelenggara Pendidikan: Dr. H. E. Mujahidin, M. Si

e. Alamat madrasah: Kp. Pasar Salasa Rt. 02/01, Desa.

Ciampea Udik, Kec. Ciampea, Kab. Bogor, Kode Pos

16620

f. Nomor Ijin Operasional: wi/ Hk. 003/ 292/ 1991

4. Tenaga Kependidikan

a. Nama Kepala Madrasah : Hj. Komariah, A. Ma

b. Tempat/ Tanggal Lahir : Bogor, 19 Juni 1955

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Status Kepegawaian : Non-PNS

e. Pendidikan Terakhir : D2

f. Alamat Kepala Sekolah : KP. Pasar Salasa, Rt. 01/

01, Desa. Ciampea Udik,

Kec. Ciampea, Kab.

Bogor

5. Kondisi Guru

Guru adalah orang tua kedua bagi anak,

keberhasilan pendidikan akan sangat di pengaruhi oleh

guru selain dari orang tua, karena dorongan, semangat,

dan pendekatan seorang guru menjadi faktor yang cukup

menentukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar

Page 81: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

64

terutama disekolah. Untuk menunjang kelancaran dan

keberhasilan kegiatan pembelajaran, para pendidik MI

PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor adalah guru-guru yang

mempunyai keahlian dan kompetensi di bidangnya

masing-masing. Berikut ini adalah tabel guru MI PUI

Pasar Salasa Ciampea Bogor:

No. Nama Guru L/P Tempat/Tgl Lahir

Pendidikan Terakhir

Jabatan

1. Umiyanih, A. Ma, S. Pd.I

P Bogor, 05 Januari 1968

S1 Wali Kelas VI/

Bendahara 2. Ade Munir

Ahmad, S. Pd.I

L Bogor, 02 Februari

1977

S1 Wali Kelas VI/

Sekretaris

3. Badru Kamaludin,

S. Pd

L Bogor, 25 Agustus

1970

S1 Wali Kelas V

4. Hj. Yayan Hernayani, S.

Pd.I

P Bogor, 01 Januari 1995

S1 Wali Kelas V

5. Dewi Nuryasin S.

Pd.I

P Bandung, 25 Agustus

1977

S1 Wali Kelas IV/ Guru Tahfidz

6. Ela Kusumawati,

S. Pd.I

P Bogor, 13 Desember

1972

S1 Wali Kelas IV

7. Imas Masruroh, S.

Pd.I

P Bogor, 01 Agustus

1974

S1 Wali kelas III

8. Neneng P Bogor, 13 S1 Wali Kelas

Page 82: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

65

Jamilah, S. Pd.I

januari 1971 III

9. N. Nuraida Maknunah,

S. Pd.I

P Bogor, 10 Oktober

1980

S1 Wali Kelas II

10. Riah Suhariah, S.

Pd.I

P Bogor, 25 Agustus

1988

S1 Wali Kelas II

11. Maroh Komaroh, S.

Pd.I

P Bogor, 05 Agustus

1966

S1 Wali Kelas I

12. Nenah Sutinah, S.

Pd.I

P Bogor, 29 Juni 1986

S1 Wali Kelas I

6. Keadaan siswa

Siswa (Peserta Didik) adalah faktor yang sangat

penting dalam proses belajar mengajar, sebab peserta

didik merupakan salah satu subyek pendidikan yang

mendukung keberhasilan sebuah pendidikan.

Adapun keadaan siswa pada saat penelitian

jumlah seluruhnya adalah sebagai berikut:

Kelas I Kelas II Kelas

III

Kelas

IV

Kelas V Kelas

VI

L P L P L P L P L P L P

27 35 29 26 24 25 30 28 29 20 36 28

Page 83: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

66 B. Paparan Data dan Analisis Data

1. Deskripsi Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an Juz 30 di

MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor.

Pada sub bab ini peneliti mnyajikan uraian

tentang data yang diperoleh melalui pengamatan apa saja

yang terjadi dan hasil wawancara serta deskripsi

informasi lainnya. Uraian tersebut menggambarkan

keadaan alamiah dari setting penelitian yang terletak di

MI PUI Pasar salasa Ciampea Bogor khususnya program

tahfidz Al-Qur’an Juz 30.

Peserta didik atau masih bisa dikatakan anak-anak

merupakan lembaran kertas putih. Apa yang ditorehkan

dikertas putih tersebut, maka itulah hal yang akan

membentuk karakter dari diri mereka. Jika dia

ditanamkan dengan warna agama dan budi pekerti yang

baik maka akan terbentuk pribadi yang baik, seperti rajin

melakukan ibadah, tidak membangkang kedua orang tua

dan jauh dari hal-hal yang negatif. Seperti halnya dalam

Madrasah Ibtidaiyah yang ada di Ciampea Bogor,

Madrasah Ibtidaiyah ini memiliki kegiatan yang

dilaksanakan sebelum masuk jam istirahat.

Program kegiatan hafalan Al-Qur’an Juz 30 sudah

berjalan cukup lama kurang lebih tahun 2006. Awal mula

Page 84: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

67

diadakan program tersebut karena ada salah satu guru

yang sudah hafal Al-Qur’an dan Kepala Sekolah

meminta untuk membimbing siswa menghafal Al-Qur’an

Juz 30. Harapan dengan diadakannya program tahfidz ini

agar ketika anak lulus dari MI PUI, siswa tidak hanya

mampu membaca Al-Qur’an, namun mampu hafal Al-

Qur’an Juz 30.2

Hal di atas sesuai dengan yang disampaikan oleh

Ibu Hj. Komariah selaku Kepala Sekolah, yang

menyatakan bahwa:

“Program tahfidz Al-Qur’an Juz 30 dimulai sejak tahun 2006, yang dibimbing oleh ibu Dewi Nuryasin, S. Pd. Harapan saya ketika anak-anak sudah lulus dari MI PUI Pasar Salasa, mereka tidak hanya mampu membaca Al-Qur’an saja, namun sudah mampu menghafal Al-Qur’an Juz 30, sehingga anak-anak yang ingin melanjutkan ke tingkat SMP/MTs atau ke pondok pesantren, sudah memiliki bekal hafalan Al-Qur’an Juz 30.”3

Program Tahfidz diadakan di MI PUI dengan

tujuan untuk mendekatkan siswa terhadap Al-Qur’an dan

2Hasil Observasi terhadap pelaksanaan program Mengahafal Al-Qur’an Juz 30 3Wawancara dengan Ibu Hj. Komariah selaku Kepala Sekolah MI PUI Pasar Salasa, 05 Juni 2017

Page 85: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

68

menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an,

sebagaimana tujuan dari MI PUI yaitu membiasakan diri

dengan membaca dan menghafal Al-Qur’an. 4

Hal di atas sejalan dengan pernyataan Ibu Hj.

Komariah selaku Kepala Sekolah bahwa:

“Tujuan dengan diadakannya program tahfidz ini untuk bisa mendekatkan anak-anak kepada Al-Qur’an dan menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an, karena kalau anak sudah cinta dengan Al-Qur’an, maka ketika sudah besar pun dia sudah terbiasa untuk membaca bahkan menghafal Al-Qur’an.”5

Pernyataan di atas di perkuat oleh ungkapan Ibu

Dewi Nuryasin selaku Guru Tahfidz yang menyatakan

bahwa:

“Tujuan dari program menghafal Al-Qur’an ini supaya anak-anak itu terbiasa membaca Al-Qur’an atau menghafal Al-Qur’an setiap hari, karena kalau sudah dibiasakan sejak kecil, orang tua juga tidak sulit lagi menyuruh anak-anak mereka untuk membaca atau menghafal Al-Qur’an.”6

4Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Program Menghafal Al-Qur’an Juz 30 5Hasil Wawancara dengan Ibu Hj. Komariah selaku Kepala Sekolah di MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor, 05 Juni 2017 6 Hasil Wawancara dengan Ibu Dewi Nuryasin selaku Guru Tahfidz di MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor , 07 Juni 2017

Page 86: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

69

Selain memiliki tujuan, program tahfidz ini

menjadi suatu hal yang baru yang ada di lingkunga

masyarakat sekitar. Sehingga banyak orang tua yang

memasukkan anaknya ke MI PUI.7

Hal di atas sesuai dengan pernyataan Ibu Hj.

Komariah yang menyatakan bahwa:

“Sebelum adanya program tahfidz ini, banyak orang tua yang tidak terlalu tertarik anaknya masuk ke madrasah ini, mereka lebih tertarik memasukkan anaknya ke Sekolah Dasar, tapi setelah adanya program tahfidz ini para orang tua antusias ingin memasukkan anaknya ke MI PUI, karena para orang tua ingin anaknya hafal Al-Qur’an Juz 30. Kegiatan tahfidz ini masih asing di lingkungan masyarakat, karena di Sekolah Dasar atau Madrasah ibtidaiyah lain belum ada program tahfidz seperti disini.”8

Dari uraian di atas dapat dianalisa bahwa

program tahfidz itu sudah berjalan cukup lama mulai

sekitar tahun 2006. Tujuan dengan danya program

tahfidz adalah untuk mendekatkan siswa terhadap Al-

Qur’an dan menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an.

Harapan dengan adanya program tahfidz tersebut agar 7Hasil Observasi terhadap Pelaksanaan Program Menghafal Al-Qur’an Juz 30 8Hasil Wawancara dengan Ibu Hj. Komariah selaku Kepala Sekolah MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor, 05 Juni 2017

Page 87: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

70

siswa terbiasa membaca dan menghafal Al-Qur’an.

Adapun program Tahfidz yang diadakan di MI PUI

mendapat respon yang sangat baik dari para orang tua

siswa, karena melihat kondisi lingkungan masyarakat di

sekitar yang masih asing dengan adanya program

Tahfidz, sehingga banyak orang tua yang termotivasi

untuk memasukkan anaknya ke MI PUI dan hal itu

menjadi daya tarik tersendiri, sehingga setiap tahun

jumlah siswa di MI PUI meningkat.

2. Strategi Guru Tahfidz dalam Meningkatkan Motivasi

Menghafal Al-Qur’an Juz 30 Kelas VI di MI PUI

Pasar Salasa

Program tahfidz Al-Qur’an telah diselenggarakan

dari kelas IV sampai kelas VI, kegiatannya terjadwal

karena masih minimya guru tahfidz. Kegiatan tersebut

dilaksanakan mulai pukul 09.30-10.00. Adapun jadwal

kegiatan tersebut di kelas IV sampai kelas VI.9

No. Hari Kelas

9Hasil Observasi terhadap pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an Juz 30

Page 88: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

71

1. Senin dan Kamis VI

2. Selasa dan Jumat V

3. Rabu dan Sabtu IV

Hasil observasi di atas sejalan dengan pernyataan

Ibu Dewi Nuryasin yang menyatakan bahwa:

“Kegiatan tahfidz ini dimulai dari kelas IV sampai kelas VI, karena kebanyakan anak-anak yang sudah bisa membaca Al-Qur’an itu di kelas IV meskipun masih ada sebagian yang belum bisa baca Al-Qur’an. Setiap kelasnya mendapatkan jadwal 2 hari dalam seminggu, karena saya membimbing hanya saya sendiri dan saya pun memegang jabatan sebagai wali kelas. Maka dari itu, saya membagi jadwal agar tetap terkontrol. Untuk kelas VI jadwalnya hari senin dan kamis. Kegiatan tahfidz ini di mulai dari jam 09.30-10.00. Anak-anak harus menghafal minimal 5 ayat tapi kalau ayatnya panjang boleh menyetorkan 2 ayat saja karena tidak setiap hari menghafalnya, kalau tidak ditarget khawatir anak-anak malah menyepelekannya dan tidak bisa mencapai target. Kalau yang belum bisa baca Al-Qur’an tidak diwajibkan mengahafal tapi harus baca Iqra’ setiap hari ke wali kelasnya masing-masing.”10 Dari uraian tersebut dapat dianalisa bahwa

Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an tersebut dimulai dari kelas 10Wawancara dengan Ibu Dewi Nuryasin selaku Guru Tahfidz di MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor, 07 Juni 2017

Page 89: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

72

IV sampai kelas VI, dikarenakan sebagian besar yang

mampu membaca Al-Qur’an adalah siswa kelas IV.

Kemudian Setiap kelas mendapatkan jadwal 2 hari dalam

seminggu, karena kurangnya guru tahfidz. Untuk kelas

VI kegiatan Tahfidz Al-Qur’an dilaksanakan pada hari

senin dan kamis. Adapun Jadwal kegiatan tersebut

dimulai dari pukul 09.30-10.00 (sebelum istirahat). ketika

kegiatan tahfidz berlangsung anak-anak diharuskan

menghafal minimal 5 ayat tetapi jika ayatnya panjang

boleh 2 ayat dan untuk yang belum mampu baca Al-

Qur’an, tidak di wajibkan untuk mengahfal, tetapi harus

membaca Iqra’ setiap hari.

a. Penggunaan Metode dalam Pembelajaran Tahfidz

Metode yang dilakukan oleh guru tahfidz

dalam membimbing siswa menghafal Al-Qur’an Juz

30 adalah dengan menggunakan menggunakan metode

talaqqi, takrir dan tasmi.11

Hal di atas sejalan dengan pernyataan Ibu

Dewi Nuryasin bahwa:

“Metode yang digunakan dalam pembelajaran tahfidz adalah dengan metode menggunakan metode Talaqqi, Takrir dan

11Hasil Observasi terhadap pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an Juz 30

Page 90: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

73

Tasmi’. Namun, metode yang paling sering saya terapkan adalah metode talaqqi dan metode Takrir, karena menurut saya, metode talaqqi itu metode yang paling efektif dalam menghafal Al-Qur’an dan metode Takrir digunakan untuk hafalan yang sudah dihafal oleh anak supaya hafalan yang telah dihafal oleh anak akan selalu diingat. Adapun metode tasmi’ saya terapkan setiap 6 bulan sekali setelah selesai semester, karena metode tasmi’ ini dilakukan untuk menguji surat yang sudah di hafal oleh anak selama satu semester”12

Dari uraian di atas dapat dianalisa bahwa

menghafal Al-Qur’an itu membutuhkan seorang guru,

agar hafalannya tidak keliru. Salah satunya dengan

menggunakan metode talaqqi. Metode ini merupakan

metode yang sudah banyak digunakan oleh para guru

tahfidz dalam menghafal Al-Qur’an. Selain metode

talaqqi, ada pula metode takrir, ini dimaksudkan agar

hafalan yang sudah di hafal tidak mudah lupa dan

yang terakhir menggunakan metode tasmi’. Metode

tasmi’ ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.

Ibu Dewi nuryasin mengatakan bahwa Untuk

surat yang dihafal oleh anak-anak di mulai dari surat

12Hasil Wawancara dengan Ibu Dewi Nuryasin selaku Guru Tahfidz, 07 Juni 2017

Page 91: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

74

An-Nas sampai An-Naba, supaya anak-anak mudah

menghafalnya dan semangat. Kalau yang sudah selesai

menghafal Juz 30, boleh dilanjutkan ke Juz 29 atau

Surat-Surat pilihan, supaya anak-anak tidak merasa

cukup dengan hanya dengan menghafal Juz 30.13

Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisa

bahwa siswa menghafal Al-Qur’an dari surat An-nas

karena surat tersebut sudah sering di dengar atau

dibaca bahkan ada yang sudah dibimbing oleh

keluarganya di rumah. Sehingga siswa merasa

semangat untuk menghafal Al-Qur’an.

Juz 30 merupakan Juz yang harus dihafal oleh

siswa, namun bagi siswa yang sudah mampu

menghafal Juz 30 boleh melanjutkan ke Juz 29 dan

setelah itu boleh dilanjutkan ke Surat-Surat Pilihan.

agar siswa tidak merasa cukup dengan hanya hafal Juz

30 saja.

b. Pemberian Hadiah dan Hukuman

Bagi anak-anak yang sudah menyelesaikan

hafalan Al-Qur’an Juz 30, maka akan diberikan

piagam dan hadiah di akhir tahun dan diadakan

13Hasil Wawancara dengan Ibu Dewi Nuryasin selaku Guru Tahfidz, 07 Juni 2017

Page 92: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

75

khatam Al-Qur’an. Adapun bagi anak-anak yang tidak

mengikuti kegiatan tahfidz akan dikenakan teguran

dan jika sudah 3 kali tidak mengikuti kegiatan tahfidz

maka akan dikenakan sanksi berupa pemanggilan

orang tua.14

Hal di atas sesuai dengan pernyataan Ibu Dewi

Nuryasin bahwa:

“Anak-anak yang sudah menyelesaikan hafalannya sampai Juz 30, akan di berikan hadiah dan penghargaan ketika acara kenaikan kelas, supaya anak-anak lebih semangat lagi menghafalnya. Selain itu, disini juga setiap tahun selalu mengadakan acara khataman Al-Qur’an buat anak-anak yang sudah hafal Juz 30. Bagi anak-anak yang tidak mengikuti 1 kali kegiatan tahfidz di beri teguran dan kalau sudah 3 kali, akan dipanggil orang tuanya, agar anak-anak tidak menyepelekan kegiatan tahfidz ini.15

Dari hasil wawancara dan observasi di atas

dapat dianalisa bahwa motivasi yang diberikan

kepada siswa dalam meningkatkan semangat

menghafal Al-Qur’an yaitu dengan memberikan

14Hasil Observasi dari pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an Juz 30 15 Hasil Wawancara dengan Ibu Dewi Nuryasin selaku Guru Tahfidz, 07 Juni 2017

Page 93: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

76

penghargaan berupa piagam dan hadiah bagi siswa

yang sudah khatam Al-Qur’an Juz 30 di akhir Tahun

Ajaran. Siswa yang tidak mengikuti kegiatan tahfidz

akan dikenakan teguran dan jika sudah 3 kali akan

dikenakan sanksi berupa pemanggilan orang tua. Bagi

siswa yang sudah mampu hafal Al-Qur’an Juz 30,

diakhir Tahun Ajaran diadakan khatam Al-Qur’an Juz

30 yang dihadiri oleh para wali murid, para guru dan

masyarakat sekitar, sebagai rasa syukur karena sudah

mampu menyelesaikan hafalan Al-Qur’an Juz 30.

c. Setoran hafalan pada Hari Senin dan Kamis untuk

Kelas VI

Dalam pelaksanaan setoran hafalan di kelas

VI sudah terjadwal pada hari Senin dan Kamis. Pada

hari yang telah ditentukan anak-anak wajib

menyetorkan hafalan yang telah dikuasai. Setiap

pembelajaran tahfidz anak-anak diwajibkan untuk

menyetorkan hafalan minimal 5 ayat.16

Dengan adanya jadwal di hari Senin dan

Kamis ini membuat anak-anak termotivasi untuk

menyetorkan hafalannya, karena kegiatan tahfidznya

16Hasil Observasi terhadap pelaksanaan program tahfidz Al-Qur’an Juz 30

Page 94: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

77

tidak setiap hari, sehingga anak-anak pun tidak merasa

jenuh. Sesuai dengan pernyataan dari Ibu Dewi

Nuryasin, “Kalau anak-anak tidak menyetorkannya di

hari-hari yang telah dijadwalkan, maka akan

dikenakan hukuman, karena setorannya hanya 2 hari

dalam seminggu.”17

Dari hasil uraian di atas, dapat dianalisa bahwa

dengan adanya waktu yang terjadwal untuk kegiatan

setoran hafalan merupakan salah satu strategi guru

dalam meningkatkan motivasi hafalan tersebut, karena

pada hari yang ditentukan tersebut anak-anak akan

merasa mempunyai beban yang harus dilaksanakan

karena jika tidak menyetorkan hafalannya maka akan

dikenakan teguran.

3. Respon Siswa Terhadap Keberadaan Tahfidz

Untuk mendapatkan informasi yang lengkap

selain wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru

Tahfidz, penulis juga wawancara dengan 6 orang siswa

dari 64 orang siswa di kelas VI.

17Hasil Wawancara dengan Ibu Dewi Nuryasin selaku Guru Tahfidz, 07 Juni 2017

Page 95: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

78

a. Wawancara dengan siswa I

Peneliti : Apakah Anda suka dengan kegiatan

menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 1 : Suka sekali

Peneliti : Kenapa anda menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 1 : Karena saya ingin menjadi orang yang

hafal Al-Qur’an.

Peneliti : Apakah anda sering mengikuti kegiatan

Tahfidz di kelas ?

Siswa 1 : Iya sering, setiap ada pelajaran menghafal

Peneliti : Apakah anda sering merasa kesulitan

dalam menghafal Al-Qur’an?

Siswa 1 : iya, kalau ayatnya panjang-panjang

Peneliti : Sudah berapa surat yang anda hafal?

Siswa1 : Juz ‘Amma, Surat-Surat Pilihan dan

sekarang lagi mengahafal Juz 29

b. Wawancara dengan siswa II

Peneliti : Apakah Anda suka dengan kegiatan

menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 2 : Suka

Peneliti : Kenapa anda menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 2 : Karena ingin dapat hadiah kalau sudah

hafal Juz ‘Amma

Page 96: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

79

Peneliti : Apakah anda sering mengikuti kegiatan

tahfidz di kelas ?

Siswa 2 : Iya sering, setiap ada pelajaran tahfidz

Peneliti : Apakah anda sering merasa kesulitan

dalam menghafal Al-Qur’an?

Siswa 2 : Kadang-kadang, kalau lagi banyak PR

Peneliti : Sudah berapa surat yang anda hafal?

Siswa2 : Juz ‘Amma dan beberapa Surat-Surat

Pilihan

c. Wawancara dengan siswa III

Peneliti : Anda suka dengan kegiatan Menghafal

Al-Qur’an ?

Siswa 3 : Suka

Peneliti : Kenapa anda menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 3 : Karena saya ingin mendapatkan hadiah.

Peneliti : Apakah anda sering mengikuti kegiatan

Tahfidz di kelas ?

Siswa 3 : Iya sering.

Peneliti : Apakah anda sering merasa kesulitan

dalam menghafal Al-Qur’an?

Siswa 3 : Iya, kalau lagi banayk PR

Peneliti : Sudah berapa surat yang anda hafal?

Siswa 3 : Juz ‘Amma

Page 97: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

80

d. Wawancara dengan siswa IV

Peneliti : Anda suka dengan kegiatan Menghafal

Al-Qur’an ?

Siswa 4 : Iya, suka

Peneliti : Kenapa anda menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 4 : Karena saya ingin mendapatkan hadiah

Peneliti : Apakah anda sering mengikuti kegiatan

Tahfidz di kelas ?

Siswa 4 : Iya sering.

Peneliti : Apakah anda sering merasa kesulitan

dalam menghafal Al-Qur’an?

Siswa 4 : Iya, kalau lagi banyak PR

Peneliti : Sudah berapa surat yang anda hafal?

Siswa 4 : Sampai surat An-Nazi’at

e. Wawancara dengan siswa V

Peneliti : Anda suka kegiatan Menghafal

Al-Qur’an ?

Siswa 5 : Suka

Peneliti : Kenapa anda menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 5 : Karena saya takut dihukum sama bu Guru

Peneliti : Apakah anda sering mengikuti kegiatan

Tahfidz di kelas ?

Siswa 5 : Iya

Page 98: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

81

Peneliti : Apakah anda sering merasa kesulitan

dalam menghafal Al-Qur’an?

Siswa 5 : Sering.

Peneliti : Sudah berapa surat yang anda hafal?

Siswa 5 : Surat Al-Muthaffifin

f. Wawancara dengan siswa VI

Peneliti : Apakah Anda suka dengan kegiatan

Menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 6 : Biasa saja

Peneliti : Kenapa anda suka menghafal Al-Qur’an ?

Siswa 6 : Karena saya takut di hukum

Peneliti : Apakah anda sering mengikuti kegiatan

Tahfidz di kelas ?

Siswa 6 : Kadang-kadang

Peneliti : Apakah anda sering merasa kesulitan

dalam menghafal Al-Qur’an?

Siswa 6 : Iya.

Peneliti : Sudah berapa surat yang anda hafal?

Siswa 6 : Surat At-Thariq

Berdasarkan hasil wawancara di atas, sebagian

besar motivasi mereka dalam menghafal Al-Qur’an

adalah karena ingin mendapatkan hadiah. Sehingga siswa

termotivasi untuk mengikuti kegaiatan tahfidz di kelas.

Page 99: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

82 C. Temuan Penelitian

Berdasarkan paparan dan analisis data di atas maka

di peroleh temuan penelitian sebagai berikut:

1. Deskripsi Pembelajaran Hafalan Al-Qur’an Juz 30 di

MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor.

Program kegiatan hafalan Al-Qur’an Juz 30

sudadimulai sejak tahun 2006. Harapan dengan

diadakannya program tahfidz ini agar ketika anak lulus

dari MI PUI, siswa tidak hanya mampu membaca Al-

Qur’an, namun mampu hafal Al-Qur’an Juz 30. Program

Tahfidz diadakan di MI PUI tujuannya untuk

mendekatkan siswa terhadap Al-Qur’an dan

menumbuhkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an. Selain

memiliki tujuan, program tahfidz ini menjadi suatu hal

yang baru yang ada di lingkungan masyarakat sekitar.

Sehingga banyak orang tua yang memasukkan anaknya

ke MI PUI.

2. Strategi Guru Tahfidz dalam Meningkatkan Motivasi

Menghafal Al-Qur’an Juz 30 Kelas VI di MI PUI

Pasar Salasa

Program tahfidz Al-Qur’an diselenggarakan dari

kelas IV sampai kelas VI. Kegiatan tersebut dilaksanakan

Page 100: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

83

mulai pukul 09.30-10.00. Setiap kelas mendapatkan

jadwal 2 hari dalam seminggu, karena masih minimnya

dan untuk kelas VI kegiatan Tahfidz Al-Qur’an

dilaksanakan pada hari senin dan kamis. Ketika kegiatan

tahfidz berlangsung anak-anak diharuskan menghafal

minimal 5 ayat tetapi jika ayatnya panjang boleh 2 ayat

dan untuk yang belum mampu baca Al-Qur’an, tidak di

wajibkan untuk mengahfal, tetapi harus membaca Iqra’

setiap hari.

a. Penggunaan Metode dalam pembelajaran tahfidz

Metode yang dilakukan oleh guru tahfidz

dalam membimbing siswa menghafal Al-Qur’an Juz

30 adalah dengan menggunakan menggunakan metode

talaqqi, takrir dan tasmi’. metode talaqqi dan takrir

digunakan setiap hari dalam pembelajaran tahfidz

sedangkan metode tasmi’ digunakan setiap 6 bulan

sekali untuk menguji kelancaran hafalan siswa selama

satu semester. Siswa menghafal Al-Qur’an dari surat

An-Nas sampai An-Naba, agar ketika di tahap awal

anak-anak mudah menghafalnya dan semangat.

Adapun yang sudah selesai menghafal Juz 30, boleh

dilanjutkan ke Juz 29 atau Surat-Surat pilihan, supaya

Page 101: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

84

anak-anak tidak merasa cukup dengan hanya dengan

menghafal Juz 30.

b. Pemberian Hadiah dan Hukuman

Bagi anak-anak yang sudah menyelesaikan

hafalan Al-Qur’an Juz 30, maka akan diberikan

piagam dan hadiah di akhir tahun dan diadakan

khatam Al-Qur’an. Adapun bagi siswa yang tidak

mengikuti kegiatan tahfidz akan dikenakan teguran

dan jika sudah 3 kali tidak mengikuti kegiatan tahfidz

maka akan dikenakan sanksi berupa pemanggilan

orang tua.

Sebagian besar motivasi siswa dalam

menghafal Al-Qur’an adalah karena ingin

mendapatkan hadiah. Sehingga siswa termotivasi

untuk mengikuti kegiatan tahfidz dikelas.

c. Setoran hafalan pada Hari Senin dan Kamis untuk

Kelas VI

Setoran hafalan di kelas VI dilaksanakan pada

hari Senin dan Kamis. Pada hari yang telah ditentukan

anak-anak wajib menyetorkan hafalan yang telah

dikuasai. Setiap pembelajaran tahfidz anak-anak

diwajibkan untuk menyeStorkan hafalan minimal

5 ayat.

Page 102: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil

kesimpulan bahwa Strategi guru tahfidz dalam

meningkatkan motivasi siswa menghafal Al-Qur’an Juz 30

kelas VI di MI PUI Pasar Salasa, Ciampea, Bogor yaitu

dengan memberikan penghargaan berupa piagam dan hadiah

bagi siswa yang sudah mampu hafal Al-Qur’an Juz 30. Guru

juga memberikan teguran bagi siswa yang tidak mengikuti

kegiatan tahfidz, memberikan bimbingan kepada siswa

dengan menghafal 5 ayat per hari dan mengulang hafalan

yang sebelumnya.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran tahfidz

menggunakan metode talaqqi, takrir dan tasmi’. Namun

metode yang paling sering digunakan adalah metode talaqqi

dan takrir.

Selain metode yang digunakan, guru tahfidz

membagi jadwal setiap kelas, karena masih minimnya

jumlah guru tahfidz di MI PUI, sehingga untuk setiap kelas

mendapat bagian 2 hari dalam seminggu. Hal ini dilakukan

agar kegiatan tahfidz tetap terkontrol.

Page 103: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

86 B. Saran-saran

Dari hasil kesimpulan di atas, penulis memberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi guru tahfidz agar bisa lebih mengatur waktu

pembelajaran tahfidz, sehingga siswa lebih fokus pada

saat pembelajaran tahfidz dan selalu memperhatikan

karakteristik setiap siswa, karena setiap siswa memiliki

karakteristik yang berbeda-beda sehingga perlu metode

menghafal Al-Qur’an yang beragam sesuai dengan

kebutuhan para siswa dan dapat lebih mengembangkan

lagi potensi sebagai guru yang dapat memotivasi siswa.

2. Bagi siswa agar lebih istiqomah dalam menghafal

Al-Qur’an dan tidak mudah putus asa dalam

menghafalkannya serta dapat membagi waktu antara

menghafal Al-Qur’an dengan kegiatan lain seperti

mengerjakan PR dan bermain.

3. Bagi penulis agar selanjutnya dapat memperdalam hal-

hal yang terkait dengan motivasi belajar terutama tentang

metode belajar.

Page 104: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

87

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014

Ahmadi, Abu, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2013

Al-Azid , Abu Dawud Sulaiman bin Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syadad bin Umar, Sunan Abu dawud, Bairut: Al-Maktabah ‘AshriyahShida, 1996

Al-Hafidz, Ahsin Wijaya, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Jakarta: Amzah, 2009

Al-Qarn, Aidh, Terjemahan Cahaya Zaman, Jakarta: Al-Qalam, 2006

Anshori, Ulumul Qur’an, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2016

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktik, Jakarta: PT RinekaCipta, 2010

At-Tirmidzi, Muhammad bin ‘Isa bin Syaroh bin Musa bin Dhohak, Abu ‘Isa: Al-Jami’ul Kabir, Sunan At-Tirmidzi, Bairut: Darul Ghorib Al-Islami, 1998

Aziz, Abdul dan Abdul Rauf, Kiat sukses menjadi Hafidz Qur’an Da’iyah, Bandung: Syaamil Cipta Media, 2004

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Page 105: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

88 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan

Terjemahannya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur’an, Depag RI 2001

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007

Departemen Pendidikan Nasional, Teasaurus Alfabetis, Jakarta: Mizan, 2009

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: RinekaCipta, 2010

Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, Jakarta: PT RinekaCipta, 2014

Hadhiri Choirudin, Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani Press, 2003

HR. Bukhori dalam Kitab At-Tafsir, Bab Tafsir Surat ‘Abasa, no. 4937

Khairani, Makmun, Psikologi Umum, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991

Majid, Abdul, Belajar dan Pembelajaran Agama Islam Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012

Makhyaruddin, Deden, Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Qur’an, Bandung: Mizan Media Utama, 2013

Page 106: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

89 Muhammad, Ahsin Sakho, Kiat-Kiat Menghafal Al-Qur’an,

Jawa Barat: Badan Koordinasi TKQ-TPQ-TQA,2011

Mujib, Abdul Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006

Mukhtar, Sayyid bin Abu Syadi, Adab-adab Halaqah Al-Qur’an, Solo: Aqwa, 2016

Musfir bin Said A-Zahrani, Konseling Terapi, Depok: Gema Insani, 2005

Nurdin, Muhammad, Kiat menjadi Guru Profesional, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010

Poerwadarminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 1996

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003

Qasim, Amjad, Sebulan Hafal Al-Quran, Solo: Zamzam, 2013

Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2009

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005

Sa’dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, Depok: Gema Insani, 2011

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2009

Page 107: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

90 Sardiman, Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar, Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2014

Siregar, Eveline dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2015

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014

Syarbini, Amirullah dan Sumantri Jamhari, Kedahsyatan membaca Al-Qur’an, Bandung: Ruang Kata, 2012

Uno, Hamzah B, Teori Motivasi dan pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara, 2012

Wahid, Wiwi Al-Alawiyah, Cara Cepat Bisa Menghafal Al-Quran, Jogjakarta: diva press, 2013

WinaSanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2009

Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Ar-Ruz Media, 2012

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga, Bogor: Pustaka At-Taqwa, 2012

Yunus, Mahmud Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1989

Zen, Muhaimin, Al-Quran 100% Asli Suni-Syiah Satu Kitab Suci Jakarta: Nur Al-Huda, 2012

Page 108: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

91 Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan

Teoridan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara,2003

Page 109: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

Lampiran 1

Pedoman Interview

Untuk Kepala Sekolah:

1. Sejak kapan adanya program tahfidz di MI PUI Pasar

Salasa Ciampea Bogor ?

2. Apa tujuan anda mengadakan program tahfidz di MI

PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor ?

3. Bagaimana respon orang tua terhadap program tahfidz

yang diadakan di MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor?

Untuk Guru Tahfidz:

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran tahfidz

di MI PUI PasarSalasa ?

2. Strategi apa yang anda lakukan dalam meningkatkan

motivasi siswa menghafal Al-Qur’an Juz30?

3. Bagaimana anda memberikan motivasi kepada siswa

untuk meningkatkan semangat dalam menghafal Al-

Qur’an Juz 30 ?

4. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran

tahfidz Al-Quran juz30 ?

5. Metode apa yang paling sering digunakan dalam

pembelajaran tahfidz ?

Page 110: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

Lampiran 2

Pedoman Dokumentasi

1. Data tentang sejarah MI PUI Pasar Salasa, Ciampea,

Bogor.

2. Data tentang jumlah siswa MI PUI Pasar Salasa,

Ciampea, Bogor.

3. Data tentang jumlah guru MI PUI Pasar Salasa,

Ciampea, Bogor.

4. Data tentang jadwal pelaksanaan kegiatan tahfidz di MI

PUI Pasar Salasa, Ciampea, Bogor.

Page 111: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

No : Istimewa Lampiran : 1 Berkas Hal : Pengajuan Judul Skripsi Kepada Yth; Dekan Fakultas tarbiyah IIQ Jakarta Dr. Hj. Umi Khusnul Khatimah Assalamu’alaikum Wr.Wb Salam silaturahmi kami haturkan semoga senantiasa dalam lindungan Allah Swt dan sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-sehari, amin. Nama : Lia Minhatul Fauziah NIM : 13311285 Memohon kepada Ibu untuk memberikan persetujuan atas proposal judul skripsi serta dapat memberikan rujukan dosen pembimbing untuk memeberikan kemudahan dalam penelitian ini sebagai syarat kelulusan dalam memeperoleh gelar sarjana pada program strata 1 di Fakultas Tarbiyah IIQ Jakarta. Adapun skripsi yang saya ajukan berjudul “Strategi Guru Tahfidz Dalam Meningkatkan Motivasi Siswa Menghafal Al-Qur’an Juz 30 Kelas VI DI MI PUI Pasar Salasa Ciampea Bogor” dengan proposal sebagaimana terlampir.

Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan dukungannya, saya ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 29 Mei 2017 Hormat saya,

Lia Minhatul Fauziah 13311285

Page 112: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …
Page 113: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …
Page 114: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

1

BIOGRAFI PENULIS

Lia Minhatul fauziah, lahir di Kota Bogor

pada tanggal 09 Juli 1993. Anak ke-1 dari

dua bersaudara dari pasangan suami istri

Bapak Oji Madroji dan Ibu Siti Khodijah.

Tempat tinggal di Kp. Pasar Salasa, Rt.01 Rw. 01, Desa.

Ciampea Udik, Kec. Ciampea, Kab. Bogor.

Penulis memulai pendidikannya di Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Persatuan Umat Islam (PUI) pada usia 6 tahun dan pada usia

12 tahun penulis meneruskan pendidikannya di MTs Negeri

Model Babakan Sirna atau yang sekarang menjadi MTs Negeri

2 Kab. Bogor, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan

menengah atas di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Leuwiliang

yang sekarang menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2

Kab. Bogor. Penulis akhirnya menyelesaikan masa

pembelajaran pada tahun ajaran 2011.

Pada tahun ajaran 2011, penulis menyelesaikan hafalan Al-

Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an (PPTQ) Al-

Mustaqimiyyah Leuwiliang Bogor

Pada tahun 2013, penulis melanjutkan program pendidikan

jenjang S1 di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, fakultas

Page 115: DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA MENGHAFAL AL …

Tarbiyah, jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan

program tahfidz 30 juz.

Ketika belajar di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, penulis

mendapatkan ilmu-ilmu baru yang belum pernah penulis

dapatkan sebelumya, seperti Mata Kuliah Ilmu Qira’at. Rasm

Utsmani, Ushul Fiqh dan ilmu-ilmu lainnya.

Penulis merasa bahagia karena diberikan kesempatan untuk

belajar di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, karena IIQ

memiliki ciri khas, yaitu mengutamakan program tahfidz.

Sehingga mahasiswi IIQ Jakarta selain mendapatkan ilmu-ilmu

yang diberikan oleh para Dosen, juga tidak lupa untuk

mengahafal Al-Qur’an setiap harinya.

Untuk kampus Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta teruslah

berkarya dan tingkatkan potensi yang ada, semoga dapat terus

menciptakan generasi Qur’ani, dan semoga kedepan bisa

menjadi kampus yang terdepan. Amiin…