DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan...

227

Transcript of DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan...

Page 1: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu
Page 2: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

BAB I: Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 13

D. Kajian Pustaka 14

E. Kerangka Teori 18

F. Metodologi Penelitian 26

G. Sistematika Penulisan 30

BAB II: Kiprah Partai Politik Islam di Indonesia 32

A. Sejarah Lahirnya Partai Politik 32

B. Peran dan Fungsi Partai Politik 34

C. Ideologi partai Politik di Indonesia 36

D. Narasi Sejarah Partai Politik Islam di Indonesia 38

1. Partai Politik Islam Sebelum Kemerdekan RI 44

2. Partai Politik Islam Setelah Kemerdekaan RI:

Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48

3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali

Parpol Islam 63

E. Pemilu Pascareformasi: Apa yang Dibanggakan

dari Parpol Islam? 69

F. Problematika Partai Politik Islam 77

BAB III: Profil Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Serta

Kiprahnya dalam Politik Indonesia 91

A. Profil Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 91

1. Setting Historis Lahirnya PPP 91

Page 3: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

vi

2. Visi dan Misi PPP 94

3. Kepemimpinan dan Kiprah PPP dalam Politik

Indonesia 98

B. Profil Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 121

1. Setting Historis Lahirnya PKS 121

2. Visi dan Misi PKS 126

3. Kepemimpinan dan Kiprah PKS dalam Politik

Indonesia 128

4. Tantangan PKS Diluar Arena Politik: Menyoal

Ideologi PKS 143

BAB IV: Konflik dalam Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera

(PKS) di Dekade Kedua Pascareformasi 150

A. Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) 151

1. Konflik Internal PPP Menjelang Pemilu 2009 152

2. Konflik Dualisme Kepengurusan PPP dan

Dampaknya 156

a. Implikasi Konflik Internal PPP Terhadap Fraksi

di DPR 175

b. Konflik Internal PPP Pada Pilkada Serentak

2015, 2017 dan 2018 177

c. Konflik Internal PPP dan Lahirnya “PPP

Khittah” 189

3. Mekanisme Penanganan Konflik Internal PPP 194

B. Konflik Internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 197

1. Dilema Partai Terbuka 197

2. Konflik Internal PKS: Dilema Koalisi Dalam

Kabinet Indonesia

Bersatu (KIB) II 211

3. Pemecatan Yusuf Supendi dan Perlawanan

Terbuka 215

Page 4: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

vii

4. Pemecatan Fahri Hamzah, Perlawanan dan Perang

Terbuka 221

5. Konflik Internal PKS Menjelang Pemilu 2019 240

6. Mekanisme Penanganan Konflik Internal PKS 256

C. Analisis Dampak Konflik Internal Bagi PPP dan

PKS 259

D. Konflik Internal Parpol Islam dalam Pandangan

Publik 266

E. Arah Baru Kebijakan Menghindari Konflik Partai:

Sebuah Ikhtiar 275

BAB V: Penutup 278

A. Kesimpulan 278

B. Saran 283

Daftar Pustaka 285

Lampiran-lampiran 319

Lampiran I: Pengelompokan asas Parpol yang mendaftar

ke Departemen Kehakiman untuk mengikuti Pemilu

tahun 1999 319

Lampiran II: Tabel Hasil Pemilu tahun 1999 -2014 328

Lampiran III: Foto dokumentasi penelitian 335

Page 5: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konflik internal parpol Islam seringkali mewarnai dinamika politik

Indonesia pascareformasi 1998. Elit parpol tetap mendominasi dalam

pengambilan kebijakan sehingga demokratisasi dan pelembagaan parpol

Islam yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai. Kekecewaan umat

Islam pun tak terhindarkan. Konflik internal tersebut berdampak buruk

pada citra parpol dan menurunnya elektabilitas.

Kajian terhadap parpol Islam menurut Firman Noor menjadi minat

tersendiri bagi banyak sarjana ilmu politik. Kajian-kajian seputar parpol

Islam umumnya membahas berbagai hal seperti ideologi parpol, sejarah

berdirinya parpol dan kiprahnya dalam panggung politik Indonesia,

hubungan parpol Islam dengan negara (pemerintah Orba), serta

dinamika internal parpol Islam pasca Orba (termasuk di dalamnya

konflik internal parpol).1

Dalam sejarah Indonesia, parpol Islam telah lahir sebelum

kemerdekaan. Keberadaan parpol Islam mewarnai pentas politik dan

sejarah Indonesia. Sejarawan, Rickles misalnya mencatat munculnya

Sarekat Islam (SI), sebuah organisasi pergerakan menuju kemerdekaan

yang kemudian bertransformasi menjadi Partai Syarikat Islam (PSI)

pada 1920. Pada 1929, PSI berubah nama menjadi (Partai Syarikat Islam

Indonesia (PSII).2

Setelah kemerdekaan terutama menjelang Pemilu 1955, beberapa

partai Islam terus bermunculan. Tercatat beberapa parpol Islam seperti

Partai Masyumi, Partai Nahdatul Ulama (NU), Partai Tarbiyah

1 Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, (Jakarta: LIPI Press, 2015), 19. 2 M.C. Ricklefs, A History Of Modern Indonesia, (London: Palgrave, 2001), 230.

Page 6: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

9

Islamiyah (Perti) dan Partai Politik Tarekat Islam (PPTI). Diantara

parpol Islam, Masyumi dan NU yang mendapat suara tertinggi,

Masyumi berada diperingkat kedua dan NU peringkat ketiga dari

perolehan suara sah nasional. Kedua parpol Islam ini masih kalah

dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).3

Sangat disayangkan, berdirinya parpol Islam saat itu (pra

kemerdekaan dan sesaat pasca kemerdekaa) diwarnai dengan konflik

internal parpol. Para elit sibuk dengan kepentingan politik mereka dan

tidak mampu mengonsolidasikan kekuatan parpol sehingga perpecahan

pun tak terhindarkan. Sebagai contoh ketika NU masih menjadi bagian

Masyumi, karena kepentingan politik NU tidak diakomodir –dalam hal

pembagian jatah kursi kabinet- NU memutuskan hengkang dari

Masyumi. Dan selanjutnya, NU menjadi rival Masyumi di Pemilu 1955.4

Pada era tersebut, kentalnya ideologi parpol begitu terasa. Di

dewan Konstituante kelompok dari parpol Islam (diwakili tokoh parpol

Islam seperti Saifuddin Zuhri, Zainal Abinin Ahmad, Hasbi As-Shiddiqi,

Hamka dan Muhammad Natsir) berdebat keras dengan kelompok

nasionalis (dari kalangan partai PNI, Parkindo, PKI). Disini terlihat

sekali bagaimana perdebatan tentang ideologi negara: antara Pancasila

atau Islam. Buntut dari pertentangan ini, Masyumi akhirnya dibubarkan

oleh Presiden Sukarno.

Setelah Presiden Sukarno lengser dan digantikan oleh Suharto

melalui surat mandat yang terkenal dengan “Supersemar”, parpol Islam

memasuki babak baru dalam panggung politik Indonesia. Harapan cerah

seakan muncul apalagi beberapa tokoh Masyumi dibebaskan oleh

Presiden Suharto. Selain itu, tokoh nasional, Bung Hatta (mantan Wakil

Presiden) juga berniat mendirikan Partai Demokrasi Islam Indonesia

(PDII). Namun, Presiden Suharto menolak pendirian parpol tersebut

karena dianggap dapat mengancam stabilitas politik. Tokoh-tokoh 3 Andreas Ufen, Political Parties in Post-Suharto Indonesia: Between Politik Aliran and ’Philippinisation’,

(Hamburg: GIGA German Institute of Global and Area Studies, 2005), 5. 4Rex Mortimer, Indonesian Communism Under Sukarno: Ideology and Politics 1959-1956, (Jakarta-Singapure:

Equinox Publishing, 2006), 56. Lihat juga dalam: Ahmad Syafi’I Ma’arif, Islam dan Pancasila Sebagai asar

Negara: Studi Tentang Perdebatan dalam Konstituante, (Bandung: Mizan Pustaka-Maarif Isntitute, 2017), 157.

Keterangan mengenai ketidakpuasanan pembagian jatah kursi kabinet untuk NU, lihat dalam: Syamsuddin Haris,

PPP dan Politik Orde Baru, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991), 58.

Page 7: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

10

Masyumi juga tidak diperkenankan berkecimpung dalam politik

praktis.Parpol-parpol Islam yang ada sebelumnya kemudian disatukan

menjadi satu partai, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dikenal

dengan istilah “fusi partai”.5

Jatuhnya Presiden Suharto dan Reformasi 1998 memunculkan

banyak sekali partai-partai politik, baik parpol yang sebelumnya telah

ada maupun parpol-parpol yang baru lahir. Parpol-parpol baru tersebut

mengusung beragam ideologi, nasionalis, sosialis hingga agama Islam,

Kristen, maupun Budha. Menjelang Pemilu 1999 tercatat sebanyak 148

partai yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun

setelah proses penyaringan hanya 48 parpol saja yang lolos.

Kemunculan banyak parpol termasuk parpol Islam secara masif pada

Pemilu 1999 memberi kesan kurang kentalnya ideologi mereka. Bahkan,

kemunculan yang begitu tiba-tiba seolah dikejar waktu.6

Tidak berbeda jauh dengan yang terjadi pada era Presiden Sukarno,

pada era Presiden Suharto dan reformasi, narasi sejarah politik Islam

Indonesia juga mencatat deretan konflik internal parpol. Hal itu tidak

hanya merugikan parpol yang bersangkutan, tetapi juga para pemilih

yang mayoritas Muslim.

Andreas Ufen mencatat lahirnya parpol pascareformasi diwarnai

beragam persoalan seperti konflik internal, keuangan parpol, platform

parpol yang samar-samar dan adanya elit parpol yang kerap

memanipulasi keputusan dan kebijakan parpolnya.7Munculnya parpol

Islam pascareformasi oleh Bahtiar Effendy dianggap sebagai “Imajinasi

Politik”. Terdapat pemikiran yang menyatakan bahwa agama dengan

politik adalah sebuah kesatuan, sehingga melalui parpol Islam, nilai-nilai

5 Michael R.J.Vatikiotis, Indonesian Politics Under Suharto: The Rise and Fall of the New Order, (London and New

York: Routledge, 1998), edisi III, 102. Lihat juga dalam: Muhammad Iqbal-Amin Husein Nasution, Pemikiran

Politik Islam: Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), edisi III,

311. 6 Jakob Oetama, “Prakata”, dalam Tim Penelitian dan Pengembangan Kompas, Partai-Partai Politik Indonesia:

Ideologi, Strategi dan Program, (Jakarta: PT Gramedia, 1999), viii. 7 Andreas Ufen, Political Parties in Post-Suharto Indonesia: Between Politik Aliran and ’Philippinisation’, 5.

Page 8: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

11

Islam dapat diimplementasikan dalam kehidupan berpolitik di

Indonesia.8

Lahirnya parpol-parpol Islam mendasari para sarjana ilmu politik

membuat kategorisasi parpol Islam menjadi tiga. Pertama, parpol Islam

yang secara tegas mengusung asas dan ideologi Islam dalam anggaran

dasarnya. Kedua, parpol Islam yang menggunakan simbol-simbol yang

identik dengan Islam seperti bulan, bintang, Ka’bah dan tulisan-tulisan

berbahasa Arab tetapi asas parpol tersebut tidak menyebut Islam.

Mereka juga mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Ketiga, parpol

Islam yang sama sekali tidak menggunakan simbol-simbol Islam, tetapi

basis massanya adalah umat Islam dan mereka mengkombinasikan

ideologi Islam dengan ideologi selainnya. Firman menyatakan bahwa

ketegori kedua dan ketiga ini disebut parpol yang mengedepankan nilai-

nilai substansi Islam daripada memformalkan Islam dalam kehidupan

bernegara.9

Syamsuddin mencatat “dua kejutan” yang terjadi pada Pemilu

1999. Pertama, parpol yang berlabel Islam tampil loyo, dan hanya PPP

yang masuk tiga besar setelah PDIP dan Golkar dalam hal perolehan

kursi di DPR. Kedua, Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin

“bapak reformasi 98” Amin Rais terbilang gagal karena hanya

menduduki peringkat lima perolehan suara. Seperti diketahui, Amin

adalah tokoh reformasi yang kemudian membentuk partai. Sayangnya

partai bentukannya sekalipun didukung oleh mayoritas warga

Muhammadiyah, tidak mampu bersaing dengan PDIP dan Golkar.10

Pada Pemilu 1999, dari 48 parpol peserta Pemilu, terdapat 17

parpol Islam. Diantara parpol Islam yang meraih suara cukup signifikan

pada Pemilu 1999 hanya PPP. Raihan suara PPP yang cukup bagus (10

persen dan berada pada urutan ke tiga), menurut Saiful Mujani

disebabkan PPP telah tersosialisasi sejak lama. Di kalangan masyarakat

8 Bahtiar Effendy, “Fenomena Partai Islam”, dalam Hamid Basyaib-Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam

Kalah?, (Jakarta: Alvabet, 1999), 33 9 Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, (Jakarta: LIPI Press, 2015), 14. 10

Syamsuddin Haris, “Pemilu 1999 dan Format Baru Politik Indonesia”, dalam Valina Singka Subekti, dkk,

Memastikan Arah Baru Demokrasi, (Bandung: Penerbit Mizan, 2000), 31.

Page 9: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

12

pemilih, PPP telah menjadi semacam “identitas” dalam setiap Pemilu.

Mujani mencontohkan ada seorang Ibu yang memilih PPP bukan karena

program partai Ka’bah tersebut, melainkan karena pada Pemilu sebelum-

sebelumnya, ia dan sekeluarga nyoblos PPP.11

Parpol Islam yang tegas menyatakan berasas Islam memiliki

tantangan tersendiri. Keberadaan parpol Islam di Indonesia pasca

reformasi sering dipersepsi sebagai upaya mendirikan negara Islam di

Indonesia. Ideologi Pancasila akan digantikan dengan Islam –sistem

syariat Islam. Hal tersebut kemudian memunculkan resistensi terhadap

parpol Islam.12

Azyumardi Azra bahkan menyebut parpol-parpol Islam

menjadi “kekhawatiran sebagian pihak” karena dianggap sebagai

lahirnya fundamentalism Islam era baru.13

Kegagalan parpol Islam dalam Pemilu pascareformasi disebabkan

orientasi pemilih yang tidak tertarik dengan parpol Islam. Hal ini

seharusnya menjadi evaluasi dan koreksi bagi parpol Islam itu sendiri.

Ironisnya, kegagalan itu terus diikuti dengan munculnya parpol-parpol

Islam yang membuatnya semakin terpecah-pecah dan parpol Islam tidak

mampu mengusung program yang “memikat” masyarakat.14

Kegagalan

memenangi Pemilu kemudian diperburuk dengan persoalan internal

parpol yang berujung pada konflik.

Pada dekade kedua pascareformasi (2008-2018), penulis mencatat

banyak terjadi konflik internal parpol, baiknasionalis maupun Islam.

Konflik yang paling menonjol terjadi di internal Partai Golkar (PG).

Konflik PG tersebut bahkan memunculkan dua kepemimpinan.15

Selain

itu, konflik juga terjadi di PPP dan PKS. Dua parpol yang secara terang

menyebutkan asasnya “Islam” ini mengalami konflik yang cukup

menyita energi kader dan masyarakat pemerhati politik. Timbulnya faksi

11

Saiful Mujani, “Kekalahan Partai Islam”, dalam Hamid Basyaib-Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam

Kalah?, 196 12

Ismail Hasan Matereum, “Parpol Islam: Tantangan dan Problema dalam Era Reformasi”, dalam Sahar L. Hasan

(ed), Memilih Partai Islam: Visi, Misi, dan Persepsi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), 137. 13

Azyumardi Azra, “Fundamentalisme Islam”, dalam Hamid Basyaib-Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam

Kalah?, 33 14

Lili Romli, “Crescent and Electoral Strength: Islamic Party Portrait of Reform Era In Indonesia”, dalam

International Journal of Islamic Thought, Vol. 4, Desember 2013, 1. 15

Konflik Golkar selengkapnya dapat dilihat dalam: Mulawarman, Konflik Golkar: Siapa yang Bermain, (Agatama

Press 2016).

Page 10: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

13

dalam parpol pasca Orba yang cenderung menyebabkan konflik dan

perpecahan internal dikarenakan “legacy” Orba itu sendiri. Dalam kasus

Golkar misalnya, pasca Orba mereka seolah kehilangan kekuatan yang

menjadi simbol pemersatu partai. Demikian halnya yang terjadi pada

PPP pasca reformasi.16

Pada rentan waktu antara 2008-2018, PPP dipimpin oleh

Suryadarma Ali periode 2007-2011; kemudian ia menjabat periode

kedua pada 2011-2016; serta Romahurmuzy untuk periode 2016-2021.17

Namun, karena terjadi dualisme, pada periode ini juga tercatat Djan

Farid sebagai ketua umum PPP. Sementara PKS, dalam periode ini

dipimpin oleh Tifatul Sembiring yang menjabat periode 2004-2009;

Lutfi Hasan Ishaq periode 2009-2010 dan 2010-2013 (kemudian mundur

karena ditetapkan sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi); Anis

Matta periode 2013-2015; dan Shohibul Iman periode 2015-2020.

Jika ditelisik jauh, PPP sebenarnya sudah mengalami konflik

internal partai sejak tahun 1982. Saat itu, Ketua Umum Jaelani Naro

menerapkan kepemimpinan yang oligarkis dalam tubuh PPP. Bahkan

menjelang Muktamar I PPP pada tahun 1984, Naro “memonopoli”

kepanitiaan Muktamar untuk memuluskan kepentingannya.18

Konflik

internal saat itu menunjukkan masing-masing elit partai sudah tidak lagi

senafas untuk membesarkan partai. Mereka justru terlibat pada

kepentingan politik semata. Hal itu menyebabkan PPP semakin

kehilangan pamor dimata pemilih, serta memperburuk citranya sebagai

parpol Islam.19

Pada tahun 2014, letusan konflik internal PPP kembali meledak.

Kali ini bahkan menyebabkan terjadi dualisme kepengurusan ditingkat

dewan pimpinan pusat (DPP).Konflik PPP berimplikasi pada struktur

fraksi PPP di DPR. Fraksi PPP kerap merombak struktur fraksi sehingga

16

Ulla Fionna-Dirk Tomsa, “Parties and Factions in Indonesia: The Effects of Historical Legacies and Institutional

Engineering”, Publikasi Ilmiah, (Yusof Ishak Institute, tt), 22 17

“Pimpinan PPP”, diakses dari http://ppp.or.id/page/pimpinan.html, pada 09/6/2017, 13.00 wib 18

Syamsuddin Haris, PPP dan Politik Orde Baru, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991), 15. 19

Hamid Basyaib (ed), Mangapa Partai Islam Kalah, (Jakarta: Alvabet, 1999), 240

Page 11: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

14

anggota fraksi PPP pun terbelah di DPR. Menurut Irgan Chairul Mahfiz,

hal itu membuat kinerja fraksi PPP tidak efektif.20

Konflik PPP di DPR pada titik tertentu memperburuk citra parpol

yang bersangkutan dan lembaga DPR. Salah satu kejadian yang cukup

menyita perhatian publik adalah saat ketua fraksi PPP versi Romy

membanting meja pada rapat paripurna DPR. Rapat paripurna saat itu

dengan agenda pembacaan susunan anggota komisi dan alat

kelengkapan dewan. Hazrul tidak menerima ajuan fraksi PPP versi

Suryadharma Ali yang saat itu disampaikan oleh Epriyadi Asda. Hazrul

pun memprotes keputusan ketua DPR Agus Hermanto yang menutup

sidang tanpa mengindahkan interupsinya. Hazrul saat itu menyampaikan

bahwa DPP PPP yang resmi adalah di bawah pimpinan Ketua Umum

Romy, bukan Suryadharma Ali.21

Konflik panjang yang muncul akibat dualisme kepemimpinan di

PPP diakui sendiri oleh kader-kadernya turut memperburuk citra partai.

Politisi PPP Emir Uskara tidak menampik bahwa konflik PPP telah

membuat image partainya buruk dimata kader bahkan

masyarakat.22

Terkait konflik PPP, presiden Joko Widodo turut prihatin.

Dalam pembukaan “Muktamar Islah” di Jakarta 8 April 2016, Jokowi

mengingatkan agar PPP tidak terjebak dalam lubang konflik

berkepanjangan. Ia pun mengajak PPP untuk menjalankan fungsi partai

sebagaimana mestinya, mewujudkan kesejahteraan bangsa.23

Meski sedang diterpa konflik internal yang cukup panjang dan

dualisme ketua umum, salah satu politikus PPP, Dimyati Natakusuma

menolak partainya dianggap memiliki kedua ketua umum. Dimyati yang

20

“Konflik Internal PPP Ganggu Kerja Fraksinya di DPR” diunduh dari:

http://politik.news.viva.co.id/news/read/749915-konflik-internal-ppp-ganggu-kerja-fraksinya-di-dpr, pada

23/5/2017. 08.50 wib. 21

“Ketua Fraksi PPP kubu Romi banting meja di ruang paripurna DPR”, diunduh dari:

https://www.merdeka.com/politik/ketua-fraksi-ppp-kubu-romi-banting-meja-di-ruang-paripurna-dpr.html, pada

23/5/2017. 08.50 wib. 22

“Perseteruan Berlarut, Calon Ketua Umum Akui Citra PPP Buruk” diunduh dari:

http://www.cnnindonesia.com/politik/20160409121611-32-122746/perseteruan-berlarut-calon-ketua-

umum-akui-citra-ppp-buruk/, pada 23/5/2017. 08.50 wib. 23

“Hadiri Islah, Jokowi Minta PPP Dewasa Sikapi Konflik”, diunduh dari:

http://www.cnnindonesia.com/politik/20160408174848-32-122682/hadiri-islah-jokowi-minta-ppp-

dewasa-sikapi-konflik/, pada 23/5/2017. 08.50 wib.

Page 12: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

15

merupakan politisi PPP kubu Djan Faridz menuturkan bahwa ia

menghormati keputusan Romy yang menunjuk Reni Marlinawati

sebagai ketua fraksi PPP. Jika kelak kubu Djan yang kembali memimpin

PPP, kubunya juga akan mengganti ketua fraksi.24

Selain konflik internal PPP, parpol Islam yang menjadi fokus

penelitian peneliti adalah PKS. Arief Munandar dalam disertasinya

memuji soliditas PKS yang bermula dari gerakan Tarbiyah. Namun,

sejak menjadi parpol dari Partai Keadilan (PK) ke PKS, berbagai konflik

internal mulai muncul. Hal ini disebabkan adanya sumber daya

(kekuasaaan dan uang) di dalam partai yang diperebutkan oleh elit.25

Konflik lebih kencang di PKS juga terjadi pada 2011 setelah salah satu

deklarator, Yusuf Supendi, dipecat dari keanggotaan parpol. Tidak

terima dengan pemecatan itu, Yusuf membawa kasus pemecatannya ke

pengadilan dan menggugat beberapa elit PKS. Ia juga membeberakan

“borok” PKS.26

Setelah menjalani rangkaian persidangan, gugutan

Yusuf ditolak, kubu PKS menang.

Selain konflik terbuka antara Yusuf dengan elit PKS, partai

dakwah juga kembali disibukkan dengan kemelut pemecatan Fahri

Hamzah, kadernya yang menduduki kursi wakil ketua DPR. DPP PKS

secara mengejutkan memecat Fahri Hamzah lantaran dianggap telah

melanggar ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.

Fahri dipecat dari seluruh jenjang keanggotaannya di PKS.

DPP PKS kemudian menunjuk Ledia Hanifah sebagai wakil ketua

DPR. Tidak terima dengan pemecatannya, Fahri mengajukan gugatan ke

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Terdapat tiga pihak yang digugat

Fahri, yakni Presiden DPP PKS Sohibul Iman, Majelis Tahkim (MT)

PKS dan Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) PKS. Menurut

Fahri, ketiganya telah melakukan perbuatan melawan hukum

berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata. Fahri juga melaporkan tiga 24

“Dimyati: Tidak Ada Dualisme di Fraksi PPP DPR”, diunduh dari:

http://nasional.kompas.com/read/2016/05/27/16022871/dimyati.tidak.ada.dualisme.di.fraksi.ppp.dpr, pada

23/5/2017. 08.50 wib. 25

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, (Depok: Universitas Indonesia, Disertasi, 2011). 6 26

Yusuf Supendi bahkan menerbitkan replik persidangannya secara umum. Lihat dalam: Yusuf Supendi, Replik

Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, (Depok: Mushaf, 2012)

Page 13: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

16

anggota DPR dari Fraksi PKS ke Mahkamah Kehormatan Dewan

(MKD) DPR pada akhir April 2016. Fahri melaporkan ketiganya telah

melakukan melanggar kode etik, dan perbuatan yang terindikasi

pidana.27

Fahri memang dikenal sering mengeluarkan pernyataan-pernyataan

yang kontroversial dan menyudutkan KPK. Ia bahkan satu diantara

sekian anggota DPR fraksi PKS yang menandatangani hak angket KPK

terkait kasus korupsi proyek e-KTP. Hal ini bertentangan dengan sikap

fraksi PKS yang tegas menolak. Menanggapi hal itu, Ketua Umum PKS

Sohibul Iman mengganggap bahwa penandatanganan itu adalah “akal-

akalan” Fahri saja. Sohibul Iman menegaskan bahwa Fahri bukan lagi

kader PKS.28

Namun begitu terdapat keanehan, bagaimana mungkin jika

Fahri bukan kader PKS, tetapi dapat memimpin sidang paripurna? Dua

contoh di atas –konflik internal PKS pemecatan Yusuf Supendi dan

Fahri Hamzah- adalah sebagian kecil konflik di partai “Dakwah” itu.

Menjelang Pemilu 2019, terjadi konflik internal PKS. Hal ini

terjadi ketika PKS mencalonkan sembilan kadernya sebagai capres atau

cawapres. Sembilan nama tersebut adalah Ahmad Heryawan, Hidayat

Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al-

Jufrie, Tifatul Sembiring, Al-Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.29

Dengan kemunculan Sembilan nama tersebut, terjadi konflik antar kubu

di PKS.

Dalam pandangan umum, konflik didefinisikan dengan “benturan”

yang terjadi akibat perbedaan pendapat, persaingan, perdebatan yang

terjadi baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun

antarkelompok. Meski demikian, konflik tidak selalu berimplikasi

negatif karena melalui konflik biasanya lahir inovasi baru dalam

27

“Hidayat Siap Hadapi Fahri ke MKD”, dalam, Suara Karya, 3 Mei 2016, 2. Lihat juga dalam: “Fahri Hamzah

Laporkan Petinggi PKS ke MKD”, dalam Koran Tempo, 30 April 2016, 6 28

“Presiden PKS: Itu Akal-akalan Fahri Hamzah Saja”, diunduh dari:

http://nasional.kompas.com/read/2017/04/30/21040421/presiden.pks.itu.akal-akalan.fahri.hamzah.saja..,

pada pada 23/5/2017. 10.20 wib. 29 29

“PKS Tetapkan Sembilan Nama Calon Presiden untuk Pemilu 2019”,

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/15/14500971/pks-tetapkan-sembilan-nama-calon-presiden-untuk-pemilu-

2019, diakses pada 27/4/2018, 10.55 wib

Page 14: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

17

kehidupan. Pandangan tersebut dikemukakan oleh sosiolog Ralf

Dahrendoff.30

Konflik yang terjadi baik pada individu maupun kelompok dapat

dipastikan dikarenakan adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Ramlan

Surbakti membagi tujuan konflik menjadi dua, untuk mendapatkan dan

mempertahankan hal-hal yang bersifat materil maupun non materil.

Tujuan konflik untuk mendapat dan mempertahankan hal-hal yang

bersifat materil adalah ketika individu atau kelompok berkonflik demi

mendapatkan tanah, rumah, kendaraan mewah dan sejenisnya.

Sedangkan tujuan konflik untuk mendapat dan mempertahankan hal-hal

yang bersifat non materil adalah ketika individu atau kelompok

berkonflik demi mendapatkan kekuasaan (jabatan), harga diri, rasa aman

dan sejenisnya.31

Pada konflik yang terjadi di internal PPP dan PKS, setidaknya

berlaku tujuan konflik seperti dipaparkan Ramlan. Masing-masing

individu berkonflik demi menjaga “gengsi” politik yang bersangkutan.

Konflik yang terjadi tidak terlepas dari tujuan-tujuan baik materil

maupun non materil.Dalam konteks institusi parpol, konflik internal dan

persaingan tidak bisa dihindari. Keberadaan faksi-faksi dalam parpol

menurut Giovanni Sartori menjadi pemicu lahirnya konflik.32

Atas dasar latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian terhadap konflik yang terjadi di internal PPP dan

PKS. Mengapa keduanya? PPP adalah parpol Islam tertua, sejak Orba.

PPP sendiri merupakan partai “gabungan” dari parpol Islam sebelumnya

–Partai Nahdatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat

Islam Indonesia, Partai Islam (Perti)- yang dideklarasikan pada 5 Januari

1973. Adapun PKS merupakan parpol yang lahir dari buah reformasi

1998, dan telah banyak menjadi bahan kajian para peneliti karena

“kekhususannya” sebagai parpol Islam dibanding parpol Islam lain.

Melalui keduanya akan dapat diambil perbandingan. Kedua parpol inilah

30

Ralf Dahrendoff, Class and Class Conflict In Industrial Society, (California: Stanford University Press, 1959),

hal. 206-207. 31

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widyasarana Indonesia, 1992), 155 32

Giovani Sartori, Parties and Party System: A Framework for Analysis, (Cambridge University Press, 1976), vol. 1,

49

Page 15: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

18

yang dalam AD/ART nya menegaskan asas parpol “Islam”. Melalui

kedua parpol ini, diharapkan aspirasi umat Islam tercapai.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sejak munculnya parpol Islam di Indonesia, narasi sejarah

mencatat pergumulan konflik internal yang terjadi parpol Islam. Pada

masa pra kemerdekaan, untuk pertama kalinya parpol Islam (SI dan

kemudian PSII) muncul, dan selanjutnya diterpa badai konflik. Tidak

berhenti disitu, konflik internal juga mewarnai parpol Islam sesaat

pascakemerdekaan (era Presiden Sukarno) hingga Orba Presiden

Suharto. Berlanjut era Reformasi, sekali lagi, konflik internal parpol

kembali terjadi. Bahkan konflik tersebut tidak jarang berujung pada

perpecahan sehingga kader-kader parpol yang tidak puas mendirikan

parpol baru.

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi pembahasan

dinamika konflik yang terjadi pada parpol Islam secara umum.

Gambaran konflik secara umum tersebut kemudian akan difokuskan

pada PPP dan PKS di dekade kedua pasca reformasi. Inilah yang

menjadi fokus utama peneliti.

Pada dekade kedua reformasi, penulis mencatat beberapa konflik

yang menonjol di kedua partai tersebut. Di PPP misalnya, terjadi

dualisme kepengurusan yang berakibat pada terganggunya konsolidasi

partai dalam menghadapi Pilkada serentak 2015 dan 2017. Dualisme

pengurus PPP juga berdampak buruk pada struktur fraksi PPP di DPR.

Sementara di PKS, penulis mencatat beberapa konflik yang terjadi

seperti, tarik-menarik dua kubu ketika parpol ini menyatakan “terbuka”.

Kemudian juga terjadi konflik internal akibat merespon kebijakan

koalisi pemerintah dimana PKS ada di dalamnya. Konflik di PKS juga

terjadi akibat “pembangkangan” kader terhadap perintah partai, dan ini

terjadi pada Yusuf Supeni dan Fahri Hamzah. Keduanya terlibat konflik

secara terbuka.

Melalui pembatasan masalah, perumusan masalah penelitian ini

adalah:

Page 16: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

19

Pertama, apakah faktor-faktor yang mendorong terjadinya konflik

internal PPP dan PKS.

Kedua, apakah dampak yang ditimbulkan dari konflik internal PPP dan

PKS.

Ketiga, mengapa terjadi konflik internal PPP dan PKS.

Keempat, bagaimana peran elit parpol dalam konflik internal PPP dan

PKS.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk, pertama, mengetahui faktor yang

mendorong terjadinya konflik internal parpol Islam, PPP dan PKS di

dekade kedua reformasi. Kedua, mengetahui dampak terhadap internal

partai dan dari eksternal partai akibat konflik internal PPP dan PKS.

Ketiga, mengetahui sebab-sebab konflik yang terjadi di internal PPP dan

PKS. Keempat, mengetahui peran elit parpol PPP dan PKS dan

keterlibatannya dalam konflik internal.Selain itu penelitian ini juga

bertujuan mengetahui akar konflik yang terjadi dalam parpol Islam

sepanjang sejarah politik Indonesia, sejak pra kemerdekaan hingga Orba

dan awal reformasi.

Penelitian tentang konflik internal PPP dan PKS ini memberi

manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara toritis, penelitian ini

menambah wawasan baru tentang dinamika (yang di dalamnya termasuk

juga konflik) parpol Islam. Adapun secara praktis, penelitian ini dapat

menjadi pedomanpenyelesaian dan pengelolaan konflik bagi parpol yang

sedang mengalami konflik internal. Selain itu penelitian ini juga menjadi

“warning” bagi elit parpol untuk menghindari konflik yang

berkenjangan karena hanya akan merugikan parpol itu sendiri.

D. Kajian Pustaka

Kajian terhadap parpol Islam bukan sesuatu yang baru dalam dunia

penelitian –pemikiran politik Islam khususnya di Indonesia. Sejak

reformasi 1998, tumbuh kembangnya parpol Islam, diikuti dengan

lahirnya kajian terhadap parpol Islam baik mengulas sejarah lahirnya

parpol, ideologi, afiliasi dengan organisasi kemasyarakatan, hingga

Page 17: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

20

pertikaian internal parpol itu sendiri. Kajian parpol Islam bahkan

menyedot perhatian sejumlah peneliti Barat.Kajian tentang konflik

parpol Islam masih cukup sedikit, dan biasanya sebatas “kepingan” atau

bagian tertentu dalam beberapa penelitian. Berikut beberapa buku dan

penelitian yang dapat penulis sebutkan dan memiliki revelansi dengan

penelitian ini.

“PPP dan Politik Orde Baru” salah satu karya pengamat dan

peneliti bidang politik LIPI, Syamsuddin Haris. Buku ini secara khusus

mengulas kiprah PPP dalam dinamika politik Orba. Berbagai konflik

internal PPP disajikan dalam buku tersebut. Haris menyebut bahwa

konflik internal PPP menjadi menyebab menurunnya perolehan suara

pada Pemilu 1987.33

Kajian terhadap perpecahan dan soliditas partai Islam ditulis oleh

Firman Noor. Penelitiannya dengan judul “Perpecahan dan Soliditas

Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS pada Dekade Awal

Reformasi”, memotret perpecahan di internal PKB dan sebaliknya,

soliditas PKS. Firman Noor mengemukakan faktor terjadinya

perpecahan PKB dan soliditas PKS adalah disebabkan banyak hal.

Kegagalan (PKB) dan keberhasilan (PKS) bisa dilihat melalui

pendekatan pelembagaan parpol. Sebagai contoh, mekanisme dalam

resolusi konflik dalam internal PKB terbilang tidak berhasil sehingga

memunculkan konflik (antara kubu Abdurrahman Wahid dengan

Muhaimin Iskandar). Sebaliknya, konflik di PKS mampu dikelola

dengan baik sehingga konflik tidak melebar keluar parpol atau bahkan

menimbulkan dualisme kepengurusan.34

Penelitian terhadap konflik internal parpol juga dilakukan Firman

Noor saat menyoroti fregmentasi yang terjadi di PPP pada tahun 2014-

2016. Dalam tulisan yang berjudul “Leadership and Ideological Bond:

PPP and Internal Fragmentation in Indonesia” yang dimuat dalam

Jurnal Islamika, Firman membagi tiga penyebab utama konflik PPP di

tahun 2014-2016, yaitu: pertama, kepemimpinan yang lemah, tidak ada

33

Syamsuddin Haris, PPP dan Politik Orde Baru, (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1991). 34

Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, (Jakarta: LIPI Press, 2015)

Page 18: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

21

patron politik yang kuat yang dapat mempersatukan kader; kedua,

kurang kuatnya ikatan ideologis antarkader sehingga memunculkan

konflik; serta ketiga adanya intervensi dari pihak-pihak di luar PPP.

Menurut Firman jika penyebab konflik pertama dan kedua dapat diatasi,

maka dengan sendirinya, penyebab ketiga akan bisa dihindari. Untuk

menyudahi konflik yang terjadi, dan kemungkinan terjadinya konflik

dikemudian hari, Firman mengingatkan para kader PPP untuk secara

sadar menyelesaikan persoalan dengan merujuk ke AD/ART partai serta

menguatkan ikatan ideologis kader PPP.35

Buku “Mengapa Partai Islam Kalah: Perjalanan Politik Islam

dari Pra Pemilu 1999 Sampai Pemilihan Presiden” adalah salah satu

buku yang banyak mengulas parpol Islam pasca Reformasi. Buku yang

ditulis oleh Deliar Noerdan kawan-kawan ini memotret dinamika

perkembangan parpol Islam, tantangan, dan permasalahannya. Diskursus

tentang perlunya Islam terlembaga menjadi parpol disorot secara tajam.

Kegagalan parpol Islam pada Pemilu pertama pascareformasi dianggap

sebagai bentuk kehilangan momentum aktivis politik Islam.36

Penelitian tentang dinamika parpol Islam dan konflik internal juga

ditulis oleh Valina Singka Subekti dalam “Partai Syarikat Islam

Indonesia: Kontestasi Politik Hingga Konflik Kekuasaan Elit”. Buku ini

mengulas sejarah PSI dan konflik internal yang terjadi sehingga

memecah SI itu sendiri. Dalam perkembangnnya PSI harus jatuh bangun

mengalami perpecahan –hingga melahirkan apa yang diistilahkan SI

merah dan SI putih. Penelitian Valina secara khusus dibatasi pada PSII

periode 1971-1973 (menjelang fusi partai Islam menjadi PPP). Menurut

Valina, elit parpol terlibat konflik kepemimpinan yang tidak

berkesudahan. Konflik tersebut menunjukkan sulitnya mewujudkan

demokratisasi internal parpol.37

Selanjutnya, buku berjudul “Akar Konflik Politik Islam di

Indonesia” karya Dhurorudin Mashad. Buku ini menyajikan faktor

35

Firman Noor, “Leadership and Ideological Bond: PPP and Internal Fragmentation in Indonesia”, dalam Jurnal

Islamika, Vol. 23. No. 1, tahun 2016, 95 36

Hamid Basyaib-Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam Kalah?, (Jakarta: Alvabet, 1999). 37

Valina Singka Subekti, Partai Syarikat Islam Indonesia: Kontestasi Politik Hingga Konflik Kekuasaan Elit.

(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2014).

Page 19: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

22

kegagalan politik Islam sejak era Hindia Belanja. Kegagalan itu

disebabkan terjadinya fragmentasi dalam organisasi dan partai Islam,

serta adanya “phobia” terhadap politik Islam.38

Penelitian Disertasi Arief Munandar, berjudul “Antara Jemaah dan

Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, juga menjadi kajian

penting dan rujukan utama penelitian penulis. Dalam sebuah Bab

disertasi tersebut, Arief mengulas terjadinya faksionalisasi dan konflik

internal PKS. Salah satu konflik yang muncul di PKS adalah perdebatan

mengenai wacana “Partai Terbuka”.39

Penelitian tesis Burhanuddin Muhtadi juga menjadi rujukan

penting bagi penulis dalam memotret konflik yang ada di internal PKS.

Tesis yang telah dibukukan dengan judul “Dilema PKS, Suara dan

Syariah” menjelaskan bahwa ketika PKS menjadi parpol “terbuka”,

muncul pertentangan kader, baik tingkat elit maupun daerah. Mereka

yang mendukung ide parpol “terbuka” didasarkan pada pandangan

realistis dalam politik. Sedangkan kelompok yang menolak,

beranggapan bahwa ide itu akan melunturkan ideologi yang menjadi

semangat PKS dalam berpolitik.40

Di antara penulis Barat yang konsen terhadap perkembangan

parpol Islam, salah satu yang dapat peneliti sebutkan adalah Andreas

Ufen. Dalam tulisannya Working Papers berjudul “Political Parties in

Post-Suharto Indonesia: Between Politik Aliran and Philipinisation”, ia

mengulas persoalan mendasar parpol Islam di Indonesia dengan

Philipina. Menurutnya, pasca Reformasi 1998, parpol yang “menjamur”

di Indonesia diselimuti berbagai persoalan, konflik internal, keuangan

parpol, platform parpol yang samar-samar dan adanya elit parpol yang

kerap memanipulasi keputusan dan kebijakan parpolnya. Persoalan ini

juga menerpa parpol-parpol Islam. Sekalipun parpol Islam mempunyai

basis dukungan dari Ormas Islam seperti PKB dari NU, dan PAN dari

38

Dhurorudin Mashad, Akar Konflik Politik Islam di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Kautsar, 2008). 39

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, (Depok: Universitas Indonesia, Disertasi, 2011). 40

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012).

Page 20: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

23

Muhammadiyah, ternyata tidak cukup menjadi modal memenangi

Pemilu.41

Di antara sekian hasil penelitian di atas, penulis mengambil

distingsi pada objek parpol Islam yang diteliti, yakni PPP dan PKS.

Penelitian konflik internal terhadap PPP dan PKS itu juga dititikberatkan

pada dekade kedua pascareformasi, tahun 2008 hingga 2018. Mengapa

tahun 2008? Karena di tahun 2009 Indonesia menggelar Pemilu.

Demikian juga mengapa tahun 2018, karena Indonesia juga akan

menggelar Pemilu 2019. Dilihat dari tahun, keduanya adalah tahun

politik yang begitu penting karena menjelang Pemilu.

E. Kerangka Teori

Pembahasan konflik parpol Islam yang menjadi fokus utama

penelitian ini menggunakan dua teori yang terkait dengan ilmu politik:

teori konflik dan partai politik. Pertama, Teori Konflik. Teori konflik

sebetulnya menjadi bagian dalam kajian ilmu sosial (sosiologi). Konflik

berasal dari bahasa latin, “con” yang berarti bersama, serta “fligere”

yang berarti benturan.42

Karena konflik secara bahasa berarti benturan

bersama (baik antardua pihak atau banyak pihak), maka konflik kerap

dipandang sesuatu yang negatif dalam kehidupan masyarakat.

Dalam kajian ilmu Sosiologi, terdapat beberapa macam konflik,

yaitu: konflik gender, ras atau suku, antarumat beragama, antargolongan,

kepentingan (politik), antarpribadi atau individu seseorang, antarkelas

sosial, antarbangsa atau negara.43

Pandangan yang menyatakan konflik

adalah peristiwa negatif an sich ditolak oleh sosiolog modern, Ralp

Dahrendof. Bagi Dahrendof, konflik yang terjadi dengan melibatkan dua

pihak dan kelompok tidak bisa serta merta dianggap negatif, karena dari

konflik itu akan lahir sebuah gagasan cemerlang yang dapat memperkuat

41

Andreas Ufen, Political Parties in Post-Suharto Indonesia: Between Politik Aliran and ’Philippinisation’,

(Hamburg: GIGA German Institute of Global and Area Studies, 2005). 42

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial:

Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal 345. 43

Elly M. Setiadi-Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori,

Aplikasi dan Pemecahannya, 349-357.

Page 21: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

24

pihak-pihak yang berkonflik. Bahkan Dahrendof menyebutkan tidak

jarang lahir sebuah inovasi dari sebuah konflik.44

Dalam sebuah kehidupan, konflik amat sulit dihindari. Ia seakan

menyatu dalam kehidupan itu sendiri. Bahkan, karena adanya konflik,

kehidupan itu dapat terus berjalan.45

Konflik yang terjadi dalam

kehidupan bermasyarakat umumnya disebabkan adanya

ketidakpercayaan antarwarga masyarakat atau kelompok-kelompok yang

ada di dalamnya. Untuk menjembatani gap tersebut, Simon Fisher

menekankan perlunya komunikasi yang intensif dan keterbukaan untuk

mencegah terjadinya konflik.46

Suatu konflik memang bisa terjadi akibat persoalan sosial, hukum

dan politik. Perebutan kekuasaan dan status sosial di mata masyarakat

dianggap sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan konflik.47

Contoh

dari kasus ini mudah didapati seperti pada saat hajatan pesta demokrasi

seperti Pilkada dan Pemilu. Dalam dua momen tersebut, selalu terjadi

konflik politik di tengah masyarakat. Dalam kamus politik, konflik tidak

selalu berkenaan dengan benturan fisik, tetapi segala bentuk

ketidaksepakatan dan ketidaksepahaman terhadap sebuah tujuan yang

dikejar adalah merupakan bentuk konflik.48

Konflik yang terjadi pada parpol menurut Hofmeister dan Grabow

diakibatkan perbedaan pandangan dalam menentukan sikap politik.

Konflik juga terjadi dalam rangka berebut posisi (ketua umum) dan

pengaruh di internal parpol. Di berbagai negara demokrasi, elit parpol

biasanya keluar parpol jika terlibat konflik dan tidak ada keuntungan

yang didapat, serta tidak ada resolusi konflik yang menguntungkan

pihak yang berkonflik. Kondisi ini sangat merugikan parpol dan

menunjukkan buruknya demokratisasi parpol.49

Di Indonesia sendiri,

44

Ralf Dahrendoff, Class and Class Conflict In Industrial Society, (California: Stanford University Press, 1959),

hal. 206-207. 45

Ken Plummer, Sosiologi, The Basic, pent. Nanang Martono-Sisworo, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 46 46

Simon Fisher, Working With Conflict: Skills and Strategies For Action, (London: Zed Books, 2000), hal. 8 47

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial:

Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, hal 361 48

Frank W. Bealey, The Blackwell Dictionary of Political Science, (Blackwell Publishers Ltd, 1999), 79 49

Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies,

(Singapore: Konrad Adenauer Stiftung, 2011), 51

Page 22: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

25

kondisi ini mudah ditemui, terlebih pascareformasi. Banyak elit parpol

yang terlibat konflik lalu keluar parpol dan mendirikan parpol baru.

Konflik internal parpol, seperti dijelaskan Moshe Maor terjadi

karena kompleksitasnya sebagai sebuah organisasi yang terdiri dari

banyak faksi. Intensitas konflik semakin tajam ketika terjadi

pembentukan koalisi dan pembentukan kabinet bagi parpol yang

tergabung dalam sebuah kabinet. Selain itu, perbedaan pendapat yang

terjadi di tingkat pusat sebuah parpol biasanya berimplikasi pada fraksi

yang ada di parlemen. Konflik di kepengurusan tingkat pusat parpol,

memberi implikasi nyata pada wakil rakyat mereka di parlemen.

Menurut Moshe Maor, konflik juga dapat terjadi kebalikannya, yaitu

adanya kebijakan di parlemen yang justru membuat konflik di internal

parpol tingkat pusat.50

Konflik yang terjadi di internal parpol sedikit banyak dapat

memengaruhi susunan kabinet yang didukung oleh parpol yang sedang

berkonflik. Penelitian Thomas Saafeld di 17 negara parlementer di

Eropa menunjukkan ada beberapa gejala yang merusak soliditas kabinet

seperti terjadinya konflik antarparpol yang ada dalam koalisi kabinet.

Selain konflik antarparpol, konflik internal parpol juga dapat

menggoyahkan stabilitas dalam kabinet, meski dalam kasus ini hanya

memberi pengaruh skala kecil.51

Temuan Thomas ini dapat dimaklumi.

Dalam konteks politik di Indonesia, adanya konflik internal parpol yang

tergabung dalam kabinet dapat memunculkan kecemburuan parpol lain

yang solid. Kondisi tersebut dapat memunculkan pernyataan: lebih baik

presiden memberi kursi kabinet tambahan kepada parpol pendukung

yang solid daripada parpol yang berkonflik dan rentan pecah.

Sistem multipartai yang ada di Indonesia pascareformasi, menurut

Hanta Yuda menunjukkan lemahnya pelembagaan parpol. Di internal

parpol masih sering diwarnai dengan konflik dan perpecahan.52

Belum

50

Moshe Maor, Political Parties and Party System, (London: Routledge, 1997), 175-180 51

Thomas Saalfeld, “Intra-party Conflict and Cabinet Survival in 17 West European Democracies, 1945–1999”,

dalam Daniela Giannetti-Kennet Benoit, Intra-Party Politics and Coalition Goverments, (London-New York:

Routledge, 2009), 177 52

Hanta Yuda, Presidensialisme Setengah Hati, Dari Dilema ke Kompromi, (Jakarta: Kompas Gramedia Pustaka,

2010), 119

Page 23: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

26

matangnya pelembagaan parpol, menurut Budi Winarno berdampak

pada buruknya penyelesaian konflik internal parpol. Hal tersebut

kemudian diperparah dengan konflik yang berujung pada perpecahan,

elit parpol keluar dan mendirikan parpol baru sebagai tandingan.53

Pascareformasi, tidak terlalu sulit untuk melacak konflik parpol

yang berujung pada pembentukan parpol baru. PDI misalnya,

pascareformasi terpecah-pecah menjadi beberapa parpol. Sebelum

Pemilu 1999 PDI terpecah menjadi tiga parpol, yaitu: PDI yang

dipimpin Budi Harjono (PDI asli sejak 10 Januari 1973); PDI-P yang

dipimpin Megawati berdiri 14 Februari 1999; dan Partai Nasional

Demokrat yang dipimpin Edwin H. Soekawati berdiri 12 Juni 1998.

Menjelang Pemilu 2004, PDI-P yang dipimpin Megawati, yang kala itu

menjadi presiden Indonesia, terpecah menjadi tiga parpol, yaitu: Partai

Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PNBK) yang dipimpin Eros Djarot

berdiri 27 Juli 2002; Partai Indonesia Tanah Airku (PITA) yang

dipimpin Dimyati Hartono berdiri 11 Februari 2002; dan Partai

Demokrasi Perjuangan Rakyat (PDPR) yang dipimpin Handoko Yuhda

berdiri 25 Agustus 2002.54

Perpecahan parpol juga terjadi pada parpol Islam. PPP misalnya,

menjelang Pemilu 1999 terpecah dan lahirlah Partai Persatuan (PP) yang

dipimpin Jaelani Naro (mantan Ketua Umum PPP pada era 1970an

hingga 1980an) pada 5 Januari 1999. Selain PP, konflik di PPP juga

melahirkan Partai Bintang Reformasi (PBR) yang dipimpin KH.

Zainuddin MZ pada 9 April 2003.55

Terkait dengan penelitian ini, penulis memanfaatkan teori konflik

untuk menganalis terjadinya konflik di internal PPP dan PKS.

Keterlibatan elit parpol memegang peran penting terjadinya konflik

tersebut.

Kedua, Teori Partai Politik. Sistem demokrasi yang dianut sebuah

negara meniscayakan adanya parpol. Ia menjadi menyambung “lidah

53

Budi Winarno, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi, (Yogyakarta: Med Press, 2008), 119. 54

Tim Litbang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, (Jakarta:

Kompas Media Nusantara, 2016), 9 55

Tim Litbang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, 9

Page 24: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

27

rakyat”. Para ilmuwan ilmu politik mendefinisikan parpol sebagai wadah

politik masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum dengan

tujuan menguasai negara secara sah. Di negara-negara demokrasi, parpol

lah yang menjadi peserta Pemilu, baik Pemilu Legislatif maupun

Eksekutif.56

Sebagai penyambung “lidah rakyat”, maka parpol dituntut mampu

menampung aspirasi rakyat. Keinginan rakyat tersebut harus

diagregasikan dan diformulasikan menjadi produk legislasi oleh para

wakil parpol di lembaga legislatif. Secara lebih rinci, Mayer

menjelaskan lima fungsi parpol sebagai berikut:

Pertama, mengagregasikan kepentingan-kepentingan dan nilai-nilai dari

berbagai kalangan masyarakat; kedua, menjajaki, membuat dan

memperkenalkan kepada masyarakat platform Pemilu parpol mereka;

ketiga, mengatur proses pembentukan kehendak politik dengan

menawarkan alternatif-alternatif kebijakan yang lebih terstruktur;

keempat, merekrut, mendidik dan mengawasi staf yang kompeten untuk

kantor publik mereka dan untuk menduduki kursi di parlemen; kelima,

memasyarakatkan, mendidik, serta menawarkan kepada anggota-

anggotanya saluran mana yang efektif bagi partisipasi politik mereka

sepanjang masa antarpemilu”.57

Miriam Budiarjo, dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik

menyebutkan beberapa fungsi parpol seperti: parpol sebagai saluran

aspirasi rakyat; parpol sebagai sarana sosialisasi kebijakan politik;

parpol sebagai “kendaraan” politik bagi calon anggota legislatif dan

pejabat eksekutif; serta parpol sebagai pengatur konflik, yaitu parpol

berperan penting sebagai meredam konflik jika terjadi konflik di

masyarakat.58

Dalam Undang-undang No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik,

disebutkan tujuan parpol yang mencakup dua hal, tujuan umum dan

tujuan khusus parpol. Tujuan umum meliputi mewujukan cita-cita

bangsa sesuai dengan UUD 1945 dan menjaga Negara Kesatuan 56

Wilhelm Hofmeister and Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic

Societies,11 57

Thomas Mayer, Peran Partai Politik dalam Sebuah Sistem Demokrasi: Sembilan Tesis, (Jakarta: Fredrich Ebert

Stiftung (FES) Kantor Perwakilan Indonesia, 2012), 33 58

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1993), 164

Page 25: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

28

Republik Indonesia. Sedangkan tujuan khusus antara lain meliputi

meningkatkan partisipasi politik warga negara, membangun cita-cita

politik parpol dan mewujudkan politik yang beretika. Sedangkan fungsi

parpol meliputi pendidikan politik bagi kader dan masyarakat umum,

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menghimpun aspirasi

masyarakat sebagai dasar merumuskan kebijakan negara, serta

rekrutmen politik untuk mengisi jabatan-jabatan publik tertentu.59

Peran perting parpol pada akhirnya menuntut manajemen parpol

secara profesional. Wilhelm Hofmeister dan Karsten Grabow misalnya

menekankan aspek penting manajemen parpol seperti, pendidikan politik

kader parpol, komunikasi internal-eksternal parpol, pengaturan dan

resolusi konflik parpol, perhatian terhadap keterwakilan perempuan,

serta keuangan parpol.60

Negara-negara demokrasi mengakomodir beragam ideologi parpol,

termasuk di Indonesia. Lyman Tower menyebutkan di era modern

terdapat beragam ideologi parpol seperti komunisme, liberalisme,

nasionalisme, hingga agama.61

Namun, di Indonesia ideologi komunis

telah dilarang sejak dikeluarkannya Tap MPR No. 25/MPRS/1966 tahun

1966. Demokrasi di Indonesia sejak pasca kemerdekaan, era demokrasi

terpimpin hingga pascareformasi telah membuka ruang bagi parpol

dengan beragam ideologi.62

Pascareformasi dikenal sebagai terbukanya

kran demokrasi. Hal ini ditandai dengan munculnya parpol-parpol, baik

berideologi Islam, nasionalis dan sebagainya.

Terhadap keberadaan parpol di Indonesia pascareformasi

khususnya, banyak kritik dilontarkan karena banyak parpol terbukti

memiliki platform yang sama. Pada titik ini, politik kepentingan parpol

lebih terkesan daripada fungsinya sebagai penyalur aspirasi masyarakat.

59

Republik Indonesia, Undang-undang No. 8 tahun 2008 tentang Partai Politik, pasal 10 dan 11. 60

Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies, 26 61

Lyman Tower Sargent, Contemporery Political Ideologies, (Californai: Pasific Grove, 1987), iii. 62

Meski dalam praktiknya terdapat tekanan-tekanan tertentu terhadap parpol tertentu dari rezim penguasa. Masyumi

misalnya, parpol Islam terbesar di era 1950 ini terpaksa menjadi korban penguasa. Masyumi dibubarkan oleh

Presiden Sukarno melalu keputusan presiden No. 200 tahun 1960 tentang Membubarkan Partai Masjumi, termasuk

Bagian-bagian/Cabang-cabang/Ranting-rantingnya diseluruh Wilayah Negara RI. Pembubaran Masyumi menjadi

kado terburuk umat Islam saat itu, apalagi pembubarannya bertepatan dengan tanggal 17 Agustus (hari kemerdekaan

Indonesia)

Page 26: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

29

Meminjam istilah Mayer, “Parpol berkecenderungan untuk menutup-

nutupi kepentingan dan bentuk kebijakan mereka dengan harapan

mereka bisa meningkatkan dukungan dari masyarakat, dan pada saat

bersamaan mengurangi tingkat pertanggungjawaban mereka”. Demikian

halnya dengan parpol yang berasaskan Islam. Banyak pihak

menyayangkan dengan pilihan para tokoh-tokoh Islam yang membentuk

bermacam-macam parpol demi kepentingan politik. Hal ini pula yang

disebut sebagai “biang” kekalahan parpol Islam dalam Pemilu.

Pascareformasi, parpol-parpol di Indonesia masih berkutat dengan

beragam masalah. Salah satu agenda reformasi adalah mereformasi

sistem kepartaian di Indonesia dengan penguatan kelembagaan. Tetapi

nyatanya, parpol sendiri yang tersulit untuk direformasi. Daniel

Sparringa mencatat lima hal yang menjadi masalah parpol

pascareformasi: kelembagaan organisasi kepartaian yang lemah;

integritas kader-kader parpol terkoyak akibat perbedaan pandangan

politik dan dinamika internal yang bahkan sampai pada titik perbecahan;

lemahnya demokrasi internal parpol; platform kampanye Pemilu; serta

penegasan ideologi parpol yang masih sumir dan samar.63

Perlu digarisbawahi, meskipun parpol di Indonesia masih jauh dari

harapan, tetapi urgensi keberadaan parpol dalam sebuah negara

demokrasi tidak dapat dibantah lagi. Wilhelm Hofmeister dan Karsten

Grabow diakhir buku penelitiannya menulis “there is

nodemocracywithout politicalparties”. Terlepas dari lemahnya parpol

yang ada di Indonesia saat ini, keberadaan parpol adalah “satu hal yang

pasti”, parpol memegang peran penting sebagai penghubung antara

warga dan negara (Pemerintah).64

Berkenaan dengan penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa konflik

internal parpol disebabkan oleh ketidakmampuan elit dalam mengatur

konflik. Konflik parpol juga akibat perbedaan pandangan antarelit atas

sebuah kebijakan yang berimplikasi pada pengambilan keputusan yang

tidak merepresentasikan kehendak kader. Konflik internal pada PPP dan

63

Daniel Sparringa, “Partai Politik dan Transisi Demokrasi”, Kata Pengantar, Peran Partai Politik dalam Sebuah

Sistem Demokrasi: Sembilan Tesis, (Jakarta: Fredrich Ebert Stiftung (FES) Kantor Perwakilan Indonesia, 2012), 21 64

Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies, 99

Page 27: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

30

PKS bukan tidak mungkin dapat memecah internal dan melahirkan

parpol baru.

F. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif. Penelitian ini akan mengeksplorasi akar penyebab konflik

yang terjadi di PPP dan PKS dengan menganalisa secara deskriptif,

eksplanatif dan analitis. Dalam penelitian kualitatif dikenal berbagai

pendekatan seperti fenomenologi, etnologi, hermenetika, dan studi

kasus. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan studi

kasus.

Menurut John W. Craswell, penelitian studi kasus merupakan

penyelidikan secara cermat terhadap program, peristiwa, aktivitas dan

kelompok tertentu. Penelitian dengan pendekatan studi kasus dibatasi

oleh tempat dan waktu tertentu. Para peneliti yang menggunakan

pendekatan ini mengumpulkan data-data sesuai dengan prosedur

penelitian.65

Dilihat dari proses penelitian dengan pendekatan studi

kasus, Robert Yin membuat enam langkah yaitu: perencanaan,

pembuatan disain, persiapan penelitian, pengumpulan data, analisis data,

dan menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.66

Pendekatan studi kasus tidak cukup mengajukan pertanyaan “apa”

(what) dalam perumusan masalah, tetapi juga mengajukan pertanyaan

“bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). Dua model pertanyaan

terakhir tersebut sangat penting dalam penelitian studi kasus,

“bagaimana” bertujuan mendapatkan jawaban eksplanatif, dan

“mengapa” bertujuan mendapatkan jawaban eksploratif. Sedangkan

pertanyaan “apa” mendapatkan jawaban deskriptif.67

Pada penelitian ini,

penulis menggunakan tiga model pertanyaan tersebut.

Studi kasus umumnya dilakukan terbatas pada hal-hal yang kecil

seperti pengkajian terhadap perilaku individu, kelompok dan

65

John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (London, New

Delhi: SAGE Publications, 2009), 13 66

Robert K. Yin, Case Study Research, (London, New Delhi: SAGE Publications, 2009), 2 67

Mujia Raharjo, Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya, (Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang Program Pascasarjana, 2017), 4

Page 28: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

31

antarkelompok. Pendekatan itu juga terbatas pada tempat tertentu dan

kurun waktu tertentu. Meski cakupan yang kecil, studi kasus berupaya

untuk menemukan temuan yang tidak hanya berlaku pada tempat yang

diteliti oleh peneliti, tetapi juga ditempat yang berbeda.68

Untuk memudahkan metode penelitian ini, peneliti akan

menggunakan teknik pengumpulan dan analisa data.

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan antara lain

dengan cara:

a. Studi Pustaka. Teknik ini dilakukan dengan pengumpulan data

serta analisa-analisa bacaan yang memiliki hubungan dan kaitan

dengan pokok penelitian peneliti, dengan tujuan memperoleh

data-data primer dan sekunder. Adapun sumber-sumber bacaan

meliputi buku-buku ilmu-ilmu politik.

b. Wawancara. Dalam penelitian ini, penulis akan mewawancarai

beberapa pihak yang kompeten membicarakan konflik parpol

(pengamat) dan kader parpol, juga ahli hukum. Penulis

menggunakan metode ini untuk menggali informasi terkait

timbulnya konflik internal PPP dan PKS. Melalui depth interview

diharapkan data-data di atas dapat digali.69

c. Dokumentasi. Data-data seperti dokumen resmi parpol, kliping

koran/majalah, rilis pers, rekaman, foto, video di internet

(Youtube) dan catatan penulis akan sangat membantu dalam

proses penelitian ini. Oleh karenanya, penulis turut menggunakan

teknik dokumentasi dalam penelitian ini.

d. Observasi. Teknik ini penulis lakukan untuk melihat secara

langsung berjalannya roda organisasi kepartaian yang berjalan di

PPP dan PKS.

2. Teknik analisa data

68

Mujia Raharjo, Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya, (Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang Program Pascasarjana, 2017), 10 69

Natasha Mack. dkk, Qualitative Reserch Methods: A Data Celloctor Field Guide, (California: Family Health

International, 2005), 29

Page 29: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

32

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisa data

berlangsung dan mengalir (flow model analisis). Untuk

menggunakan model analisis ini, penulis melakukan empat tahapan,

yakni: pengumpulan data, reduksi data, display data dan verifikasi

atau menarik kesimpulan.

a. Pengumpulan data adalah data-data yang penulis kumpulkan

selama berjalannya penelitian ini. Data-data tersebut didapat dari

studi pustaka, wawancara dan dokumentasi.

b. Reduksi data adalah meringkas data-data yang telah terkumpul

agar menjadi lebih fokus dan tajam.

c. Display data adalah menyusun berbagai informasi secara

sistematis. Dalam display (penampilan) data kualitatif, penulis

akan menyajikan dalam bentuk teks narasi.

d. Verifikasi atau menarik kesimpulan adalah hasil akhir dari

analisis data-data dalam penelitian ini.70

Selain metode kualitatif, penelitian ini juga menggunakan metode

kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran

pandangan publik terhadap konflik internal PPP dan PKS. Dalam hal ini,

penulis melakukan survei publik, pandangan mereka terhadap konflik

internal PPP dan PKS. Teknik sampling yang digunakan adalah purposif

sampel.

Sedangkan penetuan besaran sampel menggunakan rumus Taro Yamane

yaitu:

Keterangann = jumlah sampel; N= jumlah populasi; d2= presisi yang

ditetapkan71

Adapun survei ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi 70

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan

Perpustakaan, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009), 141 71

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan Metode R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 99. Lihat

pula dalam: Muhammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Serta Praktek Kombinasinya dalam

Penelitian Sosial, (Jakarta: Publica Institute, 2011), 91.

n= N

N.d2+1

Page 30: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

33

Ilmu Politik Fakultas Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dibatasi

semester 5 (lima) dan 7 (tujuh) yang berjumlah 128 orang. Penulis

menetapkan angka presisi sebesar 4,3 persen.Dari jumlah mahasiswa itu,

maka penulis mengambil sampel sebanyak 103 orang. Hasil

penghitungan dengan rumus Taro ternyata ekuivalen dengan Krijcie dan

Morgan yang telah menetapkan rumusan batasan sampel dengan jumlah

populasi tertentu dengan tingkat kepercayaan 95,7 persen dan marjin

eror 4,3 persen.72

G. Sistematika Penelitian

Pertama, Bab pertama penelitian ini akan memuat beberapa hal,

yaitu: latar belakang masalah penelitian; pembatasan dan perumusan

masalah; tujuan dan signifikansi penelitian; kajian pustaka; kerangka

teori; metodologi penelitian; sistematika penulisan.

Kedua, Bab kedua akan memaparkan seputar partai politik dan

keberadaan partai politik di Indonesia seperti: sejarah lahirnya partai

politik; fungsi partai politik; geneologi partai politik Islam (yang

meliputi, pemikiran politik Islam sebagai dasar negara Indonesia, partai

politik Islam sebelum kemerdekan RI, partai politik Islam setelah

kemerdekaan RI, Reformasi 1998 dan bangkitnya parpol Islam, berbagai

problematika parpol Islam pascareformasi).

Ketiga, Bab ketiga akan memaparkan sejarah Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), setting

historis lahirnya PPP dan PKS, serta visi dan misi kedua parpol Islam

itu. Selain itu, bab ini juga mengulas kiprah keduanya dalam panggung

politik Indonesia. Dalam ulasan bab ini, penulis mencatat berbagai

konflik internal mewarnai perjalanan politik PPP dan PKS. Kedua

parpol juga menghadapi tantangan dalam politik Indonesia. Tantangan

terberat bagi PKS adalah adanya resistensi dari beberapa kalangan

72

Robert V. Krejcie-Daryle W. Morgan, “Determining Sample Size For Research Activities”, dalam Jurnal

Educational And Psychological Measurement, 1970, 30, 607-610. Lihat pula dalam: Sofian Effendi-Tukiran (ed),

Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), 175.

Page 31: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

34

karena menganggap partai ini memiliki kecenderungan dengan

kelompok-kelompok radikal, dan mengadopsi ideologi dari luar negeri.

Keempat, Bab keempat akan mengulas konflik dalam Partai

Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Diantara konflik yang cukup menonjol di PPP adalah konflik elit partpol

menjelang Pemilu 2009. Konflik lain yang cukup menonjol adalah

dualisme kepengurusan DPP PPP. Konflik dualisme ini berdampak

serius antara lain adanya pemecatan kader dan perombakan fraksi di

DPR. Sedangkan di antara konflik yang menonjol di PKS adalah wacana

PKS menjadi parpol “terbuka” yang muncul sejak Musyawarah Kerja

Nasional (Mukernas) di Bali pada 2008. Wacana tersebut ditanggapi pro

dan kontra para kader PKS. Konflik intenal di PKS juga terjadi

merespon kebijakan pemerintah tentang kenaikan BBM. Elit PKS

terbelah menyikapi kebijakan politik pemerintah saat itu. Konflik

selanjutnya di PKS yang cukup menonjol adalah pemecatan salah satu

pendiri, Yusuf Supendi pada 2011 dan Fahri Hamzah pada 2016.

Pemecatan kedua “pentolan” PKS ini berbuah konflik terbuka Yusuf dan

Fahri VS elit PKS. Melalui konflik ini, Yusuf dan Fahri akhirnya

berbicara di muka umum tentang keburukan PKS. Tentu saja hal ini

sangat merugikan PKS terutama saat menghadapi momentum electoral

seperti Pilkada dan Pemilu. Bab ini akan ditutup dengan analisa dampak

konflik PPP dan PKS.

Kelima, Bab kelima akan memaparkan hasil temuan penelitian ini,

dan menyarankan hasil temuan kepada peneliti selanjutnya.

Page 32: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

v

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii

Daftar Isi v

BAB I: Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 13

D. Kajian Pustaka 14

E. Kerangka Teori 18

F. Metodologi Penelitian 26

G. Sistematika Penulisan 30

BAB II: Kiprah Partai Politik Islam di Indonesia 32

A. Sejarah Lahirnya Partai Politik 32

B. Peran dan Fungsi Partai Politik 34

C. Ideologi partai Politik di Indonesia 36

D. Narasi Sejarah Partai Politik Islam di Indonesia 38

1. Partai Politik Islam Sebelum Kemerdekan RI 44

2. Partai Politik Islam Setelah Kemerdekaan RI:

Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48

3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali

Parpol Islam 63

E. Pemilu Pascareformasi: Apa yang Dibanggakan

dari Parpol Islam? 69

F. Problematika Partai Politik Islam 77

BAB III: Profil Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Serta

Kiprahnya dalam Politik Indonesia 91

A. Profil Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 91

1. Setting Historis Lahirnya PPP 91

Page 33: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

vi

2. Visi dan Misi PPP 94

3. Kepemimpinan dan Kiprah PPP dalam Politik

Indonesia 98

B. Profil Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 121

1. Setting Historis Lahirnya PKS 121

2. Visi dan Misi PKS 126

3. Kepemimpinan dan Kiprah PKS dalam Politik

Indonesia 128

4. Tantangan PKS Diluar Arena Politik: Menyoal

Ideologi PKS 143

BAB IV: Konflik dalam Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera

(PKS) di Dekade Kedua Pascareformasi 150

A. Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan

(PPP) 151

1. Konflik Internal PPP Menjelang Pemilu 2009 152

2. Konflik Dualisme Kepengurusan PPP dan

Dampaknya 156

a. Implikasi Konflik Internal PPP Terhadap Fraksi

di DPR 175

b. Konflik Internal PPP Pada Pilkada Serentak

2015, 2017 dan 2018 177

c. Konflik Internal PPP dan Lahirnya “PPP

Khittah” 189

3. Mekanisme Penanganan Konflik Internal PPP 194

B. Konflik Internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 197

1. Dilema Partai Terbuka 197

2. Konflik Internal PKS: Dilema Koalisi Dalam

Kabinet Indonesia

Bersatu (KIB) II 211

3. Pemecatan Yusuf Supendi dan Perlawanan

Terbuka 215

Page 34: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

vii

4. Pemecatan Fahri Hamzah, Perlawanan dan Perang

Terbuka 221

5. Konflik Internal PKS Menjelang Pemilu 2019 240

6. Mekanisme Penanganan Konflik Internal PKS 256

C. Analisis Dampak Konflik Internal Bagi PPP dan

PKS 259

D. Konflik Internal Parpol Islam dalam Pandangan

Publik 266

E. Arah Baru Kebijakan Menghindari Konflik Partai:

Sebuah Ikhtiar 275

BAB V: Penutup 278

A. Kesimpulan 278

B. Saran 283

Daftar Pustaka 285

Lampiran-lampiran 319

Lampiran I: Pengelompokan asas Parpol yang mendaftar

ke Departemen Kehakiman untuk mengikuti Pemilu

tahun 1999 319

Lampiran II: Tabel Hasil Pemilu tahun 1999 -2014 328

Lampiran III: Foto dokumentasi penelitian 335

Page 35: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konflik internal parpol Islam seringkali mewarnai dinamika politik

Indonesia pascareformasi 1998. Elit parpol tetap mendominasi dalam

pengambilan kebijakan sehingga demokratisasi dan pelembagaan parpol

Islam yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai. Kekecewaan umat

Islam pun tak terhindarkan. Konflik internal tersebut berdampak buruk

pada citra parpol dan menurunnya elektabilitas.

Kajian terhadap parpol Islam menurut Firman Noor menjadi minat

tersendiri bagi banyak sarjana ilmu politik. Kajian-kajian seputar parpol

Islam umumnya membahas berbagai hal seperti ideologi parpol, sejarah

berdirinya parpol dan kiprahnya dalam panggung politik Indonesia,

hubungan parpol Islam dengan negara (pemerintah Orba), serta

dinamika internal parpol Islam pasca Orba (termasuk di dalamnya

konflik internal parpol).1

Dalam sejarah Indonesia, parpol Islam telah lahir sebelum

kemerdekaan. Keberadaan parpol Islam mewarnai pentas politik dan

sejarah Indonesia. Sejarawan, Rickles misalnya mencatat munculnya

Sarekat Islam (SI), sebuah organisasi pergerakan menuju kemerdekaan

yang kemudian bertransformasi menjadi Partai Syarikat Islam (PSI)

pada 1920. Pada 1929, PSI berubah nama menjadi (Partai Syarikat Islam

Indonesia (PSII).2

Setelah kemerdekaan terutama menjelang Pemilu 1955, beberapa

partai Islam terus bermunculan. Tercatat beberapa parpol Islam seperti

Partai Masyumi, Partai Nahdatul Ulama (NU), Partai Tarbiyah

1 Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, (Jakarta: LIPI Press, 2015), 19. 2 M.C. Ricklefs, A History Of Modern Indonesia, (London: Palgrave, 2001), 230.

Page 36: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

9

Islamiyah (Perti) dan Partai Politik Tarekat Islam (PPTI). Diantara

parpol Islam, Masyumi dan NU yang mendapat suara tertinggi,

Masyumi berada diperingkat kedua dan NU peringkat ketiga dari

perolehan suara sah nasional. Kedua parpol Islam ini masih kalah

dengan Partai Nasional Indonesia (PNI).3

Sangat disayangkan, berdirinya parpol Islam saat itu (pra

kemerdekaan dan sesaat pasca kemerdekaa) diwarnai dengan konflik

internal parpol. Para elit sibuk dengan kepentingan politik mereka dan

tidak mampu mengonsolidasikan kekuatan parpol sehingga perpecahan

pun tak terhindarkan. Sebagai contoh ketika NU masih menjadi bagian

Masyumi, karena kepentingan politik NU tidak diakomodir –dalam hal

pembagian jatah kursi kabinet- NU memutuskan hengkang dari

Masyumi. Dan selanjutnya, NU menjadi rival Masyumi di Pemilu 1955.4

Pada era tersebut, kentalnya ideologi parpol begitu terasa. Di

dewan Konstituante kelompok dari parpol Islam (diwakili tokoh parpol

Islam seperti Saifuddin Zuhri, Zainal Abinin Ahmad, Hasbi As-Shiddiqi,

Hamka dan Muhammad Natsir) berdebat keras dengan kelompok

nasionalis (dari kalangan partai PNI, Parkindo, PKI). Disini terlihat

sekali bagaimana perdebatan tentang ideologi negara: antara Pancasila

atau Islam. Buntut dari pertentangan ini, Masyumi akhirnya dibubarkan

oleh Presiden Sukarno.

Setelah Presiden Sukarno lengser dan digantikan oleh Suharto

melalui surat mandat yang terkenal dengan “Supersemar”, parpol Islam

memasuki babak baru dalam panggung politik Indonesia. Harapan cerah

seakan muncul apalagi beberapa tokoh Masyumi dibebaskan oleh

Presiden Suharto. Selain itu, tokoh nasional, Bung Hatta (mantan Wakil

Presiden) juga berniat mendirikan Partai Demokrasi Islam Indonesia

(PDII). Namun, Presiden Suharto menolak pendirian parpol tersebut

karena dianggap dapat mengancam stabilitas politik. Tokoh-tokoh 3 Andreas Ufen, Political Parties in Post-Suharto Indonesia: Between Politik Aliran and ’Philippinisation’,

(Hamburg: GIGA German Institute of Global and Area Studies, 2005), 5. 4Rex Mortimer, Indonesian Communism Under Sukarno: Ideology and Politics 1959-1956, (Jakarta-Singapure:

Equinox Publishing, 2006), 56. Lihat juga dalam: Ahmad Syafi’I Ma’arif, Islam dan Pancasila Sebagai asar

Negara: Studi Tentang Perdebatan dalam Konstituante, (Bandung: Mizan Pustaka-Maarif Isntitute, 2017), 157.

Keterangan mengenai ketidakpuasanan pembagian jatah kursi kabinet untuk NU, lihat dalam: Syamsuddin Haris,

PPP dan Politik Orde Baru, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991), 58.

Page 37: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

10

Masyumi juga tidak diperkenankan berkecimpung dalam politik

praktis.Parpol-parpol Islam yang ada sebelumnya kemudian disatukan

menjadi satu partai, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang dikenal

dengan istilah “fusi partai”.5

Jatuhnya Presiden Suharto dan Reformasi 1998 memunculkan

banyak sekali partai-partai politik, baik parpol yang sebelumnya telah

ada maupun parpol-parpol yang baru lahir. Parpol-parpol baru tersebut

mengusung beragam ideologi, nasionalis, sosialis hingga agama Islam,

Kristen, maupun Budha. Menjelang Pemilu 1999 tercatat sebanyak 148

partai yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun

setelah proses penyaringan hanya 48 parpol saja yang lolos.

Kemunculan banyak parpol termasuk parpol Islam secara masif pada

Pemilu 1999 memberi kesan kurang kentalnya ideologi mereka. Bahkan,

kemunculan yang begitu tiba-tiba seolah dikejar waktu.6

Tidak berbeda jauh dengan yang terjadi pada era Presiden Sukarno,

pada era Presiden Suharto dan reformasi, narasi sejarah politik Islam

Indonesia juga mencatat deretan konflik internal parpol. Hal itu tidak

hanya merugikan parpol yang bersangkutan, tetapi juga para pemilih

yang mayoritas Muslim.

Andreas Ufen mencatat lahirnya parpol pascareformasi diwarnai

beragam persoalan seperti konflik internal, keuangan parpol, platform

parpol yang samar-samar dan adanya elit parpol yang kerap

memanipulasi keputusan dan kebijakan parpolnya.7Munculnya parpol

Islam pascareformasi oleh Bahtiar Effendy dianggap sebagai “Imajinasi

Politik”. Terdapat pemikiran yang menyatakan bahwa agama dengan

politik adalah sebuah kesatuan, sehingga melalui parpol Islam, nilai-nilai

5 Michael R.J.Vatikiotis, Indonesian Politics Under Suharto: The Rise and Fall of the New Order, (London and New

York: Routledge, 1998), edisi III, 102. Lihat juga dalam: Muhammad Iqbal-Amin Husein Nasution, Pemikiran

Politik Islam: Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), edisi III,

311. 6 Jakob Oetama, “Prakata”, dalam Tim Penelitian dan Pengembangan Kompas, Partai-Partai Politik Indonesia:

Ideologi, Strategi dan Program, (Jakarta: PT Gramedia, 1999), viii. 7 Andreas Ufen, Political Parties in Post-Suharto Indonesia: Between Politik Aliran and ’Philippinisation’, 5.

Page 38: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

11

Islam dapat diimplementasikan dalam kehidupan berpolitik di

Indonesia.8

Lahirnya parpol-parpol Islam mendasari para sarjana ilmu politik

membuat kategorisasi parpol Islam menjadi tiga. Pertama, parpol Islam

yang secara tegas mengusung asas dan ideologi Islam dalam anggaran

dasarnya. Kedua, parpol Islam yang menggunakan simbol-simbol yang

identik dengan Islam seperti bulan, bintang, Ka’bah dan tulisan-tulisan

berbahasa Arab tetapi asas parpol tersebut tidak menyebut Islam.

Mereka juga mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Ketiga, parpol

Islam yang sama sekali tidak menggunakan simbol-simbol Islam, tetapi

basis massanya adalah umat Islam dan mereka mengkombinasikan

ideologi Islam dengan ideologi selainnya. Firman menyatakan bahwa

ketegori kedua dan ketiga ini disebut parpol yang mengedepankan nilai-

nilai substansi Islam daripada memformalkan Islam dalam kehidupan

bernegara.9

Syamsuddin mencatat “dua kejutan” yang terjadi pada Pemilu

1999. Pertama, parpol yang berlabel Islam tampil loyo, dan hanya PPP

yang masuk tiga besar setelah PDIP dan Golkar dalam hal perolehan

kursi di DPR. Kedua, Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin

“bapak reformasi 98” Amin Rais terbilang gagal karena hanya

menduduki peringkat lima perolehan suara. Seperti diketahui, Amin

adalah tokoh reformasi yang kemudian membentuk partai. Sayangnya

partai bentukannya sekalipun didukung oleh mayoritas warga

Muhammadiyah, tidak mampu bersaing dengan PDIP dan Golkar.10

Pada Pemilu 1999, dari 48 parpol peserta Pemilu, terdapat 17

parpol Islam. Diantara parpol Islam yang meraih suara cukup signifikan

pada Pemilu 1999 hanya PPP. Raihan suara PPP yang cukup bagus (10

persen dan berada pada urutan ke tiga), menurut Saiful Mujani

disebabkan PPP telah tersosialisasi sejak lama. Di kalangan masyarakat

8 Bahtiar Effendy, “Fenomena Partai Islam”, dalam Hamid Basyaib-Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam

Kalah?, (Jakarta: Alvabet, 1999), 33 9 Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, (Jakarta: LIPI Press, 2015), 14. 10

Syamsuddin Haris, “Pemilu 1999 dan Format Baru Politik Indonesia”, dalam Valina Singka Subekti, dkk,

Memastikan Arah Baru Demokrasi, (Bandung: Penerbit Mizan, 2000), 31.

Page 39: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

12

pemilih, PPP telah menjadi semacam “identitas” dalam setiap Pemilu.

Mujani mencontohkan ada seorang Ibu yang memilih PPP bukan karena

program partai Ka’bah tersebut, melainkan karena pada Pemilu sebelum-

sebelumnya, ia dan sekeluarga nyoblos PPP.11

Parpol Islam yang tegas menyatakan berasas Islam memiliki

tantangan tersendiri. Keberadaan parpol Islam di Indonesia pasca

reformasi sering dipersepsi sebagai upaya mendirikan negara Islam di

Indonesia. Ideologi Pancasila akan digantikan dengan Islam –sistem

syariat Islam. Hal tersebut kemudian memunculkan resistensi terhadap

parpol Islam.12

Azyumardi Azra bahkan menyebut parpol-parpol Islam

menjadi “kekhawatiran sebagian pihak” karena dianggap sebagai

lahirnya fundamentalism Islam era baru.13

Kegagalan parpol Islam dalam Pemilu pascareformasi disebabkan

orientasi pemilih yang tidak tertarik dengan parpol Islam. Hal ini

seharusnya menjadi evaluasi dan koreksi bagi parpol Islam itu sendiri.

Ironisnya, kegagalan itu terus diikuti dengan munculnya parpol-parpol

Islam yang membuatnya semakin terpecah-pecah dan parpol Islam tidak

mampu mengusung program yang “memikat” masyarakat.14

Kegagalan

memenangi Pemilu kemudian diperburuk dengan persoalan internal

parpol yang berujung pada konflik.

Pada dekade kedua pascareformasi (2008-2018), penulis mencatat

banyak terjadi konflik internal parpol, baiknasionalis maupun Islam.

Konflik yang paling menonjol terjadi di internal Partai Golkar (PG).

Konflik PG tersebut bahkan memunculkan dua kepemimpinan.15

Selain

itu, konflik juga terjadi di PPP dan PKS. Dua parpol yang secara terang

menyebutkan asasnya “Islam” ini mengalami konflik yang cukup

menyita energi kader dan masyarakat pemerhati politik. Timbulnya faksi

11

Saiful Mujani, “Kekalahan Partai Islam”, dalam Hamid Basyaib-Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam

Kalah?, 196 12

Ismail Hasan Matereum, “Parpol Islam: Tantangan dan Problema dalam Era Reformasi”, dalam Sahar L. Hasan

(ed), Memilih Partai Islam: Visi, Misi, dan Persepsi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), 137. 13

Azyumardi Azra, “Fundamentalisme Islam”, dalam Hamid Basyaib-Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam

Kalah?, 33 14

Lili Romli, “Crescent and Electoral Strength: Islamic Party Portrait of Reform Era In Indonesia”, dalam

International Journal of Islamic Thought, Vol. 4, Desember 2013, 1. 15

Konflik Golkar selengkapnya dapat dilihat dalam: Mulawarman, Konflik Golkar: Siapa yang Bermain, (Agatama

Press 2016).

Page 40: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

13

dalam parpol pasca Orba yang cenderung menyebabkan konflik dan

perpecahan internal dikarenakan “legacy” Orba itu sendiri. Dalam kasus

Golkar misalnya, pasca Orba mereka seolah kehilangan kekuatan yang

menjadi simbol pemersatu partai. Demikian halnya yang terjadi pada

PPP pasca reformasi.16

Pada rentan waktu antara 2008-2018, PPP dipimpin oleh

Suryadarma Ali periode 2007-2011; kemudian ia menjabat periode

kedua pada 2011-2016; serta Romahurmuzy untuk periode 2016-2021.17

Namun, karena terjadi dualisme, pada periode ini juga tercatat Djan

Farid sebagai ketua umum PPP. Sementara PKS, dalam periode ini

dipimpin oleh Tifatul Sembiring yang menjabat periode 2004-2009;

Lutfi Hasan Ishaq periode 2009-2010 dan 2010-2013 (kemudian mundur

karena ditetapkan sebagai tersangka kasus suap impor daging sapi); Anis

Matta periode 2013-2015; dan Shohibul Iman periode 2015-2020.

Jika ditelisik jauh, PPP sebenarnya sudah mengalami konflik

internal partai sejak tahun 1982. Saat itu, Ketua Umum Jaelani Naro

menerapkan kepemimpinan yang oligarkis dalam tubuh PPP. Bahkan

menjelang Muktamar I PPP pada tahun 1984, Naro “memonopoli”

kepanitiaan Muktamar untuk memuluskan kepentingannya.18

Konflik

internal saat itu menunjukkan masing-masing elit partai sudah tidak lagi

senafas untuk membesarkan partai. Mereka justru terlibat pada

kepentingan politik semata. Hal itu menyebabkan PPP semakin

kehilangan pamor dimata pemilih, serta memperburuk citranya sebagai

parpol Islam.19

Pada tahun 2014, letusan konflik internal PPP kembali meledak.

Kali ini bahkan menyebabkan terjadi dualisme kepengurusan ditingkat

dewan pimpinan pusat (DPP).Konflik PPP berimplikasi pada struktur

fraksi PPP di DPR. Fraksi PPP kerap merombak struktur fraksi sehingga

16

Ulla Fionna-Dirk Tomsa, “Parties and Factions in Indonesia: The Effects of Historical Legacies and Institutional

Engineering”, Publikasi Ilmiah, (Yusof Ishak Institute, tt), 22 17

“Pimpinan PPP”, diakses dari http://ppp.or.id/page/pimpinan.html, pada 09/6/2017, 13.00 wib 18

Syamsuddin Haris, PPP dan Politik Orde Baru, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991), 15. 19

Hamid Basyaib (ed), Mangapa Partai Islam Kalah, (Jakarta: Alvabet, 1999), 240

Page 41: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

14

anggota fraksi PPP pun terbelah di DPR. Menurut Irgan Chairul Mahfiz,

hal itu membuat kinerja fraksi PPP tidak efektif.20

Konflik PPP di DPR pada titik tertentu memperburuk citra parpol

yang bersangkutan dan lembaga DPR. Salah satu kejadian yang cukup

menyita perhatian publik adalah saat ketua fraksi PPP versi Romy

membanting meja pada rapat paripurna DPR. Rapat paripurna saat itu

dengan agenda pembacaan susunan anggota komisi dan alat

kelengkapan dewan. Hazrul tidak menerima ajuan fraksi PPP versi

Suryadharma Ali yang saat itu disampaikan oleh Epriyadi Asda. Hazrul

pun memprotes keputusan ketua DPR Agus Hermanto yang menutup

sidang tanpa mengindahkan interupsinya. Hazrul saat itu menyampaikan

bahwa DPP PPP yang resmi adalah di bawah pimpinan Ketua Umum

Romy, bukan Suryadharma Ali.21

Konflik panjang yang muncul akibat dualisme kepemimpinan di

PPP diakui sendiri oleh kader-kadernya turut memperburuk citra partai.

Politisi PPP Emir Uskara tidak menampik bahwa konflik PPP telah

membuat image partainya buruk dimata kader bahkan

masyarakat.22

Terkait konflik PPP, presiden Joko Widodo turut prihatin.

Dalam pembukaan “Muktamar Islah” di Jakarta 8 April 2016, Jokowi

mengingatkan agar PPP tidak terjebak dalam lubang konflik

berkepanjangan. Ia pun mengajak PPP untuk menjalankan fungsi partai

sebagaimana mestinya, mewujudkan kesejahteraan bangsa.23

Meski sedang diterpa konflik internal yang cukup panjang dan

dualisme ketua umum, salah satu politikus PPP, Dimyati Natakusuma

menolak partainya dianggap memiliki kedua ketua umum. Dimyati yang

20

“Konflik Internal PPP Ganggu Kerja Fraksinya di DPR” diunduh dari:

http://politik.news.viva.co.id/news/read/749915-konflik-internal-ppp-ganggu-kerja-fraksinya-di-dpr, pada

23/5/2017. 08.50 wib. 21

“Ketua Fraksi PPP kubu Romi banting meja di ruang paripurna DPR”, diunduh dari:

https://www.merdeka.com/politik/ketua-fraksi-ppp-kubu-romi-banting-meja-di-ruang-paripurna-dpr.html, pada

23/5/2017. 08.50 wib. 22

“Perseteruan Berlarut, Calon Ketua Umum Akui Citra PPP Buruk” diunduh dari:

http://www.cnnindonesia.com/politik/20160409121611-32-122746/perseteruan-berlarut-calon-ketua-

umum-akui-citra-ppp-buruk/, pada 23/5/2017. 08.50 wib. 23

“Hadiri Islah, Jokowi Minta PPP Dewasa Sikapi Konflik”, diunduh dari:

http://www.cnnindonesia.com/politik/20160408174848-32-122682/hadiri-islah-jokowi-minta-ppp-

dewasa-sikapi-konflik/, pada 23/5/2017. 08.50 wib.

Page 42: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

15

merupakan politisi PPP kubu Djan Faridz menuturkan bahwa ia

menghormati keputusan Romy yang menunjuk Reni Marlinawati

sebagai ketua fraksi PPP. Jika kelak kubu Djan yang kembali memimpin

PPP, kubunya juga akan mengganti ketua fraksi.24

Selain konflik internal PPP, parpol Islam yang menjadi fokus

penelitian peneliti adalah PKS. Arief Munandar dalam disertasinya

memuji soliditas PKS yang bermula dari gerakan Tarbiyah. Namun,

sejak menjadi parpol dari Partai Keadilan (PK) ke PKS, berbagai konflik

internal mulai muncul. Hal ini disebabkan adanya sumber daya

(kekuasaaan dan uang) di dalam partai yang diperebutkan oleh elit.25

Konflik lebih kencang di PKS juga terjadi pada 2011 setelah salah satu

deklarator, Yusuf Supendi, dipecat dari keanggotaan parpol. Tidak

terima dengan pemecatan itu, Yusuf membawa kasus pemecatannya ke

pengadilan dan menggugat beberapa elit PKS. Ia juga membeberakan

“borok” PKS.26

Setelah menjalani rangkaian persidangan, gugutan

Yusuf ditolak, kubu PKS menang.

Selain konflik terbuka antara Yusuf dengan elit PKS, partai

dakwah juga kembali disibukkan dengan kemelut pemecatan Fahri

Hamzah, kadernya yang menduduki kursi wakil ketua DPR. DPP PKS

secara mengejutkan memecat Fahri Hamzah lantaran dianggap telah

melanggar ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai.

Fahri dipecat dari seluruh jenjang keanggotaannya di PKS.

DPP PKS kemudian menunjuk Ledia Hanifah sebagai wakil ketua

DPR. Tidak terima dengan pemecatannya, Fahri mengajukan gugatan ke

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Terdapat tiga pihak yang digugat

Fahri, yakni Presiden DPP PKS Sohibul Iman, Majelis Tahkim (MT)

PKS dan Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) PKS. Menurut

Fahri, ketiganya telah melakukan perbuatan melawan hukum

berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata. Fahri juga melaporkan tiga 24

“Dimyati: Tidak Ada Dualisme di Fraksi PPP DPR”, diunduh dari:

http://nasional.kompas.com/read/2016/05/27/16022871/dimyati.tidak.ada.dualisme.di.fraksi.ppp.dpr, pada

23/5/2017. 08.50 wib. 25

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, (Depok: Universitas Indonesia, Disertasi, 2011). 6 26

Yusuf Supendi bahkan menerbitkan replik persidangannya secara umum. Lihat dalam: Yusuf Supendi, Replik

Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, (Depok: Mushaf, 2012)

Page 43: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

16

anggota DPR dari Fraksi PKS ke Mahkamah Kehormatan Dewan

(MKD) DPR pada akhir April 2016. Fahri melaporkan ketiganya telah

melakukan melanggar kode etik, dan perbuatan yang terindikasi

pidana.27

Fahri memang dikenal sering mengeluarkan pernyataan-pernyataan

yang kontroversial dan menyudutkan KPK. Ia bahkan satu diantara

sekian anggota DPR fraksi PKS yang menandatangani hak angket KPK

terkait kasus korupsi proyek e-KTP. Hal ini bertentangan dengan sikap

fraksi PKS yang tegas menolak. Menanggapi hal itu, Ketua Umum PKS

Sohibul Iman mengganggap bahwa penandatanganan itu adalah “akal-

akalan” Fahri saja. Sohibul Iman menegaskan bahwa Fahri bukan lagi

kader PKS.28

Namun begitu terdapat keanehan, bagaimana mungkin jika

Fahri bukan kader PKS, tetapi dapat memimpin sidang paripurna? Dua

contoh di atas –konflik internal PKS pemecatan Yusuf Supendi dan

Fahri Hamzah- adalah sebagian kecil konflik di partai “Dakwah” itu.

Menjelang Pemilu 2019, terjadi konflik internal PKS. Hal ini

terjadi ketika PKS mencalonkan sembilan kadernya sebagai capres atau

cawapres. Sembilan nama tersebut adalah Ahmad Heryawan, Hidayat

Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al-

Jufrie, Tifatul Sembiring, Al-Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera.29

Dengan kemunculan Sembilan nama tersebut, terjadi konflik antar kubu

di PKS.

Dalam pandangan umum, konflik didefinisikan dengan “benturan”

yang terjadi akibat perbedaan pendapat, persaingan, perdebatan yang

terjadi baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun

antarkelompok. Meski demikian, konflik tidak selalu berimplikasi

negatif karena melalui konflik biasanya lahir inovasi baru dalam

27

“Hidayat Siap Hadapi Fahri ke MKD”, dalam, Suara Karya, 3 Mei 2016, 2. Lihat juga dalam: “Fahri Hamzah

Laporkan Petinggi PKS ke MKD”, dalam Koran Tempo, 30 April 2016, 6 28

“Presiden PKS: Itu Akal-akalan Fahri Hamzah Saja”, diunduh dari:

http://nasional.kompas.com/read/2017/04/30/21040421/presiden.pks.itu.akal-akalan.fahri.hamzah.saja..,

pada pada 23/5/2017. 10.20 wib. 29 29

“PKS Tetapkan Sembilan Nama Calon Presiden untuk Pemilu 2019”,

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/15/14500971/pks-tetapkan-sembilan-nama-calon-presiden-untuk-pemilu-

2019, diakses pada 27/4/2018, 10.55 wib

Page 44: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

17

kehidupan. Pandangan tersebut dikemukakan oleh sosiolog Ralf

Dahrendoff.30

Konflik yang terjadi baik pada individu maupun kelompok dapat

dipastikan dikarenakan adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Ramlan

Surbakti membagi tujuan konflik menjadi dua, untuk mendapatkan dan

mempertahankan hal-hal yang bersifat materil maupun non materil.

Tujuan konflik untuk mendapat dan mempertahankan hal-hal yang

bersifat materil adalah ketika individu atau kelompok berkonflik demi

mendapatkan tanah, rumah, kendaraan mewah dan sejenisnya.

Sedangkan tujuan konflik untuk mendapat dan mempertahankan hal-hal

yang bersifat non materil adalah ketika individu atau kelompok

berkonflik demi mendapatkan kekuasaan (jabatan), harga diri, rasa aman

dan sejenisnya.31

Pada konflik yang terjadi di internal PPP dan PKS, setidaknya

berlaku tujuan konflik seperti dipaparkan Ramlan. Masing-masing

individu berkonflik demi menjaga “gengsi” politik yang bersangkutan.

Konflik yang terjadi tidak terlepas dari tujuan-tujuan baik materil

maupun non materil.Dalam konteks institusi parpol, konflik internal dan

persaingan tidak bisa dihindari. Keberadaan faksi-faksi dalam parpol

menurut Giovanni Sartori menjadi pemicu lahirnya konflik.32

Atas dasar latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk

melakukan penelitian terhadap konflik yang terjadi di internal PPP dan

PKS. Mengapa keduanya? PPP adalah parpol Islam tertua, sejak Orba.

PPP sendiri merupakan partai “gabungan” dari parpol Islam sebelumnya

–Partai Nahdatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat

Islam Indonesia, Partai Islam (Perti)- yang dideklarasikan pada 5 Januari

1973. Adapun PKS merupakan parpol yang lahir dari buah reformasi

1998, dan telah banyak menjadi bahan kajian para peneliti karena

“kekhususannya” sebagai parpol Islam dibanding parpol Islam lain.

Melalui keduanya akan dapat diambil perbandingan. Kedua parpol inilah

30

Ralf Dahrendoff, Class and Class Conflict In Industrial Society, (California: Stanford University Press, 1959),

hal. 206-207. 31

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widyasarana Indonesia, 1992), 155 32

Giovani Sartori, Parties and Party System: A Framework for Analysis, (Cambridge University Press, 1976), vol. 1,

49

Page 45: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

18

yang dalam AD/ART nya menegaskan asas parpol “Islam”. Melalui

kedua parpol ini, diharapkan aspirasi umat Islam tercapai.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Sejak munculnya parpol Islam di Indonesia, narasi sejarah

mencatat pergumulan konflik internal yang terjadi parpol Islam. Pada

masa pra kemerdekaan, untuk pertama kalinya parpol Islam (SI dan

kemudian PSII) muncul, dan selanjutnya diterpa badai konflik. Tidak

berhenti disitu, konflik internal juga mewarnai parpol Islam sesaat

pascakemerdekaan (era Presiden Sukarno) hingga Orba Presiden

Suharto. Berlanjut era Reformasi, sekali lagi, konflik internal parpol

kembali terjadi. Bahkan konflik tersebut tidak jarang berujung pada

perpecahan sehingga kader-kader parpol yang tidak puas mendirikan

parpol baru.

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi pembahasan

dinamika konflik yang terjadi pada parpol Islam secara umum.

Gambaran konflik secara umum tersebut kemudian akan difokuskan

pada PPP dan PKS di dekade kedua pasca reformasi. Inilah yang

menjadi fokus utama peneliti.

Pada dekade kedua reformasi, penulis mencatat beberapa konflik

yang menonjol di kedua partai tersebut. Di PPP misalnya, terjadi

dualisme kepengurusan yang berakibat pada terganggunya konsolidasi

partai dalam menghadapi Pilkada serentak 2015 dan 2017. Dualisme

pengurus PPP juga berdampak buruk pada struktur fraksi PPP di DPR.

Sementara di PKS, penulis mencatat beberapa konflik yang terjadi

seperti, tarik-menarik dua kubu ketika parpol ini menyatakan “terbuka”.

Kemudian juga terjadi konflik internal akibat merespon kebijakan

koalisi pemerintah dimana PKS ada di dalamnya. Konflik di PKS juga

terjadi akibat “pembangkangan” kader terhadap perintah partai, dan ini

terjadi pada Yusuf Supeni dan Fahri Hamzah. Keduanya terlibat konflik

secara terbuka.

Melalui pembatasan masalah, perumusan masalah penelitian ini

adalah:

Page 46: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

19

Pertama, apakah faktor-faktor yang mendorong terjadinya konflik

internal PPP dan PKS.

Kedua, apakah dampak yang ditimbulkan dari konflik internal PPP dan

PKS.

Ketiga, mengapa terjadi konflik internal PPP dan PKS.

Keempat, bagaimana peran elit parpol dalam konflik internal PPP dan

PKS.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk, pertama, mengetahui faktor yang

mendorong terjadinya konflik internal parpol Islam, PPP dan PKS di

dekade kedua reformasi. Kedua, mengetahui dampak terhadap internal

partai dan dari eksternal partai akibat konflik internal PPP dan PKS.

Ketiga, mengetahui sebab-sebab konflik yang terjadi di internal PPP dan

PKS. Keempat, mengetahui peran elit parpol PPP dan PKS dan

keterlibatannya dalam konflik internal.Selain itu penelitian ini juga

bertujuan mengetahui akar konflik yang terjadi dalam parpol Islam

sepanjang sejarah politik Indonesia, sejak pra kemerdekaan hingga Orba

dan awal reformasi.

Penelitian tentang konflik internal PPP dan PKS ini memberi

manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Secara toritis, penelitian ini

menambah wawasan baru tentang dinamika (yang di dalamnya termasuk

juga konflik) parpol Islam. Adapun secara praktis, penelitian ini dapat

menjadi pedomanpenyelesaian dan pengelolaan konflik bagi parpol yang

sedang mengalami konflik internal. Selain itu penelitian ini juga menjadi

“warning” bagi elit parpol untuk menghindari konflik yang

berkenjangan karena hanya akan merugikan parpol itu sendiri.

D. Kajian Pustaka

Kajian terhadap parpol Islam bukan sesuatu yang baru dalam dunia

penelitian –pemikiran politik Islam khususnya di Indonesia. Sejak

reformasi 1998, tumbuh kembangnya parpol Islam, diikuti dengan

lahirnya kajian terhadap parpol Islam baik mengulas sejarah lahirnya

parpol, ideologi, afiliasi dengan organisasi kemasyarakatan, hingga

Page 47: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

20

pertikaian internal parpol itu sendiri. Kajian parpol Islam bahkan

menyedot perhatian sejumlah peneliti Barat.Kajian tentang konflik

parpol Islam masih cukup sedikit, dan biasanya sebatas “kepingan” atau

bagian tertentu dalam beberapa penelitian. Berikut beberapa buku dan

penelitian yang dapat penulis sebutkan dan memiliki revelansi dengan

penelitian ini.

“PPP dan Politik Orde Baru” salah satu karya pengamat dan

peneliti bidang politik LIPI, Syamsuddin Haris. Buku ini secara khusus

mengulas kiprah PPP dalam dinamika politik Orba. Berbagai konflik

internal PPP disajikan dalam buku tersebut. Haris menyebut bahwa

konflik internal PPP menjadi menyebab menurunnya perolehan suara

pada Pemilu 1987.33

Kajian terhadap perpecahan dan soliditas partai Islam ditulis oleh

Firman Noor. Penelitiannya dengan judul “Perpecahan dan Soliditas

Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS pada Dekade Awal

Reformasi”, memotret perpecahan di internal PKB dan sebaliknya,

soliditas PKS. Firman Noor mengemukakan faktor terjadinya

perpecahan PKB dan soliditas PKS adalah disebabkan banyak hal.

Kegagalan (PKB) dan keberhasilan (PKS) bisa dilihat melalui

pendekatan pelembagaan parpol. Sebagai contoh, mekanisme dalam

resolusi konflik dalam internal PKB terbilang tidak berhasil sehingga

memunculkan konflik (antara kubu Abdurrahman Wahid dengan

Muhaimin Iskandar). Sebaliknya, konflik di PKS mampu dikelola

dengan baik sehingga konflik tidak melebar keluar parpol atau bahkan

menimbulkan dualisme kepengurusan.34

Penelitian terhadap konflik internal parpol juga dilakukan Firman

Noor saat menyoroti fregmentasi yang terjadi di PPP pada tahun 2014-

2016. Dalam tulisan yang berjudul “Leadership and Ideological Bond:

PPP and Internal Fragmentation in Indonesia” yang dimuat dalam

Jurnal Islamika, Firman membagi tiga penyebab utama konflik PPP di

tahun 2014-2016, yaitu: pertama, kepemimpinan yang lemah, tidak ada

33

Syamsuddin Haris, PPP dan Politik Orde Baru, (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1991). 34

Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, (Jakarta: LIPI Press, 2015)

Page 48: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

21

patron politik yang kuat yang dapat mempersatukan kader; kedua,

kurang kuatnya ikatan ideologis antarkader sehingga memunculkan

konflik; serta ketiga adanya intervensi dari pihak-pihak di luar PPP.

Menurut Firman jika penyebab konflik pertama dan kedua dapat diatasi,

maka dengan sendirinya, penyebab ketiga akan bisa dihindari. Untuk

menyudahi konflik yang terjadi, dan kemungkinan terjadinya konflik

dikemudian hari, Firman mengingatkan para kader PPP untuk secara

sadar menyelesaikan persoalan dengan merujuk ke AD/ART partai serta

menguatkan ikatan ideologis kader PPP.35

Buku “Mengapa Partai Islam Kalah: Perjalanan Politik Islam

dari Pra Pemilu 1999 Sampai Pemilihan Presiden” adalah salah satu

buku yang banyak mengulas parpol Islam pasca Reformasi. Buku yang

ditulis oleh Deliar Noerdan kawan-kawan ini memotret dinamika

perkembangan parpol Islam, tantangan, dan permasalahannya. Diskursus

tentang perlunya Islam terlembaga menjadi parpol disorot secara tajam.

Kegagalan parpol Islam pada Pemilu pertama pascareformasi dianggap

sebagai bentuk kehilangan momentum aktivis politik Islam.36

Penelitian tentang dinamika parpol Islam dan konflik internal juga

ditulis oleh Valina Singka Subekti dalam “Partai Syarikat Islam

Indonesia: Kontestasi Politik Hingga Konflik Kekuasaan Elit”. Buku ini

mengulas sejarah PSI dan konflik internal yang terjadi sehingga

memecah SI itu sendiri. Dalam perkembangnnya PSI harus jatuh bangun

mengalami perpecahan –hingga melahirkan apa yang diistilahkan SI

merah dan SI putih. Penelitian Valina secara khusus dibatasi pada PSII

periode 1971-1973 (menjelang fusi partai Islam menjadi PPP). Menurut

Valina, elit parpol terlibat konflik kepemimpinan yang tidak

berkesudahan. Konflik tersebut menunjukkan sulitnya mewujudkan

demokratisasi internal parpol.37

Selanjutnya, buku berjudul “Akar Konflik Politik Islam di

Indonesia” karya Dhurorudin Mashad. Buku ini menyajikan faktor

35

Firman Noor, “Leadership and Ideological Bond: PPP and Internal Fragmentation in Indonesia”, dalam Jurnal

Islamika, Vol. 23. No. 1, tahun 2016, 95 36

Hamid Basyaib-Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam Kalah?, (Jakarta: Alvabet, 1999). 37

Valina Singka Subekti, Partai Syarikat Islam Indonesia: Kontestasi Politik Hingga Konflik Kekuasaan Elit.

(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2014).

Page 49: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

22

kegagalan politik Islam sejak era Hindia Belanja. Kegagalan itu

disebabkan terjadinya fragmentasi dalam organisasi dan partai Islam,

serta adanya “phobia” terhadap politik Islam.38

Penelitian Disertasi Arief Munandar, berjudul “Antara Jemaah dan

Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, juga menjadi kajian

penting dan rujukan utama penelitian penulis. Dalam sebuah Bab

disertasi tersebut, Arief mengulas terjadinya faksionalisasi dan konflik

internal PKS. Salah satu konflik yang muncul di PKS adalah perdebatan

mengenai wacana “Partai Terbuka”.39

Penelitian tesis Burhanuddin Muhtadi juga menjadi rujukan

penting bagi penulis dalam memotret konflik yang ada di internal PKS.

Tesis yang telah dibukukan dengan judul “Dilema PKS, Suara dan

Syariah” menjelaskan bahwa ketika PKS menjadi parpol “terbuka”,

muncul pertentangan kader, baik tingkat elit maupun daerah. Mereka

yang mendukung ide parpol “terbuka” didasarkan pada pandangan

realistis dalam politik. Sedangkan kelompok yang menolak,

beranggapan bahwa ide itu akan melunturkan ideologi yang menjadi

semangat PKS dalam berpolitik.40

Di antara penulis Barat yang konsen terhadap perkembangan

parpol Islam, salah satu yang dapat peneliti sebutkan adalah Andreas

Ufen. Dalam tulisannya Working Papers berjudul “Political Parties in

Post-Suharto Indonesia: Between Politik Aliran and Philipinisation”, ia

mengulas persoalan mendasar parpol Islam di Indonesia dengan

Philipina. Menurutnya, pasca Reformasi 1998, parpol yang “menjamur”

di Indonesia diselimuti berbagai persoalan, konflik internal, keuangan

parpol, platform parpol yang samar-samar dan adanya elit parpol yang

kerap memanipulasi keputusan dan kebijakan parpolnya. Persoalan ini

juga menerpa parpol-parpol Islam. Sekalipun parpol Islam mempunyai

basis dukungan dari Ormas Islam seperti PKB dari NU, dan PAN dari

38

Dhurorudin Mashad, Akar Konflik Politik Islam di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Kautsar, 2008). 39

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, (Depok: Universitas Indonesia, Disertasi, 2011). 40

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012).

Page 50: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

23

Muhammadiyah, ternyata tidak cukup menjadi modal memenangi

Pemilu.41

Di antara sekian hasil penelitian di atas, penulis mengambil

distingsi pada objek parpol Islam yang diteliti, yakni PPP dan PKS.

Penelitian konflik internal terhadap PPP dan PKS itu juga dititikberatkan

pada dekade kedua pascareformasi, tahun 2008 hingga 2018. Mengapa

tahun 2008? Karena di tahun 2009 Indonesia menggelar Pemilu.

Demikian juga mengapa tahun 2018, karena Indonesia juga akan

menggelar Pemilu 2019. Dilihat dari tahun, keduanya adalah tahun

politik yang begitu penting karena menjelang Pemilu.

E. Kerangka Teori

Pembahasan konflik parpol Islam yang menjadi fokus utama

penelitian ini menggunakan dua teori yang terkait dengan ilmu politik:

teori konflik dan partai politik. Pertama, Teori Konflik. Teori konflik

sebetulnya menjadi bagian dalam kajian ilmu sosial (sosiologi). Konflik

berasal dari bahasa latin, “con” yang berarti bersama, serta “fligere”

yang berarti benturan.42

Karena konflik secara bahasa berarti benturan

bersama (baik antardua pihak atau banyak pihak), maka konflik kerap

dipandang sesuatu yang negatif dalam kehidupan masyarakat.

Dalam kajian ilmu Sosiologi, terdapat beberapa macam konflik,

yaitu: konflik gender, ras atau suku, antarumat beragama, antargolongan,

kepentingan (politik), antarpribadi atau individu seseorang, antarkelas

sosial, antarbangsa atau negara.43

Pandangan yang menyatakan konflik

adalah peristiwa negatif an sich ditolak oleh sosiolog modern, Ralp

Dahrendof. Bagi Dahrendof, konflik yang terjadi dengan melibatkan dua

pihak dan kelompok tidak bisa serta merta dianggap negatif, karena dari

konflik itu akan lahir sebuah gagasan cemerlang yang dapat memperkuat

41

Andreas Ufen, Political Parties in Post-Suharto Indonesia: Between Politik Aliran and ’Philippinisation’,

(Hamburg: GIGA German Institute of Global and Area Studies, 2005). 42

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial:

Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal 345. 43

Elly M. Setiadi-Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori,

Aplikasi dan Pemecahannya, 349-357.

Page 51: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

24

pihak-pihak yang berkonflik. Bahkan Dahrendof menyebutkan tidak

jarang lahir sebuah inovasi dari sebuah konflik.44

Dalam sebuah kehidupan, konflik amat sulit dihindari. Ia seakan

menyatu dalam kehidupan itu sendiri. Bahkan, karena adanya konflik,

kehidupan itu dapat terus berjalan.45

Konflik yang terjadi dalam

kehidupan bermasyarakat umumnya disebabkan adanya

ketidakpercayaan antarwarga masyarakat atau kelompok-kelompok yang

ada di dalamnya. Untuk menjembatani gap tersebut, Simon Fisher

menekankan perlunya komunikasi yang intensif dan keterbukaan untuk

mencegah terjadinya konflik.46

Suatu konflik memang bisa terjadi akibat persoalan sosial, hukum

dan politik. Perebutan kekuasaan dan status sosial di mata masyarakat

dianggap sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan konflik.47

Contoh

dari kasus ini mudah didapati seperti pada saat hajatan pesta demokrasi

seperti Pilkada dan Pemilu. Dalam dua momen tersebut, selalu terjadi

konflik politik di tengah masyarakat. Dalam kamus politik, konflik tidak

selalu berkenaan dengan benturan fisik, tetapi segala bentuk

ketidaksepakatan dan ketidaksepahaman terhadap sebuah tujuan yang

dikejar adalah merupakan bentuk konflik.48

Konflik yang terjadi pada parpol menurut Hofmeister dan Grabow

diakibatkan perbedaan pandangan dalam menentukan sikap politik.

Konflik juga terjadi dalam rangka berebut posisi (ketua umum) dan

pengaruh di internal parpol. Di berbagai negara demokrasi, elit parpol

biasanya keluar parpol jika terlibat konflik dan tidak ada keuntungan

yang didapat, serta tidak ada resolusi konflik yang menguntungkan

pihak yang berkonflik. Kondisi ini sangat merugikan parpol dan

menunjukkan buruknya demokratisasi parpol.49

Di Indonesia sendiri,

44

Ralf Dahrendoff, Class and Class Conflict In Industrial Society, (California: Stanford University Press, 1959),

hal. 206-207. 45

Ken Plummer, Sosiologi, The Basic, pent. Nanang Martono-Sisworo, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 46 46

Simon Fisher, Working With Conflict: Skills and Strategies For Action, (London: Zed Books, 2000), hal. 8 47

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial:

Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya, hal 361 48

Frank W. Bealey, The Blackwell Dictionary of Political Science, (Blackwell Publishers Ltd, 1999), 79 49

Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies,

(Singapore: Konrad Adenauer Stiftung, 2011), 51

Page 52: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

25

kondisi ini mudah ditemui, terlebih pascareformasi. Banyak elit parpol

yang terlibat konflik lalu keluar parpol dan mendirikan parpol baru.

Konflik internal parpol, seperti dijelaskan Moshe Maor terjadi

karena kompleksitasnya sebagai sebuah organisasi yang terdiri dari

banyak faksi. Intensitas konflik semakin tajam ketika terjadi

pembentukan koalisi dan pembentukan kabinet bagi parpol yang

tergabung dalam sebuah kabinet. Selain itu, perbedaan pendapat yang

terjadi di tingkat pusat sebuah parpol biasanya berimplikasi pada fraksi

yang ada di parlemen. Konflik di kepengurusan tingkat pusat parpol,

memberi implikasi nyata pada wakil rakyat mereka di parlemen.

Menurut Moshe Maor, konflik juga dapat terjadi kebalikannya, yaitu

adanya kebijakan di parlemen yang justru membuat konflik di internal

parpol tingkat pusat.50

Konflik yang terjadi di internal parpol sedikit banyak dapat

memengaruhi susunan kabinet yang didukung oleh parpol yang sedang

berkonflik. Penelitian Thomas Saafeld di 17 negara parlementer di

Eropa menunjukkan ada beberapa gejala yang merusak soliditas kabinet

seperti terjadinya konflik antarparpol yang ada dalam koalisi kabinet.

Selain konflik antarparpol, konflik internal parpol juga dapat

menggoyahkan stabilitas dalam kabinet, meski dalam kasus ini hanya

memberi pengaruh skala kecil.51

Temuan Thomas ini dapat dimaklumi.

Dalam konteks politik di Indonesia, adanya konflik internal parpol yang

tergabung dalam kabinet dapat memunculkan kecemburuan parpol lain

yang solid. Kondisi tersebut dapat memunculkan pernyataan: lebih baik

presiden memberi kursi kabinet tambahan kepada parpol pendukung

yang solid daripada parpol yang berkonflik dan rentan pecah.

Sistem multipartai yang ada di Indonesia pascareformasi, menurut

Hanta Yuda menunjukkan lemahnya pelembagaan parpol. Di internal

parpol masih sering diwarnai dengan konflik dan perpecahan.52

Belum

50

Moshe Maor, Political Parties and Party System, (London: Routledge, 1997), 175-180 51

Thomas Saalfeld, “Intra-party Conflict and Cabinet Survival in 17 West European Democracies, 1945–1999”,

dalam Daniela Giannetti-Kennet Benoit, Intra-Party Politics and Coalition Goverments, (London-New York:

Routledge, 2009), 177 52

Hanta Yuda, Presidensialisme Setengah Hati, Dari Dilema ke Kompromi, (Jakarta: Kompas Gramedia Pustaka,

2010), 119

Page 53: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

26

matangnya pelembagaan parpol, menurut Budi Winarno berdampak

pada buruknya penyelesaian konflik internal parpol. Hal tersebut

kemudian diperparah dengan konflik yang berujung pada perpecahan,

elit parpol keluar dan mendirikan parpol baru sebagai tandingan.53

Pascareformasi, tidak terlalu sulit untuk melacak konflik parpol

yang berujung pada pembentukan parpol baru. PDI misalnya,

pascareformasi terpecah-pecah menjadi beberapa parpol. Sebelum

Pemilu 1999 PDI terpecah menjadi tiga parpol, yaitu: PDI yang

dipimpin Budi Harjono (PDI asli sejak 10 Januari 1973); PDI-P yang

dipimpin Megawati berdiri 14 Februari 1999; dan Partai Nasional

Demokrat yang dipimpin Edwin H. Soekawati berdiri 12 Juni 1998.

Menjelang Pemilu 2004, PDI-P yang dipimpin Megawati, yang kala itu

menjadi presiden Indonesia, terpecah menjadi tiga parpol, yaitu: Partai

Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PNBK) yang dipimpin Eros Djarot

berdiri 27 Juli 2002; Partai Indonesia Tanah Airku (PITA) yang

dipimpin Dimyati Hartono berdiri 11 Februari 2002; dan Partai

Demokrasi Perjuangan Rakyat (PDPR) yang dipimpin Handoko Yuhda

berdiri 25 Agustus 2002.54

Perpecahan parpol juga terjadi pada parpol Islam. PPP misalnya,

menjelang Pemilu 1999 terpecah dan lahirlah Partai Persatuan (PP) yang

dipimpin Jaelani Naro (mantan Ketua Umum PPP pada era 1970an

hingga 1980an) pada 5 Januari 1999. Selain PP, konflik di PPP juga

melahirkan Partai Bintang Reformasi (PBR) yang dipimpin KH.

Zainuddin MZ pada 9 April 2003.55

Terkait dengan penelitian ini, penulis memanfaatkan teori konflik

untuk menganalis terjadinya konflik di internal PPP dan PKS.

Keterlibatan elit parpol memegang peran penting terjadinya konflik

tersebut.

Kedua, Teori Partai Politik. Sistem demokrasi yang dianut sebuah

negara meniscayakan adanya parpol. Ia menjadi menyambung “lidah

53

Budi Winarno, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi, (Yogyakarta: Med Press, 2008), 119. 54

Tim Litbang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, (Jakarta:

Kompas Media Nusantara, 2016), 9 55

Tim Litbang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, 9

Page 54: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

27

rakyat”. Para ilmuwan ilmu politik mendefinisikan parpol sebagai wadah

politik masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilihan umum dengan

tujuan menguasai negara secara sah. Di negara-negara demokrasi, parpol

lah yang menjadi peserta Pemilu, baik Pemilu Legislatif maupun

Eksekutif.56

Sebagai penyambung “lidah rakyat”, maka parpol dituntut mampu

menampung aspirasi rakyat. Keinginan rakyat tersebut harus

diagregasikan dan diformulasikan menjadi produk legislasi oleh para

wakil parpol di lembaga legislatif. Secara lebih rinci, Mayer

menjelaskan lima fungsi parpol sebagai berikut:

Pertama, mengagregasikan kepentingan-kepentingan dan nilai-nilai dari

berbagai kalangan masyarakat; kedua, menjajaki, membuat dan

memperkenalkan kepada masyarakat platform Pemilu parpol mereka;

ketiga, mengatur proses pembentukan kehendak politik dengan

menawarkan alternatif-alternatif kebijakan yang lebih terstruktur;

keempat, merekrut, mendidik dan mengawasi staf yang kompeten untuk

kantor publik mereka dan untuk menduduki kursi di parlemen; kelima,

memasyarakatkan, mendidik, serta menawarkan kepada anggota-

anggotanya saluran mana yang efektif bagi partisipasi politik mereka

sepanjang masa antarpemilu”.57

Miriam Budiarjo, dalam bukunya Dasar-Dasar Ilmu Politik

menyebutkan beberapa fungsi parpol seperti: parpol sebagai saluran

aspirasi rakyat; parpol sebagai sarana sosialisasi kebijakan politik;

parpol sebagai “kendaraan” politik bagi calon anggota legislatif dan

pejabat eksekutif; serta parpol sebagai pengatur konflik, yaitu parpol

berperan penting sebagai meredam konflik jika terjadi konflik di

masyarakat.58

Dalam Undang-undang No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik,

disebutkan tujuan parpol yang mencakup dua hal, tujuan umum dan

tujuan khusus parpol. Tujuan umum meliputi mewujukan cita-cita

bangsa sesuai dengan UUD 1945 dan menjaga Negara Kesatuan 56

Wilhelm Hofmeister and Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic

Societies,11 57

Thomas Mayer, Peran Partai Politik dalam Sebuah Sistem Demokrasi: Sembilan Tesis, (Jakarta: Fredrich Ebert

Stiftung (FES) Kantor Perwakilan Indonesia, 2012), 33 58

Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia, 1993), 164

Page 55: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

28

Republik Indonesia. Sedangkan tujuan khusus antara lain meliputi

meningkatkan partisipasi politik warga negara, membangun cita-cita

politik parpol dan mewujudkan politik yang beretika. Sedangkan fungsi

parpol meliputi pendidikan politik bagi kader dan masyarakat umum,

menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, menghimpun aspirasi

masyarakat sebagai dasar merumuskan kebijakan negara, serta

rekrutmen politik untuk mengisi jabatan-jabatan publik tertentu.59

Peran perting parpol pada akhirnya menuntut manajemen parpol

secara profesional. Wilhelm Hofmeister dan Karsten Grabow misalnya

menekankan aspek penting manajemen parpol seperti, pendidikan politik

kader parpol, komunikasi internal-eksternal parpol, pengaturan dan

resolusi konflik parpol, perhatian terhadap keterwakilan perempuan,

serta keuangan parpol.60

Negara-negara demokrasi mengakomodir beragam ideologi parpol,

termasuk di Indonesia. Lyman Tower menyebutkan di era modern

terdapat beragam ideologi parpol seperti komunisme, liberalisme,

nasionalisme, hingga agama.61

Namun, di Indonesia ideologi komunis

telah dilarang sejak dikeluarkannya Tap MPR No. 25/MPRS/1966 tahun

1966. Demokrasi di Indonesia sejak pasca kemerdekaan, era demokrasi

terpimpin hingga pascareformasi telah membuka ruang bagi parpol

dengan beragam ideologi.62

Pascareformasi dikenal sebagai terbukanya

kran demokrasi. Hal ini ditandai dengan munculnya parpol-parpol, baik

berideologi Islam, nasionalis dan sebagainya.

Terhadap keberadaan parpol di Indonesia pascareformasi

khususnya, banyak kritik dilontarkan karena banyak parpol terbukti

memiliki platform yang sama. Pada titik ini, politik kepentingan parpol

lebih terkesan daripada fungsinya sebagai penyalur aspirasi masyarakat.

59

Republik Indonesia, Undang-undang No. 8 tahun 2008 tentang Partai Politik, pasal 10 dan 11. 60

Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies, 26 61

Lyman Tower Sargent, Contemporery Political Ideologies, (Californai: Pasific Grove, 1987), iii. 62

Meski dalam praktiknya terdapat tekanan-tekanan tertentu terhadap parpol tertentu dari rezim penguasa. Masyumi

misalnya, parpol Islam terbesar di era 1950 ini terpaksa menjadi korban penguasa. Masyumi dibubarkan oleh

Presiden Sukarno melalu keputusan presiden No. 200 tahun 1960 tentang Membubarkan Partai Masjumi, termasuk

Bagian-bagian/Cabang-cabang/Ranting-rantingnya diseluruh Wilayah Negara RI. Pembubaran Masyumi menjadi

kado terburuk umat Islam saat itu, apalagi pembubarannya bertepatan dengan tanggal 17 Agustus (hari kemerdekaan

Indonesia)

Page 56: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

29

Meminjam istilah Mayer, “Parpol berkecenderungan untuk menutup-

nutupi kepentingan dan bentuk kebijakan mereka dengan harapan

mereka bisa meningkatkan dukungan dari masyarakat, dan pada saat

bersamaan mengurangi tingkat pertanggungjawaban mereka”. Demikian

halnya dengan parpol yang berasaskan Islam. Banyak pihak

menyayangkan dengan pilihan para tokoh-tokoh Islam yang membentuk

bermacam-macam parpol demi kepentingan politik. Hal ini pula yang

disebut sebagai “biang” kekalahan parpol Islam dalam Pemilu.

Pascareformasi, parpol-parpol di Indonesia masih berkutat dengan

beragam masalah. Salah satu agenda reformasi adalah mereformasi

sistem kepartaian di Indonesia dengan penguatan kelembagaan. Tetapi

nyatanya, parpol sendiri yang tersulit untuk direformasi. Daniel

Sparringa mencatat lima hal yang menjadi masalah parpol

pascareformasi: kelembagaan organisasi kepartaian yang lemah;

integritas kader-kader parpol terkoyak akibat perbedaan pandangan

politik dan dinamika internal yang bahkan sampai pada titik perbecahan;

lemahnya demokrasi internal parpol; platform kampanye Pemilu; serta

penegasan ideologi parpol yang masih sumir dan samar.63

Perlu digarisbawahi, meskipun parpol di Indonesia masih jauh dari

harapan, tetapi urgensi keberadaan parpol dalam sebuah negara

demokrasi tidak dapat dibantah lagi. Wilhelm Hofmeister dan Karsten

Grabow diakhir buku penelitiannya menulis “there is

nodemocracywithout politicalparties”. Terlepas dari lemahnya parpol

yang ada di Indonesia saat ini, keberadaan parpol adalah “satu hal yang

pasti”, parpol memegang peran penting sebagai penghubung antara

warga dan negara (Pemerintah).64

Berkenaan dengan penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa konflik

internal parpol disebabkan oleh ketidakmampuan elit dalam mengatur

konflik. Konflik parpol juga akibat perbedaan pandangan antarelit atas

sebuah kebijakan yang berimplikasi pada pengambilan keputusan yang

tidak merepresentasikan kehendak kader. Konflik internal pada PPP dan

63

Daniel Sparringa, “Partai Politik dan Transisi Demokrasi”, Kata Pengantar, Peran Partai Politik dalam Sebuah

Sistem Demokrasi: Sembilan Tesis, (Jakarta: Fredrich Ebert Stiftung (FES) Kantor Perwakilan Indonesia, 2012), 21 64

Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies, 99

Page 57: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

30

PKS bukan tidak mungkin dapat memecah internal dan melahirkan

parpol baru.

F. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif. Penelitian ini akan mengeksplorasi akar penyebab konflik

yang terjadi di PPP dan PKS dengan menganalisa secara deskriptif,

eksplanatif dan analitis. Dalam penelitian kualitatif dikenal berbagai

pendekatan seperti fenomenologi, etnologi, hermenetika, dan studi

kasus. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan studi

kasus.

Menurut John W. Craswell, penelitian studi kasus merupakan

penyelidikan secara cermat terhadap program, peristiwa, aktivitas dan

kelompok tertentu. Penelitian dengan pendekatan studi kasus dibatasi

oleh tempat dan waktu tertentu. Para peneliti yang menggunakan

pendekatan ini mengumpulkan data-data sesuai dengan prosedur

penelitian.65

Dilihat dari proses penelitian dengan pendekatan studi

kasus, Robert Yin membuat enam langkah yaitu: perencanaan,

pembuatan disain, persiapan penelitian, pengumpulan data, analisis data,

dan menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.66

Pendekatan studi kasus tidak cukup mengajukan pertanyaan “apa”

(what) dalam perumusan masalah, tetapi juga mengajukan pertanyaan

“bagaimana” (how) dan “mengapa” (why). Dua model pertanyaan

terakhir tersebut sangat penting dalam penelitian studi kasus,

“bagaimana” bertujuan mendapatkan jawaban eksplanatif, dan

“mengapa” bertujuan mendapatkan jawaban eksploratif. Sedangkan

pertanyaan “apa” mendapatkan jawaban deskriptif.67

Pada penelitian ini,

penulis menggunakan tiga model pertanyaan tersebut.

Studi kasus umumnya dilakukan terbatas pada hal-hal yang kecil

seperti pengkajian terhadap perilaku individu, kelompok dan

65

John W. Creswell, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, (London, New

Delhi: SAGE Publications, 2009), 13 66

Robert K. Yin, Case Study Research, (London, New Delhi: SAGE Publications, 2009), 2 67

Mujia Raharjo, Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya, (Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang Program Pascasarjana, 2017), 4

Page 58: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

31

antarkelompok. Pendekatan itu juga terbatas pada tempat tertentu dan

kurun waktu tertentu. Meski cakupan yang kecil, studi kasus berupaya

untuk menemukan temuan yang tidak hanya berlaku pada tempat yang

diteliti oleh peneliti, tetapi juga ditempat yang berbeda.68

Untuk memudahkan metode penelitian ini, peneliti akan

menggunakan teknik pengumpulan dan analisa data.

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan antara lain

dengan cara:

a. Studi Pustaka. Teknik ini dilakukan dengan pengumpulan data

serta analisa-analisa bacaan yang memiliki hubungan dan kaitan

dengan pokok penelitian peneliti, dengan tujuan memperoleh

data-data primer dan sekunder. Adapun sumber-sumber bacaan

meliputi buku-buku ilmu-ilmu politik.

b. Wawancara. Dalam penelitian ini, penulis akan mewawancarai

beberapa pihak yang kompeten membicarakan konflik parpol

(pengamat) dan kader parpol, juga ahli hukum. Penulis

menggunakan metode ini untuk menggali informasi terkait

timbulnya konflik internal PPP dan PKS. Melalui depth interview

diharapkan data-data di atas dapat digali.69

c. Dokumentasi. Data-data seperti dokumen resmi parpol, kliping

koran/majalah, rilis pers, rekaman, foto, video di internet

(Youtube) dan catatan penulis akan sangat membantu dalam

proses penelitian ini. Oleh karenanya, penulis turut menggunakan

teknik dokumentasi dalam penelitian ini.

d. Observasi. Teknik ini penulis lakukan untuk melihat secara

langsung berjalannya roda organisasi kepartaian yang berjalan di

PPP dan PKS.

2. Teknik analisa data

68

Mujia Raharjo, Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya, (Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang Program Pascasarjana, 2017), 10 69

Natasha Mack. dkk, Qualitative Reserch Methods: A Data Celloctor Field Guide, (California: Family Health

International, 2005), 29

Page 59: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

32

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisa data

berlangsung dan mengalir (flow model analisis). Untuk

menggunakan model analisis ini, penulis melakukan empat tahapan,

yakni: pengumpulan data, reduksi data, display data dan verifikasi

atau menarik kesimpulan.

a. Pengumpulan data adalah data-data yang penulis kumpulkan

selama berjalannya penelitian ini. Data-data tersebut didapat dari

studi pustaka, wawancara dan dokumentasi.

b. Reduksi data adalah meringkas data-data yang telah terkumpul

agar menjadi lebih fokus dan tajam.

c. Display data adalah menyusun berbagai informasi secara

sistematis. Dalam display (penampilan) data kualitatif, penulis

akan menyajikan dalam bentuk teks narasi.

d. Verifikasi atau menarik kesimpulan adalah hasil akhir dari

analisis data-data dalam penelitian ini.70

Selain metode kualitatif, penelitian ini juga menggunakan metode

kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran

pandangan publik terhadap konflik internal PPP dan PKS. Dalam hal ini,

penulis melakukan survei publik, pandangan mereka terhadap konflik

internal PPP dan PKS. Teknik sampling yang digunakan adalah purposif

sampel.

Sedangkan penetuan besaran sampel menggunakan rumus Taro Yamane

yaitu:

Keterangann = jumlah sampel; N= jumlah populasi; d2= presisi yang

ditetapkan71

Adapun survei ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi 70

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan

Perpustakaan, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009), 141 71

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan Metode R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 99. Lihat

pula dalam: Muhammad Mulyadi, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Serta Praktek Kombinasinya dalam

Penelitian Sosial, (Jakarta: Publica Institute, 2011), 91.

n= N

N.d2+1

Page 60: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

33

Ilmu Politik Fakultas Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dibatasi

semester 5 (lima) dan 7 (tujuh) yang berjumlah 128 orang. Penulis

menetapkan angka presisi sebesar 4,3 persen.Dari jumlah mahasiswa itu,

maka penulis mengambil sampel sebanyak 103 orang. Hasil

penghitungan dengan rumus Taro ternyata ekuivalen dengan Krijcie dan

Morgan yang telah menetapkan rumusan batasan sampel dengan jumlah

populasi tertentu dengan tingkat kepercayaan 95,7 persen dan marjin

eror 4,3 persen.72

G. Sistematika Penelitian

Pertama, Bab pertama penelitian ini akan memuat beberapa hal,

yaitu: latar belakang masalah penelitian; pembatasan dan perumusan

masalah; tujuan dan signifikansi penelitian; kajian pustaka; kerangka

teori; metodologi penelitian; sistematika penulisan.

Kedua, Bab kedua akan memaparkan seputar partai politik dan

keberadaan partai politik di Indonesia seperti: sejarah lahirnya partai

politik; fungsi partai politik; geneologi partai politik Islam (yang

meliputi, pemikiran politik Islam sebagai dasar negara Indonesia, partai

politik Islam sebelum kemerdekan RI, partai politik Islam setelah

kemerdekaan RI, Reformasi 1998 dan bangkitnya parpol Islam, berbagai

problematika parpol Islam pascareformasi).

Ketiga, Bab ketiga akan memaparkan sejarah Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), setting

historis lahirnya PPP dan PKS, serta visi dan misi kedua parpol Islam

itu. Selain itu, bab ini juga mengulas kiprah keduanya dalam panggung

politik Indonesia. Dalam ulasan bab ini, penulis mencatat berbagai

konflik internal mewarnai perjalanan politik PPP dan PKS. Kedua

parpol juga menghadapi tantangan dalam politik Indonesia. Tantangan

terberat bagi PKS adalah adanya resistensi dari beberapa kalangan

72

Robert V. Krejcie-Daryle W. Morgan, “Determining Sample Size For Research Activities”, dalam Jurnal

Educational And Psychological Measurement, 1970, 30, 607-610. Lihat pula dalam: Sofian Effendi-Tukiran (ed),

Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), 175.

Page 61: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

34

karena menganggap partai ini memiliki kecenderungan dengan

kelompok-kelompok radikal, dan mengadopsi ideologi dari luar negeri.

Keempat, Bab keempat akan mengulas konflik dalam Partai

Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Diantara konflik yang cukup menonjol di PPP adalah konflik elit partpol

menjelang Pemilu 2009. Konflik lain yang cukup menonjol adalah

dualisme kepengurusan DPP PPP. Konflik dualisme ini berdampak

serius antara lain adanya pemecatan kader dan perombakan fraksi di

DPR. Sedangkan di antara konflik yang menonjol di PKS adalah wacana

PKS menjadi parpol “terbuka” yang muncul sejak Musyawarah Kerja

Nasional (Mukernas) di Bali pada 2008. Wacana tersebut ditanggapi pro

dan kontra para kader PKS. Konflik intenal di PKS juga terjadi

merespon kebijakan pemerintah tentang kenaikan BBM. Elit PKS

terbelah menyikapi kebijakan politik pemerintah saat itu. Konflik

selanjutnya di PKS yang cukup menonjol adalah pemecatan salah satu

pendiri, Yusuf Supendi pada 2011 dan Fahri Hamzah pada 2016.

Pemecatan kedua “pentolan” PKS ini berbuah konflik terbuka Yusuf dan

Fahri VS elit PKS. Melalui konflik ini, Yusuf dan Fahri akhirnya

berbicara di muka umum tentang keburukan PKS. Tentu saja hal ini

sangat merugikan PKS terutama saat menghadapi momentum electoral

seperti Pilkada dan Pemilu. Bab ini akan ditutup dengan analisa dampak

konflik PPP dan PKS.

Kelima, Bab kelima akan memaparkan hasil temuan penelitian ini,

dan menyarankan hasil temuan kepada peneliti selanjutnya.

Page 62: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

BAB IV

KONFLIK INTERNAL PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN (PPP) DAN PARTAI

KEADILAN SEJAHTERA (PKS) DI DEKADE

KEDUA PASCAREFORMASI

Pada pembahasan sebelumnya, telah disinggung bahwa konflik

dalam internal partai politik –baik nasionalis maupun Islam- sangat sulit

dihindari. Giovani Sartori menegaskan bahwa rivalitas dan konflik

internal parpol terbentuk karena adanya faksi-faksi di dalamnya.1 Narasi

sejarah perjalanan parpol Islam sejak pra kemerdekaan hingga

pascareformasi mencatat berbagai konflik terjadi baik dalam skala kecil

atau besar. Ken Plummer menyatakan bahwa konflik lahir dan mewarnai

kehidupan, tak terkecuali kehidupan politik.2 Oleh sebab itu, peneliti

konflik pada satu kasus (dalam hal ini parpol), tentu teramat banyak.

Dalam konteks politik inilah, konflik kepentingan terjadi. Menurut

Hofmeister dan Grabow, konflik politik terjadi karena adanya pihak-

pihak yang berebut pengaruh dan kekuasaan.3 Adanya sumber-sumber

daya yang diperebutkan, juga menjadi sumber konflik dalam politik.4

Menurut Lili Romli konflik politik terjadi karena tiga macam,

“Pertama, konflik politik karena memperebutkan jabatan-jabatan politik

atau kekuasaan. Kedua, konflik politik karena kebijakan-kebijakan

politik. Ketiga, konflik politik muncul karena perbedaan pandangan

terhadap lembaga-lembaga politik”.5

Belum lama pasca kemerdekaan Indonesia dan dibukanya kran

mendirikan parpol, bermunculan parpol-parpol. Umat Islam bersepakat

1 Giovani Sartori, Parties and Party System: A Framework for Analysis, (Cambridge University Press, 1976), vol. 1,

49 2 Ken Plummer, Sosiologi, The Basic, pent. Nanang Martono-Sisworo, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), 46

3 Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies, 51

4 Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Widyasarana Indonesia, 1992), 155

5 Lili Romli, “Koalisi dan Konflik Internal Partai Politik Pada Era Reformasi”, dalam Jurnal Politica, Vol. 8, No. 2,

Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Jakarta November 2017, 96.

Page 63: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

membentuk Partai Masyumi sebagai wadah aspirasi umat. Namun

sayangnya, menjelang Pemilu pertama pada 1955, Partai Masyumi

dirundung berbagai konflik intenal hingga kelompok-kelompok yang

ada di dalamnya menyatakan keluar, seperti NU dan PSII. Narasi konflik

dan perpecahan terus berlanjut hingga era Orde Baru yang menyatukan

partai Islam dalam wadah PPP, lalu kemudian era reformasi. Parpol

Islam seolah terus diwarnai konflik dan perpecahan.

Seperti disinggung pada bagian pendahuluan, penelitian tentang

konflik internal PPP dan PKS ini dibatasi pada periode dekade kedua

pasca reformasi, antara tahun 2008 hingga 2018 dengan mengambil

kasus-kasus tertentu. Pada periode ini, kedua partai mengalami

“goncangan” berupa konflik internal. Di PPP, pada periode ini terjadi

konflik yang cukup menyita perhatian khalayak ramai, yaitu konflik

menjelang pemilihan presiden pada 2009 dan 2014 dan dualisme

kepengurusan. Sedangkan di PKS, penulis mencatat terjadi beberapa

konflik antara kader dengan partai, seperti konflik Yusuf Supendi dan

Fahri Hamzah yang berkonflik dengan elit partai, yang akhirnya

merujung pemecatan. Berikut dipaparkan konflik internal di dua parpol

tersebut.

A. Konflik Internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

Pada sub bab ini, penulis akan memaparkan dua konflik internal

PPP pada dekade kedua pascareformasi. Pertama, konflik internal PPP

menjelang Pemilu 2009. Kedua, konflik “terparah” dalam sejarah PPP,

yaitu dualisme kepengurusan pada 2015-2017 dan dampaknya terhadap

kinerja kader PPP di lembaga perwakilan (DPR), serta konsolidasi

persiapan jelang Pilkada serentak 2015 dan 2017.

1. Konflik Internal PPP Menjelang Pemilu 2009

Konflik yang muncul di internal parpol tidak hanya terjadi

menjelang dan pasca pergantian kepemimpinan (baik itu Kongres,

Muktamar, Munas atau sebutan lain). Konflik PPP menjelang Pemilu

adalah bukti bahwa konflik tidak hanya karena perebutan kekuasaan di

internal parpol, tetapi juga akibat pilihan-pilihan politik di Pemilu atau

penentuan koalisi parlemen.

Page 64: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Berkenaan dengan prinsip dalam membangun koalisi, Lili Romli

menyebutkan bahwa koalisi dibagi atas dua hal. Pertama, policy blind

coalition, yaitu koalisi dibangun atas suatu kebijakan yang akan diambil

dan sangat mempertimbangan kekuatan politik. Kedua, policy based

coalitation, yaitu koalisi yang dibangun dengan tujuan merealisasikan

kebijakan tertentu. Pola koalisi yang dipraktekkan parpol-parpol di

Indonesia menurut Lili Romli sangat didasari kepentingan politik yang

bersifat sesaat. Koalisi yang dibangun bukan atas kesamaan platform

atau visi.6

Jauh sebelum Pileg dan Pilpres 2009, pada 30 Desember 2008,

Bachtiar Chamsyah membuat manuver politik. Posisinya sebagai Ketua

Majelis Pertimbangan Partai (MPP) kerap tidak sejalan dengan DPP

PPP. Bachtiar menggagas koalisi pencapresan dilakukan sebelum Pileg

bersama empat parpol lain, partai Demokrat, Golkar dan PPP.7 Secara

terang, Bachtiar mendukung pencapresan Susilo Bambang Yudhoyono

dan Jusuf Kalla. Sementara pada saat yang sama, Ketua Umum PPP

Suryadharma Ali sedang melakukan penjajakan dengan capres-capres

lain dengan melakukan program “PPP Mendengar”. Menurut Lili Romli,

munculnya konflik antara Surya dengan Bachtiar semakin menegaskan

adanya konflik aliran, yaitu: Surya dari kelompok NU dan Bachtiar dari

kelompok Parmusi.8

Konflik PPP menjelang Pemilu 2009 bermula ketika salah satu

tokoh senior PPP Bachtiar Chamsyah yang juga merupakan tokoh

Parmusi membuat pernyataan bahwa kader Parmusi bebas memilih

parpol manapun di Pileg 2009. Sebagai kader dan tokoh, pernyataan

semacam ini sungguh tidak elok, sama saja menjerumuskan parpol pada

jurang kekalahan Pemilu. Sikap Bachtiar ini bukan tanpa alasan. Ia

kecewa karena kebijakan DPP PPP membekukan ketua DPW Jatim,

6 Lili Romli, “Koalisi dan Konflik Internal Partai Politik Pada Era Reformasi”, dalam Jurnal Politica, Vol. 8, No. 2,

Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Jakarta November 2017, 98. 7

“Petinggi Parpol Bertemu di Hotel Sahid Bahas Koalisi Pra Pemilu”, http://news.detik.com/berita/1061143/petinggi-parpol-bertemu-di-hotel-sahid-bahas-koalisi-pra-pemilu, diakses pada 31/7/2017. 09.44 wib 8“36TahunPPPdanAncamanPerpecahan”,http://lifestyle.kompas.com/read/2009/01/05/11043762/36.tahun.ppp.dan.a

ncaman.perpecahan, diakses pada 31/7/2017. 09.44 wib

Page 65: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Farid Al-Fauzi karena dianggap tidak sepenuhnya mendukung pasangan

Khofifah-Mujiono dalam Pilgub Jatim 2008.

Dalam pencalegan di Pemilu 2009, juga muncul konflik antara

Surya dengan sekjen PPP Irgan Chairul Mahfidz. Dalam penyusunan

daftar caleg, Irgan merasa caleg yang disusun oleh Surya tidak memiliki

peluang untuk memenangi Pileg sehingga Irgan tidak menandatangani

berkas pencalegan itu. Melihat tindakan Irgan yang tak mau

menandatangani, Surya dikabarkan telah memecat Irgan dan mengganti

dengan Romahurmuzy. Pemecatan Irgan itu dibenarkan beberapa elit

PPP seperti Emron Pangkapi. Surat SK pemecataan tertanggal 16

September 2008. Surya menyadari bahwa pemecatan ini cukup

menganggu persiapan Pemilu bagi PPP. Konflik ini pun segera diredam,

dan melalui acara buka puasa bersama pada 21 September 2008, Surya

menegaskan hubunganya dengan sekjen baik-baik saja.9

Sistem Pemilu terbuka secara nyata memberi sumbangan terhadap

terjadinya konflik internal parpol Islam. Setiap menjelang Pemilu parpol

Islam tidak luput dari kompetisi internal yang bukan menjadi pemicu

untuk melangkah lebih baik, tetapi malah justru membuatnya lemah.10

Hal inilah seperti yang terjadi di PPP, bahkan juga di parpol lain.

PPP yang merupakan fusi dari empat parpol Islam sebelumnya

memang kerap dihadapkan pada konflik unsur parpol sebelumnya (NU,

Parmusi, Perti dan PSII). Hal tersebut sering kali terjadi terutama

menjelang Pemilu. Menurut Cecep Agus, salah satu pengurus DPP PPP,

pascareformasi terdapat konflik aliran dari unsur tersebut tetapi tidak

terlalu besar, konflik dalam skala kecil.11

Konflik yang terlihat nyata tersebut “dicium” oleh pengamat

politik Bima Arya Sugiarto12

sebagai strategi PPP memenangkan Pemilu

2009. Menurut Bima, sebetulnya antara Bachtiar dan Surya sudah ada

pembagian tugas untuk masing-masing mendekati para capres. Dengan

9 Fernita Darwis, Pemilihan Spekulatif: Mengungkap Fakta Seputar Pemilu 2009, (Bandung: Penerbit Alfabeta,

2011), 176 10

Michael Buehler, “Islam dan Demokrasi di Indonesia”, dalam AE Priyono-Usman Hamid (ed), Merancang Arah Baru Demokrasi Indonesia Pasca-Reformasi, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2014), 271 11

Wawancara dengan Cecep Agus (Pengurus DPP PPP Ketua Departemen 2016-2021), Jakarta, 2 Agustus 2017 12

Setelah menjadi pengamat politik, Bima Arya menjadi Walikota Bogor, pada Pilkada 2013.

Page 66: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

strategi tersebut, PPP dapat melakukan “akrobat” politik dengan merapat

ke capres yang berpeluang terpilih atau bahkan capres terpilih. Strategi

tersebut dinilai akan mengamankan posisi PPP.13

Pada saat hari H Pileg 2009, keretakan PPP semakin besar. Hal ini

bermula setelah ketua DPP PPP Emron Pangkapi menyebut ada

penggembosan di PPP yang dilakukan oleh Parmusi. Tidak terima

dengan tuduhan itu, salah satu pengurus Parmusi, Lukman Hakim

akhirnya melaporkan Emron ke Polisi, dan Emron juga melakukan hal

yang sama.14

Hasil Pileg 2009 yang cukup buruk membuat konflik semakin

“menjadi-jadi”. Pada Pemilu 2009, PPP hanya memperoleh 37 kursi di

DPR RI. Jumlah ini menurun jauh dibanding Pemilu 2004, yang saat itu

mendapat 58 kursi. Dalam kondisi demikian, muncul gerakan untuk

melengserkan Surya dari kursi ketua umum. Surya sendiri menyadari

adanya gerakan tersebut, dan menuding Irgan, Arif Mudatsir, Endin dan

Bachtiar Chamsyah sebagai dalangnya. Pada 17 April 2009, sekelompok

massa menamakan diri “Aliansi Kader PPP Menggugat” menduduki

kantor DPP PPP dan mendesak dilakukan Muktamar Luar Biasa.15

Konflik berlanjut menjelang pencapresan Pemilu 2009. Saat itu

kubu Surya mendukung Prabowo dan kubu lainnya mendukung Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat itu berpasangan dengan

Budiono, seorang ekonom. Internal PPP terkesan “kocar-kacir” dalam

menentukan dukungan capres. Setelah sebelumnya galau akan

mendukung SBY atau Prabowo, Majelis Pakar PPP membuat pernyataan

mengejutkan dengan memerintahkan kader memilih Jusuf Kalla-

Wiranto. Menurut Majelis Pakar, pasangan ini merepresentasikan

kelompok Islam dibanding SBY.16

Kabar dukungan PPP untuk Jusuf

13 “Konflik PPP Strategi Menangkan Pemilu 2009”,

http://lifestyle.kompas.com/read/2009/01/05/20394020/konflik.ppp.strategi.menangkan.pemilu.2009,

diakses pada 31/7/2017. 09.44 wib 14

A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, (Jakarta: DPP PPP, 2016),

16 15

“Massa PPP Mendesak Muktamar Luar Biasa”, http://www.viva.co.id/berita/politik/50245-pendukung-ppp-minta-

muktamar-luar-biasa, diakses pada 31/7/2017. 09.44 wib 16

“Majelis Pakar Minta DPP PPP Usung JK-Wiranto”, https://news.detik.com/pemilu/d-1131009/majelis-pakar-

minta-dpp-ppp-usung-jk-wiranto?_ga=2.147039159.1649112498.1503048846-41320056.1502095343, diakses pada

18/8/2017. 16.45 wib

Page 67: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Kalla-Wiranto terkonfirmasi ketika ada kader-kadernya yang menjadi

jubir kampanye.17

“Kocar-kacir” dukungan PPP juga terlihat ketika beberapa kader

PPP menyatakan mendukung pasangan Megawati-Prabowo. DPP PPP

menyesalkan tidak solidnya PPP memenangkan SBY-Budiono.18

Keputusan SBY yang memilih Budiono sebagai cawapresnya juga

menuai penolakan dari PPP. Taufiqul Hadi, yang saat itu menjabat

Wakil Sekjend DPP PPP mengemukakan bahwa PPP mengusulkan

Akbar Tanjung sebagai cawapres. Menurut Taufiq, Budiono tidak

dikehendaki oleh koalisi parpol Islam pendukung SBY.19

Uraian di atas menunjukkan bahwa perbedaan dukungan capres

menjadi strategi pemenangan Pemilu. Namun pada saat yang sama,

karena tidak adanya kesepakatan, dukungan tersebut menjadi sumber

konflik internal PPP. Konflik PPP jelang Pemilu 2009 juga selain akibat

kepentingan pragmatis (penetuan dukungan capres) juga diakibatkan

konflik aliran atau kelompok penyokong PPP, yaitu Parmusi dan NU.

Kedua kelompok ormas ini dalam sejarah PPP menang sering terlibat

konflik.

2. Konflik Dualisme Kepengurusan PPP dan Dampaknya

Sebagai partai yang telah hidup di dua rezim, Orba dan era

reformasi, PPP sudah “makan banyak garam” dalam pentas politik

Indonesia. Tahun 2014 mungkin menjadi terburuk bagi PPP karena

tahun tersebut PPP disibukkan dengan konflik internal yang cukup

panjang, 2014-2017. Benih-benih konflik PPP dimulai ketika upaya

ketua umum, Suryadharma Ali menggalang dukungan dari DPW untuk

menjadi capres, tetapi mayoritas DPW menolaknya. Penolakan DPW

terhadap pencapresan Surya terlihat pada hasil Musyawarah Kerja

17 “Tokoh PAN dan PPP Jadi Jubir JK-Wiranto”, https://news.detik.com/pemilu/d-1133536/-tokoh-pan-dan-ppp-

jadi-jubir-jk-wiranto?_ga=2.139690163.1649112498.1503048846-41320056.1502095343, diakses pada 18/8/2017. 16.45 wib 18

“PPP Telusuri Kader Peserta Deklarasi Mega-Bowo”, https://news.detik.com/pemilu/d-1136377/ppp-telusuri-

kader-peserta-deklarasi-mega-bowo?_ga=2.139690163.1649112498.1503048846-41320056.1502095343, diakses

pada 18/8/2017. 16.45 wib 19

“Ajukan Akbar sebagai Cawapres, PPP Tolak Boediono”, https://news.detik.com/pemilu/d-1131701/ajukan- akbar-sebagai-cawapres-ppp-tolak-boediono?_ga=2.139690163.1649112498.1503048846-41320056.1502095343,

diakses pada 18/8/2017. 16.45 wib

Page 68: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Nasional (Mukernas II) di Bandung 7-8 Februari 2014. Dalam Mukernas

itu, DPW memunculkan beberapa opsi capres yang bisa diusung oleh

PPP seperti: Suryadharma Ali (ketua umum); Joko Widodo (saat itu

menjabat Gubernur Jakarta); Jusuf Kalla (politikus senior Golkar); Din

Syamsuddin (Ketua PP Muhammadiyah); Jimly Assidiqie (mantan

Hakim MK); dan Isron Noor (Ketua APKASI dari unsur tokoh daerah).

Munculnya beberapa opsi nama-nama calon capres di internal PPP

memupuskan harapan Surya untuk menjadi capres parpol. Padahal,

beberapa orang dekat Surya sudah menyiapkan deklarasi pencapresan

Surya di Kampus ITB Bandung.20

Konflik semakin besar setelah Surya memberikan dukungan

terhadap paslon capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa

dengan menghadiri kampanye akbar paslon capres tersebut di Stadion

Gelora Bung Karno pada 23 Maret 2014. Setelah berkampanye, ia

memuji Prabowo dan melihat tanda-tanda kemenangan.21

Aksi Surya yang datang di kampanye Prabowo ini mengundang

pertanyaan elit PPP. Politisi PPP Suharso Manoarfa misalnya,

menyayangkan sikap Surya. Sikap yang sama juga ditunjukkan oleh

Sekjen PPP, Romahurmuzy (Romy) dan menilai tindakan Surya adalah

atas nama pribadi, bukan PPP. Kehadiran Surya di kampanye Prabowo

juga menunjukkan perbedaan pendapat dengan Romy yang sebelumnya

menyatakan akan berkoalisi dengan PDI-Perjuangan mendukung paslon

Joko Widodo-Jusuf Kalla.22

Sejak peristiwa ini, internal PPP terlihat tidak solid, sehingga

konflik tidak terhindarkan. Dari peristiwa ini muncul dua kubu utama,

yaitu Romy dan Surya. Konflik berlanjut pada aksi saling pecat

antarpengurus. Masing-masing pihak mengklaim dirinya paling sah

dalam mengambil keputusan. Pada 18 April 2014, Surya melakukan

20 A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 20

21 A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 2. Lihat juga dalam: “SDA

Lihat Tanda-Tanda Kemenangan Prabowo-Hatta”, http://www.jpnn.com/news/sda-lihat-tanda-tanda-

kemenangan-prabowo-hatta, diakses pada 5/7/2017. 17.35 wib 22

“PPP Kaget Suryadharma Ali Berorasi Dalam Kampanye Prabowo”, http://www.tribunnews.com/pemilu-

2014/2014/03/24/ppp-kaget-suryadharma-ali-berorasi-dalam-kampanye-prabowo, diakses pada 5/7/2017.

17.35 wib

Page 69: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

pemecatan terhadap Romy. Pada hari yang sama, pengurus DPP PPP

menggelar rapat harian yang merekomendasikan agar dilakukan rapat

pimpinan nasional pada 19-20 April 2014. Rapimnas itu pun

merekomendasikan pemberhentian Surya dan menunjuk Emron

Pangkapi (yang saat itu menjadi Wakil Ketua Umum) sebagai Plt ketua

umum.23

Melihat kondisi PPP yang semakin ricuh, Majelis Syariah, KH.

Maimun Zubair akhirnya turun memediasi kedua pihak yang berkonflik,

kubu Surya dan Romy. Saat itu disepakati untuk menggelar Mukernas

III di Bogor pada 23-24 April. Dalam Mukernas itu, awalnya Surya

menolak hadir. Tetapi setelah dilakukan lobi-lobi para elit PPP, akhirnya

ia menghadiri. Salah satu poin penting Mukernas adalah mengembalikan

posisi Surya sebagai ketua umum, dan mendesak DPP PPP untuk

menggelar Rapimnas pada bulan Mei untuk menentukan koalisi Pilpres.

Rekomendasi Mukernas III di Bogor kemudian dilaksanakan dan

PPP menggelar Rapimnas II pada 12 Mei 2014. Dalam menentukan

dukungan capres, terdapat silang pendapat yang begitu tajam. Surya

tetap mendukung Prabowo, dan beberapa pengurus DPP memilih

Jokowi. Rapimnas akhirnya memutuskan mendukung Prabowo. Tapi

keputusan itu dianggap tidak sah, karena nama ketua umum Gerindra itu

tidak masuk dalam bursa pencapresan yang ditentukan pada Mukernas II

di Bandung, Februari 2014. Kelompok yang tidak menghendaki

pancapresan Prabowo berdalih bahwa keputusan tertinggi setelah

Muktamar adalah Mukernas, sehingga Rapimnas yang

merekomendasikan pencapresan Prabowo dianggap tidak sah.24

Babak baru konflik PPP bergulir kembali pasca penetapan Surya

sebagai tersangka pada 22 Mei 2014 atas dugaan kasus korupsi dana haji

di Kementerian Agama tahun anggaran 2012-2013.25

Mayoritas

pengurus DPP PPP meminta Surya untuk mengundurkan diri dari

jabatan ketua umum. Bahkan ketua Majelis Syariah, KH. Maimun juga

23 A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 24

24 A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 28

25 “KPK Tetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali Tersangka Kasus Haji”,

http://news.liputan6.com/read/2053440/kpk-tetapkan-menteri-agama-suryadharma-ali-tersangka-kasus-

haji, diakses pada 5/7/2017. 17.35 wib

Page 70: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

meminta agar Surya berbesar hati dengan meletakkan jabatannya. Atas

desakan mundur tersebut, Surya tak bergeming dan mengabaikan.26

Desakan untuk mundur kepada Surya terus bergulir. Pada 9

September 2014 DPP PPP menggelar rapat harian bersama dengan

Majelis Pertimbangan Partai (diwakili Zarkasih Nur), Majelis Pakar

(Barlianta Harahap), Majelis Syariah (diwakili sekretaris KH.

Fahrurrazi) dan Mahkamah Partai (Chazin Chumaidy). Sebanyak 36

pengurus harian meminta Surya mengundurkan diri. Namun, hingga

larut malam, Surya tidak bersedia mundur dan ia memilih walk out dari

rapat pada 10 September 2014 dini hari. Seakan tidak peduli dengan

sikap walk out Surya, rapat dilanjutkan dan menunjuk kembali Emran

Pangkapi sebagai Plt ketua umum. Selain itu, rapat juga menentukan

kepanitiaan Muktamar VIII.27

Untuk mengatasi agar konflik tidak larut berkepanjangan, DPP

PPP meminta Mahkamah Partai agar segera mendamaikan kedua pihak

yang berkonflik dan melakukan islah. Selain muncul dari beberapa

pengurus DPP, beberapa pengurus DPW PPP juga mendorong agar

Mahkamah segera menuntaskan konflik antara kubu Romy dan Surya.

Mahkamah pun mulai memediasi kedua kubu, Romy dan Surya

untuk dimintai keterangan. Proses di Mahkamah menemui jalan buntu,

dan akhirnya Mahkamah mengelar sidang pada 11 Oktober 2014 dan

menghasilkan putusan sebagai berikut:

“Point dari putusan Mahkamah Partai adalah Pengurus Harian DPP PPP

yang sah adalah DPP PPP hasil Muktamar VII Bandung dengan ketum

SDA dan Sekjen Romi, Mahkamah minta kedua pihak berselisih untuk

islah, Semua kegiatan partai di tingkat nasional hanya sah bila dilakukan

oleh DPP hasil muktamar VII Bandung. Jadi semua kegiatan dan

kebijakan di luar itu tidak sah. Mahkamah memberi tempo tujuh hari

sejak putusan sidang. Jika tujuh hari ini tidak bisa diselenggarakan rapat

harian untuk menentukan pelaksanaan muktamar bersama, maka Majelis

Syariah yang mengambil alih penyelenggaraan muktamar”.28

26 A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 28

27 A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 29

28 “Ini Kronologi Mahkamah PPP Menyelesaikan Konflik Internal”,

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/16/ndj4xb-kronologi-mahkamah-ppp-

Page 71: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Ketua Mahkamah Partai PPP, Chozin Chumaidy menegaskan hasil

sidang Mahkamah harus segera ditindaklanjuti dengan Muktamar VIII

yang kepanitiaannya dibentuk oleh Kubu Romy dan Surya. Jika dalam

jangka waktu yang ditentukan kedua kubu tidak mau bertemu, maka

Majelis Syariah akan menentukan kapan dan siapa panitia Muktmar

VIII.29

Pada 15-18 Oktober PPP kubu Romy menggelar Muktamar VIII di

Surabaya. Muktamar itu mengukuhkan Romy sebagai Ketua Umum

PPP.30

Hasil Muktamar Surabaya ini tidak diterima oleh kubu Surya.

Kubu Surya sendiri merencanakan akan menggelar Muktamar VIII di

Jakarta pada 30 Oktober-2 November 2014.

Dua hari sebelum digelar Muktamar Jakarta, Kemenkumham

secara mengejutkan mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pengesahan

kepengurusan Romy. Dikeluarkannya SK Nomor: M.HH-07.AH.11.01

Tahun 2014 tersebut menimbulkan polemik.31

Menkumham Yassona

Laoly dianggap bermain politik dan mengintervensi parpol. Pasalnya,

baru satu hari dilantik sebagai menteri, Menkumham langsung

mengeluarkan SK tanpa mempertimbangkan matang-matang konflik

yang terjadi.32

Akibat kebijakan Menkumham, pimpinan DPR seperti

Fadli Zon dan Fahri Hamzah serta beberapa anggota komisi yang

membidangi urusan hukum mengancam menginterpelasi Menkumham,

Yasonna Laoly.33

Yasonna Laoly merasa bertanggung jawab atas kebijakan yang

diambil. Ia mempersilahkan jika ada pihak-pihak yang tidak terima

menyelesaikan-konflik-internal, diakses pada 5/7/2017. 17.35 wib. Lihat juga dalam: “Selesaikan Konflik

Internal, PPP Minta Bantuan Mahkamah Partai”, diakses pada 5/7/2017. 17.35 wib

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/09/22/ncavx7-selesaikan-konflik-internal-ppp-

minta-bantuan-mahkamah-partai, diakses pada 5/7/2017. 17.35 wib 29

“Islah Berbuah Kader Terbelah”, dalam Majalah Gatra, edisi 51 XX, 29 Oktober 2014, 27. 30

“Romahurmuziy Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua Umum PPP”, http://www.beritasatu.com/politik/217808-

romahurmuziy-terpilih-aklamasi-sebagai-ketua-umum-ppp.html, diakses pada 5/7/2017. 18.33 wib 31

A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 38 32

“Romahurmuzy Kantongi Putusan Kemenkumham”, dalam Republika, 29 Oktober 2014, 4 33

“DPR Akan Panggil Yasonna Laoly”, dalam Seputar Indonesia, 30 Oktober 2014, 2.

Page 72: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

dengan keputusannya agar menempuh melalui mekanisme jalur hukum,

dan itu dimungkinkan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).34

Meski Kemenkumham telah mengeluarkan SK untuk Romy, Pada

30 Oktober 2014, kubu Surya tetap menggelar Muktamar VIII di

Jakarta. Pada Muktamar itu terpilih Djan Faridz sebagai ketua umum.35

Kubu Surya mengklaim bahwa Muktamar ini sah secara hukum dan

persyaratan karena jumlah peserta memenuhi kuorum, dihadiri 28 dari

33 DPW. Djan juga menerangkan bahwa Muktamar Surabaya tidak sah,

ia pun mengugat hasil Muktamar tersebut ke pengadilan. Sementara itu,

kubu Romy menyebut Muktamar itu tidak sah karena tidak memenuhi

kuorum. Melihat konflik yang terus meruncing, semua kader PPP

mengharap bahwa partai Ka’bah ini harus segera bersatu, dan tidak ada

lagi konflik dualisme.36

Tabel perbandingan Muktamar VIII versi Surabaya dan Jakarta.

37

No Ketentuan AD/ART

PPP

Muktamar

Surabaya

Muktamar

Jakarta

1 Utusan DPW harus

lebih setengah dari

Ketua dan Sekretaris

DPW. (Pasal 22 ayat

1 ART PPP)

Dihadiri 26 DPW

dan keabsahannya

sebagai Ketua

dan Sekretaris

DPR disahkan

oleh notaris.

Dihadiri kurang

lebih 7 utusan

DPW dan

keabsahan sebagai

Ketua dan

Sekretaris DPW

tidak disahkan

oleh notaris

2 Utusan DPC harus

lebih dari setengah

dari Ketua dan

Sekretaris DPC.

(Pasal 22 ayat 1 ART

Dihadiri lebih

dari 800 Ketua/Sekretaris

DPC dan keabsahannya

Ketua dan Sekretaris DPC

yang hadir tidak

jelas. Keabsahannya

34

“Kader PPP Inginkan Islah”, dalam Kompas, 31 Oktober 2014, 2. 35

Sosok Djan Faridz sebetulnya orang baru di PPP. Sebelumnya, pada tahun 2009 ia memang pernah menjadi Ketua PWNU Jakarta. Atas jabatan itu, ia bisa dengan mudah bergabung ke PPP. Wawancara dengan Cecep Agus (Pengurus DPP PPP Ketua Departemen 2016-2021), Jakarta, 2 Agustus 2017 36

“Menyentuh Muktamirin dengan Shalawat”, dalam Kompas, 31 Oktober 2014, 2. 37

Dikutip langsung dari: A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 40

Page 73: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

PPP) sebagai Ketua

dan Sekretaris

disahkan oleh

notaris

Ketua dan Sekretaris DPC

juga tidak disahkan oleh

notaris

3 Sidang-sidang

Muktar dipimpin

oleh Pengurus

Harian DPP. (Pasal

23 atat 2 ART PPP)

Sidang-sidang

dipimpin oleh

Pengurus Harian

DPP PPP

Sidang-sidang

dipimpin bukan

oleh Pengurus

Harian DPP PPP

4 Calon Ketua Umum

dan Sekretaris

Jenderal DPP pernah

menjadi pengurus

DPP atau

kepengurusan 1 tingkat di bawahnya

selam masa bakti 5

tahun. (Pasal 5 huruf

d AD PPP)

Memilih secara

aklamasi M.

Romahurmuzy

yang sudah 2

masa bakti

menjadi pengurus

DPP PPP, dengan

jabatan Sekjend

DPP PPP.

Memilih Djan

Faridz yang tidak

pernah menjadi

Pengurus Harian

DPP PPP atau

Pengurus Harian

DPW PPP.

5 Pengurus Harian di

setiap tingkatan

harus bekerja secara

kolektif. (Pasal 9

ayat 1 ART PPP)

DPP PPP hasil

Muktamar

Surabaya selalu

mengambil

keputusan secara

kolektif melalui

rapat Pengurus

Harian,

Rapimnas, dan

Mukernas.

DPP PPP hasil

Muktamar Jakarta

kurang bekerja

secara kolektif,

sehingga sering

terjadi konflik

internal di

kalangan mereka

sendiri. Mereka

juga mudah sekali

memasukkan

tokoh-tokoh baru

dalam

kepengurusan inti,

dan pada saat

yang sama

menyingkirkan

kader-kader lama

Page 74: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

PPP.

6 Pengurus hasil

Muktamar harus

mendapat SK pengesahan dari

Kemenkumham.

(UU No. 2 taun 2011

tentang Parpol)

Mendapatkan SK

pengesahan dari

Kemenkumham.

Tidak pernah

mendapatkan SK

pengesahan dari

Kemenkumham.

Pada 25 Februari 2015, Pengadilan Tata Usaha Negera (PTUN)

mengabulkan gugatan yang diajukan pengurus kubu Djan terhadap

kepengurusan Romy hasil Muktamar Surabaya. Keputusan PTUN juga

membatalkan SK Kemenkumham. Pada hari yang sama, kubu Romy dan

Kemenkumham mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara (PTTUN). Pada 10 Juli 2015, gugutan kubu Romy diterima oleh

PTTUN dan pengadilan membatalkan keputusan PTUN.

Proses hukum pun berlanjut ke kasasi di Mahkamah Agung (MA).

Pada 20 Oktober 2015, MA memutuskan agar Kemenkumham

membatalkan SK untuk kubu Romy bernomor: M.HH-07.AH.11.01

Tahun 2014. Meski demikian, putusan kasasi itu tidak memerintahkan

Kemenkumham untuk mengesahkan kepengurusan hasil Muktamar

Jakarta. Dengan tidak adanya putusan kasasi yang mengesahkan hasil

Muktamar Jakarta, DPW PPP mendesak Kemenkumkam untuk

menerbitkan SK hasil Muktamar VII Bandung.38

Selain menerbitkan putusan kasasi yang meminta Kemenkumham

membatalkan SK kubu Romy, MA juga menerbitkan Putusan Perdata

pada 2 November 2015 dengan Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015.

Putusan ini membatalkan kepengurusan PPP hasil Muktamar Surabaya

dan mengesahkan hasil Muktamar Jakarta.39

Kisruh dualisme kepengurusan terus berlanjut. Pada Januari 2016,

muncul kelompok baru di PPP yang menamakan Poros Penyelamat PPP.

38 A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 46

39 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Direktori Putusan, Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015. Putusan ini diakses

dari situs resmi MA: https://putusan.mahkamahagung.go.id.

Page 75: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Anggota Poros Penyelamatan, Tamam Achda menyebutkan bahwa

kepengurusan yang sah adalah kubu Djan. Hal ini merujuk putusan

Mahkamah Agung (MA) yang mengeluarkan putusan No. 601 pada 20

Oktober 2015. SK tersebut secara tegas menyebutkan kepengurusan PPP

yang sah adalah hasil Muktamar Jakarta, kubu Djan. Mencermati

wacana Muktamar Islah yang direncanakan bulan April 2016, Poros

Penyelamat menjelaskan bahwa hal tersebut bukan memberi solusi.

Pasalnya, Muktamar adalah ajang persaingan dan perebutan kekuasaan

(ketua umum).40

Dengan terbitnya putusan MA, PPP kubu Romy pun menyiapkan

diri untuk Peninjauan Kembali (PK) atas putusan tersebut. Melalui

Wakil Ketua Umum, Mardiyanto, kubu Romy sudah membentuk tim

tujuh untuk mempersiapkan PK hasil putusan MA. Ia menegaskan

bahwa selama PK, PPP yang sah adalah di bawah kepemimpinannya.41

Mencermati konflik yang panjang di PPP, atas permintaan DPW

dan sesepuh, pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan “kembali ke

Muktamar Bandung 2011” di bawah kepemimpinan Surya (Ketua

Umum) dan Romy (Sekjend). Pada 17 Februari 2016, Kemenkumham

“menghidupkan” SK kepengurusan hasil Muktamar VII Bandung, dan

memperpanjang selama 6 (enam) bulan.42

Artinya, kubu Romy yang

merupakan hasil Muktamar Surabaya, dan Djan hasil Muktamar Jakarta

dianggap tidak resmi.

Untuk segera menyudahi konflik, PPP hasil Muktamar Bandung

segera melaksanakan Muktamar “Islah” dengan membentuk Majelis

Islah yang terdiri dari lima utusan pihak Romy dan Djan. Kedua pihak

ini nantinya yang akan menyusun langkah Mukmatar “Islah”. Namun

sangat disayangkan, pihak Djan tidak bersedia mengirim lima utusannya

untuk berembuk tentang rencana Muktamar. Bahkan, di tengah upaya

islah, kubu Djan justru menggugat Presiden Joko Widodo,

40 “Poros Penyelamat PPP Wacanakan Formatur Muktamar Jakarta Diaktifkan”, dalam Rakyat Merdeka, 26 Januari

2016, 3. 41

“PPP versi Muktamar Surabaya Siapkan PK atas Putusan Kasasi MA”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/11/22/22114161/PPP.versi.Muktamar.Surabaya.Siapkan.PK.atas.P

utusan.Kasasi.MA, diakses pada 4/7/2017. 13.35 wib 42

A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 46

Page 76: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan, dan Menkumham Yasonna

Laoly. Perilaku kubu Djan yang justru tidak berniat islah membuat hati

mantan Ketua Umum Suryadharma gusar. Ia pun menyerah dengan

keadaan yang demikian.43

Kubu Djan bersikukuh bahwa pemerintah telah mengabaikan

hukum, yaitu putusan MA No. 601 pada 20 Oktober 2015 yang

menyebutkan kepengurusan PPP yang sah adalah hasil Muktamar

Jakarta. Alih-alih mengesahkan kubu Djan, pemerintah memilih

menghidupkan pengurus Muktamar Bandung. Hal itu yang

menyebabkan kubu Djan menggugat pemerintah dengan gugatan Rp. 1

triliun. Djan pun menawarkan kepada pemerintah jika mau gugatannya

dicabut, maka pemerintah harus mengesahkan kepengurusan Djan.44

Atas rekomendasi pengurus PPP hasil Muktamar Bandung 2011 –

yang dihidupkan lagi- akhirnya dilakukan Muktamar “Islah” VIII pada

8-11 April 2016 di Asrama Haji Pondok Gede. Kubu Djan menolak

hadir Muktamar tersebut. Meski demikian, beberapa kader yang

sebelumnya bergabung di kubu Djan tampak hadir seperti Epriyadi Asda

dan Wardhatul Asriah (istri Suryadharma Ali). Dalam Muktamar ini,

Romy terpilih secara aklamasi setelah Epriyadi kandas dalam

pencalonan karena mekanisme pemilihan berdasarkan musyawarah,

bukan voting.45

Sikap Djan yang tidak mau menghadiri Muktamar Pondok Gede

sebetulnya disayangkan banyak kader PPP. Ketidakhadirannya bukti

tidak adanya kemauan untuk berislah. Menurut Suudi, kader dan

pengurus PPP, secara kepribadian, Djan adalah orang baik. Tapi karena

dikelilingi “pembisik yang menyesatkan”, akhirnya ia pun terbawa pada

perilaku yang tidak baik sebagai kader PPP, dan semakin memperuncing

konflik yang terjadi.46

43 “Bara Tersisa Usai Pesta”, dalam Kompas, 20 April 2016, 2.

44 “Djan Faridz Akan Cabut Gugatan Rp 1 Triliun ke Pemerintah dengan Satu Syarat”,

http://nasional.kompas.com/read/2016/03/29/11353481/Djan.Faridz.Akan.Cabut.Gugatan.Rp.1.Triliun.ke.

Pemerintah.dengan.Satu.Syarat, pada 12/7/2017. 09.59 wib. 45

“Islah Untuk Membesarkan PPP”, dalam Kompas, 10 April 2016, 2. 46

Wawancara dengan Suudi (Pengurus DPP PPP Departemen Hubungan antar Ormas dan Lembaga 2016-2021),

Jakarta, 23 Agustus 2017.

Page 77: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Muktamar “Islah” Pondok Gede ini dihadiri oleh Presiden Joko

Widodo yang membuka, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menutup.

Tokoh kharismatik, KH Maimun Zubair juga hadir dalam Muktamar.

Dalam sambutan, Presiden Joko Widodo mengingatkan agar PPP tidak

terjebak dalam lubang konflik berkepanjangan. Ia pun mengajak PPP

untuk menjalankan fungsi partai sebagaimana mestinya, mewujudkan

kesejahteraan bangsa.47

M. Qodari, pengamat politik menyebut bahwa Muktamar Islah

VIII Pondok Gede menjadi momentum PPP untuk berbenah. Ia melihat

bahwa PPP Muktamar Pondok Gede lebih memiliki legitimasi karena

dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. Lebih

lanjut, menurut Qodari, Muktamar Pondok Gede juga berupaya

mengakomodir kubu Surya, yakni dengan memasukkan isrtinya,

Wardhatul Asriah dalam kepengurusan Romy.48

Terpilihnya Romy dalam Muktamar ini menjadi harapan baru bagi

PPP agar segera melewati masa sulit konflik dualisme kepengurusan. Ia

menjelaskan bahwa konflik ini menjadi pelajaran bagi PPP untuk

memperkuat doktrin ideologi partai kepada kader. Perihal posisi bagi

kubu Djan, Romy membuka pintu dan akan bersikap akomodatif

terhadap rekan-rekan kubu Djan.49

Menurut Dini Muntari, Muktamar ini

sangat mengakomodir kubu Surya yang sebelumnya berseteru dengan

Romy. Dalam kepengurusan yang dibentuk, banyak “orangnya Surya”

yang dimasukkan.50

Namun, hasil Muktamar ini tetap tidak menyurutkan niat Djan

untuk melayangkan gugutan ke pengadilan. Djan menilai Muktamar VIII

Pondok Gede adalah “perebutan Kadis Pemakaman se Indonesia”.

Menurut Djan, meski Muktamar ini diinisiasi oleh pengurus hasil

47 “Hadiri Islah, Jokowi Minta PPP Dewasa Sikapi Konflik”, diunduh dari:

http://www.cnnindonesia.com/politik/20160408174848-32-122682/hadiri-islah-jokowi-minta-ppp-

dewasa-sikapi-konflik/, pada 23/5/2017. 08.50 wib. 48

“Bara Tersisa Usai Pesta”, dalam Kompas, 20 April 2016, 2 49

“Romahurmuzy, Demi PPP Berkarakter dan Konsekuen”, dalam Kompas, 10 April 2016, 2 50

Wawancara dengan Dini Muntari (Pengurus DPP PPP Wasekjend Bidang Politik, Pemerintahan dan Pemda 2016-

2021), Jakarta, 23 Agustus 2017.

Page 78: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Muktamar VII Bandung, Muktamar tersebut tidak sah karena masa

kepengurusan Muktamar Bandung sudah habis.51

Muktamar Islah VIII Pondok Gede yang dihadiri oleh presiden dan

wakil presiden menurut Gun-Gun Heryanto sebagai simbol bahwa

Muktamar inilah yang “direstui” pemerintah. Namun Muktamar ini

menimbulkan persoalan baru karena Djan tetap saja tidak menerima

hasil Muktamar tersebut. Kondisi konflik internal yang terus berlanjut

menurut Gun Gun telah menempatkan PPP pada posisi buruk kepartaian.

PPP dalam kondisi abai terhadap keinginan konstituen mereka, dan

menunjukkan minimnya figur yang dapat menjadi pemersatu. Keadaan

ini semakin mendegradasikan PPP sebagai parpol Islam dalam catur

politik Indonesia.52

Pada 22 November 2016, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negera

(PPTUN), mengabulkan gugatan kubu Djan terhadap kepengurusan hasil

Muktamar Pondok Gede. Surat Keputusan (SK) Kemenkumham yang

mengesahkan kubu Romy (hasil Muktamar Pondok Gede) dianggap

tidak sah. Tidak terima dengan putusan ini, Romy juga kembali

menggugat. Pada 6 Juni 2017, PPTUN memenangkan gugatan kubu

Romy sehingga kepengurusan Romy hasil Muktamar Pondok Gede

kembali “sah”.

Pada 16 Juni 2017, akhirnya MA mengabulkan gugatan peninjauan

kembali (PK) terhadap sengketa parpol yang diajukan oleh kubu Romy.

Putusan MA Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016 Tahun 2017 juga

membatalkan Putusan MA Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015, tanggal 2

November 2015 lalu.53

Keputusan MA ini artinya menganggap

kepengurusan Romy tetapi versi Muktamar Surabaya karena

pemohonnya atas nama Romy dan Ainur Rafiq. Dengan putusan ini,

51 “Djan Faridz Sebut Muktamar VIII PPP Pertemuan Kadis Pemakaman se-

Indonesia”,http://nasional.kompas.com/read/2016/04/09/20124361/Djan.Faridz.Sebut.Muktamar.VIII.PPP.Pertemua

n.Kadis.Pemakaman.se-Indonesia, diakses pada 4/7/2017. 12.25 wib 52

Gun Gun Heryanto, “Masa Depan PPP” dalam Opini Sindo, 13 April 2016. 53

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016. Dokumen

ini diakses dari situs resmi: putusan.mahkamahagung.go.id.

Page 79: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kubu Romy merasa di atas angin dan mendesak Djan angkat kaki dari

DPP PPP.54

Hasil putusan MA pada Juni 2017 ini tak lantas membuat kubu Romy

dan Djan bersatu, keduanya tetap saja berkonflik. Djan tetap tidak

bersedia menerima “kemenangan” kubu Romy dan mengajukan kasasi

ke MA. Cecep Agus menyayangkan sikap Djan yang “keras kepala”.

Sikap Djan yang tidak terima dengan putusan MA tentang PK sama saja

memecah belah PPP. Menurut Cecep, sejak menjadi Ketua PWNU

Jakarta, Djan kerap mendapat penilaian tidak baik dari kader NU.55

Konflik juga terlihat ketika terjadi penyerangan terhadap kantor

DPP PPP pada 17 Juli 2017 yang melukai satu orang.56

Pihak Romy

mengaku tak tahu atas penyerangan itu. Atas kejadian itu, kubu Djan

melaporkan ke Polisi dan menganggap pihak Romy yang mendalangi

penyerbuan. Pada saat yang sama, kubu Romy juga melaporkan ke

Polisi. Kubu Romy berpendapat bahwa telah terjadi pendudukan kantor

DPP PPP oleh “orang-orang liar”.57

Kantor DPP PPP di jalan Diponegoro Menteng Jakarta Pusat

menjadi rebutan dua kubu yang berseteru. Kantor tersebut akhirnya

ditutup dan tidak diperkenankan ada acara apapun. Bahkan, pintu

gerbang kantor dilas dan dipasang kawat berduri secara permanen.

Sungguh ironis, kantor yang menjadi simbol kebesaran partai harus

menjadi tempat yang menakutkan.58

Dengan kondisi yang tidak memungkinkan menggunakan kantor

DPP PPP, kubu Romy menggunakan tempat di daerah Tebet Jakarta

Timur sebagai kantor DPP. Menurut Cecep Agus, penggunaan kantor di

Tebet bisa menjadi masalah jika nanti ada kemungkinan parpol lama

harus verifikasi untuk menjadi peserta Pemilu 2019. UU Pemilu yang

baru disahkan 20 Juli 2017 memang mengatur pasal bahwa parpol

peserta Pemilu sebelumnya tidak diverifikasi lagi. Namun ada beberapa

54

“Kubu Djan Faridz Diminta Segera Angkat Kaki”, dalam Media Indonesia, 18 Juni 2017, 2 55

Wawancara dengan Cecep Agus (Pengurus DPP PPP Ketua Departemen 2016-2021), Jakarta, 2 Agustus 2017 56

“Kantor PPP Diserang, Satu Orang Terluka”, dalam Suara Karya, 17 Juli 2017, 1 57

“Djan-Romi Berebut Kantor PPP”, dalam Indopos, 17 Juli 2017. 58

Observasi penulis pada 23 Juli 2017

Page 80: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

pihak yang ingin mengajukan gugatan ke MK. Jika dikabulkan, dan PPP

harus diverifikasi, kantor Tebet dapat menjadi masalah baru.59

Di tengah konflik yang masih belum menemukan titik temu, PPP

menggelar Mukernas II pada 19-21 Juli 2017. Mukernas yang dihadiri

Presiden Joko Widodo itu diakhiri dengan deklarasi dukungan PPP

untuk Joko Widodo pada Pilres 2019. PPP beralasan bahwa kebijakan

Presiden Joko Widodo sangat pro rakyat seperti: pembangunan

infrastruktur diberbagai daerah, penangkapan nelayan asing di perairan

Indonesia, dan beberapa kemudahan dengan adanya berbagai “Kartu

Sakti” untuk lapisan masyarakat tertentu.60

Meski telah mendeklarasikan dukungan pencapresan, konflik

dualisme tak juga selesai. Kubu Djan tak padam dan terus mendesak

Kemenkumham untuk menerbitkan SK Kepengurusannya. Ketua

Mahkamah Partai versi Djan, Thahir Saimima menegaskan jika putusan

PK MA Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016 Tahun 2017 bukanlah

mengesahkan kubu Romy. Thahir menyebut bahwa putusan PK MA

meminta persoalan konflik dikembalikan ke Mahkamah Partai. Dan

putusan Mahkamah Partai telah dilaksanakan yaitu dengan menggelar

Muktamar VIII di Jakarta yang memilih Djan. Artinya, menurut Thahir,

PPP versi Djan lah yang sah.61

Pada perkembangan selanjutnya, permohonan kasasi kubu Djan

akhirnya mendapat jawaban. Pada pengadilan tata usaha tingkat kasasi

pada 4 Desember 2017 memutuskan menolak permohonan pihak

penggugat yaitu Djan Farid dan Dimyati Natakusumah. Putusan ini

sebagaimana tertera dalam putusan pengadilan bernomor: 514

K/TUN/2017.62

Terhadap putusan ini, kubu Djan kemudian menggelar

Rapimnas pada 20 Desember 2017 dan salah satu poin Rapimnas adalah

59 Wawancara dengan Cecep Agus (Pengurus DPP PPP Ketua Departemen 2016-2021), Jakarta, 2 Agustus 2017.

Dalam perkembangnya, pasca putusan MK, parpol peserta Pemilu 2014 lalu harus diverifikasi. Untuk PPP sendiri,

KPU memverifikasi dan dilakukan di Kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro Menteng Jakarta Pusat. Dalam

verifikasi tersebut, PPP dinyatakan lolos. Lihat dalam: “PPP Lolos Verifikasi Faktual, Sorak-sorai Pengurus

Perempuan Bergema”, http://nasional.kompas.com/read/2018/01/29/17524141/ppp-lolos-verifikasi-faktual-sorak-

sorai-pengurus-perempuan-bergema, diakses pada 1/2/2018. 13.28 wib. 60

“PPP Resmi Dukung Jokowi”, dalam Media Indonesia, 22 Juli 2017. 61

“Mahkamah Partai Desat Yasonna Terbitkan SK Djan”, dalam Rakyat Merdeka, 29 Agustus 2017, 3 62

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor 514 K/TUN/2017. Dokumen ini diakses

dari situs resmi: putusan.mahkamahagung.go.id.

Page 81: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

mencabut dukungan pencapresan Presiden Jokowi pada Pemilu 2019

nanti. Bahkan peserta Rapimnas meneriakkan “Boikot Jokowi”.63

Pada

HUT PPP ke-45 di Manahan Solo yang diperingati kubu Djan pada 7

Januari 2018, mereka kembali menegaskan untuk menolak mendukung

Jokowi.64

Setelah cukup lama larut dalam konflik internal PPP, akhirnya

Djan Faridz memutuskan mengundurkan diri dari Ketua Umum PPP

hasil Muktamar Jakarta. PPP kubu Djan menunjuk Humprey Djemat

menjadi Plt Ketua Umum. Menurut Djemat, dalam surat pengunduran

Djan tidak menjelaskan alasan rinci pengundurannya. Akan tetapi,

Djemat menyebut alasan Djan mundur karena merasa tidak dapat

melaksanakan amanah menyatukan dualisme kepengurusan PPP.

Pengunduran Djan direspon kubu Romy. Arsul Sani, Sekjen PPP kubu

Romy mengajak loyalis Djan bergabung ke PPP hasil Muktamar Pondok

Gede.65

Menjadi Plt ketua umum, dimanfaatkan Djemat untuk menemui

tokoh-tokoh agama, salah satunya dengan Ketua Umum PBNU, Said

Aqil Siroj. Djemat meminta Ketum PBNU untuk menjadi mediator

menyelesaikan konflik PPP menuju islah. Sekjen PPP Arsul Sani

menyampaikan jika kubu Djan ingin bergabung, maka akan diakomodir

dalam kepengurusan. Ia juga membeberkan sebetulnya banyak loyalis

Djan yang sudah bergabung ke Romy dan diakomodir menjadi caleg.

Tetapi karena tahapan pencalegan sudah selesai, maka kubu Romy

kemungkinan tidak bisa mengakomodir loyalis Djan pasca

pengundurannya.66

63 “Ada Teriakan Boikot Jokowi di Rapimnas PPP Kubu Djan Faridz”,

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/21/ada-teriakan-boikot-jokowi-di-rapimnas-ppp-kubu-djan-faridz,

diakses pada 8/1/2018. 09.34 wib 64

“Dari Dukung Sudirman Said Sampai Tolak Jokowi”, dalam Solo Pos, 8 Januari 2018, 3. Lihat pula dalam: “34

DPW desak PPP kubu Djan Faridz cabut dukungan ke Jokowi”, https://www.merdeka.com/politik/34-dpw-desak- ppp-kubu-djan-faridz-cabut-dukungan-ke-jokowi.html, diakses pada 8/1/2018. 09.34 wib. 65

“Humprey Naik Tahta Jadi Plt Ketum PPP”, dalam Rakyat Merdeka, 31 Juli 2018, 3. “Gagal Satukan PPP Jadi

Alasan Djan Faridz Mundur”, https://www.viva.co.id/berita/politik/1059313-gagal-satukan-ppp-jadi-alasan-djan-

faridz-mundur. Lihat juga dalam: “Djan Faridz Mundur dari Ketum PPP Muktamar Jakarta”,

https://news.detik.com/berita/4140684/djan-faridz-mundur-dari-ketum-ppp-muktamar-jakarta, diakses pada

2/8/2018. 13.12 wib 66

“Islah Akan Perkuat Soliditas PPP”, dalam Kompas, 9 Agustus 2018, 3.

Page 82: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Silaturahmi Djemat ke PBNU memang diyakini akan menjadi titik

awal “rujuknya” kubu PPP Muktamar Jakarta ke kubu Romy. Cecep

Agus menyebut bahwa kubu Romy akan selalu membuka diri dan siap

menerima kembali “kepulangan” mereka.67

Konflik PPP yang berlarut-larut akan berdampak buruk pada

kepercayaan publik. Konflik PPP ini juga menunjukkan “keras kepala”

para pihak yang berkonflik. Penyelesaian konflik dengan cara kultural

(rembuk bersama, musyawarah internal) dan hukum sudah ditempuh,

tetapi konflik belum juga usai. Padahal, cara paling ampuh

menyelesaikan konflik internal parpol Islam adalah dengan jalan

kultural. Kontinuitas konflik PPP sejak 2014 lalu akan terlihat kembali

pada Pemilu 2019 nanti.

Terhadap konflik yang terjadi pada periode 2014-2016, Firman

Noor membagi adanya tiga penyebab utama. Pertama, kepemimpinan

yang lemah, tidak ada patron politik yang kuat yang dapat

mempersatukan kader. Kedua, kurang kuatnya ikatan ideologis

antarkader sehingga memunculkan konflik. Ketiga, adanya intervensi

dari pihak-pihak di luar PPP. Menurut Firman jika penyebab konflik

pertama dan kedua dapat diatasi, maka dengan sendirinya, penyebab

ketiga akan bisa dihindari. Untuk menyudahi konflik yang terjadi, dan

kemungkinan terjadinya konflik dikemudian hari, Firman mengingatkan

para kader PPP untuk secara sadar menyelesaikan persoalan dengan

merujuk ke AD/ART partai serta menguatkan ikatan ideologis kader

PPP.68

Dampak dari konflik PPP ini tentu sangat banyak. Dalam

penelitian ini, penulis membatasi dampak dari konflik yaitu perombakan

struktur pimpinan fraksi di DPR dan terganggunya konsolidasi PPP

menjelang Pilkada serentak 2015 dan 2017.

a. Implikasi Konflik Internal PPP Terhadap Fraksi di DPR

67

Wawancara dengan Cecep Agus (Pengurus DPP PPP Ketua Departemen 2016-2021), Jakarta, 9 Agustus 2018. 68

Firman Noor, “Leadership and Ideological Bond: PPP and Internal Fragmentation in Indonesia”, dalam Jurnal

Islamika, Vol. 23. No. 1, tahun 2016, 95.

Page 83: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Konflik internal parpol, seperti dijelaskan Moshe Maor terjadi

karena kompleksitasnya sebagai sebuah organisasi yang di dalamnya

terdiri dari banyak faksi. Perbedaan pendapat yang terjadi di tingkat

pusat sebuah parpol biasanya berimplikasi pada fraksi yang ada di

parlemen. Konflik di kepengurusan tingkat pusat parpol, memberi

implikasi para wakil mereka di parlemen. Menurut Moshe Maor, konflik

juga dapat terjadi kebalikannya, yaitu adanya kebijakan di parlemen

yang justru membuat konflik di internal parpol tingkat pusat. Kondisi ini

sedikit banyak mengganggu kinerja anggota parpol di parlemen.69

Konflik yang terjadi di PPP, merujuk penjelasan Maor di atas,

membawa dampak buruk bagi kinerja DPR. Bersamaan dengan konflik

PPP, Partai Golkar juga mengalami hal yang sama. Konflik keduanya

menyebabkan kinerja anggota DPR dari PPP dan Golkar tidak

maksimal, terutama menyangkut pembagian alat kelengkapan dewan

dan komposisi pimpinan fraksi.70

Konflik PPP berimplikasi pada

struktur fraksi PPP di DPR. Fraksi PPP kerap merombak struktur fraksi

sehingga anggota fraksi PPP pun terbelah di DPR. Menurut Irgan, hal itu

membuat kinerja fraksi PPP tidak efektif.71

Moshe Maor dalam bukunya berjudul “Parties, Conflicts and

Coalitions in Western Europe” mengemukakan hasil risetnya terhadap

parpol diberbagai negara-negara Eropa Barat. Riset Maor menyebutkan

bahwa penentuan koalisi (di parlemen) memberi pengaruh besar

terhadap terjadinya konflik internal parpol. Adanya tawar-menawar yang

dilakukan elit parpol di parlemen menyebabkan rentan terhadap konflik

internal. Kondisi seperti temuan riset Maor tersebut terjadi dalam

konteks konflik internal PPP.72

Konflik internal PPP saat itu memang berada dalam posisi pelik,

terutama menyangkut posisi mereka di parlemen. Terdapat dua kubu di

PPP: satu kubu (Romy) berkoalisi dengan Koalisi Indonesia Hebat

69 Moshe Maor, Political Parties and Party System, (London: Routledge, 1997), 175-180

70 “DPR Makin Bopeng Kalau Partai Berantem Terus”, dalam Rakyat Merdeka, 11 Desember 2014, 7

71 “Konflik Internal PPP Ganggu Kerja Fraksinya di DPR” diunduh dari:

http://politik.news.viva.co.id/news/read/749915-konflik-internal-ppp-ganggu-kerja-fraksinya-di-dpr, pada

23/5/2017. 08.50 wib. 72

Moshe Maor, Parties, Conflicts and Coalitions in Western Europe: Organisational Determinants of Coalition

Bargaining, (USA and Canada: Routledge, 1998), 144.

Page 84: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

(KIH) bersama PDI-P, Nasdem, dan satu kubu lain (Surya-Djan)

merapat dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Di awal periode parlemen

2014-2019 memang terjadi ketegangan dan saat itu KMP menguasai

parlemen sehingga berusaha menarik PPP untuk bisa bergabung

seluruhnya. Oleh sebab itu, kubu PPP Romy terus “diburu” dan

dipengaruhi agar bergabung dengan KMP. Hal yang sama juga

dilakukan KIH.

Konflik internal PPP di DPR pada titik tertentu memperburuk citra

parpol yang bersangkutan dan lembaga DPR. Salah satu kejadian yang

cukup menyita perhatian publik adalah saat ketua fraksi PPP versi Romy

membanting meja pada rapat paripurna DPR. Rapat paripurna saat itu

dengan agenda pembacaan susunan anggota komisi dan alat

kelengkapan dewan. Hazrul tidak menerima ajuan fraksi PPP versi

Suryadharma Ali yang saat itu disampaikan oleh Epriyadi Asda. Hazrul

pun memprotes keputusan ketua DPR Agus Hermanto yang menutup

sidang tanpa mengindahkan interupsinya. Hazrul saat itu menyampaikan

bahwa DPP PPP yang resmi adalah di bawah pimpinan Ketua Umum

Romy, bukan Suryadharma Ali.73

Hazrul sangat kecewa dengan pimpinan rapat, Agus Hermanto. Ia

menyebut Agus sebagai pimpinan yang tidak layak pemimpin rapat.

Seharusnya Agus memerhatikan setiap anggota yang hendak

menyampaikan pendapat, interupsi. Hazrul pun berharap agar Agus

belajar memimpin rapat.74

Dualisme kepemimpinan PPP berdampak serius pada susunan

pimpinan fraksi di DPR. Pada tanggal 10 Juni 2015, anggota fraksi PPP

kubu Romy mendatangi ruang Ketua DPR untuk menuntut tindakan

ketua DPR yang menyatakan bahwa pimpinan fraksi PPP adalah

Epriyadi Asda yang merupakan kubu Djan. Asrul Sani dari kubu Romy

73

“Ketua Fraksi PPP kubu Romi banting meja di ruang paripurna DPR”, diunduh dari:

https://www.merdeka.com/politik/ketua-fraksi-ppp-kubu-romi-banting-meja-di-ruang-paripurna-dpr.html, pada 23/5/2017. 08.50 wib. 74

A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 50

Page 85: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

menyatakan bahwa penunjukan Epriyadi tidak disetujui oleh anggota

FPPP, dari 38 anggota, 25 anggota menyatakan menolak Epriyadi.75

Sejak mulai konflik pada 2014 hingga 2016, tercatat sudah tiga

kali pergantian ketua fraksi PPP di DPR, yaitu: Hazrul Azwar, Epriyadi

Asda dan Dimyati Nanakusuma. Pertama, Hazrul Azwar. Penunjukan

ini didasarkan pada surat DPP PPP No. 1399-A/KPTS/DPP/X/2014

tentang Penetapan Susunan Personalia Pimpinan Fraksi PPP DPR RI

periode 2014-2019. Kedua, Epriyadi Asda. Penunjukan Epriyadi

didasarkan pada surat DPP PPP No. 1382/KPTS/DPP/X/2014 tentang

Pimpinan Fraksi PPP DPR RI. Ketiga, Dimyati Natakusuma.

Penunjukan ini didasarkan pada putusan DPP PPP hasil Muktamar

Jakarta. Terhadap SK penunjukan Hazrul, Pimpinan DPR RI tidak

pernah memproses. Sedangkan terhadap SK penunjukan Epriyadi Asda,

Pimpinan DPR menindaklanjuti dengan dikelurkannya SK Pimpinan No.

83/PIMP/III/2014-2015.76

Hingga penulis penuliskan penelitian ini

(pada tahun 2017), ketua fraksi PPP dijabat oleh Reni Malinawati.

“Gonta-ganti” komposisi fraksi PPP di DPR dapat dipastikan

mengganggu kinerja wakil rakyat dari PPP. Anggota fraksi PPP

menemui kesulitan seperti: pengurusan administrasi anggota; pengajuan

kunjungan-kunjungan yang dilakukan anggota karena harus persetujuan

ketua fraksi; serta penentuan juru bicara jika dalam rapat terdapat

pandangan fraksi.

b. Konflik Internal PPP Pada Pilkada Serentak 2015, 2017 dan

2018

Menjelang Pilkada serentak 2015, akibat dualisme kepemimpinan

di tubuh PPP, konflik internal semakin tajam. Terlebih, PPP terancam

absen dalam hajatan Pilkada 2015. Oleh sebab itu, untuk memastikan

75

“Minta Penjelasan, Anggota F-PPP Kubu Romy "Geruduk" Ruang Ketua DPR”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/10/15584231/Minta.Penjelasan.Anggota.F-

PPP.Kubu.Romy.Geruduk.Ruang.Ketua.DPR, diakses pada 4/7/2017. 10.50 wib. 76

A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 50

Page 86: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

PPP menjadi peserta Pilkada 2015, kedua kubu (Djan dan Romy)

mendatangi KPU untuk berkonsultasi.77

Jika mengacu pada UU Partai Politik, parpol yang bisa mengusung

calon kepala daerah di Pilkada adalah kepengurusan parpol yang diakui

pemerintah (dalam hal ini Kemenkumham). Pengakuan itu didasarkan

dengan SK Menteri Hukum dan HAM. Dalam konteks konflik PPP, SK

tersebut sedang disengketakan di Pengadilan Tata Usaha Negara

(PTUN). Masalah ini muncul ketika Menkumham mengeluarkan SK

kepengurusan PPP kubu Romy sehari setelah dilantik.

Menurut Fadli Ramadhanil, dalam konteks penerbitan SK

pengurus PPP, Menkumham telah membuat “kecerobohan” karena tidak

meninjau terlebih dahulu apakah dalam parpol yang bersangkutan

terdapat perselisihan atau tidak. Hal ini seperti diamanatkan dalam UU.

No. 2 tahun 2011, “Dalam hal terjadi perselisihan kepengurusan Partai

Politik hasil forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Politik,

pengesahan perubahan kepengurusan belum dapat dilakukan oleh

Menteri sampai perselisihan terselesaikan”.78

Agar PPP dapat mengikuti Pilkada 2015, DPR dengan Pemerintah

menggelar rapat di Komisi II dan mencarikan solusi agar partai yang

bersengketa dapat mengikuti Pilkada. Karena hal tersebut tidak di atur

dalam UU No 8 tahun 2015, maka Peraturan KPU (PKPU) harus

mengaturnya.79

Terkait dengan parpol yang bersengketa, KPU tegas

pada pendirian bahwa hanya akan mengakui parpol yang mengantongi

SK terakhir dari pemerintah.80

Jika PKPU tidak mengakomodir kepesertaaan parpol yang

berkonflik atau bersengketa di PTUN, PPP mengancam melakukan uji

77 “PPP dan Golkar Terancam Tak Bisa Ikut Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/17/08012851/PPP.dan.Golkar.Terancam.Tak.Bisa.Ikut.Pilkada, diakses

pada 4/7/2017. 10.35 wib 78

Fadli Ramadhanil, “Catatan Proses Pencalonan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2015 dan Sengketa Kepengurusan Partai Politik”, dalam Jurnal Pemilu dan Demokrasi, edisi 8, April 2016, 73 79

“DPR Ingin Peraturan KPU Akomodasi Partai yang Bersengketa”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/17/18461821/DPR.Ingin.Peraturan.KPU.Akomodasi.Partai.yang.Bersengk

eta, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib 80

“Terkait Parpol Bersengketa, KPU Tegaskan Hanya Akui SK Terakhir Menkumham”, http://nasional.kompas.com/read/2015/06/03/21403431/Terkait.Parpol.Bersengketa.KPU.Tegaskan.Hanya.Akui.SK.

Terakhir.Menkumham, diakses pada 4/7/2017. 10.50 wib.

Page 87: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

materi ke MA. PPP berpandangan bahwa KPU jangan membatasi

kepesertaan PPP yang sedang dalam upaya islah.81

Pada Pilkada 2015,

kubu Romy mengklaim kepengurusannya adalah sah untuk mengikuti

Pilkada. Ia terus melakukan upaya konsolidasi pengurus hingga tingkat

Kabupaten/Kota.82

Ketidakpastian boleh tidaknya kader PPP ikut Pilkada serentak

2015 ditanggapi oleh Djan. Ia mengatakan jika hingga batas waktu

pencalonan dan PPP ditolak, maka kader-kader PPP akan dititipkan ke

parpol lain. Lebih lanjut, Djan memprioritaskan agar kader PPP bisa ikut

dengan “numpang” parpol yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih

(KMP).83

Niat Djan yang akan menitipkan kadernya di Gerindra dalam Pilkada

Serentak 2015 disambut positif oleh Gerindra. Desmond J. Mahesa,

Ketua DPP Gerindra menyampaikan terbuka dengan niat Djan karena di

daerah tertentu mungkin kader Gerindra bukan yang terbaik. Sebaliknya,

bisa jadi kader PPP adalah terbaik di daerah tersebut, sehingga ini saling

menguntungkan baik Gerindra maupun PPP.84

Mantan Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali juga menyatakan jika

PPP tidak bisa ikut Pilkada karena sengketa, maka kadernya bisa

dititipkan ke parpol lain.85

Meski Djan dan Surya “merestui” kader PPP

menumpang parpol lain, sebetulnya kebijakan itu tidak dikehendaki oleh

81 “PPP Ancam Uji Materi atas Peraturan KPU Jika Tak Bisa Ajukan Calon di Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/17/23442261/PPP.Ancam.Uji.Materi.atas.Peraturan.KPU.Jika.Tak.Bisa.Aj

ukan.Calon.di.Pilkada, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib 82

“Yakin Kepengurusannya Sah, PPP Kubu Romy Buka Pendaftaran Pilkada”, http://regional.kompas.com/read/2015/04/20/15274811/Yakin.Kepengurusannya.Sah.PPP.Kubu.Romy.Buka.Pendaf taran.Pilkada, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib 83

Sikap dan pernyataan Djan ini dibenarkan oleh Suudi. Menurutnya, PPP versi Djan dipastikan tidak bisa ikut

Pilkada karena tidak punya SK Kemenkumham. Hal itulah yang menyebabkan keinginannya untuk “titip kader” ke

parpol lain. Wawancara dengan Suudi (Pengurus DPP PPP Departemen Hubungan antar Ormas dan Lembaga 2016-

2021), Jakarta, 23 Agustus 2017. 84

“Gerindra Siap Usung Kader PPP Djan Faridz Saat Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/03/12053781/Gerindra.Siap.Usung.Kader.PPP.Djan.Faridz.Saat.Pilkada,

diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib 85

“Suryadharma Tak Masalah jika Kader PPP Dititipkan ke Parpol Lain Saat Pilkada”, http://nasional.kompas.com/read/2015/06/08/14253901/Suryadharma.Tak.Masalah.jika.Kader.PPP.Dititipkan.ke.Par

pol.Lain.Saat.Pilkada, diakses pada 4/7/2017. 10.50 wib.

Page 88: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

banyak kader. Menurut Dini Muntari, apa yang dilakukan oleh Djan dan

Surya itu semata karena kepentingan taktis dan politis saja.86

Dalam menyelesaikan sengketa parpol, Menkumham, Yassona

Laoly mengaku kesulitan. Ketika ia berusaha secepat mungkin

menyelesaikan, ia pun dianggap berpihak. Padahal ia berupaya cepat

agar parpol yang bermasalah segera selesai dan melakukan konsolidasi

persiapan Pilkada serentak 2015.87

Setelah melalui perdebatan panjang terkait apakah parpol

bersengketa dapat mengusung paslon dalam Pilkada serentak 2015,

akhirnya KPU memutuskan bahwa parpol bersengketa juga dapat

mengusung calon. Adapun parpol bersengketa disyaratkan mengajukan

satu paslon yang sama di daerah tertentu. Apabila terdapat paslon

berbeda maka pencalonannya dianulir KPU.88

Langkah KPU yang

membolehkan parpol bersengketa ikut Pilkada adalah upaya mencari

terobosan hukum. Disatu sisi, keputusan ini mencoba menjaga

konstitusi, dan disisi lain memerhatikan kepentingan parpol. Keputusan

ini diambil setelah ada pertemuan antara pemerintah, penyelenggaran

Pemilu, dan perwakilan parpol.89

Menkumham, Yasonna Laoly juga menegaskan hal yang sama,

bahwa parpol yang sedang sengketa di pengadilan masih bisa ikut dalam

Pilkada, tetapi harus mencalonkan satu paspol. Ini dimaksudkan sebagai

“islah terbatas” dan diharapkan dapat tercapai islah sesungguhnya pasca

Pilkada.90

Keputusan KPU yang meloloskan parpol bersengketa ikut Pilkada

sangat disayangkan oleh beberapa kalangan. Titi Anggraini, Direktur

Eksekutif Perludem menyayangkan keputusan KPU tersebut.

86 Wawancara dengan Dini Muntari (Pengurus DPP PPP Wasekjend Bidang Politik, Pemerintahan dan Pemda 2016-

2021), Jakarta, 23 Agustus 2017. 87

“Menkumham Merasa Jadi Tumbal dalam Konflik Golkar-PPP”, http://nasional.kompas.com/read/2015/05/04/13472571/Menkumham.Merasa.Jadi.Tumbal.dalam.Konflik.Golkar- PPP, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib 88

“KPU Izinkan Dua Kubu di Golkar dan PPP Usung Calon Bersama Saat Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/07/09/19112351/KPU.Izinkan.Dua.Kubu.di.Golkar.dan.PPP.Usung.Calon.Be

rsama.Saat.Pilkada, diakses pada 4/7/2017. 10.50 wib 89

“Keluarga Petahana dan Bekas Narapidana Bisa Ikut Pencalonan di Pilkada”, dalam Majalah Suara KPU, edisi Juli-Agustus 2015, 45 90

“Menkumham Melunak, Usulkan Islah Terbatas Calon Kepala Daerah”, dalam Rakyat Merdeka, 9 Juli 2015, 3

Page 89: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Menurutnya UU parpol tidak mengenal dualisme kepengurusan. Oleh

sebab itu, keputusan KPU janggal.91

Hal serupa juga dikemukakan Fadli.

Menurutnya keputusan KPU yang membuka kesempatan parpol

bersengketa ikut dalam Pilkada telah merusak kemandirian KPU itu

sendiri. Hal ini disebabkan KPU tidak berdiri mandiri karena dalam

menyusun PKPU “disetir” oknum dari parpol yang bersengketa agar

tetap dapat diikutkan dalam Pilkada. Ketentuan yang diatur KPU juga

mencederai prinsip pelembagaan parpol yang hanya mengenal satu

kepengurusan.92

Keputusan KPU yang menyatakan bolehnya parpol bersengketa

mengikuti Pilkada adalah keputusan yang gegabah. KPU, menurut I

Gusti Putu Artha yang juga mantan komisioner KPU, menganggap

putusan tersebut “tak bernyali” untuk menghadapi konflik. Putu

menyontohkan saat ia menjadi anggota KPU, ia “mengalahkan” kubu

Gus Dur dan “memenangkan” kubu Muhaimin Iskandar. Akibat putusan

KPU itu, kantor KPU didemo oleh Banser NU.93

Menyikapi keputusan ini, kubu Romy dan PPP merasa dirugikan.

Adanya PKPU yang membolehkan parpol bersengketa ikut Pilkada

membuat munculnya DPW dan DPD baru. Banyak bersemai DPW dan

DPD “tandingan”.94

Romy secara tegas menyebut PKPU ini telah

memecah belah PPP. Dengan nada kecewa ia mengemukakan:

“Saya mengucapkan terima kasih kepada KPU yang telah berhasil

memecah PPP secara struktural hingga tingkat kabupaten/kota dengan

adanya PKPU nomor 12 tahun 2015. Padahal sudah sejak awal saya

jelaskan bahwa di sebelah (kubu Djan Fariz) tidak memiliki struktural

apa-apa. Dengan adanya PKPU ini kita justru terpecah gak karu-karuan

sampai tingkat kabupaten/kota. Itulah saya ucapkan terimakasih kepada

KPU dan DKPP yang telah menghancurkan PPP. Kami yakin atas dasar

91 “Loloskan Partai Berkonflik, KPU Dinilai Langgengkan Dualisme Parpol”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/07/13/10240921/Loloskan.Partai.Berkonflik.KPU.Dinilai.Langgengkan.Duali

sme.Parpol, diakses pada 4/7/2017. 11.05 wib 92

Fadli Ramadhanil, “Catatan Proses Pencalonan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2015 dan Sengketa Kepengurusan Partai Politik”, dalam Jurnal Pemilu dan Demokrasi, edisi 8, April 2016, 81 93

“Loloskan Partai Berkonflik, Mantan Komisioner Sebut KPU Cari Aman”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/07/13/16444061/Loloskan.Partai.Berkonflik.Mantan.Komisioner.Sebut.KPU.

Cari.Aman, diakses pada 4/7/2017. 11.05 wib 94

A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 55

Page 90: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Undang-Undang mana pun yang kami lakukan ini benar dan PKPU

Nomor 12 tahun 2015 itu lah yang salah. Salah berpikir, salah konsep

dan sesat menyesatkan.”95

Sementara itu, Menkopolhukam saat itu, Tedjo melihat konflik parpol

menunjukkan ketidakseriusannya dalam mengikuti Pilkada serentak

2015. Ia menyayangkan polemik tersebut dan berharap parpol segera

menyudahi.96

Masalah dualisme kepengurusan baik di PPP dan Golkar

juga ditanggapi serius oleh Kapolri Badrodin Haiti. Menurutnya, konflik

kepengurusan di tingkat Pusat juga dapat terjadi di daerah.97

Carut marut PPP menjelang Pilkada 2015 menurut Gun Gun

Heryanto menunjukkan buruknya manajemen penyelesaian konflik

internal. Konflik yang justru semakin kompleks itu juga menunjukkan

kegagalan komunikasi politik para elit intra PPP. Dengan menggunakan

istilah lain, Gun Gun menyebut konflik PPP pada “zona berbahaya”.98

Untuk mengantisipasi terjadi kasus yang sama dalam pelaksanaan

Pilkada selanjutnya, menurut Fadli, pencalonan kepala daerah tidak

harus meminta persetujuan pimpinan parpol tingkat pusat. Pencalonan

kepala daerah cukup mendapat persetujuan dari pengurus parpol tingka

provinsi atau kabupaten/kota. Hal ini juga dimaksud mendorong

demokratisasi internal parpol di level daerah. Saat ini, pencalonan

cenderung sentralistik sesuai persetujuan pengurus pusat parpol. Karena

yang dimaksud adalah persetujuan, maka sifatnya mengikat. Pimpinan

pusat parpol cukup diberitahu oleh pengurus daerah terkait calon kepala

daerah yang dicalonkan.99

Menjelang Pilkada serentak 2017, konflik dualisme yang belum

kunjung usai kembali menyulut pertentangan. Pertentangan itu muncul

terutama tentang sikap PPP dalam memberikan dukungan di Pilgub DKI

95 A. Baidowi dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah Autobiografi Partai, 58

96 “Menteri Tedjo: Konflik Tak Selesai, Berarti Partai Tak Mau Ikut Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/05/29/08542521/Menteri.Tedjo.Konflik.Tak.Selesai.Berarti.Partai.Tak.Mau.I kut.Pilkada, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib 97

“Kapolri: Dualisme Partai Berpotensi Timbulkan Konflik di Daerah”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/05/04/16572101/Kapolri.Dualisme.Partai.Berpotensi.Timbulkan.Konflik.di.D

aerah, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib 98

Gun Gun Heryanto, “Petaruhan Politik PPP” dalam Opini Sindo, 22 Juni 2015. 99

Fadli Ramadhanil, “Catatan Proses Pencalonan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2015 dan Sengketa

Kepengurusan Partai Politik”, dalam Jurnal Pemilu dan Demokrasi, edisi 8, April 2016, 77

Page 91: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Jakarta. Kubu Romy memberikan dukungan ke pasangan Agus

Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni bersama koalisi parpol lain

(Partai Demokrat, PKB, PAN). Sedangkan kubu Djan memberikan

dukungan kepada pasangan Basuki T. Purnama-Djarot Hidayat (Ahok-

Djarot) bersama PDI-Perjuangan, NasDem, Hanura dan Golkar.100

Djan

sendiri memanfaatkan Kantor DPP PPP sebagai tempat deklarasi

mendukung Ahok-Djarot. Kubu Djan juga tak menapik bahwa dukungan

itu sebagai upaya mendapat simpati dari Presiden Joko Widodo (yang

merupakan kader PDI-Perjuangan). Dengan bekal putusan MA yang

menyatakan kepengurusannya yang sah, Djan yakin tidak

dipermasalahkan oleh Penyelenggara Pemilu.101

Menurut Mohammad Adam terdapat tiga dampak internal dari

konflik PPP, yaitu:

Pertama, terganggunya kinerja anggota legislatif. Kader parpol yang saat

ini sedang menduduki kursi legislatif akan sulit bekerja karena dampak

domino dari konflik tersebut. Masalah ini juga bisa berimbas pada

perpecahan kekuatan fraksi di parlemen. Kedua, terganggunya

konsentrasi parpol dalam menghadapi pilkada. Dengan adanya konflik

internal tersebut, konsentrasi parpol dalam upaya menguasai ranah lokal

akan terhambat. Bahkan dengan adanya dualisme kepengurusan parpol

akan semakin mempersulit jalannya demokrasi elektoral di tingkat lokal

saat pelaksanaan Pilkada Serentak. Ketiga, hilangnya kepercayaan publik

terhadap parpol. Ini sudah menjadi konsekuensi logis. Tindakan buruk

yang tercermin dari gerak langkah parpol tentu akan semakin

memperburuk citra publik terhadap parpol. Tingkat kepercayaan publik

terhadap parpol ataupun elit parpol akan hilang. Tentu ini sangat

merugikan bagi parpol, karena akan kehilangan konstituennya.102

Para kader PPP menyadari bahwa konflik yang terus berlangsung tidak

hanya merugikan mereka di Pilkada, tetapi juga menurunnya

kepercayaan publik terhadap PPP. Kepercayaan publik yang menurun

100 Lihat peta dukungan paspol dalam: Komisi Pemilihan Umum (KPU), Evaluasi Penyelenggaraan Pemilihan

Serentak Tahun 2017, Materi ini disampaikan pada Rapat Kerja evaluasi Pilkada Serentak 2017 di Komisi II DPR

RI, 21 Maret 2017. 101

“PPP Kubu Djan Faridz Akui Dukung Ahok agar Dapat Pengakuan Jokowi”,

http://nasional.kompas.com/read/2016/10/12/20030241/ppp.kubu.djan.faridz.akui.dukung.ahok.agar.dapa

t.pengakuan.jokowi, diakses pada 12/7/2017. 10.29 wib 102

“Mencermati Golkar dan PPP Mengelola Konflik”, http://telusur.metrotvnews.com/news-telusur/nN971pGk- mencermati-golkar-dan-ppp-mengelola-konflik, diakses pada 31/7/2017. 13.27 wib

Page 92: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

terhadap PPP dianggap sebagai kerugian terbesar atas terjadinya konflik.

Selama ini PPP membangun citra “sebagai rumah besar umat Islam”,

tapi semua itu akan rusak dengan konflik yang ditunjukkan elit parpol.

PPP dianggap tidak mampu mengurus umat.103

Menjelang pendaftaran pasangan calon pada Pilkada serentak

2018, PPP belum solid dan masih terjadi konflik dalam dukungan

pencalonan. Kubu Romy di Pilkada Jawa Tengah mendukung

Pencalonan Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimun Zubair (Gus Yasin).

Gus Yasin sendiri merupakan putra dari KH. Maimun Zubair, Ketua

Majelis Syariah PPP dan tokoh yang disegani di kalangan warga NU.104

Sedangkan kubu Djan yang permohonan kasasinya telah ditolak MA

juga bersikukuh mengajukan calon. Di Pilkada Jateng 2018 ini, kubu

Djan mendukung Sudirman Said yang juga telah mendapat dukungan

partai Gerindra dan PKS.105

Mengenai dukungan PPP kubu Djan, Sekjend PPP kubu Romy,

Asrul Sani menyayangkan sikap Djan yang bersikeras mengajukan

dukungan lain di Pilkada Jateng. Asrul juga merasa “kasihan” kepada

Sudirman yang mendapat dukungan dari partai yang tidak memiliki

legalitas (SK) dari Pemerintah. Asrul menambahkan bahwa kubu Djan

semakin ditinggalkan loyalisnya.106

Kondisi PPP kubu Romy sendiri juga dikabarkan tidak solid

dengan keputusan partai dalam mengusung calon di Pilkada. Sebagi

contoh Pilkada di Sumut, PPP memutuskan berkoalisi dengan PDIP

yang mencalonkan Djarot Saiful Hidayat (sebagai Calon Gubernur).

Meski demikian, PPP tidak menyodorkan kadernya mendampingi

kandidat yang diusung PDIP. Pola koalisi ini menyulut konflik internal

103 Wawancara dengan Cecep Agus (Pengurus DPP PPP Ketua Departemen 2016-2021), Jakarta, 2 Agustus 2017

104 “Pencalonan Kandidat Gubernur-Wakil Gubernur di Pilkada 2018”, dalam Kompas, 8 Januari 2018, 4. Lihat pula

dalam: “Pilkada Jawa Tengah, PPP Usung Pasangan Ganjar-Gus Yasin”,

http://nasional.kompas.com/read/2018/01/07/15365981/pilgub-jawa-tengah-ppp-usung-pasangan-ganjar-gus-yasin,

diakses pada 8/1/2018. 10.39 wib 105

“Meski Tak Kantongi SK Menkumham, Djan Faridz Janjikan Dukung Sudirman Said di Pilkada Jateng”,

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/21/meski-tak-kantongi-sk-menkumham-djan-faridz-janjikan-dukung-

sudirman-said-di-pilkada-jateng, diakses pada 8/1/2018. 10.39 wib 106

“Dari Dukung Sudirman Said Sampai Tolak Jokowi”, dalam Solo Pos, 8 Januari 2018, 3. Lihat pula dalam: “Arsul: Kasihan Sudirman Said Didukung PPP yang Tak Punya Legitimasi”, https://news.detik.com/berita/d-

3803121/arsul-kasihan-sudirman-said-didukung-ppp-yang-tak-punya-legitimasi, diakses pada 8/1/2018. 10.55 wib

Page 93: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

PPP terutama di tingkat pengurus DPW. Para pengurus DPW memprotes

kebijakan DPP PPP, dengan melakukan aksi membakar foto Romy.107

Pada Pilkada 2018 PPP menorehkan prestasi yang cukup baik

terutama di Pilgub di Pulau Jawa (Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa

Timur). Berdasarkan hasil penghitungan sementara Komisi Pemilihan

Umum (KPU), paslon yang diusung PPP memenangi Pilgub. Di Jawa

Barat, kader PPP UU Ruzhanul Ulum (Cawagub) yang mendampingi

Ridwan Kamil (Cagub) mengungguli paslon lainnya. Di Jawa Tengah,

kader PPP, Taj Yasin (Cawagub) yang mendampingi Ganjar Pranowo

(Cagub) mengungguli paslon lain Sudirman Said-Ida Fauziyah. Di Jawa

Timur, paslon yang diusung PPP, Khofifah Indar Parawansa (Cagub)-

Emil Dardak (Cawagub) juga mengungguli paslon Saifullah Yusuf-Puti

Guntur Sukarno.108

Seiring berjalan waktu, kubu Djan tampaknya semakin tidak punya

daya tawar dan mengukuhkan eksistensinya. Pasalnya pada 2018 ini

dilakukan verifikasi faktual parpol peserta Pemilu 2019. Dan, KPU

sendiri tidak memverifikasi PPP kubu Djan, melainkan PPP kubu

Romy.109

Verifikasi itu sendiri dilakukan di Kantor DPP PPP di Jalan

Diponegoro Menteng Jakarta, bukan di Kantor DPP PPP di Tebet yang

biasa digunakan kubu Romy selama terjadi konflik PPP. Hal ini

menegaskan bahwa konflik PPP sepertinya menemukan titik temu untuk

diakhiri.

Selain berdampak pada perombakan fraksi di DPR dan

terganggunya persiapan Pilkada, PPP juga mengalami tersendatnya

bantuan parpol tahunan baik ditingkat pusat (DPP) maupun daerah

(DPW dan DPD). Salah satu DPD yang merasakan dampak tersebut

adalah DPD PPP Kabupaten Demak. Karena terjadi dualisme

107 Foto Romy dengan jelas dibakar oleh oknum kader. Lihat dalam: “Ada Apa dengan PPP?”,

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/01/11/p2daqy440-ada-apa-dengan-ppp, diakses pada

1/2/2018. 13.38 wib 108

“Jagoan PPP Menang di Tiga Pilgub Pulau Jawa”, http://www.tribunnews.com/nasional/2018/06/27/jagoan-ppp- menang-di-tiga-pilgub-pulau-jawa, diakses pada 3/7/2018. 11.55 wib 109

“Usai Tiga Tahun Konflik, PPP Lolos Verifikasi Faktual”, https://www.viva.co.id/berita/politik/1001814-usai-

tiga-tahun-konflik-ppp-lolos-verifikasi-faktual, diakses pada 1/2/2018. 13.38 wib

Page 94: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kepengurusan, maka dana bantuan untuk parpol ditunda

penyalurannya.110

Uraian tentang dampak konflik dualisme kepengurusan PPP di atas

menunjukkan bahwa konflik sangat kuat ditengarai dengan kepentingan

politik. Selain itu, konflik internal parpol (PPP) ini telah merembet pada

persoalan politik-hukum, dan memaksa pembuat kebijakan untuk

mengatur ketentuan-ketentuan yang multitafsir. Konflik interpretasi

peraturan pun tak terhindarkan. Misalnya saja tentang kepesertaan

parpol yang sedang bersengketa di pengadilan, tetap dapat menjadi

peserta Pilkada.

Konflik dualisme kepengurusan PPP seperti dijelaskan di atas

mengundang keprihatitan baik kader maupun non kader. Wasekjen PPP

versi Muktamar Surabaya Qoyum Abdul Jabar menyebutkan bahwa

konflik dualisme kepemimpinan ini terjadi sejak tahun 2014 berawal

dari Mukernas 21-22 Februari 2012 di Lirboyo Kediri. Saat itu, PPP

mengusulkan untuk mendukung Jusuf Kalla di Pilpres 2014. Kalla

sendiri tidak menjadi Capres, tapi menjadi Cawapres dari Jokowi.

Puncak konflik tersebut adalah ketika Suryadharma hadir dalam

kampanye Gerindra untuk mendukung pencapresan Prabowo.111

Konflik panjang dan munculnya dualisme kepemimpinan di PPP

diakui sendiri oleh kader-kadernya memperburuk citra partai. Politisi

PPP Amir Uskara tidak menampik bahwa konflik PPP telah membuat

image partainya buruk baik di mata kader bahkan masyarakat.112

Pihak “Istana” Presiden menolak ikut campur terhadap konflik

parpol yang berujung dualisme kepemimpinan yang menimpa PPP.113

Menyikapi masalah konflik PPP ini, Wapres Jusuf Kalla membuka diri

110 “Dana Banpol Golkar dan PPP Belum Cair”, https://radarsemarang.com/2016/01/08/dana-banpol-golkar-dan-

ppp-belum-cair/, diakses pada 31/7/2017. 14.23 wib 111

“Politisi PPP Ungkap Kronologi Perpecahan di Partainya”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/13/01233651/Politisi.PPP.Ungkap.Kronologi.Perpecahan.di.Partainya,

diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib 112

“Perseteruan Berlarut, Calon Ketua Umum Akui Citra PPP Buruk” diunduh dari:

http://www.cnnindonesia.com/politik/20160409121611-32-122746/perseteruan-berlarut-calon-ketua-

umum-akui-citra-ppp-buruk/, pada 23/5/2017. 08.50 wib. 113

“Istana: Presiden Tidak Mau Ikut Campur Masalah Internal Partai”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/05/20/19121131/Istana.Presiden.Tidak.Mau.Ikut.Campur.Masalah.Internal.Pa

rtai, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib

Page 95: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

jika pihak PPP memintanya untuk mendamaikan pihak yang

berkonflik.114

Konflik dualisme kepengurusan ini betul-betul menghambat proses

konsolidasi partai. Dampak dari konflik tersebut adalah carut marutnya

struktur kepartaian dari pusat hingga daerah. Konflik dualisme

kepengurusan PPP sejak awal berdambak buruk pada kader. Aksi saling

pecat dilakukan antarkubu, Surya dan Romy. Pada Selasa 9 September

2014 misalnya, rapat harian terbatas PPP memutuskan memecat Surya.

Disisi lain, Surya kemudian mengeluarkan putusan No.

1358/KPTS/DPP/P/IX/2014 tentang pemberhentian 15 pengurus DPP.115

Saling pecat antarkubu dalam konflik dualisme kepengurusan PPP,

menurut Siti Zuhro berdampak pada konflik yang semakin rumit dan

panjang.116

Rangkaian konflik panjang PPP seharusnya menjadi pembelajaran

bagi internal PPP. Partai Ka’bah harus mencari sosok baru yang lebih

disegani. Selama ini, sosok KH. Maimun Zubair dianggap paling

berpengaruh dan disegani. Tetapi dalam kasus konflik PPP, sosok KH.

Maimun tidak begitu diindahkan. Dalam kasus Muktamar VIII Pondok

Gede, meski KH. Maimun menghadiri dan meminta kader PPP patuh

pada putusan partai, kubu Djan ternyata menolak. Hal tersebut

menunjukkan bahwa karisma KH. Maimun sudah perlahan pudar.117

Meski dilanda konflik hebat, para kader optimis bahwa PPP akan

tetap bersatu dan tidak ada parpol baru pecahan PPP. Syarat

keikutsertaan Pemilu yang cukup berat membuat kader berpikir ulang

untuk keluar PPP dan membuat parpol baru. Selain itu, biaya

114 “Jika Diminta, JK Siap Damaikan Konflik PPP”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/01/11421781/Jika.Diminta.JK.Siap.Damaikan.Konflik.PPP, diakses pada

4/7/2017. 10.35 wib 115

“Suryadharma Vs Romi Saling Pecat, Ini Aturan di AD ART PPP”,

http://news.detik.com/berita/2689299/suryadharma-vs-romi-saling-pecat-ini-aturan-di-ad-art-ppp, pada

12/7/2017. 08.50 wib. 116

“Konflik PPP Bisa Panjang Jika Masing-masing Kubu Saling Mengklaim Islah”,

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/22/konflik-ppp-bisa-panjang-jika-masing-masing-

kubu-saling-mengklaim-islah, pada 12/7/2017. 08.50 wib. 117

“PPP Dinilai Tak Punya Sosok Perekat yang Mampu Rangkul Semua Kader”, http://nasional.kompas.com/read/2016/04/11/11062021/PPP.Dinilai.Tak.Punya.Sosok.Perekat.yang.Mampu.Rangku

l.Semua.Kader, diakses pada 4/7/2017. 12.25 wib

Page 96: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

membentuk partai baru cukup besar. Konflik yang terjadi di PPP ini

dimotori oleh “kader-kader baru” yang tidak paham seluk beluk PPP.118

Menurut Dini Muntari, bagi para kader yang telah lama

berkecimpung di PPP, konflik internal sebetulnya hal yang lumrah.

Umur PPP sebagai parpol yang cukup lama dibanding parpol Islam

lainnya menjadikan PPP terbiasa menghadapi konflik. Adanya faksi-

faksi di dalamnya memang tidak bisa dinafikan sebagai sumber

munculnya konflik. Dini juga menjelaskan bahwa parpol yang tergolong

“berumur tua” tentu mengalami banyak konflik internal. Konflik juga

akan selesai pada waktunya. Namun begitu, tentu para kader berharap

agar konflik ini segera selesai karena PPP menghadapi momentum

politik seperti Pilkada serentak 2017 dan 2018 dan Pemilu serentak

2019.119

Jika melihat upaya penyelesaian konflik, sebetulnya elit PPP

berupaya keras mendamaikan pihak yang berkonflik. Para elit tidak

menghendaki konflik yang berkepanjangan sehingga membuat kerugian

bagi PPP. Para sesepuh partai ikut urun rembug menyelesaikan konflik

dan mendorong adanya islah.120

c. Konflik Internal PPP dan Lahirnya “PPP Khittah”

Sebagai partai politik Islam “tertua”, Partai Persatuan

Pembangunan (PPP) telah merasakan manis-pahit politik Indonesia.

Berbagai tekanan dan intervensi oleh rezim Orde Baru hingga konflik

internal, adalah narasi yang tak terpisahkan bagi PPP. Campur tangan

Orba saat berkuasa, membuat PPP terkungkung dan tak mampu bergerak

progresif.121

Setelah berakhir Orba, PPP dihadapkan pada munculnya

banyak parpol Islam, dan konflik internal yang menggerogoti tubuh PPP.

Kini, setelah dua dekade pascareformasi, PPP tetap berkutat dengan

konflik internal yang seolah tek berkesudahan.

118 Wawancara dengan Cecep Agus (Pengurus DPP PPP Ketua Departemen 2016-2021), Jakarta, 2 Agustus 2017

119 Wawancara dengan Dini Muntari (Pengurus DPP PPP Wasekjend Bidang Politik, Pemerintahan dan Pemda 2016-

2021), Jakarta, 23 Agustus 2017. 120

Ade Hikmatul Fauziah, “Sikap Politik Partai Persatuan Pembanguan Dalam Suksesi

Kepemimpinan Negara Pada Pemilu 2014”, dalam Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i, Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. II, No. 1 Juni 2015, 185 121

Syamsuddin Haris, PPP dan Politik Orde Baru, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1991), 8.

Page 97: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Pada dekade pertama reformasi, PPP terpecah, sebagian kelompok

tetap bernaung di PPP dan sebagian lain bergabung di Partai Persatuan

(PP). PP didirikan pada 3 Januari 1999 dan diketuai mantan Ketua

Umum PPP, Jaelani Naro. Berdirinya PP tentu memecah suara PPP di

Pemilu 1999. PP di bawah Jaelani Naro tak mampu bersaing dengan

PPP yang saat itu diketuai Hamzah Haz. Pada Pemilu 1999, PP

mendapat 1 kursi di parlemen. Selanjutnya PP tidak pernah muncul lagi

dalam kontes Pemilu.122

Selanjutnya, PPP juga dihadapkan pada konflik hebat yang

membuatnya pecah dan melahirkan parpol baru, yaitu Partai Bintang

Reformasi (PBR) pada 2003. Saat itu, ketua umum Hamzah Haz ingin

menunda pelaksanaan Muktamar V. Keinginannya itu ditolak oleh

beberapa elit PPP yang dimotori Zainuddin MZ. Mereka menghimpun

kekuatan untuk mendesak Hamzah agar melaksanakan Muktamar sesuai

aturan. Akhirnya dari konflik ini adalah munculnya PPP Reformasi yang

pada perkembangannya berubah menjadi PBR.123

Munculnya PBR juga

memecah suara PPP dalam Pemilu 2004. Saat itu, PPP sendiri

memperoleh 58 kursi parlemen. Sedangkan PBR mendapat 14 kursi.124

Pada dekade kedua reformasi, konflik PPP seperti menjadi bagian

tak terpisahkan dari jalannya roda partai berlambang Ka’bah tersebut.

Ka’bah yang menjadi simbol persatuan umum Islam tak mampu menjadi

semangat kader-kader PPP untuk tertap bersatu di “Rumah Besar Umat

Islam” itu. Konflik muncul dikarenakan perbedaan pendapat dalam

dukung-mendukung pasangan calon presiden.

Di era kepemimpinan Suryadharma Ali, ia membawa PPP

bergabung dalam koalisi mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2014.

Akan tetapi, keputusan Surya tidak diterima pengurus lain, karena

pengurus lain memberikan dukungan kepada Joko Widodo. Buntut

konflik ini terus berlanjut hingga PPP mengalami fase terburuk, yaitu

122 Tim Litbang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, (Jakarta:

Kompas Media Nusantara, 2016), 417. 123

Bahtiar Effendy, Jalan Tengah Politik Islam, (Jakarta: Ushul Press, 2005), 116. Lihat pula dalam: “PPP

Reformasi Siap Dideklarasikan”, http://news.liputan6.com/read/26138/ppp-reformasi-siap-dideklarasikan, diakses

pada 20/2/2018. 10.16 wib. 124

Tim Litbang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, 372

Page 98: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

dualisme kepengurusan. Konflik dualisme ini membuat konsolidasi PPP

terhambat dalam menghadapi Pilkada serentak 2015, 2017 hingga 2018

karena ada beberapa pengurus wilayah (DPW) yang tidak sependapat

dengan keputusan DPP PPP dalam penentuan koalisi di Pilkada.

Konflik internal PPP, juga mengakibatkan adanya beberapa kader

yang berpindah partai. Mereka yang berpindah dikarenakan kecewa

dengan konflik yang berkepanjangan. Perilaku elit yang terkesan

memburu kekuasaan (ketua umum) membuat kader hilang kepercayaan.

Semangat PPP menjadi wadah saluran aspirasi umat Islam tampaknya

sulit terwujud dalam kondisi internal yang terus berkonflik.125

Dalam kasus konflik antara Romahurmuzy dan Djan Faridz, kader

senior, Dimyati Natakusumah yang juga Sekjend PPP kubu Djan

memutuskan keluar PPP dan bergabung ke PKS. Bahkan Dimyati yang

masih menjabat sebagai Anggota DPR RI Fraksi PPP tersebut sudah

dikenalkan di lingkungan PKS sebagai bakal caleg dari PKS. Dimyati

mengakui bahwa ia bergabung dengan PKS karena memiliki visi dan

misi seperti PPP di era Orba. Ia juga tidak menutupi bahwa alasan ia

keluar dari PPP karena sudah lelah menghadapi konflik internal selama

empat tahun.126

Salah satu tokoh PPP di Aceh, Muhammad Yus juga memutuskan

hengkang dari PPP. Alasan utama keputusannya adalah karena konflik

internal yang tak kunjung selesai. Yus yang telah bergabung dengan PPP

sejak tahun 1990 akhirnya bergabung ke Partai Bulan Bintang (PBB).127

Tokoh PPP lain yang keluar adalah Ahmad Yani. Calon kandidat Ketua

Umum PPP pada Muktamar VII (2011) ini juga memutuskan bergabung

ke PBB dan mengklaim mampu membawa dua juta suara.128

125 Wawancara dengan Suudi (Pengurus DPP PPP Departemen Hubungan antar Ormas dan Lembaga 2016-2021),

Jakarta, 23 Agustus 2017. 126

“Dimyati Natakusumah Pindah ke PKS”, https://news.detik.com/berita/d-3789400/dimyati-natakusumah-pindah- ke-pks, diakses pada 8/1/2018. 11.03 wib 127

“Cerita Abu Yus, Tokoh PPP Aceh yang Pindah ke PBB”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180421215558-32-292561/cerita-abu-yus-tokoh-ppp-aceh-yang-pindah-

ke-pbb, diakses pada 11/5/2018. 14.47 wib 128

“Pindah ke PBB, Elite PPP Klaim Bisa Bawa 2 Juta Suara”, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180417173709-32-291484/pindah-ke-pbb-elite-ppp-klaim-bisa-bawa-2-

juta-suara, diakses pada 11/5/2018. 14.47 wib

Page 99: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Kader PPP yang kecewa dengan dualisme membentuk kubu baru

bernama “PPP Khittah” yang dideklarasikan pada 4 Mei 2018 di

Yogyakarta dan diketuai oleh Tamam Achda. PPP Khittah merupakan

poros baru yang berupaya mengembalikan PPP pada shirat al-mustaqim

(jalan lurus). PPP Khittah juga menegaskan bahwa mereka tetap menjadi

bagian dari PPP hasil fusi parpol Islam sebelumnya, Nahdatul Ulama,

Parmusi, Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) dan Partai Persatuan

Tarbiyah Islamiyah Indonesia (Perti).129

PPP Khittah menginginkan islah antara kubu Romy dan Djan

Faridz dan menuntut keduanya bertaubat. Kubu PPP Khittah juga

menyampaikan kekecewaan mereka atas kebijakan DPP PPP seperti

mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pigub DKI Jakarta 2017.

Bagi PPP Khittah, mendukung “penista agama” hukumnya adalah

“haram”. Selain itu, PPP Khittah juga kecewa terhadap keputusan DPP

PPP yang mendukung disahkannya Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang (Perppu) Organisasi Masyarakat (Ormas) menjadi

undang-undang. Perppu ini dinilai mencederai kebebasan umat Islam

dalam berorganisasi.

Setelah mendeklarasikan diri, PPP Khittah membuka kemungkinan

untuk bergabung dengan Sekretariat Bersama (Sekber) Gerindra, PKS

dan PAN. Unsur kesamaan pandangan politik memang menjadi alasan

bagi PPP Khittah untuk bergabung dengan Gerindra dan koalisinya. PPP

Khittah juga menegaskan bahwa putusan ini bukan karena pragmatisme

politik.130

Munculnya gerakan PPP Khittah ini, ditanggapi dingin oleh Ketua

Umum PPP, Romy. Menurutnya, keputusan membentuk PPP Khittah

adalah bentuk dukungan terhadap Joko Widodo untuk kembali

mencalonkan diri di Pilpres 2019. Romy menganalogikan PPP Khittah

129

“Tak Kunjung Islah, Deklarasikan PPP Khittah”, https://www.radarjogja.co.id/tak-kunjung-islah-deklarasikan-

ppp-khittah/, diakses pada 11/5/2018. 15.19 wib 130

“Anggap DPP Pragmatis, Kader DPW DIY Serukan PPP Khittah”, http://jogja.tribunnews.com/2018/05/04/anggap-dpp-pragmatis-kader-dpw-diyserukan-ppp-khittah?page=all.,

diakses pada 11/5/2018. 15.19 wib

Page 100: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

sebagai wajah PPP berdasarkan unsur fusi, dan semua tokoh unsur fusi

telah memberikan dukungan kepada Joko Widodo.131

Fenomena kader “loncat partai” menjelang Pemilu 2019

menunjukkan bahwa ideologi parpol tak mampu menjadi pemersatu jika

terjadi konflik internal parpol. Bergabung atau keluarnya kader parpol

tertentu sangat bergantung pada patron yang diikuti di dalam sebuah

parpol. Hal ini semakin menunjukkan bahwa oligarki parpol masih

sangat dominan di Indonesia. Seseorang bisa bergabung ke parpol

tertentu bukan atas dasar ideologi parpol, melainkan atas kesamaan visi

misi figur tertentu.

Penyelesaian konflik internal yang dialami kader-kader dengan

cara “loncat partai” seperti yang terjadi di PPP bukan tradisi yang baik

dalam menegakkan demokratisasi parpol. Menurut Wilhelm Hofmiester-

Karsten Grabow, kondisi ini sangat membahayakan masa depan parpol

karena memungkinkan setiap kader yang tidak puas akan berpindah

parpol. Oleh sebab itu, dalam menyelesaikan persoalan tersebut, dapat

dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan. Pertama, melalui

forum formal seperti rapat pengurus dan melalui mekanisme Mahkamah

Partai. Kedua, penyelesaikan dapat dilakukan dengan pendekatan non

formal seperti mediasi dan kompromi.132

Munculnya PPP Khittah sekalipun bukan menjelma menjadi parpol

baru, patut diwaspadai PPP. Demikian halnya dengan klaim dan

pernyataan terbuka yang dikeluarkan kader PPP yang loncat partai,

bahwa ia akan membawa massa PPP, juga menjadi warning bagi PPP.

Gerakan ini tentu menganggu PPP dalam upaya konsolidasi pemenangan

Pemilu. Jika tidak diantisipasi, suara PPP akan tergerus dan

kemungkinan terburuk tidak lolos parliamentary threshold (ambang

batas parlemen).

3. Mekanisme Penanganan Konflik Internal PPP

131 “Ada PPP Khittah, Ini Penjelasan Romy” https://news.detik.com/jawatengah/4009986/ada-ppp-khittah-ini-

penjelasan-romy, diakses pada 11/5/2018. 15.19 wib. 132

Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies,

(Singapore: Konrad Adenauer Stiftung, 2011), 51

Page 101: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Sebagai parpol yang cukup berpengalaman dalam perpolitikan

Indonesia, ternyata PPP belum mempunyai mekanisme penyelesaian

konflik internal yang memadai. Keberadaan Mahmakah Partai baru

ditentukan berdasarkan hasil Muktamar Islah VIII Pondok Gede 2016.

Sebelumnya, institusi Mahkamah Partai itu belum pernah ada.

Dari tahun ke tahun, setiap konflik PPP dicarikan solusi secara

musyawarah para elit partai. Namun tidak jarang musyawarah itu

menemui jalan buntu. Konflik antara kubu Surya dengan Bachtiar, Surya

dengan Romy, serta Romy dengan Djan adalah contoh dimana

musyawarah internal pengurus telah gagal mendamaikan pihak yang

berkonflik.

Dalam upaya menyelesaikan konflik internal, PPP memiliki

mekanisme dengan mengadukan masalah dan konflik kepada Majelis

Syariah. Setelah menerima permintaan dari pengurus, Majelis Syariah

mengeluarkan fatwa.133

Dalam konteks penyelesaian konflik, maka

konflik PPP didasarkan pada fatwa yang diberikan Majelis Syariah.

Fatwa Majelis Syariah sendiri bersifat mengikat. Hal ini seperti terjadi

ketika konflik antara Surya dan Bachtiar menjelang dan sesudah Pileg

2009, serta menjelang Pilpres 2009.134

Majelis Syariah PPP terdiri dari para tokoh ulama yang disegani.

Oleh karena itu, keputusan mereka diharapkan didengarkan oleh pihak-

pihak yang berkonflik dan segera mengakhiri konflik. Namun pada

kenyataanya, pihak-pihak yang berkonflik tidak patuh pada keputusan

Majelis Syariah. Hal ini terbukti dari konflik panjang PPP yang dimulai

pada 2014, dan semua pihak yang berkonflik terkesan tidak mau

mendengarkan dawue ulama (nasehat ulama/Majelis Syariah). Akibat

para pihak yang berkonflik dan tidak mau menerima fatwa Majelis

Syariah, konflik menjadi semakin rumit dan merugikan PPP sendiri

dalam banyak hal.

133 DPP PPP, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Hasil Muktamar VII 2007, (Jakarta, DPP PPP,

2007), pasal 15 134

“Konflik PPP Diselesaikan dengan Fatwa”, http://www.viva.co.id/berita/politik/50822-konflik-ppp-diselesaikan-

dengan-fatwa, diakses pada 31/7/2017. 10.32 wib

Page 102: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Dalam kasus konflik antara Romy dan Djan, konflik tidak dapat

diselesiakan di internal, lalu dibawa ke pengadilan. Hal ini bukan

sesuatu yang menyalahi aturan karena diatur dalam Undang-undang No.

2 Tahun 2011 Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 2008 tentang Partai

Politik. Pada pasal 32, dinyatakan jika terdapat sengketa di internal

parpol diselesaikan melalui Mahkamah Partai yang telah didaftarkan ke

Kementerian (dalam hal ini Kemenkumham). Meski keputusan

Mahmakah Partai atau sebutan lain bersifat mengikat, tapi hanya berlaku

di internal parpol saja. Jika pihak yang berkonflik tidak puas dengan

keputusan Mahkamah, maka dapat membawa ke pengadilan.135

Menurut Imam Ansori Soleh, konflik yang terjadi di PPP ini

menunjukkan perlunya penguatan Mahkamah Partai di dalam parpol.

Keputusan Mahkamah Partai seharusnya menjadi keputusan terakhir,

dan pengadilan hanya mengesahkan saja hasil keputusan Mahkamah

Partai. Dengan demikian, kedaulatan parpol dapat terwujud.136

Belajar dari pengalaman mengelolah konflik yang berkepanjangan,

PPP akhirnya memutuskan untuk membentuk institusi bernama

Mahkamah Partai. Jika dalam keputusan Muktmar VII belum ada

Mahkamah Partai, maka pada Muktamar VIII, salah satu keputusannya

adalah membentuk Mahkamah Partai. Anggota Mahkamah Partai pun

ditentukan dalam Muktamar.137

Dalam pembentukan Mahkamah Partai,

PPP membuat terobosan dengan mengatur ketentuan bahwa keputusan

Mahkamah adalah “final dan mengikat”.138

Mahkamah Partai bertugas

dan berwenang,

“Mahkamah Partai DPP bertugas dan berwenang: a. menerima

pengaduan perkara perselisihan kepengurusan internal PPP dan

memberikan putusan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. menerima

dan memutus Peninjauan Kembali Keputusan Pengurus Harian tentang

135 Republik Indonesia, Undang-undang No 2 Tahun 2011 Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 2008 tentang Partai

Politik, pasal 32 dan 33 136

Imam Ansori Soleh, “Konflik Partai Politik di Indonesia Perspektif Hukum dan Politik”, Makalah ini disampaikan pada Diskusi Publik dengan tema “Konflik PPP, Perspektif Hukum dan Politik”, Ruang Rapat Fraksi PPP DPR RI, Gedung Nusantara I DPR, 27 Januari 2016. 137

DPP PPP, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Hasil Muktamar VIII 2016 Pondok Gede,

(Jakarta, DPP PPP, 2007), pasal 17 dan 57 138

DPP PPP, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Hasil Muktamar VIII 2016 Pondok Gede, pasal 23 ayat (8).

Page 103: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

pemecatan, pemberhentian sementara, dan pemberhentian sebagai

Anggota PPP; c. menerima dan memutus Peninjauan Kembali Keputusan

Pengurus Harian tentang pemecatan, pemberhentian sementara, dan

pemberhentian sebagai Anggota Dewan Pimpinan; d. menerima dan

memutus pengaduan perkara dugaan penyalahgunaan kewenangan oleh

Anggota Dewan Pimpinan; e. menerima dan memutus pengaduan

perkara dugaan penyalahgunaan keuangan.”139

Pengaturan bahwa putusan Mahkamah Partai yang bersifat mengikat

patut dihargai karena tidak memberi ruang konflik kembali muncul.

Namun, pengaturan PPP meskipun terlihat lebih “ketat” tidak berarti

ketika kader yang tidak puas dengan putusan Mahkamah mengajukan

gugatan ke pengadilan karena telah diatur dalam UU No. 2 tahun 2011

tentang Parpol. Dengan demikian, penyelesaian konflik internal tidak

akan pernah tuntas selama pihak yang berkonflik membawanya ke “meja

hijau”.

B. Konflik Internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Arief Munandar dalam penelitian disertasinya menjelaskan tidak

mudah memetakan faksionalisasi dan konflik internal PKS.140

Hal ini,

menurut Arief dikarenakan sikap kader PKS yang tertutup dan tidak

mengumbar “isi dapur PKS” termasuk konflik internal di depan publik.

Pola yang diterapkan PKS adalah mengelola konflik secara tertutup.141

Meski demikian, konflik yang terjadi internal partai Dakwah itu bukan

tanpa endusan publik, apalagi beberapa kadernya sendiri yang

menyatakan konflik terbuka dengan partai. Contoh dari kasus itu dapat

dilihat dari konflik personal Yusuf Supendi dan Fahri Hamzah dengan

elit PKS. Pada sub bab ini, penulis akan paparkan konflik dari dua kader

tersebut dengan elit PKS. Selain itu, penulis juga memaparkan konflik

internal PKS akibat perbedaan menyikapi kebijakan kenaikan bahan

bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah, padahal, saat itu PKS

termasuk koalisi pemerintah. Selain itu, konflik internal yang cukup

139 DPP PPP, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Hasil Muktamar VIII 2016 Pondok Gede, pasal

20 ayat (1). 140

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, (Depok: Universitas Indonesia, Disertasi, 2011), 73 141

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, 73

Page 104: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

menjadi sorotan adalah ketika partai ini mewacanakan menjadi “partai

terbuka” pada 2008 lalu.

1. Dilema Partai Terbuka

Apa sebetulnya pengertian partai “terbuka”? Pakar politik Islam,

Bahtiar Effendy mendefinisikan partai “terbuka” dalam konteks parpol

di Indonesia adalah parpol yang menjadikan Pancasila sebagai dasar atau

asasnya. Dengan menjadikan Pancasila maka parpol yang bersangkutan

akan bersifat lebih inklusif dan tidak terbatas pada aliran atau sekte

hingga agama tertentu. Di luar parpol “terbuka”, menurut Bahtiar adalah

parpol tertutup, bersifat eksklusif dan hanya menyasar pemilih dari satu

aliran (dalam hal ini juga agama) tertentu saja. Pengelompokan parpol

terbuka dan tertutup sebetulnya memiliki akar sejarah panjang. Dahulu

pada masa Orde Lama dan awal Orde Baru, pengelompokan parpol

menggunakan istilah partai agama dan Pancasila.142

Wacana PKS menjadi partai “terbuka” mengemuka sejak

Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS di Bali pada 1-3 Februari

2008. Pemilihan tempat Mukernas di Bali oleh beberapa kader PKS

dinilai tidak representatif bagi parpol Islam untuk sekedar melakukan

musyawarah. Apalagi, logo Mukernas Bali dinggap berbau agama Hindu

karena menempatkan logo PKS di tengah Gapura khas Bali. Kader yang

menolak Bali sebagai tempat Mukernas beranggapan bahwa Pulau

Dewata itu adalah pulau dengan mayoritas agama Hindu dan destinasi

wisata turis.

Burhanddin Muhtadi mencatat terdapat situs media online yang

mencibir penyelenggaraan Mukernas PKS di Bali. Situs itu

mengingatkan agar PKS ingat dengan penderitaan masyarakat Gaza

yang sejak berdirinya PKS selalu menjadi sorotan dan bahan kampanye.

Suasana “islami” juga memudar dalam Mukernas Bali. Biasanya, dalam

pertemuan-pertemuan kader PKS selalu diawali dengan pekik takbir.

Tapi hal itu tak terlihat dan terdengar di Bali.

Merasa “diserang” dengan tudingan miring karena

menyelenggarakan Mukernas di Bali, Hilmi Aminuddin, Ketua Majelis

142 Bahtiar Effendy, Jalan Tengah Politik Islam, (Jakarta: Ushul Press, 2005), 147

Page 105: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Syuro PKS menyebut pemilihan Bali adalah bukti PKS mengakomodir

semua kalangan. Hilmi menegaskan bahwa PKS selalu menghargai

perbedaan dan pluralitas yang menjadi kekayaan Indonesia.143

Mukernas Bali tersebut menghasilkan rekomendasi agar PKS

memperkuat semangat kebangsaan. PKS juga mengajak seluruh elemen

kader untuk menjaga pluralitas bangsa. Bahkan, ketua Majelis Syura

mengatakan jika sebuah keragaman tidak diakui, maka jurang

kehancuran akan segera datang.144

Presiden PKS saat itu, Tifatul

Sembiring juga menegaskan bahwa kader PKS tidak anti terhadap

pluralitas karena menerima keragaman adalah ajaran Nabi

Muhammad.145

Mukernas tersebut merumuskan langkah strategis PKS

menghadapi Pemilu 2009. Hasil yang meyakinkan pada Pemilu 2004

menjadikan PKS terus berupaya meningkatkan raihan suara di Pemilu

2009. Strategi yang dipilih PKS adalah membuat parpol ini bersifat

“terbuka”. Pilihan terbuka berarti melebarkan penetrasi meraih suara ke

berbagai kalangan dan kelompok, dan menerima caleg-caleg non-

muslim.

Pilihan menjadi parpol “terbuka” ditanggapi dua perdebatan, pro

dan kontra. Mereka yang menolak umumnya berasal dari kelompok

idealis (meminjam istilah Arief Munandar disebut sebagai kelompok

keadilan). Sebaliknya, gagasan ini didukung oleh elit PKS yang

progesif-pragmatis (kelompok sejahtera), dan umumya berasal dari

kader-kader muda seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah. Beberapa

kader mengapresiasi langkah PKS ini sebagai strategi meningkatkan

tingkat elektoral dalam Pemilu. Para kader seperti Fahri Hamzah dan

Hafez Ottobi, yang mendukung gagasan terbuka menuangkan dalam

blog-blog pribadi mereka. Sebagaimana dikutip Burhanuddin, Fahri

misalnya menulis sebagai berikut:

143 Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012), 224-

225 144

“PKS Serukan Bangkitkan Semangat Kebangsaan”, dalam Kompas, 4 Februari 2008, 3 145

“Wajah Baru PKS, Pluralitaskah?”, dalam Kompas, 4 Februari 2008, 5

Page 106: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Pilihan PKS sebagai partai terbuka, bukanlah pilihan tanpa sadar.

Partai terbuka mensyaratkan penerimaan akan keberagaman dan

perbedaan. Mayoritas bisa jadi mengungguli minoritas, tapi dilakukan

voluntarily. Pilihan PKS untuk membuka diri ini, akan memperluas

basis konstituennya, sekaligus menutup peluang untuk bersikap

eksklusif atas nama agama tertentu. Dalam teori distribusi normal

selalu saja ada ekstrim, tapi tidak pernah menjadi mayoritas. Ekstrim

adalah watak populasi minoritas. Itu sebabnya PKS bersikap moderat.

Dan moderat adalah watak ideologi PKS”.146

Pilihan menjadi parpol “terbuka” berarti membuka kesempatan

kalangan non muslim untuk menjadi caleg melalui PKS. Pada Mukernas

Bali 2008 ini, Fahri Hamzah sempat menawarkan salah satu tokoh

Hindu Bali, Ida Pedanda SebalibTianyar untuk menjadi caleg PKS.147

Di tengah dukungan menjadi parpol terbuka oleh sebagian kader,

kader lainnya justru menolak dan keberatan dengan gagasan itu.

Mashadi misalnya menyebut gagasan itu akan menimbulkan resistensi

yang tinggi di internal PKS. Kekecewaan kader PKS di berbagai daerah

juga muncul akibat gagasan itu. Mereka bahkan secara nyata

melampiaskan kekecewaannya melalui media sosial dan menyatakan

meninggalkan PKS.

Menanggapi respon kader, akhirnya DPP PKS mengeluarkan

“Bayan” atau penjelas tentang gagasan parpol “terbuka”. Melalui Bayan

itu, DPP PKS menghimbau agar gagasan parpol “terbuka” tidak

diwacanakan. Gagasan itu juga tidak pernah menjadi keputusan PKS.

Gagasan yang menimbulkan pro dan kontra akhirnya ditindaklanjuti

oleh elit PKS dengan mengadakan pertemuan di Depok pada Oktober

2008. Pertemuan itu disebut forum Multaqo Fikr atau dapat disebut

dengan bertukar pikiran.

Forum tersebut secara khusus membahas hakikat dari parpol

“terbuka” yang diusung PKS. Pertemuan itu akhirnya menyepakati

bahwa bahasa dan istilah “parpol terbuka” harus disampaikan dengan

146 Tulisan ini dikutip dari situs website pribadi Fahri Hamzah. Ketika penulis merujuk ke situs tersebut, penulis

tidak mendapati artikel tersebut. Lihat selanjutnya da;am: Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah,

228 147

Adi Prayitno-Sungaidi, “Paradoks Partai Modern: Studi Kasus Partai Keadilan Sejahtera (PKS)”, dalam Andi Faisal Bakti dkk, Literasi Politik dan Pelembagaan Pemilu, (Jakarta: Fikom UP Press, 2016), 161.

Page 107: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

baik kepada kader agar tidak meimbulkan kegaduhan. Anis Matta

menyebutkan bahwa pilihan menjadi parpol “terbuka” telah sesuai

dengan Islam yang memiliki karakter moderat dan terbuka. Selain itu,

Anis juga menolak jika pilihan “terbuka” disini dipahami hanya sebagai

upaya merebut suara dalam Pemilu. Meski demikian, pertemuan

Multaqo Fikr menyisahkan kekecewaan terutama kelompok idealis

terhadap gagasan “terbuka”.148

Dalam banyak kesempatan, Anis Matta yang dianggap sebagai

motor gagasan parpol “terbuka” menjelaskan bahwa untuk mendapat

dukungan yang banyak dari masyarakat, maka PKS harus bersifat open.

Meski identik sebagai partai dakwah, bukan berarti PKS tertutup dengan

hal-hal yang dianggap tidak islami, seperti musik pop.149

Gagasan parpol “terbuka” dalam aplikasinya kemudian mencoba

mengakomodir tokoh bangsa dari berbagai kalangan untuk dijadikan

icon dalam kampanye PKS di Pemilu 2009. Yang menjadi hal

kontroversial di sini adalah ketika PKS memilih Presiden Suharto

sebagai Guru Bangsa dalam sebuah iklan. Seketika saja, hal itu

mengundang kemarahan tidak hanya internal PKS, tetapi juga kalangan

eksternal. Dari internal sendiri, kelompok idealis menganggap bahwa

PKS telah lupa bahwa Suharto dahulu telah mengekang aktivitas para

aktivis gerakan tarbiyah. Sejak saat itu, muncul adagium atau pelesetan

singkatan PKS sebagai “Partai Kroni Suharto”.

Pemasangan Presiden Suharto sebagai Guru Bangsa oleh PKS juga

tidak disetujui oleh beberapa elit PKS. Hidayat Nurwahid yang pernah

menjabat presiden PKS menolak iklan itu. Ia beranggapan bahwa

pemasangan Presiden Suharto dalam iklan PKS telah mencederai

semangat reformasi yang dulu juga disokong oleh para pendiri PKS.150

Dari sudut pandang politik, pilihan terhadap Suharto menjadi iklan

adalah upaya untuk mendongkrak elektabilitas PKS di masyarakat

148

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, 230-232 149

“Narasi Baru Partai Keadilan Sejahtera”, dalam Kompas 7 Oktober 2008, 8 150

“Hidayat Nurwahid: Soeharto Bukan Guru Bangsa”,

http://sains.kompas.com/read/2008/11/22/20533218/hidayat.nurwahid.soeharto.bukan.guru.bangsa, diakses pada

10/8/2017. 10.55 wib.

Page 108: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

pedesaan. Umumnya, masyarakat pedesaan masih menaruh simpati dan

bahkan “cinta” kepada Presiden Suharto.

Sementara itu, secara “sinis” dan penuh kecurigaan, Yudi Latif

menganggap PKS yang memunculkan iklan dengan icon Presiden

Suharto adalah karena PKS butuh bantuan dana dari keluarga Cendana

(sebutan poluler bagi trah Suharto). Bagaimanapun, keluarga Cendana

masih cukup terpandang, terutama menyangkut kekuatan keuangan.151

Hal yang sama juga diungkap Vedi R. Hadiz, yang menilai bahwa

pemasangan iklan Presiden Suharto tersebut menjadi keuntungan secara

finansial bagi PKS. Keluarga Presiden Suharto dianggap membayar PKS

atas penayangan iklan tersebut. Menurut Vedi telah secara nyata

membuat PKS berselancar dilingkungan korup.152

Selain Presiden Suharto yang dijadikan icon tokoh bangsa. PKS

juga memasang sosok KH. Hasyim Asyari dan KH. Ahmad Dahlan.

Pemasangan keduanya ternyata memicu penolakan dari dua ormas Islam

terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah. Menurut keduanya, PKS

telah melakukan politisasi dengan menggunakan para pendiri ormas

dalam kampanye.

Mukernas PKS di Bali menurut Alfan Alfian selain merumuskan

langkah strategis menjelang Pemilu 2009, juga mencoba menghadirkan

wajah PKS yang beda dari sebelumnya. PKS yang sebelumnya punya

image ekslusif ingin merubah diri dengan mengusung isu-isu

kebangsaan. Dengan demikian, lanjut Alfan, PKS hendak

menomorduakan ideologi dan mementingkan perolehan suara Pemilu.

Namun sikap PKS yang demikian, bisa menjadi pintu gerbang bahwa

PKS tidak lagi mementingkan simbol-simbol Islam politik dan beralih

pada substansi Islam dalam politik.153

Pendapat Alfan tersebut ditolak

oleh Fahri Hamzah yang saat itu menjabat Wasekjend partai. Melalui

kolom Opini di Harian Kompas, Fahri menjelaskan jika urusan ideologi

151 Pertanyaan Yudi Latif dikutip oleh Burhanuddin dari situs berita online Okezone. Burhanuddin Muhtadi, Dilema

PKS: Suara dan Syariah, 234. 152

Vedi R. Hadiz, “Kebuntuan Politik Partai-Partai Islam di Indonesia: Perbandingan PKS dan AKP”, dalam AE

Priyono-Usman Hamid (ed), Merancang Arah Baru Demokrasi Indonesia Pasca-Reformasi, (Jakarta: Kepustakaan

Populer Gramedia, 2014), 299. 153

M. Alfan Alfian, “Reposisi Politik PKS”, Opini dalam Kompas, 11 Februari 2008, 6

Page 109: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

PKS sudah “tuntas” dan tidak ada problem tentang itu. Fahri juga

menegaskan bahwa PKS tidak akan kehilangan arah tujuan seperti yang

dikhawatirkan Alfan.154

Konflik tentang wacana parpol “terbuka” kembali berlanjut dan

menjadi isu sensitif pada Musyawarah Nasional II Juni 16-20 Juni 2010

di Hotel Ritz Carlton Jakarta. Sama halnya dengan Mukernas di Bali

pada 2008, pemilihan Hotel Ritz Carlton juga menimbulkan kontroversi

internal. Para kader banyak menganggap Hotel tersebut terlalu mewah.

Berbagai media juga turut menyoroti Munas yang digelar di Hotel

mewah itu. PKS yang selama ini dikesankan parpol sederhana, mulai

memudar. Munas yang dilangsungkan di hotel mewah Jakarta itu

bahkan turut mengundang Duta Besar Amerika. Hal ini menunjukkan

bahwa PKS merangkul siapapun, termasuk kelompok non muslim.155

Dalam Munas II ini, terdapat empat isu utama yang menjadi

pembahasan. Pertama, mengintegrasikan struktur DPP dengan Fraksi di

DPR dan DPRD. Kedua, membentuk struktur Dewan Pimpinan Tinggi

PKS yang anggotanya terdiri dari Ketua Majelis Syura, Presiden DPP,

Ketua Majelis Pertimbangan, Ketua Dewan Syariah, Sekjend dan

Bendahara Umum. Ketiga, membahas pencalegan non muslim dari PKS.

Keempat, meningkatkan kualitas dan kuantitas kader. Diantara keempat

pembahasan itu, pembahasan tentang pencalegan non muslim menjadi

agenda yang menjadi sorotan peserta Munas.156

Internal PKS kembali bergolak. Beberapa elit PKS menyatakan

bahwa PKS melanjutkan gagasan untuk menjadi parpol “terbuka”.

Sekjen PKS, Anis Matta memasang target agar pemilih PKS di Pemilu

2014 tidak terbatas pemilih beragama Islam. Ia menganggap dengan

adanya pembedaan parpol Islam dan nasionalis, sangat tidak

menguntungkan PKS. Wacana parpol “terbuka” mendapat dukungan

ketua DPP PKS, Mahfudz Shiddiq. Ia berpendapat bahwa meski berubah

menjadi “terbuka”, tetapi PKS tidak akan goyah ideologi sebagai parpol

Islam.

154 Fahri Hamzah, “Wajah Lain PKS”, Opini dalam Kompas, 29 Februari 2008, 6

155 Hery Purwosusanto, Komunikasi Pemasaran Politik Partai Islam: Studi Kritis Strategi PKS dalam Pemilu

Legislatif, (Jakarta, Zaman, 2011), 55 156

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, 245.

Page 110: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Dorongan menjadi parpol “terbuka” juga mendapat dukungan dari

kader-kader “pragmatis” PKS. Mereka berpendapat bahwa hingga

Pemilu 2009, PKS mendapat perolehan suara yang cukup bagus, dan

dengan wacana “terbuka”, perolehan suara diperkirakan lebih banyak

lagi.157

Pada akhir Munas II, wacana PKS menjadi parpol terbuka

mengundang pro dan kontra.158

Yusuf Supendi menegaskan PKS tidak pernah menjadikan

partainya sebagai parpol “terbuka”. Itu hanya keputusan Hilmi

Aminuddin. Dengan nada mencibir, Yusuf menyebut gagasan terbuka

sebagai gagasan “liar”.159

Arief Munandar juga menukil pendapat tokoh-

tokoh senior PKS yang menolak gagasan parpol “terbuka”. Menurut

Arief, salah satu tokoh senior bahkan menyebut jika gagasan parpol

“terbuka” akan membuat “PKS tidak jelas kelaminnya”.160

Pilihan PKS menjadi parpol “terbuka” pada tahun Munas 2010

adalah pilihan sulit karena tidak dapat diukur keberhasilannya sebelum

melalui sebuah Pemilu. Untuk melihat keberhasilannya, maka harus

melalui Pemilu terlebih dahulu. Jika dicermati sejak “deklarasi parpol

terbuka” pada 2010, dan implikasinya pada Pemilu 2014, maka PKS

dapat dinyatakan tidak berhasil dan juga tidak gagal. Hal ini disebabkan

tidak adanya kemerosotan suara, dan tidak adanya kenaikan suara yang

signifikan (hasil perolehan suara dapat dilihat di pembahasan

sebelumnya).

Gagasan parpol “terbuka” yang diwacanakan PKS mengandung

konsekuensi partai ini untuk membuka diri bagi kalangan non muslim.

Dalam Munas itu, wacana partai “terbuka” kiat alot diperdebatkan ketika

membahas keanggotaan PKS yang berasal dari kalangan non muslim.

Sikap anggota Majelis Syura PKS terpecah, sebagian mendukung dan

sebagian menolak keanggotaan non muslim di PKS. Pilihan

mengakomodir kader non muslim memang telah dipertimbangkan secara

157 “PKS Mengubah Citra” dalam Kompas, 17 Juni 2010, 5.

158 Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, (Depok: Universitas Indonesia, Disertasi, 2011), 308 159

Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, (Depok: Mushaf, 2012), xxiv 160

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, 309

Page 111: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

matang oleh PKS. Pada tahun 2010, tercatat terdapat 20 anggota

legislatif non muslim dari PKS disemua tingkatan (DPRD hingga

DPR).161

Jika merujuk pada AD/ART PKS sebelum tahun 2010. Sumpah

janji anggota PKS secara terang melafadzkan Syahadat (kalimat

persaksian agama Islam). Jika membuka ruang bagi kalangan non

muslim untuk menjadi anggota, maka akan terjadi perubahan terhadap

AD/ART. Untuk dapat mengakomodasi anggota PKS non muslim, maka

terdapat kriteria baru anggota yaitu: anggota terdaftar dan anggota

aktif.162

Menjadi parpol “terbuka” memberi konsekuensi bagi PKS untuk

merekrut caleg dari eksternal partai bahkan non muslim. Hal ini terlihat

seperti di Papua. Menurut Ketua DPW PKS Papua, Ikhwanul Muslimin,

pada Pemilu 2009 PKS banyak menyertakan kader non muslim, dan

mereka pun terpilih menjadi anggota DPRD baik tingkat Provinsi

maupun Kabupaten/Kota. Ikhwanul menuturkan ada sebelas anggota

DPRD Kabupaten/Kota dari PKS yang berasal dari non muslim. Meski

anggota DPRD itu bergabung dengan partai Islam, namun PKS tak

pernah meminta apalagi memaksa mereka untuk masuk Islam. Tidak

hanya caleg, komposisi kepengurusan PKS Kabupaten/Kota juga diisi

kalangan non muslim. PKS sangat menghormati agama mereka dan

meminta mereka menjadi seorang non muslim yang baik.

Di antara kalangan non muslim yang pernah menjadi Ketua DPD

PKS adalah Tereiyus Koyoga Ketua DPD Lany Jaya, dan Yokobus

Wonda Ketua DPC Yahukimo. Sedangkan jumlah anggota DPRD

Kabupaten/Kota dari non muslim adalah Lany Jaya dan Yalimo

sebanyak 2 kursi. Sedangkan Nduga, Intan Jaya dan Jayawijaya masing-

masing 1 kursi.

Tidak hanya di Papua, akamodasi PKS terhadap kalangan non

muslim juga dilakukan di Bali. DPW Bali dan DPD tingkat

161 “Keterbukaan ala PKS”, dalam Kompas, 18 Juni 2010, 5

162 Dalam AD/ART PKS terdapat 6 jenjang keangotaan: anggota pemula, muda, madya, dewasa, ahli, dan purna.

Dengan menjadi partai “terbuka”, ditambah anggota terdaftar dan aktif. Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai

Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu

2004”, 314.

Page 112: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Kabupaten/Kota juga merekrut pengurus PKS dari masyarakat beragama

Hindu. Menurut Ketua DPW PKS Bali (saat itu), keberhasilan PKS

meraup suara Pemilu juga berkat dukungan masyarakat non muslim.163

Wacana PKS parpol “terbuka” juga ditunjukkan ketika muncul ide

untuk menerima Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai kader. Ahok

adalah mantan Gubernur DKI Jakarta yang pernah dipidana (kurungan

tahanan) karena kasus penodaan al-Qur’an (agama Islam) menjelang

Pilgub Jakarta pada 2017. Saat itu, PKS mendesak pemerintah untuk

menghukum Ahok. Menjelang habis masa hukuman, politisi PKS,

Mardani Ali Sera, mewacanakan untuk menerima Ahok dengan syarat

bertaubat. Menurutnya, jika Ahok sudah dihukum dan bertaubat, berarti

Ahok sudah kembali “bersih”.164

Gagasan parpol “terbuka” oleh sebagian kader PKS dianggap akan

melunturkan ideologi mereka yang selama ini dikenal Islamis.165

Keterbukaan PKS dianggap akan menggeser simbol-simbol keagamanan

partai. Namun di sisi lain, menjadi “partai terbuka” adalah strategi

politik meraih suara yang lebih banyak dari kalangan non muslim.166

Namun demikian, anggapan itu dibantah oleh Abdul Munir

Mulkan. Menurut Mulkan gagasan parpol “terbuka” tidak akan

melunturkan PKS selama komposisi anggota Majelis Syura tidak diisi

oleh kader non muslim. Jika keanggotaan Majelis Syura sudah diisi oleh

kalangan non muslim, maka PKS dengan jelas merubah ideologinya.167

Wacana parpol “terbuka” di PKS telah memunculkan tiga

pandangan para kader. Arief Munandar menyebutkan terdapat tiga

pandangan: mendukung, netral dan menolak parpol “terbuka”. Berikut

163 Adi Prayitno-Sungaidi, “Paradoks Partai Modern: Studi Kasus Partai Keadilan Sejahtera (PKS)”, 164.

164 “PKS Siap Terima Ahok Jadi Kader Dakwah”, http://politik.rmol.co/read/2018/07/12/347499/PKS-Siap-Terima-

Ahok-Jadi-Kader-Dakwah-, diakses pada 17/7/2018. 17.10 wib. 165

Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, (Jakarta: LIPI Press, 2015), 271 166

Nur Budi Hariyanto, “PKS dan Politik Double Track”, Opini dalam Republika, 23 Februari 2011, 2 167

Tim Litbang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, (Jakarta:

Kompas Media Nusantara, 2016), 72

Page 113: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

tabel pandangan dan sikap kader PKS terhadap gagasan parpol

“terbuka”.168

Kelompok kader Pandangan kader

Mendukung gagasan partai

“terbuka”

PKS memang melakukan

komunikasi politik yang

terbuka dengan semua pihak

Dengan label “Partai Terbuka”

PKS akan memiliki pasar yang

lebih luas

Jangankan masuk partai, masuk

agama saja sifatnya terbuka

Hal tersebut ditangkap sebagai

sinyal yang positif oleh publik

eksternal bahwa PKS sekarang

bersedia deal dengan siapa saja,

terlepas latar belakang

ideologinya

Netral terhadap gagasan partai

“terbuka”

Merupakan strategi “lompatan

tinggi” yang penuh risiko. Ada

peluang membuat PKS diterima

publik yang lebih luas. Namun

juga ada peluang PKS

ditinggalkan sebagian kadernya

yang kecewa, apalagi dalam kultur PKS yang minim diskusi

Sejak dahulu PKS bersikap

terbuka. Namun seterbuka-

terbukanya, PKS tetap saja

Partai Kader, sehingga tidak

ada urgensinya disampaikan

secara bombastis di publik

sehingga ditangkap publik

sebagai anti tesis dari ketertutupan

Makna terbuka tetap dalam

168

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, 312

Page 114: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kerangka sebagai Partai Dakwah

Menolak gagasan partai Wacana tersebut bukan

“terbuka” keputusan Majelis Syura yang kemudian disosialisasikan kepada publik dengan cara yang layak, sehingga membingungkan publik Wacana “Partai Terbuka” akan mendistrosi identias PKS sebagai Partai Islam sehingga menjadi seperti beberapa partai lain yang tidak jelas “jenis kelaminnya” Makna “Partai Terbuka” tidak jelas. Jika maknanya terbuka sesuai UU tidak ada yang istimewa, sehingga tidak urgensinya dinyatakan secara eksplisit Merupakan “kejahatan ideologi”, karena akan menyempitkan kontinum ideologi sehingga menyuburkan pragmatisme

Keterbukaan PKS dalam momentum elektoral menurut Adi Prayitno

adalah upaya PKS menunjukan kepada publik bahwa PKS tidak terbatas

pada kelompok tertentu, meminjam istilah Adi sebagai kelompok “Ana-

Antum dengan celana mengatung”. PKS juga ingin merubah dan

meluruskan anggapan sebagaian orang yang menganggap PKS sebagai

partai “Taliban”, terkesan eksklusif.169

Menjadi parpol “terbuka” ala PKS menurut Burhanuddin adalah

pilihan realistis jika PKS ingin mendulang suara lebih banyak. Hal itu

menjadi bagian dari pencitraan PKS. Namun begitu, PKS menurut

Burhanuddin menghadapi dua tantangan utama. Pertama, PKS harus

169 Adi Prayitno-Sungaidi, “Paradoks Partai Modern: Studi Kasus Partai Keadilan Sejahtera (PKS)”, 160.

Page 115: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

mampu meyakinkan kader dan simpatisan mereka yang militan, bahwa

parpol “terbuka” tidak akan merubah kemitmen dan keberpihakan

terhadap Islam. Terkait tantangan pertama ini, PKS harus mampu

menjelaskan dengan baik strategi dan pilihan “terbuka” karena

menimbulkan resistensi yang cukup tinggi. PKS harus berhitung dengan

menjadi “terbuka”, berapa massa pemilih yang akan bergabung dan

meninggalkan PKS. Jangan lantas dengan memilih menjadi parpol

“terbuka” PKS justru kehilangan basis pemilih mereka yang dikenal

bercirikan kaum muda, perkotaan, dan terdidik serta militan. Kedua,

PKS juga harus mampu meyakinkan pemilih kalangan nasionalis dan

sekuler, bahwa gagasan parpol “terbuka” bukan isapan jempol semata.

PKS harus menunjukkan sensivitasnya terhadap isu-isu yang tidak hanya

menyangkut hajat Islam, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia

(dalam hal ini minoritas).170

Meski kesan sebagai parpol “terbuka” mulai dilekatkan pada PKS,

menurut Adi masih terdapat “setengah hati” keterbukaan PKS.

Menurutnya PKS hanya terbuka pada memontum elektoral. Keterbukaan

pada moment elektoral seharusnya diiringi dengan penanaman wawasan

kebangsaan (keindonesiaan) yang dilakukan pada pendidikan kader.

Artinya, isu-isu tentang kebhinekaan dan demokrasi harus menjadi main

issue di PKS.171

Wacana perdebatan dan konflik perbedaan pendapat antarkader di

atas telah menjadi perhatian Majelis Syura PKS. Sebagai pihak yang

paling otoritatif dalam menyelesaiakan persoalan, Majelis Syura

kemudian yang mengambil tindakan mendinginkan para pihak yang

berkonflik atas gagasan partai “terbuka”.172

Dalam perjalanan PKS, meski diwarnai konflik internal, pilihan

menjadi partai terbuka memang menjadi realistis dalam konteks politik

praktis. Pilihan itu akhirnya merubah frame pandangan orang bahwa

PKS adalah partai eksklusif. Dengan menjadi “terbuka”, PKS lebih bisa

170

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, 249. 171

Adi Prayitno-Sungaidi, “Paradoks Partai Modern: Studi Kasus Partai Keadilan Sejahtera (PKS)”, 173. 172

Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, 271

Page 116: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

leluasa melakukan penjajakan politik ke berbagai kalangan, tidak

terbatas kelompok Islam saja.

2. Konflik Internal PKS: Dilema Koalisi Dalam Kabinet

Indonesia Bersatu (KIB) II

Moshe Maor dalam penelitiannya mengemukakan bahwa koalisi di

parlemen (terutama di negara penganut sistem parlementer) ternyata bisa

berdampak pada terjadinya konflik internal parpol. Temuan Maor

tersebut tampaknya relevan dalam konteks Indonesia, yakni koalisi yang

dibangun beberapa parpol di DPR. Contoh dari kasus ini misalnya

terjadi di PKS pada 2012-2013.

Pada Pemilu 2009, PKS menentukan berkoalisi dengan Partai

Demokrat dan beberapa parpol lain. Saat itu, PKS menjadi penyokong

pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Budiono,

yang disebut Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Di tengah berjalannya

pemerintahan, terjadi kesenjangan hubungan antara PKS dengan parpol

yang tergabung dalam KIB II.

Sejak 2011 hubungan PKS dengan Partai Demokrat dikabarkan

merenggang akibat sikap politik di DPR yang sering berseberangan. Saat

itu, koalisi parpol pendukung pemerintah SBY –terutama Golkar dan

PKS- sering tidak sepaham atas sebuah keputusan yang diambil

pemerintah.173

Pada Maret 2012, pemerintah SBY melakukan perubahan terhadap

Undang-undang (UU) No. 22 tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN). Dalam draf RUU APBNP tersebut terdapat

salah satu perubahan yang krusial yaitu pengaturan pada pasal 7 ayat

(6a) yang menyebut pemerintah dapat menaikkan harga bahan bakar

minyak (BBM) bersubsidi jika terjadi fluktuasi harga minyak mentah

dunia sebesar 15 persen dalam kurun waktu enam bulan. Rencana

pemerintah ini ditolak beberapa fraksi terutama fraksi oposisi

pemerintah, PDIP dan Gerindra. Bahkan, fraksi yang tergabung dalam

173 “Golkar Dipastikan Tetap di Dalam Koalisi, PKS Memperkirakan SBY Melepas Mereka”, dalam Republika, 9

Maret 2011, 4.

Page 117: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

KIB II, yaitu PKS, juga ikut menolak karena beranggapan rencana

kebijakan itu tidak tepat dan sangat merugikan masyarakat.174

PKS beranggapan bahwa harga BBM bersubsidi baru bisa dinaikan

jika terjadi fluktuasi harga minyak mentah dunia sebesar 20 persen. Hal

ini seperti dikemukakan sekretaris Fraksi PKS, Abdul Hakim.175

Akibat sikap PKS tersebut, PKS sempat menghadapi konflik

dengan parpol koalisi pendukung pemerintah SBY. Hal ini terjadi karena

PKS tidak mendukung kebijakan pemerintah yang menaikkan harga

bahan bakar minyak (BBM). Saat itu parpol koalisi memojokkan PKS

dan meminta PKS keluar dari koalisi. Tak pelak, internal parpol pun

terpecah menyikapi persoalan ini. Muncul desakan beberapa orang agar

PKS keluar koalisi.176

Rencana kebijakan penaikan harga BBM oleh pemerintah memicu

aksi unjuk rasa yang dilakukan berbagai pihak, serikat pekerja hingga

mahasiswa. Dalam beberapa hari jelang rapat paripurna DPR, unjuk rasa

silih berganti mewarnai halaman gedung DPR. Bahkan, unjuk rasa yang

dilakukan di depan DPR kerap berujung bentrok, hingga membuat pagar

DPR jebol. Tak hanya di DPR, unjuk rasa juga secara masif terjadi

diberbagai daerah, Makassar, Malang, Purwokerto, Medan dan lain-

lain.177

Pengambilan keputusan terhadap rencana kenaikan BBM subsidi

tersebut akhirnya dilakukan dengan voting, parpol pendukung

pemerintah “menang” meski tak didukung PKS. Meski BBM subsidi

tidak naik pada April 2012, namun UU tersebut mengamanatkan

pemerintah bisa menaikkan harga jika terjadi fluktuasi harga minyak

mentah sebesar 15 persen dalam kurun waktu enam bulan. Pengesahan

RUU APBNP tersebut disambut gembira Presiden SBY.178

Menurut

Yusril Ihza Mahendra, Pasal 7 UU APBNP tersebut melanggar UUD

174 “Harga BBM Tak Naik 1 April”, dalam Kompas, 31 Maret 2012, 1 dan 15.

175 “Lobi Alot, PKS Patok Persentase Tinggi”, dalam Koran Tempo, 31 Maret 2012, A2

176 Erwyn Kurniawan, Masihkan PKS Bermasa Depan?, (Jakarta: Magfirah Pustaka, 2013), 38.

177 “Bentrok Berlangsung Hingga Malam Hari”, dalam Kompas, 31 Maret 2012, 1 dan 15.

178 “Naikkan BBM Opsi Terakhir”, dalam Kompas, 31 Maret 2012, 1 dan 11.

Page 118: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

1945, dan ia akan mengajukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi

(MK).179

Salah satu yang menjadi perhatian penulis dalam kaitannya dengan

penelitian ini adalah: sikap PKS yang tak sejalan dengan kawan-kawan

koalisi pendukung pemerintah. Sikap PKS yang membelot dari koalisi

pemerintah tidak hanya mengundang konflik antara PKS dengan parpol

koalisi, tetapi juga dalam internal PKS sendiri. Dan, konflik ini terjadi

hingga 2013 ketika pemerintah berencana menaikkan harga BBM

subsidi dan menggantinya dengan pemberian bantuan langsung pada

masyarakat.

Berkenaan dengan posisi PKS dihadapan parpol koalisi, PKS

mendapat berbagai desakan untuk mundur dari koalisi. Hal ini kerap

dilontarkan oleh beberapa politisi Partai Demokrat karena mereka

merasa dikhianati. Andi Nurpati, salah seorang politisi Demokrat

menyampaikan bahwa dalam konteks berkoalisi, keputusan yang

dilakukan PKS akan berkonsekuensi pemberian sanksi dari Setgab

Koalisi.180

PKS sendiri menyatakan siap keluar dari koalisi KIB II atas sikap

yang berbeda dengan parpol pendukung. Hal tersebut dinyatakan, Lutfi

Hasan Ishak, Presiden PKS pada penutupan Musyawarah Kerja Nasional

PKS di Medan, Rabu 28 Maret 2012.181

Wacana kenaikan harga BBM subsidi terus berlanjut pada 2013. Di

internal PKS pun terjadi konflik akibat kebijakan yang akan diputuskan

di parlemen mengenai rencana kenaikan BBM. Para menteri KIB II dari

PKS gencar melakukan sosialisasi kenaikan harga BBM. Tifatul

Sembiring, Menteri Komunikasi dan Informasi yang merupakan anggota

Dewan Syura PKS mengemukakan bahwa ia akan mensosialisasikan

rencana kenaikan harga BBM itu ke internal PKS. Tak hanya ke PKS,

179 “Pasal 7 Ayat 6A Dinilai Melanggar Konstitusi”, dalam Republika, 1 April 2012, 1.

180 “Demokrat Persilakan PKS Keluar Koalisi”, https://nasional.tempo.co/amp/393262/demokrat-persilakan-pks-

keluar-koalisi, diakses pada 19/2/2018. 09.13 wib. 181

“PKS Siap Keluar dari Koalisi”, https://nasional.tempo.co/read/393223/pks-siap-keluar-dari-koalisi, diakses pada 19/2/2018. 09.15 wib.

Page 119: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Tifatul bahkan merupakan tim pemerintah yang bertugas

mensosialisasikan penyesuaikan harga BBM ke seluruh masyarakat.182

Tifatul lebih lanjut mengemukakan bahwa perdebatan tentang

kenaikan harga BBM tersebut sudah clear di internal PKS. Hasil rapat

petinggi PKS pada 12 Juni 2013 sepakat bahwa DPP PKS mengambil

sikap menyerahkan sepenuhnya urusan kenaikan harga BBM kepada

pemerintah. Sementara itu, elit PKS di DPR berpandangan sebaliknya,

mereka tetap menolak kenaikan harga BBM. Hal ini seperti

dikemukakan Ketua DPP PKS, Nasir Jamil yang menegaskan komitmen

PKS bersama rakyat menolak kenaikan harga BBM subsidi.183

Konflik internal PKS dalam menyikapi kebijakan yang diambil

oleh parpol koalisi agaknya sejalan dengan temuan Maor, bahwa koalisi

di parlemen yang dalam suatu waktu hendak mengambil keputusan

terkadang menimbulkan konflik di internal parpol yang tergabung dalam

koalisi. Perbedaan pandangan yang terjadi antaranggota internal parpol

yang tergabung dalam koalisi sulit dihindarkan.

Dalam konteks PKS misalnya, terdapat konflik kepentingan

menyikapi langkah pemerintah yang diambil melalui parlemen. Pada

satu sisi, PKS berkepentingan menjaga kursi kabinet diduduki kadernya

sehingga harus “mati-matian” mendukung kebijakan pemerintah

sekalipun kebijakan tak populis. Pada sisi lain, PKS berkepentingan

menyuarakan aspirasi rakyat yang tidak menginginkan adanya kenaikan

harga BBM.

Dalam kasus konflik ini, PKS betul-betul sukses menghadapinya.

Pasalnya, PKS tetap mendapat jatah kursi dan konflik juga tidak

berbuntut panjang. Artinya, kedewasaan elit PKS diutamakan ketimbang

melarutkan diri dalam konflik.

3. Pemecatan Yusuf Supendi dan Perlawanan Terbuka

Sosok Yusuf Supendi bukan orang “sembarangan” di PKS. Ia

tercatat pernah menempuh pendidikan di Universitas Muhammad Ibnu

182 “Tifatul akan jelaskan kenaikan harga BBM ke internal PKS”,

https://nasional.sindonews.com/read/748093/12/tifatul-akan-jelaskan-kenaikan-harga-bbm-ke-internal-pks-

1370854106, diakses pada 19/2/2018. 09.15 wib. 183

“Internal PKS Saling Tuding”, http://m.republika.co.id/amp_version/molzuj, diakses pada 19/2/2018. 09.15 wib.

Page 120: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Saud, Riyadh, pada tahun 1979. Masa pendidikannya di Riyadh dimulai

dengan pahit. Yusuf sebetulnya berangkat di Riyadh pada 1977 secara

“nekad”. Ia berangkat ke Saudi bukan dengan visa sekolah karena

terbentur usia (saat itu ia berusia 19 tahun) dan belum layak berpergian

sendiri di Riyadh. Saat ia mengadukan nasibnya yang ingin bersekolah

kepada Kedutaan Besar Indonesia di Riyadh, ia justru disuruh kembali

ke Tanah Air. Tekad Yusuf sudah bulat ia tidak kembali, dan tetap

bermukim di Saudi sehingga baru memulai kuliahnya pada 1979.184

Selama studi di Riyadh, ia terbilang mahasiswa yang aktif menjalin

persahabatan dengan mahasiswa dari berbagai negara, seperti: Ahmad

Totonji (Irak, Anwar Ibrahim (Malaysia) dan Ismail Luthfi (Rektor

Universitas Islam Yalla Thailand). Salah satu prestasi gemilangnya

adalah saat menjadi ketua mahasiswa Asia Tenggara di Riyadh. Pada

tahun 1985, Yusuf kembali ke Indonesia dan mendirikan gerakan

Tarbiyah bersama rekan sekolahnya, Salim Segaf Al-Jufrie.185

Di awal kembalinya ke Tanah Air, selain mendirikan gerakan

Tarbiyah, Yusuf juga mendirikan berbagai macam yayasan “Tarbiyah”

antara lain, Ma’had Al-Hikmah di Jakarta dan Darul Hikmah di Bekasi.

Melalui yayasan dan gerakan Tarbiyah terebut, Yusuf dan rekan-

rekannya merekrut anggota dan dididik secara ketat dan terorganisir.

Meletusnya aksi reformasi 1998 mengundang keprihatinan para aktivis

Tarbiyah itu. Merasa terpanggil untuk menjadi bagian dari reformasi,

pada Mei 1998, gerakan Tarbiyah bertansformasi menjadi partai, Partai

Keadilan (PK). Yusuf merupakan salah satu pendiri PK, dan mendapat

posisi bergengsi, sebagai anggota Majelis Syuro dan Wakil Ketua

Dewan Syariah (pengadilan atau mahkamah partai).186

Seiring berjalannya waktu, lazimnya sebuah organisasi, konflik

pun tidak terhindari. Konflik antara Yusuf dengan elit PKS187

bermula

184 Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, x

185 Syahrul Hidayat, “Managing Moderation: The AKP in Turkey and The PKS in Indonesia”, (Disertasi Universitas

Exeter, Inggris, 2012), 230. Lihat juga dalam: Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, xi 186

Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, xii 187

Pada buku berjudul Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, Yusuf menyebutkan beberapa orang

yang menjadi tergugat dalam gugatannya ke Pengadilan Jakarta Selatan. Mereka adalah: Hilmi Aminuddin

(Tergugat I), Salim Segaf Al-Jufrie (Tergugat II), Surahman Hidayat (Tergugat III), Tifatul Sembiring (Tergugat

Page 121: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

dari keputusan untuk menentukan dukungan pada Pilres 2004. Suara di

internal PKS terpecah, sebagian mendukung capres Amin Rais, dan

sebagian lain mendukung Wiranto. Namun, mayoritas mendukung Amin

Rais.

Dalam menentukan pilihan itu, dilakukan musyawarah tiga

lembaga tinggi PKS, Majelis Pertimbangan Partai (MPP), Dewan

Syariah Pusat (DSP) dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Rapat itu tidak

dilakukan sekali, tapi berkali-kali, di Hotel Santika Jakarta (29 Mei

2004), di Gedung Inti Fauzi (30 Mei 2004) dan di Pesantren Nurul Fikri

Anyer Serang (9 Juni 2004). Dari rangkaian beberapa kali rapat, nama

Amin Rais tetap unggul dari Wiranto. Namun, Majelis Syuro selalu

membatalkan keputusan tetap hasil musyawarah itu. Pada rapat-rapat

tersebut muncul dugaan adanya aliran dana dari Wiranto sebesar Rp. 21

miliar dan dana dari Sutrisno Bachir yang saat itu menjadi Ketua Umum

PAN (partai yang didirikan oleh Amin Rais).188

Sejak konflik penentuan koalisi pencapresan tersebut, intensitas

perseteruan Yusuf dengan beberapa elit PKS semakin tajam. Ia akhirnya

dijatuhi hukuman skorsing pada 26 Mei 2005 oleh PKS.189

Pemberian

sanksi dari PKS berlanjut pada 17 November 2008, ketika itu Yusuf

diberhentikan dari keanggotaan Majelis Syuro. Sejak saat itu, seluruh

kader PKS dilarang berkomunikasi dan berhubungan dengan Yusuf dan

beberapa rekannya seperti Ihsan Tanjung, Fathuddin Ja’far, Syamsul

Balda, dan Mashadi. Berbagai DPW menyerukan kader-kader untuk

tidak lagi mengundang Yusuf dalam acara-acara kepartaian.190

Pada 29 Oktober 2010, Yusuf diberhentikan sebagai kader PKS

oleh PKS. DPP PKS memutuskan memecat Yusuf karena ia dianggap

menggangu istri orang sehingga menyebabkan perceraian. Selain itu,

Yusuf diduga menggelapkan dana bantuan kepada anak yatim.

Pemecatan itu sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan DPP PKS

No. 115/SKEP/DPP-PKS/1430. Atas keputusan ini, Yusuf mengaku

IV), Ma’mur Hasanuddin (Tergugat V), Aus Hidayat Nur (Tergugat VI), Fahri Hamzah (Tergugat VII), Ahli Waris

Almarhum Rahmat Abdullah (Tergugat VIII), Anis Matta (Tergugat IX), Lutfi Hasan Ishaq (Tergugat X). 188

Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, xix 189

Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, xxi 190

Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, xiv

Page 122: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

diperlakukan tidak adil oleh DPP. Soal anggapan sebagai “tukang

ganggu” rumah tangga orang lain yang menyebabkan perceraian, Yusuf

tegas menolak. Demikian juga soal penggelapan dana anak yatim, Yusuf

mengakui memang meminjam dana dari sebuah yayasan untuk

berkampanye, tapi dana itu sudah dikembalikan. Yusuf juga kecewa

karena keputusan DPP tidak memberi ruang pembelaan bagi Yusuf.

“Perang” Yusuf berlanjut ketika ia melaporkan Lutfi Hasan Ishaq ke

Badan Kehormatan (BK) DPR RI dengan dalih bahwa Lutfi telah

melakukan pelanggaran etika sebagai anggota dewan yang menuduh

Yusuf perusak rumah tangga orang.191

Firman Noor mencatat bahwa pemecatan Yusuf juga akibat

ketidakpatuhannya kepada partai. Yusuf juga telah melanggar ketentuan

mengenai bantuan finansial yang harus ia bayarkan selama menjadi

anggota DPR. Akibat pemecatan ini, menurut Firman, muncul anggapan

PKS menjadi partai yang otoriter karena berani memecat kader yang

kritis dan salah satu pendirinya.192

Sejak bergejolak konflik Yusuf dengan elit PKS, Yusuf terus

membuka “borok” PKS.193

Sebagai contoh ia membeberkan bahwa

pengunduran diri Hidayat Nur Wahid dari Presiden PKS karena terpilih

ketua MPR tidak pernah terjadi. Menurut Yusuf, Hidayat bukan mundur,

tetapi diundurkan dari Presiden PKS.194

Yusuf bahkan “menyerang”

Hilmi Aminuddin secara personal. Ia menyebut Hilmi sebagai pentolan

Negara Islam Indonesia (NII) yang disekolahkan ke Madinah oleh Ali

Murtopo.195

Ia pun pernah melaporkan Sekjen PKS Anis Matta ke KPK

atas dugaan penggelapan uang partai pada 21 Maret 2011. Menurut

Yusuf, pada Pilkada DKI Jakarta 2007, PKS mendapat setoran dari

Adang Darojatun, seorang jenderal Polri yang mencalonkan diri melalui

191

Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, xiv-xxi 192

Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, 263 193

Achmad Fachrudin, “Penyelesaian Sengketa Internal Partai yang Demokratis”, dalam Prosiding Konferensi

Nasional Hukum Tata Negara Ke-3, “Demokratisasi Partai Politik di Indonesia”, Padang-Bukittinggi, 5-8

September 2016, 915 194

Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, 43 195

Dalam Replik Pengadilan, Yusuf berkali-kali menyebut Hilmi sebagai anggota NII dan disekolahkan oleh Ali

Murtopo. Yusuf Supendi, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS, 99.

Page 123: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

PKS. Adang telah menyetorkan uang mahar ke PKS sebesar 40 miliar.

Tetapi uang tersebut digelapkan oleh Anis Matta 10 miliar.196

Setelah mengajukan gugatan ke pengadilan perihal pemecatannya,

akhirnya Yusuf menerima hasil keputusan Majelis Hakim. Tanggal 14

Februari 2012 mungkin menjadi hari yang tidak diinginkan Yusuf.

Pasalnya gugatannya ditolak seluruhnya oleh Majelis Hakim. Saat itu,

Yusuf mengajukan gugatan dengan nilai sebesar Rp. 42,7 miliar kepada

sepuluh petinggi PKS. Ia merasa dirugikan atas pemecatan dirinya dari

PKS.197

Gugatan yang ditolak pengadilan membuat Yusuf geram dan

kecewa. Merasa tidak terima atas keputusan Majelis Hakim di

pengadilan Jakarta Selatan, Yusuf melaporkan Majelis Hakim yang

mempimpin sidang ke Komisi Yudisial (KY) dan Mahkamah Agung

(MA).198

Setelah Ketua Umum PKS, Lutfi Hasan Ishaq ditetapkan sebagai

tersangka kasus suap daging impor pada awal 2013, pucuk pimpinan

PKS akhirnya dijabat Anis Matta. Yusuf pesimis jika PKS dipimpin

Anis. Ia bahkan bersesumbar pasca Pemilu 2014, PKS akan punah dan

bubar. Bagi Yusuf, Anis yang telah membawa partai ini menjadi terbuka

membuat PKS semakin elitis, dan tidak mencerminkan partai dakwah.199

Pemecatan Yusuf dari PKS ternyata tidak membuat “nyali”

politiknya redup. Yusuf pada Maret 2013 menyatakan kepada khalayak

bahwa dirinya telah bergabung ke partai Hanura, partai yang didirikan

Wiranto.200

Ia pun turut menjadi caleg dari Partai Hanura pada Pemilu

196 “Kemelut dalam PKS: Yusuf Supendi Laporkan Anis Matta ke KPK”, dalam Kompas, 22 Maret 2011, 5

197 Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Nomor 1930 K/Pdt/2013. Lihat pula dalam: “Gugatan Yusuf Supendi

kepada 10 Petinggi PKS Ditolak”,

http://nasional.kompas.com/read/2012/02/14/13081586/Gugatan.Yusuf.Supendi.kepada.10.Petingi.PKS.Ditolak,

diakses pada 10/7/2017. 15.05 wib 198

“Gugatan Ditolak, Yusuf Supendi Siap Laporkan Hakim ke MA dan KY”,

http://lifestyle.kompas.com/read/2012/02/14/16182336/gugatan.ditolak.yusuf.supendi.siap.laporkan.haki

m.ke.ma.dan.ky , diakses pada 25/7/2017. 09.11 wib 199

“Yusuf Supendi: Dipimpin Anis, PKS Bakal Punah”,

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/03/18081776/yusuf.supendi.dipimpin.anis.pks.bakal.punah, diakses

pada 10/7/2017. 15.05 wib 200

“Yusuf Supendi Bergabung ke Hanura”,

http://nasional.kompas.com/read/2013/03/15/11161019/Yusuf.Supendi.Bergabung.ke.Hanura, diakses pada

10/7/2017. 15.05 wib

Page 124: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

2014 lalu di Daerah Pemilihan Jawa Barat V yaitu Kabupaten Bogor

dengan nomor urut 1.201

Bergabungnya Yusuf ke Hanura di bawah pimpinan Wiranto saat

itu mungkin mengundang banyak tanya. Pasalnya, pada Pilpres 2004,

Yusuf mendukung pencapresn Amin Rais ketimbang Wiranto. Bahkan ia

mengkritik Hilmi yang berupaya mengarahkan dukungan PKS ke

Wiranto.

Konflik Yusuf dan elit PKS yang membuat Yusuf membuka

“borok” PKS sangat merugikan PKS. Burhanuddin Muhtadi

menggambarkan bahwa akibat konflik ini, kredibilitas PKS jatuh dan

“defisit kepercayaan publik”. Anggapan PKS sebagai “partai bersih”

kini diragukan.202

Jika ditelaah kronologi konflik Yusuf VS elit PKS ini,

semua bermula dari kesepakatan dalam mengusung capres pada 2004.

Dalam beberapa musyawarah, terpilih Amin Rais, namun keputusan itu

“dianulir” sepihak oleh Hilmi dan menganggap tidak mengikat. Dari

tarik-menarik kepentingan pencapresan ini, muncul dugaan adanya

aliran uang ke elit PKS, baik yang datang dari Amin maupun Wiranto.

Menjelang Pemilu 2019, Yusuf Supendi bergabung ke PDI-

Perjuangan. Hal ini terungkap dari keterangan pers yang ia berikan pada

17 Juli 2018 saat pendaftaran caleg ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Yusuf mengaku telah memikirkan matang-matang niat nyaleg-nya

melalui PDI-Perjuangan. Menurutnya, pemilih PDI-Perjuangan adalah

merupakan pemilih muslim, bahkan dari kalangan santri. Atas dasar itu,

Yusuf memantabkan bergabung ke partai berlambang kepala Banteng

tersebut.203

Keputusan Yusuf ini mungkin mengagetkan beberapa pihak

meski ia sendiri telah dipecat PKS. Tidak lama setelah pencalonannya

sebagai caleg DPR RI dari PDIP, berita duka datang. Yusuf wafat akibat

201 Dokumen Pribadi, Berkas Pencalegan Formulir Model BB 11, diunduh dari:

http://dct.kpu.go.id/images/dokumen/DPR/3205/10/01.pdf. lihat juga dalam: “Pendiri PKS Yusuf Supendi Jadi

Caleg Hanura Dapil Bogor”, http://news.liputan6.com/read/536114/pendiri-pks-yusuf-supendi-jadi-caleg-hanura-

dapil-bogor, diakses pada 31/1/2018. 12.38 wib 202

Burhanuddin Muhtadi, Dilema PKS: Suara dan Syariah, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2012), 218 203

“Daftar Calon Ala Manchester City”, dalam Majalah Tempo, 29 Juli 2018, 31

Page 125: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

serangan jantung. DPP PKS pun mengirimkan ucapan dukacita kepada

mantan pendiri PK tersebut.204

4. Pemecatan Fahri Hamzah, Perlawanan dan Perang Terbuka

Fahri Hamzah dikenal sebagai politisi PKS “tulen”. Mungkin, bagi

sebagian orang yang awam politik, Fahri lebih dikenal sebagai politisi

PKS daripada ketua umumya. Karir Fahri dimulai saat ia bersama aktivis

lainnya mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(KAMMI) dan menjabat sebagai ketua umum perdana. Fahri adalah

politisi PKS kombinasi aktivis dan intelektual.205

Sebagai politisi, Fahri dikenal ceplas ceplos. Berbagai pernyataan

kontroversial kerap keluar dari mulutnya. Salah satu pernyataan

kontroversi adalah ketika ia menganggap bahwa ide peringatan “Hari

Santri” yang direncanakan capres Joko Widodo dalam Pilpres 2014

sebagai ide “sinting”. Pernyataan itu dituliskan Fahri melalui akun

twitter.206

Pada Pilres 2014, Joko Widodo berpasangan dengan Yusuf

Kalla bertarung melawan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan

Hatta Rajasa. Fahri saat itu merupakan tim sukses pasangan Prabowo-

Hatta. Pernyataan Fahri mengundang protes keras dari kalangan santri.

Pada akhirnya, pernyataan itu berbuah simalakama bagi capres yang

didukung Fahri, Prabowo Subianto.

Pernyataan Fahri juga berbuntut negatif pada PKS. Di beberapa

daerah, kantor PKS menjadi sasaran aksi demo warga. Mereka marah

akibat pernyataan Fahri. Salah satu aksi demo warga dilakukan di depan

kantor DPW PKS Banten. Aksi yang dilakukan kelompok santri yang

menamakan Pergerakan Santri Ahlusunnah Waljamaah Banten itu

menyebut bahwa Fahri telah menghina kaum santri.207

Setelah Pemilu 2014, Fahri mendapat jabatan yang istimewa,

Wakil Ketua DPR RI. Jabatan itu tidak lantas membuat Fahri lepas dari

kontroversi. Sebagai Wakil Ketua DPR, Fahri tetap sering melontarkan

204 “Salah Satu Pendiri PKS Yusuf Supendi Berpulang”, dalam Kompas, 4 Agustus 2018, 2

205 “Profil Fahri Hamzah”, http://www.fahrihamzah.com/profil, diakses pada 24/7/2017. 17.51 wib

206 “Menyalurkan Energi Akar Rumput”, dalam Media Indonesia, 4 Juli 2014

207 “Kantor PKS Didemo Santri”, http://www.bantenraya.com/utama/6673-kantor-pks-didemo-santri, diakses

pada 25/7/2017. 09.21 wib

Page 126: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

pernyataan kontroversi. Pernyataan Fahri yang mengejutkan adalah

menganggap bahwa anggota DPR rada-rada blo’on (bodoh). Pernyataan

ini membuat marah mayoritas anggota DPR sehingga membuat mereka

melaporkan Fahri ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.208

Selain itu, beberapa pernyataan Fahri yang kontroversial dan

menjadi bahan pertimbangan PKS untuk memberhentikannya antara

lain: ingin membubarkan KPK, siap pasang badan terhadap proyek-

proyek DPR, terlalu berlebihan membela Setya Novanto, mencibir

orang-orang yang menolak revisi UU KPK.209

Jika ditelusuri, Fahri memang kerap melontarkan ungkapan

kontroversi terhadap KPK. Pernyataan Fahri yang menohok KPK sudah

terjadi sejak 2011 silam. Saat itu ia menjadi wakil ketua Komisi III

DPR. Dalam sebuah rapat dengan Polri, Kejaksaan dan KPK, Fahri

membuat pernyataan menggemparkan, “Bubarkan KPK”.210

Langkah untuk “menjinakkan” Fahri agar lebih soft membuat

pernyataaan beberapa kali dilakukan elit PKS, Ketua Majelis Syura.

Selain soal pernyataan-pernyataan yang keluar dari mulut Fahri, Majelis

Syura juga mencermati komunikasi Fahri dengan partai yang dinilai

perlu perbaikan. Majelis Syura juga meminta “kerelaan” agar Fahri

mundur dari Wakil Ketua DPR dan akan memberikan posisi lain yang

strategis. Pada 23 Oktober 2015, Majelis Syura memanggil Fahri untuk

memberi arahan. Fahri pun siap menjalankan semua arahan partai.211

Dalam perkembangannya, pola komunikasi Fahri tetap tidak

berubah. Pada 1 Desember 2015 ia pun dipanggil menghadap Majelis

Syura. Majelis Syura menagih janji Fahri yang sebelumnya bersedia

mundur dari Wakil Ketua DPR. Tapi pada kesempatan kali ini, secara

mengejutkan Fahri tidak mau mundur dan berpikir ulang terhadap

permintaan Majelis Syura. Alasan Fahri menolak mundur adalah

208 A. Zaini Bisri, “Pemecatan Fahri Hamzah”, dalam Opini Suara Merdeka, 10 April 2016

209 DPP PKS, “Penjelasan DPP Partai Keadilan Sejahtera Tentang Pelanggaran Disiplin Partai yang Dilakukan Oleh

Saudara Fahri Hamzah”, (Jakarta: DPP PKS, 2016), 2. Lihat pula dalam: Formappi, Evaluasi Kinerja DPR RI Masa

Sidang IV Tahun Sidang 2015-2016: DPR Tanpa Hasil, Siapa Suruh Masa Sidang Pendek?, (Jakarta: Matraman,

2016), 3 210

Erwyn Kurniawan, Masihkan PKS Bermasa Depan?, (Jakarta: Magfirah Pustaka, 2013), 50. 211

DPP PKS, “Penjelasan DPP Partai Keadilan Sejahtera Tentang Pelanggaran Disiplin Partai yang Dilakukan Oleh

Saudara Fahri Hamzah”, 4

Page 127: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kekhawatiran akan adanya “kocok ulang” kursi Ketua DPR sehingga

jatah PKS bisa saja hilang. Dari pernyataan Fahri terlihat bahwa ia tidak

patuh pada Majelis Syuro PKS.

Berbagai kontroversi pernyataan dan sikap Fahri yang tidak mau

tunduk pada partai membuat elit PKS tak berkenan. DPP PKS meminta

Ketua Bidang Kaderisasi untuk mengadukan masalah Fahri kepada

Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO). Pada 26 Desember 2015,

Fahri secara resmi diadukan ke BPDO untuk kemudian diproses sesuai

dengan aturan yang berlaku di PKS. BPDO perpendapat bahwa Fahri

melakukan pelanggaran berat dan merekomendasikan pemberhentian

Fahri dari seluruh jenjang keanggotaan PKS.

Setelah diproses pada tingkat BPDO, persoalan Fahri dilimpahkan

ke Majelis Qadha PKS dan mendapat persetujuan Majelis Qadha.

Karena menyangkut pemberhentian anggota, maka persoalan dibawa ke

Majelis Tahkim. Majelis Tahkim sendiri adalah sebutan lain dari

Mahkamah Partai seperti yang telah diatur dalam UU No. 02 tahun 2011

tentang Partai Politik. Anggota Majelis Tahkim kemudian dipilih dalam

rapat DPP PKS pada 28 Januari 2016 dan disampaikan ke Kementerian

Hukum dan HAM.

Upaya mediasi antara DPP PKS dengan Fahri sebetulnya masih

terus dilakukan. Majelis Tahkim tidak lantas memutuskan atau

memvonis pemberhentian Fahri. Sebelum memutus, Majelis Tahkim

meminta teradu, Fahri untuk melakukan klarifikasi dan pembelaan.

Namun kedua belah pihak sulit dipertemukan. Akibat “pembangkangan”

Fahri, Majelis Tahkim memutuskan memberhentikan Fahri dari seluruh

jenjang keanggotaan PKS pada 11 Maret 2016 melalui Surat No.

02/PUT/MT-PKS/2016. Keputusan ini bersifat mengikat.212

Setelah resmi memecat Fahri, PKS melakukan rotasi kursi wakil

ketua DPR dan menunjuk Ledia Hanifa Amaliah sebagai pengganti

Fahri di kursi wakil Ketua DPR. Pergantian Fahri ini juga dikaitkan

adanya rotasi ketua Alat Kelengkapan Dewan (AKD) yang didukuki

212 DPP PKS, “Penjelasan DPP Partai Keadilan Sejahtera Tentang Pelanggaran Disiplin Partai yang Dilakukan Oleh

Saudara Fahri Hamzah”, 15

Page 128: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kader PKS.213

Mahfudz Siddiq yang merupakan Ketua Komisi I diganti

dengan Abdul Kharis Almasyhari. Untuk diketahui, Siddiq dikenal

sebagai orang dekat Fahri.214

Pergantian Fahri juga menunculkan persepsi penggeseran

kelompok Anis Matta di PKS. Fahri memang dikenal merupakan loyalis

Anis. Selain itu, sikap kritis Fahri kurang berkenan di elit PKS.215

Terkait dengan isu penggeseran kubu Anis Matta, hal ini dibenarkan dan

dirasakan sendiri oleh Fahri. Ia sangat menyayangkan penggeseran

tersebut dikarenakan Anis Matta sebetulnya telah sukses menyelamatkan

PKS pada Pemilu 2014 lalu.216

Fahri yang berlatar belakang seorang aktivis kampus tidak gentar

dengan pemecatan dirinya. Ia balik melawan dengan mengajukan

gugatan perdata pemecatannya pada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Fahri menolak dipecat dari PKS karena banyak membuat pernyataan

kontroversi. Menurutnya, apa yang disampaikan Fahri adalah dilindungi

konstitusi. Fahri juga melampiaskan kekecewaannya karena surat

pemberhentian bukan disampaikan secara resmi, melainkan hanya

melalui kurir.217

Terhadap pemecatannya, Fahri mengatakan bahwa pemecatan

bukan lantaran pernyataan konrtoversial saja yang sering diungkapan

Fahri. Menurutnya ada perbedaan konsepsi atas parpol yang dianggap

belum modern karena menggunakan pendekatan informal dan itu tidak

baik bagi kelembagaan politik yang akan mengantarkan tradisi

bernegara formal ke panggung kekuasaan. Oleh sebab itu, Fahri ingin

menahan supaya hal ini tidak diteruskan.218

Dalam sidang mediasi sebagai permulaan pengajuan Fahri, gugatan

perdata yang diajukan Fahri dinilai janggal oleh saksi ahli I Gede Pantja

Astawa yang dihadirkan dalam sidang mediasi tersebut. Gugatan perdata

yang diajukan Fahri tidak tepat. Menurut Aswata, karena konflik ini

213 “Posisi Fahri Terancam”, dalam Kompas, 4 April 2016, 2

214 “Copot Loyalis Fahri daari Ketua Komisi I DPR”, dalam Indo Pos, 27 Mei 2016, 6

215 “Dipecat PKS, Fahri Hamzah Balik Melawan, dalam Suara Karya, 5 April 2016, 1 dan 11.

216 Wawancara dengan Fahri Hamzah, Kafe Insomniak Tangerang Selatan, 4 April 2018

217 “Fahri: Mulutku Dilindungi Konstitusi”, dalam Suara Karya, 13 April 2016, 2

218 Wawancara dengan Fahri Hamzah, Kafe Insomniak Tangerang Selatan, 4 April 2018

Page 129: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

adalah antara institusi parpol dan kader, sebaiknya diselesaikan di

internal parpol.219

Selain upaya membawa ke pengadilan yang dilakukan Fahri, ia

juga melaporkan tiga elit PKS ke Mahkamah Kehormatan Dewan

(MKD). Mereka adalah Hidayat Nurwahid (Ketua Majelis Tahkim),

Shohibul Iman (saat itu belum mengundurkan diri dari anggota DPR)

dan Surahman Hidayat. Menurut Fahri, Hidayat telah melanggar kode

etik karena memimpin sidang Majelis Tahkim PKS tanpa mendapat surat

keputusan dari Kemenkumham.220

Laporan Fahri ke MKD dianggap

sesuatu yang “aneh” karena membawa konflik internal partai ke DPR.

Lucius Karus peneliti dari Formappi menyebut bahwa tindakan Fahri

tersebut tidak tepat. Seharusnya konflik intenal ini diselesaikan melalui

mahkamah partai, bukan mahkamah dewan.221

Sementara gugatan di pengadilan tetap berjalan, upaya PKS

mengganti kursi Wakil Ketua DPR terus berjalan. DPP PKS melalui

Fraksi PKS mengajukan penggantian Fahri. Dalam berbagai

kesempatan, PKS terus menegaskan bahwa Fahri resmi dipecat dan

mendesak segera melantik Ledia Hanifah.222

Atas usulan PKS, pimpinan DPR tidak langsung memproses, tetapi

membentuk tim kajian untuk mengkaji status Fahri sebagai Wakil Ketua

DPR.223

Pembentukan tim kajian ini dinilai memperlambat usulan PKS.

Padahal, UU No. 17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD

(MD3), pasal 87 ayat (2) huruf e menyebutkan bahwa pemberhentian

Ketua DPR dapat dilakukan jika ada penarikan dari partainya.224

Politisi

PKS, Hidayat Nurwahid menyayangkan sikap pimpinan yang

219 “Konflik Fahri Hamzah dan PKS Seharusnya Diselesaikan di Internal Partai”,

http://nasional.kompas.com/read/2016/10/24/18312271/konflik.fahri.hamzah.dan.pks.seharusnya.diselesaikan.di.inte

rnal.partai, diakses pada 1/8/2017. 10.31 wib 220

“Hidayat Siap Hadapi Fahri ke MKD”, dalam, Suara Karya, 3 Mei 2016, 2. Lihat juga dalam: “Fahri Hamzah

Laporkan Petinggi PKS ke MKD”, dalam Koran Tempo, 30 April 2016, 6 221

“MKD Sulit Proses Aduan Fahri”, dalam Seputar Indonesia, 4 Mei 2016, 6 222

“Hidayat: Fahri Sudah Bisa Diberhentikan Dari DPR”, dalam Rakyat Merdeka, 20 April 2016, 3 223

“Tim Kaji Status Fahri Hamzah”, dalam Republika, 26 April 2016, 6 224

Undang-Undang No. 17 tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Page 130: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

membentuk tim kajian status Fahri dan mendesak pimpinan mematuhi

UU MD3.225

Lambatnya pencopotan Fahri dari kursi Wakil Ketua DPR

disanyangkan oleh Zainuddin Paru, Ketua Departemen Hukum dan

HAM DPP PKS. Menurut Zainuddin, pencopotan harus segera

dilakukan dan tidak perlu menunggu putusan pengadilan yang bersifat

tetap. PKS telah mencopot Fahri dari PKS dan posisi Fahri sendiri di

DPR tidak punya fraksi.226

Gugatan pemecatan Fahri di pengadilan diawali dengan sidang

mediasi pada 3 Mei 2016. Dalam gugatannya, Fahri menggugat

beberapa elit PKS yang menjadi tergugat, Presiden PKS Shohibul Iman,

Wakil Ketua Majelis Tahkim Hidayat Nurwahid, Ketua Dewan Syariah

Surahman Hidayat, Ketua BPDO Abdul Muis. Pada proses ini Fahri

menyayangkan sikap para tergugat yang tidak menghadiri sidang.227

Atas ketidakhadiran elit PKS dalam sidang mediasi, Fahri

menyebut bahwa Shohibul Iman terlalu sibuk dengan urusan PKS dan

DPR. Fahri kemudian meminta Shohibul sebaiknya mengundurkan diri

dari Presiden PKS karena merangkap jabatan sebagai anggota DPR.228

Sidang gugatan terhadap petinggi PKS yang diajukan Fahri

akhirnya dimenangkan Fahri. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan yang memimpin sidang pada 14 Desember 2016 menyatakan

pemecatan Fahri yang dilakukan BPDO adalah melanggar hukum. PKS

langsung merespon hasil keputusan pengadilan dan berencana

melakukan banding ke Mahkamah Agung (MA).229

Dengan putusan

pengadilan tersebut, Fahri mendesak agar DPP PKS mengembalikan

statusnya sebagai kader PKS.230

Konflik terbuka antara Fahri dan PKS terus mengemuka ketika

DPR menggulirkan hak angket untuk Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK). Sidang paripurna pengesahan hak angket KPK saat itu dipimpin

225 “PKS Minta Pimpinan DPR Patuhi UU MD3”, dalam Bisnis Indonesia, 26 April 2016, 12

226 “Fahri Kehilangan Legitimasi”, dalam Media Indonesia, 11 April 2016, 3

227 “Fahri Sayangkan Petinggi PKS Tak Hadir”, dalam Republika, 4 Mei 2016, 3

228 “Fahri Minta Presiden PKS Mundur”, dalam Suara Karya, 10 Mei 2016, 2

229 “Pengadilan Negeri Jaksel Menangkan Fahri Hamzah”, dalam Kompas, 15 Desember 2016, 2

230 “Presiden PKS Didorong Taati Putusan Pengadilan”, dalam Rakyat Merdeka, 20 Desember 2016, 3

Page 131: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

oleh Fahri dan diwarnai aksi keluar rapat (walk out) beberapa fraksi

seperti Gerindra dan PKS. Sikap PKS sendiri menolak hak angket

tersebut dan dengan tegas bahwa Fahri yang mendukung hak angket

adalah pendapat pribadi, bukan mewakili PKS.231

Buntut dari konflik Fahri dengan PKS dan posisinya sebagai Wakil

Ketua DPR belum juga diganti membuat Fraksi PKS di DPR menolak

sidang yang dipimpin Fahri. Sejak pencopotan Fahri yang tak juga

berhasil, beberapa sidang paripurna masih dipimpin Fahri. PKS

mengambil sikap jika sidang dipimpin Fahri, maka mereka menyatakan

walk out dari forum.232

Hal berbeda terlihat ketika sidang paripurna DPR RI pada 26

September 2017 yang dipimpin Fahri Hamzah dengan agenda

pembacaan hasil kinerja Pansus DPR RI hak angket KPK. Pada sidang

itu, anggota fraksi PKS tidak walk out. Mereka mengikuti agenda rapat.

Meski pada akhirnya ketika terjadi pengambilan keputusan tentang

perlunya perpanjangan atau tidak Pansus tersebut, anggota fraksi PKS

menyatakan walk out.233

Meski PKS menyatakan tidak mengakui Fahri sebagai kader, tetapi

PKS juga mendapat keuntungan dalam kondisi tertentu terhadap posisi

Fahri di DPR. Sebagai contoh dalam rapat paripurna pengambilan

keputusan tingkat II RUU Pemilu menjadi UU pada 20 Juli 2017,

dilakukan voting karena musyawarah yang dilakukan tidak menemukan

titik temu. Ketika anggota fraksi PKS berdiri untuk menolak pengaturan

presidential threshold (ambang batas pencapresan) dan dihitung oleh

staf sekretariat, Fahri yang duduk di kursi pimpinan ikut berdiri dan

masuk hitungan anggota Fraksi PKS. Namun, ketika PKS dan tiga fraksi

lainnya (Gerindra, PAN, dan Demokrat) walk out karena tidak puas

dengan hasil voting, Fahri tetap duduk di meja pimpinan untuk

mendampingi Ketua DPR Setya Novanto. Sedangkan Wakil Ketua DPR

lainya Agus Hermanto (Demokrat), Taufik Kurniawan (PAN), dan Fadli

231 “Muncul Gerakan Menolak Hak Angket”, dalam Bisnis Indonesia, 3 Mei 2017, 12

232 “Ogah Paripurna Dipimpin Fahri, PKS Walk Out”, dalam Rakyat Merdeka, 31 Mei 2017, 7. Dalam rapat

paripurna yang penulis ikuti, penulis melihat jelas ketika beberapa anggota Fraksi PKS keluar ruang sidang rapat

paripurna. Observasi penulis pada 30 Mei 2017. 233

Observasi penulis dalam Rapat Paripurna DPR RI pada 26 September 2017.

Page 132: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Zon (Gerindra) ikut walk out. Dari peristiwa ini, penulis bisa melihat

sikap ganda Fahri, di satu pihak mengikuti arahan PKS, dan sisi lain

menolak PKS yang walk out.234

Hubungan Fahri dengan kader PKS juga sempat memburuk ketika

ada himbauan dari DPP PKS agar anggota Fraksi PKS di DPR tidak

boleh berkomunikasi dengan Fahri.235

Kondisi ini seperti juga terjadi

pada kasus Yusuf Supendi ketika kader-kader PKS dihimbau tidak

berkomunikasi lagi dengan Yusuf. Fahri juga menyayangkan kebijakan

“aneh” tersebut. Ia mempertanyaan kenapa bisa ada larangan bertemu

dengannya. Fahri menegaskan bahwa itu bukan tradisi Islam, tradisi

partai, apalagi demokrasi.236

Berkaca pada beberapa kasus konflik internal parpol sebelumnya,

konflik antara Fahri dengan PKS diprediksi bakal memecah partai

dakwah. Pasalnya, posisi Fahri di PKS terbilang cukup penting.

Terhadap ketakutan dan prediksi perpecahan, tokoh PKS yang juga

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan membantah pemecatan Fahri

akan menyebabkan perpecahan.237

Meski Fahri sudah dimenangkan di pengadilan, salah satu elit PKS

yang juga mantan presiden PKS Tifatul Sembiring tidak mau

mengakuinya sebagai kader. Perang terbuka antara Fahri dan Tifatul pun

semakin terang.238

Fahri pun tak segan membeberkan “dosa-dosa”

beberapa elit PKS, mulai dari elit parpol yang terjerat kasus korupsi

hingga tertangkap kamera menonton video porno saat sidang DPR.239

Desakan mencopot Fahri dari kursi wakil ketua DPR terus

diingatkan oleh Anggota DPR Fraksi PKS. Permintaan penggantian

234 Observasi penulis pada rapat paripurna DPR, 20 Juli hingga 21 Juli (dini hari) 2017.

235 “Fahri Hamzah Pegang Bukti Kader PKS Dilarang Berkomunikasi Dengannya”, https://news.detik.com/berita/d-

3372545/fahri-hamzah-pegang-bukti-kader-pks-dilarang-berkomunikasi-dengannya, diakses pada 28/7/2017/ 17.23 wib. 236

Wawancara dengan Fahri Hamzah, Kafe Insomniak Tangerang Selatan, 4 April 2018 237

“Kisruh Fahri, Heryawan Bantah PKS Pecah”, http://news.metrotvnews.com/read/2016/01/13/211191/kisruh-

fahri-heryawan-bantah-pks-pecah, diakses pada 26/7/2017/ 12.30 wib. 238

“Tifatul Minta Fahri tak Ikut Campur Urusan PKS”,

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/17/06/06/or4336384-tifatul-minta-fahri-tak-ikut-campur-urusan- pks, diakses pada 28/7/2017/ 17.23 wib. 239

“Kubu Fahri Hamzah ungkit dosa 6 kader PKS, ada Tifatul Sembiring”, https://www.merdeka.com/politik/kubu-

fahri-hamzah-ungkit-dosa-6-kader-pks-ada-tifatul-sembiring.html, diakses pada 28/7/2017/ 17.31 wib.

Page 133: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Fahri disampaikan oleh Ansori Siregar, anggota Fraksi PKS pada rapat

paripurna DPR Senin 11 Desember 2017. Saat itu, Ansori meminta

pimpinan DPR untuk memproses surat fraksinya yang menyatakan

penggantian Fahri. Interupsi yang disampaikan Ansori direspon tenang

oleh Fahri dan disambut tawa kecil peserta sidang lainnya.240

Upaya banding DPP PKS atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta

Selatan akhirnya mendapat jawaban dari Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

Pada 7 Desember 2017, Pengadilan Tinggi Jakarta membacakan putusan

yang menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dengan

putusan ini, PKS tidak punya dalil untuk mencopot Fahri dari kursi

wakil ketua DPR RI.241

Selain dimenangkannya Fahri melalui hasil

putusan Pengadilan Tinggi Jakarta, PKS juga diminta membayar uang

sebesar Rp. 30 miliar kepada Fahri serta merehabilitasi nama baik

Fahri.242

Merasa dituntut dengan uang yang sangat besar (30 miliar), DPP

PKS menegaskan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung

(MA). Zainudin Paru yang merupakan Kepala Departemen Bidang

Hukum dan HAM PKS menegaskan partainya akan menempuh upaya

hukum yang lebih tinggi. Putusan pengadilan, menurutnya belum

berkekuatan hukum tetap (incraht).243

Ketika peneliti menanyakan kepada Fahri apakah ia akan berusaha

meyakinkan Presiden PKS dan kader bahwa ia tidak bersalah, Fahri

hanya menjawab bahwa “soal kemenangan ini saya ingin matang dan

tidak mau ngambek”.244

Mungkin ia ingin menunjukkan bahwa proses

hukum adalah jalan terbaik baik penyelesaian konflik ini.

Meski dimenangkan di pengadilan, PKS tetap saja mendesak

penggantian Fahri sebagai wakil ketua DPR. Namun, kolega Fahri

sesama unsur Pimpinan DPR menanggapi dingin surat Fraksi PKS yang

meminta pergantian Fahri. Fadli Zon, Wakil Ketua DPR dari Fraksi

240 Observasi penulis dalam Rapat Paripurna DPR RI pada 11 Desember 2017.

241 “PT. DKI Perkuat Posisi Fahri”, dalam Kompas, 15 Desember 2017, h. 5.

242 “Pengadilan Kembali Menangkan Fahri Hamzah Lawan PKS”, dalam Suara Pembaruan, 15 Desember 2017, 6

243 “Dihukum Bayar Rp 30 M Terkait Fahri, PKS Tunggu Putusan Kasasi”, https://news.detik.com/berita/d-

3770293/dihukum-bayar-rp-30-m-terkait-fahri-pks-tunggu-putusan-kasasi, diakses pada 15/12/2017. 10.51 wib. 244

Wawancara dengan Fahri Hamzah, Kafe Insomniak Tangerang Selatan, 4 April 2018

Page 134: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Partai Gerindra menyatakan akan memproses surat pergantian Fahri

setelah mendapat hasil keputusan tetap dari pengadilan. Selama ini,

menurut Fadli, status Fahri adalah tetap menjadi Wakil Ketua DPR

karena ada putusan pengadilan yang memenangkannya di

persidangan.245

Hal yang sama juga dikemukakan Taufik Kurniawan.

Menurutnya pergantian Fahri sering dibahas, tetapi Pimpinan DPR

sangat mempertimbangkan proses dan hasil keputusan hukum.246

Upaya pemecatan Fahri oleh PKS yang dilakukan secara massif

dikritisi oleh LSM Jaringan Islam Nusantara (JIN). Menurut Ketum

Umum JIN, Razikin Junaid, upaya PKS tersebut mencerminkan

kebencian yang mendalam PKS terhadap Fahri. JIN mendesak PKS

untuk mematuhi keputusan pengadilan. Jika PKS tetap “ngotot”

memecat Fahri dan mengabaikan pengadilan, JIN akan melaporkan PKS

ke Mabes Polri.247

Dalam masa menunggu hasil banding, PKS memastikan tidak akan

mencalonkan Fahri sebagai Anggota Legislatif dari PKS. Terhadap

keputusan itu, Fahri seakan pasrah dengan nasib yang menimpanya.

Fahri mengaku ia sudah mendapat tawaran dari berbagai parpol untuk

bergabung. Namun, ia menyatakan kesetiaannya kepada PKS. Ia pun

mengingatkan bahwa elit PKS tidak boleh otoriter dan perlu

membudayakan diskusi untuk mengambil keputusan.248

Dalam wawancara dengan Fahri tentang kebijakan PKS yang tak

lagi mencalonkan Fahri pada Pemilu 2019, ia menegaskan bahwa

dirinya ingin menjaga dan menyelamatkan PKS pada Pemilu. Namun

jika PKS tidak berhasil diselamatkan Fahri, ia baru akan berpikir tentang

masa depan politiknya, baik tetap berada di PKS atau bergabung dengan

parpol lain.249

245 Soal Pergantian Fahri Hamzah: Fadli Zon Hormati Pengadilan, PKS Bertepuk Sebelah Tangan”, dalam Rakyat

Merdeka, 17 Desember 2017, 7. 246

“Soal Pemecatan Fahri Hamzah: Pimpinan DPR Memilih Menunggu Palu Hakim” dalam Rakyat Merdeka, 18 Januari 2017, 7. 247

“Soal Pendongkelan Wakil Ketua DPR: Kebencian PKS Pada Fahri Mendalam”, dalam Rakyat Merdeka, 14

Desember 2017, 3. 248

“Tak Dijadikan Caleg, Fahri Sampai Mati di PKS, dalam Rakyat Merdeka, 27 Januari 2019, 1 249

Wawancara dengan Fahri Hamzah, Kafe Insomniak Tangerang Selatan, 4 April 2018

Page 135: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Salah satu parpol yang dikabarkan akan merekrut Fahri adalah

Golkar. Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto menyikapi isu yang

beredar tentang rencana Fahri bergabung ke parpol berlambang pohon

Beringin itu. Menurut Airlangga, Golkar tentu akan berembuk dan yang

pasti meminta kesediaan Fahri mengkampanyekan Joko Widodo dalam

Pilpres 2019. Seperti diketahui, Golkar telah mendukung pencapresan

Joko Widodo, sedangkan Fahri sendiri kerap mengkritik Joko Widodo.

Rencana Fahri yang akan bergabung ke Golkar juga dikomentari oleh

mantan ketua umum, Setya Novanto. Menurutnya Fahri adalah orang

yang punya komitmen untuk kemajuan bangsa.250

Konflik Fahri dengan PKS memasuki babak baru. Hal ini

dikarenakan Fahri dengan “terpaksa” melaporkan Presiden PKS, Sohibul

Iman ke Kepolisian atas dugaan melakukan penghinaan dan pencemaran

nama baik. Fahri menyayangkan sikap Sohibul yang seakan tidak

menerima kemenangan Fahri di pengadilan. Menurut Fahri, meski telah

dimenangkan di pengadilan, sikap yang ditunjukkan Sohibul selalu

menyudutkan Fahri, dan hal itu dilakukan terus menerus. Fahri

menegaskan bahwa ia tidak akan mencabut laporan sampai Presiden

PKS itu mundur dari jabatannya.

Menanggapi laporan Fahri ke Kepolisian, Sohibul menerangkan

bahwa dirinya tidak pernah melakukan kebohongan publik. Menurutnya,

Fahri memang pernah diminta mundur oleh PKS dari kursi wakil ketua

DPR dan dipindah ke Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen

(BKSAP) DPR RI, dan Fahri pun menyampaikan kesediaannya.251

Namun seiring berjalannya waktu, Fahri justru tidak menempati janjinya

untuk mundur tersebut. Itulah sebabnya Presiden PKS memecat Fahri.252

Terkait pelaporan Sohibul oleh Fahri ke Kepolisian, Fahri

mengklaim bahwa ia mendapat dukungan dari koleganya sesama di

PKS. Ia mengaku didatangi koleganya yang memberi dukungan setelah

250 “Golkar Tertarik Rekrut Fahri”, dalam Media Indonesia, 6 Februari 2018, 3

251 “Konflik Fahri-PKS Semakin Memanas”, dalam Republika, 12 Maret 2018, 4

252 “Jerat Presiden PKS dengan UU ITE: Fahri Polisikan Sohimul Iman”, dalam Rakyat Merdeka, 9 Maret 2018, 3.

Lihat pula dalam: “Presiden PKS Malas Komentari Fahri”, dalam Media Indonesia, 9 Maret 2018, 2.

Page 136: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

melaporkan Sohibul. Selain itu, ia juga mendapat apresiasi dari kader-

kader PKS yang menyampaikan melalui pesan dan whatsapp.253

Laporan Fahri ke Kepolisian memunculkan peperangan di akun

media sosial Fahri dengan politisi PKS, Tifatul Sembiring. Keduanya

sejak lama sering terlibat perbedaan pendapat di media sosial. Kali ini

Tifatul sangat menyayangkan sikap Fahri yang melaporkan Sohibul.

Tifatul mempertanyakan sikap Fahri: “Antum ini mau memperkuat PKS

atau menghancurkan?”, tulis Tifatul.254

Tidak hanya bersitegang dengan Tifatul, Fahri juga mendapat

“kecaman” dari Pipin Sopian. Ketua Departemen Politik PKS ini

menyayangkan sikap Fahri yang tak mau mengakui kesalahan. Pipin

semakin kesal karena Fahri melaporkan Presiden PKS ke Kepolisian dan

banyak mengumbar pernyataan yang tidak benar di muka publik. Atas

sikap Fahri itu, Pipin bahkan menantang Fahri untuk bersumpah

Mubahalah. Sumpah ini adalah sumpah memohon petunjuk Allah untuk

mengungkap kebenaran dan mengutuk pihak yang berbohong di muka

umum. Pipin menawarkan sumpah itu dilakukan pada Jumat 16 Maret di

Masjid Al-Hikmah, Bangka Jakarta Selatan.255

Fahri sendiri tak terlalu

serius menghadapi tantangan itu. Ia hanya meminta kader PKS fokus

pada kerja-kerja politik. Ia juga menyatakan tidak ada urusan dengan

dengan Pipin.256

Sejak berkonflik dengan elit PKS lain, Fahri cukup menyayangkan

adanya tindakan yang memberhentikan kader-kader PKS di daerah yang

diindikasi sebagai loyalis Anis Matta. Menurut Mahfudz Sidiq (politisi

PKS yang dianggap kubu Anis Matta), terdapat beberapa ketua DPW

PKS yang diganti (dicopot) antara lain: Ketua DPW PKS Jawa Tengah,

253 “Kalau Sohibul Mundur, Saya Cabut Laporan. Tapi Kalau Tidak, Ya Hadapi Saja Laporan Saya”, dalam Rakyat

Merdeka, 12 Maret 2018, 2. 254

“Berantem Tak Usai-Usai: Fahri VS Tifatul-Sohibul Seperti Kisah Telenovela”, dalam Rakyat Merdeka, 11 Maret 2018, 1-9 255

“Fahri Hamzah Dikeroyok, Ayo Sumpah Mubahalah”, dalam Rakyat Merdeka, 15 Maret 2018, 3. 256

“Diajak Mubahalah, Fahri Tak Mau Meladeni”, dalam Rakyat Merdeka, 16 Maret 2018, 3

Page 137: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Kamal Fauzi dan Ketua DPW PKS Sumatera Selatan Erza Saladin.

Selain itu ada 32 kader PKS Maluku Utara yang dipecat.257

Selain pengurus daerah yang diberhentikan, Fahri juga

mengungkapkan jika PKS juga akan memberhentikan kader-kader yang

sudah senior. Fahri merasa bahwa kondisi di PKS semakin

mencemaskan. Menurutnya, kultur diskusi telah luntur dan pimpinan

PKS semakin otoriter dalam membuat keputusan. Kondisi ini sangat

disayangkan Fahri karena dekatnya waktu Pemilu 2019.258

Konflik Fahri dengan elit PKS ternyata dapat dilihat dari perspektif

kekuasaan. Pasalnya, konflik ini ternyata tidak lepas dari kepentingan

politik pragmatis, terutama menyangkut pencalonan dalam Pilkada. Hal

tersebut dikemukakan Fahri dalam wawancara dengan harian Rakyat

Merdeka. Fahri dengan tegas meminta Sohibul untuk mundur karena

menurutnya tidak cocok pemimpin PKS. Hal ini misalnya terlihat dari

keputusan pencalonan kader-kader PKS di Pilkada. Fahri menyayangkan

lepasnya basis suara PKS di Jawa Barat, Sumut dan Maluku Utara.

Pada Pilkada 2018, Fahri mengkritik kebijakan PKS terkait

pencalonan di Pilgub Maluku Utara. Menurut Fahri, elit PKS gegabah

dalam menentukan calon sehingga dua kader PKS mencalonkan diri.

Akhirnya suara PKS terpecah dan tidak dapat memenangkan Pilgub

tersebut.259

Seperti dikemukakan di atas, meski Fahri dimenangkan pengadilan

tinggi, namun PKS mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA).

Setelah menunggu waktu cukup lama, akhirnya MA menolak kasasi

sengketa pemecatan Fahri yang diajukan PKS pada 30 Juli 2018. Fahri

menyebut bahwa banyak kader yang mendoakan dirinya agar gugatan

PKS ditolak MA. Menurut Fahri banyak kader-kader PKS yang meminta

257

“Aroma Friksi PKS Jelang Pilpres”, https://kumparan.com/@kumparannews/aroma-friksi-pks-jelang-

pilpres?utm_source=Facebook&utm_content=news&utm_medium=post&utm_campaign=boost, diakses pada

8/6/2018. 09.45 wib. 258

“Pecat Kader Senior PKS, Fahri Hamzah: Sohibul Iman Makin Ugal-ugalan”, https://akurat.co/news/id-243940-

read-pecat-kader-senior-pks-fahri-hamzah-sohibul-iman-makin-ugalugalan?catId=2, diakses pada 3/7/2018. 12.11 wib. 259

“Fahri: Elite PKS Berantem di Pilgub Malut dan Kalah, Tragis!”, https://news.detik.com/berita/4088089/fahri-

elite-pks-berantem-di-pilgub-malut-dan-kalah-tragis, diakses pada 3/7/2018. 12.11 wib.

Page 138: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

pimpinan PKS untuk segera sadar. 260

Setelah dimenangkan MA, Fahri

berencana menuntut ganti rugi Rp. 30 miliar kepada PKS (selalu

tergugat). Fahri cukup serius meminta PKS membayar Rp. 30 miliar.

Jika tidak membayar, Fahri berencana menyita kantor DPP PKS dan

kekayaan para tergugat. Bagi Fahri, uang itu bukan untuk kepentingan

pribadi, tetapi untuk memperbaiki citra PKS setelah terjadi berebgai

konflik internal. Jika PKS membayar senilai uang tersebut, maka Fahri

akan kaya mendadak.261

Konflik PKS dengan kadernya yang “nakal” seperti Fahri bukan

kali pertama. Sebelumnya PKS juga pernah menghadapi masalah yang

sama, Yusuf Supendi. Meski konflik antara Fahri dengan PKS terjadi

sedemikian hebat, seorang kader PKS menuturkan bahwa konflik ini

tidak akan berujung perpecahan partai dakwah. Fahri merupakan kader

militan PKS dan sekaligus salah satu pendiri, sehingga ia tidak mungkin

meninggalkan partai. Konflik yang terjadi itu akan menjadi pelajaran

proses pendewasaan berpolitik PKS.262

Konflik Fahri yang terjadi di tingkat DPP, ditanggapi dingin oleh

kader-kader di daerah. Faisal Ahmad misalnya, Anggota Fraksi PKS

DPRD Kota Serang menuturkan bahwa konflik Fahri ini tidak akan

membuat partainya pecah dan melahirkan partai baru. Terhadap konflik

Fahri ini, Faisal menganggapnya sebagai perbedaan kecil antara kader.

Ini terbukti bahwa internal PKS tidak gaduh. Lebih lanjut, ia

beranggapan jika konflik Fahri ini dibesar-besarkan oleh media massa

sehingga terkesan PKS sedang mengalami konflik hebat.263

Tiga macam konflik internal PKS yang penulis paparkan di atas

mempunyai dampak sendiri bagi PKS. Bagi internal PKS, konflik

tersebut memberi dua dampak, soliditas dan perpecahan sekaligus.

260 “MA Tolak Kasasi PKS Versus Fahri Hamzah”, dalam Majalah Tempo, edisi 6-12 Agustus 2018, 23. Lihat juga

dalam: “MA Tolak Kasasi PKS di Sengketa Pemecatan Fahri Hamzah”, https://news.detik.com/berita/4145922/ma-

tolak-kasasi-pks-di-sengketa-pemecatan-fahri-hamzah, diakses pada 6/8/2018. 12.14 wib. 261

“Minta PKS Bayar 30 M, Fahri Kaya Mendadak-Fahri Ancam Akan Sita Gedung PKS, Serius Nih?”, dalam

Rakyat Merdeka, 4 Agustus 2018, 1 dan 9. Lihat juga dalam: “Fahri Minta PKS Bayar Ganti Rugi Rp30 Miliar”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180802181047-12-319038/fahri-minta-pks-bayar-ganti-rugi-rp30-miliar,

diakses pada 6/8/2018. 12.14 wib. 262

Wawancara dengan Agus Supriyanto (Tenaga Ahli Fraksi PKS), Jakarta, 2 Agustus 2017 263

Wawancara dengan Faisal Ahmad (Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Serang), Jakarta, 19 September 2017

Page 139: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Kemampuan mengelola konflik yang menjadi ciri PKS membuat mereka

semakin solid ketika terjadi konflik. Bagi mereka menjaga marwah

partai adalah kewajiban karena hal itu merupakan sumpah dan janji

kader.

Konflik PKS, meski membuat kader solid, disisi lain juga

membuat terjadi perpecahan (meski skala kecil). Menurut Agus

Supriyanto, konflik internal dalam durasi panjang dan diungkap dimuka

publik juga memberikan kerugian tersendiri bagi PKS. Sebagai contoh,

kader PKS tidak menampik bahwa konflik ini, antara Fahri dan elit

partai, sangat merugikan partainya. Konflik ini sudah menjalar ke

daerah. Energi kader yang seharusnya diperlukan untuk konsolidasi

menjelang Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 harus terkuras untuk

menyelesaikan konflik Fahri.264

Hal berbeda diutarakan Faisal yang menganggap konflik Fahri

tidak merugikan PKS. Menurutnya konflik ini justru semakin

memperkokoh. Keputusan partai harus dipatuhi karena sudah

dimusyawarahkan. Di daerah, awalnya kader bertanya-tanya. Tapi

setelah itu, kader memahami bahwa semua kader harus patuh kepada

keputusan yang diambil melalui Majelis Syura.265

264

Wawancara dengan Agus Supriyanto (Tenaga Ahli Fraksi PKS), Jakarta, 2 Agustus 2017 265

Wawancara dengan Faisal Ahmad (Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Serang), Jakarta, 19 September 2017

Page 140: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Alur pemecatan Fahri

30 Juli 2018, MA menolak gugatan sengketa yang diajukan PKS. Dengan kata lain, MA

memenangkan Fahri

8 Maret 2018, Fahri melaporkan Presiden PKS ke

Kepolisian karena dianggap mencemarkan nama baik.

PKS mengajukan banding

kembali hingga ada keputusan berkekuatan hukum tetap.

7 Desember 2017, Pengadilan

Tinggi menolak banding PKS dan meminta mengembalikan status Fahri, membayar uang 30 miliar dan merehabilitasi nama Fahri.

14 Desember 2016, PKS

mengajukan banding ke tingkat pengadilan lebih tinggi.

14 Desember 2016, Putusan PN Jakarta Selatan memenangkan

Fahri, meminta PKS mengembalikan status Fahri.

3 Mei 2017, sidang mediasi

pihak Fahri dan para tergugat di PN Jakarta Selatan.

11 Maret 2016, Fahri dipecat melalui keputusan Majelis

Tahkim DPP PKS melalui Surat No. 02/PUT/MT-PKS/2016.

Fahri pun membawa pemecatan ke

pengadilan negeri (PN).

Pada 26 Desember 2015, Fahri secara resmi diadukan ke BPDO

atas berbagai dugaan pelanggaran terhadap partai.

Page 141: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

5. Konflik Internal PKS Menjelang Pemilu 2019

Narasi perjalanan partai politik Islam di Indonesia tidak pernah

luput dari dinamika konflik internal parpol. Era Orde Lama, konflik

internal terjadi di Partai Masyumi dan di era Orde Baru, konflik internal

terjadi di Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Konflik internal parpol Islam juga mewarnai pentas politik

nasional di era reformasi. Saat itu, pada 1998-1999 muncul banyak

sekali parpol Islam, namun pada saat yang sama, konflik internal juga

kerap menghiasi. Bahkan konflik internal parpol pada titik klimaks

membuat parpol terfregmentasi dan muncul parpol Islam baru. Konflik

internal yang diterjadi di PPP pada 2003, seperti disebutkan

dipembahasan sebelumnnya, melahirkan parpol baru, yaitu Partai

Bintang Reformasi (PBR). Ciri konflik internal pada dekade pertama

adalah perpecahan, dan muncul parpol baru.

Lili Romli memetakan hal-hal yang menyebabkan konflik internal.

Pertama, konflik terjadi akibat perebutan kekuasaan di dalam parpol.

Sebagai contoh, konflik internal muncul pascapemilihan ketua umum.

Biasanya, pihak yang kalah dalam kompetisi pemilihan ketua umum

keluar parpol dan mendirikan parpol baru. Kedua, konflik internal lahir

akibat perbedaan dukungan koalisi pada saat pancalonan presiden dalam

Pemilihan Umum.266

Konflik internal akibat wacana ataupun dukungan pencapresan

juga melanda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjelang Pemilu 2019.

Pada 13-14 Januari 2018 PKS menggelar Musyawarah Majelis Syuro

VI. Musyawarah itu menetapkan sembilan kadernya untuk diusung

menjadi capres. Sembilan nama-nama capres yang dimunculkan PKS

adalah Ahmad Heryawan, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan

Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al-Jufrie, Tifatul Sembiring, Al-

266

Lili Romli, “Koalisi dan Konflik Internal Partai Politik pada Era Reformasi”, dalam Jurnal Politica, Vol. 8, No.

2, November 2017, 97.

Page 142: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Muzammil Yusuf, dan Mardani Ali Sera. Sembilan nama ini merupakan

hasil penjaringan internal PKS.267

Setelah menetapkan capres dari kadernya, PKS mulai

mengonsolidasi kekuatan internal untuk meningkatkan elektabilitas

partai. Selain itu, DPP PKS juga akan menjajaki kemungkinan koalisi

dengan parpol lain karena syarat presidential threshold (ambang batas

pencapresan) tak memenuhi syarat.

Nama-nama yang dimunculkan tersebut kemudian menggalang

dukungan, baik dari internal parpol maupun masyarakat. Di antara

capres yang dimunculkan PKS tersebut, nama Anis Matta cukup

menyita perhatian. Pasalnya, mantan Presiden PKS itu cukup masif

melakukan sosialisasi melalui pemasangan spanduk bertuliskan “Anis

Matta Calon Presiden Indonesia 2019”. Ia bahkan sudah mempunyai

relawan bernama Anis Matta Pemimpin Muda (AMPM).

Di internal PKS sendiri, nama Anis Matta bukan “pemain” baru. Ia

dipandang sebagai anak muda yang cerdas sehingga menjadi magnet dan

daya tarik bagi kader-kader muda PKS. Ia menjadi idola para kader

muda. Wawasannya luas dan banyak sekali tulisannya sehingga

memberi kesan sebagai seorang “intelektual PKS”. Dengan bahasa

memuji, rekan Anis yang menjabat Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah

menyebut Anis sebagai seorang pintar yang mampu menyelamatkan

PKS di Pemilu 2014.

Anis harus menghadapi sengitnya persaingan internal PKS sendiri.

Kesuksesan Anis di PKS seperti dikatakan Fahri tidak membuat ia

berada dalam zona nyaman sebagai elit PKS. Sekalipun sukses menjaga

suara PKS pada Pemilu 2014, ia “tersingkirkan” dan tidak lagi dipilih

menjadi presiden PKS. Bergantinya rezim di PKS dari Anis kepada

Sohibul Iman berkonsekuensi pada “dibersihkannya” kelompok Anis.

Wacana “pembersihan” kelompok Anis seperti dikemukakan

beberapa pengamat terlihat dari upaya PKS mengganti posisi Fahri

267“PKS Tetapkan Sembilan Nama Calon Presiden untuk Pemilu 2019”,

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/15/14500971/pks-tetapkan-sembilan-nama-calon-presiden-untuk-pemilu-

2019, diakses pada 27/4/2018, 10.55 wib

Page 143: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Hamzah dari kursi Wakil Ketua DPR, meski Fahri sendiri menolak dan

tetap menjadi wakil ketua. Selain itu, Fahri juga mencium upaya

penyingkiran kelompok Anis di beberapa daerah, pengurus tingkat DPW

dan DPD. DPP PKS, menurut Fahri mengganti ketua pimpinan wilayah

yang dianggap “orangnya” Anis secara sepihak tanpa alasan yang jelas.

Ini adalah upaya DPP PKS untuk melumpuhkan kekuatan yang telah

digalang Anis jauh sebelum munculnya nama-nama capres PKS.268

Pernyataan Fahri yang menyebut DPP PKS membersihkan

kelompok Anis memancing reaksi dari elit PKS lainnya. Politisi PKS

seperti Nasir Jamil menolak jika DPP PKS disebut membersihkan

kelompok Anis. Ia menyebut bahwa pencapresan kader harusnya

menjadi titik pijak konsolidasi internal PKS jelang Pemilu, bukan ajang

saling sikut antar-elit.269

Pencapresan Anis Matta dari PKS kian berat karena DPP PKS

membatasi ruang geraknya. Hal ini misalnya terjadi ketika Anis

menghadiri deklarasi dukungan pencapresannya di Bandung pada Sabtu

21 April 2018 lalu tidak mendapat dukungan dari internal PKS.

Menjelang acara deklarasi, DPW PKS Jawa Barat menghimbau kader

PKS melalui surat edaran bernomor 012/D/EDR/AJ-PKS/1439 untuk

tidak hadir acara tersebut. Atas surat edaran pelarangan kader itu, Anis

menanggapi dingin kebijakan PKS. Ia memahami PKS sedang ingin

mengonsolidasikan kekuatan partai menghadapi Pilkada dan tidak

berfokus pada pencapresan. Namun fakta yang terjadi, para elit PKS

sendiri juga berupaya mendorong kadernya untuk berkompetisi di

pilpres sekalipun menjadi cawapres.

Mahfudz Sidik menyayangkan bahwa PKS telah menetapkan

Sembilan kadernya sebagai capres, tetapi mereka tidak beloh

berkampanye atau menyosialisasikan diri. Padahal, jika mereka turun ke

268 Wawancara dengan Fahri Hamzah, Kafe Insomniak Tangerang Selatan, 4 April 2018. Beberapa ketua DPW PKS

yang diganti (dicopot) antara lain: Ketua DPW PKS Jawa Tengah, Kamal Fauzi dan Ketua DPW PKS Sumatera

Selatan Erza Saladin. Selain itu ada 32 kader PKS Maluku Utara yang menurut Mahfudz Sidiq dipecat. Lihat dalam:

“Aroma Friksi PKS Jelang Pilpres”, https://kumparan.com/@kumparannews/aroma-friksi-pks-jelang-

pilpres?utm_source=Facebook&utm_content=news&utm_medium=post&utm_campaign=boost, diakses pada

8/6/2018. 09.45 wib. 269

“Loyalis Anis Guncang PKS, Nasir Djamil: Seharusnya Semua Konsolidasi”, https://news.detik.com/berita/d-

3957078/loyalis-anis-guncang-pks-nasir-djamil-seharusnya-semua-konsolidasi, diakses pada 27/4/2018, 11.14 wib.

Page 144: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

lapangan, suara PKS bisa meningkat di Pemilu 2019. Menurut Mahfudz,

hanya Anis Matta yang giat menyosialisasikan diri. Mahfudz

mengatakan “Calon-calon PKS seharusnya jadi faktor pendongkrak

(suara partai di Pileg), gerakannya justru dibatasi, tak diberi ruang

leluasa”.270

Atas sikap PKS terhadap Anis tersebut, Fahri menyebut bahwa elit

PKS sedang “dendam kesumat” kepada Anis. Menurut Fahri, elit PKS

saat ini telah melupakan jasa Anis yang sudah menyelamatkan partai

pascabadai kasus dugaan korupsi yang menimpa mantan Presiden PKS

Lutfi Hasan Ishak. Fahri bahkan menyebut oknum internal PKS yang

menjegal pencapresan Anis sebagai orang-orang yang ingin mengubur

PKS.271

Menurut pengamat politik M. Qodari, sebetulnya pencapresan Anis

dari PKS lebih dapat menaikan elektabilitas dari pada kader PKS

lainnya. Pasalnya, Anis yang berasal dari Sulawesi Selatan tentu

memiliki nilai tawar tersendiri untuk mengambil suara dari luar Jawa

daerah Indonesia Timur. Munurut Qodari, PKS yang dikabarkan

memilih Ahmad Heryawan akan menyulitkan PKS untuk meraih pemilih

luar Jawa karena idealnya paslon capres-cawapres biasanya

mempertimbangkan aspek kewilayahan, kombinasi Jawa-Non Jawa.272

Dalam hal koalisi pencalonan presiden di pilpres 2019, PKS

bermanuver akan berkoalisi dengan Gerindra dan ingin menyodorkan

kadernya menjadi cawapres Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

PKS dan Gerindra yang dalam periode pemerintah Joko Widodo

menjadi parpol oposisi pemerintah memang dikenal “mesra”. Kuatnya

permintaan PKS pada Gerindra untuk menjadi cawapres Prabowo bukan

tanpa alasan karena di beberapa daerah yang menggelar Pilkada 2018,

PKS berkoalisi dengan Gerindra dalam mengusung calon kepala daerah

270“MahfudzSiddiqBongkarGejolakInternalPKS”,https://kumparan.com/@kumparannews/mahfudz-siddiq-bongkar-

gejolak-internal-pks?utm_source=Twitter&utm_medium=post&utm_campaign=int, diakses pada 8/6/2018. 12.58

wib. 271

“Diboikot Elite PKS, Anis Matta Tetap Deklarasi Capres”, dalam Rakyat Merdeka, 23 April 2018, 3. Lihat pula

dalam: “PKS Persoalkan Deklarasi Anis Matta”, dalam Koran Tempo, 23 April 2018, 6. 272

“Qodari: Anis Matta Lebih Menarik Dibanding Tokoh PKS Lainnya”,

http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/04/25/p7pi8l330-qodari-anis-matta-lebih-menarik-dibanding-

tokoh-pks-lainnya, diakses pada 27/4/2018, 12.55 wib

Page 145: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

seperti: Pilkada Jawa Barat, Sumatra Utara, Kalimantan Timur, Maluku

Utara dan Jawa Tengah.273

Dengan adanya koalisi di Pilkada, PKS dan

Gerindra merasa koalisi ini bisa “permanen” hingga Pilpres 2019.

Koalisi yang terbilang solid PKS dengan Gerindra sebagai oposisi

pemerintah menjadi pintu masuk PKS untuk menyodorkan kadernya.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera bahkan bermanuver jika Gerindra

(Prabowo) tidak mengambil kader PKS sebagai cawapres, maka PKS

bisa berubah dukungan dan menjalin koalisi dengan parpol lain. Hal

yang sama juga disampaikan Suhud Alynudin, Direktur Pencapresan

Tim Pemenangan Pemilu (TPP) Pusat PKS. Ia menyebutkan jika

Prabowo tidak mengambil kader PKS, maka PKS akan mengevaluasi

dukungan.274

Berdasarkan hasil survei, Prabowo lebih diunggulkan jika

berpasangan dengan Anis Baswedan. Pasangan ini oleh beberapa kader

PKS ditolak. PKS lebih setuju jika yang diajukan mendampingi

Prabowo adalah kader PKS sendiri.275

Gerindra, melalui Wakil Ketua Umumnya, Fadli Zon percaya

bahwa di pilpres akan berkoalisi dengan PKS. Oleh sebab itu ia tidak

terpikir jika PKS memilih berkoalisi dengan selain Gerindra.276

Menurut

pengamat politik, Sirojudin Abbas, PKS sangat diharapkan menjadi

mitra koalisi Gerindra. PKS yang tidak kunjung menentukan sikap

mendukung Prabowo membuat “gelisah” Gerindra.277

Jika PKS mendukung Prabowo tanpa berpasangan dengan kader

PKS, hal ini dapat menimbulkan konflik internal karena kecemburuan

kader dan non kader. Betapapun, PKS adalah partai kader yang sangat

ketat melakukan pembinaan kader, sehingga sangat menghormati proses

pengkaderan dan kader-kader potensialnya.

273 “PKS, Gerindra, dan PAN Sepakat Koalisi Pilkada 5 Provinsi, Termasuk Jabar dan Jateng”,

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/24/22545851/pks-gerindra-dan-pan-sepakat-koalisi-pilkada-5-provinsi-

termasuk-jabar-dan, diakses pada 27/4/2018, 11.31 wib. 274

“PKS Desak Prabowo”, dalam Republika, 20 April 2018, 3. Lihat pula dalam “Polemik Pencapresan Prabowo Subianto: PKS Ancam Tarik Dukungan, dalam Koran Sindo, 30 Mei 2018, 4. 275

“Akankah Koalisi PKS-Gerindra Bubar Gara-Gara Sembilan Nama?”, https://www.merdeka.com/politik/akankah-

koalisi-pks-gerindra-bubar-gara-gara-sembilan-nama.html, 276

“Gerindra Belum Punya Skenario Koalisi Selain dengan PKS”, https://kumparan.com/@kumparannews/gerindra-

belum-punya-skenario-koalisi-selain-dengan-pks?ref=body&type=bcjugal, diakses pada 8/6/2018. 09.19 wib. 277

“PKS, ‘Kartu Truf’ Prabowo Subianto”, https://kumparan.com/@kumparannews/pks-kartu-mati-prabowo- subianto?ref=body&type=bcjugal, diakses pada 8/6/2018. 09.45 wib.

Page 146: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Wakil Ketua Dewan Syura PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan

bahwa PKS bisa saja memunculkan alternatif capres-cawapres.

Menurutnya, pasangan Anies Baswedan-Ahmad Heryawan (Aher) bisa

menjadi penantang baru Jokowi untuk Pilpres 2019. Ia menilai bahwa

pasangan ini sudah mulai populer di kalangan massa PKS. Namun

begitu, Hidayat mengakui jika usulan pasangan tersebut merupakan

wacana yang muncul di PKS. Meski begitu, pasangan ini bisa terkendala

dengan aturan ambang batas pencapresan. Pasalnya, Anies bukan kader

parpol. Oleh sebab itu, jika Anies diusung sebagai capres atau cawapres

harus menentukan parpol sebagai kendaraan.278

Intensitas hubungan PKS dengan Anies juga tercermin dari sebuah

pertemuan yang dilakukan pada 14 Juli 2018. Saat itu, Anies berkunjung

ke Kantor DPP PKS menemui Sohibul Iman. Menurut Sohibul, ia dan

Anies membicarakan persoalan DKI Jakarta dan menyinggung persiapan

pilpres. Sohibul menyampaikan bahwa Anies menyerahkan sepenuhnya

urusan pencapresan kepada ketua-ketua parpol yang telah

mengusungnya di Pilkada Jakarta 2017. Dalam pembicaraan keduanya,

Anies juga diingatkan untuk menyelesaikan kepemimpinan di Jakarta

hingga tuntas (satu periode).279

Ujian hubungan antara Gerindra-PKS semakin terlihat ketika

Partai Amanat Nasional (PAN) juga mulai menjajaki kemungkinan

berkoalisi dengan Gerindra. Soal mendekatnya PAN ke Gerindra, PKS

punya kisah lama yang tidak menguntungkan PAN. Menjelang Pilpres

2014, Ketua Majelis Syura PKS saat itu, Hilmi Aminuddin

menyodorkan nama kader PKS yaitu: Hidayat Nur Wahid, Anis Matta

dan Ahmad Heryawan. Namun, Prabowo lebih memilih Hatta Rajasa

(Ketua Umum PAN saat itu) sebagai cawapresnya. Pada Pilpres 2019

nanti, tentu PKS tidak ingin kehilangan momentum untuk mengajukan

kadernya sebagai cawapres Prabowo.280

278

“Didagangin Ustad Hidayat, Anies-Aher Lebih Seger”, dalam Rakyat Merdeka, 26 Juni 2018, 1 dan 9. 279

“Anies Dicurigai Pengen Nyapres”, dalam Rakyat Merdeka, 15 Juli 2018, 1 dan 9. 280

“AmbisiMulukPKS”,https://kumparan.com/@kumparannews/ambisi-muluk-

pks?utm_source=Facebook&utm_content=news&utm_medium=post&utm_campaign=boost,diakses pada 8/6/2018. 09.45 wib.

Page 147: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Dalam masa penjajakan koalisi PKS dengan Gerindra, politisi PKS

Nasir Djamil sempat menyebut bahwa partainya ragu berkoalisi dengan

Prabowo karena Prabowo belum memastikan untuk maju. Bahkan

menurut Nasir, kemampuan finansial (keuangan) Prabowo semakin

kurang dan tak memungkinkan dirinya untuk maju. Nasir juga

membeberkan bahwa di internal PKS juga muncul dukungan terhadap

Gatot Nurmantyo (Mantan Panglima TNI 2015-2017) untuk

dipasangkan dengan kader PKS.281

Munculnya nama Gatot Nurmantyo di internal PKS menjadi

kegalauan: memilih Jendral Prabowo atau Gatot. Internal PKS pun

terbelah. Presiden PKS Sohibul Iman lebih cenderung memilik Prabowo.

Sedangkan Ketua Majelis Syura, Salif Segaf membuka peluang untuk

mengusung Gatot Nurmantyo-Anies Baswedan.282

Dukungan PKS terhadap Jokowi juga sempat beredar. Hal ini

ditengarai pertemuan yang dilakukan elit PKS dengan Jokowi dan parpol

pendukungnya. Namun, politisi PKS Al Muzzammil Yusuf menolak

keras jika PKS akhirnya harus berkoalisi dengan Jokowi. Ia mengakui

bahwa tawaran itu disampaikan ketika elit PKS bertemu Jokowi. Bagi

Muzzammil, penolakan dukungan kepada Jokowi adalah karena

keinginan memunculkan capres alternatif di Pilpres 2019.283

Di sisi lain, PKS juga sempat mendapat tawaran dari Partai

Demokrat untuk membentuk poros baru di luar “poros Prabowo” dan

“poros Jokowi”. Pada 17 April 2018, Ketua Harian Partai Demokrat,

Syarifuddin Hasan menemui Presiden PKS Sohibul Iman di Kantor DPP

PKS untuk membahas Pilpres 2019. Syarif menegaskan bahwa jika PKS

ingin berkoalisi dengan Partai Demokrat, maka Demokrat menempatkan

Agus Harimurti Yudhoyono sebagai capresnya. Upaya melobi PKS yang

dilakukan oleh Demokrat juga dilakukan oleh Wasekjend Demokrat,

Andi Arief. Ia juga menemui Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf

281 “Ketika Elite PKS Ragukan Prabowo dan Dukung Gatot”, https://news.detik.com/berita/d-3974662/ketika-elite-

pks-ragukan-prabowo-dan-dukung-gatot/komentar, diakses pada 27/4/2018, 12.46 wib. 282

“PKS di Antara 2 Jenderal: Prabowo dan Gatot Nurmantyo”, https://kumparan.com/@kumparannews/pks-di- antara-2-jenderal-prabowo-dan-gatot-nurmantyo?ref=body&type=bcjugal, diakses pada 8/6/2018. 09.19 wib. 283

“PKS Tolak Tawaran Jokowi untuk Bergabung Koalisi Pendukung Pemerintah”,

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/26/15002281/pks-tolak-tawaran-jokowi-untuk-bergabung-koalisi-

pendukung-pemerintah., diakses pada 27/4/2018, 13.19 wib

Page 148: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

untuk mengajak PKS berkoalisi dengan Demokrat.284

Kemungkinan PKS

bergabung dengan Demokrat dan membentuk koalisi baru masih

terbuka. Jika demikian, Demokrat akan memimpin koalisi itu. Akan

tetapi, figur yang diajukan Demokrat untuk posisi capres adalah Agus

Harimurti.285

Terkait elektabilitas capres/cawapres internal PKS, menurut

Hidayat Nur Wahid, nama Aher unggul secara internal dibanding

delapan kandidat lainnya. Hal ini dikarenakan pengalamannya menjadi

Gubernur Jabar selama dua periode. Menyikapi tingginya dukungan

internal PKS, Aher pun menyatakan kesiapannya jika diusung menjadi

cawapres bagi Prabowo. Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra,

Andre Rosiade menyebut bahwa di antara sembilan cawapres PKS,

hanya Aher yang paling dilirik Gerindra.286

Pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies

(CSIS), Arya Firnandes menyebut jika PKS akan tetap berkoalisi dengan

Gerindra di Pemilu 2019. Pasalnya, PKS dengan Gerindra telah banyak

membangun koalisi di Pilkada 2017 dan 2018. Meski Anggota Majelis

Syura PKS, Tifatul Simbiring mengancam akan mencabut dukungan jika

Gerindra dan Prabowo tidak mengambil cawapres, namun koalisi PKS-

Gerindra tetap akan solid.287

PKS yang telah memilih sembilan kadernya sebagai cawapres,

pada perkembangannnya mengerucut menjadi satu nama, Salim Segaf

Al-Jufri. Nama Salim masuk sebagai rekomendasi hasil Ijtima Ulama

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI untuk menjadi

cawapres Prabowo. Selain Salim, nama lain yang diusulkan hasil Ijtima

Ulama tersebut adalah Dai Abdul Somad.288

Politisi PKS Aboe Bakar

mengingatkan elit parpol bahwa rekomendasi ulama harus

284 “Setengah Terang Poros Cikeas”, dalam Majalah Tempo, edisi 14-20 Mei 2018, 35-36.

285“Demokrat Bisa Pimpin Koalisi Baru, Jika PKS Batal Dukung Prabowo”,

https://kumparan.com/@kumparannews/demokrat-bisa-pimpin-koalisi-baru-jika-pks-batal-dukung-

prabowo?utm_medium=post&utm_content=news&utm_source=Facebook&utm_campaign=boost, diakses pada

8/6/2018. 09.19 wib. 286

“Dijagokan PKS, Dilirik Gerindra: Aher Siap Tarung di Pilpres”, dalam Rakyat Merdeka, 12 Juli 2018, 3. 287

“Pengamat: PKS Tetap Berkoalisi”, dalam Kompas, 16 Juli 2018, 5. 288

“Prabowo: Keputusan di Partai”, dalam Kompas, 31 Juli 2018, 2. Lihat juga dalam: “Tinggal PKS yang Masih

Ngeyel”, dalam Rakyat Merdeka, 31 Juli 2018, 1.

Page 149: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

dipertimbangkan dan tidak boleh diabaikan oleh parpol yang akan

membangun koalisi. Capres-cawapres yang direkomendasikan

merupakan calon pemimpin yang dipercayakan oleh umat dan rakyat.289

Terhadap menguatnya nama Salim Segaf, ternyata mendapat

tanggapan dari Fahri Hamzah. Menurut Fahri, elektabilitas Salim sangat

rendah di antara Sembilan capres/cawapres yang dimunculkan PKS.

Rendahnya elektabilitas ini akan sulit bersaing dengan capres dari parpol

lain. Jika dipasangkan dengan Prabowo Subianto, maka praktis Salim

tidak mampu mendongkrak elektabilitas. Tetapi Fahri menyerahkan

sepenuhnya keputusan siapa yang akan diusung melalui mekanisme

yang berlaku di PKS, yakni Musyawarah Majelis Syura.290

Pada acara diskusi bertema “Kandidat Pasangan Pilpres 2019

Kejutan Publik” yang digelar di Gedung DPR RI, 9 Agustus 2018, Fahri

mengatakan kalau Anis Matta maju sebagai capres pasti menang. Lebih

lanjut menurut Fahri, Anis merupakan orang Sulawesi dan tinggal

mencari pasangan orang Jawa seperti sosok Aher. Jika Anis berduet

dengan Anis, Fahri menyatakan kesediaannya menjadi tim sukses.291

Di tengah kesibukan membangun koalisi pencapresan 2019, PKS

justru menunjukkan dinamika konflik internal di publik. Hal ini dipicu

muncul dokumen yang beredar di media dengan judul “Mewaspadai

Gerakan Kudeta PKS”. Dalam dokumen itu disebut bahwa AM (inisial

Anis Matta) adalah kelompok “Osan” singkatan dari orang sana. Selain

AM, juga terdapat inisial lainnya yaitu: AZ, AFY, MAR, JJ, TW, AF,

AR dan FH. Mereka kemudian disebut dengan 9S. Dalam dokumen itu

juga tertulis “Osin” singkatan dari orang sini yang berarti loyalitas pada

partai atau kelompok Presiden PKS Sohibul Iman.292

Dokumen itu sendiri mempertanyaan banyaknya spanduk Anis

Matta yang beredar sebagai kandidat capres tetapi tidak ada logo PKS

sama sekali. Dokumen itu juga menyebut bahwa Osan berupaya

menguasai Majelis Syura PKS, mengintervensi kebijakan terhadap kader

289 “PKS Ingatkan Elit Parpol: Ijtima Ulama Tak Sembarangan”, dalam Rakyat Merdeka, 5 Agustus 2018, 5.

290 “Elektabilitas Salim Segaf Dinilai Rendah”, dalam Media Indonesia, 1 Agustus 2018, 3.

291 Observasi penulis pada diskusi bertema “Kandidat Pasangan Pilpres 2019 Kejutan Publik” yang digelar di

Gedung DPR RI 9 Agustus 2018. 292

“Osan di Kuningan, Osin di Simatupang”, dalam Majalah Tempo, 29 Juli 2018, 36

Page 150: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

PKS di lembaga legislatif, hingga mendanai calon kepala daerah yang

diusung PKS di Pilkada 2018.293

Atas beredarnya dokumen itu, Ketua

Fraksi PKS, Jazuli Juwaini menyebut bahwa dokumen “Mewaspadai

Gerakan Kudeta PKS” tersebut tidak jelas siapa yang mengeluarkan.

Menurutnya, dokumen itu dibuat oleh orang-orang yang tidak ingin PKS

menjadi partai besar di Indonesia.294

Munculnya istilah Osan dan Osin merubah istilah perkubuan di

PKS, seperti disinggung sebelumnya, di PKS juga terdapat kubu yang

kerap dipertentangkan, kubu Keadilan dan Kesejahteraan. Istilah ini

sudah populer sejak 2011 lalu. Kader yang berada di lingkar elit partai

dan menduduki jabatan, disebut kubu Kesejahteraan. Sementara yang

bekerja tanpa pamrih di partai disebut kubu Keadilan.

Konflik PKS menjelang Pemilu 2019 semakin mengurucut pada dua

kelompok, Anis Matta dan Sohibul Iman. Akibat konflik ini, beberapa

loyalis Anis Matta mewacanakan untuk hijrah dari PKS dan membentuk

partai baru bernama Partai Arah Baru Indonesia (Partai ABI).295

Tentu

saja ini tidak menguntungkan bagi PKS karena harus menghadapi

konflik di tahun politik.

Selain “gaduh” tentang capres/cawapres, internal PKS juga

disibukkan konflik akibat pencalegan. Hal ini diakibatkan surat edaran

tertanggal 02/D/EDR/DPP-PKS/2018, yang salah satu isinya adalah

meminta kesediaan para bakal caleg untuk mengisi dan menandatangani

surat pengunduran diri dengan mengosongkan kolom tanggal. Surat itu

tertanggal 29 Juni 2019 dan ditandatangani oleh Presiden PKS, Sohibul

Iman.296

293“Internal PKS Bergejolak, Ada ‘Duel Berdarah’ Osan Vs Osin?”,

https://www.jawapos.com/nasional/politik/15/04/2018/internal-pks-bergejolak-ada-duel-berdarah-osan-vs-osin,

diakses pada 8/6/2018. 12.58 wib. 294

“Osan vs Osin: PKS Digoyang Isu Kudeta Internal”, https://www.jpnn.com/news/osan-vs-osin-pks-digoyang-isu-

kudeta-internal, diakses pada 8/6/2018. 12.58 wib. 295

“Mantan Presiden PKS Anies Matta Mau Bikin Partai Baru?”,

http://www.rmolsumut.com/read/2018/07/08/58214/Mantan-Presiden-PKS-Anies-Matta-Mau-Bikin-Partai-Baru-, diakses pada 28/7/2018. 10.35 wib. 296

Surat edaran itu sudah beredar di media sosial. Penulis mengakses surat tersebut melalui akun Fahri Hamzah

yang diunggah pada 30 Juli 2019.

Page 151: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Atas beredarnya surat tersebut, para bakal caleg mulai

mengurungkan niatnya untuk maju sebagai caleg. Bahkan, kader PKS

yang sudah anggota DPR dan DPRD pun mengurungkan niat maju

kembali sebagai caleg. Agus Supriyanto, kader PKS yang hendak

mencalonkan diri sebagai caleg untuk DPRD Kota Bekasi

mengurungkan niatnya akibat surat edaran dari DPP PKS tersebut.297

Ketua DPD PKS Kabupaten Situbondo, Imam Anshori juga mengalami

hal yang sama. Ia bahkan mengalami pemecatan secara mendadak

karena menolak penandatanganan kesediaan pengunduran diri dari

anggota legislatif jika sudah terpilih. Imam mengalami “kegalauan”

menjelaskan kepada para bakal caleg karena sebelum terpilih, mereka

harus dimintai kesediaan mundur dari anggota dewan.298

Ahmad Zainuddin anggota DPR RI dari Fraksi PKS mengaku

sempat ingin mendaftar kembali menjadi caleg. Akan tetapi, karena

beredar surat edaran tersebut, ia mengurungkan niatnya kembali nyaleg.

Menurut Mahfudz Sidiq, surat edaran tersebut membuat banyak kader

mundur sebagai bakal caleg dan menabrak aturan, termasuk AD/ART.299

Tabel bakal caleg PKS yang mengundurkan diri

300

Nama DPR RI, DPRD Provinsi,

Kab/Kota

Ahmad Zainuddin DPR RI

Rofi Munawar DPR RI

Abdul Rahman DPRD Provinsi Kep. Riau

Imam Anshori DPRD Kabupaten Situbondo

Taslim Tamang DPRD Kabupaten Bone

297 Wawancara dengan Agus Supriyanto (Tenaga Ahli Fraksi PKS), Jakarta, 17 Juli 2018.

298“Tolak Surat Mundur untuk Bacaleg, Ketua PKS Situbondo Dipecat”,

https://news.detik.com/berita/4118732/tolak-surat-mundur-untuk-bacaleg-ketua-pks-situbondo-dipecat, diakses pada 17/7/2018. 18.26 wib. 299

“Ahmad Zainuddin: Konflik Internal PKS Bukan Lagi Rumor”, dalam Rakyat Merdeka, 15 Juli 2018, 3. 300

Diolah dari berbagai sumber: “Kisruh Internal PKS Menjelang Pemilu 2019”, https://tirto.id/kisruh-internal-pks- menjelang-pemilu-2019-cPlHm, diakses pada 26/7/2018. 09.54 wib. Wawancara dengan Agus Supriyanto (Tenaga

Ahli Fraksi PKS), Jakarta, 25 Juli 2018.

Page 152: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Ahmad Aidin DPRD Kabupaten Cirebon

Agus Supriyanto DPRD Kota Bekasi

Dalam hal pembentukan koalisi pencapresan 2019, PKS tidak bisa

memaksakan kehendaknya untuk menyodorkan kadernya dengan

mengabaikan capres-capres usulan parpol koalisi. Elektabilitas menjadi

sangat penting dan rasionalisasi membangun koalisi. Hal ini yang

kemudian dipahami PKS karena kompromi membangun koalisi dirasa

lebih penting.301

Setelah melakukan lobi-lobi politik yang cukup panjang, akhirnya

tidak ada satupun kader PKS yang menjadi capres maupun cawapres di

Pemilu 2019. Prabowo Subianto yang selama ini intens menjalin

komunikasi politik dengan PKS, memilih kadernya sendiri dari

Gerindra, Sandiaga Uno. Akan tetapi, PKS tetap setia berada dalam

koalisi bersama Prabowo. Padahal sebelumnya PKS sempat

“mengancam” akan meninggalkan Prabowo jika tidak mengambil satu

dari sembilan kader PKS. Muncul isu yang merugikan PKS, yaitu

adanya “mahar politik” yang diberikan Sandiaga Uno sebesar Rp. 500

miliar kepada PKS dan PAN agar tetap mau berkoalisi dengan Prabowo

meski kadernya tidak dijadikan cawapres.

Adanya kabar mahar politik ini disampaikan oleh politisi Partai

Demokrat, Andi Arief. Andi kecewa terhadap Prabowo yang tidak

menjadikan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapres.302

Politisi

Gerindra Fadli Zon membantah isu tersebut dan meminta Badan

Pengawas Pemilu (Bawaslu) tidak perlu menanggapi dugaan tersebut.303

Politisi PKS, Ledia Hanifa menyebut pihaknya akan melaporkan

tudingan dan fitnah Andi ke aparat hukum.304

301 “PKS Minta Pertemuan Bersama”, dalam Kompas, 26 Juli 2018, 1-15. Wawancara Mustafa Kemal (Sekretaris

Jenderal PKS), “Dengan Pak Prabowo, Kami Bukan Hanya Sekutu atau Segajah, Pasti Bakal Memuncak di 2019,

dalam Rakyat Merdeka, 26 Juli 2018, 1 302

Koalisi Prabowo DIrusak “Kardus” Dan Mahar 1 T”, dalam Rakyat Merdeka, Kamis 9 Agustus 2018, 1 dan 9 303

“Fadli: Tudingan Mahar Politik Tidak Berdasar”, dalam Rakyat Merdeka, Kamis 14 Agustus 2018, 5 304

“PKS Akan Bawa Cicitan Andi Arief ke Hukum”, dalam Media Indonesia, 1 Agustus 2018, 4.

Page 153: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Jika “mahar politik” ini terbukti berdasarkan keputusan hukum

yang berkekuatan tetap, pencalonan Prabowo bisa dibatalnya. Selain

pembatalan calon, partai yang diduga menerima “mahar” imbalan

berupa materi (dalam hal ini PKS), juga mendapat sanksi tidak dapat

mencalonkan presiden pada Pemilu selanjutnya. Hal ini sesuai dengan

ketentuan UU Pemilu.

“(1) Partai Politik dilarang menerima imbalan dalam bentuk apa pun pada

proses pencalonan Presiden dan Wakil Presiden. (2) Dalam hal Partai

Politik terbukti menerima imbalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Partai Politik yang bersangkutan dilarang mengajukan calon pada periode

berikutnya. (3) Partai Politik yang menerima imbalan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) harus dibuktikan dengan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap. (4) Setiap orang atau lembaga

dilarang memberikan imbalan kepada Partai Politik dalam bentuk apa pun

dalam proses pencalonan Presiden dan Wakil Presiden”.305

Sementara itu, diusungnya Sandiaga sebagai cawapres Prabowo

juga karena ada kesepakatan akan mengganti Sandiaga dengan kader

PKS untuk menduduki kursi Wakil Gubernur Jakarta. Politisi PKS

Hidayat Nurwahid mengatakan bahwa Prabowo sudah mengambil

cawapres bukan dari PKS. Oleh karenanya ia optimis Prabowo akan

menyerahkan kursi Wagub Jakarta kepada PKS yang merupakan mitra

koalisi Gerindra. Beberapa nama politisi PKS muncul sebagai calon

pengganti Sandiaga seperti Mardani Ali Sera.306

Setelah memasuki masa kampanye Pemilu 2019, PKS musibah.

Beberapa pengurus dan kader di daerah seperti DPW Bali dan DPC

Sukodono Sidoarjo beramai-ramai mengundurkan diri. Mereka

menanggalkan atribut partai. Pengurus DPW PKS Bali dan sejumlah

kader mengundurkan diri karena tidak terima dengan keputusan DPP

PKS yang melakukan restrukturisasi kepengurusan PKS di Pulau

Dewata itu. Sementara itu, pengurus DPC PKS Sukodono

mengundurkan diri karena menolak mengucap sumpah janji setia

kembali sebagai kader PKS. Menurut mereka, permintaan pengucapan

305 Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, pasal 228

306 “Hidayat Nurwahid: Saya Yakin Pak Prabowo Legowo, Kursi Wagub DKI Akan Dikasih PKS”, dalam Rakyat

Merdeka, Kamis 14 Agustus 2018, 2

Page 154: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

sumpah janji itu menandakan DPP PKS kehilangan kepercayaan

terhadap mereka.307

Perbedaan dukungan menjelang pilpres 2019 dan polemik

pencalegan seperti yang menimpa PKS tersebut di atas dapat menyulut

konflik internal dan berpotensi akan terus berjalan hingga Pilpres pada

17 April 2019. Sangat memungkinkan bahwa kebijakan dukungan

pencapresan DPP PKS tidak akan dipatuhi secara keseluruhan oleh

kader-kader PKS karena pengaruh elit PKS yang terbelah. Hal ini akan

menjadi kisah terulang pada tahun 2004 lalu. Saat itu, PKS terbelah

dalam dukungan pencapresan, sebagian mendukung capres Amin Rais,

dan yang lain mendukung capres Wiranto. Saat itu bahkan muncul kabar

bahwa dukungan pencapresan PKS diwarnai dengan money politics. Hal

ini seperti diakui Yusuf Supendi dalam bukunya “Replik Pengadilan:

Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS”.

Seharusnya PKS mengantisipasi terjadinya konflik akibat

pemunculan capres internal PKS. Dalam beberapa kasus, hal serupa

sering terjadi seperti misalnya di Partai Golkar. Pada Pemilu 2004

Golkar mencalonkan Wiranto dan 2009 Golkar memuculkan capres

Yusuf Kalla, tapi di internal Golkar terjadi konflik dan mengakibatkan

dukungan ke Wiranto dan Jusuf Kalla terpecah. Keduanya akhirnya

tidak terpilih di Pilpres.

Konflik intra-party pada hakikatnya sangat sulit dihindari. Bagi

Thomas Mayer, konflik adalah dinamika yang selalu ada dalam

kehidupan, termasuk kehidupan parpol.308

Meski demikian, konflik

harus dikelola dengan baik agar tidak merugikan organisasi (parpol).

Dan jalan utama penyelesaian adalah dengan musyawarah. Oleh sebab

itu, tak ada pilihan lain bagi PKS selain “syura bainahum” untuk

menyelesaikan masalah. Konflik internal PKS yang dihembuskan di

media hanya akan berakibat buruk pada PKS di Pemilu. Dan, PKS harus

307 Kabar mundurnya beberapa pengurus PKS daerah banyak dimuat beberapa media. Antara lain lihat dalam: “HOT

NEWS! PKS Bali Bubar”, https://radarbali.jawapos.com/read/2018/09/28/97006/hot-news-pks-bali-bubar. Lihat juga

dalam: “Kader PKS Sukodono Mundur karena Tersinggung Akan Dibaiat. Ini Tanggapan PKS Jatim”,

http://surabaya.tribunnews.com/2018/09/29/kader-pks-sukodono-mundur-karena-tersinggung-akan-dibaiat-ini-

tanggapan-pks-jatim, diakses pada 3/10/2018, 09.40 308

Thomas Mayer, Kompromi, Jalur Ideal Menuju Demokrasi, (Frederich Ebert Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia, 2017), 29.

Page 155: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kembali pada spirit bagaimana sebuah partai didirikan, yaitu:

kesepakatan dan musyawarah.

6. Mekanisme Penanganan Konflik Internal PKS

Banyak pengamat yang mengapresiasi cara PKS mengelola konflik

internal sehingga tidak berlangsung lama dan menyita perhatian publik.

Konflik di PKS sebetulnya selalu muncul, tetapi tidak banyak diendus

publik karena kemampuan PKS dalam meredam konflik. Pada

umumnya, konflik internal parpol mengemuka ketika terjadi pergantian

kepemimpinan dan menjelang Pemilu. Tetapi hal tersebut tidak banyak

terjadi di PKS, meski bukan berarti tidak ada sama sekali.309

Susunan badan-badan kepengurusan yang ada di PKS dianggap

sebagai kekuatan untuk mengelola konflik. Setiap kewenangan badan

tersebut dan kepatuhan kader membuat suksesnya pengelolaan konflik

internal PKS. Firman Noor menyebutkan bahwa institusi utama yang

mampu mencegah konflik serta menyelesaikannya adalah Dewan

Syariah. Merujuk pada AD/ART PKS, Dewan Syariah memiliki tugas

melakukan pengawasan internal PKS. Dapat dipastikan, institusi ini

menjadi jembatan bagi pihak-pihak yang berpotensi terlibat konflik.

Oleh sebab itu, Dewan Syariah dapat melakukan pencegahan.310

Selain Dewan Syariah yang menjadi “pengelola konflik”, terdapat

institusi lain yang menurut Firman menjadi penopang, yaitu Majelis

Syura dan Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO). Majelis Syura

merupakan institusi tertinggi PKS. Setiap fatwanya pun bersifat

mengikat sehingga harus dipatuhi setiap kader (termasuk yang

berkonflik). Putusan Majelis Syura mempunyai urutan kedua setelah

AD/ART partai.311

Hal ini yang menyebabkan Majelis Syura sangat

disegani selain juga dikarenakan para ulama terhormat yang mengisi

posisi tersebut.

309 Tim Litbang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa, (Jakarta:

Kompas Media Nusantara, 2016), 72. Lihat juga dalam: Erwyn Kurniawan, PKS: Mengubah Pusaran Menjadi Arus

Balik, (Bekasi: Pustaka Fauzan, 2016), 81. 310

Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, 263. 311

DPP PKS, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Musyawarah Majelis Syura III, 2005, pasal 62.

Page 156: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Syahrul Hidayat dalam penelitian disertasinya memuji cara PKS dalam

menegakkan disiplin organisasi. Bagi anggota yang melakukan

pelanggaran berat, sanksi yang didapat adalah pemberhentiannya

sebagai anggota PKS. Ia menyontohkan kasus pemecatan yang diberikan

kepada Darmawan Duming, Anggota DPRD Provinsi Gorontalo yang

tertangkap berjudi. Syarul membuat pengelompokan jenis pelanggaran

dan sanksi yang berlaku di PKS sebagai berikut:

Tabel Pelanggaran dan Sanksi yang diberikan312

Jenis

Pelanggaran

Level

Pelanggaran

Contoh

Pelanggaran

Sanksi

Pelanggaran

Syariah

Ringan Perilaku yang tidak pantas

Peringatan tertulis

Sedang 1. Tidak rajin

solat

berjamaah.

2. Pencemaran

nama baik

3. Menyebarkan

rumor

4. Tidak

menafkahi

keluarga

5. Tidak

memenuhi janji

dan kewajiban

1. Pengumuman

peringatan

2. Skorsing antara

1-3 bulan

Berat Kejahatan serius

yang dikenakan

hudud seperti

(perampokan,

pencurian dan pembunuhan)

1. Skorsing antara

3-6 bulan

2. Diberhentikan

dari keanggotaan

Pelanggaran Organisasi

Ringan 1. Tidak

memenuhi

mandat partai

2. Tidak

Peringatan tertulis

312

Syahrul Hidayat, “Managing Moderation: The AKP in Turkey and The PKS in Indonesia”, (Disertasi Universitas

Exeter, Inggris, 2012), 211.

Page 157: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

memenuhi

kontribusi ke

partai tanpa

alasan yang bisa diterima

Sedang 1. Merusak citra

partai

2. Membuat

pernyataan

yang

bertentangan

dengan

AD/ART partai

3. Tidak

menghadiri

usrah tanpa

alasan yang

bisa diterima

4. Gagal

memenuhi mandat partai

1. Pengumuman

peringatan

2. Skorsing antara

1-3 bulan

Berat Melawan hasil keputusan partai

1. Skorsing antara 3-6 bulan

2. Diberhentikan

dari keanggotaan

Selain institusi formal dalam struktur kepartaian, PKS juga mempunyai

cara lain untuk mencegah konflik yaitu melalui pengajian rutin yang

diadakan (halaqoh). Meskipun berfungsi sebagai wadah pengajian untuk

pengembangan kapasitas kader, menurut Firman halaqoh juga menjadi

sarana meredam konflik PKS. Di bawah bimbingan murabbi (ustadz

yang disegani yang mengajar disebuah halaqoh), benih-benih konflik

dapat diredam.313

C. Analisis Dampak Konflik Internal Bagi PPP dan PKS

Konflik adalah sesuatu yang sulit dihindari dalam kehidupan,

termasuk kehidupan organisasi politik (parpol). Meminjam istilah Arief,

313 Firman Noor, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia: Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal

Reformasi, 255.

Page 158: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

konflik dan kubu-kubu dalam partai adalah hal yang biasa, tidak berarti

negatif. Dalam Islam, adanya kubu dalam parpol tersebut dapat disebut

sebagai sunnatullah.314

Seperti disinggung sebelumnya, konflik parpol sangat sulit

dihindari. Konflik dan roda organisasi parpol ibarat berjalan beriringan,

sehingga konflik selalu mewarnai perjalanan parpol. Contoh kasus PPP

dan PKS dalam sejarahnya selalu dirundung konflik internal, baik yang

eskalasinya tinggi maupun sedang dan ringan.

Adanya faksi dan perbedaan dalam parpol menurut Hofmeister dan

Grabow mengakibatkan sebuah konflik. Selain itu, konflik kerap muncul

menjelang dan sesudah pemilihan ketua umum. Perebutan pengaruh dan

kekuasaan menjadi pemicu konflik internal parpol. Di berbagai negara

demokrasi, elit parpol merasa dirugikan akibat konflik dan tidak adanya

resolusi konflik, memutuskan keluar dari parpol. Kondisi itu bukan

contoh baik dalam demokratisasi parpol. Seharusnya, terdapat

musyawarah penyelesaian di internal baik dalam bentuk mediasi

maupun pengadilan internal parpol.315

Di Indonesia sendiri, kondisi ini

tidak jarang ditemui, terlebih pascareformasi. Banyak elit parpol yang

terlibat konflik lalu keluar parpol dan mendirikan parpol baru.

Di Indonesia, sistem pelembagaan parpol masih membutuhkan

pembenahan. Hal ini ditandai dengan banyaknya konflik internal parpol

yang terjadi. Konflik internal kemudian diperparah dengan konflik yang

berujung pada perpecahan, elit parpol keluar dan mendirikan parpol baru

sebagai tandingan.316

Berbagai konflik yang terjadi di parpol juga akibat

melemahnya penghayatan terhadap visi dan misi parpol. Visi dan misi

parpol, menurut Syamsuddin kerap menjadi “penghias” di AD/ART

parpol. Hal yang cukup disayangkan adalah ketika elit parpol itu sendiri

yang melanggar AD/ART.317

314

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004”, (Depok: Universitas Indonesia, Disertasi, 2011), 7 315

Wilhelm Hofmeister-Karsten Grabow, Political Parties Functions and Organisation in Democratic Societies, 51 316

Budi Winarno, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi, (Yogyakarta: Med Press, 2008), 119. 317

Syamsuddin Haris, Partai, Pemilu dan Parlemen Era Reformasi, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,

2014), 269

Page 159: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Mencermati terjadinya konflik internal PPP dan PKS di atas penulis mengklasifikasikan faktor pendorong konflik menjadi dua:

konflik internal yang terjadi karena kepentingan politik (pengambilan

keputusan politik, dukungan pencapresan dan koalisi di Pilpres,

parlemen dan Pilkada), dan konflik yang terjadi akibat perbedaan latar

belakang kader di dalam parpol.

Konflik kepentingan adalah konflik yang lahir karena perbedaan

antarkader atau faksi yang ada di dalam parpol terhadap pilihan,

kebijakan, sikap dan tujuan politik. Konflik di PPP antara Surya

dengan Bachtiar; Surya dengan Romy; dan Romy dengan Djan

menunjukkan konflik tersebut. Konflik itu bermula dari perbedaan

pandangan dukungan pencapresan, yaitu: Surya menjajaki dan mencari

capres yang akan didukung, sedangkan Bachtiar mendeklarasikan

dukungan kepada SBY (pada Pemilu 2009); serta Surya mendukung

Prabowo, sedangkan Romy mendukung Joko Widodo (pada Pemilu

2014).

Meski akhirnya PPP mendukung pasangan SBY-Budiono pada

Pemilu 2009 dan Surya sendiri masuk kabinet pemerintahan SBY-

Budiono, namun konflik internal yang terjadi di dalamnya belum

sepenuhnya padam. Hal ini kembali terulang pada Pemilu 2014. Suara

PPP dalam Pilpres terpecah mendukung pasangan Prabowo-Hatta dan

Joko Widodo-Jusuf Kalla. Setelah Pilpres yang dimenangkan Joko

Widodo-Jusuf Kalla, kabinet yang dibentuk kemudian mengakomodir

PPP untuk masuk dalam kabinet. Padahal PPP saat itu mengalami

konflik cukup keras dan pelik.

Kondisi demikian sejatinya, menurut Thomas Saalfeld menjadi

warning bagi soliditas kabinet. Kondisi ini merujuk pada studi yang

dilakukan Saalfeld di sebanyak 17 negara-negara Eropa, bahwa konflik

intra-party dapat membuat “goyah” soliditas sebuah kabinet.318

Konflik kepentingan juga berlaku di PKS, ketika Yusuf Supendi

dan beberapa peserta Musyawarah Majelis Syura berpegang pada hasil

318 Thomas Saalfeld, “Intra-party Conflict and Cabinet Survival in 17 West European Democracies, 1945–1999”,

dalam Daniela Giannetti-Kennet Benoit, Intra-Party Politics and Coalition Goverments, (London-New York:

Routledge, 2009), 177

Page 160: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

rapat yang memutuskan PKS mendukung Amin Rais Pilpres 2004, tetapi Hilmi Aminuddin yang saat itu menjadi ketua Majelis Syura menganulir.

Konflik antara Yusuf dan para elit PKS jelas diakibatkan perbedaan

pandangan dukungan politik di pencapresan. Pilihan menjadi partai

“terbuka” PKS yang mengundang konflik juga menunjukkan adanya

konflik kepentingan di dalamnya. PKS berkepentingan meningkatkan

suara dalam Pemilu, dan gagasan partai “terbuka” dianggap sebagai

bagian strategi mencapainya.

Temuan penelitian mengenai konflik internal parpol PPP dan PKS

di atas sejalan dengan hasil riset Moshe Maor mengenai munculnya

konflik internal parpol. Bagi Maor, konflik internal seketika muncul

akibat terjadi perbedaan dan tawar-menawar berkoalisi (terutama di

parlemen). Temuan lain terhadap munculnya konflik internal partai

tidak hanya akibat koalisi, tetapi juga akibat perbedaan-perbedaan

dukungan dalam pencalonan Pilkada. Hal ini seperti terjadi di internal

PPP menjelang Pilkada 2015, 2017 dan 2018 yang dihadapkan konflik

kepentingan pencalonan Pilkada. Konflik ini akibat kondisi internal

parpol yang sedang mengalami dualisme pengurus.

Terjadinya konflik seperti disinggung di atas juga sejalan dengan

hasil penelitian Lili Romli. Menurutnya, dalam praktek perpolitikan di

Indonesia, konflik internal parpol tak hanya dilatari kepentingan

kekuasaan, melainkan juga diakibatkan adalah faksi dalam tubuh parpol

dan perbedaan pilihan dalam menentukan koalisi (baik koalisi

pencapresan atau di parlemen).319

Selain akibat kepentingan politik, konflik internal parpol juga

terjadi diakibatkan latar belakang kader sehingga berimplikasi juga

pada tujuan politik parpol. Sebagai contoh PPP yang di dalamnya

terdapat kelompok Islam –dari unsur fusi yaitu NU, Parmusi, PSII dan

Perti- dapat berkonflik satu dengan yang lain karena perbedaan yang

didasarkan pandangan kelompok. Dalam perjalanan politik PPP,

konflik antarunsur fusi memang selalu mewarnai, sejak pertama partai

ini didirikan. Menurut Lili Romli, konflik antarunsur fusi di PPP sering

319 Lili Romli, “Koalisi dan Konflik Internal Partai Politik Pada Era Reformasi”, dalam Jurnal Politica, Vol. 8, No.

2, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Jakarta November 2017, 97.

Page 161: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

melibatkan faksi NU dan Parmusi. Perbedaan cara pandang terhadap isu-isu politik, sosial dan budaya menjadi pemicu munculnya konflik

tersebut.320

Konflik seperti ini juga pernah terjadi dalam tubuh Masyumi yang

saat itu menjadi wadah bagi kelompok Islam modernis dan tradisionalis.

Karena terdapat perbedaan pandangan keagamaan yang menonjol,

maka perbedaan pandangan politik juga tidak bisa dihindari. Akibatnya,

terjadi beberapa kali konflik di Maysumi, PSII dan NU keluar dari

parpol Islam berlambang Bulan Sabit dan Bintang itu.

Konflik di Masyumi itu seperti diwariskan di PPP. Sebagai parpol

Islam yang saat itu merupakan fusi dari empat parpol sebelumnya, PPP

kerap berhadapan dengan konflik akibat perbedaan latar belakang

kader yang berasal dari empat parpol sebelumnya. Namun, dalam

sebuah diskusi informal dengan salah seorang kader PPP, anggapan ini

ditolak. Menurutnya, konflik internal PPP akibat perbedaan kelompok

unsur fusi tidak pernah ada. Konflik internal yang terjadi hanya karena

kepentingan kebijakan politik semata.321

Konflik akibat perbedaan latar belakang kader juga terjadi di

PKS. Dalam konteks konflik PKS, benturan antara kelompok yang

berasal dari gerakan tarbiyah dan kelompok pragmatis sulit

dihindarkan ketika PKS akan mengambil suatu kebijakan tertentu. Salah

satu yang menonjol disini adalah arah partai menuju “partai terbuka”.

Mencermati uraian konflik internal PPP dan PKS di dekade kedua

pascareformasi di atas, terdapat dampak konflik yang sangat merugikan

parpol. Secara garis besar, penulis membagi dampak konflik menjadi

dua: dampak konflik terhadap internal parpol, dan dampak konflik yang

berasal dari eksternal parpol. Pertama, dampak konflik terhadap internal

parpol adalah: terganggunya proses konsolidasi parpol menjelang

momentum politik seperti Pilkada, Pileg dan Pilpres; roda organisasi

partai tidak berjalan dengan baik karena ada sikap ego dan canggung

320 Lili Romli, “Penguatan Pelembagaan Partai Politik”, dalam Fahruddin Salim (ed), PPP dan Politik Identitas,

Pergulatan Islam dan Politik di Indonesia, (Jakarta: Fraksi PPP DPR RI, 2011), 169. 321

Wawancara dengan Suudi (Pengurus DPP PPP Departemen Hubungan antar Ormas dan Lembaga 2016-2021), Jakarta, 23 Agustus 2017.

Page 162: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

bagi pihak-pihak yang berkonflik; terganggunya kinerja anggota fraksi

di DPR; adanya kader yang “lompat partai” akibat konflik yang dirasa

merugikannya; serta perebutan kantor parpol.

Kedua, dampak dari konflik yang berasal dari eksternal parpol

adalah: merosotnya perolehan suara parpol pada Pemilu; menurunnya

tingkat kepercayaan pemilih; adanya peraturan dalam Pilkada yang

menyesuaikan kondisi internal parpol; serta tersendatnya penyerahan

bantuan dana dari negara untuk parpol.

Konflik berkepanjangan yang terjadi dalam parpol menjadi bahan

kritikan. Lili Romli menyebut bahwa parpol yang larut dalam konflik

secara tidak langsung mengurangi peran dan fungsinya. Menurutnya,

salah satu peran parpol adalah meredam konflik yang terjadi di

masyarakat. Tetapi, jika konflik terus terjadi di internal parpol,

bagaimana mungkin ia mampu menjadi solusi bagi konflik yang terjadi

di masyarakat.322

Perpecahan dan lahirnya parpol baru akibat konflik internal yang

disinggung Budi Winarno, dalam konteks konflik PPP dan PKS dekade

kedua reformasi tidak terjadi. Walaupun terjadi beberapa konflik

internal, PPP dan PKS tidak terpecah dan melahirkan parpol baru. Jika

berkaca dari konflik internal yang pernah terjadi di Indonesia,

sebetulnya para elit yang terlibat konflik internal PPP dan PKS dapat

keluar partai dan membentuk partai baru. Terlebih, momentum

politiknya juga sangat mendukung yaitu, Pemilu 2009 dan 2014.

Dalam perjalanan politiknya, PPP telah melewati fase-fase yang

bervariasi. Berbagai konflik internal telah berkali-kali dilalui. Bahkan,

Muqowam menyadari betul konflik internal juga diwarnai adanya elit

partai yang ingin memecah PPP lalu mendirikan parpol baru. Namun

karena kematangan politik PPP, hingga saat ini PPP sendiri tetap

eksis.323

322“Mekanisme Penyelesaian Konflik Partai Politik”, http://lipi.go.id/berita/mekanisme-penyelesaian-konflik-partai-

politik/1394, diakses pada 19/7/2017. 09.57 wib 323

Ahmad Muqowam, Membangun Kembali Kejayaan, Gagasan Bagi Pembaruan Partai Persatuan Pembangunan,

(Jakarta: Pusat Informasi AMQ, 2011), 337.

Page 163: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Tidak lahirnya parpol baru akibat konflik mungkin sudah disadari

oleh para elit karena perolehan suara parpol Islam dalam setiap Pemilu

menunjukkan tren penurunan. Elit yang terlibat konflik ternyata lebih

memilih keluar parpol akibat ketidakpuasan. Mereka lebih memilih

bergabung parpol lain, seperti kasus Yusuf Supendi. Hal ini menurut

Hofmeister dan Grabow bukan contoh yang baik bagi demokrasi internal

parpol.

Seperti diungkapkan Ralf Dahrendof, bahwa konflik tidak selalu

berujung perpecahan, tetapi juga dapat menjadi pijakan positif. Hal ini

sepertinya terjadi dalam konteks konflik internal PKS. Konflik yang

dialami PKS justru dapat menjadikan partai ini menjelma menjadi

semakin kuat. Ketika “digembosi” oleh salah satu pendiri parpol Yusuf

Supendi pada 2011, PKS bukan melemah, justru dapat meningkatkan

perolehan suara di Pemilu 2014 meski tidak terlalu signifikan. Pada titik

ini, PKS telah melakukan keberhasilan dalam mengelola konflik menjadi

energi yang bermanfaat bagi partai.

Terkait dengan konflik internal parpol, penulis menganalogikan

seperti suasana jalanan yang macet parah di Ibu Kota Jakarta. Meskipun

cukup membosankan dan membuah marah banyak pengguna jalan,

kondisi kemacetan pada akhrinya akan terurai juga. Waktu dan usahalah

yang mengurai kemacetan. Ini sama halnya dengan parpol yang

berkonflik. Dengan kesabaran waktu dan upaya, konflik akan

terselesaikan.

D. Konflik Internal Parpol Islam dalam Pandangan Publik

Untuk mendapatkan persepsi publik terhadap konflik internal

parpol Islam termasuk PPP dan PKS, penulis melakukan survei terhadap

mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.324

Terkait konflik internal parpol yang berpengaruh terhadap

perolehan suara, mayoritas responden meyakini jika konflik tersebut

324 Penentuan sampel mahasiwa Ilmu Politik semester lima dan tujuh didasarkan bahwa mereka mengetahui dan

memahami konflik yang terjadi dalam parpol Islam, termasuk PPP dan PKS. Dari jumlah populasi 128 orang,

penulis mengambil 103 orang sebagai sampel. Tingkat akurasi kepercayaan data hasil survei sebesar 95,7 persen

dengan tingkat ketidakpercayaan data sebesar 4,3 persen. Survei ini dilakukan pada 5 hingga 14 September 2017.

Page 164: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

dapat mengurangi tingkat kepercayaan publik dan berimplikasi pada

penurunan suara di Pemilu. Sebanyak 87 responden menyatakan jika

konflik internal parpol dapat menurunkan suara parpol di Pemilu, dan

sebanyak 16 responden menyatakan bahwa konflik internal tidak

memengaruhi perolehan suara Pemilu.

Diagram: Konflik internal parpol PPP dan PKS berpotensi menurunkan

perolehan suara di Pemilu.

Meski demikian, responden juga menilai bahwa konflik internal

sebetulnya pada satu sisi memiliki arti penting dalam sebuah organisasi.

Adanya konflik menunjukkan adanya dinamika yang terus berjalan di

parpol. Sebanyak 37 responden menilai konflik internal baik untuk lagu

organisasi, dan sebanyak 66 responden tidak setuju.

Seperti dijelaskan, bahwa salah satu faktor pendorong konflik

internal PPP dan PKS adalah latar belakang kader. PPP misalnya, terdiri

dari empat partai sebelumnya, hal itu yang menyebabkan dan menjadi

pendorong konflik internal. Sebanyak 70 responden menilai jika konflik

internal PPP dan PKS terjadi karena perbedaan latar belakang kelompok

keagamaan kader, dan sebanyak 33 responden mengemukakan

sebaliknya.

Mayoritas responden menyatakan jika konflik internal PPP dan

PKS terjadi karena kepentingan elit parpol. Sebanyak 100 responden

Tidak, 16

orang (16%)

0%

Ya, 87 orang

(84%)

Page 165: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

menjawab jika konflik terjadi akibat kepentingan elit, dan sebanyak 3

responden menjawab sebaliknya.

Konflik intenal PPP dan PKS yang terjadi di dekade kedua pasca

reformasi, menurut responden paling besar disebabkan oleh perebutan

jabatan ketua umum dan konflik akibat perbedaan pencapresan.

Sebanyak 42 (41 persen) responden menyebut penyebab utama konflik

adalah perebutan ketua umum, 41 (40 persen) responden menyebut

perbedaan pencapresan, dan 20 (19) responden menjawab lain-lain.

Diagram: Penyebab utama konflik internal PPP dan PKS.

Sesuai dengan batasan konflik internal PPP yang dipaparkan

sebelumnya, bahwa pada dekade kedua pasca reformasi, terdapat dua

konflik utama, yaitu konflik antara Bachtiar Chamsyah dengan

Suryadharma Ali menjelang Pemilu 2009, dan konflik perebutan ketua

umum antara Romahurmuzy dengan Djan Faridz. Dalam pandangan

responden, konflik antara Romy dengan Djan lebih besar ketimbang

konflik Bachtiar-Surya. Sebanyak 47 responden menyebut konflik

Perbedaan

pencapresan

40%

Perebutan

ketua umum

41% Lain-lain

19%

Page 166: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Romy-Djan, 39 responden menyebut konflik Bachtiar-Surya, 16

responden menyebut lain-lain dan 1 responden tidak menjawab.

Diagram: Konflik utama PPP di dekade kedua pascareformasi.

Sementara itu, terhadap konflik internal PKS, responden menyebut jika

konflik Fahri Hamzah dengan elit PKS sebagai konflik terbesar PKS di

dekade kedua pascareformasi. Sebanyak 34 responden menyebut konflik

Fahri-elit PKS, 32 responden menyebut konflik akibat wacara partai

“terbuka”, 11 responden menyebut konflik Yusuf Supendi-elit PKS, dan

26 responden menjawab lainnya.

Diagram: Konflik utama PKS di dekade kedua pascareformasi.

Seperti dikemukakan sebelumnya, konflik internal parpol yang

terjadi di Indonesia kerap kali berujung pada perpecahan dan membuat

kader “berbondong-bondong” keluar lalu mendirikan parpol baru.

Pascareformasi, tidak terlalu sulit untuk melacak konflik internal parpol

Konflik

Romy-Djan

46%

Lain-lain 15%

Konflik

Bactiar-

Surya

38%

Tidak

menjawab

1%

Page 167: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

yang melahirkan parpol baru. Sebagai contoh Partai Demokrasi

Indonesia (PDI), yang pascareformasi terpecah-pecah menjadi beberapa

parpol. Sebelum Pemilu 1999 PDI terpecah menjadi tiga parpol, yaitu:

pertama, PDI yang dipimpin Budi Harjono (PDI asli sejak 10 Januari

1973); kedua, PDI-P yang dipimpin Megawati berdiri 14 Februari 1999;

dan ketiga Partai Nasional Demokrat yang dipimpin Edwin H.

Soekawati berdiri 12 Juni 1998.

Menjelang Pemilu 2004, PDI-P yang dipimpin Megawati, yang

waktu itu menjadi presiden Indonesia, terpecah menjadi tiga parpol,

yaitu: pertama, Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PNBK) yang

dipimpin Eros Djarot berdiri 27 Juli 2002; kedua Partai Indonesia Tanah

Airku (PITA) yang dipimpin Dimyati Hartono berdiri 11 Februari 2002;

dan ketiga Partai Demokrasi Perjuangan Rakyat (PDPR) yang dipimpin

Handoko Yuhda berdiri 25 Agustus 2002.325

Hal yang sama juga terjadi ditubuh parpol Islam, seperti PPP. Pada

tahun 2003 sebagian kader mendesak Muktamar dilakukan tetap waktu,

namun ditolak Hamzah Haz. Hal ini kemudian membuat kecewa

beberapa kader. Mereka kemudian keluar dan membentuk partai baru,

Partai Bintang Reformasi (PBR) yang dimotori dai kondang, almarhum

Zainuddin MZ.

Fenomena konflik internal parpol yang berujung perpecahan dan

lahirnya parpol baru di dekade kedua pascareformasi tidak terjadi di

tubuh parpol. Berdasarkan survei, responden menyatakan bahwa konflik

internal parpol yang terjadi tidak akan melahirkan parpol baru. Meski

banyak pula responden yang meyakini jika konflik internal dapat

menyebabkan perpecahan dan lahir parpol baru.

Diagram: Konflik internal PPP dan PKS dapat melahirkan parpol baru.

an Dekonsentrasi Kuasa, (Jakarta:

1 orang ,

Tidak

menjawab 1% 0%

50 orang,

325 Tim Litb

Kompas Med

ang Kompas, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Ya

entrasi d Kons

ia Nusantara, 2016), 9 49%

51 orang,

Tidak

50%

Page 168: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Tidak lahirnya parpol baru akibat konflik sepertinya terbaca

dengan maraknya kader yang “loncat partai”. Dari pada mendirikan

parpol baru yang cost-nya sangat besar, para elit parpol yang berkonflik

lebih memilih untuk bergabung dengan parpol lain ketimbang membuat

parpol baru. Sebagai contoh sosok Yusuf Supendi yang merupakan salah

satu elit dan pendiri PKS, akibat konflik dengan elit PKS lainnya, ia

dipecat dan kemudian bergabung dengan partai Hanura. Berdasarkan

hasil survei, publik berpandangan bahwa konflik internal menyebabkan

munculnya kader yang berpindah atau bergabung dengan parpol lain.

Sebanyak 66 responden menyatakan jika konflik menyebabkan kader

pindah partai; 36 responden menyatakan jika konflik tidak menyebabkan

kader pindah partai; dan 1 responden tidak menjawab.

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, konflik internal parpol

menyebabkan penurunan tingkat kepercayaan publik dan

elektabilitasnya dalam Pemilu. Seandainya tidak menurun, konflik

internal parpol menyebabkan stagnansi perolehan suara, atau kenaikan

suara yang tidak signifikan. Terhadap konflik yang terjadi di PPP dan

PKS, mayoritas responden yaitu sebanyak 82 orang menyatakan hal itu

akan menurunkan elektabilitas di Pemilu. Sedangkan 20 responden

menyatakan jika konflik tidak berdampak pada perolehan suara, dan 1

responden tidak menjawab.

Konflik internal PPP dan PKS yang mengemuka di ruang publik

menjadi catatan tersendiri bagi masyarakat. Akibat konflik internal itu,

muncul kegaduhan politik. Hasil survei ini menunjukkan bahwa

mayoritas responden lebih setuju penyelesaian konflik dilakukan di

internal parpol dengan mekanisme musyawarah parpol. Selama ini,

konflik internal PPP dan PKS mengemuka di ruang publik karena

Page 169: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

konflik tersebut dibawa ke pengadilan. Akibatnya, publik

dipertontonkan dengan perilaku elit parpol yang saling “sikut” akibat

konflik.

Diagram: Konflik internal PPP dan PKS diselesaikan secara

musyawarah internal parpol.

Diagram: Konflik internal PPP dan PKS diselesaikan melalui pengadilan

negeri.

Hasil survei penulis juga menunjukkan bahwa sebetulnya publik

menaruh prihatin terhadap berbagai konflik yang terjadi di intenal

parpol, tidak hanya parpol Islam. Konflik yang terjadi secara berlarut

Setuju

penyelesaian

konflik dengan

musyawarah

internal parpol

89%

Tidak setuju

penyelesaian

konflik dengan

musyawarah

internal

9%

Tidak

menjawab

2%

Tidak setuju

penyelesaian

konflik melalui

pengadilan

58%

Setuju

penyelesaian

konflik melalui

pengadilan

41%

Tidak

menjawab

1%

Page 170: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

menunjukkan kegagalan parpol dalam mengelola konflik. Konflik parpol

yang berlarut-larut akhirnya menunjukkan kegagalan parpol dalam

mengedepankan dan menjunjung tinggi musyawarah. Keadaan seperti

ini tentu menyalahi kodrat parpol yang didirikan atas spirit musyawarah

anggota yang tergabung di dalamnya.

E. Arah Baru Kebijakan Menghindari Konflik Partai: Sebuah

Ikhtiar

Konflik dalam demokrasi (dan mungkin saja berlaku pada parpol)

sering dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Tetapi jika konflik

dijadikan sebagai sarana pembelajaran demokrasi pemecahan

problematika dalam demokrasi, maka sebuah konflik akan menjadi

manfaat.326

Thomas Mayer menegaskan bahwa konflik amat sulit

dihindarkan dari arena politik, termasuk internal parpol. Konflik

merupakan dasar berjalannya lembaga politik. Untuk menyelesaikan

sebuah konflik, Mayer menawarkan sebuah konsensus dan kompromi.327

Konflik internal parpol dapat dipastikan akan terus terjadi dalam

perpolitikan meski dalam skala yang kecil sekalipun. Konflik adalah

sebuah peristiwa yang niscaya karena perbedaan merupakan takdir.

Namun, untuk menghindari konflik yang berlarut dan merugikan banyak

pihak, sebaiknya diperlukan pengaturan yang dapat mencegah atau

meminimalisir konflik.

Sejak reformasi, sudah terbit empat UU yang mengatur parpol, UU

No. 2 tahun 1999 tentang Parpol, UU No. 31 tahun 2002 tentang Parpol,

UU No. 8 tahun 2008 tentang Parpol, dan UU No. 2 tahun 2011 tentang

Parpol. Dari semua UU tersebut, tidak ada pengaturan yang tegas untuk

menangani konflik internal parpol.

Konflik internal parpol yang terjadi sepatutnya menjadi pelajaran

bagi Pemerintah dan elit parpol itu sendiri. Jika dicermati, UU No. 2

tahun 2011 tentang Parpol yang merupakan perubahan atas UU No 8

tahun 2008 tentang Parpol belum memberikan jawaban bagaimana

326 Nurcholish Madjid, Cita-Cita Politik Islam, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), 9.

327 Thomas Mayer, Kompromi, Jalur Ideal Menuju Demokrasi, (Frederich Ebert Stiftung Kantor Perwakilan

Indonesia, 2017), 29

Page 171: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

penyelesaian yang baik terhadap konflik internal parpol. Jika dicermati,

munculnya UU tersebut dalam rangka semangat menyederhanakan

parpol, dan tidak banyak memberikan pengaturan penyelesaian konflik

internal parpol.

Terdapat delapan hal penting yang menjadi dasar perubahan UU

Parpol, yaitu: “persyaratan pendirian partai politik; persyaratan partai

politik menjadi badan hukum; persyaratan rekening partai politik pada

saat membentuk partai politik; perubahan anggaran dasar/anggaran

rumah tangga; rekrutmen politik; bantuan keuangan bagi partai politik;

sumbangan untuk partai politik; pengelolaan keuangan partai politik.”328

Dalam UU No. 2 tahun 2011 tentang Parpol diatur ketentuan

penyelesaian konflik dan sengketa internal parpol. UU tersebut

mengamanatkan agar parpol membuat semacam pengadilan internal atau

mahmakah partai untuk menyelesaikan konflik atau mengupayakan

penyelesaian konflik yang terjadi di internal parpol. Akan tetapi, meski

mengamanatkan adanya mahkamah internal partai dan keputusannya

bersifat mengikat, UU juga memberi keleluasaan pihak yang tidak puas

atas putusan partai untuk menggugat ke pengadilan negeri. Oleh sebab

itu, penyelesian konflik internal parpol akan tetap sulit sepanjang

dilakukan melalui jalur hukum di pengadilan.329

Penyelesaian konflik internal juga bisa menjadi panjang ketika di

dalam parpol tersebut belum memiliki atau terbentuk pengadilan atau

mahkamah parpol. Sebagai solusi mengatasi masalah ini, Mahmakah

Agung memberikan surat edara bahwa meski belum terdapat mahkamah

parpol, pihak yang bersengketa bisa langsung mengajukan sengketa di

pengadilan umum. Hal ini menurut MA adalah upaya mencari keadilan,

tanpa menunda waktu. Sedangkan jika parpol tersebut sudah mempunyai

mahkamah parpol, maka pengadilan baru bisa memproses aduan

328

Tim Penyusun, Naskah Akademik RUU Tentang Perubahan Atas UU NO.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik,

(Badan Legislasi DPR RI, 2010), 28 329

Republik Indonesia, Undang-undang No 2 Tahun 2011 Perubahan Atas UU No. 8 Tahun 2008 tentang Partai Politik, pasal 32 dan 33

Page 172: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

sengketa jika masalah tersebut telah dilakukan upaya penyelesaian di

tingkat internal parpol.330

Jika melihat ulasan konflik seperti dijelaskan sebelumnya, kondisi

ini pernah terjadi di internal PKS. Ketika hendak mengadili Fahri

Hamzah, DPP PKS membentuk Majelis Tahkim atau mahkamah partai

lalu mendaftarkannya ke Kemenkum HAM. Dengan demikian, DPP

PKS bisa mengadili Fahri dan meneruskan sengketa tersebut di tingkat

pengadilan umum.

Berbagai konflik internal parpol pascareformasi, seperti PKB,

Golkar, PPP dan PKS, menunjukkan keberadaan mahkamah partai

belum mampu membuktikan upaya kedaulatan parpol menyelesaikan

urusan internal mereka. pasalnya, pihak-pihak yang tidak puas dengan

putusan parpol dapat leluasa mengajukan banding ke pengadilan negeri.

Upaya memodifikasi mahkamah partai juga dilakukan dengan

melibatkan unsur eksternal parpol untuk membantu mencari solusi

konflik. Akan tetapi dalam kasus yang terjadi di PPP dan Golkar pada

tahun 2014-2015 menunjukkan ketidakberdayaan pihak eksternal parpol

untuk membantu menyelesaikan konflik.331

Dalam kasus PPP, ketika

terjadi konflik dualisme kepengurusan mencoba mengusulkan Jusuf

Kalla yang saat itu menjadi wakil presiden sekaligus politisi senior yang

dianggap representatif tokoh Islam. Namun faktanya, tidak juga

memberikan solusi konflik PPP.

Penyelesian konflik internal parpol yang dibawa ke meja hijau

berjalan lebih lama karena melibatkan pihak internal parpol, yaitu:

pemerintah melalui kementerian teknis yang mengurusi parpol. Dalam

kasus dualism kepengurusan yang terjadi di PPP pada tahun 2014, dalam

berbagai persidangan, Kementerian Hukum dan HAM dilibatkan sebagai

tergugat atau pihak yang turut tergugat. Persoalan ini menurut Dwi

Darojatun menjadi dilema tersendiri karena sejatinya konflik internal

parpol hanya melibatkan pihak-pihak internal tanpa melibatkan pihak

330 Dwi Darojatun Patra Suwito, Aspek Hukum Perselisihan Internal Partai Politik, (Jakarta: Adhi Sarana Nusantara,

2017), 59. 331

Imam Ropii, “Musyawarah Sebagai Penyelesaian Sengketa Internal Partai Yang Demokratis”, dalam Prosiding Konferensi Nasional Hukum Tata Negara Ke-3, “Demokratisasi Partai Politik di Indonesia”, Padang-Bukittinggi,

5-8 September 2016, 892

Page 173: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

eksternal (Kemenkum HAM). Di sisi lain, tidak melibatkan Kemenkum

HAM juga menjadi persoalan tersendiri karena segala yang menyangkut

pemberian pengesahan kepengurusan parpol adalah melalui Kemenkum

HAM.332

Jika memberikan keleluasaan penyelesaian konflik internal parpol

melalui mekanisme internal parpol, maka harus dilakukan revisi atau

perubahan terhadap UU No. 2 tahun 2011 tentang Parpol. UU Parpol

harus mendorong semangat musyawarah penyelesaian konflik internal

parpol, penguatan mahkamah partai dan menutup ruang konflik

dilakukan di pengadilan. Dengan pengaturan konflik harus diselesaikan

di internal, maka kegaduhan politik akibat konflik internal parpol dapat

dihindari. Penyelesaian konflik internal parpol sebaiknya diupayakan di

internal parpol.

Patut menjadi catatan, bahwa konflik internal parpol tidak semata

membutuhkan pengaturan melalui UU atau PP saja. Yang lebih utama

adalah kesadaran anggota parpol dalam menyikapi setiap persoalan dan

asas musyawarah yang harus dijunjung tinggi. Semangat membentuk

parpol adalah musyawarah dan kesadaran anggota. Oleh sebab itu,

berbagai konflik internal seharusnya dikembalikan pada semangat

dimana parpol itu didirikan (dibentuk).

Dalam konteks penyelesaian konfik di internal parpol Islam,

seharusnya bisa dilakukan dengan merujuk pada petunjuk kita suci al-

Qur’an. Seharusnya parpol Islam dapat mengambil semangat

penyelesaian sengketa merujuk pada surah al-Hujurat ayat 9 dan 10.

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang

hendaklah kamu damaikan antara keduanya. Tapi kalau yang satu melanggar

perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu

kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah

surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu

berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah

(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap

Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.

332 Dwi Darojatun Patra Suwito, Aspek Hukum Perselisihan Internal Partai Politik, 73.

Page 174: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

PPP dan PKS merupakan parpol Islam dan hal ini dinyatakan tegas

dalam asas anggaran dasar keduanya. Mengusung identitas Islam

memberi konsekuensi mereka dalam berbagai kebijakan, termasuk

menyelesaikan konflik. Oleh karena itu, mendamaikan pihak yang

berkonflik dan memutuskan secara adil adalah pilihan yang tidak bisa

ditawar. Meski menyodorkan sebuah kompromi, tetapi juga harus

didasarkan pada keadilan. Sebagai sebuah ilustrasi, jika kubu Romy dan

Djan berkonflik karena perebutan jabatan ketua umum, maka cara

mendamaikan bisa dilakukan dengan membagi proporsi kepengurusan

dari kedua kubu. Inilah yang oleh Jalaluddin Rahmat disebut dengan

mendamaikan konflik harus disertai keadilan.333

333 Jalaluddin Rahmat, “Ukhuwah Islamiyah Perspektif Al-Qur’an dan Sejarah”, dalam Haidar Bagir (Penyunting),

Menuju Persatuan Umat: Pandangan Intelektual Muslim Indonesia, (Bandung: Mizan, 2012), 97.

Page 175: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa hal penting tentang

konflik internal yang terjadi di PPP dan PKS.

Pertama, Konflik internal PPP dan PKS yang terjadi disebabkan faktor

perbedaan pandangan elit parpol dalam menentukan koalisi mengusung

capres. Hal tersebut terjadi pada PKS tahun 2004 (yang berujung konflik

cukup lama antara Yusuf Supendi dengan elit PKS). Konflik yang sama

juga terjadi di PPP tahun 2009 ketika terjadi konflik perbedaan

pencapresan antara kubu Suryadharma Ali dengan Bachtiar Chamsyah.

Konflik kemudian berulang pada tahun 2014 tentang perbedaan

pencapresan, dan berujung pada konflik dualisme kepemimpinan kubu

Suryadharma Ali dan Romahurmuzy. Menjelang Pemilu 2019, internal

PKS juga disibukkan konflik internal. Hal ini disebabkan kebijakan DPP

PKS yang mengeluarkan sembilan nama kadernya sebagai capres dan

cawapres, yang memaksa mereka saling merebut simpati intra-ekstra

partai. Inilah yang penulis sebut dengan konflik polarisasi kepentingan

parpol.

Faktor lain yang mendorong terjadinya konflik adalah perbedaan

latar belakang kader yang ada di dalam parpol. Misalnya, PPP yang

terbentuk dari unsur fusi parpol Islam sebelumnya –meski dalam

perkembangannya unsur parpol kembali menjadi ormas- dapat

memunculkan konflik. Perseteruan antara kelompok NU dan MI atau

Parmusi dalam PPP kerap terjadi. Sebagai contoh, konflik antara

Suryadharma Ali dari unsur NU dan Bachtiar Chamsyah dari Parmusi.

Ketika Orde Baru berkuasa, konflik semacam ini juga sering terjadi. Hal

yang sama juga terjadi di PKS. Pertentangan kader PKS yang berlatar

belakang aktivis gerakan tarbiyah dengan politisi pragmatis sering

muncul mewarnai dinamika internal PKS. Bahkan, muncul pengistilahan

kubu “Keadilan” merepresentasikan politisi yang menjada idealisme

Page 176: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

politiknya, dan “Kesejahteraan” yang diidentikkan politisi pragmatis di

PKS.

Berdasarkan faktor pendorong lahirnya konflik internal di PPP dan

PKS, penulis kemudian membuat klasifikasi konflik, yaitu: konflik yang

lahir akibat adanya perbedaan kepentingan politik, dan konflik yang

lahir akibat perbedaan latar belakang kader. Dalam konteks kepartaian

hal ini sebetulnya lumrah adanya karena kecenderungan partai adalah

faksi, bukan fusi.

Kedua, konflik internal PPP memberi dampak yang luar biasa.

Pada dekade kedua pascareformasi, PPP berada pada titik paling buruk

karena konflik internal membuat partai berlambang Ka’bah ini harus

memiliki dua kepemimpinan. Akibatnya dualisme tersebut,

tengganggunya konsolidasi PPP dalam persiapan Pilkada serentak 2015,

2017 dan 2018 dan efektifitas kinerja fraksi di DPR. Sebelumnya,

menjelang Pemilu 2009, PPP juga disibukkan dengan konflik internal.

Kondisi itu membawa PPP pada perolehan terburuk Pemilu sepanjang

sejarah partai.

Selanjutnya, dampak konflik internal PKS juga cukup mengganggu

jalannya roda organisasi kepartaian. Kasus di PKS di dekade pertama

pascareformasi misalnya, ketika terjadi konflik antara Tifatul Sembiring

dengan Anis Matta, membuat Anis kerap tidak mendatangi rapat-rapat

DPP PKS. Tentu saja kondisi ini tidak baik dalam budaya organisasi.

Konflik PKS pada dekade kedua pascareformasi yang menjadi fokus

penulis seperti gagasan partai “terbuka” secara nyata menimbulkan

pertentangan. Salah satu hal yang secara nyata terjadi sebagai dampak

konflik ini adalah pergeseran “nuansa Islami PKS”, sekalipun hal itu

hanya dianggap sebagai strategi memenangkan Pemilu.

Sedangkan konflik antara Yusuf Supendi dan Fahri Hamzah

dengan elit PKS berdampak pada “kegaduhan” politik. Pencopotan Fahri

dan perlawanannya membuat munculnya beragam reaksi dari anggota

fraksi PKS di DPR. Mereka pun menolak sidang-sidang paripurna yang

dipimpin oleh Fahri. Hal tersebut juga turut memunculkan perbedaan

tafsir terhadap peraturan perundang-undangan yang mengatur

Page 177: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kedudukan pimpinan DPR. Adapun konflik Yusuf, secara khusus

berdampak pada terbukanya “aib” PKS di muka publik meski hal itu

dibantah oleh elit PKS. Namun, wacana yang bergulir di masyarakat

semakin menyudutkan PKS.

Menjelang Pemilu 2019, PKS juga menghadapi konflik internal

akibat kebijakan pencapresan sembilan kader PKS dan surat bagi para

caleg untuk bersedia mengundurkan diri tertanggal kosong. Konflik ini

membuat internal PKS terbelah, menggunakan istilah Osan (Orang sana)

merujuk kelompok Anis Matta (mantan Presiden PKS, dan Osin (Orang

sini) merujuk kelompok Sohibul Iman (Presiden PKS). Akibat konflik

ini, sempat muncul wacana kelompok Anis Matta akan membentuk

parpol baru.

Ketiga, konflik internal PPP dan PKS terjadi akibat adanya

perbedaan faksi di dalamnya dan perebutan kekuasaan serta pengaruh

yang dilakukan oleh elit (petinggi partai). Keadaan ini menegaskan apa

yang disampaikan Hofmeister dan Grabow bahwa elit partai sering

terlibat konflik akibat perebutan kekuasaan. Terjadinya konflik

sebetulnya hal yang wajar dalam budaya organisasi. Tetapi menjadi

tidak wajar karena konflik berkepanjangan dan tidak dikelola dengan

baik. Oleh sebab itu, manajemen konflik mutlak diperlukan sebuah

parpol.

Konflik yang terjadi internal parpol juga bisa disebabkan oleh

“intervensi” pihak luar. Sebagai contoh, campur tangan pemerintah

dalam konflik PPP membuktikan bahwa konflik tidak lahir dari

dinamika internal parpol, melainkan ada peran pihak lain yang

memanfaatkan kepentingan politik.

Keempat, konflik yang terjadi di internal PPP dan PKS hampir

menyita energi seluruh elemen kader, dari tingkat atas hingga bawah.

Para elit dalam konflik PPP sebetulnya sudah berupaya mencari jalan

yang win win solution menyelesaikan perseteruan kubu Romy dan Djan.

Para ulama sesepuh partai seperti KH. Maimun Zubair berkali-kali harus

turun tangan mendamaikan konflik. Tetapi, elit yang berkonflik tersebut

lebih mengedepankan ego sehingga titik penyelesaian terlampau sulit.

Page 178: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Berkali-kali upaya penyelesaian dilakukan di meja sidang, tetapi

hasilnya nihil. Konflik internal parpol memang lebih baik diselesaikan

secara politis ketimbang melalui jalur hukum di luar parpol. PPP adalah

bukti bahwa jalur hukum di luar parpol tidak sanggup mendamaikan elit

yang berkonflik.

Dalam konteks keterlibatan elit PKS dalam menangani konflik,

mereka terlihat lebih profesional dalam urusan meredam konflik. Peran

sentral Majelis Syura masih dipandangan sebagai alternatif terakhir

penyelesaian konflik. Dalam kasus konflik akibat wacana partai

“terbuka”, petuah Majelis Syura menjadi penenang pihak-pihak yang

berkonflik.

Meski kedudukan Majelis Syura dipandangan sebagai lembaga

tertinggi partai dakwah, tetapi ada pula kader yang mengabaikan

perannya. Dalam kasus pemberhentian Fahri Hamzah dan Yusuf

Supendi, segala keputusan Majelis Syura diabaikan. Meski demikian,

intensitas konflik intenal PKS relatif lebih calm.

Terhadap PKS yang solid dan lebih mampu mengelolah konflik,

hal tersebut disebabkan latar belakang PKS itu sendiri. PKS bermula

dari gerakan tarbiyah yang aktif melakukan pengajian (halaqoh) di

bawah bimbingan ustadz yang disegani. Kondisi ini memengaruhi kultur

internal PKS sehingga kebijakan ustadz sangat dihormati. Oleh karena

itu, dalam upaya meredam konflik dapat dengan mudah dilakukan oleh

ustadz (yang dalam konteks ini, ustadz juga tokoh atau figur partai).

Mencermati konflik internal PPP dan PKS pada dekade kedua

pasca reformasi, terdapat perbedaan dengan pola konflik yang pernah

terjadi pada parpol Islam era sebelumnya. Narasi sejarah parpol Islam di

Indonesia menunjukkan bahwa parpol Islam yang mengalami konflik

sering berujung pada perpecahan dan melahirkan parpol baru. Namun,

hal tersebut tidak terjadi di PPP dan PKS. Padahal secara timming,

lahirnya parpol baru sangat memungkinkan, misalnya menjelang Pemilu

2014 dan 2019.

Menurut penulis, konflik yang terjadi di kedua parpol tersebut

tidak berujung berdirinya parpol baru karena elit PPP dan PKS di dekade

Page 179: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kedua pasca reformasi mampu menahan diri, tidak mengedepankan ego

untuk mendirikan parpol Islam baru. Selain itu, kemungkinan mengapa

elit tidak mendirikan parpol baru karena perolehan suara parpol Islam

dari Pemilu ke Pemilu pascareformasi menunjukkan trend penurunan.

Hal tersebut bisa menjadi alasan dan “menyadarkan” elit parpol untuk

tidak membuat parpol baru.

Konflik yang tidak sampai melahirkan parpol baru juga

dikarenakan beratnya syarat parpol untuk menjadi peserta Pemilu.

Pendirian parpol pasti dimaksudkan untuk berkompetisi di Pemilu, dan

menjadi pemenang. Dalam UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilihan

Umum –sebuah UU yang merupakan kodifikasi pengaturan terhadap

penyelenggara Pemilu, Pileg dan Pilres- syarat parpol untuk menjadi

peserta Pemilu setidaknya memiliki 100 persen kepengurusan ditingkat

Provinsi, 75 persen di tingkat Kabupaten/Kota, dan 50 persen di tingkat

Kecamatan. Bukan hal mudah untuk membentuk kepengurusan disetiap

tingkatan tersebut. Butuh dana yang cukup besar bagi parpol untuk

memenuhi syarat menjadi peserta Pemilu.

Minimnya oligarki dalam tubuh parpol Islam juga menjadi

kemungkinan tidak lahirnya parpol baru akibat konflik internal parpol

Islam. Keadaan ini berbeda misalnya dengan partai nasionalis semisal,

Golkar dan PDI Perjuangan. Dari Golkar misalnya, lahir parpol seperti

Gerindra, Hanura, dan NasDem, dan ketiganya tetap eksis hingga saat

ini. Eksistensinya dikarenakan kuatnya oligarki parpol.

Terhadap konflik parpol sebaiknya parpol berefleksi kembali

tentang arti pendirian parpol. Semua parpol berdiri atas dasar konsensus

anggota. Maka, jika terjadi konflik seharusnya dikembalikan pada

sebuah konsensus. Inilah yang oleh Hofmeister dan Grabow disebut

dengan penyelesaian model musyawarah internal parpol.

Page 180: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

B. Saran

Terkait dengan hasil penelitian ini, penulis dapat menyarankan

kepada tiga kelompok, yaitu: kelompok akademisi atau peneliti, pelaku

politik praktis, dan legislator dan pemerintah sebagai pembuat

kebijakan.

Pertama, kepada akademisi atau peneliti, penulis sampaikan

bahwa penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian

terdahulu mengenai konflik internal parpol. Penulis menyarankan

peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian ini. Penelitian ini

bersifat penuh keterbatasan, durasi waktu yang dibatasi pada 2008-2018

dan obyek dua parpol, PPP dan PKS. Para peneliti selanjutnya dapat

mengembangkan lebih jauh dan mendalam terhadap konflik internal

parpol.

Kedua, kepada para politisi, konflik internal PPP dan PKS menjadi

gambaran betapa pentingnya konflik karena menjadi bagian tak

terpisahkan dalam berorganisasi (berpartai). Namun, konflik yang

berlarut dan mengabaikan prinsip pelembagaan partai akan menjadi

“hantu” parpol yang bersangkutan. Betapapun, konflik internal partai

yang tidak terkelola dapat berdampak buruk terhadap parpol,

menurunnya kepercayaan publik sehingga tingkat elektabilitasnya pun

menurun.

Ketiga, hasil penelitian ini juga memberikan saran kepada

legislator dan pemerintah yang membuat kebijakan (peraturan

perundang-undangan) untuk dapat merumuskan ulang UU yang

mengatur eksistensi parpol dengan membuat ketentuan penyelesaian

konflik parpol yang lebih solutif. Merujuk pada konflik PPP dan PKS,

konflik sebaiknya diselesaikan di internal parpol.

Page 181: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu
Page 182: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Daftar Pustaka Buku

Abd Razak. Nukman, Nidzom al-Siyasi Fi Al-Islam, Riyadh, 2000.

Adiningsih. Sri, Satu Dekade Pasca Krisis Indonesia: Badai Pasti

Berlalu, Yogyakarta: Kanisius, 2008

Ahmad-Norma Permata, “A Study of the Internal Dynamics of the

Prosperous Justice Party and Jamaah Tarbiyah”, dalam Kees van

Dijk-Nico J.G. Kaptein, Islam, Politics and Change: The Indonesian

Experience After the Fall of Suharto, Leiden University Press, 2016

Al-Hamdi. Ridho, Partai Politik Islam: Teori dan Praktik di Indonesia,

Yogyakarta: Ghara Ilmu, 2013

Amalia. Luky Sandra. (ed), Partai dan Sistem Kepartaian Era

Reformasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar-Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia, 2017

Amal. Ichlasul, Teori-teori Mutakhir Partai Politik, Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1988.

Ambardi. Kuskridho, Mengungkap Politik Kartel: Studi Tentang Sistem Kepartaian di Indonesia Era Reformasi, Jakarta: Kepustakaan

Populer Gramedia, 2009.

Amir. Zainal Abidin, Peta Islam Politik Pasca-Soeharto, Jakarta:

Pustaka LP3ES, 2003

Assiddiqie. Jimly, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Depok: Raja

Grafindo Persada, 2017.

Aspinall. Edward -Greg Fealy (editor), Soeharto’s New Order and its

Legacy Essays in honour of Harold Crouch, The Australian

National University, 2010

Basyaib. Hamid -Hamid Abidin, (ed), Mengapa Partai Islam Kalah?,

Jakarta: Alvabet, 1999.

Bayat. Asef, Post-Islamism: The Changing Faces of Political Islam,

Oxford University Press: 2013

. Asef, Islam and Democracy: What is the Real Question?,

Amsterdam University Press, ISIM/ Leiden, tt

Page 183: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

. Asef, Pos-Islamisme, Pent. Faiz Tajul Milah, Yogyakarta: LKiS,

2011.

Bealey. Frank W., The Blackwell Dictionary of Political Science,

Blackwell Publishers Ltd, 1999

Budiardjo. Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1993.

Carey. Peter, Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855),

Jakarta: Penerbit Kompas, 2013

Chamsyah. Bactiar -Rosihan Anwar, dkk, 100 Tahun Muhammad

Natsir: Berdamai Dengan Sejarah, Jakarta: Penerbit Republika,

2008

Creswell. John W., Research Design: Qualitative, Quantitative, and

Mixed Methods Approaches, London, New Delhi: SAGE

Publications, 2009

Dahrendoff. Ralf, Class and Class Conflict In Industrial Society,

California: Stanford University Press, 1959.

Effendi. Sofian -Tukiran (ed), Metode Penelitian Survei, Jakarta:

LP3ES, 2012

Effendy. Bahtiar, Jalan Tengah Politik Islam, Jakarta: Ushul Press, 2005

Feith. Herbert-Lance Castles, Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965,

Jakarta: LP3ES, 1988

Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning

Ideologi Politik di Era Demokrasi, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2008

Fisher. Simon, Working With Conflict: Skills and Strategies For Action,

London: Zed Books, 2000

Formappi, Evaluasi Kinerja DPR RI Masa Sidang IV Tahun Sidang

2015-2016: DPR Tanpa Hasil, Siapa Suruh Masa Sidang Pendek?,

Jakarta: Matraman, 2016

Giannetti. Daniela -Kennet Benoit, Intra-Party Politics and Coalition

Goverments, London-New York: Routledge, 2009

Habibie. Bacharuddin Jusuf, Detik-Detik yang Menentukan: Jalan

Panjang Indonesia Menuju Demokrasi, Jakarta: THC Mandiri, 2006

Hasan. Sahar L. (ed), Memilih Partai Islam: Visi, Misi, dan Persepsi,

Jakarta: Gema Insani Press, 1998.

Page 184: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Haywood. Andrew, Political Ideologies An Introduction, London:

Palgrave, 1992

Hofmeister. Wilhelm-Karsten Grabow, Political Parties Functions and

Organisation in Democratic Societies, Singapore: Konrad Adenauer

Stiftung, 2011.

Husein. Harun, Pemilu Indonesia: Fakta, Angka, Analisis dan Studi

Banding, Jakarta: Perludem, 2014

Ida. Laode, Anatomi Konflik NU, Elit Islam dan Negara, Jakarta: Sinar

Harapan, 1996

Iqbal. Muhammad -Amin Husein Nasution, Pemikiran Politik Islam:

Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015.

Kartakusumah. Berliana, Pemimpin Adiluhung: Genealogi

Kepemimpinan Kontemporer, Jakarta: Mizan Publika, 2006.

Klenden. Ignas, Partai Politik Indonesia dari Mesin Partai Hingga

Voluntarisme Politik, Jakarta: Komunitas Indonesia untuk

Demokrasi, 2009

Kompas, Tim Litbang, Partai Politik Indonesia 1999-2019: Konsentrasi

dan Dekonsentrasi Kuasa, Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2016

KPU RI. Tim Penyusun, Modul Pemilih Pemula, (Jakarta: KPU RI,

2010

. Komisi Pemilihan Umum (KPU), Evaluasi Penyelenggaraan

Pemilihan Serentak Tahun 2017, Materi ini disampaikan pada Rapat

Kerja evaluasi Pilkada Serentak 2017 di Komisi II DPR RI, 21

Maret 2017.

Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam, Yogyakarta: IRCiSoD,

2018.

Labolo. Muhadam -Teguh Ilham, Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di Indonesia: Teori, Konsep dan Isu Strategis, Jakarta:

Rajawali Press, 2015

Ma’arif. Ahmad Syafi’i, Islam dan Pancasila Sebagai asar Negara:

Studi Tentang Perdebatan dalam Konstituante, Bandung: Mizan

Pustaka-Maarif Isntitute, 2017.

Page 185: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Madinier. Remi, Islam and Politics in Indonesia: The Masyumi Party Between Democracy and Integralism, National Unversity of

Singapure Press, 2015.

Madjid. Nurcholish, Cita-Cita Politik Islam, Jakarta: Dian Rakyat, 2009

Mack. Natasha. dkk, Qualitative Reserch Methods: A Data Celloctor

Field Guide, California: Family Health International, 2005

Mashad. Dhurorudin, Akar Konflik Politik Islam di Indonesia, Jakarta:

Pustaka Kautsar.

Mayer. Thomas, Peran Partai Politik dalam Sebuah Sistem Demokrasi:

Sembilan Tesis, Jakarta: Fredrich Ebert Stiftung (FES) Kantor

Perwakilan Indonesia, 2012.

. Thomas, Kompromi, Jalur Ideal Menuju Demokrasi, Frederich

Ebert Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia, 2017

Mietzner. Marcus, Money, Power, and Ideology: Politics Parties in

Post-Authoritarian Indonesia, National University of Singapure,

2013.

Mortimer. Rex, Indonesian Communism Under Sukarno: Ideology and

Politics 1959-1956, Jakarta-Singapure: Equinox Publishing, 2006

MPR RI, Konstituante Republik Indonesia: Risalah Perundingan Tahun

1957 Sidang ke-III, Jakarta: MPR RI

Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah: Panduan

Berbasis Penelitian Kualitatif Lapangan dan Perpustakaan, Ciputat:

Gaung Persada Press, 2009

Mulawarman, Konflik Golkar: Siapa yang Bermain, Agatama Press

2016.

Mulyadi. Muhammad, Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif: Serta

Praktek Kombinasinya dalam Penelitian Sosial, Jakarta: Publica

Institute, 2011.

Noer. Deliar, Partai Islam di Pentas Nasional 1945-1965, Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti: 1987.

Nurjaman. Asep, Ketidakstabilan Electoral dan Kehancuran Politik

Aliran, Malang: UMM Press, 2013

Penelitian. Tim dan Pengembangan Kompas, Partai-Partai Politik

Indonesia: Ideologi, Strategi dan Program, Jakarta: PT Gramedia,

1999.

Page 186: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Penulis. Tim, Almanak Partai Politik Indonesia (API) Pemilu 1999,

diterbitkan: UNDP, WALHI, Kedubes Belanda, tt

Penyusun. Tim KPU RI, Modul Pemilih Pemula, Jakarta: KPU RI, 2010

Penyusun. Tim, Naskah Akademik RUU Tentang Perubahan Atas UU

NO.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik, (Badan Legislasi DPR RI,

2010

Maor. Moshe, Political Parties and Party System, London: Routledge,

1997

Plummer. Ken, Sosiologi, The Basic, pent. Nanang Martono-Sisworo,

Jakarta: Rajawali Press, 2013

Porter. Donald J, Managing Politics and Islam In Indonesia, London:

Routladge, 2002.

Prayitno. Adi -Sungaidi, “Paradoks Partai Modern: Studi Kasus Partai

Keadilan Sejahtera (PKS)”, dalam Andi Faisal Bakti dkk, Literasi

Politik dan Pelembagaan Pemilu, Jakarta: Fikom UP Press, 2016.

Jalaluddin Rahmat, “Ukhuwah Islamiyah Perspektif Al-Qur’an dan

Sejarah”, dalam Haidar Bagir (Penyunting), Menuju Persatuan

Umat: Pandangan Intelektual Muslim Indonesia, Bandung: Mizan,

2012.

Raharjo. Mujia, Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan

Prosedurnya, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Malang Program Pascasarjana, 2017

Ramage. Douglas E., Politics in Indonesia: Democracy, Islam and the

Ideology of Tolerance, London and New York: Routlagde, 1995

Rickles. M.C., A History Of Modern Indonesia, London: Palgrave, 2001.

Roy. Oliver, Secularism Confronts Islam, Columbia University Press,

2007

Sargent. Lyman Tower, Contemporery Political Ideologies, Californai:

Pasific Grove, 1987.

Sartori. Giovani, Parties and Party System: A Framework for Analysis,

Cambridge University Press, 1976.

Rasyid. Hatamar, Pengantar Ilmu Politik: Perspektif Barat dan Islam,

Jakarta: Rajawali Press, 2017

Page 187: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Setiadi. Elly M. dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan

Pemecahannya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011

Sjazali, Munawir, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan

Pemikiran, Jakarta: UI Press, 1993.

Subekti. Valina Singka, dkk, Memastikan Arah Baru Demokrasi,

Bandung: Penerbit Mizan, 2000.

. Valina Singka, Partai Syarikat Islam Indonesia: Kontestasi

Politik Hingga Konflik Kekuasaan Elit. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2014

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan Metode

R&D, Bandung: Alfabeta, 2013

Suminto. Husnul Aqib, Politik Islam Hindia Belanda: Het Kantoor Voor

Inlandsche Zaken, Jakarta: LP3ES, 1985

Supriyanto. Didik -Lia Wulandari, Bantuan Keuangan Partai Politik:

Metode Penetapan Besaran, Transparansi dan Akuntabilitas

Pengelolaan, Jakarta: Yayasan Perludem, 2012.

Surbakti. Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia

Widyasarana Indonesia, 1992.

Tempo. Tim Penulis, Natsir: Politik Santun diantara Dua Rezim,

Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia-Tempo Publishing, 2011

Tibi. Bassam, Political Islam, World Politics and Europe Democratic

Peace and Euro-Islam versus Global Jihad, London and New York:

Routledge, 2008

Tomsa. Dirk, Party Politics and Democratization in Indonesia: Golkar

in the post-Suharto era, London: Routledge, 2008.

Turmudi. Endang, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, Yogyakarta:

LKIS, 2003

Ufen. Andreas, Political Parties in Post-Suharto Indonesia: Between

Politik Aliran and ’Philippinisation’, Hamburg: GIGA German

Institute of Global and Area Studies, 2005.

Vatikiotis. Michael R.J., Indonesian Politics Under Suharto: The Rise

and Fall of the New Order, London and New York: Routledge,

1998.

Page 188: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Wahid. Abdurrahman, ed, Ilusi Negara Islam: Ekspansi Gerakan Transnasional di Indonesia, Jakarta: Wahid Institute, 2009.

Wardana. Baskara T, dkk., Menguak Misteri Kekuasaan Suharto,

(Yogyakarta: Penerbit Galangpress, 2007.

White. John Kenneth, “What Is Political Party”, dalam Ricarh S. Katz-

William Crotty (ed), Handbook Of Party Politics, London and India:

Sage Publishing, 2006.

Winarno. Budi, Sistem Politik Indonesia Era Reformasi, Yogyakarta:

Med Press, 2008.

Woodward. Mark, Java, Indonesia and Islam, London New York:

Springer Dordrecht Heidelberg, 2011.

Yin. Robert K., Case Study Research, London, New Delhi: SAGE

Publications, 2009.

Yuda. Hanta, Presidensialisme Setengah Hati, Dari Dilema ke

Kompromi, Jakarta: Kompas Gramedia Pustaka, 2010.

Buku Tentang PPP dan PKS

Baidowi. A. dkk, Sejarah dan Dinamika PPP 1973-2016: Sebuah

Autobiografi Partai, Jakarta: DPP PPP, 2016

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Mengawal Amanat Reformasi:

Perjuangan Politik Amar Makruf Nahi Munkar Fraksi Partai

Pembangunan DPR-RI Periode 2004-2009, Jakarta: Fraksi PPP

DPR RI, 2009

Furkon. Aay Muhamad, Partai Keadilan Sejahtera: Ideologi dan

Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer,

Jakarta: Teraju, 2004.

Fealy. Greg, PKS dan Kembarannya: Bergiat Jadi Demokrat di

Indonesia, Mesir dan Turki, Depok: Komunitas Bambu, 2012.

Haris. Syamsuddin, PPP dan Politik Orde Baru, Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia, 1991.

Hidayat. Rachmat-Nur Hasan Zaidi (ed), Dari Kader Untuk Bangsa,

Bandung: Fitrah Rabbani, 2007

Ihsan. A. Bakir, Ideologi Islam dan Partai Politik: Strategi PPP dalam

Memasukkan Nilai-Nilai Islam ke dalam Rancangan Undang-

Undang di Era Reformasi, Ciputat: Orbit Publishing Jakarta, 2016.

Page 189: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Jihan. Abu (ed), PPP, NU dan MU: Gejokal Wadah Politik Islam, Dialog KH. Syaifuddin Zuhri, H. Ridwan Saidi, H. Mahbub

Djunaedi, Fachry Ali, Jakarta: Integritas Press, 1984.

Kurniawan. Erwyn, PKS: Mengubah Pusaran Menjadi Arus Balik,

Bekasi: Pustaka Fauzan, 2016

. Erwyn, Masihkan PKS Bermasa Depan?, Jakarta: Magfirah

Pustaka, 2013

Mahmudi. Yon, Partai Keadilan Sejahtera: Wajah Baru Politik Islam

Indonesia, Bandung: Harakatuna Publishing, 2005.

Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Platform Kebijakan Pembangunan

PKS, DPP PKS, 2007.

Mandan. Arief Mudatsir, Krisis Ideologi: Catatan Tentang Ideologi

Politik Kaum Santri Studi Kasus Penerapan Ideologi Islam PPP,

Jakarta: Pustaka Indonesia Satu, 2009.

Miftach. Agus, Dibalik Gejolak Politik PPP, Jakarta: Forum Kajian

Masalah Sosial Politik, 1994

Muhtadi. Burhanuddin, Dilema PKS: Suara dan Syariah, Jakarta:

Kepustakaan Populer Gramedia, 2012.

Muqowam. Ahmad, Membangun Kembali Kejayaan, Gagasan Bagi

Pembaruan Partai Persatuan Pembangunan, Jakarta: Pusat

Informasi AMQ, 2011.

Noor. Firman, Perpecahan dan Soliditas Partai Islam di Indonesia:

Kasus PKB dan PKS di Dekade Awal Reformasi, Jakarta: LIPI

Press, 2015.

PPP. DPP, Ke-PPP-an, Jakarta: DPP PPP, 2013.

Rais. Lukman Fatahullah (penyunting), Menuju Partai Masa Depan:

Pemikiran dan Gagasan Tentang PPP, Jakarta: Media Dakwah,

1995

. Lukman Fatahullah, Ulama dan Partai Persatuan Pembangunan,

1995.

Salim. Fahruddin, PPP dan Politik Identitas: Pergulatan Islam dan

Politik di Indonesia, Jakarta: Fraksi PPP DPR RI, 2011

Supendi. Yusuf, Replik Pengadilan: Yusuf Supendi Menggugat Elit PKS,

Depok: Mushaf, 2012.

Page 190: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Qodir. Zuly, HTI dan PKS Menuai Kritik: Perilaku Gerakan Islam Politik Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Penelitian (Tesis, Disertasi, Jurnal, Makalah dan Publikasi Ilmiah)

Ade Hikmatul Fauziah, “Sikap Politik Partai Persatuan Pembanguan

Dalam Suksesi Kepemimpinan Negara Pada Pemilu 2014”,

dalam Jurnal Sosial dan Budaya Syar’i, Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Vol. II, No. 1 Juni 2015

Aminuddin. M. Faishal, “Reorganisasi Partai Keadilan Sejahtera di

Indonesia”, dalam Jurnal Studi Pemerintahan, Vol. 1 Nomor 1

Agustus 2010

Arief Munandar, “Antara Jemaah dan Partai Politik: Dinamika Habitus

Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Arena Politik

Indonesia Pasca Pemilu 2004”, Depok: Universitas Indonesia,

Disertasi, 2011

Azizah, Ari Nur dan Ma’arif Jamuin, “Konflik Politik PKS dan

Muhammadiyah”, dalam Jurnal Tajdida, Vol. 10, No. 2, Desember,

2012.

Budiarti. Aisah Putri, “Pelembagaan Sistem kepartaian di Bawah Sistem

Demokrasi Indonesia (1998- Sekaran [2015])”, dalam Jurnal

Penelitian Politik, (Jakarta: LIPI), vol. 12, No. 1, Juli 2015

Dokumen Pribadi, “Beberapa Kajian Dukungan Publik Terkait Dengan

Kenaikan Bantuan Keuangan Partai Politik”, dokumen ini

diterbitkan Kemendagri, Juli 2017

Faisal Ismail, “Islam, Politics and Ideology in Indonesia: A Study of the

Process of Muslim Acceptence of the Pancasila”, Montreal: MC Gill

University, Disertasi, 1995

Fionna. Ulla -Dirk Tomsa, “Parties and Factions in Indonesia: The

Effects of Historical Legacies and Institutional Engineering”,

Publikasi Ilmiah, Yusof Ishak Institute, tt

Hanafi. Ridho Imawan, “Pemilihan Langsung Kepala Daerah di

Indonesia: Beberapa Catatan Kritis Untuk Partai Politik”,

dalam Jurnal Penelitian Politik, LIPI, Vol. 11 No. 2. Desember,

2014

Page 191: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Hasil Survei Poltracking, “Laporan Survei Nasional dan Media

Monitoring Resaerch Prediksi Elektabilitas Partai Pada Pemilu

2014”, Jakarta: 2014

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI), “Makin Suramnya Partai

dan Capres Islam di Pemilu 2014”, Lembaga Survei Indonesia, 2014

Hidayat. Syahrul, “Managing Moderation: The AKP in Turkey and The

PKS in Indonesia”, Disertasi Universitas Exeter, Inggris, 2012

Hilmy. Masdar, “Partai Keadilan Sejahtera: A Mawdudian-Meliorist

Vision of Islamism in Post-New Order Indonesia”, dalam Jurnal

Studia Islamika, Vol.74, No. 1, 2007

Robert V. Krejcie-Daryle W. Morgan, “Determining Sample Size For

Research Activities”, dalam Jurnal Educational And Psychological

Measurement, 1970

Legowo. Tommi A., “Tantangan dan Prospek Pelembagaan Partai

Politik”, Makalah Focus Group Discusion dengan tema Peningkatan

Kualitas Kader Pemimpin Nasional Melalui Kaderisasi Partai

Politik, diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Politik,

Hukum dan Keamanan (Polhukam) Indonesia, 18 November 2014.

Mahmudi. Yon, “Islamising Indonesia The Rise of Jemaah Tarbiyah and

The Prosperous Justice Party (PKS)”, (Disertasi: The Australian

National University, Southeast Asia Center Faculty of Asian

Studies, July 2006.

Ismail Marzuki, Al-Siyâsah al-Qanûnîyah li Hizb al-‘Adâlah wa al-

Rafâhîyah (Partai Keadilan Sejahtera/PKS) fî al-Fatrah 1998-2004

al-Mîlâdî: Dirâsah li Qadîyat Qânûn Idârat al-Zakâh, dalam Jurnal

Studia Islamika, Vol. 19, No. 3, 2012

Noor. Firman, “Moderate Islamic Fundamentalism: Understanding the

Political Thinking of the Partai Keadilan Sejahtera (PKS)”, dalam

Jurnal Studia lslamika, Vol.14, No. 3,2007

. Firman, “Leadership and Ideological Bond: PPP and Internal

Fragmentation in Indonesia”, dalam Jurnal Islamika, Vol. 23. No. 1,

tahun 2016

PKS, DPP, “Penjelasan DPP Partai Keadilan Sejahtera Tentang

Pelanggaran Disiplin Partai yang Dilakukan Oleh Saudara Fahri

Hamzah”, Jakarta: DPP PKS, 2016

Page 192: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Randall. Vicky dan Lars Svasand, “Party Institutionalization and the

New Democracies”, Paper for the ECPR Joint Session of

Workshops, Mannheim 26-31 Maret, 1999.

Romli. Lili, “Partai Islam dan Pemilih Islam di Indonesia”, dalam Jurnal

Penelitian Politik, Vol. 1 No. 1, 2004

, Lili, “Crescent and Electoral Strength: Islamic Party Portrait of

Reform Era In Indonesia”, dalam International Journal of Islamic

Thought, Vol. 4, Desember 2013.

, Lili, “Koalisi dan Konflik Internal Partai Politik Pada Era

Reformasi”, dalam Jurnal Politica, Vol. 8, No. 2, Pusat Penelitian

Badan Keahlian DPR RI, Jakarta November 2017

Soleh. Imam Ansori, “Konflik Partai Politik di Indonesia Perspektif

Hukum dan Politik”, Makalah ini disampaikan pada Diskusi Publik

dengan tema “Konflik PPP, Perspektif Hukum dan Politik”, Ruang

Rapat Fraksi PPP DPR RI, Gedung Nusantara I DPR, 27 Januari

2016.

Peraturan Perundang-Undangan, Keputusan dan Peraturan

Lainnya

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 3 tahun 1999 tentang

Pemilihan Umum.

Republik Indonesia, Undang-undang No. 11 tahun 2006 tentang

Pemerintahan Aceh

Republik Indonesia, Undang-undang No. 8 tahun 2008 tentang Partai

Politik.

Republik Indonesia, Undang-undang No. 7 tahun 2017 tentang

Pemilihan Umum

DPP PPP, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Hasil

Muktamar VIII 2016, Jakarta, DPP PPP, 2016

DPP PKS, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART),

Musyawarah Majelis Syura III, 2005

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Surat Keputusan PP Muhammadiyah

No. 146/Kep/1.0/B/2006 tentang Kebijakan PP Muhammadiyah

Mengenai Konsolidasi Organisasi dan Amal Usaha

Muhammadiyah.

Page 193: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Mahkamah Agung Republik Indonesia, Direktori Putusan, Nomor 601

K/Pdt.Sus-Parpol/2015

Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Nomor 1930 K/Pdt/2013

Opini dalam Surat Kabar dan Majalah

M. Alfan Alfian, “Reposisi Politik PKS”, Opini dalam Kompas, 11

Februari 2008

Fahri Hamzah, “Wajah Lain PKS”, Opini dalam Kompas, 29 Februari

2008

Nur Budi Hariyanto, “PKS dan Politik Double Track”, Opini dalam

Republika, 23 Februari 2011.

Ikrar Nusa Bakti, “Gerbong Korupsi di DPR RI”, dalam Opini Media

Indonesia, 4 Februari 2013

Azyumardi Azra, “Teori Konspirasi”, dalam Opini Kompas, 5 Februari

2013

Gun Gun Heryanto, “Petaruhan Politik PPP” dalam Opini Sindo, 22 Juni

2015

Zaini Bisri, “Pemecatan Fahri Hamzah”, dalam Opini Suara Merdeka,

10 April 2016

Gun Gun Heryanto, “Masa Depan PPP” dalam Opini Sindo, 13 April

2016.

Berita dalam Surat Kabar dan Majalah

“Hamzah Haz Bujuk Zainuddin MZ ‘Pulang Kandang’, PPP R: Setelah

Pemilu 2014”, dalam Pikiran Rakyat, 22 April 2002

“Hidayat Mundur dari Presiden PKS, Diganti Oleh Tifatul Sembiring”,

dalam Kompas, 12 Oktober 2004

“Sejumlah Pengurus DPP PPP Minta Muktamar VI Dipercepat”, dalam

Kompas, 8 April 2005

“Tifatul Presiden PKS 2005-2010, Hilmi Aminuddin Ketua Majelis

Syuro”, dalam Kompas, 30 Mei 2005

“Konsolidasi Parpol: Hentikan Semua Konflik Internal di Tubuh PPP,

dalam Kompas, 13 Februari 2007

“Pemilu 2009: PPP Sedang Alami Masa Surut”, dalam Kompas 3

September 2007

Page 194: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“PKS Serukan Bangkitkan Semangat Kebangsaan”, dalam Kompas, 4

Februari 2008

“Wajah Baru PKS, Pluralitaskah?”, dalam Kompas, 4 Februari 2008

“Narasi Baru Partai Keadilan Sejahtera”, dalam Kompas 7 Oktober 2008

“Peta Politik: Partai Persatuan Pembangunan Menguji Kekuatan dengan

Bekal Pengalaman”, dalam Kompas 23 Maret 2009.

“Partai Persatuan Pembangunan: Tidak Bijak Gelar Muktamar Luar

Biasa”, dalam Kompas, 20 April 2009.

“Partai Kabah, Riwayatmu Kini...”, dalam Kompas, 3 Februari 2010

“PKS Mengubah Citra” dalam Kompas, 17 Juni 2010

“Kader PKS Siap Menang: Menuju Pemilu 2014, Prestasi Terus

Meningkat”, dalam Kompas, 21 Juni 2010

“Kader PPP Diminta Bersatu”, dalam Republika, 23 Februari 2011

“Golkar Dipastikan Tetap di Dalam Koalisi, PKS Memperkirakan SBY

Melepas Mereka”, dalam Republika, 9 Maret 2011

“Kemelut dalam PKS: Yusuf Supendi Laporkan Anis Matta ke KPK”,

dalam Kompas, 22 Maret 2011

“Harga BBM Tak Naik 1 April”, dalam Kompas, 31 Maret 2012, 1 dan

15.

“Lobi Alot, PKS Patok Persentase Tinggi”, dalam Koran Tempo, 31

Maret 2012.

“Bentrok Berlangsung Hingga Malam Hari”, dalam Kompas, 31 Maret

2012

“Naikkan BBM Opsi Terakhir”, dalam Kompas, 31 Maret 2012

“Pasal 7 Ayat 6A Dinilai Melanggar Konstitusi”, dalam Republika, 1

April 2012

“Ketika ATM Partai Terganggu”, dalam Majalah Aktual, edisi 5, 23 Mei

2013-2 Juni 2013.

“Kesewenangan KPK, Tanggung Jawab SBY”, dalam Majalah Aktual,

edisi 5, 23 Mei 2013-2 Juni 2013.

“Ada Kekecewaan PKS terhadap Demokrat”, dalam Media Indonesia, 4

Februari 2013

“Menyalurkan Energi Akar Rumput”, dalam Media Indonesia, 4 Juli

2014

Page 195: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Islah Berbuah Kader Terbelah”, dalam Majalah Gatra, edisi 51 XX, 29

Oktober 2014

“Romahurmuzy Kantongi Putusan Kemenkumham”, dalam Republika,

29 Oktober 2014

“DPR Akan Panggil Yasonna Laoly”, dalam Seputar Indonesia, 30

Oktober 2014

“Kader PPP Inginkan Islah”, dalam Kompas, 31 Oktober 2014

“Menyentuh Muktamirin dengan Shalawat”, dalam Kompas, 31 Oktober

2014

“DPR Makin Bopeng Kalau Partai Berantem Terus”, dalam Rakyat

Merdeka, 11 Desember 2014

“Keluarga Petahana dan Bekas Narapidana Bisa Ikut Pencalonan di

Pilkada”, dalam Majalah Suara KPU, edisi Juli-Agustus 2015

“Menkumham Melunak, Usulkan Islah Terbatas Calon Kepala Daerah”,

dalam Rakyat Merdeka, 9 Juli 2015

“Poros Penyelamat PPP Wacanakan Formatur Muktamar Jakarta

Diaktifkan”, dalam Rakyat Merdeka, 26 Januari 2016

“Posisi Fahri Terancam”, dalam Kompas, 4 April 2016

“Islah Untuk Membesarkan PPP”, dalam Kompas, 10 April 2016

“Romahurmuzy, Demi PPP Berkarakter dan Konsekuen”, dalam

Kompas, 10 April 2016

“Bara Tersisa Usai Pesta”, dalam Kompas, 20 April 2016

“Copot Loyalis Fahri daari Ketua Komisi I DPR”, dalam Indo Pos, 27

Mei 2016

“Dipecat PKS, Fahri Hamzah Balik Melawan, dalam Suara Karya, 5

April 2016

“Fahri: Mulutku Dilindungi Konstitusi”, dalam Suara Karya, 13 April

2016

“Hidayat Siap Hadapi Fahri ke MKD”, dalam, Suara Karya, 3 Mei 2016

“Fahri Hamzah Laporkan Petinggi PKS ke MKD”, dalam Koran Tempo,

30 April 2016

“MKD Sulit Proses Aduan Fahri”, dalam Seputar Indonesia, 4 Mei 2016

“Hidayat: Fahri Sudah Bisa Diberhentikan Dari DPR”, dalam Rakyat

Merdeka, 20 April 2016

“Tim Kaji Status Fahri Hamzah”, dalam Republika, 26 April 2016

Page 196: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“PKS Minta Pimpinan DPR Patuhi UU MD3”, dalam Bisnis Indonesia,

26 April 2016

“Fahri Kehilangan Legitimasi”, dalam Media Indonesia, 11 April 2016

“Fahri Sayangkan Petinggi PKS Tak Hadir”, dalam Republika, 4 Mei

2016

“Fahri Minta Presiden PKS Mundur”, dalam Suara Karya, 10 Mei 2016

“Pengadilan Negeri Jaksel Menangkan Fahri Hamzah”, dalam Kompas,

15 Desember 2016

“Presiden PKS Didorong Taati Putusan Pengadilan”, dalam Rakyat

Merdeka, 20 Desember 2016

“Muncul Gerakan Menolak Hak Angket”, dalam Bisnis Indonesia, 3 Mei

2017

“Ogah Paripurna Dipimpin Fahri, PKS Walk Out”, dalam Rakyat

Merdeka, 31 Mei 2017

“Kubu Djan Faridz Diminta Segera Angkat Kaki”, dalam Media

Indonesia, 18 Juni 2017

“Kantor PPP Diserang, Satu Orang Terluka”, dalam Suara Karya, 17

Juli 2017.

“Djan-Romi Berebut Kantor PPP”, dalam Indopos, 17 Juli 2017.

“PPP Resmi Dukung Jokowi”, dalam Media Indonesia, 22 Juli 2017.

“Mahkamah Partai Desat Yasonna Terbitkan SK Djan”, dalam Rakyat

Merdeka, 29 Agustus 2017

“Kinerja Parpol Memburuk: Indeks Demokrasi Indonesia Turun dalam

Dua Tahun Terakhir”, dalam Kompas, 15 September 2017.

“Soal Pendongkelan Wakil Ketua DPR: Kebencian PKS Pada Fahri

Mendalam”, dalam Rakyat Merdeka, 14 Desember 2017, 3.

“PT. DKI Perkuat Posisi Fahri”, dalam Kompas, 15 Desember 2017, h.

5.

“Dari Dukung Sudirman Said Sampai Tolak Jokowi”, dalam Solo Pos, 8

Januari 2018, 3.

“Pencalonan Kandidat Gubernur-Wakil Gubernur di Pilkada 2018”,

dalam Kompas, 8 Januari 2018, 4.

“Soal Pergantian Fahri Hamzah: Fadli Zon Hormati Pengadilan, PKS

Bertepuk Sebelah Tangan”, dalam Rakyat Merdeka, 17 Desember

2017, 7.

Page 197: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Soal Pemecatan Fahri Hamzah: Pimpinan DPR Memilih Menunggu

Palu Hakim” dalam Rakyat Merdeka, 18 Januari 2017, 7.

“Tak Dijadikan Caleg, Fahri Sampai Mati di PKS, dalam Rakyat

Merdeka, 27 Januari 2019, 1.

“Golkar Tertarik Rekrut Fahri”, dalam Media Indonesia, 6 Februari

2018, 3

“Jerat Presiden PKS dengan UU ITE: Fahri Polisikan Sohimul Iman”,

dalam Rakyat Merdeka, 9 Maret 2018, 3.

“Presiden PKS Malas Komentari Fahri”, dalam Media Indonesia, 9

Maret 2018, 2.

“Berantem Tak Usai-Usai: Fahri VS Tifatul-Sohibul Seperti Kisah

Telenovela”, dalam Rakyat Merdeka, 11 Maret 2018, 1-9

“Konflik Fahri-PKS Semakin Memanas”, dalam Republika, 12 Maret

2018, 4

“Kalau Sohibul Mundur, Saya Cabut Laporan. Tapi Kalau Tidak, Ya

Hadapi Saja Laporan Saya”, dalam Rakyat Merdeka, 12 Maret

2018, 2.

“Fahri Hamzah Dikeroyok, Ayo Sumpah Mubahalah”, dalam Rakyat

Merdeka, 15 Maret 2018, 3.

“Diajak Mubahalah, Fahri Tak Mau Meladeni”, dalam Rakyat Merdeka,

16 Maret 2018, 3.

“Diboikot Elite PKS, Anis Matta Tetap Deklarasi Capres”, dalam Rakyat

Merdeka, 23 April 2018, 3.

“PKS Persoalkan Deklarasi Anis Matta”, dalam Koran Tempo, 23 April

2018, 6.

“Minta Kepastian Cawapres Sebelum Puasa, PKS Neror Prabowo?”,

dalam Rakyat Merdeka, 30 April 2018, 1.

“PKS Desak Prabowo”, dalam Republika, 20 April 2018, 3.

“Setengah Terang Poros Cikeas”, dalam Majalah Tempo, edisi 14-20

Mei 2018, 35-36.

“Polemik Pencapresan Prabowo Subianto: PKS Ancam Tarik Dukungan,

dalam Koran Sindo, 30 Mei 2018, 4.

“Didagangin Ustad Hidayat, Anies-Aher Lebih Seger”, dalam Rakyat

Merdeka, 26 Juni 2018, 1 dan 9.

Page 198: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Dijagokan PKS, Dilirik Gerindra: Aher Siap Tarung di Pilpres”, dalam

Rakyat Merdeka, 12 Juli 2018, 3

“Anies Dicurigai Pengen Nyapres”, dalam Rakyat Merdeka, 15 Juli

2018, 1 dan 9.

“Pengamat: PKS Tetap Berkoalisi”, dalam Kompas, 16 Juli 2018, 5.

“Osan di Kuningan, Osin di Simatupang”, dalam Majalah Tempo, 29 Juli

2018, 36.

“PKS Minta Pertemuan Bersama”, dalam Kompas, 26 Juli 2018, 1-15.

“Dengan Pak Prabowo, Kami Bukan Hanya Sekutu atau Segajah, Pasti

Bakal Memuncak di 2019, dalam Rakyat Merdeka, 26 Juli 2018, 1,

Wawancara Mustafa Kemal (Sekretaris Jenderal PKS)

“Humprey Naik Tahta Jadi Plt Ketum PPP”, dalam Rakyat Merdeka, 31

Juli 2018, 3.

“Prabowo: Keputusan di Partai”, dalam Kompas, 31 Juli 2018, 2.

“Tinggal PKS yang Masih Ngeyel”, dalam Rakyat Merdeka, 31 Juli

2018, 1.

“Elektabilitas Salim Segaf Dinilai Rendah”, dalam Media Indonesia, 1

Agustus 2018, 3.

“Minta PKS Bayar 30 M, Fahri Kaya Mendadak-Fahri Ancam Akan Sita

Gedung PKS, Serius Nih?”, dalam Rakyat Merdeka, 4 Agustus

2018, 1 dan 9.

“Islah Akan Perkuat Soliditas PPP”, dalam Kompas, 9 Agustus 2018, 3.

“Koalisi Prabowo DIrusak “Kardus” Dan Mahar 1 T”, dalam Rakyat

Merdeka, Kamis 9 Agustus 2018, 1 dan 9

“Fadli: Tudingan Mahar Politik Tidak Berdasar”, dalam Rakyat

Merdeka, Kamis 14 Agustus 2018, 5

“Hidayat Nurwahid: Saya Yakin Pak Prabowo Legowo, Kursi Wagub

DKI Akan Dikasih PKS”, dalam Rakyat Merdeka, Kamis 14

Agustus 2018, 2

Wawancara

Wawancara pribadi dengan Cecep Agus (Pengurus DPP PPP Ketua

Departemen 2016-2021), Jakarta, 2 Agustus 2017

Wawancara pribadi dengan Agus Supriyanto (Tenaga Ahli Fraksi PKS),

Jakarta, 2 Agustus 2017

Page 199: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Wawancara pribadi dengan Adi Prayitno (Pengamat Politik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta), Jakarta, 23 Agustus 2017.

Wawancara pribadi dengan Suudi (Pengurus DPP PPP Departemen

Hubungan antar Ormas dan Lembaga 2016-2021), Jakarta, 23

Agustus 2017.

Wawancara pribadi dengan Dini Muntari (Pengurus DPP PPP

Wasekjend Bidang Politik, Pemerintahan dan Pemda 2016-2021),

Jakarta, 23 Agustus 2017.

Wawancara pribadi dengan Faisal Ahmad (Anggota Fraksi PKS DPRD

Kota Serang), Jakarta, 19 September 2017.

Wawancara pribadi dengan Fahri Hamzah (Wakil Ketua DPR RI 2014-

2019 Fraksi PKS), Kafe Insomniak Tangerang Selatan, 4 April 2018

Media Online

“PKS Jelaskan Soal Pengganti Tifatul Siang Ini”,

http://www.viva.co.id/berita/politik/99741-pks-jelaskan-soal-

pengganti-tifatul-siang-ini, diakses pada 26/7/2017/ 15.22 wib.

“Pimpinan PPP”, diakses dari http://ppp.or.id/page/pimpinan.html

“Konflik Internal PPP Ganggu Kerja Fraksinya di DPR”,

http://politik.news.viva.co.id/news/read/749915-konflik-internal-

ppp-ganggu-kerja-fraksinya-di-dpr

“Ketua Fraksi PPP kubu Romi banting meja di ruang paripurna DPR”,

https://www.merdeka.com/politik/ketua-fraksi-ppp-kubu-romi-

banting-meja-di-ruang-paripurna-dpr.html,

“Perseteruan Berlarut, Calon Ketua Umum Akui Citra PPP Buruk”

diunduh dari:

http://www.cnnindonesia.com/politik/20160409121611-32-

122746/perseteruan-berlarut-calon-ketua-umum-akui-citra-ppp-

buruk/

“Hadiri Islah, Jokowi Minta PPP Dewasa Sikapi Konflik”, diunduh

dari: http://www.cnnindonesia.com/politik/20160408174848-32-

122682/hadiri-islah-jokowi-minta-ppp-dewasa-sikapi-konflik/

Lili Romli, “Mekanisme Penyelesaian Konflik Partai Politik”,

http://lipi.go.id/berita/mekanisme-penyelesaian-konflik-partai-

politik/1394, diakses pada 19/7/2017. 09.57 wib

Page 200: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Anis Matta Gantikan Luthfi Hasan Jadi Presiden PKS”,

http://nasional.kompas.com/read/2013/02/01/14570152/Anis.Matta.

Gantikan.Luthfi.Hasan.Jadi.Presiden.PKS, diakses pada 26/7/2017/

17.18 wib.

“Pengamat: PKS alami disorientasi politik”,

https://www.merdeka.com/politik/pengamat-pks-alami-disorientasi-

politik.html, diakses pada 26/7/2017/ 17.39 wib.

“PKS Terancam Pecah Setelah Loyalis Anis Matta Disingkirkan”,

http://www.rmol.co/read/2015/09/17/217619/PKS-Terancam-

Pecah-Setelah-Loyalis-Anis-Matta-Disingkirkan-, diakses pada

26/7/2017/ 12.30 wib.

“Petinggi Parpol Bertemu di Hotel Sahid Bahas Koalisi Pra Pemilu”,

http://news.detik.com/berita/1061143/petinggi-parpol-bertemu-di-

hotel-sahid-bahas-koalisi-pra-pemilu, diakses pada 31/7/2017. 09.44

wib

“36 Tahun PPP dan Ancaman Perpecahan”,

http://lifestyle.kompas.com/read/2009/01/05/11043762/36.tahun.pp

p.dan.ancaman.perpecahan, diakses pada 31/7/2017. 09.44 wib

“Konflik PPP Strategi Menangkan Pemilu 2009”,

http://lifestyle.kompas.com/read/2009/01/05/20394020/konflik.ppp.

strategi.menangkan.pemilu.2009, diakses pada 31/7/2017. 09.44 wib

“Massa PPP Mendesak Muktamar Luar Biasa”,

http://www.viva.co.id/berita/politik/50245-pendukung-ppp-minta-

muktamar-luar-biasa, diakses pada 31/7/2017. 09.44 wib

“SDA Lihat Tanda-Tanda Kemenangan Prabowo-Hatta”,

http://www.jpnn.com/news/sda-lihat-tanda-tanda-kemenangan-

prabowo-hatta, diakses pada 5/7/2017. 17.35 wib

“PPP Kaget Suryadharma Ali Berorasi Dalam Kampanye Prabowo”,

http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/03/24/ppp-kaget-

suryadharma-ali-berorasi-dalam-kampanye-prabowo, diakses pada

5/7/2017. 17.35 wib

“KPK Tetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali Tersangka Kasus

Haji”, http://news.liputan6.com/read/2053440/kpk-tetapkan-

menteri-agama-suryadharma-ali-tersangka-kasus-haji, diakses pada

5/7/2017. 17.35 wib

Page 201: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Ini Kronologi Mahkamah PPP Menyelesaikan Konflik Internal”,

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/16/ndj4xb-

kronologi-mahkamah-ppp-menyelesaikan-konflik-internal, diakses

pada 5/7/2017. 17.35 wib.

“Selesaikan Konflik Internal, PPP Minta Bantuan Mahkamah Partai”,

diakses pada 5/7/2017. 17.35 wib

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/09/22/ncavx7-

selesaikan-konflik-internal-ppp-minta-bantuan-mahkamah-partai,

diakses pada 5/7/2017. 17.35 wib

“Romahurmuziy Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua Umum PPP”,

http://www.beritasatu.com/politik/217808-romahurmuziy-terpilih-

aklamasi-sebagai-ketua-umum-ppp.html, diakses pada 5/7/2017.

18.33 wib

“PPP versi Muktamar Surabaya Siapkan PK atas Putusan Kasasi MA”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/11/22/22114161/PPP.versi.M

uktamar.Surabaya.Siapkan.PK.atas.Putusan.Kasasi.MA, diakses

pada 4/7/2017. 13.35 wib

“Djan Faridz Akan Cabut Gugatan Rp 1 Triliun ke Pemerintah dengan

Satu Syarat”,

http://nasional.kompas.com/read/2016/03/29/11353481/Djan.Faridz.

Akan.Cabut.Gugatan.Rp.1.Triliun.ke.Pemerintah.dengan.Satu.Syara

t, pada 12/7/2017. 09.59 wib.

“Hadiri Islah, Jokowi Minta PPP Dewasa Sikapi Konflik”, diunduh

dari: http://www.cnnindonesia.com/politik/20160408174848-32-

122682/hadiri-islah-jokowi-minta-ppp-dewasa-sikapi-konflik/, pada

23/5/2017. 08.50 wib.

“Djan Faridz Sebut Muktamar VIII PPP Pertemuan Kadis Pemakaman

se-

Indonesia”,http://nasional.kompas.com/read/2016/04/09/20124361/

Djan.Faridz.Sebut.Muktamar.VIII.PPP.Pertemuan.Kadis.Pemakama

n.se-Indonesia, diakses pada 4/7/2017. 12.25 wib

“Konflik Internal PPP Ganggu Kerja Fraksinya di DPR” diunduh dari:

http://politik.news.viva.co.id/news/read/749915-konflik-internal-

ppp-ganggu-kerja-fraksinya-di-dpr, pada 23/5/2017. 08.50 wib.

Page 202: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Ketua Fraksi PPP kubu Romi banting meja di ruang paripurna DPR”,

diunduh dari: https://www.merdeka.com/politik/ketua-fraksi-ppp-

kubu-romi-banting-meja-di-ruang-paripurna-dpr.html, pada

23/5/2017. 08.50 wib.

“Minta Penjelasan, Anggota F-PPP Kubu Romy "Geruduk" Ruang

Ketua DPR”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/10/15584231/Minta.Penje

lasan.Anggota.F-PPP.Kubu.Romy.Geruduk.Ruang.Ketua.DPR,

diakses pada 4/7/2017. 10.50 wib.

“PPP dan Golkar Terancam Tak Bisa Ikut Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/17/08012851/PPP.dan.Go

lkar.Terancam.Tak.Bisa.Ikut.Pilkada, diakses pada 4/7/2017. 10.35

wib

“DPR Ingin Peraturan KPU Akomodasi Partai yang Bersengketa”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/17/18461821/DPR.Ingin.

Peraturan.KPU.Akomodasi.Partai.yang.Bersengketa, diakses pada

4/7/2017. 10.35 wib

“Terkait Parpol Bersengketa, KPU Tegaskan Hanya Akui SK Terakhir

Menkumham”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/03/21403431/Terkait.Parp

ol.Bersengketa.KPU.Tegaskan.Hanya.Akui.SK.Terakhir.Menkumha

m, diakses pada 4/7/2017. 10.50 wib.

“PPP Ancam Uji Materi atas Peraturan KPU Jika Tak Bisa Ajukan

Calon di Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/17/23442261/PPP.Ancam

.Uji.Materi.atas.Peraturan.KPU.Jika.Tak.Bisa.Ajukan.Calon.di.Pilka

da, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib

“Yakin Kepengurusannya Sah, PPP Kubu Romy Buka Pendaftaran

Pilkada”,

http://regional.kompas.com/read/2015/04/20/15274811/Yakin.Kepe

ngurusannya.Sah.PPP.Kubu.Romy.Buka.Pendaftaran.Pilkada,

diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib

“Jika Tak Bisa Ikut Pilkada, Djan Faridz Titipkan Kadernya ke KMP

dan KIH”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/03/05530091/Jika.Tak.Bis

Page 203: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

a. Ikut.Pilkada.Djan.Faridz.Titipkan.Kadernya.ke.KMP.dan.KIH,

diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib

“Gerindra Siap Usung Kader PPP Djan Faridz Saat Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/03/12053781/Gerindra.Si

ap.Usung.Kader.PPP.Djan.Faridz.Saat.Pilkada, diakses pada

4/7/2017. 10.35 wib

“Suryadharma Tak Masalah jika Kader PPP Dititipkan ke Parpol Lain

Saat Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/08/14253901/Suryadharm

a.Tak.Masalah.jika.Kader.PPP.Dititipkan.ke.Parpol.Lain.Saat.Pilkad

a, diakses pada 4/7/2017. 10.50 wib.

“Menkumham Merasa Jadi Tumbal dalam Konflik Golkar-PPP”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/05/04/13472571/Menkumha

m.Merasa.Jadi.Tumbal.dalam.Konflik.Golkar-PPP, diakses pada

4/7/2017. 10.35 wib

“KPU Izinkan Dua Kubu di Golkar dan PPP Usung Calon Bersama Saat

Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/07/09/19112351/KPU.Izinka

n.Dua.Kubu.di.Golkar.dan.PPP.Usung.Calon.Bersama.Saat.Pilkada,

diakses pada 4/7/2017. 10.50 wib

“Loloskan Partai Berkonflik, KPU Dinilai Langgengkan Dualisme

Parpol”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/07/13/10240921/Loloskan.Pa

rtai.Berkonflik.KPU.Dinilai.Langgengkan.Dualisme.Parpol, diakses

pada 4/7/2017. 11.05 wib

“Loloskan Partai Berkonflik, Mantan Komisioner Sebut KPU Cari

Aman”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/07/13/16444061/Loloskan.Pa

rtai.Berkonflik.Mantan.Komisioner.Sebut.KPU.Cari.Aman, diakses

pada 4/7/2017. 11.05 wib

“Menteri Tedjo: Konflik Tak Selesai, Berarti Partai Tak Mau Ikut

Pilkada”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/05/29/08542521/Menteri.Ted

jo.Konflik.Tak.Selesai.Berarti.Partai.Tak.Mau.Ikut.Pilkada, diakses

pada 4/7/2017. 10.35 wib

Page 204: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Kapolri: Dualisme Partai Berpotensi Timbulkan Konflik di Daerah”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/05/04/16572101/Kapolri.Dua

lisme.Partai.Berpotensi.Timbulkan.Konflik.di.Daerah, diakses pada

4/7/2017. 10.35 wib

“PPP Kubu Djan Faridz Akui Dukung Ahok agar Dapat Pengakuan

Jokowi”,

http://nasional.kompas.com/read/2016/10/12/20030241/ppp.kubu.dj

an.faridz.akui.dukung.ahok.agar.dapat.pengakuan.jokowi, diakses

pada 12/7/2017. 10.29 wib

“Mencermati Golkar dan PPP Mengelola Konflik”,

http://telusur.metrotvnews.com/news-telusur/nN971pGk-

mencermati-golkar-dan-ppp-mengelola-konflik, diakses pada

31/7/2017. 13.27 wib

“Dana Banpol Golkar dan PPP Belum Cair”,

https://radarsemarang.com/2016/01/08/dana-banpol-golkar-dan-

ppp-belum-cair/, diakses pada 31/7/2017. 14.23 wib

“Politisi PPP Ungkap Kronologi Perpecahan di Partainya”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/04/13/01233651/Politisi.PPP.

Ungkap.Kronologi.Perpecahan.di.Partainya, diakses pada 4/7/2017.

10.35 wib

“Perseteruan Berlarut, Calon Ketua Umum Akui Citra PPP Buruk”

diunduh dari:

http://www.cnnindonesia.com/politik/20160409121611-32-

122746/perseteruan-berlarut-calon-ketua-umum-akui-citra-ppp-

buruk/, pada 23/5/2017. 08.50 wib.

“Istana: Presiden Tidak Mau Ikut Campur Masalah Internal Partai”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/05/20/19121131/Istana.Presi

den.Tidak.Mau.Ikut.Campur.Masalah.Internal.Partai, diakses pada

4/7/2017. 10.35 wib

“Jika Diminta, JK Siap Damaikan Konflik PPP”,

http://nasional.kompas.com/read/2015/06/01/11421781/Jika.Dimint

a.JK.Siap.Damaikan.Konflik.PPP, diakses pada 4/7/2017. 10.35 wib

“Suryadharma Vs Romi Saling Pecat, Ini Aturan di AD ART PPP”,

http://news.detik.com/berita/2689299/suryadharma-vs-romi-saling-

pecat-ini-aturan-di-ad-art-ppp, pada 12/7/2017. 08.50 wib.

Page 205: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Konflik PPP Bisa Panjang Jika Masing-masing Kubu Saling

Mengklaim Islah”, http://www.tribunnews.com/pemilu-

2014/2014/04/22/konflik-ppp-bisa-panjang-jika-masing-masing-

kubu-saling-mengklaim-islah, pada 12/7/2017. 08.50 wib.

“PPP Dinilai Tak Punya Sosok Perekat yang Mampu Rangkul Semua

Kader”,

http://nasional.kompas.com/read/2016/04/11/11062021/PPP.Dinilai.

Tak.Punya.Sosok.Perekat.yang.Mampu.Rangkul.Semua.Kader,

diakses pada 4/7/2017. 12.25 wib

“Konflik PPP Diselesaikan dengan Fatwa”,

http://www.viva.co.id/berita/politik/50822-konflik-ppp-

diselesaikan-dengan-fatwa, diakses pada 31/7/2017. 10.32 wib

“Gugatan Yusuf Supendi kepada 10 Petinggi PKS Ditolak”,

http://nasional.kompas.com/read/2012/02/14/13081586/Gugatan.Yu

suf.Supendi.kepada.10.Petingi.PKS.Ditolak, diakses pada

10/7/2017. 15.05 wib

“Gugatan Ditolak, Yusuf Supendi Siap Laporkan Hakim ke MA dan

KY”,

http://lifestyle.kompas.com/read/2012/02/14/16182336/gugatan.dito

lak.yusuf.supendi.siap.laporkan.hakim.ke.ma.dan.ky , diakses pada

25/7/2017. 09.11 wib

“Yusuf Supendi: Dipimpin Anis, PKS Bakal Punah”,

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/03/18081776/yusu

f.supendi.dipimpin.anis.pks.bakal.punah, diakses pada 10/7/2017.

15.05 wib

“Yusuf Supendi Bergabung ke Hanura”,

http://nasional.kompas.com/read/2013/03/15/11161019/Yusuf.Supe

ndi.Bergabung.ke.Hanura, diakses pada 10/7/2017. 15.05 wib

“Mekanisme Penyelesaian Konflik Partai Politik”,

http://lipi.go.id/berita/mekanisme-penyelesaian-konflik-partai-

politik/1394, diakses pada 19/7/2017.

“Fahri Hamzah Kembali Menang, PKS Tetap Dihukum Rp 30 Miliar”,

https://news.detik.com/berita/d-3770134/fahri-hamzah-kembali-

menang-pks-tetap-dihukum-rp-30-miliar, diakses pada 15/12/2017.

10.51 wib.

Page 206: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Dihukum Bayar Rp 30 M Terkait Fahri, PKS Tunggu Putusan Kasasi”,

https://news.detik.com/berita/d-3770293/dihukum-bayar-rp-30-m-

terkait-fahri-pks-tunggu-putusan-kasasi, diakses pada 15/12/2017.

10.51 wib.

“34 DPW desak PPP kubu Djan Faridz cabut dukungan ke Jokowi”,

https://www.merdeka.com/politik/34-dpw-desak-ppp-kubu-djan-

faridz-cabut-dukungan-ke-jokowi.html, diakses pada 8/1/2018.

09.34 wib.

“Ada Teriakan Boikot Jokowi di Rapimnas PPP Kubu Djan Faridz”,

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/21/ada-teriakan-

boikot-jokowi-di-rapimnas-ppp-kubu-djan-faridz, diakses pada

8/1/2018. 09.34 wib

“Pilkada Jawa Tengah, PPP Usung Pasangan Ganjar-Gus Yasin”,

http://nasional.kompas.com/read/2018/01/07/15365981/pilgub-

jawa-tengah-ppp-usung-pasangan-ganjar-gus-yasin, diakses pada

8/1/2018. 10.39 wib.

“Meski Tak Kantongi SK Menkumham, Djan Faridz Janjikan Dukung

Sudirman Said di Pilkada Jateng”,

http://www.tribunnews.com/nasional/2017/12/21/meski-tak-

kantongi-sk-menkumham-djan-faridz-janjikan-dukung-sudirman-

said-di-pilkada-jateng, diakses pada 8/1/2018. 10.39 wib.

“Arsul: Kasihan Sudirman Said Didukung PPP yang Tak Punya

Legitimasi”, https://news.detik.com/berita/d-3803121/arsul-kasihan-

sudirman-said-didukung-ppp-yang-tak-punya-legitimasi, diakses

pada 8/1/2018. 10.55 wib.

“Pendiri PKS Yusuf Supendi Jadi Caleg Hanura Dapil Bogor”,

http://news.liputan6.com/read/536114/pendiri-pks-yusuf-supendi-

jadi-caleg-hanura-dapil-bogor, diakses pada 31/1/2018. 12.38 wib

“PPP Lolos Verifikasi Faktual, Sorak-sorai Pengurus Perempuan

Bergema”,

http://nasional.kompas.com/read/2018/01/29/17524141/ppp-lolos-

verifikasi-faktual-sorak-sorai-pengurus-perempuan-bergema,

diakses pada 1/2/2018. 13.28 wib.

Page 207: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“Ada Apa dengan PPP?”,

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/01/11/p2da

qy440-ada-apa-dengan-ppp, diakses pada 1/2/2018. 13.38 wib

“Usai Tiga Tahun Konflik, PPP Lolos Verifikasi Faktual”,

https://www.viva.co.id/berita/politik/1001814-usai-tiga-tahun-

konflik-ppp-lolos-verifikasi-faktual, diakses pada 1/2/2018. 13.38

wib

“Demokrat Persilakan PKS Keluar Koalisi”,

https://nasional.tempo.co/amp/393262/demokrat-persilakan-pks-

keluar-koalisi, diakses pada 19/2/2018. 09.13 wib.

“PKS Siap Keluar dari Koalisi”,

https://nasional.tempo.co/read/393223/pks-siap-keluar-dari-koalisi,

diakses pada 19/2/2018. 09.15 wib.

“Tifatul akan jelaskan kenaikan harga BBM ke internal PKS”,

https://nasional.sindonews.com/read/748093/12/tifatul-akan-

jelaskan-kenaikan-harga-bbm-ke-internal-pks-1370854106, diakses

pada 19/2/2018. 09.15 wib.

“Internal PKS Saling Tuding”,

http://m.republika.co.id/amp_version/molzuj, diakses pada

19/2/2018. 09.15 wib.

“PPP Reformasi Siap Dideklarasikan”,

http://news.liputan6.com/read/26138/ppp-reformasi-siap-

dideklarasikan, diakses pada 20/2/2018. 10.16 wib

“PKS Tetapkan Sembilan Nama Calon Presiden untuk Pemilu 2019”,

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/15/14500971/pks-

tetapkan-sembilan-nama-calon-presiden-untuk-pemilu-2019,

diakses pada 27/4/2018, 10.55 wib

“Loyalis Anis Guncang PKS, Nasir Djamil: Seharusnya Semua

Konsolidasi”, https://news.detik.com/berita/d-3957078/loyalis-anis-

guncang-pks-nasir-djamil-seharusnya-semua-konsolidasi, diakses

pada 27/4/2018, 11.14 wib.

“Qodari: Anis Matta Lebih Menarik Dibanding Tokoh PKS Lainnya”,

http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/18/04/25/p7pi8l3

30-qodari-anis-matta-lebih-menarik-dibanding-tokoh-pks-lainnya,

diakses pada 27/4/2018, 12.55 wib.

Page 208: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“PKS, Gerindra, dan PAN Sepakat Koalisi Pilkada 5 Provinsi, Termasuk

Jabar dan Jateng”,

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/24/22545851/pks-

gerindra-dan-pan-sepakat-koalisi-pilkada-5-provinsi-termasuk-

jabar-dan, diakses pada 27/4/2018, 11.31 wib.

“Akankah Koalisi PKS-Gerindra Bubar Gara-Gara Sembilan Nama?”,

https://www.merdeka.com/politik/akankah-koalisi-pks-gerindra-

bubar-gara-gara-sembilan-nama.html,

“Ketika Elite PKS Ragukan Prabowo dan Dukung Gatot”,

https://news.detik.com/berita/d-3974662/ketika-elite-pks-ragukan-

prabowo-dan-dukung-gatot/komentar, diakses pada 27/4/2018,

12.46 wib.

“PKS Tolak Tawaran Jokowi untuk Bergabung Koalisi Pendukung

Pemerintah”,

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/26/15002281/pks-tolak-

tawaran-jokowi-untuk-bergabung-koalisi-pendukung-pemerintah.,

diakses pada 27/4/2018, 13.19 wib

“Jagoan PPP Menang di Tiga Pilgub Pulau Jawa”,

http://www.tribunnews.com/nasional/2018/06/27/jagoan-ppp-

menang-di-tiga-pilgub-pulau-jawa, diakses pada 3/7/2018. 11.55

wib.

“Cerita Abu Yus, Tokoh PPP Aceh yang Pindah ke PBB”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180421215558-32-

292561/cerita-abu-yus-tokoh-ppp-aceh-yang-pindah-ke-pbb,

diakses pada 11/5/2018. 14.47 wib

“Pindah ke PBB, Elite PPP Klaim Bisa Bawa 2 Juta Suara”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180417173709-32-

291484/pindah-ke-pbb-elite-ppp-klaim-bisa-bawa-2-juta-suara,

diakses pada 11/5/2018. 14.47 wib

“Tak Kunjung Islah, Deklarasikan PPP Khittah”,

https://www.radarjogja.co.id/tak-kunjung-islah-deklarasikan-ppp-

khittah/, diakses pada 11/5/2018. 15.19 wib

“Anggap DPP Pragmatis, Kader DPW DIY Serukan PPP Khittah”,

http://jogja.tribunnews.com/2018/05/04/anggap-dpp-pragmatis-

Page 209: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

kader-dpw-diyserukan-ppp-khittah?page=all., diakses pada

11/5/2018. 15.19 wib

“Ada PPP Khittah, Ini Penjelasan Romy”

https://news.detik.com/jawatengah/4009986/ada-ppp-khittah-ini-

penjelasan-romy, diakses pada 11/5/2018. 15.19 wib.

“Aroma Friksi PKS Jelang Pilpres”,

https://kumparan.com/@kumparannews/aroma-friksi-pks-jelang-

pilpres?utm_source=Facebook&utm_content=news&utm_medium=

post&utm_campaign=boost, diakses pada 8/6/2018. 09.45 wib.

“Pecat Kader Senior PKS, Fahri Hamzah: Sohibul Iman Makin Ugal-

ugalan”, https://akurat.co/news/id-243940-read-pecat-kader-senior-

pks-fahri-hamzah-sohibul-iman-makin-ugalugalan?catId=2, diakses

pada 3/7/2018. 12.11 wib.

“Fahri: Elite PKS Berantem di Pilgub Malut dan Kalah, Tragis!”,

https://news.detik.com/berita/4088089/fahri-elite-pks-berantem-di-

pilgub-malut-dan-kalah-tragis, diakses pada 3/7/2018. 12.11 wib.

“Mahfudz Siddiq Bongkar Gejolak Internal PKS”,

https://kumparan.com/@kumparannews/mahfudz-siddiq-bongkar-

gejolak-internal-

pks?utm_source=Twitter&utm_medium=post&utm_campaign=int,

diakses pada 8/6/2018. 12.58 wib.

“Ambisi Muluk PKS”, https://kumparan.com/@kumparannews/ambisi-

muluk-

pks?utm_source=Facebook&utm_content=news&utm_medium=pos

t&utm_campaign=boost, diakses pada 8/6/2018. 09.45 wib.

“Ketika Elite PKS Ragukan Prabowo dan Dukung Gatot”,

https://news.detik.com/berita/d-3974662/ketika-elite-pks-ragukan-

prabowo-dan-dukung-gatot/komentar, diakses pada 27/4/2018,

12.46 wib.

“PKS di Antara 2 Jenderal: Prabowo dan Gatot Nurmantyo”,

https://kumparan.com/@kumparannews/pks-di-antara-2-jenderal-

prabowo-dan-gatot-nurmantyo?ref=body&type=bcjugal, diakses

pada 8/6/2018. 09.19 wib

Page 210: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

“PKS Siap Terima Ahok Jadi Kader Dakwah”,

http://politik.rmol.co/read/2018/07/12/347499/PKS-Siap-Terima-

Ahok-Jadi-Kader-Dakwah-, diakses pada 17/7/2018. 17.10 wib.

“Pendiri PKS Yusuf Supendi, Gabung Hanura, Lalu Jadi Caleg PDIP”,

https://nasional.tempo.co/read/1107798/pendiri-pks-yusuf-supendi-

gabung-hanura-lalu-jadi-caleg-pdip, diakses pada 17/7/2018. 17.33

wib

“Tolak Surat Mundur untuk Bacaleg, Ketua PKS Situbondo Dipecat”,

https://news.detik.com/berita/4118732/tolak-surat-mundur-untuk-

bacaleg-ketua-pks-situbondo-dipecat, diakses pada 17/7/2018. 18.26

wib.

“Mantan Presiden PKS Anies Matta Mau Bikin Partai Baru?”,

http://www.rmolsumut.com/read/2018/07/08/58214/Mantan-

Presiden-PKS-Anies-Matta-Mau-Bikin-Partai-Baru-, diakses pada

28/7/2018. 10.35 wib.

“Gagal Satukan PPP Jadi Alasan Djan Faridz Mundur”,

https://www.viva.co.id/berita/politik/1059313-gagal-satukan-ppp-

jadi-alasan-djan-faridz-mundur, diakses pada 2/8/2018. 13.12 wib

“Djan Faridz Mundur dari Ketum PPP Muktamar Jakarta”,

https://news.detik.com/berita/4140684/djan-faridz-mundur-dari-

ketum-ppp-muktamar-jakarta, diakses pada 2/8/2018. 13.12 wib

“MA Tolak Kasasi PKS di Sengketa Pemecatan Fahri Hamzah”,

https://news.detik.com/berita/4145922/ma-tolak-kasasi-pks-di-

sengketa-pemecatan-fahri-hamzah, diakses pada 6/8/2018. 12.14

wib.

“Fahri Minta PKS Bayar Ganti Rugi Rp30 Miliar”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180802181047-12-

319038/fahri-minta-pks-bayar-ganti-rugi-rp30-miliar, diakses pada

6/8/2018. 12.14 wib.

“HOT NEWS! PKS Bali Bubar”,

https://radarbali.jawapos.com/read/2018/09/28/97006/hot-news-pks-

bali-bubar. diakses pada 3/10/2018, 09.40

“Kader PKS Sukodono Mundur karena Tersinggung Akan Dibaiat. Ini

Tanggapan PKS Jatim”,

http://surabaya.tribunnews.com/2018/09/29/kader-pks-sukodono-

Page 211: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

mundur-karena-tersinggung-akan-dibaiat-ini-tanggapan-pks-jatim,

diakses pada 3/10/2018, 09.40

Page 212: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Lampiran I

Pengelompokan asas Parpol yang mendaftar ke Departemen Kehakiman

untuk mengikuti Pemilu 1999334

No Partai Asas

No P

ese

rta

Pem

ilu

1999

Isla

m

Pan

casi

la

Isla

m-

1 Partai Abul Yatama * 12

2 Partai Adil Makmur *

3 Partai Aksi Keadilan Indonesia

4 Partai Aliansi Demokrat Indonesia (PADI)

* 4

5 Partai Aliansi Kebangkitan

Muslim Sunni Indonesia

(AKAMSI)

*

6 Partai Aliansi Masyarakat Miskin Indonesia (PARMI)

*

7 Partai Amanah Rakyat (PAR) Tidak mencantumk

an asas

8 Partai Amanat Masyarakat Madani (PAMM)

*

9 Partai Amanat Nasional (PAN)

* 15

10 Partai Amanat Penderiaan Rakyat (AMPERA)

*

11 Partai Api Pancasila (PAP) *

334 Dikutip oleh dari: Tim Penulis, Almanak Partai Politik Indonesia (API) Pemilu 1999, (diterbitkan: UNDP,

WALHI, Kedubes Balanda, tt)

Page 213: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

12 Partai Barisan Inti Pembangunan (Bintang)

*

13 Partai Bhakti Muslimin (PBM)

*

14 Partai Bhineka Tunggal Ika (PBI)

* 44

15 Partai Budaya Bangsa Nusantara (PBBN)

*

16 Partai Buddhis Demokrat Indonesia (Parbudi)

*

17 Partai Bulan Bintang (PBB) * 22

18 Partai Buruh Nasional (PBN) * 37

19 Partai Cinta Damai (PCD) * 40

20 Partai Daulat Dakyat (PDR) * 39

21 Partai Demokrasi Indonesia (PDI)

* 32

22 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan)

* 11

23 Partai Demokrasi Islam Republik Indonesia (PADRI)

*

24 Partai Demokrasi Kasih Bangsa (PDKB)

* 14

25 Partai Demokrasi Liberal Indonesia (PDLI)

*

26 Partai Demokrasi Rakyat Indonesia (PDRI)

*

27 Partai Demokrat Katolik (PDK)

*

28 Partai Demokrat Pembaharuan Indonesia

(PADPI)

*

29 Partai Dinamika Ummat (PDU)

*

30 Partai Dua Syahadat (PDS) *

Page 214: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

31 Partai Reformasi Tarbiyah Islamiyah (Perti)

*

32 Partai Gema Masyarakat (PGM)

*

33 Partai Generasi Penerus

Perintas Kemerdekaan

Indonesia (PGPPK)

*

34 Partai Golongan Karya (Golkar)

* 33

35 Partai Hijau (PH) *

36 Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia

(IPKI)

* 27

37 Partai Independen (PI) *

38 Partai Indonesia (Partindo) *

39 Partai Indonesia Baru (PIB) * 1

40 Partai Indonesia Raya (PIR) *

41 Partai Islam Demokrat (PID) * 29

42 Partai Islam Persatuan Indonesia (PIPI)

*

43 Partai Ka’bah (PK) *

44 Partai Katolik Demokrat (PKD)

* 18

45 Partai Keadilan (PK) * 24

46 Partai Keadilan dan Persatuan (PKP)

* 41

47 Partai Keadilan Sosial Marata Sarusuk (PKMS)

*

48 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

* 35

49 Partai Kebangkitan Kaum

Ahlussunnah Wal Jamaah

(PAKKAM)

*

50 Partai Kebangkitan Muslim * 5

Page 215: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Indonesia (KAMI)

51 Partai Kebangkitan Umat (PKU)

* 7

52 Partai Kebangsaan (PK) *

53 Partai Kebangsaan Merdeka (PKM)

* 13

54 Partai Kedaulatan Rakyat (PKR)

*

55 Partai Kedaulatan Rakyat Indonesia (PKRI)

*

56 Partai Kedaulatan Warga

Negara Indonesia

(PEKAWENI)

*

57 Partai Kemakmuran Tani dan

Nelayan (PKTN)

Tidak

mencantumk

an asas

58 Partai Kemandirian Rakyat (PKR)

*

59 Partai Kerja Keras Nasional *

60 Partai Kesatuan Ummat Indonesia (PKUI)

*

61 Partai Kesatuan Wahdatul Ummah (PKWU)

*

62 Partai Kesejahteraan (Pajar) *

63 Partai Kesejahteraan Rakyat (PKR)

*

64 Partai Kongres Nasional (PKN)

*

65 Partai Kristen Nasional Indonesia (Krisna)

* 2

66 Partai Lansia Indonesia (Parlindo)

*

67 Partai Madani *

68 Partai Masyarakat Gotong *

Page 216: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Royong (Parmagoro)

69 Partai Masyumi Baru * 8

70 Partai Mega Benteng (PMB) *

71 Partai Mencerdaskan Bangsa (PMB)

*

72 Partai Musyawarah

Kekeluargaan Gotong Royong

(MKGR)

* 38

73 Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba)

* 31

74 Partai Mutiara Indonesia (PMI)

*

75 Partai Nachnoer Nuklir

Memakmurkan Rakyat

Indonesia (PANMRI)

*

76 Partai Nahdatul Umat (PNU) * 25

77 Partai Nasional Bangsa Indonesia (PNBI)

* 43

78 Partai Nasional Demokrat (PND)

* 46

79 Partai Nasional Indonesia (PNI)

* 3

80 Partai Nasional Indonesia –

Front Marhaenis (PNI- Front

Marhaenis)

* 26

81 Partai Nasional Indonesia –

Massa Marhaen (PNI- Massa

Marhaen)

* 30

82 Partai Nasional Indonesia – Massa Marhaen 1927 (PNI-

Massa Marhaen 1927)

*

83 Partai Orde Ali Indonesia (PORAS)

*

84 Partai Patriot Indonesia (PPI) *

Page 217: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

85 Partai Pekerja Indonesia (PPI) * 28

86 Partai Pelopor Pembangunan (PPP)

*

87 Partai Pelopor Pendidikan Indonesia

*

88 Partai Pelopor Reformasi (PPR)

*

89 Partai Pembaharuan Indonesia (PPI)

*

90 Partai Penanggulangan

Pengangguran Indonesia

(PPPI)

*

91 Partai Penerus Proklamasi Indonesia (Parppindo)

*

92 Partai Pengamal Thareqat Indonesia (PPTI)

*

93 Partai Perempuan Indonesia (PPI)

*

94 Partai Perjuangan dan Doa Rakyat (PDRI)

*

95 Partai Perjuangan Pelajar dan Pekerja (PPPP)

*

96 Partai Perjuangan Pengusaha

Kecil dan Menengah

Indonesia (PP-PKMI)

*

97 Partai Perjuangan Rakyat Indonesia (PPRI)

*

98 Partai Persatuan (PP) * 34

99 Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

* 9

10 0

Partai Persatuan Perjuangan

Rakyat Republik Indonesia

(PP-PARRI)

*

10 Partai Persatuan Sabilillah *

Page 218: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

1 (PS)

10 2

Partai Persatuan Thariqat Islam (PPTI)

*

10 3

Partai Persatuan Warga Negara Indonesia (PPWNI)

*

10 4

Partai Persaudaraan Nasional Indonesia Raya (PNI-Raya)

*

10 5

Partai Pilihan Rakyat (PILAR)

* 19

10 6

Partai Politik Islam Indonesia Masyumi

* 21

10 7

Partai Politik Thareqat Indonesia (PPTI)

*

10 8

Partai Proklamasi 45 *

10 9

Partai Putra Bangsa (PURBA) *

11 0

Partai Rakyat Bersatu (PRB) Tidak mencantumk

an asas

11 1

Partai Rakyat Demokratik

(PRD)

Sosial demokrasi

kerakyatan

16

11 2

Partai Rakyat Indonesia (PARI)

* 20

11 3

Partai Rakyat Marhaen (PRM) Nasionalism

e, demokrasi

dan

ketuhanan

yang maha

Esa

11

4

Partai Rakyat Prima (PRP) Sosialisme,

demokrasi

religius dan

Page 219: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

HAM

11 5

Partai Rakyat Tani Usaha

Informal dan Pemuda Putus

Sekolah Indonesia

(Partisipasi)

*

11 6

Partai Reformasi Cinta Kasih

Kristus Kebangsaan Indonesia

(Parcinkriskin)

*

11 7

Partai Reformasi Indonesia (PRI)

*

11 8

Partai Reformasi Perjuangan Bangsa Indonesia (PRPBI)

*

11 9

Partai Reformasi Sopir

Sejahtera Indonesia

(Paressindo)

*

12 0

Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI)

*

12 1

Partai Republik * 28

12 2

Partai Republik Indonesia (PRI)

*

12 3

Partai Satu Keadilan Teknologi dan ekonomi (ADI-

TEKNO)

Pragmatisme

12 4

Partai Satu Nusa Satu Bangsa

(PSNSB)

Tidak

menyebutka

n asas

12 5

Partai Sejahtera Indonesia *

12 6

Partai Seni dan Dagelan Indonesia (PARSENDI)

*

12 7

Partai Solidaritas Pekerja (PSP)

* 23

12 Partai Solidaritas Pekerja * 42

Page 220: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

8 Seluruh Indonesia (SPSI)

12 9

Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia (SUNI)

* 45

13 0

Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII)

* 10

13 1

Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 (PSII-1905)

* 17

13 2

Partai Tauladan Kebangsaan (PTK)

*

13 3

Partai Trasti Rakyat Indonesia (PTRI)

*

13 4

Partai Trisila (Trisila) *

13 5

Partai Tunas Bangsa (PTB) *

13 6

Partai Umat Muslimin Indonesia (PUMI)

* 47

13 7

Partai Umat Islam (PUI) * 6

13 8

Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI)

Demokrasi religius

36

13 9

Partai Uni Sosial

Kemasyarakatan 45

(PUSAKA 45)

*

14 0

Partai Universal Rakyat

Mahasiswa Indonesia

Seutuhnya (PURMIS)

Demokrasi

dan

solidaritas

14 1

Partai Warga Bangsa Indonesia (PWBI)

*

Page 221: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Lampiran II: Hasil Pemilu 1999-2014

Tabel hasil Pemilu 1999335

N

o

Nama Partai Suara Kursi

Tanpa SA *)

Kursi

Dengan SA*)

1 PDIP 35.689.0 73

153 154

2 Golkar 23.741.7 49

120 120

3 PPP 11.329.9 05

58 59

4 PKB 13.336.9 82

51 51

5 PAN 7.528.95 6

34 35

6 PBB 2.049.70 8

13 13

7 Partai Keadilan 1.436.56 5

7 6

8 PKP 1.065.68 6

4 6

9 PNU 679.179 5 3

10 PDKB 550.846 5 3

11 PBI 364.291 1 3

12 PDI 345.720 2 2

13 PP 655.052 1 1

14 PDR 427.854 1 1

15 PSII 375.920 1 1

16 PNI Front Marhaenis

365.176 1 1

17 PNI Massa Marhaen

345.629 1 1

18 IPKI 328.654 1 1

335 Tim Penyusun KPU RI, Modul Pemilih Pemula, (Jakarta: KPU RI, 2010), 42

Page 222: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

19 PKU 300.064 1 1

20 Masyumi 456.718 1

21 PKD 216.675 1

22 PNI Supeni 377.137

23 Krisna 369.719

24 Partai KAMI 289.489

25 PUI 269.309

26 PAY 213.979

27 Partai Republik 328.564

28 Partai MKGR 204.204

29 PIB 192.712

30 Partai SUNI 180.167

31 PCD 168.087

32 PSII 1905 152.820

33 Masyumi Baru 152.589

34 PNBI 149.136

35 PUDI 140.980

36 PBN 140.980

37 PKM 104.385

38 PND 96.984

39 PADI 85.838

40 PRD 78.730

41 PPI 63.934

42 PID 62.901

43 Murba 62.006

44 SPSI 61.105

45 PUMI 49.839

46 PSP 49.807

47 PARI 54.790

48 PILAR 40.517

Total 105.786.

661

462 462

*) SA: Stembus Accord, yaitu penghitungan kursi dengan

memperhitungkan penggabungan sisa suara.

Page 223: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Tabel hasil Pemilu 2004336

N o

Nama Partai Suara Persenta

se

Kur

si

1 Partai Golongan Karya 24.461.1 04

21,62 128

2 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

20.710.0 06

18,31 109

3 Partai Kebangkitan Bangsa

12.002.8 85

10,61 52

4 Partai Persatuan Pembangunan

9.226.44 4

8,16 58

5 Partai Demokrat 8.437.86 8

7,46 55

6 Partai Keadilan Sejahtera 8.149.45 7

7,20 45

7 Partai Amanat Nasional 7.255.33 1

6,41 53

8 Partai Bulan Bintang 2.965.04 0

2,62 11

9 Partai Bintang Reformasi 2.944.52 9

2,60 14

10 Partai Damai Sejahtera 2.424.31 9

2,14 13

11 Partai Karya Peduli Bangsa

2.394.65 1

2,12 2

12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

1.420.08 5

1,26 1

13 Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan

1.310.20 7

1,16 4

14 Partai Nasional Banteng Kemerdekaan

1.228.49 7

1,09 0

336 Tim Penyusun KPU RI, Modul Pemilih Pemula, (Jakarta: KPU RI, 2010), 43

Page 224: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

15 Partai Patriot Pancasila 1.178.73 8

1,04 0

16 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

906.739 0,80 1

17 Partai Pelopor 896.603 0,79 3

18 Partai Merdeka 839.705 0,74 0

19 Partai Sarikat Indonesia 677.259 0,60 0

20 Partai Perhimpunan Indonesia Baru

669.835 0,59 0

21 Partai Persatuan Daerah 656.473 0,58 0

22 Partai Buruh Sosial Demokrat

634.515 0,56 0

23 Partai Persatuan Nahdlatul Ummah

Indonesia

890.98 0,79 0

24 Partai Penegak Demokrasi Indonesia

844.48 0,75 1

Total 113.125.

750

100,00 550

Tabel hasil Pemilu 2009337

N o

Nama Partai Suara Persenta

se

Kur

si

1 Partai Demokrat 21.655.2 95

20,81 148

2 Partai Golongan Karya 15.031.4 97

14,45 106

3 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

14.576.3 88

14,01 94

4 Partai Keadilan Sejahtera 8.204.94 7,89 57

337 Tim Penyusun KPU RI, Modul Pemilih Pemula, (Jakarta: KPU RI, 2010), 45

Page 225: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

6

5 Partai Amanat Nasional 6.273.46 2

6,03 46

6 Partai Persatuan Pembangunan

5.544.33 2

5,33 38

7 Partai Kebangkitan Bangsa

5.146.30 2

4,95 28

8 Partai Gerakan Indonesia Raya

4.642.79 5

4,46 26

9 Partai Hati Nurani Rakyat 3.925.62 0

3,77 17

10 Partai Bulan Bintang 1.864.64 2

1,79 0

11 Partai Kebangkitan Nasional Ulama

1.527.50 9

1,47 0

12 Partai Damai Sejahtera 1.522.03 2

1,46 0

13 Partai Karya Peduli Bangsa

1.461.37 5

1,40 0

14 Partai Bintang Reformasi 1.264.15 0

1,21 0

15 Partai Peduli Rakyat Nasional

1.260.95 0

1,21 0

16 Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia

936.133 0,90 0

17 Partai Demokrasi Pembaruan

896.959 0,86 0

18 Partai Barisan Nasional 760.712 0,73 0

19 Partai Pengusaha Dan Pekerja Indonesia

745.965 0,72 0

20 Partai Demokrasi Kebangsaan

671.356 0,65 0

21 Partai Republika Nusantara

631.814 0,61 0

Page 226: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

22 Partai Persatuan Daerah 553.299 0,53 0

23 Partai Patriot 547.798 0,53 0

24 Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia

468.856 0,45 0

25 Partai Kedaulatan 438.030 0,42 0

26 Partai Pemuda Indonesia 415.563 0,40 0

27 Partai Matahari Bangsa 415.294 0,40 0

28 Partai Karya Perjuangan 351.571 0,34 0

29 Partai Pelopor 345.092 0,33 0

30 Partai Kasih Demokrasi Indonesia

325.771 0,31 0

31 Partai Indonesia Sejahtera 321.019 0,31 0

32 Partai Nasional Indonesia Marhaenisme

317.433 0,31 0

33 Partai Buruh 265.369 0,26 0

34 Partai Perjuangan Indonesia Baru

198.803 0,19 0

35 Partai Nahdlatul Ummah Indonesia

146.831 0,14 0

36 Partai Sarikat Indonesia 141.558 0,14 0

37 Partai Penegak Demokrasi Indonesia

139.988 0,13 0

38 Partai Merdeka 111.609 0,11 0

Total 104.048. 118

100,00 560

Page 227: DAFTAR ISIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46996...Jalan Terjal Era Orde Lama dan Orde Baru 48 3. Reformasi 1998: Tumbuh Suburnya Kembali Parpol Islam 63 E.Pemilu

Tabel hasil Pemilu 2014338

N o

Nama Partai Suara Persenta

se

Kur

si

1 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

23.681.4 71

18,95 109

2 Partai Golkar 18.432.3 12

14,75 91

3 Partai Gerindra 14.760.3 71

11,81 73

4 Partai Demokrat 12.728.9 13

10,19 61

5 Partai Kebangkitan Bangsa

11.298.9 57

9,04 47

6 Partai Amanat Nasional 9.481.62 1

7,59 49

7 Partai Keadilan Sejahtera 8.480.20 4

6,79 40

8 Partai Nasdem 8.402.81 2

6,72 35

9 Partai Persatuan Pembangunan

8.157.48 8

6,53 39

10 Partai Hanura 6.579.49 8

5,26 16

11 Partai Bulan Bintang 1.825.75 0

1,46 -

12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia

1.143.09 4

0,91 -

Total 124.072. 491

100 560

338 Tim Penyusun, Laporan Tahapan, Pemungutan, Penghitungan, dan Rekapitulasi Suara Pemilu, Anggota DPR,

DPD, dan DPRD tahun 2014, (Jakarta: KPU RI), 42