Daftar Isi - DJPPR

88

Transcript of Daftar Isi - DJPPR

Page 1: Daftar Isi - DJPPR
Page 2: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Daftar Isi

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Executive Summary 1

Dasar Hukum 4

Bagian 1

Pemantauan dan Evaluasi Pinjaman dan Hibah

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 5

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 6

Pemantauan 7

Evaluasi 9

Bagian 2

Pemantauan dan Evaluasi Project Based Sukuk (PBS)

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2011 12

Pemantauan 13

Evaluasi 14

Bagian 3

Lingkup Pemantauan Proyek

Outstanding Utang Pemerintah 17

Komposisi Outstanding Utang Pemerintah 18

Lingkup Pemantauan 19

Komposisi Pinjaman Luar Negeri 21

Komposisi Pinjaman Dalam Negeri 22

Komposisi Hibah Luar Negeri 23

Komposisi Hibah Dalam Negeri 24

Komposisi Surat Berharga Negara 25

Nilai Komitmen Pembiayaan Proyek 26

Bagian 4

Analisis Pembiayaan

Analisis Pinjaman Luar Negeri 28

Analisis Pinjaman Dalam Negeri 30

Analisis Hibah 31

Analisis Project Based Sukuk (PBS) 32

Bagian 5

Pinjaman Luar Negeri

Nilai komitmen Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan

Lender 33

Nilai komitmen Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan

Lender (Grafik) 34

Nilai komitmen Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan

Kementerian/Lembaga 35

Nilai komitmen Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan

Kementerian/Lembaga (Grafik) 36

Page 3: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Daftar Isi

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja PLN Berdasarkan Progress Variant 37

Kinerja PLN Berdasarkan Progress Variant (Grafik) 38

Bagian 6

Pinjaman Dalam Negeri

Nilai komitmen Pinjaman Dalam Negeri Berdasarkan Lender 39

Nilai komitmen Pinjaman Dalam Negeri Berdasarkan Lender

(Grafik) 40

Nilai komitmen Pinjaman Dalam Negeri Berdasarkan

Kementerian/Lembaga 41

Nilai komitmen Pinjaman Dalam Negeri Berdasarkan

Kementerian/Lembaga (Grafik) 42

Kinerja PDN Berdasarkan Progress Variant 43

Kinerja PDN Berdasarkan Progress Variant (Grafik) 44

Bagian 7

Hibah Luar Negeri

Nilai komitmen Hibah Luar Negeri Berdasarkan

Negara/Lembaga Donor 45

Nilai komitmen Hibah Luar Negeri Berdasarkan

Negara/Lembaga Donor (Grafik) 46

Nilai komitmen Hibah Luar Negeri Berdasarkan

Kementerian/Lembaga 47

Nilai komitmen Hibah Luar Negeri Berdasarkan

Kementerian/Lembaga (Grafik) 48

Kinerja HLN Berdasarkan Progress Variant 49

Kinerja HLN Berdasarkan Progress Variant (Grafik) 50

Bagian 8

Hibah Dalam Negeri

Nilai komitmen Hibah Dalam Negeri Berdasarkan

Lembaga Donor 51

Nilai komitmen Hibah Dalam Negeri Berdasarkan

Lembaga Donor (Grafik) 52

Nilai komitmen Hibah Dalam Negeri Berdasarkan

Kementerian/Lembaga 53

Nilai komitmen Hibah Dalam Negeri Berdasarkan

Kementerian/Lembaga (Grafik) 54

Kinerja HDN Berdasarkan Progress Variant 55

Kinerja HDN Berdasarkan Progress Variant (Grafik) 56

Bagian 9

Project Based Sukuk (PBS)

Realisasi Project Financing Sukuk T.A. 2013-2017 57

Nilai Komitmen PBS Tahun 2018 58

Pembiayaan Project Based Sukuk Tahun 2018 59

Page 4: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Daftar Isi

Lampiran 2 Hibah 75

Hibah Luar Negeri

Hibah Dalam Negeri

Lampiran 3 Project Based Sukuk (PBS) 76

Kinerja PBS Tahun 2018 60

Kinerja PBS Tahun 2018 (Grafik) 61

Bagian 10

Permasalahan, Solusi, dan Mitigasi

Permasalahan Pinjaman 62

Solusi dan Mitigasi Pinjaman 63

Permasalahan Hibah 66

Solusi dan Mitigasi Hibah 67

Permasalahan Project Based Sukuk (PBS) 68

Solusi dan Mitigasi PBS 69

Bagian 11

Capaian

Capaian Asahan Hydroelectric Power Plant Construction

Project 70

Capaian Parit Baru Coal Fired Steam Power Plant 71

Daftar Istilah 72

Lampiran 1 Pinjaman 74

Pinjaman Luar Negeri

Pinjaman Dalam Negeri

Page 5: Daftar Isi - DJPPR

Executive Summary

Untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai melalui

pinjaman/hibah/ PBS, dilakukan pemantauan dan penyusunan laporan sesuai dengan Pasal

77 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan

Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, Pasal 26 ayat 3 Peraturan Pemerintah

Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam

Negeri Oleh Pemerintah, serta Pasal 21 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun

2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.

Laporan ini ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai realisasi penyerapan

kegiatan yang dibiayai pinjaman/hibah/PBS selama satu triwulan berjalan, memberikan

informasi mengenai status pelaksanaan kegiatan, mengidentifikasi permasalahan,

sehingga dapat digunakan untuk mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk

mengatasi permasalahan proyek/kegiatan tersebut.

Hasil pemantauan terhadap pinjaman (dalam negeri dan luar negeri) sampai dengan

triwulan IV tahun 2018 berdasarkan perhitungan progress variant yaitu terdapat 11,27%

pinjaman dengan kategori at risk, 54,93% pinjaman berkategori behind schedule, dan

33,80% pinjaman berkategori on and ahead schedule.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 6: Daftar Isi - DJPPR

Executive Summary

Sedangkan hibah yang masuk dalam kategori at risk triwulan ini sebanyak 29,56%,

hibah yang masuk kategori behind schedule sebesar 69,81%, dan hibah berkategori on and

ahead schedule hanya 0,63%.

Sementara itu, nilai total realisasi PBS sampai dengan triwulan IV tahun 2018 sebesar

18,576,46 miliar rupiah dari nilai total pagu DIPA sebesar 24.984,37 miliar rupiah atau

baru sekitar 74,35%.

Kinerja penyerapan yang diukur dari persentase realisasi pinjaman/hibah

dibandingkan dengan nilai komitmen pinjaman/hibah yang berstatus aktif pada triwulan

keempat tahun 2018 ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan periode

triwulan pertama, kedua dan ketiga tahun 2018. Jumlah pinjaman yang berstatus at risk

juga sedikit menurun dari 14 persen dari total pinjaman aktif di triwulan kedua 2018 dan

17 persen dari total pinjaman aktif di triwulan ketiga 2018 menjadi 11 persen di triwulan

keempat 2018. Lain halnya dengan kinerja penyerapan pinjaman/hibah, tren kinerja

penyerapan proyek PBS semakin meningkat setiap triwulan. Persentase penyerapan

proyek PBS meningkat dari 7 persen di triwulan pertama, 20 persen di triwulan kedua,

dan 40 persen di triwulan ketiga menjadi 74 persen di akhir triwulan kempat tahun 2018.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 7: Daftar Isi - DJPPR

Executive Summary

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Beberapa kendala pada saat pelaksanaan kegiatan antara lain kesiapan pelaksanaan

proyek, kendala dalam pembebasan lahan, proses pengadaan/lelang yang lama, serta

kurangnya koordinasi antara pelaksana proyek di daerah dengan instansi kementerian di

pusat. Proses pengadaan/lelang yang terlalu lama menjadi faktor utama yang

menyebabkan keterlambatan penyerapan pinjaman/hibah.

Pembelajaran yang dapat dipetik dari permasalahan ini ialah diperlukan penilaian

kesiapan pelaksanaan proyek sedini mungkin baik dalam hal persiapan pelaksanaan

(readiness criteria) maupun hal teknis seperti pembebasan lahan untuk mengurangi

keterlambatan pelaksanaan proyek. Langkah terobosan dalam proses pengadaan/lelang

misalnya dengan mempersiapkan tahap-tahap lelang/pengadaan sejak awal tahun

anggaran dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas

pelaksanaan kegiatan.

Efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari pinjaman/hibah/PBS

dapat ditingkatkan dengan melakukan perbaikan terhadap pengelolaan

pinjaman/hibah/PBS baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun penerapan

rekomendasi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan.

Dengan demikian, pengelolaan pinjaman/hibah/PBS akan semakin baik dan hasilnya

memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.

Page 8: Daftar Isi - DJPPR

Dasar Hukum

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara

Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah

PP Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan

Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah

PP Nomor 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek Melalui Penerbitan Surat

Berharga Syariah Negara

PMK Nomor 224/PMK.08/2011 tentang Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi atas

Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah

PMK Nomor 180/PMK.08/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 224/PMK.08/2011 tentang Tata Cara Pemantauan dan

Evaluasi atas Pinjaman dan Hibah kepada Pemerintah

PMK Nomor 120/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pemantauan, Evaluasi, dan

Pelaporan Pembiayaan Proyek/Kegiatan melalui Penerbitan Surat Berharga

Syariah Negara

PMK Nomor 4/PMK.08/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 120/PMK.08/2016 tentang Tata Cara Pemantauan, Evaluasi,

dan Pelaporan Pembiayaan Proyek/Kegiatan melalui Penerbitan Surat Berharga

Syariah NegaraKementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 9: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 1

Pemantauan dan Evaluasi

Pinjaman dan Hibah

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 10: Daftar Isi - DJPPR

Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Pasal 76

Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, Bupati/Walikota atau Direksi BUMN,

selaku pelaksana kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman Luar Negeri dan/atau

Hibah, masing-masing harus menyampaikan laporan triwulanan kepada Menteri

dan Menteri Perencanaan paling sedikit mengenai :

a. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

b. Kemajuan fisik kegiatan;

c. Realisasi penyerapan;

d. Permasalahan dalam pelaksanaan; dan

e. Rencana tindak lanjut penyelesaian masalah.

Pasal 77

(1) Menteri melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan triwulanan

mengenai realisasi penyerapan Pinjaman Luar Negeri dan/atau Hibah Luar

Negeri dan aspek keuangan lainnya.

(2) Menteri Perencanaan melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

triwulanan mengenai kinerja pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari

Pinjaman Luar Negeri dan/atau Hibah Luar Negeri.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 11: Daftar Isi - DJPPR

Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Pasal 26

(1) Kementerian Negara/Lembaga harus menyampaikan laporan

mengenai realisasi penyerapan PDN dan kemajuan fisik kegiatan

kepada Menteri dan Menteri Perencanaan setiap triwulan.

(2) Penerima Penerusan PDN harus menyampaikan laporan mengenai

realisasi penyerapan PDN dan kemajuan fisik kegiatan secara berkala

sesuai dengan Naskah Perjanjian Penerusan PDN kepada Menteri dan

Menteri Perencanaan.

(3) Menteri dan Menteri Perencanaan melakukan pemantauan dan

evaluasi setiap triwulan atas realisasi penyerapan PDN dan Penerusan

PDN

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 12: Daftar Isi - DJPPR

Pemantauan

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 224/PMK.08/2011 Ruang Lingkup Pemantauan:

a. Disbursement plan atas perjanjian Pinjaman dan/atau Hibah yang masih

berstatus aktif dan perjanjian Pinjaman dan/atau Hibah baru dalam

rangka memenuhi kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN) berjalan;

b. Pemenuhan condition precedents of effectiveness Pinjaman dan/atau

Hibah termasuk persyaratan biaya Pinjaman dan realisasi

pembayarannya;

c. Amandemen perjanjian Pinjaman dan/atau Hibah;

d. Restrukturisasi Pinjaman termasuk rescheduling, prepayment, debt swap

dan skema restrukturisasi lainnya;

e. Rencana penarikan dana Pinjaman dan/atau Hibah yang dialokasikan

dalam DIPA tahun berjalan;

f. Realisasi pencairan dana Pinjaman dan/atau Hibah yang ditunjukkan di

dalam dokumen SP2D, WA, SP3, Nodis dan dokumen sejenis lainnya; dan

g. Realisasi pencairan dana dari pemberi Pinjaman dan/atau Hibah yang

tercermin dalam NOD atau dokumen sejenis lainnya.Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 13: Daftar Isi - DJPPR

Pemantauan

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 224/PMK.08/2011

Sumber Data:

a. Basis data Debt Management and Financial Analysis System

(DMFAS);

b. Laporan triwulanan yang diterima dari K/L, Pemda, dan BUMN

selaku Executing Agency;

c. Hasil rapat berkala dan ad hoc dengan K/L, Pemda dan BUMN

selaku Executing Agency;

d. Dokumen atau sumber-sumber lain yang relevan.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 14: Daftar Isi - DJPPR

Evaluasi

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 224/PMK.08/2011

Pengujian konsistensi data perencanaan anggaran dan realisasi:

a. Membandingkan antara rencana penarikan dana dengan alokasi

dana dalam DIPA;

b. Membandingkan antara alokasi Pinjaman dan/atau Hibah dalam

DIPA dengan realisasi pencairan dana Pinjaman dan/atau Hibah

berupa SP2D, WA, Nodis, dan SP3;

c. Membandingkan antara WA serta SP3 dari KPPN Khusus dengan

realisasi NOD atau dokumen lain yang dipersamakan dari pemberi

Pinjaman dan/atau Hibah; dan

d. Mengukur atau membandingkan antara capaian pelaksanaan

kegiatan yang sedang berjalan dengan menggunakan teknik

perhitungan PV.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 15: Daftar Isi - DJPPR

Evaluasi

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 224/PMK.08/2011

Progress Variant (PV) merupakan perbandingan antara persentase

penarikan (disbursement ratio) dengan persentase waktu terpakai

(elapsed time ratio)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Disbursement Ratio =Akumulasi Disbursement

X 100%Nilai Pinjaman

Elapsed Time Ratio =Elapsed Time

X 100%Availability Period

Progress Variant =Disbursement Ratio

X 100%Elapsed Time Ratio

Page 16: Daftar Isi - DJPPR

Evaluasi

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 224/PMK.08/2011

Kategori PV (ada penarikan):

Kategori PV (belum ada penarikan):

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PV ≥ 1

(on and above schedule)

Realisasi penarikan Pinjaman dan/atau Hibah telah sesuai

atau lebih cepat dari jadwal yang direncanakan

0,3 < PV < 1

(behind schedule)

Realisasi penarikan Pinjaman dan/atau Hibah lebih lambat

dari jadwal yang direncanakan

PV ≤ 0,3

(at risk)

Realisasi penarikan Pinjaman dan/atau Hibah mengalami

keterlambatan yang akut sehingga berisiko memunculkan

biaya tambahan yang harus ditanggung APBN

behind schedule ETR ≤ 70% dari Availability Period

at risk ETR > 70% dari Availability Period

Page 17: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 2

Pemantauan dan Evaluasi

Project Based Sukuk (PBS)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 18: Daftar Isi - DJPPR

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2011

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Pasal 20

(1) Pemrakarsa Proyek menyampaikan laporan mengenai perkembangan

pelaksanaan proyek kepada Menteri dan Menteri Perencanaan yang

mencakup paling sedikit :

a. perkembangan pencapaian pelaksanaan fisik proyek; dan

b. Perkembangan realisasi penyerapan anggaran.

(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan pada

setiap akhir triwulan, sampai dengan saat berakhirnya pelaksanaan

proyek.

Pasal 21

(1) Menteri melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan mengenai

realisasi penyerapan serta aspek keuangan lainnya.

(2) Menteri Perencanaan melakukan pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan mengenai kinerja pelaksanaan proyek.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 19: Daftar Isi - DJPPR

Pemantauan

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 120/PMK.08/2016

Pemantauan Realisasi Penyerapan Dana:

a. Berdasarkan pada laporan hasil pemantauan dan evaluasi oleh

Pemrakarsa Proyek.

b. Berpedoman pada Rencana Penarikan Dana (RPD).

c. Dilakukan dengan membandingkan antara RPD dengan realisasi

penyerapan dana.

d. Melibatkan unit-unit terkait di lingkungan Kementerian Keuangan

dan Kementerian Perencanaan/Bappenas apabila diperlukan.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 20: Daftar Isi - DJPPR

Evaluasi

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 4/PMK.08/2019

DJPPR menyusun hasil evaluasi penyerapan dana proyek.

Penyusunan hasil evaluasi menggunakan dokumen sumber paling

sedikit berupa laporan pelaksanaan pekerjaan proyek yang

disampaikan oleh satuan kerja pelaksana proyek pada Sistem Aplikasi

Pengelolaan Kinerja Proyek SBSN.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 21: Daftar Isi - DJPPR

Evaluasi

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 120/PMK.08/2016

Nilai Gap Anggaran merupakan persentase kesenjangan antara

realisasi dengan rencana penarikan dana

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Selisih Nilai Kinerja Anggaran = Nilai Target (%) – Nilai Realisasi Anggaran (%)

Nilai Gap Anggaran =Selisih Nilai Kinerja Anggaran

X 100%Nilai Target

Page 22: Daftar Isi - DJPPR

Evaluasi

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PMK Nomor 120/PMK.08/2016

Kriteria Nilai Gap Anggaran:

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Gap < 25%

(baik)

Realisasi penyerapan dana proyek telah sesuai atau lebih

cepat dari jadwal yang direncanakan

25% ≤ Gap ≤ 75%

(kurang)

Realisasi penyerapan dana proyek lebih lambat dari jadwal

yang direncanakan

Gap > 75%

(rendah)

Realisasi penyerapan dana proyek sangat lambat dari jadwal

yang direncanakan

Page 23: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 3

Lingkup Pemantauan Proyek

Page 24: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Outstanding Utang Pemerintah

Nominal berdasarkan Kurs 31 Desember 2018

Milliar USD Triliun IDR

Pinjaman 55,63 805,62 18,23%

Pinjaman Luar Negeri 55,18 799,04 18,08%

Pinjaman Dalam Negeri 0,45 6,58 0,15%

Surat Berharga Negara 249,48 3.612,69 81,77%

Surat Utang Negara 204,93 2.967,64 67,17%

Surat Berharga Syariah Negara 44,54 645,05 14,60%

Total 305,11 4.418,31 100,00%

INSTRUMENTNOMINAL

%

Page 25: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Komposisi Outstanding Utang Pemerintah

Kurs 31 Desember 2018

18,08%

0,15%

67,17%

14,60%

Pinjaman Luar Negeri

Pinjaman Dalam Negeri

Surat Utang Negara

Surat Berharga Syariah Negara

Page 26: Daftar Isi - DJPPR

Lingkup Pemantauan

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Pinjaman dan Hibah

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen : Pemerintah menandatangani perjanjian Pinjaman dan

Hibah (nilai komitmen) dengan Lender/Donor dalam

rangka membiayai proyek untuk jangka waktu tertentu.

Penarikan dana Pinjaman dan Hibah dilakukan

berdasarkan progres pelaksanaan pekerjaan sesuai

kontrak pengadaan barang dan jasa selama masa

penarikan.

Outstanding Utang : Pemerintah melakukan pembayaran kembali kepada

Lender atas dana Pinjaman yang telah ditarik.

Outstanding utang merupakan kewajiban pemerintah

yang masih harus dibayar kepada Lender.

Lingkup

Pemantauan

: Pemantauan dilaksanakan terhadap Pinjaman dan Hibah

yang masih berstatus active dengan batas waktu

penarikan sampai dengan periode pelaporan.

Page 27: Daftar Isi - DJPPR

Lingkup Pemantauan

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Project Based Sukuk

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen : Pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SUN dan

SBSN/Sukuk) untuk menutup defisit APBN. Sebagian dari

penerbitan SBSN/Sukuk digunakan untuk membiayai

proyek (nilai komitmen) melalui mekanisme Rekening

Khusus. Pengisian Rekening Khusus dilakukan sesuai

Rencana Penarikan Dana (RPD) yang disampaikan oleh

Pemrakarsa Proyek. Pembiayaan proyek ini bersifat

tahunan.

Outstanding Utang : Atas penerbitan Surat Berharga Negara, Pemerintah

mempunyai kewajiban untuk melunasi utang kepada

investor pada saat jatuh tempo.

Lingkup

Pemantauan

: Pemantauan dilaksanakan terhadap pembiayaan

1.Kontrak tahun jamak yang belum selesai s.d tahun 2018

2.Kontrak tahun tunggal tahun 2017 yang diperpanjang 90

hari kalender

3.Kontrak tahun tunggal dan tahun jamak tahun 2018

Page 28: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

*) Berstatus active dan efektif

**) Berstatus active, efektif dan closing date telah melewati periode pelaporan 31 Desember 2018

Triliun Rupiah

Komposisi Pinjaman Luar Negeri

177,9876,58

74,65

0,00

1.129,471.782,20

ACTIVE on going*)

ACTIVE exceed DDL **)

Financing of Programs

Not Effective

FULLY DISBURSED

FULLY PAID

STATUS COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED REPAYMENT OUTSTANDING

[1] [2] [3] [4] = [2] - [3] [5] [6] = [3] -[5]

ACTIVE 329,20 222,12 107,08 13,17 208,95

ACTIVE on going*) 177,98 78,22 99,76 1,28 76,93

ACTIVE exceed DDL **) 76,58 70,99 5,59 11,89 59,10

Financing of Programs 74,65 72,91 1,74 - 72,91

Not Effective - - - - -

FULLY DISBURSED 1.129,47 1.129,47 - 539,38 590,09

FULLY PAID 1.782,20 1.782,20 - 1.782,20 -

TOTAL 3.240,88 3.133,80 107,08 2.334,75 799,04

Page 29: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

*) Berstatus active dan efektif

**) Berstatus active, efektif dan closing date telah melewati periode pelaporan 31 Desember 2018

Triliun Rupiah

Komposisi Pinjaman Dalam Negeri

STATUS COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED REPAYMENT OUTSTANDING

[1] [2] [3] [4] = [2] - [3] [5] [6] = [3] -[5]

ACTIVE 5,57 4,04 1,54 0,16 3,88

ACTIVE on going*) 3,77 2,38 1,39 0,00 2,38

ACTIVE exceed DDL**) 1,80 1,66 0,14 0,16 1,50

FULLY DISBURSED 4,52 4,52 0,00 1,82 2,70

TOTAL 10,09 8,56 1,54 1,98 6,58

3,77

1,80

4,52

ACTIVE on going*) ACTIVE exceed DDL**) FULLY DISBURSED

Page 30: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

*) Berstatus active dan efektif

**) Berstatus active, efektif dan closing date telah melewati periode pelaporan 31 Desember 2018

Triliun Rupiah

Komposisi Hibah Luar Negeri

STATUS COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED

[1] [2] [3] [4] = [2] - [3]

ACTIVE 120,34 39,58 80,76

ACTIVE on going*) 38,00 7,01 30,99

ACTIVE exceed DDL**) 82,35 32,58 49,77

CLOSED 48,54 15,43 33,11

FULLY DISBURSED 24,07 13,95 10,13

Total 192,96 68,96 124,00

38,00

82,35

48,54

24,07

ACTIVE on going*)

ACTIVE exceed DDL**)

CLOSED

FULLY DISBURSED

Page 31: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Komposisi Hibah Dalam Negeri

*) Berstatus active dan efektif

**) Berstatus active, efektif dan closing date telah melewati periode pelaporan 31 Desember 2018

Triliun Rupiah

STATUS COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED

[1] [2] [3] [4] = [2] - [3]

ACTIVE 52,95 3,50 49,45

ACTIVE on going*) 0,42 0,00 0,42

ACTIVE exceed DDL**) 52,52 3,50 49,02

CLOSED 0,04 0,00 0,04

FULLY DISBURSED 7,31 7,24 0,07

Total 60,30 10,74 49,56

0,42

52,52

0,04

7,31

ACTIVE on going*)

ACTIVE exceed DDL**)

CLOSED

FULLY DISBURSED

Page 32: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Komposisi Surat Berharga Negara

Tidak Termasuk SBN yang sudah jatuh tempo

posisi per 31 Desember 2018

Triliun Rupiah

INSTRUMEN OUTSTANDING

Surat Utang Negara 2.967,64

Surat Berharga Syariah Negara 645,05

Project Based SUKUK (PBS) 24,98

SBSN Non PBS 620,07

Total 3.612,69

82,14%

0,69%17,16%

Surat Utang Negara

Project Based SUKUK (PBS)

SBSN Non PBS

Page 33: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen Pembiayaan Proyek

Nilai Komitmen Kurs 31 Desember 2018

Miliar USD Triliun IDR

Pinjaman 12,55 181,74

Pinjaman Luar Negeri 12,29 177,98

Pinjaman Dalam Negeri 0,26 3,77

Hibah 2,65 38,42

Hibah Luar Negeri 2,62 38,00

Hibah Dalam Negeri 0,03 0,42

Project Based Sukuk 1,73 24,98

Project Based Sukuk 1,73 24,98

Grand Total 16,93 245,15

InstrumenAmount

Page 34: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen Pembiayaan Proyek

Kurs 31 Desember 2018

72,60%1,54%

15,50%

0,17%

10,19%

Pinjaman Luar Negeri Pinjaman Dalam Negeri Hibah Luar Negeri Hibah Dalam Negeri Project Based Sukuk

Page 35: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 4

Analisis Pembiayaan

Page 36: Daftar Isi - DJPPR

Analisis Pinjaman Luar Negeri

Pembiayaan melalui pinjaman semakin menurun seiring dengan meningkatnya

instrumen Surat Berharga Negara sebagai sumber utama pembiayaan APBN. Pada

dasarnya, prinsip utama utang yang berasal dari pinjaman baik pinjaman dalam

negeri maupun pinjaman luar negeri ialah tidak disertai ikatan politis dan tidak

memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan negara.

Selain digunakan untuk pembiayaan defisit, pinjaman luar negeri digunakan

untuk membiayai kegiatan prioritas Kementerian/Lembaga, mengelola portofolio

utang dan dapat juga diteruspinjamkan/diterushibahkan kepada pemda/BUMN/

BUMD.

Bila dibandingkan dengan instrumen pembiayaan lainnya, pinjaman luar negeri

terutama yang berasal dari official creditor (ODA/concessional) memiliki masa

pinjaman (maturity) yang relatif lebih lama, tingkat bunga yang lebih rendah, dan

tidak terbatas hanya untuk membiayai kegiatan/proyek tapi dapat juga digunakan

untuk pembiayaan program. Akan tetapi, karena menggunakan valuta asing,

pinjaman luar negeri memiliki risiko selisih kurs. Disamping itu proses penarikan

pinjaman luar negeri pun harus mendapat persetujuan terlebih dulu dari lender.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 37: Daftar Isi - DJPPR

Analisis Pinjaman Luar Negeri

Klasifikasi pinjaman luar negeri menurut international best practices dibagi

berdasarkan lender category, creditor types, dan credit terms.

Klasifikasi menurut lender category dibagi menjadi official creditor dan private

creditor. Creditor type mengklasifikasikan pinjaman luar negeri menjadi pinjaman dari

creditor bilateral, multilateral, commercial bank, suppliers/company, dan bond

holders. Sedangkan klasifikasi menurut credit terms membagi pinjaman luar negeri

menjadi pinjaman lunak dan komersial (ODA/Non-ODA untuk bilateral, dan

concessional/non-concessional untuk multilateral) serta pinjaman komersial

(market/commercial terms).

Pinjaman luar negeri menggunakan mata uang asing sehingga sangat dipengaruhi oleh

kurs valuta asing. Beberapa contoh valuta asing yang digunakan antara lain USD, EUR,

Arab Currency Unit (ACU), JPY, dan KRW.

Lender Category Creditor Type Credit Terms

ODA (lunak)

Non-ODA (komers ia l )

Concess ional (lunak)

Non-Concess ional (komers ia l )

Commercia l Bank/Other Financia l Insti tution

Suppl iers/Companies/Non-Bank

Bond Holders

Officia l Creditors

Private Creditors Commercia l/Market Terms

Bi latera l

Multi latera l

Sumber : Perdirjen Pengelolaan Utang Nomor PER-04/PU/2009 tentang Klasifikasi Pinjaman Luar Negeri

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 38: Daftar Isi - DJPPR

Analisis Pinjaman Dalam Negeri

Pinjaman dalam negeri digunakan untuk kegiatan tertentu kementerian/lembaga

dalam rangka pemberdayaan industri dalam negeri dan pembangunan infrastruktur

serta untuk membiayai kegiatan pemda/BUMN/BUMD dalam rangka pembangunan

infrastruktur untuk pelayanan umum dan kegiatan investasi yang menghasilkan

penerimaan.

Saat ini, pinjaman dalam negeri hanya dapat digunakan untuk membiayai

kegiatan, dan baru terbatas pada pengadaan Alutsista TNI dan Alut Polri. Selain itu,

berbeda dengan pinjaman luar negeri yang bervariasi tingkat biaya pinjamannya

(tergantung jenisnya), pinjaman dalam negeri bersifat komersial (pengenaan tingkat

bunganya berdasarkan JIBOR) namun tanpa tambahan biaya lainnya seperti

management/insurance/commitment fee (included). Selain itu, karena

menggunakan mata uang dalam negeri, pinjaman dalam negeri tidak terpengaruh

oleh risiko selisih kurs.

Sesuai dengan aturan perundangan, pinjaman dalam negeri bisa berasal dari

Badan Usaha Milik Negara, Pemerintah Daerah dan Perusahaan Daerah. Sampai

dengan tahun 2018, pemberi pinjaman dalam negeri terdiri dari 6 BUMN/BUMD yaitu

Bank Mandiri, BNI, BRI, Bank Jabar dan Banten, Bank DKI, serta Bank Jateng.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 39: Daftar Isi - DJPPR

Analisis Hibah

Dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), penerimaan

hibah merupakan salah satu komponen dalam pendapatan Negara. Menurut

sumbernya, hibah dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Sementara

menurut jenisnya, hibah dibedakan menjadi hibah terencana dan hibah langsung.

Bentuk hibah dapat berupa uang tunai, uang untuk membiayai kegiatan,

barang/jasa, serta surat berharga.

Hibah merupakan penerimaan yang tidak perlu dibayar kembali. Namun

demikian, hibah yang diterima oleh pemerintah harus memenuhi kriteria antara lain

tidak disertai ikatan politik dan tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu

stabilitas keamanan Negara. Hibah yang diterima juga harus dapat mendukung tugas

dan fungsi kementerian/lembaga penerima hibah, atau dapat juga digunakan untuk

mendukung penanggulangan bencana/keadaan darurat.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 40: Daftar Isi - DJPPR

Analisis Project Based Sukuk (PBS)

Seiring dengan peningkatan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN), Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) menjadi salah satu

alternatif sumber pembiayaan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 19

Tahun 2008 tentang SBSN. Pembiayaan Proyek melalui penerbitan SBSN dilakukan

untuk pembangunan infrastruktur, penyediaan pelayanan umum, pemberdayaan

industri dalam negeri, dan/atau pembangunan lain sesuai dengan kebijakan strategis

pemerintah. Proyek yang dibiayai juga harus sesuai dengan prinsip syariah.

Pembiayaan melalui PBS dimulai sejak tahun 2013 dan nilainya semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Nilai PBS di tahun 2013 hanya sebesar 800 miliar

rupiah, dan meningkat menjadi sebesar 24,9 triliun rupiah di tahun 2018.

Kementerian/Lembaga yang menggunakan dana PBS juga semakin bertambah. Pada

tahun 2018, terdapat 7 (tujuh) Kementerian/Lembaga yang menjadi pelaksana

proyek PBS.

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 41: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 5

Pinjaman Luar Negeri

Page 42: Daftar Isi - DJPPR

Nilai Komitmen PLN Berdasarkan Lender

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kurs 31 Desember 2018

Juta USD

COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED

[1] [2] [3] [4] [5] = [3] - [4]

1 JAPAN 5.761,65 1.599,27 4.162,37

2 I B R D 4.253,12 1.394,00 2.859,12

3 INTERNATIONAL ORGANIZATION 2.844,56 841,76 2.002,80

4 CHINA 1.469,11 812,26 656,85

5 A D B 1.000,00 1.000,00

6 GERMANY 963,60 849,47 114,13

7 FRANCE 765,62 472,70 292,92

8 AIIB 691,50 73,65 617,85

9 UNITED STATES OF AMERICA 405,44 129,55 275,89

10 SINGAPORE 315,49 15,09 300,40

11 REPUBLIC OF KOREA 199,43 93,57 105,86

12 NETHERLANDS 190,93 67,39 123,54

13 CZECHIA 130,47 37,59 92,88

14 UNITED KINGDOM OF GREAT BRITAIN & NORTHERN IRELAND 119,00 91,68 27,32

15 NORWAY 101,66 79,38 22,28

16 ITALY 87,22 6,55 80,67

17 HONG KONG 72,23 16,00 56,23

18 HUNGARY 36,44 26,26 10,18

19 SAUDI ARABIA 34,98 12,14 22,84

20 AUSTRIA 21,89 5,46 16,43

21 CANADA 12,66 12,66

TOTAL 19.476,99 7.623,77 11.853,22

NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT

Page 43: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen PLN Berdasarkan Lender (Grafik)

Kurs 31 Desember 2018

Juta USD

JAPAN I B R D INT. ORG CHINA A D B GERMANY FRANCE AIIB USA SINGAPORE OTHERS

UNDISBURSED 4.162,37 2.859,12 2.002,80 656,85 114,13 292,92 617,85 275,89 300,40 570,90

DISBURSEMENT 1.599,27 1.394,00 841,76 812,26 1.000,00 849,47 472,70 73,65 129,55 15,09 436,01

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Page 44: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen PLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga

Kurs 31 Desember 2018

Juta USD

COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED[1] [2] [3] [4] [5] = [3] - [4]

1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 6.112,14 1.306,53 4.805,61

2 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 3.145,71 1.137,56 2.008,14

3 PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA 2.560,98 980,78 1.580,21

4 KEMENTERIAN PERTAHANAN 1.567,76 599,16 968,60

5 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 1.071,78 1.071,78

6 KEMENTERIAN KEUANGAN 1.071,78 1.071,78

7 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 720,66 337,10 383,56

8 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 708,46 649,70 58,76

9 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 417,01 33,25 383,76

10 PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR 400,00 23,15 376,85

11 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 400,00 400,00

12 PT. PERTAMINA 244,16 71,52 172,64

13 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 200,00 200,00

14 KEMENTERIAN SOSIAL 200,00 79,80 120,20

15 KEMENTERIAN PERTANIAN 162,03 120,22 41,81

16 KEMENTERIAN KESEHATAN 150,00 150,00

17 KEMENTERIAN AGAMA 123,75 7,38 116,37

18 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 64,06 35,90 28,15

19 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 57,75 56,84 0,91

20 BADAN PENGUSAHAAN BATAM 50,00 18,06 31,94

21 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 47,38 22,20 25,18

22 KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN 1,60 1,06 0,54

TOTAL 19.476,99 7.623,77 11.853,22

NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT

Page 45: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen PLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga (Grafik)

Kurs 31 Desember 2018

Juta USD

KEMENPUPR

KEMENHUB PT. PLN KEMENHAN KEMENKO KEMENKEUKEMEN

RISTEKDIKTIKEMENDES

PDTTPOLRI PT. SMI LAINNYA

UNDISBURSED 4.805,61 2.008,14 1.580,21 968,60 383,56 58,76 383,76 376,85 1.287,74

DISBURSEMENT 1.306,53 1.137,56 980,78 599,16 1.071,78 1.071,78 337,10 649,70 33,25 23,15 412,98

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Page 46: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja PLN Berdasarkan Progress Variant

ON

SCHEDULE

BEHIND

SCHEDULEAT RISK

[1] [2] [3] [4] [5] [6] = [3] + [4] + [5]

1 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 7 27 8 42

2 KEMENTERIAN PERTAHANAN 5 19 24

3 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 15 8 23

4 PT. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA 3 11 2 16

5 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 1 7 1 9

6 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2 7 9

7 KEMENTERIAN KEUANGAN 4 4

8 KEMENTERIAN PERTANIAN 1 1 1 3

9 PT. SARANA MULTI INFRASTRUKTUR 1 2 3

10 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 3 3

11 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 2 2

12 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 1 1

13 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 1 1

14 KEMENTERIAN SOSIAL 1 1

15 KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN 1 1

16 BADAN PENGUSAHAAN BATAM 1 1

17 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 118 PT. PERTAMINA 1 119 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 1 120 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN 1 121 KEMENTERIAN AGAMA 1 122 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 1 1

TOTAL 31 95 23 149

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA

KATEGORI PROGRESS VARIANTJUMLAH

PINJAMAN

Page 47: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja PLN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)

KEMENPUPR

KEMENHAN POLRI PT. PLNKEMEN

RISTEKDIKTIKEMENHUB KEMENKO PT. SMI #N/A

KEMENRISTEKDIKTI

LAINNYA

AT RISK 8 8 2 1 1 2 1

BEHIND SCHEDULE 27 19 15 11 7 7 1 1 7

ON SCHEDULE 7 5 3 1 2 4 1 3 5

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Page 48: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 6

Pinjaman Dalam Negeri

Page 49: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen PDN Berdasarkan Lender

Miliar Rupiah

COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED

[1] [2] [3] [4] [5] = [3] - [4]

1 BANK MANDIRI 2.547,52 1.270,57 1.276,95

2 PT. BNI (PERSERO) 1.943,15 1.107,42 835,73

TOTAL 4.490,67 2.377,99 2.112,67

NO LENDERAMOUNT

Page 50: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen PDN Berdasarkan Lender (Grafik)

Miliar Rupiah

BANK MANDIRI PT. BNI (PERSERO)

UNDISBURSED 1.276,95 835,73

DISBURSEMENT 1.270,57 1.107,42

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

Page 51: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen PDN Berdasarkan Kementerian/Lembaga

Miliar Rupiah

COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED

[1] [2] [3] [4] [5] = [3] - [4]

1 KEMENTERIAN PERTAHANAN 2.793,83 1.374,42 1.419,40

2 KEPOLISIAN NEGARA RI 1.696,84 1.003,57 693,27

TOTAL 4.490,67 2.377,99 2.112,67

NO KEMENTERIAN/LEMBAGAAMOUNT

Page 52: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen PDN Berdasarkan Kementerian/Lembaga (Grafik)

Miliar Rupiah

KEMENTERIAN PERTAHANAN KEPOLISIAN NEGARA RI

UNDISBURSED 1.419,40 693,27

DISBURSEMENT 1.374,42 1.003,57

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

Page 53: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja PDN Berdasarkan Progress Variant

ON

SCHEDULE

BEHIND

SCHEDULEAT RISK

[1] [2] [3] [4] [5] [6] = [3] + [4] + [5]

1 KEMENTERIAN PERTAHANAN 18 15 1 34

2 KEPOLISIAN NEGARA RI 23 7 30

TOTAL 41 22 1 64

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA

KATEGORI PROGRESS VARIANTJUMLAH

PINJAMAN

Page 54: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja PDN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)

KEMENTERIAN PERTAHANAN KEPOLISIAN NEGARA RI

AT RISK 1

BEHIND SCHEDULE 15 7

ON SCHEDULE 18 23

-

5

10

15

20

25

30

35

40

Page 55: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 7

Hibah Luar Negeri

Page 56: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen HLN Berdasarkan Negara/Lembaga Donor

Juta USD

Kurs 31 Desember 2018

COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED

[1] [2] [3] [4] [5] = [3] - [4]

1 INTERNATIONAL ORGANIZATION 938,84 274,29 664,54

2 AUSTRALIA 934,60 135,99 798,61

3 UNITED STATES OF AMERICA 286,53 0,11 286,41

4 GERMANY 173,18 46,67 126,51

5 JAPAN 99,12 0,29 98,82

6 I B R D 82,99 23,12 59,87

7 CANADA 28,36 28,36

8 A D B 21,60 1,85 19,75

9 REPUBLIC OF KOREA 10,64 10,64

10 NETHERLANDS 9,78 9,78

11 I F A D 8,66 1,56 7,11

12 MULTI DONOR 7,53 7,53

13 NEW ZEALAND 6,23 6,23

14 SWITZERLAND 4,00 4,00

15 UNITED KINGDOM OF GREAT BRITAIN & NORTHERN IRELAND 3,83 0,002 3,83

16 BELGIUM 3,44 3,44

17 INDONESIA 2,74 2,74

18 PHILIPPINES 1,14 1,14

19 NORWAY 0,46 0,46

20 SINGAPORE 0,12 0,12

21 TURKEY 0,10 0,10

TOTAL 2.623,88 483,89 2.140,00

NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT

Page 57: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen HLN Berdasarkan Negara/Lembaga Donor (Grafik)

Kurs 31 Desember 2018

Juta USD

INT. ORG AUSTRALIA USA GERMANY JAPAN I B R D CANADA A D B KOREA NETHERLANDS OTHERS

UNDISBURSED 664,54 798,61 286,41 126,51 98,82 59,87 28,36 19,75 10,64 9,78 36,69

DISBURSEMENT 274,29 135,99 0,11 46,67 0,29 23,12 1,85 1,56

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1.000

Page 58: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen HLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga

Juta USD

Kurs 31 Desember 2018

COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED

[1] [2] [3] [4] [5] = [3] - [4]

1 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 740,02 15,49 724,53

2 KEMENTERIAN KESEHATAN 591,46 100,00 491,46

3 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 290,70 152,27 138,43

4 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 250,84 56,67 194,17

5 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 203,72 82,39 121,33

6 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 165,26 57,04 108,23

7 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 102,25 102,25

8 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 57,03 10,10 46,93

9 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 45,46 45,46

10 KEMENTERIAN PERTANIAN 33,20 0,87 32,33

11 KEMENTERIAN KEUANGAN 27,31 5,63 21,68

12 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 24,05 24,05

13 KEMENTERIAN PERTAHANAN 22,08 22,08

14 MAHKAMAH AGUNG 13,42 2,09 11,33

15 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 8,84 8,84

16 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 8,78 8,78

17 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 7,09 0,13 6,96

18 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 4,97 0,12 4,85

19 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 4,61 4,61

20 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 4,26 4,26

21 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 4,00 4,00

22 KEMENTERIAN SOSIAL 3,70 0,12 3,58

23 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 1,73 0,44 1,29

24 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA 1,58 0,28 1,30

25 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 1,51 1,51

26 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 1,39 0,22 1,17

27 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 1,36 1,36

28 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 0,80 0,80

29 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 0,60 0,60

30 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 0,59 0,59

31 BADAN PUSAT STATISTIK 0,38 0,38

32 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 0,35 0,35

33 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 0,33 0,02 0,31

34 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 0,20 0,00 0,20

35 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 0,02 0,02

36 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 0,00 0,00

TOTAL 2.623,88 483,89 2.140,00

NO KEMENTERIAN/LEMBAGAAMOUNT

Page 59: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen HLN Berdasarkan Kementerian/Lembaga (Grafik)

Kurs 31 Desember 2018

Juta USD

BAPPENAS KEMENKESKEMENDIKBUD

KLHKKEMENPUPR

KEMENSETNEG

KEMENKO KKPKEMENESDM

KEMENTAN LAINNYA

UNDISBURSED 724,53 491,46 138,43 194,17 121,33 108,23 102,25 46,93 45,46 32,33 134,88

DISBURSEMENT 15,49 100,00 152,27 56,67 82,39 57,04 10,10 0,87 9,05

-

100

200

300

400

500

600

700

800

Page 60: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja HLN Berdasarkan Progress Variant

ON SCHEDULEBEHIND

SCHEDULEAT RISK

[1] [2] [3] [4] [5] [6] = [3] + [4] + [5]

1 KEMENTERIAN KESEHATAN 47 8 55

2 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1 25 16 42

3 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 13 8 21

4 KEMENTERIAN PERTANIAN 16 5 21

5 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 11 8 20

6 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 12 5 17

7 BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 13 3 16

8 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 9 1 10

9 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 5 5 10

10 LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2 4 6

11 KEMENTERIAN KEUANGAN 4 2 6

12 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA 3 3

13 KEMENTERIAN DALAM NEGERI 1 2 3

14 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 1 1 2

15 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI 2 2

16 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK 2 2

17 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 1 1 2

18 BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA 2 2

19 BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 1 1

20 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN 1 1

21 MAHKAMAH AGUNG 1 1

22 KEMENTERIAN PERTAHANAN 1 1

23 BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL 1 1

24 KEMENTERIAN PERDAGANGAN 1 1

25 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 1 1

26 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 1 1

27 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR 1 1

28 BADAN PUSAT STATISTIK 1 1

29 LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL 1 1

30 KEMENTERIAN SOSIAL 1 1

31 KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1 1

32 KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA 1 1

33 KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 1 1

34 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 1 1

35 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN 1 1

36 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1 1

TOTAL 2 177 79 258

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA

KATEGORI PROGRESS VARIANT

JUMLAH HIBAH

Page 61: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja HLN Berdasarkan Progress Variant (Grafik)

KEMENKES KLHK BAPPENAS KEMENTANKEMENPUPR

KKP BATANKEMENDIKBUD

KEMENESDM

LIPI LAINNYA

AT RISK 8 16 8 5 8 5 3 1 5 4 16

BEHIND SCHEDULE 47 25 13 16 11 12 13 9 5 2 24

ON SCHEDULE 1 1

10

20

30

40

50

60

Page 62: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 8

Hibah Dalam Negeri

Page 63: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen HDN Berdasarkan Lembaga Donor

Miliar Rupiah

COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED

[1] [2] [3] [4] [5] = [3] - [4]

1 PEMERINTAH DAERAH 303,91 303,91

2 OTHERS 113,96 113,96

3 CORPORATIONS 5,45 5,45

TOTAL 423,33 423,33

NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT

Page 64: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen HDN Berdasarkan Lembaga Donor (Grafik)

Miliar Rupiah

PEMERINTAH DAERAH OTHERS CORPORATIONS

UNDISBURSED 303,91 113,96 5,45

DISBURSEMENT

-

50

100

150

200

250

300

350

Page 65: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai komitmen HDN Berdasarkan Kementerian/Lembaga

Miliar Rupiah

COMMITMENT DISBURSEMENT UNDISBURSED[1] [2] [3] [4] [5] = [3] - [4]

1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 132,28 132,28

2 KEMENTERIAN SOSIAL 113,56 113,56

3 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 76,49 76,49

4 KEMENTERIAN PERTAHANAN 32,92 32,92

5 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 25,60 25,60

6 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 17,84 17,84

7 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 14,49 14,49

8 KOMISI PEMILIHAN UMUM 2,96 2,96

9 KEMENTERIAN KESEHATAN 2,56 2,56

10 KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 2,30 2,30

11 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1,37 1,37

12 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 0,91 0,91

13 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 0,04 0,04

TOTAL 423,33 423,33

NO NEGARA / LEMBAGA DONORAMOUNT

Page 66: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai komitmen HDN Pada Kementerian/Lembaga (Grafik)

Miliar Rupiah

POLRI KEMENSOS BAWASLU KEMENHAN BNN BPNKEMEN

RISTEKDIKTIKPU KEMENKES KEJAKSAAN LAINNYA

UNDISBURSED 132,28 113,56 76,49 32,92 25,60 17,84 14,49 2,96 2,56 2,30 2,31

DISBURSEMENT

-

20

40

60

80

100

120

140

Page 67: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja Hibah HDN Berdasarkan Progress Variant

ON

SCHEDULE

BEHIND

SCHEDULEAT RISK

[1] [2] [3] [4] [5] [6] = [3] + [4] + [5]

1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 13 2 15

2 KOMISI PEMILIHAN UMUM 10 3 13

3 KEMENTERIAN PERTAHANAN 7 1 8

4 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 4 2 6

5 KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN 3 1 4

6 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 1 2 3

7 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI 3 3

8 KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA 1 1 2

9 BADAN NARKOTIKA NASIONAL 1 1 2

10 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA 1 1

11 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM 1 1

12 KEMENTERIAN KESEHATAN 1 1

13 KEMENTERIAN SOSIAL 1 1

TOTAL 45 15 60

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA

KATEGORI PROGRESS VARIANTJUMLAH

HIBAH

Page 68: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja Hibah HDN Berdasarkan Progress Variant (grafik)

POLRI KPU KEMENHANKEMEN

RISTEKDIKTIBPN KLHK

KEMENKUMHAM

KEJAKSAAN BNN BKN LAINNYA

AT RISK 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1

BEHIND SCHEDULE 13 10 7 4 3 1 3 1 1 2

ON SCHEDULE

2

4

6

8

10

12

14

16

Page 69: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 9

Project Based Sukuk (PBS)

Page 70: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Realisasi Project Financing Sukuk

T.A. 2013 – 2017Miliar Rupiah

TAHUN KEMENTERIAN /LEMBAGA PAGU DIPA REALISASI %

2013KEMENHUB 800.00 777.80 97.20

TOTAL 800.00 777.80 97.20

2014

KEMENHUB 1,371.00 960.49 70.11

KEMENAG 200.00 195.94 97.97

TOTAL 1,571.00 1,156.43 73.61

2015

KEMENHUB 2,924.50 1,010.81 34.56

KEMENAG 675.33 512.42 75.88

KEMEN PUPR 3,535.80 3,327.75 94.12

TOTAL 7,135.63 4,850.98 67.98

2016

KEMENHUB 4.983,00 2.458,83 49,34

KEMENAG 1.467,90 1.377,19 93,82

KEMEN PUPR 7.226,30 6.097.27 84,38

TOTAL 13.677,20 9.929,36 72,60

2017

KEMENHUB 9,750.76 8,098.69 83.06

KEMENAG 1,861.59 1,658.34 89.08

KEMEN PUPR 8,548.90 7,269.30 85.03

TOTAL 20,161.25 17,026.33 84.45

Page 71: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Nilai Komitmen PBS Tahun 2018

Miliar Rupiah

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMRAKARSA PROYEK PAGU DIPA NILAI BLOKIR NILAI DIPA REALISASI SISA DIPA [1] [2] [3] [4] [5] [6] = [4] - [5] [7] [8] = [6] - [7]

1 KEMENHUB DITJEN PERKERETAAPIAN 8.377,57 8.377,57 5.708,92 2.668,65

2 KEMENAG DITJEN BIMAS ISLAM 357,20 357,20 349,55 7,65

DITJEN PENDIDIKAN ISLAM 1.577,71 1.577,71 1.315,12 262,59

DITJEN PENYEL. HAJI DAN UMRAH 420,14 420,14 352,40 67,75

3 KEMEN LHK DITJEN KONSERVASI SDA DAN EKOSISTEM 51,40 51,40 50,64 0,76

4 KEMEN PUPR DITJEN BINA MARGA 8.351,26 8.351,26 5.340,61 3.010,65

DITJEN SUMBER DAYA AIR 5.364,45 5.364,45 4.995,05 369,40

5 KEMEN RISTEKDIKTI DITJEN SUMBER DAYA IPTEK DIKTI 314,63 314,63 295,92 18,71

6 LIPI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 120,00 120,00 118,37 1,63

7 BSN BADAN STANDARDISASI NASIONAL 50,00 50,00 49,88 0,12

24.984,37 24.984,37 18.576,46 6.407,91 TOTAL

Page 72: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Pembiayaan Project Based Sukuk Tahun 2018

Miliar Rupiah

DITJENPERKERETAAPIAN

DITJEN BIMASISLAM

DITJENPENDIDIKAN

ISLAM

DITJEN PENYEL.HAJI DAN UMRAH

DITJENKONSERVASI SDADAN EKOSISTEM

DITJEN BINAMARGA

DITJEN SUMBERDAYA AIR

DITJEN SUMBERDAYA IPTEK DIKTI

LEMBAGA ILMUPENGETAHUAN

INDONESIA

BADANSTANDARDISASI

NASIONAL

SISA DIPA 2.668,65 7,65 262,59 67,75 0,76 3.010,65 369,40 18,71 1,63 0,12

REALISASI 5.708,92 349,55 1.315,12 352,40 50,64 5.340,61 4.995,05 295,92 118,37 49,88

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

Page 73: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja PBS Tahun 2018

BAIK KURANG RENDAH[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] = [4] + [5] + [6]

1 KEMENHUB DITJEN PERKERETAAPIAN 11 4 2 17

2 KEMENAG DITJEN BIMAS ISLAM 171 4 175

DITJEN PENDIDIKAN ISLAM 58 16 1 75

DITJEN PENYEL. HAJI DAN UMRAH 15 2 17

3 KEMEN LHK DITJEN KONSERVASI SDA DAN EKOSISTEM 3 3

4 KEMEN PUPR DITJEN BINA MARGA 49 14 10 73

DITJEN SUMBER DAYA AIR 79 6 2 87

5 KEMEN RISTEKDIKTI DITJEN SUMBER DAYA IPTEK DIKTI 2 2

6 LIPI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 2 2

7 BSN BADAN STANDARDISASI NASIONAL 1 1

391 46 15 452TOTAL

NO KEMENTERIAN/LEMBAGA PEMRAKARSA PROYEKKINERJA

JUMLAH SATKER

Page 74: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kinerja PBS Tahun 2018 (Grafik)

DITJENPERKERETAAPIAN

DITJEN BIMASISLAM

DITJEN PENDIDIKANISLAM

DITJEN PENYEL.HAJI DAN UMRAH

DITJEN KONSERVASISDA DAN

EKOSISTEM

DITJEN BINAMARGA

DITJEN SUMBERDAYA AIR

DITJEN SUMBERDAYA IPTEK DIKTI

LEMBAGA ILMUPENGETAHUAN

INDONESIA

BADANSTANDARDISASI

NASIONAL

RENDAH 2 1 10 2

KURANG 4 4 16 2 14 6

BAIK 11 171 58 15 3 49 79 2 2 1

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Page 75: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 10

Permasalahan, Solusi, dan Mitigasi

Page 76: Daftar Isi - DJPPR

Permasalahan Pinjaman

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Rendahnya penyerapan pinjaman disebabkan kendala yang terjadi baik pada saat

tahap perencanaan maupun pada tahap pelaksanaan proyek/kegiatan. Permasalahan

tersebut antara lain:

1. Permasalahan pada tahap perencanaan antara lain meliputi pemenuhan

persyaratan dalam rangka pengefektifan pinjaman, kesiapan daerah pelaksana

kegiatan, dan proses penyusunan dokumen anggaran (DIPA).

2. Permasalahan dalam tahap pelaksanaan meliputi proses lelang pengadaan yang

cukup lama, kendala dalam proses perizinan oleh instansi terkait, pembebasan

lahan, keterlambatan penyampaian kelengkapan pencairan tagihan, kendala non-

teknis berupa cuaca, serta adanya tuntutan hukum/penyelesaian sengketa dengan

masyarakat di pengadilan.

Page 77: Daftar Isi - DJPPR

Untuk menghindari keterlambatan pencairan dana pinjaman karena kendala

pemenuhan persyaratan efektif, verifikasi dan koordinasi tentang pre-project

activities termasuk supervisinya harus dilakukan dengan cermat, pemantauan

terhadap pemenuhan kriteria kesiapan kegiatan (readiness criteria) perlu dilakukan

sedini mungkin sebagaimana telah diamanatkan oleh PP 10 Tahun 2011. Penilaian

atas pemenuhan tersebut hendaknya diikuti verifikasi “on paper” dan “on the field”

dan terus menerus dilakukan supervisi sampai pinjaman dinyatakan efektif.

Perencanaan proyek dengan baik termasuk cost projection yang akurat dapat

mengurangi risiko revisi DIPA. Diseminasi informasi dan koordinasi yang efektif

dengan unit yang terkait terutama berkenaan dengan aturan dan prosedur pengajuan

ataupun perubahan anggaran dapat memperkecil kemungkinan terjadi masalah yang

berujung dengan rendahnya penyerapan.

Solusi dan Mitigasi Pinjaman

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Page 78: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Permasalahan dalam proses pengadaan barang dan jasa memberikan efek

terbesar bagi keterlambatan pelaksanaan dan juga penyerapan dana pinjaman. Hal

ini dapat diminimalkan misalnya melalui upaya penyusunan procurement plan secara

lebih cermat seraya mengidentifikasikan potensi permasalahan. Pemahaman yang

baik dan juga penerapan aturan pengadaan barang/jasa mutlak perlu untuk

menghindari permasalahan pengadaan seperti proses tender ulang akibat kekurang

lengkapan dokumen administrasi. Penunjukan procurement officer yang

bersertifikasi dapat juga diterapkan untuk mengurangi risiko keterlambatan di

tahapan ini. Upaya terobosan seperti penunjukan panitia lelang sebagai bagian dari

pemenuhan readiness criteria bisa dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi

permasalahan ini.

Permasalahan yang berkenaan dengan pencairan dana dapat dihindari salah

satunya dengan peningkatan pemahaman akan mekanisme dan persyaratan

pencairan yang ditetapkan oleh Lender. Upaya lain yang dapat ditempuh ialah

rekonsiliasi secara rutin antara pelaksana kegiatan di daerah dengan pihak pengelola

di pusat untuk mengumpulkan, mencocokkan dan melakukan verifikasi

dokumen/bukti pengeluaran guna mempercepat proses penagihan kepada lender.

Solusi dan Mitigasi Pinjaman

Page 79: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Untuk mengurangi keterlambatan penyerapan pinjaman, beberapa hal yang dapat

dilakukan untuk memitigasinya antara lain:

1.Pemantauan terhadap pemenuhan kriteria kesiapan kegiatan sampai dengan

efektif-nya pinjaman harus dilakukan sejak masa persiapan kegiatan, baik itu

melalui kegiatan verifikasi “on paper” maupun verifikasi “on the field” untuk

menjamin kegiatan yang dibiayai pinjaman benar-benar telah siap dilaksanakan.

2.Penyusunan procurement plan dilakukan dengan cermat sekaligus

mengidentifikasikan potensi permasalahan.

3.Penunjukan procurement officer yang bersertifikasi yang memahami peraturan

pengadaan dengan baik untuk mengurangi risiko keterlambatan.

4.Penunjukan panitia lelang sebagai bagian dari pemenuhan kesiapan pelaksanaan

kegiatan.

5.Peningkatan pemahaman akan mekanisme dan persyaratan pencairan yang

ditetapkan oleh Lender dan kegiatan rekonsiliasi secara terpadu antara pengelola

kegiatan di daerah dengan unit Kementerian/Lembaga pengelola kegiatan di pusat.

Solusi dan Mitigasi Pinjaman

Page 80: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Permasalahan Hibah

Penyebab rendahnya kinerja hibah, antara lain:

1. Hibah yang diterima Kementerian/Lembaga bersifat donor driven sehingga Kementerian/

Lembaga tidak dapat membuat perencanaan yang jelas dan tepat, baik itu mengenai

rencana penarikan dana maupun realisasi penarikan atas hibah tersebut.

2. Kebijakan terkait pengelolaan hibah langsung. Hibah yang tidak direncanakan (off

budget) atau hibah langsung diterima Kementerian/Lembaga pada saat tahun anggaran

berjalan, realisasinya pun tidak dapat ditentukan dengan tepat karena tergantung dari

pemberi hibah. Di sisi lain, semua hibah harus segera dilaporkan kepada Kementerian

Keuangan cq. DJPPR. Hal ini menyebabkan nilai komitmen hibah meningkat namun

realisasinya sangat rendah sehingga hibah langsung menjadi penyumbang mayoritas hibah

yang berkategori at risk.

3. Otomasi perekaman data realisasi pendapatan dari Aplikasi SPAN ke Aplikasi DMFAS yang

belum berjalan lancar.

Beberapa contoh kasus terkait pelaksanaan hibah, antara lain :

- Hibah dari KOICA : Kementerian/Lembaga tidak dapat menerima barang hibah karena

tidak berfungsi (flexible gate pada Mesjid Istiqlal)

Permasalahan Hibah

Page 81: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Solusi dan Mitigasi Hibah

Kementerian/Lembaga harus selektif dalam menerima hibah dari luar negeri.

Penilaian tentang layak atau tidaknya suatu hibah diterima harus dilakukan sedini

mungkin untuk menghindari hibah yang tidak terlalu mendesak atau bahkan bersifat

donor driven. Pada dasarnya hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat secara politis

dan tidak memiliki muatan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan negara. Oleh

karena itu prinsip kehati-hatian dan selektif dalam menerima hibah harus dikedepankan.

Pembatasan lingkup pemantauan terhadap hibah yang direncanakan untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan

hibah. Lingkup pemantauan terhadap pengelolaan hibah langsung terlalu luas karena

rendahnya tingkat kendali pada Kementerian Keuangan sebagai administrator hibah,

mengingat volume dan jumlah hibah langsung yang sangat banyak sehingga menyulitkan

proses pemantauan.

Pembentukan suatu tim/panitia seleksi dalam rangka penerimaan hibah pada setiap

Kementerian/Lembaga. Tim kerja tersebut bertugas untuk menilai kebutuhan hibah pada

unit kerja masing-masing serta studi kelayakan atas hibah yang akan diterima oleh

Kementerian/Lembaga terkait, sehingga Kementerian/Lembaga dapat menghindari

menerima hibah yang tidak terlalu mendesak atau bahkan bersifat donor driven.

Page 82: Daftar Isi - DJPPR

Permasalahan Project Based Sukuk (PBS)

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kendala yang memengaruhi pelaksanaan proyek dan berakibat pada rendahnya

realisasi penyerapan dana PBS antara lain :

1. Kendala yang dihadapi dalam tahap perencanaan terutama berupa lemahnya sisi

perencanaan Kementerian/Lembaga pada saat penyusunan Rencana Penarikan

Dana (RPD). Penyusunan RPD yang kurang akurat dapat berpengaruh pada saat

evaluasi kinerja pelaksanaan proyek PBS karena kurang dapat menggambarkan

kinerja Kementerian/ Lembaga yang sebenarnya.

2. Pada tahap pelaksanaan, kendala yang dihadapi umumnya berupa

keterlambatan proses lelang pengadaan sehingga memengaruhi jadwal

pelaksanaan fisik pekerjaan. Kendala non-teknis berupa cuaca/iklim juga dapat

menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan fisik proyek.

Page 83: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Kementerian/Lembaga pelaksana proyek PBS harus meningkatkan akurasi dan

konsistensi dalam penyusunan RPD. RPD yang tidak akurat akan menyulitkan pengukuran

kinerja PBS yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga, karena RPD merupakan alat

evaluasi yang utama dalam mengukur kinerja pelaksanaan proyek PBS.

Kementerian/Lembaga pelaksana proyek harus mempersiapkan proses lelang

pengadaan sedini mungkin untuk mengantisipasi keterlambatan penyelesaian pekerjaan

proyek. Hal ini dapat dilakukan dengan mempersiapkan proses lelang di awal tahun

anggaran sehingga keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dapat diminimalkan.

Kementerian/Lembaga perlu meningkatkan koordinasi dengan kontraktor pelaksana

proyek untuk mengurangi risiko keterlambatan pelaksanaan kontrak pekerjaan

pembangunan fisik. Koordinasi terkait kelengkapan administrasi dalam rangka pengajuan

tagihan oleh kontraktor pelaksana harus lebih ditingkatkan sehingga tidak menghambat

realisasi penyerapan dana. Antisipasi terhadap kendala-kendala non-teknis seperti

kendala iklim/cuaca maupun geografis juga perlu dilakukan sehingga tidak menghambat

progres pekerjaan.

Peningkatan pemahaman Kementerian/Lembaga pelaksana proyek PBS mengenai

penyusunan RPD sebagai alat evaluasi yang utama dalam mengukur kinerja pelaksanaan

proyek PBS harus dilakukan seiring dengan persiapan proses lelang pengadaan sedini

mungkin bahkan sejak awal tahun anggaran untuk mengantisipasi keterlambatan

penyelesaian pekerjaan proyek.

Solusi dan Mitigasi PBS

Page 84: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Bagian 11

Capaian

Page 85: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Capaian Asahan Hydroelectric Power Plant Construction Project

ASAHAN HYDROELECTRIC POWER PLANT CONSTRUCTION PROJECT

1) Proyek Asahan Hydroelectric Power Plant Construction Project (IP-532) merupakan proyek

pembangunan PLTA yang dibiayai melalui pinjaman dari JICA senilai JPY 27.642.000.000

dan ditandatangani pada 29 Maret 2006. Pelaksana proyek ialah PT. PLN (Persero) Unit

Pembangunan I, dengan lokasi di Kabupaten Asahan dan Toba Samosir, Sumatera Utara.

2) Proyek ini mengalami keterlambatan yang sangat akut dengan realisasi penyerapan

keuangan proyek baru sebesar 4,29%. Hal ini terjadi karena kendala pembebasan lahan PT

Inalum yang berlarut-larut. Akibatnya, proyek yang seharusnya berakhir pada 26 Juni 2017

saat ini diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2022.

3) Progres terakhir proyek ialah telah dilakukan penandatanganan paket civil works.

Sementara permasalahan terkati dengan pembebasan lahan PT. Inalum, sampai saat ini

pembahasan detail perjanjian antara PLN dan PT. Inalum masih belum menemui kejelasan

terkait dengan mekanisme pembebasan lahan. Hal tersebut saat ini sedang dimediasikan

bersama dengan Kementerian BUMN.

4) PLN menargetkan proyek ini akan COD pada tahun 2023 sehingga direncanakan akan ada

perpanjangan kembali loan JICA yang membiayai project ini.

Refference Signed Closing Amount (JPY) Disbursed Undisbursed

IP-532 29-Mar-06 31-Dec-22 27.642.000.000 1.184.571.762 26.457.428.238

Page 86: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

PARIT BARU COAL FIRED STEAM POWER PLANT

1) Proyek Parit Baru Coal Fired Steam Power Plant dibiayai pinjaman dari Exim Bank of

China sebesar USD 101,793,290.88 dengan masa penarikan sampai dengan tahun 2018.

Pinjaman dari Exim Bank of China tersebut diteruspinjamkan kepada PT. Perusahaan

Listrik Negara (Persero).

2) Saat ini Proyek Parit Baru Coal Fired Steam Power Plant berstatus fully disbursed dengan

total penyerapan pinjaman (berdasarkan catatan Kementerian Keuangan) sebesar USD

101,793,290.88.

3) Proyek Parit Baru Coal Fired Steam Power Plant unit 1 telah dilakukan COD pada 18

Desember 2018 mundur dari yang sebelumnya dijadwalkan pada 22 Juni 2018, sedangkan

untuk unit 2 dijadwalkan COD pada 15 April 2019 mundur dari jadwal sebelumnya pada 21

September 2018. Keterlambatan proses COD ini dikarenakan terjadi kekurangan tenaga

kerja yang menyebabkan progress penyelesaian performance test sebagai syarat COD

terhambat. Namun bila dilihat dari progress fisik, proyek ini telah selesai dan hanya

menunggu penyelesaian performance test untuk dilakukan COD.

Capaian Parit Baru Coal Fired Steam Power Plant

Refference Creditor Name Name Date Signed Closing Date Curr Amount Undisbursed

LA 12.11.2012 EXIM BANK OF CHINA Parit Baru Coal Fired 12-Nov-12 02-Mei-18 USD 101.793.290,88 0

Page 87: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Daftar Istilah

Active Loan : Pinjaman yang telah ditandatangani dan telah dinyatakan efektif untuk melakukan penarikan dana

(Disbursement) sampai berakhirnya masa laku pinjaman (Closing Date).

Closing Date : Tanggal yang ditentukan dalam loan agreement setelah mana lender melalui pemberitahuan kepada

peminjam boleh menghentikan hak peminjam untuk menarik dana dari rekening pinjaman (loan account).

Commitment : Suatu kewajiban yang tegas/kuat untuk menyediakan resources dalam jumlah tertentu berdasarkan

persyaratan keuangan tertentu.

Commitment Fee / Charge : Biaya yang dikenakan untuk tetap menyediakan saldo komitmen pinjaman yang belum ditarik.

Creditor Country : Negara didalam mana kreditur bertempat tinggal.

Date Effective : Tanggal ketika perjanjian pinjaman luar negeri dinyatakan berlaku efektif.

Date Effective Limit : Tanggal batas akhir pemenuhan persyaratan efektif suatu pinjaman luar negeri

Date Signed : Tanggal penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah luar negeri.

Disbursement : Penarikan dana pinjaman oleh borrower sesuai kesepakatan yang tertuang dalam perjanjan pinjaman

dan/hibah luar negeri.

Undisbursed : Jumlah dana pinjaman luar negeri yang belum ditarik oleh borrower.

Fully Disbursed : Seluruh jumlah pinjaman yang disepakati telah ditarik oleh borrower.

Fully Paid : Seluruh kewajiban pembayaran pokok pinjaman telah dipenuhi/dilunasi.

Pinjaman Dalam Negeri : Setiap pembiayaan melalui utang yang diperoleh pemerintah dari Pemberi Pinjaman Dalam Negeri yang

diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat berharga negara (non sekuritas) yang

harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu.

Pinjaman Luar Negeri : Setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, rupiah, maupun

dalam bentuk barang dan/atau jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar

kembali dengan persyaratan tertentu.

Pinjaman Multilateral : Pinjaman luar negeri yang berasal dari lembaga multilateral seperti Bank Dunia, ADB, IDB, dan lainnya

Pinjaman Program : Pinjaman luar negeri dalam valuta asing yang dapat dirupiahkan dan digunakan untuk pembiayaan APBN

Pinjaman Proyek : Pinjaman luar negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan tertentu.

Progress Variant : Indikator yang mencerminkan tingkat penyerapan dana pinjaman yang diukur dari perbandingan antara

persentase penarikan pinjaman (disbursed) dengan persentase waktu yang tersedia.

Disbursement Ratio : Disingkat DR, adalah perbandingan antara realisasi penarikan Pinjaman dan dan/atau Hibah dengan

komitmen nilai bersihnya.

Outstanding : kewajiban pemerintah yang masih harus dibayar kepada Lender.

Page 88: Daftar Isi - DJPPR

Kementerian Keuangan – Republik Indonesia

Daftar Istilah

Repayment : Pembayaran kembali kepada Lender atas dana Pinjaman yang telah ditarik

Availability Period : Periode yang tersedia untuk penarikan Pinjaman dan/atau Hibah, yaitu periode antara tanggal efektif Pinjaman

dan/atau Hibah (effective date) sampai dengan tanggal penutupan Pinjaman dan/atau Hibah (closing date).

Elapse Time Ratio : Disingkat ETR, adalah perbandingan antara periode yang telah dilampaui mulai effective date dengan periode

penarikan Pinjaman dan/atau Hibah (availability period).

DMFAS : Debt Management and Financial Analysis System, adalah perangkat lunak pengelolaan utang pemerintah yang

dibangun oleh UNCTAD.

Hibah : Setiap penerimaan negara baik dalam bentuk devisa maupun barang/jasa yang diperoleh dari pemberi hibah yang

tidak perlu dibayar kembali.

Management Fee : Biaya yang dibebankan kepada borrower atas pengelolaan pinjaman yang biasanya dikenakan sekali pada saat

penandatanganan loan agreement.

NoD : Notice of Disbursement merupakan dokumen bukti penarikan dana dari lender.

Withdrawal application : Permintaan penarikan dana yang diajukan oleh borrower/recipient kepada Pemberi Pinjaman.

Executing Agency : Disingkat EA, adalah Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha Milik Negara yang menjadi

penanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Pinjaman dan/atau Hibah.

Disbursement Plan : Dokumen rencana penarikan dana Pinjaman dan/atau Hibah yang disusun berdasarkan rencana kerja kegiatan.

Condition Precedent of

Effectiveness

: Persyaratan-persyaratan yang disepakati oleh pemberi Pinjaman dan/atau Hibah dengan penerima Pinjaman

dan/atau Hibah untuk menentukan berlaku efektifnya suatu Pinjaman dan/atau Hibah.

Surat Berharga Syariah Negara : Disingkat SBSN, atau dapat disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip

syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta

asing.

Pemrakarsa Proyek : KementerianNegara/Lembaga yang menyampaikan usulan Proyek.

Proyek : Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang

merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga yang pembiayaannya bersumber dari

penerbitan SBSN dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Rencana Penarikan Dana : Dokumen yang memuat proyeksi penarikan dana Proyek selama masa pelaksanaan Proyek yang disusun oleh

Pemrakarsa Proyek.