DALAM KURIKULUM SMA SEJAK 1945 SAMPAI DENGAN. 1984 ...
-
Upload
truongmien -
Category
Documents
-
view
242 -
download
4
Transcript of DALAM KURIKULUM SMA SEJAK 1945 SAMPAI DENGAN. 1984 ...
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN. UMUM
DALAM KURIKULUM SMA SEJAK 1945 SAMPAI DENGAN. 1984
Pada bab ini akan diuraikan secara deskriptif perkem-
bangan program pendidikan umura dalam kurikulum SMA dari ta
hun I945 sampai dengan tahun I984, yang meliputi kurikulum
SMA 1945-1951, Kurikulum SMA-Federal (VHO), 1949, kurikulum
SMA 1952, 1958, 196i+, 1968, 1975, dan 1984. Deskripsi pada
tiap kurikulum tersebut meliputi deskripsi la tar belakang
yang berupa konteks politik dan konteks kebijakan pendidik
an ketika kurikulum itu lahir, deskripsi tentang struktur
kurikulum, struktur program pendidikan umum, tujuan program
pendidikan umum, dan materi program pendidikan umum. Dalam
bab ini data akan disajikan apa adanya secara naratif tanpa
adanya suatu analisis dan interpretasi. Analisis dan inter-
pretasi baru akan dilakukan pada bab IV.
!• Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pela.iaran (Kuriku
lum) SMA masa 1945-1951
1,1 Latar Belakang dan Konteks
Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tonggak penting
dalam kehidupan bangsa Indonesia, karena raerupakan saat
bangsa Indonesia meraproklamasikan kemerdekaannya, setelah
selama berabad-*bad berada di bawah penjajahan bangsa lain.
Proklamasi kemerdekaan nerupakan tonggak pemisah antara
50
51
kehidupan bangsa Indonesia yang sebelumnya diatur dan di-
kendalikan oleh penguasa kolonial (penjajah) dengan kehi
dupan bangsa Indonesia yang merdeka dan berdaulat, yakni
suatu kehidupan yang diatur dan ditentukan .atas kehendak
bangsa Indonesia sendiri.
Meraasuki alam Indonesia merdeka, bangsa Indonesia
segera menata segala aspek kehidupannya (ideologi, poli-
tik, ekonomi, sosial, budaya) yang sesuai dengan seraangat
Indonesia merdeka, dan menanggalkan hal-hal yang berbau
semangat penjajah. Penataan kehidupan baru ini tentu me-
nyangkut juga bidang pendidikan.
Setelah memproklamasikan kemerdekaannya , ternyata
bangsa Indonesia yang baru merdeka itu harus menghadapi
hambatan dan tantangan baru, baik yang berasal dari bangsa
Indonesia sendiri maupun dari bangsa lain, sehingga menun-
tut bangsa Indonesia untuk merapertahankan kemerdekaan dan
kedaulatannya. Hambatan pertama da tang dari pihak tentara
pendudukan Jepang yang tidak mau begitu saja menyerah dan
dilucuti senjatanya, karena mereka ingin tetap memperta-
hankan status quo.
Tantangan berikutnya da tang dari pihak Sekutu (ing-
gris) yang datang pada bulan September 1945. Sebenarnya
mereka da tang untuk melucuti tentara Jepang, namun mereka
menghadapi .kenyataan bahwa bangsa Indonesia telah merdeka.
52
Sekutu kemudian ternyata melakukan tindakan-tindakan yang
menimbulkan permusuhan dengan bangsa Indonesia, sehingga
menimbulkan bentrokan-bentrokan.
Tantangan yang lebih keras da tang dari pihak Belanda
yang datang kembali ke Indonesia dan berusaha untuk mengu-
asai kembali. Dua kali Belanda melakukan agresi militer
terhadap bangsa Indonesia dan Pemerintah RI semasa revolu-
si fisik, yang menimbulkan perlawanan bangsa Indonesia un
tuk mempertahankan kemerdekaannya. Inilah masa perang ke
merdekaan yang berlansung dari tahun 1945 sampai dengan
1949.
Dalam masa revolusi fisik atau perang kemerdekaan,
tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia ternyata bukan
hanya berasal dari bangsa asing, melainkan juga dari seba-
gian bangsa Indonesia sendiri. Partai ^omunis Indonesia
(PKI) pada tahun 1948 melakukan pengkhianatan dengan mela
kukan pemberontakan di Hadiun terhadap Pemerintah RI yang
sah. Kemudian muncul pula pemberontakan Republik Maluku
Selatan (RMS) dan DI/TII.
Semua situasi krisis yang terjadi selama revolusi fi
sik 1945-1949 tentu membawa dampak yang kurang baik bagi
kelancaran roda kehidupan bangsa dan negara Indonesia se-
hari-hari. Dunia pendidikan, khususnya pendidikan formal,
sangat merasakan pengaruhnya akibat krisis selama revolusi
fisik tersebut.
53
Gambaran tentang keadaan dunia persekolahan pada masa
revolusi fisik (perang kemerdekaan) digambarkan oloh Su-
gianto (1971 : 35) sebagai berikut:
Ketika musuh mulai menduduki kota-kota besar kita(Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, Medan, Makasar), maka ketenangan untuk bel-ajar bagi anak-anak kita di kota-kota besar tadi,
sudah tidak dapat dijamin lagi.
Beberapa sekolah sudah tidak mungkin dapat berja-lan lagi. Sekolah-sekolah tersebut terpaksa harusdiungsikan ke terapat-tempat yang lebih tenang, ya-itu daerah-daerah yang masih dikuasai oleh Repub-lik kita.
.... Sekolah-sekolah tersebut dengan sendirinyatidak dapat berjalan dengan teratur, karena banyakdi antara pemuda pelajar yang meninggalkan bangkusekolah untuk menggabungkan diri ke dalam badan-badan perjuangan.
Sementara itu Soegarda ^oerbakawat ja (1970 : 40)mem-berikan gambaran sebagai berikut:
^etika dalam bulan Juli I947 Belanda menyerbu kedaerah Republik, maka keadaan sekolah-sekolah be-rantakan. Para pelajar yang berumur 14 tahun ke-atas banyak meninggalkan bangku sekolah dan ikutserta dalam perjuangan ... Dari Menteri PP & K antara lain diinstruksikan, bahwa dalam keadaanapapun juga pendidikan dan pengajaran tetap harusdiusahakan berlangsungnya ... Dari Yogya diusahakanpemeliharaan pelajar-pelajar yang ada di terapat-tempat pertahanan dengan mengirimkan guru-guru ,buku-buku dan bacaan-bacaan lainnya, agar merekatidak raengalami kemunduran dan terjaga moralnya.
Adanya agresi railiter pertama dari Belanda tersebut
dihadapi dengan gigih oleh bangsa Indonesia, sehingga ter-
jadi pertempuran-perterapuran. Kemudian terjadi gencatan
senjata dan perundingan-perundingan antara Pemerintah RI
dengan Belanda. Namun kemudian Belanda melakukan agresi
54
militer kedua pada bulan Desember 1948. Dengan timbulnya
agresi kedua ini usaha dilapangan pendidikan dan pengajar
an kacau kembali, dapat dikatakan hancur, karena seluruh
Indonesia, kecuali Aceh, diduduki oleh Belanda ( Soegarda
Poerbakawat ja, 1970 : 51). Sebenarnya sebelum agresi kedua
ini pun dunia pendidikan dan pengajaran juga mengalami ke-
kacauan untuk kedua kalinya dengan adanya peristiwa Madi-
un, yaitu pemberontakan Komunis (Sugianto, 1971: 45).
Maea 1945 - 1951 memang rnerupakan masa yang penuh
pergolakan baik fisik maupun politik. Namun di tengah masa
krisis ini pun kegiatan pendidikan dan pengajaran tidak
terhenti sama sekali, sekalipun banyak meneraui hambatan.
Beberapa kebijakan tentang pendidikan, yang juga menyangkut
pendidikan menengah, telah dibuat selama masa tersebut.
Bangsa Indonesia ketika memasuki masa kemerdekaannya
tidaklah dengan rencana yang kosong dalam bidang pendidik
an, sebab bersamaan dengan penyusunan undang-undang dasar
(UUD) bekerja pula dalam BPUPKI suatu sub Panitia Pendi
dikan dan Pengajaran, dengan Ki Hajar Dewantara sebagai
ketua. Sub Panitia tersebut menyusun 10 pasal Rencana Pen
didikan, Pengajaran, dan Kebudayaan, yang di antaranya
adalah sebagai berikut:
• • • *
2) Pemerintah memelihara "Pendidikan KecerdasanAkal Budi" untuk segenap rakyat dengan cukupdan sebaik-baiknya;
55
3) Sebagaimana garis-garis adab perikemanusiaanseperti yang terkandung dalam pengajaran agamamaka pendidikan dan pengajaran nasional harus-lah bersendikan agama dan kebudayaan bangsaserta menuju ke arah keselamatan dan kebahagia-an masyarakat;
• ♦ • *
6) Tentang susunan pelajaran harus ditetapkan antara pengetahuan umum, pendidikan budi pekerti,pendidikan semangat bekerja, kekeluargaan, cin-ta tanah air serta keprajuritan. Syarat itu di-wajibkan untuk semua sekolah baik negeri maupunswasta;
8) Tentang pelajaran Bahasa Indonesia:a) Bahasa Indonesia harus diajarkan dengan cu-
kup di seluruh Indonesia dari sekolah dasarsampai perguruan tinggi sebagai bahasa pe-ngantar.
(Suradi HP, 1986 : 18 )
Peraikiran yang telah dihasilkan oleh tokoh - tokoh
pendidikan dan kebudayaan itu kemudian dipakai sebagai da
sar bagi kebijakan pendidikan dan kebudayaan aeeudah Indo
nesia merdeka.
Menteri PP dan K yang pertama, Ki Ha jar Dewantara ,
pada tanggal 29 September 1945 mengeluarkan sebuah instruk-
si umum kepada semua kepala sekolah dan guru-guru untuk:
1) Mengibarkan "Sang Merah Putih" tiap-tiap haridi halaman sekolah;
2) Melagukan lagu kebangsaan Indonesia Raya;3) Menghentikan pengibaran bendera Jepang dan meng-
hapu8kan nyanyian "Kimigajo" (lagu kebangsaanJepang);
4) Menghapuskan pelajaran bahasa Jepang serta se-gala upacara dari Pemerintah Balatentara Jepang;
5) Memberikan seraangat kebangsaan kepada semua mu-
rid* (Rochman Natawidjaja, 1981 : 80)
56
Masalah pendidikan dan pengajaran rupanya mendapat
perhatian dari BP KNIP (Badan Pekerja Komite Indonesia Pu-
sat) yang dalam rapatnya pada tanggal 27 Desember 1945 me
ngeluarkan keputusan sebagai berikut:
Mengingat bahwa:1. Amat perlu adanya pedoman pendidikan dan peng
ajaran yang sesuai dengan dasar susunan negara•"epublik Indonesia;
2. Pendidikan dan Pengajaran ialah suatu alat yangsebenar-benarnya dalam bangunan negara.
Berpendapat:bahwa hal itu hanya dapat dicapai jika jiwa pendidikan yang sarapai sekarang berlaku diperbaharuidengan cara revolusioner dan tidak dengan caratambahan-tambahan saja dengan tidak melupakanyang telah ada.
Mengusulkan:Kepada Kementrian Pengajaran, supaya dengan sele-kas mungkin mengusahakan agar pembaharuan pendidikan dan pengajaran dijalankan sesuai dengan rencanapokok-pokok usaha pendidikan dan pengajaran baruyang kami lampirkan ini.
Pokok-pokok usaha pengajaran dan pendidikan dari BP
KNIP ada 10 butir (pasal)', namun hanya akan dikutip seba-
gian saja, yang berkaitan dengan kepentingan penelitian,yaitu sebagai berikut:
1) Untuk menyusun masyarakat baru perlu adanyaperubahan pedoman pendidikan dan pengajaran.Paham perse orangan yang hingga kini berlaku ha-ruslah diganti dengan paham kesusilaan dan rasakemanusiaan yang tinggi. Pendidikan dan pengajaran harus membimbing murid-raurid menjadiwarga negara yang mempunyai rasa tanggung jawab.
... *
3) %thodik yang berlaku di sekolah-sekolah hen-daklah berdasarkan sistem sekolah kerja agaraktivitas rakyat kita kepada pekerjaan bxsaberkembang seluas-luasnya.
57
5) a. Pengajaran agama hendaklah mendapat tempatyang teratur seksama, hingga cukup mendapatperhatian yang semestinya dengan tidak me-ngurangi kemerdekaan golongan-golongan yangberkehendak mengikuti kepercayaan yang di-peluknya ....
• • • •
9) Pengajaran kesehatan dan olah raga hendaklahteratur sebaik-baiknya hingga terdapat kemudianhasil kecerdasan rakyat yang harmonis.
(Soegarda Poerbakawat ja , 1971:38)
Berdasarkan keputusan BP KNIP tersebut di atas , Men-
teri PP dan K, Mr. Suwandi, melakukan usaha untuk mengubah
sistern pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebih sesu
ai dengan keinginan dan cita-cita masyarakat Indonesia.
Dengan Keputusan Menteri Suwandi tanggal 1 Maret I946 No.
104/Bhg.O telah dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran di
bawah pimpinan Ki Ha jar Dewantara.
Adapun perintah.Menteri PP dan K dalam surat kepu
tusan tersebut di atas memuat hal-hal sebagai berikut:
a. merencanakan susunan baru dari tiap-tiap macamsekolah (schooltype);
b. menetapkan bahan-bahan pengajaran dengan menim-bang keperluan yang praktis dan jangan terlaluberat (overladen);
c. raenyiapkan rencana-rencana pelajaran untuk tiap-tiap sekolah dan tiap-tiap kelas (fakultasjuga) disertai dengan daftar-daftar dan kete-rangan-keterangan yang lengkap).
(Soegarda, 1971 : 37 ; Anwar Jasin, 1983 : 123)
58
Dalam rapat Panitia Penyelidik Pengajaran itu, yang
menjadi pembicaraan penting antara lain soal agama, budi
pekerti, kebudayaan, angkatan perang, pendidikan orang de-
wasa, kewajiban belajar, dan bahasa (Marwati Djoned, 1984:
185 ; Soegarda P., 1971 : 37). beberapa hasil Panitia Pe
nyelidik Pengajaran itu antara lain sebagai berikut ( ha
nya dikutip yang berkaitan dengan kepentingan penelitian
ini):
Tentang Agama dan kebudayaan:1. Hendaklah agama diberikan pada semua sekolah
dalam jam pelajaran;....
4. agama pada jam yang bersamaan;5. guru agama - harus mempunyai pengetahuan
umura
Tentang Bahasa:....
4. Bahasa Indonesia yang telah diangkat sebagaibahasa persatuan harus dikenal seluruh bangsabaik pasif maupun aktif dan harus merata di seluruh Indonesia;* • # •
6. Jika dari pihak ilmu jiwa tidak ada halanganlagi, pelajaran bahasa Indonesia diberi selekas-lekasnya.
Tentang konsentrasi rencana pelajaran:1. pendidikan fikiran dikurangi;2. isi pelajaran dihubungkan dengan kehidupan se-
hari-hari;3. perhatian untuk kesenian;4. pendidikan watak;5. pendidikan jasmani;6. kewarganegaraan dan masyarakat;7. menentukan daftar pelajaran atas dasar-dasar di
atas.
Hasil-hasir Panitia Penyelidik Pengajaran ini kemudian dijadikan dasar (inulai tahun 1947) untukmengadakan perubahan-perubahan dan pembaharuan dilapangan pendidikan dan pengajaran.
(Soegarda Poerbakawatja, 1971 : 41 - 45)
59
Pada masa tahun 1945 sampai dengan tahun 1951 sering
sekali terjadi pergantian Menteri Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan. Oleh karenanya pergantian yang sangat ce-
pat dan keadaan yang masih tidak teratur, tidak banyak
yang dapat dijalankan oleh para menteri itu. Akibat dari
keadaan yang tidak menentu dan tidak teratur selama masa
revolusi fisik dan masa RIS, maka kebijakan-kebijakan pen
didikan yang menyangkut Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas
(SMA) juga raengalami harabatan-hambatan.
1.2 Struktur Program Rencana Pelajaran SMA Masa 1945 -
1951
Pada masa awal kemerdekaan, Sekolah Menengah Umum
Tingkat Atas (SMA) masih bernaraa Sekolah Menengah Tinggi
(SMT) (Suradi HP, 1986 : 29). Naraa SMT ini merupakan ke-
lanjutan dari nama sekolah menengah umum tingkat atas pada
masa pendudukan Jepang. Baru pada tahun 1947, menurut Su
radi HP, nama Sekolah Menengah Tinggi (SMT) diganti menja-
di Sekolah wenengah Atas (SMA). Sedangkan menurut Sugianto
(1971 : 41) pergantian nama itu terjadi pada awal tahun
1948.
Sesuai dengan keadaan masa revolusi fisik yang tidak
menentu, maka pada masa antara 1945 - 1951 usaha-usaha pe-
nyelenggaraan SMA (termasuk tentang rencana pelajaran atau
kurikulumnya) untuk sementara merupakan kelanjutan dari
usaha-usaha di masa pemerintahan Belanda ' dan Jepang
60
(Soegarda P., 1970 : 50 ; Suradi HP, 1986 : 29), tentunya
dengan diadakan penyesuaian-penyesuaian dengan suasana
Indonesia merdeka.
Pada tahun 1947, sebagai follow up dari musyawarah.
pendidikan yang diadakan pada bulan April tahun itu di Su
rakarta, untuk pertama kali diadakan pertemuan antara uru-
san SMT dengan para direktur SMT. Maksud pertemuan itu ia-
lah untuk mempertebal tekad menyelesaikan perjuangan mela-
wan agresi Belanda, dan s elan jutnya untuk menyusun rencana
pelajaran SMT, yang sarapai saat itu belum sempat dibahas
secara lnendalarn. Maka disusunlah sebuah rencana pelajaran
yang sesuai dengan situasi pada waktu itu, meskipun belum
terinci benar (Soegianto, 1971 : 38)
Pada tahun 1947 itu Pemerintah hanya mengeluarkan
ketentuan tentang SMA (SMT) sebagai berikut:
(1) isi pelajaran SMA harus memenuhi kebutuhannasional;
(2) harus menggunakan pengantar bahasa Indonesia;(3) mutu pelajaran agar setimgkat dengan AMS ta
hun 1942.
(Suradi HP, 1986 : 29)
Pada masa awal kemerdekaan, SMT atau SMA terbagi da
lam dua bagian atau jurusan, yaitu SMA bagian A (sastra),
dan SMA bagian B (eksakta). Sedangkan SMA bagian C (yuri-
dis ekonomi) baru lahir pada tahun 1948.
61
Tentang rencana pelajaran atau kurikulum SMT (SMA)
pada saat itu digarabarkan oleh Sugianto (1971 : 40) seba
gai berikut:
SMT tetap terdiri atas SMT bag. A dan bag. B. Rencana pelajaran SMT bag. B.masih tidak jauh berbedadengan rencana pelajaran AMS-Afd. B dahulu; bahasaasing yang diberikan adalah bahasa Inggris dan bahasa German, sedangkan bahasa Perancis menjadi fa-kultatif. Murid-murid kelas III pun masih dapatmemilih antara pelajaran menggambar dan .tata buku.SMT bag. A lebih mendekati AMS-Afd. A-I; di sam-ping pelajaran Jawa KUno, pada setiap SMT bag. Asekarang diberikan bahasa daerah, sedangkan bahasabahasa asing yang diberikan adalah bahasa - bahasaInggris, German dan Perancis *).
Adapun struktur program mata pelajaran-mata pelajar
an pada Rencana Pelajaran (Kurikulum) SMA masa I945 - 1951
itu adalah seperti di bawah ini (Tabel I):
) AMS (Algemene Middelbare School) merupakan nama Sekolah^nengah Umum Tingkat Atas (SMA) pada masa pemerintah-an Hxndia Belanda. AMS pada masa itu memiliki tiga ba-§^n Ja|deling), yaitu Afdeling B (Ilmu Pasti dan Alara)Afd. A-I (sastra Timur) dan Afd. A-II (Sastra Barat).
Tabel I
Struktur program Rencana Pelajaran SMA 1945 -
1951 (Bagian B)
62
No. Mata Pelajaran•
Kelas
I II III
1. Ilmu Pasti 7 5 5
2. Ilmu Pesawat — 2 2
3. Ilmu Alam 4 4 5
4. Ilmu Kimia 3 3 5
5. Ilmu Hayat 2 2 1
6. Ilmu Falak — 1 1
7. Bahasa Indonesia 3 3 3
8. Bahasa Inggris 3 3 3
9. Tata Negara - 1 1
10. Ekonomi 1 1 1
11. Tata Buku — 2 1
12. Ilmu Bumi 1 1 .1
13.- Bahasa German 4 2 2
14. Bahasa Perancis (2) (2) (2)15. Menggambar Tangan 1 1 _
16. Menggambar Mistar — 2 2
17. Pendidikan Oasmani 3 3 3
L ----__--«____««._.
63
Seperti telah disebutkan di rauka, bahwa ^encana Pel
ajaran SMA pada masa 1945 - 1951 tidak jauh berbeda dengan
rencana pelajaran (kurikulum) AMS pada masa Hindia Belan
da. Sedikit perbedaan itu misalnya pada rencana pelajaran
AMS terdapat mata pelajaran Bahasa ^elanda, yang merupakan
mata pelajaran penting, sedangkan mata pelajaran Bahasa In
donesia tidak diberikan. Sebaliknya, dalam rencana pelajar
an (kurikulum) SMA masa 1945 - 1951» Bahasa Belanda tidak
diberikan, sedangkan mata pelajaran Bahasa Indonesia men-
jadi mata pelajaran penting.
Jika kita perhatikan uraian di atas, maka terlihat
bahwa SMA pada masa itu telah terbagi ke dalam tiga bagian
(jurusan), yaitu bagian A (sastra), B (ilmu pasti dan alam)
dan C (yuridis-ekonomi). Pembagian tersebut sudah dimulai
sejak seorang siswa memasuki SMA. Jadi sejak kelas I SMA
para siswa sudah terbagi-bagi sesuai dengan bagian atau
jurusannya masing-masing. Bankan sebenarnya pada masa itu
pen jurusan (pembagian jurusan) sudah dimulai sejak kelas
III SMP.
Selanjutnya jika diperhatikan struktur program Ren
cana Pelajaran (Kurikulum) SMA tersebut di atas, maka tam-
pak tidak adanya pengelompokan dalam kelompok - kelompok
mata pelajaran tertentu. Semuanya terkelompok sebagai ke-
satuan dari jurusan atau bagian itu. Dalam struktur prog
ram kurikulum tersebut tidak ditemukan adanya sekelompok
64
ataupun mata pelajaran-raata pelajaran tertentu yang seca
ra sengaja disebut sebagai program pendidikan umum atau
general education. Hanya keraungkinan benih-benih yang me-
ngarah pada munculnya program pendidikan umum itu ada,
misalnya dengan adanya mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan Pendidikan Jasmani. Sementara itu mata pelajaran Pen
didikan Agama belum tercantum, sekalipun dalam Surat Ke
putusan BP KNIP mesti ada dan dilam rapat-rapat Panitia
Penyelidik Pengajaran pun dibicarakan.
Jadi sejauh ini dalam Rencana Pelajaran (Kurikulum)
SMA yang berlaku pada masa 1945 -1951, tidak ditemukan
program kurikulum yang dapat disebut sebagai program pen
didikan umum (.general education). Dengan kata lain, pen
didikan umum dalam bentuk suatu program tidak ditemukan
dalam Kurikulum SMA masa 1945-1951.
Uraian yang cukap panjang lebar dalam sub bab ini,
khususnya yang menyangkut konteks sosial-politik dan ke
bijakan pendidikan, adalah untuk menunjukkan adanya kait-
an yang erat antara ketiadaannya program pendidikan umum
dalam kurikulum SMA dengan kondisi (konteks) sosial-poli
tik yang pada saat itu memang sedang penuh kekacauan dan
ketidakteraturan. Namun beberapa kebijakan pendidikan
yang lahir pada masa itu telah mengandung benih-benih pe-
mikiran awal bagi lahirnya program pendidikan umura pada
masa berikutnya, yakni dengan adanya ketentuan tentang
65
Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Jasmani.
Karena struktur program pendidikan uraumnya sendiri
tidak ditemukan dalam Kurikulum SMA masa 1945-1951, maka
pada bagian ini tidak akan ada pula pembahasan tentang tu
juan dan materi dari program pendidikan umum itu.
2. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pela.iaran (Kuriku
lum) VHO (SMA-Federal) 1949
2.1 Latar Belakang dan Konteks
Pada tanggal 27 Desember 1949 terjadi perubahan yang
sangat mendasar di Indonesia dengan berubahnya status nega
ra RI (Republik Indonesia) menjadi negara RIS (Republik In
donesia Serikat). Negara RI masih tetap ada, namun bersta-
tus sebagai salah satu negara bagian RIS. Berdirinya negara
RIS ini tidak lepas dari usaha Belanda yang menginginkan
bangsa dan negara Indonesia terpecah belah persatuannya.
Pada masa RIS, di negara-negara bagian selain negara
bagian RI, terdapat sekolah menengah umum tingkat atas
yang bernama VHO (Voorbereidend Hooger Onderwijs = Peng
ajaran bagi Persiapan ke Perguruan Tinggi). VHO tersebut
semula didirikan oleh Pemerintah pendudukan Belanda sete-
lah mereka melakukan agresi militer terhadap Pemerintah RI.
Oleh karena VHO tersebut merupakan sekolah yang didirikan
Belanda, maka bahasa pengantar yang digunakan di VHO adalah
Bahasa Belanda. Sekolah tersebut memang diperuntukkan bagi
66
anak-anak Belanda, namun tidak sedikit anak-anak Indonesia
yang bersekolah di VHO. Karena VHO ini pernah ada setelah
Indonesia merdeka dan dimasuki juga oleh anak-anak Indone
sia, maka struktur kurikulum VHO pun perlu dikaji apakah
memuat program pendidikan umum atau tidak.
2»2 Struktur Program Kurikulum VHO
VHO sebagai sebuah sekolah menengah umum tingkat
atas mempunyai empat jurusan atau bagian, dengan lama bel-
ajar 2-3 tahun. Keempat bagian tersebut adalah: bagian
Ai (Sastra Timur), Bag. A2 (Sastra Barat), bag. B (Ilmu
Pasti dan Alam), dan bag. C (Sosial-Ekonomi). Sejak masuk
VHO (kelas satu), para siswa sudah terbagi-bagi (terjurus-
kan ke dalam bagian-bagian tersebut. Jadi mereka sudah
terkotak-kotak sesuai dengan bagian-bagiannya.
VHO menggunakan program kurikulum yang berbeda de
ngan kurikulum.SMA biasa di negara RI. Struktur program
kurikulum VHO adalah sebagai berikut (hanya untuk bagian
(Afdeling) A^ dan bagian B);
67
TABKL II STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM VHO
No. VHO ai'd. Ai VHO afd. B
1 Bahasa Belanda 4 4
• /
Bahasa Belanda 3 32 Bahasa Melayu Bahasa Melayu
(Indonesia) 4 4 (Indonesia 2 2
3 Bahasa Inggris 3 3 Bahasa Inggris 3 34 Bahasa Timur (San- Ilmu Pasti 7 6
sekerta & JawaKuno 5 • 5
5 S e jrh.Ke budayaa n 2 2 Ilmu Alam 5 46 Etnologi 3 3 Ilmu Kimia 4 67 Biologi 2 2 Ilmu Tumbuh-tumbuh-8 Pend. Musik 2 2 an dan hewan 2 2
9 Menggambar & Sej-K-esenian 3 3
Menggambar Mistar 2 2
10 Pend. Jasmani 4 4 Pend. Jasmani 4 4
32 32 32 32
——
Jika kita perhatikan struktur program kurikulum VHO
tersebut di atas, maka tidak terlihat adanya program yang
dxwajibkan untuk semua siswa (semua bagian) dan diarahkan
bagi pembinaan kepribadian siswa. Sesuai dengan namanya,
VHO merupakan sekolah persiapan untuk perguruan tinggi dan
tidak terlihat mempunyai arah untuk membina siswa menjadi
warga negara yang baik. Oleh karena itu program kurikulum
VHO terlihat telah terspesialisasi sejak awal, seperti hal-
nya di perguruan tinggi. VHO memang mempersiapkan siswa
untuk ca pat menjadi spesialis bidang keilmuan sesuai dengan
rainat dan bakatnya masing-masing.
Di dalam De Algemene Cpordinatie van het Onderwijs-
Dept. 0 & E, 19^7, yang dikutip oleh Sugianto (1971 : 52.),
dikatakan bahwa:
68
sesudah SM. 1+ th. tak ada serba be ban (over be lasting) lagi. Sesudah anak berumur 16 tahun, makamakin jelaslah ke arah mana bakat dan minat muriditu harus disalurkan, yang kemudian merupakanlandasan kuat untuk pendidikan selanjutnya di uni-versitas.
Dari kutipan di atas terlihat bahwa VHO pada mulanya
merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya di univer-
sitas nanti, sehingga sejak memasuki VHO para siswa telah
dxsiapkan untuk menjadi spesialis-spesialis sesuai dengan
bakat dan minatnya. Kurikulum (^encana Pelajaran) VHO ku
rang memperhatikan pembinaan kepribadian siswa. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa dalam kurikulum VHO tidak
ditemukan suatu program yang dapat dikategorikan sebagai
program pendidikan umum (general education), karena tidak
memenuhi kriteria pendidikan umum yang ditetapkan dalam pe-
nelitian ini (lihat bab II). Oleh karena program pendidik
an umumnya tidak ditemukan, maka pada sub bab ini pun ti
dak akan ada pembahasan tentang tujuan, struktur program,
dan materi pendidikan umum pada kurikulum tersebut.
Sebagai catatan tambahan, pada pertengahan , tahun
1950, ketika Indonesia telah menjadi negara kesatuan lagi,
diadakan penyesuaian VHO dengan sistem pendidikan di nega
ra kesatuan RI. VHO kemudian dijadikan sebagai SMA-Istime-
wa. Di kelas yang tertinggi pada SMA-Istimewa itu untuk
satu tahun masih diperkenankan peraakaian bahasa belanda
sebagai bahasa pengantar. Dalam perkembangan selanjutnya,
di Indonesia hanya dikenal satu macam SMA saja.
69
3- Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pelajaran (Kuri
kulum) SMA 1952
3.1 Latar Belakang dan Konteks
Jika pada masa tahun 1945 - 1951, rencana pelajaran
SMA (yang sebelumnya bernama SMT) merupakan kelanjutan da
ri masa Hindia Belanda dan Jepang (yang telah sesuaikan
dengan jiwa Indonesia merdeka), maka mulai tahun 1952 ber
laku rencana pelajaran SMA yang baru yang lebih terinci
dan lahir sebagai buah fikir bangsa Indonesia sendiri. La
hirnya Rencana Pelajaran SMA 1952 (selanjutnya disebut Ku
rikulum SMA 1952) tidak terlepas dari kebijakan - kebijakan
politik yang berlaku pada saat itu, dan tentunya yang pa
ling utama adalah adanya kebijakan dalam dunia pendidikan
sendiri.
Lahirnya Kurikulum SMA 1952 itu adalah pada saat ne
gara kita baru dua tahun kembali menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia, setelah sebelumnya berstatus sebagai
Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejak negara kita
menjadi negara RIS dan kemudian kembali menjadi negara ke
satuan RI, asas demokrasi yang diterapkan adalah demokra-
si liberal, yang raemberi kebebasan kepada rakyat dalam
segala hal. Jadi lahirnya Kurikulum SMA 1952 tersebut ada
lah pada saat negara kita menganut demokrasi liberal.
Jika pada masa revolusi fisik penyelenggaraan pendi
dikan di Indonesia didasarkan atau berpedoman kepada
70
falsafah Pancasila dan UUD 191+5 dan hasil-hasil Panitia
Penyelidik Pengajaran, maka menjelang lahirnya Kurikulum
SMA 1952 telah lahir Undang-undang no. 4 tahun 1950 yang
menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan pendidikan
mulai tahun 1950 itu. UU No. 4 tahun 1950 adalah Undang-
undang tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di
Sekolah, yang merupakan undang-undang pendidikan yang per-
tama di negara RI. Selain itu, Undang-undang Dasar Semen-
tara 1950 juga merupakan landasan utama bagi dunia pendi
dikan pada masa itu.
Undang-undang N0. 4 tahun 1950 dibuat ketika negara
RI merupakan negara bagian dari RIS. Undang-undang terse
but baru dinyatakan berlaku untuk seluruh Indonesia (pada
saat negara Kesatuan RI) dengan Undang-undang no. 12 tahun
1954, pada bulan Maret 1954.
Beberapa hal penting yang terdapat dalam UU No. 4 /
1950, yang berkaitan dengan kepentingan penelitian ini,
akan dikutip di bawah ini, antara lain tentang tujuan
pendidikan (pasal 3) yang dinyatakan sebagai berikut:
Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentukmanusia susila yang cakap dan warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab tentang kese-jahteraan masyarakat dan tanah air.
Tentang maksud dari pendidikan menengah (antara lain
SMA), undang-undang tersebut menyatakannya dalam pasal 7
ayat 3, yaitu:
71
Pendidikan dan pengajaran menengah (umum dan vak)bermaksud melanjutkan dan meluaskan pendidikan danpengajaran yang diberikan di sekolah rendah untukmengembangkan kesanggupan cita-cita hidup sertamembimbing kesanggupan raurid sebagai anggota ma-syarakat, mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pel-bagai lapangan khusus sesuai dengan bakat masing -masing dan kebutuhan masyarakat dan/atau memper-siapkannya bagi pendidikan dan pengajaran tinggi.
UU No. 4/1950 antara lain juga mencantumkan tentang
perlunya mata pelajaran tertentu (pendidikan jasmani dan
pendidikan agama) diberikan di setiap sekolah. Tentang pen
didikan jasmani, yang diatur dalam pasal 9, dinyatakan se
bagai berikut:
Pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasanantara turabuhnya badan dan perkembangan jiwa danmerupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir-batin,diberikan pada segala jenis sekolah.
Dengan dinyatakannya bahwa pendidikan jasmani perlu
diberikan pada segala jenis sekolah, maka tentunya di SMA
pun perlu ada mata pelajaran pendidikan jasmani.
Di dalam penjelasan pasal 9 tentang pendidikan jasmani di-nyatakan bahwa:
Untuk melaksanakan maksud daripada bab II pasal 3tentang tujuan pendidikan dan pengajaran, maka pen-dxdikan dan pengajaran harus meliputi kesatuan ro-hani-jasmani.
Pertumbuhan jiwa daniaga harus mendapat tuntunanyang menuju kearah keselarasan agar tidak timbulpenyebelahan ke arah intellectualisme atau ke arahperkuatan badan saja.
Perkataan keselarasan menjadi pedoman pula untukmenjaga agar pendidikan jasmani tidak mengasingkandiri daripada pendidikan keseluruhan(totaalopvoed-ing).
7Z
Pendidikan jasmani merupakan usaha pula untuk mem-buat bangsa Indonesia sehat dan kuat lahir-batin.Oleh karena itu pendidikan jasmani berkewajibanjuga memajukan dan memelihara kesehatan badan, ter-utaraa dalam arti preventif tetapi juga secara cor-rectief.
Selanjutnya UU No. 4/1950 juga mengatur tentang peng
ajaran/pendidikan agama di sekolah-sekolah negeri, yang
diatur pada pasal 20, yang berbunyi sebagai berikut:
1. Dalam sekolah-sekolah: negeri diadakan pelajaran agama: orang tua murid menetapkan apakahanaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.
2. Cara penyelenggaraan pelajaran agama di sekolah-sekolah negeri diatur dalam peraturan yang di-tapkan oleh Menteri Pendidikan, Pengajaran danKebudayaan bersama-sarna dengan Menteri Agama.
Di dalam penjelasan pasal 20 tersebut di atas dinya
takan sebagai berikut:
a. Apakah satu jenis sekolah meraberi pelajaranagama adalah tergantung pada umur dan kecerdas-an murid-muridnya.
b. Murid-murid yang sudah dewasa boleh menetapkanikut dan tidaknya pelajaran agama.
c. Sifat pengajaran agama dan juralah jam pelajaranditetapkan dalam undang-undang tentang jenissekolahnya.
d. Pelajaran agama tidak mempengaruhi kenaikan kelas anak.
Dalam pasal 20, berikut penjelasannya tersebut di
atas, terlihat bahwa pelajaran agama perlu diberikan di
sekolah-sekolah negeri, namun sifatnya bukan wajib, mela-
inkan bersifat pilihan, karena seorang siswa (atau berda-
sarkan ketetapan orang tua) dapat mengikutinya ataupun
tidak.
73
Tercantumnya pelajaran agama dalam UU No. 4 tahun
1950 tersebut, kemudian diperkuat pula dalam UUDS 1950,
pada pasal 41 ayat (3) yang berbunyi sebagi berikut:
Penguasa memenuhi kebutuhan akan pengajaran umumyang diberikan atas dasar memperdalam perasaanperikemanusiaan, memperdalam keinsyafan kebangsaan, memperkuat perikemanusiaan yang sama terhadapkeyakinan agama setiap orang dengan meraberikankesempatan dalam jam pelajaran untuk mengajarkanagama sesuai dengan keinginan orang tua murid-mu-rid.
Dua buah ketentuan yuridis-formal tersebut di atas,
yang berkaitan dengan pelajaran atau pendidikan agama di
sekolah tentu didasari oleh fikiran bahwa pendidikan
agama mempunyai peranan penting dalam mendidik manusia
Indonesia seutuhnya. Pelajaran agama atau pendidikan aga
ma di sekolah menurut UUDS 1950 tersebut dimaksudkan un
tuk memperkuat keyakinan beragaraa setiap orang. Sedangkan
di dalam UU no. 4/1950 baik dalam pasalnya maupun penje-
lasannya, tidak ditemukan dasar pemikiran atau alasan ten
tang perlunya pelajaran agama tersebut.
Untuk mengatur pelaksanaan pasal 20 UU No. 4/ 1950
itu kemudian dikeluarkan ^eraturan ^ersama Menteri PP & K
dan Menteri Agama N0. 1^32/Kab (Pendidikan) tanggal 20K.I/ 651 (Agama)
Januari 1951, yang diubah dengan Peraturan Bersama No.
17678 / Kab tanggal 16 Juli 1951. Beberapa pasal yangK / 1 /9180*perlu diketahui dari Peraturan Bersama itu antara lain:
74
Pasal l:Di tiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan(umum dan vak) diberi pendidikan agama.Pasal 3:Di sekolah-sekolah lanjutan tingkatan pertama dantingkatan atas baik sekolah-sekolah umum maupunsekolah-sekolah vak diberi pendidikan agama 2 (dua)jam pelajaran dalam tiap-tiap minggu.Pasal 5:^uru-guru agama diangkat, diperhentikan dan seba-gainya oleh Menteri Agama atas usul instansi agamayang berkepentingan.
Pasal 9:Pencana Pelajaran Agama ditetapkan oleh ^ementrianAgama sesudah disetujui oleh Kementrian Pendidikan,Pengajaran dan Kebudayaan, atas usul instansi yangberkepentingan.
Adanya ketentuan dalam UU No. 4 tahun 1950 yang meng
atur tentang pengajaran atau pendidikan agama dan pendi
dikan jasmani, tentu menjadi pertimbangan bagi para peme-
gang kebijakan pendidikan untuk memasukkannya ke dalam ku
rikulum atau dalam rencana pelajaran tiap-tiap sekolah.
untuk SMA akan kita lihat bahwa kedua mata pelajaran ter
sebut akan masuk dalam Kencana Pelajaran atau Kurikulum
SMA 1952.
3.2 Struktur Program Rencana Pelajaran SMA 1952
Rencana pelajaran SMA yang telah berjalan dari ta
hun 1945 sampai dengan tahun 1951 oleh beberapa pejabat
dan ahli pendidikan dianggap memiliki kekurangan. Misal-
nya, Menteri PP & K Mr. W0ngsonegoro, dalam konferensi pa
ra direktur SMA negeri seluruh Indonesia pada bulan Janua
ri 1952, menyinggung tentang rencana pelajaran SMA. Ia me-
nyatakan bahwa pelajaran yang diberikan di SMA sampai saat ini
75
masih terlampau bersifat teoritis dan kurang praktis, dan
kurang mementingkan moralnya. Sementara itu Soegarda Poer
bakawat ja, Kepala ^awatan Pengajaran, juga rnenyatakan bah
wa perlu mencari kekurangan-kekurangannya dan agar diada
kan perubahan-perubahan rencana pelajaran SMA (Sugianto,
1971 : 56).
Berdasarkan SK Menteri PP & K tanggal 13 Mei dan 26
Mei 1952, dibentuk sebuah panitia yang diberi tugas untuk
membuat rancangan rencana pelajaran (kurikulum) SMA yang
baru. Di antara hasil ker ja panitia tersebut adalah tersu-
sunnya tujuan SMA pembagian SMA dan rencana pelajaran.
Tujuan SMA dirumuskan sebagai berikut:
SMA bertujuan mendidik murid menjadi manusia yangberbudi baik dan mempunyai kepandaian serta keca-kapan yang cukup untuk dapat mengikuti pendidikandan pengajaran di Perguruan Tinggi dan dapat pulamenjadi anggota masyarakat yang berguna.
Pembagian atau penjurusan di SMA ternyata tidak meng-
alami perubahan. SMA tetap dibagi dalam tiga bagian atau
jurusan, yaitu bagian A (sastra), B (ilmu pasti-alam) dan
0 (yuridis-ekonomi). Ketiga bagian tersebut terpisah se
jak awal (sejak kelas satu) dan tidak ada integrasi dari
ketiga bagian tersebut selama siswa menerapuh pendidikannya
di SMA. Jadi SMA menurut rencana pelajaran tersebut sudah
terspesialisasi dari awal.
Adapun struktur program Rencana Pelajaran (Kurikulum)
SMA 1952 untuk setiap bagian adalah sebagai berikut:
76
TABEL
III
STRUKTUR
1 3R0GRAM
KURIKULUM
SMA
1952
^^-Bagian
BAGIAN
ABAGIAN
BBAGIAN
Ci
<elomgoK\^
(Sastra)
(Pasti-Alam)
(Yuridis-Ekonomi)
POKOK
1.
Bahasa
&sastra
44
51.
Aljabar
22
31.
Tata
Negara
&2
22
Indonesia
2.
Ilmu
Ukur
Sudut2
22
Kewarg.
Neg.
2.
Bahasa
Daerah
22
-3.
I.
Ukur
Ruang
22
22.
Tata
Hukum
12
13.
3awa
Kuno
22
-4.
I.
Uk.
Melukis111
3.
Ekonomi
33
34.
Bahasa
Inggris
44
65.
Ilmu
Alam
45
54.
I.
Bumi
Sos
&5.
Bhs.
Perancis
3)3)3]
6.
Mekanika
12
3Ekonomi
33
36.
Bhs.
German
3)3)3]
7.
Ilmu
Kimia
45
55.
I.
Bangsa-
7.
Sejarah
33
38.
Ilmu
Hayat
&bangsa
11
18.
Ilmu
Bumi
22
2Kesehatan
22
26.
Sejarah
22
2
PENTING
9.
Sej.
Kebud.
22
29.
Bhs.
Indonesia
22
27.
Penget,&Hitung
10.
Sej.
Kesenian
11
110.
Bhs.
Inggris
33
4Dagang
22
211.
I.
Bangsa-bangsal
11
8.
Tata
Buku
23
312.
Ekonomi
22
29.
Sej.Ekonomi
_2
213.
Tata
Negara
&10.
Bhs.
Inggris
44
4
••
Kewarg.
Negara
22
311.
Bhs.
Indonesia
34
3
PELENGKAP
14.
Aljabar
11
mt
11.
Bhs.
German
2)2)1)12.
Bhs.
German
2]>2)2)
15.
I.
Kesehatan
11
-12.
Bhs.^erancis
2)2)1)13.
Bhs.
Perancis
2]2)2)
16.
Menggambar
22
213.
I.
Bumi
Alam
&14.
Ilmu
Kimia
&17.
Pend.
Oasmani
33
2Falak
21-
Peng.
Bahan
21
218.
Pend.
Agama
22
214.
Sejarah
21-
15.
Aljabar
22
-15.
Tt.Neg
&Kewar
21-
16.
I.
Kesehatan
11
-16.
Ekonomi
11-
17.
Menggambar
22
217.
Tata
Buku
2)2)-
18.
Pend.
Oasmani
22
218.
Menggambar
2)2)2)19.
Pend.
Agama
22
219.
Pend.Dasmani
33
2
20.
Pend.
Agaraa
22
2
77
Dari struktur program Kurikulum SMA 1952 tersebut di
atas, terlihat ada pembagian program ke dalam tiga kelom
pok, yaitu kelompok: Pokok, Penting, dan Pelengkap. urutan
kelompok tersebut menunjukkan prioritas kedudukannya atau-
pun tingkat kepentingannya. Hal yang cukup menarik dari
pembagian kelompok mata pelajaran (program) tersebut ada
lah pada komposisi mata pelajarannya untuk setiap bagian.
Walaupun nama kelompoknya sama, misalnya kelompok Pokok,
namun komposisi mata pelajaran pada ketiga bagian SMA itu
tidaklah sama. Misalnya, komposisi mata pelajaran (program)
kelompok Pokok pada SMA bagian A (sastra) tidak sama de
ngan kelompok Pokok SMA bagian B (Ilmu pasti-alam), dan
juga berbeda dengan SMA bagian C (yuridis-ekonomi). Hal
ini berlaku juga untuk kelompok Penting dan Pelengkap.
Tampaknya kelompok Pokok merupakan ciri utama dari
bagian-bagian atau jurusan-jurusan di SMA tersebut. Mata
pelajaran-mata pelajaran pada kelompok Pokok tersebut me
rupakan penunjang utama yang mencirikan masing-masing ba
gian. Misalnya kelompok Pokok pada bagian A (sastra) ter-
diri dari mata pelajaran-mata pelajaran utama ilmu bahasa
dan sastra. Sedangkan kelompok Pokok pada bagian B (pasti
alam) terdiri dari mata pelajaran-mata pelajaran utama il
mu pasti dan ilmu alara.
Jika digunakan kriteria program pendidikan umum yang
terdapat pada bab II, maka dalam Kurikulum SMA 1952 secara
78
jelas tidak ada yang disebut program pendidikan umum
(general education) ataupun yang dapat dikategorikan se
bagai program pendidikan umum. Kelompok Pokok misalnya,je
las tidak bisa disebut atau dikategorikan sebagai program
pendidikan umum, karena tidak diberikan secara sama (jenis
mat-* pelajarannya) kepada setiap siswa di setiap bagian,
dan justru kelompok Pokok ini mencerminkan suatu spesiali-
sasi (penjurusan) tertentu. Kelompok Penting dan Pelengkap
juga sama tidak tepat dikategorikan sebagai program pendi
dikan umum, karena komposisi mata pelajarannya untuk seti
ap bagian tidaklah sama, bahkan kedudukannya tidak diang-
gap utama.
Dalam Kurikulum SMA 1952 memang ada beberapa mata
pelajaran yang arahnya untuk pembinaan keharmonisan kepri-
badian para siswa, namun belura sepenuhnya raemenuhi krite-
ria sebagai pendidikan umum. Misalnya Pendidikan Agama,
sekalipun memang diarahkan untuk membina kepribadian siswa,
namun menurut ketentuan UU no. 4/1950, mata pelajaran Pen
didikan Agama (Pelajaran Agama) bukanlah mata pelajaran
yang wajib diikuti oleh semua siswa, karena siswa boleh
mengikutinya ataupun tidak. Jadi mata pelajaran Pendidikan
Agama pada Kurikulum SMA 1952 tidak mempunyai kedudukan
yang penting dan boleh diikuti atau tidak, sehingga tidak
tepat dikategorikan sebagai pendidikan umum.
79
Dari uraian di atas terlihat bahwa dalam Kurikulum
SMA 1952 tidak terdapat program mata pelajaran yang dibe
rikan secara sama dan wajib diikuti oleh semua siswa serta
diarahkan untuk pembinaan kepribadian siswa yang terpadu.
Dengan demikian capat dikatakan, bahwa dalam Kurikulum SMA
1952 tidak ditemukan program pendidikan umura, karena tidak
ada yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pada bab
II yang lalu.
Oleh karena struktur program pendidikan umuranya sen
diri tidak ada, maka pada sub bab ini tidak akan ada pem-
bahasan tentang tujuan, struktur program, dan materi pen
didikan umum pada kurikulum tersebut.
4. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pelajaran (Kuri
kulum) SMA 1958
4.1 Latar Belakanfi dan Konteks
Rencana Pelajaran (kurikulum) SMA 1952 setelah ber-
jalan dua tahun makin dirasakan kurang memenuhi keperluan
lagi. Antara lain ada yang berpendapat bahwa kurikulum ter
sebut masih terlampau verbalistis dan kurang praktis jmasih
terlampau serba beban; kedudukan SMA tidak sesuai lagi,
dan kritikan yang lainnya lagi (Sugianto, 1971 : 65). ^emu-
dian lahirlah perbaikan/perubahan kurikulum (rencana pel
ajaran). SMA pada tahun 1958, sehingga dikenal sebagai Ren
cana Pelajaran SMA 1958.
80
Rencana Pelajaran SMA 1958 (selanjutnya disebut Ku
rikulum SMA 1958) lahir dipenghujung masa Demokrasi Libe
ral yang telah diterapkan di Indonesia sejak akhir 1945
sampai dengan tahun 1959. UUDS 1950 secara tegas menekan-
kan asas demokrasi liberal ini. Demokrasi liberal yang
berlaku pada saat itu bukan hanya diterapkan dalam kehi
dupan politik, melainkan juga pada bidang ekonomi, sosial,
dan budaya, termasuk juga bidang pendidikan.
Pada masa berlakunya demokrasi liberal, kehidupan
politik negara menunjukkan ketidakstabilan. Kabinet atau
pemerintah selalu jatuh bangun dan tak pernah berumur la
ma. Dalam masa sembilan tahun saja (1950 - 1959) telah ter
jadi pergantian kabinet sebanyak delapan kali. Kabinet yang
berganti-ganti menyebabkan program kerja kabinet pun ber-
ganti-ganti. Keadaan seperti itu membawa akibat kurang
baik pula pada bidang pendidikan.
Pengaruh keadaan politik terhadap kebijakan pendidik
an pada masa demokrasi liberal digambarkan oleh Suradi HP
sebagai berikut:
selama periode berlakunya UUDS 1950 terdapat satukecenderungan yang umum, yakni bahwa penataan ke-bijaksanaan (policy) bidang pendidikan di tanahair selama masa demokrasi liberal berjalan tersen-dat-sendat. Hal ini rupanya sejalan dengan jatuhbangunnya kabinet-kabinet yang menjalankan rodapemerintahan negara selama kurun waktu tersebut.Esensi dari keadaan yang demikian itu memang menimbulkan implikasi politik yang mendasar, dimanasetiap konsep pendidikan nasional - khususnya pe-mikiran pendidikan - seolah-olah telah kehilanganlandasan pijakan yang kokoh (Suradi HP, 1986:103).
81
Dalam buku Dua Puluh Tahun Kemerdekaan RI, bidang
pendidikan (1965 : 52-56) dikemukakan bahwa faham liberal-
isme dalam bidang pendidikan dan kebudayaan menimbulkan
beberapa hal yang kurang menguntungkan, yaitu:
a) Pendidikan dan kebudayaan menjadi ajang per-tengkaran paham. Karena banyaknya partai poli-tik di Indonesia, maka moroku saling monanamkanPengaruhnya pada tujuan pendidikan;
b) Timbulnya intelektualisme dan verbalisme.Pada masa liberal pendidikan selalu berorienta-si ke negara-negara Barat (terutama Eropa Barat). Akibatnya pelajaran hanya bersifat verbalistis. Intelektualisme dan feodalisme makinmeluas;
c) Timbulnya individualisme.Pada umumnya para pemuda ingin mencapai ijazahnegeri yang setinggi-tingginya agar nanti dapatmenjadi pegawai negeri. Ini mengakibatkan mereka mementingkan diri sendiri dan hanya memen-tingkan pelajaran bahan ujian. Kegiatan masya-rakat diabaikan;
d) Timbulnya orang-orang yang mencari untung lewatpendidikan. Misalnya dengan adanya kebebasanpihak swasta untuk menyelenggarakan pendidikan,namun mereka hanya ingin mengeruk keuntunganpribadi semata-mata;
e) Timbulnya rongrongan terhadap kebudayaan nasi-onal.Dengan adanya sistem liberal ini, masyarakatbebas mengusahakan kebudayaan. Akibatnya kebudayaan Indonesia terancam dan raasuklah kebudayaan asing, yang tidak sesuai dengan kebudayaankita dengan mudah.
Beberapa hal di atas merupakan akibat negatif dari
pengaruh faham liberalisme terhadap dunia pendidikan di
Indonesia. Menurut Soerjanto Poespowid jojo terdapat empat
hal yang mendorong timbulnya filsafat liberalisme, yaitu
rasionalisme, inaterialisme, empirisme, dan individualisme
83
Fungsi SMA tersebut di atas menunjukkan arah yang
dualistis, yaitu pertama untuk merapersiapkan siswa (anak
didik) menjadi anggota masyarakat, dan kedua untuk mera
persiapkan mereka melanjutkan ke perguruan tinggi. Fungsi
SMA ini tidak jauh berbeda dengan tujuan SMA yang diru-
muskan pada tahun 1952, namun yang berbeda adalah priori-
tas penekanan dari fungsi/tujuan tersebut.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut di atas, maka
rencana pelajarannya perlu disederhanakan, akan tetapi
perlu juga diusahakan agar para siswa membiasakan diri
untuk bekerja secara efesien dan secara ilmiah, sehingga
di samping memperoleh pengetahuan, mereka meraperoleh ke-
cakapan praktis untuk mempergunakanannya (Sugianto, 1971:
66).
Berdasarkan hasil konferensi di atas, sejak tahun
1957 diadakan peninjauan-peninjauan terhadap kurikulum
(rencana pelajaran) SMA secara lebih mendalam lagi. Tuju
an setiap jurusan SMA mulai dipertegas lagi. Untuk itu
diadakan pergeseran-pergeseran dari beberapa mata pel
ajaran dari golongan (kelompok) yang satu ke golongan yang
lain, sehingga mulai tahun 1958 akhirnya berlaku kuriku
lum SMA yang baru.
Berdasarkan Kurikulum SMA 1958, SMA tetap dibagi
ke dalam tiga bagian (jurusan), yaitu bagian A (sastra),
bagian B (pasti-alam), dan bagian C (sosial - ekonomi ).
84
Dalam struktur program kurikulum pada tiap-tiap bagian itu
terdiri dari empat kelompok, yaitu kelompok Pokok, Penting,
Pelengkap, dan kelompok mata pelajaran yang tidak dimasuk-
kan dalam ujian penghabisan.
Untuk lebih jelasnya, struktur program kurikulum SMA
1958 untuk setiap bagian (jurusan) dapat dilihat pada ta-
bel IV (halaman 85). Jika diperhatikan, struktur program
Kurikulum SMA 1958 memiliki kemiripan dengan struktur prog
ram Kurikulum SMA 1952. Perbedaan yang kecil hanya pada
jumlah mata pelajaran yang lebih sedikit pada Kurikulum
SMA 1958. Selain itu pada Kurikulum SMA 1958 ada tambahan
kelompok mata pelajaran, yakni keliompok mata pelajaran
yang tidak dimasukkan dalam ujian penghabisan.
Seperti halnya pada Kurikulum SMA 1952, maka pada
Kurikulum SMA 1958 pun tidak ditemukan program yang secara
jelas- dan tegas disebut sebagai program pendidikan umum
ataupun yang dapat dianggap (dikategorikan) sebagai prog
ram pendidikan umura. Kelompok Pokok misalnya, jelas ber
beda-beda komposisi mata pelajarannya untuk setiap bagian,
karena memang merupakan ciri atau pendukung utama setiap
bagian (jurusan) itu. Kelompok Penting dan Kelompok Pe
lengkap pun ternyata berbeda-beda komposisi mata pelajaran
nya untuk setiap bagian.
Kelompok mata pelajaran yang mempunyai komposisi
mata pelajaran yang sama pada setiap bagian (jurusan)
55
TABELIV
STRUKTUR
PROGRAMKURIKULUM
SMA1958
^^\Bagian
BAGIAN
A•
BAGIAN
B.
BAGIAN
C
Kelompoi€\^
(Sastra)
(pasti-alam)
(sosial-ekonomi)
POKOK
1.
Kemahiran
&1.
Aljabar
&I.Ukur
1.
Tata
Neg
&Ke
Tata
Bhs.
Ind.
33
4Analitika
22
3warg.
Negara
22
2-2.
Sastra
Ind.
22
22.
I.
Ukur
Sudut
21
22c
Tata
Hukum
22
33.
Bhs.
Inggris
44
63.
I.
Ukur
Ruang
22
23.Ekonomi
33
44.
Bhs.
Perancis
4.
I.
Ukur
Melukis
11
14.
Ilmu
Bumi
&(atau
Derman)
33
45.
Ilmu
Alam
44
5Antrop.
Budaya
44
45.
Sejarah
33
i6.
Mekanika
—2
35.
Sejarah
22
2b.
Sej.
Kebud
&7.
Ilmu
Kimj.a
44
66.
Aljabar
22
3Kesenian
33
38.
Ilmu
Hayat
&7.
Tata
Buku
22
2/.
Ilmu
Bumi
22
2Kesehatan
22
28.
Pengetahuan
&8.
Antrop.Budaya
11
1Hitung
Oagang
22
2
PENTING
9.
Baha
Kawi
22
39.
Bhs
&Kesusastra
9.
Bhs.
&^esusas-
1U.
Tata
Hukum,
Ta
an
Indonesia
33
3traan
Indonesia3
34
ta
Neg.
&Ke
10.
Bhs.
Inggris
32
310.
Bhs.
Inggris
33
4warg.
Negara
22
211.
Bhs.
Oerman
22
211.
Sejarah
Per-
11.
Ekonomi
22
2ekonomian
22
2
PELENGKAP
12.
Bahasa
Daerah
22
^
12.
Sejarah
22
12.
Bhs.German/
Bhs.Perancis
213.
Aljabar
22
-13.
I.
Bumi
Alam
&2-!
14.
Ilmu
Kesehatan
11
-Faiak
22
v13.
Kimia
&Penget.
Bahan
2
I
lb.
Menggambar
22
-14.
Ekonomi,
Tt.Neg.
2-
&Kewarg.Negara
33
—14.
Ilmu
Kesehatan
22
-15.
Menggambar
mistar
15.
Menggambar
22
-atau
Tata
Buku
TIDAK
DIMA-
16.
Pendidikan
16.
Pendidikan
Oas-
16.
Pendidikan
SUKKAN
DLM
Oasmani
33
3mani
33
3jasmani
317.
Pend.
Agama
23
3U3IAN
PENG
HABISAN
17.
Pend.
Agama
22
217.
Pend.
Agama
22
22
2
86
adalah kelompok "yang tidak dimasukkan dalam ujian pengha
bisan", yang terdiri dari dua mata pelajaran, yaitu Pendi
dikan Jasmani dan Pendidikan Agama. Dua mata pelajaran
yang tentunya diarahkan untuk membina aspek afektif, membi
na keharmonisan lahir-batin atau membina kepribadian ter-
padu ini ternyata tidak mendapat kedudukan yang utama, me-
lainkan hanya sekedar mata pelaharan tambahan. Selain itu,
mata pelajaran Pendidikan Agama, sesuai dengan UU No. 4 th
1950 j.O. UU No. 12 th. 1954 yang masih berlaku pada saat
itu, menempatkan Pendidikan Agama bukan sebagai mata pel
ajaran wajib yang harus diikuti oleh semua siswa, melain-
kan hanya sebagai mata pelajaran pilihan. Oleh karena itu
kelompok mata pelajaran ini pun tidak dapatlah dikategori
kan sebagai program pendidikan umum (general education).
Dengan menggunakan. kriteria pendidikan umum sebagai-
raana disebutkan dalam bab II, maka sarapai dengan Kurikulum
SMA 1958 ternyata tidak ditemukan program mata pelajaran
yang dapat dikategorikan atau digolongkan sebagai program
pendidikan umum (general education). Memang ada mata pel
ajaran-mata pelajaran yang bersifat membina kepribadian,
namun belum difungsikan sebagai program pendidikan umum.
Oleh karena struktur program pendidikan umumnya ti
dak ditemukan, maka pada sub bagian ini tidak akan ada
uraian tentang tujuan dan materi program pendidikan umum.
87
5. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pelajaran dan
Pendidikan (Kurikulum) SMA 1964
Kurikulum SMA 1958 ternyata tidak berjalan lama. Ta
hun 1964 telah lahir sebuah kurikulum SMA yang baru yang
dikenal dengan nama Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA
Gaya Baru, yang menggantikan Kurikulum SMA 1958. Sebenar
nya sejak tahun 1962 telah lahir SMA Gaya Baru itu, namun
secara formal rencana pelajarannya atau kurikulumnya baru
lahir pada tahun I964.
Banyak hal yang baru dalam Rencana Pelajaran dan Pen
didikan SMA Gaya Baru 1964 dibandingkan dengan rencana pel
ajaran (kurikulum) SMA sebelumnya. Namun untuk meraahami
Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA 1964, yang lahir pada
masa Demokrasi Terpirapin (Orde Lama), tidak dapat diabai-
kan untuk memaharai situasi politik dan situasi pendidikan
yang berkembang pada saat itu, yang mempunyai kaitan erat
dengan latar belakang, jiwa dan isi dari Rencana Pelajaran
dan Pendidikan SMA Gaya Baru 1964 (dalam uraian selanjut
nya disebut Kurikulum SMA I964).
5.1 -Latar Belakang dan Konteks
Tanggal 5 Juli 1959 mempunyai arti yang sangat pen
ting dan bersejarah bagi bangsa dan negara Republik Indo
nesia. Pada tanggal tersebut Presiden Soekarno mengeluar
kan sebuah dekrit (Dekrit Presiden) yang berisikan pernya-
taan sebagai berikut: Pembubaran Konstituante, Pernyataan
88
berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
serta pembentukan MPRS dan DPAS.
Dekrit Presiden membawa perubahan fundamental dalam
berbagai bidang kehidupan di negara kita, antara lain ke-
inginan untuk mengembalikan stabilitas politik yang selama
tahun lima puluhan mengalami banyak goncangan sebagai aki-
bat tak langsung dari perkembangan demokrasi liberal dan
pergolakan-pergolakan di daerah, yang membawa konsekuensi
tidak dapat berjalannya roda pembangunan yang telah dica-
nangkan oleh pemerintah (Suradi HP, 1986: 103).
Dekrit Presiden kemudian disusul dengan pidato Pre
siden yang diucapkan pada upacara Peringatan Hari Prokla-
masi tanggal 17 Agustus 1959, yang berjudul "Penerauan Kem
bali Revolusi Kita". Pidato tersebut terkenal juga dengan
nama "Manifesto Politik Republik Indonesia (Manipol RI)"
yang merupakan pen jelasan dan pertanggungjawaban atas Dek
rit Presiden serta garis kebijaksanaan Presiden pada umum-
nya dalam mencanangkan sistem Demokrasi Terpimpin. Pidato
tersebut kemudian oleh MPRS ditetapkan sebagai Garis-garis
Besar B^luan Negara (GBHN) dengan Ketetapan MPRS No.I/MPRS/
I960 (Marwati Djoened P., 1984 : 313 - 314).
Dengan lahirnya Dekrit Presiden menyebabkan ber-
akhirnya penerapan sistem Demokrasi Liberal dan dimulainya
babak baru dengan penerapan sistem Demokrasi Terpimpin,
yang harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan.
89
Demokrasi Terpimpin semula dianggap konsep yang baik, na
mun akhirnya dijadikan sebagai alat pemupukan kekuasaan
otoriter pada Presiden Soekarno, sehingga terjadi penyim-
pangan-penyimpangan konstitusional terhadap UUD 1945. Se-
mentara itu pada masa Demokrasi Terpimpin pengaruh aliran
kiri (PKI) sangat besar terhadap kebijakan politik peme
rintah, sehingga banyak keputusan-keputusan politik (ter-
masuk kebijakan Presiden) yang rnenguntungkan aliran kiri
dan bernafaskan faham mereka.
Pada masa Demokrasi Terpimpin itu, semua tindakan dan
khususnya a jaran-a jaran Presiden Soekarno dijadikan seba
gai landasan dan pedoman bagi masyarakat dan negara RI,
bukan hanya sebagai pedoman di bidang politik, melainkan
dalam segala aspek kehidupan, termasuk juga di bidang pen
didikan. Ajaran-a jaran Presiden Soekarno, khususnya MANI-
POL-USDEK_NASAKOM*\ dengan cara indoktrinasi diharuskanuntuk diterima dan diamalkan oleh seluruh bangsa Indonesia.
Para pelajar dan mahasiswa pun diharuskan mempelajari dan
mengamalkan MANIPOL.-USDEK tersebut. Pihak-pihak yang rae-
nentang atau tidak mau menerima a jaran-a jaran Presiden Soe
karno bisa jadi akan dicap sebagai anti revolusi, kaum re-
aksioner, nekolim (neokolonialis dan imperialis), dan se-
butan-sebutan lain yang sifatnya menyudutkan dan merugikan.
*) MANIPOL = Manifesto Politik Republik Indonesia.USDEK - Setiap hurup singkatan USdek merupakan salah
satu dari lima bentuk kebijaksanaan:
90
Dalam bidang pendidikan ternyata kebijakan-kebijakan
pendidikan yang dikeluarkan oleh Pemerintah, yang dijadi
kan pedoman penyelenggaraan pendidikan terasa sekall ba
nyak mendapat pengaruh dari suasana kehidupan politik pada
saat itu.
Sebagai pedoman umum bidang pendidikan dan kebudaya
an, MPRS menggariskan dengan Ketetapan MPRS No. II/MPKS/
I960 tentang Garis-garis Dasar Pola Pembangunan Nasional
Semesta ^erencana Tahapan Pertama (1961 - I969) Bab II pa
sal 2, yang di dalamnya terdapat ketentuan umum di bidang
mental, keagamaan, kerohanian, dan penelitian, yang pada
dasarnya berisi sebagai berikut:
1) Penekanan Manifesto Politik (Manipol) dalampembinaan mental, keagamaan, kerohanian, dankebudayaan, serta menetapkan: Pendidikan Agama,Pancasila dan Manipol sebagai mata pelajarandi sekolah-sekolah rendah dan menengah sampaidengan tingkat perguruan tinggi;
2) Menyelenggarakan kebijaksanaan - kebijaksanaandan sistem pendidikan nasional yang tertuju kearah pembentukan tenaga-tenaga ahli dalam la-pangan pembangunan;
3) Mengusahakan agar segala bentuk kesenian menjadi milik seluruh rakyat dan menyiarkan sifat-sifat nasional;
- USDEK = Setiap hurup singkatan Usdek merupakan salahsatu dari lima bentuk kebijaksanaan:1) Kembali ke UUD ±9k5;2) Sosialisme Indonesia;3) Demokrasi Terpimpin;4) Ekonomi Terpimpin; dan5) Kepribadian Indonesia atau Kebudayaan Ter
pimpin.
- NASAKOM = Nasionalis - Agama - Komunis.
91
4) Kebijaksanaan penelitian disesuaikan dengan ha-luan politik luar negeri yang bebas aktif sertamengikutsertakan masyarakat tanpa meninggalkansyarat-syarat ilmiah.
Khusus tentang pendidikan agama, di dalam pasal 2
ketetapan MPRS tersebut di atas, ketetapannya berbunyi
sebagai berikut: "menetapkan pendidikan agama di sekolah -
sekolah mulai sekolah dasar sampai dengan universitas ne
geri, dengan pengertian bahwa murid-murid berhak tidak
ikut serta, apabila wali murid/murid dewasa menyatakan ke-
beratannya..." Penetapan ini menunjukkan bahwa pendidikan
agama di sekolah-sekolah bukan merupakan mata pelajaran
yang wajib atau harus diikuti oleh seluruh murid, karena
murid-murid berhak untuk tidak ikut serta.
Selanjutnya, calam K-etetapan MPRS No. II/MPfiS/ I960
dinyatakan pula tentang fungsi pendidikan, yaitu sebagai
berikut:
1. Pendidikan sebagai pembina manusia Indonesiabaru yang berakhlak tinggi;
2. Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja dalamsemua bidang dan tingkatan;
3. Pendidikan sebagai lembaga pengembangan kebudayaan nasional;
4. Pendidikan s ebagai lembaga pengembangan ilmupengetahuan, teknik dan fisik/mental; dan
5. Pendidikan sebagai lembaga penggerak seluruhkekuatan rakyat.
Menurut Ketetapan MPRS tersebut di atas, fungsi pen
didikan yang pertama dan utama adalah membina manusia In
donesia baru yang berakhlak tinggi. M^musia Indonesia
92
baru yang dimaksud pada masa itu adalah manusia sosialis
Indonesia . Hal ini bisa dilihat pula pada tujuan pendidik-
nasional, yang secara formal baru ditetapkan dalam Pene-
tapan Presiden No. 19 tahun 1965 > namun sebenarnya sudah
dicanangkan sejak dilaksanakannya Manipol Usdek. Tujuan
pendidikan nasional pada saat itu adalah sebagai berikut:
Tujuan pendidikan nasional kita, baik yang dise-lenggarakan oleh pihak Pemerintah maupun oleh pihak swasta, dari Pendidikan Prasekolah sampai dengan Pendidikan Tinggi, supaya melahirkan warga-warga negara sosialis Indonesia yang susila, yangbertanggung jawab atas terselenggaranya MasyarakatSosialis Indonesia yang adil dan makmur baik spi-rituil maupun materiil dan yang ber jiwa Pancasila.... seperti dijelaskan dalam Manipol/Usdek.
Secara singkat, tujuan pendidikan pada masa Demokra
si terpimpin adalah untuk membina manusia (warga negara )
dan masyarakat Sosialis Indonesia yang berjiwa Pancasila -
Manipol/Usdek. Untuk mencapai, tujuan itu, maka semua pe-
laksanaan pendidikan nasional harus berlandaskan dan di ji
wa i oleh Pancasila-Manipol/Usdek. Di dalam Pen. Pres. do.
19/1965 tentang Pokok-pokok sistem Pendidikan Nasional
Pancasila (pasal 3) juga ditegaskan bahwa isi moral pendi
dikan nasional baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah
maupun swasta adalah Pancasila-Manipol/Usdek.
Sebelum lahirnya Pen.Pres. No. 19/1965, tujuan pen
didikan nasional pada masa Demokrasi Terpimpin dicantumkan
di dalam Ketetapan MPRS No. Il/MPRS/ i960, yaitu sebagai
berikut:
93
Warga negara Indonesia yang berjiwa ^ancasila, ber-jiwa revolusi Agustus 1945 dan patriot komplit.
Usaha pembentukan manusia dan masyarakat Indonesia
Baru itu sejalan dengan program pemerintah pada saat itu
yang giat menggalakkan usaha nation and character building.
Dalam hal ini pendidikan nasional merupakan unsur mutlak
dalam nation and character building itu. Di dalam pen.
pres. N0. 19 tahun 1965 ditekankan bahwa agama juga meru
pakan unsur mutlak dalam rangka nation .and character
building sesuai dengan Ketetapan MPRS No. II/MPRS/196O.
Kebijakan pendidikan lainnya yang berlaku pada masa
awal Demokrasi Terpimpin adalah konsepsi Sapta Usaha Tama
dan Pancawardhana. Sapta Usaha Tama (Tujuh Usaha Baik)
merupakan instruksi dari Menteri PP & K Prof. Prijono,
yang dikeluarkan tanggal 17 Agustus 1959* Konsepsi terse
but menurut menteri adalah dalam rangka usaha membuktikan
kepada masyarakat bahwa lapangan pendidikan dapat membawa
jiwa baru, serta dapat pula menyelaraskan dlri dengan
program kabinet kerja. Ada pun yang dimaksud dengan kon
sepsi Sapta Usaha Tama itu meliputi usaha-usaha sbb.:
l) penertiban aparatur dan usaha-usaha ^epartemenPP & K, 2) meningkatkan seni dan olahraga, 3) meng-haruskan "usaha halaman", 4) mengharuskan pena-bungan, 5) mewajibkan usaha-usaha koperasi, 6)meng-adakan kelas masyarakat, dan 7) membentuk regu kerja di kalangan SLA dan Universitas (Marwati Djoe-ned P., 1984 : 286).
94
Sedangkan yang dlmaksud Pancawardhana adalah instruk-
si ^enteri PP & K pada bulan Oktober I960 yang merupakan
sebuah konsepsi pendidikan yang baru. Instruksi Menteri
PP & K itu antara lain :
1) nenegaskan Pancasila dengan Manipol dan per-lengkapannya sebagai azas pendidikan nasional;
2) Menetapkan "Pancawardhana" sebagai sistim pendidikan yang berisikan lima prinsip sebagaiberikut:
1) perkembangan cinta bangsa dan tanah air;2) perkembangan kecerdasan;3) perkembangan emosional, artistik atau rasa
keharuan dan keindahan lahir-batin;4) perkembangan keprigelan atau kerajinan ta-
ngan; dan5) perkembangan jasmani.
(Soegarda P, 1970 : 92-93 ; Supardo, I960:438).
Dalam instruksi Pancawardhana itu ada disebutkan bah
wa untuk mencapai perkembangan aspek pertama (cinta bangsa
dan tanah air) harus diajarkan kewarganegaraan atau civics,
ialah inti buku yang disusun oleh Mr. Supardo dan kawan-
kawan (judul bukunya adalah: Manusia dan Masyarakat Baru
Indonesia (Civics) ).
Masalah Pancawardhana ini banyak diperbincangkan di
kalangan masyarakat. Sementara orang beranggapan bahwa de
ngan melancarkan sistem Pancawardhana anak didik dibawa ke
arah pendidikan komunisrae. Pendapat ini dihubungkan pula
dengan sikap politik Menteri PP & K dan Sekretaris Jen-
deral PP & K yang cukup dikenal dikalangan masyarakat se
bagai sirapatisan PKI (Marwati Djoened, 1984 : 378).
95
Demikianlah situasi kehidupan politik dan situasi
pendidikan di Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin yang
berlangsung dari tahun 1959 sampai dengan awal tahun 1966,
yang berada di bawah gelora Manipol-Usdek. Dalam suasana
yang demikian itu lahirlah Rencana Pelajaran dan Pendidik
an SMA Gaya Baru 1964 (Kurikulum SMA I964).
5»2 Struktur Program Rencana Pelajaran dan Pendidikan
SMA 1964
Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA Gaya Baru 1964
(selanjutnya disebut Kurjkulum SMA I964) merupakan suatu
usaha perbaikan dan pembaharuan Kurikulum SMA 1958, yang
dianggap banyak memiliki kekurangan. Secara formal kuriku
lum SMA I964 itu dikeluarkan oleh Departemen PD dan K pada
tahun 1964, namun sebenarnya penerapan prinsip-prinsip SMA
Gaya Baru telah dimulai pada tahun 1962, dengan dimulai
pada kelas satu saja. Lahirnya Kurikulum SMA 1964 merupa
kan hasil dari rangkaian usaha pembaharuan yang sudah di
mulai sejak tahun I960.
Pada tanggal 6 sampai 13 Nopember 1961 telah diada
kan pertemuan antar SMA Teladan di Surakarta. Salah satu
hasilnya adalah rumusan tujuan SMA (rumusan tujuan SMA ini
kemudian disahkan oleh Departemen PD dan K pada bulan Ap
ril 1962). Rumusan tujuan institusional SMA tersebut ada
lah sebagai berikut:
96
1. Mengembangkan cita-cita hidup serta membimbingkemampuan dan kesanggupan sebagai anggota masyarakat.
2. Mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pelbagai la-pangan sesuai dengan bakat dan minat masing-masing serta keperluan masyarakat, sehingga ta-matannya mempunyai dasar-dasar ilmu dan kecakap-an seperlunya untuk mengembangkan dirinya, ter-utama pada lembaga-lembaga pendidikan yang lebih tinggi dari pada SMA, tetapi juga pada lembaga-lembaga masyarakat lainnya yang memerlukanSMA sebagai dasarnya.
Tujuan SMA tersebut menunjukkan dua arah tujuan (dua
listis), yaitu pertama untuk menyiapkan siswa menjadi ang
gota masyarakat, dan yang kedua membekali siswa dengan
dasar-dasar ilmu dan kecakapan untuk melanjutkan ke pendi
dikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu pada masa itu
disadari bahwa rencana pelajaran (kurikulum) tidak mung-
kin lagi tetap akademis (seperti sebelumnya), tetapi harus
raemuat kemungkinan-kemungkinan praktis.
Basil rapat bulan Nopember 1961 juga menghasilkan se
buah "blue print SMA", sebuah konsep pendidikan SMA yang
diberi corak nasional. Disebut pula SMA yang berkepribadi-
an nasional (Sugianto, 1971 : 96). Konsep SMA baru ini di-
kenal sebagai SMA Gaya BarU) yang kemudian secara berta-
hap mulai diterapkan pada tahun a jaran 1962 dengan dimulai
di kelas satu. Dalam konsep SMA baru itu mata pelajaran
SMA dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu Kelompok Dasar,
Kelompok Khusus, Kelompok Penyerta, dan Kelompok Prakarya/
Krida.
97
Selanjutnya ditetapkan bahwa kelas satu adalah tung-
gal. Jadi berarti bahwa untuk kelas satu hanya berlaku sa
tu rencana pelajaran yang sama. Differensiasi pada SMA ba
ru dimulai di kelas dua, dengan diadakan pengelompokan ke-
dalam kelompok-kelompok khusus, yaitu: Budaya, Sosial, Il
mu Pasti, dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Berkaitan dengan diferensiasi dan integrasi pada SMA
gaya Baru, Soegarda Poerbakawat ja ( 1970:67) menyatakan:
SMA Gaya Baru dimulai dengan pengintegrasian dariketiga bagian (A,B, C _ pen) untuk meraberikan pendidikan menengah yang "well-rounded", lengkap danbulat dan menghindarkan spesialisasi yang terlaluawal. Dif ferensiasi yang pada tingkat ini diadakanadalah untuk memupuk dan menampung minat, hasrat,dan bakat perseorangan. Integrasi dan differensia-si adalah untuk mencapai tujuan yang bercabang duayaitu: menyiapkan para siswa untuk masyarakat danuntuk perguruan tinggi. Dengan integrasi pada tahun pertama diharap terhapuskanlah dif ferensiasiyang terlalu awal diadakan di SMP.
Pembaharuan SMA lewat SMA Gaya Baru yang dimulai ta
hun 1962, kurikulumnya baru dikeluarkan secara formal pada
tahun 1964, saat seluruh aiswa SMA sudah mengikuti rencana
SMA Gaya Baru. Di dalam Kurikulum SMA 1964 itu disebutkan
bahwa pendirian yang dianut dalam peninjauan dan penyusun
an Kurikulum SMA 1964 itu berisikan uneur-unsur berikut:
Pertama: Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA GayaBaru itu harus merupakan pelaksanaan dasar pendidikan (PANCASILA) dan Sistem Pendidikan (PACAWARDRANA) yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Dep. PD dan K;
98
Kedua: Aran pemikiran yang telah digoreskan olehPembantu Menteri Bidang Pendidikan harus diikuti secermat-cermatnya;
ivetiga: Kontinuita pendidikan dan Pengajaran dari^mp ke SMA harus lebih nyata terdapat dalam Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMAGaya Baru itu;
Keempat:"Pembebanan yang berlebih-lebihan" harusdihindarkan dengan menghilangkan peng-ulangan-pengulangan sesuatu materi yangsama dalam berbagai mata pelajaran;
Kelima: Pendidikan dan Pengajaran di SMA Gaya Baruharus merupakan satu kesatuan yang bulatdan harmonis.
Di dalam Kurikulum SMA 1964 tersebut juga ditegaskanbahwa tujuan pokok dari pendidikan dan pengajaran di SMAGaya Baru itu adalah:
- Merapersiapkan para pelajar secara ilmiah untukperguruan-perguruan yang lebih tinggi;
- Di samping itu ketrampilan-ketrampilan yang sesuai dengan rainat dan bakat masing-masing sertasangat berguna bagi masyarakat dan bagi dirinyasendiri, harus dimiliki oleh setiap pelajar dengan jalan latihan-latihan praktis menurut rencana yang tertentu; dan
- Daiam tuiuan-tujuan yang tersebut di atas terja-lin secara mutlak dan organis, persiapan mentalsetiap pelajar, sehingga ia menjadi warga negarapatriot parxpurna yang berguna bagi nusa danbangsa, yakxn akan tugas pengabdiannya kepadatanah axr.
Kurikulum SMA 1964 menunjukkan adanya beberapa pembaharuan dibandingkan dengan Kurikulum SMA 1958 dan sebe
lumnya. Pembaharuan itu antara lain tampak pada pembagianjurusan (bagian) dan pada struktur program mata pelajarannya, dan lain-lainnya. Pembagian (penjurusan) pada kuri
kulum sebelum 1964 terdiri dari tiga bagian : bagian A
99
(satra), B (pasti-alara), dan C (yuridis-ekonomi/ sosial -
ekonomi); sedangkan pada Kurikulum SMA 1964 terdiri dari
bagian (jurusan): Budaya, Sosial, Ilmu Pasti, dan Ilmu Pe-
ngetahuan Alam.
Dalam struktur program kurikulum (pengelompokan ma
ta pelajaran) juga terdapat perbedaan. Jika pada Kurikulum
SMA 1952 dan 1958 terdapat pengelompokan mata pelajaran
ke dalam kelompok Pokok, Penting, dan Pelengkap, maka da
lam Kurikulum SMA 1964 struktur program kurikulum terbagi
ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok: Dasar, Khusus,
Penyerta dan Prakarya/Vida. Pengelompokan mata pelajar
an ini bukan s ekedar berganti nama atau istilah baru, na
mun hakekat dan maksud serta isi pengelompokannya pun ber
beda dengan yang ada pada kurikulum-kurikulum SMA sebelum
nya.
Setiap kelompok dalam struktur program Kurikulum
SMA 1964 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kelompok Dasar:
yaitu pengetahuan yang sama untuk semua siswaSMA dan terdiri atas mata pelajaran yang diper-lukan oleh setiap warga negara Indonesia, yaituyang meliputi: Kewargaan Negara, Agama, BahasaIndonesia, Sejarah Indonesia. Ilmu Bumi Indonesia, dan Pendidikan Jasmani « Pend. Aesehatan.
2. Kelompok Khusus:
yaitu pengetahuan yang terbagi dalam mata pelajaran yang sesuai dengan bakat anak didik masing-masing, dan terutama untuk menyiapkan ke-perguruan tinggi;
100
3. Kelompok Penyerta:
terdiri atas beborapa mata pelajaran yang sedi-kit atau banyak dianggap perlu mend a rapingi matapelajaran Kelompok Khusus; dan
4. Kelompok Krjda dan Prakarya:
Krida adalah kegiatan-kegiatan lapangan kebudayaan, kesenian, olahraga dan permainan yangharus diselenggarakan di setiap sekolah berdasarkan instruksi Menteri PD dan K tahun 1961(Pancawardhana).
Tujuan Prakarya adalah untuk mengajarkan ke-trampilan dan dasar yang berguna untuk kehidupan sehari-hari.
Kelompok Prakarya dan Krida merupakan hal baru da
lam kurikulum SMA. Yang menjadi dasar diraasukkannya Krida
dan Prakarya ke dalam kurikulum adalah instruksi Menteri
PP dan K, Prof. Prijono, tentang konsepsi Sapta usaha Tama
dan konsepsi Pancawardhana (lihat halm. 93-94) •
Adapun struktur program Kurikulum SMA 1964 secara
lengkap untuk semua jurusan dapat dilihat pada tabel ber
ikut ini (Tabel V) :
\Kelas
&Ke-\3uru-
Kelas
I
Kelas
II
dan
III
Budaya
Sosial
IIlmu
Pasti
I.Peng
Alam
lompok\san
(Bud)
(Sos)
j(Pas)
(Pai)
DASAR
1.
Kewarg.Negara
1.
Kewarg.Nego
1.
Kewarg.Negara
11.
Kewarg.Negara
1.
Kewarg.Neg.
2.
Bhs.a
Sastra
2.
Bhs
&Sastra
2.
Bhs.
&Sastra
j2.
Bhs
&Sastra
2.
Bhs
&Sast.
Indonesia
Indonesia
Indonesia
iIndonesia
Indonesia
3.Sej.
Indonesia
3.
Sej.Indonesia
3.Sej.Indonesia
13.
Sej.Indonesia
3.
Sej.
Ind.
4.
I.
Biimi
Ind.
4.
I.
Bumi
Ind.
4.
I.
Bumi
Ind.
4.
I.
Bumi
Ind.
4.
I.Bumi
Ind."
5.
a)
Pend.Agama
5.a)
Pend.Agama
5.a)
Pend
Agama
i5.a)
Pend.Agama
5„a)
Pen.Agama
b)Pend.
Budi
b)
Pend.
Budi
b)
Pend
Budi
b)
Pend.Budi
b)
Pend.Budi
Pekerti
Pekerti
Pekerti
Pekerti
Pekerti
6.
a)
Pend.Das.
6.a)
Pen.jasmani
6.a)
Pen.DasT.ani
6.a)
Pen.Dasmani
6.a)
Pen.Das.
b)
Pend.
Kes.
b)
Pen.Kesehsf
b)
P.
Kesehatan
b)
P.Kesehatan
b)
P.Neseh.
KHUSUS
7.
Ilmu
Pasti:
7.
Bhs
&Sastra
7.
Bhs
sSastra
7.
a)
Aljabar
7.
Ilmu
Kimia
a.
Aljabar
Ind.
II
Indonesia
II
b)
I.
ukur
8.
Ilmu
Hayat
b.
I.
Ukur
£.
a.
Sej.
Duni8
8.
s)
Sej,Dunia
Analitika
&Kesehatan
Anslitiks
b.Sej.Kebud
b)
Sej.Pereko-
6.
IeUk.
Sudut
-9-,
Ilmu
Alam
c.
I.Uk.Sudut
9.
Ilmu
Bumi
nomian
9.
I.Uk.
Ruang
10.a)
Aljabar
d.
I.Uk.Ruang
10.
Antrop.Bud.
9.
Ilmu
Bumi
10.
Mekanika
b)
I.Ukur
S.
Ilmu
Alam
11.
Bhs.
Kawi
10.
Bhs.Inggris
11.
Ilmu
Alam
1 ! iAnalitik
!S.
Ilmu
Kin.ia
!lC.
Ilmu
Kayat
&1
Kesehatan
12.
Bhs.Inggris
11.
Ilmu
Pasti
•12.Ilmu
Kimia
1ii
.I.Uk.Sudut
13.
Ekonomi
s3?,
Tata
Buku
13.Ilmu
Hayat
I12.I,Uk.Ruang
Koperasi
13.
Ekonomi
&&
Kesehatan
I13.Mekanika
111.
Sejarah
Umum
Koperasi
!
'12.
Bhs.
Inggris
13.
a.
Bhs,
Arab
!
1b.
Bhs.Oepang
ii
!c.
Bhs.T.Hoa
1 I i
'
d.
Bhs.Oerman
e.
Bhs.Pres.
Ii
PENYERTA
14.
Menggambar
14.
Menggambar
'14.
Menggambar
'14.
Menggambar
15.
a.
Bhs.Arab
15.a.
Bhs.Arab
;15.
Bhs.Inggris
15.
Bhs.Inggris
ib.
Bhs.Jepan
b.
Bhs.Oepang|i5.EKonomi
&16.
Ekonomi
&i
c.
Bns.T.Hoa
c.
Bhs.T.Hoa
!Koperasi
Koperasi
id.
Bhs.Oerm
d.
Bhs.Oerman
17.
a..I.
Bumi
17.
a,
I.
Bumi
! ie.Bhs.Pres.
e.
Bhs.Pres.
\Alam
Alam
;i 1
16.
Bhs.
Dserah
16.
Bhs.
Daerah
b»
I.
Bumi
b.
I.
Bumi
i.
a.
Bh.3avv3
a.
Bh.
Daws
Fslek
Fsiak
tb.
BheSunda
b.
Bn.
Sunae
;•
17.
Pengetahuan
17.
Pengetahuan
!Alam
Aiam
KRIDA
DAN
1.
Prakarya
;1.
Prakarya
1.
Prakarya
1.Prakarya
1 -J.•Prakarya
PRAKARYA
1 1
2.
Krida
2.
Krida
2.
Krida
2.
Krida
2.
Krida
102
5.3 Struktur Program Pendidikan Umum
Jika kita perhatikan struktur program mata pel
ajaran pada Pelajaran dan Pendidikan SMA 1964 (Kurikulum
SMA 1964) pada tabel V di atas, maka tidak terlihat ada
nya program atau kelompok mata pelajaran yang secara eks-
plisit disebut sebagai "program pendidikan umum" atau
general education. Namun bila dikaji maksud dan isi seti
ap kelompok mata pelajaran tersebut, maka Kelompok Dasar,
yang terdiri dari enara mata pelajaran itu, dapat dikate
gorikan sebagai program pendidikan umum. Dengan kata la
in, program pendidikan umum (general education) pada Ku
rikulum SMA 1964 adalah yang disebut Kelompok Dasar.
Kelompok Dasar dikategorikan sebagai pendidikan
umum, karena mata pelajaran-mata pelajaran yang terdapat
dalam kelompok ini merupakan mata pelajaran-mata pelajar
an yang diberikan untuk semua siswa pada semua jurusan di
SMA dari kelas satu sampai dengan kelas tiga. Di dalam
uraian di muka yang menjelaskan pengertian tentang kelom
pok Dasar disebutkan bahwa Kelompok Dasar adalah pengeta
huan yang sama untuk semua pelajar SMA dan terdiri atas
pengetahuan yang sama untuk semua warga negara Indonesia.
Selain itu, dilihat dari fungsinya mata pelajaran-
mata pelajaran dalam Kelompok Dasar itu tidak dimaksudkan
untuk membina keraampuan intelektual-akademis dan ketram-
pila khusus tertentu yang menjadi ciri spesialisasi atau
103
jurusan ma sing-masing, melainkan lebih difokuskan untuk
membina para siswa atau pelajar untuk menjadi warga negara
yang baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Kelom
pok Dasar pada Kurikulum SMA 1964 tersebut adalah sebagai
program pendidikan umum.
Program pendidikan umum (dengan nama Kelompok Dasar)
dalam ^urikulum SMA 1964 terdiri atas enain mata pelajaran,
yaitu:
1) Kewargaan Negara;
2) Bahasa dan Kesusastraan Indonesia;
3) Sejarah Indonesia;
4) Ilmu Bumi Indonesia;
5) Pendidikan Agama/ Pendidikan Budi Pekerti, dan
6) Pendidikan Jasmani & Pendidikan Kesehatan.
Untuk memperkuat pendapat bahwa mata pelajaran -mata
pelajaran tersebut di atas adalah pendidikan umum (general
education), dapat juga dilihat pada pernyataan tentang ke-
dudukan dari mata pelajaran tersebut, seperti yang diurai-
kan dalam rencana (silabus) mata pelajarannya. Misalnya
dalam rencana pelajaran Kewargaan Negara disebutkan bahwa: .
Kewargaan Negara sesungguhnya bukanlah sesuatu mata pelajaran yang hanya untuk dipelajari saja,akan tetapi lebih merupakan suatu way of life.Olehkarena itu tugas pokok daripada mata pelajaran inimendidik dan membentuk watak anak.
Selanjutnya, dalam rencana pelajaran Bahasa Indonesia
disebutkan:
104
Di samping berfungsi seperti bahasa lain, BahasaIndonesia mempunyai fungsi istimewa, yaitu fungsimembina, memelihara serta mempertebal rasa danjiwa kesatuan Indonesia ... Bahasa Indonesia telah raembuktikan peranannya yang maha penting sebagai penempa serta pemandu rasa dan jiwa kesatuan Indonesia.
Dari dua contoh tentang kedudukan mata pelajaran ter
sebut, terlihat bahwa mata pelajaran-mata pelajaran Ke
lompok Dasar itu tidak dimaksudkan untuk membina siswa men
jadi seorang ahli berdasarkan spesialisasi tertentu, mela-
inkan lebih ditekankan pada pembinaan watak, sikap mental,
atau secara umum pembinaan aspek afektif yang berguna bagi
pembinaan seorang warga negara. Oleh karena itulah maka
kelompok mata pelajaran tersebut di atas digolongkan seba
gai program pendidikan umum.
5.4 Tujuan Program Pendidikan Umum
Di dalam Kurikulum SMA 1964 secara khusus, tidak di
temukan tujuan kelompok Dasar yang bisa disebut atau dika
tegorikan sebagai tujuan program pendidikan umum. Namun
tujuan program pendidikan umum dapat ditelusuri pada tuju
an setiap mata pelajaran yang termasuk kelompok atau prog
ram pendidikan umum seperti tersebut di atas.
Mata pelajaran Kewargaan Negara mempunyai tujuan un
tuk:
Membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasiladan bertanggung jawab akan terwujudnya masyarakatsosialis Indonesia yang adil dan makraur, materiildan spirituil.
105
Selanjutnya disebutkan pula bahwa untuk mencapai tu
juan itu unsur-unsur manusia sosialis Indonesia harus di-
penuhi, yaitu yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a) kepribadian dan kebudayaan Indonesia;b) seraangat patriot paripurna;c) asas Pancasila;d) semangat gotong-royong;e) jiwa pelopor (swadaya dan daya cipta);f) susila can budi luhur;g) kesadaran kesahajaan dan mengutamakan kejujuranh) kesadaran mejidahulukan kewajiban daripada hak;i) kesadaran mendahulukan kepentingan umum daripa
da kepentingan pribadi;j) kerelaan berkorban dan hid up hemat;k) asas Demokrasi Terpimpin;1) asas Ekonomi Terpimpin;m) disiplin;n) kepandaian untuk menghargai waktu;o) cara berfikir rasional dan ekonomis;p) kesadaran bekerja untuk membangun dengan kerja
keras.
Tujuan mata pelajaran ^ewargaan Negara tersebut di
atas (yang secara singkat adalah membentuk manusia susila
yang berjiwa Pancasila) dan unsur-unsur manusia sosialis
Indonesia asbagai ciri-cirinya , menunjukkan bahwa tujuan
tersebut ditekankan pada pembinaan aspek afektif (sikap,
mental) ,bukan hanya memberikan pengetahuan belaka tentang
masalah kewargaan negara.
Dalam rencana pelajaran Bahasa Indonesia terlihat
beberapa hal yang menunjukkan tujuan/fungsi mata pelajaran
Bahasa •Lndonesia, yaitu:
- Bahasa Indonesia mempunyai fungsi yang istimewa,yaitu fungsi membina, memelihara, serta memper-tebal rasa dan jiwa kesatuan Indonesia ;
106
- Untuk mencapai tujuan pokok pendidikan SMA di-perlukan pengajaran bahasa nasional yang cukupraendalam dengan memahami benar-benar pokok-pokokaturan Bahasa Indonesia, dan mengerti sungguh-sungguh arti tiap-tiap perkataan bahasa kitaserta perasaan yang terkandung di dalamnya;
- untuk membina kepribadian nasional, melalui ke-insafan dan keyakinan bahwa bahasa nasional kita.... sudah hampir setaraf dengan bahasa asingyang sudah lama digunakan sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Hal ini dengan sandirinya memberi ke-percayaan serta kebanggaan kepada diri sendiriyang berarti timbulnya kepribadian yang wajar.
Jika kita telaah' tujuan mata pelajaran Bahasa Indo
nesia tersebut di atas, pada intinya adalah untuk membina,
memelihara dan mempertebal rasa dan jiwa kesatuan Indone
sia, dan untuk membina kepribadian nasional, sebagai tu-
juan-tujuan afektif; dan untuk memberikan pemahaman dan pe-
ngertian tentang aturan-aturan Bahasa Indonesia, sebagai
tujuan aspek kognitif. Jadi terlihat sekali bahwa tujuan
tersebut di atas lebih ditekankan pada aspek afektif atau
pembinaan kepribadian; suatu ciri dari tujuan pendidikan
umum (general education).
Selanjutnya mata pelajaran Sejarah Indonesia mempu
nyai tujuan sebagai berikut:
1. iViendidik anak-anak agar menjadi warga negarayang susila serta berjiwa Pancasila;
2. ^emberikan pengetahuan Sejarah Indonesia yangcukup kepada anak agar dapat dipergunakan dalamhidup kewargaan negaranya dan untuk melanjutkanpelajarannya ke perguruan-perguruan yang lebihtinggi.
107
Sedangkan tujuan mata pelajaran Ilmu Bumi Indonesia
adalah:
1. 1Vlengemukakan fakta-fakta Ilmu Bumi yang berhu-bungan dengan alam dan bangsa Indonesia;
2. Memperbesar rasa cinta dan tanggung jawab terhadap bangsa dan tanah air;
3. Membangkitkan kesadaran akan adanya hubunganberjaring antara bangsa-bangsa di dunia ter-utama bangsa-bangsa Asia-Afrika.
Jika kita perhatikan tujuan mata pelajaran Sejarah
Indonesia pada nomor (l), dan tujuan Ilmu Bumi Indonesia
pada nomor (2) dan (3), ketiganya merupakan tujuan yang
menekankan aspek afektif. Sedangkan tujuan Sejarah Indo
nesia pada nomor (2) dan tujuan Ilmu Bumi Indonesia pada
nomor (l) menunjukkan tujuan pada aspek kognitif.
Selanjutnya mata pelajaran BUdi Pekerti mempunyai
tujuan untuk:
Membentuk manusia susila yang berjiwa Pancasiladan bertanggung jawab akan terwujudnya masyarakatsosialis Indonesia yang adil dan makmur, materiildan spirituiil.
iV]ata pelajaran Pendidikan Jasmani mempunyai tujuan
untuk:
Mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindak, dan karya yang diberibentuk, isi dan arah menuju kebulatan kepribadiansesuai dengan cita-cita kemanusiaan Indonesia.
Sedangkan tujuan mata pelajaran Pendidikan ^esehatan
adalah:untuk mencapai kesehatan anak didik yang optimaldengan cara:
108
a. menyelenggarakan usaha-usaha ke arah perbaikandan pemeliharaan kesehatan, sehingga tercapaihasil tenaga yang seefesien-efesiennya;
b. memperkembangkan pengetahuan, kebiasaan dan sikap yang berhubungan dengan hidup sehat; dan
c. memperkembangkan pengertian tentang kesehatanperorangan dan kesehatan sosial/masyarakat.
Ada pun mata pelajaran Pendid ikan Agama dalam Niri-
kulum SMA 1964 tidak tercantum tujuannya, yang tercantum
hanya materi mata pelajarannya saja. Dengan demikian sulit
untuk mengidentifikasi apa tujuan Pendidikan Agama terse
but.
Dari beberapa tujuan mata pelajaran-mata pelajaran
tersebut di atas terlihat sebagian besar menekankan pada
aspek efektif, sehingga memperkuat kesirapulan bahwa tuju-
an-tujuan tersebut dapat dikategorikan sebagai tujuan pen
didikan umum. Dengan memahami tujuan-tujuannya, maka mata
pelajaran-mata pelajaran kelompok Dasar di atas memang la-
yak untuk disebut atau dikategorikan sebagai program pen
didikan umum (general education).
5.5 Materi Program Pendidikan Umum
Materi program pendidikan umum dalam Kurikulum SMA
1964 adalah materi-materi dari tiap-tiap mata pelajaran
pendidikan umum seperti telah disebutkan di atas. Oleh ka
rena itu dalam uraian di bawah ini akan diuraikan materi
dari mata pelajaran Kewargaan ^egara, Bahasa Indonesia ,
Sejarah Indonesia, Ilmu Bumi Indonesia, Pendidikan Agama,
dan Pendidikan Jasmani & KQsehatan.
109
(a) Materi K-ewargaan Negara
Materi pelajaran Kewargaan ^egara ternyata mempunyai
kaitan yang sangat erat dengan tujuan dari mata pelajaran
tersebut, yang tujuannya adalah membentuk manusia susila
yang berjiwa Pancasila dan bertanggung jawab atas terwujud-
nya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur, ma-
teril dan spiritual, ^ebutuhan untuk membentuk manusia su
sila yang berjiwa Pancasila, yang pada saat itu ditafsirkan
sebagai manusia sosialis Indonesia, antara lain dipenuhi
oleh materi mata pelajaran yang menyangkut tentang Sosial-
isme Indonesia, disaraping materi-materi yang biasa menjadi
ciri isi mata pelajaran K-ewargaan ^egara, seperti hak dan
kewajiban warga negara, dasar negara, UUD, lembaga- lembaga
ne gara da n se ba gai nya .
Jika diperinci, materi mata pelajaran Kewargaan Nega
ra untuk kelas satu sampai dengan kelas tiga pada Kurikulum
SMA 1964 meliputi materi pokok sebagai berikut:
a) Pancasila, meliputi: lahirnya Pancasila, bentukPancasila; Pancasila sebagai alat peraersatu;Pancasila sebagai dasar negara dan sebagai kepribadian bangsa.
b) Susunan negara RIra leiputi: sejarah penyusunanUUD %5; perubahan-perubahan dalam UUD negara kita; RI sebagai negara kesatuan, lagu kebangsaan,lambang negara; lembaga-lembaga negara.
c) Manipol RI, meliputi: Dekrit Presiden; garis besar Manipol; Jarek (Jalan Revolusi Kita); rnem-bangun dunia kembali, dan Resopim sebagai pen-jelasan Manipol.
d) Sosialisme Indonesia, meliputi: pengertian umum
110
sosialisrae; Sosialisme Indonesia adalah sosial-isme menurut kepribadian Indonesia; latar belakang sejarah cita-cita sosialisme Indonesia :sosialisme Indonesia adalah amanat p'enderitaanrakyat; ketegasan sosialisme Indonesia; Jalanmenuju cita-cita sosialisme Indonesia.
e) Cita-cita perdamaian dunia RI.
f) Warga negara RI dan Pemerintahnya, meliputi:warga negara RI; yang diusahakan oleh Pemerintahuntuk warga negaranya; kewajiban dan tanggung jawab warga negara; hak-hak warga negara; partaipolitik dan pemilihan umum; front nasional.
g) kewajiban dan tanggung jawab warga negara sebagai anggota masyarakat, meliputi'•warga negara yang baik dalam kehidupan masyarakat: warga negara yang baik dalam kehidupan ke-luarga jperlindungan terhadap hidup dan hak mi-lik; pengaruh masyarakat terhadap kepribadianwarga negaranya; memajukan pengetahuan dan kebudayaan.
h) Kewajiban dan tanggung jawab warga negara dalamkehidupan ekonominya, meliputi:kemajuan manusia dalam kehidupan ekonomi; manusia dan sumber-sumber alam; manusia memfaedah -kan waktu dan ruang; kewajiban dan tanggung jawab warga negara dalam kehidupan ekonomi masyarakat.
i) Sejarah perjoangan pergerakan kemerdekaan Indonesia (mulai 20 Mei 1908 s.d. 17 Agustus 1945).
Materi nomor (c) dan (d) adalah materi yang paling
jelas mencerminkan pengaruh suasana politik pada masa itu,
selain tersirat juga di dalam materi lainnya. Memang mata
pelajaran K-ewargaan Negara, yang diwajibkan pada semua sis
wa adalah mata pelajaran yang mendapat pesan yang paling
utama untuk membina manusia -manusia yang memiliki sifat-
sifat yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan politik masa
itu, yakni terbentuknya manusia baru Indonesia, Manusia
Sosialis Indonesia.
Ill
Di dalam rencana raata pelajaran Kewargaan Negara ju
ga disebutkan bahwa di samping unsur Manusia Sosialis In
donesia (seperti yang telah disebutkan di muka), maka po
kok-pokok moral nasional dan moral internasional harus di-
jalinkan dalam mata pelajaran Kewargaan Negara, sehingga
menjadi moral Manusia Sosialis Indonesia. Adapun pokok-po
kok moral nasional dan moral internasional yang harus di-
jalinkan dalam mata pelajaran Kewargaan Negara itu adalah
sebagai berikut:
a) Pokok-pokok Moral Nasional:
1. Cinta bangsa dan tanah air, menyempurnakan kemerdekaan dalamaagala bidang: nasional, politik, sosial,ekonomis, kulturil;
2. Setia kepada sosialisme Indonesia dan berusaha kerasuntuk melaksanakannya;
3. Bekerja sungguh-sungguh dengan secara tertib untukkemakmuran dan keadilan, materiil spirituil, bagisemua warga negara tidak peduli keturunannya, keper-cayaannya, kesukuannya, golongannya, jenis kelamin-nya;
4. urang yang tidak bekerja tidak mendapat pangan-peru-mahan;
5. Mereka yang sama sekali tidak dapat bekerja, cacatberat, baik jasmani maupun rohani, menjadi tanggung-an negara/masyarakat;
6. Tiap-tiap warga negara berwajib untuk menjaga danmemajukan kekayaan nasional;
7. Kesungguhan dan kejujuran dalam melaksanakan tugasnegara atau tugas kemasyarakatan;
8. Gotong-royong dalam segala karya yang penting, satuuntuk semua, semua untuk satu;
9. ^ubungan yang baik antar orang-orang perseorangansaling menghormat dan tolong-menolong; manusia adalah kawan bagi manusia (homo homini socius);
10. Sopan santun, jujur, dan berhati bersih dalam perga-ulan sehari-hari, baik di dalara masyarakat maupun dilingkungan ruraah tangga;
112
11. saling menghormat dalam kehidupan keluarga danpurhatian yang khas bagi pemeliharaan dandan pendidikan anak-anak;
12. Menjaga kebersihan dan keindahan rumah tangga,halaman, dusun, kota dan alam;
13. Melawan segala macam kelaliman, korupsi, peng-hisapan, penindasan, dan parasitisme 'beser->ta sebab-sebabnya yang terpenting di dalam negeri, ialah: individualisme, liberalisme, feo-dalisme, dan kapitalisme ;
14. Orang sosialis Indonesia hanya merasa bahagiaapabila semua orang yang di sekitarnya, di dalam masyarakatnya/negaranya merasa bahagia pula. Orang sosialis Indonesia tidak merasa bahagia kalau orang-orang di sekitarnya dan negaranya menderita.
b) Pokok-pokok moral internasional:
1. Mengusahakan persahabatan dengan saling meng-hormati dan saling membantu antar bangsa Indonesia dan semua bangsa di dunia, tidak membencibangsa atau jenis bangsa (rase) yang manapun;
2. Mengusahakan solidaritas antara semua rakyatpekerja di seluruh dunia yang sama-sama menen-tang penghisapan manusia oleh manusia (exploitation de l'horame par 1' homme);
3. Melawan segala macam kolonialisine dan imperial-isme (exploitation d'une nation par une autrenation) di seluruh muka bumi, sehingga terwujuddunia baru yang bersih dari segala macam penghisapan, penindasan, dan penjajahan;
4. Mengusahakan perdamaian yang sejati dimana semua bangsa di seluruh dunia dapat bekerja dengan a man dan dengan saling membantu untuk ke-bahagiaan mereka masing-masing atas dasar keba-hagiaan universil.
Di dalam rencana pelajarannya juga disebutkan bahwa
yang menjadi buku pegangan utama dalam mengajarkan Kewar
gaan Negara adalah buku "Manusia dan Masyarakat Baru Indo
nesia (Civics)" yang dikarang oleh Mr. Supardo, dkk. dan
diterbitkan oleh Departemen PD dan K. Selain itu juga di -
muat daftar buku kepustakaan guru yang sebagian besar
113
berupa pidato-pidato dan tulisan Presiden Soekarno dan
naskah resmi Dasar ^egara dan UUD 194.5.
Buku "Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia (Civics)"
yang menjadi pegangan utama dalam mengajarkan Kewargaan
^egara, jika dikaji isinya sebagian berisi a jaran - a jaran
(pidato) Presiden Soekarno, misalnya tentang Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, Manifesto Politik (Manipol),
Laksana Malaekat (jalannya Revolusi Kita/ Jarek), dan la-
in-lainnya. Selain itu juga berisi materi yang biasa ada
dalam civics, seperti: sejarah pergerakan/perjuangan rak-
yat Indonesia; Pancasila dan UUD 19^5; kewajinn dan hak
warga negara.
Jika dikaji ulang, maka tampaklah bahwa mulai dari
materi pelajaran, unsur-unsur manusia sosialis, pokok- po
kok moral nasional dan internasional- yang harus ter jalin
dalam materi, dan juga buku pegangan utama dari mata pel
ajaran Kewargaan Negara dalam Kurikulum SMA 1964, jelas
menunjukkan adanya pengaruh yang besar dari suasana kehi
dupan politik yang ada pada masa itu (masa demokrasi ter
pimpin) .
(b) Materi ^ejarah Indonesia
Mata pelajaran Sejarah Indonesia dalam Kurikulum
SMA 1964 dianggap dapat memberikan sumbangan yang besar
sekali dalam menunjang terlaksananya jalan yang akan di-
tempuh dan tujuan revolusi Indonesia. Oleh karena itu
114
mata pelajaran sejarah Indonesia diharuskan untuk bersifat:
a) Proklamasi-sentris;
b) Ber-Eskatologi masyarakat Sosialis Indonesia.
Proklamasi-sentris berarti bahwa*.
1. Semua perjuangan bangsa Indonesia sejak abad ke17 ... hanya mempunyai tujuan satu, yaitu Indonesia merdeka; cita-cita ini akhirnya tercapaiPada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 berarti: lahirnya Negara Kesatuan RI, pecahnya RevolusiIndonesia dan saat pembangunan Masyarakat Sosialis Indonesia. Ini berarti bahwa sejarah sesudah tanggal 17-8-1945 bertujuan merealisasicita-cita proklamasi itu.
Ber-eskatologi masyarakat Sosialis Indonesia berarti bahwa:
1. Gerak arah sejarah bangsa Indonesia ini sejakjaman dahulu menuju kepada pembentukan masyarakat yang adil dan makmur atau masyarakat Sosialis Indonesia berdasarkan Pancasila,
2. Dalam memberikan tinjauan dan seleksi fakta-fak-ta sejarah haruslah selalu berpedoman kepadadiperteguhnya dan terwujudnya cita-cita masyarakat Sosialis Indonesia itu.
Periode atau pembabakan ^ejarah Indonesia yang digu
nakan, yang tentunya menyangkut jenis-jenis dan ruang
lingkup materinya, ditentukan sebagai berikut:
a) Jaman Prasejarahb) Jaman sejarah:
1) MaSa Kejayaan Nasional (+ th. 400 - 1600 M),khususnya jaman Sriwijaya dan Majapahit;
2) Masa penindasan kolonial dan penghisapan fe-odal (± th 1600 - 1908 M):- akibat penghisapan dan penindasan;- perlawanan rakyat terhadap penghisapan dan
penindasan kolonial/penjajah.
115
3) Masa menuju ke Sosialisme Indonesia (th. 1908 -sekarang / 1964):(a) jaman perintis 1908 - 1927(b) jaman penegas 1927 - 1938(c) jaman pencoba 1939 - 1942(d) jaman pendobrak 1942 - 1945(e) jaman pelaksanan 1945
- 1945 - 1950 periode physical revolution- 1950 - 1955 periode survival- 1955 periode social dan economic
al revolution.
Ternyata dari uraian materinya sebagian besar materi
Sejarah Indonesia adalah tentang kerajaan-kerajaan Indone
sia pada masa kejayaan nasional, dan sekitar perlawanan-
perlawanan bangsa Indonesia di berbagai daerah pada masa
penindasan kolonial dan penghisapan feodal. Sedangkan ma
teri pada masa menuju ke Sosialisme Indonesia (1908 -I964)
sangat sedikit dan hanya tentang peristiwa sekitar Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 dan peristiwa-peristiwa sesudahnya.
(c) Materi Ilmu Bumi Indonesia
Materi mata pelajaran Ilmu BUmi Indonesia terbagi
dalam tiga bidang, yaitu Ilmu Bumi Aiam Indonesia, Ilmu
Bumi Sosial Indonesia, dan Ilmu Bumi Ekonomi Indonesia.
Ada pun materi selengkapnya adalah sebagai berikut:
(1) Ilmu Bumi Alam Indonesia, meliputi: letak(geografis, astronomis, kultur historis, sosial ekonomis dan politis); luas dan bentukgeografis; relief (daratan dan dasar laut);tenaga endogen dan eksogen; iklim; vegetasi;fauna; dan batu-batuan.
(2) Ilmu Bumi Sosial Indonesia, mencakup: Pendu-duk (jumlah, penyebaran, kepadatan, angka ke-lahiran dan kematian, susunan penduduk); raig-rasi Indonesia; Pendidikan dan kesehatan penduduk; sumber tenaga; lalu-lintas.
116
(3) Hmu Bumi Ekonomi Indonesia, mencakup: perta-nian, kehutanan, perikanan, peternakan, per-tambangan, dan industri.
Jika materi-materi pelajaran Ilmu Bumi Indonesia itu
dihubungkan dengan tujuan mata pelajarannya, maka meteri
tersebut secara langsung berkaitan dengan tujuan pertama
yaitu mengemukakan fakta-fakta ilmu bumi yang berhubungan
dengan alam danbangsa Indonesia. Jadi sifatnya kognitif.
Tujuan kedua, yaitu memperbesar rasa cinta dan tanggung ja
wab terhadap bangsa dan tanah air merupakan tujuan tidak
langsung atau tujuan penyerta dari materi yang diberikan.
Sedangkan tujuan ketiga, yaitu membangkitkan kesadaran akan
adanya hubungan berjaring antara bangsa-bangsa di dunia
terutama bangsa-bangsa Asia-Afrika, ternyata tidak ada ma
teri pendukungnya.
(d) Materi Bahasa Indonesia
Materi pelajaran Bahasa Indonesia ternyata tidak
ada yang secara khusus ditujukan untuk mencapai tujuan
merabina, meraelihara dan raempertebal rasa kesatuan bangsa
Indonesia dan kesadaran serta kebanggaan terhadap bahasa
Indonesia. Namun pencapaian tujuan-tujuan itu merupakan
tujuan tidak langsung atau efek penyerta dari materi pel
ajaran Bahasa Indonesia.
Materi pelajaran Bahasa Indonesia mencakup materi
pokok sebagai berikut:
117
a. ^ercakap-cakap, berpidato, bertukarpikiran;b. Membaca (membaca dalam hati, membaca teknis,dan
membaca estetis);c. Pengetahuan bahasa;d. mengarang;
e. Tata bahasa, meliputi:- rumpun bahasa Austronesia;- Fonetik, tekanan suara, lagu kalimat, akar ka-
ta, kata dasar, kata jadian;- awalan, akhiran, persengauan;- subyek, predikat, obyek, keterangan;- kalimat tanya, kalimat perintah, bentuk aktif
dan pasif;- jenis kata, pembentukan kata benda, kata ma-
jemuk, kata ulang, kata kerja, kata keadaan,kata ganti, kata bilangan, dll.
- berraacam-macam kalimat menurut bentuk dan isi;kalimat tunggal dan kalimat majerauk;
- berbagai arti kata, perasaan kata, kiasan kata, analogi dan kontaminasi.
f. Kesusastraan, antara lain meliputi:
- prosa dan puisi, epis, liris, plastis, roman-tik, realisme, neo-realisme;
- dongeng, hikayat, riwayat, legenda, mythe,fa-bel, roman, novel, essay, drama;
- sajak asonansi, aliterasi, irama, metrum,dis-tichon, dll.;
- riwayat kesusastraan Indonesia sebelum dansesudah Islam datang;
- Abdullah bin Abdulkahar Munsyi, : zaman BalaiPustaka, Pujangga Baru, zaman Jepang, Angkat-an '45, Angkatan Baru: tokoh-tokoh sastra danhasil karyanya.
Di antara keenam materi pokok Bahasa Indonesia itu
ternyata yang mendapat porsi jam terbanyak adalah materi
tata bahasa dan kesusastraan.
(e) Materi Pendidikan Agama
Dibandingkan dengan rencana mata pelajaran lainnya,
rencana mata pelajaran Pendidikan Agama termasuk kurang
lengkap, karena hanya terdapat uraian bahan tanpa ada tu
juan kurikuler atau petunjuk lainnya. Namun demikian,
118
uraian tentang bahan atau materi pelajarannya cukup jelas.
Materi pendidikan agama berbeda-beda untu setiap
macam agama. Sebagai salah satu contoh, peneliti akan meng-
arabil raateri dari Pendidikan Agama Islam. Materi Pendidik
an Agama Islam untuk setiap kelas terdiri dari einpat mate
ri pokok, yaitu Keimanan/Tauhid, Fiqih, ^ejarah Islam, dan
Akhlak. Adapun perincian materi dari keempat raateri pokok
tersebut adalah sebagai berikut:
- Keimanan/Tauhid, mencakup a.l.:Ilmu Tauhid dan Ilmu Kalam; dalil-dalil; bukti-bukti dan dasar-dasar Ilmu Tauhid; sekitar rukuniman dan rukun Islam beserta uraiannya; iman kepada Allah menurut filsafat Barat dan ahli sunn-ah wal jamaah. ; tentang raurtad dan kafir; golongan ahli sunnah; mu1 jizat, keraraat, sihir dan is-tidraj; tawakkal.
- Fiqih, mencakup a.l.:sumber-sumber hukum Islam (usulfiqh) dan muamalah(hukum perekonomian, hukum perkawinan, dan warisIslam); tumbuh-tumbuhan dan binatang yang halaldan haram.
- Sejarah Islam mencakup a.l:Sejarah kelahiran dan perjuangan Nabi Muhammad ;sejarah turunnya AI Qur'an; sekitar masa DaulahBani Umayyah dan Abbasiyah; Syiah; Mu'tazilah ;dan penyebaran Islam ke luar Arab (termasuk keIndonesia).
- Materi Akhlak mencakup a.l.:Pentingnya akhlak dalam membentuk pribadi dan masyarakat yang bahagia; mengerjakan tuntutan agama dan menjauhi larangannya; hubungan akhlak daniman; menurut ilmu akhlak moderen membentuk manusia sosial adalah mendidik mereka berakhlaktinggi; menghargai diri; hak dan kewajiban manusia sebagai anggota masyarakat; berkorban untukbangsa dan nusa dianjurkan oleh Islam, naluridan gharizah (sifat/bakat) dalam jiwa anak; si_fat-sifat yang baik (jujur, berani. adil, hormatmenghormati, hemat-cermat dan teliti); penyakitakhlak; keyakinan dan ketabahan hati.
119
Sekalipun tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama
tidak dicantumkan, namun dari uraian materi pokok tersebut
di atas terlihat .bahwa pendidikan agama buka sekedar mem
berikan pengetahuan ilmu keagamaan belaka, melainkan lebih
jauh lagi untuk menanamkan dan mempertinggi keimanan, ke-
taqwaan, dan akhlak yang tinggi. Jika diklasifikasikan,
materi-materi tersebut terdiri dari materi pengetahuan dan
ilmu agamanya sendiri dan materi-materi yang menyangkut
aspek nilai dan moral dari ajaran Agama Islam tersebut.
(f) Materi Budi Pekerti
Materi mata pelajaran Budi Pekerti (raata pelajaran
ini tergabung dalam mata pelajaran Pendidikan Agama) tidak
mempunyai materi khusus tersendiri, melainkan dinyatakan
telah terjalindalam materi Pendidikan Kewargaan Negara,khu
sus unya yang menyangkut pokok-pokok moral nasional dan mo
ral internasional.
(g) Materi Pendidikan Jasmani
Bidang Pendidikan Jasmani meliputi:
1) Pendidikan kewaspadaan nasional;2) Latihan kerja; dan3) Datihan olahraga;
Pendidikan Kewaspadaan Nasional yang ditujukan ke
pada pembangunan nasional, fitness, kesegaran serta keta-
hanan nasional yang harus dilandasi oleh kesegaran jasmani
dan kesegaran mental nasional, meliputi:
120
1) berkelana dan berkemah, demi cinta tanah air;2) berlayar dan berdayung, cemi rasa cinta perairan
tanah air;3) terbang layang dan aeromodelling, demi rasa
cinta angkasa di tanah air;4) pencak silat, demi self-confidence dan penguasa-
an skill pembelaan diri;5) pendidikan persiapan pertahanan rakyat.
Aktifitas-aktifitas di atas menunjukkan bahwa bukan
hanya untuk mencapai ketrampilan-ketrampilan tertentu, me
lainkan juga untuk tujuan cinta kepada tanah air, yang
merupakan tujuan yang bersifat afektif.
Sedangkan materi latihan olahraga untuk kelas satu
sampai dengan kelas tiga meliputi empat materi pokok, ya
itu:
- bersenam:
- bermain (dengan macam-macam olahraga permainan);- atletik (lari, lorapat, lempar): dan- pembelaan diri (pencak, renang).
(h) Materi Pendidikan Kesehatan
Pendidikan Kesehatan yang terpadu dengan Pendidikan
Jasmani meliputi tiga bagian, yaitu:
a) pelayanan-pelayanan dalam hal kesehatan;b) pengajaran kesehatan; danc) hidup sehat dalam lingkungan sekolah.Khusus mengenai pengajaran kesehatan meliputi materi:
Arti kesehatan; kesehatan perorangan; gizi; kesehatan mental; keselaraatan dan PPPK; pendidikan kehidupan dalam keluarga; pencegahan penyakit; rae-ngunjungi obyek kesehatan.
Sedangkan bidang hidup sehat dalam lingkungan sekolah meliputi penciptaan suatu lingkungan fisikdan juga hubungan sosial yang baik dan sehat di'sekolah.
121
Deraikianlah deskripsi latar belakang dan konteks,
tujuan, struktur program, dan materi dari program pendi
dikan umum Kurikulum SMA 1964. Analisis dan interpretasi
terhadap program pendidikan umum tersebut akan dilakukan
pada bab IV.
6. Program Pendidikan Umum dalam Rencana Pendidikan dan
Pelajaran SMA 1968
Rencana Pelajaran dan Pendidikan SMA I964 (Kurikulum
SMA I964) ternyata tidak berjalan lama, karena pada tahun
1968, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah mengelu
arkan dan memberlakukan kurikulum SMA yang baru, yang pa
da saat itu diberi nama Rencana Pendidikan dan Pelajaran
SMA 1968 (untuk selanjutnya disebut Kurikulum SMA 1968 ).
Lahirnya Kurikulum SMA 1968 tidak bisa dilepaskan dari su
asana kehidupan sosial-politik di Indonesia yang terjadi
pada saat itu. Oleh karena itu untuk raeraahami Kurikulum
SMA 1968 perlu difahami pula latar belakang dan konteks
dari kurikulum tersebut.
6.1 Latar Belakang dan Konteks
Pada tahun 1965 keluar Keputusan Presiden No. 145/
1965 tentang Nama dan Rumusan Induk Sistim Pendidikan Na
sional, dan lahir pula Penetapan Presiden RI No. 19 tahun
1965 tentang Pokok-pokok Sistim Pendidikan Nasional Panca
sila. Keputusan dan Penetapan Presiden tersebut dikeluar
kan satu tahun setelah lahirnya Kurikulum SMA 1964.
122
Beberapa hal penting yang terdapat pada Pen.Pres No.
19/1965 tentang Pokok-pokok Sistim Pendidikan Nasional
Pancasila, baik dalam dasar pertimbangan maupun isinya an
tara lain sebagai berikut:
- Pendidikan Nasional merupakan unsur mutlak dalamNation dan Character Building, dan Sistim Pendidikan Nasional harus sesuai dengan tuntutan Revolusi Indonesia;
- Dasar dan asas pendidikan nasional adalah Pancasila -Manipol/Usdek;
- Tujuan pendidikan nasional adalah supaya mela-hirkan warganegara-warganegara sosialis Indonesia yang susila, yang bertanggung jawab atasterselenggaranya Masyarakat Sosialis Indonesia,adil dan makmur baik spirituil maupun. materiildan yang berjiwa Pancasila ... seperti dijelas-kan dalam Manipol/Usdek;
- Isi moral Pendidikan Nasional baik yang diseleng-garakan oleh Pemerintah maupun swasta adalahPancasila - Manipol/Usdek;
- Politik Pendidikan Nasional a'dalah Manifesto Politik Republik Indonesia beserta pedoman-pedomanpe la ksa naa nnya.
Jika diperhatikan, ketentuan-ketentuan dalam PenPres
tersebut di atas terlihat diwarnai oleh filsafat sosialis
me dan garis politik yang dianut oleh Pemerintah (Orde La
ma). Jadi ide dasar dari ketentuan-ketentuan di atas ialah
bagaimana mengupayakan mentransformas i nilai-nilai sosial
isme (termasuk jiwa Manipol-Usdek) yang dipegang oleh Pe
merintah ke dalara dunia pendidikan.
PenPres No. 19/1965 dan KepPres No. 145/1965 ternya
ta secara formal belum dilaksanakan, karena munculnya pe
ristiwa G 30 S/PKI. Namun demikian, asbe narnya ketentuan-
123
ketentuan seperti tersebut di atas telah menjiwai pelaksa-
naan pendidikan di Indonesia, termasuk menjiwai Kurikulum
SMA 1964.
Peristiwa G 30 S/PKI yang terjadi pada awal bulan .
Oktober 1965 telah membawa kekacauan pada segala sendi ke
hidupan bangsa dan negara Indonesia, baik di bidang poli
tik, ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Bidang pendidik
an pun termasuk mengalami kekacauan, dan memang keadaan
dunia pendidikan pada waktu itu sudah sangat parah, akibat
pertentangan-pertentangan dalam bidang politik sebelumnya.
Pada bulan Maret 1966 lahirlah Orde Baru yang mem
punyai perjuangan yang berbeda sekali dengan Orde Lama.
Pemerintah Orde Baru bertekad untuk mengadakan koreksi to
tal di segala bidang terhadap segala tindakan Orde Lama,
khususnya terhadap produk-produk hukum yang dikeluarkannya
yang dianggap menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 (mi
salnya adanya keputusan hukum tentang pengangkatan Presi
den seumur hidup). Pemerintah Orde Baru telah bertekad
untuk melaksanakan Pancasila ,dan UUD 19^,5 secara murni
dan konsekuen dan menerapkannya di segala bidang kehidupan.
Untuk mengadakan koreksi total dan penataan kehidup
an baru bangsa Indonesia di segala bidang, maka di awal ma
sa Orde Baru, MPRS mengeluarkan produk-produk hukuranya.
^eteta pan MPRS yang menyangkut bidang pendidikan adalah
^etetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidik-
124
an dan Kebudayaan, yang isinya antara lain sebagai ber
ikut:
- Bahwa agama, pendidikan dan kebudayaan merupakanunsur mutlak dalam rangka nation and characterbuilding.
- Pasal 1:Merobah dictum Ketetapan MPRS No. Il/MPRS/ i960Bab II pasal 2 ayat (3)> dengan menghapuskan kata " .... dengan pengertian bahwa murid-murid berhak tidak ikut serta, apabila wali murid/ muriddewasa menyatakan keberatannya..." sehingga ka-limatnya berbunyi sebagai berikut " menetapkanpendidikan agama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitas-universitas negeri."
- Pasal 2 (Dasar Pendidikan):Dasar pendidikan adalah falsafah negara Pancasila.
- Pasal 3 (Tujuan Pendidikan):Membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkanketentuan-ketentuan s eperti yang dikehendaki olehPembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
- Pasal 4 (Isi Pendidikan):Untuk mencapai dasar dan tujuan tersebut di atasmaka Isi Pendidikan adalah sebagai berikut:
(1) Mempertinggi mental-moral-budi pekerti danmemperkuat keyakinan beragama;
(2) Mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan; dan(3) Membina/memperkembangkan physik yang kuat
dan sehat.
Selanjutnya MPRS pun mengeluarkan Resolusi No. Ill/
Res/MPRS/1966, yang antara lain menyatakan bahwa penerapan
sistem Pendidikan Pancasila adalah dengan cara-cara:
1. Mengintensifkan pendidikan agama sebagai unsurmutlak untuk national and character building disemua sekolah dan lembaga pendidikan, denganmemberikan kesempatan yang soimbang.
2. Melarang usaha penumbuhan dan pengembangan dok-trin-doktrln yang bertentangan dengan Pancasilaantara lain Marxisme-l'eninlsme (Komunisme).
125
Kedua keputusan MPRS tersebut di atas memperlihatkan
adanya kebijakan-kebijakan tentang pendidikan. Namun sebe
narnya ada perubahan yang lebih mendasar yang menyebabkan
perubahan-perubahan di berbagai bidang, termasuk di bidang
pendidikan. Perubahan yang mendasar itu adalah perubahan
pada dasar filsafat negara yang dianut dan dilaksanakan.
Jika pada masa Orde Lama filsafat negara Pancasila telah
ditafsirkan dengan Manipol-Usdek dan telah cenderung ke
arah sosialisme dan komunisme, maka ketika Orde Baru lahir
dasar filsafat negara Pancasila segera dibersihkan dari
unsur-unsur sosialisme-komunisme. Pancasila kemudian dite-
gakkan lagi dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
Dengan adanya perubahan mendasar tersebut, maka dunia pen
didikan pun perlu disesuaikan dan ditata kembali sejalan
dengan S3 manga t Orde Baru.
Kedua keputusan MPRS di atas mencerminkan penataan
kembali terhadap pendidikan di Indonesia dan merupakan su
atu koreksi terhadap ketentuan-ketentuan tentang pendidik
an yang dikeluarkan oleh Pemerintah Orde Lama. Misalnya,
apabila dalam Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/I966 tujuan
pendidikan nasional adalah pembentukan manusia Pancasila
se jati, maka hal ini disebabkan karena Pancasila sangat
diperlukan untuk mengubah mental masyarakat yang sudah ba
nyak mendapat indoktrinasi Manipol-Usdek. Pemurnian Pan
casila dianggap sebagai jaminan untuk tegaknya Orde Baru.
126
Dengan Ketetapam MPRS No. XXV.II/MPRS/i966, mata pel
ajaran Pendidikan Agama mendapat kedudukan yang lebih ku-
at. Jika dalam Ketetapan MPRS No. II/MPRS/196O, Bab II pa
sal 2 ayat (3) dinyatakan bahwa Pendidikan Agama menjadi
pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sam
pai dengan universitas negeri, dengan pengertian bahwa mu
rid-murid berhak tidak ikut serta apabila wali murid/ mu
rid dewasa menyatakan keberatannya. Maka dengan Ketetapan
MPRS No. XXVII/MPRS/ 1966, kata "dengan pengertian bahwa
murid-murid berhak tidak ikut serta apabila wali murid/mu
rid dewasa menyatakan keberatannya , dihapus. Dengan demiki
an ketetapan tersebut berbunyi sebagai berikut: "Pendidik
an Agama menjadi pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari
sekolah dasar sampai dengan universitas negeri." Jadi ber
dasarkan Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/I966, mata pelajar
an Pendidikan Agama menjadi mata pelajaran wajib dari ting
kat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi negeri.
Dengan adanya ketentuan-ketentuan di atas, maka ku-
rikulum-kurikulum persekolahan produk Orde Lama, di antara-
• nya Kurikulum SMA 1964, harus ditinjau dan diperbaiki lagi
untuk disesuaikan cengan tekad perjuangan Orde Baru, yaitu
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan kon-
sekuen. Oleh karena itulah lahir Kurikulum SMA 1968, yang
merupakan perbaikan dari Kurikulum SMA 1964*
127
6»2 Struktur Program Rencana Pendidikan dan Pelajaran
SMA 1968
Kurikulum SMA 1968 (Rencana Pendidikan dan Pelajar
an SMA 1968) lahir selain karena perubahan ideologis-poli-
tis, juga karena Kurikulum SMA Gaya Baru I964 dianggap me
miliki kekurangan-kekurangan. Dalam kata pengantar Kuriku
lum SMA 1968 disebutkan bahwa Kurikulum SMA 1968 bukanlah
kurikulum baru, melainkan kurikulum SMA Gaya Baru yang di-
serapurnakan.
Dasar pendidikan, tujuan pendidikan dan isi pendidik
an SMA menurut Kurikulum SMA 1968 tidak lain merupakan pen-
cerminan dari dasar, tujuan, dan isi pendidikan menurut Ke
tetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966. Dalam Kurikulum SMA 1968
disebutkan sebagai berikut:
a) Dasar pendidikan: Falsafah Negara Pancasila.b) Tujuan Pendidikan SMA:
1) Membentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti dikehendakioleh Pembukaan dan isi UUD 1945j
2) Mempersiapkan anak didik untuk memasuki perguruan tinggi, dengan jalan mematangkan mental intelegensinya yang dilengkapi dengan dasar-dasar umum kecakapan, kejujuran, danpembinaan perkembangan fisik yang kuat dansehat;
3) Memberikan dasar-dasar keahlian umum kepadaanak didik, sesuai dengan bakat dan minatmasing-masing dalam pelbagai lapangan, sehingga tamatannya dapat mengembangkan diri-nya pada lembaga-lembaga pendidikan lainnyadan lembaga-lembaga masyarakat yang memerlu-kan SMA sebagai dasarnya.
128
c) Adapun isi pendidikan atau struktur program kurikulum SMA 1968 terdiri dari tiga kelompok,yaitu Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila, Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar, dan KelompokPembinaan Kecakapan Khusus.
Beberapa perbedaan yang terdapat pada Kurikulum SMA
1968 dibandingkan Kurikulum SMA I964 antara lain terdapat
pada struktur jurusan. Jika dalam Kurikulum SMA 1964 ter
dapat empat jurusan (Budaya, Sosial, Ilmu Pasti, dan Ilmu
Pengetahuan Alam), maka dalam Kurikulum SMA 1968 diseder-
hanakan menjadi dua jurusan (kelompok), yaitu jurusan Ilmu
Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (Pas-Pal) dan jurusan Sas
tra -Sosial-Budaya. Dengan penyederhanaan jurusan atau ke
lompok dari empat menjadi dua, dianggap mempunyai banyak
keuntungan, yaitu: a) menghemat biaya, b) menghemat ruang,
c) menghemat energi, d) menghemat waktu, dan e) mengatasi
frustrasi murid.
Dalam struktur program Kurikulum SMA 1968 terdapat
tiga program atau kelompok mata pelajaran, yaitu Kelompok
Pembinaan Jiwa Pancasila, Kelompok Pembinaan Pengetahuan
Dasar, dan Keiompok Pembinaan Kecakapan Khusus (lihat Ta
bel VI).
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila adalah kelompok
raata pelajaran yang menitikberatkan pada pembinaan mental-
budi-pekerti Pancasila dan memperkuat keyakinan beragama.
Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar adalah kelompok mata
pelajaran yang menitikberatkan pada penguasaan dasar-dasar
129
ilmu pengetahuan beserta segi kegiatan mata pelajaran ma-
sing-masing. Sedangkan Kelompok Pembinaan Kecakapan Khu
sus adalah untuk membina ketrampilan-ketrampilan tertentu
sebagai bekal hidupnya kelak, antara lain berupa mata pel
ajaran Pendidikan Kese jahteraan Keluarga dan prakarya pi
lihan.
Jika struktur program Kurikulum SMA 1968 (lihat ta
bel VI hal. 130) dibandingkan dengan Kurikulum SMA 1964,
maka persamaannya terlihat pada adanya kelas satu bersama
(kelas satu tunggal) dan penjurusannya mulai kelas dua.
Perbedaannya terlihat pada pembagian jurusan (kelompok )
dan pembagian kelompok mata pelajaran.
Dalam Kurikulum SMA 1964 struktur program mata pel
ajaran (struktur program kurikulum) terbagi dalam empat
kelompok atau program, yaitu Kelompok Dasar, Khusus, Pe
nyerta, dan Krida & Prakarya. Sedangkan pada Kurikulum
SMA 1968 kelompok mata pelajaran terdiri dari tiga kelom
pok, yaitu Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila, Pembinaan
Pengetahuan Dasar, dan Pembinaan Kecakapan Khusus. Per-
' bedaan tersebut bukan hanya pada nama kelompok, tetapi
juga pada komposisi mata pelajaran yang masuk ke dalam
tiap-tiap kelompok.
Adapun struktur program Kurikulum SMA 1968 secara
lengkap adalah seperti tertera dalam tabel VI berikut ini.
TA
BE
LV
IS
TR
UK
TU
RP
RO
GR
AM
KU
RIK
UL
UM
SMA
19
68
\3yrusan
1^Kelas
""•"
1 <elas
ISASTRA-SOSIAL-BUDAYA
ILMU
PASTI/ILMU
*
Kelora^^
pok
^\
Kelas
II
Ill
PENGET.
ALAM
II
III
PEMBINAAN
1.
Pend.
Agama
31.
Pend.
Agama
33
1.
Pend.
Agama
33
OIWA
PAN
2.
Pend.
Kewar
2.
Pend.
Kewargaan
2.
Pend.
Kewargaan
CASILA
gaan
Negara
2Negara
22
Negara
22
3.
Bhs.Indonesia
33.
Bhs.
Indonesia
33
3.
Bahasa
Indonesia
33
4.
Pen.Olahraga
34.
Pend.
Olahraga
33
4.
Pend,
olahraga
33
PEMBINAAN
1.
Sejarah
31.
Bhs.&
Kes.Indon.
44
1.
Aljabar
dan
Analit
34
PENGETAHU
2.
Geografi
22.
Sejarah
33
2.
Ilmu
Ukur
Sudut
11
AN
DASAR
3.
Ilmu
Pasti
53.
Geog,
&Antrop.Bd.3
33.
Ilmu
Ukur
Ruang
22
4.
Fisika
44.
Ekon.
&Koperasi
33
4.
Fisika
44
5.
Kimia
35.
Menggambar
22
5.
Mekanika
22
6.
Biologi
26.
Bhas.Inggris
44
6.
Kimia
45
7.
Ekonomi
dan
27.
I.
Penget.Alam
22
7.
Menggambar
22
Koperasi
Sast-Bud
|Sast-Sos
8.
Biologi
33
8.
9.
Menggambar
Bhs.
Inggris
2 38.
Bhs.Kawi
I.Pasti
29.
Sej.Keb.j
Peng.Dag
1&
Kes
10.1.Pasti
!Tt.Buku
2
3 2 2
9.
Bhs.
Inggris
33
PEMBINAAN
1.
Pend.
Kesejah
•1.
Pend.
Kesejaht.
1.
Pend.
Kesejaht.
KECAKAPAN
Keluarga
2Keluarga
2-
Keluarga
2-
KHUSUS
2.
Prakarya
Pili
han:
2.
Prakarya
pi
lihan:
2.
Prakarya
pi
lihan:
a.
Kesenian
1a.
Kesenian
1-
a.
Kesenian
1—
b.
Bhs./Ke-'
b.
Bahasa/
Ketram-
b.
Bahasa/Ketram-
tramp./dll
2pilan/
dll.
23
pilan/
dll.
23
Du
mla
hja
mse
min
gg
u4
24
24
24
24
2
131
6.3 Struktur Program Pendidikan Umum
Struktur program Kurikulum SMA 1968 terbagi dalam
tiga kelompok, yaitu Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila, '
Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar, dan Kelompok Pembi
naan Kecakapan Khusus. Dari ketiga kelompok tersebut ter
nyata tidak ada yang secara eksplisit bernama atau berla-
bel program pendidikan umura (general education).
Dengan menggunakan kriteria program pendidikan umum
pada bab II yang lalu, apakah mungkin kelompok "Pembinaan
Pengetahuan Dasar" dapat disebut sebagai program pendidik
an umum. Ternyata tidak mungkin, karena kelompok Pembina
an Pengetahuan Dasar ini lebih menekankan pada pembinaan
pengetahuan akademis siswa, tidak dikhususkan untuk membi
na siswa menjadi warga masyarakat dan warga negara yang
baik. Lagi pula mata pelajaran dalam kelompok Pembinaan
Pengetahuan Dasar berbeda-beda untuk tiap-tiap jurusan,ka
rena memang kelompok mata pelajaran tersebutlah yang men-
cirikan perbedaan dari tiap-tiap jurusan. Sementara itu
kelompok "Pembinaan Kecakapan Khusus" pun tidak tepat un
tuk disebut sebagai program pendidikan umum, karena lebih
ditekankan pada penguasaan ketrampilan-ketrampilan khusus
tertentu.
Kelompok mata pelajaran dalam Kurikulum SMA 1968
yang dapat dikategorikan sebagai program pendidikan umum
ternyata adalah Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila. Hal ini
132
karena dalam Kurikulum SMA 1968 sendiri disebutkan bahwa
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila adalah kelompok mata
pelajaran yang menitikberatkan pada pembinaan mental-budi-
pekerti Pancasila dan memperkuat keyakinan beragama. Jadi
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila ini lebih menekankan pa
da pembinaan aspek afektif siswa atau pembinaan kepribadi
an siswa. Selain itu juga karena Kelompok Pembinaan Jiwa
Pancasila ini merupakan mata pelajaran wajib yang diberi
kan kepada semua siswa di setiap jurusan dan di setiap ke
las. ^leh karena itu tepatlah kiranya jika dikatakan bahwa
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila merupakan atau berkedu-
dukan sebagai program pendidikan umum (general education).
Dengan kata lain, program pendidikan umum dalam Kurikulum
SMA 1968 adalah Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila.
Program Pendidikan Umum (kelompok Pembinaan Jiwa Pan
casila) pada Kurikulum SMA 1968 terdiri dari empat mata
pelajaran, .yaitu:
1) Pendidikan Agama;
2) Pendidikan Kewargaan Negara;
3) Bahasa Indonesia; dan
4) Pendidikan Olahraga.
Jadi dalam Kurikulum SMA.1968, program pendidikan
umumnya terdiri dari empat mata pelajaran, berbeda dengan
program pendidikan umum pada Kurikulum SMA 1964 yang ter
diri dari enam mata pelajaran pokok. Keempat mata pelajaran
133
tersebut di atas diberikan kepada setiap siswa mulai dari
kelas satu sampai dengan kelas tiga dan diberikan pada se
mua jurusan (Sastra-Sosial-Budaya dan Ilmu Pasti & Ilmu
Pengetahuan Alam).
6*4 Tujuan Program Pendidikan Umum
Di dalam Kurikulum SMA 1968 tidak ada rumusan yang
secara khusus atau secara eksplisit menyebutkan tentang
tujuan program pendidikan umum. Namun di dalam uraian ten
tang isi pendidikan SMA disebutkan bahwa kelompok mata
pelajaran yang menitikberatkan pada pembinaan mental-budi-
pekerti Pancasila dan memperkuat keyakinan beragaraa adalah
kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila. Dari pengertian terse
but secara implisit dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
kelompok Pembinaan J.iwa Pancasila, yang merupakan program
pendidikan umum, adalah untuk membina mental budi pekerti
Pancasila dan memperkuat keyakinan beragama para siswa.
Dengan kata lain, program pendidikan umum (kelompok Pembi
naan Jiwa Pancasila) bertujuan membina para siswa agar me
miliki mental budi pekerti Pancasila dan memiliki keyakin
an beragama yang kuat.
Tujuan seperti tersebut di atas lebih bersifat tuju
an afektif, karena menyangkut aspek mental, budi pekerti
dan keyakinan (belief). Jadi tujuannya memang untuk pembi
naan kepribadian siswa, khususnya aspek afektifnya.
134
Tujuan program pendidikan umum dapat pula ditelusuri
dari tujuan (kurikuler) tiap mata pelajaran yang termasuk
program pendidikan umum pada Kurikulum SMA 1968. Misalnya
mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara mempunyai tuju
an untuk:
i) Meresapkan pengertian, mental-moral-budi pekerti yang terkandung dalam Pancasila seperti yangdikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945;
2) Meresapkan pengertian dan jiwa isi Undang-undangDasar 1945 beserta pelaksanaannya yang dijiwaifalsafah Pancasila;
3) Meresapkan rasa tanggung jawab sebagai warga ne-- gara yang mengetahui haknya, kewajibannya dan
tempat pengabdiannya selaku "Pandu (Ibu Pertiwi)Indonesia".
Tujuan Pendidikan Kewargaan Negara tersebut di atas
menunjukkan keterpaduan ketiga ranah (domain), yaitu ranah
kognitif (meresapkan pengertian), ranah afektif (meresap
kan mental, moral, budi pekerti) dan psikomotor (pengamal-
annya). Jika disimpulkan, tujuan Pendidikan Kewargaan Ne
gara tersebut adalah untuk membina para siswa agar memili
ki pengertian, memiliki mental, moral, dan budi pekerti
Pancasila dan UUD 19^5 serta melaksanakannya, dan agar
•menjadi warga negara yang memiliki rasa tanggung jawab ser
ta mengetahui hak dan kewajibannya.
Sementara itu mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam
Kurikulum SMA 1968 tidak tercantum tujuan kurikulernya se
hingga sulit untuk mengidentifikasi tujuannya itu. Se
dangkan mata pelajaran Pendidikan Agama mempunyai tujuan
135
yang sesuai dengan isi pendidikan SMA dan menurut TAP MPRS
No. XXVII/MPRS/I966, yaitu untuk memperkuat keyakinan ber
agama .
Sementara itu mata pelajaran Pendidikan Olahraga ber-
tujuan raengambil bagian dalam pembangunan dan modernisasi
bangsa dan negara dengan 33gala aspeknya, memelihara persa-
tuan dan kesatuan bangsa, persahabatan antar bangsa, serta
untuk mencapai cita-cita membentuk manusia Pancasilais se-
jati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti dikehendaki
oleh Pembukaan dan isi UUD 1945» yaitu: l) mempertinggi
mental, moral, budipekerti dan memperkuat keyakinan ber
agama, 2) mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan, dan 3)
membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
Deraikianlah beberapa tujuan dari mata pelajaran prog
ram pendidikan umum yang mempunyai kaitan erat dengan tu
juan dari pendidikan umum sendiri, dan mempunyai hubungan
pula dengan tujuan pendidikan nasional.
6.5 Materi Program Pendidikan Umum
Materi program pendidikan umum dapat dilihat dari
materi tiap-tiap raata pelajaran yang termasuk program pen
didikan umum, yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama, Pen
didikan Kewargaan Negara, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan
Olahraga.
136
(a) Materi Pendidikan Agama
Materi Pendidikan Agama dalam Kurikulum SMA 1968
berbeda-beda untuk setiap agama. Untuk keperluan peneliti-
an ini, peneliti mengambil salah satu contoh dari raateri
Pendidikan Agama Islam. Materi Pendidikan Agama Islam da
lam Kurikulum SMA 1968 meliputi materi pokok tentang Ke
imanan/Tauhid, Fiqih/Syariah/ Akhlak, dan Sejarah Islam.
Perincian dari kelima materi pokok itu antara lain:
- Keimanan/Tauhid: rukun iman; sifat-sifat Allanyang wajib, mustahil, dan jaiz; takdir dan.ikh-tiar; rukun Islam; dll.
- Fiqh/Syariahj meliputi a.l.:sumber-sumber hukum Islam (AI Quran, Hadits,Ij-ma, Qiyas); Muamalah-(pembagian keuntungan -ke-rugian, riba, sewa-menyewa, serikat dagang,pin-jara-meminjam,' gadai, bank); perkawinan (nikah ,wali dalam nikah, talak, lian, iddah); hal w'a-ris (pusaka/warisan, susunan ashobah-dan hijab)
- AI Quran: membaca dan mehami ayat-ayat AI Quranyang berhubungan dengan keimanan, syariah, danakhlak;
- Akhlak, meliputi:akhlak terhadap orang tua, guru tetangga, danteman; sifat-sifat akhlak yang mulai; sifat-sifat akhlak yang tercela (penyakit akhlak), dll.
- Se jarah/Tarikh Islam:sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW; sejarahpenyebaran agama Islam ke berbagai wilayah, dll.
(b) Materi Pendidikan Kewargaan Negara
Materi mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara
berintikan sebagai berikut:
a) Pancasila dan UUD 1945-b) Ketetapan-ketetapan MPRS 1966 dan selanjutnya;c) Pengetahuan umum tentang PBB.
137
Jika diperinci, materi tersebut di atas meliputi ma
teri sebagai berikut (dari kelas satu s.d. kelas tiga):
a. Pancasila dan UUD 192+5:- Pembukaan UUD 1945 (Pengertian Negara'Kesatu
an; tujuan mewujudkan keadilan sosial; fahamkedaulatan rakyat; Negara RI berdasarkan atasKetuhanan Yang Maha Esa);
- Batang Tubuh UUD 1945: bentuk dan kedaulatan,MPR, kekuasaan Pemerintahan ^egara, DPA, ke-mentrian negara, kekuasaan kehakiman, Pemerintah Daerah, DPR, hal ' keuangan, warga negara, agama, pertahanan negara, pendidikan,kesejahteraan sosial, bendera dan bahasa, perubahan UUD;
b. Hasii-hasii Sidang Umura IV dan Sidang IstiraewaMPRS:
Ketetapam MPRS tahun 1966 dan 1967; kedudukandan fungsi semua lembaga negara tingkat pusatdan daerah menurut UUD 45; pemilu, penegasanpolitik luar negeri RI; supersemar; kabinetAmpera; otonomi daerah; pembubaran PKI danpelarangannya; pembinaan kesatuan bangsa;
c. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB):sejarahnya; struktur organisasi; tugas dan we -wenang bagian-bagian; Piagam Bangsa-bangsa.
Jika dikaji, materi-materi Pendidikan ivewargaan Ne
gara tersebut lebih banyak bersifat pengetahuan (kognitif)
tentang kewarganegaraan Indonesia, daripada aspek nilai-mo-
ral Pancasilanya yang terlihat sangat sedikit. Sebagian
besar materi Pendidikan Kewargaan Negara di atas adalah
tentang UUD 1945. Jika dibandingkan dengan materi Kewarga
an Negara pada ^urikulum SMA. 1964, maka tampak sekali per-
•bedaannya. PKN pada KUrikulum SMA'1968 banyak raengurangi
isi politik dan ideologi pada PKN Kurikulum 1964, serta
penambahan titik berat pada prinsip-prinsip Pancasila dan
UUD 1945 yang perlu dilaksanakan sacara murni dan konsekuen.
138
(c) Materi Bahasa Indonesia
Materi mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi ti
ga hal pokok, yaitu sbb.:
a) Kemahiran bahasa;b) Tata bahasa; danc) Kesusastraan.
Perincian dari ketiga materi pokok tersebut adalah
sebagai berikut:
- Kemahiran bahasa di antaranya meliputi:membaca (dalam hati, teknis, dan estetis); ber-cakap-cakap, pidato, diskusi, deklamasi, menga-rang; pengetahuan bahasa;
- Tata bahasa meliputi:sejarah dan rumpun bahasa Austronesia; fonetikdan ejaan; jenis kalimat; tekanan dan lagu kalimat; kalimat tunggal; pengambilan kata-kataasing; jenis kata; morfologi; kalimat majemuk;kata penghubung; peristiwa bahasa (analog!» kon-taminasi, dll.);
- Kesusatraan meliputi:pengertian dan pembagian kesusastraan; gayabahasa; puisi; aliran-aliran kesusastraan; pembagian prosa; pengaruh Hindu dan Islam- kesusastraan masa Abdullah; timbulnya Komisi Bacaan ;Balai Pustaka; Roman dan ^engarang BP; Pengarangdi luar BP; tokoh dan hasil karya angkatan Pu-jangga Baru; Masa Jepang; masuknya bentuk sone-ta; hasil karya dari penulis Angkatan 45; cerpendan puisi bebas sesudah Angkatan 45.
(d) Materi Pendidikan Olahraga
Materi Pendidikan Olahraga tidak jauh berbeda de
ngan materi Pendidikan Jasmani pada Kurikulum SMA I964.
Materinya meliputi teori dan praktek dari materi pokok:
senam, atletik (lari, lempar, dan lompat), permainan -per
mainan,dan renang, serta olahraga rekreatif.
139
Demikianlah deskripsi latar belakang, konteks, tuju
an, struktur program, dan materi program pendidikan umum
dalam Kurikulum SMA 1968. Analisis dan interpretasi terha
dap program pendidikan umum tersebut akan dilakukan pada
bab IV.
?• Program Pendidikan Umura dalam Kurikulum SMA. 1975
7.1 Latar Belakang dan Konteks
Kurikulum SMA 1968 mulai diberlakukan pada tahun
1969. Sejak saat itu pula telah banyak terjadi perkembang
an dan perubahan-perubahan di masyarakat kita, juga pada
kebijakan-kebijakan politik (khususnya yang menyangkut
pendidikan), dan pada dunia pendidikan sendiri. Perubahan-
perubahan yang terjadi sejak tahun 1969 itu tentu saja
belum dapat diperhitungkan pada saat penyusunan Kurikulum
SMA 1968.
Pemerintah Orde Baru sejak awalnya telah mencanang-
kan bahwa Orde Baru- merupakan orde pembangunan. Oleh kare
na itulah Pemerintah Orde Baru segera melakukan perencana-
an pembangunan yang mulai direalisasikan pada tahun 1969
dengan melaksanakan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPE-
LITA) yang pertama. Repelita pertama kemudian disusul
oleh Repelita kedua yang mulai dilaksanakan pada tahun
1974.
Pada tahun 1973, Majlis Perrausyawaratan Rakyat (MPR)
mengeluarkan ketetapan tentang Garis-garis Besar Haluan
140
Negara (GBHN) yang menjadi landasan bagi pelaksanaan Repe
lita kedua. Dalam GBHN tersebut terdapat beberapa hal pen
ting yang menyangkut kebijakan pendidikan, antara lain se
bagai berikut:
Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan atasFalsafah Negara Pancasila dan diarahkan untukmembentuk manusia-manusia pembangunan yang ber-Pancasila dan untuk membentuk Manusia Indonesiayang sehat jasmani dan rokhaninya, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, dapat mengembangkankreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkansikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertaibudi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya danraencintai sesama manusia dengan ketentuan yangtermaktub dalam Undang-undang Dasar 1945.
Kutipan dari GBHN tersebut di atas menjelaskan ten
tang dasar dan tujuan pendidikan nasional. Dasar pendi
dikan nasional adalah falsafah Negara Pancasila, sama se
perti yang dinyatakan dalam ketentuan-ketentuan yuridis-
formal sebelumnya. Sedangkan tujuan pendidikan nasional
dirumuskan secara berbeda dengan rumusan tujuan pendidikan
nasional yang pernah ada sebelumnya. Rumusan tujuan pendi
dikan nasional dalam GBHN 1973 tersebut di atas disesuai
kan dengan masa pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh
pemerintah, sehingga tujuannya diarahkan untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
Selanjutnya GBHN 1973 menyebutkan pula:
Untuk mencapai cita-cita tersebut, maka kurikulumdi semua tingkat pendidikan, mulai dari Taman • Ka-nak-kanak sampai Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta harus berisikan Pendidikan Moral Pancasila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskanjiwa dan nilai-nilai 1945 kepada Generasi Muda.
141
Ketentuan tersebut di atas menyiratkan bahwa perlu
ada mata pelajaran yang disebut Pendidikan Moral Pancasila.
Mata pelajaran tersebut dalam Kurikulum SMA 1968 belum ada,
sehingga tentunya perlu dimasukkan dalam kurikulum yang
baru.
Selanjutnya GBHN 1973 juga memberikan ketentuan ten
tang mata pelajaran Pendidikan Agama, yang dinyatakan se
bagai berikut:
Diusahakan bertambahnya sarana-sarana yang diper-lukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan dankehidupan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esatermasuk pendidikan agama yang dimasukkan ke dalamkurikulum di sekolah-sekolah mulai dari sekolahdasar sampai dengan universitas-universitas negeri.
(GBHN Bab IV hurup b butir 3)
Ketentuan tentang Pendidikan Agama tersebut di atas
menyiratkan bahwa Pendidikan Agama merupalran mata pelajar
an yang harus dimasukkan ke dalam kurikulum-kurikulum di
sekolah-sekolah dan berkedudukan sebagai mata pelajaran
yang wajib diikuti oleh semua siswa (mahasiswa) mulai dari
sekolah dasar sarapai dengan perguruan tinggi. Jadi pendi
dikan Agama di sekolah tidak berkedudukan lagi sebagai raa
ta pelajaran pilihan yang bisa diikuti atau tidak.
Di samping adanya kebijakan-kebijakan yang baru dari
lembaga tertinggi negara yang menyangkut pendidikan, dunia
pendidikan sendiri, khususnya dunia persekolahan, sejak
Repelita I telah mengalami perubahan-perubahan yang meru
pakan hasil dari usaha pembaharuan pendidikan. Usaha
142
pembaharuan pendidikan itu antara lain melalui pencetakan
buku-buku pelajaran dan pembaharuan sekolah melalui Proyek
Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) #i Juga adanya pembaha
ruan di dalam sistem bela jar-me nga jar yang dirasakan dan
dinilai lebih efektif dan efisien. Hal-hal seperti ini men-
dor ong bagi lahirnya sebuah kurikulum baru.
Sementara itu di masyarakat timbul keluhan - keluhan
tentang mutu lulusan pendidikan yang dianggap masih memi
liki kekurangan, sehingga mend or ong para petugas pendidik
an untuk meninjau sistem yang sedang berlaku yang didasar-
kan pada Kurikulum 1968.
Selain itu, .di persekolahan pada tahun 1973 > pada
saat Kurikulum 19b8 telah berlangsung lebih-kurang lima
tahun, berlangsung situasi berlakunya berbagai kurikulum.
Di SMA misalnya, kita mengenal kurikulum gaya Sekolah Pem
bangunan, Kurikulum gaya. SMPP, kurikulum gaya Konperensi
Sukabumi, Kurikulum 1968, dan kurikulum menurut buku paket
(soedijarto, 1980 : 8).
Dengan adanya kebijakan baru dan pembaharuan- pemba
haruan di bidang pendidikan, serta adanya kenyataan di ma
syarakat dan di sekolah-sekolah seperti yang disebutkan di
atas, telah mendorong bagi lahirnya Kurikulum 1975• Di da
lam ketentuan-ketentuan pokok Kurikulum SMA 1975 disebut
kan bahwa tema penyusunan Kurikulum 1975 adalah untuk me-
nyelaraskan kurikulum SMP/SMA dengan kebijaksanaan baru di
143
bidang pendidikan nasional, dan inovasi di bidang sistem
belajar-mengajar dalara rangka meningkatkan mutu pendidikan
nasional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang
membangun.
7.2 Struktur Program Kurikulum SMA 1975
Sistem Kurikulum 1975 yang meliputi dimensi tujuan,
struktur, materi, penyajian dan sistem evaluasi yang ber
beda dari kurikulum sebelumnya dimaksudkan sebagai sistem
yang dapat raenunjang tercapainya sasaran pembaharuan dan
pembangunan pendidikan, yaitu: (l) pemerataan kesempatan
mengikuti pendidikan, (2) meningkatkan mutu pendidikan,
(3) meningkatkan relevansi pendidikan, dan (4)meningkatkan
effesiensi dan effektifitas pendidikan (Soedijarto, 1980:
8-9).
Kurikulum 1975 memiliki karakteristik khusus yang
membedakannya dari kurikulum-kurikulum sebelumnya, antara
lain digunakannya pendekatan yang berorientasi pada tuju
an. Hal ini berarti bahwa segala beban pelajaran dankegi-
atan belajar-mengajar dipilih, direncanakan, dan diorgani-
sasikan sesuai dengan tujuan pendidikan yang hendak dica-
pai. Selain itu dalam organisasi pelajarannya, Kurikulum
1975 menganut pendekatan bidang studi, sehingga lahirlah
bidang studi IPA, IPS, PMP, dan Iain-lain. Dalam sistem
belajar-mengajar juga menggunakan pendekatan PPSI (Prose-
dur Pengembangan Sistem Instruksional).
144
Sebelum memahami struktur program Kurikulum SMA 1975
dengan mudah, perlu difahami terlebih dulu tujuan institu-
sional dari SMA itu. Di dalam Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan tentang Pembakuan Kurikulum SMA 1975 dise
butkan bahwa tujuan umura Pendidikan SMA adalah agar lulus-
an:
- Menjadi warga negara yang baik sebagai manusiayang utuh, sehat, kuat lahir dan batin;
- Menguasai hasil-hasil pendidikan umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan di Sekolah Menengah Umum tingkat Pertama;
- Memiliki bekal untuk melanjutkan studinya kelembaga pendidikan yang lebih tinggi dengan me-ne mpuh:1. program umum yang sama bagi semua siswa;2. program pilihan bagi mereka yang mempersiap-
kan dirinya untuk studi di lembaga pendidikanyang lebih tinggi;
- Memiliki bekal untuk terjun ke masyarakat denganmengambil ketrampilan untuk bekerja yang dapatdipilih oleh siswa sesuai dengan minatnya dankebutuhan masyarakat.
Tujuan institusional SMA menurut Kurikulum 1975 ter
sebut di atas, jika diperhatikan jauh lebih jelas dan le
bih lengkap jika dibandingkan dengan tujuan SMA pada kuri-
kulura-kurikulum sebelumnya. Dengan memahami tujuan insti
tusional SMA tersebut, tidak akan terlalu sulit untuk me
mahami struktur programnya.
Pada Kurikulum 1975> SMA dibagi ke dalara tiga jurus
an, yaitu: jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pe
ngetahuan Sosial (IPS), dan jurusan Bahasa. Pembagian ju
rusan ini berbeda dengan pembagian jurusan menurut
145
Kurikulum SMA 1968 yang mengenal dua jurusan (Sastra-Sosi-
al-Budaya dan Pas-Pal) ataupun dengan Kurikulum SMA 1964
yang raengenal empat jurusan (Budaya, Sosial, IPA, dan Ilrau
Pasti).
Struktur program Kurikulum SMA 1975 terdiri dari
tiga program, yaitu: (l) Program Pendidikan Umum, (2)Prog-
rara Pendidikan Akademis, dan (3) Program Pendidikan Ke-
trampilan.
Program Pendidikan Umura ialah pendidikan yang ber
sifat umum, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan men
cakup Program Pendidikan Moral Pancasila yang berfungsi ba
gi pembinaan warga negara yang baik.
Pendidikan Akademis ialah pendidikan yang diberikan
sebagai persiapan untuk melanjutkan studi. Sedangkan prog
ram Pendidikan Ketrampilan ialah pendidikan yang, diberikan
kepada siswa agar memiliki sesuatu kemampuan untuk bekerja
yang dapat digunakan bila tidak melanjutkan studinya.
Dalam struktur program kurikulum SMA 1975, jumlah
mata pelajaran yang diberikan setiap minggu dan jumlah jam
pelajaran efektif di sekolah setiap minggu, lebih sedikit
daripada jumlah mata pelajaran dan jam pelajaran pada Ku
rikulum SMA 1968. Selain itu, pada Kurikulum SMA 1975 ti
dak terdapat lagi pelajaran yang diberikan satu (1) jam
pelajaran per minggu.
Adapun struktur program Kurikulum SMA 1975 selengkap-
kapnya dapat dilihat pada tabel berikut (tabel VII).
> A- Tlz m m 0> T) C Tl TJ
-12 m z m 3 m -1
70 D> M2 D"0 H
2 Z c z 0
H > O 2 0 CO
CO A" H H T
> 0 D CO
M 7v 1 H
A"
M
A"|
3
J 2 1 1""
M M CD CD 2 TJ O TJ TJ CO CD0)H>H CO CO CO tO CD A- I-1 CD «-t H-
0 a H^ 3" 3-«* 3 3 CD CO 2 3 c a.
CO c CO c . . CD . CO 3" a. CX CO
H- 3 3 A" CD "I TJ. r* 3
gCO XI Tl HHtt CD 3" CO > CQ
r-»CS CD 3 3 rt CO CO CO CO jxj3 3 CQ a. H- CD rt CD CO j?j
CC CQ CQ . 7C 3 C0\ 3 tr*.
•CO r* 3 CO
<O H
«-t T 2 • HCO H- CO
1 N| Nl 4k cn <J> ro ro ro ro CO CD COH- 3 CO
1
TJ TJ *— 2 2
ilihanilihan
3-T) H-0) H- 33 H" O
*_* f- n1
CO
"<0
• *
sCO
t_l.
cr•*
COm
2m
CO
A"m
r>CO
ac70
cCO
COHC
H
CD CD 2 H-CD 7* -n M H > C70
t)Xl £D 3- "J >C<Q CD O H- H> H- "0 ' CD CD 2 m70
Z
CD "» CO «0 W- 33 CO 3 CQ o 3 CO > 0) CO COT)
OO
3 CO H- . XT HH- 3"CO H- 4 H- H- 3" 3" r+
c3 <
t_i. O
3 CDCQ CO
A) CT 11 .
CO 7TCO
. . CD3
M H CO
CO 7T Q) CD rH CO 2 a t co a" rn H M 3 3 rt 33
3 CO CO 3" Tl CO CD CD CO CD O 7C CD Tl CO Q. K- ^CO CO H- 0) > 3 3 O 3-«-».X> O \ CO (fl O JT 2
H- 3 • crco CQ CO . 3 DC CD 3 COA-
o CO . 4 • 1 V. a -» CD
3Q>
t-1 7\ m M 2 CD > O -1 CO CO CD CD
1* COCO H-
CO H
A-Crc2
O T? TJ CQ CD 3" 3 CD CO CD (0 CO >xi O 0) CO 3 • rtO 3-CJ. H • 3" X
. 3 3 CQ O ICQ CO 3 . >\ CT 1
•
1 . \3*
1 CQ in
1 >0)
04 4k ro 1 ro ro ro *» 45*. cn ro ro ro ro ro H 2>
04 4k ro » ro 04 04 04 04 Ch ro ro ro ro 04M Nl
Ul
04 4k ro 1 04 04 04 04 04 tn ro ro ro ro <£* M
TJ>
N| • ro t -C* 4k 4k 04 04 Ul 1 ro 1 ro UlHM
vl-l to 1 *. 4k 4k 04 04 Ul 1 ro i ro crt M
04 4k
04 4k
ro
ro
1 4k
1 04
ro
4>
4k 4k 04 04
04 04 04
ro
ro
ro
ro
10 ro
ro ro
ro M
TJ)04
M• M CO
04 4k
Nl 1
ro 1 04
04 1
4k 4k
C7>
04 04 04
04 4* 04
ro
1
ro
ro
ro ro
1 ro
4k\
/
U1M
H
Nl I IO 04 1 4k cr> 04 4^ ro 1 ro 1 ro a> M
CD
04 4k ro ro 04 1 ro ui en ro ro ro ro ro ro1 j
04 4k ro ro ro 1 ro en cr» ro ro ro ro ro 04M
>X
04 4k
N| 1
ro
ro
ro ro
1 1
1
Ul
ro
•**
enenro
NJ N| 1
ro
*
ro
ro
ro ro
1 ro
4kCO>Ul M
H
N| 1 ro 1 1 U1 4k N| Nl 1 1 1 ro 1 ro a H
CTn
147
7.3 Struktur Program Pendidikan Umum
Jika dibandingkan dengan Kurikulum SMA I968 dan I964
maupun sebelumnya, dal«m Kurikulum SMA 1975 relatif mudah
untuk menentukan program mana yang dapat disebut sebagai
program pendidikan umura. Hal ini karena dalam Kurikulum SMA
1975 secara eksplisit ada program mata pelajaran yang ber-
label "Program Pendidikan Umura" yang merupakan salah satu
dari tiga program dalam Kurikulum SMA 1975. Sebagaimana te
lah dijelaskan di atas, struktur program Kurikulum SMA 1975
terdiri atas tiga program, yaitu Program Pendidikan umum,
Program Pendidikan Akademis, dan Program Pendidikan Ketram-
pilan.
Menurut SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
Pembakuan Kurikulum SMA 1975 dinyatakan bahwa:
Pendidikan umum, ialah pendidikan yang, bersifatumum, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan mencakup program Pendidikan Moral Pancasila yang ber-fungsi bagi pembinaan warga negara yang baik.
Dalam pengertian di atas, tercantum kalimat " ... dan
mencakup program Pendidikan Moral Pancasila ...". Hal ter
sebut tidaklah berarti bahwa program pendidikan umura dalam
Kurikulum SMA 1975 hanya terdiri dari PMP (Pendidikan Moral
Pancasila). PMP hanyalah salah satu dari bidang studi prog
ram pendidikan umum.
Dilihat dari nama programnya, pengertiannya, dan dari
fungsinya sebagaimana dikemukakan di atas, maka tampaklah
148
bahwa Program Pendidikan Umum dalam Kurikulum SMA 1975 ada
lah program pendidikan umum sebagai arti General Education.
Program Pendidikan Umum dalam Kurikulum SMA 1975 ter
diri dari empat mata pelajaran yang wajib diberikan kepada
semua siswa di setiap kelas dan setiap jurusan. Keempat ma
ta pelajaran tersebut adalah sebagai berikut:
a) Pendidikan Agama;
b) Pendidikan Moral Pancasila (PMP);
c) Pendidikan Olahraga dan Kesehatan; dan
d) Pendidikan Kesenian.
Jadi mata pelajaran yang termasuk Program Pendidikan
Umum pada Kurikulum SMA 1975 terdiri dari empat mata pel
ajaran. Hal ini sama dengan jumlah mata pelajaran program
pendidikan umum yang ada dalam Kurikulum SMA 1968, namun
dengan komposisi mata pelajaran yang berbeda.
Untuk memahami lebih jauh gambaran program pendidikan
umura dalam Kurikulum SMA 1975, maka perlu difahami tujuan
dan materi programnya.
7.4 tujuan Program Pendidikan Umum
Dalam Kurikulum SMA 1975 tidak ada rumusan tuju-an
program pendidikan umum yang eksplisit, namun yang dapat
diidentikkan adalah rumusan tentang fungsi program pendi
dikan umum. Di dalam S1L Menteri ^endidikan dan Kebudayaan,
sebagaimana telah disebutkan d! atas, dinyatakan bahwa:
149
Pendidikan umum , ialah pendidikan yang bersifatumura, yang wajib diikuti oleh semua siswa dan mencakup Program Pendidikan Pancasila yang berfungsibagi pembinaan warga negara yang baik (garis bawahdari pen).
Kalimat terakhir yang digarisbawahi menunjukkan bah
wa pendidikan umum menurut Kurikulum SMA 1975 berfungsi ba
gi pembinaan warga negara yang baik. Namun rumusan fungsi
pendidikan umum tersebut di atas tidak memerinci secara
lebih jauh tentang bagaimana kualifikasi warga negara yang
baik itu. Sekalipun demikian, rumusan "pembinaan warga ne
gara yang baik" sudah mencerminkan suatu tujuan dari prog
ram pendidikan umura (general education) yang benar secara
teoritis (lihat bab II).
Untuk memperjelas tujuan program pendidikan umum ter
sebut, dapat dilihat pula tujuan-tujuan dari setiap mata
pelajaran atau bidang studi yang termasuk dalam program
pendidikan umum.
(a) Tujuan Pendidikan Agama
Pendidikan Agama adalah bidang studi (mata pel
ajaran) yang sejak Kurikulum SMA 1964 dan I968 telah menja
di bagian dari program pendidikan umum, bahkan sejak awal
tahun 1950-an pun telah masuk dalam kurikulum SMA. Dalam
Kurikulum SMA 1975, Pendidikan Agama termasuk salah satu
bidang studi program pendidikan umum. Pendidikan Agama pun
merupakan stlah satu dari dua mata pelajaran yang secara
yuridis-formal ditetapkan oleh GBHN 1973 untuk masuk ke
dalam kurikulum setiap sekolah.
150
Dalam Kurikulum SMA 1975, Pendidikan Agama (dalam
hal ini sebagai sarapel adalah Pendidikan Agama Islam) ber
fungsi sebagai mata pelajaran yang memberikan pengetahuan
tentang pokok-pokok a jaran agama (Islam) sebagai lanjutan
Pendidikan Agama (Islam) di SMP dan mendorong siswa untuk
mengamalkan pokok-pokok ajaran tersebut serta membina me
reka sebagai penganut agama (Islam) yang baik.
Adapun tujuan kurikuler Pendidikan Agama (Islam) Ku
rikulum SMA 1975 secara terinci adalah sebagai berikut:
1. Siswa memahami rukun iman lebih luas dan men-dalam dengan menunjukkan dalil aqli dan naqliserta dapat merasakan hikmah kepercayaannya itudalara hidupnya hingga lebih menunjukkan tanda-tanda keimanan dalam perilaku hidup;
2. Siswa dapat membaca AI Quran dengan lancar danfasih serta dapat memahami ayat-ayat terpilih;
.3. Siswa memahami rukun Islam lebih luas dan men-dalam dengan menunjukkan dalil naqli serta dapat mengetahui dan merasakn hikmah/manfaat men-jalankan rukun Islam itu dalam hidupnya;
4. Siswa dapat mengerjakan shalat wajib, fardu ki-fayah, dan semua macam shalat sunnat dengan memenuhi rukun dan syaratnya;
5. Siswa memahami makna ihsan lebih mendalam danmenunjukkan usaha mengembangkan sifat ihsan dalam dirinya serta dapat menunjukkan dalil naqlidalam hal tersebut;
6. Siswa mengetahui, raengenal, dan menunjukkan tan-da-tanda mematuhi kewajiban dan menjauhi la-rangan dalara hubungan sesama manusia serta mengetahui hikmahnya;
7. Siswa mengetahui, mengenal dan menunjukkan tan-da-tanda mengerjakan pekerjaan yang terpujidan suka meninggalkan perbuatan tercela sertamemelihara harga diri serta kewajaran sikapdan perilakunya sehingga memperoleh kepuasandiri dari perbuatan tersebut dan mengetahui hikmahnya ;
151
8. Siswa mengetahui dan mengenal ketentuan hak daamilik serta jasa dengan mengetahui hikraahnya;
9. Siswa membiasakan diri hidup bersih dan sehatjasmaniah dan rohaniah;
10. Siswa menunjukkan sifat-sifat kepribadian yangbaik seperti hidup sederhana, tenggang rasa,mampu mengendalikan diri, ikhlas dan bertang: -gung jawab dan dapat membentengi diri dari pengaruh yang tidak baik, serta ikhlas dalam setiap tindakannya;
11. Siswa dapat menunjukkan sikap cinta alam, turutserta dalam memelihara, mengolah, dan memanfaa.t-kan alam sekitar;
12. Siswa dapat menunjukkan sikap syukur atas nik-mat Allah SWT.;
13. Siswa mengenal hukum-hukum agama tentang makan-nan dan minuman;
14. Siswa mengetahui dan memahami sejarah pertum-buhan dan perkembangan agama Islam.
Dilihat dari tujuan dan fungsinya tersebut di atas,
Pendidikan Agama (Islam) ternyata bukan hanya memberikan
aspek pengetahuan saja (kognitif), melainkan juga pada
pengamalan (psikomotor) dan pembinaan kepribadian yang ba
ik sebagai penganut agama (afektif). 'Jadi memang terlihat
ada keterpaduan domain (ranah) pada fungsi dan tujuan Pen
didikan Agama (Islam). Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa bidang studi Pendidikan Agama memang berfungsi se
bagai pendidikan agama (religious education) dan bukan
pendidikan / pengajaran tentang agama (education about
religion).
152
(b) Tujuan Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang merupakan bi
dang studi baru dalam kurikulura SMA (meskipun sebenarnya
merupakan penyempurnaan dari Pendidikan Kewargaan Negara)
seperti halnya Pendidikan Agama, ditetapkan oleh GBHN 1973
untuk masuk dalara kurikulura setiap persekolahan. Di 'dalam
Kurikulum SMA 1975 itu, bidang studi PMP termasuk dalah
satu bidang studi program pendidikan umum.
Pendidikan Moral Pancasila bertujuan membentuk siswa
menjadi manusia Indonesia, manusia Pancasila, yakni manusia
warga negara Indonesia yang dapat hidup sesuai dengan pan-
dangan hidup Pancasila dan hidup bernegara seperti yang
diatur oleh UUD 1945. Secara 'terinci, tujuan kurikuler
PMP dalam Kurikulum SMA 1975 adalah sebagai berikut:
1. Siswa memahami Tuhan Yang Maha Esa adalah sebabpertama (qausa prima), sebagai asal dari segalakehidupan!yang mengajarkan persamaan, keadilan,kasih sayang dan kehidupan yang pertama;
2. Siswa memahami prinsip-prinsip dasar yang ter-kandung dalam pasal 29 UUD 1945;
3. Siswa menghargai antara sesama manusia dan me-• miliki sikap saling menghormati dalam pergaulan
antar bangsa;
4. Siswa memahami prinsip-prinsip dasar hak azasimanusia;
5. Siswa mengetahui dan memahami serta dapat me-laksanakan kewajiban dan hak yang harus dilaku-kan dalam kehidupan bermasyarakat;
6. Siswa mengetahui dan memahami pentingnya artikesatuan dan persatuan nasional;
7. Siswa mengerti sistim pertahanan dan kearaanannasional;
153
8. Siswa mengerti ketentuan-ketentuan dan peratur-an-peraturan yang telah ditetapkan untuk mema-jukan masyarakat dan keamanan nasional dan ikutserta dalara usaha pertahanan dan keamanan,;
9. Siswa memahami dan menyadari prinsip-prinsip demokrasi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakatdan bernegara, supaya mampu untuk melaksanakandalam kehidupan sehari-hari;
10. Siswa mengetahui dan mengerti sistim pemerintah-an demokrasi Pancasila;
11. Siswa memahami dasar dan tujuan kehidupan sosi-al-ekonomi Indonesia dan berusaha berpartisipa-si untuk keadilan dan kemakmuran bagi seluruhrakyat;
12. Siswa berusaha melaksanakan prinsip keadilansosial;
13. Siswa mengetahui bahwa UUD %5 adalah merupakanlandasan pokok pembangunan, dan mampu berparti-sipasi dalam pembangunan.
Dengan melihat tujuan-tujuan tersebut di atas, ter
lihat bahwa bidang studi PMP dimaksudkan untuk membina sis
wa dengan nilai-moral Pancasila dan UUD 1945, sehingga me
reka dapat menjadi warga negara yang baik yang Pancasilais.
Tujuan-tujuan PMP tersebut di atas menunjukkan adanya keterpaduan dari domain kognitif, afektif, dan psikoraotor.
Namun jika tujuan kurikuler tersebut , dan juga tujuan in-
struksional dalara GBPP PMP dikaji, ternyata masih terasa
tujuan kognitifnya lebih dominan daripada tujuan afektif.
Hal ini merupakan suatu kekurangan, karena semestinya tu
juan dalam GBPP tersebut menonjolkan domain afektif, seba
gai ciri khas bidang studi (mata pelajaran) pendidikan ni-
lai (moral).
154
(c) Tujuan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Pada Kurikulum SMA 1964 dan I968, Pendidikan Olahra
ga dan Kesehatan termasuk kelompok atau program pendidikan
umum. Pada Kurikulum SMA 1975, Pendidikan Olahraga dan Ke
sehatan juga termasuk program pendidikan umum.
Adapun tujuan kurikuler bidang studi pendidikan
Olahraga dan Kesehatan dalam Kurikulum SMA 1975 adalah:
1. Siswa memiliki pengetahuan, pengertian, sertakesadaran untuk dapat melakukan penilaian sendiri tentang prinsip cara-cara hidup sehat bagipertumbuhan jasmani;
2. Siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan gunameningkatkan unsur-unsur pokok kesegaran jasmani seperti kekuatan, kelincahan, koordinasi,daya tahan, kelentukan, kecepatan, dan staminadalam menghadapi tuntutan kehidupan sehari-hari;
3. Siswa memiliki ketrampilan dan kegemaran melakukan cabang-c aba ng olahraga tertentu sepertiatletik, senam, bela diri, serta macam - macampermainan untuk dapat menciptakan keseimbanganyang serasi antara jasmani, rohani dan sosial.
4. Siswa memiliki kemampuan dan kegemaran untukmelakukan, menciptakan kehidupan yang sehat bagi diri sendiri dan lingkungannya;
5. Si6Wa memiliki tabiat dan sikap untuk mengertidan menghargai hak-hak azasi orang lain, men-cintai sesaraa dan dapat raelayani kepentinganbaik untuk diri sendiri maupun lingkungan.
(d) Tujuan Pendidikan Kesenian
Pendidikan Kesenian merupakan bidang studi baru
yang berkedudukan sebagai pendidikan umum. Pada kurikulum
SMA sebelumnya (1964 dan I968), Pendidikan Kesenian tidak
berkedudukan sebagai pendidikan umum.
154
(c) Tujuan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Pada Kurikulum SMA 1964 dan I968, Pendidikan Olahra
ga dan Kesehatan termasuk kelompok atau program pendidikan
umura. Pada Kurikulura SMA 1975, Pendidikan Olahraga dan Ke
sehatan juga termasuk program pendidikan umum.
Adapun tujuan kurikuler bidang studi pendidikan
Olahraga dan Kesehatan dalara Kurikulura SMA 1975 adalah:
1. Siswa memiliki pengetahuan, pengertian, sertakesadaran untuk dapat melakukan penilaian sendiri tentang prinsip cara-cara hidup sehat bagipertumbuhan jasmani;
2. Siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan gunameningkatkan unsur-unsur pokok kesegaran jasmani seperti kekuatan, kelincahan, koordinasi,daya tahan, kelentukan, kecepatan, dan staminadalam menghadapi tuntutan kehidupan sehari-hari;
3. Siswa memiliki ketrampilan dan kegemaran melakukan cabang-cabang olahraga tertentu sepertiatletik, senam, bela diri, serta macam - macampermainan untuk dapat menciptakan keseimbanganyang serasi antara jasmani, rohani dan sosial.
4. Siswa memiliki kemampuan dan kegemaran untukmelakukan, menciptakan kehidupan yang sehat bagi diri sendiri dan lingkungannya;
5. Siswa memiliki tabiat dan sikap untuk mengertidan menghargai hak-hak azasi orang lain, men-cintai sesaraa dan dapat melayani kepentinganbaik untuk diri sendiri maupun lingkungan.
(d) Tujuan Pendidikan Kesenian
Pendidikan Kesenian merupakan bidang studi baru
yang berkedudukan sebagai pendidikan umum. Pada kurikulum
SMA sebelumnya (1964 dan I968), Pendidikan Kesenian tidak
berkedudukan sebagai pendidikan umum.
155
Adapun tujuan kurikuler Pendidikan Kesenian adalah:
1. Siswa memiliki pengetahuan dan pengertian yangcukup memadai tentang kesenian, untuk dapatmemperkembangkan pengetahuan dan pengertiannyadi kemudian hari;
2. Siswa dapat menikmati, mengagumi, dan mempunyaiapresiasi serta orientasi tentang karya seniIndonesia dan luar negeri;
3. Siswa memiliki ketrampilan yang cukup memadaidalam bidang kesenian, sehingga dapat menjadibekal dalam kehidupannya di kemudian hari.
Dengan melihat tujuan-tujuan kurikuler dari keempat
bidang studi yang termasuk program pendidikan umum tersebut
di atas, maka terlihat tujuannya mengintegrasikan ketiga
ranah (domain), kognitif, afektif, dan psikomotor, seka-
lipun masih ada bidang studi yang terlihat menekankan pada
aspek kognitif. Tujuan-tujuan dari tiap bidang studi ter
sebut memberikan kontribusi yang besar bagi tercapainya ke
terpaduan tujuan program pendidikan umura, yakni membina
warga negara yang baik.
Jika kita mencoba menggambarkan hubungan peranan bi
dang studi program pendidikan umura dalam pencapaian tujuan
pendidikan nasional, maka gambarannya sebagai berikut:
156
Filsafat negara sebagaisumber nilai
Bidang studiPend. Umurasebagai titiktolak prosesbe la jar
Sifat-sifatmanusia sbg,tujuan pend,nasional
Pancasila &UUD ^5 sbg.Frame ofreference
Sehat jasmanidan rohani
Memiliki Pengetahuan danKetrampilan
Kreatif danbertanggungjawab
PENLIuIki-tNAGAMA.
PENDIDIKANMOKAL PANCASILA
w<MANUSIA
±»EMiiAN(iUiN.AN ¥ANCiPANCASILA
DAN UUD
1945 , OLAHUAGA &KESEHATAN
KESENIAN
Berpengetahuan (fun^i^e BEKPaNCA-tinggi dancerdas
Demokratis &penuh tenggangrasa
Budipekertiyang luhur
Mencintaibangsa dan se-sama manusia
PANCASI.
LA LAN
SILA
^v
(Diadaptasi dari kerangka program dan metodikPMP dalam rangka Kurikulum 1975)
Gb. 2 Hubungan Bidang Studi Program Pendiaikan Umumdengan tujuan pendidikan nasional.
Jika kita perhatikan gambar di atas, kita dapat me-
lihat bahwa keempat bidang studi program pendidikan umum
mempunyai konstribusi dalam pencapaian tujuan pendidikan
nasional, khususnya butir-butir tujuan yang bersifat afek
tif, yang mencerminkan sifat-sifat kepribadian yang baik
dari seorang warga negara yang Pancasilais.
157
7.5 Materi Prograra Pendidikan Umura
Materi pendidikan umura dalam Kurikulum SMA 1975 da
pat dilihat dari materi atau bahan pelajaran bidang studi
yang termasuk program pendidikan umura seperti tersebut di
atas. Tiga bidang studi, yakni PMP, Pendidikan Agama , dan
juga Pendidikan Kesenian, lebih ditekankan pada pembinaan
sikap, nilai, moral dan keyakinan siswa. Jadi sebenarnya
raesti lebih bersifat afektif. Sedangkan bidang studi lain
nya, yaitu Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, sekalipun
tidak seperti PMP atau Pendidikan Agama yang ditekankan
membina aspek afektif, namun sebagai pendidikan umum ten
tunya mesti memiliki aspek afektif pada tujuan dan materi-
nya.
(a,) Materi Pendidikan Agama
Materi Pendidikan Agama dalam Kurikulum SMA 1975
berbeda-beda sesuai dengan macam agamanya. Sebagai contoh,
dalam penelitian ini peneliti hanya mengarabil uraian mate
ri dari salah satu agama, yaitu Pendidikan Agama Islam.
Puang lingkup materi Pendidikan Agama (Islam) meli
puti tiga pokok materi, yaitu tentang hubungan vertikal
antara insan cengan khaliknya, hubungan manusia dengan ma
nusia, dan hubungan manusia dengan alam sekitar. Adapun
rincian materinya adalah sebagai berikut:
158
(1) Hubungan vertikal antara insan dengan khaliknya:- aspek iman: sifat AHah SWT yang wajib, musta-
hil, dan jaiz; sejarah Rasul; perbedaan takdirdan ikhtiar; hikmah dan manfaat iman;
- aspek Islam, a.l.: rukun Islam, pengamalanajaran Islam sebagai. raanifestasi iman; macam-macam shalat dan cara mengerjakannya;raakna ba-caan dan hikmah shalat, dll.;
- aspek ihsan: makna ihsan; kekhusyuan raenjalan-kan ibadah;
- AI Quran: latihan kefasihan membaca Al^uran;pemahaman ayat-ayat terpilih;
- Sejarah Islam: peta jazirah Arab dan negara -negara Islam; sejarah perkembangan Islam di Indonesia;
(2) Hubungan hidup manusia dengan manusia:- Akhlak bergaul dengan sesama manusia:
horraat, patuh, dan kewajiban meraelihara ibu,bapak; sikap terhadap ibu-bapak; menjaga diridan keluarga dari perbuatan terlarang; akhlakterhadap guru, terhadap tetangga dan tamu; ba-haya merafitnah dan raengumpat; pergaulan denganorang seagama; horraat terhadap yang lebih tuadan sayang kepada yang lebih muda; menjaga nama baik keluarga; pergaulan antara pria danwanita; pergaulan dengan yang berlainan agama;kQBind&ran barncasara | ketontxaan raakan-minum me«nurut agama;
- Hak dan kewajiban di bidang pemilikan dan jasa:jual beli; timbangan dan takaran dalara jualbeli; pembayaran hutang; larangan penirabunanbarang;menepati janji; ketentuan bagi hasil;pokok-pokok adrainistrasi dalam Islam; Bank dantabungan; macam-raacara kerjasaraa; manfaat mu-syawarah; wakaf; warisan; membela negara dankebenaran;
- Hal nikah: rukun dan syarat nikah; wanita-wani-ta yang harus dinikahi; hak dan kewajiban su-ami-istri; talak dan iddah;
- Hidup bersih dan sehat jasmani dan rohani;
- Sifat-sifat kepribadian yang baik:kejujuran, berkata benar, menepati janji, to-long-raenolong, kebenaran, kerajinan, rasa tanggung jawab, inisiatif, daya kreatif, ketrampilan
159
keberanian can mampu berdiri sendiri; bahaya sifat-sifat yang tidak baik;
(3) Hubungan manusia dengan alam sekitar:Pengamatan terhadap gejala-gejala alam/peristi-wa alara; pengetahuan tentang rahasia dan keja-dian alam; pengetahuan tentang sifat-sifat, cara hidup dan kejadian hewan.
Dari ketiga pokok materi tersebut di atas, maka po
kok materi hubungan vertikal antara insan dengan khaliknya
mendapat prioritas pertama, karena pokok ajaran agama ini-
lah yang pertama-tama. perlu ditanarakan kepada siswa. Se
dangkan pokok materi hubungan pergaulan hidup raanusia de
ngan sesamanya sebagai pokok-pokok ajaran Islam yang pen
ting ditempatkan pada prioritas kedua. Seraentara itu mate
ri yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam mem
punyai arti untuk mendorong siswa mengenal alam dan mendo
rong siswa beriman kepada Allah SWT.
(b) Materi Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
Bidang studi PMP merupakan pembaharuan dari mata
pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara yang diberi penekan-
an pada pembinaan aspek sikap, nilai dan moral. Di dalam
Kurikulum SMA 1975, materi PMP meliputi hal-hal berikut:
- Ketuhanan Yang Ma ha ESa:taqwa menurut ajaran agama masing-masing; tole-ransi antar uraat beragama; saling membantu dalam kegiatan keagamaan; hari-hari besar agama;saling menghormati cara melaksanakan ibadah agama ;
160
Hak azasi manusia dan warga negara:sejarah hak azasi manusia; hak azasi manusia dalamUUD 192+5; Pembukaan UUD 19^5 sebagai pernyataankemerdekaan; hak azasi manusia dalam kehidupan se-hari-hari; pelaksanaan hak azasi manusia dalamrangka UUD 2+5; kewajiban can hak warga negara dalamUUD ;+5;
Persatuan can kesatuan bangsa: menggalang persatuandan kesatuan bangsa; wawasan nusantara; semangatproklamasi dan jiwa 45; peringatan hari-hari besarbesar nasional;
Organisasi-organisasi internasional: PBB, ASEAN ,ECOSOC, Colombo Plan, IGGI, OPEC, dan Pasukan Ga-ruda Indonesia;
Bela Negara: ABRI; perlawanan rakyat; dasar-dasarmobilisasi; wajib latih, wajib bela umum; pendidikan . kewiraan; liANS IP/WaXJRA ; Prarauka;
Demokrasi Pancasila: sistem demokrasi Pancasila;sistem mengarabil keputusan dalara DPR dan MPR; meng-hormati aturan permainan; arti pemerintahan demokrasi; perbandingan pemerintahan demokrasi dan t.o-taliter; pemerintahan cemokrasi menurut UUD i+5; pe-milu di Indonesia;
Teori kedaulatan can ajaran pembagian kekuasaan:kedaulatan Tuhan, Raja, rakyat, dan hukum; pembagian can pemisahan kekuasaan; ajaran Dwipraja, Tri-praja, Caturpraja, dan Pancapraja;
Pemerintahan Daerah: Pemerintahan daerah; hubunganantara Pemerintah Pusat dongan Perada; hak dan kewajiban Pemda;
Bidang hukum: Rule of Law; arti bentuk dan tujuanhukum; sumber hukum; jaminan hukum dalam kehidupan;proses penggunaan kekuasaan oleh alat negara;
Lembaga-lembaga negara: hubungan antar lembaga-lem-baga negara menurut UUD 43; lembaga tertinggi negara
•^erpajakan: Indonesia sebagai kesatuan ekonomi;pajakssbagai alat untuk meratakan pendapatan masyarakat; arti dan jenis pajak; peranan pajak bagi pe-ningkatan kesejahteraan rakyat dan negara;
Kerjasaraa ekonorai dan koperasi: gotong-royong; membantu korban bencana alam, dsb. ; bentuk dan susunanperekonomian menurut pasal 33 UUD i+5; koperasi sebagai landasan ekonorai dan sosial; koperasi sekolah;BUUD/KUD;
Pembangunan: GBHN dan ^embangunan; Repelita; 'l-ran-migrasi dan pembangunan.
161
Dilihat dari segi materinya, materi bidang studi PMP
ini merupakan integrasi dari beberapa disiplin ilmu, se
perti sosiologi, ilmu politik, tata negara, ilmu hukum,
ekonomi, geografi, agama, can aspek moral Pancasila. Dalam
kata pengantar ^enteri P dan K pada Kurikulum SMA 1975 di
sebutkan bahwa Pendidikan Moral Pancasila dalara kurikulum
1975 tidak hanya dibebankan kepada raata pelajaran PMP da
lam pencapaiannya, melainkan juga kepada bidang pelajaran
Ilrau Pengetahuan Sosial (Sejarah, Geografi, Ekonomi), dan
Pendidikan Agama. Jadi misi PMP dititipkan pula pada bi
dang studi lainnya. Bahkan di dalara SK %nteri P dan K ten
tang . Perabakuan Kurikulum SMA 1975 ditegaskan, bahwa selu
ruh prograra pendidikan, terutarna program pendidikan umum
dan bidang studi IPS, harus berisikan Pendidikan Moral Pan
casila dan unsur-unsur yang cukup untuk meneruskan jiwa
dan nilai-nilai 1945 kepada .Generasi Muda.
Jika kita perhatikan materi PMP tersebut di atas,materi yang menyangkut aspek moral Pancasila secara khusus
tidak terlalu banyak, sehingga materi PMP tersebut secara
keseluruhan masih terlihat bersifat materi kognitif, Hal
ini karena materi yang menyangkut aspek moral Pancasila be
lum raendapatkan acuan yang resmi dan terinci dari ^emerin-
tah. Baru setelah keluar ^etetapan MPR No. II/MPR/ 1978
tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4),
aspek nilai dan moral Pancasila diuraikan secara terinci,
jelas dan tegas, sehingga kemudian dijadikan sebagai suraber
162
rujukan utama materi PMP.
(c) Materi Pendidikan Olahraga dan KeSehatan
Materi bidang studi Pendidikan Olahraga dan Ke
sehatan meliputi materi sebagai berikut:
- Materi Pendidikan Kesehatan:- Peningkatan Kesehatan: kesehatan pribadi ;
raakanan, air rainum, dan vitamin; keseimbang-an antara kegiatan dan istirahat; peranandan pemeliharaan serta pencemaran lingkungan;
- Pencegahan penyakit: penyakit menular danpenyakit lain;eraeliharaan kesehatan: vaksinasi/imunisasi;
pertolongan pertama pada penyakit (P3P);pengobatan ringan; pengobatan tradisionalyang menguntungkan;
- ^eningkatan usaha Kesehatan Sekolah (UKS);- Aspek-aspek kehidupan biologi.
- Materi Pendidikan Olahraga:- Sikap-sikap dasar tubuh: berbaring, duduk,
berdiri;- Bentuk-bentuk gerakan badan manusia: lari,
lempar, lompat, menarik, mendorong, dsb.;- ^orma-norma kesegaran jasmani;- Teori dan praktek: atletik, senam, gaya re-
nang, macam-macam permainan, beladiri;
- Kegiatan rekreatif yang dilaksanakan di luarsekolah:cabang^cabang olahraga, menjelajah,
• berkemah, mountainering, karyawisata, dll.;- Organisasi dan administrasi olahraga: orga
nisasi, sistem, dan peraturan pertandingan;
- Organisasi dan administrasi cabang - cabangolahraga dan kegiatan-kegiatan di luar sekolah.
(d) Materi Pendidikan Kesenian
Pendidikan Kesenian terdiri dari empat bidang kese
nian, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni dra
ma. Namun suatu sekolah tidak dituntut untuk menyelenggarakan
163
keempat bidang seni tersebut sekaligus.
Adapun raateri bidang studi Pendidikan Kesenian dari
tiap-tiap bidang seni adalah sebagai berikut:
- Seni Rupa:jenis-jenis karya seni rupa; media dalara senirupa; jenis-jenis ragarn hias ; perkembangan senirupa; paraeran karya; menggambar (menggambar bentuk, ornamen, huruf, ilustrasi, perspektif, de-korasi); melukis bebas; komposisi.
- Seni Musik:teori musik tradisional dan nontradisional; jenis dan fungsi alat musik (vokal dan instrumental); perkembangan dan tokoh-tokoh musik tradisional, nontradisional, dan dunia; unsur- unsur
keindahan dalara seni musik; pembentukan suara;praktek bermain alat musik; memainkan karya musik; iraprovisasi tematis; komposisi; conducting;aranseraen.
- oeni lari.dasar gerak tari dan ekspresi badan; bentuk-ben-tuk tari (tunggal. duet, massal, drama tari );jenis-jenis tari (klasik, tradisional, kreasibaru); pertumbuhan tari di dalam can di luar Indonesia; unsur-unsur keindahan; praktek raenari.
- Seni Drama:pengertian teater; unsur teater; pertumbuhan te-ater; karya sastra drama; jenis teater; bentukdrama; rasa keindahan; pendekatan; laku dan gerak dalam peraentasan.
Demikianlah beberapa raateri dari keempat bidang stu
di yang termasuk program pendidikan umum (general education)
dalam Kurikulum SMA 1975, yang secara bersama-saraa dimak
sudkan untuk mencapai tujuan bagi terciptanya warga negara
Indonesia yang baik.
Analisis dan interpretasi lebih lanjut tentang la
tar belakang, konteks, struktur prograra, tujuan dan materi
program pendidikan umura ini akan dibahas pada bab IV.
164
8. Prograra Pendidikan Umum dalam Kurikulum SMA 1984
8.1 Latar Belakang dan Konteks
Setelah Kurikulum SMA 1975 dibakukan dan telah di
laksanakan selama beberapa tahun, ada beberapa keputusan
politik yang berkaitan dengan bidang pendidikan yang belum
dapat ditampung oleh Kurikulura SMA 1975. Sementara itu ma
syarakat pun berkembang dan mengalami perubahan-perubahan
sejalan dengan perubahan jaman yang sedang memasuki masa
pembangunan dan masa yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perubahan masyarakat ini pun
tentu membawa perubahan pula pada harapan dan aspirasi ma
syarakat terhadap pendidikan, khususnya terhadap SMA.
Beberapa keputusan politik yang penting setelah. la
hirnya Kurikulum SMA 1975, yang antara lain menyangkut ju
ga bidang pendidikan, adalah lahirnya Ketetapam MPR RI No*.
II/MPR/1978 tentang P4 (redoraan Penghayatan dan Pengamal-
an Pancasila), dan Ketetapan MPR N0. IV/MPR/1978 tentang
GBHN, serta Ketetapam MPR N0.il/MPR/1983 juga tentang GBHN.
Hubungan Ketetapan MPR RI N0.il/MPR/i978 tentang P4
dengan pendidikan persekolahan adalah berhubungan secara
khusus dengan bidang studi Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P4 merupakan suraber
rujukan utama materi PMP, khususnya yang menyangkut nilai
moralnya yang secara terinci diuraikan di dalam naskah P4.
165
Oleh karena itu, PMP yang semula materinya berorientasi ke
pada Kurikulum SMA 1975, dengan adanya Ketetapan MPR ten
tang Pif, harus menyesuaikan diri dan berorientasi dengan
ketetapam MPR tersebut.
Di dalam Ketetapan MPR No. IV/MPR/1978 tentang GBHN
terdapat ketetapan tentang PMP, seperti halnya dalara GBHN
1973, yang berbunyi sebagai berikut:
Pendidikan Pancasila termasuk Pendidikan MoralPancasila dan unsur-unsur yang dapat meneruskandan mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepadagenerasi muda dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah mulai dari Taman Kanak-kanak sampaiUniversitas baik negeri maupun swasta.
Di dalam GBHN 1983 (TAP MPR No. II/MPR/1983) juga
terdapat ketetapan tentang PMP (Pendidikan Moral Pancasila)
seperti rumusan di atas, hanya dengan penekanan agar PMP
tersebut makin ditingkatkan.
Selain yang menyangkut bidang studi PMP, dalam GBHN
1978 dan GBHN 1983 juga ada butir ketetapan tentang bidang
studi (mata pelajaran) lainnya, yaitu Pendidikan Agama, Ba
hasa Indonesia, Pendidikan Olahraga, dan Pendidikan Seja
rah Perjuangan Bangsa. Penetapan GBHN. tersebut berbunyi se
bagai berikut (diambil dari rumusan GBHN 1983):
- Diusahakan supaya terus bertarabah sarana -saranayang diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan dan kehidupan kepercayaan terhadap Tuhan^ang Maha Esa, termasuk pendidikan agama yangdimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolahmulai dari sekolah dasar sampai dengan universi-tas-universitas negeri (Bab IV D tentang Agamadan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa).
166
- Pendidikan jasmani dan olahraga perlu makin di-tingkatkan dan dimasyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiapanggota masyarakat...
- Pendidikan dan pengajaran Bahasa Indonesia perlumakin ditingkatkan dan diperluas sehingga mencakup semua lembaga pendidikan dan menjangkau masyarakat luas .(Bab IV, bidang pendidikan, butir o dan p).
Selanjutnya di dalam GBHN 1983 (juga GBHN. 1978)telah
ditetapkan pula rumusan dasar dan tujuan pendidikan nasi
onal, yaitu sebagai berikut:
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertu-juan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap TuhanYang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian danmempertebal seraangat kebangsaan dan cinta tanahair, agar dapat menurabuhkan manusia-raanusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunanbangsa (Pada rumusan GBHN 1978 tidak ada butir tujuan "cinta tanah air").
Di dalam tujuan pendidikan nasional menurut GBHN di
atas, terdapat unsur baru yang belum ditampung .di dalam
Kurikulum 1975, yaitu butir "mempertebal seraangat kebang
saan dan cinta tanah air". nal inilah antara lain yang
mendorong perlunya pembaharuan kurikulura pendidikan dasar
dan menengah (termasuk SMA).
Butir tujuan "mempertebal semangat kebangsaan dan
cinta tanah air" tersebut, secara khusus akan ditopang oleh
mata pelajaran baru, yaitu Pendidikan Sejarah Perjuangan
Bangsa (PSPB). Mata pelajaran ini pun telah ditetapkan da
lam GBHN 1983 agar wajib diberikan di sekolah - sekolah.
167
Rumusan penetapan GBHN tersebut adalah sebagai berikut:
Dalara rangka meneruskan dan mengembangkan jiwa,seraangat dan nilai-nilai 1945 kepada generasi mudamaka di sekolah-sekolah baik negeri maupun s asta,wajib diberikan pendidikan sejarah perjuanganbangsa.
Dari uraian tersebut di atas, tampak bahwa dalam GBHN
1983 terdapat lima mata pelajaran yang harus dimasukkan da
lara kurikulum sekolah, yaitu Pendidikan Agama, Pendidikan
Moral Pancasila (PMP), Pendidikan Jasmani dan Olahraga,
Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB). Keempat mata pelajaran pertama telah tercantum di
dalam Kurikulum 1975, sedangkan raata pelajaran yang ter-
akhir (PSPB) belura masuk dalara kurikulum 1975, sehingga me
rupakan unsur baru dalara Kurikulum 1984.
Sejalan dengan kegiatan bangsa dan negara Indonesia
yang sedang melaksanakan pembangunan, dalam GBHN. 1983 pun
ditentukan bahwa sistem pendidikan perlu disesuaikan de
ngan kebutuhan pembangunan di segala bidang yang memerlu-
kan jenis-jenis keahlian dan ketrampilan serta dapat se-
kaligus meningkatkan kreatifitas, mutu, dan efesiensi ker-
ja.
Di dalara Surat Keputusan Mendikbud N0. O2O9/U/I984
tentang Perbaikan Kurikulura SMA, disebutkan bahwa penyesu-
aian dengan ketentuan GBHN tersebut di atas dilakukan an
tara lain melalui perbaikan kurikulum sebagai salah satu
di antara berbagai upaya perbaikan penyelenggaraaan
168
pendidikan di sekolah. Menurut Mendikbud, perbaikan kuri
kulum diadakan sebagai akibat perkembangan sistem pendi
dikan nasional dalam rangka memenuhi tuntutan pembangunan
nasional.
Selain itu, Kurikulum SMA 1975 yang telah berjalan
sekitar lima tahun, sebelum diadakan evaluasi (penilaian )
secara resmi sejak tahun 1981, sebenarnya telah ada bebe
rapa kritikan terhadap kurikulum tersebut (conny R. Semia-
wan, 1984 : l). Setelah diadakan penilaian secara resmi
terhadap Kurikulum SMA 1975 diperoleh beberapa masalah
dasar dalam bidang kurikulum, yaitu sebagai berikut:
1. Adanya beberapa unsur baru dalara GBHN 1983 yangperlu ditampung dalam kurikulum pendidikan dasar. dan menengah (telah diuraikan di atas- pen);
2. Masih terdapatnya kesenjangan antara programkurikulura dengan kebutuhan-kebutuhan lapangankerja dan pendidikan tinggi;
3. Belura sesuainya kurikulum berbagai bidang/ matapelajaran dengan taraf kemampuan belajar siswa;
4. Adanya keleraahan-keleraahan isi kurikulum dalamberbagai bidang/mata pelajaran di berbagai jenis/jenjang pendidikan, antara lain terlalu sa-ratnya isi kurikulura yang harus diajarkan;
5. Adanya kesenjangan antara jumlah lulusan SMAyang tidak memenuhi persyaratan untuk dapat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi danjumlah keseluruhan lulusan SMA;
6. Adanya kesenjangan antara program kurikulum danpelaksanaannya di lapangan.
^eberapa hal tersebut di atas itulah yang merupakan
faktor-faktor pendorong diadakannya usaha perbaikan kuriku
lum SMA, sehingga akhirnya lahir Kurikulum SMA 1984.
169
^•2 Struktur Program Kurikulura SMA 1984
Sebelum menjelaskan struktur prograra Kurikulura SMA
1984, perlu kiranya difaharai hal-hal yang menjadi dasar
dan tujuan institusional SMA. Menurut Kurikulum SMA 1984,
Pendidikan SMA berdasarkan Pancasila dan UUD I945. Sedang
kan tujuan SMA adalah sebagai berikut:
1. mendidik para siswa untuk menjadi manusia pembangunan sebagai warga negara Indonesia yang ber-pedoraan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar1945;
2. memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagisiswa yang akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, terutama di universitas dan in-stitut, dan juga memberi bekal keraarapuan yangdiperlukan bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan di eokolah tinggi, akademi, politeknik,program diploma atau program lainnya yang se-tingkat; dan
3. memberi bekal kemampuan bagi siswa yang akanterjun ke dunia kerja setelah menyelesaikanpendidikannya.
Tujuan SMA tersebut di atas memperlihatkan dua arah
utama, yakni memberi bekal kepada siswa yang akan melan
jutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dan memberi bekal
kepada siswa yang akan terjun ke dunia kerja. Namun kedua
kelompok siswa tersebut dalam kedudukannya sebagai warga
negara Indonesia diharapkan menjadi manusia pembangunan
yang berpedoman pada Pancasila dan UUD 1945.
Dalam struktur program Kurikulura SMA 1984, hanya di
ke nal dua prograra kurikulum, yakni Program Inti dan Prog
ram Khusus (Pilihan). Hal ini berbeda dengan kurikulum-
170
kurikulum sebelumnya yang program kurikulumnya terdiri da
ri tiga atau empat program.
Yang diraaksud Program Inti adalah program yang wajib
diikuti oleh semua siswa, terutama dimaksudkan untuk meme
nuhi tujuan SMA yang pertama, yakni mendidik para siswa
menjadi manusia pembangunan sebagai warga negara Indonesia
yang berpedoman pada Pancasila, dan sskaligus merupakan
perwujudan upaya menempatkan siswa dalam suasana kebersa-
maan (peletakan dasar-dasar persatuan dan kesatuan siswa).
Program Inti juga mengacu pada kepentingan pencapai
an tujuan pendidikan nasional, perubahan masyarakat dalam
rangka perkembangan ilmu dan teknologi, serta penguasaan
pengetahuan minimal bagi semua siswa. Program Inti untuk
SMA mencakup kurang lebih 60% dari program keseluruhan SMA.
Sedangkan yang dimaksud Program Khusus (Program Pi
lihan) adalah program yang terutama dimaksudkan . untuk me
menuhi tujuan SMA yang kedua dan ketiga, yaitu menyiapkan
siswa yang akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
dan yang akan terjun ke dunia kerja. Program Khusus diada
kan dengan bertitik tolak pada perbedaan bakat dan minat
perorangan serta kebutuhan lingkungan. Program Khusus un
tuk SMA mencakup kurang lebih 40> dari keseluruhan program
di SMA.
Program Khusus dalam Kurikulum SMA 1984 terdiri dari
dua jenis, yaitu Program A dan Program B. Program A
171
(Prograra Khusus A) adalah program yang terutama dimaksud
kan untuk memenuhi tujuan SMA yang kedua, yakni memberikan
bekal kemampuan yang diperlukan untuk melanjutkan pendi
dikan di perguruan tinggi, khususnya Universitas/institut.
Sedangkan Program Khusus B merupakan sarana untuk
raenarapung minat dan bakat siswa untuk mendalami berbagai
bidang kehidupan yang ada di masyarakat. Program ini lebih
diarahkan untuk mempersiapkan siswa-siswa yang akan lang
sung bekerja sesudah tamat SMA maupun yang akan memasuki
akademi, politeknik, prograra diploma, dan sebagainya sebe
lum bekerja. Program B disajikan dalara bentuk program -
program yang disesuaikan dengan bidang-bidang kehidupan
yang ada di masyarakat, misalnya Teknologi Industri, Por
ta nian, Jasa, Kese jahteraan Keluarga, dan sebagainya.'
Adapun program-program yang tercakup dalam Program
A (Program Khusus A) terdiri dari:
1) Program Hmu-ilmu Fisik;
2) Program Ilmu-ilmu Biologi;
3) Program Ilmu-ilmu Sosial; dan
4) Program Pengetahuan Budaya.
Jika dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum SMA se
belumnya, maka Kurikulum SMA I984 memang memiliki kekhasan
sendiri di dalam Program B-nya. Sedangkan Program Khusus A
hampir sama dengan pembagian kelompok atau jurusan dalam
kurikulura-kurikulum sebelumnya. Misalnya, dalam Kurikulum
172
SMA 1975 dikenal jurusan IPA, IPS, dan Bahasa; dalara Kuri
kulura SMA 1968 dikenal kelompok Paspal dan Sastra -Sosial=
Budaya; dalam Kurikulum SMA I964 dikenal kelompok Budaya ,
Sosial, Ilmu Pasti, dan IPA. Pengelompokan Prograra Khusus
A ke dalam program-program Ilmu Fisik, Ilrau Biologi, Ilmu
ilrau Sosial, dan Pengetahuan Budaya, ternyata disesuaikan
dengan persyaratan kelompok-kelompok prograra studi di per
guruan tinggi yang memang dikelompokan seperti itu.
Adapun struktur program kurikulura SMA I984 untuk ti
ap-tiap prograra (Program Inti dan khusus Program - program
Khusus A) dapat dilihat pada tabel Will (lihat hal. 173).
8*3 Struktur Program Pendidikan Umura
Jika kita perhatikan struktur program Kurikulum
SMA 1984 secara keseluruhan seperti yang tercantum pada
tabel VIII (hal. 173), maka kita tidak akan menemukan je
nis program atau kelompok raata pelajaran yang secara eks-
plisit bernaraa atau berlabel program pendidikan umum. Di
dalam ^urikulura SMA 1975 kita dapat menemukan nama Program
Pendidikan Umura (General Education) itu, namun dalam Kuri
kulum SMA 1984tidak ada istilah tersebut. Permasalahannya,
adakah jenis program yang bisa dikategorikan atau digolong
kan sebagai ^rograra Pendidikan Umum (General Education).
Jika Program Khusus (Pilihan) disebut sebagai prog
ram pendidikan umum (general education) jelas tidak tepat,
173
TABEL
VIII
STRUKTUR
PROGRAM
KURIKULUM
SMA
1984
3ENIS
PROGRAM
MATA
PELAJARAN
PROGRAM
KHUSUS
A
ILMU
FISIK
ILMU
BIOLOGI
ILMU
SOSIAL
i
PENG.BUDAYA
•1
PROGRAM
INTI
1.
Pendidikan
Agama
2.
PMP
3.
PSPB
4.
Bhs
&Sastra
Indonesia
5.
Sej.
Nasional
dan
Sej.Dunia
6.
Ekonomi
7.
Geografi
8.
Pen.OR
dan
Kes
9.
Pendidikan
seni
10.
Pend.
Ketrampilan
11.
Matematika
12.
Biologi
13.
Fisika
14.
Kimia
15.
Bahasa
Inggris
22
22
22
22
22
22
2-
2-
2-
44
33
22
33
22
22
73
--
--
--
22
77
??
22
--
77
22
--
24
22
--
44
--
--
37;
--
--
??----
22
--
--
22
22
22
22
22
22
2-
2.
-2
-
44
33
22
33
22
22
77
--
--
--
22
33
22
22
--
77
22
--
24
22
--
44
--
--
33
__
__
22
--
--
22
--
--
22
22
22
^2
22
22
2-
2-
2-
44
33
22
33
22
22
.33----
--
22
33
22
22
--
33
22
--
24
22
--
44
--
--
33
--
--
?2
--
--
22
--
--
22
22
22
22
22
22
2-
2-
2-
44
33
22
33
22
22
33
--
--
--
22
33
22
22
--
33
22
--
24
22
--
44
--
--
33
--
--
22
--
--
22
--
--
33
--
--
134
174
174
134
PROGRAM
PILIHAN
16.
17.
18.
19.
20.
21
.
Matematika
Biologi
Fisika
Kimia
Bh.Inggris
Matematika
Biologi
Fisika
Kimia
Bh.Inggris
Ekonomi
Sos
SAntrop
Tata
Negara
Matematika
Bh.Inggris
Bh.Asing
lain
Sej.Budaya
Sastra
Sos
&AntFop
Bh.Inggris
Bh.
Daerah/
^Bh.
Asing
Matematika
33
88
88
88
17k
karena Program Khusus adalah program yang memberikan pe
ngetahuan dan kemampuan berdasarkan spesialisasi keilmuan
tertentu atau bidang keahlian tertentu yang dipilih oleh
para siswa sesuai dengan bakat dan rainatnya masing-masing.
Dalara Program Khusus para siswa SMA. terbagi ke dalara ke-
lompok-kelompok sesuai Program Khusus pilihannya. Jadi,
Program Khusus dapat disebut sebagai program spesialisasi,
sehingga tidaklah tepat untuk dikategorikan sebagai prog
ram pendiaikan umum (general education).
Sementara itu Program Inti terdiri dari lima belas
mata pelajaran, yang dalam kurikulum SMA 196i+, 1968, dan
1975 pernah termasuk dalara tiga kelompok prograra, yaitu
program pendidikan umum (kelompok dasar/kelompok pembinaan
Uiwa Pancasila), program akademis (program khusus dan pe
nyerta/ pembinaan pengetahuan dasar), dan program ketram
pilan (krida dan prakarya/ pembinaan kecakapan khusus). Da
lam Kurikulura SMA. 19&f ternyata raata pelajaran-mata pel
ajaran yang semula terbagi dalam tiga kelompok program itu
dimasukkan ke dalam Program Inti dan sebagian kecil masuk
Program Khusus.
Adapun kelima belas raata pelajaran yang termasuk.
Program Inti itu adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama;2. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) J3. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB);if. Bahasa dan Sastra Indonesia;
175
5. Ekoiaomi;6. Geografi;7. Pendidikan Jasmani dan Olahraga /Kesehatan;8. Pendidikan Seni;9. Pendidikan Ketrampilan;
10. Matematika;11. Biologi;12. Fisika; x13. Kimia;lif. Sejarah* dan15. Bahasa Inggris.
Dari kelima belas raata pelajaran Prograra Inti terse
but di atas, lima raata pelajarannya merupakan pesan khusus
dari GBHN 1983 agar dimasukkan dalam kurikulum, yaitu mata
pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Bahasa
dan Sastra Indonesia, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa,
dan Pendidikan Jasmani dan Olahraga,. Jadi, mata pelajaran-
mata pelajaran yang terdapat dalara penetapan GBHN. 1983, di
dalam Kurikulum SMA I98/+ dimasukkan ke dalam Prograra Inti,
yang wajib diikuti oleh semua siswa.
Jika dikaji lebih Ian jut, kelima belas mata pelajar
an Program Inti itu sebagian terdiri dari mata pelajaran
yang bersifat afektif (menekankan aspek afektif), sebagian
bersifat kognitif, dan sebagian lagi bersifat psikomotorik
(menekankan aspek ketrampilan). Dengan demikian Program
Inti mengandung keterpaduan dari ketiga ranah atau domain.
Dengan kata lain Program Inti didukung oleh mata pelajaran
yang bersifat kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Program Inti
inilah yang dapat dikategorikan sebagai program pendidikan
176
umum (general education). Kesimpulan ini didasarkan pada
kriteria . pendidikan umura yang terdapat pada bab II, dan
terutama pula pada pengertian (definisi) dari liberty and
Alberty (1965 • 203) yang raengatakan bahwa "General Educat
ion is that part of the program which is required of all
students at given level on the ground that it is essential
to the development of the common values, attitudes, under
standings, and skills needed by all for common democratic
citizenship." Dengan melihat definisi pendidikan umum di
atas, ternyata pendidikan umum tidak hanya mengembangkan
aspek afektif, melainkan juga pengetahuan dan ketrampilan
yang umura bagi setiap warga negara, sekalipun aspek afek
tif lah yang terpenting.
Program Inti Kurikulura SMA 198*+ ternyata mempunyai
karakteristik-karakteristik yang mencerminkan karakteris-
tik program pendidikan umura, yaitu sebagai berikut:
- Program Inti adalah perangkat mata pelajaran yangwajib diikuti oleh semua siswa;
- Program Inti bertujuan mendidik siswa menjadi manusia pembangunan sebagai warga negara Indonesiayang berpedoman pada Pancasila dan UUD 19if5.
'lujuan ini mencerminkan pengembangan aebagai warganegara yang baik, bukan untuk menjadi manusia-ma-nusia yang memeliki spesialisasi tertentu;
- Program Inti mengacu pada kepentingan pencapaiantujuan pendidikan nasional;
- Program Inti mengacu pada perubahan masyarakat dalam rangka perkembangan sains dan teknologi.
Hal ini sesuai dengan ailah satu karakteristik pendidikan umum, yaitu menghadapkan siswa dengan ma-salah-masalah pribadi dan masyarakat;
177
- Prograra Inti mengacu pada penguasaan pengetahuanminimal bagi semua siswa;
- Program Inti mewujudkan upaya peletakan dasar-dasar persatuan dan kesatuan antar siswa.
Jadi dengan asbagian karakteristik Program Inti yang
disebutkan di atas, dan'setelah dibandingkan dengan ka
rakteristik prograra pendidikan umum pada bab II, dapatlah
dikatakan bahwa Program Inti dalam Kurikulum SMA 1984 me
rupakan program pendidikan umum atau general education.
Atau dengan kata lain, prograra pendidikan umum dalam Kuri
kulum SMA 198^ adalah Program Inti yang terdiri dari lima
belas mata pelajaran pendukungnya.
8.4. Tujuan Program Pendidikan Umura
Di dalara Kurikulum SMA 1984 tujuan program pendi
dikan umum (dengan nama Program Inti) terutama adalah un
tuk mendidik siswa mendidik siswa menjadi raanusia pembang
unan sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman pada
Pancasila. Program pendidikan umum juga mengacu kepada:
- kepentingan pencapaian tujuan pendidikan nasion
al;
- perubahan masyarakat dalam rangka perkembangan
ilmu dan teknologi; dan
- penguasaan pengetahuan minimal bagi semua siswa.
Dalam uraian di atas, sebutan manusia pembangunan
yang menjadi tujuan program pendidikan umum tidak dirinci
ciri-ciri atau karakteristiknya. Namun dalam kalimat
178
berikutnya disebutkan bahwa program pendidikan umum (Prog
ram Inti) mengacu kepada kepentingan pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Dalara rumusan tujuan pendidikan na
sional dapat ditemukan karakteristik-karakteristik dari
manusia pembangunan, yang harus ditumbuhkan oleh pendidik
an nasional, yaitu:
- bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;- cerdas dan terarapil;- berbudi pekerti tinggi;- berkepribadian kuat;- tebal semangat kebangsaannya;- cinta terhadap tanah air.
Tujuan program pendidikan umum tersebut di atas me
nunjukkan adanya keterpaduan dari ketiga ranah (domain) de
ngan penekanan pada ranah afektif. Jadi, sekalipun dalam
Kurikulum SMA 1984 itu tujuan program pendidikan umum ti
dak dirinci dengan jelas, namun sudah menggarabarkan bahwa
program pendidikan umura diarahkan untuk merabina kepribadi
an siswa secara utuh, yakni membina warga negara yang ber-
kualifikasi sebagai raanusia pembangunan.
Jntuk mengetahui lebih lanjut tujuan program pendi
dikan umum pada Kurikulura SMA 1984, dapat dilihat juga tu
juan kurikuler dari setiap mata pelajaran yang termasuk
program pendidikan umum, yaitu sebagai berikut:
(a) Tujuan Pendidikan Agama (hanya Pendidikan Agama islam
yang diambil sebagai contoh):
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam diarahkan kepada
hal-hal sebagai berikut:
179
l)Meningkatkan ketakwaan terhadap Allah SWT._;2) Meningkatkan penghayatan dan pengaraalan agama da
lam rangka mempertinggi akhlak, memperkuat mentaldan moral manusia Indonesia;
3) Menghindari kecenderu.igan pendangkalan dan penger-dilan pemaharaan dan kehidupan spiritual keagamaan;
4) Menjunjung tinggi martabat manusia;5) ^embina persatuan dan kesatuan bangsa;6) Meningkatkan peranan agama sebagai pemberi raotiva-
si dan juga semangat pembangunan serta sebagaipenggerak dan pengarah potensi umat beragama untuk pembangunan nasional;
7) Menanggulangi dampak negatif dari proses modernisasi yang berbentuk praktek-praktek kultural yangtidak sesuai dengan kepribadian bangsa;
8) Mengimbangi dan mengadakan adaptasi proses modernisasi dalam bentuk pengembangan pikiran- pikiranilmiah dalam cara menghayati dan mengamalkan agama,
(b) Tujuan Pendidikan Moral Pancasila (PMP):
Pendidikan Moral Pancasila bertujuan meneruskan danmengembangkan jiwa, semangat, dan nilai-nilai yangterkandung dalam Pedoman Penghayatan dan PengamalanPancasila (P4), UUD 1945, dan GBHN kepada generasimuda, dengan menekankan pengembangan ranah sikap dannilai yang mendorong semangat, merangsang ilham, danmenyeimbangkan kepribadian peserta didik.
(c) Tujuan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB):
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa bertujuan mempertebal semangat kebangsaan can cinta tanah air, meningkatkan Pendidikan Pancasila, serta raeneruskandan mengembangkan jiwa, semangat, dan nilai - nilai1945 kepada generasi muda, dengan memberikan penekanan pada ranah sikap can nilai yang mendorong seraangat, merangsang ilham, dan menyeimbangkan kepribadian.
(d) Tujuan raata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia:
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mempunyaifungsi dan tujuan:
180
1. kemampuan berkomunikasi dengan bahasa (ketrampilan pragraatik berbahasa), dan yang bagian-uagiannyaselalu dikaitkan dengan faktor-faktor penentu dalara berkomunikasi;
2. menghargai bahasa Indonesia sebagai perekat masyarakat, alat komunikasi secara nasional dan lam-bang terpenting bangsa Indonesia.
(e) Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi:
1. Siswa mampu raenguasai konsep dasar dan raasalahpokok ekonorai;
2. Siswa memahami, menghayati dan berperan serta dalara pembangunan ekonomi Indonesia;
3. Siswa mampu memahami, menghayati, dan berperanserta dalara perkoperasian di Indonesia.
(f) Tujuan mata pelajaran Geografi:
Tujuan: untuk mengembangkan cara berfikir kritis dankreatif siswa-siswa dalara raelihat hubunganraanusia dan lingkungan hidupnya.
Fungsi: membentuk sikap rasional dan bertanggung jawab terhadap wasalah-masalah yang timbulakibat interaksi antara manusia dengan lingkungan alam.
(g) Tujuan mata pelajaran Olahraga dan Kesehatan:
Siswa raemiliki pengetahuan, kesadaran, kemampuan dankegemaran melakukan kegiatan olahraga dan kegiatankesehatan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional, dan sosial yangserasi dan optimal guna meningkatkan kehidupan yangsehat yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari baik bagi dirinya sendiri, masyarakat, maupun lingkungan.
(h) Tujuan mata pelajaran Pendidikan Seni:
Siswa memiliki kemampuan berapresiasi terhadap alamlingkungan dan karya seni serta dapat. memanfaatkanpengalamannya untuk berkomunikasi secara kreatif melalui kegiatan berkarya seni dalam usaha mengembangkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa.
(i) Tujuan mata pelajaran Pendidikan Ketrampilan:
181
(i) Tujuan mata pelajaran Pendidikan Ketrampilan:
Siswa menghargai dan mampu melaksanakan pekerjaanyang menyangkut kebutuhan hidup di lingkungan keru-mahtanggaan se jalan cengan perkembangan ilrau dan tek-nologi.
(j) Tujuan dan fungsi mata pelajaran Matematika:
Fungsi Matematika dapat dipandang sebagai:1) alat; yang dapat digunakan dalam berbagai bidang
ilmu dan kehidupan;
2) pola pikir; yang dapat membantu meraperjelas per-masalahan melalui abstraksi/idealisme/generalisa-si mengarah pada obyektifitas dan efektifitasyang tinggi;
3) ilmu pengetahuan, yang dapat dikembangkan.
Sedangkan tujuan mata pelajaran Matematika secaraumum dirumuskan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapiperubahan-perubahan keadaan di dalara kehidupandan di dalam dunia yang senantiasa berubah ini;memiliki latihan bertindak atas dasar pemikiransecara logik dan rasional, kritis, dan cerraat,obyektif, kreatif, efektif; dan
2) Merapersiapkan anak didik agar dapat menggunakanmatematika secara tepat di dalam kehidupan seha-ri-hari dan di dalara mempelajari berbagai ilmupengetahuan.
(k) Tujuan mata pelajaran Biologi:
Pengajaran Biologi di SMA bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep biologi dan keterkaitannya sertamampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikapilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihada-pinya, sehingga lebih menyadari kebesaran dan kekuasaan Penciptanya.
Karena itu pengajaran Biologi juga mengembangkan sikap, nilai dan ketrampilan antara lain:
1) rasa cinta akan lingkungan;2) kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian alara
lingkungan dan suraber daya alam;
3) ketrampilan untuk raemperoleh, mengembangkan din,dan raenerapkan konsep-konsep biologi;
182
4) ketrampilan untuk mengadaptasikan diri dalara lingkungan fisik dan lingkungan sosial;
5) menanarakan sikap ilmiah kepada siswa dan me la tinsiswa untuk memecahkan masalah-raasalah yang diha-dapinya secara ilmiah.
(l) Tujuan mata pelajaran Fisika:
Pemberian mata pelajaran Fisika di SMA bertujuan agarsiswa raenguasai konsep-konsep Fisika dan saling ke-terkaitannya serta mampu menggunakan matode ilmiahyang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya sehingga lebih menyadarikebesaran dan kekuasaan Penciptanya.
Sedangkan fungsi mata pelajaran Fisika di SMA yaitu:1) memberi bekal pengetahuan dasar, untuk dapat me
lanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggimaupun untuk diterapkan dalara kehidupan sehari-hari;
2) mengembangkan ketrampilan-ketrampilan untuk mem-peroleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep-konsep IPA;
3) melatih siswa menggunakan metode ilmiah dalam meraecahkan masalah yang dihadapinya;
4) raenyadarkan siswa tentang keteraturan alam dankeindahannya sehingga siswa terdorong untuk men-cintai dan mengagungkan Penciptanya;
5) meraupuk daya kreasi dan daya inovasi siswa;6) menunjang pelajaran IPA dan ilmu pengetahuan la
innya (Kimia, Biologi) serta membantu siswa memahami gagasan atau informasi baru dalam teknologi;
7) membentuk sikap ilmiah.
(m) Tujuan mata pelajaran Kimia:
Pendidikan Ilmu Kimia bertujuan agar siswa dapat me-nguasai konsep-konsep ilmu kimia dan saling keterka-itannya serta mampu menggunakan metode ilmiah danbersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yangdihadapinya.
Sedangkan fungsi pendidikan Ilmu Kimia di SMA adalah:1) memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang Ilmu
Kimia sebagai landasan untuk mengembangkan pe-ngetahuannya di pendidikan tinggi dan sebagai bekal untuk hidup di masyarakat;
183
2) memberikan pemaharaan tentang raasalah-masalah dalamkaitannya dengan sifat-sifat zat dan proses kimia(misalnya sumber energi dan masalah pencemaran);
3) menanamkan sikap ilmiah kepada siswa dalam raela-tih siswa untuk memecahkan masalah-masalah yangdihadapinya secara ilmiah;
4) mengembangkan sikap dan nilai;5) mengembangkan ketrampilan-ketrampilan murid yang
berhubungan dengan ketrarapilan proses.
(n) Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris:
Tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris adalah agar siswa memiliki kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris dan memahami ketermaknaan korauni-kasi tersebut-.
Berdasarkan tujuan .dan fungsi raata pelajaran - mata
pelajaran yang termasuk kelompok Program Pendidikan Umum
tersebut di atas, terlihat bahwa ada mata pelajaran - raata
pelajaran yang secara dorninan raenekankan tujuannya pada
aspek afektif, sementara yang lainnya raenekankan aspek kog
nitif ataupun psikomotorik. Mata pelajaran Pendidikan Aga
ma, PMP, PSPB, raemiliki tujuan yang lebih menekankan pada
aspek (ranah) afektif, yakni pada pembinaan sikap, nilai,
moral siswa agar mereka menjadi warga negara yang baik.
Sedangkan raata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Pendidikan Ketrarapilan dan Pendidikan Olahraga lebih ber-
sipat ketrampilan (psikomotor). Sementara itu, mata pel
ajaran yang tidak ditujukan secara khusus untuk merabina
aspek afektif adalah Sejarah, Ekonorai, Ge0grafi} Biologi ,
Kimia, ^isika , dan Matematika.
184
Mata pelajaran-mata pelajaran yang sebenarnya tidak
ditujukan secara khusus untuk membina aspek afektif (mi
salnya mata pelajaran Biologi, Fisika, Geografi) ternyata
memiliki juga tujuan-tujuan yang bersifat afektif. iial ini
adalah sesuai dengan kedudukan mata pelajaran tersebut se
bagai mata pelajaran program pendidikan umum ( general
education), yang memang seyogyanya menekankan pada keter
paduan ranah (domain) dengan penekanan utama pada ranah
afektif, untuk membina kepribadian siswa yang terpadu atau
seutuhnya.
Analisis lebih lanjut terhadap tujuan program pendi
dikan umum Kurikulum SMA 1984 ini akan dilakukan pada bab
IV.
8.5 Materi Prograra Pendidikan Umura
Sebagaimana telah diuraikan di atas, yang dapat di
kategorikan sebagai program pendidikan umum dalam Kurikulum
SMA 1984 adalah Program Inti, yang terdiri dari lima belas
mata pela aran. Oleh karena itu, materi program pendidikan
umum dalam Kurikulum SMA 1984 meliputi materi dari kelima
belas mata pelajaran tersebut. Di bawah ini akan diuraikan
materi program pendidikan umura dari setiap mata pelajaran
nya .
(a) Materi Pendidikan Agama
PendidikanAgama merupakan mata pelajaran yang sela-
lu menjadi bagian program pendidikan umum dalam setiap
185
kurikulum SMA sejak tahun 1964. Pada Kurikulum SMA 1984
ruang lingkup bahan pengajaran (materi) Pendidikan Agama
(dalam hal ini Pendidikan Agama Islam yang dijadikan con
toh) secara garis besar mewujudkan keserasian, keselarasan
dan keseimbangan antara:
1) hubungan manusia dengan Allah SWT.;
2) hubungan manusia dengan dirinya sendiri;
3) hubungan manusia dengan sesama manusia;
4) hubungan manusia dengan makhluk lainnya.
Sedangkan liputan bahan (materi) pengajaran meliputi:
1) Keimanan, 2) Ibadah, 3) AI 4uran, 4) Syariah, 5) Akhlak
6) Muaraalah dan Tarikh. Jika dirinci, pengajaran Pendidik
an Agama Islam dengan pengelompokan seperti di atas adalah
sebagai berikut:
- Keiraanan:- Dinul Islam: agama wahyu; agama tauhid;hubung
an manusia dengan Allah; hubungan manusia dengan manusia; hub. manusia dengan makhluk lain;
- Iman kepada Allah: sifat-sifat Allah yang wajib dan mustahil; asraaul husna;
- Iman kepada Hari Akhir: kiaraat sugro dan kubro;- Iman kepada Qadha dan Qadar: qadaha dan ^adhar;
ikhtiar; tawakkal.
- Ibadah dan Syariah:- shalat tiang agama: dalil naqli; hikmah shalat;- bimbingan shalat: kaifiat; bacaan; keserasian
gerak dan bacaan; shalat" berjamaah; imam danmakraum; masbuk; adzan; shalat dalam keadaansakit; salat dalara perjalanan; khauf; persiap-an shalat Jumat; adab dalara raesjid; adab keti-ka hutbah; araalan sesudah shalat; seluk-belukkhutbah;
- penyembelihan hewan; udhiyah (qurban) dan aki-kah;
186
- warisan: sebelum harta warisan dibagikan; yangberhak menerima warisan;
- bimbingan penyelenggaraan jenazah: memandikan,mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan;
- AI Quran:
- Bacaan dan hafalan ayat-ayat AI Quran dan ha-dits tentang: motivasi belajar, keiraanan,ibadah, akhlak, syariah, sejarah;
- salinan dan pemahaman ayat AI Quran dan haditsyang berhubungan dengan: keimanan, ibadah, akhlak, syariah, sejarah.
- Akhlak:- syukur nikmat; yang berhubungan dengan jasmani;
yang berhubungan dengan rohani; yang berhubungan dengan budaya; yang berhubungan dengan lingkungan;
- akhlakul karimah: sederhana, araanah, pengenda-lian diri, tabah, optimis, ber tanggung jawab,husnudzon.
- Muamalah:- Pola pendidikan Islam: pengembangan individu ;
pembinaan masyarakat; kolombagaan. agama Islam:beberapa lembaga agama Islam; peranan kelemba-gaan agama Islam.
- Sejarah (Tarikh):- Nebi Muhammad sebagai pengembang risalah: la
tar belakang kepribadian Nabi SAW ; kepemimpin-an Nabi SAW;
- Dakwah Rasulullah: materi dakwah; cara dakwah;- Pengaruh ajaran Islam: terhadap masyarakat Ja-
hiliyyah; terhadap Dunia Barat dan terhadap Dunia Timur.
(b) Materi Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
Materi utama mata pelajaran PMP pada Kurikulum SMA
1984 adalah P4, UUD 1945 dan GBHN. Materi ini di dalara ke
las raerupakan suatu kebulatan yang dijabarkan dari tujuan
kurikuler dan tujuan instruksional. Berbeda dengan kuriku
lura SMA 1975, Pada ^urikulum SMA 1984 tujuan kurikuler PMP
adalah keliraa sila, sedangkan tujuan instruksional umumnya
adalah ketiga puluh enam butir P4. Jadi raateri PMP 1984
187
ini lebih disesuaikan dengan pelaksanaan P4.
Materi PMP Kurikulura 1984 secara terinci adalah se
bagai berikut:
(1) sila Ketuhanan Yang Maha Esa:percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai denganagama dan kepercayaannya masing-masing; kerjasama antar pemeluk agama yang berbeda-beda; hari-hari besar agama; kebebasan beragaraa dalara negara Pancasila.
(2) Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab:sejarah hak azasi manusia dalara UUD 1945 (pengertian dan perkembangan hak asasi manusia ; hakasasi manusia dalam UUD 1945);saling raencintai sesama raanusia; sikap horraat-menghormati sesama manusia; asas dan makna keadilan; norma kemanusiaan menurut ajaran Pancasila; pasal 34 UUD 1945 (tatuam asi; panti asuh-an); kebenaran dan keadilan; organisasi kerjaea-ma antar bangsa (PBB).
(3) Sila Persatuan Indonesia:perjuangan raenegakkan kemerdekaan (perlawananterhadap imperialisme; pergerakan kemerdekaan ) ;nasionalisme Indonesia; perjuangan raempertahankankemerdekaan (proklamasi, Orde Baru dan kesaktianPancasila); Meningkatkan ketahanan bangsa dan negara (Hansip, Kamra, Wanra); Sumpah Pemuda 28 Ok-tober 1928 dan artinya bagi persatuan bangsa;wawasan husantara dan konvensi hukum laut; banggasebagai bangsa dan bertanah air Indonesia; menghayati rasa persatuan dan kesatuan bangsa sebagaiprasarat ketahanan nasional; merabina persahabatanantar bangsa.
(4) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalara perrausyawaratan/perwakilan:
makna proklamasi bagi bangsa Indonesia dan hubung-annya dengan Pembukaan UUD 1945; demokrasi Pancasila; Pancasila Dasar ^egara RI (sebagai sumberdari segala sumber hukum dan penuntun sikap dantingkah laku); sistem pemerintahan RI (tujuh kun-ci pokok sistem pemerintahan RI • pembagian kekuasaan negara; ajaran Dwi Praja, Tri Praja, GaturPraja, Panca Praja); kedudukan lembaga - lembagatinggi negara dan hubungan tata kerjanya; peng-amalan demokrasi Pancasila dalara kehidupan ber-masyarakat dan bernegara; ^egara Indonesia adalah
188
negara kesatuan yang berbentuk republik (artinegara kesatuan, negara serikat dan serikat negara; perbedaan republik dengan monarkhi); badan peradilan (UU No. 14/1970; KUHP); pemahamanasas musyawarah untuk mufakat; hasil musyawarahdilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab;musyawarah demi keadilan dan kebenaran; negaraIndonesia adalah negara hukum.
(5) Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia:
makna pasal 33 UUD 1945 dan pera nan swasta dalam perekonoraian Indonesia; pelaksanaan demokrasi ekonomi; meningkatkan usaha dan rasa tanggung jawab dalam pembangunan; kesadaran rneng-hormati hak orang lain; sikap suka bekerja samadan tolong-menolong; potensi ekonomi bangsa;industri ruraah tangga; sikap hidup seder nana;lingkungan hidup dan sumber alam; disiplin nasional; wira usaha dan wira swasta; koperasisebagai landasan ekonomi masyarakat Indonesia;teknologi dan pembangunan; fungsi pajak.
Materi-materi PMP tersebut di atas di samping ber
orientasi pada P4, UUD 1945 dan GBHN, juga terlihat didu
kung oleh konsep-konsep dari berbagai disiplin ilrau, ter
utama ilmu negara, tata negara, ilmu politik, ekonorai dan
sejarah.
(c) Materi Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
Dalam Kurikulum SMA I984 terdapat dua raata pelajar
an sejarah, yaitu: 1) Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa,
yang lebih menekankan pada aspek afektif, dan 2) Sejarah
Nasional dan Sejarah Dunia, yang lebih menekankan pengua
saan kognitif. Adapun materi raata pelajaran PSPB adalah
peristiwa-peristiwa sejarah nasional yang penting dari
mulai proklamasi kemerdekaan sarapai dengan sekarang.
189
Secara terinci, materi PSPB 1984 meliputi materi se
bagai berikut:
- Proklamasi Kemerdekaan; penetapan UUD dan pemi-lihan Presiden dan Wakil Presiden; pembentukanKNIP; Partai Nasional dan BKR; pembentukan kabinet RI pertama;
- Misi Sekuru yang pertama; pengumuraan PanglimaTentara ^erajaan Jepang di Jawa; pendaratan xen-tara Sekutu; Pengangkutan tawanan perang Sekutu;pembentukan TKR; pengangkatan Panglima Besar TKR JTNI; pertempuran Surabaya; lahirnya kepolisian ;
- Makluraat Wakil Presiden No. x; Maklumat Pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik;pembentukan Kabinet Syahrir; Presiden can WakilPresiden pindah ke Yogyakarta;
- Prundingan-perundingan Indonesia-Belanda; Perun-dingan Linggarjati;
- BNI 1946; Oeang RI (OR!); Balai Perguruan TinggiKebangsaan Gajah Ma da ; PON pertama;
- Konferensi Malino; Konferensi Denpasar;- Aksi Militer Delanda pertama, KTN , Perundingan
Renville; Hijrah TNI; pemberontakan PKI di Madi-un; Aksi Militer ^elanda kedua; Long March Divi-si Siliwangi; Serangan Umura ke Yogya;
- Konferensi Asia di New Delhi; Resolusi DK PBB;- Persetujuan Roem-Royen; Presiden dan Wapres kem
bali ke Yogya;- Usaha raendirikan Nil Kartosuwiryo;- Konferensi Inter-Indonesia; KMB; Piagam penanda-
tanganan ^onstitusi RIS; pengakuan kedaulatan ;kembali ke Negara Kesatuan RI;
- Peleburan bekas KNIL ke APRIS; peristiwa-peristiwa: APRA di Bandung, Andi Azis di Makasar, RMS;Peristiwa Jengkol (PKI); PKI menuntut kaum buruhdan tani dipersenjatai; isu Dewan Jenderal; Dik-lat Kader Nasakom; masalah sakitnya Presiden Sukarno dan persiapan kudeta PKl; perabubaran PartaiMurba; G30S/PKI; tindakan penumpasan G30S/PKI ;pengarabilan jenazah para korban G30s/PKI dan pe-makamannya;
- Pembentukan kabinet-kabinet: Natsir; Soekiman ;Wilopo; Ali-Wongso; Durhanuddin iiarahap; Ali II;Juanda (kabinet karya); Dewan Banteng; ^usyawa -rah Nasional; Pemberontakan PRRI-Perraesta; Perai-lihan Umum:
190
- Indonesia menjadi anggota PBB; Konferensi AA diBandung; KTT Non Blok; pembatalan perjanjian KMR;pembentukan Propinsi Irian Barat; penentuan pendapat rakyat di Irian Barat; landas kontinen Indonesia; Dwi Kora ; normalisasi hubungan denganMalaysia ;
- Konsepsi Presiden Soekarno; Dekrit Presiden;Pembentukan Front Nasional dan DPR-GR; Sidang Umumpertama MPRS ;
- pemulihan keamanan dan ketertiban; perabekuan PKIdan ormas-ormasnya; pembentukan KAMI; Tritura ;Nota ^olitik KAMI ke DPR-GR; Supersemar; perabubaran PKI; pengaraanan raenteri-menteri KabinetDwikora; pembekuan hubungan dengan PRO; pernya-taan ABR1;
- Sidang Umum IV MPRS; penyerahan kekuasaan pemerintah dari Presiden Sukarno kepada PengembanSupersemar; Sidang Istiraewa MPRS; pelantikan <Jen-deral Suharto sebagai pejabat Presiden RI;SidangUmum V MPRS; Pelantikan Jendral Suharto sebagaiPresiden RI; Kabinet Pembangunan; Pemilu 1971;PPP dan PDI; Sidang Umum MPR; Pelantikan Presiden dan Wapres; Kabinet Pembangunan II;
- Deklarasi Bangkok (pembentukan ASEAN); Sidangmenteri-menterli luar negeri ASEAN; Seminar Angkatan Darat III;
- PON VII; Jambore Nasional Prarauka; KNPI; AmanatPresiden Suharto pada Dies ke-25 UGM dan Ul;pertemuan Presiden dengan Dewan Mahasiswa; Peristiwa Lima Belas Januari; Dewan Stabilitas Politikdan Keamanan; pola hidup sederhana; masalah de-kolonisasi Timor-Timur; Musyawarah Nasional Ula-ma se-Indonesia; Pembangunan Nasional ^erencana(Pelita I - IV).
Jika kita perhatikan raateri-raateri PSPB tersebut di
atas, maka terlihat materinya sangat banyak, dan materinya
difokuskan pada peristiwa-peristiwa sejarah perjuangan
bangsa Indonesia yang terjadi sejak Proklamasi Kemerdekaan
sampai dengan sekarang.
191
(d) Materi Bahasa dan Sa5tra Indonesia
Bahasa Indonesia telah menjadi mata pelajaran prog
ram pendidikan uraura dalam tiga kurikulura SMA, yaitu pada
Kurikulum SMA 1964, 1968 dan 1984.. nanya pada Kurikulum
SMA 1975 saja Bahasa Indonesia tidak berkedudukan sebagai
program pendidikan umura, melainkan sebagai mata pelajaran
akademis. Dalam Kurikulum SMA 1984 mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia diberikan dalam setiap semester.
Materi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia meli
puti dua bidang pokok, yaitu:
a. unsur-unsur bahasa, mencakup:- lafal/ejaan;- struktur;- kosa kata;
. b. kegiatan ber bahasa, mencakup:- membaca;- raenulis/mengarang;- berbicara;- pragraatik.
•^erdasarkan pengelompokan di atas, materi Bahasa dan'
Sastra Indonesia sebagai program pendidikan umum Kurikulum
SMA 1984 adalah sebagai berikut:
a) Membaca: membaca peraahaman (wacana narasi, . wa-cana eksposisi, wacan deskripsi, wacana persua-si, wacana arguraentasi); membaca indah (pantun,syair, sajak bebas, drama); membaca pemahamandokumen; membaca pemahaman puisi;
b) Kosa Kata:kata umum ( dibidang kesehatan, kebersihan, ko
perasi, IPS, IPA, KB, pendidikan); ungkapanungkapan; pilihan kata (misal: kata-kata yangberhomonitn, majas pertautan: me oniraia, sinekdo,alusia, euf iuisme , dsb);
192
c) Struktur:kata (struktur fonera suku kata); kata berimbuh-an; kata ulang; jenis-jenis kata (kata kerja,kata benda, kata sifat, kata ganti, dsb); kalimat (kalimat raajrauk, perintah, tak lengkap, ta-nya, langsung, tak langsung, sedehana, luas spasif, aktif); kelompok kata
d) Menulis:menulis Ianjut (kata-kata korapleks, kata gabung,karangan non fiksi, deskripsi); menulis prosa,menulis Ianjut:prosa arguraentasi, prosa narasi,prosa persuasi, prosa deskripsi, prosa eksposi-si, karangan fiksi, surat pribadi, surat undang-an, surat berharga, surat lamaran peker jaan;me-nulis huruf besar untuk: gelar kehormatan, namatahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah, nama geografi, nama lembaga pemerintah;menulis ejaan;
e) Pragmatik (Ketrarapilan berbahasa);sikap intelektual (raengungkapan kesanggupan danketidaksanggupan; mengungkapkan sesuatu itu masuk akal atau tidak; raenggunakan bahsa lisan dantulisan untuk berdiskusi; berpidato mengungkapkan pendapat; mengetahui kemampuan dan ketidak-mampuan; berpidato dengan intonasi dan aksentu-asi untuk menarik perhatian; raenyatakan ketidak-puasan; menyatakan rasa penyesalan; raenawarkanbantuan: raenyarankan sesuatu pekerjaan); sikapemosi (mengungkapkan rasa puas can tidak puas ;mengungkapkan sesuatu yang menarik atau tidakraenarik; menyatakan persetujuan); penyelesaianpendapat dalara berpidato; informasi faktual;menggunakan bahasa untuk memberikan informasidan peristiwa; sosialisasi (raengucapkan selamattas keberhasilan teman).
f) Apresiasi bahasa dan astra Indonesia:fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagaibahasa negara; sejarah sastra (periodisasi sastra Indonesia? Puisi Baru (makna prosa Angk '43;raengartikan ©lah satu puisi Angk. 43, Angk. 66,Angk. Pujangga Baru); Prosa Baru (raengartikanunsur ekstrinsik sebuah roraan/novel, raenaksirunsur intrinsik alur dan latar ,roraan/novel BP;raenaksir unsur intrinsik teraa dan perwatakansebuah roraan/novel; membuat resensi sederhanaangk.BP; menaksir unsur intrinsik roman/novelmodern; resensi sederhana roman/novel modern);drama (raendramakan fragmen sebuah drama angk.45;mefliiiedakan bentuk dan isi drama angk. 45 dengandrama karya Putu Wijaya; membandingkan karya
193
Sanusi Pane dengan karya Usmar Ismail);pokok dantokoh; aliran sastra; sejarah sastra; kritik sastra (membuat kritik sederhana sebuah puisi ang.Pujangga Baru, angk. 45); puisi baru ( menafsirkanpuisi yang bercorak bahasa); prosa baru (memahamicerpen jaman Jepang; menafsir roraan/novel . yangberisi revolusi 194.5; menaksir tendens ceritapen-dek th 50-an; menaksir unsur intrinsik roman/ novel angk 66; menafsir unsur ekstrinsik roman/ novel pergolakan; membedakan puisi dan prosa ang.PBdengan angk. 45, dan angk. 45 dengan angk. 66;me-narik kesimpulab unsur sosiologi sastra sebuahroraan/noven angk. 45); bahasa Indonesia (meraahamisilsilah bahasa Indonesia dalam rumpun bahasa Aus-tronesia; perkembangan bhs. Indonesia 1928 - pendudukan Jepang, dan sampai dengan sakarang).
Dari uraian di atas terlihat bahwa raateri Bahsa In
donesia sangat banyak, karena meraang diberikan setiap se
mester. Materi Bahssa Indonesia yang terbanyak diberikan
adalah tentang tata bahasa (struktur), ketrarapilan pragma-
tik berbahasa dan apresiasi sastra.
(e) Materi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Mata pelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
selalu ada dalara setiap program pendidikan umura. Dalam Prog
ram pendidikan umum Kurikulum SMA 1984 raateri Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan meliputi materi berikut.
1) Materi Pendidikan Olahraga:- atletik, meliputi: nomor. lari (jarak pendek, me
nengah, jauh, lari bersambung, lari gawang); nomor lompat (lompat jauh, lompat tinggi, lompatjangkit); nomor lempar (tolak peluru, lemparlembing, lempar cakram);
- Senam, meliputi: senam dasar, senam ketangkasan,senam irama ;
- permainan, meliputi: bola voli, sepakbola, bolabasket, bola tangan;
- pencak silat: pengertian, tujuan, prinsip, fungsi, penguasaan sikap, gerak lanjutan, gerak sera ng dan gerak bela.
194
2) Materi Pendidikan Kesehatan:peningkatan kesehatan (kesehatan pribadi; makanandan minuman sehat); kesehatan lingkungan; kesehatan mental; pencegahan penyakit (penyakit oienu-lar dan tidak menular; imunisasi; pendidikan ke-selamatan); pemeliharaan kesehatan (P3^; ^5^',pengobatan tradisional).
(f) Materi Pendidikan Seni
Pendidikan Seni pada Kurikulum SMA 1984 diberikan
selama empat semester di kelas satu dan dua. Pendidikan se
ni terdiri dari empat cabang seni, yaitu seni rupa, seni
musik, seni drama, dan seni tari. Dalara SK Mendikbud No.
0486/U/1984 disebutkan bahwa untuk Pendidikan Seni, setiap
sekolah diwajibkan memberikan seni rupa yang mencakup pel
ajaran menggambar mistar serta satu cabang seni yang lain
atau lebih.
Adapun materi pelajaran dari setiap canag seni ter
sebut adalah sebagai berikut:
1) Seni rupa: wawasan seni (epngertian aani dan ca-bangnya); prinsipseni; menggambar t, be nt uk, mis-tar, ekspresi, illustrasi, ekspresi, reklame );mencetak (cetak dalam, cetak tinggi, cetak da-tar); membentuk (merabutsir); proses pencipta-an; fungsi seni; sejarah seni rupa (Indonesia,negara tetangga, Timur Tengah dan Barat) ;kolek-si; paraeran; widyawisata.
2) Seni musik:irama; pulsa (ketukan); birama; pola irama; no-tasi raelodi; nada; tangga nada; bentuk ulang ;produksi nada; dinamik; tempo; teknik vokal;teknik dasar instruraen; melodi; gerak melodi ;warna nada; merabirama dan birama; interval; ka-dens; trinada dan ekor; lambang ekor; frase ;hubungan frase; mengarang lagu; perkembangan musik; modu.lasi; tekstur; bentuk komposisi; bentuk penyajian musik.
195
3) Seni teater:pengetahuan seni teater; naskah (deskripsi,artidan funsi, unsur); apresiasi seni; pemain danfungsinya; sutra dara (fungsi, syarat, kepemim-pinan, langkah, penyutradaraan); pentas (fungsidan bentuknya); kerabat kerja dan penonton; bentuk drama (drama koraedi, drama tragedi, tragikkomedi, melodrama); fungsi teater; jenis teater(tradisi, transisi, dan teater baru).
4) Seni Tari:tari (pengertian tari dan unsur-unsurnya; fungsi tari dan bentuk penyajian; jenis-jenis tari);tari bentuk (gerak dasar tari; tari tradisionaldaerah seterapat;tari kreasi baru setempat); ko-leksi tari (membuat kliping); kreativitas tari;nilai-nilai keindahan tari; sejarah tari; widyawisata; pagelaran.
(g) Materi Geografi
Geografi sebagai mata pelajaran rpogram pendidikan
umura hanya ada pada dua kurikulura SMA, yaitu pada Kurikulum
SMA 1964 (dengan naraa Ilrau Bumi Indonesia) dan pada Kuri
kulum SMA 1984. Dalam Kurikulum SMA 1981f, Geografi sebagai
pendidikan umum diberikan selama empat semester di kelas
dua dan tiga.
Ruang lingkup bahan (materi) pengajaran Geografi me
liputi:
1) Geografi Regional Indonesia2) Geografi Umum, yang terdiri dari:
a) Geografi fisik;b) Geografi manusia.
Adapun raateri pelajaran Geografi yang terinci adalah
sebagai berikut:
a) Geografi regional Indonesia:letak geografif Indonesia; ciri-ciri khas wila-yah daratan, perairan laut, dan wilayah udaraIndonesia; potensi sumber daya alam Indonesia.
196
b) Geografi manusia:kualitas dan kuantitas suraber daya manusia Indonesia; wujud interaksi suraber daya raanusiadengan sumber daya alam Indonesia; kerja saraaantar wilayah.
c) Geografi fisik:jagat raya; tata surya; kedudukancan gerakan bumi; penjelajahan angkasa luar; litosfer dan ge-jala-gejalanya; hidrosfer dan gejala-gejalanya;atmosfer dan ge jala-ge jalanya (cuaca, iklim) ;biosfer; kelestarian lingkungan hidup (interaksi penduduk dengan lingkungan alam.
(h) Materi mata pelajaran Ekonorai
Mata pelajaran Ekonomi sebagai program pendidikan
uraura secara garis besar mengandung materi sbb.:
- Inti masalah ekonomi (kelangkaan suraber terhadapkebutuhan raanusia; macam-macam kebutuhan);
- prinsip ekonomi dan motif ekonorai (penentuan al-ternatif pilihan; motif ekonomi);
- inti ilmu ekonomi (tujuan, sasaran, dan metodeekonorai; hukum dan politik ekonomir ekonorai teori dan terapan; pendekatan ekonomi5;
- kegiatan ekonorai (produksi, distribusi, dan kon-surasi; produksi dan faktor produksi);
- hubungan antara produksi, distribusi, dan konsurn-si serta permasalahannya (penggolongan badan usaha menurut pemiliknya; jenis-jenis bidang usaha;perluasan produksi dan peningkatan mutu; produksi dan pendapatan; orientasi produksi dan kebutuhan masyarakat; rumah tangga konsurasi; permin-taan efektif; sistem distribusi; pengertian pa-sar; peraasaran);
- pembangunan ekonorai Indonesia (tujuan nasionaldan pembangunan ekonorai; peranan Pemerintah dalampembangunan ekonomi; raotivasi perab. ekonomi; hambatan pemb. ekonorai; pejak dan pembangunan);
- Pelaksanaan pembangunan ekonorai Indonesia (Peli-ta; ruang lingkup Pelita);
- Koperasi Indonesia (sejarah perkembangan kopresiIndonesia; perkembangan perundangan koperasi di•Indonesia; Koperasi Indonesia menurut UU No. 12/1967; KUD; Koperasi sekolah).
197
(i) Materi Matematika
Materi mata pelajaran matematika sebagai pendidikan
uraura secara garis besar meliputi hal-hal berikut:
- Geometri: Dimensi tiga (bangun-bangun ruang);- Trigonoraetri: Fungsi Trigonometri (rumus-rumus
trigonometri dari sudut-sudt yang berelasi;peng-ukuran sudut dengan ukuran derajat dan radian jkoordinasi kutub); Rumus-rumus segitiga (aturanaturan sinus; rumus-rumus yang menghubungkansin a, Cos a dan Tg a; aturan kosinus; luas se-gi tiga):
- Aljabar: Hubungan pemetaan dan grafik (fungsidan grafiknya; penerapan fungsi kuadrat); kalimat matematika/persamaan (persamaan; pertidak-samaan kuadrat);
- Geometri: bangun datar dan lingkaran (unsur-unsur lingkaran, busur tembereng, juring, dsb. ;sudut pusat dan sudut keliling; garis singgungdan garis singgung persekutuan dua lingkaran ;lukisan garis singgung lingkaran);
- Aljabar: Pangkat tak sebenarnya (fungsi dan persamaan eksponen/logaritma: pangkat tak sebenarnya, bilangan irasional);
- Logika: pernyataan nilai benar/salah; operasipernyataan;
- Matriks: pengertian matriks dan notasi matriks;ordo matriks; kesamaan dan matriks; operasi matriks; pemakaian matriks untuk persamaan linear);
- Pengenalan Komputer: teori;- Geometri: Kurva (irisan kerucut).
(j) Materi Biologi
Mata pelajaran Biologi sebagai pendidikan umum mem
punyai materi sebagai berikut:
- Konsep tentang hidup dan metode ilmiah;- Organisasi sebagai sistem (protoplasma sebagai
substansi makhluk hidup; sel sebagai penyusuntubuh makhluk hidup; berbagai macam jaringan,organ dan sistem organ);
- Reproduksi (reproduksi sel; reproduksi padaturabuhan; reproduksi hewan; reproduksi manusia);
198
- Peranan raanusia dalam pengelolaan lingkungan hidup;
- Klasifikasi makhluk hidup (tujuan dan cara kla-sifikasi makhluk hidup; klasifikasi tumbuhan;klasifikasi hewan);
- Evolusi makhluk hidup (berbagai perubahan sifatakibat proses evolusi; evolusi menurut Lamarckdan Charles Darwin; sejarah perkembangan raanusia);
- Pengelolaan lingkungan (kearifan raanusia dalarapengelolaan lingkungan; kesehatan lingkungan);
- Ke pendudukan (dinamika kependudukan; dampak la-ju pertumbuhan penduduk terhadap masalah sosial,ekonomi dan lingkungan; NKKBS);
- Gizi dan Teknologi makanan (komposisi makanansehat; teknologi pengawetan makanan)*
(k) Materi Fisika
Mata pelajaran Fisika sebagai pendidikan umura mem
punyai liputan raateri sebagai berikut:
- Besaran dan satuan (besaran pokok; besaran turu-nan; dimensi: angka penting);
- Gerak lurus (jarak dan perpindahan; kecepatandan laju; percepatan; gerak lurus beraturan; gerak jatuh bebas);
- Hukum wewton tentang gerak (Hukum I N6wton;HukumII Newton; hukum III Newton);
- Energi dan Usaha (energi; usaha; usaha dan ener-gi kinetik; usaha dan energi potensial; hukumkekekalan energi mekanis);
- Fluida tak bergerak (fluida; zat cair);- Suhu dan Kalor (pengertian suhu; pengertian kalor);- Pengaruh kalor dan perubahan suhu pada sifat zat
(pemuaian zat; perubahan wujudnya);- Rangkaian listrik (rangkaian tertutup; kuat arus
dan beda potensial; hukum Ohm; hukum I Kirchoff);- Energi dan daya listrik (energi listrik; daya
listrik);- Medan Magnet (medan magnet yang ditimbulkan lis
trik; gaya yang dialarai kawat berarus dalam medanmagnet);
- Gelombang dan beberapa sifatnya ( gelombang danjenisnya; cepat rarabat, frekuensi dan panjang gelombang; pemantulan dan pembiasan gelombang; in-terferensi dan difraksi gelombang)
- Bunyi sebagai gelombang (interfernsi bunyi;tinggi nada; kuat bunyi);
- Cahaya sebagai gelombang (difraksi dan interferen-si cahaya).
199
(1) Materi Kimia
Mata pelajaran Kimia sebagai pendidikan umura mem
punyai raateri yang secara garis besar sebagai berikut:
- Materi dan perubahannya (perubahan materi; cam-puran, senyawa dan unsur; partikel-partikel materi; tanda atom, rumus kimia, dan persamaanreaksi);
- Konsep Mol (hukum perbandingan volura, hukum avo-gadro dan hukum perbandingan berganda; raassaatom relatif massa molekul relatif; mol);
- Struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia (struktur atom; sistem periodik unsur-unsur;ikatan kimia);
- Larutan (larutan elektrolit dan nonelektrolit ;larutan asam dan basa; reaksi dalara larutanelektrolit);
- Hidrokarbon dan minyak bumi (komposisi hidrokar-bon; kekhasan atom karbon; alkana, alkena, al-kuna; minyak bumi);
- Ilmu Mmia dalara kehidupan sehari-hari (udara ;air; pupuk; logara; zat-zat makanan; raateri yangdisesuaikan dengan Daerah).
(m) Materi Pendidikan Ketrampilan
Dalam Kurikulum SMA 1984, pendidikan Ketrarapilan
berkedudukan sebagai pendidikan umura. Materinta meliputi em
pat bidang ketrampilan, yaitu: ketrarapilan jasa, ketrampil
an PKK, ketrampilan pertanian, dan ketrarapilan pertukangan/
ketrarapilan kelistrikan. Secara terinci, materi Pendidikan
Ketrarapilan meliputi hal-hal berikut:
- Ketrarapilan jasa :pengenalan mesin tik; penggunaan raesin tik; pera-watan dan penanggulangan kerusakan kecil pada mesin tik; pengetikan sistem 10 jari (petunjuk dasar; pengetikan menurut Deretan Tuts; pengetikanmenggunakan Tuts pengubah); Pacarn-macara cara pe-kerjaan pengetikan (menghapus huruf/kata yang salah dan cara membetulkannya; raengetik surat; me-ngetik blanko isian; mengetik daftar yang sederhana; mengetik sheet dan stensil; mengetik karyatulis).
200
- Ketrarapilan PKK:pengenalan unsur-unsur menu sehat. seimbang; pe-ningkatan kesehatan melalui makanan bergizi; pe-milihan bahan raakanan menurut syarat dan gizikesehatan; pemilikan teknik mengolah bahan makanan dan alat raasak yang digunakan untuk mengolahmakanan jamuan; pengolahan bahan raakanan sehari-hari; pemilihan alat-alat hidang, cara raenata me-ja, dan etika makan sehari-hari dan dalara jamuan;
pengenalan fungsi pakaian can jenis tekstil; peng-gunaan alat dan mesin jahit; perawatan raesin ja-hit dan perlengkapannya; pembuatan pakaian denganmenggunakan pola baku;
- Ketrampilan Pertanian:fungsi dan peraanfaatn pekarangan; penggunaan alatperlengkapan serta bahan bertanara; pengolahan tanah; pembibitan; penanaman; pemeliharaan tanaman;peraungutan hasil; teknik dasar penempatan tanamandi halaman; penanaman pada pot atau wadah; keperluan dasar hidroponik; penanaman dengan sistemhidroponik;
- Ketrampilan Pertukangan/Kelis trikanpenggunaan alat-alat pertukangan (alat-alat pertukangan listrik dan motor listrik; alat-alatpertukangan kayu dan logam); pengenalan dan sumber listrik (pengenalan arus searah) ; pengenalandan pemakaian arus bolak-balik; pengenalan danperaakaian instalasi listrik; pengenalan dan perawatan dan perbaikan peralatan listrik (cetrikalistrik, kompor listrik, alat-alat yang raenggunakan motor listrik).
(n) Materi Bahasa Inggris
Mata pelajaran Bahasa Inggris berkedudukan sebagai
pendidikan umura pada semester pertama dan kedua di kelas
satu. Pada sera ster ketiga sampai keenara juga diberikan di
setiap program (jurusan), namun berkedudukan sebagai prog
rara khusus .
Mata pelajaran Bahasa Inggris pada ivurikulura SMA 1984
diarahkan untuk raerabina kemampuan siswa menggunakan bahasa
Inggris untuk berkomunikasi secara bermakna. ^ateri (bahan)
201
pelajarannya meliputi pengetahuan dan ketrampilan bahasa
Inggris yang mencakup: l) struktur, 2) bacaan, 3) kosa ka
ta, 4) percakapan, dan 5) karangan. Adapun rincian materi
bahasa Inggris sebagai pendidikan umum adalah sbb.:
1) Struktur:pola kalimat dengan "to be" dan "to have"; simplepresent tense; Present Progressive Tense; PresentPerfect Tense; Present Perfect Progressive Tense;Simple Past Tense; Past Progressive Tense; Nouns& Pronouns; Modification Noun + Noun; Modals;Adjective/Degrees of Comparison; Adverbs ofManners; Preposition; Request sentences; Futuretense dengan will/shall; Future continuous tense;pola kalimat lanjutan dengan "to be"; introductory'it1; klausa bobas dengan and - but - or; klausaterikat; kata ganti refleksif; kalimat langsungtak langsung; kesesuaian (concord/agreement) ;po-sisi kata dalara kalimat; posisi kata benda dalamkalimat; Past Perfect Tense; Kalimat pasif; struktur kalimat raajerauk; pola kalimat S+V+O+toVj.
2) Bacaan:Bacaan tentang: olahraga, tentang perlunya banyakmembaca, tentang badan kita, perdagangan, sistemraetrik, keluarga berencana., dunia penerbangan,produksi dalam negeri, lalu lintas, Bhinneka Tung-gal Ika, industri kecil, astronot, Hang Tuah, bidang geografi, komputer, Pendidikan nasional, lam-bang negara, kepulauan Indonesia, kamtibmas; dst.
3) Kosa kata:kosa kata yang berhubungan dengan: olahraga, per-pustakaan dan kegiatan membaca, anggota badanperdagangan, sistem metrik, KB, penerbangan, produksi dalam negeri, lalu-lintas , Bhinneka TunggalIka, industri kecil, astronot, sejarah Hang Tuah;geografi, komputer, pendidikan di Indonesia, lam-bang negara, kepulauan Indonesia, kamtibmas, tokoh fisika, par iwisa ta , makanan Indonesia, air,Kebun Raya Bogor, kesehatan raanusia, aujad, polu-si, ruang angkasa, candi, tahun ajaran sekolah.
4^) Percakapan:memberi salara, raengucapkan terima kasih, raenyatakan persetujuan, menyatakan penyesalan,menyetujuisuatu tawaran, raenolak suatu tawaran, memperkenalkan seseorang, memberi ucapan s elamat, menyatakan
202
rasa senang, raenawarkan bantuan, meminta seseorangmelakukan sesuatu, mengingatkan seseorang untuktidak melakukan sesuatu, menanyakan alamat seseorang, meminjara sesuatu, menanyakan jalan, menanyakan keraarapuan/ketidakraarapuan ssseoratig , memintaketerangan, meminta ijin, raenyatakan selamat da-tang, raenyatakan pujian, raenyatakan rasa senang,menyatakan rasa menyesal, raenyatakan keinginan ,memperkenalkan orang baru, menyatakan suka/tidaksuka, menanyakan sesuatu, raenyatakan rasa senang,menanyakan apakah seseorang ingat/lupa sesuatu,ungkapan tentang harga sesuatu, menyatakan turutberduka cita.
5) Karangan:raenyalin paragraf, menyalin paragraf dengan perubahan, membuat kalimat, menyalin teks denganperubahan, membuat surat sederhana, menyalin surat dengan perubahan, menyalin karangan denganraenyempurnakan kata, membuat karangan dengan perubahan.
Demikianlah uraian ^deskripsi) latar belakang, kon
teks, struktur program, tujuan, dan materi program pendidik
an umum dalam kurikulum-kurikulum SMA sejak tahun 1945 sam
pai dengan 1984- Analisis dan interprerasi tentang perkem
bangan prograra pendidikan umum tersebut akan dilakukan pada
bab IV berikut ini.