DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian...

90

Transcript of DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian...

Page 1: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan
Page 2: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

i  

DAFTAR ISI

Daftar isi..................................................................................................................... i

Daftar gambar ............................................................................................................ ii

Daftar tabel ................................................................................................................ iii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2. Tujuan Dasar ................................................................................................... 2 1.3. Ruang Lingkup Kegiatan ................................................................................... 2 1.4. Keluaran ......................................................................................................... 3 1.5. Metodologi ....................................................................................................... 3 1.6. Pelaksana Kegiatan ......................................................................................... 4

Bab II Pembahasan dan Analisis ........................................................................ 5

2.1 Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi Indonesia Tahun 2016, Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 Bidang Politik dan Komunikasi ....... 5

2.2. Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi Indonesia Tahun 2016, Media Monitoring Substansi Politik Dalam Negeri dan Komunikasi Informasi Publik ............................................................................................ 67

2.3. Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi Indonesia Tahun 2015, Koordinasi dalam Penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2014 ........... 72

2.4. Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi Indonesia Tahun 2015 Lainnya, Kerjasama South South Triangular, Koordinasi Dalam Rangka Penyelenggaraan Pilkada Serentak .................................................................. 74

Bab III Kesimpulan dan Rekomendasi .............................................................. 84

3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 84

3.2. Rekomendasi ................................................................................................ 85

Page 3: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

ii  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi ......................................... 11

Gambar 2.2 Distribusi Pemanfaatan Tambahan Alokasi .................................................. 13

Gambar 2.3 Program Prioritas Penguatan Lembaga Demokrasi ...................................... 14

Gambar 2.4 Program Prioritas Pemenuhan Kebebasan Sipil dan Hak Hak Politik .............. 15

Gambar 2.5 Program Prioritas Pencegahan Konflik Sosial dan Penanggulangan Terorisme .................................................................................................................................. 16

Gambar 2.6 ................................................................................................................ 45

Gambar 2.7 ................................................................................................................ 81

Gambar 2.8 Komponen Pendapatan Negara 2015 dan 2016 ........................................... 82

Gambar 2.9 Komponen Pendapatan Negara Bukan Pajak 2015 dan 2016 ....................... 82

Page 4: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

iii  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 ........................................ 6

Tabel 2.2 Sasaran Pembangunan Kondisi Perlu Polhukhankam ....................................... 10

Tabel 2.3 Alokasi pada Prioritas Pembangunan Nasional ................................................ 12

Tabel 2.4 Kegiatan Prioritas Penguatan Lembaga Demokrasi .......................................... 14

Tabel 2.5 Kegiatan Prioritas Pemenuhan Kebebasan Sipil dan Hak Hak Politik ................. 15

Tabel 2.6 Kegiatan Prioritas Pencegahan Konflik Sosial dan Penanggulangan Terorisme .. 16

Tabel 2.7 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu, Kemendagri

(Ditjen Polpum)........................................................................................................... 17

Tabel 2.8 Pembahasan Trilateral Meeting Kementerian/Lembaga : Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) .............................................................................. 19

Tabel 2.9 Kebutuhan Anggaran pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2017 tanggal 15 Februari 2017 serta penyelesaian sengketa hukum serta penyelesaian laporan. .............. 23

Tabel 2.10 Kebutuhan Tambahan Anggaran Persiapan dan Pelaksanaan Pilkada 2018 sebesar Rp 99.159.698.000 ......................................................................................... 23

Tabel 2.11 Kebutuhan Sosialisasi Pemilukada Serentak .................................................. 24

Tabel 2.12 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan Kemenkopolhukam .................................................................................................................................. 26

Tabel 2.13 Peningkatan Keterbukaan Informasi dan Komunikasi Publik ........................... 34

Tabel 2.14 Peningkatan Kualitas Konten Informasi Publik .............................................. 35

Tabel 2.15 Peningkatan SDM Komunikasi dan Informasi ................................................ 35

Tabel 2.16 Catatan Trilateral Meeting Kemkominfo 2 Maret 2016 ................................... 37

Tabel 2.17 Catatan Trilateral Meeting Lanjutan Kemkominfo 2 Maret 2016 ..................... 40

Tabel 2.18 Sasaran Utama dan Indikator untuk sub bidang politik luar negeri ................. 46

Tabel 2.19 Pembahasan Lengkap Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan Kemlu ..... 48

Tabel 2.20 Pembahasan Meeting Bappenas, Kemenkeu dan DPR ................................... 54

Tabel 2.21 Pembahasan Lengkap Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan MPR ........ 56

Tabel 2.22 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan DPD tanggal 29 April 2016 .......................................................................................................................... 62

Tabel 2.23 Rencana Kegiatan KSST TA 2016 ................................................................. 75

Page 5: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

1

LAPORAN KEGIATAN PENGUATAN DEMOKRASI INDONESIA

TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional). Disamping itu, perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Dalam Undang-Undang tersebut juga disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional bertujuan untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan; mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Berbagai pendekatan dilakukan dalam penyusunan Perencanaan Pembangunan Nasional seperti pendekatan yang bersifat politik, teknokratik, partisipatif, dan top-down & bottom-up. Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Perencanaan dengan pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki. Sedangkan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas dalam perencanaan dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah-atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa. Memperhatikan tujuan pembangunan dan tuntutan yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan, koordinasi merupakan suatu keharusan dan syarat mutlak dalam sebuah perencanaan pembangunan. Aspek koordinasi menjadi sangat penting agar sebuah perencanaan dapat disusun dengan berbagai pendekatan secara komprehensif dan terpadu.

Seperti kita maklumi bahwa dalam proses penyusunan kebijakan publik, termasuk penyusunan Rencana Program/Kegiatan Pembangunan Bidang Politik dan Komunikasi, kurangnya frekuensi koordinasi maupun kurangnya instansi/unit yang terlibat dalam koordinasi sering kali menjadi penyebab utama terjadinya ketidak-konsistenan substansi, benturan kepentingan antar pihak, ketidaksinkronan perjadualan dan pentahapan pelaksanaan kebijakan, dan sebagainya. Ada pihak-pihak yang seharusnya terlibat dalam

Page 6: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

2

pengambilan keputusan, namun tidak merupakan bagian/tidak terlibat dalam struktur proses sebuah kebijakan.. Untuk itu perlu dilakukan koordinasi, sinkronisasi, dan harmonisasi kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh semua kementerian/lembaga pemerintah. Tugas ini menjadi salah satu tanggungjawab dan wewenang Bappenas sebagai lembaga perencana pusat.

Direktorat politik dan komunikasi mempunyai fungsi untuk melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, sinkronisasi serta penyusunan dan evaluasi perencanaan pembangunan nasional dibidang politik, komunikasi dan informasi publik. Sesuai dengan fungsi dan kewenangannya Direktorat Politik dan Komunikasi perlu melakukan serangkaian koordinasi bersama stakeholders terkait antara lain dengan pemerintahan pusat/daerah, LSM/Tokoh/Masyarakat, Universitas, Swasta, Mitra Pembangunan dan instansi lainnya yang terkait dalam proses perencanaan pembangunan Politik dalam rangka penguatan demokrasi Indonesia di tahun 2016 dalam kerangka penyusunan RKP 2016 dan kerangka RPJMN 2015-2019.

Serangkaian kegiatan koordinasi yang akan dilakukan sepanjang tahun 2016 tidak terlepas dari lingkup pembangunan demokrasi mencakup Bidang Politik Dalam Negeri, Politik Luar Negeri serta Bidang Komunikasi dan Informasi Publik. Koordinasi dan sinkronisasi yang dilakukan untuk membahas dan mendiskusikan berbagai isu, kebijakan dan program-program/kegiatan mitra Direktorat Politik dan Komunikasi baik di Bappenas atau di instansi/lembaga lain. Koordinasi dan sinkronisasi juga dilakukan pada kegiatan pemberdayaan dan penguatan kapasitas dalam kerangka penguatan demokrasi yang bekerja sama dengan mitra pembangunan (termasuk Indeks Demokrasi Indonesia)

1.2 TUJUAN DAN SASARAN Kegiatan Penguatan Demokrasi Indonesia yang dilakukan Direktorat Politik dan

Komunikasi bertujuan untuk terciptanya koordinasi antar pemangku kepentingan serta sinkronisasi program/kegiatan agar dapat terwujudnya rencana pembangunan bidang politik dan komunikasi yang sinergis, terpadu, berkeseinambungan, serta adanya kesesuaian antara RKP 2017 dengan RPJMN 2015-2019. Kegiatan penguatan demokrasi juga bertujuan agar terciptanya sinergi pelaksanaan pembangunan yang dilakukan antar instansi/lembaga sesuai dengan RKP 2016.

1.3. RUANG LINGKUP KEGIATAN Kegiatan penguatan demokrasi Indonesia dilaksanakan untuk mendukung komponen kebijakan percepatan pembangunan dengan indikator persentase (%) jumlah kementerian/lembaga/pemda yang melaksanakan penugasan sesuai dengan rencana. Adapun ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini yaitu: 1. Membahas dan mendiskusikan rencana program/kegiatan dalam lingkup bidang

penguatan demokrasi (bidang politik luar negeri, bidang politik dalam negeri serta komunikasi dan informasi publik);

Page 7: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

3

2. Menyelenggarakan pertemuan dengan K/L mitra kerja, pemerintah daerah, LSM/Tokoh/Masyakat, Akademisi, Swasta dan mitra terkait lainnya untuk melakukan diskusi berupa FGD, Wawancara mendalam serta pengumpulan data dan informasi guna koordinasi antar pihak serta sinkronisasi program/kegiatan pembangunan yang dilakukan kementerian/lembaga/pemda yang mendukung program/kegiatan penguatan demokrasi;

3. Menyelenggarakan pertemuan dengan K/L mitra kerja, pemerintah daerah, LSM/Tokoh/Masyakat, Akademisi, Swasta dan mitra terkait lainnya untuk melakukan diskusi berupa FGD, Wawancara mendalam serta pengumpulan data dan informasi dalam rangka monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan pembangunan di tahun berjalan;

4. Menyelenggarakan pertemuan dengan K/L mitra kerja, pemerintah daerah, LSM/Tokoh/Masyakat, Akademisi, Swasta dan mitra terkait lainnya untuk melakukan diskusi berupa FGD, Wawancara mendalam serta pengumpulan data dan informasi dalam rangka mendapatkan feedback dan rekomendasi rekomendasi untuk pelaksanaan pembangunan selanjutnya;

5. Melakukan diseminasi rencana pembangunan bidang politik dan komunikasi baik jangka panjang, menengah dan tahunan ke berbagai institusi/lembaga termasuk kepada LSM, Organisasi Masyarakat Sipil, kalangan akademisi/pelajar/mahasiswa/swasta dan kalangan lain yang diperlukan;

6. Melakukan koordinasi berkelanjutan pada kegiatan penguatan demokrasi bersama mitra pembangunan (Penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia).

1.4. KELUARAN Keluaran ataupun output dari kegiatan penguatan demokrasi Indonesia berupa laporan pelaksanaan penguatan demokrasi Indonesia. Outcome yang diharapkan dari kegiatan penguatan demokrasi Indonesia adalah adanya akses informasi yang sama antara Ditpolkom dengan mitra kerja, dan sebaliknya; serta terwujudnya sinergitas kegiatan perencanaan yang komprehensif. Penerima manfaat dari kegiatan ini antara lain mitra kerja Direktorat Politik dan Komunikasi, Mitra Pembangunan serta stakeholders lainnya bidang politik dan komunikasi.

1.5 METODOLOGI Metode untuk melakukan kegiatan penguatan demokrasi Indonesia adalah :

1. Pertemuan banyak pihak (multilateral meeting) dengan mitra kerja direktorat dalam perencanaan pembangunan lingkup bidang politik dan komunikasi;

2. Studi dokumen, untuk analisis data dan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : RPJMN 2015-2019 serta RKP tahun 2016, dokumen hasil pelaksanaan/laporan program/kegiatan mitra k/l, serta dokumen terkait lainnya;

3. Menyelenggarakan diskusi, baik dalam rangka pencarian bahan, data, dan informasi maupun dalam rangka mempertajam rencana program/kegiatan pembangunan Bidang Politik dan Komunikasi;

Page 8: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

4

4. wawancara mendalam dengan pejabat KL/mitra kerja ntuk memperoleh data dan informasi tentang pelaksanaan program/kegiatan dimaksud;

5. Mengadakan Focused Group Discussion (FGD) untuk rekonsiliasi data, serta klarifikasi informasi capaian pelaksanaan kegiatan/program;

6. Melakukan observasi/kunjungan lapangan ke beberapa daerah yang dianggap perlu untuk menjaring masukan dan rekomendasi bagi kebijakan bidang politik dan komunikasi;

7. Pertemuan dengan mitra kerja dan pemangku kepentingan lainnya baik di pusat dan/atau di daerah untuk mendiseminasikan dan mengkomunikasikan program/kegiatan bidang politik dan komunikasi;

8. Melakukan analisis dan menyusun laporan.

1.6 PELAKSANA KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan koordinasi ini akan dilakukan secara swakelola dan

berkoordinasi dengan K/L terkait dengan durasi kegiatan sepanjang tahun 2016 selama 12 (dua belas) bulan. Penanggung jawab dari kegiatan koordinasi strategis ini adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Kegiatan penguatan demokrasi Indonesia akan dilaksanakan oleh Direktorat Politik dan Komunikasi Bappenas, dengan melibatkan staf Direktorat Politik dan Komunikasi dan didukung oleh tenaga pendukung substansi bidang komunikasi dan informasi, tenaga pendukung substansi politik, tenaga analis kuantitatif serta dibantu oleh tenaga administrasi.

Page 9: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

5

BAB 2. PEMBAHASAN DAN ANALISIS Kegiatan Penguatan Demokrasi di tahun 2016 merupakan kelanjutan dari kegiatan Penguatan Demokrasi di tahun tahun sebelumnya. Pelaksanaan Penguatan Demokrasi meliputi kegiatan koordinasi dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 Bidang Politik dan Komunikasi yang melibatkan 10 (sepuluh) mitra Direktorat Politik dan Komunikasi yaitu Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Indonesia, Badan Pengawas Pemilu, Komisi Pemilihan Umum, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Kementerian Dalam Negeri (Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Non Infrastruktur) serta mencakup 3 (tiga) Lembaga Quasi yaitu Komisi Penyiaran Indonesia, Komisi Informasi Pusat, dan Dewan Pers. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 juga melibatkan 3 (tiga) lembaga tinggi Negara yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), namun hasil perencanaannya tidak secara langsung dituangkan dalam RKP 2017.

2.1. Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi Indonesia Tahun 2016, Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 Bidang Politik dan Komunikasi Kegiatan Koordinasi penguatan demokrasi Indonesia tahun 2016 dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Bidang Politik dan Komunikasi berlangsung sejak awal tahun di penyusunan draft RKP di Bulan Januari hingga Bulan Pertengahan Juli saat penetapan Perpres RKP 2017. Secara umum, RKP 2017 masih sama dengan RKP 2016, namun memuat narasi yang lebih singkat dan padat yang berisikan arah kebijakan, sasaran dan strategi pembangunan di tiap sektor dan kewilayahan. Selain itu RKP 2017 memuat lampiran program/kegiatan dari Kementerian/Lembaga (K/L) yang hanya merupakan Prioritas Nasional saja berbeda dengan tahun tahun sebelumnya dimana lampiran RKP memuat semua Program/Kegiatan K/L baik termasuk prioritas Nasional, Bidang, prioritas K/L lainnya secara lengkap. Kegiatan Koordinasi di awal bulan Januari dilakukan dengan serangkaian pertemuan meeting yaitu multilateral, bilateral dan trilateral meeting antara Bappenas bersama Pemerintahan Pusat (mencakup kementerian dan lembaga teknis, Kantor Staf Presiden) dan Pemerintahan Daerah (Bappeda dan dinas daerah terkait) untuk merumuskan program program Nasional besar yang akan dilakukan di tahun 2017 sesuai dengan tema RKP 2017 yaitu “Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatakan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah”. Tema RKP 2017 sejalan sengan tema RKP 2016 yaitu “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan Yang Berkualitas”. Serangkaian rapat koordinasi yang dilakukan sangat penting dilakukan agar koordinasi pembangunan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat bersinergi serta memastikan dukungan anggaran yang cukup dan tepat. Dalam Rapat koordinasi multilateral, Bilateral dan Trilateral Meeting dalam rangka penyusunan RKP 2017 disampaikan kebijakan pembangunan harus money follow program yang berarti kebijakan

Page 10: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

6

anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function dimana semua tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata. Arahan Presiden lainnya dalam penyusunan RKP 2017 yaitu bahwa setiap menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnnya (tidak boleh pembagian anggaran hanya diserahkan ke Biro Perencanaan), Anggaran negara harus berorientasi pada manfaat untuk rakyat dan pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, serta memangkas program yang memiliki nomenklatur yang tidak jelas manafaatnya kurang langsung tertuju pada rakyat (mencermati nama kegiatan yang ambigu seperti fasilitasi, pemberdayaan, peningkatan kapasitas dan lainnya). Adapun serangkaian rapat koordinasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Jadwal Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2017 Tanggal Rapat Koordinasi Agenda Pembahasan 10 Februari Sidang Kabinet Perumusan Tentang Tema, Arah

Kebijakan dan Prioritas Pembangunan RKP 2017

22 Februari 2016

Rapat Kerja Kementerian/Lembaga dan Temu Konsultasi Triwulanan Bappenas-Bappeda

Penyampaian tentang Tema, Arah Kebijakan, dan Prioritas Pembangunan RKP 2017

23-30 Februari 2016

Multilateral Meeting - Pembahasan Prioritas Nasional - Pencapaian kesepakatan terhadap

Program dan Kegiatan Prioritas 4- 11 Maret 2016

Bilateral Meeting

Pencapaian kesepakatan masing-masing K/L terhadap sasaran, program dan kegiatan K/L, indikator sasaran untuk mendukung Program dan Kegiatan Prioritas

5 April 2016

Sidang Kabinet Penetapan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017

April 2016 Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus)

Penyampaian Rancangan Awal RKP TA 2017 dan Pagu Indikatif 2017 (SB MenPPN/Bappenas – Menkeu

I April s.d Minggu III April 2016

Rangkaian Musrenbang Provinsi

Penyampaian masing-masing prioritas nasional dalam Rancangan Awal RKP 2017 untuk masing-masing provinsi

Minggu IV April 2016 Musrenbang Nasional Juni – awal Juli 2016

Perpres RKP 2017

Page 11: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

7

Proses kerangka penyusunan RKP 2017 mengalami perubahan dari penyusunan RKP 2017. Kerangka penyusunan RKP 2017 terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1. Rencana Awal RKP dan Pagu Indikatif RKP 2017 (Januari-Maret) Prinsip Money folow Program yaitu dengan mengamankan alokasi pada prioritas, melakukan efisiensi sebesar 39,1 T (implikasi 61 dari 87 K/L alokasi non operasionalnya turun dari APBN 2016), serta memanfaatkan efisiensi dan tambahan belanja untuk belanja prioritas yang sesuai dengan tema RKP 2017. Hal yang perlu diperkuat dalam proses ini adalah mensortir program/kegiatan prioritas yang masih terlalu banyak, serta melakukan integrasi mendalam berbagai sumber pendanaan K/L, Subsidi/PSO, Hibah, DAK, Dana Desa, dan pembiayaan BUMN). Selain itu perlu dilakukan pembahasan mendetail untuk kesiapan proyek. Mitra Direktorat Politik dan Komunikasi secara umum mempunyai tugas dan fungsi dalam kewenangan pusat, oleh karena itu proses penyusunan program dan anggaran pembangunan tidak terlalu terlibat dengan alokasi anggaran antara lain Subsidi, PSO, Hibah, DAK, Dana Desa dan pembiayaan BUMN.

2. Penajaman Rancangan RKP dan Pagu Indikatif RKP 2017 (maret-Juni) Pada Tahapan ini dilakukan penajaman program/kegiatan prioritas (termasuk penyederhanaan nomenklatur) yang memfokuskan pada kegiatan yang berdampak signifikan bagi pencapaian sasaran pembangunan serta pada kegiatan yang dapat diselesaikan pada masa periode kabinet kerja. Proses integrasi juga dilakukan pada sumber sumber pendanaan antara lain belanja K/L, Subsidi/PSO, hibah, DAK, Dana Desa dan Pembiayaan BUMN. Proses penajaman juga akan membahas detail kesiapan pelaksanaan proyek yang meliputi Lahan, Detail Engineering dan Design (DED). Penajaman rancangan RKP dan Pagu indikatif tersebut dilakukan melalui: • Multilateral Meeting II (Bappenas dan instansi terkait) • Bilateral Meeting II (Bappenas dan instansi terkait (K/L – non K/L) • Trilateral Meeting (Bappenas, Kemkeu dan K/L) • Rangkaian Musrenbang (Bappenas, K/L dan Pemerintah Daerah)

3. Perpres RKP dan Penyiapan Nota Keuangan/RAPBN 2017 (juli-agustus)

Tahap terakhir adalah finalisasi dokumen RKP baik narasi dan lampiran program/kegiatan nasional serta alokasi anggaran tahun 2017 dan estimasi kebutuhan anggaran di tahun selanjutnya.

Hasil Koordinasi Multilateral, Bilateral, Trilateral dan rangkaian musrenbang yang telah dilakukan telah menghasilkan Dokumen RKP 2017 yang memuat pada Buku Utama terdiri dari Pendahuluan; Tema dan Sasaran Pembangunan Nasional; Prioritas Pembangunan Nasional; Pembangunan Bidang serta bagian yang memuat Kerangka Ekonoi Makro, Arah Pengembangan Wilayah dan Pendanaan Pembangunan.

Page 12: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

8

Dimensi pembanhunan dalam dokumen RKP 2017 dapat dijabarkan sebagai berikut:

A. Pembangunan Manusia dan Masyarakat Pembangunan Manusia dan Masyarakat meliputi pembahasan terkait revolusi mental, Kesehatan, Pendidikan. Kebijakan utama dalam pembangunan manusia dan masyarakat yaitu: - pengarustamaan revolusi mental dalam setiap prioritas dan kegiatan

pembangunan - Mempertahankan anggaran pendidikan dan kesehatan masing-masing 20%

APBN dan 5 % APBN (kebijakan pokok antara lain distribusi guru yang merata yang sekaligus akan mengendalikan biaya gaji dan tunjangan guru yang saat ini sudah sekitar separuh anggaran pendidikan

- Melanjutkan pembangunan perumahan yang sudah dimulai di APBN P 2015 dengan program sejuta rumah

Sedangkan arah kebijakan dalam pembangunan revolusi mental mencakup arah kebijakan di bidang penegakan hokum dan kelembaan politik; Reformasi Birokrasi Pemerintahan; Peningkatan Kemandirian Ekonomi dan Daya Saing Bangsa; Peneguhan Jati Diri dan Karakter Bangsa; Penguatan Daya Rekat Sosial dalam Kemajemukan.

B. Pembangunan Sektor Unggulan Penekanan sektor unggulan sudah dimulai sejak APBN-P 2015 yaitu meliputi kebijakan untuk pembangunan di bidang kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman dan kelautan, serta pengembangan kawasan pariwisata dan industri. Arah kebijakan pembangunan sektor unggulan ini antara lain untuk peningkatan produksi energi primer, peningkatan cadangan penyangga dan operasional energi, peningkatan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi, peningkatan aksesibilitas dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi.

C. Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan

Dokumen RKP 2017 memuat pembangunan pemerataan dan kewilayahan terkait dengan pengelompokan bidang Antar Kelompok Pendapatan, Reforma Agraria, Daerah Perbatasan, Daerah Tertinggal, Desa dan Kawasan Pendesaan, Perkotaan dan Konektivitas. Kebijakan terkait pembangunan pemerataan dan kewilayahan ini antara lain: - Pencapaian pemerataan pendapatan antarkelompok penduduk perlu dilakukan

secara terintegrasi dengan cara memutus siklus ketimpangan antargenerasi - Menjamin peningkatan kualitas hidup masyarakat miskin dalam kondisi

perekonomian yang masih tumbuh antara 5-6% melalui peningkatan penerima Bantuan Tunai Bersyarat dalam RKP 2017 dan mempertahankan dukungan unuk mengurangi beban penduduk miskin dan rentan.

- Reforma agraria ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian hak milik atas tanah yang meliputi redistribusi tanah dan

Page 13: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

9

legalisasi aset redistribusi tanah seiring dengan meningkatnya Kepastian Hukum Hak Atas Tanah.

- Pembangunan kawasan perbatasan difokuskan pada 2 (dua) sasaran pembangunan yaitu meningkatkan pertahanan dan keamanan serta pengembangan pusat ekonomi perbatasan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.

- Pengurangan kesenjangan secara tegas diamanatkan Nawacita ke tiga dengan membangun dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa serta pengentasan daerah tertinggal. Pembangunan Indonesia (Indonesia sentris) lebih diutamakan dibandingkan pembangunan di Jawa (Jawa Sentris), walaupun RoI lebih tinggi di Jawa. Pendulum pembangunan harus banyak bergerak ke luar Jawa.

- Menekankan konektivitas antar wilayah dalam RKP 2017 pada penyelesaiaan proyek-proyek yang akan menurunkan biaya logistik dan mendukung pembangunan kawasan.

D. Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan

Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan (Polhukhankam) merupakan kondisi perlu dalam dokumen RKP 2017. Hal –hal utama yang menjadi sasaran utama dalam Pembangunan Polhukhankam yaitu: - Memenuhi secara bertahap Minimum Essential Forces dengan peran industri

pertahanan dalam negeri yang makin meningkat - Memantapkan kepastian dan penegakan hukum - Memantapkan reformasi birokrasi - Memantapkan konsolidasi demokrasi melalui penguatan aspek-aspek demokrasi

termasuk komunikasi dan informasi publik serta menguatkan efektivitas diplomasi dalam menjaga stabilitas keamanan kawasan, perlindungan WNI/BHI, pelaksanaan diplomasi ekonomi dan kerjasama pembangunan, termasuk Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular

Pembangunan bidang Polhukhankam terbagi yaitu Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi Sasaran dan Arah Kebijakan; Stabilitas Keamanan dan Ketertiban; Kepastian dan Penegakan Hukum; Reformasi Birokrasi. Adapun pelaksanaan koordinasi sekaligus penguatan demokrasi yang dilakukan guna penyusunan RKP 2017 oleh Direktorat Politik dan Komunikasi masuk dalam pembangunan bidang Kondisi Perlu. Hasil pembahasan dan diskusi penyusunan RKP 2017 menghasulkan sasaran utama terkait Indeks Demokrasi Indonesia, target penyelesaian sengketa informasi publik, dan berkurangnya konflik berlatar belakang isu SARA. Sasaran tersebut dapat diamati dalam tabel sasaran pembangunan kondisi perlu dibawah ini:

Page 14: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

10

Tabel 2.2 Sasaran Pembangunan Kondisi Perlu Polhukhankam

No Sasaran 2015 2016 2017 2018 2019

1. Indeks Demokrasi Indonesia 73,04 74 74,3 74,6 75

2. Penyelesaian sengketa informasi publik

60% 60% 70% 80% 90%

3. Berkurangnya jumlah konflik berlatar belakang isu SARA

<5 <5 <5 <5 <5

4. Persentase peningkatan daya tangkal masyarakat dari pengaruh radikal teroris

n.a 30% 40% 50% 60%

5. Tingkat pengaruh Indonesia di dunia internasional

89% 89% 89% 89% 89%

Pembangunan Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi merupakan

hasil pembahasan penyusunan RKP yang disusun oleh Direktorat Politik dan Komunikasi. Arah kebijakan dalam pembangunan konsolidasi demokrasi dan efektivitas diplomasi yaitu meliputi: peningkatan kualitas lembaga demokrasi dan hak-hak politik, serta kebebasan sipil; Peningkatan efektivitas penanggulangan konflik kekerasan dan ancaman terorisme; Peningkatan akses dan kualitas informasi publik; Pemeliharaan stabilitas keamanan kawasan; Perlindungan WNI/BHI di luar negeri; Penguatan diplomasi ekonomi dan kerjasama pembangunan, termasuk Kerjasama Selatan-Selatan dan Triangular; Pemantapan peran di ASEAN dan efektivitas politik luar negeri yang bebas aktif.

Berikut adalah hasil penyusunan RKP untuk konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Demokrasi yang mempunyai 9 program prioritas yaitu penguatan lembaga demokrasi; peningkatan akses dan kualitas informasi publik, pemenuhan kebebasan sipil dan hak hak politik, pencegahan konflik sosial politik dan penanggulangan terorisme, pemeliharaan stabilitas keamanan kawasn, perlindungan WNI/BHI di luar negeri, penguatan diplomasi ekonomi dan kerjasama pembangunan, pemantapan peran di ASEAN, serta penguatan diplomasi soft power. Ilustrasi dibawah ini merupakan Kementerian/Lembaga terkait yang mempunyai kontribusi dalam pelaksanaan program prioritas tersebut.

Page 15: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

11

Gambar 2.1 Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi

E. Pembangunan Ekonomi Dokumen RKP menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat mencapai 5,6 – 5,9 persen di tahun 2017. Asumsi ini didasari oleh sisi penawaran yaitu Pemulihan ekonomi global baik di AS dan Uni Eropa mendorong pertumbuhan ekspor hingga mencapai 4,5 – 5,0 persen terutama ekspor produk nonmigas; Membaiknya iklim investasi dan peluang pasar domestik yang luas mendorong investasi tumbuh 6,0 - 6,6 persen ; Tingkat inflasi yang stabil di kisaran 4,0 persen akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pada akhirnya akan mendorong konsumsi masyarakat tumbuh 5,4 - 5,5 persen; Konsumsi pemerintah tumbuh 6,7 persen yang didorong oleh penyerapan anggaran yang merata dan berkualitas dengan program-program pembangunan yang semakin efisien. Selain itu asumsi penawaran dari industri pengolahan yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,0 -6,5 % dengan investasi tahun 2017 yang diperkirakan akan sebesar . 4.498-4.617 triliun yang disumbang oleh investasi pemerintah dan investasi masyarakat sebesar 11,3 persen dan 88,7 persen.

F. Pembangunan Bidang Lainnya Pembangunan Bidang Lainnya adalah merupakan pembangun bidang yang masih terkait dan merupakan pendukung dari pembangunan nasional prioritas yang

Page 16: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

12

terkait dengan pembahasan pembangunan nasional yang sebelumnya sudah dijelaskan baik terkait pembangunan manusia, sektor unggulan, pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan pembangunan Polhukhankam, pembangunan ekonomi.

G. Kerangka Ekonomi Makro, Arah Pengembangan Wilayah dan Pendanaan Pembangunan. Alokasi pada prioritas pembangunan nasional terbagi dalam 6 prioritas nasional yang dapat terlihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 2.3 Alokasi pada Prioritas Pembangunan Nasional

No Prioritas Nasional 2016 2017 SELISIH

1 Pembangunan Pariwisata

123.751,0 144.059,1 20.308,1

2 Pelayanan Pendidikan 83.259,7 99.735,0 16.475,4

3 Percepatan Pertumbuhan Industri dan Kawasan Ekonomi (KEK)

92.643,8 107.688,7 15.044,9

4 Pelayanan Kesehatan 132.444,3 146.428,9 13.984,7

5 Antar Kelompok pendapatan

75.248,1 88.116,8 12.868,6

6 DaerahTertinggal 132.946,2 143.899,1 10.952,9

15 PRIORITAS LAINNYA

480.737,2 524.469,6 43.732,4

TOTAL 1.121.030,3 1.254.397,3 133.367,0

Adapun distribusi pemanfaatan tambahan lokasi yaitu pembangunan pariwisata 26,8%, pendidikan 21,8 %, Percepatan Pertumbuhan industri dan KEK 19,9 %, Kesehatan 18,5 %, Antar Kelompok Pendapatan 17,0%, Daerah Tertinggal 14,5% dan Lainnya 57,8 %.

Page 17: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

13

Gambar 2.2 Distribusi Pemanfaatan Tambahan Alokasi Dalam penyusunan RKP 2017 khususnya pembangunan Konsolidasi Demokrasi dan Efektivitas Diplomasi telah dilaksanakan serangkaian koordinasi baik multilateral meeting, bilateral meeting serta trilateral meeting yang dihadiri oleh Bappenas, Kemenkeu serta kementerian teknis terkait. Pembahasan selanjutnya adalah hasil catatan penting dari trilateral meeting yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Politik dan Komunikasi bersama mitra kerja. 2.1.1 Penyusunan RKP 2017 Sub Bidang Politik Dalam Negeri (Trilateral

Meeting)

Penyusunan RKP Sub Bidang Politik Dalam Negeri adalah Konsolidasi Demokrasi dengan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia. RKP 2017 Sub Bidang Politik Dalam Negeri terdiri dari 3 Program Prioritas yaitu Penguatan Lembaga Demokrasi, Pemenuhan Kebebasan Sipil dan Hak-Hak Politik, Pencegahan Konflik Sosial Politik dan Penanggulangan Terorisme.

Hasil pembahasan Multilateral, Bilateral dan Trilateral meeting disepakati untuk ketiga program prioritas ini mempuyai kegiatan prioritas antara lain: Penguatan kelembagaan penyelenggara pemilu; Peningkatan peran parpol melalui bantuan keuangan parpol; Revisi UU Kepemiluan; Peningkatan Hak Memilih dan Dipilih Kelompok Marjinal; Pengawasan Partisipatif Masyarakat terhadap Pemilu; Pusat Pendidikan Pemilih; Peningkatan Peran Forum-Forum Dialog Masyarakat; Pemantapan Wawasan Kebangsaan dan Karakter bangsa di Kalangan Aparatur Negara Melalui Pelaksanaan Renaksi; Peningkatan Peran Pusat Pendidikan Wawasan Kebangsaan (PPWK); Penguatan Tim Terpadu Penanganan Konflik; Peningkatan Upaya Deradikalisasi dan Kontra Radikal Terorisme; Peningkatan Penegakan Hukum pada Organisasi Terorisme.

PEMBANGUNAN PARIWISATA

26,8%

PENDIDIKAN 21,8%

PERCEPATAN PERTUMBUHAN INDUSTRI&KEK

19,9%KESEHATAN 18,5%

ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN

17,0%

DAERAH TERTINGGAL

14,5%

LAINNYA 57,8%

Page 18: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

14

Adapun Pengeleompon kegiatan prioritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Gambar 2.3 Program Prioritas Penguatan Lembaga Demokrasi

Tabel 2.4 Kegiatan Prioritas Penguatan Lembaga Demokrasi

Page 19: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

15

Gambar 2.4 Program Prioritas Pemenuhan Kebebasan Sipil dan Hak Hak Politik

Tabel 2.5 Kegiatan Prioritas Pemenuhan Kebebasan Sipil dan Hak Hak Politik

Page 20: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

16

Gambar 2.5 Program Prioritas Pencegahan Konflik Sosial dan Penanggulangan Terorisme Tabel 2.6 Kegiatan Prioritas Pencegahan Konflik Sosial dan Penanggulangan Terorisme

Page 21: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

17

Adapun Hasil Pertemuan Trilateral Meeting Mitra Direktorat Politik dan Komunikasi Sub Direktorat Politik Dalam Negeri telah dilakukan dengan BNPT, Ditjen Polpum (Kemendagri), KPU, Bawaslu, Kemenkopolhukam di awal Tahun pada bulan Maret- Juni 2016. Direktorat Jenderal Kesbangpol Kementerian Dalam Negeri

Pertemuan Trilateral Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2016 membahas seluruh program/Kegiatan Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam negeri guna disesuaikan dengan norma dan standar. Dalam pembahasan Trilateral meeting Ditjen Polpum mengusulkan adanya tambahan anggaran sebesar 8.96 Triliun yang akan dialokasikan untuk pendanaan urusan pemerintahan umum pada Pendanaan pelaksanaan urusan Pemerintahan Umum pada 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota melalui instansi vertikal, sebesar Rp.8,940 Trilyun; Pendanaan 3 (tiga) Unit Kerja Eselon II baru yang akan dibentuk pada Ditjen Polpum, sebesar Rp.20 Milyar.

Tabel 2.7 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu, Kemendagri (Ditjen Polpum) Program Pembinaan Politik dan Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Catatan Kementerian Dalam Negeri

Ditjen Polpum mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp.8,96 Trilyun, yang akan dialokasikan untuk: a. Pendanaan pelaksanaan urusan Pemerintahan Umum pada 34

Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota melalui instansi vertikal, sebesar Rp.8,940 Trilyun.

b. Pendanaan 3 (tiga) Unit Kerja Eselon II baru yang akan dibentuk pada Ditjen Polpum, sebesar Rp.20 Milyar.

Catatan Kementerian PPN/Bappenas:

1. Semua usulan tersebut harus dikaitkan dukungan terhadap pencapaian target Prioritas Nasional;

2. Memperhatikan kemampuan fiskal Negara; 3. Mempertimbangkan kesesuaian dengan kewenangan dan Tusi

Kemendagri (merupakan kewenangan Pusat); 4. Memperhatikan kesiapan pelaksanaan; 5. Terkait dengan pembangunan sarpras Kementerian

PPN/Bappenas meminta agar dikoordinasikan dengan Kemenkeu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta memperhatikan kebijakan moratorium pembangunan gedung baru;

Catatan Kementerian Keuangan:

1. Usulan agar mempertimbangkan tupoksi dan skala prioritas penggunaan anggaran disertai justifikasi urgensinya dengan memperhatikan kemampuan penyerapan serta pelaksanaan kegiatan;

2. Semua pengusulan harus mempertimbangkan kemampuan fiskal Negara, kesiapan pelaksanaan (kapasitas sumber daya yang tersedia).

3. Usulan Kemendagri dipertimbangkan setelah dasar hukum ditetapkan.

Page 22: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

18

Badan Nasional Pemberantasan Terorisme Pertemuan Trilateral Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2016 membahas seluruh program/Kegiatan BNPT guna disesuaikan dengan norma dan standar. Adapun catatan penting dari hasil pembahasan Trilateral Meeting tersebut antara lain:

1. Alokasi anggaran berdasarkan Rancangan Pagu Indikatif 2017 untuk BNPT sebesar 441,992 juta rupiah, sedangkan berdasarkan SB Pagu Indikatif 2017, BNPT mendapatkan tambahan anggaran sebesar 63,600 juta rupiah. Sehingga total alokasi anggaran BNPT TA 2017 sebesar 505,592 juta rupiah. Tambahan anggaran sebesar 63 miyar dialokasikan untuk 3 kegiatan Prioritas Nasional dan 1 kegiatan non Prioritas Nasional sebagai berikut:

Program Kegiatan Rancangan Pagu

Indikatif (dlm juta

Rp)

Tambahan Alokasi

(dlm juta rupiah)

Alokasi Pagu Indikatif (dlm juta rupiah)

Program Penanggulangan Terorisme (BAGIAN ANGGARAN 113)

441,992 63,600 505,592

Kegiatan Bidang Pencegahan (5096)

180,498 25,000 205,498

Kegiatan Bidang Penindakan (5097)

129,817 31,600 161,417

Kegiatan Bidang Kerjasama Internasional (5098)

40,048 7,000 47,048

Kegiatan Dukungan Adminsitrasi dan SDM (5099)

89,514 - 89,514

2. Penambahan alokasi anggaran tersebut berimplikasi pada kegiatan pencegahan terorisme, kegiatan penindakan terorisme, dan kegiatan kerjasama internasional. No Program/Kegiatan/Indikator Semula Menjadi

Target Alokasi Target Alokasi Program Penanggulangan Terorisme

1. Kegiatan Pencegahan Terorisme

a. Jumlah Operasi Intelijen Pencegahan dan Kontra Propaganda

19 Operasi

57.296,664 26 Operasi

82.296,664

Page 23: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

19

b. Jumlah napi teroris, mantan napi, mantan teroris, keluarga dan jaringannya serta perorangan dan kelompok yang berpotensi radikal yang meninggalkan ideologi radikal dan aksi kekerasan

500 Orang

49.675,997 700 Orang

62.068,297

2. Kegiatan Penindakan Terorisme

a. Jumlah operasi penindakan, operasi intelijen, dan penyiapan satuan dalam kesiapsiagaan nasional

81 Operasi

101.720,000 116 Operasi

123.320,000

b. Jumlah fasilitasi dan koordinasi perlindungan terhadap aparat penegak hukum dan saksi serta korban dalam penanganan perkara tindak pidana terorisme

10 Dokumen

6.329,733 18 Dokumen

16.329,733

3 Kegiatan Kerjasama Internasional

a. Jumlah laporan pengembangan jejaring intelijen, monitoring dan analisa perkembangan terorisme internasional, diplomasi, sharing informasi dan kesepakatan dengan negara mitra kerja

6 Laporan

15.728,900 9 Laporan

22.728,900

Tabel 2.8 Pembahasan Trilateral Meeting Kementerian/Lembaga : Badan Nasional Penanggulangan

Terorisme (BNPT) NO POKOK

BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

Kerangka Pendanaan

1 Konfirmasi Norma dan Standar

Seluruh kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar

2 Kebutuhan Tambahan

Page 24: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

20

NO POKOK BAHASAN

CATATAN PEMBAHASAN

Mendesak 3 Dukungan

Sumber pendanaan lainnya

4 Hal lainnya (jika diperlukan/sesuai dengan kebutuhan)

- Alokasi anggaran berdasarkan Rancangan Pagu Indikatif 2017 untuk BNPT sebesar 441,992 juta rupiah, sedangkan berdasarkan SB Pagu Indikatif 2017, BNPT mendapatkan tambahan anggaran sebesar 63,600 juta rupiah. Sehingga total alokasi anggaran BNPT TA 2017 sebesar 505,592 juta rupiah. Tambahan anggaran sebesar 63 miyar dialokasikan untuk 3 kegiatan Prioritas Nasional dan 1 kegiatan non Prioritas Nasional sebagai berikut :

PROGRAM / KEGIATAN

RANCANGAN PAGU INDIKATIF (dlm juta Rp)

TAMBAHAN ALOKASI (dlm juta rupiah)

ALOKASI PAGU INDIKATIF (dlm juta rupiah)

PROGRAM PENANGGULANGAN TERORISME (BAGIAN ANGGARAN 113)

441,992 63,600 505,592

Kegiatan Bidang Pencegahan (5096)

180,498 25,000 205,498

Kegiatan Bidang Penindakan (5097)

129,817 31,600 161,417

Kegiatan Bidang Kerjasama Internasional (5098)

40,048 7,000 47,048

Kegiatan Dukungan Adminsitrasi dan SDM (5099)

89,514 - 89,514

- Penambahan alokasi anggaran ini memberikan konsekuensi pada perubahan target indicator masing-masing kegiatan, sebagai berikut :

No

Program/Kegiatan/Indikator

Semula Menjadi Target Alokasi Target Alokasi

Program Penanggulangan Terorisme

1 Kegiatan Pencegahan Terorisme

Page 25: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

21

NO POKOK BAHASAN

CATATAN PEMBAHASAN

a a. Jumlah Operasi Intelijen Pencegahan dan Kontra Propaganda

19 Operasi

57.296,664

26 Operasi

82.296,664

b Jumlah napi teroris, mantan napi, mantan teroris, keluarga dan jaringannya serta perorangan dan kelompok yang berpotensi radikal yang meninggalkan ideologi radikal dan aksi kekerasan

500 Orang

49.675,997

700 Orang

62.068,297

2 Kegiatan Penindakan Terorisme

a Jumlah operasi penindakan, operasi intelijen, dan penyiapan satuan dalam kesiapsiagaan nasional

81 Operasi

101.720,000

116 Operasi

123.320,000

b Jumlah fasilitasi dan koordinasi perlindungan terhadap aparat penegak hukum dan saksi serta korban dalam penanganan perkara tindak pidana terorisme

10 Dokumen

6.329,733

18 Dokumen

16.329,733

3 Kegiatan Kerjasama Internasional

a Jumlah laporan pengembangan jejaring intelijen, monitoring dan analisa perkembangan terorisme internasional, diplomasi, sharing informasi dan kesepakatan dengan negara mitra kerja

6 Laporan

15.728,900

9 Laporan

22.728,900

- Disepakati untuk melakukan realokasi anggaran dari Belanja Non Operasional ke Belanja Operasional sebesar 16,82 Milyar untuk pemenuhan kebutuhan layanan perkantoran yaitu untuk keperluan sebagai berikut :

- Pembiayaan sewa gedung kantor BNPT di Jakarta sebesar 16,82 Milyar -

KERANGKA REGULASI DAN KELEMBAGAAN

Page 26: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

22

Komisi Pemilihan Umum Hasil pembahasan Trilateral Meeting KPU yang utama adalah kebutuhan tambahan anggaran mendesak untuk pemilukada serentak tahun 2017 dan tahapan pemilukada 2018, serta Sosialisasi Pemilukada Serentak Tahun 2017 yang masih membutuhkan tambahan anggaran sebesar 100 Miliar. Berikut Pembahasan trilateral meeting KPU terkait program/kegiatan yang masih membutuhkan tambahan anggaran:

1. Pemilukada Serentak Tahun 2017 dan Tahapan Pemilukada 2018 - Alokasi anggaran Non Operasional KPU berdasarkan Rancangan PI Tahun 2017

sebesar Rp 300.069,6 juta belum termasuk untuk memenuhi kebutuhan anggaran Pemilukada Serentak Tahun 2017.

- Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2015 Pasal 8 “Penyelenggaraan Pemilihan/Pilkada menjadi tanggung jawab bersama KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota”. Sedangkan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tanggal 18 Maret 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang pada Pasal 8 “Penyelenggaraan Pemilihan menjadi tanggung jawab bersama KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dan Pasal 10A “KPU memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan Pemilihan oleh KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, dan petugas pemutakhiran data Pemilih

- Pasal 9 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015, KPU dalam Pemilukada mempunyai tugas dan wewenang untuk (a) menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilihan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah; (b) mengkoordinasi dan memantau tahapan Pemilihan; (c) melakukan evaluasi penyelenggaraan Pemilihan; (d) menerima laporan hasil Pemilihan dari KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; (e) memfasilitasi pelaksanaan tugas KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam melanjutkan tahapan pelaksanaan Pemilihan jika Provinsi, Kabupaten, dan Kota tidak dapat melanjutkan tahapan Pemilihan secara berjenjang; dan (f) melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undanga tugas untuk supervisi dan monitoring serta pengawasan kegiatan Pilkada 2017.

- Untuk melaksanakan tugas dan wewenang tersebut, alokasi anggaran yang diperlukan KPU untuk Supervisi dan monitoring Pemilukada Serentak Tahun 2017 pada 101 Satker (7 Prov dan 104 Kabupaten/Kota) adalah sebesar Rp 150 Milyar (Pilkada 2017 sebesar Rp50.840.302.000,- ; Persiapan dan Pelaksanaan Pilkada 2018 sebesar Rp99.159.698.000.

Page 27: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

23

Tabel 2.9 Kebutuhan Anggaran pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2017 tanggal 15 Februari 2017 serta penyelesaian sengketa hukum serta penyelesaian laporan.

1 Pelaporan Dana Hibah Pemilihan Gubernur, Bupati Dan

Walikota Tahun 2017 5.278.459.000

2 Penyelesaian revisi anggaran Hibah Pemilihan

2.750.000.000

3 Evaluasi Pelaksanaan Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota Tahun 2017

5.250.000.000

4 Perhitungan Suara Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota Tahun 2017

7.017.780.000

5 Pengawasan Anggaran Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota Tahun 2017

3.287.669.000

6 Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 serta Pengadaaan Jasa Konsultan Hukum

6.479.166.000

7 Pelaksanaan Komunitas Peduli Pemilu pelaksanaan Pemilihan Serentak

4.566.726.000

8 Bimbingan teknis, Supervisi dan Monitoring pemilihan 16.210.502.000JUMLAH 50.840.302.000

Tabel 2.10 Kebutuhan Tambahan Anggaran Persiapan dan Pelaksanaan Pilkada 2018 sebesar

Rp 99.159.698.000 1 Penyusunan dan bimtek Pedoman Pengelolaan Dana Hibah

Pemilihan Gubernur, Bupati Dan Walikota Tahun 2017 9.556.919.000

2 Penyusunan dan bimbingan Teknis Standar Kebutuhan Barang dan Jasa serta Honorarium Pilkada

8.500.000.000

3 Penyusunan Program, Anggaran dan Bimtek Tata Cara Revisi Anggaran Hibah Pemilihan

8.266.905.000

4 Pengelolaan dan penyelesaian revisi anggaran Hibah Pemilihan 5.500.000.000

5 Evaluasi Pelaksanaan Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota Tahun 2017

3.899.896.000

6 Bimbingan Teknis Tata Cara Perhitungan Suara Pemilihan Gubernur/ Bupati/ Walikota Tahun 2017

5.017.780.000

7 Pemungutan suara secara elektronik/TI : Bimtek Operator, IT dan Pelaksanaan Tabulasi Penghitungan Suara.

7.037.945.000

8 Pengawasan Anggaran Pemilihan Gubernur/Bupati/Walikota Tahun 2017 bekerjasama dengan BPKP.

4.575.338.000

9 Bimtek penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2017 serta Pengadaaan Jasa Konsultan Hukum

9.383.910.000

Page 28: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

24

10 Pembentukan Relawan Demokrasi pelaksanaan Pemilihan Serentak

8.000.000.000

11 Bimbingan teknis, Supervisi dan Monitoring Pelaksanaan Pemilihan

29.421.005.000

JUMLAH 99.159.698.000

2. Sosialisasi Pemilukada Serentak Tahun 2017

KPU meminta tambahan anggaran untuk kebutuhan sosialisasi pemilukada serentak tahun 2017. Sosialiasi ini diperlukan agar pelaksanaan pemilukada berjalan efektif dan lancer serta tingkat partisipasi masyarakat sesuai dengan target RPJMN yaitu 77%. Adapun tabel usulan tambahan anggaran tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.11 Kebutuhan Sosialisasi Pemilukada Serentak 1 Pembentukan Rumah Pintar Pemilu

7.650.250.000 2 Riset Tingkat Partisipasi Masyarakat

6.050.600.000 3 Pengembangan Komunitas Peduli Pemilu

4.630.250.000 4 Fasilitasi Kegiatan Partisipasi Masyarakat Pemilu

3.640.000.000 5 Kerjasama Dengan LSM/Ormas

2.456.300.000 6 Penggalangan Partisipasi Pemilih Melalui Aktivitas Massal

(Sosial, Budaya dan Keagamaan) dalam Pilkada 9.653.000.000

7 Penggalangan Relawan Demokrasi dalam Pilkada 6.500.700.000

8 Fasilitasi Pemantau, Lembaga Survey, Hitung Cepat Pilkada 6.530.450.000

9 Penayangan Iklan Advertorial/Iklan Layanan Masyarakat di media cetak dan elektronik

25.906.210.000

10 Penerbitan Bahan Informasi dan bahan sosialisasi Pilkada 12.875.000.000 11 Peliputan, pemberitaan dan dokumentasi Pilkada

6.575.650.000 12 Penerbitan Majalah dan Jurnal KPU

7.531.590.000 JUMLAH

100.000.000.000

Page 29: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

25

Badan Pengawas Pemilu Hasil pembahasan Trilateral Meeting antara Bappenas, Kemenkeu dan Bawaslu RKP 2017 yang utama antara lain mengenai usulan tambahan anggaran dengan pertimbangan adanya peningkatan kegiatan Bawaslu di tahun 2017. Adapun catatan penting dari pembahasan trilateral Meeting tersebut antara lain:

1. Terkait dengan keterbatasan jumlah pegawai ASN di Bawaslu dan meningkatnya kegiatan pada Tahun 2017 sebagai konsekuensi dari tahapan Pemilu Tahun 2019 dan Pilkada Serentak Tahun 2018, maka diperlukan penambahan tenaga pendukung sehingga Bawaslu mengusulkan untuk menambah belanja operasional pegawai dan belanja barang. Dalam tahapan Pemilu 2019 dan Pilkada 2018 yang bersamaan dengan tahapan dan pelaksanaan Pilkada 2017, karena keterbatasan ASN di lingkup Sekretariat Bawaslu RI, Bawaslu Provinsi dan Panwas Kab/kota diperlukan penambahan tenaga pendukung untuk mendukung kegiatan tahapan Pemilu dan Pilkada tersebut dimana kebutuhan Bawaslu RI sebanyak 80 orang (kebutuhan sebear 3,36 Miliar) dan kebutuhan Bawaslu Provinsi sebesar 34 orang (kebutuhan anggara sebesar 12,240 Miliar).

2. Kebutuhan operasional untuk perekrutan Ketua dan Anggota Bawaslu Provinsi di 33 Provinsi yang masa jabatannya akan berakhir di tahun 2017, belum terakomodasi kepada usulan baseline Bawaslu kepada DJA.Anggaran yang diperlukan dalam perekrutan Bawaslu Provinsi yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 yaitu: 25 Provinsi x Rp. 500.000.000,- = Rp. 12.500.000.000,-.

3. Pelaksanaan kegiatan dalam mendukung penyelenggaraan pengawasan Pemilu Tahun 2019 yang tahapannya dimulai tahun 2017. Perkiraan anggaran dukungan tahapan penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 berdasarkan alokasi pagu penyelenggaraan Pileg dan Pilpres Tahun 2014 sebesar Rp.4.200.000.000.000 untuk memenuhi kebutuhan: Pembentukan Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwascam, PPL, Pengawas TPS, dan PPLN; Honorarium dan operasional perkantoran lembaga ad-hoc; Penguatan kapasitas aparatur Panwas dan sekretariat baik ditingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Pengawas TPS, serta PPLN; Pengawasan Tahapan Pileg baik ditingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Pengawas TPS, serta PPLN; Sosialisasi/pengawasan partisipatif dalam rangka pileg dan pilpres; Advokasi hukum; Musyawarah Penyelesaian Sengketa; Kegiatan Sentra Gakkumdu; Penegakan kode etik penyelenggara Pemilu.

4. Pembinaan dan supervisi Pengawasan Tahapan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota serentak Tahun 2018. Dalam rangka penguatan kapasitas aparatur Pengawas dan sekretariat lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menghadapi pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota serentak Tahun 2018 dibutuhkan anggaran sebesar Rp.5.000.000.000

5. Berdasarkan rancangan Undang-Undang Pilkada, terdapat amanat untuk penguatan peran Bawaslu dalam penanganan pelanggaran Pilkada. Oleh karena itu dalam mendukung ini akan dilakukan peningkatan kapasitas aparatur Pengawas dan

Page 30: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

26

sekretariat lingkup Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk menghadapi pelaksanaan Pengawasan Tahapan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota serentak Tahun 2018.

6. Terkait dengan kegiatan pengembangan dan sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif, Bawaslu RI masih menunggu perkembangan dari revisi UU Penyelengara Pemilu yang kemungkinan akan digabung menjadi Kitab UU Pemilu.

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

Alokasi belanja prioritas KemenkoPolhukam berdasarkan PI 2016 sebesar 101,4M, lebih kecil dibanding baseline 2016 RPJMN 2015-2019 sebesar 118,2M. KemenkoPolhukam perlu memperhitungkan capaian target indikator pelaksanaan kegiatan prioritas dengan alokasi anggaran yang ada. Adapun tugas dan fungsi Kemenkopolhukam mendukung sasaran utama antara lain: 1) Penguatan lembaga penyelenggara pemilu, melalui fasilitasi bagi penguatan dan pembentukan regulasi terkait pelaksanaan pemilu dan pilkada langsung serentak, serta mendorong percepatan pembentukan Pusat Pendidikan Pemilih dan pengawasan pemilu yang partisipatif; 2) Penguatan fasilitasi bagi penyelesaian Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan UU No 17 Tahun 2013 tentang Ormas setelah terbitnya hasil judicial review Mahkamah Konstitusi terkait ormas; 3)Pemantapan kelembagaan penanganan konflik sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial; 4)Pemantapan pelaksanaan keterbukaan informasi publik secara konsisten pada semua badan publik di pusat maupun daerah; 5) Penataan regulasi untuk memperkuat upaya penanggulangan terorisme, termasuk pengkajian bagi undang-undang baru untuk penguatan lembaga koordinasi penanggulangan terorisme. Adapun pembahasan Trilateral Meeting dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 2.12 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan Kemenkopolhukam

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Belanja

Operasional

Belanja operasional terkait pegawai dan barang adalah hal utama yang mesti dicukupi sebelum memperhitungkan hal lainnya. Belanja operasional harus dapat dipenuhi secara on top, tidak mengandalkan realokasi dari belanja prioritas. Hal ini yang seharusnya menjadi pegangan setiap kementerian/lembaga Permasalahan di

Peningkatan tunjangan kinerja, setiap tahun akan otomatis dihitung dan dikeluarkan setelah ada cadangan sisa anggaran dari Kemenkeu yang akan di Perpreskan kemudian Belanja Operasional KemenkoPolhukam berdasar PI 2016 adalah Belanja Pegawai Rp 47.589.080.195,- (meliputi: Gaji dan

Alokasi anggaran Belanja Pegawai Operasional untuk Kemenko Polhukam pada PI 2016 sebesar Rp 72.336.825.000,-. Terdiri dari Kemenko Polhukam sebesar Rp. 41.479.775.750, Kompolnas sebesar Rp. 3.074.095.000, Komjak sebesar Rp. 3.035.209.250,- dan Bakamla sebesar Rp. 24.747.745.000,-

Page 31: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

27

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) Bakorkamla terkait belanja pegawai adalah pada tahun sebelumnya dihitung masih menjadi CPNS, di tahun depannya sudah menjadi PNS (pengalihan status), dan setelah dihitung kembali hasilnya naik 2,5M Selisih perhitungan sebanyak 2,5M karena peralihan status kepegawaian yang belum terakomodasikan, seharusnya menjadi kewajiban negara untuk memenuhinya.

tunjangan sebesar Rp19.089.928.195,-; Tunjangan kinerja sebesar Rp25.509.840.000,-; Uang makan dan uang lembur sebesar Rp2.989.312.000,-) dan Belanja Barang Rp 31.943.697.877,- (untuk Biaya pemeliharaan Gedung dan Bangunan; Biaya pemeliharaan Peralatan dan Mesin; Langganan Daya dan Jasa, dan lain-lain), serta Belanja non-operasional berkarakteristrik operasional tidak ada. Belum ada kesepakatan tentang besaran anggaran untuk belanja pegawai, apabila kebutuhannya melebihi PI yang ada maka bisa refocusing atau diusulkan sebagai usulan tambahan. KemenkoPolhukam perlu untuk menyampaikan kebutuhan riil belanja pegawainya untuk dapat diakomodasi dalam Pagu Anggaran.

Sedangkan proyeksi kebutuhan belanja pegawai operasionalsebesar Rp 102.100.884.700,-. Pada alokasi anggaran belanja barang operasional untuk Kemenko Polhukam pada PI 2016 sebesar Rp. 51.992.267.000 Terdiri dari Kemenko Polhukam sebesar Rp. 26.431.677.000, Kompolnas sebesar Rp. 3.418.870.000, Komjak sebesar Rp. 2.093.152.000,- dan Bakamla sebesar Rp. 20.048.568.000,- Sedangkan proyeksi kebutuhan belanja barang operasional sebesar Rp 56.792.869.300,- Sehingga terdapat kekurangan belanja pegawai sebesar Rp. 29.764.059.700,-. Proyeksi penambahan belanja operasional pegawai untuk menindaklanjuti rencana kebijakan kenaikan tunjangan kinerja di Satker Kemenko Polhukam dan Kekurangan belanja barang

Page 32: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

28

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) operasional sebesar Rp. 4.800.602.300 pada satker Kemenko Polhukam. Harapan Kemenkopolhukam terkait remunerasi ini, tidak dilakukan dengan refocusing dengan memotong anggaran dari kegiatan-kegiatan lain, agar pekerjaan Kemenkopolhukam menjadi maksimal

2. Belanja untuk Prioritas

Alokasi anggaran belanja untuk prioritas KemenkoPolhukam berdasarkan PI 2016 sebesar 101,4M, lebih kecil dibanding baseline 2016 RPJMN 2015-2019 sebesar 118,2M. KemenkoPolhukam perlu memperhitungkan capaian target indikator pelaksanaan kegiatan prioritas dengan alokasi anggaran yang ada. Apabila dengan alokasi anggaran yang ada, dirasa belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan maka KemenkoPolhukam dapat mengajukan usulan tambahan anggaran Berikut adalah

Berdasarkan PI 2016, Belanja Non Operasional KemenkoPolhukam sebesar Rp 100.660.719.898,- Sisa cadangan anggaran TA, 2016 sebesar 19,3 Triliun. Sisa ini diperhitungkan untuk mengakomodasi hasil Musrenbang yang baru saja dilaksanakan. Jika Kemenkopolhukam mempunyai program prioritas yang sangat penting, maka bisa diusulkan untuk mendapatkan alokasi tambahan anggaran Pagu Indikatif ini belum final kecuali untuk 001 dan 002 yang sudah tidak boleh diganggu gugat kembali. Namun, untuk program prioritas dapat

Terkait dengan belanja prioritas KemenkoPolhukam telah menyesuaikan dengan RPJMN 2015-2019 dan Nawa Cita, dengan isu strategis bidang polhukam, yaitu: (1) Kepastian

dan Penegakkan Hukum;

(2) Keamanan dan Ketertiban;

(3) Politik dan Demokrasi;

(4) Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KemenkoPolhukam lebih banyak bersifat rapat koordinasi dan kunjungan ke daerah, karena memang kondisinya memerlukan hal tersebut. Hal ini

Page 33: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

29

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) langkah perkuatan sasaran utama TA. 2016 sesuai RPJMN 2015-2019, yaitu: (1) Penguatan

lembaga penyelenggara pemilu, melalui fasilitasi bagi penguatan dan pembentukan regulasi terkait pelaksanaan pemilu dan pilkada langsung serentak, serta mendorong percepatan pembentukan Pusat Pendidikan Pemilih dan pengawasan pemilu yang partisipatif;

(2) Penguatan fasilitasi bagi penyelesaian Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan UU No 17 Tahun 2013 tentang Ormas setelah terbitnya hasil judicial review Mahkamah Konstitusi terkait ormas;

(3) Pemantapan kelembagaan penanganan konflik sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2015 tentang Peraturan

dilakukan refocusing dengan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan prioritas dan mengurangi program lainnya yang tidak menjadi prioritas.

karena banyak permasalahan-permasalahan di lapangan yang membutuhkan penyelesaian langsung. Walaupun K/L teknis menanganinya, Kemenko juga mempunyai tugas untuk mengetahui permasalahan sebenarnya di lapangan, terutama terkait perbatasan sesuai dengan fokus Nawa Cita Presiden Jokowi. Pengurangan alokasi anggaran akan berpengaruh terhadap penyelesaian masalah bidang polhukam. Di Kemenko Polhukam, kegiatan-kegiatan yang sifatnya adhoc juga sering terjadi dan ini perlu anggaran. Padahal kegiatan dimaksud belum dialokasikan di dokumen anggaran.

Page 34: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

30

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial;

(4) Pemantapan pelaksanaan keterbukaan informasi publik secara konsisten pada semua badan publik di pusat maupun daerah;

(5) Penataan regulasi untuk memperkuat upaya penanggulangan terorisme, termasuk pengkajian bagi undang-undang baru untuk penguatan lembaga koordinasi penanggulangan terorisme.

3. Usulan

Kebutuhan Tambahan Pendanaan

Usulan tambahan anggaran oleh K/L harus diperkuat dengan dasar dari RPJMN 2015 – 2019 dan Nawa Cita, sehingga jika memang dasar substansi dan dasar hukum pelaksanaanya kuat, maka kita tegaskan di catatan Trilateral Meeting ini, untuk nantinya akan dibawa ke forum

Dalam hal terdapat usul-usul baru yang lebih prioritas, maka pendanaannya dilakukan melalui penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari dana yang ada, serta didiskusikan/disepakati di dalam forum trilateral meeting. Pagu Indikatif bersifat ancar-ancar sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja K/L.

KemenkoPolhukam mengusulkan tambahan alokasi anggaran sebagai berikut : 1. Belanja

operasional, meliputi : ‐ Rencana

kenaikan tunjangan kinerja satker Kemenko Polhukam sebesar Rp 26.962.722.450

Page 35: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

31

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) yang lebih tinggi, yaitu sidang kabinet dan pada akhirnya sidang DPR untuk RAPBN. Untuk itu pimpinan di Kemenko dapat mengirim surat ke Menteri Keuangan agar usulan tambahan anggaran dari Trilateral Meeting ini dapat segera disesuaikan.

Alokasi per program, di luar yang bersifat wajib dipenuhi dan wajib dialokasikan, merupakan ancar-ancar dan bersifat indikatif, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan pergeseran antarprogram Terkait dengan wilayah perbatasan, hal ini juga ada K/L yang khusus menangani permasalahan ini yaitu BNPP. BNPP kemungkinan juga sudah mempunyai target untuk menjawab permasalahan tersebut. Harapannya, Kemenkopolhukam dapat melakukan koordinasi dengan BNPP untuk menajamkan prioritas program yang akan dilakukan BNPP di daerah perbatasan. Sebenarnya, setiap tahun sudah ada penghematan terhadap perjalanan dinas. Namun, kebijakan ini adalah kebijakan top down langsung dari Presiden melalui Inpres dan Permenpan yang berdampak langsung ke seluruh K/L. Hal ini menganggu kinerja

,- ‐ Kekurangan

belanja operasional Bakamla sebesar Rp 7.601.939.850,-

2. Belanja Prioritas, meliputi : ‐ Kegiatan Koordinasi Pembinaan Keamanan dan Kerja Sama Keamanan (Indeks Keamanan Dalam Negeri), sebesar Rp 5.000.000.000,- ‐ Kegiatan Koordinasi Intelijen Pertahanan Negara mengusulkan tambahan Rp 2.000.000.000,- ‐ Kegiatan Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan mengusulkan tambahan Rp 3.000.000.000,-

Usulan penambahan anggaran lainnya adalah terkait intelijen Negara. Khususnya, dengan

Page 36: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

32

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) penyerapan APBN dan penghitungan APBN-P 2015, terutama untuk K/L yang besar-besar seperti KemenPU dan Kemendagri yang mempunyai kantor-kantor wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Dasar hukum sangatlah penting untuk mendapatkan tambahan usulan anggaran, seperti Inpres dan Perpres. Biasanya, pertimbangan kami akan lebih dalam jika terlampir dasar hukum pelaksanaan tersebut

kegiatan-kegiatan intelijen di luar negeri. Walaupun, ini dibawah kegiatan Kemenhan dan Mabes TNI, namun harapannya Kemenkopolhukam juga dapat menghadiri forum intelijen tersebut

4. Program Tematik

5. Catatan Lainnya

Secara teoritis, Pagu Indikatif TA. 2016 belum final, oleh karena itu menyesuaikan catatan hasil Trilateral Meeting hari ini. Kemenhan dan TNI memang bukan mitra langsung Ditpolkom, Bappenas. Namun, catatan dari Trilateral Meeting ini akan disampaikan kepada Direktorat lain yang bermitrakan Kemenhan dan TNI. Sehingga, Direktorat terkait dapat mengetahui

Pagu Indikatif TA. 2016 adalah perkiraan berapa/baseline besar jumlah APBN yang akan keluar pada tahun 2016. Apabila terdapat hal-hal yang menjadi prioritas di K/L dan belum tertera di Matrik K/L, maka segera di refocusing penajaman prioritas. Pada saat penghitungan Pagu Indikatif TA. 2016 sebenarnya ada peningkatan yang cukup dari APBN TA. 2015. Lampiran 6 disediakan

Kemenkopolhukam mempunyai dua Satker yaitu Kemenkopolhukam dan Barkorkamla. Penyerapan anggaran Satker Kemenkopolhukam TA. 2014 adalah 94%. Penyerapan Satker Bakorkamla secara terpisah adalah 64%, sehingga jika digabung dengan penyerapan anggaran Satker Bakorkamla, menjadi jauh lebih rendah, yaitu 76,51%.

Page 37: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

33

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) permasalahan-permasalahan yang muncul di Trilateral Meeting hari ini, terkait dengan K/L yang menjadi mitranya. Harus ada kejelasan dari BPKP untuk memberikan review persetujuannya kepada Kemenkeu, agar segera ditindaklanjuti untuk mengejar waktu yang terus berjalan ini sebelum sidang kabinet.

khusus untuk mengakomodasi usulan-usulan tambahan dari K/L dengan mempertajam prioritas programnya dan diusulkan berapa kebutuhan anggarannya. Terkait tunjangan kinerja, kami setuju dihitung sesuai dengan prestasi kinerja K/L, namun sekarang kita tinggal menunggu Perpresnya. Untuk pemanfaatan dana optimalisasi, Kemenkeu meminta K/L untuk di review terlebih dahulu dari BPKP agar sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Hasil review dari BPKP akan disampaikan ke Kemenkeu, dan jika sudah memenuhi kriteria akan dicairkan dan yang belum sesuai kriteria belum akan dicairkan.

Penyerapan Bakorkamla rendah dikarenakan pembelian tanah dan pembangunan gedung tidak dapat dilaksanakan, serta Bakorkamla mendapat pinjaman gedung dari Pemda DKI. Realisasi anggaran Kemenkopolhukam pada tahun 2014 adalah 77%, namun jika dirinci lebih jauh penyerapan yang rendah terdapat di Satker Bakorkamla yaitu hanya sekitar 63%. Terdapat perbedaan Pagu Indikatif TA. 2016 dari Surat Bersama Menkeu dan Menteri Bappenas dan exercise DJA Kemenkeu pada slide Trilateral Meeting. Sesuai dengan hasil Trilateral Meeting Bakamla pada tanggal 31 April 2015, penyesuaian penghitungan Belanja Operasional Bakamla pada Bagian Anggaran 034 bahwa alokasi belanja operasional sesuai dengan Pagu Indikatif 2016.

Page 38: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

34

No. Lingkup Pembahasan

Kementerian PPN/Bappenas

Kementerian Keuangan

Kemenko Polhukam

(1) (2) (3) (4) (5) (Tidak mengusulkan tambahan anggaran pada belanja operasional TA 2016)

2.1.2 Penyusunan RKP 2016 Sub Bidang Komunikasi dan Informasi Publik (Trilateral Meeting) Hasil penyusunan RKP 2017 terkait dengan sub Direktorat Komununikasi dan Informasi Publik yaitu untuk penyusunan program prioritas Peningkatan Akses dan Kualitas Informasi Publik. Hasil pembahasan melalui multilateral, bilateral dan trilateral meeting dihasilkan 3 kegiatan prioritas dalam peningkatan akses dan kualitas informasi publik yaitu: 1. Peningkatan Keterbukaan Informasi dan Komunikasi Publik

Tabel 2.13 Peningkatan Keterbukaan Informasi dan Komunikasi Publik K/L Program K/L Kegiatan K/L

Kemkomino Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi Publik

- Pelayanan Informasi kenegaraan melalui media publik

- Pembinaaan dan Pengembangan Kemitraan lembaga komunikasi

- Pelayanan informasi kenegaraan melalui media publik

- Pembinaan dan pengembangan kebijakan komunikasi nasional

Komisi Informasi Pusat

Program Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas treknis lainnya kementerian komunikasi dan informatika

Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Komisi Informasi (KI) pusat (penyelesaian sengketa informasi publik, peningkatan keterbukaan informasi di badan publik

Kemenkopolhukam

Program peningkatan koordinasi bidang politik, hukum dan keamanan

Koordinsai informasi publik dan media massa

Target utama dari kegiatan prioritas peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik antara lain: 65% kasus/sengketa sengketa keterbukaan informasi publik diselesaikan; 70 % Badan Publik Pemerintah melaksanakan ketentuan UU Keterbukaan Informasi Publik (Pembentukan, daftar informasi publik); 700 peserta dari 20 kab/kota Bimtek Kelompok Informasi Masyarakat : 350 peserta Bimtek Media Komunitas di daerah perbatasan/terluar/tertinggal dan pasca konflik; 1.000 peserta forum edukasi literasi media untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan/kapasitas masyarakat untuk memilih dan

Page 39: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

35

memanfaatkan media sesuai kebutuhannya; 250 peserta Bimtek PPID untuk implementasi Undang-Undang KIP; SDM Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Badan Publik Negara yang meningkat kemampuannya dalam implementasi UU KIP; 3.500 orang (masyarakat) yang meningkat pemahamannya tentang UU KIP.

2. Peningkatan Kualitas Konten Informasi Publik

Tabel 2.14 Peningkatan Kualitas Konten Informasi Publik K/L Program K/L Kegiatan K/L Kemkominfo Program Pengembangan

Informasi dan Komunikasi Publik

- Pengelolaan dan Penyediaan informasi

Komisi Penyiaran Indonesia

Program Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas treknis lainnya kementerian komunikasi dan informatika

Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Komisin Penyiaran Indonesia (KPI) (penyelesaian pengaduan masalah konten siaran, penyusunan indeks kualitas siaran televisi

Dewan Pers Program Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas treknis lainnya kementerian komunikasi dan informatika

Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya Dewan Pers (Penyusunan Indeks Kemerdekaan Pers, Pelaksanaan World Press Freedom Day

Target utama dari kegiatan prioritas peningkatan kualitas konten informasi publik

yaitu: 90 % Penyelesaian Pengaduan Masalah Konten Siaran; Pemantauan langsung program/isi siaran pada lembaga penyiaran yang melaksanakan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) di 15 TV Berjaringan + 4 TV Berlangganan + 20 Radio; 5 Publikasi pemeringkatan (rating) kualitas program/isi siaran televisi di Media Nasional; 1 Dokumen Indeks Kemerdekaan Pers; World Press Freedom Day (800 peserta).

3. Peningkatan SDM Komunikasi dan Informasi Tabel 2.15 Peningkatan SDM Komunikasi dan Informasi

K/L Program K/L Kegiatan K/L Kemkominfo Program

Penelitian dan pengembanga Komunikasi dan Informatika

- Pengembangan Literasi dan profesi serta pengembangan SDM Komunikasi dan Informatika

- Penelitian dan pengembangan komunikasi dan informatika dan pengembangan SDM komunikasi dan Informatika B2P2KI

- Pelatihan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi

Page 40: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

36

Target utama dari kegiatan prioritas peningkatan kualitas peningkatan SDM Komunikasi dan Informasi yaitu: 250 peserta bimbingan teknis literasi komunikasi bagi SDM (aparat, industri, masyarakat); 288 penerima beasiswa Dalam Negeri/Luar Negeri; 3.000 peserta peningkatan literasi TIK untuk disabilitas, wanita, dan anak usia sekolah; 8000 peserta pelatihan dan sertifikasi berbasis SKKNI bidang Kominfo. Adapun catatan penting Bilateral dan Trilateral meeting antara Bappenas, Kemenkeu, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (termasuk KPI, KIP dan dewan pers) adalah sebagai berikut:

1. Seluruh Program/Kegiatan telah dicermati dan telah memenuhi Norma dan Standar 2. Penyelenggaraan World Press Freedom Day memerlukan persiapan teknis dengan

melibatkan berbagai K/L terkait diantaranya Bappenas, Kemkominfo, Kemkeu, Kemlu, UNESCO Pendidikan, Kemdikbud, Kemsetneg.

3. Program/Kegiatan Kemkominfo Tahun Anggaran 2017 akan berkontribusi dan mendukung pencapaian : Prioritas Nasional Pembangunan Manusia (Revolusi mental, Pendidikan, Kesehatan); Prioritas Nasional Pembangunan sektor unggulan (pariwisata dan kawasan industri dan KEK); Prioritas Nasional Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan (pemerataan antar kelompok pendapatan, Perbatasan negara dan daerah tertinggal dan perdesaan dan perkotaan, konektivitas nasional); serta Kondisi Perlu (Stabilitas keamanan dan ketertiban, demokrasi dan efektivitas diplomasi, ketertiban, kepastian dan penegakkan hukum, reformasi birokrasi).

4. Sehubungan dengan berlakunya Inpres No. 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika mempunyai kegiatan-kegiatan prioritas terkait Government Public Relations (Penyiapan narasi tunggal, termasuk database infografis dan videografis yang mudah dipahami oleh masyarakat), Tenaga Humas Pemerintah.

5. Bulan Maret 2016 Kemkominfo sedang mengusulkan untuk melakukan konversi PNBP menjadi Rupiah Murni sebesar Rp 316 Miliar yang direncanakan akan dipergunakan untuk Program/Kegiatan di SDPPI 164 Miliar dan di PPI sebesar 152 miliar, hal ini akan berimplikasi pada perubahan alokasi anggaran dan target baik RKP/Renja 2016 maupun penyusunan RKP 2017. Konversi PNBP dapat dilaksanakan pada bulan juli 2017.

6. Tahun 2016 merupakan kelanjutan proses penyusunan UU Perlindungan Data Pribadi pada RKP 2017.

7. Kemkominfo memperoleh tambahan alokasi anggaran sebesar 100 miliar yang dialokasikan untuk menunjang ketenagakerjaan (sertifikasi dan pembentukkan LSP). Tambahan anggaran ini menaikan target peserta pelatihan dari 2500 orang menjadi 19.500 orang

Page 41: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

37

Tabel 2.16 Catatan Trilateral Meeting Kemkominfo 2 Maret 2016 NO POKOK PEMBAHASAN CATATAN PEMBAHASAN 1. Konfirmasi Norma dan

Standar Seluruh kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar (Pembahasan terlampir)

2. Kebutuhan Tambahan Mendesak (difokuskan pada prioritas pertama dan diurutkan berdasarkan skala prioritas)

-

3. Dukungan Sumber pendanaan lainnya

Pagu Indikatif Kemkominfo TA 2017 sebesar Rp5.086.842,630 Juta dengan rincian sebagai berikut:

a. Berdasarkan Jenis Belanja : i) Belanja Operasional sebesar Rp 671.425,465 Juta,

terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai (komponen 001)

sebesar Rp367.871,496 Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai (komponen

002) sebesar Rp303.553,969 Juta; ii) Belanja Non Operasional sebesar Rp 4.415.417,165

Juta, terdiri dari : ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya :

Rp580.449,400 Juta; ‐ PNBP : Rp1.169.024,954 Juta; ‐ BLU : Rp2.619.142,815 ‐ PLN : Rp46.799,996 Juta;

b. Berdasarkan Program : i) Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp 310.285,512 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp63.249,414

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai :

Rp74.877,130 Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya :

Rp170.702,200 Juta; ‐ PNBP : Rp1.456,768 Juta;

ii) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur sebesar Rp 26.667,921 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp10.009,093

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp2.166,528

Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya :

Rp14.492,300 Juta; iii) Program Pengelolaan Sumber Daya dan Perangkat

Pos dan Informatika sebesar Rp 1.128.644,318 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 133.183,437

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

151.277,693 Juta; ‐ PNBP : Rp 844.183,188 Juta;

iv) Program Pengembangan Aplikasi Informatika sebesar

Page 42: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

38

Rp 131.283,202 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 21.658,360

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp 5.666,842

Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya : Rp

103.958,000 Juta; v) Program Penyelenggaraan Pos dan Informatika

sebesar Rp 3.041.512,697 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 35.290,732

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

27.175,613 Juta; ‐ PNBP : Rp 313.103,541 Juta; ‐ BLU : Rp 2.619.142,815 Juta; ‐ PLN : Rp 46.799,996 Juta;

vi) Program Penelitian dan Pengembangan SDM sebesar Rp 301.531,533 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 68.325,295

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

29.115,481 Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya : Rp

193.809,300Juta; ‐ PNBP : Rp 10.281,457 Juta;

Termasuk Anggaran Pendidikan Rp 50.000,000 Juta vii) Program Pengembangan Informasi dan Komunikasi

Publik sebesar Rp 146.417,447 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 36.155,165

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

13.274,682 Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya : Rp

96.987,600 Juta; viii) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur sebesar Rp 500,000 Juta, terdiri dari : ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya : Rp

500,000 Juta;

c. Berdasarkan Sumber Dana : o Rupiah Murni : Rp 1.251.874,865 Juta PNBP : Rp 1.169.024,954 Juta; BLU : Rp 2.619.142,815 PLN : Rp 46.799,996 Juta;

Pagu Penggunaan PNBP pada Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI akan diusulkan disesuaikan dengan Ijin Penggunaan PNBP sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 281/KMK.02/2016 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.02/2016 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Sumber Daya dan

Page 43: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

39

Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada saat penyusunan Pagu Anggaran 2017 (sekitar bulan Juni 2016). Kemkominfo agar segera menyampaikan usulan penggunaan RM hasil konversi PNBP tersebut, baik dari satker penghasil PNBP maupun satker lain, ke Kementerian Keuangan cq Ditjen Anggaran.

Pagu Anggaran 2017 Kemkominfo akan diusulkan agar mengakomodir perubahan KMK tentang Ijin Penggunaan Sebagian PNBP pada Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI, dimana sesuai Berita Acara yang ditandatangani oleh Direktur PNBP, Ditjen Anggaran Kemenkeu, dan Kepala Biro Keuangan, Setjen Kemkominfo, bahwa rincian perubahan Pagu PNBP pada Kemkominfo adalah sebagai berikut: a. Pagu PNBP Ditjen SDPPI semula sebesar Rp 844.183,000

Juta, menjadi sebesar Rp 506.225,000 Juta, sehingga terdapat penurunan sebesar Rp 337.957,000 Juta

b. Pagu PNBP Ditjen PPI semula sebesar Rp 313.103,000 Juta, menjadi sebesar Rp 154.703,000 Juta, sehingga terdapat penurunan sebesar Rp 158.399,000 Juta

c. Maka total penurunan Pagu PNBP Kemenkominfo TA 2017 sebesar Rp 496.357,000 Juta, nilai tersebut diusulkan dikonversi dalam bentuk Rupiah Murni, sebagaimana disampaikan dalam surat Menteri Keuangan Nomor S-294/MK.02/2016 tanggal 12 April 2016 hal Perubahan Ijin Penggunaan PNBP pada Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI, untuk memenuhi program-program prioritas tahun 2016 Kemkominfo yang berlanjut di tahun 2017 antara lain:

‐ DNS ‐ Satu Juta Nama Domain ‐ Technopreneur ‐ Mail Server Nasional ‐ Diklat Revolusi Mental ‐ Sistem PMO Kemkominfo ‐ Sosialisasi Program Prioritas Kemkominfo ‐ Diseminasi terkait GPR Ditjen IKP ‐ Program pendukung Prioritas pada Ditjen SDPPI

dan PPI d. Dalam Berita Acara tersebut juga disebutkan bahwa Pagu

PNBP MMTC pada tahun 2017 bertambah sebesar Rp 1.612,000 Juta. Hal ini mempengaruhi jumlah total Pagu Kemkominfo yang semula sebesar Rp 5.086.842,000 Juta, diusulkan menjadi sebesar Rp 5.088.454,000 Juta dan agar dapat diakomodir pada Pagu Anggaran tahun 2017

e. Kemkominfo akan segera bersurat kepada Menkeu dan Bappenas, setelah ada ketetapan Menkominfo terkait rincian penggunaan anggaran RM sebesar Rp 496.357,000 Juta tersebut di poin c.

4. Hal lainnya (jika diperlukan/sesuai dengan kebutuhan)

Bidang Infrastruktur Regulasi e-gov perlu diperkuat dengan pembentukan

NCIO yang berfungsi mengkoordinasikan penerapan e-gov dalam pemerintahan.

Page 44: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

40

Regulasi-regulasi yang dapat disimplifikasi perlu diidentifikasi sehingga dapat mendukung arahan presiden dalam upaya meningkatkan iklim investasi di dalam negeri. Perlu diidentifikasi juga regulasi yang berpotensi menghambat pembangunan terkait sektor kominfo.

Bidang Politik dan Komunikasi Kemkominfo memperoleh tambahan alokasi anggaran

sebesar 100 miliar yang dialokasikan untuk menunjang ketenagakerjaan (sertifikasi dan pembentukkan LSP). Tambahan anggaran ini menaikan target peserta pelatihan dari 2500 orang menjadi 19.500 orang

Tahun 2017 akan diadakannya pelaksanaan event internasional yaitu World Press Freedom Day serta penyelenggaraan KTT IORA. Kemkominfo perlu mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan media center. Masih diperlukan pembahasan lebh lanjut anggaran untuk pelaksanaan World Press Freedom Day di Dewan Pers atau di Kesekjenan Kemkominfo

Perlu ada pertemuan antara Bappenas, Kominfo, Kemdagri dan KemenPAN-RB untuk membahas pembentukan NCIO

Tabel 2.17 Catatan Trilateral Meeting Lanjutan Kemkominfo 2 Maret 2016 NO POKOK PEMBAHASAN CATATAN PEMBAHASAN 1. Konfirmasi Norma dan

Standar Seluruh kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar (Pembahasan terlampir)

2. Kebutuhan Tambahan Mendesak (difokuskan pada prioritas pertama dan diurutkan berdasarkan skala prioritas)

3. Dukungan Sumber pendanaan lainnya

Pagu Indikatif Kemkominfo TA 2017 sebesar Rp5.086.842,630 Juta dengan rincian sebagai berikut: d. Berdasarkan Jenis Belanja :

iii) Belanja Operasional sebesar Rp 671.425,465 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai (komponen 001)

sebesar Rp367.871,496 Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai (komponen

002) sebesar Rp303.553,969 Juta; iv) Belanja Non Operasional sebesar Rp

4.415.417,165 Juta, terdiri dari :

Page 45: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

41

NO POKOK PEMBAHASAN CATATAN PEMBAHASAN ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya :

Rp580.449,400 Juta; ‐ PNBP : Rp1.169.024,954 Juta; ‐ BLU : Rp2.619.142,815 ‐ PLN : Rp46.799,996 Juta;

e. Berdasarkan Program : ix) Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp 310.285,512 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp63.249,414

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai :

Rp74.877,130 Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya :

Rp170.702,200 Juta; ‐ PNBP : Rp1.456,768 Juta;

x) Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur sebesar Rp 26.667,921 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp10.009,093

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai :

Rp2.166,528 Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya :

Rp14.492,300 Juta; xi) Program Pengelolaan Sumber Daya dan Perangkat

Pos dan Informatika sebesar Rp 1.128.644,318 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp

133.183,437 Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

151.277,693 Juta; ‐ PNBP : Rp 844.183,188 Juta;

xii) Program Pengembangan Aplikasi Informatika sebesar Rp 131.283,202 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 21.658,360

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

5.666,842 Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya : Rp

103.958,000 Juta; xiii) Program Penyelenggaraan Pos dan Informatika

Page 46: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

42

NO POKOK PEMBAHASAN CATATAN PEMBAHASAN sebesar Rp 3.041.512,697 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 35.290,732

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

27.175,613 Juta; ‐ PNBP : Rp 313.103,541 Juta; ‐ BLU : Rp 2.619.142,815 Juta; ‐ PLN : Rp 46.799,996 Juta;

xiv) Program Penelitian dan Pengembangan SDM sebesar Rp 301.531,533 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 68.325,295

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

29.115,481 Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya : Rp

193.809,300Juta; ‐ PNBP : Rp 10.281,457 Juta;

Termasuk Anggaran Pendidikan Rp 50.000,000 Juta xv) Program Pengembangan Informasi dan

Komunikasi Publik sebesar Rp 146.417,447 Juta, terdiri dari : ‐ Belanja Operasional Pegawai : Rp 36.155,165

Juta; ‐ Belanja Operasional Non Pegawai : Rp

13.274,682 Juta; ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya : Rp

96.987,600 Juta; xvi) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur sebesar Rp 500,000 Juta, terdiri dari : ‐ RM Belanja Non Operasional Lainnya : Rp

500,000 Juta;

f. Berdasarkan Sumber Dana : o Rupiah Murni : Rp 1.251.874,865 Juta PNBP : Rp 1.169.024,954 Juta; BLU : Rp 2.619.142,815 PLN : Rp 46.799,996 Juta;

Pagu Penggunaan PNBP pada Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI akan diusulkan disesuaikan dengan Ijin Penggunaan PNBP sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 281/KMK.02/2016 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan

Page 47: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

43

NO POKOK PEMBAHASAN CATATAN PEMBAHASAN Pajak pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 282/KMK.02/2016 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada saat penyusunan Pagu Anggaran 2017 (sekitar bulan Juni 2016). Kemkominfo agar segera menyampaikan usulan penggunaan RM hasil konversi PNBP tersebut, baik dari satker penghasil PNBP maupun satker lain, ke Kementerian Keuangan cq Ditjen Anggaran. Pagu Anggaran 2017 Kemkominfo akan diusulkan agar mengakomodir perubahan KMK tentang Ijin Penggunaan Sebagian PNBP pada Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI, dimana sesuai Berita Acara yang ditandatangani oleh Direktur PNBP, Ditjen Anggaran Kemenkeu, dan Kepala Biro Keuangan, Setjen Kemkominfo, bahwa rincian perubahan Pagu PNBP pada Kemkominfo adalah sebagai berikut: f. Pagu PNBP Ditjen SDPPI semula sebesar Rp

844.183,000 Juta, menjadi sebesar Rp 506.225,000 Juta, sehingga terdapat penurunan sebesar Rp 337.957,000 Juta

g. Pagu PNBP Ditjen PPI semula sebesar Rp 313.103,000 Juta, menjadi sebesar Rp 154.703,000 Juta, sehingga terdapat penurunan sebesar Rp 158.399,000 Juta

h. Maka total penurunan Pagu PNBP Kemenkominfo TA 2017 sebesar Rp 496.357,000 Juta, nilai tersebut diusulkan dikonversi dalam bentuk Rupiah Murni, sebagaimana disampaikan dalam surat Menteri Keuangan Nomor S-294/MK.02/2016 tanggal 12 April 2016 hal Perubahan Ijin Penggunaan PNBP pada Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI, untuk memenuhi program-program prioritas tahun 2016 Kemkominfo yang berlanjut di tahun 2017 antara lain:

‐ DNS ‐ Satu Juta Nama Domain ‐ Technopreneur ‐ Mail Server Nasional

Page 48: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

44

NO POKOK PEMBAHASAN CATATAN PEMBAHASAN ‐ Diklat Revolusi Mental ‐ Sistem PMO Kemkominfo ‐ Sosialisasi Program Prioritas Kemkominfo ‐ Diseminasi terkait GPR Ditjen IKP ‐ Program pendukung Prioritas pada Ditjen

SDPPI dan PPI i. Dalam Berita Acara tersebut juga disebutkan bahwa

Pagu PNBP MMTC pada tahun 2017 bertambah sebesar Rp 1.612,000 Juta. Hal ini mempengaruhi jumlah total Pagu Kemkominfo yang semula sebesar Rp 5.086.842,000 Juta, diusulkan menjadi sebesar Rp 5.088.454,000 Juta dan agar dapat diakomodir pada Pagu Anggaran tahun 2017

j. Kemkominfo akan segera bersurat kepada Menkeu dan Bappenas, setelah ada ketetapan Menkominfo terkait rincian penggunaan anggaran RM sebesar Rp 496.357,000 Juta tersebut di poin c.

4. Hal lainnya (jika diperlukan/sesuai dengan kebutuhan)

Bidang Infrastruktur Regulasi e-gov perlu diperkuat dengan pembentukan

NCIO yang berfungsi mengkoordinasikan penerapan e-gov dalam pemerintahan.

Regulasi-regulasi yang dapat disimplifikasi perlu diidentifikasi sehingga dapat mendukung arahan presiden dalam upaya meningkatkan iklim investasi di dalam negeri. Perlu diidentifikasi juga regulasi yang berpotensi menghambat pembangunan terkait sektor kominfo.

Bidang Politik dan Komunikasi Kemkominfo memperoleh tambahan alokasi

anggaran sebesar 100 miliar yang dialokasikan untuk menunjang ketenagakerjaan (sertifikasi dan pembentukkan LSP). Tambahan anggaran ini menaikan target peserta pelatihan dari 2500 orang menjadi 19.500 orang

Tahun 2017 akan diadakannya pelaksanaan event internasional yaitu World Press Freedom Day serta penyelenggaraan KTT IORA. Kemkominfo perlu mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan media center. Masih diperlukan pembahasan lebh lanjut anggaran untuk pelaksanaan World Press Freedom Day di Dewan Pers atau di Kesekjenan Kemkominfo

Page 49: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

45

NO POKOK PEMBAHASAN CATATAN PEMBAHASAN Perlu ada pertemuan antara Bappenas, Kominfo,

Kemdagri dan KemenPAN-RB untuk membahas pembentukan NCIO

2.1.3 Penyusunan RKP 2016 Sub Bidang Politik Luar Negeri (Trilateral Meeting) Hasil penyusunan RKP 2017 terkait dengan sub Politik Luar Negeri dapat terlihat dari gambar dibawah ini yang menunjukan adanya 4 kegiatan prioritas yaitu Stabilitas Keamanan Kawasan, Penguatan Diplomnasi Ekonomi, Kerjasama Pembangunan dan Perlindungan WNI/BHI.

Gambar 2.6

Adapun sasaran utama dan Indikator untuk sub bidang politik luar negeri yaitu Kepemimpinan dan Peran Indonesia dalam Kerjasama Internasional yang berpengaruh.

Page 50: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

46

Tabel 2.18 Sasaran Utama dan Indikator untuk sub bidang politik luar negeri

No Indikator Baseline Target 2017

Taget 2019

I. Kepemimpinan dan Peran Indonesia dalam Kerjasama Internasional yang Berpengaruh

a. Stabilitas Keamanan Kawasan Presentase jumlah perundingan yang

berhasil diselenggarakan dalam rangka upaya penyelesaian penetapan batas wilayah di laut serta penegasan dan pengelolaan batas wilayah di darat

Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap pertemuan pilar politik dan keamanan ASEAN

Persentase posisi Indonesia yang diterima di forum multilateral mengenai isu keamanan internasional, senjata pemusnah massal dan senjata konvensional, penanggulangan kejahatan lintas negara dan terorisme

Persentase Dokumen Hasil Perundingan atau Perjanjian Internasional di Bidang Politik, Keamanan, Kewilayahan dan Kelautan yang Disepakati

75% 92% 90% 80%

80% 94% 90% 80%

90% 96% 90% 80%

b. Penguatan Diplomasi Ekonomi Persentase posisi Indonesia yang

diterima dalam forum multilateral mengenai penanganan isu multilateral terkait perdagangan, perindustrian, investasi, dan HAKI

Persentase peningkatan trade, tourism and investment

Persentase posisi Indonesia yang diterima dalam forum multilateral terkait isu pembangunan, ekonomi, keuangan, dan lingkungan hidup

90% 5% 85%

90% 5% 85%

90% 5% 85%

Page 51: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

47

No Indikator Baseline Target 2017

Taget 2019

c. Kerjasama Pembangunan Terumuskannya Grand Strategy dan

Terbentuknya Single Agency KSST Diterimanya posisi, sikap, dan

prakarsa Indonesia dalam Sustainable Development Goals (SDGs)

Diterimanya posisi, sikap, dan prakarsa Indonesia dalam kerja sama internasional terkait isu perubahan iklim

d. Perlindungan WNI/BHI Indeks sistem kelembagaan

perlindungan WNI dan BHI di luar negeri

Indeks penguatan diplomasi perlindungan

Indeks penyelesaian kasus WNI/BHI di luar negeri

12,3 9,2 40,1

13,1 9,8 42,6

14,7 11,0 47,8

Koordinasi dan pembahasan penyusunan RKP 2017 untuk Efektivitas Diplomasi (Kepemimpinan dan peran Indonesia dalam Kerjasama Internasional yang berpengaruh) dilaksanakan oleh Bappenas bersama Kemkeu dan Kementerian Luar Negeri yang melibatkan seluruh Direktorat Jenderal (eselon 1) antara lain: Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Direktorat Jenderal Multilateral, Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler. Adapun catatan penting Trilateral Meeting yang telah dilaksanakan tanggal 30 Mei 2016 antara lain:

1. Seluruh kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar 2. Adanya Kebutuhan Tambahan mendesak untuk penyelenggaraan Pertemuan

Tingkat Kepala Negara dalam KTT IORA 2017. Pembahasan lanjutan untuk penyelenggaraan KTT IORA telah diselenggarakann pertemuan untuk persiapan kebutuhan teknis yang melibatkan K/L terkait pada bulan Desember 2016. Dalam Penyelenggaraan KTT IORA ini Kemlu menyelenggarakan pertemuan persiapan kebutuhan teknis yang melibatkan K/L terkait di Bulan Desember 2016. Dalam Pertemuan disampaikan bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika akan berkontribusi untuk penyediaan media center diperkirakan sebesar 2 Miliar, namun dikarenakan adanya perubahan lokasi penyelenggaraan maka diperlukannnya

Page 52: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

48

perubahan alokasi anggaran baik alokasi anggaran media center oleh Kemkominfo maupun dari K/L terakait.

3. Pembuatan aplikasi Smart Travelling untuk mendukung prioritas Perlindungan WNI/BHI di luar negeri. Pada tahun 2017 akan dilakukan pengembangan program Smart Travelling dengan fokus pada aplikasi konten dan fitur yang dapat dengan mudah diakses melalui gawai dan ponsel cerdas. Tujuan program Smart Travelling ini adalah menjadi sumber informasi interaktif bagi para WNI yang akan atau sedang berada di luar negeri sebagai bagian dari upaya pencegahan permasalahan; serta, mendapatkan data dan informasi terkait keberadaan WNI di luar negeri dan kegiatan yang dilakukan guna mempermudah upaya perlindungan WNI

4. Penambahan anggaran penyelenggaraan pelatihan/diklat pada isu perlindungan WNI dan diplomasi ekonomi bagi para diplomat untuk mendukung prioritas Peningkatan Kapasitas Diplomasi. Untuk mendukung upaya peningkatan sumber daya manusia, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI merencanakan program melalui keikutsertaan / partisipasi dalam kegiatan kursus singkat / pelatihan / workshop / seminar / lokakarya di luar negeri dan dalam negeri mengenai isu-isu migrasi internasional, maritim internasional, tindak pidana perdagangan orang, penyelundupan manusia, ketenagakerjaan internasional, dan gender. Tujuan dari penyelenggaran kegiatan ini adalah untuk peningkatan pengetahuan (knowledge), Peningkatan keahlian (expertise) dan keterampilan (skill), Peningkatan kualitas kinerja Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dalam menjalankan fungsinya

Tabel 2.19 Pembahasan Lengkap Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan Kemlu Pokok Bahasan Catatan Pembahasan 1. Konfirmasi

Norma dan Standar

Seluruh kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar, dengan catatan sesuai dengan kesepakatan terlampir.

2. Kebutuhan Tambahan Mendesak

1. Penyelenggaraan Pertemuan Tingkat Kepala Negara dalam KTT IORA 2017. Berdasarkan informasi dari Setneg, pihak Setneg belum mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan pertemuan tersebut. Di sisi lain, Kemlu hanya menganggarkan penyelenggaran rangkaian pertemuan KTT IORA tanpa mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan pertemuan tingkat kepala negara, mengingat selama ini pertemuan tingkat kepala negara diselenggarakan oleh Setneg.

2. Pembuatan aplikasi Smart Travelling untuk mendukung prioritas Perlindungan WNI/BHI di luar negeri. Sejalan dengan amanat Nawa Cita, Kemlu telah menjadikan perlindungan WNI di luar negeri sebagai salah satu prioritas politik luar negeri. Untuk melaksanakan komitmen ini, Kemlu senantiasa mengedepankan tiga pendekatan, yaitu Pencegahan, Deteksi Dini, dan

Page 53: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

49

Pokok Bahasan Catatan Pembahasan Perlindungan secara cepat dan tepat. Terkait dengan upaya pencegahan serta deteksi dini potensi permasalahan WNI di luar negeri, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan fokus kepada pembekalan informasi tepat guna kepada WNI yang akan atau sedang berada di luar negeri, sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan demikian, WNI di luar negeri dapat melakukan upaya perlindungan terhadap diri mereka sendiri. Sehubungan dengan hal itu, pada tahun 2016 direncanakan pembuatan platform teknologi berbasis internet yang dapat digunakan oleh WNI untuk mendapatkan informasi ketika, akan, atau sedang berada di luar negeri, dengan nama Smart Travelling versi Beta. Program ini akan bermuara pada platform e-Perlindungan yang telah digunakan oleh Direktorat Perlindungan WNI dan BHI sebagai basis penanganan permasalahan / kasus WNI di luar negeri. Pada tahun 2017 akan dilakukan pengembangan program Smart Travelling dengan fokus pada aplikasi konten dan fitur yang dapat dengan mudah diakses melalui gawai dan ponsel cerdas. Tujuan dari program Smart Travelling ini adalah:

1) Menjadi sumber informasi interaktif bagi para WNI yang akan atau sedang berada di luar negeri sebagai bagian dari upaya pencegahan permasalahan;

2) Mendapatkan data dan informasi terkait keberadaan WNI di luar negeri dan kegiatan yang dilakukan guna mempermudah upaya perlindungan WNI;

3) Menjadikan upaya perlindungan WNI lebih efektif, efisien, cepat, mudah dan menarik.

Sasaran dari pembuatan platform teknologi Smart Travelling adalah semua WNI, khususnya mereka yang akan atau sedang berada di luar negeri sesuai dengan kepentingannya masing-masing, seperti wisata, belajar, tugas negara, bisnis, pekerjaan, dsb. Organisasi pelaksana terdiri dari Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Ditjen Protokol dan Konsuler, serta akan melibatkan sejumlah unit eselon II lainnya yang relevan di lingkungan Kemlu sesuai dengan besaran kegiatan dan ketersediaan anggaran. Biaya kegiatan akan dibebankan pada DIPA Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dalam output 006 Penyelenggaraan Indeks Sistem Kelembagaan dengan jumlah Rp6.000.000.000,- (enam milyar rupiah).

Page 54: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

50

Pokok Bahasan Catatan Pembahasan

3. Penambahan anggaran penyelenggaraan pelatihan/diklat pada isu perlindungan WNI dan diplomasi ekonomi bagi para diplomat untuk mendukung prioritas Peningkatan Kapasitas Diplomasi. Sebagai salah satu unit operasional di Kementerian Luar Negeri, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI telah mengalami perluasan pelaksanaan tugas, dalam arti tidak hanya terbatas pada pembuatan kebijakan, penyusunan standardisasi dan norma perundingan internasional ataupun koordinasi antar lembaga. Selama beberapa tahun terakhir, Direktorat Perlindungan WNI dan BHI juga turut terlibat langsung bersama-sama dengan Perwakilan RI dalam penanganan kasus-kasus WNI di luar negeri, termasuk di dalamnya kasus-kasus BMI, yang jumlahnya sangat signifikan. Pada tahun 2015, total jumlah kasus yang ditangani oleh Direktorat Perlindungan WNI dan BHI mencapai angka 12.088 kasus. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 17. 035 kasus. Meski demikian, varian dan persebaran kasus cenderung meluas, dengan terdapat sejumlah kasus baru seperti, kasus perdagangan manusia, kasus penyelundupan manusia, dan kasus ketenagakerjaan yang melibatkan awak kapal yang bekerja di kapal ikan berbendera asing di luar negeri. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan adanya kegiatan penguatan di berbagai aspek pada Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, seperti pada aspek sumber daya manusia, sumber daya keuangan, manajemen dan material. Terkait dengan penguatan kapasitas sumber daya manusia, perlu dilakukan peningkatan knowledge, expertise, dan skill pejabat dan staf Direktorat Perlindungan WNI dan BHI yang kemudian dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk penanganan kasus-kasus WNI/BMI di luar negeri, tetapi juga dalam penyusunan konsep kebijakan, standardisasi, dan norma di bidang perlindungan WNI dan BHI di luar negeri sesuai dengan fungsi-fungsi Direktorat Perlindungan WNI dan BHI sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Luar Negeri RI Nomor 07 Tahun 2011. Program peningkatan kapasitas bidang perlindungan juga diamanatkan dalam Keputusan Menteri Luar Negeri No. 01/B/RO/W/IV/2015/01 tentang Rencana Strategis Kementerian Luar Negeri 2015-2019 di mana salah satu indikator kinerja utama indeks pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI mencakup komponen peningkatan kapasitas bidang perlindungan. Untuk mendukung upaya peningkatan sumber daya manusia,

Page 55: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

51

Pokok Bahasan Catatan Pembahasan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI merencanakan program melalui keikutsertaan / partisipasi dalam kegiatan kursus singkat / pelatihan / workshop / seminar / lokakarya di luar negeri dan dalam negeri mengenai isu-isu migrasi internasional, maritim internasional, tindak pidana perdagangan orang, penyelundupan manusia, ketenagakerjaan internasional, dan gender. Tujuan dari kegiatan ini adalah:

1) Peningkatan pengetahuan (knowledge) pemahaman pejabat dan staf Direktorat Perlindungan WNI dan BHI mengenai konsep-konsep dasar dalam isu migrasi internasional, maritim internasional, tindak pidana perdagangan orang, penyelundupan manusia, ketenagakerjaan internasional, dan gender;

2) Peningkatan keahlian (expertise) dan keterampilan (skill) dalam menangani kasus-kasus WNI/BMI di luar negeri, khususnya kasus perdagangan manusia, kasus penyelundupan manusia, dan kasus ketenagakerjaan yang melibatkan awak kapal yang bekerja di kapal ikan berbendera asing di luar negeri;

3) Peningkatan kualitas kinerja Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dalam menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 07 Tahun 2011, khususnya dalam bidang penyusunan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perlindungan WNI di luar negeri.

Organisasi pelaksana terdiri dari Direktorat Perlindungan WNI dan BHI, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler. Biaya kegiatan akan dibebankan pada DIPA Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler dengan jumlah Rp3.500.000.000,- (tiga milyar lima ratus juta rupiah). Adapun penyelenggaraan pelatihan/diklat terkait Perlindungan WNI dan Diplomasi Ekonomi yang dilakukan oleh Pusdiklat melalui Kegiatan Observasi Lapangan dan Seminar di dalam dan luar negeri dalam rangka Penguatan Diplomasi Ekonomi, Diplomasi Maritim dan wilayah Perbatasan, serta Perlindungan WNI/TKI bagi Peserta Sesdilu Angkatan ke-58 & 59 dengan kebutuhan anggaran sebesar Rp2.100.000.000,- (dua milyar seratus juta rupiah).

Hal lainnya Kesepakatan Trilateral Meeting 1 : a. Anggaran pada Program Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri

melalui Kerja Sama ASEAN, khususnya pada Kegiatan Dukungan Manajemen

Page 56: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

52

Pokok Bahasan Catatan Pembahasan dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Kerja Sama ASEAN, sudah termasuk anggaran untuk penguatan Sekretariat Nasional ASEAN Indonesia sebesar Rp3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah)

b. Anggaran pada Program Optimalisasi Diplomasi terkait dengan Pengelolaan Hukum dan Perjanjian Internasional, khususnya pada Kegiatan Optimalisasi Diplomasi terkait dengan Perjanjian Ekonomi dan Sosial Budaya serta Pengelolaan Naskah Perjanjian Internasional, sudah termasuk anggaran untuk melaksanakan monitoring implementasi perjanjian internasional sebesar Rp1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). Monitoring tersebut merupakan permintaan Kantor Staf Presiden kepada Kementerian Luar Negeri.

c. Anggaran pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Luar Negeri, khususnya pada Kegiatan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Pendidikan dan Pelatihan Diplomatik sebesar Rp47.300.000.000,- (empat puluh milyar tiga ratus juta rupiah), akan difokuskan untuk melakukan pelatihan tematik untuk peningkatan kapasitas diplomat pertama, muda dan madya, khususnya untuk isu diplomasi ekonomi, diplomasi maritim, dan perlindungan WNI.

d. Anggaran pada Program Optimalisasi Informasi dan Diplomasi Publik sudah termasuk anggaran untuk menggalang dukungan negara-negara Pacific Selatan terhadap Papua pada tahun 2017 sebesar Rp8.000.000.000,- (delapan milyar rupiah). Anggaran tersebut terdiri dari Rp4.000.000.000,- (empat milyar rupiah) untuk media campaign di Kegiatan Penguatan Citra Positif Indonesia melalui Peningkatan Peran di Bidang Informasi dan Layanan Media, serta sebesar Rp4.000.000.000,- (empat milyar rupiah) di Kegiatan Penguatan Citra Positif Indonesia melalui Peningkatan Peran Diplomasi Publik yang akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan public lecture di Solomon Islands, Vanuatu dan Fiji; BDF yang mengundang partisipasi negara-negara Pacific Selatan; BSBI yang mengundang partisipasi negara-negara Pacific Selatan; serta interfaith dialogue Indonesia-Solomon Islands. Terkait dengan realokasi anggaran Rp8.000.000.000,- (delapan milyar rupiah) ke Program Optimalisasi Informasi dan Diplomasi Publik, pihak Bappenas, Kemkeu, dan Kemlu memilki pandangan sebagai berikut : - Bappenas : Anggaran tersebut dapat digunakan apabila telah ada landasan

hukum pelaksanaan Renaksi Papua. - Kemkeu : Tidak perlu ada tambahan anggaran sebesar Rp8.000.000.000,-

(delapan milyar rupiah). Sebaiknya mengefisiensikan anggaran yang ada (terutama anggaran Direktorat Kerja Sama Teknik) dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. Terkait renaksi Papua, landasannya belum ada. b. bersinergi dengan kegiatan yang akan dilaksanakan di

kawasan rumpun Melanesia, sehingga tidak perlu tiap Negara di kawasan tersebutdilaksanakan dan dialokasikan anggaran

Page 57: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

53

Pokok Bahasan Catatan Pembahasan kegiatan yang serupa.

c. banyak kegiatan yang lebih tepat dilaksanakan oleh K/L teknis.

d. realisasi sampai bulan Mei baru sekitar 8%, dan diprediksi hingga akhir tahun tidak akan terserap optimal, sehingga perlu dijadikan pertimbangan.

- Kemlu : Terkait dengan anggaran yang khusus diperuntukkan bagi dukungan holistik Papua sebagaimana menjadi arahan Kemenko Polhukkam, diharapkan akan dilakukan koordinasi antara Kemenko Polhukkam, Bappenas dan Kemkeu untuk membahas alokasi anggaran bagi dukungan holistik Papua.

e. Hal-hal yang belum selesai dibahas dalam pertemuan trilateral ini dimungkinkan untuk dibahas kembali setelah Pagu Indikatif ditetapkan.

f. Kemlu diharapkan segera menyampaikan kepada Bappenas dan Kementerian Keuangan mengenai data sebaran anggaran non operasional dan operasional untuk setiap kegiatan,mengingat form rancangan Pagu Indikatif hanya mencantumkan sebaran anggaran non operasional untuk program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas nasional.

Kerangka Regulasi dan Kelembagaan - Kemlu mengusulkan revisi atas Undang-Undang Hubungan Luar Negeri dan

Undang-Undang Perjanjian Internasional 2.1.4 Penyusunan RKP 2016 Mitra DPR, MPR dan DPD (Trilateral Meeting) Penyusunan RKP 2016 dalam rangka penguatan Demokrasi melibatkan Kesekretariatan 3 (tiga) Lembaga Tinggi Negara yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Hasil pembahasan Trilateral MPR, DPR dan DPD tidak secara langsung masuk dalam Dokumen RKP 2017, namun mekanisme pembahasan program/kegiatan serta alokasi anggaran merujuk pada kerangka penggunaan APBN yang mengedepankan money follow program dan penyusunanan program berdasarkan skala prioritas, serta mencermati perubahan kebijakan pada 3 (tiga) lembaga tinggi negara tersebut. 2.1.4. A Penyusunan RKP 2016 Mitra DPR Pertemuan Trilateral Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 membahas seluruh program/Kegiatan untuk dapat disesuaikan dengan norma dan standar. Adapun catatan penting dari hasil pembahasan Trilateral Meeting Kementerian Bappenas, DPR dan Kementerian Keuangan yang sudah dilaksanakan, anatara lain:

1. Dalam pembahasan Trilateral Meeting tersebut DPR meminta kebutuhan tambahan sebesar Rp1.031.924.729.000,- dengan rincian Satker Dewan sebesar RP820.437.875.000,- dan Satker Setjen Rp211.486.854.000. penyusunan

Page 58: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

54

kebutuhan tambahan ini akan mempertimbangkan kemampuan pelaksanaan dan penyelenggaraan anggaran serta mempertimbangkan penyusunan skala prioritas.

2. Moratorium pembangunan gedung dan tidak dianggarkan dalam pagu indikatif 2017

3. Mekanisme Rumah Aspirasi pada saaat pembahasan trilateral meeting disepakati At Cost. Pembahasan selanjutnya terkait Rumah Aspirasi, DPR akan menggunakan skema mekanisme “Bantuan Lainnya” sesuai dengan PMK 168 Tahun 2015 untuk menyusun pertanggungjawaban.

4. Adanya kebutuhan anggaran operasional seperti gaji ke 14 pegawai perlu didukung dasar hukumnya

Tabel 2.20 Pembahasan Meeting Bappenas, Kemenkeu dan DPR

POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN 1. Konfirmasi Norma

dan Standar Seluruh kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar, dengan catatan sesuai dengan kesepakatan terlampir.

2. Kebutuhan Tambahan Mendesak

Kebutuhan tambahan mendesak DPR RI Tahun 2017 adalah sebesar Rp1.031.924.729.000,- dengan rincian Satker Dewan sebesar RP820.437.875.000,- dan Satker Setjen Rp211.486.854.000,-. (rincian kebutuhan terlampir)

3. Dukungan Sumber pendanaan lainnya

-

4. Hal lainnya a. Untuk penataan kompleks parlemen/pembangunan gedung, status masih ikut dikenai moratorium sehingga tidak dianggarkan dalam Pagu Indikatif.

b. Mekanisme pembiayaan Rumah Aspirasi sejauh ini disepakati at cost. Jika akan menggunakan “Bantuan Lainnya” Pengguna Anggaran harus mengacu pada PMK 168 Tahun 2015 untuk menyusun pertanggungjawaban.

c. Hitungan belanja pegawai harus mengeluarkan perhitungan gaji ke 14 karena belum ada dasar hukumnya.

d. Bappenas akan mengirimkan format matriks persandingan PI dan usulan tambahan yang perlu dilengkapi justifikasi.

e. Deadline penyusunan Renja K/L adalah 30 Mei 2016, dengan menggunakan angka PI yang disampaikan dalam SB PI 13 Mei 2016, yakni Rp 2,532,745.9 untuk non-ops dan Rp 3.680 T untuk total pagu. Catatan Kementerian Keuangan

a. Masih dimungkinkan pergeseran antar program; b. Terkait usulan tambahan anggaran, agar didasarkan pada skala

prioritas baik program dan kegiatan dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan negara;

Page 59: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

55

POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN c. Dalam pengalokasian anggaran pada program dan kegiatan

harus mempertimbangkan kemampuan pelaksanaan dan penyerapan anggaran;

d. Agar dipisahkan usulan tambahan anggaran tersebut, apakah kegiatan lanjutan atau kegiatan baru;

e. Usulan tambahan anggaran akan dicatat sebagai bahan dalam penyusunan pagu Anggaran 2017;

f. DPR agar dapat mengoptimalkan anggaran/Pagu Indikatif yang telah disampaikan;

g. Pagu Indikatif belum memperhitungkan gaji ke 14, karena kebijakan terkait hal tersebut belum ada ketetapan dasar hukum.

Kerangka Regulasi dan Kelembagaan 2.1.4. B Penyusunan RKP 2016 Mitra MPR Pertemuan Trilateral Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2016 membahas seluruh program/Kegiatan untuk dapat disesuaikan dengan norma dan standar. Adapun catatan penting dari hasil pembahasan Trilateral Meeting Kementerian Bappenas, MPR dan Kementerian Keuangan yang sudah dilaksanakan, antara lain:

1. Program dan kegiatan MPR di tahun 2017 merupakan kegiatan rutin yang sudah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya dengan meningkatkan volume kegiatan. Kenaikan volume kegiatan ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah kajian yang akan dilakukan oleh Badan Kajian MPR-RI dengan 15 program unggulannya dan penambahan peran/kontribusi MPR-RI dalam mensosialisasikan isu-isu aktual terkait karakter bangsa disamping 4 pilarnya

2. MPR mengajukan usulan tambahan anggaran untuk belanja operasional sebesar Rp 1.425.664.524.768,- dan belanja non operasional sebesar Rp. 37.939.598.000,-. Alokasi belanja non operasional dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan antara lain: Sosialisasi berbasis Anggota MPR (Tahun 2016 dialokasikan sebanyak 6 kali per-anggota dengan alokasi pagu saat ini baru teralokasi 1 kali per-anggota); Publikasi kegiatan MPR melalui berbagai media;Tambahan kegiatan sosialisasi 4 Pilar MPR, diantaranya :ToT, Sosialisasi untuk memenuhi undangan/permintaan instansi/ormas, sosialisasi Kabupaten /Kota, sosialisasi Outbond; Sidang MPR perubahan UUD NRI Tahun 1945, Rapat Panitia Ad Hoc dan Badan Pekerja; Kegiatan Pengkajian, diantaranya : Penyerapan Aspirasi Masyarakat, Seminar Nasional di Daerah dan Jakarta, Workshop Pancasila, Konstitusi, dan Ketatanegaraan). Sedangkan kebutuhan tambahan anggaran belanja operasional akan digunakan untuk tunjangan Kinerja Pegawai Sekretariat Jenderal MPR; Pemeliharaan server;Tambahan alokasi pengadaan obat-obatan bagi Anggota Lembaga Pengkajian MPR.

Page 60: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

56

Tabel 2.21 Pembahasan Lengkap Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan MPR NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

1 Konfirmasi Norma dan Standar

Kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar

2 Kebutuhan tambahan mendesak (difokuskan pada prioritas pertama dan diurutkan berdasarkan skala prioritas)

Tidak ada

3 Dukungan Sumber pendanaan lainnya

Dukungan pendanaan seluruh program dan kegiatan berasal dari APBN

4 Hal lainnya (jika diperlukan/sesuai dengan kebutuhan)

DPD mempunyai tugas dan fungsi utama yaitu fungsi legislasi dan pengawasan. Rencana Pelaksanaan fungsi legislasi dan pengawasan di tahun anggaran 2017 adalah sebagai berikut:

NO MATERI TARGET TAHUN 2017

1 Penyusunan Produk Legislasi DPD RI atas RUU Tertentu

a Penyusunan RUU Usul DPD RI

22 RUU

b Penyusunan Pandangan/Pendapat dan Pertimbangan DPD RI atas RUU Tertentu

35 RUU

c Penyusunan Pertimbangan DPD RI atas Hasil Pemeriksaan BPK

2 Materi

d Pertimbangan DPD RI atas Pemilihan Anggota BPK

2 Kali

2 Pembahasan RUU Bersama dengan DPR RI dan Pemerintah

18 RUU

3 Penyusunan Hasil Pengawasan DPD RI atas Pelaksanaan UU Tertentu

28 RUU

Hasil Exercise Pagu Indikatif DPD Bappenas sebesar Rp.

802.552.102.000 (total) bersumber Rupiah Murni APBN dengan rincian:

o Non Operasional sebesar : Rp. 410.111.909.000 o Belanja Operasional sebesar : Rp. 392.440.193.000

dengan belanja Pegawai Rp. 218.271.758.000 dan belanja operasional Rp. 174.168.435.000

Melihat ketersediaan anggaran yang ada pada Rancangan Pagu Indikatif, DPD mengemukakan bahwa anggaran tersebut tidak dapat memenuhi kegiatan prioritas DPD RI dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas konstitusional DPD RI. Hal ini akan mengakibatkan adanya pengurangan target untuk kegiatan-kegiatan utama/prioritas seperti jumlah penyusunan RUU, penyusunan pandangan/pendapat, dll.

DPD RI akan mengusulkan tambahan anggaran non

Page 61: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

57

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

operasional sebesar Rp. 1.350.390.173.000 total dengan rincian : (Program Penguatan Kelembagaan DPD dalam Sistem Demokrasi : Rp. 458.936664.600); (Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya DPD RI : Rp. 170.140.833.650); (Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur DPD RI : Rp. 721.310.674.750):

o Tambahan anggaran untuk pencapaian target penyusunan RUU sebanyak 22 di tahun 2017 karena dengan rancangan pagu indikatif baru dapat memenuhi target penyusunan RUU sebanyak 5, sehingga masih ada kekurangan biaya untuk 17 RUU.

o Pemenuhan kebutuhan karena perubahan struktur kelembagaan DPD (penambahan stuktur eselon I dengan 4 eselon II).

o Fasilitas dan operasionalisasi 4 kantor baru DPD di daerah/provinsi (NTT, Bali, Yogyakarta dan Sumsel).

o Pembangunan gedung DPD di ibukota negara dan ibukota provinsi

DPD RI akan mengusulkan tambahan anggaran operasional sebesar Rp. 93.583.390.000, dengan rincian :

Belanja Pegawai :Rp. 76.728.200.000 Belanja operasional : Rp. 16.855.190.000

Pertimbangan kenaikan anggaran operasional antara lain: o Alokasi Anggaran Tunjangan Kinerja (Tukin) dan

Tunjangan Selisih (Tusil); o Kenaikan Tunjangan Komunikasi Intensif Pejabat

Negara, Listrik, Telepon, dan Uang Kehormatan Pejabat Negara;

o Gaji dan Tunjangan PNS di 4 Provinsi; o Kenaikan Honorarium Tenaga Administrasi/Tenaga

Perbantuan di Ibukota Negara dan 33 (tiga puluh tiga Provinsi);

o Operasional kantor DPD RI di ibukota negara. Penambahan anggaran operasional terkait perubahan

struktur kelembagaan DPD yaitu penambahan 2 eselon I serta 3 eselon II. Draft Peraturan Presiden (Perpres) tentang SOTK Sekretariat Jenderal DPD RI saat ini sudah berada di Sekretariat Negara.

Usulan untuk pembangunan Gedung DPD di Ibukota negara dan pembangunan gedung DPD di ibukota provinsi perlu mempertimbangkan kebijakan dan persiapan teknis lainnya terkait pembangunan gedung:

o Moratorium pembangunan gedung sesuai dengan kebijakan Presiden RI dan Surat Menteri Keuangan No S-841/MK.02/2014

o Persiapan lahan, sertifikat, kebutuhan/urgensi dari pembangunan gedung

o Alokasi anggaran operasional yang melekat pada gedung baru

DPD perlu menajamkan matriks kegiatan DPD TA 2017 terkait:

o Indikator Utama per Program;

Page 62: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

58

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

o Penyesuaian target dari indikator dari tahun ke tahun (bertambah 1 target di tiap tahun).

DPD diharapkan dapat mengutamakan tugas dan fungsi pokok kelembagaannya, seperti penyusunan RUU dan penyusunan pandangan/pendapat dan pertimbangan DPD atas RUU tertentu. Kegiatan tersebut agar dapat diprioritaskan dibanding kegiatan lainnya.

Sesuai arahan Bapak Presiden terkait kebijakan moratorium pembangunan gedung tertentu, usulan tambahan anggaran untuk pembangunan gedung DPD baik di ibukota negara maupun provinsi belum dapat diakomodasi

5 Lampiran 6 Konfirmasi Norma dan

Standar Kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar

7 Kebutuhan tambahan mendesak (difokuskan pada prioritas pertama dan diurutkan berdasarkan skala prioritas)

Tidak Ada

8 Dukungan Sumber pendanaan lainnya

Dukungan pendanaan seluruh program dan kegiatan berasal dari APBN (Rupiah Murni)

9 Hal lainnya (jika diperlukan/sesuai dengan kebutuhan)

Tugas dan Fungsi MPR 1. Berdasarkan tugas dan fungsi, MPR RI mempunyai

Kewenangan dan Tugas Konstitusional yaitu: Kewenangan Konstitusional MPR

a) Mengubah dan Menetapkan Undang-Undang Dasar (Pasal 3 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)

b) Melantik Presiden dan Wakil Presiden Hasil Pemilihan Umum (Pasal 3 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945)

c) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam Masa Jabatannya (Pasal 3 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945)

d) Mengangkat Wakil Presiden Menjadi Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Jabatan Presiden (Pasal 8 ayat (1) UUD NRI 1945)

e) Memilih dan Melantik Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Jabatan Wakil Presiden (Pasal 8 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945)

f) Memilih dan Melantik Presiden dan Wakil Presiden Apabila Keduanya Berhenti Secara Bersamaan dalam Masa Jabatannya (Pasal 8 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945)

Tugas Konstitusional MPR a) Pemasyarakatan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,

NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Ketetapan MPR (Pasal 5 huruf a dan b, Undang-Undang MD3)

b) Pengkajian Sistem Ketatanegaraan, UUD NRI Tahun 1945, serta Pelaksanaanya (Pasal 5 huruf c, Undang-Undang MD3)

c) Melaksanakan Pengelolaan Aspirasi Masyarakat dan Daerah dalam rangka Penyusunan Pokok

Page 63: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

59

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

Haluan Penyelenggaraan Negara (PHPN) (Pasal 5 huruf d, Undang-Undang MD3)

d) Menyampaikan Pokok Haluan Penyelenggaraan Negara (PHPN) kepada Lembaga Negara yang Kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945 (Pasal 154 Paraturan MPR Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib MPR)

e) Menyelenggarakan Sidang Tahunan MPR dalam rangka Laporan Kinerja Lembaga Negara kepada Publik (Pasal 2 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945)

f) Melaksanakan Konsultasi dan Koordinasi dengan Pimpinan Lembaga Negara lainnya (Pasal 4 Peraturan MPR Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib MPR)

g) Memberikan Penjelasan atas Tafsir Kaidah Konstitusional dalam Sidang Mahkamah Konstitusi (Pasal 3 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)

2. Program dan kegiatan MPR di tahun 2017 merupakan

kegiatan rutin yang sudah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya dengan meningkatkan volume kegiatan. Kenaikan volume kegiatan ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah kajian yang akan dilakukan oleh Badan Kajian MPR-RI dengan 15 program unggulannya dan penambahan peran/kontribusi MPR-RI dalam mensosialisasikan isu-isu aktual terkait karakter bangsa disamping 4 pilarnya.

3. Tahun 2017 MPR mengantisipasi rencanadilakukan amandemen Undang-Undang Dasar dan rencana perancangan/perumusan GBHN.

Terkait Hasil Rancangan Pagu Indikatif

4. Hasil Rancangan Pagu Indikatif MPR tahun anggaran 2017 sebesar Rp 654.024,9 juta Belanja Non Operasional sebesar Rp 561.968,5

juta. Usulan tambahan anggaran biaya non operasional untuk memenuhi kebutuhan anggaran antara lain: o Pembangunan karakter serta persiapan

amandemen UU NKRI 1945 dengan mengintensifkan penyerapan aspirasi masyarakat

o Kajian dan sosialisasi yang dilakukan langsung oleh pimpinan MPR, anggota MPR dan fraksi MPR

o Perbaikan sarana dan prasarana ruang kerja pimpinan MPR dan pegawai, renovasi gedung merdeka di Bandung serta pembuatan display diorama sejarah MPR

Belanja Operasional sebesar Rp92.056,4 juta yaitu belanja pegawai operasional Rp45.259,9 juta dan belanja barang operasional sebesar Rp 46.796,5

Page 64: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

60

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

juta. 5. Hasil exercise rancangan pagu indikatif

mempertimbangkan penyerapan anggaran MPR RI tahun 2015 sebesar 75,34%. Penurunan realisasi anggaran disebabkan antara lain: a. Kegiatan yang tidak dapat terlaksana sebagian

besar bersumber dari APBN-P tahun 2015 dan waktu yang tersedia terbatas.

b. Adanya usulan revisi APBN-P tahun 2015 yang memerlukan reviu ulang dari BPKP namun tidak disahkan oleh DJA.

6. Hasil Rancangan Pagu Indikatif tidak memenuhi usulan anggaran MPR RI sebesar Rp 2.117.666.962.366,- (sesuai surat No. R-751/PR.04.01/B-IV/SetjenMPR/03/2016). Oleh karena itu MPR RI mengusulkan tambahan anggaran untuk: Belanja non operasional sebesar Rp

1.425.664.524.768,- Alokasi tersebut untuk menunjang kebutuhan antara lain:

1) Sosialisasi berbasis Anggota MPR (Tahun 2016 dialokasikan sebanyak 6 kali per-anggota dengan alokasi pagu saat ini baru teralokasi 1 kali per-anggota);

2) Publikasi kegiatan MPR melalui berbagai media; 3) Tambahan kegiatan sosialisasi 4 Pilar MPR,

diantaranya :ToT, Sosialisasi untuk memenuhi undangan/permintaan instansi/ormas, sosialisasi Kabupaten /Kota, sosialisasi Outbond;

4) Sidang MPR perubahan UUD NRI Tahun 1945, Rapat Panitia Ad Hoc dan Badan Pekerja;

5) Kegiatan Pengakajian, diantaranya : Penyerapan Aspirasi Masyarakat, Seminar Nasional di Daerah dan Jakarta, Workshop Pancasila, Konstitusi, danKetatanegaraan)

Belanja operasional sebesar Rp. 37.939.598.000,- Alokasi tersebut untuk menunjang kebutuhan antara lain:

1) Tunjangan Kinerja Pegawai Sekretariat Jenderal MPR;

2) Pemeliharaan server; 3) Tambahan alokasi pengadaan obat-obatan bagi

Anggota Lembaga Pengkajian MPR. Rancangan Pagu Indikatif sebesar Rp. 654.024,9 juta belum mengakomodir kebutuhan MPR, karena melalui kesepakatan Alat Kelengkapan (Pimpinan MPR, Fraksi/Kelompok, dan Badan-Badan) kebutuhan anggaran untuk tahun 2017 sebesar Rp. 2.117.666,962 juta, mengingat kegiatan MPR berskala nasional dari tingkat Kabupaten di 34

Page 65: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

61

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

Provinsi. 7. Bappenas meminta agar Belanja non prioritas

diharapkan agar tetap disesuaikan dengan kebijakan money follow program, sehingga penentuan alokasi harus efektif dan efisien. MPR RI perlu membuat skala prioritas terkait program/kegiatan yang akan dilaksanakan.

8. Rancangan program/kegiatan/sasaran dan indikator harus jelas, mudah dipahami serta target terukur. Melanjutkan penyederhanaan nomenklatur sasaran dan target

9. Perlu diperhatikan usulan alokasi rancangan pagu indikatif tahun 2017 sebagai berikut:

Program Pelaksanaan Tugas Konstitusional MPR dan Alat Kelengkapannya Rp 535.536,588 juta

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya MPR Rp 85.219,204 juta

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MPR Rp 33.269,108 juta

2.1.4. C Penyusunan RKP 2016 Mitra DPD Pertemuan Trilateral Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 29 April 2016 membahas seluruh program/Kegiatan untuk dapat disesuaikan dengan norma dan standar. Adapun catatan penting dari hasil pembahasan Trilateral Meeting Kementerian Bappenas, DPD dan Kementerian Keuangan yang sudah dilaksanakan, antara lain: 3. DPD tidak mengajukan kebutuhan tambahan mendesak, namun meminta tambahan

anggaran untuk pencapaian target penyusunan RUU sebanyak 22 RUU. Anggaran DPD indikatif DPD baru memenuhi untuk penyusunan RUU sebanyak 5 RUU, sehingga masih ada kekurangan sebesar 17 RUU.

4. DPD menargetkan di tahun 2017 akan dilakukan penyusunan RUU akan dilakukan sebanyak 57 RUU dan 2 materi. DPD akan melaksanakan fungsi legislasi dengan menyusun RUU usul DPD RI sebanyak 22 RUU, penyusunan pandangan/pendapat dan pertimbangan DPD RI atas RUU tertentu sebesar 35 RUU, penyusunan pertimbangan DPD RI atas hasil pemeriksaan BPK sebanyak 2 materi, dan pertimbangan DPD RI atas pemilihan anggota BPK sebanyak 2 kali. Selain itu DPD akan melaksanakan pembahasan RUU bersama DPD RI dan pemerintah sebanyak 18 RUU dan melakukan penyusunan hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan UU tertentu sebanyak 28 UU.

5. Moratorium untuk pembangunan gedung DPD di Ibukota Negara maupun Ibukota Provinsi sebagaimana arahan Bapak Presiden dan belum dicabutnya surat Kemenkeu terkait moratorium pembangunan gedung tahun 2015.

Adapun Tabel Catatan Pembahasan Trilateral Meeting DPD dapat dicermati pada tabel dibawah ini

Page 66: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

62

Tabel 2.22 Pembahasan Trilateral Meeting Bappenas, Kemenkeu dan DPD tanggal 29 April 2016 NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

1 Konfirmasi Norma dan Standar

Kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar

2 Kebutuhan tambahan mendesak (difokuskan pada prioritas pertama dan diurutkan berdasarkan skala prioritas)

Tidak ada

3 Dukungan Sumber pendanaan lainnya

Dukungan pendanaan seluruh program dan kegiatan berasal dari APBN

4 Hal lainnya (jika diperlukan/sesuai dengan kebutuhan)

DPD mempunyai tugas dan fungsi utama yaitu fungsi legislasi dan pengawasan. Rencana Pelaksanaan fungsi legislasi dan pengawasan di tahun anggaran 2017 adalah sebagai berikut:

NO MATERI TARGET TAHUN 2017

1 Penyusunan Produk Legislasi DPD RI atas RUU Tertentu

a Penyusunan RUU Usul DPD RI

22 RUU

b Penyusunan Pandangan/Pendapat dan Pertimbangan DPD RI atas RUU Tertentu

35 RUU

c Penyusunan Pertimbangan DPD RI atas Hasil Pemeriksaan BPK

2 Materi

d Pertimbangan DPD RI atas Pemilihan Anggota BPK

2 Kali

2 Pembahasan RUU Bersama dengan DPR RI dan Pemerintah

18 RUU

3 Penyusunan Hasil Pengawasan DPD RI atas Pelaksanaan UU Tertentu

28 RUU

Hasil Exercise Pagu Indikatif DPD Bappenas sebesar Rp.

802.552.102.000 (total) bersumber Rupiah Murni APBN dengan rincian:

o Non Operasional sebesar : Rp. 410.111.909.000 o Belanja Operasional sebesar : Rp. 392.440.193.000

dengan belanja Pegawai Rp. 218.271.758.000 dan belanja operasional Rp. 174.168.435.000

Melihat ketersediaan anggaran yang ada pada Rancangan Pagu Indikatif, DPD mengemukakan bahwa anggaran tersebut tidak dapat memenuhi kegiatan prioritas DPD RI dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas konstitusional DPD RI. Hal ini akan mengakibatkan adanya pengurangan target untuk kegiatan-kegiatan utama/prioritas seperti jumlah penyusunan RUU, penyusunan pandangan/pendapat, dll.

DPD RI akan mengusulkan tambahan anggaran non

Page 67: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

63

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

operasional sebesar Rp. 1.350.390.173.000 total dengan rincian : (Program Penguatan Kelembagaan DPD dalam Sistem Demokrasi : Rp. 458.936664.600); (Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya DPD RI : Rp. 170.140.833.650); (Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur DPD RI : Rp. 721.310.674.750):

o Tambahan anggaran untuk pencapaian target penyusunan RUU sebanyak 22 di tahun 2017 karena dengan rancangan pagu indikatif baru dapat memenuhi target penyusunan RUU sebanyak 5, sehingga masih ada kekurangan biaya untuk 17 RUU.

o Pemenuhan kebutuhan karena perubahan struktur kelembagaan DPD (penambahan stuktur eselon I dengan 4 eselon II).

o Fasilitas dan operasionalisasi 4 kantor baru DPD di daerah/provinsi (NTT, Bali, Yogyakarta dan Sumsel).

o Pembangunan gedung DPD di ibukota negara dan ibukota provinsi

DPD RI akan mengusulkan tambahan anggaran operasional sebesar Rp. 93.583.390.000, dengan rincian :

Belanja Pegawai :Rp. 76.728.200.000 Belanja operasional : Rp. 16.855.190.000

Pertimbangan kenaikan anggaran operasional antara lain: o Alokasi Anggaran Tunjangan Kinerja (Tukin) dan

Tunjangan Selisih (Tusil); o Kenaikan Tunjangan Komunikasi Intensif Pejabat

Negara, Listrik, Telepon, dan Uang Kehormatan Pejabat Negara;

o Gaji dan Tunjangan PNS di 4 Provinsi; o Kenaikan Honorarium Tenaga Administrasi/Tenaga

Perbantuan di Ibukota Negara dan 33 (tiga puluh tiga Provinsi);

o Operasional kantor DPD RI di ibukota negara. Penambahan anggaran operasional terkait perubahan

struktur kelembagaan DPD yaitu penambahan 2 eselon I serta 3 eselon II. Draft Peraturan Presiden (Perpres) tentang SOTK Sekretariat Jenderal DPD RI saat ini sudah berada di Sekretariat Negara.

Usulan untuk pembangunan Gedung DPD di Ibukota negara dan pembangunan gedung DPD di ibukota provinsi perlu mempertimbangkan kebijakan dan persiapan teknis lainnya terkait pembangunan gedung:

o Moratorium pembangunan gedung sesuai dengan kebijakan Presiden RI dan Surat Menteri Keuangan No S-841/MK.02/2014

o Persiapan lahan, sertifikat, kebutuhan/urgensi dari pembangunan gedung

o Alokasi anggaran operasional yang melekat pada gedung baru

DPD perlu menajamkan matriks kegiatan DPD TA 2017 terkait:

o Indikator Utama per Program;

Page 68: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

64

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

o Penyesuaian target dari indikator dari tahun ke tahun (bertambah 1 target di tiap tahun).

DPD diharapkan dapat mengutamakan tugas dan fungsi pokok kelembagaannya, seperti penyusunan RUU dan penyusunan pandangan/pendapat dan pertimbangan DPD atas RUU tertentu. Kegiatan tersebut agar dapat diprioritaskan dibanding kegiatan lainnya.

Sesuai arahan Bapak Presiden terkait kebijakan moratorium pembangunan gedung tertentu, usulan tambahan anggaran untuk pembangunan gedung DPD baik di ibukota negara maupun provinsi belum dapat diakomodasi

5 Lampiran 6 Konfirmasi Norma dan

Standar Kegiatan telah sesuai dengan Norma dan Standar

7 Kebutuhan tambahan mendesak (difokuskan pada prioritas pertama dan diurutkan berdasarkan skala prioritas)

Tidak Ada

8 Dukungan Sumber pendanaan lainnya

Dukungan pendanaan seluruh program dan kegiatan berasal dari APBN (Rupiah Murni)

9 Hal lainnya (jika diperlukan/sesuai dengan kebutuhan)

Tugas dan Fungsi MPR 10. Berdasarkan tugas dan fungsi, MPR RI mempunyai

Kewenangan dan Tugas Konstitusional yaitu: Kewenangan Konstitusional MPR

g) Mengubah dan Menetapkan Undang-Undang Dasar (Pasal 3 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)

h) Melantik Presiden dan Wakil Presiden Hasil Pemilihan Umum (Pasal 3 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945)

i) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam Masa Jabatannya (Pasal 3 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945)

j) Mengangkat Wakil Presiden Menjadi Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Jabatan Presiden (Pasal 8 ayat (1) UUD NRI 1945)

k) Memilih dan Melantik Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Jabatan Wakil Presiden (Pasal 8 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945)

l) Memilih dan Melantik Presiden dan Wakil Presiden Apabila Keduanya Berhenti Secara Bersamaan dalam Masa Jabatannya (Pasal 8 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945)

Tugas Konstitusional MPR h) Pemasyarakatan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,

NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan Ketetapan MPR (Pasal 5 huruf a dan b, Undang-Undang MD3)

i) Pengkajian Sistem Ketatanegaraan, UUD NRI Tahun 1945, serta Pelaksanaanya (Pasal 5 huruf c, Undang-Undang MD3)

j) Melaksanakan Pengelolaan Aspirasi Masyarakat dan Daerah dalam rangka Penyusunan Pokok

Page 69: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

65

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

Haluan Penyelenggaraan Negara (PHPN) (Pasal 5 huruf d, Undang-Undang MD3)

k) Menyampaikan Pokok Haluan Penyelenggaraan Negara (PHPN) kepada Lembaga Negara yang Kewenangannya diberikan oleh UUD NRI Tahun 1945 (Pasal 154 Paraturan MPR Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib MPR)

l) Menyelenggarakan Sidang Tahunan MPR dalam rangka Laporan Kinerja Lembaga Negara kepada Publik (Pasal 2 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945)

m) Melaksanakan Konsultasi dan Koordinasi dengan Pimpinan Lembaga Negara lainnya (Pasal 4 Peraturan MPR Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib MPR)

n) Memberikan Penjelasan atas Tafsir Kaidah Konstitusional dalam Sidang Mahkamah Konstitusi (Pasal 3 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)

11. Program dan kegiatan MPR di tahun 2017 merupakan

kegiatan rutin yang sudah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya dengan meningkatkan volume kegiatan. Kenaikan volume kegiatan ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah kajian yang akan dilakukan oleh Badan Kajian MPR-RI dengan 15 program unggulannya dan penambahan peran/kontribusi MPR-RI dalam mensosialisasikan isu-isu aktual terkait karakter bangsa disamping 4 pilarnya.

12. Tahun 2017 MPR mengantisipasi rencanadilakukan amandemen Undang-Undang Dasar dan rencana perancangan/perumusan GBHN.

Terkait Hasil Rancangan Pagu Indikatif

13. Hasil Rancangan Pagu Indikatif MPR tahun anggaran 2017 sebesar Rp 654.024,9 juta Belanja Non Operasional sebesar Rp 561.968,5

juta. Usulan tambahan anggaran biaya non operasional untuk memenuhi kebutuhan anggaran antara lain: o Pembangunan karakter serta persiapan

amandemen UU NKRI 1945 dengan mengintensifkan penyerapan aspirasi masyarakat

o Kajian dan sosialisasi yang dilakukan langsung oleh pimpinan MPR, anggota MPR dan fraksi MPR

o Perbaikan sarana dan prasarana ruang kerja pimpinan MPR dan pegawai, renovasi gedung merdeka di Bandung serta pembuatan display diorama sejarah MPR

Belanja Operasional sebesar Rp92.056,4 juta yaitu belanja pegawai operasional Rp45.259,9 juta dan belanja barang operasional sebesar Rp 46.796,5

Page 70: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

66

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

juta. 14. Hasil exercise rancangan pagu indikatif

mempertimbangkan penyerapan anggaran MPR RI tahun 2015 sebesar 75,34%. Penurunan realisasi anggaran disebabkan antara lain: c. Kegiatan yang tidak dapat terlaksana sebagian

besar bersumber dari APBN-P tahun 2015 dan waktu yang tersedia terbatas.

d. Adanya usulan revisi APBN-P tahun 2015 yang memerlukan reviu ulang dari BPKP namun tidak disahkan oleh DJA.

15. Hasil Rancangan Pagu Indikatif tidak memenuhi usulan anggaran MPR RI sebesar Rp 2.117.666.962.366,- (sesuai surat No. R-751/PR.04.01/B-IV/SetjenMPR/03/2016). Oleh karena itu MPR RI mengusulkan tambahan anggaran untuk: Belanja non operasional sebesar Rp

1.425.664.524.768,- Alokasi tersebut untuk menunjang kebutuhan antara lain:

6) Sosialisasi berbasis Anggota MPR (Tahun 2016 dialokasikan sebanyak 6 kali per-anggota dengan alokasi pagu saat ini baru teralokasi 1 kali per-anggota);

7) Publikasi kegiatan MPR melalui berbagai media; 8) Tambahan kegiatan sosialisasi 4 Pilar MPR,

diantaranya :ToT, Sosialisasi untuk memenuhi undangan/permintaan instansi/ormas, sosialisasi Kabupaten /Kota, sosialisasi Outbond;

9) Sidang MPR perubahan UUD NRI Tahun 1945, Rapat Panitia Ad Hoc dan Badan Pekerja;

10) Kegiatan Pengakajian, diantaranya : Penyerapan Aspirasi Masyarakat, Seminar Nasional di Daerah dan Jakarta, Workshop Pancasila, Konstitusi, danKetatanegaraan)

Belanja operasional sebesar Rp. 37.939.598.000,- Alokasi tersebut untuk menunjang kebutuhan antara lain:

4) Tunjangan Kinerja Pegawai Sekretariat Jenderal MPR;

5) Pemeliharaan server; 6) Tambahan alokasi pengadaan obat-obatan bagi

Anggota Lembaga Pengkajian MPR. Rancangan Pagu Indikatif sebesar Rp. 654.024,9 juta belum mengakomodir kebutuhan MPR, karena melalui kesepakatan Alat Kelengkapan (Pimpinan MPR, Fraksi/Kelompok, dan Badan-Badan) kebutuhan anggaran untuk tahun 2017 sebesar Rp. 2.117.666,962 juta, mengingat kegiatan MPR berskala nasional dari tingkat Kabupaten di 34

Page 71: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

67

NO POKOK BAHASAN CATATAN PEMBAHASAN

Provinsi. 16. Bappenas meminta agar Belanja non prioritas

diharapkan agar tetap disesuaikan dengan kebijakan money follow program, sehingga penentuan alokasi harus efektif dan efisien. MPR RI perlu membuat skala prioritas terkait program/kegiatan yang akan dilaksanakan.

17. Rancangan program/kegiatan/sasaran dan indikator harus jelas, mudah dipahami serta target terukur. Melanjutkan penyederhanaan nomenklatur sasaran dan target

18. Perlu diperhatikan usulan alokasi rancangan pagu indikatif tahun 2017 sebagai berikut:

Program Pelaksanaan Tugas Konstitusional MPR dan Alat Kelengkapannya Rp 535.536,588 juta

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya MPR Rp 85.219,204 juta

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur MPR Rp 33.269,108 juta

2.2. Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi Indonesia Tahun 2016, Media Monitoring Substansi Politik Dalam Negeri dan Komunikasi Informasi Publik

Sepanjang tahun 2016, Direktorat Politik dan Komunikasi telah melakukan media monitoring substansi isu Politik Dalam Negeri serta isu komunikasi dan informasi publik pada sejumlah media online. Proses pelaksanaan media monitoring ini menggunakan media online yang mempunyai coverange nasional serta dianggap dapat memberikan informasi-informasi yang terpercaya. Adanya monitoring media bertujuan untuk mengetahui efektifitas dan dampak kebijakan yang telah dilaksanakan pemerintah kepada masyarakat serta mendapatkan respon masyarakat terhadap kebijakan publik yang dilakukan pemerintah, serta sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun program pemerintah selanjutnya.

Metode pengumpulan berita dilakukan dengan pemilihan topik yang relevan dengan hirauan bidang politik dalam negeri, komunikasi dan informasi publik serta politik luar negeri dari berbagai referensi seperti media massa cetak dan daring (Kompas, Jakarta Post, Jakarta Globe, Straits Times, Time), media sosial (Facebook dan Twitter), serta situs resmi Kementerian/Lembaga nasional, organisasi internasional, dan instansi pemerintahan negara sahabat. 2.2.1. Media Monitoring Substansi Politik Dalam Negeri

Selain melakukan monitoring pelaksanaan program/kegiatan secara kelembagaan, Direktorat Politik dan Komunikasi melakukan media monitoring terkait isu politik dalam negri yang bertujuan dapat mengantisipasi dan memberi masukkan kepada mitra K/L

Page 72: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

68

untuk mempertajam dan mengevaluasi pengimplementasian program-programnya. Isu terkait politik dalam adalah Rancangan Undang-Undang Pemilu, Pelaksanaan Pemilukada serentak tahun 2017 dan isu wacana penanggulangan terorisme. Wacana terkait RUU Pemilu mendapat perhatian karena merupakan merupakan peleburan dan pelarasan tiga undang undang yaitu undang-undang Pemilu, yaitu: UU Nomor 42 Tahun 2008, UU No 15 Tahun 2011, dan UU No 8 Tahun 2012. Visi yang ingin dicapai dari Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu adalah meciptakan tata kelola yang lebih efektif dan akuntabel dengan mensimplifikasi sistem partrai politik dan memperkuat sistem Presidensial. Adapun hasil wacana yang dikemukakan pada media online terkait dengan RUU pemilu menitikberatkan pada isu antara lain: Sistem Pemilu Anggota DPR dan DPRD; Tahapan Pemilu; Persyaratan Partai Politik Peserta Pemilu; Ambang Batas Parlemen (Parliamentary Threshold); Metode Konversi Suara ke Kursi; Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden; Kampanye Pileg dan Pilpres; Jumlah Pemilih di Setiap TPS; Surat Suara Pileg dan Pilpres; Penguatan Kelembagaan, Kewenangan, dan Tata Kelola Penyelenggaraan Pemilu (KPU, Bawaslu, dan DKPP); Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Adanya pro dan kontra yang muncul baik dari pemerintah maupun masyarakat sipil. Salah satunya karena RUU ini jarang melakukan konsultasi publik untuk menghimpun pendapat dari masyarakat. Oleh karena itu, beberapa kali kalangan LSM dan lembaga think thank melakukan serial diskusi dan advokasi untuk menyampaikan pendapatnya pada RUU Penyelenggaraan Pemilu. Berikut adalah rekomendasi-rekomendasi berdasarkan analisis untuk penyempurnaan proses RUU Penyelenggaraan Pemilu yang dalam berbagai forum an kesempatan telah disampaikan sebagai berikut:

1. Sistem Pemilu DPR dan DPRD yang direkomendasikan adalah Sistem Proporsional Terbuka Campuran karena analisis matrik mengindikasikan lebih banyak kemungkinan positif. Salah satu dasarnya, adalah sistem ini tidak memungkinkan caleg untuk melakukan money politics langsung kepada masyarakat, walaupun kemungkinan transaksional tersebut akan berpindah ke internal partai. Namun, apabila analisis ditambah variabel stakeholder, tentu akan berbeda hasilnya.

2. Metode verifikasi partai politik lebih baik dilakukan dengan metode sensus untuk menjaga keabsahan dan validitas data, namun dikarenakan ketersediaan APBN yang tidak memungkinkan maka perlu ditemukan metode sensus dengan lebih efektif dan efisien misalnya dengan teknologi untuk menekan biaya dan meningkatkan akuntabilitas.

3. Terkait dengan ambang batas/ parliamentary threshold untuk memperkuat sistem presidensial dan tata kelola di dalam parlemen untuk menghasilkan kebijakan maka kenaikan dari ambang batas direkomendasikan. Dalam jangka pendek kenaikan direkomendasikan tidak terlalu besar, misalnya naik 0,5 % dan bertahap akan naik di revisi undang-undang politik selanjutnya. Di sisi lain alokasi anggaran untuk partai yang lolos parliamentary threshold akan lebih sedikit sehingga akan efisien.

4. Metode konversi suara merupakan hal sensitif yang direkomendasikan diselesaikan di ranah politik. Dikarenakan tentu akan ada parpol yang diuntungkan terutama pemenang Pemilu Tahun 2014.

Page 73: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

69

5. Mekanisme pencalonan Presiden dan Wakil Presiden direkomendasikan tetap dari parpol atau gabungan parpol. Hanya, perlu diantisipasi dari sisi kelayakan politik apakah metode ini membuat sulit parpol-parpol yang di luar koalisi pemerintah. Maka, pasal ini sangat rentan untuk di Judicial Review di Mahkamah Konstitusi.

6. Usulan penguatan lembaga KPU dan Bawaslu pada sisi kewenangan akan meningkatkan tata kelola pemilu namun ada poin-poin seperti batasan usia calon anggota KPU dan Bawaslu pusat minimal berusia 45 tahun. Hal ini perlu dijustifikasi lebih lanjut. Selanjutnya, dari sisi penganggaran juga akan lebih besar konsekuensinya apabila disetujui. Khusus untuk Bawaslu direkomendasikan bahwa sengketa pada proses diselesaikan di Bawaslu dan sengketa hasil Pemilu baru disampaikan kepada Mahkamah Konstitusi.

7. Peran pemerintah dan pemerintah daerah pada penyelenggaraan pemilu mengindikasikan hal positif di semua kriteria di dalam matrik analisis, kecuali sisi pendanaan dikarenakan harus melihat kemampuan APBN. Selain isu RUU Penyelenggara Pemilu, media massa juga menyoroti pelaksanaan

dan permasalahan pilkada serentak yang akan dimulai pada Februari 2017. Sebagai respon perkembangan isu ini, Direktorat Politik dan Komunikasi telah melakukan rapat koordinasi dan memberikan rekomendasi kepada KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara pemilu untuk melakukan penguatan-penguatan untuk menjaga pemilu tetap adil, akuntabel, dan damai, sehingga tidak muncul konflik-konflik yang dapat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa.

Isu pencegahan terorisme juga mendapatkan perhatian dari masyarakat khususnya kasus pelaksanaan aksi bom bunuh diri di Sarinah Jakarta dan penangkapan teroris. Rapat koordinasi telah dilakukan antara Direktorat Politik dan komunikas, BNPT, serta instansi terkait serta melakukan pendekatan langsung kepada masyarakat lewat forum-forum dan pendekatan deradikalisasi dengan bekerjasama dengan ulama-ulama di daerah-daerah untuk mencegah beredarnya paham radikal. 2.2.2. Media Monitoring Substansi Komunikasi Informasi Publik

Setelah pada tahun 2015, pemerintahan Presiden Jokowi berupaya membangun pondasi untuk meningkatkan akses serta kualitas informasi publik, tahun 2016 menjadi pembuktian pertama pemerintah dalam upaya tersebut. Selain memperluas akses telekomunikasi untuk daerah-daerah terluar dan terdepan, pemerintah juga meningkatkan kualitas informasi melalui kebijakan-kebijakan di bidang penyiaran dan pers. Perpanjangan izin siaran, penempatan Tenaga Humas Pemerintah di Kementerian dan banyaknya berita hoax di media online menjadi isu-isu utama bidang komunikasi dan informasi publik untuk tahun 2016. Selain isu-isu yang muncul dikarenakan agenda pemerintah, dinamika sosial politik juga memengaruhi munculnya isu-isu lain, khususnya terkait maraknya informasi-informasi yang beredar di masyarakat yang belum jelas kebenarannya.

. Perpanjangan izin siaran, penempatan Tenaga Humas Pemerintah di Kementerian dan banyaknya berita hoax di media online menjadi isu-isu utama bidang komunikasi dan informasi publik untuk tahun 2016. Selain isu-isu yang muncul dikarenakan agenda

Page 74: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

70

pemerintah, dinamika sosial politik juga memengaruhi munculnya isu-isu lain, khususnya terkait maraknya informasi-informasi yang beredar di masyarakat yang belum jelas kebenarannya. Berikut beberapa isu bidang komunikasi dan informasi publik yang menjadi perhatian selama tahun 2016 yaitu perpanjangan ijin siaran televisi, Berita Hoax di Media Online, Tenaga Humas Penyiaran.

Perpanjangan Izin Siaran Televisi. Awal tahun 2016, Komisi Penyiaran Indonesia melakukan perpanjangan izin siaran stasiun televisi. Tahun 2016 ada 10 stasiun televisi yang habis masa izin siarannya, yaitu RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, MNC TV, Trans TV, Trans7, TV One, Global TV dan Metro TV. Sebagai langkah awal pelibatan masyarakat dalam industri penyiaran, KPI berinisiatif melakukan uji publik sebagai bagian dari proses perpanjangan izin siaran. Dalam pelaksanaannya, uji publik tersebut menuai pro dan kontra, menurut Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) uji publik KPI bukan bertujuan untuk membangun industri pertelevisian yang baik, tetapi lebih dilatari kepentingan politik. Metodologi pelaksanaan uji publiknya pun dinilai belum jelas menurut Komisi I DPR, DPR juga mengingatkan KPI jangan sampai uji publik menjadi tekanan sosial untuk mendorong kelompok tertentu, yang bisa saja direkayasa menjadi suatu keputusan oleh KPI. Namun selain kontra, banyak juga masyarakat yang mengapresiasi uji publik tersebut, mereka mengatakan bahwa ini merupakan langkah maju bagi industri penyiaran.1

Selain perpanjangan izin siaran, tahun 2016 KPI juga melakukan pergantian anggota komisioner untuk tahun 2016-2019. Setelah melalui proses seleksi dan fit & proper tes di DPR, terpilih 9 komisioner baru. Kesembilan anggota tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda, baik dari akademisi, praktisi bidang pernyiaran dan swasta2.

Harapan terhadap komisioner yang baru adalah mengendalikan konglomerasi media. Sejak runtuhnya rejim otoritarian Orde Baru, industri media, termasuk penyiaran pun bermunculan. Pasar bebas telah menggeser peran negara dalam industri penyiaran kepada perusahaan. Dominasi konglomerasi media dalam industri penyiaran justru berpotensi membuat masyarakat kehilangan sikap kritis terhadap persoalan-persoalan sosial di sekitarnya. Bahkan dominasi konglomerasi media dalam industri penyiaran berpotensi digunakan oleh pemilik media untuk membangun opini publik terhadap sebuah persoalan yang terjadi di masyarakat.

Berita Hoax di Media Online.Terkait bidang pers, semakin maraknya muncul media online menjadi perhatian khusus pemerintah dan masyarakat. Latar belakang munculnya media online tersebut beragam, ada yang memang bertujuan untuk menyebarkan informasi sesuai kaidah jurnalistik, ada pula yang muncul dengan agenda tertentu. Hadirnya media-media online tersebut memang dapat memperkaya sumber-sumber informasi bagi masyarakat, namun ternyata masih banyak diantara media online tersebut yang belum memenuhi kaidah jurnalistik.3 Data dari Dewan Pers, dari sekitar 2000 media online hanya 211 yang dinilai memenuhi kaidah jurnalistik. Menanggapi hal tersebut, Dewan Pers bersama dengan Kominfo dan Kepolisian terus memantau media-

1http://nasional.kompas.com/read/2016/01/28/06050071/Uji.Publik.KPI.Momentum.Perbaikan.Tayangan.Televisi?page=all

2http://nasional.kompas.com/read/2016/07/21/20481921/inilah.profil.lengkap.sembilan.komisioner.kpi?page=all  3 https://m.tempo.co/read/news/2016/01/20/078737841/dewan‐pers‐hanya‐211‐media‐online‐yang‐terverifikasi 

Page 75: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

71

media online yang menyebarkan berita tidak benar, beberapa kebijakan yang dikeluarkan untuk meminimalisir berita hoax di media online antara lain dengan pemblokiran terhadap situs penyebar berita hoax tersebut, dan melakukan literasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam memilih media yang dijadikan sumber informasi, serta anjuran untuk selalu melakukan verifikasi terselbih dahulu terhadap setiap informasi yang diterima. Upaya tersebut akan terus dilakukan pemerintah kedepannya sebagai langkah untuk meningkatkan kualitas informasi yang diterima oleh masyarakat.

Tenaga Humas Penyiaran. Selain bidang penyiaran dan pers, terkait pelaksanaan inpres 9 tahun 2015 tentang pengelolaan komunikasi publik, setelah berhasil merekrut 49 Tenaga Humas Pemerintah, masing-masing THP telah ditempatkan di Kementerian/Lembaga (K/L), tugas utamanya adalah untuk menyebarluaskan informasi melalui berbagai saluran komunikasi kepada masyarakat secara tepat, cepat, obyektif, dan berkualitas baik. Perekrutan THP itu merupakan langkah terobosan pemerintah dalam mengimbangi derasnya arus informasi dan komunikasi di tengah masyarakat, yang tidak mungkin dilakukan sebagaimana biasa. Dalam pelaksanaannya, THP belum bisa dinilai sebagai solusi atas permasalahan kehumasan pemerintah. Bagi sebagian pihak THP dinilai masih belum dapat menjalankan fungsi kehumasan yang tepat, masalah struktur kelembagaan serta kordinasi antar K/L menjadi kendala utama THP dalam menjalankan fungsinya. Kedepannya perlu dilakukan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dikeluarkan untuk pelaksanaan Inpres 9 tahun 2015, termasuk mengevaluasi THP. Peningkatan peran, fungsi dan kelembagaan kehumasan baik di tingkat pusat maupun di daerah perlu berjalan secara sinergis, serta integrasi arus informasi antara masing-masing kebijakan perlu dibenahi, agar tidak terjadi ketimpangan informasi yang diterima oleh masyarakat 2.2.3. Media Monitoring Substansi Politik Luar Negeri Hasil media monitoring untuk isu substansi Politik Luar Negeri yang terekspose media di sepanjang tahun 2016 antara lain Kerjasama Bilateral, Regional dan Multilateral; Diplomasi Ekonomi; Ancaman Radikalisme dan Terorisme; Perlindungan WNI/BHI.

Kerjasama Bilateral, Regional. Sepanjang tahun 2016, Presiden RI beserta jajarannya melaksanakan serangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa negara sahabat yang membawa hasil antara lain seperti penandatanganan lima MoU dengan Timor Leste; penandatanganan empat MoU dengan Tajikistan; pembuatan roadmap untuk implementasi MoU dalam bidang Pertanian, P3B, Perlindungan Investasi, Kerja Sama Ekonomi dan Teknik, dan Pemberdayaan Wanita dengan Zimbabwe; penandatangan dua dokumen kerja sama dengan Malaysia.

Di tahun 2016, Indonesia juga telah berhasil menyelenggarakan beberapa event internasional antara lain: KTT Organisasi Kerjasama Islam pada 6-7 Februari 2016; Bali Process ke-6 pada 22-23 Maret 2016; serta World Islamic Economic Forum pada 2 Agustus 2016. Pada tahun 2016, Indonesia juga berhasil mencatatkan diri sebagai negara kontributor terbesar ke-10 pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB dari 124 negara penyumbang pasukan. Indonesia saat ini menugaskan 2,843 personel TNI dan POLRI yang bertugas di 10 Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB. Hal ini merupakan modal besar bagi

Page 76: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

72

Indonesia yang tengah berupaya maju sebagai kandidat anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.

Pembahasan mengenai Trans-Pacific Partnership mendapatkan perhatian tersendiri dari pemerintah pada tahun 2016. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian beserta Kementerian/Lembaga terkait menyepakati untuk membentuk tim antarkementerian untuk membahas lebih dalam mengenai TPP. Pemerintah memang perlu persiapan matang dalam menjajaki kemungkinan untuk bergabung ke dalam TPP karena hal ini berkaitan dengan kesiapan para pelaku usaha serta pengaturan aspek regulasi perdagangan dan non-perdagangan di tingkat nasional;

Diplomasi Ekonomi. Diplomasi ekonomi sebagai salah satu prioritas kebijakan

luar negeri Indonesia juga terus didorong penguatannya oleh Pemerintah di tahun 2016. Salah satu upayanya ditunjukan oleh Kementerian Luar Negeri yang menginisiasi Working Luncheon untuk merangkul para pemangku kepentingan nasional. Dalam kesempatan tersebut, Wamenlu A.M. Fachir memaparkan prospek diplomasi ekonomi ke depan serta hambatan-hambatan yang mungkin akan dihadapi. Wamenlu Fachir juga menyebutkan beberapa negara kawasan pasar non-tradisional yang berpeluang menanamkan investasi di Indonesia seperti Kuwait, Persatuan Emirat Arab (PEA), Iran, dan Mozambik.

Menlu di lain kesempatan juga mendorong sektor swasta untuk membantu mendefinisikan secara jelas kepentingan perekonomian nasional guna memberikan kepada Pemerintah suatu peta kepentingan nasional yang jelas untuk memfasilitasi Pemerintah melakukan perundingan dengan berbagai negara mitra serta dalam berbagai perundingan Free Trade Agreement (FTA) dan Comprehensive Economic Partnership (CEP) termasuk Trans Pacific Partnership (TPP).

Ancaman Radikalisme dan Terorisme. Persepsi ancaman NIIS di Asia Tenggara semakin kuat setelah diketahui telah ada warga negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, ikut bergabung ke dalam organisasi ini yang menjadi indikasi bahwa kegiatan penyebaran ideologi sudah aktif dilakukan di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.

Perlindungan WNI/BHI. Sepanjang tahun 2016, pemerintah Indonesia telah berhasil menyelesaikan sebanyak 11.065 kasus yang melibatkan WNI di luar negeri. Guna menguatkan perlindungan WNI, Direktorat Konsuler Kemlu telah menerbitkan Manual Konsuler 2015 di awal tahun 2016. Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kemlu menyampaikan bahwa Manual Konsuler 2015 berhasil disusun merujuk kepada undang – undang dan peraturan yang menjadi dasar hukum tugas dan fungsi kekonsuleran. Dalam semangat reformasi birokrasi, Manual Konsuler 2015 diharapkan menjadi sumber pedoman kekonsuleran dalam pelayanan publik dan perlindungan warga negara Indonesia.

2.3. Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi Indonesia Tahun 2015, Koordinasi dalam Penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) 2014. Pada Anggaran Tahun 2016 Pengelolaan Dana Hibah Indonesian Democracy Index (IDI) yang secara tidak langsung dikelola oleh Direktorat Politik dan Komunikasi berjumlah

Page 77: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

73

RP 192.921.687 dengan realisasi anggaran sebesar 187.991.765 atau sebesar 99.56%. Pelaksanaan hibah IDI yang dikelola Direktorat Politik dan Komunikasi di tahun 2016 berupa koordinasi dan penyelesaian hibah IDI dan kegiatan teknis IDI dilakukan hanya sampai Bulan September 2016. Untuk penyusunan IDI kedepan, pendampingan dari UNDP sudah berakhir, oleh karena itu fungsi koordinator dari dari Kemenkopolhukam perlu ditingkatkan sebagai quality assurance dari penghitungan IDI 2016 dan IDI di tahun tahun selanjutnya. Adapun kegiatan IDI yang dilakukan di awal tahun yaitu pelaksanaan workshop Fasilitator dan Enumerator IDI 2015 di Batam. Dalam pelaksanaan workshop yang dipimpin oleh Deputi BPS Bidang Statistik Sosial, M. Sairi M.A tersebut bertujuan untuk melakukan verifikasi akhir dari proses penghitungan skor Indeks Demokrasi Indonesia tahun 2015. Hasil workshop menunjukkan hasil IDI 2015 sebesar 72,82, angka ini relatif tetap dibandingkan dengan angka IDI 2014 yang sebesar 73,04. Capaian kinerja demokrasi Indonesia masuk masuk ke dalam kategori sedang. Adapun catatan penting lainnya terkait perhitungan skor IDI 2015 antara lain:

1. Perubahan dari 2014 ke 2015 dipengaruhi tiga aspek demokrasi yakni (1) kebebasan sipil turun 2,32 poin, (2) Hak-Hak Poliitk naik 6,91 poin, dan (3) Lembaga-Lembaga Demokrasi yang turun 8,94 poin.

a. Skor IDI 201 turun sedikit dari tahun 2014 dikarenakan ada penggungaan dua indikator baru yang memengaruhi skoe seluruhnya.

b. Papua dan Papua Barat adalah Provinsi yang memiliki skor IDI Provinsi berkategori buruk, sehingga butuh intervensi secara kebijakan dan program yang lebih serius mengingat kedua Provinsi tersebut sangat rawan terjadinya konflik yang dapat mengganggu stabilitas NKRI.

c. DKI Jakarta termasuk Provinsi yang skor IDInya selalu dalam kategori tinggi, perlu penelusuran atau konfirmasi lebih lanjut secara ilmiah apakah ada korelasi dari tingginya APBD dan/ pendapatan per kapita nya.

d. Koordinasi antara BPS dan BPD Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam meningkatkan kualitas demokrasi perlu ditingkatkan kembali.

2. Pada IDI 2015 terdapat dua indikator baru pada indikator 25 dan 26 untuk menggantikan indikator yang lama. Indikator 25 adalah Kebijakan Pejabat Pemerintah Daerah yang Dinyatakan Bersalah oleh PTUN. Indikator 26 adalah Upaya Penyediaan Informasi APBD oleh Pemerintah Daerah. Perubahan indikator tersebut berpengaruh pada skor IDI nasional yang apabila menggunakan indikator 25 dan 26 lama mencapai 73,12.

3. Terdapat 4 Provinsi yang berada pada level kinerja demokrasi berkategori baik yaitu DkI Jakarta. Yogyakarta, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Sebanyak 28 Provinsi lainnya berada pada kategori sedang dan pada Provinsi Papua dan Papua Barat berada pada kategori buruk. Salah satu penyebab skor Idi di Provinsi Papua dan Papua Barat rendah adalah pelaksanaan Pilkada Serentak 2015.

4. Selain penghitungan skor IDI, di dalam workshop juga didiskusikan langkah/intervensi apa yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Provinsi untuk menaikkan skor IDI dengan program-program yang efektif. Salah satu arahan dari

Page 78: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

74

Deputi Bidang Statistik Sosial adalah dengan melakukan koordinasi yang lebih intens antara Bappeda dan BPS terutama untuk Subdit-Subdit yang menangani Bidang Sosial.

2.4. Kegiatan Koordinasi dalam Rangka Penguatan Demokrasi Indonesia Tahun 2015 Lainnya, Kerjasama South South Triangular, Koordinasi Dalam Rangka Penyelenggaraan Pilkada Serentak. Kegiatan koordinasi dalam rangka penguatan Demokrasi Indonesia tahun 2016 lainnya meliputi kegiatan koordinasi Kerjasama South South Triangular, Koordinasi Dalam Rangka Penyelenggaraan Pilkada Serentak. Kerjasama South South Triangular Pelaksanaan Kegiatan Kerjasama South South Triangular (KSST) dilaksanakan oleh Direktorat Politik dan Komunikasi yang merupakan anggota dari Pokja 3 dalam KSST. Adapun kegiatan rapat koordinasi KSST telah dilaksanakan pada tanggal 11 11 Februari 2016 di Hotel Best Western Premier Bandung dan dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian/Lembaga yang kegiatan KSSTnya dikoordinasikan oleh Kementerian Sekretariat Negara. Rapat dibuka oleh Bapak Fahrur dari Kementerian Sekretariat Negara dan selanjutnya dipimpin oleh Kepala Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara. Beberapa catatan penting dalam rapat koordinasi tersebut adalah:

1. Kementerian Sekretariat Negara sedang menyiapkan naskah akademik single agency KSST Indonesia. Dalam rakor ke 2 atau ke 3 akan fokus membahas hal ini. Pada tahun ini diharapkan naskah akademik sudah jadi. Pembuatan naskah akademik akan mendapat dukungan dari GIZ.

2. Pada tahun 2016 akan dilakukan Launching Annual Report on Indonesia SSTC 2015. Sehubungan dengan hal itu, K/L diharapkan memberikan informasi tentang kegiatan KSST yang dilaksanakan pada tahun 2015 sebagai bahan penyusunan Annual Report tersebut. Agar K/L mendapatkan gambaran tentang Annual Report tersebut, maka Annual Report 2014 akan dikirimkan kepada K/L sebagai bahan pertimbangan.

3. Pertemuan dengan K/L untuk membahas kegiatan KSST, namun hal ini akan tergantung pada arahan tentang penyusunan RKP 2017, khususnya terkait arahan Presiden bahwa money follows program dan bukan follows function. Terkait dengan pelaksanaan kegiatan KSST perlu mendiskusikan kegiatan dan alasan kegiatan yang akan dilakukan serta penentuan waktu pelaksanaannya. Upaya koordinasi awal dalam pelaksanan kegiatan KSST perlu melibatkan semua Kepala Biro perencanaan K/L yang mempunyai kegiatan KSST.

4. Perlu ada standar biaya khusus untuk kegiatan KSST misalnya untuk pengiriman tenaga ahli ke luar negeri dan untuk penyediaan konsumsi yang layak bagi peserta training dari luar negeri

Page 79: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

75

5. Diperlukannya pedoman bagi K/L terkait kegiatan apa yang masuk dalam kerangka KSST.

Pembahasan terakhir dalam rapat koordinasi tersebut adalah pembahasan terkait rencana kegiatan KSST yang akan dilaksanakan di sepanjang tahun 2016, yang dapat dilihat dibawah tabel ini:

Tabel 2.23 Rencana Kegiatan KSST TA 2016

No. Nama Kegiatan Implementing

Agency

Rencana Tempat

Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

1 International Training on Disaster Recovery and Mitigation for Coastal Area (Series 3)

Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana Unsyiah

Banda Aceh 18 – 29 April 2016

2 Strengthen of Artificial Insemination to Achieve Food Security in the Republic of Democratic of Timor Leste

Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari

Timor Leste Awal Maret, Juli Desember 2016 (usulan Ro Keuangan bln desember dipikirkan kembali mengingat KPPN)

3 Training Course on Developing Strategic Partnership with Moslem Religious Leaders in Family Planning

BKKBN Yogyakarta 25 s.d. 30 April 2016

4 Training on Empowering Women through Family Planning and Economic Development Intervention

BKKBN Padang, Sumatera Barat

22 s.d. 28 Mei 2016

5 Sharing Best Practices on Women and Leadership

KPPPA Bali September 2016 (awalnya Agustus 2016, dikonfirmasi lagi)

6 Capacity Building Program on Enhancing the Development of Small and Medium Industry

Kemenperin Bali 24 s.d. 30 Juli 2016 (usulan Setneg)

7 OIC Training Program on Vaccine

PT. Biofarma Bandung-Cisarua

Minggu ke-2 Oktober (1 minggu)

Page 80: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

76

No. Nama Kegiatan Implementing

Agency

Rencana Tempat

Pelaksanaan Waktu Pelaksanaan

8 Third Country Training Program on Maternal, Neonatal, and Child Health Service through Maternal and Child Health Handbook

Kementerian Kesehatan

Yogyakarta 30 Juli s.d. 5 Agustus 2016

9 Capacity Building Program on Information and Technology

Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Cikarang

Cikarang , Jawa Barat

Agustus, September 2016 Ada 3 kelas dan masing-masing pelaksanaan selama 1 minggu

10 Capacity Building on Family Planning for the Phillipines

BKKBN Belitung Oktober 2016

Koordinasi Dalam Rangka Penyelenggaraan Pilkada Serentak Kegiatan Penguatan Demokrasi salah satunya juga telah melaksanakan koordinasi anatara Bappenas dengan Satpol PP Prov Banten terkait koordinasi dan penyusunan anggaran dalam mendukung Pilkada Serentak. Dalam kegiatan ini Direktorat Politik dan Komunikasi mengadakan diskusi terkait arah sasaran pembangunan politik jangka panjang dan jangka menengah serta persiapan pelaksanaan teknis penyelenggaraan pilkada serentak antara lain: 1) koordinasi dengan KPU, Bawaslu, Kemendagri, serta aparat keamanan; 2) hambatan-hambatan pelaksanaan Pilkada lainnya. Hasil pembahasan pertemuan koordinasi yang diselenggarakan di Banten antara lain:

1. Kepolisian akan berkoordinasi dengan KPU dalam pembahasan anggaran keamanan pilkada terutama untuk daerah daerah yang rawan akan konflik Pilkada

2. Anggaran Keamanan Pilkada berada di Polri, namun untuk kedepannya peran setra Gakkumdu akan berada di Bawaslu RI. Untuk pelaksanaan teknis Bawaslu dan Polti akan membuat MOU di setiap lokasi Pilkada. Direktorat Politik dan Komunikasi akan berkoordinasi dengan Direktorat Pertahanan dan Keamanan Bappenas terkait koordinasi pengamanan Pilkada yang melibatkan Polri.

3. Pemerintah Daerah (provinsi) sebaiknya mengalokasikan anggaran untuk Satpol PP mengingar pentingnya peran Satpol PP pada setiap pelaksanaan Pilkada karena ditempatkan personil Sat Pol PP di setiap TPS-TPS. Satpol PP perlu dilibatkan dalam pengamanan, terutama untuk di TPS-TPS di kecamatan dan desa yang mungkibn

Page 81: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

77

tidak terjangkau oleh Kepolisian. Usulan ini akan ditindaklanjuti Direktorat Politik dan Komunikasi untuk disampaikan lebih lanjut ke KPU dan Kemendagri

Analisis Kuantitatif Indeks Demokrasi Indonesia, Sektor Telekomunikasi dan Informasi, 3) Daerah Otonomi Baru Dalam rangka kebutuhan analisis data, Direktorat Politik dan Komunikasi telah melakukan analisis kuantitatif serta pengumpulan data informasi terkait: 1) IDI, 2) Telekomunikasi dan Informasi. Analisis kuantitatif IDI bertujuan sebagai proses kritisi terhadap metode penyusunan IDI yang sudah dilaksanakan selama ini sekaligus sebagai rekomendasi untuk pengembangan selanjutnya. Analisis di sektor Telekomunikasi dilakukan guna identifikasi input-output sektor Telekomunikasi terhadap GDP Indonesia. Hasil pengolahan data dan informasi terkait analisis kuantitatif menjadi masukan dalam penyusunan RKP 2017 dan penyusunan RKP di tahun selanjutnya. Analisis Kuantitatif Indeks Demokrasi Indonesia. Kegiatan analisis kuantitatif yang dilakukan berbasis regresi untuk menganalisa hubungan antara komponen Indeks Demokrasi Indonesia dengan indikator pembangunan. Model regresi dibangun dengan 4 variabel dependen (Indeks Demokrasi Indonesia, kebebasan sipil, hak politik, dan indeks lembaga demokrasi) dan 3 variabel independen (Indeks Pembangunan Manusia, persentase penduduk miskin dan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto). Model analisis adalah sebagai berikut:

(1) IDI = αIPM + βPoverty + ɤPDRB + ε (2) CivilFreedom = αIlPM + βPoverty + ɤPDRB + ε (3) PoliticalRights = αIPM + βPoverty + ɤPDRB + ε (4) DemocraticInstitutions = αIPM + βPoverty + ɤPDRB + ε

Data – data yang dikumpulkan antara lain berupa variabel Indeks Demokrasi Indonesia yang terdiri Kebebasan Sipil, Hak-hak Politik dan Peran Lembaga Demokrasi dengan sampel 33 provinsi di Indonesia tahun 2012-2015, variable Indeks Pembangunan Manusia, persentase penduduk miskin, dan pertumbuhan produk domestic regional bruto (PDRB) dengan sampel 33 provinsi di Indonesia tahun 2012-2015. Data diambil dari Laporan IDI 2012-2015 dan Badan Pusat Statistik (BPS).

Analisis regresi sederhana juga dilakukan untuk melihat hubungan antara Indeks Demokrasi Indonesia secara umum dengan indikator pembangunan (IPM, persentase penduduk miskin dan pertumbuhan PDRB) di tingkat provinsi dengan data tahun 2012-2015

Page 82: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

78

Secara umum pada tingkat provinsi, dalam kurun waktu tahun 2012-2015, Indeks Pembangunan Manusia secara signifkan berpengaruh positif (P value < 0.01) terhadap Indeks Demokrasi Indonesia dengan koefisien 0.715. Artinya, peningkatan 1 unit IPM akan berdampak terhadap peningkatan IDI sebesar 0.715 unit. Dapat dikatakan bahwa pembangunan demokrasi di tingkat provinsi berkorelasi positif dengan pembangunan manusianya. Namun, di sisi lain, variable persentase penduduk miskin dan pertumbuhan PDRB tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap Indeks Demokrasi Indonesia (P value > 0.1). Artinya, tidak terdapat keterkaitan antara persentase penduduk miskin dengan pembangunan demokrasi di Indonesia di tingkat provinsi, sama halnya dengan tidak terdapat keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan demokrasi di tingkat provinsi. Hasil regresi sederhana untuk melihat hubungan antara aspek kebebasan sipil dengan indikator pembangunan (IPM, persentase penduduk miskin dan pertumbuhan PDRB) di tingkat provinsi dengan data tahun 2012-2015

Apabila komponen IDI dijabarkan satu per satu, dapat dilihat variabel kebebasan

sipil secara signifikan (p value < 0.1) dipengaruhi oleh persentase penduduk miskin di tingkat provinsi dengan koefisien sebesar 0.364. Artinya, peningkatan 1% penduduk

Page 83: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

79

miskin akan secara positif mempengaruhi indeks kebebasan sipil di tingkat provinsi sebesar 0.36 unit. Ini merupakan indikasi yang kurang baik dimana semakin tinggi kebebasan sipil dalam berpolitik justru diikuti dengan semakin meningkatnya kemiskinan di tingkat provinsi. Pada kebebesan sipil tidak dipengaruhi secara signifikan oleh peningkatan IPM dan pertumbuhan PDRB di tingkat provinsi (p value keduanya > 0.1). Maka tidak dapat disimpilkan bahwa terdapat keterkaitan antara kebebasan sipil dengan peningkatan IPM dan pertumbuhan ekonomi di tingkat provinsi.

Hasil analis regresi sederhanan hubungan antara aspek hak-hak politik dengan indikator pembangunan (IPM, persentase penduduk miskin dan pertumbuhan PDRB) di tingkat provinsi dengan data tahun 2012-2015.

Sebagai salah satu komponen pembentuk Indeks Demokrasi Indonesia, dapat dilihat bahwa aspek hak-hak politik masyarakat di tingkat provinsi dipengaruhi secara signifikan oleh IPM (p value < 0.01) dengan koefisien sebesar 1.127. Artinya peningkatan IPM sebesar 1 unit akan diikuti dengan peningkatan hak politik masyarakat di tingkat provinsi sebanyak 1.127 unit. Namun, pertumbuhan PDRB yang secara signifikan (p value < 0.1) berpengaruh terhadap hak politik masyarakat di tingkat provinsi, justru berdampak negative terhadap hak politik masyarakat dengan koefisien -0.723. Artinya, peningkatan PDRB di tingkat provinsi sebesar 1% justru akan mengurangi kebebasan berpolitik masyarakat sebesar 0.723 unit. Di sisi lain, tidak terdapat korelasi yang signifikan antara persentase penduduk miskin dengan hak berpolitik masyarakat di tingkat provinsi (p value > 0.1). Artinya, belum dapat disimpulkan bahwa persentasi penduduk miskin akan berpengaruh terhadap hak politik masyarakat di tingkat provinsi.

Hasil analisis regresi sederhana untuk melihat hubungan antara aspek lembaga demokrasi dengan indikator pembangunan (IPM, persentase penduduk miskin dan pertumbuhan PDRB) di tingkat provinsi dengan data tahun 2012-2015

Page 84: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

80

Sebagai salah satu aspek yang tak kalah penting dalam menyusun Indeks Demokrasi Indonesia, aspek lembaga-lembaga demokrasi di tingkat provinsi secara signifikan dipengaruhi oleh IPM (p value < 0.1) dengan koefisien sebesar 0.472. Artinya, peningkatan 1 unit IPM akan diikuti dengan adanya peningkatan 1 unit indeks lembaga demokrasi di tingkat provinsi. Ini merupakan indikasi positif dimana peningkatan pembangunan manusia di tingkat provinsi mempengaruhi kualitas lembaga demokrasinya. Senada dengan IPM, aspek lembaga demokrasi di tingkat provinsi dipengaruhi secara signifikan oleh persentasi penduduk miskin (p value < 0.1) dengan koefisien sebesar -0.319. Artinya penurunan penduduk miskin sebesar 1% akan diikuti dengan peningkatan indek lembaga demokrasi di tingkat provinsi sebesar 0.319 unit. Kedua hal tersebut merupakan indikasi yang baik dimana semakin berkualitas demokrasi kelembagaan di tingkat provinsi, maka kualitas manusia semakin baik dan penduduk miskin semakin berkurang.

Di sisi lain, tidak terdapat korelasi yang signifikan antara pertumbuhan PDRB di tingkat provinsi dengan indeks lembaga demokrasi (p value > 0.1). Artinya, belum dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh terhadap semakin berkualitasnya demokrasi kelembagaan di tingkat provinsi

Analisis input-output sektor Telekomunikasi terhadap GDP Indonesia. Analisis kuantitatif Untuk mendukung analisis yang akan dilakukan, berikut uraian kegiatan sebagai Konsultan Analis Kuantitatif, pada bulan ini telah melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Memetakan peran dan mengamati perkembangan data series kontribusi sektor telekomunikasi dalam perekonomian Indonesia dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya lainnya

Page 85: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

81

Gambar 2.7

Sumber: Statistik Pos dan Telekomunikasi, Kemekominfo, 2016 Perlambatan perekonomian global nampaknya memberikan dampak terhadap perekonomian berbagai negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2015 hanya mencapai sebesar 4,79 persen. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan permintaan dari negara-negara mitra dagang utama dan penurunan harga komoditas memberikan tekanan terhadap perekonomian daerahyang berbasis pada sektor komoditas. Lebih lanjut, commodity boom yang terjadi pada tahun 2002-2011 diindikasikan telah menyebabkan sebagian daerah terkena ancaman fenomena Dutch disease. Ke depan, dengan perkiraan harga komoditas yang masih belum menguat, Indonesia membutuhkan sumber pertumbuhan baru yang memiliki nilai tambah tinggi. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah pusat melakukan reformasi anggaran untuk mendorong proses transformasi ke sektor jasa dan telekomunikasi. Dari table diatas dapat dilihat bahwa dengan berakhirnya commodity boom dan menunrunnya harga minyak dunia paska 2010 menyebabkan stagnansi pada sektor pertanian di kisaran 13,5% - 14% dan bahakan penurunan kontribusi sektor ekstraktif seperti pertambangan hampir 2 kali lipat dari 10,4% di 2010 ke 6,83% di 2016. Ini menyebabkan penggerak perekonomian kini cenderung mengarah ke sektor-sektor bernilai tambah tinggi, seperti jasa yang tumbuh dari 3,4% di 2010 ke 4,15 di 2016 dan sektor tersier seperti informasi dan komunikasi (kominfo) yang sempat meningkat dari 3,7% persen di 2010 ke 4,5% di 2013. Namun, setelah setelah itu sektor kominfo merosot hingga 3,56% di triwulan pertama 2016. Ini merupakan indikasi buruk bagi perekonomian Indonesia yang perlu bergeser ke sektor tersier.

Page 86: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

82

b. Melakukan pemetaan sederhana untuk melihat kontribusi sektor

telekomunikasi terhadap penerimaan negara dibandingkan dengan komponen penerimaan negara lainnya.

KOMPONEN PENDAPATAN NEGARA 2015 2016

Gambar 2.8 Komponen Pendapatan Negara 2015 dan 2016

Sumber: DJPB Kementerian Keuangan, diolah (2016)

Secara umum, kontribusi sektor telekomunikasi terhadap penerimaan negara akan masuk ke dalam komponen Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang pada 2016 berkontribusi sebesar 15,02%, kedua terbesar setelah Pajak (84,87%). Namun angka tersebut turun 0.87% dibandingkan dengan tahun 2015. Ini mengindikasikan kurang optimalnya pemanfaatan momentum berkembangnya ekonomi digital dan sektor kominfo terhadap penerimaan negara. KOMPONEN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 2015 2016

Gambar 2.9 Komponen Pendapatan Negara Bukan Pajak 2015 dan 2016

Sumber: APBN 2016, Kementerian Keuangan

Page 87: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

83

Apabila dijabarkan lebih rinci kontribusi sektor telekomunikasi masuk kedalam PNBP lainnya, yang juga merupakan komponen kedua terbesar setelah penerimaan SDA dan diatas pendapatan dari laba BUMN, di tahun 2016, kontribusi penerimaan PNBD lainnya terhadap total PNBP menurun menjadi 29% di tahun 2016 setelah sebelumnya mencapai 32% di tahun 2015. Ini juga menunjukkan adanya penurunan pemanfaatan semakin luasnya penggunaan telekomunikasi di Indonesia terhadap penerimaan negara.

Page 88: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

84

BAB 3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1 KESIMPULAN Kegiatan Koordinasi Penguatan Demokrasi tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Direktorat Politik dan Komunikasi menciptakan koordinasi yang sinergis antara pemangku kepentingan serta sinkronisasi program/kegiatan agar dapat terwujudnya rencana pembangunan bidang politik dan komunikasi yang sinergis, terpadu, berkeseinambungan, serta adanya kesesuaian antara RKP 2017 dengan RPJMN 2015-2019. Kegiatan penguatan demokrasi juga bertujuan agar terciptanya sinergi pelaksanaan pembangunan yang dilakukan antar instansi/lembaga sesuai dengan RKP 2016. Kegiatan koordinasi penguatan demokrasi sepanjang tahun 2016 dilakukan dengan dilaksanakan sejumlah rapat dan pembahasan terkait penyusunan RKP 2017 bidang Politik dan Komunikasi, bersama mitra kerja; pertemuan dengan pemerintah daerah terkait dukungan koordinasi pelaksanaaan pemilukada serentak, pembahasan Kerjasama Selatan Selatan, Penyusunan Indeks Demokrasi Indonesia, Media Monitoring dalam berbagai media serta analisis kuantitatif terkait IDI, Sektor Telekomunikasi. Kegiatan penguatan demokrasi dalam penyusunan RKP 2017 mempunyai tahapan yang berbeda dengan penyusunan RKP 2016 yaitu dengan dilakukannya pertemuan Multilateral dan Bilateral yang mempertemukan Bappenas dengan Kementerian/Lembaga Teknis yang merupakan mitra kerja dan Kementerian/Lembaga yang mempunyai kontribusi/dukungan terhadap program Prioritas Nasional. Dokumen RKP 2017 yang dihasilkan memuat narasi yang lebih pendek ketimbang dokumen RKP 2016, selain itu dilengkapi dengan lampiran Program/Kegiatan Kementerian/Lembaga yang termasuk program Nasional dan Program Prioritas saja. Adanya Koordinasi dalam rangka dukungan pelaksaan teknis pemilukada telah dilaksanakan untuk mengantisipasi hambatan dalam penyelenggaraan pemilukada. Direktorat Politik dan Komunikasi telah melakukan koordinasi dengan berbagai K/L antara lain dengan Kemenkopolhukam, KPU, Bawaslu, Pemda serta Polri. Kegiatan koordinasi Direktorat Politik dan Komunikasi sebagai perwakilan dari Pokja 3 KSST yaitu dalam perumusan naskah akademik single agency KSST Indonesia. Koordinasi lanjutan dalam pembahasan KSST masih akan berlanjut guna inisiasi kelembagaan KSST yang akan dibentuk, serta penerapan Standar Operational Procedure yang harus dimiliki dan dirujuk dalam setiap kegiatan KSST yang akan dilaksanakan. Selain itu, Direktorat Politik dan Komunikasi juga ikut berpartisipasi dalam salah satu kegiatan KSST peningkatan kapasitas SDM Internal Bappenas. Pelaksanaan Media Monitoring Bidang Politik dan Komunikasi dilakukan guna menangkap wacana yang sedang disoroti masyarakat. Hasil Isu Monitoring Bidang Politilk dan Komunikasi yang sering terexpose di media massa antara lain: persiapan pelaksanaan pemilukada serentak; berita hoax di media (kebingungan masyarakat dalam kebenaran berita); ancaman radikalisme dan terorisme; serta perlindungan WNI/BHI. Hasil media monitoring ini menjadi pertimbangan dalam perencanaan program/kegiatan mitra direktorat Polkom dan sebagian besar telah menjadi isu ataupun program prioritas antara lain penanggulangan terorisme oleh BNPT, Perlindungan WNI/BHI oleh Kemlu, sedangkan untuk sebagai upaya counter informasi yang tidak benar dilaksanakan oleh Kemkominfo

Page 89: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

85

dengan memperbanyak konten positif, filter konten negative di website serta koordinasi pemangku informasi di K/L.

Hasil analisis kuantitatif hubungan IDI dengan IPM yang menggunakan data tahun 2012-2015 menunjukkan tidak adanya korelasi yang signifikan. Tidak terdapat keterkaitan antara persentase penduduk miskin dengan pembangunan demokrasi di Indonesia di tingkat provinsi, sama halnya dengan tidak terdapat keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan demokrasi di tingkat provinsi.

Variable IDI kebebasan sipil secara positif mempengaruhi indek kebebasan sipil di tingkat provinsi. Ini merupakan indikasi yang kurang baik dimana semakin tinggi kebebasan sipil dalam berpolitik justru diikuti dengan semakin meningkatnya kemiskinan di tingkat provinsi. Pada kebebesan sipil tidak dipengaruhi secara signifikan oleh peningkatan IPM dan pertumbuhan PDRB di tingkat provinsi (p value keduanya > 0.1). Maka tidak dapat disimpilkan bahwa terdapat keterkaitan antara kebebasan sipil dengan peningkatan IPM dan pertumbuhan ekonomi di tingkat provinsi. Di sisi lain, tidak terdapat korelasi yang signifikan antara pertumbuhan PDRB di tingkat provinsi dengan indeks lembaga demokrasi (p value > 0.1). Artinya, belum dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berpengaruh terhadap semakin berkualitasnya demokrasi kelembagaan di tingkat provinsi.

3.2 REKOMENDASI Pelaksanaan koordinasi bersama Pemerintah Pusat (Kementerian/Lembaga), Pemerintah Daerah, serta stakeholders terkait memilki peranan penting dalam sinkronisasi dan sinergi dalam perencanaan dan penganggaran Program/Kegiatan Nasional, Prioritas maupun prioritas lainnya. Selain itu koordinasi juga memegang peranan penting dalam proses dukungan implementasi Program/Kegiatan. Direktorat Politik dan Komunikasi perlu tetap menjalin koordinasi untuk sejumlah kegiatan penguatan demokrasi yang meliputi proses pembuatan kebijakan (sebagai rekomendasi RKP dan RPJMN), proses penyusunan IDI, inisiasi kelembagaan KSST, dan koordinasi terkait politik dan demokrasi lainnya bersama pemerintah pusat dan daerah. Adapun dalam pelaksanaan koordinasi dan pelaksanaan kegiatan tersebut perlu tetap meng-update dengan isu/wacana di public serta mencoba berpikir kritis dengan analisis terhadap kegiatan yang sudah dilakukan.

Page 90: DAFTAR ISI - Website Direktorat Politik dan Komunikasi ...ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Kajian Ditpolkom/5) Kajian Tahun... · Perencanaan dengan pendekatan teknokratik dilaksanakan

86