Daftar Limbah B3_1

14
7/23/2019 Daftar Limbah B3_1 http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 1/14 Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005 POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI WILAYAH DKI JAKARTA dan STRATEGI PENGELOLAANNYA Studi Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2004 Oleh : Setiyono Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan – BPPT Abstract Limbah B3 dapat menimbulkan dampak negative yang sangat besar dan bersifat akumulatif, sehingga kadarnya makin lama akan makin meningkat. Wilayah DKI Jakarta yang padat dengan berbagai kegiatan menghasilkan berbagai jenis limbah yang sebagian bersifat berbahaya dan beracun, yang biasa disebut dengan limbah B3. Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa limbah yang dihasilkannya sebagian merupakan limbah B3 sehingga penanganan limbah B3 hanya dipusatkan pada sektor industri dan rumah sakit saja. Hal ini menyebabkan limbah B3 dari sektor domestik (terutama rumah tangga) terlupakan. Mengingat besarnya resiko yang dapat ditimbulkan dan kondisi yang demikian maka perlu disusun suatu strategi dan prioritas dalam  pengelolaan limbah B3 dari semua sumber yang ada. Keywords: Hazardous waste. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang dibuang langsung ke lingkungan dapat menimbulkan dampak negative yang sangat besar dan bersifat akumulatif, sehingga kadarnya makin lama akan makin meningkat. Karena sifat  persistant  dari bahan B3, maka dampak yang timbul dapat berantai mengikuti proses pengangkutan (sirkulasi) bahan dan  jaring-jaring rantai makanan. Mengingat besarnya resiko yang ditimbulkan oleh limbah B3, maka pemerintah berusaha untuk mengelola limbah B3 secara menyeluruh, terpadu dan 1.2 Permasalahan Wilayah DKI Jakarta padat dengan berbagai kegiatan, baik pemukiman, perdagangan maupun industri. Semua kegiatan tersebut menghasilkan limbah cair maupun padat. Sebagian dari limbah itu bersifat berbahaya dan beracun, yang biasa disebut dengan limbah B3. Banyak pihak yang tidak menyadari, bahwa limbah B3 tidak hanya dihasilkan oleh industri saja, tetapi dari sektor pemukiman dan perdagangan juga menghasilkan limbah B3. Sampai saat ini industri dan rumah sakit dituding sebagai pihak yang menghasilkan limbah B3, sehingga perhatian dan penanganan limbah B3

Transcript of Daftar Limbah B3_1

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 1/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

POTENSI LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)DI WILAYAH DKI JAKARTA

danSTRATEGI PENGELOLAANNYA

Studi Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2004

Oleh :Setiyono

Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair

Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan – BPPT

Abstract

Limbah B3 dapat menimbulkan dampak negative yang sangat besar dan bersifatakumulatif, sehingga kadarnya makin lama akan makin meningkat. Wilayah DKI Jakartayang padat dengan berbagai kegiatan menghasilkan berbagai jenis limbah yangsebagian bersifat berbahaya dan beracun, yang biasa disebut dengan limbah B3.Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa limbah yang dihasilkannya sebagian

merupakan limbah B3 sehingga penanganan limbah B3 hanya dipusatkan pada sektorindustri dan rumah sakit saja. Hal ini menyebabkan limbah B3 dari sektor domestik(terutama rumah tangga) terlupakan. Mengingat besarnya resiko yang dapat ditimbulkandan kondisi yang demikian maka perlu disusun suatu strategi dan prioritas dalam pengelolaan limbah B3 dari semua sumber yang ada.

Keywords: Hazardous waste.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah bahan berbahaya dan beracun(B3) yang dibuang langsung ke lingkungan dapatmenimbulkan dampak negative yang sangatbesar dan bersifat akumulatif, sehinggakadarnya makin lama akan makin meningkat.

Karena sifat  persistant   dari bahan B3, makadampak yang timbul dapat berantai mengikutiproses pengangkutan (sirkulasi) bahan dan jaring-jaring rantai makanan. Mengingatbesarnya resiko yang ditimbulkan oleh limbahB3, maka pemerintah berusaha untuk mengelolalimbah B3 secara menyeluruh, terpadu dan

1.2 Permasalahan

Wilayah DKI Jakarta padat denganberbagai kegiatan, baik pemukiman,perdagangan maupun industri. Semua kegiatantersebut menghasilkan limbah cair maupunpadat. Sebagian dari limbah itu bersifatberbahaya dan beracun, yang biasa disebutdengan limbah B3.

Banyak pihak yang tidak menyadari,bahwa limbah B3 tidak hanya dihasilkan olehindustri saja, tetapi dari sektor pemukiman danperdagangan juga menghasilkan limbah B3.Sampai saat ini industri dan rumah sakit ditudingsebagai pihak yang menghasilkan limbah B3,sehingga perhatian dan penanganan limbah B3

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 2/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

dan/atau kegiatan yang mengandung bahanberbahaya dan/atau beracun yang karena sifat

dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung,dapat mencemarkan dan/atau merusakkanlingkungan hidup, dan/atau dapatmembahayakan lingkungan hidup, kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta makhlukhidup lain. (PP. No. 18 th. 1999 tentang“Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya danBeracun”).

2.2 Pengelolaan Limbah B3

Mengingat besarnya resiko yang dapatditimbulkan, maka perlu diupayakan suatukegiatan pengelolaan bahan/limbah B3 yangterpadu dan bekesimambungan dimana unsurmanajemen akan memegang peranan yangsangat penting dalam sistem pengelolaan yangdimaksud. Pengelolaan bahan/limbah B3 harusdimulai sejak masih dalam bentuk bahan baku,selama proses produksi, proses terbentuknyalimbah sampai pengolahan limbah danpenimbunan akhir dari sisa hasil pengolahanlimbah B3. Dengan sistem pengelolaan sepertiitu, maka semua pihak yang berhubungandengan bahan/limbah B3 (produsen, pemanfaat,pengumpul, pengangkut, pengolah, penimbun)merupakan satu kesatuan yang tidak dapatuntuk dipisahkan dan setiap ada pemindahtanganan atau pemindahan lokasi limbah antarpihak atau lokasi harus disertai dengan dokumenlimbah B3 yang diberikan pada waktupenyerahan limbah.

Diagram alir sistem pengelolaan limbahB3 secara menyeluruh sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku sepertitersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 1.

2.3 Pengelolaan Limbah B3 SecaraTerpadu

Pengelolaan limbah B3 secara terpadudan menyeluruh harus dilaksanakan bersama-

t B d l P d d B d U h

e. Ditaatinya ketentuan-ketentuan pengelolaanlimbah B3.

Gambar 1 : Diagram Alir Sistem PengelolaanLimbah B3.

Sedangkan sasaran dari programKENDALI B3 adalah:

a. Terciptanya sistem pengelolaan limbah B3yang berdaya guna dan berhasil guna;

b. Meningkatkan kemampuan aparatpemerintah baik di daerah maupun pusatdalam pengawasan pengelolaan limbah B3.

 Ada tiga kelompok dalam pelaksanaanprogram KENDALI B3, yaitu Pemda, Bapedaldan Badan Usaha. Badan Usaha mana yangharus/wajib ikut dalam program ini harusmempunyai kriteria yang jelas atau dalamproses penentuannya jelas. Beberapa langkah

Pemanfaat/Pengguna

limbah B-3

Produk Yang BernilaiEkonomis

Transportasi

Pengolahan Secara

Fisika/Kimia/Biologi

Limbah Dapat LangsungDilandfill  

Insenerator

Limbah

Padat/SludgeLimbah

Padat/Sludge

LANDFILL

PENGHASIL LIMBAH B-3(Industri, Tambang, RS, Rumah Tangga dll)

TRANSPORTASI

PENGOLAH LIMBAH B-3

Sisa Limbah B-3

Transportasi

Pengumpul

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 3/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

pemantauan awal oleh Bapedal bersamadengan Pemerintah Daerah.

d. Penetapan,Dari evaluasi daftar pertanyaan dan hasilkunjungan ditetapkan Badan Usaha prioritassebagai peserta program KENDALI B3 olehBapedal berdasarkan identifikasi yangdilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Setelah suatu Badan Usaha ditetapkansebagai peserta program KENDALI B3, maka

perlu dibuat suatu kesepakatan bersama untukmelakukan pengelolaan limbah B3 yang ada.Untuk lebih jelasnya penentuan badan usahayang wajib ikut dalam program KENDALI B3dapat dilihat pada skema Gambar 2.

2.4 Pengelolaan Limbah B3 OlehPemerintah

Sampai saat ini sektor industri merupakansalah satu penyumbang bahan pencemar yangterbesar di kota-kota yang mengandalkankegiatan perekonomiannya dari industri. Untukmenghindari terjadinya pencemaran yangditimbulkan dari sektor industri, maka diperlukansuatu sistem yang baik untuk melakukanpengawasan dan pengelolaan limbah industri,terutama limbah B3-nya. Pelaksanaan

pengelolaan limbah B3 dilakukan olehPemerintah Daerah dengan berdasarkanketentuan-ketentuan yang berlaku sesuaiPeraturan Pemerintah dan Keputusan KepalaBapedal yang mengatur tentang pengelolaanlimbah B3.

3. POTENSI PENGHASIL LIMBAH B3

3.1 Sumber Limbah B3.

Limbah B3 dihasilkan dari berbagaisumber antara lain, industri, rumah tangga,rumah sakit, pertambangan, pertanian danperkebunan, transportasi dll. Sampai saat inipenghasil limbah B3 terbesar masih berasal darisektor industri. Meski demikian kita tidak bolehmengbaikan limbah B3 yang berasal dari sektor

lain yang jumlahnya relatif kecil, karena dampakyang ditimbulkan oleh limbah ini dapat menyebarke area yang sangat luas dan dalam konsentrasiyang kecil saja dapat menimbulkan dampakyang besar. Hal lain yang sangat perludiantisipasi adalah adanya berbagai pihakpenghasil limbah B3 tetapi mereka tidakmenyadari limah yang dihasilkan merupakanbahan yang berbahaya dan atau pihak penghasil

yang tidak mengetahui sama sekali apa yangdihasilkannya dapat menimbulkan bahaya yangbesar.

 Ada sepuluh jenis kegiatan yangmenghasilkan limbah B3 di wilayah DKI Jakartayang sampai saat ini belum mampu mengelolalimbah B3-nya sesuai dengan persyaratan

TidakMenghasilkan

Limbah B3

Menghasilkan Limbah B3

Ditetapkan Sbg BadanUsaha Yg BukanPeserta Program

KENDALI B3

Ditetapkan Sbg Badan UsahaPeserta Pro ram KENDALI B3

EVALUASIDaftar Pertanyaan +

Hasil Peninjauan

Lapangan

Peserta ProgramKENDALI B3

Pembinaan Teknis

Pembinaan

BADAN USAHA

Identifikasi

Kesepakatan DlmPengelolaan Limbah B3

BapedalPemda

Pemantauan

Peninjauan LapanganPemda + Ba edal

Daftar PertanyaanPemda / Bapedal

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 4/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

3.2 Limbah B3 dari sektor industri

Sektor industri merupakan sumber limbahB3 terbesar, tetapi timbulan limbah yang berasaldari sektor ini relatif lebih mudah untuk dimonitor.Di wilayah DKI Jakarta juga terdapat berbagaiindustri, yang disinyalir sebagian dari merekamenghasilkan limbah B3. Sampai saat ini datadetail berapa jumlah limbah B3 yang dihasilkandan berapa yang sudah dikelola dengan benardari sektor ini belum ada. Namun data jumlahindustri yang ada di wilayah DKI telah dapatdilihat seperti pada Lampiran Tabel 1.

Dari tabel tersebut terlihat ada berbagaiindustri yang berpotensi menghasilkan limbahB3, seperti industri tekstil, kulit, furnitur, kertas,percetakan, penerbit, reproduksi media rekaman,kimia dan barang-barang dari bahan kimia,logam dasar, barang dari logam, mesin danperalatannya, daur ulang barang logam danindustri pengolahan.

Berikut disajikan berbagai foto kegiatanyang berhubungan dengan industri kecil danbanyak menghasilkan limbah B3 yang masihbelum terkelola dengan baik.

Foto 1 : Tanin (Rotary Drum)  Reaktor PenyamakanKulit (sumber limbah B3)

Foto 3 : Kegiatan percetakan .

Foto 4 : Industri kecil elektro plating.

Foto 5 : Laboratorium.

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 5/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

 

Foto 8 : Barang bekas terkontaminasi B3.

Foto 9 : Pengumpulan oli bekas.

3.3 Limbah B3 dari sektor rumah tangga

Limbah B3 juga dihasilkan dari kegiatanrumah tangga meski dalam jumlah yang relatifkecil dan dalam waktu yang tidak pasti, sehingga

keberadaannya terkadang kurang mendapatkanperhatian. Gawatnya lagi, beberapa produk jugaberbahaya saat digunakan, seperti kamper danpengharum ruangan. Untuk mencegah hal-halyang tidak diinginkan, maka limbah B3 darirumah tangga harus segera diwaspadaikeberadaannya, karena meski jumlahnya sangatsedikit dampak yang dapat ditimbulkan dapatberantai dan dalam jangka waktu yang lama.

Limbah B3 rumah tangga memang sedikit,tidak sampai 2% dari timbulan sampah domestik,tetapi termasuk kecil-kecil cabe rawit. MenurutUS-AEP (United States Agency for EnviromentProtection) sebuah baterai bermerkuri didalamenam ton sampah, sudah melebihi ambangbatas merkuri yang diijinkan dalam limbah padat,

Gambar 3 : Skema sumber limbah B3 dari rumahtangga.

Tabel 2: Contoh produk rumah tangga yangberpotensi menjadi limbah B3

No Sumber Produk Yang Berpotensi Menjadi LimbahB3

1 Dari Dapur Pembersih Lantai, Kompos Gas,Pembersih Kaca, Plastik, Racun Tikus,Bubuk Pembersih, Pembuka Sumbat,Saluran Air Kotor.

2 Dari Tempat

Cuci

Pemutih, Deterjen, Pembersih Lantai,

Bahan Pencelup, Semir Sepatu,Pembersih Karpet, Pembuka Sumbat,Saluran Air Kotor.

3 Dari KamarMandi

 Aerosol, Desinfektan, Pembuka Sumbat,Saluran Air Kotor, Pembersih Lantai danKaca, Hair Spray, Pewarna Rambut,Pembersih Toilet, Kamper, MedicatedShampoo.

4 Dari KamarTidur

Kamper, Pembersih Karpet, PembersihMebel, Pembersih Lantai, PembersihKaca, Semir Sepatu, Obat Anti Nyamuk,Batere, Pembersih Lantai, Aerosol, CatKuku dan Pembersih.

5 Dari Garasidan Gudang

Oli, Aki Mobil, Minyak Rem, Car Wax,Pembersih Karburator, Cat dan Thinner,Lem, Pembunuh Tikus, Genteng Asbes.

6 Dari RuangTamu

Pengharum Ruangan, Pembersih Karpet,Pembersih Mebel, Pembersih Kaca.

7 Dari Taman Pupuk Insektisida

Kebutuhanpokok

- Air,

- Bahan makanan,

- Bahan pakaian,

- Bahan konsumtiflainnya,

Libah cair

Libah padat

Libah cair

Libah padat

Limbah cair

Libah padat

Septik tank

TPA

IPALDomestik

MCK

Dapur

 Aktivitaslainnya

 Air hujan Saluran umum

Saluranumum

 Aktivitas R.T

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 6/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

3.4 Limbah B3 dari sektor rumah sakit

Rumah Sakit adalah sarana kesehatanyang menyelenggarakan kegiatan pelayanankesehatan serta dapat dimanfaatkan untukpendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan diRumah sakit meliputi pelayanan rawat jalan,rawat-inap, pelayanan gawat darurat, pelayananmedik, pelayanan penunjang medik danpelayanan non medik.

 Adanya berbagai sarana pelayanankesehatan tersebut, akan menghasilkan limbahbaik cair maupun padat. Limbah padat yang adadapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu limbahmedis dan limbah non medis. Limbah medisadalah limbah yang dihasilkan langsung darikegiatan medis. Limbah ini tergolong dalamkategori limbah bahan berbahaya dan beracun(B-3) sehingga berpotensi membahayakankomunitas rumah sakit. Jika pembuangan limbahmedis tidak memenuhi syarat akan menimbulkanbahaya terhadap masyarakat di sekitar lokasipembuangan. Limbah non-medis adalah limbahdomestik yang dihasilkan di RS tersebut.Sebagian besar limbah ini merupakan limbahorganik dan bukan merupakan limbah B-3,sehingga pengelolaannya dapat dilakukanbersama-sama dengan sampah kota yang ada.

Beberapa kegiatan yang ada di rumah

sakit akan menghasilkan limbah denganberbagai karakteristik yang berlainan. PadaTabel 4 menunjukkan berbagai kegiatan rumahsakit yang menghasilkan limbah.

Berdasarkan potensi bahaya yang dapatditimbulkannya, oleh Departemen Kesehatan RIlimbah medis telah digolongkan sebagai berikut:

(a). Limbah benda tajam, yaitu obyek atau alat

yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung ataubagian yang menonjol yang dapat memotongatau menusuk kulit, seperti jarumhipodermik, perlengkapan intravena, pipetpasteur, pecahan gelas dan pisau bedah.

(b). Limbah infeksius, yaitu limbah yangberkaitan dengan pasien yang memerlukan

karena karena batch yang tidak memenuhispesifikasi atau kemasan yangterkontaminasi, obat yang tidak diperlukanlagi atau limbah dari proses produksi obat.

(f). Limbah kimia, yaitu limbah yang dihasilkandari penggunaan bahan kimia dalamtindakan medis, veterenary, laboratorium,proses sterilisasi atau riset. Dalam hal inidibedakan dengan buangan kimia yangtermasuk dalam limbah farmasi dansitotoksik.

(g). Limbah radioaktif , yaitu bahan yangterkontaminasi dengan radio isotop yangberasal dari penggunaan medis atau risetradionuklida.

Tabel 4 : Jenis kegiaan rumah sakit yangberpotensi menghasilkan limbah

No Unit/kegiatan Jenis limbah

1

Kantor

/administrasi

Kertas

2Unit obstetricdan ruangperawatanobstetric

Dressing, sponge, placenta,ampul, termasuk kapsul peraknitrat, Jarum syrynge , maskerdisposable, disposable drapes,sanitary nnnnnapkin nx napkin,blood blood lancet disposeblediaper dan underpard, sarsarungsarung tangan disposeble.

3Unitemergency

dan bedahtermasukruangperawata.

Dressing,sponge jaringantubuh,termasuk amputasi,

ampul bekas,maskerdisposeble, jarum dan syringedrapes cabs. Disposeble bloodlancet disposeblekantongemisis, levin tubes catheter,drainase set, kantongcolosiomy, underpads, sarung

4Unitlaboratorium,ruang mayat,pathoologi

dan autopsi

Gelas terkontaminasi termasukpipet petri dish, wadahspecimen, slide specimen,

 jaringan tubuh, organ, tulang.

5Unit isolasi Bahan-bahan kertas yang

mengandung buangan nasaldan sputum, dressing, danbandages, masker disposable,sisa makanan perlengkapanmakan.

6Unitperawatan

 Ampul, jarum disposable, dansyringe kertas dan lain lain

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 7/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

 

Foto 10 : Cairan pembersih.

Foto 11 : Jarum suntik, botol infus, kapas bekas danbotol bekas.

Foto 12 : Laboratorium Rumah Sakit.

Selain limbah medis, R.S juga

menghasilkan non-medis. Jenis limbah nonmedis tersebut antara lain, limbah cair darikegiatan loundry, limbah domestik cair dansampah padat.

Data jumlah Rumah Sakit dan Puskesmasdi wilayah DKI Jakarta tahun 2003 di sajikanpada Tabel 5.Potensi timbulan limbah B3 di tiap

mungkin untuk menghindari bahaya yang lebihbesar. Untuk itu diperlukan petunjuk-petunjukpraktis penggunaan bahan berbahaya dan upayaminimalisasinya serta petunjuk praktispenanganan limbah B3.

Tabel 5. : Daftar Rumah Sakit di JakartaPusat tahun 2003

LOKASI Jml RS Jml TTJmh

Puskesmas

JakartaPusat 28 6.054 40

JakartaUtara 12 1.189 48

Jakarta Barat 15 2.715 74

JakartaSelatan 27 3.343 78

Jakarta

Timur 25 3.673 87

Kep. Seribu - - 6

Total 107 16.974 333

Sumber : Dinas Kesehatan DKI

3.5.1 Petunjuk Praktis Penanganan LimbahB3 Dari Sektor Rumah Tangga

Pengelolaan limbah B3 dari sektor rumahtangga masih banyak menghadapi kendalaantara lain:-  Belum optimalnya sistem pengelolaan

limbah B3 dibentuk oleh pemerintah.-  Belum adanya petugas khusus yang

menangani limbah B3 di lapangan dariinstansi yang berwenang selakupenanggung jawab dalam pengelolaan

limbah B3.-  Tidak adanya fasilitas yang memadai untuk

mengelola limbah B3 di tingkat masyarakat,maupun instansi yang berwenang.

-  Minimnya tingkat pengetahuan masyarakattentang limbah B3.Tidak ada investor yang mau menanamkan

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 8/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

B3, yaitu : minimisasi limbah dari sumbernya,pemilahan limbah B3 dari limbah non-B3 darisumbernya, dan pengolahan limbah B3.

 Ada beberapa hal yang dapat kita lakukanuntuk meminimisasi limbah B3, yaitu :

a) Ganti bahan yang menghasilkan limbahB3 dengan bahan lain yang tidakberbahaya.

b) Gunakan bahan sehemat mungkinsesuai petunjuk pemakaian dan sampaihabis.

c) Bila produk masih ada namun kita tidakingin menghabiskannya, berikan kepadaorang lain yang membutuhkannya.

d) Daur Ulang kemasan atau produkbekasnya. Yang mengandung logamberat, tidak boleh dibakar atau dibuangsembarangan.

e) Supaya aman, gunakan produk dalamruangan yang berventilasi baik dan

 jangan menghirup terlalu lama.f) Perhatikan betul petunjuk

pemakaiannya.g) Simpan ditempat yang tidak mudah

dijangkau anak-anak, dan tidak langsungkena sinar matahari dan hujan.

 Ada beberapa contoh produk penggantiyang dapat gunakan antara lain :

a) Semprotan aerosol diganti dengansemprotan non aerosol.

b) Untuk membersihkan saluran air kotor,sekali seminggu digelontor dengan airmendidih atau campuran segenggambaking soda dan setengah cangkir cuka.

c) Untuk mengkilapkan mebel, gunakancampuran minyak lemon dan minyak

nabati.d) Untuk cat pilih cat lateks atau cat tembok

yang dapat dibersihkan tanpa thinner.

Pemilahan limbah B3 dan non-B3 akanmemudahkan pengambilan barang-barang yangmasih dapat didaur ulang sehingga akan

limbahnya. Secara detail langkah-langkah yangharus dilakukan jika kita menghasilkan/menangani limbah adalah seperti yang terterapada diagram alir Gambar 5.

Identifikasi limbah adalah langkah untukmenentukan karakteristik / sifat-sifat dari limbahbersangkutan. Identifikasi dilakukan dengananalisis fisika, kimia dan biologi dari limbah,sehingga dari hasil analisis tersebut dapatdiketahui sifat-sifat yang ada di dalam limbah.Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakahlimbah dapat menimbulkan bahaya (masukdalam kategori limbah B3) atau tidak. Jika limbahmasuk dalam kategori limbah B3, maka perludiambil langkah-langkah preventif agar tidakterjadi hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaankerja).

Gambar 5: Diagram alir langkah-langkah

LIMBAH

 Analisis Kualitatif:Fisika, Kimia & Biologi

Limbah

 AnalisisKuantitatif:

TindakanPreventif

TeknikPengolahan I

PengelolaLimbah B3

TeknikPengolahan

III

TeknikPengolahan II

Landfill

Sisa hasilpengolahan

Sisa hasilpengolahan

Sisa hasilpengolahan

Non-B3

Pengolahan

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 9/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

khusus sehingga tidak akan menimbulkanbahaya bagi lingkungan sekitarnya.

Saat ini di Indonesia ada satu lokasilandfill limbah B3 yang direkomendasikan, yaituPPLI di Cileungsi Bogor. Sedangkan pengelolalimbah B3 selain PPLI adalah satu perusahaanpengolah limbah B3 cair yang berlokasi diCikarang, Bekasi. Kedua perusahaan tersebutsaat ini mempunyai teknologi pengolahan limbahyang telah direkomendasikan oleh KLH.

4. STRATEGI DAN PRIORITASPENGELOLAAN

4.1 Strategi Pengelolaan

Setelah terkumpulkannya data-data jumlah, sebaran dan permasalahan-permasalahan tentang limbah B3 dan beberapafaktor yang mempengaruhi dalam pengelolaan

limbah B3 seperti tersebut di atas, maka perludisusun suatu strategi dalam pengelolaan limbahB3. Ada beberapa program/penanganan yangdiusulkan untuk dapat melakukan pengelolaanlimbah B3 di DKI yang terbagi dalam program jangka pendek, program jangka menengah danprogram jangka panjang, yaitu sebagai berikut:

4.1.1 Strategi Jangka Pendek

  Inventarisasi dan pemetaan sumber-sumberpenghasil limbah B3 dari sektor kegiatankecil dan rumah tangga di wilayah DKI.

  Evaluasi sistem pengelolaan limbah B3(khususnya dari sumber kegiatan kecil danrumah tangga) di wilayah DKI.

  Pembentukan unit pelaksana teknispengelolaan limbah B3 yang lebih

professional.  Program penyuluhan/ kampenye

penanggulangan limbah B3.  Program minimalisasi limbah B3 dari

sumbernya.  Program pemilahan limbah B3 dari sampah

domestik

4.1.2 Strategi Jangka Menengah

-

  Studi kelayakan lokasi (pencarian lokasi)yang tepat untuk membangun saranapenimbunan dan pengolahan limbah B3.

-  Pembangunan sarana penimbunan danpengolahan limbah B3.

-  Penyusunan Perda tentang usahapengelolaan limbah B3.

-  Penyusunan Perda tentang pengelolaanlimbah B3 oleh penghasil limbah B3.

4.1.3 Strategi Jangka Panjang

-  Pengadaan fasilitas pengumpulan limbah B3(kendaraan operasional) pengumpulanlimbah B3 dari sumber rumah tangga danusaha kecil.

-  Pengadaan fasilitas pengumpulan limbah B3di tingkat rumah tangga atau RT.

-  Operasioanal system pengumpulan limbah

B3 dari sumbernya.-  Pembentukan BUMD dalam bidang

pengelolaan limbah B3.

4.2 Prioritas Pengelolaan Limbah B3

Dari sepuluh sumber penghasil limbah B3yang dikawatirkan oleh Dinas Kebersihan DKIbelum mampu mengelola limbah B3 nya tersebut

tidak semuanya memiliki kemampuan yangsama. Baik kemampuan finansial, teknologi,maupun SDM-nya masing-masing sangatlahberbeda. Adanya perbedaan tersebut membuatPemda harus membuat prioritas penanganan-nya. Penentuan prioritas penanganan harusmempertimbangkan dari berbagai sector, antaralain sector finansial, sector SDM, ketersediaanteknologi, dan juga tingkat bahaya limbah B3

yang dihasilkannya.Berikut adalah urutan prioritas penghasil

limbah B3 yang akan segera dilakukanpengelolaannya:

i. rumah sakit tipe C dan D,ii. pengumpul minyak pelumas bekas,

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 10/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

-  Sampah domestik di wilayah DKI Jakartamengandung sampah B3 yangmembahayakan.

-  Kandungan sampah B3 dari sektor domestiktersebut dapat mencapai 1,07%.

-  Sebagian dari sampah B3 dari sektordomestik telah diambil oleh pemulung(0,47%).

-  Sisa sampah B3 yang belum diambil oleh

pemulung (0,6%) sampai saat ini belumdikelola.

-  Pemanfaatan dan pengelolaan sampah B3yang diambil oleh pemulung juga tidakdiketahui.

-  Tingkat pengetahuan masyarakat tentangsampah B3 masih sangat minim sekali.

-  Meskipun Dinas Kebersihan telah memiliki

Subdin Limbah B3 tetapi masyarakat belummengetahui aktivitasnya di lapangan,sehingga masyarakat yang telah mempunyaipengetahuan tentang limbah B3 belum dapatmemilahkan limbah B3 dari sampahdomestiknya.

-  Di lapangan juga tidak tersedia fasilitaskhusus untuk mengelola limbah B3 yangdapat dimanfatkan oleh masyarakat.

-  Tidak adanya petugas lapangan dan tidak

tersedianya sarana pengelolaan limbah B3 ditingkat masyarakat umum menyebabkanlimbah B3 yang dihasilkan oleh masyarakattercampur dengan sampah domestik.

-  Masuknya limbah B3 ke dalam TPA dapatmenimbulkan pencemaran yang lebih berat.

-  Sarana pengelolaan limbah B3 yang telahdibangun oleh Dinas Kebersihan masih

sangat minim sekali dan perlu dilakukanstandarisasi kualitas sesuai denganperaturan perundangan yang ada.

-  Sampai saat ini belum ada pihak swastayang mau berinvestasi untuk mengelolalimbah B3 dari sektor domestik.

-  Perlu dilakukan segera kampenye ataupenyuluhan untuk memberikan pengetahuantentang limbah B3 di tingkat masyarakat.

-  Perlu segera dirintas penyediaan fasilitas di

tingkat masyarakat umum untuk menampunglimbah B3 dari sektor domestik.

-  Upaya pencegahan masuknya limbah B3 keTPA harus segera dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Charles A. Wentz1989. HazardousWaste Management. McGraw-Hill BookCompany.

2. Mazac, Oldrich et.al. 1990. Geotechnicaland Enviromental Geophysics:Determination of HydraulicConductivities by Surface GeoelectricalMethods, edited by Stanley H. Ward, V.II, Society of Exploration Geophysicist,

Tulsa, Oklahoma.3. Reynolds, J.M., 1997. An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics,John Wiley & Sons, New York.

4. Sekretariat Menteri Negara SekretarisNegara. 1999. Peraturan PemerintahNomor 18 Tahun 1999 tentangPengelolaan Limbah Berbahaya danBeracun

5. Sekretariat Menteri Negara SekretarisNegara. Peraturan Pemerintah Nomor85 Tahun 1999 tentang Perubahan AtasPeraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun1999 tentang Pengelolaan LimbahBerbahaya dan Beracun

6. Sekretariat Menteri Negara LingkunganHidup. 1995. Keputusan KepalaBAPEDAL Nomor KEP-

01/BAPEDAL/09/1995 tentang TataCara dan Persyaratan TeknisPenyimpanan dan Pengumpulan LimbahBahan Berbahaya dan Beracun

7. Sekretariat Menteri Negara LingkunganHidup. 1995. Keputusan KepalaBAPEDAL Nomor KEP

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 11/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

BAPEDAL Nomor KEP-02/BAPEDAL/01/1998 tentang TataLaksana Pengawasan PengelolaanLimbah Bahan Berbahaya dan Beracundi Daerah.

10. Setiyono, 2002, Sistem PengelolaanLimbah B3 di Indonesia, PusatPengkajian dan Penerapan TeknologiLingkungan (P3TL), Deputi TIEML,BPPT, Jakarta

11. Ward, S.H., 1990. Geotechnical andEnviromental Geophysics : Resistivityand Induced polarization Method, editedby Stanley H. Ward, V.I, Society ofExploration Geophysicist, Tulsa,Oklahoma. 

LAMPIRAN :

Tabel 1: Jumlah Perusahaan /Industri Besar dan Sedang menurut Klasifikasi Industri DKIJakarta Tahun 2000 – 2002

2000  2001  2002 Klasifikasi Industri  Jumlah

Perusahaan % pertumbuhan 

Jumlah

Perusahaan 

%

pertumbuhan

Jumlah

Perusahaan

%

pertumbuhan

(1) (8)  (9)  (10)  (11)  (12)  (13) 

Makanan danMinuman

205 6,22 220 7,32 214 - 2,73

Tekstil, Pakaian Jadidan Kulit

913 11,34 861 - 5,70 853 - 0,93

Kayu, Bambu, Rotan,Furnitur

139 10,31 123 -11,51 115 - 0,07

Kertas, Percetakan,

Penerbit, ReproduksiMedia Rekaman

220 5,77 224 1,82 236 5,36

Kimia dan barang-barang dari bahankimia

353 9,97 367 3,97 344 - 6,27

Barang Galian bukanLogam, Daur UlangBarang Bukan Logam

41 7,89 33 -19,51 32 - 3,03

Logam Dasar 38 0,00 29 - 23,68 34 17,24

Barang Dari Logam,

Mesin danPeralatannya, DaurUlang Barang Logam

322 -1,23 325 0,93 298 - 8,31

Industri PengolahanLainnya

45 -13,46 41 - 8,89 40 - 2,44

Jumlah 2.276 7,26  2.223 - 2,32  2.166 - 2,56 

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 12/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

315

 

Tabel 3 : Komposisi Sampah B3 di Dalam Sampah Domestik di Wilayah DKI Jakarta

Pasar modern Industri Perkantoran Pasar Sekolah Rumah Tangga

Low Midle High

Rata-rata%*)

No

SumberKomponen Berat

(kg)%*) Berat

(kg)%*) Berat

(kg)%*) Berat

(kg)%*) Berat

(kg)%*)

Berat(kg)

%*) Berat(kg)

%*) Berat(kg)

%*)

Total Berat Sampel 133,9 100% 84,63 100% 76,36 100% 145,36 100% 88,738 100% 93,79 100% 69,57 100% 98,23 100%

1 Botol infus - - - - - - -

2 Jarum suntik - - - - - - -3 Baterai 0,5 0,65 0,10 0,11 0,15 0, 22 - - 0.12

4 Obat-obatan 0,15 0,18 0,84 1,10 0,18 0,12 0,40 0,42 0,11 0, 16 0, 39 0, 40 0.30

5 Botol pembersih lantai* 0,8* 1,05* 0,55* 0,62* 0,22* 0,23* 0,20* 0, 28* 0, 24* 0, 24* 0.30*

6 Botol pembasmi serangga* 0,2* 0,15* 0,21* 0,22* 0,19* 0, 27* 0, 27* 0, 28* 0.12*

7 Aki bekas* - - - - 0, 06* 0, 06* 0.01*

8 bohlam 0,75 0,98 0,25 0,28 0,02 0,02 0,13 0, 18 - - 0.18

9 Oli bekas - - - - 0, 01 0, 01 -

10 kaleng cat bekas* 0,03* 0,03* - - 0, 25* 0, 25* 0,04*

Total sampah B3 0,2 0,15 0,15 0,18 2,89 3,78 0,18 0,12 0,8 0,90 0,98 1,03 0,78 1,11 1,22 1,25 1,07

 Yg diambil pemulung 0,2 0,15 0 0 0,8 1,05 0 0 0,55 0,62 0,46 0,48 0,39 0,55 0,82 0,83 0,47

Masuk ke TPA 0 0 0,15 0,18 2,09 2,73 0,18 0,12 0,25 0,28 0,52 0,55 0,39 0,55 0,40 0,42 0,60

Keterangan : * diambil oleh pemulung

Hasil survai sampah domestic di DKI Jakarta, Desember 2004.

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 13/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya JAI Vol. 1, No.3 2005

316

 

Tabel 6 : Potensi Timbulan Limbah B3 di Tiap Propinsi (dalam ton) Secara Nasional

344,118

238,773

119,388

105,342

1,074,490

196,639

1,025,330

344,118

976,170

582,893

990,216

287,935

287,935

189,616

64,274

175,570

- 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000

Lain-lain

Papua

Maluku

Sul Sel

Kal Tim

Kal Sel

Ja Tim

Ja Teng

Ja Bar 

DKI Jkt

Banten

Sum Sel

Riau

Kep. Riau

SUMUT

NAD

       P     r     o     p       i     n     s       i

Dalam ton Series1

Sumber : PPLI, 2003, (Kompas, Selasa 26 April 2005)

7/23/2019 Daftar Limbah B3_1

http://slidepdf.com/reader/full/daftar-limbah-b31 14/14

Setiyono : Potensi Limbah B3 di Wilayah DKI Jakarta & Strategi Pengelolaannya ........ JAI Vol. 1, No.3 2005

317

 

Tabel 7 : Potensi Timbulan Limbah B3 Tahun 1990 – 2003, (dalam ton)

4.322.862

6.941.572

5.991.964 6.501.121

7.022.808

-

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

7.000.000

8.000.000

Th. 1990 Th. 1997 Th. 1998 Th. 2001 Th. 2003Series1

Sumber : PPLI, 2003, (Kompas, Selasa 26 April 2005)