DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · kehidupan, maka tentunya di perlukan pula kualitas sumber daya...
Transcript of DAFTAR ISI - sinta.unud.ac.id · kehidupan, maka tentunya di perlukan pula kualitas sumber daya...
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA .................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
HALAMAN PENETAPAN PENGUJI .......................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
ABSTRAK ..................................................................................................... xii
ABSTRACT ..................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Ruang Lingkup Masalah ........................................................... 6
1.4 Orisinalitas Penelitian ............................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
1.5.1 Tujuan umum ................................................................ 8
1.5.2 Tujuan khusus ............................................................... 8
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 9
1.6.1 Manfaat teoritis ............................................................. 9
1.6.2 Manfaat praktis ............................................................. 10
1.7 Landasan Teoritis ...................................................................... 10
1.8 Metode Penelitian..... ................................................................ 17
x
1.8.1 Jenis penelitian……………………………………....... 17
1.8.2 Sifat penelitian ……………………………………… 18
1.8.3 Data dan sumber data .................................................. 18
1.8.4 Teknik pengumpulan data ............................................ 19
1.8.5 Teknik pengolahan dan analisis data. ......................... 20
BAB II TINJAUAN UMUM KECELAKAAN KERJA TERHADAP
PEKERJA …………………………………………….................. 21
2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja.................................................... 21
2.1.1 Dasar Hukum Kecelakaan Kerja ………………………. 25
2.1.2 Syarat-syarat Berlakunya Kecelakaan Kerja …………... 26
2.1.3Pertanggungjawaban Pengusaha Dalam Kecelakaan
Kerja................................................................................. 27
2.1.4 Penyelenggara Pemberi Ganti Kerugian Kecelakaan
Kerja …………................................................................ 31
2.2 Pengertian Pekerja…………….……………………………... 36
2.2.1 Pengertian Waktu Kerja…………………………….….. 37
2.2.2 Hubungan Kerja Pengusaha dan Pekerja………………. 40
BAB III PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB PENGUSAHA
DALAM KECELAKAAN KERJA TENAGA KERJA DI THE
SAKA’S CLUB KABUPATEN BADUNG ………….. 45
3.1 Gambaran Umum Kondisi Ketenagakerjaan di The Saka’s
Club………………………………………………………… 45
3.2 Bentuk Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Pekerja…… 46
xi
3.3 Bentuk-Bentuk Perlindungan Hukum yang Diberikan oleh
The Saka’s Club terhadap pekerja yang
diperkerjakannya…………………………………………... 47
BAB IV UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN DINAS SOSIAL
TENAGA KERJA DALAM MELAKSANAKAN
PENGAWASAN PERLINDUNGAN KECELAKAAN
KERJA TERHADAP PEKERJA……….................................... 54
4.1Tindakan-Tindakan Yang Dilakukan Dinas Sosial Tenaga
Kerja Terhadap The Saka’s Club Jika Tidak Mau
Memberikan Perlindungan Hukum Secara Penuh Terhadap
Pekerjanya……………………………………………….. 54
4.2 Bentuk-BentukPengawasan Dan Sanksi Yang Diberikan
Oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja Terhadap The Saka’s
Club Jika Tidak Mau Memberikan Perlindungan Hukum
Secara Penuh Terhadap Pekerjanya…................................. 56
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 59
5.1 Simpulan ………………………………….............................. 59
5.2 Saran ………………………………………………………… 60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMAN
DAFTAR RESPONDEN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
Salah satu penyebab pendirian perusahaan-perusahaan besar di negeri ini
adalah salah satu faktor penunjang yg amat berperan dalam proses pembangunan
bangsa yg sedang dijalani. Seiring dengan gerak laju pembangunan di Negara kita
serta tingkat perkembangan teknologi dan industrial, maka masalah
ketenagakerjaan mempunyai peranan yang sangat strategis. Maka dari itu masih
kurang pemahamannya terutama mengenai perlindungan hukumnya terhadap
pekerja yang mengalami kecelakaan kerja, yang terjadi di Bali Kabupaten Badung
terdengar isu bahwa telah terjadi tidak bertanggungjawabnya terhadap pekerja
yang mengalami kecelakaan kerja pada sebuah perusahaan.
Fakta yang terjadi di lapangan masih ada perusahaan-perusahaan yang
tidak memberikan perlindungan hukum secara penuh terhadap pekerja. Untuk itu
dilakukan Penelitian secara metode yuridis empiris, dan pendeketan perundang-
undangan dan pendekatan fakta yang yang sifatnya deskritif dan menggunakan
teknik wawancara guna memperoleh jawaban permasalahan yang terjadi terhadap
tidak ada maunya bertanggungjawab terhadap pekerja yang diperkerjakannya.
Berdasarkan yang terjadi mengenai isu tenaga kerja tidak di tanggung
sepenuhnya karena Alasan belum diikutsertakannya pekerja tersebut ke dalam
program jaminan tersebut karena pekerja sudah mengikuti program jaminan lain
yang berupa asuransi pribadi, dan tindakan Dinas Dinas Sosial Tenaga Kerja
Kabupaten Badung mmberikan 3 kali surat peringatan jika tidak di jalankan
penyelesaian tenaga kerja dan denda terhadap perusahaan
Kata Kunci : Perusahaan, Pekerja, Kecelakaan Kerja.
xiii
ABSTRACT
One cause of the establishment of the major companies in this country is
one factor supporting sizzler role in nation-building process that is being
undertaken. Along with the motion of the pace of development in our country as
well as the level of technological development and industrial,then the problem of
employment has a very strategic role. Therefore the number of foreign workers
coming into Indonesia still lack understanding, especially regarding the legal
protection, which occurred in Bali Badung district heard rumors that have been
going irresponsible to workers who are injured at work accident.
Facts that occurred in the field there are still companies that do not
provide full legal protection for foreign workers. This research was carried
juridical empirical method, legislation approach and approach to facts that are
descriptive and use interviewing techniques in order to obtain answers to the
problems that occur to no one wants responsibility for foreign workers.
By occurring on the issue of foreign labor is not on the responsibility
entirely for reasons yet the inclusion of foreign workers into the insurance
program because foreign workers have followed a program other guarantees in
the form of personal insurance, and actions of the Department of Social Service
Workers Badungmmberikan three times warning letters if not pursued the
settlement of foreign labor and fines against companies
Keywords: Company, Workers, work accident.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah Negara hukum yang menjungjung tinggi
harkat dan martabat manusia, sejalan dengan mulainya perkembangan era
globalisasi dan mulai meningkatnya sektor pembangunan di sektor
kehidupan, maka tentunya di perlukan pula kualitas sumber daya manusia
yang handal dan profesional di bidangnya dan menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi. Pendirian perusahaan-perusahaan besar di negeri ini adalah
salah satu faktor penunjang yg amat berperan dalam proses pembangunan
bangsa yg sedang dijalani. Seiring dengan gerak laju pembangunan di Negara
kita serta tingkat perkembangan teknologi dan industrial, maka masalah
ketenagakerjaan mempunyai peranan yang sangat strategis. Bahkan seluruh
kebijakan dan program pembangunan ekonomi dan sosial,
mempertimbangkan sepenuhnya tujuan-tujuan perluasan kesempatan kerja
serta kegiatan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. 1 maka secara
bertahap penggunaan pekerja asing perlu diadakan pembatasan. Orang asing
adalah tiap orang bukan warga negara Republik Indonesia.2
1 Rachmat Trijono, 2014, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Penerbit Papas Sinar
Sinanti, Jakarta, hal.14.
2H.S.Syarif,1996,Pedoman Penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia,Penerbit Sinar
Grafika,jakarta,hal.6.
2
Sejalan dengan hal tersebut, maka dari itu sangat diperlukan
pemahaman yang menjadi dasar akan penggunaan tenaga kerja warga negara
asing dalam rangka alih ketrampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) kepada tenaga kerja Indonesia, adanya jabatan-jabatan tertentu yang
belum dapat di isi oleh tenaga kerja Indonesia dan dalam rangka pengamanan
investasi modal asing di Indonesia. Penggunaan tenaga kerja warga negara
asing pendatang dalam rangka alih ketrampilan, ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) kepada tenaga kerja Indonesia tersebut diatur berdasarkan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Menurut
pasal 1 angka (13) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 “ Tenaga kerja
asing adalah warga Negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di
wilayah Indonesia”. Adapun setiap perusahaan pemberi kerja yang
memperkerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri
atau Pejabat yang ditunjuk.
Adapun kewajiban dari pemberi kerja yang memperkerjakan
Tenaga kerja asing disebutkan dalam pasal 45 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 yaitu:
(1) Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib :
a. menunjukan tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga kerja
pendamping tenaga kerja asing yang diperkerjakan untuk alih
teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing; dan
b. melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja
Indonesia sebagaimana dimaksud pada huruf a yang sesuai dengan
kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga kerja asing.
3
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi
tenaga kerja asing yang menduduki jabatan direksi dan/atau komisaris.
Selain itu pemberi kerja yang memperkerjakan tenaga kerja asing
dan pemerintah juga wajib memberikan perlindungan kepada pekerja asing
yang bekerja dalam rangka pengamanan investasi modal asing di Indonesia.
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal memuat
secara khusus ketentuan tentang ketenagakerjaan yang dituangkan dalam Bab
VI dimana dalam pasal 14 butir(a) Undang-Undang Penanaman Modal
menegaskan bahwa setiap penanam modal berhak mendapat kepastian hak,
hukum dan perlindungan. Dengan demikian pasal 14 butir(a) tersebut menjadi
pasal perlindungan yang memberikan jaminan hukum bagi tenaga kerja asing
untuk bekerja dan mendapatkan perlindungan.
Imam Soepomo menjelaskan bahwa:”Usaha memperbaiki ekonomi
buruh disebut perlindungan ekonomis, yang persoalannya sebagai syarat-
syarat kerja atau syarat-syarat perburuhan diatur dalam peraturan-peraturan
mengenai hubungan kerja atau perjanjian kerja”.3 Ini berarti bahwa
pemberian perlindungan terhadap buruh/pekerja dalam melakukan pekerjaan
diatur dalam suatu perjanjian kerja sebelum pekerja tersebut melakukan
pekerjaannya. Dimana calon pekerja harus tunduk terhadap isi perjanjian
kerja tersebut dan sebaliknya, atasan berkewajiban memberikan tunjangan
yang merupakan hak dari pekerja bila dalam melakukan pekerjaannya pekerja
3Imam Soepomo, 1979, Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja(Perlindungan
Buruh), Pradnya Paramita, Jakarta, hal.26.
4
mengalami kecelakaan kerja yang menyebabkan luka-luka, cacat, bahkan
kematian.
Para investor, eksekutif perusahaan dan pekerja asing dengan
begitu menjadi landasan dan kepastian hukum tentang perlindungan
ketenagakerjaan selama mereka bekerja di Indonesia. Perlindungan tenaga
kerja asing tidak saja berupa pemberian izin kerja, tetapi juga mencakup
keselamatan kerja yang diproteksi melalui asuransi, sesuai dengan prinsip-
prinsip keselamatan dan kesehatan kerja(K3). Jaminan keselamatan tersebut
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja(Jamsostek). Para pekerja asing yang tidak memiliki jaminan
asuransi tenaga kerja di negara asalnya, maka wajib diberikan perlindungan
melalui program jaminan tenaga kerja seperti jaminan kecelakaan dan
jaminan pemeliharaan kesehatan. Dengan semua pengaturan tersebut, maka
pekerja asing yang bekerja di wilayah negara Indonesia mendapatkan
perlindungan ketenagakerjaan secara penuh dalam menjalankan aktivitas
selama perusahaan beroprasi di Indonesia.
Dengan kehadiran tenaga kerja asing di Indonesia terutama di The
Saka’s Club di Bali Kabupaten Badung sangat membantu dalam rangka
pembangunan nasional serta penguasaan dan alih teknologi yang merupakan
proses berlanjut dan berkesinambung bagi tenaga kerja Indonesia. Bangsa
Indonesia terutama Bali Kabupaten Badung masih sangat membutuhkan
bantuan dan kerja sama dari tenaga kerja asing. Dilakukan secara bertahap
dan didasarkan atas perencanaan tenaga kerja melalui program pendidikan,
5
latihan kerja agar dapat tercapai keseimbangan warga negara Indonesia
terutama di Bali Kabupaten Badung dengan tenaga kerja asing. Akan tetapi
tenaga kerja asing mendapatkan perlindungan yang memadai baik dari segi
hukumnya maupun sosialnya karena dari syarat-syarat yang dijanjikan pada
penggunaan tenaga kerja asing masih kurang dan kesepakatan kerjanya yang
dijanjikan. Akan tetapi isu yang terjadi di The Saka’s Club Kabupaten
Badung telah terjadi bahwa pihak The Saka’s Club sebagai penguasaha belum
memberikan perlindungan hukum secara penuh terhadap pekerja yang
diperkerjakannya. Maka dari itu diperlukan sedikit pengawasan mengenai
perlindungan hukum terhadap pekerja. Bertitik tolak dari latar belakang
diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian terkait dengan
kajian tersebut diatas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memudahkan penulis dalam membatasi masalah yang diteliti sehingga
sasaran yang hendak dicapai menjadi jelas, searah dan dapat mencapai
sasaran yang diharapkan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk-bentuk pelaksanaan ganti kerugian kecelakaan kerja
yang diberikan oleh perusahaan terhadap pekerja di The Saka’s Club
Kabupaten Badung ?
6
2. Bagaimana upaya Dinas Sosial Tenaga Kerja menyikapi jika The Saka’s
Club Kabupaten Badung tersebut tidak mau memberikan perlindungan
Hukum secara penuh terhadap pekerja yang diperkerjakannya?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu
perlindungan hukum terhadap pekerja di Indonesia khususnya Kabupaten
Badung Bali yang ruang lingkupnya sebagai berikut :
1. Membahas mengenai bentuk-bentuk perlindungan hukum dari segi
jaminan keselamatan kerja terhadap pekerja yang diberikan oleh The
Saka’s Club Kabupaten Badung dalam menyikapi penggunaan tenaga
kerja.
2. Membahas mengenai upaya bentuk-bentuk yang disikapi oleh Dinas Sosial
Tenaga Kerja Kabupaten Badung mengenai jika The Saka’s Club
Jimbaran Kabupaten Badung tidak mau bertanggung jawab secara penuh
terhadap jaminan keselamatan kerja tenaga kerja yang nantinya
menemukan jalan keluar permasalahan perlindungan hukum terhadap
pekerja di Kabupaten Badung. Sebagai salah satu gambaran umum di
dalam aktifitas ketenagakerjaan sebagai upaya peningkatan mutu kerja.
7
1.4 Orisinalitas
Dalam tulisan ini, penulis menggunakan 2 (dua) skripsi ilmu
hukum terdahulu melalui penelusuran skripsi. Dimana hal itu dimaksudkan
sebagi refrensi penulisan dan untuk menghindari terjadinya plagiasi serta
menyatakan bahwa tulisan ini memang hasil karya dan pemikiran penulis
sendiri, adapun skripsi yang penulis maksud adalah :
No Judul Penulis Rumusan Masalah
1 PERLINDUNGAN
HUKUM TERHADAP
TENAGA KERJA
ASING (TKA) DI
SUMATERA
Rendy Permana 1. Bagaimana bprosedur
perizinan memperkejakan
tenaga kerja Asing menurut
Kep Menakertrans No. Kep
20/Men/III/2004 ?
2. Bagaimana prosedur
pelaksanaan program
Jamsostek bagi Tenaga
Kerja Asing?
2 Tinjauan Terhadap
Penggunaan Tenaga
Kerja Asing
Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 13
Tahun 2003 Pada PT
Balamindo Invesetmen
Cakrawala Batam
Mellisa
Anggraini
1. Bagaimana pelaksanaan
kewajiban dan hak antara
pekerja asing dengan PT
Batamindo Investment
Cakrawala Batam ?
2. Apakah kendala-kendala
yang ditemui dalam
penggunaan TKA di PT
Batamindo Investment
Cakrawala Batam ?
8
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari skripsi ini ada 2 ( dua ) tujuan yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus :
1.5.1 Tujuan umum
1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Khususnya pada
Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar.
2. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang hukum
khususnya hukum ketenagakerjaan dan meningkatkan daya nalar di
dalam kehidupan masyarakat.
3. Untuk memenuhi tugas laporan akhir yang merupakan salah satu
mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Universitas
Udayana untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum.
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap
pekerja yang diberikan oleh The Saka’s Club di Kabupaten Badung.
5. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga
Kerja Kabupaten Badung dalam menyikapi jika terjadinya pada The
Saka’s Club Kabupaten Badung tidak mau bertanggung jawab
mengenai jaminan keselamatan kerja untuk tenaga kerja.
1.5.2 Tujuan khusus
1. Untuk memahami bentuk-bentuk perlindungan hukum terhadap
pekerja yang diberikan oleh The Saka’s Club di Kabupaten Badung.
2. Untuk memahami upaya yang dilakukan oleh Dinas Sosial Tenaga
Kerja Kabupaten Badung dalam menyikapi jika terjadinya pada The
9
Saka’s Club Kabupaten Badung tidak mau bertanggung jawab
mengenai jaminan keselamatan kerja untuk tenaga kerja.
1.6 Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya serta memiliki kegunaan
praktis pada khususnya sehingga penelitian ini bermanfaat secara teoritis dan
praktis.
1.6.1 Manfaat teoritis
1. Memperdalam pengetahuan dan pemahaman bagi mahasiswa untuk
menerapkan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan dan sumber-
sumber yang diperoleh dalam literature terhadap ilmu bidang hukum
perdata khususnya hukum ketenagakerjaan di Bali.
2. Memperdalam pengetahuan dalam cara berfikir dan bekerja sehingga
tidak hanya mengenai teori tetapi sekaligus mengenal praktek di
lapangan.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi dan memberikan
sumbangan konseptual bagi mahasiswa (pembaca) dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan
kemajuan dunia pendidikan.
10
1.6.2 Manfaat praktis
Untuk dapat dijadikan pedoman oleh siapapun baik itu mahasiswa,
praktisi, pemerintah, dan pihak yang membutuhkan dalam
menyelesaikan permasalahan yang sejenis maupun penelitian hukum
lainnya, dan memberikan pengalaman belajar dan melakukan
penelitian bagi mahasiswa sehingga mahasiswa mengetahui jalannya
praktek hukum dimasyarakat secara langsung.
1.7 Landasan Teoritis
Hukum pada hakekatnya adalah suatu yang abstrak, tetapi dalam
manifestasinya bisa berwujud konkrit. Suatu ketentuan hukum baru dapat
dinilai baik jika akibat-akibat yang dihasilkan dari penerapannya adalah
kebaikan, kebahagiaan yang sebesar-besarnya dan berkurangnya
penderitaan.4 Satjipto Raharjo menyatakan bahwa hukum melindungi
kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan
kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut.
Pengalokasian kekuasaan ini dilakukan secara terukur, dalam arti, ditentukan
keluasan dan kedalamannya. Kekuasaan yang demikian itulah yang disebut
hak. Tetapi tidak di setiap kekuasaan dalam masyarakat bisa disebut sebagai
4 Lili Rasjidi dan I. B. Wyasa Putra, 1993, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Remaja
Rosdakarya, Bandung, hal. 79.
11
hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu yang menjadi alasan melekatnya
hak itu pada seseorang.5
Efektivitas hukum dapat dilihat dari unsur-unsur sistem hukum
baik melalui aturannya, lembaga hukumnya ataupun budaya hukumnya.
Dalam Syafruddin, Lawrence Friedman menyatakan, unsur-unsur sistem
hukum itu terdiri dari struktur hukum (legal structure), substansi hukum
(legal substance) dan budaya hukum (legal culture).6 Struktur hukum
meliputi lembaga-lembaga baik badan eksekutif, legislatif dan yudikatif serta
lembaga-lembaga terkait yang berhubungan dengan penegakan hukum.
Substansi hukum adalah mengenai norma, peraturan maupun undang-undang.
Substansi yang dipergunakan adalah UU Ketenagakerjaan serta peraturan
perundang-undangan nasional atau daerah yang berkaitan dengan
perlindungan pekerja asing. Sedangkan budaya hukum adalah meliputi
pandangan, kebiasaan maupun perilaku dari masyarakat mengenai pemikiran
nilai-nilai dan pengharapan dari sistem hukum yang berlaku, dengan
perkataan lain, budaya hukum itu adalah iklim dari pemikiran sosial tentang
bagaimana hukum itu diaplikasikan, dilanggar atau dilaksanakan.
Menurut Soerjono Soekanto, agar suatu kaedah hukum atau
peraturan hukum benar-benar dapat berfungsi (efektif) dengan baik, maka
paling sedikit harus memenuhi empat faktor, yaitu:
a. Kaedah hukum atau peraturan hukum itu sendiri;
b. Petugas yang menegakkan atau yang menerapkan aturan hukum tersebut;
5 Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung. hal. 53. 6 Lawrence Friedman dalam Syarifuddin Kalo, Penegakan Hukum yang Menjamin
Kepastian Hukum dan Rasa Keadilan Masyarakat Suatu Sumbangan Pemikiran, Makalah
disampaikan pada “Pengukuhan Pengurus Tapak Indonesia Koordinator Daerah Sumatera Utara”,
pada hari Jumat, 27 April 2007, hal.2.
12
c. Fasilitas yang diharapkan akan dapat mendukung pelaksanaan kaedah
hukum;
d. Warga masyarakat.7
Jika dikaji keempat faktor diatas dapat dikemukakan bahwa faktor
pertama dan kedua adalah faktor yuridis sedangkan faktor ketiga dan keempat
adalah faktor non yuridis. Dari keempat faktor tersebut biasanya faktor warga
masyarakat yang terkena oleh aturan hukum itu apalagi dirasakan aturan itu
merugikannya, tidak sesuai dengan kepentingannya, adanya tingkat
pemahaman dan tingkat pendidikan yang berbeda diantara warga masyarakat,
menyebabkan aturan hukum tersebut tidak efektif. Dapat dikatakan bahwa
efektifitas hukum tersebut terkait dengan kesadaran dan kepatuhan hukum
dari warga masyarakat.
Dikemukakan oleh Soerjono Soekanto bahwa kesadaran hukum
merupakan kesadaran akan nilai-nilai yang terdapat dalam diri manusia
tentang hukum yang diharapkan ada. Maksud dari nilai-nilai tersebut adalah
kemampuan dan nurani yang dimiliki oleh peribadi yang dimaksud untuk
menerima dan melaksanakan hukum tersebut secara sadar.8 Akan tetapi dapat
dikemukakan tidak selamanya pendidikan, pengetahuan, pemahaman, dan
kesadaran terhadap hukum oleh seseorang akan selalu mentaati aturan
hukum. Sangat banyak orang yang mempunyai pendidikan tinggi,
mempunyai pengetahuan dan pemahaman hukum yang memadai tapi kurang
ketatannya terhadap hukum. Dalam hal inilah adanya sanksi hukum tersebut
7 Soerjono Soekanto, 1982, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali Press,
Jakarta, hal.84.
8Ibid hal.84.
13
sangat diperlukan bagi pelanggar hukum agar adanya ketaatan dari warga
masyarakat terhadap hukum itu.
Perlindungan hukum merupakan perlindungan terhadap
kepentingan manusia yang dilindungi hukum. Setiap manusia mempunyai
kepentingan, yaitu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan dapat
terpenuhi. Oleh karenanya manusia mempunyai hak untuk mendapatkan
perlindungan hukum karena hak merupakan kepentingan yang harus
dilindungi oleh hukum.
Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk
melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-
kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya
ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia.9
Perlindungan kerja bertujuan untuk menjamin berlangsungnya
sistem hubungan kerja tanpa disertai adanya tekanan dari pihak yang kuat
kepada pihak yang lemah. Untuk ini pengusaha wajib melaksanakan
ketentuan perlindungan tersebut sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Lingkup perlindungan terhadap pekerja atau buruh menurut Undang-
undang Ketenagakerjaan, meliputi :
1. Perlindungan atas hak-hak dasar pekerja atau buruh untuk berunding
dengan pengusaha;
2. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja;
9 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, Tesis, Magister
Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2003, hal. 14.
14
3. Perlindungan khusus bagi pekerja atau buruh perempuan, anak, dan
penyandang cacat; dan
4. Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, jaminan sosial tenaga kerja.
Sementara perlindunga terhadap pekerja atau buruh dimaksudkan
untuk menjamin hak dasar pekerja atau buruh dan menjamin kesamaan serta
perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan
perkembangan kemajuan dunia usaha. 10
Secara yuridis dalam Pasal 5 Undang-Undang Ketenagakerjaan
menyebutkan”Setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa
diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan” yaitu memberikan perlindungan
bahwa setiap tenaga kerja berhak dan mempunyai kesempatan yang sama
untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan
minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan. Sedangkan dalam
Pasal 6 Undang-Undang Ketenagakerjaan, mewajibkan para pengusaha untuk
memberikan hak dan kewajiban pekerja atau buruh tanpa membedakan jenis
kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran politik.
Dalam skripsi ini penulis menitik beratkan pada perlindungan
secara teknis yaitu perlindungan keselamatan kerja. Menurut H.W. Heinrich,
penyebab kecelakaan kerja yang sering ditemui adalah prilaku yang tidak
aman sebesar 88%, kondisi lingkungan yang tidak aman sebesar 10%, atau
10 I Made Udiana, 2015, Kedudukan dan Kewenangan Pengadilan Hubungan Industrial,
Udayana University Perss, Denpasar, hal.4.
15
kedua hal tersebut diatas terjadi secara bersamaan. Oleh karena itu,
pelaksanaan diklat keselamatan tenaga kerja dapat mencegah perilaku yang
tidak aman dan memperbaiki kondisi lingkungan yang tidak aman.
Pendidikan keselamatan kerja juga berguna agar tenaga kerja memiliki
pengetahuan dan kemampuan mencegah kecelakaan kerja, mengembangkan
konsep dan kebiasaan pentingnya keselamatan kerja, memahami ancaman
bahaya yang ada di tempat kerja dan menggunakan langkah pencegahan
keselamatan kerja. Adapun syarat-syarat keselamatan kerja yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 antara lain:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. Memberikan kesempatan atau jalan penyelamatan diri waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan;
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physic
maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
16
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya;
n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang;
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Perlindungan keselamatan kerja ini tidak hanya memberikan
perlindungan kepada pekerja/buruh saja, melainkan juga diberikan kepada
pengusaha dan pemerintah. Bagi pekerja/buruh adanya jaminan perlindungan
keselamatan kerja akan menimbulkan suasana kerja yang tentram sehingga
pekerja/buruh dapat memusatkan perhatian pada pekerjaannya semaksimal
mungkin tanpa khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa kecelakaan kerja. Bagi
pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di dalam perusahaannya
akan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan
pengusaha harus memberikan jaminan sosial, sedangkan bagi pemerintah
dengan adanya dan ditaatinya peraturan keselamatan kerja, maka apa yang
17
direncanakan pemerintah untuk mensejahterakan masyarakat akan tercapai
dengan meningkatnya produksi perusahaan baik kualitas maupun kuantitas.
1.8 Metode Penelitian
Metode dapat diartikan, sebagai cara yang tepat untuk melakukan
suatu, sedangkan logi/logos adalah ilmu atau pengetahuan. Dengan demikian
metodologi dapat diartikan sebagai cara melakukan sesuatau dengan
menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan. Sedangkan
penelitian berarti suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan
menganalisa sampai menyusun laporannya.11
Dengan menggunakan beberapa hal tersebut seseorang diharapkan
mampu untuk menemukan dan menganalisa masalah yang diteliti sehingga
dapat mengungkapkan suatu kebenaran, karena metode memberikan pedoman
tentang cara bagaimana seorang ilmuwan mempelajari memahami dan
menganalisa permasalahan yang dihadapi.
1.8.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah dengan
menggunakan metode yuridis empiris. Metode yuridis yaitu suatu metode
penulisan hukum yang berdasarkan pada teori-teori hukum, literatur-literatur
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam masyarakat.
Sedangkan metode empiris yaitu suatu metode dengan melakukan observasi
atau penelitian secara langsung kelapangan guna mendapat kebenaran yang
11 Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi, 2001, Metodologi Penelitian, PT. Bumi Aksara,
Jakarta, hal.1.
18
akurat.12 Penggunaan hukum empiris disini karena penelitian lapangan yang
mengkaji pelaksanaan dan implementasi perlindungan ketentuan perundang-
undangan di lapangan. Menurut sifatnya, penelitian yang digunakan yaitu
penelitian yang bersifat deskriptif.13
1.8.2 Sifat penelitian
Dalam penulisan skripsi ini digunakan penelitian yang sifatnya
deskriptif ( menggambarkan ) yaitu penelitian yang berupaya untuk
menggambarkan secara tepat mengenai sifat-sifat suatu individu, keadaan,
gejala atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala
dengan gejala lain dalam masyarakat.
1.8.3 Data dan sumber data
Data yang diteliti dalam penelitian hukum empiris ada 2 ( dua )
jenis yaitu data primer dan data sekunder :
1.8.3.1 Data Primer adalah data yang bersumber dari sumber pertama di
lapangan baik dari responden maupun informan. Dimana diperoleh
dari hasil wawancara dengan staf-staf Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
Kabupaten Badung.
1.8.3.2 Data Sekunder adalah suatu data yang bersumber dari data yang
sudah terdokumenkan dalam bentuk bahan-bahan hukum, yang
meliputi :
12 Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju, Bandung,
hal.3.
13 Abdul Kadir, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT.Citra Bakti, Bandung, hal.54
19
1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat,
meliputi peraturan perundang-undangan dan terdiri dari :
a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja,
d. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja,
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Cara Penggunaan
Tenaga Kerja Asing,
f. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan.
2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, literature yang
berkaitan dengan permasalahan yang ada.
1.8.4 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini
menggunakan teknik kepustakaan dan teknik wawancara, yaitu :
a. Teknik kepustakaan yaitu membaca dan mencatat informasi serta
keterangan yang diperoleh dari literatur-literatur yang ada kaitannya
dengan permasalahan yang dibahas serta mencakup peraturan perundang-
20
undangan yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing ,Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan.
b. Untuk data lapangan digunakan teknik interview atau wawancara
dilakukan terhadap informan yaitu staf-staf dari Dinas Sosial Tenaga
Kerja Kabupaten Badung serta dari pihak-pihak terkait lainnya.
1.8.5 Teknik pengolahan dan analisis data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan tersebut, baik berupa data
primer maupun data sekunder yang merupakan hasil dari studi dokumen
dan wawancara, kemudian diolah secara kualitatif. Kemudian
mengkualifikasikan dan mengumpulkan data berdasarkan kerangka
penulisan skripsi secara menyeluruh, yang selanjutnya data yang
diklasifikasikan tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu dengan
cara menggambarkan secara tepat mengenai hal-hal yang yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti secara jelas dan sistematis yang kemudian
dapat diolah serta disajikan dalam bentuk laporan, dimana dapat diperoleh
suatu kesimpulan atas permasalahan yang dibahas.14
14 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI-Pres, Jakarta, hal. 197.