Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

12
BAB XI DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI 1. Pengertian Bibliografi Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan bibliografi atau daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku. artikel- artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang awam. bibliografi mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar kepustakaan itu merupakan suatu hat yang sangat penting. Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu. Dalam bab mengenai pengumpulan dan pengolahan data sudah diuraikan pula bagaimana caranya mcmpergunakan kcpustakaan. Serta bagaimana caranya mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui kartu-kartu tik. Dalam hubungan ini. cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data- data itu (yaitu mempergunakan kartu tik yang berukuran 10 cmX12.5 cm) dapat dipergunakan untuk mengumpulkan data-data dalam menyusun ketengkapan suatu karya ilmiah . 2. Fungsi Bibliografi Fungsi sebuah bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul 1

description

Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

Transcript of Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

Page 1: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

BAB XI

DAFTAR PUSTAKA DAN CATATAN KAKI

1. Pengertian Bibliografi

Menurut Gorys Keraf (1997 :213) yang dimaksud dengan bibliografi atau

daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku. artikel-

artikel. dan bahan-bahan penerbitan lainnya. yang mempunyai pertalian dengan

sebuah karangan atau sehagian dan karangan yang tengah digarap. Bagi orang

awam. bibliografi mungkin tidak penting artinya, tetapi bagi seorang sarjana

seorang calon sarjana. atau scorang cendekiawan. daftar kepustakaan itu

merupakan suatu hat yang sangat penting.

Melalui daftar kepustakaan yang disertakan pada akhir tulisan itu. para sarjana

atau cendekiawan dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat

menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai pertalian dengan isi

pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan

sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula horison

pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

Dalam bab mengenai pengumpulan dan pengolahan data sudah diuraikan pula

bagaimana caranya mcmpergunakan kcpustakaan. Serta bagaimana caranya

mengumpulkan data-data yang diperlukan melalui kartu-kartu tik. Dalam

hubungan ini. cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data- data itu (yaitu

mempergunakan kartu tik yang berukuran 10 cmX12.5 cm) dapat dipergunakan

untuk mengumpulkan data-data dalam menyusun ketengkapan suatu karya ilmiah .

2. Fungsi Bibliografi

Fungsi sebuah bibliografi hendaknya secara tegas dibedakan dari fungsi

sebuah catatan kaki. Referensi pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk

kepada sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan dalam teks. Sebab

itu referensi itu harus menunjuk dengan tepat tempat. dimana pembaca dapat

menemukan pernyataan atau ucapan itu. Dalam hal ini selain pengarang, judul

1

Page 2: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

buku dan sebagainya. harus dicantumkan pu/a nomor halaman di mana

pernyataan atau ucapan itu bisa dibaca. Sebaliknya sebuah bibliografi memberikan

deskripsi yang penting tentang buku, majalah, harian itu secara keseluruhan.

Karena itu fungsi catatan kaki dan bibliografi seluruhnya tumpang-tindih satu

sama lain.

Di pihak lain bibliografi dapat pula dilihat dan segi lain. yaitu ía berfungsi

sebagai pelengkap dan sebuah catatan kaki. Mengapa bibliografi itu dapat pula

dilihat sebagai pelcngkap? Karena bila seorang pembaca iugin mengetahui lebih

lanjut tentang referensi yang terdapat pada catatan kaki. maka ia dapat mencarinya

dalam bibliografi. Dalam bibliografi dapat mengetahui keterangan-keterangan

yang lengkap mengenai buku atau majalah itu.

3. Unsur-unsur Bibliografi

Untuk persiapan yang baik agar tidak ada kesulitan dalam penyusunan

bibiografi itu, tiap penulis harus tahui pokok-pokok mana yang harus dicatat.

Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah bibliografi

adalah:

(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.

(2) Judul Buku, termasuk judul tambahannya.

(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke-berapa,

nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.

(4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,

nama majalah, jilid. nomor dan tahun.

Ada penulis yang memberikan suatu daftar bibliografi yang panjang bagi

karya yang ditulisnya. Namun untuk penulisan karya-karya pada taraf permulaan

cukup kalau diusahakan suatu daftar kepustakaan darii buku-buku yang dianggap

penting, dan sungguh-sungguh diambil Sebagai pertimbangan atau dijadikan dasar

orientasi dalam penyusunan bahan-bahan karya tulis itu.

Bila daftar bibliografinya cukup panjang, biasanya dibuat daftar ber-

dasarkan klasifikasinya. Ada yang membedakan daftar yang hanya memuat buku,

2

Page 3: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

artikel majalah, artikel ensiklopedi, harian, dsb. Ada pula yang membuat daftar

berdasarkan kaitannya dengan tema yang digarap: buku-buku atau referensi dasar,

bibliografi khusus dan bibliografi pelengkap.

Persoalan lain yang perlu ditetapkan juga dalam hubungan dengan bibliografi

adalah di mana harus ditempatkan daftar kepustakaan itu? Bila karangan tidak

terlalu panjang, misalnya skripsi, maka cukup dibuat sebuah daftar bibliografi

pada akhir karangan itu. Tetapi kalau bukunya sangat tebal , serta tiap bab cukup

banyak bahan-bahan referensinya, maka dapat diusahakan sebuah bibliografi

untuk tiap bab. Dalam hal terakhir ini ada kemungkinan bahwa sebuah karya

dapat disebut berulang kali dalam bab-bab berikutnya.

4. Bentuk Bibliografi

Cara penyusunan bibliografi tidak seragam bagi semua bahan referensi,

tergantung dari sifat bahan referensi itu. Cara menyusun bibliografi untuk buku

agak berlainan dan majalah, dan majalah agak berlainan dari harian, serta

semuanya berbeda pula dengan cara menyusun bibliografi yang terdiri dan

manuskrip-manuskrip yang belum diterbitkan, seperti tesis dan disertasi.

Walaupun terdapat perbedaan antara jenis-jenis kepustakaan itu, namun ada tiga

hal yang penting yang selalu harus dicantumkan yaitu: pengarang, judul, dan data-

data publikasi.

Bibliografi disusun menurut urutan alfabetis dan nama pengarangnya.

Untuk maksud tersebut nama-nama pengarang harus dibalikkan susunannya:

nama keluarga, nama kecil, lalu gelar-gelar kalau ada. Jarak antara baris dengan

baris adalab spasi rapat. Jarak antara pokok dengan pokok adalah spasi ganda.

Tiap pokok disusun sejajar secara vertikal. dimulai dan pinggir margin kiri.

sedangkan baris kedua,. Ketiga, dan seterusnya dan tiap pokok dimasukkan ke

dalam tiga ketikan (bagi karya yang mempergunakan lima ketikan ke dalam untuk

alinea baru) atau empat ketikan (bagi karya yang mempergunakan 7 ketikan ke

dalam untuk alinca haru). Bita ada dua karya atau lebih ditulis oleh pengarang

yang sama. maka pengulangan namanya dapat ditiadakan dengan menggantikan-

nya dengan sebuah garis panjang. sepanjang lima atau tujuh ketikan, yang disusul

3

Page 4: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

dengan sebuah titik. Ada juga yang menghendaki panjangnya garis sesuai nama

pengarang. Namun hal terakhir ini akan mengganggu dari segi estetis, karena

nantinya ada garis yang pendek ada pula garis yang panjang sekali. terutama kalau

nama pengarang itu panjang. atau karena ada dua tiga nama pengarang.

Karena cara-cara untuk tiap jenis kepustakaan agak berlainan. Maka

perhatikanlah ketentuan-ketentuan bagaimana menyusun urutan pengarang, judul

dan data publikasi dan tiap jenis kepustakaan tersebut.

a. Dengan seorang pengarang

Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New York: The Mac Millan

Company. 1963.

(1). Nama keluarga (Hockett ). lebih dahulu. baru nama kecil atau inisial (Charles

F.). kemudian gelar-gelar. Hal ini untuk memnudahkan penyusunan secara

alfabetis

(2). Jiku buku itu disusun olch sebuah komisi atau lembaga. maka nama komisi

atau lembaga itu dipakai menggantikan nama pengarang.

(3) Jika tidak ada nama pengarang. maka urutannya harus dimulai dengan judul

buku. Bagi judul buku dalam bahasa Indonesia. cukup kita memperhatikan

huruf pertama dari buku tersebut. nama keluarga..Untuk buku yang ditulis

dalam bahasa. lnggris. Jcrman atau Pcrancis dan bahasa-bahasa Barat yang

lain. maka kata sandang yang dipakai tidak turut diperhitungkan: A, An, He,

Das, Die, Le, La, dsb. Jadi kata berikutnyalah yang harus diperhitungkan

untuk pcnyusunan bibliografi tersebut. Hal ini berlaku pula untuk artikel

yang tidak ada nama pengarangnya.

(4) Judul buku harus digaris-bawahi (kalau dicetak ditempatkan dalam huruf

miring).

(5) Urutan data publikasi adalah: tempat publikasi penerbit dan penunggalan.

Jika ada banyak tempat publikasi maka cukup mencantumkan tempat yang

pertama. Jika tidak ada penanggalan. maka pergunakan saja tahun copyright

terakhir yang biasanya ditempatkan di balik halaman judul buku.

(6) Pencantuman banyaknya halaman tidak merupakan hal yang wajib, sebab itu

4

Page 5: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

dapat pula ditiadakan.

(7). Perhatikan penggunaan tanda titik sesudah tiap keterangan: sesudah nama

pengarang. sesudah judul buku, sesudah data publikasi dan kalau ada sesudah

jumlah halaman.

(8) Perhatikan pula penggunaan titik dua sesudah tempat terbit. serta tanda

koma sesudah nama penerbit.

b. Buku dengun dua atau tiga pengarang

Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training for Effective Speech. New York: Henry Holt and Company, Inc.,1958

(1) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalikkan; dalam hal-hal lain

ketentuannya sama seperti nomor a.

(2) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan apa yang tercantum pada

halaman judul buku, tidak boleh diadakan perubahan urutannya.

c. Buku dengan banyak pengarang

Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year. New York : Harcourt, Brace & World. Inc., 1964

Untuk menggantikan nama-nama pengarang lainnya cukup di-

pergunakan .singkatan et a!. singkatan dan kata Latin et alii yang berarti dan

lain-lain. Dalam hal ini dapat dipergunakan singkatan et. al. atau dkk (dan

kawan-kawan).

d. Kalau edisi ber:kutnya mengalami perubahan

Gleason, H. A. An Introduction to Descriptive Linguistics. Rev. ed.New York: Holt. Rinehart and Winston. 1961.

(1) Jika buku itu mengalami perubahan dalam edisi-edisi benikutnya, maka

biasanya ditambahkan keterangan rev. ed. (revised edition = edisi yang

diperbaiki) di belakang judul tersebut. Di samping itu ada juga yang tidak

menyebut edisi yang dipcrbaiki. asal jelas menyebut cetakan ke-berapa:

cetakan ke-2. cetakan ke7. dsb. Keterangan mengenai cetakan ini juga

5

Page 6: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

dipisahkan oleh sebuah titik. -

(2) Penanggalan yang harus dicantumkan adalah tahun cetakan dari buku yang

dipakai.

e. Buku yang terdiri dan dua jilid atau lebih

Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language Service. inc..

1964.

(1) Angka jilidnya ditempatkan sesudah judul. serta dipisahkan oleh sebuah tanda

titik, dan selalu disingkat.

(2) Untuk penerbitan Indonesia bisa dipergunakan singkatan Jil. atau Jld.

f. Sebuah edisi dan karya seorang pengarang atau !ebih

Ali.Lukman. ed. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjemin Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung Agung. 1967

(1) Jika editornya lebih dan seorang, maka caranya sama seperti pada nomor b

dan c.

(2) Ada juga kebiasaan lain yang menempatkan singkatan editor dalam tanda

kurung (ed).

g. Sebuah Kumpulan Bunga Rampai atau Antologi

Jassin, H. B. ed. Gema Tanah Air, Prosa dan Puisi. 2 JId. Jakarta: Balai Pustaka 1969.

h. Sebuah Buku Terjemahan

Multatuli. Max Have/aar, atau Ladang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin, Jakarta: Djambatan, 1972.

(1) Nama pengarang asli yang diurutkan dalam urutan alfabetis.

(2) Keterangan tentang penterjemah ditempatkan sesudah judul buku, dipisahkan

dengan sebuah tanda koma.

i. Artike! dalam sebuah Himpunan

Riesman, David. “Character and Society,” Toward Liberal Education. eds. Louis

6

Page 7: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

G. Locke, William M. Gibson. and George Arms. New York: Holt. Rinehart and Winston. 1962.

(1) Perhatikan: baik judul artikel maupun judul buku harus dimàsukkan; begitu

pula penulis dan editorya harus dicantumkan juga.

(2) Judul artikel selalu ditulis dalam tanda kutip, sedangkan judul buku diganis-

bawahi atau dicetak miring.

(3) Perhatikan pula tanda koma yang ditempatkan antara judul artikel dan judul

buku, harus ditempatkan dalam tanda kutip kedua, tidak boleh sesudah tanda

kutip.

(4) Jadi ketiga bagian dan kepustakaan ini tetapi dipisahkan dengan titik, yaitu

pertama: nama pengarang penulis artikel, kedua judul artikel judul buku dan

editor, ketiga tempat terbit — penerbit tahun terbit.

j. Artike! dalam Ensik/opedi

Wright, J.T. “Language Varieties: Language and Dialect,” Encyclopaedia of Linguistics, information and Control, hal. 243 - 251.

Wright, JT. “Language Varieties: Language and Dialect,” Encyclopaedia of

Linguistics, information and Control (Oxford: Pergamon Press Ltd., 1969), hal.

243 - 251.

(1) Bila ada artikel yang jelas pengarangnya, maka nama pengarang itulah yang

dicantumkan. Bila tidak ada nama pengarang. maka judul artikel yang harus

dimasukkan dalam urutan alfabetisnya.

(2) Untuk penanggalan dapat dipergunakan nomor edisinya, dapat pula

tahun penerbitnya

(3) Perhatikan pula bahwa antar judul ensiklopedi dan keterangan tentang

edisi atau tahun terbit, jilid dan halaman harus ditempatkan tanda koma

sebagai pemisah. (4) Contoh yang kedua sebenarnya sama dengan contoh yang pertama,

hanya terdapat perbedaan berupa pemasukan tempat terbit dan penerbit. Bila

tempat terbit dan penerbit dimasukkan, maka : tempat terbit, penerbit dan

7

Page 8: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

tahun terbit dimasukkan dalam kurung. Hal ini biasanya berlaku bagi

ensiklopedi yang tidak terlalu umum dikenal.

5. Macam-macam Bibliografi

a. Buku-buku dasar : buku yang dipergunakan sebagai bahan

orientasi umum mengenai pokok yang digarap itu.

b. Buku-buku khusus : yaitu buku-buku yang dipakai oleh penulis

untuk mencari bahan-bahan yang langsung bertalian dengan pokok

persoalan yang digarap.

c. Buku-buku pelengkap : buku-buku yang topiknya lain dari topik

yang digarap penulis.

6. Penyusunan Bibliografi

Untuk menyusun sebuah daftar yang final perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-

hal berikut :

a. Nama pengarang diurutkan menurut alfabet, Nama yang dipakai dalam

urutan itu adalah nama keluarga.

b. Bila tidak ada pengarang, maka judul buku atau artikel yang dimasukkan

dalam urutan alfabet.

c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan referensi,

maka untuk referensi yang kedua dan seterusnya , nama pengarang tidak

perlu diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7

ketukan.

d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu referensi adalah satu spasi.

Tetapi jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.

e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari

tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak 3 atau 4 ketikan. (Gorys

Keraf, 1997 : 222).

8

Page 9: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

II. Catatan Kaki (Footnote)

Pernyataan ilmiah yang kita gunakan dalam tulisan kita harus mencakup

beberapa hal. Pertama kita harus mengidentifikasikan orang yang membuat

pernyataan tersebut. Kedua, kita harus pula dapat mengidentifikasikan media

komunikasi ilmiah tempat pernyataan itu dimuat atau disampaikan. Ketiga, harus

pula dapat mengidentifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah

tersebut serta tempat dan itu tidak diterbitkan, tetapi disampaikan dalam bentuk

seminar, maka harus disebutkan tempat, waktu dan lembaga yang melakukan

kegiatan tersebut.

Sumber yang lengkap tercantum di dalam daftar kepustakaan. Untuk

skripsi/teks sumber dinyatakan dalam bentuk catatan kaki.

1. Fungsi Catatan Kaki

Catatan kaki dicantumkan sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, sebagai

penghargaan terhadap karya orang lain.

2. Pemakaian

Catatan kaki dipergunakan sebagai :

a) pendukung keabsahan penemuan atau pernyataan penulis yang tercantum di

dalam reks atau sebagai petunjuk sumber;

b) tempat memperluas pembahasan yang diperlukan tetapi tidak relevan jika

dimasukkan di dalam teks, penjelasan ini dapat berupa kutipan pula;

c) referensi silang, yaitu petunjuk yang menyatakan pada bagian mana/halaman

berapa, hal yang sama dibahas di dalam tulisan;

d) tempat menyatakan penghargaan atas karya atau data yang diterima dari orang

lain.

3. Penomoran

Penomoran catatan kaki dilakukan dengan menggurakan angka Arab (1, 2

dan seterusnya) di belakang bagian yang diberi catatan kaki, agak ke atas sedikit

tanpa memberikan tanda baca apapun. Nomor itu dapat berurut untuk setiap

halaman, setiap bab, atau seluruh tulisan.

9

Page 10: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

4. Penempatan

Catatan kaki dapat ditempatkan langsung di belakang bagian yang diberi

keterangan ( catatan kaki langsung) dan diteruskan dengan teks.

Contoh

Peranan. dan tugas kaum pria berbeda dengan dan peranan tugas kaum

wanita. Sehubungan dengan, hal itu, Margaret Mead (1935) berdasarkan

penelitiannya di beberapa masyarakat di Papua Nuguini, menyatakan bahwa

perbedaan itu tidak semata-mata berdasarkan perbedaan jenis kelamin saja,

melainkan berhubungan erat dengan kondisi sosial-budaya lingkungannya. 1

Margaret Mead, Sex and Temperament in Three Primitive Societies (New York :

The American Library, 1950), pp.

Karena kondisi sosial budaya, mungkin berubah dan berkembang, maka

peranan dan tugas itu juga mungkin berubah bertukar atau bergeser.

Antara catatan kaki dengan teks dipisahkan dengan garis sepanjang baris.

Cara yang lebih banyak dilakukan ialah dengan meletakkannya pada bagian

bawah (kaki) halaman atau pada akhir setiap bab.

5. Unsur-unsur Catatan Kaki

A. Untuk Buku

1) Nama pengarang (editor, penterjemah), ditulis dalam urutan biasa, diikuti

koma (.).

2) Judul buku, ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata-kata tugas),

digarisbawahi.

3) Nama atau nomor seri, kalau ada.

4) Data publikasi :

(a) Jumlah jilid, kalau ada

(b) Kota penerbitan, diikuti titik dua ditulis

(c) Nama penerbit, diikuti koma di antara.

(e) Tahun penerbitan. tanda kurung

5) Nomor jilid kalau perlu.

10

Page 11: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

6) Nomor halaman diikuti titik (.)

B. Untuk Artikel dalm Majalah/Berkala

1) Nama pengarang.

2) Judul artikel, di antara tanda kutip (“...”).

3) Nama majalah, digarisbawahi.

4) Nomor majalah jika ada.

5) Tanggal penerbitan.

6) Nomor halaman.

6. Catatan Kaki Singkat

(A) Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di atas), untuk catatan kaki

yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis

dengan huruf besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu nomor

halaman.

(B) op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah dikutip),

dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber yang pernah dikutip, tetapi telah

disisipi catatan kaki lain dari sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit

nomor halaman.

(C) loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang telah dikutip),

seperti di atas tetapi dari halaman yang sama : nama pengarang loc.cit (tanpa

nomor halaman).

7. Contoh-contoh (Perhatikan Spasinya)

a) Dari Buku2John Dewey, How We Think (Chicago: Henry Regnery Company, 1974), p.

75. 3BP3K, Strategi Pengembangan Kekuaran Penalaran (Jakarta : Departemen P

dan K, 1979), pp. 81 - 95. 4Ibid., p. 15. 5John Dewey, op.cit., p. 18. 6John Dewy, loc.cit.

11

Page 12: Daftar Pustaka Dan Catatan Kaki

7Boyd R. Mc Candless and Richard H. Coop, Adolescents : Behavior and

Development (New York: Holt, Rinehart and Winston, 1979). p. 99. 8J.E. Wert, C. D. Neidt, and J. S. Ahmann, Statistical Method in Educational

and Psychological Research (New York: Appleton CenturyCrofts, Inc., 1954),

p. 20U 9C., H. Johnston et.al., The Modern. High School (New York : Charles

Scribner's Sons, 1914), p. 17. 1OSutan Takdir Alisyahbana (edit.), The Modernization of Languages in Asia

(Kuala Lumpur: The Malaysian Society of Asian Studies, 1967), P. IX.

b) Dari Majalah 11Linus Simanjuntak, "Andaikan Kolam itu Bumi Kita", Suara Alam no 9

(1980), pp. 17 - 18.

c) Dari Surat Kabar 12Tajuk Rencana daIam Kompas (Jakarta) , 7 Mei 1981. 13Artikel dalam Sinar Harapan (Jakarta). 29 April 1981.

d) Dari Ensiklopedia, 14John E. Bardach, "Fish," Encyclopedia Americana (New York: Americana

Corporation, 1973), 11, pp. 289 309.

Perlu diketahui bahwa banyak cara yang teiah diterapkan sehubungan

dengan pemakaian dan penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar kepustakaan.

Apa yang baru saja anda pelajaari adalah salah satu di antaranya. Dalam

pelaksanaannya, setiap perguruan tinggi menetapkan aturan tertentu mengenai hal

itu. Meskipun aturan itu mungkin berbeda-beda, namun semua bersepakat untuk

menghargai penemuan atau karya orang lain.

12